Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel Gejolak krisis ekonomi global mulai dirasakan dampaknya di Kalimantan Selatan. Tentu saja sektor perbankan juga tidak luput dari pengaruh krisis ini. Dalam rangka mengidentifikasi pengaruh krisis ekonomi global terhadap sektor perbankan, Bank Indonesia Banjarmasin melakukan Quick Survey “Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan di Kalimantan Selatan”. Survei ini dilakukan terhadap seluruh bank umum dan BPR yang beroperasi di Kalimantan Selatan. Dari 69 responden yang disurvei, sebanyak 58 responden memberikan jawaban dengan lengkap atas kuesioner yang disampaikan sebelumnya. Secara umum hasil survei mengindikasikan bahwa aktivitas perbankan di Kalimantan Selatan pada triwulan IV-2008 masih normal. Hal ini dinyatakan oleh sebagian besar responden (68%), sementara hanya 30% responden yang menjawab kinerjanya terpengaruh krisis global, meskipun pada level yang minimal. Kondisi ini ditunjukkan oleh masih meningkatnya nilai DPK dan kredit di sebagian besar bank responden.
Grafik 1. Kinerja Perbankan Kalsel secara Umum TW IV-2008
Grafik 2. Kondisi DPK Perbankan Kalsel TW IV-2008
Tidak kurang dari 83% responden memberikan keterangan bahwa DPK masih meningkat bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. 59% responden yang mengalami penurunan DPK
Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel menyatakan bahwa penurunan ini lebih disebabkan karena faktor musiman yakni meningkatnya kebutuhan nasabah pada akhir tahun. Sementara itu dari sisi kredit, meskipun secara nominal mengalami
peningkatan,
namun
pertumbuhannya
mengalami
perlambatan. Menurut responden yang mengalami perlambatan pertumbuhan kredit pada triwulan IV-2008, penyebabnya adalah kondisi ekonomi yang kurang mendukung dan suku bunga kredit yang tinggi (Grafik 4).
Grafik 3. Kondisi Kredit Perbankan Kalsel TW IV-2008
Grafik 4. Penyebab Penurunan Pertumbuhan Kredit TW IV-2008
Hasil survei juga menunjukkan bahwa beberapa jenis kredit mengalami penurunan permintaan dari nasabah, terutama pada kredit konsumsi yang dialami oleh 45,45% responden, kredit modal kerja 38,18% dan kredit investasi 35,56%. Mayoritas responden menjawab penurunan tersebut disebabkan oleh tingginya tingkat suku bunga kredit dan menurunnya prospek usaha nasabah. Suku bunga kredit yang tinggi membuat para pelaku usaha ataupun nasabah menunda pengajuan permohonan kredit mereka. Prospek usaha
yang
menurun
akibat
lesunya
perekonomian
dan
ketidakpastian kondisi ekonomi saat ini juga mengakibatkan para pelaku usaha lebih bersikap menunggu situasi yang lebih baik.
Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel P ermintaan Kredit M enurut J enis P enggunaan KM K N aik
T etap
T urun
4 0 % 2 1 ,8 2 % 3 8 ,1 8 % K. I nves tas i N aik
T etap
2 4 ,4 4 %
T urun
4 0 % 3 5 ,5 6 %
K. Kons umen N aik
T etap
T urun
3 2 ,7 3 % 2 1 ,8 2 % 4 5 ,4 5 %
Tabel 1. Hasil Survei Permintaan Kredit
Grafik 5. Penyebab Penurunan Permintaan Kredit TW IV-2008
Terkait dengan tingginya risiko kredit akibat krisis ekonomi global, perbankan di Kalimantan Selatan telah menyiapkan strategi untuk
mengantisipasi hal ini. Dalam
bahasa umum, strategi
tersebut adalah meningkatkan penerapan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit. Oleh karena itu perbankan menjadi semakin selektif dalam memberikan persetujuan permohonan kredit nasabah. Hal ini ditunjukkan oleh hasil survei di mana secara ratarata hanya 50%-65% permohonan kredit yang disetujui. Bahkan 37% responden sudah memiliki kebijakan untuk menghindari sektor-sektor usaha tertentu dalam penyaluran kreditnya di triwulan berikutnya.
Grafik 6. Kebijakan Menghindari Pemberian Kredit pada Sektor Tertentu
Grafik 7. Sektor Usaha yang Dihindari Perbankan Kalsel dalam Penyaluran Kredit
Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel Strategi
yang
diterapkan
perbankan
Kalsel
dalam
meningkatkan selektifitas penyaluran kreditnya tampak efektif. Di tengah
gejolak
krisis
global
mayoritas
responden
berhasil
mempertahankan stabilitas rasio NPL, bahkan menurunkannya. Namun masih terdapat 25% responden yang mencatat kenaikan rasio NPL. Kebanyakan responden menyatakan bahwa menurunnya kemampuan usaha di sektor-sektor yang terimbas krisis global menjadi penyebab kenaikan rasio NPL mereka di triwulan IV-2008.
Grafik 8. Kondisi NPL Perbankan Kalsel Triwulan IV-2008
Grafik 9. Faktor Penyebab Peningkatan NPL Perbankan Kalsel Triwulan IV-2008
Walaupun begitu, para pelaku perbankan tetap optimis perkembangan kinerja perbankan di periode berikutnya. Sebagian besar responden berekspektasi bahwa triwulan I-2009 akan lebih baik dibanding saat ini. Terkait dengan antisipasi terhadap risiko kredit, khususnya yang berdampak terhadap peningkatan rasio NPL, pihak perbankan unumnya sudah mempersiapkan strategi untuk mencegahnya. Kesimpulan 1. Di tengah krisis ekonomi global, kinerja perbankan Kalsel secara umum masih normal. 2. Realisasi
kredit
masih
mengalami
kenaikan
namun
pertumbuhannya melambat. 3. Dampak langsung yang dirasakan oleh bank adalah penurunan
Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel permintaan kredit yang dipengaruhi oleh turunnya prospek usaha nasabah dan tingginya suku bunga. 4. Risiko kredit nampak masih terjaga dengan baik, dimana rasio NPL pada 40% responden justru mengalami penurunan. 5. Dalam mengantisipasi risiko kredit, bank menjadi sangat selektif dalam pengucuran kredit serta menerapkan kebijakan untuk menghindari aktivitas ekonomi tertentu yang dianggap terkena imbas langsung krisis ekonomi global, seperti perkebunan kelapa sawit dan karet, serta sektor pertambangan dan industri pengolahan.