Dampak Pemberlakuan Bea Keluar Terhadap Kinerja Ekspor Sektor Kelautan dan Perikanan ............. (Estu Sri Luhur dan Tajerin)
DAMPAK PEMBERLAKUAN BEA KELUAR TERHADAP KINERJA EKSPOR SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN INDONESIA Impacts of Export Duties on Its Performance of The Marine and Fisheries Sector *
Estu Sri Luhur dan Tajerin
Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Gedung Balitbang KP I Lt. 4 Jalan Pasir Putih Nomor 1 Ancol Timur, Jakarta Utara, Indonesia Telp: (021) 64711583 Fax: 64700924 Diterima tanggal: 24 Agustus 2016 Diterima setelah perbaikan: 20 Oktober 2016 Disetujui terbit: 8 Desember 2016 *
email:
[email protected] ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dampak pemberlakuan bea keluar terhadap produk primer perikanan terhadap kinerja ekspor sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut. Kajian ini menggunakan data sekunder dengan mengambil Tabel I-O tahun 2008 yang kemudian disusun dalam bentuk Computable General Equilibrium (CGE) dengan menggunakan model Orani-G. Komoditas yang dianalisis adalah ikan Tuna Tongkol Cakalang (TTC), ikan tangkap lainnya, patin, kerapu, rumput laut, budidaya lainnya, udang, ikan kering dan ikan olahan. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan simulasi tiga skenario pemberlakuan bea keluar, yaitu 7,5% (sim-1), 15% (sim-2), dan 22,5% (sim-3). Hasil kajian menunjukkan bahwa skenario 3, yaitu pemberlakuan tarif bea keluar 22,5% memberikan dampak terbesar terhadap kinerja makro ekonomi diantaranya peningkatan GDP 0,01% dan konsumsi rumah tangga sebesar 0,046%. Dampak terhadap kinerja sektoral: (1) output dan nilai tambah produk primer perikanan mengalami penurunan terbesar pada ikan TTC sebesar 0,68%, sedangkan output dan nilai tambah produk olahan perikanan mengalami peningkatan terbesar pada ikan olahan sebesar 0,72%; (2) ekspor produk primer perikanan mengalami penurunan terbesar pada udang sebesar 35,81%, sedangkan ekspor produk olahan perikanan mengalami peningkatan terbesar pada ikan olahan sebesar 2,41%, dan; (3) impor produk primer perikanan produk olahan perikanan mengalami penurunan terbesar pada udang sebesar 23,09%. Implikasi kebijakannya adalah pemerintah dapat lebih meningkatkan ekspor melalui pengenaan bea keluar ini. Kebijakan tersebut harus dilakukan hati-hati dengan memperhatikan perubahan ekonomi di negara importir dan di dunia. Kata Kunci: bea keluar, nilai tambah, ekspor, CGE, kelautan dan perikanan
ABSTRACT This paper aimed at analyzing the impact of export duties imposed on fishery primary products toward export performance of marine and fisheries in order to answer the issue. This study used input output table 2008 which is arranged in Computable General Equilibrium (CGE) form using Orani-G model. Commodities concerned were Tuna, Mackarel Tuna, Skipjack Tuna (TTC), catfish, grouper, seaweed, shrimp, dried fish, processed fish, other cached fishes and other aquaculture products. This study carried out with three scenarios of export duties, i.e. 7.5% (sim-1), 15% (sim-2), and 22.5% (sim-3). Results showed that 22,5% of export duties would give higher macro economic performance where GDP increase at 0.01% and household consumption increase at 0.046%. Impact on sectoral performance were: (1) output and value added of primary fishery products experienced largest decline in TTC by 0.68%, while the output and value added of processed fishery products experienced largest increase in processed fish by 0.72%; (2) export of primary fishery products experienced largest decline in shrimp by 35.81%, while exports of processed fishery products experienced largest increase in fish processed by 2.41%, and ; (3) imports of primary products for processed fishery products experienced largest decline in shrimp by 23.09%. Policy implication should be taken by the government was to increase the number of export products with imposing export duties. The imposed policies should be carefully handled and considered world economic changes, particularly to the targeting countries. Keywords: export duties, value added, export, CGE, marine and fisheries Korespodensi Penulis: Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Gedung Balitbang KP I Lt. 4 Jalan Pasir Putih Nomor 1 Ancol Timur, Jakarta Utara, Indonesia Telp: (021) 64711583 Fax: 64700924
185
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 185-200
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara penghasil produk perikanan di dunia dengan total produksi sebesar 20,84 juta ton pada tahun 2014 yang terdiri dari perikanan tangkap 6,48 juta ton dan perikanan budidaya 14,36 juta ton. Produksi perikanan tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 sebesar 7,35 persen (Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP, 2015). Potensi perikanan ini tentu pada gilirannya akan menumbuhkan industri perikanan Indonesia jika hasil produksinya mampu didistribusikan dan dijual ke pasar dalam negeri dan pasar luar negeri. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan terus berupaya untuk meningkatkan nilai ekspor produk perikanan karena nilai ekspor hasil perikanan merupakan salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan sektor perikanan. Indonesia merupakan salah satu negara eksportir komoditas perikanan terbesar di dunia dengan komoditas unggulan udang, TTC, kepiting rajungan dan rumput laut. Nilai ekspor perikanan selama 12 tahun terakhir menunjukkan trend meningkat dengan laju pertumbuhan 8% per tahun (KKP, 2013). Pada tahun 2013, nilai ekspor produk perikanan Indonesia mencapai US$ 4,16 miliar. Namun, data menunjukkan bahwa komoditas ekspor didominasi oleh bahan baku, baik dalam bentuk segar maupun beku. Kondisi ini dibuktikan dengan indeks spesialisasi produk perikanan Indonesia yang menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara eksportir untuk komoditas yang termasuk bahan baku. Sebaliknya, indeks spesialisasi menunjukkan Indonesia menjadi negara pengimpor untuk produk olahan perikanan dalam bentuk kaleng, karagenan, atau bentuk olahan lainnya (Kusumastanto, 2008). Hal ini mengakibatkan komoditas ekspor perikanan Indonesia dihargai atau dinilai rendah sehingga kalah bersaing dengan produk perikanan dari negara-negara pesaing. Kondisi ini juga dibuktikan dengan data dari Comtrade yang menunjukkan pada tahun 2010 UN-Comtrade memposisikan Thailand sebagai negara kedua terbesar dunia sebagai pemasok produk ikan olahan setelah Cina, sementara Indonesia hanya puas di posisi ke-10 terbesar dunia. Total kontribusi Thailand terhadap total ekspor produk ikan olahan mencapai 20,2 persen, sementara Indonesia hanya berkontribusi sebesar 2,7 persen dari total ekspor produk ikan olahan dunia (Suhana, 2012).
186
Permasalahan ini membuat Kementerian Kelautan dan Perikanan berupaya agar bahan baku perikanan dapat diolah industri dalam negeri dan diekspor dalam bentuk jadi atau setengah jadi sehingga meningkatkan nilai tambah produk perikanan. Hal ini diperlukan dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 mendatang yang membuka lebar pintu eksporimpor komoditas antar negara Asia Tenggara. Pengenaan tarif bea keluar atau pajak ekspor merupakan salah satu cara agar bahan baku dapat diproses menjadi produk olahan oleh industri dalam negeri (Ratri, 2014). Berdasarkan latar belakang tersebut, tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dampak pemberlakuan bea keluar atas komoditas primer perikanan terhadap kinerja ekspor sektor kelautan dan perikanan. Tujuan dari pemberlakuan bea keluar adalah mendorong pengembangan industri hilir produk perikanan yang berdampak pula pada peningkatan nilai tambah komoditas ekspor perikanan sehingga nilai ekspor Indonesia pun ikut meningkat secara signifikan. METODOLOGI Kerangka Teoritis Pajak Ekspor atau Bea Keluar Pajak ekspor atau bea keluar adalah pungutan pajak atas barang ekspor yang aspek legalitasnya diatur dalam pasal 2A Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan jo. Undang-undang Nomor 17 tahun 2006. Pengaturan yang lebih khusus mengenai bea keluar ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2008 tentang Pengenaan Bea Keluar terhadap Barang Ekspor. Pengenaan bea keluar terhadap barang ekspor bersifat pilihan, dalam arti kata tidak semua barang ekspor dikenakan bea keluar namun pemerintah atas pertimbangan tertentu “dapat” menetapkan bea keluar terhadap suatu barang ekspor (Surono dan Jafar, 2013). Berdasarkan Undang-undang Kepabeanan tujuan dasar pengenaan bea keluar terhadap barang ekspor adalah untuk: a) Menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri; b) Melindungi kelestarian sumber daya alam; c) Mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dari komoditi ekspor tertentu di pasaran internasional; atau d) Menjaga stabilitas harga komoditi tertentu di dalam negeri (Surono dan Jafar, 2013).
Dampak Pemberlakuan Bea Keluar Terhadap Kinerja Ekspor Sektor Kelautan dan Perikanan ............. (Estu Sri Luhur dan Tajerin)
Dampak Kebijakan Bea Keluar
meningkat. Dampak pemberlakuan pajak ekspor tersebut ditunjukkan oleh Gambar 2.
Kebijakan pajak dan dampaknya dapat dijelaskan dengan menggunakan Gambar 1. Pada kondisi keseimbangan antara permintaan (D) dan penawaran (S) pada titik E yaitu Qe, Harga/ Price harga yang terbentuk adalah Pe. Dengan adanya S A P*t = Pt + t pajak, maka harga konsumen akan naik menjadi E Pc dan harga produsen turun menjadi Pp, B Pf dan jumlah produksi/konsumsi turun menjadi Pt C Qt. Dengan penurunan jumlah konsumsi dan kenaikan harga konsumen, maka surplus ekonomi D konsumen turun dari daerah PeEA menjadi PcCA, dan surplus produsen turun dari daerah X2 X1 PeEB menjadi PpDB. Pemerintah memperoleh Jumlah Ekspor / Quantity of Exports penerimaan pajak sebesar daerah PpDCPc. Perekonomian secara keseluruhan kehilangan Sumber/ Source: Helpman dan Krugman (1989) daerah PpDCPc. Perekonomian secara keseluruhan kehilangan surplus ekonomi sebesar Gambar 2. Pembebanan Bea Keluar Gambar 2. Pembebanan Bea Keluar surplus ekonomi sebesar DEC, yang disebut Figure 2. The Imposition Export Taxof Export Tax DEC, yang disebut sebagaiLoss Deadweight Loss ofyang Taxation, yang berarti terjadi inefisiensi Figure 2.of The Imposition sebagai Deadweight of Taxation, berarti Sumber: Helpman dan Krugman (1989)/ dalam perekonomian. terjadi inefisiensi dalam perekonomian. Gambar 2 menggambarkan efek bea keluar sebesar t. Harga dom Source: Helpman dan Krugman (1989)
menjadi Pt, mengurangi surplus produsen oleh area PfECPt. Bagaimana
hasil pajak sepadan dengan volume setelah pajak dikalikan dengan tarif Harga/ Price
S
A Pc Pe
P*tACPt. hilangnya pajak sama dengan area BEC, sementara itu keuntung
sepadan dengan area P*tABPf. Gambar 2 menggambarkan efek bea keluar Menurut Munadi (2007), pemberlakuan bea keluar sebesar t. Harga domestik akan turun menjadi P , mengimplikasi
C
t
F
Pp
mengurangi surplus produsen olehkonsumen area PfECP . negeri negara lebih condong untuk membela kepentingan dalam t
Pajak/Tax
E G
Bagaimanapun, pendapatan hasil pajak sepadan produsen di negara pengimpor. Kenyataan ini ditunjukkan oleh Gambar 3.
Harga/Price
B
D Qt
Qe
Jumlah/ Quantity
Pt w Pow
dengan volume setelah pajak dikalikan dengan tarif pajak atau area P*tACPt. hilangnya pajak Harga/Price Harga/Price sama dengan area BEC, sementara itu keuntungan Xs0k S perdagangan sepadan dengan area P* ABPf. t t
Xstk
Munadi (2007), pemberlakuan C Menurut E h bea keluar mengimplikasikan j kondisi yang lebih Xdk condong untuk membela kepentingan konsumen Gambar 1.Ilustrasi Ilustrasi Dampak Pajak Terhadap dan Jumlah Barang di Pasar Gambar1. Dampak Pajak Harga Terhadap dalam dan Jumlah diQuantity Pasar.of Goods Figure 1. Harga Illustration Impact of Tax Barang to Price and in the negeri Market negara pengekspor dan produsen di negara pengimpor. Kenyataan ini ditunjukkan oleh Figure 1. Impact Illustration of Tax to Price Gambar 3.D and Quantity of Goods in the Market. A
B
Sumber/ Source: Anonim Ptk (2011)
S
k
l n
Dari ilustrasi tersebut di atas dapat dipastikan bahwa kebijakan pemberlakuan pajak
Sumber: (2011)/Source: Anonim Dtk Dok waktu Stk Gambar Sok bersamaan Jumlah/Quantity Qt Qo akan selaluAnonim berdampak menaikkan harga(2011) konsumen dan dalam yang Jumlah/Quantity Soj Stj D 3 menunjukkan bahwa pajak Negara Eksportir/Exporters Pasar Dunia/World Market Gambar 33 menunjukkan menunjukkan bahwa bahwa pajak pajak e Negara Im ekspornaiknya dikenakan dalam bentuk pajak ad valorem akan menurunkan harga produsen. Naiknya harga konsumen disebabkan biayaGambar
Gambar 3 bentuk menunjukkan 3 menunjukkan bahwa ekspor dalam pajak Gambar 3 menunjukkan bahwaGambar pajak ekspor dikenakan dalam pajak bentuk pajakdikenakan ad Gambar 3 Dengan menunjukkan bahwa pajak ekspor dikenakan dala ambar 3 menunjukkan bahwa pajak ekspor dikenakan dalam bentuk pajak ad Dari ilustrasi tersebut di atas dapat (t). adanya pajak, harga dalam negeri di Gambar 3 menunjukkan bahwa pajak ekspor dikenakan dalam bent Sumber/ Source: Munadi (2007) karena pajak yang akan menyebabkan terjadinya inflasi (cost pushed inflation)valorem dan jika (t). valorem (t). Dengan Dengan adanya adanya pajak, pajak, harga harga dalam dalam � valorem (t). Dengan adanya pa valorem (t). Dengan adanya pajak, harga dalam negeri di negara pengekspor sebesa Gambar 3 menunjukkan bahwa pajak ekspor dikenakan dalam bentuk pajak ad dipastikan bahwa kebijakan pemberlakuan Gambar 3. Implikasi dari Pemberlakuan Bea Keluar negara pengekspor sebesar , sementara harga valorem (t). Dengan adanya pajak, harga dalam negeri di negara pengekspor sebesar � menunjukkan bahwa pajak ekspor dikenakan dalam bentuk pajak Gambar menunjukkan bahwa pajak ekspor dikenakan dalam bentuk pajak ad (t). Dengan adanya pajak, harga�negeri dalam negeri di negara peng (t).Gambar Dengan 33adanya pajak,tingkat harga dalam negeri divalorem negara pengekspor sebesar ��� , ad inflasi mencapai yang tinggi akan mengganggu kondisi makro ekonomi (Anonim, pengekspo valorem (t). Dengan adanya pajak, harga dalam di negara pengekspor Figure 3. Implication of Export Tax Imposition sementara sementara harga harga dalam dalam negeri negeri di didalam negara pen pen � pajakadanya akan selalu berdampak menaikkan harga dalam negeri negara pengimpor adalah sebesar � negara �disebesar harga neger lorem (t). Dengan pajak, harga dalam negeri di negara pengekspor ��� jum sementara harga dalam negeri di negara pengimpor adalah sebesar � � dengan � , sementara dengan jumlah sementara harga dalam negeri di dalam negara pengimpor adalah �sebesar 2011). em (t). Dengan adanya pajak, harga negeri di negara pengekspor � , �sebesar em (t). Dengan adanya pajak, harga dalam negeri di negara pengekspor sebesar � , � sementara harga dalam negeri di negara pengimpor adalah sebesa � � � � Gambar 3 menunjukkan bahwa pajak ekspor dikena jumlah ra harga dalam negeri didan negara adalah sebesar �� dengan konsumen dalampengimpor waktusementara yang bersamaan dengan jumlah ekspor yang disuplai sebesar de harga dalam negeri di negara pengimpor adalah sebesar � �dala � ekspor yang yang disuplai disuplai sebesar sebesar � � . . Produksi Produksi dalam �ekspor �� ekspor yang disuplai sebesar � ekspor yang disuplai sebesar ��.. akan Produksi dalam negeri di negara pengimpor j menin dengan jumlah mentara harga dalam negeri negara pengimpor adalah sebesar �dengan akan menurunkan harga produsen. Naiknya harga Produksi dalam di negara pengimpor � ekspor yangdalam disuplai sebesar �dan dalam negeri di negara j negeri meningkat Menurut Helpman Krugman (1989), penerapan bea keluar mengurangi jumlah ntara harga negeri di negara pengimpor adalah sebesar � � . Produksi dengan jumlah entara harga dalam negeri di di negara pengimpor adalah sebesar �����pengimpor ekspor yang disuplai �adanya dalam negeri dijnegeri negara pen valorem (t). Dengan pajak, harga dalam di ne � . Produksi ang disuplai sebesar � di negara pengimpor jsebesar meningkat � . Produksi dalam negeri � � � � ekspor yang disuplai sebesar � . Produksi dalam negeri di negara pengimpor �� �� �Produsen � konsumen disebabkan naiknya biaya meningkat dari menjadi . .Produsen dalam menjadi �� ���pengekspor . Produsen dalam dalam negeri negeri dari dari � �karena �� menjadi ��� � disuplai � Produse dari harga domestik, itu dalam harga akan meningkat. Dampak pemberlakuan pajak spor yang sebesar ��Produksi . Produksi dalam negeri di negara pengimpor j�� meningkat menjadi �� .negara dalam di negara dan dari �� � menjadik �� � . konsume �Produsen � �ekspor ��� menjadi �� Produsen negeri negara pengekspor k jnegeri dan konsumen di ��disuplai � or yang sebesar �sementara dalam negeri di negara pengimpor meningkat ordari yang disuplai sebesar � dalam negeri di pengimpor j meningkat ��� � . dalam �di � menjadi �� . Produsen dalam negeri di negara pengekspor dari ��.. Produksi � � sementara harga dalam negeri di negara pengimpor pajak yang akan menyebabkan terjadinya inflasi negeri di negara pengekspor k dan konsumen di menjadi . Produsen negeri di negara pengekspor k dan konsumen di � � � ekspor tersebut ditunjukkan oleh Gambar dalam negeri dij jmerupakan negara pengekspor k adalah dan dari 2. ���� menjadi ���� . Produsen � � negara negara pengimpor pengimpor merupakan pihak pihak yang yang dirug diruak �� Produsen dalam negeri di negara pengekspor k dan konsumen di ri �� �� � menjadi (cost �� � . pushed negara pengimpor j merupakan inflation) dan yang jika inflasi mencapai negara pengimpor j merupakan pihak yang dirugikan. negara pengimpor j pengekspor merupakan pihak yang dirugikan. Produksi di negara pengekspor negara pengimpor j merupakan pihak dirugikan. Produksi di negara pengekspor akan menjadi �� . Produsen dalam negeri di negara k dan konsumen di �� menjadi �� . Produsen dalam negeri di negara pengekspor k dan konsumen di �� �� �� eksporpengekspor yang disuplai sebesar ����. Produksi dalam negeri di ne negara j merupakan pihakdirugikan. yang dirugikan. Produksi di nega engimpor j merupakan pihaktinggi yang akan dirugikan. Produksi di pengimpor negara akan � � dari negara pengimpor pihak yang Produksi di� negara peng tingkat yang mengganggu Produksi di negara pengekspor akan menyusut menyusut menyusut dari dari �� �� menjadi menjadi �� �� sementara sementara kons kons � � kondisi j merupakan � � � � � � � menyusut dari �� menjadi ���� menyusut dari �� menjadi �� sementara konsumsi di negara pengimpor j turun dari gara pengimpor j merupakan pihak yang dirugikan. di pengekspor akan � �� pengekspor � � akan �Produksi �negara menyusut dari �� menjadi �� sementara konsumsi di negara pengimpor j turun dari �� � �akan � ra pengimpor j merupakan pihak yang dirugikan. Produksi di negara ara pengimpor j merupakan pihak yang dirugikan. Produksi di negara pengekspor � � � � menyusut dari �� menjadi �� sementara konsumsi di negara pengim � menjadi �� . Produsen dalam negeri di negara dari �� makro ekonomi (Anonim, 2011). menjadi sementara konsumsi di negara � � t dari ��� menjadi ��� sementara konsumsi di negara pengimpor �� � j� turun � � � � � konsumsi di negara��pengimpor menyusut dari ���� menjadi ���� dari sementara jpen tu �� �� � � � � menjadi menjadi �� �� . . Ekspor Ekspor turun turun dari dari � � � � menjadi menjadi � � � ��� � � � � enyusut dari �� konsumsi di negara pengimpor j turun dari �� pengimpor j turun dari menjadi . Ekspor �� � sementara � � � � � � � �� �� � menjadi �� � � � �menjadi � � � � �� Ekspor turun dari menjadi �� . Ekspor turun dari � � menjadi � � . Impor turun dari � � menjadi � � � � � � � � � usut �� di pengimpor j turun dari �� � �� �pengimpor �� � ��� � � turun� Produks �� �� � yusut dari�� ����� .menjadi menjadi �� sementara konsumsi di negara pengimpor j turun dari �� menjadi �� Ekspor turun dari �� ���konsumsi menjadi �negara . (1989), Impor turun dari � menjadi � . � dari � � � � � �� �sementara � Krugman � � � � � � negara j merupakan pihak yang dirugikan. � � menjadi �� . Ekspor turun dari � menjadi � � . Impor dari Menurut Helpman dan � � � � ��� . Ekspor turun dari �� �� menjadi �� �� .menjadi Impor turun ��� �turun menjadi ��� ��� . menjadi � � � � � � .. Impor � � turun dari � � dari �turun ����� .dari Ekspor dari ���� ���� men �� �� Impor turun � � dari � ��� ��� menjadi � � � � � � penerapan bea akan ��mengurangi harga enjadi turun dari �����.� . Impor turun dari menjadi �� �� � . Ekspor ���� menjadi �Impor � ��� �menjadi ���.� � . �� � sementara konsumsi di negar adi turun dari �����������keluar ����� turun dari ��������� adi�� ����� Ekspor turun dari menjadi turun dari menjadi ������ menyusut dari ���� �menjadi �� .Impor �� menjadi �� . �..Ekspor � menjadi � domestik, sementara itu harga ekspor akan Jenis Jenisdan danSumber Sumber Data Data Jenis Data Jenis dan Sumber Data � � � dan Sumber Jenis dan Sumber Data Jenis dan Sumber Data menjadi �� . Ekspor turun dari � �� menjadi ��� ��� . Impor turu n Sumber Data � � Jenis dan Sumber Data dan Sumber Data Jenis Jenis data data yangJenis digunakan digunakan dalam dalam pene peny 187yang data diguna ssnis dan Sumber dan Sumber Data Jenispenelitian data yang digunakan dalam penelitian ini yang merupakan data sekunder Jenis Data data yang digunakan dalam ini merupakan data sekunderdalam yang Jenis data yang digunakan penelitian ini merupakan enis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan datainsta sed dikumpulkan dikumpulkan dari dari berbagai berbagai sumber sumber dan dan inst dikumpulkan dari berbagai su dikumpulkan dari berbagai sumber dan instansi terkait maupun hasil-hasil penel Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang Jenis dan Sumber Data dikumpulkan dari digunakan berbagai sumber dan instansi terkait maupun hasil-hasil penelitian Jenis yang dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang Jenis data yang digunakan dalam penelitian inimaupun merupakan data sekunder yang dari berbagai sumber dan instansi terkait maupun h kan daridata berbagai sumber dan instansi terkaitdikumpulkan penelitian dikumpulkan dari hasil-hasil berbagai sumber dan yang instansi terkait relevan. maupun hasil-has sebelumnya sebelumnya yang dianggap dianggap relevan. Sebelum Sebelum sebelumnya yang dianggap re yangterkait dianggap relevan. Sebelum digunakan model pendekatan CGE y kumpulkan dari berbagai sumbersebelumnya dan instansi maupun hasil-hasil penelitian
P*tACPt. hilangnya pajak sama dengan area BEC, sementara itu keuntungan perdagangan sepadan dengan area P*tABPf. Munadi (2007), pemberlakuan bea keluar mengimplikasikan kondisi yang J. Sosek KP Vol. 11 No.Menurut 2 Desember 2016: 185-200 lebih condong untuk membela kepentingan konsumen dalam negeri negara pengekspor dan produsen di negara pengimpor. Kenyataan ini ditunjukkan oleh Gambar 3. Harga/Price
Harga/Price
Harga/Price
Pt w Pow
t A
B
C
S1
Xs0k
S E
j
Pt k
Xstk
h
k
l n
r
Soj Stj
Dtj Doj
Xdk
D Dok
Dtk
Stk Sok
Jumlah/Quantity
Negara Eksportir/Exporters
Qt Qo Jumlah/Quantity Pasar Dunia/World Market
Jumlah/Quantity Negara Importir/Importers
Sumber/ Source: Munadi (2007) Gambar 3. Implikasi dari Pemberlakuan Bea Keluar Gambar 3. Implikasi dari Pemberlakuan Bea Keluar Figure 3. Implication of Export Tax Imposition Figure 3. Implication of Export Tax Imposition Sumber: Munadi (2007)/Source: Munadi (2007)
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan instansi terkait maupun hasil-hasil penelitian sebelumnya yang dianggap relevan. Sebelum digunakan model pendekatan CGE yang berbasis pada Model ORANI-G maka harus dilakukan penyempurnaan basis data yang digunakan. Basis data yang digunakan adalah Tabel Input-Output (IO) pada tahun 2008 yang dapat melihat secara detil gambaran keterkaitan antar sektor dalam perekonomian nasional. Tabel IO Indonesia terdiri dari 175 sektor/kelompok komoditas. Namun dari 175 kelompok komoditas tersebut, basis data yang khusus terkait dengan berbagai usaha di sektor kelautan dan perikanan hanya diwakili oleh 9 kelompok komoditas saja yaitu: 1) Sektor 23 : Tuna, Tongkol, Cakalang; 2) Sektor 24 : Ikan Tangkap Lainnya; 3) Sektor 25 : Ikan Patin; 4) Sektor 26 : Ikan Kerapu; 5) Sektor 27 : Rumput Laut; 6) Sektor 28 : Ikan Budidaya Lainnya; 7) Sektor 29 : Udang; 8) Sektor 35 : Ikan Kering; dan 9) Sektor 36 : Ikan Olahan. Seperti sektor-sektor perekonomian lainnya, sektor kelautan dan perikanan mengalami dinamika yang cukup cepat. Pada saat ini sektor kelautan dan perikanan mengalami peningkatan jumlah transaksi penawaran dan permintaan secara signifikan. Hal ini terjadi sebagai dampak dari dua hal berikut : 1) peningkatan volume produksi sektor kelautan dan perikanan; dan 2) bervariasinya komoditas kelautan dan perikanan yang diperdagangkan. Kelompok-
188
kelompok tersebut di atas merupakan komoditaskomoditas kelautan dan perikanan yang berperan penting bagi pembangunan sektor kelautan dan perikanan dan perekonomian nasional. Metode Analisis Data Menurut teori mikroekonomi dalam struktur perekonomian terdapat berbagai jenis pasar yang saling berinteraksi secara simultan. Perubahan yang terjadi pada satu pasar akan berpengaruh juga pada pasar yang lain. Keseimbangan secara umum dapat tercapai jika permintaan dan penawaran pada masing-masing pasar berada dalam keseimbangan. Pendekatan ini dikenal dengan pendekatan ekonomi keseimbangan umum atau Computable General Equilibrium (CGE). Model CGE merupakan suatu pendekatan analisis yang melihat ekonomi sebagai sistem yang komprehensif dengan komponenkomponennya yang saling terkait satu sama lain (industri, rumah tangga, investor, pemerintah, importir dan eksportir). Keseimbangan umum dalam model CGE dicerminkan dalam bentuk nominal (kuantitas dikalikan dengan harga) yang mewakili aliran dana, baik disertai dengan aliran barang (transaksi) maupun tidak (transfer). Model CGE dibangun berdasarkan pada teori keseimbangan umum yang menggabungkan asumsi mengenai perilaku yang rasional dari para pelaku ekonomi pada kondisi keseimbangan. Prosedur yang umum dalam analisis model keseimbangan umum adalah mendapatkan seluruh diferensial dari kondisi keseimbangan pasar dan menyelesaikan sistem persamaan (Böhringer et al., 2003).
� �/� /� merupakan permintaan atas faktor ���� �oo dimana ��� � ��� � ��� ���� /� merupakan permintaan permintaan permintaan atas atas atas faktor faktor faktor �� ole dimana dimana dimana ��� �� ��� ��� �� /� permintaan faktor �� ����� oleh 1 � �� ���� , … , ��� �1 �............................................................................ (1) atas �� �merupakan �merupakan ��merupakan �/� �� ���� , …dimana , ��� � ���............................................................................ (1) Dampak Pemberlakuan Bea Keluar Terhadap Kinerja Ekspor Sektor Kelautan dan Perikanan ............. (Estu Sri Luhur dan Tajerin) Oleh karena faktor produksi diasumsikan homogen dan berger � faktor 1 � �� �� ,… , �karena ............................................................................ (1) b Oleh Oleh Oleh karena karena faktor faktor faktor produksi produksi produksi diasumsikan diasumsikan diasumsikan homogen homogen homogen dan dan dan bergerak bergera bergera �� �� Oleh karena produksi diasumsikan homogen dan bergerak ����� � � �� ,/� … �, �merupakan ............................................................................ (1) � �� permintaan atas faktor � � � oleh setiap unit produk � � �. dimana1 � �� �� 1�� � � ����� permintaan ............................................................................ 1 � �� ���� , … , �1���� ���� �/� ,��............................................................................ …,, �…,�� �, �� ............................................................................ ............................................................................ (1) � �1 merupakan atas faktor � �(1) � oleh setiapmarginal produk dimana � �� 1� , kondisi … ............................................................................ (1) (1) �� ���� �� ��� (1)unit efisien akan terjadi ketika produktivitas rela � ���� , …��, ��� kondisi kondisi kondisi efisien efisien efisien akan akan akan terjadi terjadi terjadi ketika ketika ketika produktivitas produktivitas produktivitas marginal marginal marginal relatif relati rela kondisi efisien akan terjadi ketika produktivitas marginal relatif � � /� merupakan permintaan atas faktor � � � oleh setiap unit prin dimana � �� �� homogen � Oleh karena faktor produksi diasumsikan dan �bergerak bebas lintas industri maka � � /� merupakan permintaan atas faktor � � oleh setiap unit produk � � �. dimana � Oleh karena faktor produksi diasumsikan homogen dan bergerak bebas lintas industri �� �� � �dengan merupakan permintaan atas faktor �produk �, � oleh setiap unit dimana �� dengan harga relatifnya. Apabila harga input adalah ��� ��p �� ��input 1 �vektor �unit , �harga …sisi �input ...................... ��Hayati �� �merupakan Menurut Saltzman dalam maka kondisi pada produksi �� /� permintaan atas faktor �� � oleh setiap unit produk dimana �� harga harga harga relatifnya. relatifnya. relatifnya. Apabila Apabila Apabila vektor vektor harga harga input input adalah adalah � � � �� � �vektor �� �� ��� dan /�� merupakan � ��� /� atas faktor � permintaan �atas �keseimbangan oleh setiap atas faktor � � oleh � �.adalah setiap unit dimana ��� �Xie dimana � dengan harga relatifnya. Apabila harga adalah ��produk � �� �permintaan 1 /� �permintaan ,dengan …dengan , ��/� ............................................................................ (1) ���� �� �merupakan �� �� �� � �karena faktor �vektor � � oleh setiap unit produk ��� dimana �terjadi �� �� � �merupakan Oleh faktor produksi diasumsikan homogen dan bergerak bebas lintas�ind kondisi efisien akan ketika produktivitas marginal relatif input lintas industri sama �� � 1 � � , … , � ............................................................................ (1) (2012), terdapat empat spesifikasi utama sebagai terjadi ketika, � �� �� efisien akan terjadi ketika produktivitas marginal relatif input lintas industri karena faktor kondisi produksi diasumsikan homogen dan bergerak lintas industri maka Oleh karena faktor produksi diasumsikan homogen dan bergerak bebas lintas industri output adalah ��� �� …bebas �,maka maka kondisi keseimbangan pada � �� ���� , … , ��� � Oleh ............................................................................ (1) Oleh karena faktor produksi diasumsikan dan bergerak bebas lintas industri ma output output output adalah adalah adalah � �� �� �� �� ,�… ,�homogen … ,,,… ,,homogen �, ���maka �, maka kondisi kondisi kondisi keseimbangan keseimbangan keseimbangan pada pada pada si �maka output adalah ��diasumsikan ��� �� ,��� … � kondisi keseimbangan pada sis � �� ��, Oleh karenaCGE faktor produksi Oleh diasumsikan karena faktor homogen produksi dan bergerak bebas lintas dan industri bergerak maka bebas lintas in � ��,�, � 1 � , … , � ........................................................ � � /� merupakan permintaa dimana � asumsi model yaitu: 1. Harga adalah endogen karena faktor produksi diasumsikan homogen dan bergerak bebas lintas industri mak � �� �� �� �� � kondisi efisien akan terjadi ketika produktivitas marginal relatif input lintas indu , … , � � dan vektor harga dengan hargaOleh relatifnya. Apabila vektor harga input adalah � � �� � � /� merupakan permintaan atas faktor � � � oleh setiap unit prod dimana � � � �� �� � kondisi efisien akan terjadi ketika produktivitas marginal relatif input lintas industri , … , � � dan vektor dengan harga relatifnya. Apabila vektor harga input adalah � � �� kondisi efisien akan terjadi ketika produktivitas marginal relatif input lintas industri sama kondisi efisien akan terjadi ketika produktivitas marginal relatif input lintas industri sam � � � ketika �oleh /�efisien merupakan permintaan atas faktor �lintas �marginal � oleh setiap unit produk �� dimana ���kondisi dalam model dan ditentukan pasar; 2. terjadi kondisi efisien akan terjadi produktivitas akan marginal ketika relatif input industri relatif sama input lintas inh �� ��� 1 � � ,�produktivitas … ,marginal � .................................................. � ��� �� /�� ��. � �input � 1, … �; � … ................. � ��� /�� merupakan permintaan atas faktor ��� �harga �� oleh setiap produk ���� � kondisi efisien akan terjadi ketika produktivitas lintas industri sam ��vektor �� �Apabila �� �Apabila /�� /�� �� � � � � �input �1, �� 1, 1,… 1, … ,… �;, �; ,,��; ��input ��� �� � � 1, … 1, … ,�… � ,� � ,�,� ..................... .................. �� Oleh karena faktor produksi diasumsikan ,� … ,................... � � dan ve dengan relatifnya. Apabila harga adalah � � �� ����,���unit �� /�� ��vektor …adalah ,relatif �; 1, …1, ,1, � ........................ ....(2) �� ��� ��� � �/�� �� � ���� ��� output adalah � � �� , … , � �, maka kondisi keseimbangan pada sisi produksi terjadi ketika, �vektor , … , � � dan vektor dengan harga relatifnya. harga input adalah � � �� � � Oleh karena faktor produksi diasumsikan homogen dan bergerak bebas lintas indus � � � , … , � dan har dengan harga relatifnya. vektor harga � �� Penawaran dan permintaan barang atau faktor-faktor � � /� merupakan permintaan atas faktor � � � o dimana � output adalah � � �� , … , � maka kondisi keseimbangan pada sisi produksi terjadi ket � � dengan harga relatifnya. Apabila vektor �� ��� ��� , … , �� � dan vektor harga �harga � input��adalah Oleh karena faktor produksi diasumsikan homogen bergerak bebas industri makv , … , efisien � � dan vektor harga ,… , ��produk � dan dengan harga dengan relatifnya. Apabila dengan vektor harga harga relatifnya. input Apabila adalah vektor � �kondisi �� harga input adalah � �lintas �� �dan �� �ketika , … , � � dan vektor harg harga relatifnya. Apabila vektor harga input adalah � �� produksi ditentukan dengan menyesuaikan harga a faktor produksi diasumsikan homogen dan bergerak bebas lintas industri maka akan terjadi �pada �sisi output adalah ������� ���Jika �, maka kondisi keseimbangan pada produksi terjad output adalah �terjadi … ,� ��maka �,� maka kondisi keseimbangan sisi produksi terjadi ket ��,�� �,,, � output adalah �� ,… …karena �, keseimbangan pada sisi produksi terjadi ketika efisien akan ketika produktivitas marginal relatif input lintas indus vektor input yang tersedia dalam perekonomian �kondisi /� merupakan permintaan atas faktor �ada �aa dimana Oleh faktor produksi diasumsikan homogen dan bergera Jika Jika vektor vektor vektor input input input yang yang yang tersedia tersedia tersedia dalam dalam dalam perekonomian perekonomian perekonomian ad output � adalah �keseimbangan ������� ,kondisi …efisien maka kondisi keseimbangan pada sisi produksi terjadi ketika, �� �� � yang vektor input tersedia dalam perekonomian adala ��� /�� �,,��� �umum � 1, …Walrasian; , terjadi �;� ���� � 1,�Jika … ,Jika � ......................................... (2) � �, � �teori berdasarkan kondisi akan ketika produktivitas marginal relatif input lintas industri sam output adalah � � �� output adalah �� , … � �, maka kondisi keseimbangan , … , � �, maka pada kondisi sisi produksi keseimbangan terjadi pada ketika, sisi produksi terj � �� /�� � 1, … , �; � � 1, … , � ......................................... (2) � � � � � �� � relatif �, … input � maka output adalah �� , � �, kondisi keseimbangan pada sisi produksi terjadi ketika, dengan harga relatifnya. Apabila vektor har sien akan terjadi ketika produktivitas marginal lintas industri sama � � ,inelastis, …inelastis, ,inelastis, �� �(2) dan vek relatifnya. Apabila vektor harga input adalah �tersebut � �� Jika vektor input yang tersedia dalam penawaran setiap input tersebut mak � �� /�� �efisien � 1, … , �; �� 1, …setiap ,, � ......................................... (2) 3. Fungsi penawaran dandengan permintaan ketika produktivitas marginal relati asumsi asumsi asumsi bahwa bahwa penawaran penawaran penawaran setiap setiap input input input tersebut tersebut inelastis, maka maka mak ���/�� �� �� � ��diturunkan �� �asumsi ��� �� �bahwa ���1, … , �; � � 1,�setiap … ,… � ......................................... �harga �Oleh �bahwa 1, …akan , �; �terjadi 1, � ......................................... (2) karena faktor produksi diasumsikan homogen dan berg asumsi bahwa penawaran input tersebut inelastis, maka ve � /�� �kondisi � ���� �� �vektor , … , � � dan vektor harg dengan harga relatifnya. Apabila harga input adalah � � �� � � � � �� /�� � � � � � 1, … , �; � � 1, … , � ......................................... (2) � � perekonomian adalah dengan � � � � , dengan Jika vektor input yang tersedia dalam perekonomian adalah � � � , … , � , … , � � dan vektor harga rga relatifnya. Apabila vektor harga input adalah � � �� output adalah � � �� , … , � �, maka kondisi dari konsumen/produsen yang memaksimumkan � � � � � � �� � ��� /��� � � � � � � 1, … � , �� �; /�� � � 1, � � … , � � � ......................................... � 1, … , �; � � 1, … , � ......................................... (2) (2 � � , de Jika vektor input yang tersedia dalam perekonomian adalah � � � , … , � output adalah � � �� , … , � �, maka kondisi keseimbangan pada sisi produksi terjadi � � � � � � � yang konstan. Dalam hal ini, kondisi full utilized akan terjadi ket ��konstan. �,harga �� � ��� /��� � �Jika ��yang �yang 1, …konstan. �;efisien � Dalam � 1,akan …hal ,hal � ......................................... (2) dengan relatifnya. Apabila vektor harga input adalah yang yang konstan. konstan. Dalam Dalam hal hal ini, ini, ini, kondisi kondisi kondisi full full full utilized utilized utilized akan akan akan terjadi ketik keti kondisi terjadi ketika produktivitas marginal r� Dalam ini, kondisi full utilized akan �� �terjadi , de input yang tersedia dalam perekonomian adalah � �terjadi ,�ketika �� asumsi bahwa penawaran setiap input tersebut output adalah �� ���input ,… , vektor � �, maka kondisi keseimbangan pada sisi produksi terjadi ketika, �,,� � ,… deng Jika vektor input yang tersedia dalam perekonomian adalah � ���terjadi �� �…�ketika, utilitas / keuntungan; 4. Model adalah multi-sektoral �, … � �tersebut Jika vektor input yang tersedia dalam perekonomian adalah � , , � asumsi bahwa penawaran setiap inelastis, maka vektor � merupakan vektor � � ah � � ��� , … , �� �, makaJika kondisi keseimbangan pada sisi produksi terjadi ketika, bahwa penawaran setiap input tersebut inelastis, maka � merupakan v �vektor ��/�� , vektor dengan vektor input yang tersedia dalam perekonomian adalah ,kondisi … , ��� inelastis, maka merupakan yang dan non-linear, yang asumsi mengandung keterbatasan �� �� �� ��1, � … , �;�........... �, vek output adalah �∑tersedia � �� ,vektor …�tersebut , �… �,,���inelastis, maka keseimbangan pada asumsi bahwa penawaran setiap input inelastis, �1,merupakan �� �......................................... ��� �, ��maka �vektor � ��� ,harga dengan Jika vektor input yang tersedia Jika vektor dalam input perekonomian yang adalah dalam � perekonomian adalah �� � ��(2) ,�vektor … …�� , sv dengan harga relatifnya. Apabila input adalah asumsi bahwa penawaran setiap input tersebut maka vektor merupakan � � �� /�� � � � � � 1, … , �; � � 1, � � � � � � �� � � … , � � � ∑ ∑ ∑ � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �� �� � � � � � � � � � � 1, 1, … 1, … , … � , � , ............... ............. ........... � � �� �� � �� � , denga Jika vektor input yang tersedia dalam perekonomian adalah � , … , � ∑ � � � � � � � �� � � � � 1, … , � ................. � � � � � �� � �� �� �� �� �� � � � �� �� �� � � � � � asumsi bahwa penawaran setiap input tersebut inelastis, maka vektor � merupak konstan. Dalam hal ini, kondisi full utilized akan yang konstan. Dalam hal ini, kondisi full utilized akan terjadi ketika, � � �� �� � �� � � � itu, ��� setiap /�� � ��yang �Dalam �ini, 1, … , �;ini,�kondisi � 1,utilized …full , �utilized ......................................... sumber daya. Oleh karena model CGE � �Dalam hal kondisi full akan terjadi ketika, input tersebut inelastis, maka vektor �terjadi merupakan vektor (2) yang konstan. hal akan terjadi ketika, �� /��� � � �� �asumsi � 1, … , bahwa �; � � penawaran 1, …yang , �� konstan. ......................................... (2) yang konstan. halterjadi ini, kondisi full utilized akan ketika, asumsi bahwa penawaran asumsi setiap bahwa inputDalam tersebut penawaran inelastis, setiap maka input vektor tersebut �maka merupakan inelastis, maka vektor vektor � merup output adalah � � �� , … , � �, kondisi pa ketika, � � asumsi bahwa penawaran setiap input tersebut inelastis, maka vektor �…keseimbangan merupakan vekto menggabungkan sektor-sektor dan negara-negara � � �� /�� � � � � � 1, … , �; � � 1, , �mulai ................... Jika vektor input yang tersedia dal yang konstan. Dalam kondisi fulldalam utilized akan terjadi ketika, �ini, � � matematis, � �s �dari Jika vektor inputhal yang tersedia perekonomian adalah � � � , … , � Secara set persamaan dari (1) � Secara Secara Secara matematis, matematis, matematis, set set set persamaan persamaan persamaan mulai mulai mulai dari dari (1) (1) (1) � � Secara matematis, set persamaan mulai dari (1) sa yang konstan. Dalam hal ini, kondisi full utilized akan terjadi ketika, � �dalam perekonomian adalah � � �� , … , � �, denga dalam perekonomian global memiliki kemampuan � terjadi Jika vektor input yang tersedia yang konstan. Dalam hal yang ini, kondisi konstan. full Dalam utilized hal akan ini, kondisi ketika, full utilized akan terjadi ketika, � � �,input yang perekonomian konstan. Dalam hal kondisi akan terjadi ketika, dengan a vektor input yang tersedia dalam � ���� , …full ���utilized asumsi penawaran setiap input ter � �� � ���adalah � �ini, ��menyelesaikan � 1,�� … ,�simultan �simultan � menyelesaikan persamaan simultan tersebut dan mencari pena �� � � �� asumsi bahwa penawaran tersebut inelastis, vektor ���,�� �� /�� � ��bahwa 1,�tersebut … �; �dan � 1, … ,mencari �� merupaka ............. � ���setiap � �1, … , ...(3) � untuk menganalisis dampak kebijakan ekonomi menyelesaikan persamaan persamaan tersebut dan dan dan mencari mencari penawa penaw pena �menyelesaikan �� � ��� ���� � � ���simultan �� � …1, � ��persamaan � �� �� �� Jika vektor input yang tersedia dalam perekonomian ad �persamaan �� � ��simultan � �� ��� �,tersebut �maka 1,� … ,,� menyelesaikan mencari penawar � � �� �� �� ��� �� �� � � �� � inelastis, �� � tersebut asumsi bahwa� penawaran setiap input tersebut maka vektor � merupakan vekto ���maka vektor ��merupakan � �� � ��� hwa penawaran(Hayati, setiap2012). input tersebut yang inelastis, vektor yang konstan. Dalam hal ini, kondisi full utili � � � � � � � � � � � 1, … , � ��� � ��� �� full utilized � termasuk �� �berapa harganya masing-masing, termasuk berapa tingkat produksi ti Dalam hal kondisi akan terjadi ketika, harganya masing-masing, masing-masing, termasuk termasuk berapa berapa tingkat tingkat tingkat produksi produksi produksi tiap tia tia � �� � konstan. ��� � hal �harganya �asumsi � ��ini, �masing-masing, �masing-masing, ��utilized � ��� 1, … ,terjadi � bahwa penawaran setiap input tersebut inelastis, maka termasuk berapa tingkat produksi tiap-ti ��harganya �harganya �� yang konstan. Dalam ini, kondisi full akan ketika, � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � 1, … � , � � � � � � � � 1, … , � Jika vektor input yang tersedia dalam perekonomian ��� ................................... (3) ................................... (3) � �� �� � � �� � �� �� � �� � ................................... (3) � � � � � � � � � � � � � � 1, … , � an. Dalam hal ini, kondisi utilized akan terjadi ketika, � �� harga � �� �setiap input. Lebih spesifik, ................................... (3) ��dan Pada full prinsipnya, kerangka � ���keseimbangan primer, dan relatif terdapa Secara matematis, set persamaan mulai primer, primer, primer, dan dan harga harga harga relatif relatif relatif setiap setiap setiap input. input. input. Lebih Lebih Lebih spesifik, spesifik, spesifik, terdapat terdapat terdapat � �harga primer, dan relatif setiap input. Lebih spesifik, terdapat �� yang konstan. Dalam hal ini, kondisi full utilized akan terjadi ketik ��� ��� ��� ................................... (3) � umum mencoba mencari dampak suatu shock asumsi bahwa penawaran setiap input tersebut inelastis, m dari (1) sampai (3) cukup untuk menyelesaikan Secara matematis, set persamaan mulai dari (1) sampai (3) cukup � � � � � � � matematis, set persamaan mulai dari (1) sampai (3) ��� cukup �… ��un � ................................... (3)Secara � Secara matematis, setSecara persamaan mulai dari (1) sampai (3) cukup untuk � � � � � � � � � � � � � � 1, , � independen untuk mencari �� permintaan input optimal, � harg � �� �� � �� � independen independen independen untuk untuk untuk mencari mencari mencari �� �� �� permintaan permintaan permintaan input input input optimal, optimal, optimal, � � harga harga harga f matematis, set persamaan mulai dari (1) sampai (3) cukup ................................... (3) ................................... (3) independen untuk mencari �� permintaan input optimal, � harga fak terhadap variabel ................................... endogen (Parewangi, � 2009). persamaan simultan tersebut dan mencari (3) � � yang ���konstan. � � � � � � � � � � 1, … , � ∑ ��� � � � � � � �� � � � � 1, … , � ............. � �� � �� � � � �� �� � �� � menyelesaikan persamaan simultan tersebut dan mencari penawaran setiap industri be Dalam hal ini, kondisi full utilized akan terjadi k ��� � menyelesaikan persamaan simultan tersebut dan mencari penawaran setiap industri bese �� �Perubahan � � � � � � � � � � � 1, … , � Secara matematis, set persamaan mulai dari (1) sampai (3) cuk �� �� � persamaan �� ini � simultan menyelesaikan tersebut dan mencari penawaran setiappenawaran industri beserta variabel endogen dapatpersamaan diperoleh penawaran setiap industri beserta harganya masingmenyelesaikan persamaan tersebut dan mencari setiap industri be ��� simultan Secara matematis, set mulai dari (1) sampai (3) cukup untuk Untuk sisi permintaan, sepanjang jumlah input tersedi Untuk Untuk Untuk sisi sisi sisi permintaan, permintaan, permintaan, sepanjang sepanjang sepanjang jumlah jumlah jumlah input input input tersedia tersedia tersedia ................................... (3) ��� harganya masing-masing, termasuk berapa tingkat produksi tiap-tiap industri, utilisasi Secara matematis, set Secara persamaan matematis, mulai set dari persamaan (1) sampai mulai (3) cukup dari (1) untuk sampai (3)untu cu Untuk sisi permintaan, sepanjang jumlah input tersedia da dengan dua cara, yaitu: (1) mencari perubahan harganya masing-masing, termasuk berapa tingkat produksi tiap-tiap industri, utilisasi ................................... (3) Secara matematis, settingkat persamaan mulai dari (1) sampai (3) cukup masing, termasuk berapa tingkat produksi tiap-tiap menyelesaikan persamaan simultan tersebut dan mencari penawaran setiap indus harganya masing-masing, termasuk berapa produksi tiap-tiap industri, utilisasi input Secara matematis, set persamaan mulai dari (1)inp ∑ � � � � � � � �� � � � � 1, … , � ...... ................................... (3) harganya masing-masing, termasuk berapa tingkat produksi tiap-tiap industri, utilisasi � � �� �� � �� � menyelesaikan persamaan simultan tersebut dan mencari penawaran setiap industri beserta global yang terjadi pada semua variabel endogen; harga relatif output sudah mengandung semua informa primer, harga relatif setiap input. Lebih spesifik, terdapat ��� � �� � persamaan �informasi persamaan harga harga harga relatif relatif relatif output output output sudah sudah sudah mengandung mengandung mengandung semua semua informasi informas informa industri, utilisasi input primer, dan harga relatif ................... (3) menyelesaikanmenyelesaikan primer, dandan harga relatif setiap input. Lebih spesifik, terdapat �penawaran �setiap �semua �industri ya persamaan menyelesaikan simultan tersebut persamaan dan mencari simultan penawaran tersebut setiap dan mencari industri beserta setiap indu harga relatif output sudah mengandung semua persamaan simultan tersebut dan mencari besert Secara matematis, setindustri, persama harganya masing-masing, termasuk berapa produksi tiap-tiap util primer, dan hargaprimer, relatif setiap input. Lebih spesifik, terdapat � spesifik, � tingkat �� �penawaran � persamaan yang menyelesaikan persamaan simultan tersebut dan mencari penaw dan (2) menggunakan perubahan lokal pada Secara matematis, set persamaan mulai dari (1) sampai (3) cuku setiap input. Lebih terdapat dan harga relatif setiap input. Lebih spesifik, terdapat � � �� � � persamaan harganya masing-masing, termasuk berapa tingkat produksi tiap-tiap industri, input independen untuk mencari �� permintaan input optimal, �utilisasi harga faktor, dan � suplai menentukan fungsi permintaan dari masing-masing barang �:bau independen untuk mencari ��fungsi permintaan input optimal, �masing-masing harga faktor, dan �cukup suplai baran menentukan menentukan menentukan fungsi fungsi fungsi permintaan permintaan permintaan dari dari dari masing-masing masing-masing barang barang barang �:dari �: �: Secara matematis, set persamaan mulai dari (1) sampai (3) untu harganya masing-masing, harganya termasuk masing-masing, berapa tingkat termasuk produksi tiap-tiap berapa tingkat industri, produksi utilisasi tiap-tiap input industri, Secara matematis, set persamaan mulai menentukan permintaan dari masing-masing barang �:terseb variabel endogen. Penelitian ini menggunakan harganya masing-masing, termasuk berapa tingkat produksi tiap-tiap industri, utilisasi inpu ara matematis, set persamaan mulai dari (1) sampai (3) cukup untuk menyelesaikan persamaan simultan persamaan yang independen untuk mencari primer, dan harga relatif setiap input. Lebih spesifik, terdapat � � �� � � persam harganya masing-masing, termasuk berapa tingkat produksi tiap independen untuk mencari �� permintaan input optimal, � harga faktor, dan � suplai barang. menyelesaikan persamaan simultan tersebut dan penawaran setiap industr independen untuk mencari �� permintaan input � harga faktor, dan � suplai ba primer,kedua dan harga relatif setiap input. Lebih spesifik, terdapat �mencari �optimal, �� �mencari � persamaan yang metode yang tergolong dalam analisa menyelesaikan persamaan simultan tersebut dan penawaran setiap industri besert Untuk sisi permintaan, sepanjang jumlah input tersedia dalam jumlah tetap, permintaan input optimal, harga faktor, dan primer, dan harga relatif primer, setiap input. dan harga Lebih relatif spesifik, setiap terdapat input. � Lebih � �� � spesifik, � persamaan terdapat yang � � �� � � persa menyelesaikan persamaan simultan tersebut dan mencari pe Untuk sisi permintaan, sepanjang jumlah input tersedia dalam jumlah tetap, ma �� …harganya ,,���… ,,… … � ��� � … ................................ primer, dan harga relatif Lebih �1, �,… �� �................................. � persamaan yan ikan persamaankomparatif simultanstatis. tersebut dan harganya mencari penawaran setiap industri beserta termasuk berapa �� �� �� ��� �� ��� ,�… ,,spesifik, ,… ,… ,input �setiap ,��� ,,��terdapat �masing-masing, ��input. ���� 1, 1, �,....................................... �,,.................................... ��tiap-tiap .................................. ���termasuk ��� �� �,� �… independen untuksetiap mencari permintaan harga faktor, dan � supla �� primer, dan harga relatif Lebih spesifik, terdapat � … � � 1, …1,… ,… �� ��input. �� �� �,berapa �,�… � ���optimal, masing-masing, produksi industri, utilis �� ��� ��, �� �tingkat suplai barang. independen untuk mencari �� permintaan input optimal, harga faktor, dan � suplai barang. Untuk sisi permintaan, sepanjang jumlah input tersedia dalam jumlah tetap, maka harga relatif output sudah mengandung semua informasi yang dibutuhkan harganya masing-masing, termasuk berapa tingkat produksi tiap-tiap industri, utilisasi inpu harga relatif output sudah mengandung semua informasi yang dibutuhkan un Untuk sisi permintaan, sepanjang jumlah input tersedia dalam jumlah tetap, independen untuk mencari independen �� permintaan untuk input mencari optimal, �� permintaan � harga faktor, input dan optimal, � suplai � harga barang. faktor, dan � sup harganya masing-masing, termasuk berapa tingkat produks independen untuk mencari �� permintaan input optimal, harga faktor, dan � suplai masing-masing, termasuk berapa tingkat produksi tiap-tiap industri, utilisasi input primer, dan harga relatif setiap input. Leb independen untuk mencari ��� permintaan input optimal, �barang. harga primer, dan harga relatif setiap input. Lebih spesifik, terdapat � �untuk �� � yang � persama Perlu dijelaskan bahwa vektor pendapatan yang um Mengikuti model yang diberikan Untuk sisifungsi permintaan, sepanjang jumlah input tersedia dalam jumlah te Perlu Perlu Perlu dijelaskan dijelaskan dijelaskan bahwa bahwa bahwa vektor vektor vektor pendapatan pendapatan yang yang umum umu um menentukan permintaan dari masing-masing barang �:pendapatan harga relatifspesifikasi output sudah mengandung semua informasi yang dibutuhkan Perlu dijelaskan bahwa vektor pendapatan yang umumn Untuk sisi permintaan, sepanjang jumlah menentukan fungsi permintaan dari masing-masing barang �: primer, dan harga relatif setiap input. Lebih spesifik, terdapat � � �� � � persamaan yan harga relatif output sudah mengandung semua informasi yang dibutuhkan Untuk sisi permintaan, sepanjang jumlah input tersedia dalam jumlah tetap, maka primer, dan harga relatif setiap input. Lebih spesifik, terda n harga relatif oleh setiap input. Lebih spesifik, terdapat � � �� � � persamaan yang independen untuk mencari �� permintaan in Untuk sisi permintaan, sepanjang Untuk sisi jumlah permintaan, input tersedia sepanjang dalam jumlah jumlah input tetap, tersedia maka dalam jumlah Anderson and Neary (1996), langkah pertama input tersedia dalam jumlah tetap, maka harga relatif independen untuk mencari �� dalam permintaan input optimal, �informasi harga faktor, dan �dapat suplai Untuk sisirelatif permintaan, sepanjang jumlah input tersedia dalam jumlah tetap, maka permintaan, dalam frame keseimbangan umum inidapat dapat harga output sudah mengandung semua yang dibutuhk permintaan, permintaan, permintaan, dalam dalam dalam frame frame frame keseimbangan keseimbangan keseimbangan umum umum umum ini ini ini dapat did menentukan fungsi permintaan dari masing-masing barang �: Untuk sisi permintaan, sepanjang jumlah input tersedia permintaan, frame keseimbangan umum ini dapat dim independen untuk mencari �� permintaan input optimal, � harga faktor, dan � suplai barang �� � menentukan fungsi permintaan dari masing-masing barang �: � � , … , � , … , � � � 1, … , � .......................................................... (4) � harga relatif output sudah mengandung semua informasi yang dibutuhkan untuk dalam membangun model keseimbangan umum � � � � � �� � … dan , �� , … , suplai �� sudah �untuk �barang. 1, …mengandung , � .......................................................... (4) � ha �� � �faktor, output semua informasi yang � output � , independen mencari ��semua permintaan input optimal, n untuk mencari �� permintaan input optimal, �output harga �sudah harga relatif harga output sudah harga mengandung relatifsudah semua informasi mengandung yang dibutuhkan informasi untuk yang dibutuh relatif mengandung semua informasi yang untu penerimaan konsumen atas kepemilikan input dengan nilai Untuk sisi permintaan, sepanjang menentukan fungsi permintaan dari masing-masing barang �:input penerimaan penerimaan penerimaan konsumen konsumen konsumen atas atas atas kepemilikan kepemilikan kepemilikan input input �dibutuhkan ����dengan dengan nilai nilai nilai bab �dengan adalah menspesifikasi sisi penawaran yang harga relatif output sudah mengandung semua informas penerimaan konsumen atas kepemilikan input � dengan nilai bala � � Untuk sisi permintaan, sepanjang jumlah input tersedia dalam jumlah teta dibutuhkan untuk menentukan fungsi permintaan � menentukan fungsi permintaan dari masing-masing barang �: �� � � � , … , � , … , � � � 1, … , � .......................................................... (4) � Perlu dijelaskan bahwa vektor pendapatan yang umumnya muncul pada � � � � � Untuk sisi permintaan, sepanjang jumlah input tersedia dalam jumlah tetap, mak Perlu dijelaskan bahwa vektor pendapatan yang umumnya muncul pada fun menentukan fungsi permintaan menentukan dari masing-masing fungsi permintaan barang dari �: masing-masing barang �: �� �� …dalam , �� ,setiap … ,jumlah �� �dari � masing-masing � 1,jenis … , maka � �permintaan, .......................................................... (4)ters �fungsi menentukan hargamenentukan faktor dan pendapatan � � � ,nasional barang :� permintaan dari masing-masing barang �:input uk sisi permintaan, sepanjang jumlah input tersedia tetap, input dari seluruh �masing-masing input yang ada. Fungsi pe Untuk sisi sepanjang jumlah input harga relatif output sudah mengandun setiap setiap setiap input input input jenis jenis jenis �dari �dari �permintaan dari dari seluruh seluruh seluruh � � input input input yang yang yang ada. ada. ada. Fungsi Fungsi Fungsi per pe menentukan fungsi barang �:perm setiap input jenis �� seluruh �dari yang ada. Fungsi permin harga relatif output sudah mengandung semua informasi yang dibutuhka �� � � � , … , � , … , � � 1, … , � .......................................................... (4 � permintaan, dalam frame keseimbangan umum ini dapat dimunculkan dalam b dari sisi penerimaan (income side). Asumsikan � � � � � permintaan, dalam frame keseimbangan umum ini dapat dimunculkan dalam ben harga relatif output sudah mengandung semua informasi yang dibutuhkan untu � � �vektor � �� �� , �� , … ,bahwa ��informasi 1, …yang , � pendapatan .......................................................... (4) �Perlu dijelaskan yang umumnya muncul pada fungsi � ,, … menentukan fungsi permintaan dari masing atif output sudah mengandung semua dibutuhkan untuk derajat nol terhadap harga. Selanjutnya, kondisi keseimbangan harga relatif output sudah mengandung semua infor � �� � � �� �� … , � , … , � � � , … , � , … , � � � 1, … , � .......................................................... � � 1, … , � .......................................................... (4) � � derajat derajat derajat nol nol nol terhadap terhadap terhadap harga. harga. harga. Selanjutnya, Selanjutnya, Selanjutnya, kondisi kondisi kondisi keseimbangan keseimbangan keseimbangan p Perlu dijelaskan bahwa vektor pendapatan yang umumnya muncul pada f terdapat j �� industri yang berada dalam pasar masing-masing barang �: balas derajat harga. Selanjutnya, keseimbangan � � � � ��� � fungsi � konsumen � � nol �� terhadap � , kepemilikan ,… , �permintaan � atas …dari (4) �menentukan atas input �� �dengan nilai sebesar � � � penerimaan � , … , �� konsumen � � penerimaan jasajasa sebesar �� pa un �kepemilikan �����.......................................................... , ���� �dengan � 1,nilai …kondisi , �balas .................................. ��1, ...........(4) � , … , �input � , …barang menentukan fungsi permintaan dari masing-masing �: persaingan sempurna. Setiap industri menggunakan Perlu dijelaskan bahwa vektor pendapatan yang umumnya muncul pa permintaan, dalam frame keseimbangan umum inifungsi dapat dimunculkan dalam bentuk n fungsi permintaan dariPerlu masing-masing barang �:dalam oleh seimbangnya pengeluaran dan pendapatan pengguna (u menentukan permintaan dari masing-masing barang � oleh oleh oleh seimbangnya seimbangnya pengeluaran pengeluaran pengeluaran dan dan pendapatan pendapatan pendapatan pengguna (u permintaan, frame keseimbangan umum ini b dijelaskan bahwa vektor pendapatan yang umumnya muncul pada oleh pengeluaran dan pendapatan setiap input jenis �seimbangnya dari seluruh � input yang Fungsi ini homogen setiap input jenis ��seimbangnya dari seluruh � 1, input yang ada. Fungsi homogen �pengguna �dan �dapat ,permintaan …dimunculkan ,permintaan ��umumnya ,fungsi … ,pengguna �pengguna � �dalam 1, (user) …(use ,(us �pa ��ada. � ���yang �ini bahwa Perlu vektor dijelaskan pendapatan bahwa yang vektor umumnya pendapatan muncul pada fungsi muncul p H input Perlu untuk dijelaskan memproduksi q berdasarkan �� � � � , … , , … , � � � … , � .......................................................... (4) � � � � � � Perlu dijelaskan bahwa vektor pendapatan yang umumnya muncul pada fungs j permintaan, dalam frame keseimbangan umum ini dapat dimunculkan dala penerimaan qdalam konsumen atas input �Perlu dengan nilai balas jasa sebesar � bahwa vektor pendapatan yang umu �perekonomian � untuk kondisi perekonomian tertutup, ketiadaan perdagangan akan m ��kepemilikan �umum � ��keseimbangan , nol …= ,(e �terhadap ,kondisi … ,kondisi � �harga. � 1, …Selanjutnya, ,dijelaskan �dapat .......................................................... (4) �j)� dimana kondisi kondisi perekonomian perekonomian tertutup, tertutup, tertutup, ketiadaan ketiadaan ketiadaan perdagangan perdagangan perdagangan akan akan akan mem me m penerimaan konsumen atas kepemilikan input � dengan nilai balas jasa sebesar � F derajat nol terhadap kondisi keseimbangan pasar barang yang dic � � � permintaan, frame ini dimunculkan dalam bentuk fungsi produksi = (e e e ) perekonomian tertutup, ketiadaan perdagangan akan memb � � j j j j1,..., jH derajat harga. Selanjutnya, kondisi keseimbangan pasar barang yang dicirik Perlu dijelaskan vektor pendapatan � �� ��� , … , �� , … , �permintaan, .......................................................... (4) � � � � 1, … , �dalam frame permintaan, keseimbangan dalam umum frame keseimbangan umum ini dalam dimunculkan da ��umum � ��dapat ,dimunculkan �input … bahwa ,Perlu � �dijelaskan � 1,dapat … , �bentuk ............................ �� ini � , …frame � ,ini � �dengan permintaan, dalam frame keseimbangan dapat dimunculkan dalam bentu bahwa vektor ped penerimaan konsumen atas kepemilikan �pada nilai balas jasa sebesa merupakan vektorjenis input yang dipergunakan oleh permintaan, dalam keseimbangan umum ini dapat setiap input � dari seluruh � input yang ada. Fungsi permintaan ini homogen pada � Perlu dijelaskan bahwa vektor pendapatan yang umumnya muncul pad sama dengan permintaan domestik: oleh seimbangnya pengeluaran dan pendapatan pengguna (user) dapat ditentukan. yang umumnya muncul fungsi permintaan, sama sama sama dengan dengan dengan permintaan permintaan permintaan domestik: domestik: domestik: setiapatas input jenis �sama dariinput seluruh �permintaan input yang ada. Fungsi permintaan homogen olehkepemilikan seimbangnya pengeluaran dannilai pendapatan pengguna (user) dapat ini ditentukan. Pa penerimaan konsumen �vektor dengan balas jasa sebesar �� muncul untuk dengan domestik: �atas Perlu dijelaskan bahwa pendapatan yang umumnya pada fung penerimaan konsumen atas penerimaan kepemilikan konsumen input � kepemilikan input � dengan nilai balas jasa sebesar dengan � nilai untuk balas jasa sebes industri jvektor , baik input primer maupun input antara. � � dalam � penerimaan konsumen atas kepemilikan input � dengan nilai balas jasa sebesar � untu dalam frame keseimbangan umum ini dapat permintaan, frame keseimbangan lu dijelaskan bahwa pendapatan yang umumnya muncul pada fungsi � � setiap input jenis � dari seluruh � input yang ada. Fungsi permintaan ini homo penerimaan konsumen atas kepemilikan input � dengan nilai derajat nol terhadap harga. Selanjutnya, kondisi keseimbangan pasar barang yang dicirikan kondisi perekonomian tertutup, ketiadaan perdagangan akan membuat penawaran dom permintaan, frame keseimbangan umum iniakan dapat dimunculkan dalam � Perlu dijelaskan bahwa vektor pendapatan yang kondisi perekonomian tertutup, ketiadaan perdagangan membuat penawaran domes nol terhadap harga. Selanjutnya, kondisi pasar barang yang dicb setiap asumsi input jenis �derajat dari seluruh � dalam input yang ada. permintaan ini homogen pada Dengan bahwa fungsi produksi tersebut �� �Fungsi ���� �� � 1, … ,yang �keseimbangan ........................................................ dimunculkan dalam bentuk penerimaan konsumen � � � � � � � � � � � � � 1, 1, … 1, … , … � , � , � ............................................................ .......................................................... ......................................................... � permintaan, dalam frame keseimbangan umum ini dapat dimunculkan dalam bentu setiap input jenis � dari setiap seluruh input � input jenis yang � dari ada. seluruh Fungsi � permintaan input ada. ini homogen Fungsi permintaan pada ini hom � � � � 1, … , � ............................................................... � � � � � �� input �domestik: setiap input jenis � dan dari seluruh yang ada. Fungsi permintaan ini homogen pada , dalam frame keseimbangan umum ini dapat dimunculkan dalam bentuk penerimaan atas kepemilikan sama dengan permintaan derajat nol terhadap harga. Selanjutnya, kondisi keseimbangan pasar barang yan oleh seimbangnya pengeluaran pendapatan pengguna (user) ditentukan. Pada setiap input jenis � dari seluruh �konsumen input yang ada. Fungsi perin sama dengan permintaan domestik: homogen dan linier maka ekspresinya dapat penerimaan konsumen atas kepemilikan input �dapat dengan nilai balas jasa sebesar permintaan, dalam frame keseimbangan umum ini dap atas kepemilikan input dengan nilai balas jasa �barang oleh seimbangnya pengeluaran dan pendapatan pengguna (user) dapat ditentukan. derajat nol terhadap harga. Selanjutnya, kondisi keseimbangan pasar yang dicirikan penerimaan konsumen atas kepemilikan input � dengan nilai balas jasa sebesar � untu derajat nol terhadap derajat Selanjutnya, nolharga. terhadap kondisi harga. keseimbangan Selanjutnya, pasar kondisi barang keseimbangan yang dicirikan pasar barang ya � � berbentuk, Kondisi tersebut tidak terlepas dari kendala pengeluaran derajat terhadap Selanjutnya, kondisi keseimbangan pasar barang yang dicirika n konsumen atas kepemilikan input �harga. dengan nilai jasa sebesar �dan untuk setiap input jenis � dari seluruh � input y sebesar untuk setiap input jenis dari seluruh Kondisi Kondisi Kondisi tersebut tersebut tersebut tidak tidak tidak terlepas terlepas terlepas dari dari dari kendala kendala kendala pengeluaran pengeluaran pengeluaran da oleh seimbangnya pengeluaran pendapatan pengguna (user) ditentu �nol � kondisi perekonomian tertutup, ketiadaan perdagangan akan membuat penawaran domestik Kondisi tersebut tidak terlepas dari kendala pengeluaran dan nol harga. Selanjutnya, kondisi keseimbangan �balas � ���derajat �1,�… 1,seluruh ,ketiadaan � terhadap .................................................................................. (5)dom setiap input jenis dari � input yang ada. Fungsi permintaan ini homog ��pendapatan �dan � , �… .................................................................................. (5) penerimaan konsumen atas kepemilikan input �dapat ni kondisi perekonomian tertutup, perdagangan akan membuat penawaran � � � � oleh seimbangnya pengeluaran pengguna (user) dapat ditentukan. Pada � dengan setiap input jenis � dari seluruh � input yang ada. Fungsi permintaan ini homogen pad input yang ada. Fungsi permintaan ini homogen oleh seimbangnya pengeluaran oleh seimbangnya dan pendapatan pengeluaran pengguna dan (user) pendapatan dapat ditentukan. pengguna (user) Pada dapat ditent oleh seimbangnya pengeluaran dan pendapatan pengguna (user) dapat ditentukan. Pad ut jenis � dari seluruh �dengan input yang ada. Fungsi permintaan ini homogen pada nol terhadap harga. Selanjutnya, ko ...............................(1) kondisi perekonomian tertutup, perdagangan akan membuat penawaran � sama permintaan domestik: oleh seimbangnya pengeluaran dan pengguna (us �Selanjutnya, � �� ketiadaan �∑ � ��pendapatan �derajat � � � derajat 1� � ............................................................................ (1) nol terhadap harga. kondisi keseimbangan pasar barang yang �∑ �harga. ∑ ∑ � � � � � � � � � .......................... � ���� , … , ��� sama dengan permintaan domestik: pada derajat nol terhadap Selanjutnya, setiap input jenis � dari seluruh � input yang ada. Fungsi ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ kondisi perekonomian tertutup, ketiadaan perdagangan akan membuat penawaran domestik Kondisi tersebut tidak terlepas dari kendala pengeluaran dan pendapatan, � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � .............................. ............................ ........................... � � � � � � ��� ∑ ∑ ∑ ��� ��� � � � � � � � � ................................. Kondisi tersebut tidak terlepas dari kendala pengeluaran dan pendapatan, ���akan �ketiadaan � � ��� � �� �penawaran � ��� ��akan ���domestik � �barang ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� � � � � derajat nol terhadap harga. Selanjutnya, kondisi keseimbangan pasar yang dicirika ��� kondisi perekonomian tertutup, kondisi ketiadaan perekonomian perdagangan tertutup, membuat perdagangan membuat penawar 1 � �� ����kondisi , … , ��� �keseimbangan ............................................................................ (1)akan membuat kondisi perekonomian tertutup, ketiadaan perdagangan penawaran domesti oleh seimbangnya pengeluaran dan penda terhadap harga. Selanjutnya, barang yangkeseimbangan dicirikan kondisi pasar barang yang dicirikan sama denganpasar permintaan domestik: kondisi perekonomian tertutup, ketiadaan perdagangan akan me oleh seimbangnya pengeluaran dan pendapatan pengguna (user) dapat ditentuka ................................................................. (1) .................................................................. (1) sama dengan permintaan domestik: � � � � � 1, … , � .................................................................................. (5) derajat nol terhadap harga. Selanjutnya, kondisi keseimbang � � �� � 1 � � , … , � ............................................................................ (1) � ��� /� merupakan atas faktor �seimbangnya � � oleh setiap unit produk � � �. ditentukan. dimana ���dengan oleh seimbangnya pengeluaran dan pendapatan pengguna (user) dapat Pad � � � � � 1, … , � .................................................................................. (5) �permintaan �� �� oleh pengeluaran dan pendapatan sama permintaan sama domestik: dengan permintaan domestik: � � � sama dengan permintaan domestik: �angnya �� ���� , …pengeluaran , ��� � dimana ............................................................................ (1) dan pengguna (user)atas dapat ditentukan. Pada kondisi perekonomian tertutup, penawaran ketiadaan pd ��� /� permintaan faktor � � �ketiadaan oleh setiap unit produk �� �. membuat dimana ��� �pendapatan merupakan permintaan � merupakan sama permintaan domestik: kondisi perekonomian perdagangan akan �� � �� �atas �oleh 1,tertutup, …dengan ,pengguna � .................................................................................. (5 (user)pengeluaran dapat ditentukan. Pada kondisi pengguna seimbangnya dan pendapatan kondisi perekonomian tertutup, ketiadaan perdagangan akan membuat penawaran domest � �� perdagangan �tersebut � 1, unit … ,diasumsikan �tidak .................................................................................. (5) Oleh karena produksi diasumsikan homogen dan bergerak bebas lintas industri maka rmintaan atas �� � oleh setiap produk �membuat �homogen �. faktor oleh setiap unit produk .�.dari Olehkendala rmintaan faktor �� � oleh setiap unit produk � � �faktor Kondisi terlepas pengeluaran dan pendapatan, � � /� merupakan permintaan atas faktor � � � oleh setiap unit produk � � �. dimana � Oleh karena faktor produksi dan bergerak bebas lintas industri maka ekonomian tertutup, ketiadaan akan penawaran domestik sama dengan permintaan domestik: �� �� � � � � � � � 1, … , � .................................................................................. � � � � 1, … , � .................................................................................. (5) Kondisi tidak terlepas dan pendapatan, tertutup,pengeluaran ketiadaan perdagangan � � atas faktor �tersebut domestik: �sama �oleh 1, permintaan …setiap ,�� dan .................................................................................. (5) � �� unitperekonomian � dari � �. kendala � � ���dengan � � ��� /�� merupakan �produk � �� relatif �� 1,input … , tertutup, � lintas ........................................................... karena permintaan faktor produksi diasumsikan homogen �perekonomian kondisi ketiadaan perdagangan akan sama dengan permintaan domestik: kondisi efisien akan terjadi ketika produktivitas marginal industri sama Kondisi tersebut tidak terlepas dari kendala pengeluaran dan pendapatan, akan membuat penawaran domestik sama dengan msikan homogen dan bergerak bebas lintas industri maka kondisi efisien akan terjadi ketika produktivitas marginal relatif input lintas industri sama sikan homogen bergerak bebas lintas industri maka Oleh karena faktor produksi diasumsikan homogen dan bergerak bebas lintas industri maka an permintaan bergerak domestik: Kondisi tersebut tidak terlepas dari kendala pengeluaran dan pendapatan, bebas lintas industri maka kondisi efisien � � � � � 1, … , � ........................ na faktor produksi diasumsikan homogen dan bergerak bebas lintas industri maka � �pengeluaran dan pendapatan Kondisi tersebut tidakvektor Kondisi dari tersebut kendala tidak pengeluaran terlepas dari dan pendapatan, permintaan domestik: �terlepas � �tidak � 1, …adalah , �adalah .................................................................................. (5) sama dengan permintaan domestik: � � �harga Kondisi tersebut terlepas kendala dan pendapatan, … , �kendala �terlepas dan vektor harga harga relatifnya. Apabila vektor input � �� ,� �pengeluaran dan harga dengan harga relatifnya. Apabila harga input �dari �� �� produktivitasdengan relatif input lintas industri sama � ,�marginal � vektor akan terjadi ketika produktivitas marginal relatif �, … Kondisi tersebut tidak dari kendala pengeluaran produktivitas marginal relatif input lintas industri sama kondisi efisien akan terjadi ketika produktivitas relatif input lintas industri sama d � � � � � 1, … , � .................................................................................. (5) � � ketika produktivitas marginal relatif relatifnya. input lintas industri �sien �� akan � � 1,terjadi … , �input .................................................................................. (5)sama lintas industri sama dengan harga output adalah ����,�� �� ,… …�,,�� �, maka kondisi keseimbangan padaharga sisi produksi terjadi ketika, Kondisi tersebut terlepas dari k vektor harga ktor harga harga input input adalah � output adalah �,harga maka kondisi keseimbangan pada sisi terjadi ketika, tidak � dan vektor harga relatifnya. Apabila vektor input adalah � � �� �,�,,� ��dan ,… …dengan � ��dan vektor harga ktor adalah �� ���� �� Kondisi tersebut tidak kendala pengeluaran pendapatan, ��terlepas � � , … , ��dan � � � � �dari � �1,produksi … , �� �terlepas dan vektor rga relatifnya. Apabila inputadalah adalah �tersebut � ��� , …tidak Apabilavektor vektor harga input ∑���dari �� �� kendala �, ��......................................(5) ��.................................................... � ∑��� �� �pendapatan, ............................ �harga � � ∑���pengeluaran � Kondisi dan ndisi tersebut tidak terlepas dari kendala pengeluaran kondisi keseimbangan sisi produksi terjadi output � �����dan , 1, …… , �pendapatan, �, maka kondisi keseimbangan sisi produksi terjadi ketika, harga output ���pada � �� �produksi �� adalah �adalah 1, ,�ketika, �; (2) pada kondisi pada sisi terjadi �� � /�� �� �vektor �� /�� ��� �� � 1,…… ,ketika, �; sisi �� 1,,… , �......................................... ......................................... (2) lah � � keseimbangan �� , … , �dan �, maka kondisi keseimbangan pada produksi terjadi ketika, �
�
�
�
�
�
Kondisi tersebut tidak terlepas dari kendala pengelua
� 1, 1, … … ,, � � ......................................... (2) Jika vektor input yang tersedia , … , �� �, dengan �� � �� � �� perekonomian � � 1, … , �; �adalah � 1, …�, � � ���......................................... (2) � /��� �dalam �;�;� /�� �� � ......................................... (2) �� … , �;vektor � � 1,input … , � yang ......................................... (2) � Jika tersedia dalam perekonomian adalah �� � ��� , … , �� �,�dengan 189 � � � �� � � 1,
�� � �∑merupakan � ∑��� �� �� asumsi bahwa penawaran setiap input tersebut inelastis,∑maka ��� �� �� vektor ��� ��vektor
......................
�,input dengan edia dalam perekonomian perekonomian adalah � ������� ,Jika ……, �, ��vektor input yang tersedia dalam adalah vektor � � ��� , … , �� �, dengan bahwa penawaran setiap tersebut maka perekonomian vektor � merupakan dengan dalam adalah ���inelastis, , dengan adia vektor inputasumsi yang dalam adalah �� ,terjadi … , �� �ketika, � �,full yangtersedia konstan. Dalam�perekonomian hal ini,� ,kondisi utilized akan nput tersebutyang inelastis, maka vektor ��merupakan vektor asumsi bahwa input tersebut konstan. Dalam hal ini, kondisipenawaran full utilizedsetiap akan terjadi ketika, inelastis, maka vektor � merupakan vektor put tersebut inelastis, maka vektor merupakan vektor
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 185-200
Kondisi tersebut tidak terlepas dari kendala Mengikuti dengan � pasar, Mengikuti hukum hukum Walras Walras dengan pasar, ketika � � 1 p Mengikutihukum hukumWalras Walra Mengikuti pengeluaran dan pendapatan, ketika pasar sudah seimbang, maka pasar Mengikuti hukum Walras � dengan pasar, ketika 1tersisa pasar sudah seimbang, maka � Mengikuti � hukum Walras gikuti dengan � pasar, ketika �dengan � 1 pasar sudah seimbang, maka hukum Walras dengan � pasar, ketika �hukum �� 1�ketika pasar sudah seimbang, maka pasar yang dijamin juga berada dalam kondisi kd Mengikuti hukum Walras � pasar, � � 1 pasar sudah seimbang, maka Mengikuti hukum Walras Mengikuti Walras dengan � pasar, ketika � � 1 pasar sudah sju � � �� � � � sudah yangseimbang, tersisa seimbang, dijamin jugamaka berada dalam kondisi pasar yang tersisa dijamin pasar yang tersisa dijamin � Mengikuti hukum Walras dengan � pasar, ketika 1 pasar sudah ngikuti hukum Walras dengan � pasar, ketika � � 1 pasar maka � � �juga berada dalam kondisi keseimbangan. Implikasinya, � � � � � � � pasar yang tersisa dijamin � � � � tersisa� pasar dijamin juga keseimbangan. Implikasinya, penyelesaian keseimbangan pasar sejumlah J – 1keseimbangan dengan harg yang berada dalam kondisi keseimbangan. Implikasinya, ...............(6) � �� berada � � � ��dalam � �juga �kondisi ��tersisa yang tersisa dijamin juga berada dalam kondisi keseimbangan. Implikasinya, pasar yang dijamin keseimbangan. Implikasinya, penyelesaian �� � �dijamin tersisa dijamin juga berada dalam kondisi � pasar hukum Walras dengan � penyelesaian pasar, ketika �tersisa � 1 pasar sudahjug se �� �� ���� ��kondisi ��� pasar � �� �yang �� � keseimbangan. ��� � Mengikuti hukum Walras dengan �Walras pasar, ke � �Mengikuti penyelesaian keseimbangan pa keseimbangan pa ���tersisa ��� ���dijamin Mengikuti hukum de asar yang penyelesaian tersisa berada dalam kondisi Implikasinya, � � � � ���dalam ng dijamin juga keseimbangan berada keseimbangan. Implikasinya, ���juga Mengikuti hukum Walras dengan � pasar, ketika � � Mengikuti � � � � keseimbangan pasar sejumlah J – 1 dengan harga pasar sejumlah J – 1 dengan harga pasar relatif juga sejumlah hukum Walras dengan � pasar, ketika � � 1 pasar sudah seimbang, ma Mengikuti hukum Walras dengan � pasar, ketika � � 1 pasar sudah ss Mengikuti hukum Walras dengan � Mengikuti hukum Walras dengan � pasar, ketika � � 1 pasar sudah n keseimbangan pasar sejumlah J – 1 dengan harga pasar relatif juga sejumlah keseimbangan pasa 1itu. dengan pasar relatif jugapenyelesaian pasar sejumlah J –harga 1dijamin dengan harga pasar relatif juga sejumlah ��� sejumlah ���J – � �� �� � � �penyelesaian ��keseimbangan �� ���� � keseimbangan � pasar �� penyelesaian keseimbangan pasar sejumlah Jsejumlah –hukum 1 dengan harga pasar relat � ���� � ���penyelesaian pasar tersisa juga berada dalam kondisi keseimbangan Mengikuti Walras dengan � pa ��� � � ��� ��� yang pasar pasar yang tersisa dijamin juga berada dalam .......................................... (6) itu. itu. relatif juga sejumlah itu. enyelesaian keseimbangan pasar sejumlah J – 1 dengan harga pasar relatif juga sejumlah Mengikuti hukum Walras dengan � pasar, ketika � � 1 pasar sudah seimbang, maka pasar yang tersisa dijamin juga ian keseimbangan pasarberarti, sejumlah J satu – 1 yang dengan harga pasar relatif juga sejumlah yang ada persamaan yang pasar yang tersisa dijamin juga berada dalam k itu. ��� pasar tersisa dijamin juga berada dalam kondisi keseimbangan. Implikasin � ���itu. ��� ��� pasar yang tersisa dijamin juga berada dalam kondisi keseimbangan itu. pasar yang tersisa dijamin juga berada pasar yang tersisa dijamin juga berada dalam kondisi keseimbangan itu. ................................................... (6) itu. penyelesaian keseimbangan pasar sejumlah J – 1Walras dengan harga pasar relati Mengikuti hukum dengan � pasar, kd Jika harga dunia dianggap eksogen, maka � persa .................................................... (6) pasar yang tersisa dijamin juga berada hilang dari J persamaan pada (6) di atas. Dengan penyelesaian keseimbangan pasar sejumlah J – 1 � � � rarti, ada satu tersisa yangpada hilang dariberada padakondisi (6) di atas. Dengan u. penyelesaian keseimbangan pasar asar yang dijamin juga dalam keseimbangan. Jika harga Implikasinya, pasar dunia dianggap eksogen, penyelesaian keseimbangan pasar sejumlah J –sejumla 1sejum den hilang dari Jpersamaan persamaan (6) diJ persamaan atas. Dengan Jika harga pasar dunia Jika harga pasar dunia dd penyelesaian keseimbangan pasar sejumlah J – 1 dengan harga pasar relatif juga ................ (6) penyelesaian keseimbangan pasar sejumlah J – 1 dengan harga pasar relat penyelesaian keseimbangan pasar penyelesaian keseimbangan pasar sejumlah J – 1 dengan harga pasar relat demikian, jumlah persamaan yang ada menjadi Jika harga pasar dunia dian Jika pasar dianggap eksogen, maka �persamaan persamaan pada (7), �� pada (6), itu.persamaan � � � ��ada �pasar �harga �� dunia � ��harga harga pasar dunia dianggap eksogen, maka ��dunia persamaan pada (7), �� pada (6), pasar yang tersisa dijamin juga berada dalam maka pada pada (6), pada Jika harga dianggap eksogen, � pasar persamaan pada (7), ��pada pada (6), �maka pada (3) dan pada persamaan (4), dapat diselesaikan untu �dunia penyelesaian keseimbangan pasar sejumlah Jika pasar eksogen, maka � atas. persamaan (7), �� (6),Mengikuti n, jumlah persamaan yang �� �� ���J�� �1� � jumlah ng berarti, ada satu persamaan yang hilang dari pada (6) di� di atas. Dengan Jika harga dunia dianggap eksogen, maka �pada persamaan pada ( itu. �menjadi �J1dianggap � itu. enyelesaian keseimbangan pasar sejumlah – dengan harga pasar relatif juga sejumlah yang berarti, satu yang hilang dari J, sementara persamaan pada (6) Dengan itu. jumlah variabel da menjadi �ada � �� �dianggap �persamaan ��� 1 , sementara sementara jumlah � pada (3) dan � pada persama � pada (3) dan � pada persama itu. ��� ��� ��� Jika harga pasar dunia dianggap eksogen, maka � persamaan pada (7), �� pada (6), itu. itu. a harga pasar dunia eksogen, maka � persamaan pada (7), �� pada (6), itu. (3) dan pada persamaan (4), dapat diselesaikan � pada (3) dan � pada persamaan �endogen pada (3) dan �� pada persamaan (4), diselesaikan untuk tiap-tiap negara. Dalam hal ang ersamaan Jyang persamaan yang hilang dari J(3) (6) persamaan di atas. Dengan pada (6) di atas. Dengan endogen harus dicari tetap terdiri dari � output, �� permintaan input, �,negara penyelesaian keseimbangan pasar sejumlah J� – ne 1va dan �dari pada persamaan (4), dapat untuk tiap-tiap negara. Dalam hal � ��diselesaikan � � � �output, ��� ��dan setiap harus mencari solusi sejumlah ��hal � 2� pada � �berarti, pada (3) dan �harus pada persamaan dapat untuk tiap-tiap negara. Dalam hal itu. � pada (3) dan persamaan (4), dapat diselesaikan untuk tiap-tiap mikian, jumlah persamaan yang ada menjadi �dapat � � � � ��dan �pada 1 jumlah � pada pada �� pada (4), dapat untuk tiap-tiap negara. Dalam Jika harga pasar dunia dianggap eksogen, maka � persamaan (7 yang dicari tetap terdiri dari � �persamaan �(4), �dari �diselesaikan yang ada satu persamaan yang hilang J ini, persamaan pada (6) diharga atas. Dengan u. demikian, jumlah persamaan yang ada menjadi �� �� � � � �diselesaikan � 1 ,sementara sementara jumlah untuk tiap-tiap negara. Dalam hal ini,setiap setiap negara pasar yang ters ......................................... (6) Jika pasar dunia dianggap eksogen, m ap terdiri dari output, �� permintaan input, dan � ini, setiap negara harus menca ini, negara harus mencar Jika harga pasar dunia diang pada (3) dan � pada persamaan (4), dapat diselesaikan untuk tiap-tiap negara. Dalam hal ) dan � pada persamaan (4), dapat diselesaikan untuk tiap-tiap negara. Dalam hal ini, setiap negara harus mencari s ��� ���� ��� Jika harga pasar dunia dianggap eksogen, maka put. Disiniyang terlihat bahwa terjadi defisiensi sebesar 1 solusi yang ditandai dengan jumlah permintaan input, dan harga input. Disini Jika harga pasar dunia dianggap eksogen, maka � persamaan pada (7), �� pada amaan menjadi � � �� ada � � menjadi � � � 1 , � sementara � �� � � � jumlah � 1 , sementara jumlah ini, setiap negara harus mencari sejumlah �� � 2� � � variabel endogen, yaitu � , � , Jika harga pasar dunia dianggap eksogen, maka ��� persamaan pada (7 Jika harga dunia dianggap ek Jika harga pasar dunia eksogen, maka persamaan pada ( �� itu. egara harus solusi sejumlah ��harus �(6) 2� �� variabel endogen, yaitu �1�� ,dianggap �solusi ,�solusi ini, setiap negara harus mencari solusi sejumlah �� � 2� � variabel yaitu �karakteristik ,pasar ��� ,yaitu ini, setiap negara harus mencari sejumlah �� 2� � ����variabel endog harus mencari sejumlah � mencari � pada (3) dan �� pada persamaan (4), dapat diselesaikan untuk tiap-tiap neg ini, setiap negara mencari solusi sejumlah �� � 2� � variabel endogen, , � , riabel endogen yang harus dicari tetap terdiri dari � output, permintaan input, dan � �endogen, , dan � . Satu-satunya penentu keseimbanga � � �� demikian, jumlah persamaan yang ada menjadi � � �� � � � � � , sementara jumlah � aan yang hilang dari J persamaan pada di atas. Dengan � � variabel endogen yang harus dicari tetap terdiri dari ��persamaan output, ��Dengan permintaan input, dan � Jika harga pasar dunia dianggap ekso penyelesaian kes � pada (3) dan � pada persamaan (4), dapat diseles terlihat bahwa terjadi defisiensi sebesar 1variabel yang defisiensi sebesar 1 yang ditandai dengan jumlah .................................................... (6) arti, ada satu persamaan yang hilang dari Jsejumlah persamaan pada (6) di endogen, atas. endogen yang lebih besar satu buah dibandingkan jumlah yang Jika harga pasar dunia dianggap eksogen, maka persamaan pada (7), �� pada (6), � pada (3) dan � pada persamaan i, setiap negara harus mencari solusi �� � 2� � � variabel endogen, yaitu � , � , , dan � . Satu-satunya pen � , dan � . Satu-satunya pene � negara harus mencari solusi sejumlah �� � 2� � � yaitu � , � , , dan � . Satu-satunya penent � �(4), pada (3) dan �negara pada (4), dapat diselesaik �� � persamaan � ��untuk endogen, yaitu Satu�� �(4), ��� persamaan � pada dan pada persamaan dapat diselesaikan tiap-tiap negara. Dalam terdiri harus dicari ��output, tetap terdiri �� permintaan dari � terjadi output, input, ��(3) dan permintaan input, dan � � � �input. �� Disini � � (3) dan �keseimbangan pada persamaan dapat diselesaikan tiap-tiap neg � pada (3)adalah dan �input pada (4), dap ,�endogen � Satu-satunya penentu karakteristik lintas adalah ��pada pada (3) dan �variabel pada persamaan (4), dapat diselesaikan untuk tiap-tiap ne � ��dari � dan �terlihat ini, setiap negara harus mencari solusi sejumlah �� �pola 2� �untuk � variabel endoge �dan Satu-satunya penentu karakteristik keseimbangan lintas adalah pola ,sebesar dan � .�negara Satu-satunya penentu karakteristik keseimbangan lintas nega ��sebesar rga bahwa 1�distribusi yang ditandai dengan jumlah �terlihat .����Satu-satunya penentu karakteristik keseimbangan lintas negara pola jumlah variabel yang lebih ,.�yang dan Satu-satunya penentu karakteristik keseimbangan lintas negara adalah pola awal dari endowment atas yang dimiliki oleh setia �� variabel harus dicari tetap terdiri dari output, �� permintaan input, dan � yang ada menjadi �� �� � �vektor � 1defisiensi ,endogen sementara jumlah � , ditandai �dengan Jika harga pasar dunia dianggap eksogen, m � .� harga input. Disini bahwa terjadi defisiensi 1 yang ditandai dengan jumlah itu. � pada (3) dan � pada persamaan (4), dapat Untuk menyelesaikannya, satu dari harga output tersebut dijadikan ,pada jumlah persamaan yang ada menjadi � � �� � � � � 1 , sementara jumlah satunya penentu karakteristik keseimbangan lintas ini, setiap negara harus mencari solusi sejumlah �� atu buah dibandingkan jumlah persamaan yang ��� ��� ini, setiap negara harus mencari soa2 (3) dan � pada persamaan (4), dapat diselesaikan untuk tiap-tiap negara. Dalam hal distribusi awal dari endowment ata yang berarti, ada satu persamaan yang hilang dari J persamaan pada (6) di atas. Dengan distribusi awal dari endowment distribusi awal dari endowment , dan � . Satu-satunya penentu karakteristik keseimbangan lintas negara adalah pola ini, setiap negara harus mencari solusi sejumlah �� � . Satu-satunya penentu karakteristik keseimbangan lintas negara adalah pola ��at � terjadi besar satu buah dibandingkan jumlah persamaan ini, setiap negara harus mencari solusi sejumlah �� � 2� � � variabel endogen, yaitu � fisiensi bahwa sebesar 1 defisiensi yang ditandai sebesar dengan 1 yang jumlah ditandai dengan jumlah ini, setiap negara harus mencari solusi sejumlah �� � 2� � � variabel endoge ini, setiap negara harus mencari solusi seju ini, setiap negara harus mencari solusi sejumlah �� � 2� � � variabel endog �� , distribusi awal dari endowment atas input yang dimiliki setiap negara. ,atas dan � .input, Satu-satunya penentu karakteristik keseimbangan lintas nega �permintaan negara adalah pola distribusi awal dari endowment riabel endogen yang lebih besar satu buah dibandingkan jumlah persamaan yang distribusi awal dari endowment atas input yang dimiliki oleh setiap negara. �terhadap � al dari endowment atas input yang dimiliki oleh setiap negara. ding (di-numeraire-kan). Harga iniendowment akan menjadi pembanding harga-harga distribusi awal input yang dimiliki oleh setiap negara. harga input. Disini terlihat bahwa terjadi defisiensi sebesar 1oleh yang ditandai dengan jumlah dicari tetap terdiri dari �dari output, �� permintaan input, dan � distribusi awal dari endowment input yang dimiliki oleh setiap negara. endogen yang harus dicari tetap terdiri dari �atas output, �� dan � � pada (3) dan �yang pada persamaan (4), dapat disele variabel endogen yang lebih besar satu buah dibandingkan jumlah persamaan ini, setiap negara harus mencari solusi sejum atu dari vektor harga output tersebut dijadikan Tingkat harga komposit, dapat dibentuk dari rata-rata yang tersedia. Untuk menyelesaikannya, satu dari demikian, jumlah persamaan yang ada menjadi � � �� � � � � � 1 , sementara jumlah , dan � . Satu-satunya penentu karakteristik ke � ,stribusi setiap negara harus mencari solusi sejumlah ��setiap � 2� �negara. � variabel endogen, yaitu ��� ,�setiap �� �, , dannegara. Jika harga � � ��Tingkat .lintas Satu-satunya penentu awal dari endowment atas yang oleh negara. atas input yang oleh awal daridibandingkan endowment atas input yang dimiliki oleh dan �dimiliki Satu-satunya penentu karakteristik kesei �endowment harga komposit, dp buah lebih besar satu buah jumlah dibandingkan persamaan jumlah yang persamaan yang � , karakteristik � .� , satu dan �dari .1�dimiliki Satu-satunya penentu keseimbangan negara adalah ��input Tingkat harga komposit Tingkat harga komposit, � .. setiap Satu-satunya penentu keseimbangan lintas nega , karakteristik dan Satu-satunya penentu karakt distribusi awal dari atas input� yang dimiliki oleh setiap negara. , dan dan � Satu-satunya penentu karakteristik keseimbangan lintas nega � �satu sedia. Untuk menyelesaikannya, harga output tersebut �yang � put. Disini terlihat bahwa terjadi defisiensi sebesar ditandai dengan jumlah �dijadikan � .vektor �,vektor �dibandingkan vektor harga output tersebut dijadikan pembanding variabel endogen yang lebih besar buah jumlah persamaan yang wa terjadi defisiensi sebesar 1 yang ditandai dengan jumlah ini, setiap negara harus mencari solusi sejumlah �� Tingkat harga komposit, dapat dibentuk dari rata-rata tertimbang dari harga ersedia. Untuk menyelesaikannya, satu dari vektor harga output tersebut dijadikan Tingkat harga komposit, dapat dibentuk dari rata-rata tertimbang da variabel endogen yangdapat harus dicari tetap terdiri dari dibentuk � output, �� permintaan input, dan � , dan � . Satu-satunya penentu karakteri � ni akan menjadi pembanding terhadap harga-harga kat harga komposit, dibentuk dari rata-rata tertimbang dari vektor harga Tingkat harga komposit, dapat dari rata-rata tertimbang dari vektor harga �. hilang dari J persamaan pada (6) di atas. Dengan output atau secara umum sebagai � � ��� , … , � Melalui ip Tingkat harga komposit, dapat dibentuk dari rata-rata tertimbang dari vektor harga � � distribusi awal dari endowment atas input yang dimil �awal ��endowment � (3) dan pada �o ,endogen dan vektor �� .yang Satu-satunya penentu karakteristik keseimbangan lintas negara adalah pola distribusi dari atas output atau secara umum sebag elesaikannya, dari harga satu dari output vektor tersebut harga dijadikan output tersebut dijadikan (di-numeraire-kan). Harga ini akan menjadi distribusi awal dari endowment atas input yang dimiliki Tingkat harga komposit, dapat dibentuk dari lebih besar satudibentuk buah dibandingkan jumlah persamaan yang distribusi awal dari endowment atas input yang dimiliki oleh setiap negara. output atau secara umum seb output atau secara umum seba mbanding (di-numeraire-kan). Harga ini akan menjadi pembanding terhadap harga-harga distribusi awal dari endowment atas input yang dimiliki oleh setiap negara. Tingkat harga komposit, dapat dibentuk dari rata-rata tertimbang dari vektor harga distribusi awal dari endowment atas input ya angkah numeraire ini juga penting mengingat kerangka keseimbangan umum distribusi awal dari endowment atas input yang dimiliki oleh setiap negara. gkat harga komposit, dapat dari rata-rata tertimbang dari vektor harga tersedia. Untuk menyelesaikannya, satu dari vektor harga output tersebut dijadikan besar satu buah dibandingkan jumlah persamaan yang Tingkat harga komposit, dapat dibentuk dari tertimbang da pembanding (di-numeraire-kan). Harga ini akan menjadi pembanding terhadap harga-harga harga input. Disini bahwa terjadi defisiensi sebesar 1 atau yang dengan jumlah atau secara umum sebagai � � ��� ,,… , ditandai ���� Melalui ini, �. rata-rata � ��� , … ,endowment �output output secara sebagai � Melalui indeks harga , indeks dan � . yang Satu-satunya penentu karakteristik ke menjadi � �output �� �sebagai �terlihat �output �secara �terhadap 1 � ��� � � �. � awal �keterkaitan �ini, �.umum ��. � harga ��� ,input … ,sebagai �jumlah secara umum ��, �sementara Melalui indeks ini, keterkaitan distribusi dari atas input yan output atau umum �terhadap � Melalui harga ini, keterkaitan pembanding harga-harga lain. tertimbang dari vektor harga atau atau sebagai �setiap � , …umum ,pasar ���indeks Melalui indeks harga keterkaitan �secara � yang antara input dipengaruhi oleh efisiensi berpr � � �, … � �.rata-rata ini,input setiap negara �harga �(i) antara (i) pasar yang dipe stribusi awal dari endowment atas dimiliki oleh negara. re-kan). kan menjadi Harga pembanding ini akan menjadi terhadap pembanding harga-harga harga-harga Untuk menyelesaikannya, satu dari vektor harga output tersebut dijadikan nkan bahwa hanya harga relatif yang berpengaruh. Lebih lanjut, harga relatif ini Tingkat harga komposit, dapat dibentuk dar n. Tingkat harga komposit, da �.dijadikan atau umum sebagai ,ini …dibandingkan ,akan �harga Melalui indeks harga ini, keterkaitan antara (i) pasardibentuk input yang d antara pasar input yang di u secara umum � ��� ,�…� ,dan ���� indeks harga ini, keterkaitan variabel endogen yang lebih besar satu buah jumlah persamaan yang pembanding (di-numeraire-kan). Harga menjadi pembanding terhadap Tingkat harga komposit, dari ra �output �. nnya, satu dari sebagai vektor harga output tersebut atau secara umum sebagai �harga-harga � ��� , …dari ,efisiensi ��(i) Melalui indeks harga secara umum sebagai .dapat Melalui � � �� � �. putput terdiri dari �secara output, �� permintaan input, ��Melalui ain. Tingkat komposit, dapat dibentuk dari rata-rata tertimbang dari vektor ha �dibentuk �permintaan Tingkat harga komposit, dapat dibentuk rata-rata tertimbang da Tingkat harga komposit, dapat dibe antara (i) pasar input yang dipengaruhi oleh berproduksi; dan Tingkat harga komposit, dapat dari rata-rata tertimbang da antara (i) pasar yang dipengaruhi oleh efisiensi berproduksi; dan (ii) distribusi awal dari endowment atas input yang dimi asar(di-numeraire-kan). input yang dipengaruhi oleh efisiensi berproduksi; dan (ii) permintaan konsumen atas uang, dapat dihubungkan. Jika suplai uang m antara (i)Langkah pasar input yang dipengaruhi oleh efisiensi berproduksi; dan (ii) permintaan konsumen atas uang, dapat dihub numeraire ini juga penting mengingat ding Harga ini(i)input akan menjadi pembanding terhadap harga-harga antara pasar input yang dipengaruhi oleh efisiensi berproduksi; dan (ii) permintaan ukan satu patokan dimana harga-harga lain akan mengacu pada harga tersebut. Jika , dan � . Satu � enting mengingat kerangka keseimbangan umum Tingkat harga komposit, dapat dibent � � indeks harga ini, keterkaitan antara (i) pasar output atau secara umum sebagai �umum � ��� … �. , dih �d�M Untuk menyelesaikannya, satu dari vektor harga (i) output tersebut dijadikan ���� �,, � Tingkat harga komposit, dapat dibentuk dari rata-rata tertimbang dari vektor harga konsumen atas uang, dapat konsumen atas uang, dapat output atau secara sebaga defisiensi sebesar 1 yang ditandai dengan jumlah lain. ntara (i)input pasar input yang dipengaruhi oleh efisiensi berproduksi; dan (ii) .tersedia. Harga ini akan menjadi pembanding terhadap harga-harga � output atau secara umum � pasar yang dipengaruhi oleh efisiensi berproduksi; dan (ii) permintaan antara pasar input yang dipengaruhi oleh efisiensi dan �berproduksi; �, … �� �� �. kerangka keseimbangan umum menekankan output atau secara umum sebagai �sektor � ��� ,permintaan …akan ,� � Melalui indeks harga ini, keterka konsumen atas uang, dihubungkan. uang melebihi Langkah numeraire iniuang, juga penting mengingat kerangka keseimbangan ��� ,kebutuhan … ,,sebagai ��suplai output atau secara umum sebagai � Melalui indeks konsumen atas dapat dihubungkan. Jika suplai uang melebihi kebutuhan riil, �.riil, output atau umum sebagai �harga output atau secara umum sebagai � ��� ,secara …sektor Melalui indeks harga �dapat � �� ��umum �maka �komposit �kebut pf penting untuk kemudahan analisis, pembanding tersebut dapat juga dinormalisir �Jika ��. harga akan mening atas uang, dapat dihubungkan. Jika suplai uang melebihi kebutuhan riil, maka komposit harga meningkat (inflasi) dan mempengaru input yang dipengaruhi oleh efisiensi berproduksi; Langkah numeraire ini juga penting mengingat kerangka keseimbangan umum konsumen atas uang, dapat dihubungkan. Jika suplai uang melebihi kebutuhan sektor konsumen atas uang, dapat dihubungkan. Jika suplai uang melebihi sektor riil, Tingkat harga komposit, dapat dibentuk da yang berpengaruh. Lebih lanjut, harga relatif inipembanding terhadapantara distribusi awal dar� output atauinput secara umum sebagai �oleh ��� (di-numeraire-kan). Harga ini akan menjadi harga-harga � � men tupembanding buah dibandingkan jumlah persamaan yang bahwa hanya harga relatif yang berpengaruh. (i) pasar yang dipengaruhi efis maka komposit harga akan men komposit harga akan �.melebihi utput atau secara umum sebagai �kerangka ��� , suplai �maka Melalui indeks harga ini, keterkaitan ng aire mengingat ini juga penting kerangka mengingat keseimbangan umum keseimbangan umum onsumen atas uang, dapat dihubungkan. Jika uang melebihi kebutuhan sektor riil,maka atas uang, dapat dihubungkan. Jika uang melebihi kebutu antara (i)suplai pasar input yang dipen atas uang, dapat dihubungkan. Jika uang kebutuhan sektor riil, � �suplai �, … �konsumen dan (ii) permintaan konsumen atas uang, dapat antara (i) pasar input yang dipengaruhi oleh efisien komposit harga akan meningkat (inflasi) dan mempengaruhi tingkat ha enekankan bahwa hanya harga relatif yang berpengaruh. Lebih lanjut, harga relatif ini a bernilai 1. maka komposit harga akan meningkat (inflasi) dan mempengaruhi tingkat harga untuk setiap antara (i) pasar input yang dipengaruhi oleh efisiensi berproduksi; dan (ii) perminta output �, yang pada akhirnya akan Langkah numeraire ini juga penting mengingat kerangka keseimbangan umum antara (i) pasar input yang dipengaruhi oleh efisiensi berproduksi; dan antara (i) pasar input yang dipengaruhi antara (i) pasar input yang dipengaruhi oleh efisiensi berproduksi; dan osit harga akan meningkat (inflasi) dan mempengaruhi tingkat harga untuk setiap output �, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan bal maka komposit harga akan meningkat (inflasi) dan(inflasi) mempengaruhi tingkat harga untuk setiap menekankan bahwa hanya harga relatif yang berpengaruh. Lebih lanjut, harga relatif iniumum maka komposit harga akan meningkat dan mempengaruhi tingkat harga untuk setiap angkah numeraire ini juga penting mengingat kerangka keseimbangan umum Lebih lanjut, harga relatif ini memerlukan satu -harga lain akan mengacu pada harga tersebut. Jika output atau secara sebagai � � ��� , … ,ak �a� lain. u dari vektor harga output tersebut dijadikan � � antara (i) pasar input yang dipengaruhi ole dihubungkan. Jika suplai uang melebihi kebutuhan konsumen atas uang, dapat dihubungkan. Jika sup output �, yang pada akhirnya output �,mempengaruhi yang pada akhirnya ang nya berpengaruh. harga relatif yang Lebih berpengaruh. lanjut, harga Lebih relatif lanjut, ini harga relatif inikonsumen maka komposit harga akan meningkat (inflasi) dan tingkat har Tingkat ha maka komposit harga akan meningkat (inflasi) dan mempengaruhi tingkat harga untuk setiap konsumen atas uang, dapat dihub ntara (i) pasar input yang dipengaruhi oleh efisiensi berproduksi; dan (ii) permintaan posit harga akan meningkat (inflasi) dan mempengaruhi tingkat harga untuk setiap output �, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan balas jasa nomi atas uang, dapat dihubungkan. Jika suplai emerlukan satu patokan dimana harga-harga lain akan mengacu pada harga tersebut. Jika patokan dimana harga-harga lain akan mengacu . input, � output �, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan balas jasa nominal untuk setiap konsumen atas uang, dapat dihubungkan. Jika suplai uang melebihi kebutuhan sektor Selanjutnya, kondisi 7keseimbangan autarki dapat diperoleh. Jika lebih lanjut menekankan bahwa hanya harga relatif yang berpengaruh. Lebih lanjut, hargaharga relatif ini �meningkat juga penting mengingat keseimbangan umum konsumen atas uang, dapat dihubungkan. Jika suplai uang melebihi kebutu konsumen atas uang, dapatsetiap dihubungkan. nkan bahwa hanya harga relatif yang berpengaruh. Lebih lanjut, harga relatif inimaka konsumen atas uang, dapat dihubungkan. Jika suplai uang melebihi kebut ng pada akhirnya akan mendorong peningkatan balas jasa nominal untuk setiap output �, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan balas jasa nominal untuk setiap input, � memerlukan satu patokan dimana harga-harga lain akan mengacu pada harga tersebut. Jika output �,kerangka yang pada akhirnya akan mendorong balas jasa nominal untuk sektor riil, komposit akan � .peningkatan alisis, pembanding tersebut dapat juga dinormalisir akan menjadi pembanding terhadap harga-harga antara (i) pasar input yang dipengaruhi oleh efi Langkah numeraire ini juga penting mengingat kerangka keseimbangan umum konsumen atas uang, dapat dihubungkan. Ji maka komposit harga akan meningkat (inflasi) dan m output �, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan balas jasa pada harga tersebut. Jika dianggap penting untuk . input, � . input, � n ga dimana lain akan harga-harga mengacu pada lain akan harga mengacu tersebut. pada Jika harga tersebut. Jika utput �, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan balas jasa nominal untuk setiap output atau seca maka komposit harga akan mening ang pada akhirnya akan mendorong peningkatan balas jasa nominal untuk setiap � onsumen atas uang, dapat dihubungkan. Jika suplai uang melebihi kebutuhan sektor riil, � . input, � ikan terdapat � mitra dagang, maka kondisi keseimbangan pada persamaan (6) maka komposit harga akan meningkat (inflasi) dannomin mem (inflasi) dan mempengaruhi tingkat harga untuk �akan nggap penting untuk kemudahan analisis, pembanding tersebut dapat juga dinormalisir kan satu patokan dimana harga-harga lain akan mengacu pada harga tersebut. Jika .input, input, � maka komposit harga akan meningkat (inflasi) dan mempengaruhi tingkat harga untuk set memerlukan satu patokan dimana harga-harga lain mengacu pada harga tersebut. Jika maka komposit harga akan meningkat (inflasi) dan mempengaruhi tingkat har rga relatif yang berpengaruh. Lebih lanjut, harga relatif ini maka komposit harga akan meningkat (infla maka komposit harga akan meningkat (inflasi) dan mempengaruhi tingkat ha � dianggap penting untuk kemudahan analisis, pembanding tersebut dapat juga dinormalisir . input, � Mengulang spesifikasi vek . � � hanya analisis, pembanding tersebut dapat � menekankankemudahan bahwa harga relatif yang berpengaruh. lanjut,Mengulang harga relatif ini konsumen atas uang, dapat dihubungkan. Jika su spesifikasi vektor harga seluruh barang di maka komposit harga akan meningkat (inflasi) setiap output yang pada akhirnya akan .dengan output �,,untuk yang pada akhirnya akan mendorong penin input, �Lebih pat dipakai lagi. Sekarang, total produksi dunia harus seimbang total s, kemudahan pembanding analisis, tersebut pembanding dapat juga tersebut dinormalisir dapat juga dinormalisir �juga output �, yang pada akhirnya akan . untuk put, ��bernilai aka komposit harga akan meningkat (inflasi) dan mempengaruhi tingkat harga setiap phingga penting kemudahan analisis, pembanding tersebut dapat dinormalisir antara (i) pasar output �,akan yang pada akhirnya akan mendorong peningk 1. output �, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan balas jasa nominal untuk se Mengulang spesifikasi Mengulang spesifikasi v juga dinormalisir sehingga bernilai 1. dianggap penting untuk kemudahan analisis, pembanding tersebut dapat juga dinormalisir output �, yang pada akhirnya mendorong peningkatan balas jasa nomin output �, yang pada akhirnya akan mendor na harga-harga lain akan mengacu pada harga tersebut. Jika output �, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan balas jasa nomi � �� , . . . , � impor sebagai � Mengulang spesifikasi vektor harga seluruh barang di pasar dunia sehingga bernilai 1. � �� �� memerlukan satu patokan dimana harga-harga lain akan mengacu pada harga tersebut. Jika mendorong peningkatan balas jasa nominal untuk Mengulang spesifikasi vektor harga seluruh barang di pasar dunia, domestik dan ting mengingat kerangka keseimbangan umum maka komposit harga akan meningkat (inflasi) dan m gulang spesifikasi vektor harga seluruh barang di pasar dunia, domestik dan � �� , . . . , � � , � � �� , . . . , � � dan impor sebagai � output �, yang pada akhirnya akan mendoron si dunia, Mengulang spesifikasi vektor harga seluruh barang di pasar dunia, domestik dan Mengulang spesifikasi vektor harga seluruh barang di pasar dunia, domestik dan � �� �� � �� �� . input, � angan autarki dapat diperoleh. Jika lebih lanjut a bernilai 1. � utput �, yang pada akhirnya akan input, mendorong peningkatan balas jasa nominal untuk setiap input, �� ., . sebagai konsumen atas u�,. Mengulang spesifikasi vektor harga seluruh barang di pasar dunia input, �,�... domestik setiap input, � �� , . impor sebagai � � �� , . . . , impor � . � diingat bahwa � � �. Harga sebua � �� . , � � , � � �� . . , � � dan � � �� , impor sebagai � sehingga bernilai 1. ahan analisis, pembanding tersebut dapat juga dinormalisir . input, � Mengulang spesifikasi vektor harga seluruh barang di pasar dunia, dan � �� . input, � � �� . input, � ngulang spesifikasi vektor harga seluruh barang di pasar dunia, domestik dan � dianggap penting untuk kemudahan analisis, pembanding tersebut dapat juga dinormalisir Selanjutnya, kondisi 7 keseimbangan autarki � �� �� � �� �� � �� �dapat �. . . , � � kondisi diperoleh. Jika lebih lanjut yang�Selanjutnya, berpengaruh. harga relatif � �� .,�.�,ini ��� �. � � �� .� ., ,. �.�� ��� ��� �� .. . .Perlu impor � � � �� �� �� yang akhirnya pen �impor �� , .sebagai . . Lebih ,sebagai �impor � lanjut, ,���7keseimbangan � � �� , ��� Perlu gai kondisi autarki diperoleh. lebih �7keseimbangan ���� ,�� ., .�., ,.. � ��autarki , �dan �,,.�(6) ��dapat .�. �.,�� ,. � dan � �� ,� .�lanjut ., sebuah ,� �� ��� . �komoditi, diingat bahwa �., � Harga dipengaruhi .pada input, � .impor ,��� ��� , ,�� , dan .output .�. �.,� ��Jika �.�, dan �� ,,Perlu �akan . mendorong Perlu sebagai �persamaan � Selanjutnya, ��keseimbangan �� �� �� �� �� �� ���.��� �� �� maka kondisi pada �. � �� �� �� ����maka � �� , . . � � , �� . .bahwa ,, � dan �tiga �jenis ��oleh ,. sebagai . put, � elanjutnya, kondisi 7keseimbangan autarki dapat diperoleh. Jika lebih lanjut dapat diperoleh. Jika lebih lanjut diasumsikan komposit ha � �� �� � �� �� �Harga �� � � � � Mengulang spesifikasi vektor harga seluruh � .�spesifikasi Keuntungan dari � � ,.bahwa � , �� �� ndisi an autarki 7keseimbangan dapat diperoleh. autarki Jika dapat lebih diperoleh. lanjut Jika lebih lanjut sehingga bernilai 1. diingat � �. Harga se diingat � �. seb diingat bahwa � � �. Harga sebuah komoditi, dipengaruhi oleh har � � � � �� , . . . , � � , � � �� , . . . , � � dan � � �� , . . . , � � . Perlu mpor sebagai � Mengulang spesifikasi vektor harga seluruh Mengulang vekt � �� , . . . , � � , � � �� , . . . , � � dan � � �� , . . . , � � . Perlu bagai � arga lain akan mengacu pada harga tersebut. Jika � � � � � � 1, … , � � � �� �� � �� �� � �� �� Mengulang spesifikasi vektor harga seluruh b � �� bahwa �� � �.� Harga ��maka �� � dipengaruhi ��vektor �� sumsikan terdapat � mitra dagang, kondisi keseimbangan pada persamaan (6) � � diingat � sebuah komoditi, oleh tiga jenis harga ini sehingga Mengulang spesifikasi harga seluruh barang di pasar dunia, domestik Selanjutnya, kondisi 7keseimbangan autarki dapat diperoleh. Jika lebih lanjut Mengulang spesifikasi vektor harga seluruh barang di pasar dunia Mengulang spesifikasi harga Mengulang vektor harga seluruh barang di vektor pasar dunia . harga input, � diasumsikan ��mitra dagang, maka kondisi keseimbangan pada persamaan (6) �. Keuntungan ��spesifikasi wa � �. diingat Harga sebuah komoditi, dipengaruhi oleh tiga jenis harga ini sehingga terdapat dagang, maka kondisi � dari spesifikasi dengan cara inihar add ,� ,pasar ��tiga bahwa �mitra �. Harga komoditi, dipengaruhi oleh jenis inidan sehingga �oleh diingat bahwa � sebuah �dengan �. Harga sebuah komoditi, tiga jenis harga ini sehingga tal�produksi dunia harus seimbang total � � � dipengaruhi �(6) kan terdapat �terdapat mitra dagang, maka kondisi keseimbangan pada persamaan ��� ��� diingat bahwa � � �. Harga sebuah komoditi, dipengaruhi oleh tiga jenis barang di dunia, domestik impor sebagai output �, yang pad Mengulang vektor harga harga barang � �� , .,�.�,dari .�cara ,� �,�� ,.Keuntungan ��� � , .harga �� ,�� impor sebagai �dan �harga ���diperoleh. �.spesifikasi ��.�� ��� ka mitra kondisi dagang, keseimbangan maka kondisi pada keseimbangan persamaan (6) pada persamaan (6) isis, pembanding tersebut dapat juga dinormalisir ��dapat . Keuntungan dari spesifikasi dengan ini adalah � , �oleh , ��tiga Keuntungan d�.s � ,�� �dibentuk � � � �� �� � �� .,.�� ,�..�.sud impor sebagai ingat bahwa ��� �.sebuah komoditi, jenis iniharga � vektor harga seluruh barang di pasar � � hwa �Mengulang � �.dipakai Harga komoditi, dipengaruhi oleh jenis sehingga ���� �,� � Selanjutnya, kondisi 7keseimbangan autarki Jika lebih lanjut keseimbangan pada persamaan (6)dipengaruhi tidak dapat � ,,(6) .� .� ,� �� .�� , .da �,.,k� impor � ak lagi. Sekarang, total produksi dunia harus seimbang dengan � �� � �� �sebuah ��spesifikasi �tiga �� ,harus .��.cara .�komposit , �cara �dunia, ,ini �harga �� .�total , sebagai �komposit ��� dan ��� ,.� .� .� . �� ,semua �� Pe impor sebagai �adalah terdapat � mitra dagang, maka kondisi keseimbangan pada persamaan � . ,Keuntungan dari spesifikasi dengan ini adalah � ,Harga �,lagi. ,� keseimbangan autarki dapat diperoleh. Jika lebih lanjut � �� ,� ..�cara .sebagai .� ,,domestik �� ��,sehingga ,,,.�.�komposit � ..komposit .yang .� �yang �� �� dan � �� .. impor sebagai � , . . , � � , � impor � �� , . . � � �� , . . � dan � �� impor sebagai dan � �� �� � �� �� �� �� � �spesifikasi � �,,� idak dapat Sekarang, total produksi dunia seimbang dengan total ...................................(7) . diasumsikan Keuntungan dari dengan cara ini harga �� �dapat yang � ��Sekarang, � �� �� �� �� �� pat dipakai total produksi dunia harus seimbang dengan total � �� � �� �� � �� �� � �� �� lagi. . Keuntungan dari spesifikasi dengan ini adalah harga � ��dipakai � dibentuk dari harga barang � sudah merefleksikan ya � � . Keuntungan dari spesifikasi dengan ini adalah harga � � � � , � yang �, � �� � � � � � �� � dari spesifikasi dengan cara ini harga ko �� , �� , �� . Keuntungan � Sekarang, � � total � �,adalah Mengulang spesifikasi vektor harga seluru . � �� , . . . � � , � � � impor sebagai � input, � dipakai lagi. produksi dunia harus Dengan menggunakan harga ko � � �� �� � diingat bahwa � � �. Harga sebuah komoditi, dipen dibentuk dari harga barang � sudah merefleksikan semua yang terjadi ba i. produksi Sekarang, dunia total harus produksi seimbang dunia dengan harus seimbang total dengan total diasumsikan terdapat � mitra dagang, maka kondisi keseimbangan pada persamaan (6) dibentuk dari harga barang � dibentuk dari harga barang � s � � � � �� , . . . , � � , � � �� , . . . , � � dan � � �� , . . . , � � . Perlu mpor sebagai � ��. ,Keuntungan diingat bahwa � � �..harga Hargaini sebuah Keuntungan dari spesifikasi dengan cara ini adalah harga komposit �dengan � ��maka , dapat �dibentuk yang . Perlu diingat bahwa dari spesifikasi dengan cara ini adalah harga komposit �� yang , ���tidak �� �� �� � pada �� �� Harga � semua ��yang �� diingat bahwa � � �. Harga sebuah komoditi, dipengar � .� � baik nsumsi dunia, � diingat bahwa � � �. sebuah komoditi, dipengaruhi oleh tiga jenis sehing dipakai lagi. Sekarang, total produksi dunia harus seimbang total dari harga barang � sudah merefleksikan terjadi dalam pasar. dagang, kondisi keseimbangan persamaan (6) iadanya dunia, diingat bahwa � � �. Harga sebuah komoditi, dipengaruhi oleh tiga jenis har diingat bahwa � � �. Harga sebuah komod diingat bahwa � � �. Harga sebuah komoditi, dipengaruhi oleh tiga jenis ha � konsumsi dunia, ri harga barang � sudah merefleksikan semua yang terjadi baik dalam pasar. seimbang dengan total dunia,merefleksikan dibentuk harga barang �� sudah semua yang terjadi baik dalam pasar. neraca perdagangan yang seimbang pada setiap negara berimplikasi bahwa dibentuk darikonsumsi harga barang �dibentuk merefleksikan semua yang dalam pasar. , sebuah Dengan menggunakan harga komposit � dari dari harga barang � sudah yang � sudah � �sebagai � .inflation .semua .,� ��jenis �penelusuran ,atas �� terjadi � ����bai ,at . .i impor �terjadi imported dapat dilakukan. Harga sebuah oleh tiga diingat bahwa � �� �baik �. ,Harga komoditi, � � �� �� tidak dapat dipakai lagi. Sekarang, total produksi dunia harus seimbang dengan total �merefleksikan �komoditi, � .� Keuntungan dari spesifikasi denga � � , ,�komposit ,��.dipengaruhi gan autarki dapat diperoleh. Jika lebih lanjut sumber Dengan menggunakan harga �harga �dalam �sehingga � � . Keuntungan dari s � , � , � Dengan menggunakan harga ngat bahwa � � �. Harga sebuah komoditi, dipengaruhi oleh tiga jenis ini Dengan menggunakan harga ��,��penelusuran bentuk dari harga barang � sudah merefleksikan semua yang terjadi baik pasar. dari harga barang � sudah merefleksikan semua yang terjadi baik dalam pasar. Mengulang � � Keuntungan dari spesifikasi dengan ca � � , � � � � � � � � � � � � � � � � � konsumsi dunia, � . Keuntungan dari spesifikasi dengan cara ini adalah harga komposit � � � , � , ya �totalDengan or dan ekspor secara agregat akan sama, arang, produksi dunia harus seimbang dengan total � � � � � � � . Keuntungan dari spesifikasi dengan cara ini adalah harga ko � � , � , � � . Keuntungan dari spesifika � � , � , � , penelusuran atas sumber inflasi termasuk menggunakan harga komposit � � . Keuntungan dari spesifikasi dengan cara ini adalah harga kin � � , � , � � � � � � harga ini sehingga Keuntungan � � � � � � � � � � atas �� ,sumber �penelusuran � �,harga � harga � penelusuran inflasi termasuk nggunakan harga komposit � � � � 1, … , � imported inflation dapat dilakukan. atas sumber inflasi termasuk Dengan menggunakan komposit � , penelusuran atas sumber Dengan menggunakan harga komposit � , penelusuran atas sumber inflasi termasuk Dengan menggunakan komposit � � � � diingat �, ��. komoditi, dipen konsumsi dunia, �dapat �Harga ����harga � � �dengan . Keuntungan dari spesifikasi � ,� � maka kondisi persamaan �..................(7) dibentuk dari barang �sebuah sudah merefleksikan inflation dilakukan. �bahwa � �imported Pada prinsipnya, prosedur � �� dari �spesifikasi 1, …(6) ���pada �� � � �inflation dapat dilakuk Keuntungan cara adalah harga komposit ���� , ���, ��keseimbangan imported inflation dapat dilakuka dibentuk harga barang �� suda impor sebagai �� dari spesifikasi cara ini adalah harga ���� ,��� � � ���dengan � imported �� atas 1, … ,…�ini �� � penelusuran atas sumber inflasi termasuk engan komposit �,dari � �.harga � yang penelusuran sumber inflasi termasuk menggunakan komposit dibentuk dari harga barang �dari merefleksikan se � inflation �harga � �� � menggunakan � � �,�dibentuk � sudah dibentuk harga barang � sudah merefleksikan semua yang terjadi baik dalam pas � � � � 1, , � � dari harga barang � sudah merefleksikan semua yang terjadi bai � � imported dapat dilakukan. dibentuk dari harga barang � sudah mere � � � dibentuk dari harga barang � sudah merefleksikan semua yang terjadi ba �� � �� � � � � � � � �� � � � � � � � � � � � � 1, … , � (8) � � � � � ation dapat dilakukan. � � � � � imported inflation dapat dilakukan. � ��� �seimbang � � � 1, imported inflation dapat dilakukan. ∑ ∑����harus � � � … , � (7) � ��� imported inflation dapat dilakukan. � � � � � � al produksi dunia dengan total � . Keuntungan dari spesifikasi denga � � , � , � ��� � � �1, … , � komposit yang daritahap harga barang utama, yaitu tahap�konstruk dibentuk harga barang �� sudah merefle �prinsipnya, � dibentuk � prosedur � dari ��� ��� � � �1,�harga Pada penggunaan model CGE �� � dapat � … ,� � dapat ���sudah , pene Dengan menggunakan harga komposit � dilakukan. �dilakukan. bentuk dari barang semua yang terjadi baik dalam pasar. ��� ��� diingat bahwa � d� Dengan menggunakan harga kom mported inflation nflation Pada prinsipnya, prosedur penggunaan model CGE dikelompokkan � � merefleksikan �menggunakan , �penelus Dengan menggunakan harga komposit �komposit � sumber Pada prinsipnya, prose Pada prinsipnya, prosed Asumsi adanya neraca perdagangan yang ..................................(7) , penelusuran atas sumber inflasi terma Dengan harga komposit � � � � � � � 1, … , � � sudah merefleksikan semua yang terjadi baik dalam , penelusuran atas in Dengan menggunakan harga komposit � Dengan menggunakan harga , penelusuran atas sumber i Dengan menggunakan harga komposit � � � � � �pertama i�1, persamaan lintas��� negara prinsipnya, dengan catatan bahwa perdagangan akan membawa … , � ���(8) prosedur (7) Pada prosedur penggunaan model CGE dikelompokkan ke dalam sangat penting dan dimul dibentuk dari harga barang �tiga sudah merefleksikan Pada prinsipnya, prosedur penggunaan model CGE dikelompokkan a............................................(7) prinsipnya, penggunaan model CGE dikelompokkan ketahap dalam tiga � harga tahap utama, yaitu tahap konstruksi database, permodelan dan Pada prinsipnya, prosedur penggunaan model CGE dikelompokkan ke dalam tiga Dengan menggunakan komposit �.�K Pada prinsipnya, prosedur penggunaan model CGE dikelompokkan ke dalam tiga ...............................................(7) imported inflation dapat dilakukan. Asumsi adanya neraca perdagangan yang seimbang pada setiap negara berimplikasi bahwa seimbang pada setiap negara bahwa � � ��� ���berimplikasi � � � , � , � tahap utama, yaitu konstruksi database, permodelan dan implementas pasar. Dengan menggunakan harga komposit , imported inflation dapat dilakukan. , penelusuran atas sumber inflasi termasuk engan menggunakan harga komposit � � � �konstr � imported inflation dapat dilakukan. �inflation tahap utama, yaitu tahap konst tahap utama, yaitu tahap imported dapat dilakukan. ang sama lintasprinsipnya, negara, makaprosedur akan diperoleh, imported inflation dapat dilakukan. ng pada setiap negara berimplikasi bahwa Pada penggunaan model CGE dikelompokkan ketiga dalam tiga imported inflation dapat dilakukan. imported inflation dapat dilakukan. da prinsipnya, prosedur penggunaan model CGE dikelompokkan ke dalam .........(7) adanya neraca perdagangan yang seimbang pada setiap negara berimplikasi bahwa � seimbang fleksibilitas yang lebihimplementas luas�pada a tahap utama, yaitu tahap konstruksi database, permodelan dan implementasi model. Tahap tahap utama, yaitu tahap konstruksi database, permodelan dan nilai impor dan ekspor secara agregat akan sama, penelusuran atas sumber inflasi termasuk imported , pen Dengan menggunakan harga komposit a, yaitu tahap konstruksi database, permodelan dan implementasi model. Tahap ................................................(7) pertama sangat penting dan dimulai dari data yang paling terdi tahap utama, yaitu tahap konstruksi database, permodelan dan implementasi model. Tahap imported inflation dapat dilakukan. tahap utama, yaitu tahap konstruksi database, permodelan dan implementasi model. Tahap � nilai impor dan ekspor secara agregat akan sama, umsi neraca perdagangan yang seimbang pada setiap negara berimplikasi bahwa ngan yang seimbang pada setiap negara berimplikasi bahwa pertama sangat penting dan dimulai dari data yang paling terdisagregasi un � adanya dibentuk dari har mported inflation dapat dilakukan. � �sama, �adanya �tahap 1, … , �neraca Asumsi perdagangan yang seimbang pada setiap negara berimplikasi bahwa Pada prinsipnya, prosedur penggunaan mo �secara � dan �sama,database, pertama sangat penting dan di pertama sangat penting dan dim or ekspor agregat akan � utama, ahap yaitu tahap konstruksi permodelan dan implementasi model. Tahap andan Pada prinsipnya, prosedur ma, yaitu konstruksi database, permodelan implementasi model. Tahap inflation dapat dilakukan. ini menggunakan ORANI-G sebag Pada prinsipnya, prosedur penggunaan model pertama sangat penting dan dimulai dari data yang paling terdisagregasi untp pertama penting dan dimulai dari data yang paling terdisagregasi untuk memberikan Pada prinsipnya, prosedur penggunaan model CGE dikelompokkan ke adalah dalam prinsipnya, prosedur penggunaan model CGE dikelompokkan Pada prinsipnya, prosedur penggu Pada prinsipnya, prosedur penggunaan model CGE dikelompokkan perdagangan eimbang pada yang setiap negara pada berimplikasi setiap negara bahwa berimplikasi bahwa imported inflation dapat dilakukan. ngat penting dan data yang paling terdisagregasi untuk memberikan � �dimulai � � sangat � Pada � dari fleksibilitas yang lebih luas pada analisis. Tahap kedua sangat penting dan data paling terdisagregasi untuk memberikan sangat dimulai data yang paling terdisagregasi untuk memberikan ��� Asumsi adanya neraca perdagangan yang seimbang pada berimplikasi bahwa ��� fleksibilitas yang lebih luas pada analisis. Tahap kedua adalah pemodelan di �dimulai �seimbang �pertama � � dari � �agregat �akan ��penting �� � � dan ��dari � �yang 0� �pertama ai impor dan ekspor sama, gregat akan sama, � dan � ��� � ��� � � secara � setiap ��� negara � � � � � � � � Dengan menggun Pada prinsipnya, prosedur pengguna nilai impor ekspor secara agregat akan sama, tahap utama, yaitu tahap konstruksi database, perm � � � � sangat �prinsipnya, � yang fleksibilitas yang lebih luas pad ��dimulai fleksibilitas yang lebih luas pada ����data �model � tahap � � ���dari ���� � (8) � � �…CGE �, �� �� �memberikan �untuk 1, … ,� (8) tahap utama, yaitu tahap konstruks ertama dan dari paling terdisagregasi memberikan tujuan penelitian. Setelah model te prosedur penggunaan ke dalam tiga angat dan dimulai data terdisagregasi untuk �0�� �� ���yang �dikelompokkan � lebih �� ��tahap �� �� � �paling �penting ��� ��� � ��� �Pada � ���� � �� �tahap � �yang �� � 1, utama, yaitu tahap konstruksi database, permod � �fleksibilitas �penting fleksibilitas yang luas pada analisis. Tahap kedua adalah pemodelan dim Pada prinsipnya, prosedur penggunaan model � � ��� ��� � � � � lebih luas pada analisis. Tahap kedua adalah pemodelan dimana penelitian utama, yaitu tahap konstruksi database, permodelan dan implementasi model. Tah utama, yaitu tahap konstruksi database, permodelan dan implementas tahap utama, yaitu tahappenelitian konstruksi databa tahap utama, yaitu tahap konstruksi database, permodelan dandikembangkan implementas � � impor �analisis. ecara sama, agregat � �sama, � �fleksibilitas �dan �� 1,Tahap …luas , �akan (8) yang lebih luas kedua adalah pemodelan dimana penelitian ini menggunakan ORANI-G sebagai template yang kemudian d lebih pada analisis. Tahap kedua adalah pemodelan dimana penelitian ekspor secara agregat sama, fleksibilitas yang lebih luas pada analisis. Tahap kedua adalah pemodelan dimana � pada � yang �nilai � ��akan ini menggunakan ORANI-G sebagai template yang kemudian Pada prinsipnya, prosedur penggunaan mo � � � �� � � � � tahap yaitu tahap konstruksi database imported inflation CGE dikelompokkan keutama, dalam tiga tahap utama, pertama sangat penting dan dimulai dari data yang ini menggunakan ORANI-G seb ini menggunakan ORANI-G seb model untuk memperoleh model 9) �sebagai �� �� �pemodelan ����utama, ��ini ���� ��� �analisis. � ��� �����ORANI-G 0�� ����yang � � � � �seksibilitas � �..................(8) � �template � � 1,ORANI-G … ,… �,penelitian (8) �� �� � ���������� 1,��kedua ,�� �� � � � �(8) � �� � ��dan lebih luas pada analisis. Tahap kedua adalah dimana penelitian pertama sangat penting dan dimula hap yaitu tahap konstruksi database, permodelan implementasi model. Tahap yang lebih luas pada Tahap adalah pemodelan ini sebagai template yang kemudian dikembangkan �menggunakan �� �catatan �� �persamaan pertama sangat penting dan dimulai dari data yang pal �� � 0 � � �… �template �akan � � � �dimana � 1, � (8) menggunakan yang kemudian dikembangkan sesuai dengan pertama sangat penting dan dimulai dari data yang paling terdisagregasi untuk memberik (8) negara dengan perdagangan membawa pertama penting dan dimulai dari data yang paling terdisagregasi unt � �lintas �� � � menggunakan �sangat �bahwa pertama sangat penting dan dimulai dari da ���� �� �bahwa � catatan pertama sangat penting dan dimulai dari data yang paling terdisagregasi un akan ORANI-G sebagai template yang kemudian dikembangkan sesuai dengan Agregasi persamaan (8) lintas negara dengan perdagangan akan membawa tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, proses yang dilaku ini menggunakan ORANI-G sebagai template yang kemudian dikembangkan sesuai dengan � � � seimbang pada setiap negara berimplikasi bahwa � � � � � ini ORANI-G sebagai yang kemudian dikembangkan sesuai dengan � � � � � � � tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, proses yang dilakukan adalah m yaitu tahap konstruksi database, permodelan dan ��� �� �� ��,��� �� � �(8) � �1,� �… ��� 0 � � ��akan ���membawa ��… � 1, … , � (8) pertama tahap utama, yaitu tahap konstruksi database, perm �� ������� ��� � �� � ��catatan � � � �� ,� � ��1, ������ �� ���(8) sangat penting dan dimulai dari data engan bahwa perdagangan Tahap ketiga adalah implementas � �� � fleksibilitas yang lebih luas pada analisis. Tahap ked ��ORANI-G �dimulai tujuan penelitian. Setelah mod tujuan penelitian. Setelah mode i menggunakan ORANI-G sebagai template kemudian dikembangkan sesuai dengan fleksibilitas yang lebih luas pada an unakan sebagai template yang kemudian dikembangkan sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, proses yang dilakukan adalah m ertama sangat penting dan dari data yang paling terdisagregasi untuk memberikan Mengikuti hukum Walras dengan � pasar, ketika � � 1 pasar sudah seimbang, maka Pada prins fleksibilitas yang lebih luas pada analisis. Tahap kedua ng sama lintas negara, maka akan diperoleh, implementasi model. Tahap pertama sangat penting tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, proses yang dilakukan adalah mengkondensasi fleksibilitas yang lebih luas pada analisis. Tahap kedua adalah pemodelan dimana penelit n sama, fleksibilitas yang lebih luas pada analisis. Tahap kedua adalah pemodelan dim fleksibilitas yang lebihsecara luas pada analisis. T fleksibilitas yang lebih luas pada analisis. Tahap kedua adalah pemodelan di harga yang sama lintas negara, maka akan diperoleh, litian. Setelah model terbentuk, proses yang dilakukan adalah mengkondensasi model untuk memperoleh model yang ukuran dapat regasi persamaan (8) lintas negara dengan catatan bahwa perdagangan akan membawa negara dengan catatan bahwa perdagangan akan membawa tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, proses yang dilakukan adalah mengkondensasi model untuk memperoleh model yang secara ukuran dapat diatur (sizel Agregasi persamaan (8) lintas negara dengan tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, proses yang dilakukan adalah mengkondensasi Agregasi persamaan (8) lintas negara dengan catatan bahwa perdagangan akan membawa pertama sangat penting dan dimulai dari data yang menyiapkan command file (*cmf) y fleksibilitas yang lebih luas pada analisis. Tah an diperoleh, ini menggunakan ORANI-G sebagai template yang ang tersisa dijamin juga berada dalam kondisi keseimbangan. Implikasinya, model untuk memperoleh mo model untuk memperoleh mod Agregasi persamaan (8) lintas negara dengan catatan bahwa perdagangan akan membawa dan dimulai dari data paling terdisagregasi model untuk memperoleh model yang secara ukuran dapat diatur (sizely ini menggunakan ORANI-G sebaga ujuan penelitian. Setelah model terbentuk, proses yang dilakukan adalah mengkondensasi eksibilitas yang lebih luas pada analisis. Tahap kedua adalah pemodelan dimana penelitian nelitian. Setelah model terbentuk, proses yang dilakukan adalah mengkondensasi tahap utama, yait inidapat menggunakan ORANI-G sebagai template yang kem � � ORANI-G � catatan bahwa perdagangan akan membawa harga an lintas catatan negara bahwa dengan perdagangan catatan bahwa akan membawa perdagangan akan membawa model untuk memperoleh model yang secara ukuran diatur (sizely manageable). ini menggunakan sebagai template yang kemudian dikembangkan sesuai deng �model � �untuk ini menggunakan ORANI-G sebagai template yang kemudian dikembangkan ini menggunakan ORANI-G sebagai templa ini menggunakan ORANI-G sebagai template yang kemudian dikembangkan k memperoleh model yang secara ukuran dapat diatur (sizely manageable). rga yang sama lintas negara, maka akan diperoleh, maka akan diperoleh, Tahap ketiga adalah implementasi model yang dilakukan deng memperoleh model yang secara ukuran dapat diatur (sizely manageable). Tahap ketiga adalah implementasi model yang dilakukan dengan simulasi. model untuk memperoleh model secara dapat diatur (sizely manageable). � �yang � �ukuran � � � � � �yang �� �����lintas �� ���sama � 1, …�, � � memberikan fleksibilitas yang lebih luas harga negara, diperoleh, file yang akanpada dihasilkan; (3) meto �(8) �diperoleh, � � � �untuk fleksibilitas luas pada analisis. Tahap ke �� �� ���� �ini ���maka � yang � �akan � ����� �ketiga � �� ∑ � � yang (9)lebih 0memperoleh ORANI-G sebagai template harga yang sama lintas maka akan � �∑ yang sama maka akan �� ��� �menggunakan ��� �kemudian tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, proses � �∑ � negara, �lintas �yang � �negara, � �� ��� � �diperoleh, �dapat �� 0 untuk � �� ��� � Tahap ketiga adalahproses implemen Tahap ketiga adalah implement Tahap adalah implementasi model yang dilakukan dengan simulasi. � ��� � ��� � ORANI-G � ��� � � dikembangkan model model secara ukuran dapat diatur (sizely manageable). �template �ukuran tujuan penelitian. Setelah model te menggunakan sebagai yang sesuai dengan uk memperoleh model secara diatur (sizely manageable). pertama sangat pm tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, yan negara, diperoleh, maka akan diperoleh, Tahap ketiga adalah implementasi model yang dilakukan dengan simulasi. Untuk itu, perlu tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, proses yang dilakukan adalah mengkondens analisis. Tahap kedua adalah pemodelan dimana tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, proses yang dilakukan adalah m tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, proses yang dilakukan adalah menyiapkan command file (*cmf) yang memuat: (1) pernyataan tentang file y a adalah��Tahap implementasi model yang dilakukan dengan simulasi. Untuk itu, perlu menyiapkan command file (*cmf) yang memuat: (1) pernyataan ketiga adalah implementasi model yang dilakukan dengan simulasi. Untuk itu, perlu Tahap ketiga adalah implementasi model yang dilakukan dengan simulasi. Untuk itu, perlu � � � � � ��� � ��� ��� � � � � � variabel endogen dan eksogen; ini menggunakan ORANI-G sebagai template yang ∑ ∑ � � command � �� � �� �� � � � � � � � � � � � � (9) � � ��� ��� ngan catatan bahwa perdagangan akan membawa � � � � � � � � � � � tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, p menyiapkan file (*cmf) yang memuat: (1) pernyataan tentang file yl model untuk memperoleh model yang secara uku � � ��� � ��� � � � � menyiapkan command file (*cm menyiapkan command file (*cmf � � � � penelitian ini menggunakan ORANI-G sebagai model untuk memperoleh model ahap ketiga adalah implementasi model yang dilakukan dengan simulasi. Untuk itu, perlu juan penelitian. Setelah model terbentuk, proses yang dilakukan adalah mengkondensasi iga adalah implementasi model yang dilakukan dengan simulasi. Untuk itu, perlu fleksibilitas yang model untuk memperoleh model yang secara ukura � � Mengikuti hukum � memperoleh pasar, ketika �yang � 1 pasar sudah seimbang, maka �command � � menyiapkan file (*cmf) (1) tentang file yang terlibat; model untuk yang secara ukuran dapat diatur (sizely manageab � �yang �command �menyiapkan 9) � yang � �pernyataan memperoleh model yang secara ukuran dapat diatur (sizely model untuk memperoleh model yang se file yang (3) aproksimasi (Euler, Gragg, Johansen); model untuk memperoleh model yang secara ukuran dapat diatur (sizel ��� ��� file (*cmf) yang memuat: tentang file yang terlibat; (2) � ������Walras �� � �dengan � ��memuat: �untuk � � �model � 0 �������� � �� �� ��file � �pernyataan file (3) metode aproksimasi (Euler, Gragg menyiapkan command (*cmf) memuat: (1) pernyataan file yang terlibat; (2)(2) command yang memuat: tentang file yang terlibat; (2) besarannya. Di dalam command � pernyataan �template ��� ��� ��� ��� ��� ��(1) �dihasilkan; � � � �(1) �model � � ��akan � ���akan 0� ��� � �(*cmf) �� �dihasilkan; �� � � �dihasilkan; �tentang ����model �metode 0� � �file �� �� n diperoleh, yang kemudian dikembangkan sesuai penelitian. Setelah model terbentuk, proses � ��� � ��� � ��� � � �� � ��� �� ��� �tujuan �yang untuk memperoleh model yang seca file akan (3) metode aproksimasi (Euler, Gragg, Johansen); Tahap ketiga adalah implementasi model yang dila file yang akan dihasilkan; (3) m file yang akan dihasilkan; (3) me � � � � � � � � menyiapkan file (*cmf) yang memuat: (1) pernyataan tentang file yang terlibat; (2) Tahap ketiga simulasi. adalah implementasi odel untuk memperoleh model yang ukuran dapat diatur (sizely manageable). an command yang memuat: (1) pernyataan tentang file terlibat; (2) ini menggunakan ��� ���yang ��� Tahap ketiga adalah implementasi model yang dilakuk ��� ��� ��� ��� ��pasar ���hukum ��file � �file � � �(*cmf) � ���� � � � ���� �� � �secara � � �Johansen); �� ��� ��� ��� yang tersisa juga berada dalam kondisi keseimbangan. Implikasinya, s �dengan � �command pasar, ketika � 1 pasar sudah seimbang, maka file yang dihasilkan; (3) metode aproksimasi (Euler, Gragg, Johansen); (4) kategorisasi �akan �akan �ketiga Tahap implementasi model yang dilakukan dengan Untuk itu, pe �dijamin �adalah � ketiga �� � �aproksimasi variabel endogen dan eksogen; dan (5) spesifikasi variabel yang di adalah implementasi model yang dilakukan dengan simulasi. dengan tujuan penelitian. Setelah model terbentuk, Tahap ketiga adalah implementasi model y ��� ��� Tahap ketiga adalah implementasi model yang dilakukan dengan simulasi. an dihasilkan; (3) metode (Euler, Gragg, (4) kategorisasi variabel endogen dan eksogen; dan (5) spesifikasi varia yang dihasilkan; (3) metode aproksimasi (Euler, Gragg, Johansen); (4) kategorisasi Mengikuti Walras dengan � �pasar, ketika �� 1Tahap pasar sudah seimbang, maka file metode aproksimasi (Euler, Gragg, Johansen); (4) kategorisasi � yang akan dihasilkan; (3) variabel � model untukcommand memperoleh model yang secara uk endogen dan eksogen; dan (5) spesifikasi variabel yang diTahap ketiga adalah implementasi model yan menyiapkan file (*cmf) yang memuat: (1) ���(3)aproksimasi ��� dilakukan ��yang ��� variabel endogen dan eksog variabel endogen dan eksoge (9) e akan dihasilkan; metode aproksimasi (Euler, Gragg, Johansen); (4) kategorisasi menyiapkan command file (*cmf) ya kan dihasilkan; (3) metode (Euler, Gragg, Johansen); (4) kategorisasi (9) ahap ketiga adalah implementasi model yang dengan simulasi. Untuk itu, perlu proses yang dilakukan adalah mengkondensasi penelitian. menyiapkan command file (*cmf) yang memuat: (1) per � (9) � variabel penyelesaian keseimbangan pasar sejumlah J(5) – (5) 1 spesifikasi dengan harga pasar relatif juga sejumlah � �keseimbangan. uga berada dalam kondisi Implikasinya, endogen eksogen; dan spesifikasi variabel yang di-shock beserta ....................................(9) menyiapkan command file (*cmf) yang memuat: (1) pernyataan tentang file yang terlibat; besarannya. Di(5) dalam command file ini, simulasi jangka panjang ataupun ang tersisa juga berada dalam kondisi keseimbangan. Implikasinya, menyiapkan command file (*cmf) yang memuat: (1) pernyataan tentang file yy menyiapkan command filetujuan (*cmf) yang mem menyiapkan command file (*cmf) yang memuat: (1) pernyataan tentang file ��� ��� dan spesifikasi variabel yang di-shock beserta �� �dijamin �eksogen; ��� �dan besarannya. Di dalam command file ini, simulasi jangka panja variabel endogen dan eksogen; variabel yang di-shock beserta endogen dan dan eksogen; dan spesifikasi variabel yang di-shock beserta �dogen � variabel � �� �(5) � �dan besarannya. Di dalam command file ini,model simulasi jangka panjang ataupun s Tahap ketiga adalah implementasi model yang dila model untuk memperoleh yang secara nendogen � pasar, ketika � � 1 pasar sudah seimbang, maka menyiapkan command file (*cmf) yang memu file yang akan dihasilkan; (3) metode aproksimasi (E besarannya. Di dalam comma besarannya. Di dalam comman ariabel endogen dan eksogen; dan (5) spesifikasi variabel yang di-shock beserta file yang akan dihasilkan; (3) metod enyiapkan command file (*cmf) yang memuat: (1) pernyataan tentang file yang terlibat; (2) dan eksogen; dan (5) spesifikasi variabel yang di-shock beserta ��� ��� model untuk mem Mengikuti hukum Walras dengan � pasar, ketika � � 1 pasar sudah seimbang, maka file yang akan dihasilkan; (3) metode aproksimasi (Eule itu. sar sejumlah J – 1 dengan harga pasar relatif juga sejumlah besarannya. Di dalam command file ini, simulasi jangka panjang ataupun simulasi jangka file yang akan dihasilkan; (3) metode aproksimasi (Euler, Gragg, Johansen); (4) kategoris file yang dihasilkan; metode aproksimasi (Euler, Johansen); file yang akan dihasilkan; (3) metode aprok Mengikuti hukum Walras dengan � pasar, � 1 pasar sudah(3) seimbang, maka fileketika yang�akan akan dihasilkan; (3) metode aproksimasi (Euler, Gragg, Gragg, Johansen);
Di dalam command fileWalras ini, simulasi jangka panjang ataupun simulasi jangka besarannya. Di dalam command file ini,ketika simulasi panjang ataupun simulasi jangka besarannya. Di dalam command file simulasi jangka panjang ataupun simulasi jangka Mengikuti hukum dengan � pasar, � �ini, 1jangka pasar sudah seimbang, maka menyiapkan command file (*cmf) memuat: (1) ada kondisi keseimbangan. Implikasinya, file yang akan dihasilkan; (3)yang metode aproksim variabel endogen dan eksogen; dan (5) spesif Di dalam command file ini, simulasi jangka panjang ataupun simulasi jangka variabel endogen dan eksogen; pasar yang tersisa dijamin jugaseimbang, berada dalam kondisi keseimbangan. Implikasinya, eesarannya. yang akan dihasilkan; (3) metode aproksimasi (Euler, Gragg, Johansen); (4) kategorisasi a. Di dalam dalam command file ini, simulasi jangka panjang ataupun simulasi jangka asar, Walras ketika dengan � � 1 � pasar pasar, sudah ketika � � 1 pasar maka sudah seimbang, maka Tahap ketiga ada variabel endogen dan eksogen; dan (5) spesifika variabel endogen dan eksogen; dan (5) spesifikasi variabel yang di-shock bese variabel endogen dan eksogen; dan (5) spesifikasi variabel yang di variabel endogen dan eksogen; dan (5 variabel endogen dan eksogen; dan (5) spesifikasi variabel yang di sar yang dijamin kondisi Implikasinya, Jika harga pasarjuga dunia dianggap eksogen, makakeseimbangan. �keseimbangan. persamaan pada (7), �� pada (6),dan pasar yangtersisa tersisa dijamin jugaberada beradadalam dalam kondisi Implikasinya, 190 file yang akan dihasilkan; (3) metode aproksimasi (E variabel endogen eksogen; dan (5) besarannya. Di dalam command file ini, simulasi pasar, ketika � � 1 pasar sudah seimbang, maka besarannya. Di dalam command fija ariabel endogen dan eksogen; dan (5) spesifikasi variabel yang di-shock menyiapkan comm besarannya. Di beserta dalam command file ini, simulasi jang amin dalamjuga kondisi berada keseimbangan. dalam kondisi Implikasinya, keseimbangan. Implikasinya, besarannya. Di dalam command file ini, simulasi jangka panjang ataupun simulasi jang besarannya. Di dalam command file ini, simulasi jangka panjang ataupun besarannya. Di dalam command file ini, s besarannya. Di dalam command file ini, simulasi jangka panjang ataupun � pada (3) dan � pada persamaanpada (4), (7), dapat negara. Dalam hal dianggap eksogen, maka � persamaan ��diselesaikan pada (6), untuk tiap-tiap variabel endogen Di dan eksogen; danfile(5)ini,spes besarannya. sim da dalam kondisi keseimbangan. Implikasinya, esarannya. Di dalam command file ini, simulasi jangka panjang ataupun simulasi jangka dalam command file yang akan dih ini, dapat setiapdiselesaikan negara harus mencari solusi sejumlah �� �hal 2� � � variabel endogen,Di yaitu ��� , command �� , aan (4), untuk tiap-tiap negara. Dalam besarannya. dalam file ini, simulasi j
Dampak Pemberlakuan Bea Keluar Terhadap Kinerja Ekspor Sektor Kelautan dan Perikanan ............. (Estu Sri Luhur dan Tajerin)
ukuran dapat diatur (sizely manageable). Tahap ketiga adalah implementasi model yang dilakukan dengan simulasi. Untuk itu, perlu menyiapkan command file (*cmf) yang memuat: (1) pernyataan tentang file yang terlibat; (2) file yang akan dihasilkan; (3) metode aproksimasi (Euler, Gragg, Johansen); (4) kategorisasi variabel endogen dan eksogen; dan (5) spesifikasi variabel yang di-shock beserta besarannya. Di dalam command file ini, simulasi jangka panjang ataupun simulasi jangka pendek dapat dibuat dengan mendesain closurenya (Parewangi, 2009). Ketiga tahap ini ditunjukkan oleh Gambar 4. Kajian ini dianalisis dengan melakukan simulasi yang memilih tiga bentuk skenario, yaitu (1) pesimis dengan tarif 7,5%, (2) moderat dengan tarif 15%, dan (3) optimis dengan tarif 22,5%. Oleh karena bea keluar belum dikenakan terhadap komoditas perikanan maka besaran bea keluar untuk melakukan simulasi tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/
PMK.011/2008 Tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenai Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar untuk CPO yang dikenai bea keluar progresif. Peraturan tersebut mencantumkan bahwa bea keluar terendah sebesar 7,5 persen, moderat sebesar 10-15 persen dan yang tertinggi sebesar 22,5 persen. Dari ketiga skenario tersebut, variabel yang dijadikan sebagai shock dalam pencapaian kinerja ekspor adalah pemberlakuan bea keluar terhadap komoditas perikanan primer (bahan mentah) yang berasal dari perikanan tangkap dan budidaya. Komoditas primer tersebut merupakan komoditas yang dijual dalam bentuk segar sehingga belum diolah menjadi komoditas lain sebagai upaya diversifikasi produk perikanan. Selanjutnya, ketiga tarif bea keluar dalam skenario tersebut akan dijadikan input bagi model ekonomi makro pembangunan kelautan dan perikanan untuk menghasilkan berbagai angka dampak dari kebijakan perdagangan luar negeri atau ekspor.
Gambar 4. Alur Kerja Model CGE dengan Pendekatan GEMPACK Figure 4. Procedures of CGE Model with GEMPACK Approach Sumber: Parewangi (2009)/Source: Parewangi (2009)
191
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 185-200
HASIL DAN PEMBAHASAN Kebijakan Indonesia
Bea
Keluar
Produk
Perikanan
Definisi industri mencakup dua pengertian, yaitu mikro dan makro. Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang erat. Secara makro, definisi industri dari segi pembentukan pendapatan adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah, yakni semua produk, baik barang maupun jasa (Hasibuan, 1993). Lebih lanjut, Badan Pusat Statistik (2012) mendefinisikan industri pengolahan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Kebijakan bea keluar merupakan salah satu kebijakan pemerintah sebagai upaya untuk mendorong hilirisasi industri melalui pemberian insentif pajak, penyediaan energi dan pembangunan infrastruktur. Namun bagi pihak pelaku usaha, bea keluar merupakan penggerak utama (prime mover) berjalannya roda hilirisasi industri. Kebijakan ini diperlukan dalam rangka mengembangkan industri hilir karena bagian hilir dari rantai nilai kegiatan ekonomi utama ini cenderung kurang menarik karena rendahnya margin yang diperoleh, tetapi di sisi lain bagian hilir ini dapat menyerap banyak produk hulu yang bermargin tinggi. Mekanisme kebijakan bea keluar ini adalah pengenaan pajak akan menambah penerimaan negara yang selanjutnya penerimaan tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan industri hilir (Brahmana et al., 2014). Program hilirisasi industri ini salah satunya dijalankan oleh sektor pertanian dimana pemerintah dan berbagai lembaga penelitian saat ini sangat gencar mempromosikan pengolahan berbagai produk pertanian. Salah satu contohnya adalah kebijakan peningkatan pengolahan biji kakao (tidak diekspor dalam bentuk biji) sebagai upaya meningkatkan nilai tambah dan menghindari isu kualitas. Selain itu, pemerintah bermaksud memajukan industri kakao di dalam negeri untuk menciptakan lapangan kerja. Salah satu kebijakan yang dipertimbangkan untuk mempercepat 192
promosi tersebut adalah dengan memberlakukan pajak terhadap ekspor biji kakao sehingga eksportir tidak tertarik mengekspor dalam bentuk biji (Arsyad et al., 2011). Selain itu, pajak ekspor juga diberlakukan terhadap minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai instrumen untuk memonitor keluar masuknya minyak kelapa sawit ke pasar ekspor yang relatif lebih menguntungkan setiap saat. Manipulasi tingkat kebijakan pajak ekspor merupakan instrumen kebijakan yang sangat efektif dalam mengendalikan keluar masuknya jumlah minyak kelapa sawit yang akan diekspor. Pajak ekspor ini diberlakukan yang besarnya disesuaikan dengan variasi harga minyak kelapa sawit di dunia (Munadi, 2007). Dengan demikian, bea keluar pada perikanan diasumsikan memiliki tujuan dan cara yang serupa dengan kebijakan pengenaan bea keluar pada produk pertanian tersebut. Dengan demikian, penelitian ini secara khusus memaparkan hasil simulasi pengenaan bea keluar terhadap produk primer perikanan. Dampak Terhadap Kinerja Makroekonomi Dampak pemberlakuan tarif bea keluar atas komoditas primer perikanan terhadap variabelvariabel makroekonomi terlihat pada Tabel 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa perubahan persentase GDP adalah positif dengan nilai tertinggi ditunjukkan pada simulasi 3, yaitu 0,01%. Peningkatan nilai GDP ini disebabkan adanya peningkatan produksi produk olahan perikanan di dalam negeri. Pertumbuhan positif GDP ini didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga sebesar 0,019 (simulasi 1), 0,034 (simulasi 2), dan 0,046 (simulasi 3). Pemberlakuan bea keluar mempengaruhi ekspor perikanan secara nasional. Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberlakuan bea keluar sebesar 7,5% menurunkan ekspor produk perikanan secara nasional sebesar 0,02% dan besaran penurunannya meningkat pada saat pemberlakuan bea keluar 15% dan 22,5%, yaitu masing-masing sebesar 0,04% dan 0,05%. Penurunan ekspor yang cenderung rendah ini disebabkan karena produk primer perikanan cenderung memiliki kontribusi kecil pada kinerja ekspor nasional. Penurunan ekspor menyebabkan komoditas perikanan banyak terdapat di pasar dalam negeri sehingga kondisi ini mampu mendorong konsumsi rumah tangga sebesar 0,046% pada simulasi 3.
Dampak Pemberlakuan Bea Keluar Terhadap Kinerja Ekspor Sektor Kelautan dan Perikanan ............. (Estu Sri Luhur dan Tajerin)
Tabel 1. Hasil Simulasi Skenario dari Pemberlakuan Bea Keluar Komoditas Primer Perikanan Terhadap Peubah Makroekonomi Indonesia. Table 1. Scenario Simulation Results of Export Tax on Primary Fisheries Commodities Against Indonesian Macroeconomic Variables. Indikator/Indicator PDB/ GDP Investasi Agregat/ Agregat Investment Impor/ Import Ekspor/ Export Konsumsi rumah tangga/ Household Consumption Pengeluaran pemerintah pusat/ Government Expenditure
Perubahan (%)/Change (%) Sim-1 Sim-2 Sim-3 0.005 0.009 0.011 -0.001 -0.001 -0.002 0.003 0.005 0.007 -0.019 -0.037 -0.052 0.019 0.034 0.046 -0.018 -0.032 -0.045
Sumber: Hasil Olahan Data, 2014 (Diolah)/ Source: Processed Data, 2014 Keterangan/Description: Sim-1 = simulasi 1; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 7,5%/ Sim-1 = simulation 1; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 7.5% Sim-2 = simulasi 2; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 15%/ Sim-2 = simulation 2; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 15% Sim-3 = simulasi 3; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 22,5% Sim-3 = simulation 3; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 22.5%
Dampak Terhadap Kinerja Sektoral Secara teoritis, pemberlakuan bea keluar terhadap komoditas ekspor berbentuk bahan mentah akan mengurangi jumlah output komoditas tersebut karena adanya kebijakan yang membatasi pemasarannya di pasar luar negeri. Sebaliknya, output dari komoditas olahan meningkat karena bahan baku yang awalnya dijual ke luar negeri menjadi tersedia di dalam negeri. Meskipun demikian pada tulisan ini tidak semua perubahan output pada berbagai sektor ekonomi dibahas, namun difokuskan hanya pada beberapa sektor, di antaranya sektor perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan sektor pengolahan hasil perikanan. Output dan Harga Salvatore (2013) menjelaskan bahwa kebijakan pajak ekspor secara teoritis akan meningkatkan biaya produksi bagi sektor yang dikenai pajak sehingga menghambat produsen mengekspor komoditas yang dikenai pajak tersebut dan menjualnya di pasar domestik (Salvatore, 2013). Dengan kata lain, pajak ekspor dapat meningkatkan jumlah ketersediaan bahan baku untuk industri olahan dari produk yang dikenai pajak ekspor tersebut. Hasil penelitian Purba (2012) menunjukkan bahwa pemberlakuan bea keluar pada CPO berpengaruh negatif terhadap ekspor CPO dan berpengaruh positif terhadap
ketersediaan bahan baku untuk industri minyak goreng. Sementara itu, hasil penelitian Agusalim (2014) menunjukkan hasil yang sebaliknya dimana bea keluar pada komoditas CPO mengakibatkan penurunan output CPO domestik yang menunjukkan bahwa komoditas CPO tersebut tidak terserap di pasar domestik (Gambar 5). Penelitian ini tidak sejalan dengan teori Salvatore (2013) dan hasil penelitian Purba (2012), namun sejalan dengan hasil penelitian dari Agusalim (2014) untuk sebagian besar komoditas primer perikanan, yaitu untuk komoditas TTC, kerapu, dan rumput laut. Pemberlakuan bea keluar menunjukkan dampak negatif bagi output dan harga komoditas primer perikanan. Dampak terbesar terjadi pada ikan TTC, ikan kerapu dan rumput laut yang masing-masing sebesar 0,68% dan 0,29% pada hasil simulasi 3. Hal ini disebabkan karena ketiga komoditas tersebut lebih banyak diekspor dalam bentuk mentah sehingga komoditas perikanan tersebut tidak dapat terserap di pasar domestik. Berbeda dengan komoditas udang yang cenderung tidak berdampak pada outputnya karena udang yang diekspor umumnya sudah berbentuk produk olahan seperti data yang dikeluarkan KKP (2016) dimana komposisi ekspor udang terdiri dari udang segar sebesar 1,5%, udang olahan 27,9%, dan udang beku 70,6%.
193
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 185-200
Gambar 5. Dampak Bea Keluar Terhadap Output Sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia Figure 5. Impact of Export Tax on Output of Indonesian Marine and Fisheries Sector Sumber: Hasil Olahan Data, 2014 (Diolah) /Source: Processed Data, 2014
Sebaliknya, output dari komoditas patin justru mengalami peningkatan sebesar 0,08% (simulasi 3) karena patin lebih banyak dipasarkan di dalam negeri karena Indonesia belum mampu memproduksi patin olahan dalam bentuk fillet (daging tanpa tulang) yang menjadi permintaan terbesar dunia. Hingga saat ini ekspor patin Indonesia masih dalam bentuk utuh beku. Data dari Majalah Trobos (2016) menunjukkan bahwa patin yang diperdagangkan di dunia meliputi fillet, utuh beku, dan sedikit produk olahan. Dari total tersebut, lebih dari 92% permintaan dunia adalah dalam bentuk fillet. Sampai saat ini, 90% pasokan fillet patin dunia masih dikuasai oleh Vietnam, sedangkan sisa kuota 10% dibagi ke Banglades, Myanmar, dan Cina. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pemberlakuan bea keluar memberi dampak positif pada produk olahan berupa ikan kering dan ikan olahan (Tabel 2). Peningkatan output ikan kering dan ikan olahan masing-masing sebesar 0,09% dan 0,29% (simulasi 1), 0,16% dan 0,53% (simulasi 2) serta 0,21% dan 0,72% (simulasi 3). Berdasarkan hasil simulasi tersebut, dampak terbesar ditunjukkan oleh simulasi 3 dimana output ikan kering dan ikan olahan masing-masing meningkat 0,21% dan 0,72%. Sebaliknya, harga untuk komoditas olahan menunjukkan penurunan yang disebabkan karena 194
bahan baku olahan berasal dari produk dalam negeri yang memiliki tingkat harga lebih rendah dibandingkan harga produk impor yang selama ini dijadikan sumber bahan baku industri pengolahan dalam negeri. Dampak penurunan harga ikan kering dan ikan olahan juga paling besar ditunjukkan oleh simulasi 3, yaitu masing-masing sebesar 0,43% dan 0,55% (Tabel 2) Dampak Terhadap Nilai Tambah (Value Added) Produk Perikanan Bea keluar secara tidak langsung dianggap mempengaruhi nilai tambah dari suatu komoditas ekspor. Hal ini terbukti pada simulasi yang dilakukan, baik pada simulasi 1, simulasi 2 maupun simulasi 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai tambah (value added) untuk produk olahan hasil perikanan meningkat dengan adanya pemberlakuan bea keluar. Pemberlakuan pajak ekspor lebih besar menunjukkan peningkatan nilai tambah yang lebih besar pula. Hal ini ditunjukkan oleh simulasi 3 yang mengenakan bea keluar sebesar 22,5% mampu meningkatkan nilai tambah ikan olahan kering dan olahan lainnya masing-masing sebesar 0,21% dan 0.72%. Peningkatan nilai tambah ini lebih tinggi dibandingkan hasil simulasi 1 dan 2 yang hanya mengenakan pajak ekspor sebesar 7,5% dan 15%, yaitu masing-masing sebesar 0.09% dan 0.29% (simulasi 1) serta 0,16% dan 0,53 (simulasi 2).
Dampak Pemberlakuan Bea Keluar Terhadap Kinerja Ekspor Sektor Kelautan dan Perikanan ............. (Estu Sri Luhur dan Tajerin)
Tabel 2. Hasil Simulasi Skenario Pemberlakuan Bea Keluar Terhadap Output dan Harga Komoditas Primer Perikanan Indonesia. Table 2. Scenario Simulation Results of Export Tax to Output and Price of Indonesian Primary Fisheries Commodities. Komoditas/ Commodities
Sim-1 Kuantitas (%)/ Harga (%)/ Quantity (%) Price (%)
Sim-2 Kuantitas (%)/ Harga (%)/ Quantity (%) Price (%)
Sim-3 Kuantitas (%)/ Harga (%)/ Quantity (%) Price (%)
Ikan TTC/Tunas
-0.27
-0.91
-0.49
-1.65
-0.68
-2.26
Ikan Tangkap Lainnya/Other Capture Fish
-0.15
-0.81
-0.27
-1.47
-0.38
-2.01
0.03
0.15
0.06
0.28
0.08
0.38
-0.12
-0.73
-0.21
-1.32
-0.29
-1.81
-0.12
-0.73
-0.21
-1.32
-0.29
-1.81
-0.12
-0.73
-0.21
-1.32
-0.29
-1.81
-0.001
-0.03
-0.001
-0.05
-0.001
-0.07
0.09
-0.17
0.16
-0.31
0.21
-0.43
0.29
-0.22
0.53
-0.39
0.72
-0.55
Ikan Patin/Catfish Ikan Kerapu/ Groupers Rumput Laut/ Seaweed Budidaya Lainnya/ Others Aquaculture Udang/Shrimp Ikan Kering/ Dried Fish Ikan Olahan/ Fish Processing
Sumber/ Source: Hasil Olahan Data (Diolah), 2014/ Processed Data, 2014 Keterangan/ Description: Sim-1 = simulasi 1; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 7,5%/ Sim-1 = simulation 1; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 7.5% Sim-2 = simulasi 2; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 15% Sim-2 = simulation 2; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 15% Sim-3 = simulasi 3; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 22,5% Sim-3 = simulation 3; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 22.5%
Tabel 3. Dampak Pemberlakuan Bea Keluar Terhadap Nilai Tambah (Value Added) Produk Perikanan Indonesia Table 3. Impact of Export Tax to Value Added of Indonesian Fisheries Products. Uraian/Details Ikan TTC/ Tunas Ikan Tangkap Lainnya/ Other Capture Fish Ikan Patin/ Catfish Ikan Kerapu/ Groupers Rumput Laut/ Seaweed Budidaya Lainnya/ Other Aquaculture Udang/ Shrimp Ikan Kering/ Dried Fish Ikan Olahan/ Fish Processing
Perubahan (%)/Change (%) Sim-1 Sim-2 Sim-3 -0.27 -0.49 -0.68 -0.15 -0.27 -0.38 0.02 0.06 0.08 -0.12 -0.21 -0.29 -0.12 -0.21 -0.29 -0.12 -0.21 -0.29 -0.001 -0.001 -0.001 0.09 0.16 0.21 0.29 0.53 0.72
Sumber/Source: Hasil Olahan Data (Diolah), 2014/ Processed Data, 2014 Keterangan/ Description: Sim-1 = simulasi 1; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 7,5%/ Sim-1 = simulation 1; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 7.5% Sim-2 = simulasi 2; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 15% Sim-2 = simulation 2; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 15% Sim-3 = simulasi 3; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 22,5% Sim-3 = simulation 3; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 22.5%
195
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 185-200
Dampak Terhadap Ekspor Komoditas Perikanan Pemberlakuan bea keluar mempengaruhi ekspor perikanan secara signifikan, terutama bagi produk primer perikanan. Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberlakuan bea keluar memberikan dampak negatif bagi ekspor dari produk primer perikanan pada ketiga simulasi. Dampak terbesar ditunjukkan oleh komoditas udang, yaitu sebesar 14,49% (simulasi 1), 26,22% (simulasi 2) dan 35,81% (simulasi 3). Dampak besar juga dialami oleh komoditas budidaya seperti ikan kerapu dan rumput laut. Sementara itu, ikan TTC cenderung memiliki dampak yang paling kecil, yaitu sebesar 12,83% (sim-1), 23,55% (sim-2) dan 32,57% (sim-3). Hal ini disebabkan oleh besarnya bea keluar bersifat progresif yang artinya semakin tinggi harga dan volume ekspor maka tarifnya akan makin tinggi. Dengan demikian, kondisi ini membuktikan bahwa komoditas udang menjadi penyumbang terbesar ekspor produk perikanan yakni sebesar 40 persen, sedangkan peringkat kedua diduduki oleh komoditi tuna, tongkol, cakalang (TTC) sebesar 12 persen dari total keseluruhan kinerja ekspor (KKP, 2013). Kondisi sebaliknya ditunjukkan oleh komoditas olahan seperti ikan kering dan ikan olahan. Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberlakuan bea keluar pada ketiga simulasi justru mampu meningkatkan ekspor kedua produk olahan ikan tersebut, yaitu masing-masing sebesar 0,74% dan 0,96% (sim-1), 1,35% dan 1,75% (sim-2)
serta 1,86% dan 2,41% (sim-3). Dampak terbesar ditunjukkan oleh simulasi 3 yang mengenakan bea keluar sebesar 22,5% karena kebijakan ini memaksa ikan hasil tangkapan dan budidaya untuk dipasarkan di dalam negeri sehingga kebutuhan bahan baku industri pengolahan dapat terpenuhi dengan mudah. Pada akhirnya, kondisi ini mengakibatkan produk ikan olahan akan lebih banyak diekspor ke pasar luar negeri yang nantinya akan mampu meningkatkan nilai ekspor yang diinginkan (Gambar 6). Dampak Terhadap Impor Komoditas Perikanan Pemberlakuan bea keluar juga memberikan dampak pada perdagangan sektor kelautan dan perikanan dengan luar negeri melalui kegiatan impor seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 5. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pemberlakuan bea keluar memberikan dampak negatif pada impor ikan TTC dan ikan tangkap lainnya dimana dampak terbesarnya diperlihatkan pada pemberlakuan bea keluar yang paling besar juga pada simulasi 3, yaitu masing-masing sebesar 4,41% dan 3,60%. Selain ikan, penurunan impor juga ditunjukkan oleh komoditas udang yang cukup signifikan, yaitu sebesar 23,09% pada simulasi 3. Hal ini disebabkan oleh tersedianya bahan baku bagi industri pengolahan yang selama ini sangat bergantung pada produk impor, terutama untuk ikan sarden, makarel, jenis ikan laut lainnya yang biasanya diolah menjadi ikan pindang, ikan kaleng, atau tepung ikan (Gambar 7).
Tabel 4. Dampak Pemberlakuan Bea Keluar Terhadap Ekspor Komoditas Perikanan Indonesia. Table 4. Impact of Export Tax to Indonesian Fisheries Export Commodities. Uraian/Details Ikan TTC/ Tunas Ikan Tangkap Lainnya/ Other Capture Fish Ikan Patin/ Catfish Ikan Kerapu/ Groupers Rumput Laut/ Seaweed Budidaya Lainnya/ Other Aquaculture Udang/ Shrimp Ikan Kering/ Dried Fish Ikan Olahan/ Fish Processing
Perubahan (%)/ Change (%) Sim-1 Sim-2 Sim-3 -12.83 -23.55 -32.57 -13.03 -23.87 -32.95 0 0 0 -13.18 -24.12 -33.26 -13.18 -24.12 -33.26 -13.18 -24.12 -33.26 -14.49 -26.22 -35.81 0.74 1.35 1.86 0.96 1.75 2.41
Sumber/ Source : Hasil Olahan Data (Diolah)/ Processed Data, 2014 Keterangan/ Description: Sim-1 = simulasi 1; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 7,5%/ Sim-1 = simulation 1; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 7.5% Sim-2 = simulasi 2; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 15%/ Sim-2 = simulation 2; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 15% Sim-3 = simulasi 3; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 22,5%/ Sim-3 = simulation 3; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 22.5%
196
yang diinginkan.
Dampak Pemberlakuan Bea Keluar Terhadap Kinerja Ekspor Sektor Kelautan dan Perikanan ............. (Estu Sri Luhur dan Tajerin)
Simulasi/Simulation 2
Simulasi/Simulation 1
-15
-20
Ikan Olahan/Fish Processing
Ikan Kering/Dried Fish
Budidaya Lainnya/…
Udang/Shrimp
-15
Rumput Laut/Seaweed
TTC/Tunas
-10
Kerapu/ Groupers
0 -5
Patin/Catfish
5
Ikan Tangkap Lainnya/Other…
Perubahan/Change (%)
Ikan Olahan/Fish Processing
Ikan Kering/Dried Fish
Udang/Shrimp
Budidaya Lainnya/…
Rumput Laut/Seaweed
Kerapu/ Groupers
-5 -10
Patin/Catfish
TTC/Tunas
0
Ikan Tangkap Lainnya/Other…
Perubahan/Change (%)
5
-25
Sumber/Source: Hasil Olahan Data (Diolah)/ Processed Data, 2014 -30
-20
Komoditas dan Perikanan/Fisheries Komoditas Perikanan/Fisheries Commodities Gambar 6. Dampak Bea Keluar Terhadap Ekspor Komoditas Kelautan Perikanan Commodities Indonesia Figure 6. Impact of Export Tax on Commodities Export of Indonesia’s Marine and Fisheries
Simulasi/Simulation 3
Ikan Olahan/Fish…
Ikan Kering/Dried …
0
Ikan Tangkap Lainnya/Othe…
Perubahan/Change (%)
Dampak Terhadap Impor 10 Komoditas Perikanan Udang/Shrimp
Budidaya Lainnya/…
Rumput Laut/Seaweed
Kerapu/ Groupers
-10
Patin/Catfish
TTC/Tunas
Pemberlakuan bea keluar juga memberikan dampak pada perdagangan sektor kelautan dan perikanan dengan luar negeri melalui kegiatan impor seperti yang ditunjukkan -20
oleh Tabel 5. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pemberlakuan bea keluar memberikan -30
dampak negatif pada impor ikan TTC dan ikan tangkap lainnya dimana dampak terbesarnya -40 diperlihatkan pada pemberlakuanKomoditas bea keluar yang paling besar juga pada simulasi 3, yaitu Perikanan/Fisheries Commodities masing-masing sebesar 4,41% dan 3,60%. Selain ikan, penurunan impor juga ditunjukkan
Gambar 6. komoditas Dampak Bea Keluar Terhadap Ekspor Komoditas Kelautan Perikanan oleh udang yang cukup signifikan, yaitu sebesar 23,09% pada dan simulasi 3. Hal iniIndonesia disebabkan oleh baku bagi industri pengolahan yang selama ini and sangat Figure 6. Impact of tersedianya Export Taxbahan on Commodities Export of Indonesia’s Marine Fisheries bergantung pada produk terutama ikan sarden, makarel, jenis ikan laut lainnya Sumber:impor, Hasil Olahan Datauntuk (Diolah)/ Source:Processed Data, 2014 yang biasanya diolah menjadi ikan pindang, ikan kaleng, atau tepung ikan.
Simulasi/Simulation 1
Simulasi/Simulation 2
-8 -10
Ikan Olahan/Fish Processing
Ikan Kering/Dried …
Udang/Shrimp
Budidaya Lainnya/…
Kerapu/ Groupers
Rumput Laut/Seaweed
-10
Patin/Catfish
0 -5
TTC/Tunas
Perubahan/Change (%)
Ikan Olahan/Fish Processing
Ikan Kering/Dried …
Budidaya Lainnya/…
Rumput Laut/Seaweed
Kerapu/ Groupers
Patin/Catfish
Udang/Shrimp
-6
TTC/Tunas
-4
Ikan Tangkap Lainnya/Other …
Perubahan/Change (%)
0 -2
Ikan Tangkap Lainnya/Other …
5
2
-15 -20
Komoditas Perikanan/Fisheries Commodities
Komoditas Perikanan/Fisheries Commodities
Simulasi/Simulation 3
Ikan Olahan/Fish Processing
Ikan Kering/Dried Fish
Budidaya Lainnya/…
Rumput Laut/Seaweed
Kerapu/ Groupers
Udang/Shrimp
-15
Patin/Catfish
-10
TTC/Tunas
0 -5
Ikan Tangkap Lainnya/Other …
Perubahan/Change (%)
5
-20 -25 Komoditas Perikanan/Fisheries Commodities
Gambar 7. Dampak Bea Keluar Terhadap Impor Komoditas Kelautan dan Perikanan Indonesia Figure 7. Impact of Export Tax on Commodities Import of Indonesian Marine and Fisheries Sumber : Hasil Olahan Data (Diolah)/ Source:Processed Data, 2014
Penurunan impor juga ditunjukkan oleh produk olahan berupa ikan kering dan olahan lainnya dimana dampak terbesar ditunjukkan oleh simulasi 3 yang mengenakan bea keluar sebesar 22,5%. Impor ikan kering dan ikan olahan lainnya adalah masing-masing sebesar 0,28% dan 0,25% (sim-1), 0,52% dan 0,45% (sim-2) serta 0,71% dan 0.61% (sim-3). Dampak negatif terhadap impor kedua komoditas ini disebabkan oleh karena kebijakan pemberlakuan bea keluar telah mendorong industri
pengolahan dalam negeri berproduksi karena tidak lagi mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Dengan demikian, konsumen dalam negeri dapat memperoleh produk olahan ikan dari pasar dalam negeri sehingga dengan sendirinya kebutuhan impor menurun. Kondisi ini menunjukkan roda ekonomi dalam negeri lebih mandiri karena kegiatan ekonomi tidak lagi bergantung pada produk impor, tetapi sangat bergantung pada produk dalam negeri.
197
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 185-200
Tabel 5. Dampak Pemberlakuan Bea Keluar Terhadap Impor Komoditas Perikanan Indonesia. Table 5. Impact of Export Tax to Indonesian Fisheries Import Commodities. Uraian/Details Ikan TTC/Tunas Ikan Tangkap Lainnya/Other Capture Fish Ikan Patin/Catfish Ikan Kerapu/Groupers Rumput Laut/Seaweed Budidaya Lainnya/Other Aquaculture Udang/Shrimp Ikan Kering/Dried Fish Ikan Olahan/Fish Processing
Sim-1 -1.75 -1.44 0.17 0.02 0.02 0.02 -9.04 -0.28 -0.25
Perubahan (%)/Change (%) Sim-2 Sim-3 -3.20 -4.41 -2.62 -3.60 0.31 0.42 0.03 0.04 0.03 0.04 0.03 0.04 -16.65 -23.09 -0.52 -0.71 -0.45 -0.61
Sumber : Hasil Olahan Data (Diolah)/ Processed Data, 2014 Keterangan/ Description: Sim-1 = simulasi 1; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 7,5%/ Sim-1 = simulation 1; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 7.5% Sim-2 = simulasi 2; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 15%/ Sim-2 = simulation 2; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 15% Sim-3 = simulasi 3; Pemberlakuan tarif bea keluar komoditas primer perikanan 22,5%/ Sim-3 = simulation 3; Export tax imposition of primary fisheries commodities by 22.5%
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kesimpulan Secara keseluruhan, program peningkatan nilai ekspor perikanan yang dilakukan melalui instrumen pengenaan tarif bea keluar sebesar 22,5% akan memberikan dampak positif yang relatif besar terhadap perekonomian nasional dan sektor kelautan dan perikanan dibandingkan dengan pengenaan tarif bea keluar sebesar 7,5% dan 15%. Khusus untuk sektor kelautan dan perikanan, secara relatif program tersebut lebih memberikan dampak positif terhadap kinerja ekonomi perikanan sekunder (pengolahan) dibandingkan dengan perikanan primer (tangkap dan budidaya). Dampak positif pengenaan tarif bea keluar sebesar 22,5% terhadap perekonomian nasional ditunjukkan oleh perubahan kinerja makroekonomi berupa peningkatan GDP sebesar 0,01%, investasi sebesar 0,002%, dan konsumsi rumah tangga sebesar 0,046%. Dampak negatifnya relatif kecil, yaitu penurunan ekspor sebesar -0,052% dan pengeluaran pemerintah pusat sebesar -0,045%, serta peningkatan impor sebesar 0,007%. Sementara terhadap kinerja sektor perikanan, dampak pengenaan tarif bea keluar sebesar 22,5% bervariasi menurut jenis ikan dan kelompok perikanan (primer dan sekunder). Untuk kelompok perikanan primer, baik dari perikanan tangkap laut dari jenis ikan TTC dan ikan tangkap lainnya, dan perikanan budidaya dari jenis ikan 198
kerapu, rumput laut dan ikan budidaya lainnya, serta udang, pengenaan tarif bea keluar sebesar 22,5% memberikan dampak yang negatif, berupa penurunan output berkisar sebesar -0,68% hingga dan -0,001%, harga berkisar sebesar -2,26% dan -0,07%, nilai tambah berkisar sebesar -0,68% hingga -0,001%, ekspor berkisar -35,81% hingga -32,95%; namun berdampak positif berupa penurunan impor berkisar sebesar -4,41% dan -0,04%. Sebaliknya untuk ikan patin, justru berdampak positif berupa peningkatan output sebesar 0,08%, harga sebesar 0,38%, nilai tambah sebesar 0,08%, namun tidak memberikan dampak (tetap) pada kinerja ekspornya (karena komoditas patin belum termasuk sebagai komoditas perikanan dengan nilai ekspor yang relatif besar, bahkan dianggap tidak diekspor), dan berdampak negatif berupa peningkatan impor sebesar 0,42%. Berbeda halnya dengan kelompok perikanan primer, pengenaan tarif bea keluar sebesar 22,5% secara keseluruhan memberikan dampak yang positif bagi kinerja ekonomi kelompok perikanan sekunder (industri pengolahan hasil perikanan). Untuk ikan kering dan ikan olahan, pengenaan tarif tersebut berdampak positif berupa peningkatan output masing-masing sebesar 0,21% dan 0,72%, nilai tambah masing-masing sebesar 0,21% dan 0,72%, ekspor masing-masing sebesar 1,86% dan 2,41%, dan penurunan impor masing-masing -0,71% dan -0,61%; namun masih memberikan dampak penurunan harga yang masing-masing sebesar 0,43% dan 0,55%.
Dampak Pemberlakuan Bea Keluar Terhadap Kinerja Ekspor Sektor Kelautan dan Perikanan ............. (Estu Sri Luhur dan Tajerin)
Implikasi Kebijakan Mengingat bahwa peningkatan nilai ekspor perikanan melalui pengenaan tarif bea keluar dapat memberikan dampak yang positif berupa peningkatan kinerja makroekonomi Indonesia dan kinerja ekonomi sektor kelautan dan perikanan (KP), meskipun juga memberikan dampak yang negatif terutama berupa peningkatan impor di sektor KP namun hal terjadi pada tingkatan yang relatif rendah. Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat lebih mendorong upaya peningkatan ekspor melalui pengenaan tarif tersebut, tetapi harus dilakukan secara hati-hati terutama yang dikaitkan dengan perubahan-perubahan kondisi perekonomian negara importir dan global. Hal ini penting mengingat faktor eksternal dari negaranegara mitra sangat menentukan perekonomian Indonesia di era globalisasi ini, Dengan demikian, semua kebijakan yang diambil pemerintah tidak justru merugikan industri perikanan dalam negeri. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan yang telah memberi kepercayaan kepada tim penulis menjadi pelaksana kegiatan penelitian pembangunan sektor kelautan dan perikanan pada tahun 2014. Terima kasih juga tim penulis sampaikan kepada tim dari Universitas Padjajaran Bandung yang bersedia membangun kerjasama dengan tim Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam membangun model ekonomi yang dapat digunakan untuk tujuan pembangunan perikanan di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Agusalim, L. 2014. Pajak Ekspor, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pendapatan: Kasus Agroindustri di Indonesia. KINERJA, Volume 18, No. 2: 180-194. Anderson, J. E. and J. P. Neary. 1996. A New Approach to Evaluating Trade Policy, Review of Economic Studies, 63, 107-125. Anonim. 2011. Kajian Kebijakan Pajak Pertambahan Nilai dan Bea Keluar Komoditas Pertanian. Diunduh dari website http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/ pdffiles/Anjak_2011_4_07 tanggal 28 November 2014. Arsyad, M., B. M. Sinaga dan S. Yusuf. 2011. Analisis Dampak Kebijakan Pajak Ekspor dan Subsidi Harga Pupuk Terhadap Produksi dan Ekspor Kakao Indonesia Pasca Putaran Uruguay.
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 8, Nomor 1, hal. 63—71. Badan Pusat Statistik [BPS]. 2012. Pendapatan Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Böhringer, C., T. Rutherford and W. Wiegard. 2003. Computable General Equilibrium Analysis: Opening a Black Box. Centre for European Economic Research, Discussion Paper No. 03-56, Mannheim. Brahmana, G. A., H. Wijaya, L. A. Nursyaifullah, M. M. Hamzah dan R. Budiman. 2014. Kajian Tentang Kebijakan Pajak Ekspor Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia. Diunduh dari website www.catatan-ek18.blogspot.com pada tanggal 6 Februari 2016. Hasibuan, N. 1993. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli dan Regulasi. LP3ES. Jakarta. Hayati, M. 2012. Pemahaman Dasar Analisis Model Computable General Equilibrium (CGE). Madura: Universitas Trunojoyo, Program Studi Agribisnis. Helpman, E. and P. R. Krugman. 1989. Trade Policy and Market Structure. Cambridge, Massachusetts: The MIT Press. Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP]. 2015. Analisis Data Pokok Kelautan dan Perikanan 2015. Jakarta: Pusat Data, Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kusumastanto, T. 2008. Kebijakan dan Strategi Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan Indonesia. Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Munadi, E. 2007. Penurunan Pajak Ekspor dan Dampaknya Terhadap Ekspor Minyak Kepala Sawit Indonesia ke India (Pendekatan Error Correction Model). Informatika Pertanian Volume 16 No. 2, 2007, hal. 1019—1036. Parewangi, A. M. A. 2009. Dampak Krisis Global Terhadap Perekonomian Daerah: Aplikasi Model Computable General Equilibrium di Maluku. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 11 No. 4, hal. 323-343. Purba, J. H. V. 2012. Dampak Pajak Ekspor Crude Palm Oil Terhadap Industri Minyak Goreng Indonesia. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ratri, M. E. 2014. Pajak Ekspor Perikanan: KKP Belum Berniat Terapkan Pajak Ekspor Perikanan. Diunduh dari website http://nasional.kontan. co.id/news/kkp-belum-berniat-terapkanpajak-ekspor-perikanan pada tanggal 4 November 2014. Salvatore, D. 2013. International Economics: Trade and Finance. 11th Edition. John Wiley & Sons, Inc. United Kingdom. 808p.
199
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 185-200
Suhana. 2012. Rekonstruksi Kebijakan Ekonomi Kelautan dan Perikanan Nasional. Dikutip dari artikel di Tabloid Inspirasi, 9 Agustus 2012, diunduh dari website http://suhana-ocean. blogspot.com/2012/08/rekonstruksi-kebijakan-ekonomi-kelautan.html diunduh pada tanggal 3 November 2014. Surono dan M. Jafar. 2013. Kajian Akademis Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan: Kajian Atas Kebijakan Pengenaan Pajak Ekspor Terhadap Bijih (Raw Material Atau Ore) Mineral. Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), Kementerian Keuangan RI. Trobos. 2016. Ekspor Olahan Patin Peluang dan Daya Saing Indonesia. Dikutip dari artikel di Majalah Trobos, 15 November 2016, diunduh dari website http://www.trobos.com/detailberita/2016/11/15/86/8152/ekspor-olahan-patin-peluang-dan-daya-saing-indonesia- diunduh pada tanggal 26 Desember 2016.
200