DAMPAK PENGEMBANGAN PELABUHAN PEKANBARU DI KAWASAN PASAR BAWAH Syahrial Hasibuan, Soemarno, Jenny Ernawati
[email protected]
Abstrak Pelabuhan Pekanbaru merupakan pelabuhan konvensional yang diusahakan pemerintah. Sebagai pelabuhan kelas II berfungsi sebagai pintu gerbang perdagangan di Provinsi Riau. Kawasan Pasar Bawah merupakan kawasan perekonomian yang menjadi salah satu simpul perdagangan di Kota Pekanbaru yang sudah tumbuh kembang sejak abad ke 17. Arus bongkar muat dan kunjungan kapal di Pelabuhan Pekanbaru menunjukkan tren yang menurun dalam kurun 10 tahun terakhir. Hal ini disebabkan kapal-kapal lebih menyukai berlabuh di dermaga khusus karena terbatasnya peralatan dan fasilitas yang dimiliki Pelabuhan Pekanbaru. Hasil analisis Uji Wilcoxon Signed-Rank terhadap dampak pengembangan Pelabuhan Pekanbaru terhadap kawasan Pasar Bawah berdasarkan variabel tingkat pendapatan, transportasi barang, sarana infrastruktur dan keamanan menghasilkan nilai Z hitung > Z tabel dan nilai signifikasi < 0,05 dengan hipotesis Ha yang menyatakan ada dampak pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru terhadap kawasan Pasar Bawah diterima. Sedangkan untuk variabel tingkat pelayanan dengan nilai Z hitung 1,093 < Z tabel 1,96 dan nilai signifikasi 0,274 > 0,05 menghasilkan Hipotesis H0 menyatakan tidak ada tingkat pelayanan dampak dari pengembangan kawasan Pelabuhan Pekanbaru diterima. Kata Kunci : Pelabuhan, Pengembangan, Kawasan, Pekanbaru
Abstract Port of Pekanbaru is the government sought a conventional port that serves as a gateway of trade in the province of Riau. Pasar Bawah Area is a region with an economy that became one of the nodes in the city of Pekanbaru trade that has been growing since the 17th century. Flow loading and unloading and vessel traffic in the Port of Pekanbaru showed a declining trend over the last 10 years. This is due to the ships docked at the special piers more like because of the limited equipment and facilities owned by the Port of Pekanbaru. Result analysis Wilcoxon Signed-Rank Test to the impact the development of the Port of Pekanbaru on the Pasar Bawah area based on the variable level of income, transportation of goods, facilities and security infrastructure to produce value Z hitung> Z tabel and significance value <0.05 with the Ha hypothesis that states there is the impact of development Pekanbaru port area of the region accepted. As for the variable level of service to calculate the Z hitung 1.093
0.05 with H0 hypothesis stated no service level impact of the development of the region received the Port of Pekanbaru. Keywords: Ports, Development, Region, Pekanbaru
1.
Pendahuluan
1.1
Latar belakang Masalah
Terealisasinya kebijakan Pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun 2005 untuk mengembangkan Pelabuhan Pekanbaru dengan memindahkan fungsi dan peranan Pelabuhan Pekanbaru ke Kecamatan Limapuluh serta Kota Perawang ternyata memberikan dampak negatif terhadap kegiatan perdagangan di Pasar Bawah.
Dampak akibat pengembangan Pelabuhan Pekanbaru tersebut menyebabkan menurunnya arus barang dan kunjungan kapal yang berpengaruh terhadap kawasan perdagangan di Pasar Bawah. Dampak yang terjadi di Kawasan Pasar Bawah di mulai dari menurunnya tingkat pendapatan pedagang, sulitnya dalam distribusi barang atau transportasi, tidak berkembangnya infrastruktur kawasan, berkurangnya pelayanan di pelabuhan dan menurunnya
tingkat keamanan di pelabuhan maupun di Kawasan Pasar Bawah. Hasil Uji wilcoxon Signed Rank terhadap sampel penelitian yang di kumpulkan dari responden pedagang di Kawasan Pasar Bawah dengan variabel uji antara lain tingkat pendapatan pedagang, kemudahan transportasi barang dari pelabuhan, sarana infrastruktur, tingkat pelayanan pelabuhan dan keamanan di pelabuhan mendapatkan hasil bahwa nilai z hitung > z tabel serta nilai signifikasi < 0,05 yang artinya dampak dari pengembangan Pelabuhan Pekanbaru tersebut memberikan efek negatif terhadap pertumbuhan Kawasan Pasar Bawah dimulai menurunnya tingkat pendapatan, sulitnya memperoleh barang dagangan, tidak berkembangnya sarana infrastruktur kawasan, serta menurunnya keamanan di pelabuhan. 1.2
Rumusan Solusi Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah karakteristik pengembangan Pelabuhan Pekanbaru di kawasan Pasar Bawah? 2) Bagaimanakah dampak pengembangan Pelabuhan Pekanbaru terhadap pertumbuhan kawasan Pasar Bawah? 3) Bagaimanakah arahan pengembangan Pelabuhan Pekanbaru dalam mendukung pertumbuhan kawasan Pasar Bawah? 1.3
Batasan Masalah
Dalam penelitian Pengembangan Pelabuhan Pekanbaru di Kawasan Pasar Bawah ini terjadi pada tahun 2005, yaitu terjadinya perubahan kebijakan Pemerintah untuk mengembangkan pelabuhan di lokasi baru dengan tujuan untuk mendukung kinerja Pelabuhan Pekanbaru yang ada di kawasan Pasar Bawah. Pengembangan tersebut antara lain dengan pembangunan terminal dan dermaga Pelabuhan Khusus Sungai Duku di Kecamatan Limapuluh untuk kegiatan penumpang dan pengembangan terminal dan dermaga Pelabuhan Perawang di Kota Perawang untuk kegiatan bongkar muat barang. Batasan juga dilakukan terhadap rentang waktu sebelum dan sesudah pengembangan pelabuhan yang tujuannya digunakan sebagai sampel untuk pengujian
bahwa terdapat dampak akibat pengembangan Pelabuhan Pekanbaru. Rentang waktu sebelum pengembangan antara tahun 2000 sampai tahun 2005. Sedangkan rentang waktu sesudah pengembangan antara tahun 2005 sampai sekarang. 1.4
Tujuan Penelitian
1) Mengidentifikasi karakteristik pengembangan Pelabuhan Pekanbaru di kawasan Pasar Bawah. 2) Mengidentifikasi dampak pengembangan Pelabuhan Pekanbaru terhadap pertumbuhan kawasan Pasar Bawah. 3) Menyusun arahan pengembangan Pelabuhan Pekanbaru dalam mendukung pertumbuhan kawasan Pasar Bawah.
2.
Tinjauan Pustaka
2.1
Konsep Kawasan Pelabuhan
Kawasan pelabuhan terdiri atas daratan dan perairan disekitarnya tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran, kegiatan penunjang pelabuhan, dan antar moda transportasi (Kramadibrata, 2002). Pemanfaatan ruang kawasan pelabuhan mempunyai kriteria, yaitu: Tersedia aksesibilitas yang tinggi ke pusat pelayanan distribusi barang dan penumpang Penataan letak pusat-pusat pelayanan harus efisien dan efektif Tersedia system pengolahan limbah Pengawasan terhadap tingkat sedimentasi yang berpengaruh terhadap kedalaman laut terutama di sekitar dermaga dan akses keluar masuk kapal Pengembangan teknologi yang menunjang aktivitas pelabuhan untuk mengantisipasi perubahan iklim yang berpengaruh terhadap fluktasi pasang surut, tinggi gelombang laut/perairan dan kecepatan arus laut/perairan Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan di sekitar pelabuhan untuk menjamin ketersediaan lahan untuk sarana dan prasarana ke pelabuhan beserta pengembangannya pada masa mendatang. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan layanan jasa. Utamanya pelabuhan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (Raja Oloan Saut Gurning & Budiyanto, 2007). Menurut Suranto (2004), yang dikatakan Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum. Definisi pelabuhan menurut Perda Kota Pekanbaru No.5 Tahun 2003, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turunnya penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Sedangkan definisi dari pelabuhan sungai dan danau adalah pelabuhan yang terletak di alur sungai dan danau yang ditetapkan untuk melayani pelayaran untuk angkutan dan penyeberangan di sungai atau danau yang bersangkutan. Sedangkan jenis pelabuhan yang ada di Kota Pekanbaru terdiri dari: 1. Pelabuhan Umum, adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum. 2. Pelabuhan Khusus, adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. 3. Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) adalah dermaga yang diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.
2.2 Peran Pelabuhan Dalam Mendukung Pertumbuhan Wilayah Kebijakan ekonomi nasional secara bertahap diarahkan untuk mengurangi ketergantungan pada sektor minyak dan gas bumi. Untuk mencapai sasaran tersebut maka ditempuh berbagai kebijakan di bidang industri, perdagangan dan pengembangan dunia usaha, sebagai upaya peningkatan devisa negara. Dalam hal ini pengembangan pelabuhan Pekanbaru diarahkan untuk meningkatkan peran dan jasa pelabuhan bagi pengangkutan hasil ekspor/impor non migas. Hubungan perdagangan timbal balik antar pulau dan dengan berbagai negara terus ditingkatkan, sehingga menempatkan peran pelabuhan menjadi semakin penting (Lumbanraja, 2004). Pelabuhan memegang peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perekonomian bangsa, karena pelabuhan merupakan loading point bagi pertemuan moda transportasi sekaligus sebagai loading point tempat konsolidasi barang untuk disebarkan ke seluruh penjuru negara. Oleh sebab itu, pelabuhan merupakan indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pelabuhan Sebagai pusat kegiatan ekonomi menjadikan pelabuhan sebagai tumpuan negara untuk mendapatkan penerimaan negara di bidang non migas (Zulfan, 2008).
3.
Metode Penelitian
3.1
Lokasi Penelitian
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Ruang lingkup wilayah yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah kawasan pelabuhan Pekanbaru dengan lingkup wilayah di kawasan Pasar Bawah yang secara administratif terletak di Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru. 3.2
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner melalui pengisian daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan untuk penelitian ini dan observasi langsung ke lapangan dengan menggunakan teknik wawancara dengan responden. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dari berbagai informasi atau instansi yang terkait yang berhubungan dengan ruang lingkup penelitian, yaitu: Pemerintah Kota Pekanbaru, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pekanbaru, PT. Pelindo I cabang Pekanbaru, Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru serta hasil penelitian terdahulu dan literatur yang dianggap relevan dalam mendukung penelitian ini. 3.3
Populasi Penelitian
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah para pedagang di Kawasan Pasar Bawah di Kota Pekanbaru. 3.4
Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan ukuran sampel didasarkan atas pertimbangan Roscoe (dalam Sugiyono, 2003) yang mengatakan: pertama, ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian sosial adalah antara 30 sampai dengan 500 sampel. Kedua, bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel tiap kategori minimal 30. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil sebanyak 10% dari jumlah pedagang di pasar bawah 1.030 jiwa yaitu mencapai 103 orang dan dibulatkan menjadi 100 orang pedagang pasar bawah yang aktivitas mereka berhubungan dengan pelabuhan Pekanbaru. Sampel pedagang ditentukan (purposive sampling) berdasarkan jarak dari pelabuhan ke lokasi perdagangan. 3.5
Teknik Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dari kuisioner dan observasi. Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yaitu cara pengumpulan data berdasarkan pengamatan terhadap lokasi penelitian yaitu pelabuhan Pekanbaru dan kawasan perdagangan Pasar Bawah. Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dari berbagai informasi atau instansi terkait yang berhubungan dengan ruang lingkup penelitian, yaitu: Pemerintah Kota Pekanbaru, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pekanbaru, Kantor Kecamatan Senapelan, PT. Pelindo I cabang Pekanbaru, Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru serta penelitian terdahulu dan literatur 3.6
Teknik Analisis Data
1. Untuk permasalahan pertama dilakukan analisis deskriptif kualitatif, yaitu untuk menganalisis kebijakan pemerintah dalam mengembangkan Pelabuhan Pekanbaru dengan pembangunan pelabuhan baru di lokasi Kecamatan Limapuluh dan Kota Perawang yang tujuannya untuk mendukung kinerja pelayanan Pelabuhan Pekanbaru di Pasar Bawah. Identifikasi juga dilakukan terhadap infrastruktur yang dimiliki Pelabuhan Pekanbaru, Pelabuhan Sei Duku dan Pelabuhan Perawang. Identifikasi juga dilakukan terhadap alasan utama Pemerintah Kota Pekanbaru dan instansi terkaitnya untuk mengembangkan Pelabuhan Pekanbaru ke arah hilir Sungai Siak. Terakhir, identifikasi terhadap lingkungan kerja Pelabuhan Pekanbaru. 2. Untuk permasalahan kedua dalam penelitian ini adalah mengukur dampak akibat pengembangan Pelabuhan Pekanbaru. Pertama; identifikasi dampak sosial dan budaya masyarakat di sekitar pelabuhan, kedua; identifikasi dampak arus barang dan kunjungan kapal, ketiga; identifikasi dampak pergerakan dan transportasi barang. Kemudian untuk membuktikan hasil penelitian bahwa terdapat dampak akibat adanya pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru terhadap pertumbuhan perdagangan Kawasan Pasar Bawah, digunakan analisis statistik deskriptif dengan Uji Wilcoxon Signed-Rank (Uji Jenjang - bertanda Wilcoxon) dengan menggunakan Program SPSS versi 16. Uji
Wilcoxon Signed-Rank merupakan uji nonparametrik berdasarkan sampel berpasangan dimana pada Uji Wilcoxon data harus dilakukan pengurutan (ranking) kemudian baru di proses (Wilcoxon dalam Santoso, 2008). Menurut Djarwanto (2003) rumus statistik Uji Wilcoxon Signed-Rank yang digunakan adalah sebagai berikut: Z = T – E(T) σT E(T) = n(n+1) 4 σT = √n(n+1)(2n+1) 24 Dimana: Z = Nilai Z atau skor Z T = Jumlah tanda jenjang terkecil baik tanda jenjang positif atau negatif dari hasil pengamatan E(T) = Expected value of T (Nilai T yang diharapkan dari hasil pengamatan) σT = Standar deviasi dari T n= Banyaknya (jumlah) pengamatan yang menghasilkan beda positif dan negatif. Sedangkan beda 0 (nol) tidak diperhatikan. Kemudian hipotesa ada tidaknya dampak pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru terhadap pertumbuhan perekonomian kawasan Pasar Bawah diolah sebagai berikut: Hipotesis H0 : Tidak ada pengaruh signifikan pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru terhadap pertumbuhan perekonomian kawasan Pasar Bawah. Ha : Ada pengaruh signifikan pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru terhadap pertumbuhan perekonomian kawasan Pasar Bawah. Pengambilan keputusan pada Uji Wilcoxon bisa didapat menggunakan uji z. Jika statistik hitung (angka z output) > statistik Tabel (Tabel z), maka H0 ditolak. Artinya tidak ada dampak pengembangan pelabuhan Pekanbaru terhadap pertumbuhan perekonomian kawasan Pasar Bawah.
Jika statistik hitung (angka z output) < statistik Tabel (Tabel z), maka H0 diterima (Santoso, 2008). 3. Untuk permasalahan ketiga adalah menyusun arahan pengembangan pelabuhan. Sebelumnya sudah diketahui bahwa dengan pengembangan Pelabuhan Pekanbaru yang membidik lokasi baru ke arah hilir Sungai Siak ternyata memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan pengembangan kawasan Pasar Bawah, mengingat kawasan ini memiliki fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa yang mampu memberikan PAD yang tinggi terhadap Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau.
4.
Hasil dan Pembahasan
4.1
Gambaran
Umum
Pelabuhan
Pekanbaru Pelabuhan Pekanbaru adalah pelabuhan sungai terletak di bagian Timur Pulau Sumatera, secara administratif merupakan bagian dari Kota Pekanbaru. Secara geografis berada pada posisi 000 32’ 29’’LU dan 1010 26’ 21’’ BT. Alur pelayarannya cukup panjang dengan jarak tempuh ±160 Km (96 mil) dari muara Sungai Siak. Pelabuhan Pekanbaru telah berperan sejak lama mendukung perekonomian Pemerintah Kota Pekanbaru serta pengembangan moda transportasi laut yang menghubungkan pulaupulau dan pelabuhan di kawasan Indonesia bagian Barat. Komoditi hinterland yang menonjol berasal dari sektor pertanian dengan berbagai jenis produksi antara lain hasil perkebunan, kehutanan dan tanaman pangan. Pengembangan hinterlandnya mengarah ke sektor industri dan perkebunan kelapa sawit. Namun demikian bila ditinjau dari lokasinya, pengembangan pelabuhan yang terletak di tengah Kota Pekanbaru ini akan sulit dilakukan karena kendala lahan yang sangat terbatas. Secara umum pelabuhan ini melayani pelayaran Internasional, Nasional, Lokal dan rakyat, dimana dalam menjalankan kegiatannya tersebar dalam beberapa lokasi yaitu: a.
Kategori umum yaitu: pelabuhan Pekanbaru dan pelabuhan Perawang
b.
4.2
Kategori khusus yaitu: pelabuhan Pertamina, pelabuhan Sungai Duku dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS). Identifikasi
Karakteristik
Pengembangan
Pelabuhan
Pekanbaru 4.2.1 Kebijakan Pemerintah Adanya kebijakan Pemerintah Kota Pekanbaru bersama instansi terkait seperti PT. Pelindo I Cabang Pekanbaru bersama Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dalam mengembangkan Pelabuhan Pekanbaru bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pelabuhan dengan cara pembangunan infrastruktur pelabuhan di lokasi baru, hal ini mengingat: 1. Pemanfaatan lahan di Kelurahan Kampung Dalam dan Kelurahan Kampung bandar dekat Pelabuhan Pekanbaru merupakan kawasan padat sehingga tidak tersedianya lagi lahan untuk pengembangan pelabuhan. 2. Kawasan Pelabuhan Pekanbaru berada di pusat kota Pekanbaru yang di khawatirkan aktivitas pelabuhan dapat mengganggu kawasan yang ada di sekitarnya terutama masalah transportasi. 3. Di tetapkannya Kelurahan Kampung Bandar dan Kelurahan Kampung Dalam sebagai Kawasan Cagar Budaya menurut RTRW Kota Pekanbaru Tahun 2006 sampai Tahun 2012. 4. Kondisi lingkungan perairan Sungai Siak yang sudah menurun kualitasnya akibat pencemaran. 5. Terjadinya abrasi dan erosi di tepian Sungai Siak akibat gelombang kapal besar yang dapat mengancam pemukiman yang berada di tepian sungai. Karena alasan yang disebutkan di atas menjadikan pengurangan jumlah bobot kapal yang berlabuh di Pelabuhan Pekanbaru menjadi hanya berukuran di bawah 500 DWT. Akibatnya kapal-kapal besar seperti tanker dan peti kemas di larang masuk ke pelabuhan. Perubahan juga terjadi pada kegiatan naik turun penumpang. Hal ini disebabkan prasarana jalan menuju pelabuhan harus melalui Kawasan Pasar Bawah yang merupakan kawasan perdagangan yang padat serta sibuk, yang mengakibatkan calon
penumpang kapal kesulitan menuju kawasan pelabuhan. Karena alasan tersebut, maka pada Tahun 2005 Pemerintah Kota Pekanbaru bersama instansi terkait membuat suatu kebijakan dalam mengembangkan Pelabuhan Pekanbaru dengan membangun infrastruktur pelabuhan di Kecamatan Limapuluh yang bernama Pelabuhan Sei Duku demi untuk menunjang kegiatan naik turun penumpang. Untuk menunjang kegiatan bongkar muat barang dan peti kemas di kembangkannya Pelabuhan Perawang dengan pembangunan lapangan penumpukan peti kemas. Akibat dari adanya kebijakan tersebut tentu saja menimbulkan dampak terhadap perdagangan di Kawasan Pasar Bawah. hal ini terjadi karena Kawasan Pasar Bawah mengandalkan Pelabuhan Pekanbaru untuk distribusi arus barang dagangannya. Selain perdagangan, kebijakan tersebut juga akan merubah kehidupan sosial masyarakat disekitar pelabuhan, mulai dari berkurangnya lapangan kerja yang meningkatkan jumlah pengangguran karena mata pencaharian utama masyarakat di sekitar pelabuhan adalah bergerak di sektor perdagangan dan jasa. 4.2.2 Tata Guna Lahan Pelabuhan Berdasarkan RTRW Kota Pekanbaru Tahun 2006, pola pemanfaatan lahan disekitar kawasan pelabuhan Pekanbaru masuk dalam kawasan pemukiman, kawasan perdagangan lokal dan kawasan perkantoran. Sedangkan untuk kawasan pelabuhan Pekanbaru sendiri berada dalam kawasan cagar budaya yang harus dilindungi tepatnya di Kelurahan Kampung Bandar dan Kampung Dalam. Penggunaan lahan di Kelurahan Kampung Dalam dari luas 68 Ha hampir 91% adalah lahan terbangun dan menyisakan 9% lahan kosong yaitu seluas 5,5 Ha. Dari 62,5 Ha (91%) tersebut 80% didominasi oleh kawasan perdagangan dan 20% adalah pemukiman. Kawasan perdagangan tersebut di kenal sebagai Pasar Bawah. Kecenderungan perkembangan pemanfaatan ruang dan lahan kawasan pelabuhan Pekanbaru adalah tetap, dimana pemanfaatan ruang daratan memiliki fungsi sebagai penyediaan fasilitas pelabuhan seperti: gudang (terbuka dan tertutup), lapangan penumpukan, terminal dan perkantoran PT. Pelindo I. Sedangkan untuk
pemanfaatan ruang perairan memiliki fungsi sebagai tempat penambatan kapal (dermaga), tempat tunggu kapal dan perbaikan kapal. 4.2.3 Daerah Lingkungan Kerja (DLKR) Pelabuhan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan atau disebut juga DLKR Pekanbaru terdiri dari Daerah Lingkungan Kerja Perairan dan Daerah Lingkungan Kerja Daratan. Daerah lingkungan kerja perairan meliputi; 3 (tiga) buah dermaga umum untuk penambatan kapal umum (barang dan penumpang), 1 (satu) dermaga khusus untuk kegiatan kepanduan yang terletak di kawasan kantor administasi pelayaran dan 1 (satu) dermaga khusus pemda untuk menunjang kegiatan pemerintahan. Daerah lingkungan kerja perairan juga termasuk di dalamnya adalah daerah pelayaran lalu lintas kapal yang dimana memiliki lebar alur pelayaran 30 meter, area sandar kapal, area kolam putar yang memiliki radius putar sebesar 70 meter, area kapal mati, area percobaan berlayar dan area emergency. Tabel 1. DLKR Pelabuhan Pekanbaru DLKP
Daerah Kerja Teknis
Daratan
Fasilitas Terminal Penumpang Gudang Dermaga Lap. Penumpukan PT. Pelindo I
ADM ADPEL dan Kepanduan Bea dan Cukai Area sandar kapal Perairan
Area kapal mati Area percobaan berlayar Area Pelayaran kapal Area gawat darurat Area Putar Kapal
Lokasi
Luas
Jl. Saleh Abbas Jl. Saleh Abbas Jl. Saleh Abbas Jl. Saleh Abbas Jl. Saleh Abbas Jl. Kampung Dalam Jl. J. Sudirman DLKR Pekanbaru Kec. Rumbai Pesisir Kec. Rumbai Pesisir DAS Siak
225 m2 1.920 m2 P= 382 m 5.215 m2
Kec. Rumbai Pesisir DAS Siak
Kawasan Pasar Bawah adalah kemudahan atau proses bongkar muat barang di dermaga. Penataan perairan DLKR pelabuhan dapat mempermudah kapal-kapal yang sedang bongkar muat dan kapal-kapal yang hendak bongkar muat serta tersedianya ruang perairan untuk waktu tunggu kapal, sehingga proses bongkar muat menjadi lancar dan cepat yang tentunya harus didukung oleh fasilitas peralatan kerja yang memadai. 4.2.4 Arus Barang dan Kunjungan Kapal Arus barang di Pelabuhan Pekanbaru Selama periode Tahun 1993 – 2002 menunjukkan trend yang menurun. Secara rata-rata arus barang di Pelabuhan Pekanbaru hingga Tahun 1996 terjadi fluktuasi dan sejak Tahun 1997 jumlahnya menurun sebesar 58%. Pada periode tersebut barang di pelabuhan didominasi oleh barang-barang antar pulau bongkar yang terdiri dari semen, tepung terigu, pupuk dan besi beton. Sementara barang impor mencapai nilai terendah pada Tahun 1998 dan meningkat kembali hingga 150% di Tahun 2002. Berkurangnya jumlah komoditi yang diangkut maupun dibongkar di pelabuhan disebabkan sebagian besar barangbarang dibongkar dan dimuat melalui DUKS (Dermaga Khusus). Arus kunjungan kapal di Pelabuhan Pekanbaru rata-rata berukuran 1000 GRT mulai Tahun 2000 sampai Tahun 2003 relatif meningkat berkisar antara 284.324 GRT dengan 717 call kapal sampai 406.724 GRT dengan 757 call kapal. Namun kunjungan kapal di Tahun 2004 meningkat tajam dengan ukuran 6.038.412 GRT dengan 3.447 call kapal. Tabel 2. Arus Barang Pelabuhan Pekanbaru Tahu n
L= 30 m
R= 70 m
Sumber: Dishub, 2010 Pengaruh daerah lingkungan kerja perairan Pelabuhan Pekanbaru terhadap
2000 2001 2002 2003 2004
Dalam Negeri AP AP Muat Bongka r 49.999 19.73 53.285 4 57.342 12.15 56.792 5 44.848 2.648 2.396 12.69
Luar Negeri Ekspor Impor
815 183 145.86 9 176.96 5
18.26 4 18.27 2 14.86 0 28.36
3
Total
49.62 6
262.266
323.83 2
1 17.83 1 97.58 8
Sumber: PT. Pelindo I, 2010 Tabel 3. Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Pekanbaru Tahun
2000 2001 2002 2003 2004 Total
Panggilan Kapal (Call) 553 487 650 757 3,447 5.894
Ukuran Kapal (GRT) 382,350 305,047 406,724 535,179 6,038,412 7.667.712
Sumber: PT. Pelindo I, 2010 Jumlah penumpang yang naik turun di Pelabuhan Pekanbaru selama periode Tahun 1993 sampai Tahun 2001 cenderung menurun dan meningkat tajam pada Tahun 2002. Frekwensi naik turun penumpang di dominasi oleh perjalanan dalam negeri. Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, untuk perjalanan luar negeri hanya terjadi pada Tahun 1999 yaitu sebesar 385 penumpang turun dan 561 penumpang naik. 4.3 Dampak Pelabuhan
Pengembangan Pekanbaru
Pertumbuhan
Terhadap
Kawasan
Pasar
Bawah 4.3.1 Dampak Sosial dan Budaya Pengembangan Pelabuhan Pekanbaru dengan cara pembangunan dan pengembangan di lokasi baru atau lokasi lain ternyata memberikan dampak sosial dan budaya terhadap masyarakat di sekitarnya. Dampak sosial yang terjadi adalah banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan terutama masyarakat lokal di Kelurahan Kampung Bandar dan Kelurahan Kampung Dalam. Berdasarkan data dari Kecamatan Senapelan Dalam Angka Tahun 2007 mengenai jumlah penduduk berdasarkan lapangan pekerjaan di Kecamatan Senapelan yang bergerak di sektor jasa menunjukkan angka 1.088 jiwa di Kelurahan Kampung Dalam dan 2.145 jiwa di Kelurahan Kampung
Bandar. Umumnya sektor jasa ini bergerak di bidang jasa transportasi dan buruh tenaga kerja di pelabuhan. Lapangan pekerjaan di sektor jasa ini mengandalkan Pelabuhan Pekanbaru sebagai sumber utama mata pencahariannya. Dampak pengembangan pelabuhan tersebut terhadap Kawasan Pasar Bawah adalah akan terciptanya lingkungan yang tidak kondusif terutama masalah keamanan. Karakteristik pedagang di Pasar Bawah umumnya tidak bermukim/bertempat tinggal di lokasi dagangannya yang di kawatirkan tingkat pencurian akan meningkat. Penyakit sosial pada masyarakat ini akan lebih parah untuk kedepannya karena kurangnya fasilitas sosial di kawasan penelitian seperti; ruang terbuka hijau dan sarana hiburan masyarakat yang akan memicu tingkat stress lebih lanjut. Tabel 4. Tanggapan Mengenai Kemungkinan Konflik di Wilayah Kajian N o
Tanggapan Responde n
1 2 3 4 5
Sangat Setuju Setuju Netral Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju Total
Responden Terjadinya
Jumlah Responde n (Orang) 21 24 35 16 4
Persentas e (%)
100
100
21 24 35 16 4
Sumber: Data Olahan, 2011 4.3.2 Dampak Menurunnya Arus dan Kunjungan Kapal Pengembangan Pelabuhan Pekanbaru di lokasi baru seperti Pelabuhan Khusus Penumpang Sei Duku dan Pelabuhan Umum Perawang sudah tentu memberikan dampak yang signifikan atas menurunnya distribusi arus barang dan kunjungan kapal. Seperti yang sudah dijelaskan pada analisis sebelumnya bahwa untuk kegiatan naik turun penumpang, masyarakat Kota Pekanbaru lebih suka melakukan perjalanan melalui Pelabuhan Sei Duku. Sedangkan untuk kegiatan bongkar muat barang kapal-kapal lebih menyukai melakukannya di Pelabuhan Perawang dan
Dermaga Khusus (DUKS) milik swasta yang ada di sepanjang Sungai Siak. Dari kondisi tersebut diatas, dapat menimbulkan dampak menurunnya tingkat pertumbuhan Kawasan Perdagangan Pasar Bawah, antara lain: 1. Menurunnya tingkat pendapatan masyarakat pedagang 2. Sulitnya mendistribusikan/transportasi barang dagangan dari pelabuhan. 3. Menurunnya kualitas sarana infrastruktur yang di miliki pelabuhan. 4. Menurunnya tingkat pelayanan di pelabuhan. 5. Menurunnya tingkat keamanan di pelabuhan. 4.3.3 Dampak Perubahan Pergerakan Manusia dan Barang 1. Perubahan Pola Pergerakan Manusia Perubahan pola pergerakan manusia sudah terjadi sejak di fungsikannya Pelabuhan Sei Duku. Pola pergerakan masyarakat lebih ke arah pergerakan internal yaitu pergerakan yang terjadi di dalam lingkup Kota Pekanbaru. Umumnya dahulu masyarakat melakukan pergerakan menuju Kawasan Pasar Bawah dan pelabuhan dalam melakukan perjalanannya. Sekarang pergerakan masyarakat cenderung menuju Pelabuhan Sei Duku untuk transportasi air dan terminal bus untuk transportasi darat. 2. Pola Pergerakan Barang Pola pergerakan barang cenderung bersifat pergerakan eksternal. Pergerakan yang datang dari luar wilayah penelitian dimana sejak Tahun 2005 dengan berfungsinya Pelabuhan Perawang umumnya barang-barang kebutuhan Kota Pekanbaru datang dari perawang. Namun pergerakan internal juga terjadi di sini dimana Dermaga Khusus (DUKS) untuk kepentingan industri/swasta yang tersebar di Kecamatan Limapuluh seringkali melayani kapal-kapal barang yang berukuran kecil, sehingga pelayanan bongkar muat barang di Pelabuhan Pekanbaru cenderung terus menurun. Kecenderungan pergerakan setelah pengembangan Pelabuhan Pekanbaru ke lokasi lain di Tahun 2005 adalah: 1. Untuk pergerakan manusia cenderung menuju Pelabuhan Sei Duku.
2. Untuk pergerakan barang cenderung berasal dari luar kota, yaitu Kota Perawang. Namun terdapat pergerakan barang dari dalam wilayah yang berasal dari DUKS. 4.3.4 Analisis
Uji
Wilcoxon
Signed
Rank Setelah mendeskripsikan permasalahan pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru di kawasan Pasar Bawah, maka selanjutnya dibahas dampak pengembangan pelabuhan Pekanbaru terhadap pertumbuhan perekonomian kawasan Pasar Bawah yang diukur melalui indikator peningkatan pendapatan pedagang, transportasi barang dari pelabuhan, infrastruktur pelabuhan, tingkat pelayanan di pelabuhan dan keamanan. Pada bagian ini selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis apakah benar pengembangan pelabuhan Pekanbaru dapat meningkatkan pertumbuhan kawasan Pasar Bawah. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon Signed-Rank, karena data yang hendak diuji data perbedaan dari tahun sebelum pengembangan (Tahun 2000 – 2005) dan setelah pengembangan (Tahun 2006 – sekarang). Adapun output dari Uji Wilcoxon Signed-Rank yang dilakukan sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Terhadap Tingkat Pendapatan Test Statisticsb Sesudah – Sebelum pengembangan a
-6,125
Z Asymp. tailed)
Sig.
(2-
0,00
a. Based on positive ranks b. wilcoxon Signed Ranks Test
Berdasarkan uji wilcoxon di atas dapat diketahui bahwa nilai Z hitung| sebesar 6,125 > Z tabel sebesar 1,96 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pendapatan pedagang Pasar Bawah yang signifikan antara hasil pada tahun (20002005) dengan (2006-sekarang). Hipotesis H0 yang menyatakan tidak ada dampak pendapatan terhadap pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru ditolak. Kemudian
hipotesis Ha yang menyatakan ada dampak pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru diterima. Tabel 6. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Terhadap Transportasi Barang Test Statisticsb Sesudah – Sebelum pengembangan
Hipotesis H0 yang menyatakan tidak ada dampak infrastruktur terhadap pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru ditolak. Kemudian Hipotesis Ha menyatakan bahwa ada dampak pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru diterima. Tabel 8. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Terhadap Pelayanan Pelabuhan
a
Z
-7,582
Asymp. tailed)
Sig.
(2-
Test Statisticsb Sesudah – Sebelum pengembangan
0,00
-1,093a
Z
a. Based on positive ranks b. wilcoxon Signed Ranks Test
Berdasarkan uji wilcoxon berdasarkan kemudahan transportasi barang dari pelabuhan ke kawasan Pasar Bawah di atas dapat diketahui bahwa nilai Z hitung sebesar 7,582 > Z tabel sebesar 1,96 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pada tahun (20002005) dengan (2006-sekarang). Bahwa hipotesis H0 yang menyatakan tidak ada dampak kemudahan transportasi barang terhadap pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru ditolak. Kemudian hipotesis Ha yang menyatakan ada dampak pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru terhadap kemudahan transportasi barang diterima. Tabel 7. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Terhadap Infrastruktur Pelabuhan
Asymp. tailed)
Sig.
(2-
a. Based on positive ranks b. wilcoxon Signed Ranks Test
Berdasarkan uji wilcoxon di atas dapat diketahui bahwa nilai Z hitung| sebesar 1,093 < Z tabel sebesar 1,96 dan nilai signifikansi sebesar 0,274 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pada tahun (20002005) dengan (2006-sekarang). Hipotesis Ha menyatakan ada peningkatan pelayanan pelabuhan dampak dari pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru ditolak. Kemudian Hipotesis H0 menyatakan tidak ada peningkatan pelayanan pelabuhan dampak dari pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru diterima. Tabel 9. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Terhadap Keamanan Pelabuhan
Test Statisticsb
Test Statisticsb
Sesudah – Sebelum pengembangan
Sesudah – Sebelum pengembangan
a
Z
-8,808
Asymp. tailed)
Sig.
(2-
0,00
a. Based on positive ranks b. wilcoxon Signed Ranks Test
Berdasarkan uji wilcoxon di atas dapat diketahui bahwa nilai Z hitung| sebesar 8,808 > Z tabel sebesar 1,96 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pada tahun (20002005) dengan (2006-sekarang).
0,274
a
Z
-8,140
Asymp. tailed)
Sig.
(2-
0,00
a. Based on positive ranks b. wilcoxon Signed Ranks Test
Berdasarkan uji wilcoxon di atas dapat diketahui bahwa nilai Z hitung| sebesar 8,140 > Z tabel sebesar 1,96 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pada tahun (20002005) dengan (2006-sekarang).
Hipotesis H0 yang menyatakan tidak ada peningkatan keamanan di pelabuhan dampak pengembangan pelabuhan Pekanbaru ditolak. Kemudian Hipotesis Ha yang menyatakan bahwa ada peningkatan keamanan dampak pengembangan pelabuhan Pekanbaru diterima. Di lihat dari hasil uji Wilcoxon SignedRank di atas, terdapat perbedaan yang sangat signifikan terhadap indikator pendapatan, transportasi barang, infrastruktur dan tingkat keamanan antara sebelum dan sesudah pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru sejak Tahun 2005. Sedangkan untuk indikator tingkat pelayanan di pelabuhan hampir tidak ada perubahan antara sebelum dan sesudah pengembangan. Dari hasil pengujian bahwa perbedaan antara jumlah sampel sebelum dan sesudah pengembangan mendekati 73.6 persen perbedaannya berarti menunjukkan cukup signifikasi. Di sini dapat kita simpulkan bahwa pengembangan kawasan pelabuhan Pekanbaru sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kawasan Pasar Bawah. Oleh sebab itu masyarakat pedagang di kawasan Pasar Bawah sangat mempertahankan kelangsungan pelabuhan Pekanbaru dari segi perekonomian, keamanan dan lingkungan, selain dapat meningkatkan pendapatan pedagang, kawasan pelabuhan Pekanbaru nantinya ke depan dapat menunjang pertumbuhan sektor pariwisata dan saat ini kawasan pelabuhan merupakan tempat interaksi dan rekreasi masyarakat sekitar dengan menonton kapal-kapal yang bersandar serta sebagai sarana memancing ikan di sungai Siak. Tabel 10. Tanggapan Responden Tentang Kelanjutan Pelabuhan No
Tanggapan Responden
Jumlah Responden (Orang) 49 38 11 2 -
Persentase (%)
49 Sangat 38 setuju 11 Setuju 2 Netral Tidak setuju Sangat tidak setuju Total 100 100 Sumber: Diolah dari data primer, 2010 1 2 3 4 5
Hampir seluruh responden menginginkan Pelabuhan Pekanbaru untuk
tetap dilanjutkan sesuai fungsinya seperti sebelum Tahun 2005. Tidak ada satupun dari responden yang sangat tidak setuju dengan kelanjutan Pelabuhan Pekanbaru. Untuk itu perlu adanya perhatian Pemerintah Kota Pekanbaru bersama instansi terkaitnya seperti PT. Pelindo I Cabang Pekanbaru dan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru untuk lebih memperhatikan keadaan Pelabuhan Pekanbaru serta melihat fakta akibat pengembangan Pelabuhan Pekanbaru ke wilayah baru ternyata memberikan dampak yang negatif terhadap pertumbuhan Kawasan Pasar Bawah dan sosial budaya masyarakat di sekitar pelabuhan. Untuk itu perlu ada kebijakan ulang mengenai pengembangan Pelabuhan Pekanbaru yang lebih memperhatikan induk pelabuhannya dari pada anak pelabuhan hasil pengembangannya. 4.4 Arahan Pengembangan Pelabuhan Pekanbaru Arahan yang harus dilakukan pemerintah dalam mengembangkan Pelabuhan Pekanbaru adalah: 1. Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan untuk menutup Pelabuhan Sei Duku dan merealokasi kegiatan naik turun penumpang di Pelabuhan Pekanbaru Pasar Bawah. 2. Infrastruktur yang ada di Pelabuhan Sei Duku akan di fungsikan untuk menunjang kegiatan Pelabuhan Pertamina Siak Hulu. 3. Penetapan pelayanan kapal-kapal tanker cargo yang berukuran diatas 1000 DWT untuk melakukan bongkar muat di Pelabuhan Perawang dan pelayanan kapalkapal cargo berukuran 500 DWT untuk bongkar muat di Pelabuhan Pekanbaru Pasar Bawah. 4. Perbaikan atau peremajaan infrastruktur Pelabuhan Pekanbaru, antara lain: 1. Merenovasi dan memfungsikan kembali gedung terminal penumpang Pelabuhan Pekanbaru. 2. Penyediaan lapangan parkir untuk kendaraan penumpang dengan memanfaatkan lahan bekas lapangan penumpukan peti kemas. 3. Pembangunan turapan di tepian Sungai Siak sekitar Pelabuhan
Pekanbaru untuk mengurangi atau mengatasi abrasi dan erosi. 4. Perbaikan dan renovasi terhadap tambatan atau dermaga yang ada di Pelabuhan Pekanbaru sesuai dengan kondisi daerah pelabuhan, seperti bentuk dan penggunaan bahan konstruksi agar dapat dipertahankan sesuai dengan umur rencana. 5. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di kawasan pelabuhan dengan tujuan untuk melestarikan perairan Sungai Siak. 6. Menambah dan memperbaiki fasilitas peralatan bongkar muat seperti: Mobile crane kapasitas 5 Ton Forklift untuk kapasitas 3 Ton dan 5 Ton Lori 7. Perbaikan dan renovasi gudang tertutup dengan pengaturan suhu dan kelembaban yang sesuai supaya barang yang tersimpan dapat bertahan lebih lama. 5. Pengaturan tata ruang di lingkungan kerja perairan sebagai sarana kapal menunggu sebelum proses bongkar muatan. 6. Menggalang kerjasama pihak terkait di pelabuhan Pekanbaru dengan pemuka adat atau ulama masyarakat di sekitar untuk menciptakan keamana dan ketertiban di kawasan pelabuhan. Supaya rencana pengembangan yang disebutkan di atas bisa berjalan dengan lancar dan aman perlu menggalang kerjasama kemitraan antar instansi yang terkait, yaitu Pemerintah Kota Pekanbaru, Dinas Perhubungan dan Transportasi, serta PT. Pelindo I Cabang Pekanbaru. Di harapkan arahan pengembangan Pelabuhan Pekanbaru ini dapat kembali menghidupkan kehidupan sosial dan budaya masyarakat di Kelurahan Kampung Bandar dan Kampung Dalam dan mempertahankan pertumbuhan perekonomian Kawasan Pasar Bawah. Dan arahan pengembangan Pelabuhan Pekanbaru ini untuk kedepannya diharapkan dapat menunjang program pemerintah dalam mengembangkan Kawasan Waterfront di sepanjang Sungai Siak dan pengembangan Kawasan Cagar Budaya Kampung Bandar.
4.5 Rekomendasi Adapun rekomendasi dari peneliti untuk pemerintah dan instansi terkaitnya adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah harus berani mengeluarkan kebijakan dan tindakan yang tegas terhadap DUKS milik swasta yang ada di wilayah perairan DAS Sungai Siak Kota Pekanbaru, karena DUKS tersebut berani menerima cargo pihak ketiga yang maksudnya adalah cargo yang bukan untuk kepentingan pemilik DUKS tersebut yang di khawatirkan berpotensi maraknya penyelundupan di Kota Pekanbaru. 2. Pemerintah harus berani menindak tegas terhadap perusahaan-perusahaan pelayaran umum yang melakukan bongkar muat di DUKS. 3. Penetapan kebijakan tersebut dapat meningkatkan PAD Kota Pekanbaru bahkan PAD Provinsi Riau melalui bea cukai di Pelabuhan Pekanbaru dan menertibkan kapal-kapal yang berlayar di Sungai Siak. 5. Simpulan dan Saran 5.1
Simpulan
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan Pelabuhan Pekanbaru dengan pembangunan infrastruktur pelabuhan di lokasi baru memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan Kawasan Pasar Bawah, antara lain: menurunnya tingkat pendapatan, sulitnya dalam transportasi barang, menurunnya kualitas infrastruktur pelabuhan, menurunnya tingkat pelayanan pelabuhan dan menurunnya tingkat keamanan di pelabuhan. 5.2
Saran
Mengingat masih lemahnya pembangunan infrastruktur di Kecamatan Senapelan, maka disarankan kepada Pemerintah Kota Pekanbaru pada masa mendatang agar segera dibangun sarana infrastruktur yang baik terhadap masyarakat sekitar demi terciptanya pengembangan wilayah daerah, di mana kawasan pelabuhan Pekanbaru sudah mampu mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan di Kecamatan Senapelan. PT. Pelindo I Cabang Pekanbaru agar dapat memperhatikan masyarakat sekitar
dengan membuka peluang lapangan pekerjaan untuk menghindari terjadinya konflik sosial dan kebudayaan antar etnis di kawasan Pasar Bawah. Pemerintah Kota Pekanbaru bersama PT. Pelindo I Cabang Pekanbaru diharapkan secepatnya merealisasikan pembangunan kawasan waterfront serta merenovasi kawasan cagar budaya Kampung Bandar yang terlihat kumuh demi mendatangkan investor lokal untuk menanamkan modalnya di bidang perdagangan, jasa dan wisata budaya serta memberikan kepastian hukum kepada para investor. Diharapkan kepada para pemuka adat, ulama dan perangkat pemerintahan serta masyarakat sekitar agar tetap membina kekompakan dan kesatuan dengan menjaga keamanan dan ketertiban yang berakibat mengganggu stabilitas perekonomian di kawasan Pasar Bawah. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian lingkungan perairan Sungai Siak mengenai pencemaran sungai akibat dari keberadaan kawasan pelabuhan Pekanbaru dan kawasan di sekitarnya, karena masyarakat masih memanfaatkan Sungai Siak sebagai pembuangan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair.
Kawasan Perkotaan. Lumbanraja, Prihatin. 2004. Kajian Pengembangan Pelabuhan Sibolga Dalam Rangka Mendukung Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Di Wilayah Pantai Barat. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. Suwandi dan Isjoni. 2006. “Kota dan Dinamika Kebudayaan” Peluang dan Tantangan Menjadikan Pekanbaru Sebagai Pusat Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara 2021 Undang Undang Tata Ruang No. 26 Tahun 2007 Undang Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah Undang Undang Pelayaran Tahun 2008 Tentang Reformasi Sektor Pelabuhan Indonesia. Undang Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. Departemen Perhubungan 2008. Saputra, Effendi. 2003. Gelombang Bangkitan Kapal. UGM. Yogyakarta. Sugiyono. 2003. Statistik Nonparametris untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Daftar Pustaka Akung, M. Ahmad. 2006. “Membincangkan Kearifan Ekologi Kita”, dalam Kompas, 30 Nopember 2006
Suranto. 2004. Manajemen Operasional Angkutan Laut dan Kepelabuhan Serta Prosedur Impor Barang. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Branch, Alan.E. 1986. Elements of Port Operation and Management. Chapman and Hall 11 New Fetter Lane. London.
Zulfan. 2008. Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kodoatie, Robert. 2003. Pengantar Manajemen Infrastruktur Teknik Sipil Universitas Diponegoro Semarang. Kramadibrata, Soedjono. 2002. Perencanaan Pelabuhan . ITB. Bandung Kusumah, Dloyana. 2007. Pengelolaan Keragaman Budaya: Strategi Adaptasi Jakarta Perda Kota Pekanbaru No. 5 Tahun 2003 Tentang Kepelabuhan dan Izin Kepelabuhan Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 2008 Tentang Pedoman Perencanaan