BAB
KESIMPULAN
VI
DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan
penelitian,
berikut
ini
didasarkan
atas
hasil
pembahasan, serta kajian kepustakaan yang
relevan dan temuan selama penelitian berlangsung. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa
penelusuran
penyebab rendahnya tingkat melanjutkan dari SD ke
dapat dijadikan bahan kajian yang bermakna bagi tapan
rencana
pelaksanaan
wajib
belajar
SLTP
peman
pendidikan
dasar. Dengan terungkapnya penyebab itu, para perencana
dan
pengambil kebijakan akan dapat menentukan
yang tepat dalam upaya meningkatkan angka
meningkatkan
partisipasi
masyarakat
langkah
melanjutkan,
dan
menyalurkan
aspirasinya dalam bidang pendidikan.
Rencana merupakan suatu proyeksi tentang apa yang harus
dilaksanakan
guna mencapai sasaran
dan
tujuan
yang telah ditetapkan. Pendidikan dasar 9 tahun
diren
canakan akan ditetapkan sebagai suatu "kewajiban" setiap
warga
mendatang. dengan
negara
Indonesia pada
awal
pelita
Untuk itu, perlu perencanaan yang
melihat
keterbatasan yang ada,
dan
yang bersangkutan.
240
VI
seksama, diarahkan
untuk penyelenggaraan pendidikan yang sesuai kebutuhan dan perkembangan sosial-ekonomi
bagi
dengan
masyarakat
241
Secara khusus, beberapa pokok kesimpulan
tian
ini
terutama dirumuskan berkenaan
peneli
dengan
fokus
permasalahan tesis ini.
Berdasarkan
SD/MI
di
penelusuran
awal
terhadap
lulusan
Kabupaten Bogor, sedikitnya ditemukan
kecenderungan perbedaan karakteristik wilayah di
paten
Bogor.
Kabu
Ada dua "kutub kontinum" antara wilayah
perkotaan dan wilayah pedesaan. Pertama, semakin
dengan pusat kota
suatu wilayah
padat, sarana transportasi dan
lebih
memadai,
semakin
meningkat,
semakin
Akibatnya
kebutuhan
Tetapi
kelompok keluarga
hal
tersebut
akan
terdidik
pendidikan melanjutkan
hanya
dialami
negeri
maupun
swasta dan pedagang menengah ke atas. Sedangkan
mereka
yang
berasal
dari
pegawai tetap baik
pendidikan
kerja
aspirasi melanjutkan dan angka
tinggi.
penduduk
sarana
kebutuhan akan tenaga
nyata.
dekat
menampakkan ciri-ciri
masyarakat industri-modern yang lebih nyata, nya
tiga
golongan
ekonomi
lemah
pedagang "pikul" atau "bakul", dan buruh tidak anak-anak
industri
Baygon, bahan
mereka tertarik ke dunia industri,
kecil atau home industri (seperti
Rotan,
Boneka,
Manisan/makanan,
(seperti
tetap), terutama
ke
pabrik
dan
pabrik
bangunan). Sebagian kecil dari kelompok ini
ada
yang sanggup bertahan sekolah sambi1 bekerja.
Ke-dua,
Wilayah yang jauh dari pusat-pusat
kota
cenderung "bergaya agraris", penduduknya jarang, sarana
242
transportasi
dan
sarana
pendidikan
terasa
kurang,
kalaupun.daya tampung cukup tetapi daya jangkau kurang mendukung. Di wilayah ini kebutuhan akan pendidikan tak terasa mendesak, dalam pergaulan sehari-hari
yang
tidak
sekolah
lebih
dominan,
anak-anak
dropout
tingkat
tinggi, sedangkan aspirasi melanjutkan dan angka melan
jutkan
rendah.
Petani pemilik tanah
di
wilayah
jumlahnya sangat sedikit, karena tanah banyak orang
kota.
Sebagian besar dari mereka
ini
dimiliki
adalah
buruh
tani dan buruh perkebunan ("karet") yang penghasilannya sangat
minim dan tidak tetap. Dari golongan ini.
cenderung
terlibat
(membantu
orang
dalam
kegiatan
ekonomi
tua). tak ada waktu dan
anak
keluarga
biaya
untuk
meneruskan ke sekolah lanjutan.
Ke-tiga, (Islam)
lebih
keagamaan
yang
Daerah
yang
kehidupan
menonjol, memiliki
lebih
memadai
lembaga
beragamanya pendidikan
dibandingkan
daerah
lainnya. Aspirasi melanjutkan dan angka
jutkan
lebih
dominan
ke
dengan melan
lembaga-lembaga
pendidikan
keagamaan seperti MTs. SMP Islam dan Pondok
pesantren.
MTs dan Pesantren di kabupaten Bogor dan di luar
kabu
paten
91/92
Bogor mampu menyerap lulusan SD/ MI tahun
sebanyak 15.604 orang (22,12 %) .
Ke-empat,
Kecamatan
dari
kasus-kasus yang
ditelusuri
Cileungsi dapat disimpulkan bahwa
di
"ternyata
penyediaan daya tampung saja belum mampu menarik lulusan
lain
SD/MI
untuk melanjutkan ke SLTP.
semua
Ada
yang perlu mendapat perhatian khusus
faktor
untuk
men-
sukseskan rencana di atas". Di Cileungsi terdapat 2.493 orang, tersedia
kursi,
namun
daya tampung
daya
kelas 1
tampung yang
sebanyak
terisi
1.610
hanya
1.338
kursi. Di samping masih ada kursi yang kosong, ternyata masih sekitar 1.287 orang (47,07 *) lulusan yang
memanfaatkan perlu
kesempatan
yang ada.
Gejala
belum
lain
mendapat perhatian adalah "di samping ada
lah-sekolah
yang kekurangan siswa, ada
sekolah
yang kelebihan siswa". Setelah
seksama
ternyata
sekolah
yang
pula
seko
sekolah-
diamati
kelebihan
lebih
siswa
terdapat pada sekolah-sekolah yang tidak menarik pendidikan,
yang
ini
biaya
sekolah yang moderat dalam penarikan
sum
bangan pembiayaan pendidikan, dan sekolah yang letaknya strategis. Sedangkan pada sekolah yang kekurangan siswa umumnya mempunyai peraturan yang ketat dalam
penarikan
iuran, uang pangkal dan uang seragam yang harus disetor
pada awal tahun tinggi, serta letak sekolah yang kurang strategis.
Ke-lima,
terdapat beberapa faktor
dominan
berkaitan dengan keempat kecenderungan di atas,
lain
(1)
mereka;
keinginan
rendahnya status (2)
biaya
untuk
sosial-ekonomi
pendidikan
bekerja
lebih
relatif
dominan;
yang antara
orang
"mahal"
(3)
tua dan
faktor
244
prestasi
belajar di sekolah asal (SD/MI)
dapat
mengu
rangi semangat dan dukungan orang tua,- serta (4) ketatnya seieksi masuk sekolah negeri.
Anak
yang
berasal dari
keluarga
yang
sosial-
ekonominya lemah seringkali kehilangan kesempatan untuk
belajar dan tidak dapat mengembangkan diri
sebagaimana
mestinya, walaupun ketika di SD mereka telah
kan
prestasi yang baik, tetapi tetap
menunjuk
"mandeg"
karena
keterbatasan keluarga.
Ke-enam, angka partisipasi pendidikan pada kat
sekolah
bahkan
dasar setiap
tahunnya
terus
kini telah mencapai angka 99,96 %.
partisipasi
pendidikan ternyata tidak
pemeliharaan
dan
pengembangan
meningkat,
Peningkatan
sejalan
kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam an,
ting
SD,
dengan
pembangun
yang
nampak
semakin rendah.
Terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi jang namun
sekolah
partisipasi pendidikan
semakin
di balik itu ada hal yang cukup
rendah,
menggembirakan,
yaitu semakin tinggi jenjang pendidikan semakin pula dalam
kepedulian masyarakat dan partisipasi pembangunan,
penyelenggaraan
pemeliharaan,
pendidikan. Hal ini
jen
tinggi
masyarakat
pengembangan
dan
ditunjukkan
oleh
semakin besarnya proporsi sekolah swasta, pada
jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, jika dibandingkan
dengan
proporsi sekolah negeri.
Ke-tujuh,
besar
kecilnya
rentang
wilayah
dan
jumlah penduduk dapat mempengaruhi peluang
melanjutkan
atau
dan
daya
tampung. Di wilayah yang besar
jumlah
penduduk yang banyak peluang melanjutkan menjadi
sema
kin kecil.
Hal
lain
kecenderungan
yang perlu
diwaspadai
adalah
bahwa semakin tinggi tingkat
adanya
pendidikan
penduduk, semakin besar ketergantungannya untuk bekerja kepada pihak lain. Dan yang berpendidikan rendah cende rung bekerja mandiri dan terjun di sektor informal.
Ke-delapan, perubahan tata guna tanah yang
meli
puti wilayah yang luas besar pengaruhnya terhadap
kerja
dan ketenagakerjaan. tetapi tidak banyak
pola
berpe
ngaruh pada aspirasi melanjutkan dan tingkat
melanjut
kan. Sedangkan aspirasi politik rakyat masih
cenderung
"manut" pada golongan mayoritas dan kepanjangan "tangan pemerintah".
hal
ini tidak
banyak
pengaruhnya
pada
aspirasi melanjutkan. Namun, kemauan politis pemerintah untuk
memperluas dan meningkatkan demokratisasi
bidang
pendidikan
cenderung diikuti
oleh
kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam an,
pemeliharaan, dan
dikan.
pengembangan
dalam
melemahnya pembangun
fasilitas
pendi
246
B.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil-hasil penelitian ini, beberapa
kebijakan yang harus ditempuh rangka
mensukseskan
oleh
terdapat instansi
terkait
dalam
perintisan
belajar
pendidikan dasar ini, serta sumbangannya
pemantapan rencana pelaksanaan wajar SLTP di
wajib
bagi
Kabupaten
Bogor. Beberapa rekomendasi yang dimaksud adalah
seba
gai berikut:
1. Mengingat
karakteristik
wilayah,
kepadatan penduduk, orientasi pengembangan
wilayah,
dan
adanya perbedaan
kebutuhan
akan
sarana
pendidikan,
diperlukan
adanya rencana pengembangan pendidikan terpadu untuk masing-masing wilayah Kecamatan dalam bentuk rencana pengembangan tahunan dan lima tahunan. Khusus
untuk
mensukseskan
perlu
penterapan
progran wajar pendidikan
dasar
model pendekatan pemetaan SMTP
kecamatan sebagaimana dimaksud oleh Badan
Pendidikan tersebut
Nasional (BPPN). Dengan konsep
di
tiap
Perencana
pemetaan
aspirasi masyarakat terhadap sekolah
lan
jutan akan lebih terakomodasikan.
2. Sekolah
suki
yang banyak belum menjamin anak-anak
sekolah
yang ada
tersebut.
Ada
mema-
aspek-aspek
manajemen yang harus disesuaikan dengan kondisi
dan
kemampuan
dan
masyarakat, misalnya dalam penarikan
pemanfaatan
menggali
sumbangan
potensi
dari orang tua,
masyarakat yang
dapat
atau
dalam
menunjang
?47
kelancaran proses belajar mengajar. Di daerah-daerah
pmggiran, yang sebagian besar masyarakatnya kurang mampu,
diperlukan kejelian dan
kiat-kiat
tertentu
untuk dapat menghimpun partisipasi masyarakat.
3. Aspirasi masalah
untuk melanjutkan sudah cukup
tinggi,
selanjutnya bagaimana menguatkan
aspirasi
itu agar menjadi kenyataan ("melanjutkan").
Pening
katan kemampuan ekonomi merupakan aspek lain di luar bidang
pendidikan.
Selain
menyediakan
fasilitas
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
dan mengurangi beban bagi yang tak mampu, adanya
beberapa kebijakan yang
bersama,
perlu
diperlukan disepakati
antara lain:
a. Persyaratan kerja di sektor formal, dalam bidang apa saja, disamping harus telah berusia 17 tahun,
juga
harus ditetapkan
minimal
harus
persyaratan
lulus SLTP atau
yang
Pada saatnya nanti, hal tersebut harus lagi,
(Surat
misalnya yang diperkenankan
pendidikan, sederajat.
diperluas
memiliki
Izin Mengemudi) adalah mereka yang
SIM
telah
lulus SLTP atau yang sederajat. Alasannya, banyak ketentuan lalu lintas dan hukum yang mengaturnya memerlukan
tingkat pemahaman tertentu. Dan
jika
menghadapi
persoalan lalu lintas maka yang
ber
sangkutan
akan lebih mampu
mengatasinya
sesuai
248
dengan aturan yang berlaku.
b. Ketentuan/kebijakan yang melindungi dan pembiayaan
mengatur
pendidikan bagi anak-anak dari
kelu
arga yang tidak mampu, anak yatim-piatu dan anakanak
"terlantar".
c. Menanamkan melalui
pengertian
berbagai
kepada
media,
masyarakat
oleh
semua
luas
instansi
terkait, dan dalam setiap kesempatan
menjelaskan
bahwa
dan
dengan
pendidikan yang cukup
sesuai
dengan kebutuhan anak, maka akan mampu menghadapi tantangan-tantangan
depannya.
Jalur
digunakan,
baru
dan
kebutuhan
masa
efektif
untuk
keagamaan masih
misalnya penerangan dan
ajakan
ustad. khotib, dan alim ulama yang ada di
oleh daerah
masing-masing.
d. Menjelaskan
perlunya,kesadaran masyarakat
pendidikan dasar 9 tahun bukan hanya pemerintah,
tetapi
pada
kepentingan
setiap
warga
kepentingan
hakekatnya negara,
merupakan agar
mereka
memiliki kemampuan minimal yang diperlukan
bertahan
hidup
dan
mampu
bahwa
menghadapi
untuk
tuntutan
perubahan yang akan mereka hadapi.
4. Hampir semua responden menyatakan bahwa sebab lulusan
disi
SD/MI tidak melanjutkan adalah karena
ekonomi
keluarga yang amat
terbatas.
utama kon
Alasan
kemiskinan tersebut perlu mendapat perhatian seksama
249
dari
berbagai
bagi
semua anak di tingkat SLTP akan sangat
ratkan
pemerintah
masyarakat di
instansi terkait.
dan kurang
Pembebasan
memupuk
kemiskinan.
kiranya
Untuk
membe-
partisipasi
dalam pembiayaan pembangunan,
bidang pendidikan.
biaya
khususnya
menanggulangi
guru atau kepala
alasan
SD/MI
dapat
memberikan rekomendasi bebas biaya pendidikan kepada mereka
yang
dinilai berhak
untuk
itu.
Sumbangan
pembiayaan pendidikan merupakan perwujudan jawab
bagi
orang tua (khususnya yang
mampu),
sedangkan
yang tidak mampu mempunyai hak untuk
bantuan,
berupa
diwajibkan untuk
tanggung
tanpa
"dapat mengikuti
mendapat
pendidikan
harus dibebani
dengan
yang
kewajiban
membayar". Lebih dari itu, anak-anak
"terlan-
tar", yatim-piatu yang tidak tentu penanggung jawabnya, dan anak-anak dari keluarga yang miskin
berhak
mendapatkan
bentuk
"beasiswa,
tunjangan
pendidikan
barang-barang
dalam
keperluan
pelajaran,
ataupun perlindungan keluarga (orang tua asuh).
Untuk
menutupi
pendidikan
dari dapat
kebutuhan
penyelenggaraan
di SLTP disamping mengandalkan
pemerintah pula
semua
(APBN, APBD dan
sumber
diusahakan perolehan dana
anggaran
lainnya),
dan
bantuan
dari berbagai sumber yang ada di masyarakat.
Misal
nya dengan pengelolaan hasil zakat dari umat
islam.
250
atau
sumbangan dari perusahaan yang ada di
sekolah.
Hal
ini dapat dilakukan
di
sekitar
masing-masing
wilayah.
5. Bagi mereka yang amat mendesak kebutuhan untuk cepat bekerja untuk
dan ingin memiliki keahlian pegangan hidup dan sumber
khusus,
serta
nafkah,
sementara
mereka berasal dari keluarga tidak mampu,
sebaiknya
mereka
ini
Sekolah jenis
diakomodasikan melalui
oleh Masyarakat ini
(PLSM),
karena
Luar
pendidikan
efektif,
lebih
fleksibel
dalam mekanisme penyelenggaraannya.
serta
responsif
terhadap
yang
untuk
lebih efisien,
Pendidikan
tuntutan-tuntutan
pelaksanaan
baru.
pembangunan.
dibutuhkan
Kegiatannya
bisa
dalam bentuk kursus-kursus, magang di bengkel
kerja
atau bekerja sambil
dilihat
belajar.
PLSM amat efisien
dari anggaran yang harus
pemerintah,
karena sebagian besar
jika
dikeluarkan
oleh
sumberdaya
yang
dibutuhkan untuk penyelenggaraan pendidikan tersebut
telah ditanggung oleh masyarakat. sud
dapat
berupa latihan kerja,
"Jenis PLSM dimak pendidikan
pendidikan keagamaan (sejenis pesantren), kedinasan,
dan
tahun 1991.
Bab III.
6. Pembinaan yang
bakat
pendidikan kejuruan"
umum,
pendidikan
(PP.
No.
73
Pasal 3 ayat 1).
dan prestasi. Bakat
baik dalam diri seorang anak
dasar yang perlu dikembangkan.
dan
prestasi
merupakan
modal
Sementara itu,
banyak
anak-anak karena
tidak mampu lalu mereka
seperti
di
yang berprestasi di SD/MI,
tetapi
tidak
hanya
melanjutkan,
kasus Ibrohim di Rawailat atau kasus
Nambo. Hal tersebut merupakan salah satu
Handa
bentuk
kemandegan prestasi belajar, karena potensi berpres tasi seolah-olah menjadi terbunuh karenanya.
7. Kembangkan pelosok anak,
potensi
keagamaan.
Hampir
di
setiap
ke-RT-an terdapat kelompok pengajian jika diantara mereka tidak
dapat
anak-
bersekolah
karena berbagai kendala yang dihadapi maka
kelompok
pengajian ini dapat pula dilengkapi dengan pemberian paket pendidikan dasar (Paket A dan B).
8. Dipersifikasi dan modifikasi program. Program A
dan
B mempunyai fesibilitas
yang
paket
tinggi
untuk
diterapkan pada berbagai kondisi masyarakat. Sebagai contoh; kerja
"Industri yang
sebaiknya
hanya
yang banyak tamat SD atau
memberikan
peningkatan
menggunakan
kesempatan
tidak
tamat
untuk
memperoleh
tingkat pendidikan karyawannya,
jalan
menyelenggarakan
Dunia
kerja
program paket
yang dapat memberikat
tenaga
A
dengan
atau
paket
SD,
B".
"magang"
harus dibina dan dikembangkan, serta diarahkan untuk
dapat memberikan sertifikasi keahlian, bila dilengkapi dengan pemberian paket pendidikan
mungkin dasar.
Sehingga bukan hanya sertifikat keahlian yang diper-
252
oleh,
tetapi dapat juga disetarakan dengan
ijazah
SLTP.
9. Pemerintah, khususnya Depdikbud supaya lebih tanggap terhadap
aspirasi masyarakat. memberikan
kemudahan
kepada masyarakat atau pihak-pihak yang ingin men-
dirikan sekolah. Bantuan terhadap sekolah yang diselenggarakan oleh swasta layak mendapat proporsi yang
lebih besar,
sehingga hal
ini
tetap dapat
memelihara dan meningkatkan kepedulian dan
partisi
pasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.