Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi Oleh: Nugrahana Fitria Ruhyana, SP., ME. (Perencana Muda - Bappeda Kab. Sumedang)
I.
Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 seiring berakhirnya periode tujuan pembangunan milenium (Millennium Development Goals atau MDGs), para pemimpin negara dunia yang menjadi anggota PBB mengadopsi tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) sebagai agenda pembangunan global yang baru untuk periode 2016-2030. Semangat perubahan agenda pembangunan global ini dilandasi kesadaran akan pentingnya menjaga kelangsungan hidup masyarakat dan lingkungan tidak hanya untuk saat ini melainkan untuk generasi yang akan datang. Titik berat SDGs pada aspek sosial dan lingkungan mengingat meningkatnya krisis lingkungan dewasa ini. SDGs memiliki agenda yang terintegrasi dan tujuan yang saling berkaitan satu sama lain. Agenda SDGs antara lain (Alisjahbana, 2015):
Memperkuat komitmen terhadap MDGs (MDGs+)
Berlandaskan Agenda 21
Fokus pada 3 Pilar Pembangunan Berkelanjutan (Pilar: Ekonomi, Sosial dan Lingkungan)
Menjadi
komitmen
dan
kesepakatan
Negara-Negara
sebagai
Agenda
Pembangunan Global Pasca 2015 Secara prinsip, dimensi fundamental SDGs terdiri dari 5P (Smeru, 2016), yaitu:
People (prinsip dasar hak azasi manusia, inklusivitas, dan anti diskriminasi)
Planet (prinsip berkelanjutan untuk generasi mendatang)
Peace (prinsip perdamaian dan keadilan)
Prosperity (prinsip kesejahteraan bagi semua)
Partnership (prinsip kerjasama dari semua stakeholder; pemerintah, komunitas, akademisi, dunia usaha)
1
Gambar 1. Prinsip Dasar SDGs
People
Peace
Planet
Fundamentals
Partnership
Prosperity
SDGs memiliki tujuan yang lebih luas dibandingkan MDGs yang hanya menetapkan 8 tujuan. Terdapat 17 tujuan SDGs yang dapat dikelompokkan dalam empat pilar, yakni pembangunan manusia, pembangunan ekonomi, pembangunan lingkungan hidup, dan governance (Haryani, 2015). Pilar pembangunan manusia lekat dengan penyediaan pelayanan dasar sehingga tujuan SDGs yang dapat dikelompokkan dalam beberapa sektor (kehidupan yang sehat, pemerataan kualitas pendidikan, pendidikan inklusif serta pembelajaran seumur hidup untuk semua, mengakhiri kemiskinan dan mencapai kesetaraan gender, serta memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan) Tujuan SDGs pada pilar pembangunan lingkungan hidup antara lain memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik, mencapai akses universal ke air dan sanitasi, menjamin energi yang berkelanjutan, memastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan, mengambil tindakan untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya, mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan, mengelola ekosistem yang berkelanjutan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati. Tujuan SDGs di pilar ekonomi yakni mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pekerjaan yang layak untuk semua, membangun infrastruktur, mempromosikan industrialisasi yang inklusif dan berkesinambungan dan mendorong inovasi, membuat kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, ulet, dan berkelanjutan. Di bidang governance, tujuan SDGs antara lain mengurangi 2
kesenjangan dalam dan antar negara, memastikan masyarakat stabil dan damai, dan memperkuat cara pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan. Tabel 1. Perbandingan MDGs dan SDGs MDGs 1. Mengakhiri kemiskinan dan kelaparan; 2. Pendidikan untuk semua; 3. Memperjuangkan keadilan gender dan pemberdayaan perempuan; 4. Menurunkan mortalitas anak; 5. Meningkatkan kesehatan maternal; 6. Membasmi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya; 7. Menjamin keberlanjutan lingkungan; 8. Membangun kerja sama global
SDGs 1. Menghapus segala bentuk kemiskinan 2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan mencanangkan pertanian berkelanjutan 3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di segala usia 4. Menjamin kualitas pendidikan yang adil dan inklusif serta meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua 5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan 6. Menjamin ketersediaan dan manajemen air dan sanitasi secara berkelanjutan 7. Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern 8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan, tenaga kerja yang optimal dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua 9. Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan dan mendorong inovasi 10. Mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara 11. Membuat kota dan pemukiman penduduk yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan 12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan 13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya 14. Melestarikan samudera, laut, dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan 15. Melindungi, memulihkan, dan meningkatkan pemanfaatan secara berkelanjutan terhadap ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi, dan menghentikan dan memulihkan degradasi lahan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati 16. Meningkatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua, dan membangun institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua 17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan
Sumber: SDGs Centre Unpad, 2016
3
Tujuan SDGs yang merupakan kelanjutan dari MDGs terlihat dari adanya keterkaitan antara keduanya. Ada yang diuraikan dari 1 tujuan MDGs menjadi beberapa tujuan dalam SDGs, seperti tujuan pertama di MDGs dijabarkan dalam tujuan pertama, ke 2, dan ke 8 pada SDGs. Ada pula yang sebaliknya dimana beberapa tujuan dalam MDGs dijadikan satu tujuan dalam SDGs, seperti tujuan 4, 5, dan 6 pada MDGs menjadi tujuan ke 3 dalam SDGs. Dari 17 indikator SDGs terdapat 4 tujuan baru yang sebelumnya pada MDGs belum ada, yaitu tujuan ke 9, 10, 11, dan 16. Transformasi tujuan pembangunan global dari MDGs ke SDGs dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2. Transformasi MDGs ke SDGs
Sumber: SMERU Research Institute, 2016
Berkembangnya tujuan pembangunan global dari 8 tujuan pada MDGs menjadi 17 tujuan pada SDGs diikuti dengan penambahan indikator, yaitu dari 63 indikator pada MDGs menjadi 230 indikator SDGs (sebelumnya hanya 169 indikator). Capaian Indonesia terhadap MDGs hingga akhir tahun 2015 ternyata masih terdapat beberapa indikator yang belum tercapai sesuai target yang ditetapkan. Menurut laporan pencapaian MDGs oleh Bappenas (2015) terdapat 14 indikator yang tidak mencapai target, antara lain: 4
1. Kemiskinan 2. Asupan kalori 3. Angka kematian bayi 4. Angka kematian balita 5. Angka kematian ibu 6. Prevalensi HIV dan AIDS 7. Pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS 8. Emisi CO2 9. Air minum pedesaan 10. Sanitasi layak pedesaan 11. Kawasan kumuh perkotaan 12. Ratio Ekspor dan Impor terhadap PDB 13. Komputer pribadi 14. Akses internet Berkaca dari pengalaman pencapaian MDGs tersebut, kita perlu mengambil pembelajaran agar kegagalan dalam pencapaian indikator pembangungan global tidak kembali terluang. Hal ini penting dilakukan mengingat saat ini SDGs menjadi pegangan prioritas pembangunan global dan tolok ukur pembangunan suatu negara. Di samping itu harus dipersiapkan langkah-langkah strategis untuk menjawab tantangan implementasi pembangunan global hingga akhir tahun 2030 yang tertuang dalam SDGs. II.
Identifikasi Masalah Jenis permasalahan yang dihadapi saat ini terkait pencapaian target SDGs adalah: 1. Pelajaran penting apa yang dapat diambil dari pencapaian MDGs hingga akhir tahun 2015 ? 2. Apa tantangan untuk mengimplementasikan target SDG’s hingga tahun 2030 ?
III.
Tujuan Tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Mengidentifikasi permasalahan dari pencapaian target MDGs pada periode tahun 2000 hingga 2015 2. Merumuskan langkah strategis untuk menjawab tantangan implementasi pencapaian SDGs 5
IV. Pembelajaran dan Tantangan 1. Pembelajaran dari Hasil Pencapaian MDGs Dari hasil pencapaian MDGs di Indonesia selama kurun tahun 2000 hingga tahun 2015, terdapat beberapa hal yang menjadi kendala, sehingga hal ini menjadi pembelajaran berharga untuk diantisipasi agar tidak terjadi di periode SDGs. Sedikitnya ada 12 kendala yang dialami Indonesia dalam pencapaian target MDGs (Alisjahbana, 2015). Kendala tersebut antara lain: 1)
Gejolak dan volatilitas ekonomi makro yang semakin meningkat
2)
Perencanaan dan penganggaran belum sepenuhnya mengakomodasi targettarget pencapaian MDGs (terutama di daerah)
3)
Masih banyak target MDGs yang belum menjadi prioritas daerah (seperti: sanitasi layak (khususnya di perdesaan), air bersih, pemerataan dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan)
4)
Target-target yang ditetapkan kurang realistis (dengan situasi dan kondisi daerah)
5)
Kurang sinergi antar Kebijakan dan Program
6)
Kapasitas (SDM) Pemerintah Daerah yang masih terbatas
7)
Kurang sinergi antar Kebijakan dan Program dalam lingkup yang sama (misal: Program Penanggulangan Kemiskinan Pusat - Daerah)
8)
Perlu terobosan dan pendekatan khusus untuk menjangkau daerah-daerah miskin, terpencil dan sulit
9)
Khusus untuk bidang Kesehatan, pemerataan ketersediaan dan kualitas sarana prasarana kesehatan dan tenaga medis masih kurang
10) Tidak ada mekanisme insentif dan disinsentif yang langsung terkait pencapaian target 11) Keterlibatan yang terbatas dari para pihak di luar pemerintah (Perguruan Tinggi, Swasta, Media Masa, Tokoh Masyarakat) 12) Sosialisasi yang kurang intensif dan membumi
6
2. Tantangan Implementasi dan Pencapaian SDGs Bercermin dari pembelajaran pencapaian MDGs di atas, maka tantangan bagi Indonesia untuk menyongsong tujuan pembangunan global dalam SDGs disampaikan Alisjahbana (2015) antara lain: 1) Perencanaan dan Penganggaran, harus mengakomodir target pencapaian SDGs 2) Perumusan Target (khususnya yang belum terdefinisikan) yang masih bersifat kualitatif dari setiap Goal SDGs dikaitkan dengan ketersediaan data sampai dengan tingkat daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota) 3) Mengembangkan mekanisme pengumpulan data (BPS dan instansi terkait) 4) Sinkronisasi RPJMN dan Renstra K/L (dan selanjutnya di tingkat daerah; RPJMD) dengan SDGs hingga tingkat RKP dan RKPD 5) Rencana Aksi Nasional dan Daerah untuk SDGs 6) Mekanisme monitoring dan evaluasi, salah satunya terkait ketersediaan data, baik di pusat maupun daerah serta antar lembaga 7) Pendampingan dan Capacity Building Pemda 8) Kinerja Pemda berdasarkan indikator dan target SDGs 9) Pelibatan para pihak (khususnya non pemerintah): peran tokoh masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi, komunitas, dll. Dari sekian banyak kendala dan tantangan yang dihadapi, langkah paling strategis untuk diupayakan oleh pemerintah daerah agar dapat mencapai targettarget SDGs adalah: 1. Bagaimana mensinergikan perencanaan dan penganggaran dengan target pencapaian SDGs, juga dengan target pembangunan nasional (Nawa Cita) sehingga indikator pembangunan di daerah akan selaras dengan agenda pembangunan nasional dan global. Hal yang tidak boleh terulang pada periode SDGs, dimana terjadi keterlambatan pemerintah untuk mengakomodir MDGs dalam perencanaan, yaitu baru dilakukan pada tahun 2007 dilakukan integrasi MDGs dengan RPJMN dan strategi penanggulangan kemiskinan, padahal MDGs sudah dimulai awal tahun 2000 (Smeru, 2016). Pelajaran berharga bisa diambil dari kasus di beberapa daerah yang berhasil mengakselerasi penurunan kemiskinan setelah mensinergikan MDGs dengan RPJMD dan SKPD teknisnya,
7
diantaranya NTB dan Sulawesi Utara (Smeru, 2016). Semakin cepat diintegrasikan semakin baik. 2. Ketersediaan data untuk mendukung monitoring dan evaluasi perlu diperbaiki. Hal ini terkait dengan peran BPS sebagai lembaga kredibel penyedia data, khususnya di tingkat kabupaten perlu ditingkatkan. 3. Memperkuat koordinasi vertikal dan horizontal antar SKPD di lingkup kabupaten serta provinsi. 4. Partisipasi media massa, komunitas masyarakat terkait SDGs di daerah perlu dioptimalkan. 5. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sosialisasi harus lebih intensif sejak dini agar pencapaian target SDGs menjadi agenda bersama yang melibatkan lebih banyak stakeholder mengingat keterbatasan anggaran pemerintah sementara indikator SDGs sangat banyak (230 indikator).
V.
Saran/Rekomendasi Saran bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang terkait langkah strategis untuk pencapaian SDGs antara lain : 1. Pemerintah Kabupaten Sumedang sebagai bagian dari pemerintah daerah di Indonesia memiliki peran untuk turut serta mendukung pencapaian SDGs. Hal yang perlu dilakukan adalah mengintegrasikan tujuan SDGs dalam perencanaan pembangunan daerah. Tujuan SDGs perlu segera disosialisasikan di lingkungan pemerintah Kabupaten Sumedang dengan menghadirkan para pakar terkait penjelasan indikator SDGs sehingga dipahami dan menjadi “common goals” yang akan dituangkan dalam dokumen perencanaan, baik untuk jangka pendek (RKPD) maupun jangka menengah (RPJMD). 2. Diperlukan komitmen kepala daerah dan dukungan legislatif/DPRD untuk memfasilitasi pencapaian tujuan SDGs dengan penyediaan kapasitas keuangan daerah yang memadai untuk mencapai indikator SDGs, serta komitmen lembaga penyedia data, khususnya BPS di Kabupaten Sumedang, untuk mendukung monitoring dan evaluasi pencapaian target SDGs. 3. Kesuksesan SDGs tidak hanya ditopang satu pihak, apalagi dengan sumber daya yang dimiliki pemerintah cukup terbatas sehingga butuh kerja sama antara 8
pemerintah, masyarakat/komunitas, akademisi, media massa, dan swasta/dunia usaha dalam melaksanakan strategi pencapaian indikator SDGs. Oleh karena itu untuk meningkatkan partisipasi berbagai pihak diperlukan sosialisasi yang lebih intensif untuk menyamakan persepsi para stakeholder mengenai strategi pencapaian SDGs salah satunya dengan mengoptimalkan peran perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Sumedang, khususnya UNPAD yang telah membentuk SDGs centre yang salah satu aktivitasnya adalah memfasilitasi antar stakeholder dalam rangka pencapaian SDGs.
Referensi: Alisjahbana, Armida S. 2015. Dari MDGs Ke SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi Ke Depan. Seminar Nawacita dan SDGs BAPPENAS – UNPAD. Jatinangor, 20 November, 2015 Haryani, Tiyas Nur. 2015. Dari MDGs ke SDGs. http://www.solopos.com/2015/10/05/gagasan-darimdgs-ke-sdgs-648780, diakses tanggal 15 Juni 2016 Smeru Research Institute. 2016. From MDGs To SDGs: Lesson Learned and Challenges. Seminar From MDGs to SDGs : Lesson Learned and Challenge – SDGs Centre UNPAD. Bandung, 14 Juni 2016
9