DAMPAK EKONOMI GLOBAL TERHADAP GERAKAN BURUH Oleh: Dr. Ir. Nandang Najmulmunir, MS.1 KRISIS EKONOMI GLOBAL Negara Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1997. Namun krisis itu sendiri ada banyak di alami oleh negara maju. Menurut beberapa Analis Ekonomi Krisis ekonomi global disebabkan oleh kredit rumah yang gagal bayar pada sekelompok ninja (kelompok masyarakat yang No Income, No Job.). Tercatatlah kredit sejumlah US $ 1,2 trlliun, dan yang gagal bayar adalah 600 milliar Dollar. Kegagalan ini menimbulkan kepanikan dan menyebar ke berbagai Negara. Surat kabar di Eropa menyoroti krisis ekonomi di Amerika Serikat yang dampaknya juga mulai terasa di Eropa. Mengenai krisis konjunktur di Amerika Serikat dan akibatnya bagi pertumbuhan ekonomi global, Begitu juga dengan Harian dari Italia La Republica yang terbit di Roma dalam tajuknya berkomentar : “Saat ini Amerika Serikat dilanda resesi yang sangat serius dan menyakitkan. Kini pertanyaanya adalah: Seburuk apa fase konjunktur ini, dan apakah akan dapat meruntuhkan ekonomi Amerika Serikat secara mendadak? Di Eropa, terutama Bank Sentral Eropa walaupun menyadari hal itu merupakan ilusi, masih tetap mengharapkan bahwa mereka masih dapat melindung kawasannya atau menepis dampak dari krisis berat ekonomi di Amerika Serikat. Namun, di tahun 2008 ini Eropa tidak akan lagi mampu menahan dampak krisis ekonomi dari Amerika Serikat dan akan ikut tergilas.” Dari Perancis Harian Dernieres Nouvelles d`Alsace yang terbit di Strassburg juga mengomentari dengan tajam krisis ekonomi dunia tsb: “Di Jerman serikat buruh menuntut kenaikan gaji sampai 8 persen untuk mengimbangi daya beli yang terus menurun. Juga di Perancis menurunnya daya beli menjadi topik bahasan. Namun dalam kenyataannya penurunan daya beli ini adalah masalah seluruh Eropa. Di mana-mana pertumbuhan ekonomi harus dikoreksi ke bawah. Bank Sentral Eropa mengecam tuntutan 1
Disampaikan dalam Rakersus Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan Serikat Perja seluruh Indonesia. Pada Tanggal 29 Juli 2009 di Wisma Bahtera, Cipayung Bogor.
serikat buruh- khususnya dengan menyoroti Jerman sebagai penggerak ekonomi Eropa. Ekonomi global mengalami perubahan drastis. Krisis kredit di Amerika Serikat menunjukkan betapa rentannya globalisasi moneter. Para aktor baru ekonomi juga muncul di luar rencana. Seperti halnya dana simpanan jangka panjang dari negara-negara penghasil minyak bumi, yang merupakan investasi jangka panjang. Yang berbeda dari dana pensiun, yang hanya tertarik pada keuntungan jangka pendek. Perubahan drastis dalam sirkulasi keuangan tidak dapat diabaikan lagi.” Sedangkan Harian yang beredar di Jerman Der Tagesspiegel yang terbit di Berlin berkomentar : “Juga jika tidak seluruh ketakutan menjadi kenyataan, sekarang terlihat betapa buruknya persiapan Jerman menghadapi penurunan konjunktur. Tahun lalu kas negara hanya mendapat pemasukan 70 juta Euro, walaupun pendapatan dari sektor pajak meningkat milyaran Euro. Negara tidak mampu lagi mengembalikan kemampuannya untuk bertindak. Politik secara keseluruhan, gagal mengambil manfaat dari laju konjunktur. Asuransi kesehatan, yayasan dana pensiunan dan pasaran kerja tidak lagi kebal dari krisis. Tema ini harus dibicarakan dalam kampanye.” Dan yang terakhir harian liberal Denmark Information yang terbit di Kopenhagen mengomentari dampak resesi pada kampanye pemilu presiden di AS : “Ancaman resesi ekonomi di tahun pemilihan presiden, secara ajaib kelihatannya mempersatukan partai Republik dan partai Demokrat di Kongres serta presiden saat ini. Sakarang ini juga harus disuntikkan dana segar bagi sirkulasi ekonomi, dan lebih baik tentu saja jika langsung disalurkan kepada konsumen AS. Seandainya presiden AS merintangi proyek ini, peluang partai Republik untuk mempertahankan kekuasaannya di Gedung Putih akan semakin buruk. Sebab kandidat partai demokrat dapat melemparkan tanggungjawab bagi resesi serius tahun 2008 ini, kepada Bush dan partai Republiknya. Untuk sementara, kelihatannya krisis ekonomi tsb meningkatkan peluang partai Demokrat untuk memenangkan pemilu presiden dan meraih mayoritas di kedua kamar di Kongres.” DAMPAK PADA PEREKONOMIAN NASIONAL Lantas bagaimana dengan di Indonesia? krisis kuangan yang menimpa amerika jelas juga berdampak di Indonesia, seperti harga rupiah yang terus melemah, IHSG yang juga tidak sehat, ekspor diperkirakan juga menjadi terhambat karena perusahaan- perusahaan AS akan melakukan politik banting harga. Namun apakah krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997/98 akan terjadi lagi? Menurut Ekonom UGM Sri Adiningsih menilai sampai sejauh ini pemerintah Indonesia belum mempunyai langkah strategis untuk mengantisipasi dampak krisis financial AS, padahal jika krisis financial AS
tidak segera teratasi maka dampaknya terhadap perekonomian Indonesia bisa lebih buruk dibanding krisis ekonomi tahun 1997/98. Setidaknya kita berharap pasar asia masih bertahan dalam menghadapi krisis yang terjadi di AS, karena saat ini pemerintah hanya memiliki strategi untuk fokus kepada jalur distribusi ekspor, akan tetapi apabila pasar asia ikut hancur maka dipastikan Indonesia akan mengalami krisis ekonomi yang lebih parah dari tahun 1997/98. Demikian disampaikan ekonom UGM, Sri Adiningsih, di Yogyakarta, Selasa (2/12). ''Situasi ekonomi kita sekarang sudah kritis. Pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah, jangan sampai terlambat,'' kata Sri. Menurut Sri, situasi kritis itu bisa dilihat dari runtuhnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merosot 58,3 persen. Awal 2008, IHSG sempat mencapai 2731,5. Sedangkan per 21 November 2008 turun tajam menjadi 1.146. Ambruknya lantai bursa itu diikuti melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Depresiasi rupiah sendiri mencapai 32,51 persen. Awal 2008 rupiah masih berada di angka Rp 9.433 per dolar AS. Namun pada 25 November lalu nilai tukarnya merosot tajam menjadi Rp 12.500 per dolar AS. Menurut Dadan Kuswaraharja dari detikFinance Terdapat dampak umum secara nasional adalah sebagai berikut: 1) Pertama, munculnya gejolak di Pasar uang 2) Kedua, di pasar modal pemodal asing menjadi sangat sensitif pada gejolak di AS dan pasar modal regional 3) Kedua, di pasar modal pemodal asing menjadi sangat sensitif pada gejolak di AS dan pasar modal regional 4) Keempat, APBN juga mengalami tekanan karena adanya defisit yang membengkak untuk menambal subsidi 5) Kelima dari sisi perdagangan, ekspor non migas Indonesia akan terpengaruh, pasar tujuan ekspor yakni AS dan Eropa akan mengalami penurunan 6) Keenam, dari perbankan, bank akan lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit karena naiknya risiko usaha 7) Ketujuh, sektor riil akan mengalami kenaikan biaya produksi, transpor dan bahan baku Dan terdapat pula dampak Pokok pada perekonomian Nasional adalah Menurunnya Investasi Menurunnya Volume Ekspor Kesulitan Pembayaran PHK Karyawan
PENANGANAN KRISIS EKONOMI Penanggulangan krisis ekonomi dapat diselesaikan melalui berbagai cara dan berbagai pelaku. Misalnya dari sisi Pemerintah, Sisi Buruh yang potensi terkena PHK dan Pengusaha. a. Penanganan dari sisi pemerintah dilakukan melalui cara sebagai berikut: Alokasi anggaran sebesr Rp 90 Triliun untuk pembangunan infrastruktur yang dapat membuka lapangan kerja baru. Melalui Perbaikan jalan, Jaringan listrik dan telepon, Jaringan jalan kereta api dan jaringan irigasi. Dana stimulan untuk menambah likuiditas Suku Bunga Kemudahan ekspor Diversifikasi Ekspor b. Penanganan dari sisi Tenaga Kerja dapat dilakukan melalui Komunikasi dengan pengusaha dengan baik dan kepala dingin agar ada jalan keluar dalam solusi permasalahan Memiliki rencana strategis penyelamatan dan penanggulanagn tenaga kerja yang ter PHK. Strategi yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Peningkatan kemampuan wirausaha pasca PHK 2) Pemberdayaan tenaga kerja yang terjena PHK 3) Peningkatan jaringan kerjasama dalam penyerapan tenaga kerja dan peluang Usaha dengan berbagai pihak. c. Dari sisi Pengusaha maka dapat dilakukan berbagai langkah sebagai berikut Menyusun efisiensi perusahaan Mencari diversifikasi pasar Mencari alternatif bahan baku Merumahkan karyawan secara bergilir, sebelum tindakan PHK. Dengan demikian gerakan buruh perlu diarahkan pada kemampuan internal organisasi buruh agar dapat memberikan kemampuan diri untuk mandiri bila suatu saat ter PHK, atau peningkatan kemampuan untuk mengawal adaptasi baru dalam perusahaan jika diperlukan adanya perubahan baru dalam lingkungan perusahaan.
DAFTAR PUSATAKA Faisal Basri. MEREDAM DAMPAK KEMEROSOTAN EKONOMI GLOBAL .http://www.kompas.com/kompascetak/read. Dadan Kuswaraharja. 2008. 7 dampak perlambatan Ekonomi Global terhadap Indonesia. – detikFinance Iman Sugema, direktur International Center for Applied Finance and Economics (Inter CAFE), Institut Pertanian Bogor