Jerman secara historis disebut Das Land der Dichter und Denker atau Tanah Penyair dan Pemikir. Budaya Jerman dimulai jauh sebelum bangkitnya Jerman sebagai bangsanegara. Dari akarnya, budaya Jerman telah dibentuk oleh arus intelektual dan populer yang besar, baik agama maupun badan pemerintah. Hasilnya, tradisi Jerman merupakan budaya tinggi di Eropa dan perkembangan daerah barat. Di bidang seni, banyak seniman penting dari Jerman yang telah menikmati kesuksesan internasional dari karyakarya mereka yang artistik. Hans Holbein the Youger, Mathias Grünewald, dan Albrecht Dürer merupakan seniman penting beraliran Renaissance, Caspar David Friedrich, beraliran Romantisme, dan Max Ernst, yang beraliran Surealisme. Seniman lainnya yaitu Johann Wolfgang von Goethe di bidang sastra dan filsafat, dan Ludwig van Beethoven serta Johann Sebastian Bach di bidang musik
Johann Wolfgang von Goethe (28 Agustus 1749 – 22 Maret 1832 adalah novelis, sastrawan, humanis, ilmuwan, dan filsuf Jerman. Goethe adalah salah satu tokoh terpenting dalam dunia sastra Jerman, Neoklasisme dan Romantisme Eropa pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Karyanya yang terpenting sebelum ia pergi ke Weimar adalah tragedi nya Götz von Berlichingen (1773), yang merupakan karya pertama untuk membawanya pengakuan, dan novel The Sorrows of Young Werther (disebut Die Leiden des Werthers Jungen dalam bahasa Jerman) (1774), yang diperoleh dia ketenaran besar sebagai penulis di Sturm und Drang periode yang menandai fase awal Romantisisme. Goethe memiliki pengaruh besar pada abad ke-19. Ia menghasilkan banyak karya berupa puisi, essay, kritik, teori warna, penelitian awal tentang evolusi, dan linguistik. Goethe bersama sahabatnya, Friedrich Schiller, merupakan tokoh Klasisme Weimar. Klasisme Weimar adalah sebuah gerakan sastra di Jerman untuk mendirikan sebuah humanism baru, gerakan ini adalah sebuah upaya untuk mempersatukan ide-ide romantic dan klasik. Instuisi kebudayaan di Jerman, Goethe Institut, dinamakan atas Johann Wolfgang von Goethe dengan misi mempromosikan studi ke Jerman dan pengetahuan tentang Jerman dengan menitik beratkan pada budaya, social, dan politik, sesuai dengan bidang yang telah mengispirasi Goethe dalam menghasilkan karya-karyanya.
About Goethe
Dari keseluruhan tempat-tempat wisata bersejarah Berlin, yang menjadi salah satu ikon dari kota Berlin adalah Gerbang Brandenburg, yang merupakan simbol kemenangan pernyatuan Jerman yang terjadi di kota Berlin dan bekas gerbang utama memasuki Negara Jerman. Dirancang dengan style Greek Revival oleh Carl Gotthard Laughans pada tahun 1788 sampai 1791. Oleh karena itu, pada kelas Berlin diterapkan suasana Gerbang Brandenburg bergaya Greek Revival
Desainnya didasarkan pasa Propyles, pintu gerbang menuju Acropolis di Athena, Yunani. Berlin memiliki sejarah panjang Klasisisme. Style klasik pertama yaitu Baroque, kemudian neo-Palladian. Gerbang Brandenburg merupakan struktur Greek Revival Neo-Classical pertama di Berlin.
About Berlin
Römer, banguanan abad pertengahan ini adalah salah satu ciri kota yang terpenting. Römer merupakan bagian tertua dari balai kota, terdiri dari tiga struktur berbeda dengan gebel menyeruapai tangga. Pembangunan awal antara abad 15 dan 18.dengan gaya Gothic. Pada kelas Hamburg suasana Römer dengan style Gothic-nya. Besar keseluruhan komplek tiga bangunan tertua sekitar 100.000 m2 dan terdiri dari 9 rumah mengelilingi 6 halaman. Bagian depan dengan pintu masuk utama menghadap Römerberg Plaza.
Keistimewaan eksterior dari bangunan-bangunan tersebut mencerminkan secara luas sejarah Frankfurt dan Jerman. Fasad tiga puncak yang terkenal memiliki elemen desain abad pertengahan, sudut kiri Alt-Limpurg menunjukkan Frankfurtia, perwujudan perempuan kota Frankfurt. Di bagian tengah, Römer Haus menunjukkan empat kaisar dari Kekaisaran Romawi Suci, dua lambang kota, jam, dam plakat yang menggambarkan beberapa fakta terpenting bangunan Römer.
About Frankfurt
Salah satu tempat yang menjadi landmark kota Hamburg yaitu Gereja St. Nikolai. Saat ini Gereja St. Nikolai sudah menjadi reruntuhan dan berfungsi sebagai tanda peringatan serta sebagai peninggalan arsitektural yang penting. Gereja St. Nikolai dibangun dengan style Gothic Revival. Maka untuk kelas Hamburg diterapkan tema Gereja St. Nikolai dengan style Gothic Revival. Saat ini Gereja St. Nikolai sudah menjadi reruntuhan dan berfungsi sebagai tanda peringatan serta sebagai peninggalan arsitektural yang penting.
About Hamburg
Frauenkirche merupakan gereja yang dianggap sebagai simbol bagi ibukota Bavaria, München. Frauenkirche dibangun dengan menggunakan bata merah dengan style Late Gothic, atau Brick Gothic namun pada bagian menara terdapat kubah yang sama sekali tidak cocok dengan style utama Frauenkirche. Namun keunikan inilah yang membuat gereja ini sebagai simbol kota München. Oleh karena itu, pada kelas München diterapkan suasana Frauenkirche dengan style Late Gothic.. Menara gereja ini dapat terlihat dari berbagai sisi kota karena pemerintah Bavaria melarang bangunan dengan ketingguan melebihi tinggi menara Frauenkirchce (109 m) di pusat kota Bavaria. Bagian dalam bangunan merupakan salah satu aula terbesar gereja-gereja di Jerman bagian selatan, yang terletak di bagian tengah bangunan dengan 2 sisi gang yang memiliki ketinggian yang sama, 31 m. Interior yang terlalu besar tidak terlihat berlebihan karena terdapat barisan kolom yang berhadapan setinggi 22 m.
About München
Metode terjemah tata bahasa menginstruksikan siswa dalam tata bahasa, dan menyediakan kosakata dengan terjemahan langsung untuk dihafalkan,
Metode Struktural
Metode audio-lingual memiliki struktur, pertama, siswa menghafal dialog dalam bahasa asing. Kedua, kemudia terdapat pertanyaan dalam bahasa asing tentang dialog tersebut yang harus dijawab siswa. Ketiga, seringkali pengenalan singkat tata bahasa yang selanjutnya dilakukan termasuk kata kerja dan konjungsi, Keempat, berakhir dengan latihan membaca tulisan pendek. Metode pembelajaran bahasa secara Proprioceptive atau metode pelatihan komentar, menekankan pada perkembangan reaksi bersama kognitif, motorik, syaraf, dan penderangan sebagai bagian dari proses pembelajaran bahasa yang luas.
Metode Fungsional
Metode Interaktif
Pendekatan secara lisan
Pengarahan latihan, siswa mengulang frase sehingga mampu mengenali frase bahasa secara cepat.
Bahasa sebagai sarana untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial, memfokuskan pada gerakan, tindakan, interaksi yang ditemukan saat percakapan satu sama lain. Secara langsung, menahan siswa untuk menggunakan bahasa asli dengan bahasa asing. Teks harus dijauhkan selama mungkin dari siswa, hanya siswa baru atau yang pertama kali mengenal bahasa asing menggunakan teks sampai memiliki pemahaman yang baik dalam berbicara. Menulis dan mengeja dilaksanakan jika membaca teks sudah diperkenalkan.
Language Learning
Lokasi kelas umum dekat dengan pintu masuk area utama
Penempatan Ruang Kelas
Pengelompokan kelas di lantai yang sama
Lokasi kelas jauh dari aktifitas dan alat-alat yang bising untuk mencegah ganguan aktifitas kelas.
Plafon, tingginya berdasarkan kapasitas, kedalaman, dan desain kelas.
Lantai, mudah pemasangan, permukaan tidak licin pada kelas umum dan seluruh lantai harus tahan terhadap noda Pencahayaan, harus mencapai level yang nyaman untuk membaca dan menulis bagi siswa dan pengajar, serta mampu memudahkan siswa untuk melihat satu sam lain dalam diskusi
Standar Ruang Furnitur, harus tahan lama, mudah perawatannya, dan nyaman. Furnitur kelas umum lebih baik berbeda dengan furnitur lainnya di dalam bangunan. Permukaan meja lebih baik berwarna gelap untuk menyamarkan noda. Setiap furnitur kelas harus nyaman untuk digunakan oleh wanita dengan presentil 5 dan pria dengan presentil 95. 10% dari seluruh bangku harus mendukung siswa bertangan kidal. Pintu, penempatan pintu lebih baik berada di belakang kelas. Daun pintu membuka ke dalam untuk menghindari gangguan aktifitas di koridor, Jendela, diletakkan di sisi ruangan, bukan di bagian depan atau belakang
Classroom Standard
Ruang Seminar
- Terdapat meja tengah yang besar atau beebrapa meja kecil yang dapat disatukan menjadi satu meja tengah - Kapasitas sampai 22 siswa
Kelas Kecil
- Lantai datar - Terdapat meja dan kursi yang dapat dipindahkan - Kapasitas sampai 50 siswa
Kelas Besar
- Lantai bertingkat - Terdapat meja permanen dan kursi yang dapat dipindahkan - Kapasitas untuk 51 – 90 siswa
Auditorium
- Lantai bertingkat atau miring - Furnitur meja dan kursi terpasang secara permanen. - Kapasitas untuk >100 siswa
Classroom Types
Sirkulasi kenyamanan saat berjalan 173 cm
75-91 cm
Jarak nyaman sirkulasi untuk 1 orang sekitar 75 – 91 cm, sedangkan jarak nyaman untuk 2 orang berkisar 173 cm
J. Panero, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, 2003
Display karya seni (Area Pamer)
Jarak pandang yang sesuai berkisar antara 76 – 153 cm, jarak task light yang sesuai berkisar 40 cm, dan jarak ketinggian display dari lantai berkisar antara 91,4 cm
40 cm 153 cm 76 cm
J. Panero, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, 2003 91,4 cm
Koridor
Anthropology Analysis
Kenyamanan kursi kerja
20 cm
Kenyamanan tinggi tempat duduk berkisar antara 41 cm, jarak lebar dan kedalaman tempat duduk sesuai kenyamanan berkisara antara 40 cm
40 cm 15 cm 43 cm 40 cm 41 cm
J. Panero, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, 2003
Jarak kenyamanan antar meja tulis 305 cm 152 cm 76 cm
76 cm
76 cm
Zona kenyamanan kerja per orang berkisar antara 152 cm dan zona kenyamanan tugas kerja berkisar anatara 76 cm, sedangakan jarak tinggi meja berkisar antara 305 cm. J. Panero, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, 2003
305 cm
Ruang Kelas
Anthropology Analysis
Existing Analysis
Corporate Image •
Pendiri Didirikan oleh Goethe-Institut München dan dipimpin oleh Dr Rudolf Gramich untuk pertama kalinya , pada bulan Januari 1963.
•
Lokasi Taman AIS Nasution 15 Surabaya, 60271
•
Luas Bangunan + 1030 m2
•
Luas Lahan + 1078 m2
Pada tahun 1964 dibuka lembaga Goethe-Institut di Jalan Lombok No.10 Surabaya sebagai cabang dari Goethe-Institut di Jakarta dan mulai saat itu diselenggarakan kursus-kursus bahasa Jerman. Pada saat itu kesempatan belajar Bahasa Jerman sangat diminati orang-orang muda, mahasiswa, siswa SMA dan juga orang dewasa. Akhirnya Goethe-Institut Surabaya dapat mandiri, langsung di bawah pusat Goethe-Institut di Jerman. Sebagai akibat dari perubahan jaman dan krisis ekonomi di seluruh dunia pada akhir tahun 1996 Goethe-Institut harus ditutup. Tetapi dengan bantuan para alumni dan Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, didirikanlah Yayasan Goethe Indonesia, yang pada tahun 2006 diberi nama Goethe-Zentrum Surabaya. Goethe-Zentrum Surabaya meneruskan pekerjaan Goethe-Institut dengan memberikan kesempatan belajar Bahasa Jerman pada masyarakat kota Surabaya. Para guru dididik oleh Goethe-Institut di Jakarta dan pusat Goethe-Institut di Jerman. Meskipun tidak ada lagi pengutusan staf dan karyawan dari Jerman, ada beberapa orang asli Jerman yang menetap di Surabaya dan membantu pekerjaan Goethe-Zentrum Surabaya.
Sejarah Goethe-Zentrum
Goethe-Zentrum
Utara Selatan Barat Timur
: Gereja : Jl. Embong Poso : Taman A.I.S Nasution (Bambu Runcing) : Palang Merah Indonesia
Existing Site
Terdapat partisi, jika ada kegiatan tertentu yang membutuhkan 1 ruang yang besar, ruangan ini dapat dijadikan satu dengan ruang pertemuan / konsultasi di sebelahnya
Koridor bagian dalam yang sekaligus sebagai area duduk/ mini café. Ini merupakan area yang memiliki aktifitas tertinggi. Ruang ini telah mengalami perubahan pada tinggi plafon dan jendela saat renovasi pertama yang telah dilakukan
Ruang yang terletak paling depan ini berfungsi sebagai area menerima pengunjung dan pendaftaran kursus bahasa Originalitas ruangan ini masih dipertahankan, kecuali pada bagian lantai yang menggunakan keramik, dari teraso Sama halnya dengan ruang Munich, originalitas masih dipertahankan, bahkan material lantai masih menggunakan teraso Selain membaca, ruang ini difasilitasi oleh area menonton video yang berhubungan dengan Jerman. Ruangan ini masih mempertahankan ketinggian plafon dan material lantainya
Memiliki luasan 1000 m2 terdapat di kawasan Surabaya Pusat, Taman A.I.S Nasution Merupakan rumah tinggal peninggalan kolonial Belanda, kemudia disewa oleh Goethe sebagai pusat bahasa Jerman.
Koridor samping yang merupakan second entrance menuju bagian dalam bangunan, khususnya bagi siswa.
Existing Layout
Matrix Hubungan Ruang
Bubble Diagram
Existing Zoning and Circulation
Bagian depan gedung masih terlihat kesan kaku dan kolonial. Penggunaan warna hijau sesuai dengan warna logo dari Goethe-Zentrum Surabaya. Jendela lebar dan tinggi mencerminkan ciri-ciri bangunan kolonial.
Architectural Analysis
Lantai Keaslian material asli bangunan dipertahankan Ruang Berlin Material terrazzo
Lantai
Koridor samping
Kesan kurang rapi Finishing beton kurang sesuai
Korior Dalam, Ruang Munich, Frankfurt, dan Hamburg
Kesan monoton Material keramik warna putih Kurang menegaskan perbedaan fungsi ruang
Interior Analysis
Dinding statis Permanen
Permainan warna dinding kurang
Material mudah didapat Tahan lama
Dinding Seluruh ruang kecuali Ruang Hamburg
Dinamis dan fleksibel NonPermanen
statis
Ruang Hamburg
Interior Analysis
Plafon Sistem plumbing sangat terlihat Plafon Koridor Samping
Kesan kurang rapi dan rapuh
Flat ceiling Plafon Koridor Dalam
Kesan monoton Kurang adanya pengolahan
Tidak ada finishing pada plafon
Terlalu tinggi Plafon Ruang Berlin dan München
Kesan luas, namun kurang efektif untuk ruang kelas
Plafon Ruang Frankfurt dan Hamburg Pencahayaan kurang optimal
Cukup efektif untuk ruang kelas
Kesan monoton
Tidak terlalu tinggi Pencahyaan cukup optimal Flat ceiling List corner kurang terlihat
Interior Analysis
Comparative Study
Corporate Image • Lokasi JL Darmokali 10 Surabaya 60265 Indonesia • Logo
CCCL Surabaya merupakan salah satu dari 430 lembaga Prancis (Institut Prancis, Pusat Kebudayaan Prancis dan Alliances Françaises), kepanjangan tangan dari Kedutaan‐Kedutaan Besar Prancis yang tersebar di lebih dari 150 negara. Dinamika dan luasnya jaringan ini menjadikan lembaga‐lembaga kebudayaan Prancis yang ada di dunia sebagai jembatan perantara yang luar biasa dalam hubungan antarbudaya, dan satu‐ satunya di dunia. Beragam misi (bahasa, budaya, ilmiah, universitas dan audiovisual) yang diemban jaringan ini memberi citra kehidupan masa kini Prancis di luar negeri, semuanya dilakukan dengan dialog dengan negara‐negara di mana lembaga kebudayaan Prancis berada, di mana kerjasama tetap menjadi kunci utama. Untuk memperkenalkan bahasa, gagasan seni budaya serta kreasi Prancis, Pusat‐Pusat kebudayaan Prancis, membuka pintu bagi publik sehingga mereka dapat belajar bahasa dan memanfaatkan semua layanan yang disediakan oleh mediateknya yang selain memiliki berbagi koleksi buku, majalah, CD, DVD, Internet dan sebagainya, juga menyajikan progam‐program seni budaya yang eklektik sepanjang tahun. Di Indonesia, jaringan ini memiliki 4 Pusat Kebudayaan Prancis, (Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Bandung), dan 8 Alliances Françaises. Semuanya menjadi wadah utama bagi pertemuan‐pertemuan antara Indonesia dan Prancis, berbagi gagasan seni budaya, dan tak menutup adanya kemungkinan‐kemungkinan lainnya.
Centre Culturel et de Coorpération Liguistique Surabaya
Analisa Elemen Pembentuk Ruang
Lantai
Area depan, menggunakan batu granit ukuran 50x50 cm warna coklat, secara diagonal. Pada ruang pameran menggunakan material yang sama hanya saja terdapat variasi list pada tepi ruang menciptakan kesan formal. Koridor yang letaknya sebelah kiri ruang pameran menggunakan keramik 30x30 cm, lantai perpustakaan menggunakan lantai bercorak paduan dari beberapa jenis keramik, banyak warna. Seluruh ruangan CCCL menggunakan sistem lantai permanen.
Dinding
Dinding bata plaster dengan finishing cat warna putih. Terdapat sistem bukaan, yaitu pintu dan jendela. Seluruh pintu CCCL terbuat dari kayu dengan pelengkap kaca bergaya kolonial Belanda, finishing cat warna coklat tua. Jendela dari material kaca tebal 80 mm dengan list kayu, warna coklat tua.
Pembentuk Ruang
Dinding
Gypsum tanpa list, finishing cat warna putih.
Centre Culturel et de Coorpération Liguistique Surabaya
Analisa Interior
Ruang Pameran
Secara keseluruhan ruangan ini memiliki suasana yang kuno, menggunakan pintu kuno kolonial dengan warna coklat tua. Lighting pada ruangan ini sangat minimalis, sehingga penerangan yang dibentuk sangat dramatis, sedikit gelap. Jenis lampu yang digunakan 1 lampu main light dan lampu sorot berjumlah banyak namun lux yang dihasilkan tetap redup.
Ruang Cinema
Ruangan cinema ini, masih terlihat seperti bukan ruangan cinema, seminar ataupun teater. Walaupun di gunakan sebagai ruangan serbaguna, harusnya memiliki komposisi perabot yang multifungsi. Ruangan terlihat suram dengan lighting yang kurang maksimal.
Cafe
Cafetaria bernuansa kolonial Belanda, dengan furniture kolonial. Pencahayaan maksimal didukung oleh pencahayaan alami. Ruangan ini termasuk ruangan terbuka, sehingga memberi kesan santai.
Fasilitas
Centre Culturel et de Coorpération Liguistique Surabaya
Analisa Interior
Perpustakaan
Fasilitas
Koridor
CCCL Surabaya mempunyai sebuah perpustakaan yang lengkap mengenai sumber‐sumber data Prancis. Keseluruhan koleksi buku di perpustakaan ini adalah buku‐buku Prancis berbahasa Prancis, hanya ada beberapa buku Indonesia. Pencahayaan pada ruangan baca memiliki pencahayaan yang hampir sama dengan pencahayaan di rumah, pada malam hari ruangan ini tidak begitu diterangi banyak cahaya, namun disetiap meja terdapat lampu duduk yang dapat menerangi ketika membaca secara makasimal, hingga timbul kesan senyaman dirumah sendiri.
Nuansa kolonial pada area penghubung ini sangat terlihat jelas. Bentuk jendela dan pintu yang berkisi‐kisi dengan pemilihan warna coklat tua memperkuat kesan kolonial. Pola dan warna lantai koridor mencirikan bangunan kolonial. Peletakan tanaman pada koridor mengurangi kesan kaku kolonial pada koridor.
Centre Culturel et de Coorpération Liguistique Surabaya
Layout Planning
ALTERNATIF DENAH 1 Bagi pengunjung pertama kali : 1. Memasuki front office untuk mendapatkan informasi tentang kursus bahasa Jerman / beasiswa ke Jerman 2. Menuju ruang konsultasi bagi yang ingin berkonsultasi mengenai beasiswa ke Jerman 3. Dapat menuju perpustakaan melalui koridor samping
Bagi siswa : 1. Menuju area kelas yang terhubung melalui koridordalam 2. Selebihnya siswa dapat mengakses dengan bebas seluruh ruangan kecuali ruang pimpinan, ruang guru, toilet guru, dan area servis Keterangan:
Bagi guru dan staff : 1. Dapat mengakses seluruh ruangan 2. Ruang guru harus melalui koridor samping dan dalam 3. Tuang pertemuan tidak dapat digunakan untuk umum Publik
Semi‐Privat
Privat
Layout Alternative Analysis 1
ALTERNATIF DENAH 2 Bagi pengunjung pertama kali : 1. Memasuki front office untuk mendapatkan informasi tentang kursus bahasa Jerman / beasiswa ke Jerman 2. Menuju ruang konsultasi bagi yang ingin berkonsultasi mengenai beasiswa ke Jerman 3. Dapat menuju perpustakaan melaluii koridor dan centre area
Bagi siswa : 1. Menuju area kelas yang terhubung melalui koridor dan centre area 2. Selebihnya siswa dapat mengakses dengan bebas seluruh ruangan kecuali ruang pimpinan, ruang guru, toilet guru, dan area servis 3. Area kelas lebih tertata dalm satu zona Keterangan:
Bagi guru dan staff : 1. Dapat mengakses seluruh ruangan 2. Area privat guru dan pimpinan dalam satu zona,namun untuk mengakses ruang guru, harus berputar melewati koridor Publik
Semi‐Privat
Privat
Layout Alternative Analysis 2
ALTERNATIF DENAH 3 Bagi pengunjung pertama kali : 1. Memasuki front office untuk mendapatkan informasi tentang kursus bahasa Jerman / beasiswa ke Jerman 2. Menuju ruang konsultasi bagi yang ingin berkonsultasi mengenai beasiswa ke Jerman 3. Dapat menuju perpustakaan melaluii koridor dan centre area
Bagi siswa : 1. Menuju area kelas yang terhubung melalui koridor dan centre area 2. Selebihnya siswa dapat mengakses dengan bebas seluruh ruangan kecuali ruang pimpinan, ruang guru, toilet guru, dan area servis Keterangan:
Bagi guru dan staff : 1. Dapat mengakses seluruh ruangan 2. Memasuki front office kemudian ruang guru. Menuju area kelas dapat diakses langsung dari pintu belakang ruang guru Publik
Semi‐Privat
Privat
Layout Alternative Analysis 3
Human Activity Circulation
Facility and Activity Analysis
Zoning and Circulation Plan
Purposes
A
B
C
D
E
Score
Rank
Mark
Relative Weight
A.
Alur sirkulasi
-
1
1
1
1
4
I
12
0.3
A.
Bentukan ruang
0
-
0
0
0
0
V
4
0.1
A.
Kemudahan mengakses ruang 0
1
-
0
1
2
III
8
0.2
0
1
1
-
1
3
II
10
0.25
0
1
0
0
-
1
IV
6
0.15
40
1.0
kelas A.
Meminimalisir perubahan bentuk layout eksisting
A.
Kesesuaian Luasan Ruangan dengan kebutuhan
Value
Alternatif 1 Objective
Weight
Alternatif 2
Alternatif 3
Parameter Magnitude
Score
Value
Magnitude
Score
Value
Magnitude
Score
Value
Kurang Baik
2
0.5
Tidak Baik
1
0.25
Baik
3
0.75
Kurang Baik
2
0.6
Baik
3
0.9
Sangat Baik
4
1.2
Baik
3
0.6
Baik
3
0.6
Sangat Baik
4
0.8
Kurang Baik
2
0.3
Baik
3
0.45
Sangat Baik
4
0.6
Tidak Baik
1
0.1
Tidak Baik
1
0.1
Baik
3
0.3
Sebisa mungkin tidak Meminimalisir perubahan
merubah layout eksisting 0,25
bentuk layout eksisting
secara signifikan guna mempertahankan originalitas bangunan Standar sirkulasi dan
Alur sirkulasi
0,3
antropometri lembaga pendidikan
Kemudahan mengakses
Pengunjung / siswa tidak 0,2
ruang kelas
merasa kebingungan mencari ruang kelas dan area lainnya
Kesesuaian luasan ruangan
Standar luasan sesuai
0,15
dengan kebutuhan
kebutuhan ruangan
Kesesuaian lahan bangunan Bentukan ruang
0,1
dan ciri-ciri bangunan kolonial
Overall Utility Value
2.1
2.3
3.65
Weighted Method
Design Concept
Ruang kelas
Lantai
Koridor
Motif Lantai
Menggunakan material teraso dipadukan dengan artistic tile
Menggunakan material teraso denga penyusunan tile secara digonal
Motif lantai tidak lepas dari ciri lantai bangunan kolonial, yaitu mengadaptasi bentuk ukiran‐ukiran klasik yang simetris disusun berjajar sehingga membentuk garis pada lantai. Dan penataal tile secara diagonal.
Floor
Koridor
Ruang Kelas
Dinding
Jendela
Overdoors
Pada koridor wall molding yang besar dan timbul diaplikasikan, dengan penggunaan warna yang berbeda dengan dinding.
Pada ruang kelas dinding menggunakan wall base molding yang besar. Kebanyakan jendela pada bangunan bersejarah di Jeman memiliki jendela‐ jendela tinggi atau lebar, memiliki lengkung / arch pada bagian atas, dan berteralis.
Merupakan sistem pintu yang memberikan detail lebih pada sekeliling daun pintu untuk lebih memberikan kesan bangunan bersejarah.
Wall