DAFTARISI Kata Pengantar Sambutan Rektor Universitas Brawijaya
ii
Sambutan Kepala Litbang
iii
Sambutan Pengurus Pusat PERAGI
ix
Sambutan Pengurus Pusat PERHORTI
xii
Sambutan Pengurus Pusat PERIPI
xiv
Seminar Nasional 3 in ONE
xvi
xviii
Daftar Isi MAKALAH KOMISI TEKNOLOGIPRODUKSI Studi Populasi Lalat Buah pada Buah Pisang di Desa Maidi Kota Tidore Kepulauan
1-6
Sami
Parameter Ketahanan Ubi Jalar (Ipomoea betetes (L.) Lam)· terhadap Penyakit Kudis (Elsionoe balatas) dan Hubungannya dengan Penampilan Agromorfologi Anna AinaRoosda,
7-14
Budi Waluyo, Talitha Wibisono, Agung Karuniawan
Kajian Aspek KetahananTanaman Penyakit Bulai (P. Maydis)
Jagung (Zea mays L.) terhadap
15-20
Eko Hary Pudjiwati, Kuswanto, Nur Basuki, Arifin Noor Sugiharto
Pengaruh Aplikasi Pupuk Hijau Orok-orok (Crotalaria juncea L.) dan Jumlah BibitlLubang Tanam pada Tanaman Padi (Oryza saliva L.) var. CIBOGO.
21-29
Titin Sumami, Wiwin Sumiya Dwi Yamika, Dhinar Wahyu Lestari
Efektivitas Pupuk Organik pada Tanaman Kacang Tanah di Lahan Kering Masam
30-36
Afandi Kristiono, Subandi
Biofortifikasi Fe Padi untuk Mengatasi Kelaparan Tersembunyi (Kualitas Fisik dan Kandungan Gizi Besi Beras Galur-galur Padi Hasil Biofortifikasi Fe pada Tiga Dosis Pupuk K)
37-43
Suwarto, Augustin, Bambang Rudianto
Pengaruh Bahan Organik dan Waktu Pemberian terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat
Trichoderma sp.
44-52
Tanaman Cabai di Musim
53-57
Mudji Santosa, Moch. Dawam Maghfoer, Umi Masykuroh
Penerapan Biopestisida dan Kompos pada Penghujan _
Eli Korlina, Amik Krismawati, Diding Rachmawati, Ericha
Efektivitas Pestisida Nabati Berbahan Aktif Alfa Eleostearic Acid terhadap Ulat Grayak Spodoptera litura (LEPIDOPTERA:NOCTUIDAE)
58-61
Eli Konine, Andi Muhammad Amir, Iwa Trisawa
Selektivitas Insektisida dan Fungisida terhadap Perkembangan Jamur Entomopatogen Hirsutella citriformis secaraln Vitro dan In Vivo Mutia Erti Dwiastuti, Muhammad Iqbal
xviii
62-71
Pengaruh Waktu Inokulasi Penyakit Viroid Exocortis Jeruk (CEVd) Hasil Koleksi terhadap Gejala dan Pertumbuhan Tanaman
72·79
-Mutia Erti Dwiastuti, Sri widyaningsih
Pemanfaatan Jamur Beauveriabassiana dari Isolat yang Berbedadalam Bahan Pembawa untuk Mengendalikan Hama Penggerek Bonggol Pisang
80·84'
(Cosmopolites sordidus) Helvi Ardana Reswari, Dian Indratmi, Esa Robby Silmi A., Rina lestari
Pengendalian Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae) pada Tanaman Sawi Oaging Menggunakan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacterium)
85·88
Diding Rachmawati, Baswarsiati, Gunawan
Respon Pemupukan N, K dan Tingkat Kepadatan Tanaman pada Pertumbuhan dan Has]] Tanaman Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum) yang Oitanam pada Musim Penghujan
89·96
Nur Edy Suminarti
Pola Pertumbuhan Fase GeneratifPisang Agung Semeru (Musa x Dan Pisang Mas Kirana (Musa acuminata) Pada Oua Ketinggian Tempat Yang Berbeda
97·101
paradisiacal
Defi Ari Susanti, Lilik Setiyobudi
Pengaruh Persaingan Gulma Kayu Apu (Pistia'stratiotes L.) dan Oosis Pupuk pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman PadiSawah (Oryza sativa L.)
102·106
Husni Thamrin Sebayang, Setyono Yudo Tyasmoro, Randhy Isaac Sakanov
Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakchoi (Brassica juncea L.) pada Berbagai Media Tanam dan Nutrisi dengan Sistem .
107·114
Hidroponik , CaturWasonowati,
Mustika Tripatmasari, Balia Perwitasari
Pengaruh Waktu Panen terhadap Hasil dan Kualitas Biji Kacang Tanah Herdina Pratiwi, A. A. Rahmianna, Eriyanto Yusnawan
115·119
Aplikasi Azolla (Azolla pinnata). Kayu Apu (Pistia stratiotes) dan Urea pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
120·129
, S. Y. Tyasmoro, H. T.Sebayang, M.Susanli
Penggunaan Bahan Organik Kompos dan Crotalaria juncea Upaya Peningkatan Hasll Tanaman Jagung (Zea mays L.)
L. dalam
130·137
Respon Pertumbuhan Kedelai di Tanah Entisol terhadap Residu dan Oosis Pupuk ZA
138·144
Anggi Indah Yuliana, Titin Sumarni, Sisca Fajriani
Sutrisno, Henny Kuntyastuti, Abdullah Taufiq
Respon Berbagai Genotipe Kedelai terhadap Pupuk Posfor di Lahan Gambut
145·150
Aslim Rasyad, Wardati
Kompatibilitas Awal Penyambungan pada Fase Bibit Antara Jarak Pagar , (Jatropha curcas) dan Jarak Ulung (Jatropha gossyphifolia) IGM. Arya Parwata, Bambang B. Santoso
xix
.-"----~---~
--- _.-
.
151·154
PertumbuhanJenis Mata Tunas padajfQK~I~$l#BebEiripa ...Klon Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg)·
155-162
Deby Kurniawati, Mudji Santoso, Eko Widaryanto'
Penambahan Penyinaran untukMeningkatkan Pertumbuhan dan .Kualitas Bunga Potong Krisan (Chrysanthemum morifolium cvs. 'White Fiji' dan 'Yellow Fiji')
163-170
Lilik Mufarrikha, Ninuk Herlina, Eko Widaryanto
Pengaruh Modifikasi Media Transplanting (Polyanthes tuberosa L). Varietas Roro Anteng
Plantlet
Sedap
Malam
171-177
PER. Prahardini, Amik Krismawati
Studi Problematik Budidaya Tanaman Mawar (Rosa sp.)
178-185
Tina Yuliana Wahjanto, Ulik Setyobudi, Ninuk Herlina
Pola Pertumbuhan Fase Generatif Pisang Agung Semeru (Musa balbisiana cv. Agung Semeru) dan Pisang Mas Kirana (Musa acuminata cv. Mas Kirana) pada Ketinggian Tempat 850, 950 Dan 1.050 Meter di Atas Permukaan Laut
186-194
Erma Yusnita, LiNk Setyobudi, Agus Suryanto
Studi Keberhasilan Grafting Tiga zibethinus MUfr.) Secara Microskopis
Kultivar
Tanaman
Durian
(Durio
195-202
Ninuk Her/ina, Mudji Santosa, Sulis Fitrianti
Evaluasi Produktifitas 8 Varietas Jeruk Pamelo Unggul di Dataran Rendah (KP KRATON 15 m.dpl)
203-208
Emi Budiyati, Sakur
Peningkatan Kadar Kurkumin Temulawak(Curcuma Me'laluiAplikasi Potasiunfpada Alfisol
xanthorrhiza
Roxb)
209-214
Gandum Melalui
215-218
Ellis Nihayati, Wisnu Eko Murdiono, Tatik Wardiyati
Upaya .Memperbaiki Kualitas Hasil PanenTanaman Aplikasi Citrat Sebagai Khelator Unsur Mikro
Deffi Armita, Anna S Karyawati
Nunun Barunawati, Wisnu E Murdiyono,
Efek Pembu.ngkusan Buah pada Pigmentasi Kulit Buith Mangga. Hibrida Syarif Husen, Kuswanto, Sumeru Ashari
J
219-224
Nur Basuki
MAKALAH KOMISI PEMULlAAN TANAMAN Hasil dan Kualitas Umbi Klon-klon Harapan Ubijalar Berkaroten di Tanah Aluvial Pacet Mojokerto
225-233
St. A. Rahayuningsih, M. Jusui, Wiwit Rahajeng Keragaan Karakter Utama Klon-klon Harapan Ubijalar'lpomoea batatas L. (Lam.) Kaya Antosianin atau IJ-Karotinpada UDHL di Kab. Malang dan Blitar
234-241
Tinuk Sri Wahyuni
Keragaan 'dan Potensi Bawang MerahMerah Varietas Unggul NasionalAsal Jawa Tlmur Baswarsiati,
Z. Arifin, D..Rachmawati, N. /stiqomah
xx
VarietasRubaru
sebagai
242·250
Pengaruh Waktu Persilangan pada StrC?~eri(Fragaria x ananassa) Sweet Charlie dan Festival secara R~sipork .., .
251-2~5
Akmalun Ni'meb', Choirul Anam, M.M/s15'ahulArifin, Fatimah Nursandi
Seleksi dan Uji Daya Hasil Galur-galur f'6 Padi Gogo Berdaya.Hasil Tiriggi dan Umur Genjah Dalam Rangka Mendukung Peningkatan Produksl Padi di Lahan Kering
256-263'
Oyah Susanti, Suprayogi, Ponendi Hidayat, Agus Riyanto, Siti Nurchasanah, Noor Farid, Suwarto, Totok Agung
Seleksi Galur F6 Padi Gogo Berdaya HasHdan Berprotein Tinggi
264-211
Agus Riyanto, Oyah Susanli dan Totok Agung Owi Haryanto
Kajian Tingkat Keberhasilan dan Perubahan Karakter pada Hibrida Hasil Persilangan Antar Spesies Vigna
272-276
Hery Haryanto, Lestari Ujianto, Astam Wiresyamsi
Identifikasi Tanaman Durian (Durio zibethinus Murray) Mirip Durian Varietas Bido Kabupaten Jombang dengan Metode Isozim dan Morfologi
277-282
Kenanga Arum Novi Salasa, Sumeru Ashari, Ninuk Herlina
Seleksi Mutan Pertama (M1) Padi Hasil Radiasi Sinar Gamma 150Gray
283-288
Eries Oyah Mustikarini, Maera Zasari, Kartika
Pemurnian Varietas Kipas Putih dan Kipas Merah Dalam Rangka Mendapatkan GalurMutan Tahan Kekeringan dan Berpotensi HasiiTinggi
289-293
Zuyasna, Chairunnas, Efendi, Arwin
ldentifikasi Keragaman Genetik Aren Sumatera Utara Menggunakan Primer OPD-12dan OPD-1.6 Lollie Agustina P. Putri , M. Basyuni, Indra Eko Set yo . Daya Hasil Galur-Galur Mutan Kacang Hijau
294-297
298-302
Apri Sulistyo, Yuliasti
Ketahanan Galur Kedelai Tahan Masam Terhadap Kutu Kebul (Bemisia tabaci Gennadius)
303-311
Alfi Inayali, Marwoto, Tantawizal, Heru Kuswantoro
Kriteria Seleksi yang Efektif untuk Menilai Toleransl Kacang Tanah (Arachis hypogaea L. Merr.) terhadap Cekaman Kemasaman Lahan
312-317
Trustinah, Astanto Kasno
Pertumbuhan dan Kemasaman Tanah
Hasil
Galur-Galur
Harapan
KedeJa; terhadap
318-321
Evaluasi Ketahanan Galur-Galur Harapan Kedelai Toleran Lahan Masam danKekeringan terhadap Kepik Coklat
322-327
Siti Muzaiyanah, Henny K
Marida Santi YIB, Wedanimbi Tengkano
Seleksi Galur-galur Kedelai Tahan Soybean Mosaic Virus
328·334
Heru Kuswantoro, Ml)dji Rahaju, Apri Sulistyo
Potensi Hasil dan Mutu Buah Beberapa Kultivar Salak Gulapasir pada Agroekosistem Berbeda di Bali K. Sumantra, Sumeru Ashari, I N. Labek Suyasdi Pura
xxi
335-341
Variabilitas Kandungan Besi pada Beberapa Varietas Ubi Jalar di Indonesia
342-348
Sri Umi Lestari, Nur Basuki
Karakterisasi Morfo-Agronomis Kaeang Bambara (Vigna Subterranea L. Verde.)Asal Jawa Barat Noladhi Wicaksana, Hindun, Karuniawan, Hakim Kurniawan
Budi
Waluyo,
Meddy
Rachmadi,
349-357
Agung
Pengkayaan Keragaman Genetik Kacang Tanah Melalui Aklimatisasi Varietas/GalurIntroduksi
358-365
JokoPurnomo
Produktivitas Beberapa Varietas/Klon Ubikayu di Lahan Kering Masam di Lampung
366-372
Sri Wahyuningsih, Nila Prasetiaswati
Karakteristik Umbi dan Kandungan Kimia Ubi Jalar untuk Mendukung PenyediaanBahan Pangan dan Bahan Baku Industri
373-385
Budi Waluyo, Noor Istifadah, Dedi Ruswandi, Agung Karuniawan
Adaptasi.dan Stabilitas Hasil Galur-galur Padi Beras Merah Ampibi pada TigaTipologi Tumbuh Berbeda di Pulau Lombok IGP Muliarta Aryana, Bambang B Santoso
386-391
UjiDaya Hasil Lanjutan Klon-klon Ubikayu untuk Varietas Adaptif Lahan KeringMasam
392-395
Sholihin
PewarisanKarakteristik Polong dan Biji Kaeang Tanah N.Nugrahaeni, L. Z. Hasanah, J. Purnomo
396-401
Eksplorasidan Karakterisasi Yogyakarta
402-412
Tanaman Sawo (Acrhras zapota L.) di 0.1.
RudiHari Murti, Rozika, Setyastuti Purwanti, Sri Trisnowati
KeragamanGenetik Karakter Agronomis dan Karakteristik Fisiko-Kimia BijiKedelai Hitam sebagai Bahan Baku Alternatif Tempe
413-419
ChindyUlima Zanetta, Bud; Waluyo, Agung Karuniawan
KeragamanGenetik dan Heritabilitas pada Keturunan Hasil Persilangan AntaraJagung Ketan Odengan Jagung Manis
. 420-424
Idris,Uyek Malik Yakop, Lestsri Ujianto, Kerweti Zeweni
VariasiGenetik, Heritabilitas, dan Kemajuan Genetik Ubijalar Berkadar BetaKaroten Tinggi WiwitRahajeng, St. A. Rahayuningsih, M. Jusuf
425-431
KarakterAgronomi Hibrida-F1 Jarak Kepyar (Ricinus communis L.) Hasil PersilanganKultivar Lokal Beaq Amor dan Varietas Hibrida China
432-435
BambangB. Santoso, IGP. Muliarta Aryana, IW Sudika, IK. Damar Jaya
KarakteristikFisik Polong dan Biji Kaeang Bambara (Vigna subterranea (L).Verde.)Lokal ,Hindun, Noladhi Karuniawan
wtceksene,
Budi
Waluyo,
xxii
Meddy
Rachmadi,
Agung
436-441
Analisis Sidik Lintas Antara Komponen Hasil dan Hasil pada Tanaman Tomat Sri Lestari Purnamaningsih,
442-448
Eko Widaryanto, Isnainim Mufarroha
Seleksi 90 Galur Harapan Kacang Panjang Berpolong Ungu
449-459
Astrid Ika Paramitha, Cicik Septeningsih, Damanhuri, Kuswanto
Inkompatibilitas pada Persilangan Interspesies Stroberi (Fragaria x annanassa, F.vesca, dan F.chiloensis )
460-467
Astrid Ika Paramitha, Damanhuri, Lita Soetopo, Sri Lestari Purnamaningsih
MAKALAH KOMISI SOSIAL EKONOMI Peran Komoditi Buah-buahan di Lahan Kering OAS Brantas
468-475
Q. Dadang Ernawanto, D. Harnowo
Pengkajian dan Oiseminasi 5 Varietas Unggul Baru Inpari (Inbrida Padi Sawah Irigasi) Spesifik Sistem Tanam Gogorancah di Ngimbang Lamongan
476-482
Sugiono, Eli Korlina
Peran RPL (Rumah Pangan Lestari) pada Ketahanan Pangan Rumah Tangga
483-486
Titiek Purbiati
Partisipasi Petani Oalam Usaha Penangkaran Benih Padi di Kota Singkawang, Kalimantan Barat Pratiwi, Deden Permana, Tiiiek Purbiati
487-491
Kajian Hukum Normatif Peran Pemerintah Oaerah Oalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Upaya Perlindungan Varietas Tanaman Yang Tersebar Oi Berbagai Oaerah
492-502
Bambang Sudjito
Peningkatan Pola Pangan Harapan Melalui Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Kabupaten Blitar
503-509
Dini Hardini
Penerapan Usahatani Kedelai Hitam di Kabupaten Madiun (Kasus pada Kelompok Tani -"Margo Mulyo", Oesa Sambirejo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Kemitraan antara PT. Unilever Indonesia dengan Petani)
510-517
Amik Krismawati, Sri Zunaini Saadah
Sistem Wonotani pada Lahan 0,50 Ha/KK sebagai Model Upaya Peningkatan Pendapatan Petani dan Pelestarian Hutan
518-525
Mudji Santoso
Analisis Usahatani Tembakau (Kasus Kabupaten Temanggung
pada Petani Tembakau di
526-532
Kajian Perlakuan Pasca Panen terhadap Susut Bobot dan Umur Simpan Benih Bawang Merah (Allium cepa Var. aggregatum)
533-537
Lia Verona dan Djajadi
MAKALAH KOMISI PASCA PANEN
Eka Widiastuti, Evy Latifah
xxiii
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
SISTEM WONOTANI PADA LAHAN 0,50 Ha/KK SEBAGAI MODEL UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DAN PELESTARIAN HUTAN Mudji Santoso Dosen Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya JI. Veteran, Malang (65145). E-mail ;
[email protected]
ABSTRAK Penelitian tentang system wonotani (agroforestry) (kombinasi pohon jati (Tectona grandis), dengan tanaman kopi (Goftea robusta ) , tebu (Saccharum officinarum), pisang (Musa paradisiacal L), ubi kayu (Manihot esculenta), ubi jalar (Ipomoea batatas) dan rerumputan (Pennisetum purpureum Schamach) yang dilakukan di lahan petani dekat hutan pinus (Perhutani) di desa Balesari, Ngajum Malang mulai tahun 2004. Kegiatan usahatani ini dilakukan pada lahan seluas 0,5 ha di kebun rakyat, berada pada ketinggian sekitar 700 m dpl dan kondisi lahan datar sampai berlereng sekitar 30%. Penelitian pola wonotani menggunakan tanaman jati sebagai tanaman utama dengan dengan jarak tanam 5 x 2 m disesuaikan dengan kondisi lahan, dikombinasi dengan tanaman kopi (ditanam dengan jarak tanam 2 x 2 rn), tanaman tebu ditanam dengan sistem gulud dengan jarak tanam 100 x 40 cm, tanaman pisang di tanam di pinggir kebun sehingga merupakan deretan rumpun tanaman dengan jarak antar rumpun sekitar 5 m dan tiap rumpun berisi 3 pohon, ubi kayu ditanam di antara pohon jati dengan jarak 100 x 100 em , begitu juga ubi jalar ditanam dengan jarak 100 x 50 cm dan rerumputan ditanam dengan jarak tanam 40 x 25 ern, Penelitian dilakukan di desa Balesari, Ngajum, Malang (sekitar 32 km dari kota Malang ke arah Barat daya di kawasan lereng kaki Gunung Butak) yang mempunyai ketinggian sekitar 700 m dpl dan jenis tanah andisol. Tipe iklim G2 ( eurah hujan berturutturut 5-6 bulan dan bulan kering 2-3 bulan) menurut Oldeman, 1980. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui pol a pertumbuhan tanaman jati, pertumbuhan dan hasil tanaman kopi, tebu, pisang, ubikayu, ubijalar dan rumput. Data hasil panen tanaman pengamatan disajikan secara deskriptif serta taksasi harga hasil tanaman kopi, tebu, pisang, ubikayu, ubijalar, rumput dan sapi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tahun 2012 tanaman jati tumbuh beragam, sampai dengan umur sekitar 8 tahun diameter batang meneapai 22 em sampai 35 em (lingkar batang 80.4 ern), sedangkan tanaman pertanian per tahun menghasilkan Kopi ( 2.5 biji bsh/pohonlth), tebu ( 7.0 kg/m2Ith), pisang ( 7.0 kg/m2lth), ubikayu (3.2 kg/m2lth) , ubi jalar (2.6 kg/m2lth) dan rum put ( 18.5 kg/m2lth)serta 2 ekor sapi (tambahan bobot sapi 504 kg/2 sapilth), dalam perhitungan penerimaan kotor meneapai sekitar Rp. 36 juta per tahun/per 0,50 ha atau rata-rata Rp. 3 000 000 per 0,50 ha per KK (Kepala Keluarga) per bulan yang be ra rti lebih dari batas angka kemiskinan apabila masyarakat miskin di Indonesia didasarkan pendapatan 1 US $ per kapita per hari (asumsi 4 orang dalam 30 hari atau setara 120 US $ perbulan atau Rp 1200 OOO/KKlbln). Kata kunci : wonotani, pohon jati, tanaman kopi, tebu, pisang, ubikayu, ubi jalar, rumput dan sapi
PENDAHULUAN Badan Pusat Statistik tahun (2009), mengumumkan bahwa orang miskin di Indonesia mencapai 31,02 juta orang, (kategori miskin adalah mereka dengan tingkat pengeluaran per kapita per bulan sebesar Rp200.262 sekitar Rp 6600 per hari di mana kemiskinan diukur dengan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar dan peranan komoditi menjadi faktor utama mempengaruhi kemiskinan jauh lebih tinggi, yakni sampai 73 persen, sementara pengeluaran untuk sandang, peru mahan, pendidikan dan kesehatan, masih di bawah 30 persen ( Kriteria Orang Miskin Indonesia Versi BPS adalah mereka penduduk Indonesia dengan tingkat pengeluaran Rp 211.726 per kapita per bulan). Laporan lndra (2012) dalam berita Antara News menginformasikan bahwa Indonesia masih mengunakan standar kemiskinan dibawah US$ 1.
512
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
Berita yang dilaporkan Anonim (2012) menginformasikan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2012 mencapai 29,13 juta orang atau 11,96 persen , atau turun 890.000 orang dibandingkan bulan yang sama 2011. Maret 2012, dilaporkan bahwa komoditi makanan yang memberi sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan adalah beras yaitu sebesar 29,23 persen di perkotaan dan 35,61 persen di pedesaan. Lebih lanjut Kepala BPS Suryamin mengatakan dari jumlah penduduk, sebagian besar penduduk miskin berada di Jawa yaitu sebanyak 16,11 juta orang, sementara penduduk miskin terkecil berada di Kalimantan dengan 950.000 ribu orang. Pada kenyataannya masyarakat miskin di Jawa selain di kawasan desa tertinggal, banyak dijumpai pada masyarakat di desa dekat hutan dan perkebunan. Pada sisi lain banyak informasi tentang system tumpangsari yang memberikan keunggulan system tanam di lahan-Iahan pertanian baik di sawah tegal, pekarangan maupun kebun-kebun petani di desa (Willey, 1979; Isgijanto, dkk 1980; Mason et aI., 1986; Mudji Santosa, 1992). Penelitian-penelitan tanaman pangan monokultur maupun tumpang sari menunjukkan produksi yang relative tinggi dan mampu memberikan peningkatan pendapatan bagi petani. Seperti tanaman kopi bisa sampai menghasilkan 2 ton biji kering/halth (Mudji Santosa. 2005), pisang mampu menghasilkan 60-80 ton buahlhalth (Wibowo, 2013), tanaman tebu bisa mencapai 90 ton tebu/halth untuk tebu tanah kering (Ishomuddin, 2012) , ubi kayu di kebun bisa mencapai 20-30 ton umbi/halth, ubi jalar bisa sampai 20-25 ton/ha (Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian , 2012)dan rerumputan bisa mengh~ilkan 200 ton per ha per tahun (Mudji Santosa. 2005). Kalau saja petani betul-betul mengusahakan dalam jumlah yang cukup (sekitar 2500 m2) sebagaimana yang diindikasikan bahwa kepemilikan lahan petani di pedesaan sekitar 0,25 ha, maka dengan menggunakan jenis tanaman-tanaman tersebut dengan system tumpang sari, maka tidak menutup kemungkinan bahwa petani di desa mampu mendapatkan hasil diatas garis kemiskinan dan membudidayakan secara berkesinambungan dalam menunjang kehidupan mereka. Permasalahannya petani yang mengelola lahannya betul-betul rajin dan mampu memproduksi hasil tanaman yang diusahakannya mencapai hasil yang terbaik. Pada hal Pemerintah sangat memperhatikan kondisi kemiskinan tersebut dan melalui Proqrarn-Proqram Penanggulangan Kemiskinan melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI) menargetkan angka penurunan kemiskinan hingga tinggal3-4 persen pada tahun 2015 dengan pilar utamanya klaster 1 hingga 4 (Setkab RI, 2012). 1. Klaster 1, Program Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial, yang dilaksanakan dengan tujuan mengurangi beban masyarakat dan keluarga miskin dalam pemenuhan kebutuhan dasar melalui peningkatan akses pelayanan dasar antara lain melalui makanan, kesehatan dan pendidikan. 2. Klaster 2, Program Pemberdayaan Masyarakat (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas, kemandirian dan pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan. 3. Klaster 3, Program Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), yang dilaksanakan dengan tujuan membantu usaha mikro dan kecil untuk meningkatkan kapasitas dan memperluas usahanya agar kehidupan masyarakat miskin semakin stabil dan pendapatan meningkat. 4. Klaster 4, Program Pro Rakyat yang dilaksanakan dengan tujuan melengkapi berbagai program dan kegiatan yang telah dijalankan melalui 3 klaster program penanggulangan kemiskinan dan membantu kebutuhan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan termajinalkan. Penelitian ini juga bermaksud berkontribusi dalam membantu pengentasan kemiskinan sekaligus melestarikan lingkungan dengan berbagi pengalaman dan penelitian yang memfokuskan pada kegiatan tersebut melaui hasil penelitian di bidang agroforestry pada Masyarakat Desa Hutan (MDH).
513
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
METODE PENEUTIAN Penelitian tentang usaha tani seeara kebun campuran (kombinasi tanaman hutan jati (Tectona grandis), dengan tanaman perkebunan kopi (Goftea robusta) , tebu (Saccharum officinarum), dengan tanaman pangan pisang (Musa paradisiaca L), talas (Golocasia esculenta), ubi kayu (Manihot esculenta), ubi jalar (Ipomoea batatas), dan rerumputan (Pennisetum purpureum Schamach) dilaksanakan di lahan petani dekat hutan pinus (Perhutani) di Jambuwer, Ngajum Malang (Mudji Santosa, 2005). Penelitian dilakukan di desa Salesari, Ngajum, Malang (sekitar 32 km dari kota Malang ke arah Sarat daya di kawasan lereng kaki gunung Butak), ketinggian tempat sekitar 700 m dpl dan jenis tanah andosol. Tipe iklirn C2 ( eurah hujan berturut-turut 5-6 bulan dan bulan kering 2-3 bulan) (Oldeman dkk, 1980). Suhu udara berkisar antara 22 -28 0 G dan kelembaban udara sekitar 82%. Pola kebun eampuran dilaksanakan dengan menempatkan pohon jati sebagai tanaman pokok dengan jarak tanam 5 x 2 m (tergantung keadaan kemiringan lahan), tanaman kopi mulai 2 x 2 m (ditanam 100 pohon/ha), pisang ditanam di pinggir2 kebun dengan jarak antar rumpun sekitar 5 m dan tiap rumpun beri 3 pohon (ditanam sekitar 100 rumpunlha). Tanaman tebu ditanam pada lahan yang lebih terbuka dengan system gulud (jarak antar permukaan gulud 1 m dan tebu ditanam di gulud dengan jarak antar bibit 40 em. dan diupayakan luas yang di tanami tebu sampai 1000 m2 per 0,50 ha, sedang ubi kayu dan ubi jalar masing2 ditanam dengan jarak 100 x 100 em dan 100 x 50 em dalam bentuk guludan dan tanaman ditanam di bagian guludan yang atas. Ubi kayu dan ubi jalar masing2 seluas 1 000 m2. Untuk rerumputan ditanam di daerah pinggir pohon jati dengan jarak 40 x 25 em .. Pengamatan hasH tanaman pangan dan rerumputan di panen per satuan luas masing-masing (disesuaikan dengan jumlah tanaman per ha maupun luasan yang digunakan masing-masing jenis tanaman). Pengamatan dilakukan pada sam pel yang ditetapkan secara random untuk pengamatan pertumbuhan dan hasil masing-masing tanaman yang dibudidayakan. Data disajikan seeara deskriptif maupun analisis korelasi dan regresi untuk membantu menjelaskan tahapan pertumbuhan maupun hasil yang dicapai masing-masing komoditas tersebut.
@ JT
JT
n
n
@ JT
JT
@ JT
@
@ JT
JT
@ JT
JT
ilff II JtJi Ji II JI# JIll /I if #Jf /I /I 1I!i If if mf JIll Iii; lilt;; ##JI Ii II #JI!/JJJJ!l1I## #/I!f
n
n
n
n
n
n
n
@ JT
n
QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
JT
JT
JT
JT
JT
JT
JT
JT
JT
JT
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& JT
JT
JT
JT
JT
JT
JT
JT
JT
JT
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH Keterangan 1. JT JT JT JT : 2.@@@@@ Iff •••• IJffflflflf
3. QQQQQQQ 4.
&&&&&&
5. XXXXXXX
6.HHHHHHH
Pohon Jati (5 X 2) m Tanaman Pisang (baris pinggir Tanaman kopi (2 x 2) m Tanaman tebu (1 x 0.4) m Tanaman ubi kayu (1 x 0.5) m Tanaman ubi jalar (0.5 x 0.4) m Rumput gajah (0,5 xO,4) m
tiap
rumpun
5m )
Gambar 1. Posisi penempatan pohon jati, tanaman kopi, tebu, tanaman pangan dan rerumputan dalam pola kebun eampuran (agroforestry) 514
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan sistem agroforestry (wonotani) menunjukkan bahwa tanaman hutan jati tumbuh eukup baik, begitu juga untuk tanaman kopi, pisang, tebu, ubikayu, ubijalar dan rumput tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang dapat membantu petani penggarap mendapatkan nilai hasil panen. Begitu juga pemeliharaan 2 sapi potong mampu berkembang dengan hasil ya·ng relative meningkat bobotnya walaupun semua dieukupi dengan makanan yang didapat dari lahan yang digunakan sebagai eontoh usaha mandiri petani. Sejak tahun 2006 pemeliharaan tanaman di lahan tidak menggunakan pemupukan anorganik lagi karena diairi dengan limbah kotoran sapi dari PT Greenfield yang dialirkan ke lahan petani sekitar. Panen untuk tanaman kopi, tebu dan ubikayu dilakukan setahun sekali sedang pisang, ubi jalar sesuai dengan umur taanaman saat bisa dipanen, sedang rerumputan dipanen setiap hari seeara bergilir saat dibutuhkan untuk pakan ternak, dan sapi peliharaannya setiap 4 bulan sekali di jual dan membeli sapi baru yang relative lebih kecil untuk dibesarkan lagi. Hasil pengukuran pertumbuhan jati dan hasil tanaman kepi, tebu, pisang, ubi kayu, ubi jalar, rumput dan penjualan sapi dikemukakan pada tabel 1. Tabel 1. Jenis tanaman/hewan
pada lahan model wonotani(0.50
Jenis tanaman (satuan pengamatan)
Jarak tanamljumlah
Ha/KK) di Ngajum, Malang Pengamatan (Th2012)
pop tan (bobot)
J
Jati (Ungkar
batang, 80.4 em)
(5
x
2 m) 250 batanglO,50 ha
80,4
1 x 0.4 m (1000 m2)
7,0
--~----~--~----~--~~----~~--------~----~----~ Kopi ( 2.5 biji bsh/pohon/th) 2 x 2 m (100 btlO,50 ha) 2,5 --~----~--~----------~----~--~~----~----~----~ Pisang ambon (20.0 kglrpn/th) 1 baris x 5 m (50 rpn/O,50 ha) 20,0 ~--~~~--~------------~--~~--~----~----~----~ Tebu (7.0 kglm2lth)
Ubi kayu Ubi jalar
~----~-----r--------------~----~------~----~----~ (3.2 kglm2lth) 1 x 1.0 m (1000 m2) 3,2 --~--~-----r--------------~----~------~----~----~ (2.6 kglm2lth) 0,5 x 0.4 m (1000 m2) 2,6 ~~--~-----r------~------~----~------~----------~
Rumput gajah ( 18.5 kglm2lth)
0,5 x O.4m (400 m2)
18,5 ~~~~~~~--------~----~----~------~----~----~
Tambahan Bobot sapi (504 kgl2 sapilth) ~
-L
~ __~~ __~ 2 (0.7 kglhr/ekor)
~
504
~
Tanaman hutan jati tumbuh beragam, sampai dengan umur sekitar 8 tahun diameter batang meneapai 22 em sampai 35 em dan lingkar batang sekitar 80 em dan ketinggian pohon 8 -12 m (gambar 3). Pada tanaman kopi, pisang, tebu, ubi kayu dan ubi jalar mampu menghasilkan panen yang eukup baik, seperti tanaman kopi yang dalam kawasan wonotani tersebut hanya dipelihara 100 batang. Pada pengamatan bulan Agustus 2012 ketinggian tanaman meneapai 1.8 sarnpai 2,6 m dengan lingkar kanopi antara 1.3 m sampai 2.2 m, dan dalam panen meneapai sekitar 2,5 kg basah dan dengan harga sekitar Rp 4000lkg maka diperkirakan dalam panen bisa didapatkan sekitar Rp 1 juta dalam kawasan tersebut. Tanaman pisang yang merupakan jenis pisang Ambon lumut dalam lahan tersebut meneapai 50 rumpun, panen sepanjang tahun dan ketinggian sudah meneapai lebih 3.5 rn, dimana per rumpun dalam satu tahun bisa panen 2 kali dan per batang bisa panen 1 tundun dengan bobot lebih 10 kg (seeara umum pisang Ambon lumut dalam satu tandan terdapat 7-12 sisir dengan berat 15 - 18 kg, Wibowo, 2013) dan harga per kg sekitar Rp 3000 atau setara Rp 30 000 per tundun atau Rp 60 000 per rumpun per tahun, atau dalam lahan tersebut bisa memberi sumbangan pendapatan sampai Rp 3 juta/50 rumpunltahun. Tanaman tebu jenis Triton di tanam secara gulud dan ratoon sudah meneapai tahun ke 5 panen tahun 2012 ini saat panen bisa mencapai ketinggian sekitar 2.6 m dan hasil tebunya dihargai Rp 300/kg tebu, (PG Pagotan menghargai harga per kuintal tebu sebesar Rp 51.000 dengan rendemen 7,3 persen dan harga gula Rp 10.300 per kg, Ishomuddin, 2012). Pada saat panen tebu di lahan pereobaan walaupun ditempatkan bagian yang agak terbuka namun hasilnya mulai menurun
515
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
hanya mencapai sekitar 7 kglm2 dan dengan luasan 1000 m2 maka hasil yang didapat adalah Rp 2 100 000/1000 m2lth dalam kawasan agroforestry tersebut. Tanaman ubikayu yang diusahakan mempunyai ciri-ciri seperti ubikayu jenis Malang 1 (umur 9-10 bin, potensi hasil 36 tlha, warna putih kekuningan dan rasa punel (Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian , 2012). Pada saat pan en mencapai ketinggian sekitar 2.2 m dan hasil panen umbi sekitar 3 kg per pohon dengan harga Rp 800/kg dan diusahakan sekitar 1000 m2 maka pertahunnya hasil ubi kayu mencapai Rp 2. 4 juta. Tanaman ubijalar yang diusahakan mempunyai ciri-ciri seperti ubijalar jenis Kidal (mempunyai cirri umur 4-5 bin, potensi hasil 20 tlha, warna kulit merah dan dalamnya putih (PTPN XII, 2013). Sedang hasil panen umbi, pada saat panen umur sekitar 5 bulan hasil pertanaman sekitar 0.5 kg atau sekitar 2.6 kg per m2 (5 tanaman/m2) dengan harga Rp 1000lkg dan dengan luasan sekitar 1000 m2 maka pertahunnya hasil ubi jalar dapat memberikan kontribusi Rp 2. 6 juta. Sedang dibagian pinggir seperti pada gambar 5 adalah kondisi tanaman rumput gajah, di mana rumput gajah ditanam di lahan yang relative terbuka sehingga mampu tumbuh dengan cepat, saat umur 60 hari bisa mencapai ketinggian sekitar 2 m dan dalam sekali panen (6-7 m2 tiap panen) dihasilkan sekitar 30 kg rumput (sekitar 3-4 kg/m2/60 hari) yang digunakan untuk 2 ternak sapi yang berbobot awal sekitar 150 kg. Pemeliharaan sapi dilakukan dalam kandang yang di isi 2 sapi dengan pakan sapi rumput -> gajah, dan kadang dicampur dengan rumput liar seperti grinting, lamuran, kenikir, bayeman, mimbo, meniran, kacang2an, dan ubi kayu, per harinya sekitar 15-20 kg per ekor sapi. Selanjutnya sekitar 120 hari sapi dijual (ada tambahan 80-90 kgl120 hari) dan dijual Rp 8- 9 jutalekor, untuk digantikan yang lebih kecil lagi dengan harga R'p 6-7 jutalekor sapi, sehingga 2 sapi dalam satu kali penjualan ada kontribusi sekitar Rp 3-4 juta rupiah atau dalam satu tahun mencapai Rp9-12 juta rupiah. Tabel2. Taksasi (tahun 2012) hasil usaha kebun campuran 0,50 Ha, di Ngajum, Malang Jenis usaha
Taksasi harga pendapatan (THP) Per satuan
Total
Biaya prod. Bibit (Rp)
Biaya kelola (Rp)
Total biaya prod.(TBP) Juml b+bt (rp)
Jati
Rp. 300000/btg
75000000
250000
250000
500000
Kopi
Rp.4000/kg
1000000
100000
100000
200000
Pisang
Rp.3000/kg
3000000
50000
500000
550000
Tebu
Rp.300/kg
2100000
20000
200000
220000
Ubi kayu
Rp.800/kg
2560000
10000
100000
110000
Ubi jalar
Rp.1000/kg
2600000
10000
100000
110000
Rumput
Rp.200/kg
Sapi
Rp. 25000/kg
Jumlah
1486000
40000
400000
440000
23500000
15000000
3600000
18600000
111246000
15480000
5250000
21300000 109116000
Selisih THP-TBP
Taksasi hasil usaha tanaman dan sapi dalam 0,50 ha/KK disajikan pada tabel 2, berdasarkan pengamatan lingkar batang tanaman jati, hasil tanaman kopi, tebu, tanaman pangan pisang, ubikayu dan ubi jalar, rumput dan sapi. (prakiraan berdasarkan harga jual tahun 2012). Walaupun harga yang disajikan sangat relative tetapi sebagai gambaran untuk mengukur kemampuan satu keluarga (bapak, ibu dan 3 anak) di mana bapak dan ibu bekerja bersama dalam mengelola lahan seluas 0.50 Ha secara mandiri merupakan contoh yang bisa dikembangkan dalam mendukung desa mandiri pangan maupun lahan pertanian yang dapat memberilakan kerjaan dan pelestarian lahan hutan. Hasil perhitungan tahun 2012 penerimaan kotor petani penggarap sebagaimana disajikan pada tabel 2, mencapai sekitar Rp. 111.246.000 per tahun/per 0.50 ha dengan biaya produksi Rp. 21.300.000, di mana harga tanaman jati masih belum berupa uang tunai, sebab masih tanaman hidup dan terus berkembang yang semakin lama akan semakin tinggi harganya.
516
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
Berdasarkan uraian sebelumnya maka sistem wono tani menunjukkan bahwa tanaman hutan jati tumbuh eukup baik, untuk tanaman perkebunan dan pangan dilakukan panen musiman maupun tahunan, sedang rerumputan dipanen setiap saat dibutuhkan untuk pakan ternak yang dipelihara (sapi potong/pedaging). Tanaman hutan jati tumbuh beragam, sampai dengan umur sekitar 8 tahun diameter batang mencapai 22 em sampai 35 em (ditaksir Rp 300 OOO/pohon), hasil tanaman kopi, tebu, pisang, ubikayu, ubi jalar dan sapi tiap tahun beragam dan dalam perhitungan tahun 2012 penerimaan kotor mencapai sekitar Rp. 34 juta per tahun/per 0,50 ha (Rp, 109.116.000 - Rp 75.000.000 = Rp 34.119.000) atau Rp 2.8 juta/KKlbulan. Ternyata dengan menggunakan model wono tani ini, usaha tani model (agroforestry) tersebut, berpotensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin di desa hutan seeara berkesinambungan (karena kebutuhan utama budidaya kebun eampuran ini seperti bibitlbenih didapat dari tanaman sendiri dan pupuk disuplai dengan pupuk kompos kotoran sapi yang di usahakan petani itu sendiri).
Gambar 2. Tanaman jati, umur8 tahun (a) dan bidang olah lahan di antara pohon jati (b) dalam system agroforestry (pengamatan tahun 2012)
Gambar 3. Bentuk lain tanaman jati, umur 8 tahun dengan rumput (a) dan tanaman kopi (b) dalam system agroforestry (pengamatan tahun 2012)
..
;-~
Gambar 4. Tanaman kopi umur 3 tahun (a) dan hasil ubikayu (b) dalam system agroforestry (pengamatan tahun 2012)
517
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
Gambar 5. Rumput gajah (a) dan sapi petani penggarap (b) dalam system agroforestry Dengan biaya dan hasil tersebut untuk lahan seluas 0, 50 ha per KK maka pola agroforestry (wonotani) ini dapat menjadi acuan bagi pembentukan desa mandiri pangan, yang dalam waktu mendatang akan mampu meningkatkan pendapatan petani, menyediakan lapangan kerja sendiri, menyediakan energy nabati dan hewani dan menjaga kelestarian kawasan desa mandiri tersebut dan membuka peluang pekerjaan untuk tenaga kurang produktif (di Indonesia 19 juta tenaga produktif yang nganggur dan 29 juta penduduk miskin) dan penanganan lahan kritis dan lahan tidur yang tidak produktif (di Indonesia mencapai 33 juta ha). KESIMPULAN
Berdasarkan hasil-hasil pengamatan sebagaimana disajikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada lahan 0,50 Ha daerah Balesari, Ngajum, Kabupaten Malang dapat diusahakan system wonotani dengan tanaman pokok pohon jati, dan ditumpangsarikan dengan tanaman kopi, tebu, pisang, ubi kayu, ubijalar dan rumput pakan ternak serta sekaligus mampu memelihara ternak sapi. 2. Kegiatan usaha tani system wonotano tersebut dapat dikerjakan 1 KK yang terdiri bapak dan ibu bekerja bersama dengan porsi masing-masing. 3. System wonotani tersebut menghasilkan penerimaan sampai Rp 36 juta per 0,50 Ha per tahun per KK atau rata2 memberikan penghasilan Rp. 3 jutalKKlbulan. 4. Model wonotani mampu memberikan peluang kerja tani pada tenaga kerja yang kurang produktif dan warga miskin serta meningkatkan produktivitas lahan kritis dan lahan tidur yang tidak produktif. DAFT AR PUSTAKA
A1i Khomsan, Arya Hadi Dharmawan, Saharrudin dan A1fiasari, 2011. Studi Indikator Kemiskinan pada Masyarakat dan Misklasifikasi Orang Miskin Menurut Kriteria BPS, Bank Dunia, dan Sajogyo. LPPM - Institut Pertanian Bogor (c) 2009 - 2013 Anonim, 2012. Jumlah penduduk miskin di Indonesia. Berita Yahoo News 2 Juli 2012. Badan Pusat Statistik (BPS) ,2012. Kriteria Kemiskinan di Indonesia. Berita yang direlease BPS, Jakarta, Minggu, 05 Agustus 2012 Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian , 2012. Deskripsi Varietas - Kacang & Umbi. balitkabi.litbang.deptan.go.idl...Ideskripsi-varietas.htm Indra B.P., 2012. Opini Pengamat: Standar Kemiskinan Indonesia Terlalu Rendah. Berita Antara News Published: 9 Oct 201210:50 WIB Syafina, D.C. 2013. Jumlah orang miskin di Indonesia 2012, menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K),Kamis, 17 Januari 2013,20:42 WlB Kontan.co. id Maftuhah, G.N. 2013. Penanganan 70 juta masyarakat Indonesia yang hampir miskin, berita Okezone Browser Selasa, 22 Januari 2013 18:02 wib Indra B.P., 2012. Opini Pengamat: Standar Kemiskinan Indonesia Terlalu Rendah. Berita Antara News Published: 9 Oct 201210:50 WIB
518
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
Ishomuddin, 2012. Saran Kebijakan Penerapan Sistem Beli Putus Tebu.Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan . Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Isgijanto, Sumeru, A, Soemarjo, P. and Soewarno, N.D. 1980. Effect of Plant Population on the growth and yield of corn and peanut in intercropping system. Agrivita 3 (6) : 35-42. Mason, S. C., D.E., Leihner, and J.J., Vorst. 1986. Cassava-cowpea and cassava -peanut intercrooping I. Yield and land use efficiency. Agron. J. 78 : 43-46 Mudji Santosa. 1992. Growth and yield of garlic in intercropping system with mustard, shallot and pepper, fertilized with nitrogen, phosphours and potassium fertilizer combination. DisertasL Universitas Padjajaran, Bandung. Mudji Santosa. 2005. Sistem tanam Kebun campuran dengan tanaman pokok jati dikombinasikan dengan tanaman kebun, pangan dan rerumputan. Laporan penelitian mandiri, Jurusan BP, FP,UB.. Mudji Santosa, 2008. Pengelolaan Terpadu Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan Penggemukan Sapi di Bangkal, Banjarbaru, Kalsel. Proposal Kerjasama dengan PT Munggualung dan Pemerintah Daerah Banjarbaru, Kalsel. Oldeman, L.R., Irsal L. dan Muladi, 1980. The agroclimatic maps of Kalimantan, Maluku, Irian Jaya and Bali; West and East Nusa Tenggara. CONTR. CENTR. RES. INST. AGRIC. BOGOR. No 60 (1980): 31p. PTPN XII. 2013. Budidayakan Tanaman Ubi Jalar. 21 Januari 2013,07:35 WIB Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 2012. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI). Pidato Presiden di depan Sidang Kabinet Terbatas di BRI Jakarta, Maret 2012. Wibowo, Teguh. 2013. Budidaya tanaman pisang. tipspetanLblogspot.com/budidaya-tanaman-pisang. Diunduh 15 Maret 2013. Willey,R.W. 1979. Intercropping. Its importanceand research needs. Part I. Competition and yield advantages. Field Crops Abstracts 32 (1) : 1-10.
519
'KAT
NO: 311g8/ UN10.4 / LL / 2013 Diberikan kepada :
or. tr. MudjvSCNnt~
MS
Atas partisipasinya sebagai :
PEMAKALAH ORAL Dalalm acara :
Saminar Nasional Hortikultura, Agronomi dan P8muliaan lanaman
3 in ONE Per an Nyata Hortikultura, Agronomi dan Pamuliaan Iarhadap Katahanan Pangan Widyaloka • Universitas Brawijaya, ~1·23 AglUstus 2013