EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DILIHAT DARI BEBERAPA ALIRAN PEMIKIRAN (SUATU MASUKAN)
Dalam rangka Empat Pilar Goes to Campus Oleh: Dr. YOSAPHAT HARIS NUSARASTRIYA, M.Si Staf pengajar Pendidikan Pancasila dan kewaraganegaraan FKIP UKSW
Haris
• PATUT DIBERI APRESIASI UPAYA MPR UNTUK MELAKUKAN SOSIALISASI MENGENAI EMPAT PILAR KEBANGSAAN • SOSIALISASI EMPAT PILAR MENJAWAB HARAPAN BERBAGAI KALANGAN KAITANNYA DENGAN REVITALISASI PANCASILA DAN NEGARA KEBANGSAAN
PEMIKIRAN KREATIF Empat Pilar Kebangsaasaan Merupakan hasil pemikiran kreatif
Berpikir Untuk Mencari Solusi dan alternatif
Tujuannya Memperkuat Komitmen Kebangsaan
PEMIKIRAN PRAGMATIS (Empat pilar dapat dilihat sebagai hasil pemikiran pragmatis)
Adanya persoalan yang harus diatasi berkaitan dengan ekses reformasi dan globalisasi
Revitalisasi Pancasila dan negara Kebangsaan
BERPIKIR FUNGSIONAL: (Empat pilar dilihat dari pemikiran fungsional)
Empat Pilar Kebangsaan lebih komunikatif dan fungsional
Memperkuat Eksistensi bangsa dan negara
TEORI KEBENARAN PRAGMATIS (Pengetahuan itu benar jika proposisi memiliki konsekuensi yang bermanfaat)
Empat Pilar Kebangsaan Lebih tepat jika dilihat dari teori kebenaran pragmatis
Bermanfaat menjawab permasalahan yang menyangkut eksistensi bangsa dan negara
TEORI KEBENARAN SEMANTIS (Proposisi harus menunjuk arti dan makna sesungguhnya yang mengacu pada reference atau arti definitif yang merujuk ciri-ciri tertentu)
Empat Pilar Kebangsaan dilihat dari teori kebenaran semantis
Menuntut perumusan arti khususnya Pancasila sebagai “pilar” sehingga merujuk ciri-ciri tertentu.
TEORI KEBENARAN KOHERENSI (Makna suatu pernyataan yaitu yang menjadi isi pengetahuan itu bernilai benar jika proposisi itu mempunyai hubungan dengan ide dari proposisi terdahulu)
Empat Pilar Kebangsaan dilihat dari teori kebenaran koherensi
Menuntut perumusan baru pada penamaan Pancasila sebagai pilar supaya berhubungan dengan Predikat Pancasila sebagai dasar negara
TEORI KEBENARAN KORESPONDENSI (Suatu pengetahuan itu benar apabila proposisi berkesuaian dengan realitas yang menjadi objek pengetahuan itu)
Empat Pilar Kebangsaan dilihat dari teori kebenaran korespondensi
Menuntut perwujudan nyata pada predikat Pancasila sebagai pilar
Pemikiran Kritis
Sering mempermasalahkan Istilah Pancasila sebagai pilar Yang mengkritik Pancasila sebagai pilar menganggap predikat itu Kurang tepat untuk Pancasila yang kedudukannya sebagai dasar negara/fondasi.
Pemikiran Idealis Mempertahankan substansi : Bahwa Pancasila sebagai dasar negara lebih tinggi kedudukannya dibanding sebagai pilar
Pancasila dilihat sebagai sistem nilai yang berfungsi menjadi acuan fondamen dan citacita hukum dan sumber hukum
EMPAT PILAR KEBANGSAAN BAGI BANGSA INDONESIA BERSIFAT IMPERATIF
TIDAK PERLU DIPERMASALAHKAN KARENA TIDAK ASING BAGI BANGSA INDONESIA KARENA DALAM RANGKA TUJUAN YANG BAIK MALAH HARUS DIDUKUNG SEHINGGA NYATA TERWUJUD.
BERAWAL DARI KOMITMEN 1 SEBAGAI BANGSA (Dalam Sumpah Pemuda)
2 SEBAGAI NEGARA (PANCASILA : Merupakan Kompromis/Perjanjian Luhur/kesepakatan Pancasila sebagai dasar negara)
PEMAHAMAN PANCASILA Sejarah UUD1945 Pembukaan
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
UUD1945
Pancasila
PHYLOSOFISCHE GRONSLAG
PEMAHAMAN ADA DUA BAHASA BAHASA YANG BERSIFAT ILMIAH - AKADEMIS
BAHASA –BAHASA POLITIS DALAM DUNIA AKADEMIK: PANCASILA, UUD1945, NKRI DAN BHINEKA TUNGGAL IKA BUKAN HAL BARU. NAMUN DALAM MENJELASKAN MASIH MENGGUNAKAN BAHASA ILMIAH AKADEMIS
DI UKSW (PS, UUD1945, NKRI, BTI) MENJADI BAGIAN DARI MATERI DAN PROSES PEMBELAJARAN TENTU DENGAN PENDEKATAN KRITIS DAN YANG BERSIFAT AKADEMIS
PEMAHAMAN MUNCULNYA ISTILAH PANCASILA SEBAGAI PILAR TENTU TIDAK MENGHILANGKAN FUNGSI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DENGAN DEMIKIAN EKSISTENSI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA LEBIH MENDAPATKAN PENGUATAN (REVITALISASI)
MENGINGAT BANGUNAN RUMAH BISA ROBOH TETAPI FONDASINYA MASIH UTUH
PS
PANCASILA
UUD1945
N K R I
BTI
Fondasi masih bisa utuh walaupun rumahnya roboh R= F+P R: Rumah F: Fondasi P: Pilar
TERIMA KASIH