TINJAUAN PUSTAKA
Dampak Perceraian bagi Kesehatan Keluarga dan Aspek Prevensinya Yusuf Alam Romadhon Bagian Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Surakarta, Indonesia
PENDAHULUAN Secara nasional, perceraian meningkat 10 kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir dari rata-rata 20.000 kasus setiap tahun di tahun 1998, melonjak tajam menjadi 200.000 kasus pada tahun 2008.1 Di antara negara Islam, angka perceraian setiap tahun di Indonesia berada di peringkat tertinggi. Setiap tahun ada 2 juta perkawinan, tetapi setiap 100 pernikahan, 10 pasangan bercerai, sebagian besar baru berumah tangga.2 Di Amerika Serikat setiap tahun, terdapat lebih dari 1 juta anak mengalami perceraian orang tua mereka. Di tahun 1995, kurang dari 60% anakanak Amerika hidup dengan kedua orang tua biologis, hampir 25% tinggal dengan ibu, sekitar 4 % tinggal bersama ayah dan sisanya tinggal bersama keluarga sambung, keluarga adopsi, atau keluarga angkat. Angka perceraian mencapai puncaknya di tahun 1979 – 1981 pada angka 5,3 per 1000 orang, turun pada tahun 1995 mencapai 4,4 per 1000 orang. Sekitar 50% pernikahan pertama dan 60% pernikahan kedua berakhir dengan perceraian.3 Di tahun 2005 angka perceraian di Amerika Serikat mencapai 3,6 per seribu penduduk (sekitar 1,07 juta perceraian), merupakan salah satu tertinggi di dunia, walaupun turun di beberapa tahun terakhir.4 Di Kanada dalam 40 tahun terakhir, perubahan struktur keluarga berpengaruh signifikan terhadap kesehatan
580
Layout CDK Edisi 181 November 2010 dr.indd 580
jiwa populasi remaja dan kesehatan masyarakat. Setelah diterimanya Undang-undang Perceraian tahun 1968, angka perceraian meningkat lima kali dari akhir 1960an sampai pertengahan tahun 1980an; dan di akhir tahun 1980an terdapat hampir 74.000 anak dari perceraian.4 PERCERAIAN Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin melanjutkan kehidupan pernikahannya, mereka meminta pemerintah untuk dipisahkan. Banyak negara memiliki hukum dan aturan tentang perceraian.5 Pasangan harus memutuskan pembagian harta benda yang diperoleh selama pernikahan, membagi biaya dan kewajiban merawat anak-anak mereka. Perceraian diawali dengan ketidakharmonisan pernikahan. Beberapa penyebab ketidakharmonisan adalah 6: 1. Mementingkan diri sendiri 2. Harapan yang tidak realistik 3. Masalah keuangan 4. Tidak saling dengar satu sama lainnya 5. Adanya penyakit (yang berlarutlarut seperti depresi) 6. Kecanduan obat atau alkohol 7. Cemburu berlebihan 8. Cerewet (tidak toleran terhadap kesalahan kecil) 9. “Ada main” satu sama lain 10. Dorongan ambisi 11. Tidak matang 12. Komunikasi yang buruk
DAMPAK JANGKA PENDEK PERCERAIAN Masalah berkaitan dengan perceraian bagi anak-anak secara umum adalah menjadi berisiko tinggi bermasalah emosional dan perilaku (depresi dan prestasi akademik yang menurun di sekolah). Perceraian merupakan pengalaman menegangkan bagi anak dan kedua orang tuanya. Reaksi Segera Anak3 Manifestasi klinik dampak perceraian pada anak tergantung beberapa variabel, meliputi usia anak, tingkat fungsi psikososial keluarga, kemampuan orangtua dalam mengendalikan kemarahan, kehilangan dan ketidaknyamanan serta perhatian pada perasaan dan kebutuhan anak dan kecocokan temperamen antara orang tua dan anak. Usia 3 tahun mengalami regresi perkembangan, sementara anak umur 4 – 5 tahun menjadi keras kepala, anak usia sekolah menunjukkan penurunan prestasi belajar, sedangkan pada remaja menunjukkan perilaku asusila dan sebagainya. Secara umum anak cenderung merasa bersalah dan bertanggung jawab terhadap perpisahan dan merasa bahwa mereka harus mencoba memulihkan perkawinan (orang tuanya). Reaksi Segera Orang Tua3 Pada orang tua efek perceraian berwujud pada bermacam reaksi negatif dan tidak nyaman. Ibu cenderung bereaksi dengan mengonsumsi lebih banyak alkohol, lebih banyak memanfaatkan
| NOVEMBER - DESEMBER 2010
10/27/2010 2:45:25 PM
ULASAN
layanan kesehatan untuk depresi, kecemasan, atau perasaan terhina; dan merasa kurang mampu berperan sebagai orang tua. Ayah merasa dikesampingkan, kurang diterima oleh anak-anaknya, dan juga bisa menderita depresi, cemas, dan penyalahgunaan zat. Kualitas hubungan kakek dan nenek dengan cucu-cucu mereka juga sering menurun. Hambatan peran orang tua Kaitan perceraian dengan hasil negatif pada anak didasarkan pada 2 komponen dasar tumbuh kembang anak. Perspektif keluarga menekankan asumsi bahwa kompetensi menjadi orang tua harus bisa berkompromi dengan distres psikologis orang tua akibat perpisahan dalam perkawinan atau kesulitan keuangan, sedangkan perspektif investasi berpendapat bahwa kesejahteraan anak akan menurun dibandingkan standar hidup (setempat) orang tua yang mendapatkan hak asuh setelah perceraian. Di tahun 1990 sekitar 10% anak-anak di Skandinavia tinggal dengan ibu tunggal dengan kondisi rumah tangga yang memrihatinkan, gambaran serupa di Amerika Serikat sebesar sekitar 60%.4 DAMPAK JANGKA PANJANG PERCERAIAN ASPEK PREVENSI PERCERAIAN
Beberapa karakteristik keluarga sehat meliputi6: 1. Komunikasi yang sehat, anggota keluarga bebas mengekspresikan perasaan dan emosinya. 2. Otonomi personal, meliputi pembagian kekuasaan yang tepat antara pasangan. 3. Fleksibilitas, sikap “memberi dan menerima” secara tepat untuk beradaptasi pada kebutuhan-kebutuhan individu dan perubahan sekitar. 4. Apresiasi, meliputi keterikatan dan penghargaan sehingga pada tiap anggota bisa berkembang rasa percaya diri yang sehat. 5. Dukungan jejaring, dukungan adekuat dari dalam atau luar keluarga menumbuhkan rasa aman, daya tahan terhadap stress dan memberikan lingkungan umum. yang sehat. 6. Waktu dan keterlibatan keluarga; sebagian besar tanda utama kepuasan keluarga bahagia adalah “mengerjakan segala sesuatu bersama-sama”. 7. Keterikatan pada pasangan, sifat ini akan tampak peranannya pada terapi keluarga. 8. Pertumbuhan, memberikan peluang bagi pertumbuhan masingmasing individu dalam keluarga. 9. Nilai spiritual dan religius, kelekatan pada keyakinan dan nilai spiritual diketahui berhubungan
Sosialisasi Karakteristik Keluarga Sehat
dengan kesehatan keluarga yang positif. Pentingnya keluarga utuh dan berfungsi baik Keluarga yang stabil dan berfungsi baik, terdiri dari 2 orang tua beserta anak, berpotensi aman dan mendukung lingkungan pengasuhan yang optimal untuk tumbuh kembang anak. Keluarga menjalankan 2 fungsi utama : 1) merawat dan memberikan pengasuhan pada anak-anak dan 2) merupakan tempat nilai diajarkan dan dipelajari.31 Salah satu kebutuhan dasar anak yang sedang dalam proses tumbuh kembang adalah kebutuhan akan kasih sayang atau kematangan emosi. Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kehadiran ibu atau penggantinya sedini dan selanggeng mungkin, akan menjalin rasa aman bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin setelah lahir. Kasih sayang dari orang tuanya (ayah – ibu) akan menciptakan ikatan erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).32 Kurang kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan berdampak negatif pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi, yang disebut “Sindrom Deprivasi Maternal”.
Tabel 1. Dampak Jangka Panjang Perceraian
No.
Anggota keluarga
1.
Suami
2.
Istri
3.
Anak
4.
Ibu menyusui
Dampak berisiko sakit, perokok, pecandu obat dan alkohol, pola makan tidak sehat7 – 10 berisiko sakit, perokok, pecandu obat dan alkohol, penurunan status finansial, dukungan jejaring sosial, harapan sehat7 – 9, 11,12 berisiko menjadi perokok dan peminum dini sebelum usia 14 tahun13–15 depresi dan gangguan psikiatri lainnya16–17, percobaan bunuh diri18, risiko ADHD19, perilaku rivalry dengan saudara kandung20 dan sex pranikah21, DM tipe 1 autoimun22, sindrom metabolik23 Pengaruh pada perkembangan motorik halus maupun kasar24 maupun wasting dan stunting25 tidak jelas, tetapi mempunyai pengaruh bermakna terhadap perkembangan kognitif dan tinggi badan anak laki-laki26 – 27 Sebagian peneliti menganggap perceraian sebagai faktor risiko gagal tumbuh28 sedangkan yang lain tidak29 tidak berpengaruh terhadap pola inisiasi ASI30
| NOVEMBER - DESEMBER 2010
Layout CDK Edisi 181 November 2010 dr.indd 581
Struktur keluarga dengan 2 orang tua memang memfasilitasi keberhasilan keluarga dan memberikan ruang untuk diwujudkannya perilaku effective parenting,.31 Namun, apakah keluarga dengan orang tua tunggal memengaruhi kesejahteraan anak, para peneliti belum bersepakat31. Terdapat 4 peran keluarga yang bersifat pervasive, terdiri atas: Pertama, struktur, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, peran dan tauladan, dan hubungan dengan anak. Ke dua, lingkungan keluarga, dapat dinilai dari iklim emosional di dalam dan di luar rumah.
581
10/27/2010 2:45:25 PM
ULASAN
Ke tiga, hubungan antar anggota keluarga, kesehatan dan perilaku dalam keluarga. Ke empat, stabilitas perkawinan, pengasuhan orang tua, dan keluarga bagi anak-anak.31 Kemitraan dalam Pengasuhan Orang tua dapat mengembangkan peran yang saling melengkapi dan dukungan dalam usahanya masingmasing.31 Peran kemitraan dapat ditunjukkan dari peran strategis ayah dalam mengoptimalkan pemberian dan inisiasi ASI.33,34 Pengaruh ayah mulai dari penambahan berat badan bayi prematur karena mendengarkan suara ayah, hingga pengaruh terhadap kemandirian dan kinerja akademis anak. Peran ayah sama besarnya dan saling melengkapi dengan peran ibu dalam penyediaan afeksi, pengasuhan, dan kenyamanan bagi anak-anak. Keterlibatan ayah juga berdampak menstabilkan dan mempromosikan fungsi aktif keluarga sehat.34 Di negara yang lebih bebas seperti di Amerika Serikat, pacar ibu juga ikut dalam pengasuhan. Pengasuh pria menyumbang lebih dari 55 % kasus pembunuhan infan di Amerika.35 Penilaian kesehatan keluarga Setiap dokter yang berorientasi pada keluarga hendaknya juga mengukur kesehatan keluarga dengan metoda penilaian sederhana yang dikenal dengan nama APGAR keluarga; yakni : 1. Adaptation; kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang diperlukan dari anggota keluarga lainnya 2. Partnership; kepuasan anggota keluarga dalam berkomunikasi, urun rembuk dalam mengambil suatu keputusan dan atau menyelesaikan masalah. 3. Growth; kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan keluarga dalam mematangkan pertumbuhan dan atau kedewasaan setiap anggota keluarga. 4. Affection; kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta interaksi emosional dalam keluarga 5. Resolve; kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam
membagi waktu, kekayaan dan ruang antar anggota keluarga
yang menikah setelah anak lahir berakhir dengan perceraian.38
APGAR keluarga biasanya dituangkan dalam satu formulir isian yang dikenal dengan daftar tilik APGAR Keluarga.36,37 Penilaian APGAR keluarga merupakan alat deteksi dini ketidakharmonisan keluarga.36
Di Amerika, co-habit pasca perceraian, risiko perpisahannya lebih tinggi ketimbang mereka yang menikah lagi secara resmi. Lebih lanjut survei menunjukkan bahwa, risiko cerai pada pernikahan dengan anak baik pertama kali maupun pernikahan sambung lebih tinggi ketimbang pernikahan yang diawali tanpa anak; sekitar 42 % pernikahan pertama dan lebih dari 50% pernikahan sambung dengan anak berakhir dengan perceraian.39
Kelompok Keluarga Berisiko Tinggi Untuk Cerai Dokter layanan primer hendaknya memperhatikan kelompok keluarga berisiko cerai : 1. Pernikahan tanpa status hukum yang jelas dan pernikahan sambung dengan anak Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa pasangan yang menikah formal mempunyai kemungkinan tetap bersama lebih besar ketimbang pasang-an ko-habit (berkumpul tanpa status). Pada orang tua yang tidak menikah formal, peluang bercerai 4–5 kali ketimbang orang tua yang menikah formal. Hingga ulang tahun kelima anak, 8% orang tua menikah di Inggris bercerai, dibandingkan 52% perceraian pasangan yang tidak menikah formal; 25% pasangan
UPAYA SISTEMATIS PREVENSI PERCERAIAN Di masyarakat, perceraian dapat digambarkan sebagai sebuah fenomena gunung es41, (gambar 1). Perceraian dapat dianalogikan seperti penyakit, dimulai dari benih ketidak-
Bagian dari gunung es yang muncul di atas permukaan air
Permukaan air
Bagian kejadian PERCERAIAN yang dapat dikenali
Bagian kejadian PERCERAIAN yang tercatat/terlaporkan Bagian yang tidak tercatat/terlaporkan
Bagian kejadian PERCERAIAN yang tidak terdeteksi dokter, profesional layanan keluarga, masyarakat sekitar
(bagian air yang dekat gunung es akan mudah membeku jadi es = kelompok risiko tinggi
Gambar 1. Kejadian perceraian adalah sebuah fenomena gunung es. Keterangan: Yang tampak di permukaan, lewat gugatan perceraian; namun ada porsi besar yang belum nampak, yaitu keluarga yang sudah “cerai” tetapi tidak formal; di sekelilingnya adalah keluarga-keluarga berisiko tinggi untuk mengalami ketidakharmonisan dalam rumah tangga. | NOVEMBER - DESEMBER 2010
Layout CDK Edisi 181 November 2010 dr.indd 583
2. Salah satu pasangan pecandu obat dan/atau mengalami depresi Kondisi ibu depresi dan kecanduan obat, berpeluang meningkatkan kemungkinan anaknya bercerai setelah berumah tangga nanti.40
583
10/27/2010 2:45:50 PM
ULASAN
harmonisan yang berlarut sehingga timbul “kelainan” perceraian, yang berdampak buruk (gambar 2 ). Tindakan sistematis prevensi perceraian berdasarkan alur di atas (gambar 3): 1. Memperkuat dasar kepribadian orang dewasa “normal” yang siap memasuki atau menjalani pernikahan berupa promosi kesehatan pernikahan. 2. Memperkuat dasar kepribadian orang dewasa siap menikah yang berisiko; dalam pencegahan penyakit disebut specific protection. 3. Membantu pasangan suami istri mengenali secara dini dan memilih tindakan pencegahan atau penghilangan risiko ketidakharmonisan dalam pernikahan mereka, ter-
4.
5.
masuk secondary prevention. Melakukan mediasi keluarga pada keadaan “penyakit” sudah muncul, yakni ketika suami istri sendiri tidak mampu mengatasi ketidakharmonisan keluarganya. Melakukan pendampingan rehabilitatif pada suami istri yang sudah putus perceraiannya secara hukum, untuk meminimalisir dampak buruk perceraian pada pasangan itu sendiri (memutuskan menikah lagi atau tidak), dampak bagi anak, dan dampak bagi keluarga pasangan, terutama untuk pendampingan pengasuhan anak paska perceraian. Orang tua dapat membantu menyiapkan anak-anak mereka mengenai apa yang terjadi. Penyiapan harus sesuai usia dan tingkat perkembangan si anak.
Orang tua harus menunjukkan komitmen kuat pada anak-anak mereka; coping anak-anak akan lebih bagus bila orang tua bisa bekerja sama dan mau menerima perilaku “bersama untuk anak kita walaupun berpisah”.3 SIMPULAN Perceraian berdampak luar biasa bagi kehidupan keluarga. Dimulai dari perubahan atau transisi fungsi keluarga, stressor bagi pasangan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Selanjutnya akan berpengaruh dalam fungsi pengasuhan orang tua. Hasil akhirnya berpengaruh pada perkembangan anak. Perlu penanganan sistematis berupa usaha pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Dampak perceraian bagi pasangan
Dampak perceraian bagi anak
Perceraian
Berbagai penyebab ketidak harmonisan keluarga
Orang yang menikah
Dampak perceraian bagi keluarga pasangan
Orang dewasa siap menikah
Dampak perceraian bagi pasangan
Gambar 2. Perjalanan dari siap menikah sampai terjadinya “penyakit” perceraian
Orang dewasa siap menikah
Orang yang menikah
Berbagai penyebab ketidak harmonisan keluarga
Perceraian
Dampak perceraian bagi anak
Dampak perceraian bagi keluarga pasangan Tindakan PENCEGAHAN PRIMER promosi kesehatan pernikahan dan selective protection
Tindakan PENCEGAHAN SEKUNDER; mediasi pernikahan, penemuan kasus keluarga bermasalah PENCEGAHAN TERSIER : pendampingan keluarga bercerai
Gambar 3. Tindakan pencegahan perceraian
584
Layout CDK Edisi 181 November 2010 dr.indd 584
| NOVEMBER - DESEMBER 2010
10/27/2010 2:45:52 PM
ULASAN
DAFTAR PUSTAKA
RW. Adverse Childhood Experiences Predict
on Nutrition. Failure to Thrive as a Manifesta-
1.
BBC News update at 16:02 GMT, Wednesday, 4
Earlier Age of Drinking Onset: Results From a
tion of Child Neglect. Pediatrics 2005;116;1234-
February 2009 http://news.bbc.co.uk
Representative US Sample of Current or For-
Eramuslim.com Rabu, 15/08/2007 12:58 WIB
mer Drinkers. Pediatrics 2008;122;e298-e304
2.
www.eramuslim.com 3.
16. Gilman SE, Kawachi I, Fitzmaurice GM, Buka
Emond AM and the ALSPAC Study Team Fam-
Cohen G J and Committee on Psychosocial
SL. Family Disruption in Childhood and Risk of
ily. Socioeconomic and prenatal factors associ-
Aspects of Child and Family Health. Helping
Adult Depression. Am J Psychiatry 2003; 160(5):
ated with failure to thrive in the Avon Longitu-
Children and Families Deal with Divorce and
939 – 946
dinal Study of Parents and Children (ALSPAC)
Separation. Pediatrics 2002;110;1019-1023 4.
6. 7.
30. Rossem Lv, Oenema A, Steegers EAP, Moll HA,
and Adolescents’ Psychosocial Maladjustment:
young adults : a longitudinal survey. BMC Pub
Jaddoe VWV, Hofman A, Mackenbach JP, Raat
Public Health Implications of Family Disrup-
Health 2007; 7: 30
H. Are Starting and Continuing Breastfeed-
18. Dube SR, Anda RF, Felitti V., Chapman DP,
ing Related to Educational Background? The
Wikipedia http://id.wikipedia.org definisi per-
Williamson DF, Giles WH. Childhood Abuse,
Generation R Study; Pediatrics 2009;123;e1017-
ceraian
Household Dysfunction, and the Risk of At-
Murtagh J. General Practice, 2nd ed, 1998 pp
tempted Suicide Throughout the Life Span:
31. American Academic of Pediatrics. Family Pedi-
9-16
Findings From the Adverse Childhood Experi-
atrics : Report of the Task Force on the Family.
Ikeda A, Iso H, Toyoshima H, Fujino Y, Mizoue T,
ences Study. JAMA 2001;286(24):3089-3096
Yoshimura T, Inaba Y, Tamakosh, A. JACC Study
19. Strohschein LA. Prevalence of methylphenidate
Group; Marital status and mortality among Jap-
use among Canadian children following paren-
anese men and women: the Japan Collabora-
tal divorce; CMAJ 2007;176(12) : 1711 – 1714
e1027
Pediatrics 2003; 111: 1541 – 1571 32. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta, 1995 33. Februhartanty J. Strategic roles of fathers in op-
20. Setiawati, Zulkaida, Sibling rivalry pada anak
timizing breastfeeding practices: a study in an
Fukuda Y, Nakamura K, Takano T. Accumulation
sulung yang diasuh oleh single father, Proc.
urban setting of Jakarta; Summary of disserta-
of health risk behaviours is associated with low-
PESAT Universitas Gunadarma, 21 – 22 Agustus
er socioeconomic status and women’s urban
2007
residence : a multilevel analysis in Japan; BMC 9.
Internat. J Epidemiol. 2004;33:839–847
childhood experiences and mental health in
tive Cohort Study, BMC PubHealth 2007; 7:73 8.
17. Schiling EA, Aseltine Jr, RH, Gore S. Adverse
Roustit C, Chaix B, Chauvin P. Family Breakup
tions. Pediatrics 2007;120; e984 - e991 5.
1237 29. Blair PS, Drewett RF, Emmett PM, Ness A,
tion. University of Indonesia, 8 January 2008 34. Coleman WL, Garfield C,Commitee on Psycho-
21. Wong ML, Chan RKW, Koh D, Tan HH, Lim FS,
social Aspect of Child and Family Health Fa-
PubHealth 2005;5: 65
Emmanuel S, Bishop G. Premarital Sexual Inter-
thers and Peditriacians. Enhancing Men’s Roles
Fukuda Y, Nakamura K, Takano T. Municipal health
course Among Adolescents in an Asian Coun-
in the Care and Development of Their Children.
expectancy in Japan: decreased healthy longevity
try: Multilevel Ecological Factors. Pediatrics
of older people in socioeconomically disadvan-
2009;124;e44-e52
taged areas; BMC PubHealth 2005; 5: 65
Pediatrics 2004; 113:1406 – 1411 35. Fujiwara T, Barber C, Schaechter J, Hemenway
22. Sepa A, Frodi A, Ludvigsson J. Mothers’ Experi-
D. Characteristics of Infant Homicides: Findings
10. Eng PM, Kawachi I, Fitzmaurice G, Rimm EB. Ef-
ences of Serious Life Events Increase the Risk of
From a U.S. Multisite Reporting System. Pediat-
fect of marital transitions on changes in dietary and
Diabetes-Related Autoimmunity in Their Chil-
other health behaviours in US male health profes-
dren. DiabetesCare 2005; 28(10): 2394 – 2399
sionals, J EpidComHealth, 2005; 59: 56 – 62
23. Thomas C, Hyppönen E, Power C. Obesity
11. Weitoft GR, Haglund B, Hjern A, Rosén M. Mor-
and Type 2 Diabetes Risk in Midadult Life:
tality, severe morbidity and injury among long
The Role of Childhood Adversity. Pediatrics
term lone mothers in Sweden. Internat J Epid 2002; 31; 573 – 580 12. Lee S, Cho E, Grodstein F, Kawachi I, Hu FB, Colditz GA. Effects of marital transitions on changes in dietary and other health behaviours in US women. Internat J Epidemiol 2005; 34: 69 – 78
2008;121:e1240-e1249 and
Developmental
arga, cet II. Penerbit Ikatan Dokter Indonesia, 1997. 37. Smucker WD, Wildman BG, Lynch TR, Revolinsky MC. Relationship Between the Family AP-
24. Sacker A, Quigley MA, Kelly YJ. Breastfeeding
rics 2009 published online Jul 20. 36. Azwar A. Pengantar Pelayanan Dokter Kelu-
Delay:
Findings
From the Millennium Cohort Study. Pediatrics 2006;118:e682-e689 25. Engebretsen IMS, Tylleskär T, Wamani H, Kara-
GAR and Behavioral Problems in Children Arch Fam Med. 1995;4: 535 – 539 38. Wilson J. Family breakdown — how important is it for British general practice. Br. J. Gen. Practice July 2004
magi C, Tumwine JK. Determinants of infant
39. Halford K, Nicholson J, Sanders M. Couple
13. Anda RF, Croft JB, Felitti VJ, Nordenberg D,
growth in Eastern Uganda: a community-based
Communication in Stepfamilies. Family Process
Giles WH, Williamson DF, Giovino GA. Ad-
cross-sectional study. BMC PubHealth 2008;
verse Childhood Experiences and Smoking
8:418
During Adolescence and Adulthood. JAMA 1999;282(17): 1652 – 1657 14. Kestila L, Koskinen S, Martelin T, Rahkonen O, Pensola T, Pirkola S, Patja K, Aroma A. Influence
26. Li L, Manor O, Power C. Early environment and
KP, Slustke WS, Heath AC, Madden PAF, Martin
child-to-adult growth trajectories in the 1958
NG. A Genetically Informed Study of the Inter-
British birth cohort. Am. J Clin.Nutr. 2004; 80:
generational Transmission of Marital Instability.
185-92
J. Marriage and Family 2007; 69:3; ProQuest
of parental education, childhood adversity,
27. Richards M, Wadsworth MEJ. Long term effects
and current living conditions on daily smok-
of early adversity on cognition function, Arch.
ing in early adulthood; European J PubHealth
Dis. Child 2004; 89: 922 – 927
2006;16( 6): 617 - 626 15. Rothman EF, Edwards EM, Heeren T, Hingson
28. Block RW, Krebs NF and the Committee on Child Abuse and Neglect and the Committee
| NOVEMBER - DESEMBER 2010
Layout CDK Edisi 181 November 2010 dr.indd 585
Dec 2007; 46(4): 471 40. D’Onofrio BM, Turkheimer E, Emery RE, Harden
Religion pg. 793 41. Budioro
B.
Pengantar
Ilmu
Kesehatan
Masyarakat; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang, cetakan ke III 2001
585
10/27/2010 2:45:52 PM