Modul ke:
Hubungan Industrial SEJARAH GERAKAN BURUH
Fakultas
Psikologi
Program Studi
Psikologi www.mercubuana.ac.id
Rizky Dwi Pradana, M.Si
Sub Bahasan 1. Sejarah Gerakan Buruh 2. Ideologi Gerakan Buruh 3. Dinamika Gerakan Buruh
A. Pemogokan dan Penutupan Perusahaan
•
Pergerakan Kaum Buruh pada Masa Kolonial Hindia Belanda
•
Abad ke-19 adalah abad paling revolusioner dan penuh perubahan dalam sejarah Indonesia.
•
Di awal abad 19 konsep negara-Kolonial Hindia Belanda disiapkan oleh Herman Willem Daendels (1808-1811) untuk mempertegas pengelolaan wilayah Koloni yang sebelumnya hanya merupakan mitra perdagangan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).
• Pada abad 19 pula struktur masyarakat kapitalis terbentuk. Lembaga keuangan Nederlansche Handels-Maaatschapij (NHM) dan Javansche Bank didirikan. • Tampil pengusaha-pengusaha mengelola industri perkebunan dan pabrik-pabrik, sementara kaum bumiputera disiapkan sebagai buruh.
•
Perjalanan perburuhan sejak jaman Kolonial Hindia Belanda tonggak pentingnya adalah sekitar tahun 1830-1870 sebagai kurun Culturstelsel, sedang setelah 1870 pencanangan Agrarische Wet.
•
Pada abad ke-19 telah ada buruh karena industrial kapitalistik (hubungan barang dengan modal) untuk memproduksi barang dagangan secara masal telah dimulai sejak 1830.
•
Thomas Stamford Raffles, dalam kurun pemerintahannya (18111816) telah meletakan dasar-dasar penting bagi perburuhan mendasar di Jawa.
•
Dia menerapkan pengambil-alihan seluruh tanah di Jawa menjadi milik negara.
•
Raffles menginterpretasikan gejala penyerahan upeti pada para penguasa bumiputra sebagai bukti dari pemilikan tanah negara.
• Kebijakan ini dipengaruhi oleh sistem sosial Zamindar (tuan tanah) yang ada di India, jajahan Inggris. • Oleh Van den Bosch, konsep Raffles tentang pemilikan tanah diadaptasi dan digunakan untuk berlangsungnya Culturstelsel dengan melakukan modifikasi.
•
Ciri serikat buruh ini adalah tidak ada motif ekonomi dalam proses pendiriannya, tidak ada masalah sekitar tahun berdirinya serikatserikat buruh tersebut.
•
Faktor yang mendorong pembentukan mereka adalah pertumbuhan pergerakan buruh di Belanda. Sekitar tahun 1860-1870 di Nederland mengalami pertumbuhan pergerakan buruh dan sejak ada pengaruh gerakan sosial demokrat yang mendorong berdirinya National Arbeids Secretariats (NAS) sebagai induk organisasi.
•
Pada saat itu di Hindia Belanda menetapkan pasal 111 Regeling Reglement (RR) yang melarang dilakukannya rapat dan pembentukan sebuah organisasi tanpa ijin khusus dari pemerintah kolonial.
•
Namun, pada tahun 1903 pemerintah kolonial menerapkan desentralisasi susunan pemerintah kolonial dan menetapkan Bandung, Semarang, Surabaya, dan Batavia menjadi suatu gemente/kota dan pengaturannya dilaksanakan oleh gementeraad (dewan kota), yang kemudian menjadikan pasal 111 RR tidak berlaku.
•
Pembentukan serikat-serikat oleh buruh impor, selain merupakan pengaruh dari perkembangan gerakan buruh yang berlangsung di Eropa pula merupakan bagian dari kepentingan politik terbatas kehidupan kota.
•
Perkembangan selanjutnya dalam keanggotaannya serikat buruh ini tidak hanya merekrut anggota impor saja, melainkan juga menerima kalangan bumiputera.
•
Program pendidikan merupakan salah satu program dalam politik balas jasa di awal tahun 1900 memberi nuansa baru dalam perkembangan intelektual bumiputera ditambah dengan pembentukan serikat-serikat oleh buruh impor yang kemudian memicu serikat buruh dibangun oleh kaum pribumi.
•
Serikat buruh pribumi antara lain Prekumpulan Bumiputra Pabean (PBP) tahun 1911, Persatuan Guru Bantu (PGB) tahun 1912, perserikatan Guru Hindia-Belanda (PGHB) tahun 1912, Persatuan Pegawai Pegadaian bumiputra (PPPB) tahun 1914, Perhimpunan Kaum Buruh dan Tani (PKBT) didirikan tahun 1917 di lingkungan industri gula.
•
Persatuan Kaum Buruh (PPKB) adalah gagasan dari Sosorokardono, ketua PPPB (Pegawai Pegadaian) tahun 1919 yang dikemukakan dalam kongres SI ke IV, pada Oktober 1919 di Surabaya.
•
Berdirilah PPKB dengan Semaoen sebagai ketua dan soerjopranoto sebagai wakil ketua.
•
Tujuan dibentuknya PPKB adalah bermaksud untuk mengajak dan mengadakan persatuan antara kaum buruh sederajat sehingga mendapat suatu kekuasaan yang akan dipergunakan untuk kesejahteraan kaum buruh.
•
Cara yang ditempuh PPKB antara lain melakukan sesuatu sehingga kekuasaan pemerintah diperintah oleh rakyat sendiri, mengadakan perdagangan, mengeratkan kaum buruh senasib dan seperjuangan, dan mendirikan koperasi.
•
Pada bulan Juni 1920 diadakan suatu konferensi di Jogjakarta yang kemudian menyebabkan terpecahnya PPKB dan terbentuknya gabungan baru bernama Revolutionaire Vakcentrale yang diketuai oleh Semaoen.
• Pemogokan-pemogokan dengan mengandalkan organisasi mulai gencar terjadi tahun 1920-an. • Pemogokan-pemogokan yang semakin menjalar tersebut di respon Gubernur dengan menerbitkan peraturan baru yang mendukung berupa tulisan/artikel yang dimuat dalam surat kabar. • Namun artikel ini bukan alat ampuh untuk menghentikan pemogokan.
•
Pergerakan Kaum Buruh pada Masa Pergerakan Nasional
•
Serikat buruh pertama di Jawa didirikan pada tahun 1905 oleh buruh-buruh kereta api dengan nama SS Bond (Staatspoorwegen Bond).
•
Kepengurusan organisasi ini sepenuhnya dipegang oleh orangorang Belanda.
•
Pada tahun 1910, orang-orang pribumi menjadi mayoritas anggota (826 dari 1.476 orang).
• Walau begitu, orang-orang pribumi tetap tidak memiliki hak pilih atau suara dalam organisasi. • Serikat buruh ini tidak pernah berkembang menjadi gerakan yang militan dan berakhir pada tahun 1912.
• Sementara itu dalam versi lainnya tentang Pergerakan Buruh menjelaskan bahwa Sejarah pergerakan buruh di Indonesia sudah terjadi sejak masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1908 dibentuk Persatuan Gerakan Kaum Buruh (PPKB) Pimpinan H. Agus Salim, Suryopranoto, Semuan dan Alimin.
•
Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) adalah federasi serikat buruh permanen yang pertama kali dibentuk di Indonesia.
•
Didirikan pada 29 November 1946, SOBSI terlibat aktif dalam revolusi kemerdekaan Indonesia dan merupakan serikat buruh terbesar di negara tersebut selama keberadaannya.
•
Organisasi ini terkait erat dengan Partai Komunis Indonesia, dan keberadaannya menjadi terlarang setelah masa Orde Baru.
•
Di era orde baru pada tahun 1973 dideklarasikan pembentukan FBSI oleh para tokoh pejuang buruh tersebut sekaligus mengukuhkan Bpk Agus Sudono sebagai Ketua Umum pertama.
•
Sebagai sebuah organisasi, FBSI mengalami pasang surut. Pada tahun 1984, FBSI bersama organisasi-organisasi buruh se-ASEAN mendirikan ASEAN Trade Union Council (ATUC).
•
ATUC adalah forum tukar menukar infomasi dan pengalaman dan kerja sama antar serikat buruh se-ASEAN yang menjadi anggotanya.
•
Selanjutnya di tahun 1985 dibawah kepemimpinan Imam Soedarwo, pada Kongres ke-II FBSI tanggal 23-30 November 1985, menyepakati beberapa perubahan mendasar diantaranya yaitu: merubah bentuk organisasi dari Federasi menjadi Unitaris (kesatuan), mengganti nama dari FBSI menjadi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dan menyerderhanakan 21 SBLP menjadi 9 Departemen.
• Perubahan bentuk organisasi menjadi mendapat tentangan dari Organisasi Internasional. • Pemerintah Indonesia dianggap kebebasan berserikat pekerja Indonesia.
Unitaris pekerja
mengekang
•
Akhirnya pada era reformasi pemerintah mencabut Kepmenaker no 45 tentang pendaftaran SPSI dan menggantinya dengan Kepmenaker no 5 tahun 1998 yang memungkinkan berdirinya Serikat Pekerja di luar SPSI.
•
Ini sekaligus mengakhiri era serikat buruh tunggal di Indonesia.
•
Sejak tahun 2000, pertumbuhan serikat buruh/serikat pekerja baru luar biasa banyak.
•
Ribuan serikat buruh di berbagai tingkat bermunculan dan mendaftarkan dirinya ke Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
• Data resmi terakhir menyebutkan, per Juni tahun 2007, tercatat ada 3 konfederasi (KSPSI/Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, KSBSI/Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia, KSPI/Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia), 86 federasi, dan belasan ribu SB/SP tingkat pabrik.
•
Dari ketiga konfederasi tersebut, KSPSI merupakan konfederasi serikat terbesar yang menyatakan memiliki 16 federasi dan lebih dari empat juta orang anggota.
•
Saat ini konfederasi tersebut diketuai oleh Yorrys Raweyai.
•
Posisi kedua ditempati KSPI dengan 11 federasi dan anggota lebih dari dua juta orang, dengan ketua umum Said Iqbal serta KSBSI dengan anggota mencapai hampir dua juta orang di posisi ketiga, diketuai oleh Mudhofir Khamid.
•
Ketiga organisasi buruh terbesar tersebut memutuskan untuk bergabung pada Hari Buruh tanggal 2012 yang lalu dan mendirikan Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI).
•
Tujuan dari bergabungnya ketiga serikat tersebut karena adanya persamaan kepentingan untuk memperjuangkan tuntutan-tuntutan mereka, terutama mengenai peningkatan upah minimum, peningkatan kesehatan, jaminan dana pensiun dan penghapusan sistem outsourcing.
• Serikat buruh sejatinya adalah wadah perjuangan kaum buruh demi mencapai kesejahteraan, bukan hanya secara pribadi atau golongan, tetapi untuk seluruh bangsa. • Semoga cita-cita pergerakan buruh yang mampu mendukung tecapainya kemerdekaan RI kembali bisa diwujudkan.
B. Ideologi Gerakan Buruh • Gerakan buruh pertama yang dikenal di Indonesia dibentuk pada 1894 oleh para guru sekolah dasar dan menengah Belanda, asosiasi ini bernama Nederlandsch Indish Onderwijersz Genootschap (NIOG). • Tapi, keanggotaannya Indonesia.
belum
melibatkan
orang-orang
• Serikat buruh yang murni berisi orang Indonesia muncul pada 1905, dengan didirikannya Staats Spoorwegen Bond (Serikat Personel Kereta Api Negara) yang beranggotakan pegawai Belanda dan Indonesia. Lalu diikuti oleh Vereeniging van Spooren Tramweg Personeel in Nederlandsch Indie (VSTP) pada 14 November 1908. • Setelah kehadiran VTSP, barulah muncul serikat buruh lainnya.
•
Menurut Iskandar, beberapa penyebab keterlambatan munculnya serikat buruh : tersebar luasnya buta huruf, tingkat pendidikan yang rendah di kalangan buruh, kelangkaan buruh terampil dan kekurangan pemimpin yang berkemampuan.
•
Kekalahan perlawanan rakyat pada tahun 1926/1927 berimbas pada serikat buruh, Belanda melarang pembentukan serikat buruh yang dalam metode kerja dan propagandanya menggunakan azas mirip komunis sosialis.
• Ditambah dengan periode jepang, hampir seluruh serikat buruh mati suri. Serikat buruh yang bertentangan dengan kebijakan jepang ditindas. • Tahun 1950-an, ada empat serikat buruh tingkat nasional yang memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat.
• Diantaranya, Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), Konsentrasi Serikat Buruh Kerakyatan Indonesia (KBKI), Serikat Buruh Islam Indonesia (SBII) dan Kongres Buruh Seluruh Indonesia (KBSI). • Keempat serikat buruh ini anggotanya mencapai jutaan orang pekerja di Indonesia.
• Serikat buruh pada masa itu memiliki kecenderungan ideologi yang berbeda. Ideologi yang berpengaruh adalah Nasionalisme, Islam dan Sosialisme. • Iskandar mengambaran bahwa konsep-konsep ideologi tersebut telah menentukan watak dan arah perjuangan serikat buruh.
• Di era kolonial dan kemerdekaan, serikat buruh bukan hanya menuntut kenaikan upah, tapi juga terlibat aktif dalam gerakan nasionalisme. • Gerakan serikat buruh berintegrasi dengan gerakan politis nasionalis dengan cara para pemimpin politik menjadi pemimpin serikat buruh. • Mendirikan suatu negeri berdaulat dan imperialisme Belanda adalah tujuan politiknya.
menumbangkan
•
Mereka mendirikan organisasi perjuangan, memobilisasi batalyon kaum buruh yang tugasnya mengahancurkan obyek vital Belanda. Dalam banyak hal, Iskandar menerangkan bahwa gerakan serikat buruh Indonesia merupakan suatu citra dari revolusii.
•
Struktur serikat buruh dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah berfungsi sebagai alat revolusi.
• Iskandar juga menelusuri pengaruh Marxisme dan Leninisme dalam serikat buruh. Pemikiran tersebut dituangkan dalam konsepsi kesadaran kelas dan teori perjuangan kelas, serikat buruh sebagai organisasi kelas, serikat buruh sebagai sekolah sosialisme, konsepsi organisasi massa dan konsepsi sentralisme demokratik
C. Dinamika Gerakan Buruh • Perpecahan organisasi buruh perjuangan buruh Indonesia.
menjadi
titik
lemah
• Agenda besar untuk menjadikan gerakan buruh sebagai kekuatan penyeimbang atas kapitalisme bisa tersingkir akibat menurunnya kekuatan anggota, pengaruh politik, dan kemampuan finansial.
•
Secara keseluruhan gerakan buruh Indonesia lima tahun terakhir memang bertumbuh pesat.
•
Bahkan, di Asia, Indonesia mendapat pengakuan sebagai yang berkembang pesat.
•
Prestasi mereka mendorong perbaikan jaminan sosial nasional, perbaikan upah minimum, menjadikan 1 Mei sebagai hari libur nasional adalah pencapaian bagus.
•
Sayangnya keberhasilan ini belakangan mulai memudar akibat berlanjutnya fragmentasi organisasi buruh.
• Hampir semua serikat buruh mengalami perpecahan akibat kegagalan mengelola konflik internal organisasi, mengedepankan egoisme, dan menjauh dari pusaran penyatuan gerakan (sentrifugal). • Tentu saja bukan ini yang dicita-citakan Soekarno, almarhum Marsinah, dan kaum buruh yang menanti perubahan nasib.
• Gelombang ketiga gerakan buruh Dalam sejarah gerakan buruh internasional, gerakan buruh di Eropa dan Amerika akhir 1800-an dinobatkan sebagai generasi awal pengakuan gerakan buruh sebagai kekuatan penyimbang keserakahan kaum kapitalis. Dari era inilah lahir sistem jaminan sosial, upah minimum, Hari Buruh (May Day), pembatasan jam kerja, jaminan keselamatan kerja, serta perundingan bipartit dan tripartit.
• Melalui perundingan dan tekanan politik, serikat buruh menjadi lembaga yang berperan dalam distribusi ekonomi di luar mekanisme pajak. • Sejarah telah mengajarkan, perbaikan nasib buruh tidak pernah datang dari niat baik pemilik modal atau pemerintah yang baik.
• Seperti keyakinan Bung Karno bahwa perbaikan nasib bagi kaum buruh, termasuk kenaikan upah dan pengurangan jam kerja, hanya mungkin terjadi jika gerakan buruh punya kekuatan atau daya tekan untuk memaksa pengusaha. • Tanpa melakukan desakan yang kuat pengusaha akan bergeming.
• Generasi kedua gelombang gerakan buruh dunia terjadi di Brasil, Korea Selatan, Jepang, Argentina, Meksiko, dan Afrika Selatan yang dimulai pada era 1970-1980-an. • Sebagai generasi kedua yang mengikuti jejak generasi awal, mereka berhasil melembagakan apa yang telah terjadi di Eropa.
• Secara kebetulan momentum ekonomi-politik di negara ini tersedia dengan tingginya pertumbuhan ekonomi, meluasnya industrialisasi, dan demokrasi yang melembaga. • Akhirnya jadilah mereka pewaris keberhasilan gerakan buruh di Eropa. Dunia terus berubah dengan lahirnya negara-negara dengan kekuatan ekonomi baru.
•
Jauh dari harapan
•
Satu hal yang dinantikan gerakan buruh internasional adalah lahirnya gelombang ketiga gerakan buruh di negara berkembang ini.
•
Tidak hanya dalam bentuk sebuah institusi, tetapi juga gerakan buruh sebagai garda utama pembela kepentingan buruh, mitra pengusaha dan pemerintah, memiliki kompetensi berimbang, punya kapasitas menawarkan alternatif kebijakan ekonomi, memiliki pengaruh dan lobi politik, profesional, dan tidak memintaminta jabatan dan uang.
•
Harapan itu sebenarnya tidak berlebihan mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang terus membaik, urutan ke-13 dunia dalam besaran PDB, negara demokrasi keempat terbesar, dan telah meratifikasi konvensi penting ILO 87 tentang jaminan kebebasan berserikat. Kondisi yang tidak tersedia di negara tetangga.
•
Bahkan, Tiongkok, India, Thailand, Malaysia, dan Vietnam belum mau meratifikasi konvensi ILO 87 karena khawatir kehadiran serikat buruh yang kuat akan mengurangi kemampuan kompetitif ekonomi dan mendestabilitasi politik domestik.
• Padahal, pengalaman internasional dan laporan OECD dari tahun ke tahun menunjukkan, serikat buruh yang kuat berkontribusi terhadap menurunnya ketimpangan ekonomi dan pendapatan, memperkuat hubungan industrial yang damai, mengurangi jumlah demo, dan memperkuat demokrasi.
• Lihatlah negara yang memiliki tradisi serikat buruh kuat seperti Jerman, Inggris, negara Skandinavia, Jepang, Brasil, dan Australia, pasti memiliki rasio gini untuk ketimpangan yang kecil, demokrasi stabil, demo buruh pun nyaris tidak pernah terjadi. • Apalagi demo yang berkaitan dengan upah minimum.
• Sayangnya harapan dunia atas hal itu masih jauh harapan. Gerakan buruh Indonesia saat ini masih berkutat di atas tuntutantuntutan mikroekonomik, seperti upah minimum, kasus advokasi, tuntutan normatif, dan perebutan jabatan. • Ini mungkin akibat minimnya kapasitas mereka memasuki wilayah isu makro, mengajukan alternatif sesuai pengalaman internasional, atau menjadikan pelanggaran kebebasan berserikat sebagai ”kambing hitam”.
• Mereka akan kaget dengan fakta kebebasan berserikat di Indonesia salah satu yang paling liberal di dunia karena setiap saat bisa mendirikan serikat tanpa pernah diverifikasi atas kebenaran jumlah anggota, cakupannya, dan aktivitasnya, dan setiap waktu bebas menggelar demo.
Daftar Pustaka • • • • • •
•
•
I Nyoman Dekker. 1975. Sejarah Pergerakan Nasional. Lembaga Penerbit IKIP Malang. Lyman Tower Sargent.1986. Kaum Buruh dan Pergerakan. PT Bina Aksara. Jakarta. Ramlan Surbakti.1992. Memahami Pergerakan Kaum Buruh. PT Gramedia. Jakarta. Roger Eatwell. 2004. Radikalisme Kaum Buruh. Jendela. Yogyakarta. Iskandar Tedjasukmana. 2008. Watak Politik Gerakan Serikat Buruh Indonesia. Trade Union Right Center (TURC). Jakarta. Sejarah Perburuhan Indonesia, Apa Saja Organisasi Terbesarnya, https://www.selasar.com/politik/sejarah-perburuhan-indonesia-apa-sajaorganisasi-terbesarnya diakses pada 30 Mei 2016. Rekson Silaban, Pergerakan Buruh Indonesia, http://nasional.kompas.com/read/2014/05/01/1217264/Pergerakan.Buruh.Indone sia diakses pada 30 Mei 2016. Pergerakan Buruh pada Masa Pergerakan Nasional, http://www.idsejarah.net/2015/09/pergerakan-buruh-pada-masa-pergerakan.html diakses pada 30 Mei 2016.
Terima Kasih Rizky Dwi Pradana, M.Si