BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jika melihat sekilas tentang bagaimana Gereja menjalankan karyanya -khususnya Gereja Kristen Jawa (GKJ)-, memang sangat tampak bahwa Gereja merupakan sebuah organisasi yang sangat terstruktur, mulai dari pengurus komisi, majelis Gereja, Klasis, hingga Sinode. Dalam tanya jawab Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa (PPAGKJ), pokok yang ke 117 disebutkan dengan jelas bahwa sebagai suatu kehidupan bersama manusia, tepatnya kehidupan bersama religius manusia, Gereja membutuhkan kepemimpinan. Oleh karena itu di dalam kehidupan Gereja ada kepemimpinan.1 Pokok tersebut semakin menegaskan bahwa di dalam tubuh GKJ memang tidak dapat dilepaskan dengan sebuah organisasi. Namun penting untuk diperhatikan bahwa Gereja bukanlah semata-mata sebuah organisasi, tetapi merupakan sebuah organisme di mana di dalamnya terdiri dari berbagai macam individu dengan karakternya masing-masing. Organisasi dan organisme dapat dikorelasikan bahwa gereja dalam rangka pertumbuhannya sebagai organisme memerlukan peranan manusia sebagai pelaku institusi untuk memeliharanya sehingga mampu membuahkan hasil yang optimal.2 Salah satu komponen manusia yang penting dalam tubuh gereja adalah pemuda. Masing-masing gereja mempunyai strategi masing-masing dalam melaksanakan tugas pelayanannya. Berikut ini penyusun hendak melihat strategi pelayanan yang digunakan oleh GKJ Krapyak sebagai fokus pembahasan dalam skripsi ini. Pemilihan GKJ Krapyak sebagai fokus dalam skripsi ini dikarenakan GKJ Krapyak merupakan tempat penyusun berjemaat, sehingga sedikit banyak penyusun mengetahui geliat pelayanan dalam komisi pemuda.
Dalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut :
1 2
Sinode GKJ, Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa, ( Salatiga : Sinode GKJ, 1998), hal 48 Dr. R.A. Van Kooij, Menguak Fakta, Menata Karya Nyata, ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007), hal 6
STRUKTUR MAJELIS GKJ KRAPYAK TAHUN 20083 BIDANG IBADAH DAN PWG4
BIDANG KESAKSIAN & PELAYANAN
BIDANG PENATALAYANAN
Ketua I
Ketua II
Ketua III
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Majelis Bidang Ibadah
Majelis Bidang Diakonia
Bendahara Rutin
Majelis Bidang Anak
Majelis Bidang Pekabaran Injil ( PI )
Majelis Bidang Rumah Tangga (RT)
Majelis Bidang Remaja
Majelis Bidang Kesehatan
Majelis Bidang Sumber Daya Manuusia
Majelis Bidang Pemuda
Majelis Bidang Pralenan
Majelis Bidang Pembangunan / Tehnik
Majelis Bidang Komisi Warga Dewasa
Majelis Bidang Kokomas
Majelis Bidang Verifikasi
Majelis Bidang Adiyuswa
Bendahara Pembangunan
Majelis Bidang Parokial
Majelis Bidang Litbang
Struktur di atas menunjukkan bahwa GKJ Krapyak menggunakan pola tiga ketua sejajar yang masing-masing bekerja pada bidangnya. Ketua I bekerja pada bidang ibadah dan Pembinaan Warga Gereja (PWG), ketua II bekerja pada bidang kesaksian dan pelayanan, dan ketua III bekerja pada bidang penatalayanan. Dalam melakukan tugas pelayanannya, masing-masing ketua dibantu oleh majelis-majelis bidang, dan majelis dibantu oleh komisi-komisi yang dibidanginya. Majelis bidang pemuda berada di bawah koordinasi ketua I yaitu bidang ibadah dan PWG, dan hal ini membuat komisi pemuda secara otomatis juga berada dalam naungan departemen PWG.
Berdasarkan strategi pelayanan di atas, nantinya penyusun akan melakukan penelitian sekitar kinerja bidang-bidang yang terkait dengan komisi pemuda GKJ Krapyak dalam rangka mewujudkan vitalisasi komisi pemuda. Pdt.Dr. Rijnardus A. Van Kooij, dkk membahasakan kembali apa yang telah dikemukakan Jan Hendriks dalam buku “Jemaat Vital dan Menarik” bahwa Iklim yang menarik sangat dipengaruhi oleh sejauh mana gereja-dalam hal ini adalah organisasinya- menganggap jemaat sebagai subyek yang harus dihargai dan diperlakukan dengan hormat, terlibat dalam penentuan kebijakan dan perumusan tujuan serta mendapat semua informasi dengan mudah.5 Sebuah organisasi akan berjalan baik jika masing-masing anggota memahami akan pentingnya men-subyek-kan seseorang. Dalam rangka ikut ambil bagian dalam
3
Catatan sekretariat GKJ Krapyak tahun 2008 PWG : Pembinaan Warga Gereja 5 Dr. R.A. Van Kooij, Menguak Fakta, Menata Karya Nyata, (Jakarta :BPK Gunung Mulia, 2007), hal 19 4
mewujudkan jemaat yang vital di GKJ Krapyak, penyusun melihat adanya indikasi belum optimalnya kinerja komisi-komisi dalam lingkup departemen PWG. Hipotesa sementara adalah kurang berjalannya komunikasi di antara komisi-komisi dalam lingkup departemen PWG yang mengakibatkan adanya kebijakan-kebijakan yang tidak mengena sasaran, dalam hal ini adalah kurang terakomodirnya kehendak pemuda dalam beberapa kebijakan-kebijakan gereja. Misalnya dalam hal menentukan pembicara persekutuan pemuda, komisi pemuda mempunyai pandangan sendiri tentang siapa pembicara yang akan mengisi persekutuan. Kemudian tiba hari pelaksanaan persekutuan di mana pembicara tersebut yang mengisi, ternyata pemilihan pembicara tersebut mengundang masalah. Dan yang menjadi efek kemudian adalah, perasaan tidak damai sejahtera ketika menjalankan tugasnya sebagai pengurus, dan masih banyak hal-hal kecil lainnya yang menunjukkan kurang adanya komunikasi yang baik di antara mejelis dan komisi pemuda.
Maka dari itu perlu diteliti untuk melihat uraian tugas yang dimiliki oleh departemen PWG. Hal ini dimaksudkan untuk mencari tahu kendala-kendala yang mengakibatkan kurang lancarnya komunikasi di antara komisi-komisi yang ada di dalamnya (terutama komisi pemuda). Kemudian setelah itu diharapkan dapat memberikan solusi
bagi vitalisasi jemaat di GKJ
Krapyak, salah satu dampak vitalnya adalah keikutsertaan pemuda dalam kebijakan-kebijakan gereja.
B. POKOK MASALAH
Pada usia muda –termasuk di dalamnya komisi pemuda GKJ Krapyak-, pribadi biasanya sudah merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan, dan merasa terpanggil dan bertanggungjawab dalam sistem tersebut. Kemudian mengambil sikap secara bebas berkaitan dengan tanggungjawabnya itu.6 Keyakinan untuk dapat bertanggungjawab itulah yang seringkali membuat pemuda ingin sekali dipercaya, dan salah satu bentuk kepercayaan itu adalah mengikutsertakan mereka dalam beberapa kebijakan-kebijakan gereja.
6
James W. Fowler, Teori Perkembangan Kepercayaan, , (Yogyakarta : Kanisius, 1995), hal 32
Maka dari itu, rumusan masalah dalam skripsi ini hendak melihat : 1. Bagaimana komunikasi timbal balik antara majelis bidang komisi pemuda dan pengurus komisi pemuda? 2. Bagaimana aspirasi-aspirasi pemuda disampaikan?
Dari dua rumusan masalah tersebut diharapkan dapat dilihat sejauh mana dan bagaimana pemuda diikutsertakan dalam kebijakan-kebijakan gereja dan terlebih lagi dapat memberi solusi yang tepat dari masalah tersebut.
C. BATASAN MASALAH
Agar penyusunan skripsi tidak meluas, penyusun akan membatasi permasalahan hanya dengan melihat uraian tugas yang dimiliki oleh majelis bidang komisi Pemuda GKJ Krapyak. Dari uraian tugas tersebut akan dilihat komunikasi antara Majelis bidang dengan komisi pemuda, juga dengan tujuan untuk melihat keterlibatan pemuda dalam pengambilan kebijakan gerejawi. Langkah ini ditempuh karena komisi pemuda sendiri belum mempunyai uraian tugas yang jelas seperti yang dipunyai oleh mejelis bidang komisi pemuda. Batasan pengambilan kebijakan oleh Komisi Pemuda juga menyesuaikan dengan bingkai uraian tugas yang dimiliki oleh majelis GKJ Krapyak, artinya bahwa pengambilan kebijakan harus terbungkus oleh kaidah-kaidah uraian tugas majelis GKJ Krapyak sehingga dapat dikatakan pengambilan kebijakan yang bertanggungjawab.
Batasan ”muda”dalam skripsi ini adalah pengurus komisi pemuda yang berjumlah 10 orang, karena pengurus inilah yang paling dekat dengan pengambilan-pengambilan kebijakan gerejawi.
D. JUDUL DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Berdasarkan uraian di atas, judul skripsi yang akan penyusun ajukan adalah :
KEIKUTSERTAAN PEMUDA DALAM PENGAMBILAN KEBIJAKAN GEREJAWI DI LINGKUP GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) KRAPYAK (Kajian ulang terhadap Uraian Tugas Majelis Komisi Pemuda)
Adapun alasan pemilihan judul seperti di atas adalah : 1. Ketertarikan penyusun terhadap kiprah pemuda dalam bergereja, khususnya di GKJ Krapyak. 2. Adanya indikasi belum optimalnya komisi-komisi (lingkup PWG) dalam melaksanakan tugasnya sehingga mengakibatkan adanya kebijakan-kebijakan yang tidak mengena sasaran, dalam hal ini kurang terakomodirnya kehendak pemuda dengan baik. 3. Kerinduan penyusun untuk mengusulkan solusi berkaitan dengan masalah di atas.
E. METODOLOGI PENELITIAN
Untuk menyusun skripsi, penyusun akan menggunakan metode studi literatur disertai dengan penelitian yang akan melihat kinerja departemen PWG dan komisi pemuda berdasarkan Uraian Tugas majelis bidang komisi pemuda yang sudah disusun, kemudian menguraikan pokok-pokok secara sistematis disertai dengan analisis dan tanggapan yang relevan. Penyusun melakukan penelitian dengan cara menyebar kuisioner dan melakukan wawancara. Sasaran penelitian adalah 7 (dari 10 orang pengurus) orang pengurus komisi pemuda dan 2 orang majelis bidang pemuda. Sebenarnya Komisi Pemuda mempunyai 10 orang pengurus, tetapi penyusun hanya mengambil 7 orang sebagai responden. Hal ini dikarenakan 3 pengurus lainnya tergolong pengurus yang sangat baru, dan demi terpenuhinya data yang mendekati fakta, penyusun memutuskan untuk tidak menyertakan ketiganya.
F. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Menemukan pokok permasalahan pemuda berkaitan dengan keikutsertaannya dalam pengambilan kebijakan-kebijakan gereja di lingkup GKJ Krapyak. 2. Mengetahui seberapa besar efek yang ditimbulkan oleh munculnya masalah tersebut. 3. Memberikan sumbangsih pemikiran berupa solusi berkaitan dengan masalah di atas.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini penyusun akan menguraikan latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, batasan permasalahan, judul dan alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II
PENTINGNYA KEIKUTSERTAAN PEMUDA DALAM MERUMUSKAN DAN MENGAMBIL KEBIJAKAN-KEBIJAKAN GEREJAWI Dalam bab ini penyusun akan menguraikan secara teoritis tentang pentingnya keikutsertaan Komisi Pemuda dalam merumuskan dan mengambil kebijakankebijakan gerejawi. Selain itu juga dalam bab ini akan penyusun tuangkan laporan hasil penelitian di GKJ Krapyak.
BAB III
ANALISA BERDASARKAN FAKTA YANG TERJADI Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada bab ini penyusun akan melakukan analisa berdasarkan teori-teori yang relevan.
BAB IV
TINJAUAN TEOLOGIS Pada bab ini penyusun akan merefleksikan secara teologis berkaitan dengan masalah yang terjadi dalam skripsi ini.
BAB V
PENUTUP Pada bab terakhir ini penyusun akan menarik kesimpulan dari semua yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya, dan mencoba memberi masukan berupa saran dalam rangka pembangunan jemaat.