EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi yang berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efisien dan efektif dalam menunjang dan sekaligus menggerakan dinamika pembangunan; mendukung mobilitas manusia dan barang serta jasa; mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah, peningkatan hubungan nasional dan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara. MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan melengkapi dokumen perencanaan. Suksesnya pelaksanaan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia tersebut sangat tergantung pada kuatnya derajat konektivitas ekonomi nasional (intra dan inter wilayah) maupun konektivitas ekonomi internasional Indonesia dengan pasar dunia. Dengan pertimbangan tersebut MP3EI menetapkan penguatan konektivitas nasional sebagai salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama). Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat) elemen kebijakan nasional yang terdiri dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya ini perlu dilakukan agar dapat diwujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan terpadu. Sebagaimana diketahui, konektivitas nasional Indonesia merupakan bagian dari konektivitas global. Oleh karena itu, perwujudan penguatan konektivitas nasional perlu mempertimbangkan keterhubungan Indonesia dengan dengan pusat-pusat perekonomian lokal, regional dan dunia (global) dalam rangka meningkatkan daya saing nasional. Hal ini sangat penting dilakukan guna memaksimalkan keuntungan dari keterhubungan lokal, regional dan global/internasional.
1-1
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku Implementasi pelaksanaan MP3EI dalam fase pertama kurun waktu tahun 2011 – 2014 yaitu pembentukan dan operasionalisasi institusi pelaksana MP3EI yang terdiri dari :
Penyusunan rencana aksi untuk debottlenecking regulasi, perizinan, insentif, dan pembangunan dukungan infrastruktur yang diperlukan, serta realisasi komitmen investasi (quick-wins). Penetapan hubungan internasional untuk pelabuhan dan bandar udara. Penguatan lembaga litbang dan pelaksanaan riset di masing-masing koridor. Pengembangan kompetensi SDM sesuai kegiatan ekonomi utama koridor.
Di sisi lain, sebagai unsur pendorong dalam pengembangan transportasi berfungsi menyediakan jasa transportasi yang efektif untuk menghubungkan daerah terisolasi, tertinggal dan perbatasan dengan daerah berkembang yang berada di luar wilayahnya, sehingga terjadi pertumbuhan perekonomian yang sinergis. Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) pada hakekatnya merupakan suatu Konsep Pembinaan Transportasi dalam pendekatan kesisteman yang mengintegrasikan sumber daya dan memfasilitasi upaya-upaya untuk mencapai tujuan nasional. Dalam hal ini adalah penting untuk secara berkelanjutan memperkuat keterkaitan fungsi atau keterkaitan aktivitas satu sama lainnya baik langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan transportasi baik pada Tataran Transportasi Nasional (Tatranas), Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil), maupun Tataran Transportasi Lokal (Tatralok). Sistranas diwujudkan dalam Tataran Transportasi Nasional (TATRANAS) ditetapkan oleh pemerintah, Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL) ditetapkan oleh pemerintah propinsi, dan Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Keterkaitan ketiga tataran tersebut tidak dapat dipisahkan yang pada akhirnya akan menjadi acuan bagi semua pihak terkait dalam penyelenggaraan transportasi untuk perwujudan pelayanan transportasi yang efektif dan efisien baik pada tataran lokal, wilayah maupun nasional. Dalam kaitan tersebut dan dalam rangka perwujudan SISTRANAS dalam mendukung MP3EI perlu disusun jaringan transportasi pada tataran Nasional, Propinsi dan Lokal Kabupaten/Kota agar tercipta harmonisasi dan sinkronisasi penyelenggaraan transportasi. Pada Tataran wilayah Propinsi (Tatrawil) telah disusun secara simultan pada tahun 2012 yang perlu di tindak lanjuti dengan penyusunanan Tatralok pada tahun 2013 ini khususnya pada wilayah Kabupaten/Kota yang belum berkembang dengan baik. Dengan demikian diperoleh arah pembangunan jaringan pelayanan dan jaringan prasarana yang dapat berperan dalam mendukung perekonomian wilayah dan mendorong
1-2
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku pertumbuhan wilayah yang belum berkembang baik pada tataran lokal, propinsi hingga nasional/internasional. Secara makro, perkembangan ekonomi dan transportasi di wilayah Maluku Utara tidak lepas dari perkembangan ekonomi nasional, regional dan internasional di sekitarnya. Secara nasional, Program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 seperti yang diatur dalam Perpres Nomor 32 tahun 2011 diperkirakan dapat menjadi rujukan baru dan penting bagi Propinsi Maluku Utara dalam menata sistem dan layanan transportasinya sehingga selaras dengan program MP3EI guna mendukung program penguatan ekonomi koridor enam di aras Propinsi Papua, Maluku dan Maluku Utara yang berbasiskan inovasi (innovation driven economy) dan bukan hanya berdasarkan kebutuhan (needed driven economy). Berdasarkan rencana MP3EI tersebut diperkirakan besaran nilai investasi yang berpotensi dilakukan di wilayah Maluku Utara seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 di bawah ini diperkirakan sekitar Rp 113,5 Trilyun.
Sumber: Bappenas (2011) Gambar 1.1. Rencana dan Nilai Investasi MP3EI di Maluku Utara (nomor 1 dan 2) Atas dasar tersebut di atas maka perlu dilakukan Penyusunan Tatralok dalam upaya peningkatan pelayanan transportasi baik jaringan pelayanan maupun jaringan prasarana transportasi, serta peningkatan keterpaduan antar dan intramoda transportasi, disesuaikan dengan perkembangan ekonomi, tingkat kemajuan teknologi, kebijakan tata ruang dan lingkungan. Adapun Penyusunan Tatralok tersebut mengacu pada PerPres No. 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
1-3
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku Indonesia (MP3EI) 2011-2025, UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, UU No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Angkutan Udara, dan UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
1.2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun, mengevaluasi dan meninjau ulang Tataran Transportasi Lokal sejalan dengan dinamika perkembangan ekonomi, wilayah sebagai pedoman pengaturan dan pembangunan transportasi wilayah. Tujuannya dari kegiatan ini adalah agar rencana dan program pengembangan transportasi di wilayah lokal kabupaten/kota, propinsi dan nasional efektif dan efisien sesuai dengan Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan rencana pengembanganan jaringan pada Tatranas dan Tatrawil.
1.3
RUANG LINGKUP STUDI
Ruang lingkup studi ini adalah : a. Identifikasi permasalahan yang ada pada sistem transportasi lokal; b. Evaluasi pelayanan, jaringan pelayanan dan jaringan prasarana transportasi secara terpadu; c. Analisis permintaan transportasi lokal terkait dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten / kota dan rencana pembangunan dalam MP3EI dan Tatrawil, Tatranas; d. Pengkajian Model pengembangan jaringan transportasi wilayah kabupaten/kota; e. Merumuskan alternatif pengembangan jaringan transportasi; f. Menetapkan prioritas dan tahapan pengembangan jaringan transportasi lokal dalam kurun waktu 2014, 2019, 2025 dan 2030; g. Merumuskan kebijakan pelayanan jaringan transportasi lokal; h. Menyusun rancangan peraturan Bupati/Walikota tentang Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok); i. Mengadakan FGD di Ibu Kota Kabupaten/Kota untuk mendapatkan masukan alternatif pengembangan jaringan transportasi lokal; j. Menyelenggarakan seminar penyempurnaan laporan akhir dan legalitas Tatralok di Ibu Kota Propinsi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode survei pada Kabupaten/Kota, selanjutnya hasil survey kemudian dianalisis dan dilakukan FGD serta
1-4
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku serangkaian pembahasan pada tiap tahapan laporan dengan tim pengarah dan pendamping yang dibentuk dengan SK Kepala Badan Litbang Perhubungan sehingga akan menghasilkan keluaran. Pada akhir kegiatan studi ini diselenggarakan seminar pada wilayah studi. Tahapan pelaksanaan dan pelaporan kegiatan ini dilakukan sebagai berikut: 1)
Tahapan Laporan Pendahuluan (Inception Report) Penyusunan laporan pendahuluan ini berisi penjabaran dari kerangka acuan yang meliputi metodologi dan pendekatan atau teori yang akan diterapkan, rencana kerja dan jadual kegiatan serta daftar kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian.
2)
Tahapan Laporan Antara (Interim Report) Penyusunan laporan antara memuat hasil-hasil pengumpulan data serta penjelasan metode pengolahan/analisis serta penyusunan langkah selanjutnya analisis lengkap.
3)
Tahapan Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report) Penyusunan rancangan laporan akhir berisi pengolahan data, analisis dan evaluasi dari hasil pengumpulan data pada laporan antara serta draft rekomendasi.
4)
Tahapan Laporan Akhir (Final Report) Penyusunan pada tahap laporan akhir merupakan perbaikan/penyempurnaan dari Rancangan Laporan Akhir setelah melalui serangkaian diskusi dan pembahasan.
1.4
BATASAN KEGIATAN
Kegiatan studi ini dibatasi hanya dalam lingkup penyusunan Tataran Transportasi Lokal kabupaten/kota terkait untuk mendukung prioritas pembangunan sentra produksi di koridor ekonomi Maluku – Papua.
1-5
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku 1.5
INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN
Indikator keluaran dari kegiatan ini adalah tersedianya Dokumen Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) dan konsep legalitas penetapannya di dua kota (Ternate dan Tidore Kepulauan) dan empat kabupaten (Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Halmahera Barat, dan Morotai). Keluaran dari kegiatan ini adalah 1 (satu) laporan hasil penelitian berikut legalitasnya yaitu dua kota (Ternate dan Tidore Kepulauan) dan empat kabupaten (Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Halmahera Barat, dan Morotai). 1.6
LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan studi ini dilaksanakan di dua Kota dan empat Kabupaten, yaitu Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Barat, dan Kabupaten Morotai. Adapun kegiatan pelaksanaan studi akan dilaksanakan selama 7 (tujuh) bulan kalender (27 Maret – 26 Oktober 2013), berdasarkan No. Kontrak : PL.102/15/2-BLT-2013 dan No. SPMK : PL.102/15/9-BLT-2013.
1-6
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PENDEKATAN STUDI
Pendekatan yang memayungi studi ini secara sinergi adalah melalui MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) yang merupakan arahan strategis dan percepatan pembangunan ekonomi khususnya di wilayah studi tersebut. MP3EI menetapkan penguatan konektivitas nasional sebagai salah satu dari 3 strategi utama. Konektivitas nasional merupakan pengintegrasian 4 elemen kebijakan nasional yang terdiri dari sistem logistik nasional (Sislognas), sistem transportasi nasional (Sistranas), pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Strategi ini untuk mewujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien dan terpadu. Berarti pada wilayah studi ini perlu memahami pula keterkaitannya baik secara lokal, kabupaten/kota, wilayah propinsi, maupun nasional, bahkan regional dan global. Untuk memahami semuanya ini, perlu pengertian-pengertian dasar tentang istilah kunci, seperti: Definisi Sistranas, Tujuan dan Sasaran Sistranas, serta Tataran Transportasi (Tatranas, Tatrawil, dan Tatralok) yang dirangkum dalam kerangka pemikiran Pola Dasar Sistranas. Begitu juga halnya dengan Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda, yang menggambarkan Alur Pikir Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda, Visi dan Misi Transportasi Antarmoda/ Multimoda, Strategi Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda, dan Program Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda dalam rangka mendukung
2-1
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
prioritas pembangunan sentra produksi di koridor ekonomi PapuaKepulauan Maluku yang dirajut dalam MP3EI. Kegiatan ini perlu alasan dan landasan atau acuan normatif yang mendasarkan pada PP No. 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, UU di Bidang Transportasi yaitu UU No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Angkutan Udara dan UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.
2.2
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) 20112025
2.2.1 Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia
Ekonomi
Selaras dengan visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025, maka visi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia adalah “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”. Melalui langkah MP3EI, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara USD 14.250 – USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0 – 4,5 triliun. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4 – 7,5 persen pada periode 2011 – 2014, dan sekitar 8,0 – 9,0 persen pada periode 2015 – 2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode 2011 –
2-2
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju.
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.1. Aspirasi Pencapaian PDB Indonesia Visi 2025 tersebut diwujudkan melalui 3 (tiga) misi yang menjadi fokus utamanya, yaitu: 1. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. 2. Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan pemasaran serta integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan perekonomian nasional.
2-3
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3. Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi, proses, maupun pemasaran untuk penguatan daya saing global yang berkelanjutan, menuju innovation-driven economy.
2.2.2 Peningkatan Potensi Ekonomi Wilayah Melalui Koridor Ekonomi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia diselenggarakan berdasarkan pendekatan pengembangan pusatpusat pertumbuhan ekonomi, baik yang telah ada maupun yang baru. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah mengembangkan produk yang menjadi keunggulannya. Tujuan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi tersebut adalah untuk memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah serta memperbaiki ketimpangan spasial pembangunan ekonomi Indonesia.
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.2. Ilustrasi Koridor Ekonomi
2-4
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan mengembangkan klaster industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan tersebut disertai dengan penguatan konektivitas antar pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan antara pusat pertumbuhan ekonomi dengan lokasi kegiatan ekonomi serta infrastruktur pendukungnya. Secara keseluruhan, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan konektivitas tersebut menciptakan Koridor Ekonomi Indonesia. Peningkatan potensi ekonomi wilayah melalui koridor ekonomi ini menjadi salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama).
2.2.3 Koridor Ekonomi Indonesia Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau dan terletak di antara dua benua dan dua samudera, wilayah kepulauan Indonesia memiliki sebuah konstelasi yang unik, dan tiap kepulauan besarnya memiliki peran strategis masing-masing yang ke depannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi Indonesia tahun 2025. Dengan memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis masing-masing pulau besar (sesuai dengan letak dan kedudukan geografis masing-masing pulau), telah ditetapkan 6 (enam) koridor ekonomi seperti yang tergambar pada Gambar 2.3.
2-5
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.3. Peta Koridor Ekonomi Indonesia
2.2.4 Arahan Pengembangan Kegiatan Ekonomi Utama Sebagai dokumen kerja, MP3EI berisikan arahan pengembangan kegiatan ekonomi utama yang sudah lebih spesifik, lengkap dengan kebutuhan infrastruktur dan rekomendasi perubahan/revisi terhadap peraturan perundang-undangan yang perlu dilakukan maupun pemberlakuan peraturan-perundangan baru yang diperlukan untuk mendorong percepatan dan perluasan investasi. Selanjutnya MP3EI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. MP3EI bukan dimaksudkan untuk mengganti dokumen perencanaan pembangunan yang telah ada seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, namun menjadi dokumen yang terintegrasi dan komplementer yang penting serta khusus untuk melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi, seperti yang
2-6
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
terlihat pada Gambar 2.4. MP3EI juga dirumuskan dengan memperhatikan Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RANGRK) karena merupakan komitmen nasional yang berkenaan dengan perubahan iklim global..
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.4. Posisi MP3EI dalam Rencana Pembangunan Pemerintah 2.2.5 Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku terdiri dari Propinsi Papua, Propinsi Papua Barat, Propinsi Maluku dan Propinsi Maluku Utara. Sesuai dengan tema pembangunannya, Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku merupakan pusat pengembangan pangan, perikanan, energi, dan pertambangan nasional. Secara
2-7
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
umum, Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku. Maluku memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, namun di sisi lain terdapat beberapa masalah yang harus menjadi perhatian dalam upaya mendorong perekonomian di koridor ini, antara lain: 1. Laju pertumbuhan PDRB di Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku dari tahun 2006 – 2009, tergolong relatif tinggi, yakni sebesar 7 persen, namun besaran PDRB tersebut relatif kecil dibanding dengan koridor lainnya; 2. Disparitas yang besar terjadi di antara kabupaten di Papua. Sebagai contoh, PDRB per kapita Kabupaten Mimika adalah sebesar IDR 240 juta, sementara kabupaten lainnya berada di bawah rata-rata PDB per kapita nasional (IDR 24,26 juta); 3. Investasi yang rendah di Papua disebabkan oleh tingginya risiko berusaha dan tingkat kepastian usaha yang rendah; 4. Produktivitas sektor pertanian belum optimal yang salah satunya disebabkan oleh keterbatasan sarana pengairan; 5. Keterbatasan infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi; 6. Jumlah penduduk yang sangat rendah dengan mobilitas tinggi memberikan tantangan khusus dalam pembuatan program pembangunan di Papua. Kepadatan populasi Papua adalah 12,6 jiwa/km2, jauh lebih rendah dari rata-rata kepadatan populasi nasional (124 jiwa/km2). Strategi pembangunan ekonomi Kepulauan Maluku (Gambar 2.5) Ekonomi utama, yaitu Pertanian Integrated Food & Energy Estate), Perikanan.
2-8
Koridor Ekonomi Papua – difokuskan pada 5 kegiatan Pangan - MIFEE (Merauke Tembaga, Nikel, Migas, dan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.5. Peta Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku
2-9
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2.3
PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL
Suksesnya pelaksanaan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia tersebut sangat tergantung pada kuatnya derajat konektivitas ekonomi nasional (intra dan inter wilayah) maupun konektivitas ekonomi internasional Indonesia dengan pasar dunia. Dengan pertimbangan tersebut Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menetapkan penguatan konektivitas nasional sebagai salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama). Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat) elemen kebijakan nasional yang terdiri dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya ini perlu dilakukan agar dapat diwujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan terpadu. Sebagaimana diketahui, konektivitas nasional Indonesia merupakan bagian dari konektivitas global. Oleh karena itu, perwujudan penguatan konektivitas nasional perlu mempertimbangkan keterhubungan Indonesia dengan dengan pusat-pusat perekonomian regional dan dunia (global) dalam rangka meningkatkan daya saing nasional. Hal ini sangat penting dilakukan guna memaksimalkan keuntungan dari keterhubungan regional dan global/internasional. Konektivitas Nasional menyangkut kapasitas dan kapabilitas suatu bangsa dalam mengelola mobilitas yang mencakup 5 (lima) unsur sebagai berikut: 1. Personel/penumpang, yang menyangkut pengelolaan lalu lintas manusia di, dari dan ke wilayah. 2. Material/barang abiotik (physical and chemical materials) yang menyangkut mobilitas komoditi industri dan hasil industri.
2 - 10
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3. Material/unsur biotik/species, yang mencakup lalu lintas unsur mahluk hidup di luar manusia seperti ternak, Bio Toxins, Veral, Serum, Verum, Seeds, Bio-Plasma, BioGen, Bioweapon1. 4. Jasa dan Keuangan, yang menyangkut mobilitas teknologi, sumber daya manusia dan modal pembangunan bagi wilayah. 5. Informasi, yang menyangkut mobilitas informasi untuk kepentingan pembangunan wilayah yang saat ini sangat terkait dengan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Peningkatan pengelolaan mobilitas terhadap lima unsur tersebut diatas akan meningkatkan kemampuan nasional dalam mempercepat dan memperluas pembangunan dan mewujudkan pertumbuhan yang berkualitas sesuai amanat UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025. Maksud dan tujuan Penguatan Konektivitas Nasional adalah sebagai berikut: 1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman, melalui inter-modal supply chains systems. 2. Memperluas pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aksesibilitas dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke wilayah belakangnya (hinterland). 3. Menyebarkan manfaat pembangunan secara luas (pertumbuhan yang inklusif dan berkeadilan) melalui peningkatan konektivitas dan pelayanan dasar ke daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan dalam rangka pemerataan pembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diintegrasikan beberapa komponen konektivitas yang saling berhubungan kedalam satu perencanaan terpadu. Beberapa komponen dimaksud merupakan pembentuk postur konektivitas secara nasional (Gambar 2.7), yang
2 - 11
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
meliputi: (a) Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS); (b) Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS); (c) Pengembangan Wilayah (RPJMN dan RTRWN); (d) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Rencana dari masing-masing komponen tersebut telah selesai disusun, namun dilakukan secara terpisah. Oleh karena itu, Penguatan Konektivitas Nasional berupaya untuk mengintegrasikan keempat komponen tersebut. Hasil dari pengintegrasian keempat komponen konektivitas nasional tersebut kemudian dirumuskan visi konektivitas nasional yaitu ‘Terintegrasi Secara Lokal, Terhubung Secara Global (Locally Integrated, Globally Connected)’, seperti yang terlihat pada Gambar 2.8 Yang dimaksud Locally Integrated adalah pengintegrasian sistem konektivitas untuk mendukung perpindahan komoditas, yaitu barang, jasa, dan informasi secara efektif dan efisien dalam wilayah NKRI. Oleh karena itu, diperlukan integrasi simpul dan jaringan transportasi, pelayanan inter-moda tansportasi, komunikasi dan informasi serta logistik. Simpul-simpul transportasi (pelabuhan, terminal, stasiun, depo, pusat distribusi dan kawasan pergudangan serta bandara) perlu diintegrasikan dengan jaringan transportasi dan pelayanan sarana inter-moda transportasi yang terhubung secara efisien dan efektif. Jaringan komunikasi dan informasi juga perlu diintegrasikan untuk mendukung kelancaran arus informasi terutama untuk kegiatan perdagangan, keuangan dan kegiatan perekonomian lainnya berbasis elektronik.
2 - 12
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.7. Komponen Konektivitas Nasional
2 - 13
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.8. Visi Konektivitas Nasional
Selain itu, sistem tata kelola arus barang, arus informasi dan arus keuangan harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien, tepat waktu, serta dapat dipantau melalui jaringan informasi dan komunikasi (virtual) mulai dari proses pengadaan, penyimpanan/ pergudangan, transportasi, distribusi, dan penghantaran barang sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang dikehendaki produsen dan konsumen, mulai dari titik asal (origin) sampai dengan titik tujuan (destination). Visi ini mencerminkan bahwa penguatan konektivitas nasional dapat menyatukan seluruh wilayah Indonesia dan mendorong
2 - 14
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
pertumbuhan ekonomi secara inklusif dan berkeadilan serta dapat mendorong pemerataan antar daerah. Sedangkan yang dimaksud globally connected adalah sistem konektivitas nasional yang efektif dan efisien yang terhubung dan memiliki peran kompetitif dengan sistem konektivitas global melalui jaringan pintu internasional pada pelabuhan dan bandara (international gateway/exchange) termasuk fasilitas custom dan trade/industry facilitation. Efektivitas dan efisiensi sistem konektivitas nasional dan keterhubungannya dengan konektivitas global akan menjadi tujuan utama untuk mencapai visi tersebut. Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan penguatan konektivitas secara terintegrasi antara pusatpusat pertumbuhan dalam koridor ekonomi dan juga antar koridor ekonomi, serta keterhubungan secara internasional terutama untuk memperlancar perdagangan internasional maupun sebagai pintu masuk bagi para wisatawan mancanegara. (Gambar 2.9). Dalam pelaksanaannya, perlu diperhatikan beberapa prinsip utama sebagai berikut: (1) meningkatkan kelancaran arus barang, jasa dan informasi, (2) menurunkan biaya logistik, (3) mengurangi ekonomi biaya tinggi, (4) mewujudkan akses yang merata di seluruh wilayah, dan (5) mewujudkan sinergi antar pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
2 - 15
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.9. Kerangka Kerja Konektivitas Nasional Dalam konteks ini akan dilakukan pembangunan Kawasan Perhatian Investasi (KPI) dengan tujuan membangun pusat perhatian baru. KPI juga ditujukan untuk mempermudah integrasi dengan kegiatan-kegiatan yang terkait infrastruktur, sumber daya manusia (SDM), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) serta regulasi. Dimana Sentra produksi adalah 1 (satu) kegiatan investasi dalam lokasi tertentu. KPI merupakan satu atau kumpulan beberapa sentra produksi/kegiatan investasi yang beraglomerasi di area yang berdekatan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.10.
2 - 16
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Ilustrasi Hipotetis
SDM & IPTEK
KPI
KPI
KONEKTIVITAS
REGULASI (PUSAT + DAERAH)
Sentra Produksi
Sumber: Bahan Paparan Koordinasi SISTRANAS dan MP3EI 2013
Gambar 2.10. Integrasi KPI
KPI
MOROTAI
NILAI Rp 30,36 T INVESTASI 3
KPI
NILAI MANOKWARI INVESTASI Rp 0,78 T NILAI KPI Rp 125,46 T HALMAHERA INVESTASI
KPI
TELUK BINTUNI
KPI
AMBON
KPI
NABIRE
NILAI Rp 108 T INVESTASI
NILAI Rp 0,76 T INVESTASI
NILAI Rp 10,26T INVESTASI
KPI
2
TIMIKA
NILAI Rp 160,85 T INVESTASI
KPI
MERAUKE
NILAI Rp 57,55 T INVESTASI
Sumber: Bahan Paparan Koordinasi SISTRANAS dan MP3EI 2013
Gambar 2.12. KPI dan Nilai Investasi Sektor Riil
2 - 17
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 2.1. KPI Prioritas Sektor Riil NO KPI
NAMA KPI
NILAI INVESTASI
1
Merauke (MIFEE)
57,7 T
2
Timika
160,9 T
3
Halmahera
125,5 T
4
Bintuni
108 T
5
Morotai
30,4 T
6
Ambon
10,3T
7
Nabire
764 M
8
Manokwari
784 M
KPI Prioritas
Sumber: Bahan Paparan Koordinasi SISTRANAS dan MP3EI 2013
2 - 18
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
BAB 3 METODOLOGI STUDI
3.1
METODOLOGI STUDI
Untuk dapat melaksanakan seluruh lingkup kajian dalam konteks materi dan waktu yang disyaratkan, maka dalam pekerjaan Penelitian Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kab/Kota disusun metodologi studi yang disajikan dalam bentuk bagan alir (Gambar 3.1), dengan susunan tahapan pelaksanaan sebagai berikut: 1) Tahap Persiapan, yang hasilnya disampaikan pada Laporan Pendahuluan, dengan lingkup kegiatan meliputi: a) Identifikasi Masalah & Tujuan Studi b) Identifikasi Pelayanan c) Identifikasi Jaringan Pelayanan d) Identifikasi Jaringan Prasarana Transportasi Terpadu. Keempat identifikasi tersebut merupakan inisiasi studi, termasuk studi literatur dan peraturan perundangan yang berlaku. 2) Tahap Pengumpulan Data & Analisis Awal, yang hasilnya disampaikan pada Laporan Antara, dengan lingkup kegiatan meliputi: a) Pengumpulan Data Primer & Sekunder, yang diawali dengan persiapan survei. b) Survei Pola Bangkitan & Tarikan
3-1
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
c) Survei Pergerakan Transportasi Luar & Dalam Kab/Kota d) Survei Wawancara dan Survei Instansional untuk Laporan Kegiatan Serupa Terdahulu (antara lain: tinjau ulang jaringan transportasi Propinsi khususnya pada wilayah studi, inventarisasi rencana umum dan teknis, kebijakan nasional dan daerah di wilayah studi). e) Matriks Asal Tujuan, termasuk kompilasi data yang terkumpul. f)
Analisis Permintaan Transportasi, sebagai analisis awal dari analisis Tatrawil dan Tatralok.
g) Kajian Model Pengembangan Jaringan Wilayah Kab/Kota, yang meliputi: Pemetaan potensi dan kendala Analisis wilayah Analisis teknis dan analisis normatif
Transportasi
3) Tahap Analisis, yang hasilnya disampaikan pada Laporan Akhir Sementara, dengan lingkup kegiatan meliputi: a) Merumuskan Kebijakan Strategi dan Program Pengembangan Jaringan Prasarana Pelayanan Transportasi b) Merumuskan Transportasi
Alternatif
Pengembangan
Jaringan
c) Menetapkan Prioritas dan Tahapan Pengembangan Jaringan Lokal dengan Kurun Waktu 2014, 2019, 2025, 2030. 4) Tahap Penyempurnaan & Finalisasi, yang hasilnya disampaikan pada Laporan Akhir, dengan lingkup kegiatan meliputi: a) Menyusun Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang Sistranas pada Tatralok
3-2
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
b) Mengadakan FGD di Ibukota Kab/Kota untuk Mendapat Masukan Alternatif c) Menyelenggarakan Seminar untuk Penyempurnaan Laporan Akhir dan Legalitas Tatralok di Ibukota Propinsi.
3-3
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku Identifikasi Masalah & Tujuan Studi Identifika si Pelayan an
Identifikasi Jaringan Pelayanan
Identifikasi Jaringan Prasarana Transportasi Terpadu
Pengumpulan Data & Informasi Primer & Sekunder Pemahama n RTRW Kab/Kota
LAPORAN PENDAHUL UAN Bulan 1
Survei Survei Wawancara Pergerakan Survei Instansional untuk Transportasi Luar Laporan Kegiatan Serupa & Dalam Terdahulu Kab/Kota Pemantapan RTRW Kab/Kota Analisis Potensi & Pengembangan Trans
Kajian Model Pengembangan Jaringan Transportasi Wilayah Kab/Kota
Merumuskan Kebijakan Strategi dan Program Pengembangan Jaringan Prasarana Pelayanan Transportasi
LAPORAN ANTARA Bulan 4
Merumuskan Alternatif Pengembangan Jaringan Transportasi
Menetapkan Prioritas dan Tahapan Pengembangan Jaringan Lokal dengan Kurun Waktu 2014, 2019, 2025, 2030
Program pengembangan transportasi di wilayah lokal kabupaten/kota, propinsi dan nasional efektif dan efisien sesuai dengan MP3EI
RANCANGAN LAPORAN AKHIR Bulan 5
Menyusun Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok)
Mengadakan FGD di Ibukota Kab/Kota untuk Mendapat Masukan Alternatif Menyelenggarakan Seminar untuk Penyempurnaan FR & Legalitas Tatralok di Ibukota Propinsi
Gambar 3.1. Bagan Alir Metodologi Studi
3-4
LAPORAN AKHIR Bulan 7
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3.2
POLA PIKIR STUDI
Pola pikir pelaksanaan studi ini dikembangkan atas dasar latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran dan lingkup studi yang disampaikan pada KAK (lihat Bab I). Untuk dapat menyusun suatu studi yang komprehensif maka perlu dipahami konteks studi secara holistik yang menyangkut semua issue, aspek normatif, lingkungan strategis, dan semua elemen sistem yang terkait dengan pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara. Diagram pola pikir umum studi ini secara garis besar disampaikan pada Gambar 3.3. Dimulai dari review hasil studi terdahulu dalam dokumen perencanaan eksisting MP3EI, (RTRW Nasional/ Propinsi Maluku Utara), SISTRANAS/WIL, Renstra Propinsi Maluku Utara, dan studi terdahulu) sejumlah data eksisting serta rencana dan program eksisting dapat ditelusuri. Pemetaan terhadap peran masing-masing stakeholders (Pemkab, Swasta, dan Masyarakat) dalam lingkungan strategis yang dikoridori oleh aspek normatif berupa peraturan perundangan yang berlaku merupakan langkah penting untuk dapat memahami konteks, lingkup, serta identifikasi masalah yang dihadapi dalam pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara. Elaborasi hasil pemetaan peran serta kondisi obyektif dari sistem transportasi yang ada saat ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam penyusunan strategi umum (grand strategy) pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara yang komprehensif dan terpadu (antar moda, antar wilayah, antar stakeholders, dll.). Dalam strategi umum ini termaktub sejumlah program pokok (main programs) yang harus dijabarkan dalam tahapan jangka pendek, menengah, dan panjang. Sebagai goal/tujuan akhir dari semua kegiatan tersebut adalah terciptanya tujuan pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara dalam jangka waktu yang direncanakan dengan sejumlah kriteria atau karakteristik jaringan prasarana dan jaringan
3-5
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
pelayanan yang handal (efektif dan efisien), cepat, tertib, aman, lancar, dan terjangkau masyarakat. Untuk mendukung semua proses pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku utara, bagaimanapun juga diperlukan adanya kajian kuantitatif dan kualitatif yang dilengkapi oleh data-data terkait dengan pola permintaan perjalanan, kondisi dan kinerja jaringan transportasi yang ada, konstelasi sosial-ekonomi yang ada, serta prediksi perubahannya ke depan dalam lingkup situasi tantangan, peluang, dan hambatan yang berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini merujuk kepada kebutuhan akan adanya pemahaman mendasar mengenai konteks penyusun Tatralok, serta adanya analisis (dan pengumpulan data) yang lengkap dan mendalam untuk memperoleh gambaran atau pemetaan mengenai situasi transportasi dan pola kegiatan ekonomi yang ada dan kemungkinan perubahannya di Propinsi Maluku Utara dan di wilayah sekitarnya yang saling mempengaruhi.
3-6
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3-7
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3.3
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
Transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat tersebarnya tata ruang (spasial separation) di mana kebutuhan/ kegiatan manusia dan proses ekonomi barang tidak dapat diakomodasi hanya di satu ruang saja, sehingga timbul kebutuhan pergerakan melalui berbagai moda transportasi. Penataan ruang yang mempengaruhi pola dan intensitas kegiatan sosio-ekonomi merupakan indikator yang merepresentasikan pattern dari sistem kegiatan yang harus dilayani oleh sistem transportasi. Dengan demikian, bagaimana setting tata ruang yang akan dituju di masa datang akan sangat mempengaruhi bagaimana pola dan intensitas permintaan perjalanan, yang pada gilirannya akan menentukan kebutuhan akan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi. Dalam konteks penyusunan Tatralok Propinsi Maluku Utara ini, maka pemahaman terhadap arahan penggunaan ruang yang dituangkan dalam RTRW menjadi sangat penting. Apalagi dalam struktur dokumen perencanaan Tatralok merupakan pengejawantahan RTRW untuk sektor transportasi. Pada Gambar 3.4 disajikan bagaimana interaksi antara perkembangan wilayah dengan transportasi. Terlihat bahwa korelasi antara transportasi dan perubahan atau perkembangan wilayah sangatlah besar, sehingga arahan pengembangan tata ruang dan perkembangan alamiah sesuai mekanisme pasar akan sangat menentukan bagaimana pola permintaan perjalanan wilayah di Propinsi Maluku Utara ini akan berkembang di masa datang.
3-8
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Kebijakan perencanaan (MP3EI, RTRW, Renstra, Tatrawil, dll)
Faktor Sosio Ekonomi
Pola Tata Guna Lahan
Perkembangan wilayah
Kebutuhan Transportasi
Mekanisme pasar (natural setting)
Jumlah dan Pola Perjalanan
REGIONAL DEVELOPMENT
TRANSPORT DEMAND
Gambar 3.4. Interaksi Perkembangan Wilayah dengan Kebutuhan Transportasi
3.4
PEMODELAN TRANSPORTASI
3.4.1 Struktur Model Dalam studi perencanaan sistem transportasi, sebagaimana halnya dalam Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Propinsi Maluku Utara ini, sangat diperlukan adanya pemahaman mengenai besaran dan pola permintaan perjalanan. Permintaan perjalanan umumnya ditentukan oleh pola interaksi ekonomi dalam pengaturan ruang yang ada, karakteristik suplai jaringan transportasi yang ada (kapasitas, flow vs speed, dan konfigurasinya), serta interaksi yang terjadi dalam ruang lalulintas yang disediakan. Untuk itu diperlukan suatu model yang dapat merepresentasikan interaksi antara elemen tata ruang, ekonomi, permintaan perjalanan, jaringan transportasi, dan lalu lintas yang terjadi.
3-9
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Dalam studi ini digunakan model transportasi empat tahap (four stages transport model) yang terdiri dari tahap bangkitan perjalanan (trip generation), sebaran perjalanan (trip distribution), pemisahan moda (modal split), dan pemilihan rute (route choice). Model ini dipilih karena: mudah dalam aplikasinya, cukup baik merepresentasikan karakteristik dan interaksi penting pada sistem transportasi, dan mampu menggambarkan dampak dari intervensi yang dilakukan terhadap sistem transportasi di wilayah studi. Secara umum skema struktur model perencanaan empat tahap ini ditunjukkan pada Gambar 3.6. Pendekatan model dimulai dengan menetapkan sistem zona dan jaringan transportasi, termasuk di dalamnya adalah karakteristik sosial-ekonomi di tiap zona dan karakteristik suplai jaringan yang ada. Dengan menggunakan informasi tersebut kemudian diestimasi total perjalanan yang dibangkitkan dan/atau yang ditarik oleh suatu zona tertentu (trip ends) atau disebut dengan proses bangkitan perjalanan (trip generation). Tahap ini menghasilkan persamaan trip generation yang menghubungkan jumlah perjalanan dengan karakteristik zona yang bersangkutan. Selanjutnya diprediksi dari/ke mana tujuan perjalanan yang dibangkitkan atau yang ditarik oleh suatu zona tertentu atau disebut tahap distribusi perjalanan (trip distribution). Dalam tahap ini akan dihasilkan matriks asal-tujuan (MAT). Pada tahap pemilihan moda (modal split) MAT tersebut kemudian dialokasikan sesuai dengan moda transportasi yang digunakan para pelaku perjalanan untuk mencapai tujuan perjalanannya. Dalam tahap ini dihasilkan MAT per moda. Terakhir, pada tahap pemilihan rute (trip assignment) MAT didistribusikan ke setiap ruas/link moda yang tersedia di dalam jaringan sesuai dengan kinerja rute yang ada. Tahap ini menghasilkan estimasi arus lalu lintas dan waktu perjalanan di setiap ruas. Hasil inilah yang digunakan sebagai dasar analisis
3 - 10
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
dalam mengevaluasi serangkaian alternatif pengembangan jaringan transportasi yang diusulkan.
kebijakan
Gambar 3.6. Pemodelan Perencanaan Transportasi Empat Tahap
3 - 11
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3.4.2
Proses Pemodelan Transportasi
3.4.2.1 Penetapan Sistem Zona dan Sistem Jaringan Penetapan detail sistem zona dan sistem jaringan transportasi dilakukan sebagai kompromi antara tingkat akurasi, biaya, ketersediaan data, dan aplikabilitas model. Berdasarkan pengalaman yang dilakukan dari studi terdahulu, maka dalam studi ini ditetapkan bahwa: 1. Batas wilayah studi adalah batas wilayah administrasi Kabupaten/Kota di Prop. Maluku Utara, di mana wilayah di sekitarnya diasumsikan sebagai zona eksternal. 2. Agregasi zona di dalam wilayah studi adalah kecamatan, yang selanjutnya disebut sebagai zona internal. 3. Model jaringan diutamakan untuk jaringan jalan, sedangkan jaringan angkutan umum diperlakukan sebagai fixed-flow, moda transportasi lain diintegrasikan melalui simpul terminal (moda darat), pelabuhan (moda air), dan bandara (moda udara). Sistem zona tersebut dapat diilustrasikan dalam bentuk gambar sederhana yang dapat dilihat pada Gambar 3.7. Batas Kab/Kota
Kec. A Kec. E
Kec. B
Kec. C
Kec. D
Kec. G
Kec. F Kec. H
Zona Internal
Zona Eksternal
3 - 12
Zona Eksternal
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Keterangan: Kec. A B = Kec. E C = Kec. D F = Kec. D F =
pergerakan orang/barang antar kecamatan dalam satu kab/kota. pergerakan orang/barang dari suatu kecamatan diluar kab/kota menuju ke kecamatan di dalam kab/kota. pergerakan orang/barang dari suatu kecamatan di dalam kab/kota menuju ke kecamatan di luar kab/kota. pergerakan orang/barang dari dan ke kecamatan di luar kab/kota.
Gambar 3.7. Sistem Zona Kecamatan Dengan penetapan sistem zona tersebut, maka akan terbentuk Matriks Asal-Tujuan Antar Kecamatan. Matriks Asal-Tujuan ini dikelompokkan berdasarkan pergerakan orang dan barang, dimana pergerakan barang ini diuraikan lagi berdasarkan jenis barang yang diproduksi, meliputi hasil produksi pangan, sayur-sayuran dan buah-buahan, perkebunan, peternakan, perikanan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, dan kehutanan.. Untuk model jaringan transportasi yang diintegrasikan melalui simpul-simpul moda transportasi yang dibatasi dalam suatu kabupaten/kota, dapat terbentuk dari pengumpulan dan pengolahan data kedalam bentuk Matriks Asal-Tujuan Antar Simpul Moda Transportasi. 3.4.2.2 Estimasi dan Prediksi Trip-ends dan MAT Secara skematis bagan alir proses estimasi trip-ends dan MAT yang dilakukan pada studi ini ditunjukkan oleh Gambar 3.8.
3 - 13
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Prior Matrix MAT 2013
Traffic Count Hasil survey primer
SATURN (via Program Simulasi Jaringan Transportasi)
Base Matrix MAT di Prov. Malut Tahun 2014
summation Data sosial ekonomi Statistik di Prov. Malut: Penduduk, PDRB, dll
Growth rate
Analisis regresi linier
Base Trip ends Produksi perjalanan di Prov. Malut 2014
Model bangkitan perjalanan
Prediksi data sosial ekonomi Prov. Malut
Trip ends prediction
Jarak, waktu, dan biaya transportasi antar zona
Model Furness/Gravity
Trip ends Prov. Malut: 2014, 2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2025, 2030
MAT Prov. Malut: 2014, 2019, dst
Gambar 3.8. Mekanisme Estimasi Trip Ends dan MAT di Propinsi Maluku Utara
3.4.2.3 Simulasi Jaringan Simulasi jaringan transportasi (dalam hal ini dititikberatkan untuk jaringan jalan) dilakukan dalam konteks untuk:
3 - 14
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
1. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi secara makro dalam jaringan transportasi di wilayah Propinsi Maluku Utara, seperti: kemacetan, besarnya biaya transportasi, dan disparitas suplai jaringan. 2. Memprediksi permasalahan yang akan timbul di masa datang seiring dengan adanya pertumbuhan penduduk, perkembangan ekonomi, dan perubahan intensitas penggunaan ruang. 3. Mengevaluasi kinerja dari sejumlah kebijakan perencanaan yang akan diterapkan di masa datang, misal: pembangunan jalan lingkar, jalan tol, maupun pengembangan moda laut, dan udara. MAT perjalanan
Data jaringan transportasi
I I N P U T
Model Pemilihan Rute
Arus, kecepatan, waktu, jarak
O U T P U T
Analisis Lanjutan
Gambar 3.9. Struktur Umum Model Pemilihan Rute pada Program Simulasi Jaringan Transportasi
3 - 15
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3.5
ANALISIS NORMATIF
Analisis normatif dilakukan untuk memperoleh idealisasi pola jaringan pelayanan, hirarki prasarana, dan sistem operasi bagi pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara yang efektif dan efisien dalam rangka menunjang pengembangan wilayah, pemerataan pembangunan, dan pertumbuhan ekonomi di wilayah Propinsi Maluku Utara. Aspek normatif ini dikembangkan berdasarkan review atas peraturan perundangan yang berlaku di setiap moda transportasi (jalan, angkutan umum, laut, dan udara) serta kajian konseptual secara teoteris mengenai sistem transportasi yang ideal. Analisis ini diperlukan untuk memberikan gambaran arahan pengembangan jaringan transportasi di Propinsi Maluku Utara di masa yang akan datang sesuai dengan konsep yang lebih ideal. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam analisis normatif secara berurutan disampaikan sebagai berikut: 1. Melakukan kajian konsep pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan untuk setiap moda transportasi (jalan, angkutan umum, laut, dan udara) sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku/terbaru (UU, PP, Kepmen, Perda, dll), 2. Melakukan kajian teoretis hasil penelitian dan studi terdahulu baik di dalam maupun luar negeri mengenai idealisasi pola jaringan transportasi wilayah, 3. Melakukan analisis konsep Tatralok di Propinsi Maluku Utara yang mengelaborasikan aspek normatif secara praktis (dari butir a.) dan aspek teoritis (dari butir b.), 4. Mengidentifikasi simpul, link dan zona yang strategis dan penting untuk dikembangkan dalam rangka mewujudkan Tatralok Propinsi Maluku Utara di masa yang akan datang.
3 - 16
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3.6
AZAS TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK)
Berdasarkan Pedoman Teknis yang telah ditetapkan, Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) harus disusun dengan berasaskan pada beberapa prinsip dasar berikut: 1. Azas Keadilan, dimana tataran transportasi yang disusun harus dapat menunjang kelancaran perhubungan di semua sektor pembangunan dan berpihak pada tiap lapisan masyarakat. 2. Azas Transparansi, tataran transportasi yang disusun disosialisasikan dan diterapkan secara terpadu serta transparasi pada semua sektor pembangunan dan diketahui oleh pejabat pelaksana dilapangan. 3. Azas Akuntabilitas, tataran transportasi yang disusun harus dianalisis secara teliti guna mendapatkan keserasian dan keterpaduan kesisteman transportasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam lingkup wilayah perencanaan. 4. Azas Realistis, tataran transportasi yang disusun harus ditunjang oleh kondisi eksisting yang sebenarnya sehingga hasil kebijakan yang diperoleh nantinya dapat sesuai dengan kondisi yang ada dan dapat dilaksanakan secara suistainable. 5. Azas Kesisteman, tataran transportasi yang disusun harus dapat menggambarkan keterkaitan dan keterpaduan hubungan/kesisteman transportasi antar wilayah/kawasan dalam lingkup kajiannya, serta harus disesuaikan dengan kebijakan sistem transportasi diatasnya. 6. Azas Keunggulan Moda, tataran transportasi yang disusun harus dapat menggambarkan dan mengkaji potensi-potensi guna menemukan moda unggulan.
3 - 17
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
7. Azas Keterpaduan Intra dan Antar Moda, tataran transportasi yang disusun harus dapat memberikan keterpaduan intra dan antara moda yang ada, sehingga sinkronisasi sistem transportasi antara moda tersebut dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan yang ada. 8. Azas Koordinasi dan Sinkronisasi, tataran transportasi yang disusun harus dapat memberikan gambaran dan arahan koordinasi yang jelas dan sinkronisasi yang terpadu dalam mengakomodasi perkembangan dan kebutuhan disemua sektor pembangunan. 9. Azas Tinjau Ulang Secara Berkala, tataran trasnportasi yang disusun harus dilakukan tinjauan secara berkala guna menjaga konsistensi dalam pelaksanaannya. Lebih jelasnya, untuk Azas Penyusunan Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) dapat dilihat pada Gambar 3.11.
KEADILAN TRANSPARANSI
REALISTIS
KESISTIMAN
AKUNTABILITAS
TATRALOK TATRALOK TINJAUAN ULANG SECARA BERKALA
KOORDINASI DAN SINKRONISAS I KETERPADUAN INTRA & ANTAR MODA
KEUNGGULAN MODA
Gambar 3.11. Azas Penyusunan Tataran Transportasi Lokal (Tatralok)
3 - 18
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
BAB 4 KONDISI WILAYAH DAN JARINGAN TRANSPORTASI SAAT INI
4.1
LETAK GEOGRAFIS DAN WILAYAH ADMINISTRASI
Kota Tidore Kepulauan sebagai daerah otonom yang dimekarkan dari Kabupaten Halmahera Tengah berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang pemekaran wilayah yang diresmikan pada tanggal 31 Mei 2003. Secara geografis, letak wilayah Kota Tidore Kepulauan berada pada batas astronomis 0o – 20o Lintang Utara dan pada posisl 127o – 127,45o Bujur Timur. Kota Tidore Kepulauan memiliki total luas wilayah 13.862,86 Km2 dengan daratan 9.116,35 Km2 dan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate dan Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Wasile Selatan, Kabupaten Halmahera Timur dan Kecamatan Weda Kabupaten Halmahera Tengah. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gane Barat Kabupaten Halmahera Selatan dan Kecamatan Pulau Moti Kota Ternate. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Maluku. Secara administratif, Kota Tidore Kepulauan terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan 72 desa/kelurahan seperti yang diuraikan berikut ini: 1) Kecamatan Tidore: Jumlah desa/kelurahan 11 dengan ibuKota Gamtufkange, dan luas daerah 212,15 Km2. 2) Kecamatan Tidore Selatan: Jumlah desa/kelurahan 8 dengan ibuKota Gurabati, dan luas daerah 249,32Km2.
4-1
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3) Kecamatan Tidore Utara: Jumlah desa/kelurahan 12 ibuKota Rum, dan luas daerah 221,33 Km2. 4) Kecamatan Tidore Timur: Jumlah desa/kelurahan 4, ibuKota Tosa dan luas daerah 199,92 Km2. 5) Kecamatan Oba: jumlah desa/kelurahan 9 dengan Payahe, dan luas daerah 2.373,63 Km2. 6) Kecamatan Oba Selatan; Jumlah desa/kelurahan 7, ibuKota Lifofa, dan luas daerah 2.210,92 Km2. 7) Kecamatan Oba Utara: jumlah desa/kelurahan 9 ibuKota Sofifi, dan luas daerah 1.155,91 Km2. 8) Kecamatan Oba Tengah: jumlah desa/kelurahan 12, ibuKota Akelamo dan luas daerah 2.493,17 Km2.
4-2
dengan dengan ibuKota dengan dengan dengan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.1.
Peta Administrasi Wilayah Kota Tidore Kepulauan 4-3
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4.2
KEPENDUDUKAN
Penduduk merupakan sumber daya yang potensial dalam proses pembangunan suatu bangsa. Jumlah penduduk yang besar dapat dikembangkan sebagai tenaga kerja yang produktif sehingga berfungsi sebagai pengelola sumber daya alam. Namun, jumlah penduduk yang besar juga dapat menimbulkan permasalahan sosial dalam proses pembangunan itu sendiri seperti pengangguran, kemiskinan dan sebagainya bila potensi penduduk tidak mendapat perhatian dan penanganan yang serius. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kota Tidore Kepulauan diperkirakan sekitar 92.226 jiwa yang tediri dari 46.537 laki-laki dan 45.689 perempuan. Apabila dibandingkan dengan luas wilayah Kota Tidore Kepulauan maka rata-rata jumlah penduduk per km2 atau kepadatan penduduk adalah 60 jiwa per km2. Selanjutnya bila kita lihat dari penyebaran penduduk di tiap kecamatan maka kecamatan Tidore yang paling banyak penduduknya dengan jumlah 18.923 jiwa dan kecamatan berpenduduk makin sedikit adalah kecamatan Oba Selatan dengan jumlah penduduk sebesar 5.011 jiwa. Bila kita lihat dari kepadatan penduduk maka kecamatan Tidore merupakan kecamatan yang paling padat dengan jumlah 525 jiwa tiap km2, disusul kecamatan Tidore Utara dengan 397 jiwa per km2. Kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Oba Tengah dengan 16 jiwa per km2 Tabel 4.1. Kepadatan Penduduk Kota Tidore Kepulauan Tahun 2011 Luas (km2)
Jumlah Penduduk (jiwa)
Kepadatan Penduduk
Tidore Selatan
42.40
13,446
317.12
Tidore Utara
37.64
14,924
396.49
Tidore
36.08
18,923
524.47
Kecamatan
4-4
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tidore Timur
34.00
7,840
230.59
Oba
403.67
10,585
26.22
Oba Selatan
196.58
5,011
25.49
Oba Utara
376.00
13,653
36.31
Oba Tengah
424.00
7,844
18.50
1,550.37
92,226
59.49
Tidore Kepulauan
Sumber: Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka 2011
4.3
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Sebagai salah satu indikator makro ekonomi, Produk Dometik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi untuk menghasilkan suatu barang dan jasa di suatu wilayah. Nilai PDRB Kota Tidore Kepulauan atas dasar harga berlaku (ADHB) tahun 2011 sebesar 491.557,66 juta rupiah, dengan kontribusi terbesar diberikan oleh sektor pertanian yakni sebesar 50,43 persen. PDRB Kota Tidore Kepulauan atas dasar harga konstan 2000 (ADHK) tahun 2011 sebesar 286.477,68 juta rupiah dengan laju pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 6,07 persen. Tabel 4.2.
No.
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Kota Tidore Kepulauan (juta rupiah), 2009-2011
Lapangan Usaha
2009
1
Pertanian
202,185.76
1.1
Pertanian Tanaman Pangan
1.2
Perkebunan
2010*
2011*
222,920.26
247,873.24
58,610.10
62,865.32
69,983.90
90,218.96
100,987.56
112,569.80
4-5
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku 1.3
Peternakan
3,668.95
4,062.63
4,438.22
1.4
Kehutanan
16,706.60
18,564.88
20,327.41
1.5
Perikanan
32,981.15
36,439.87
40,553.91
2
Pertambangan dan Penggalian
3,950.70
4,795.74
5,248.37
3
Industri Pengolahan
20,858.84
21,830.74
23,845.58
4
listrik, Gas dan Air Bersih
1,016.89
1,253.39
1,451.23
5
Bangunan
11,186.61
15,265.44
18,318.48
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
101,197.56
121,272.50
131,512.83
7
Pengangkutan dan Komunikasi
18,422.08
21,118.88
23,035.73
8
Keuangan, Persawahan dan Jasa
6,105.99
6,576.55
7,519.21
9
Jasa-jasa
25,735.64
29,351.29
32,752.98
390,660.07
444,384.79
491,557.65
Jumlah
Sumber: BPS Kota Tidore Kepulauan, 2012
4.4
KINERJA PELAYANAN, JARINGAN PELAYANAN, DAN JARINGAN PRASARANA TRANSPORTASI WILAYAH SAAT INI
4.4.1 Jaringan Jalan Seperti yang terlihat pada tabel-tabel berikut ini, prarsarana jalan di Kota Tidore pada tahun 2011 menurut kewenangan pengelola jalan terdapat panjang jalan Negara 116.150,00 meter, jalan provinsi 45.500,00 meter, jalan kabupaten 264.123,88 meter. Sedangkan kalau dilihat dari jenis perkerasan sebagian besar sudah beraspal dengan kondisi perkerasan sebagian besar baik.
4-6
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.3.
Kecamatan
Panjang Jalan menurut Pemerintahan yang Berwenang Mengelolanya dan Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (m), 2011 Negara
Provinsi
Kabupaten
Jumlah
Tidore Selatan
0.00
8,900.00
35,438.64
44,338.64
Tidore Utara
0.00
11,450.00
35,262.48
46,712.48
Tidore
0.00
5,890.00
66,688.00
72,578.00
Tidore Timur
0.00
19,260.00
11,848.76
31,108.76
Oba
34,600.00
0.00
22,950.00
57,550.00
Oba Selatan
44,600.00
0.00
42,621.00
87,221.00
Oba Utara
15,500.00
0.00
22,186.00
37,686.00
Oba Tengah
21,450.00
0.00
27,129.00
48,579.00
116,150.00
45,500.00
264,123.88
425,773.88
Tidore Kepulauan
Sumber: BPS Kota Tidore Kepulauan, 2012
Tabel 4.4.
Kecamatan
Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan Jalan dan Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (km), 2011 Aspal
Kerikil
Tanah
Jumlah
Tidore Selatan
36,999.38
0.00
7,339.26
44,338.64
Tidore Utara
44,259.23
0.00
2,453.25
46,712.48
Tidore
72,578.00
0.00
0.00
72,578.00
Tidore Timur
23,909.76
0.00
7,199.00
31,108.76
Oba
49,608.00
810.00
8,550.00
58,968.00
Oba Selatan
29,850.00
35,000.00
22,371.00
87,221.00
Oba Utara
34,920.20
500.00
2,265.80
37,686.00
4-7
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku Oba Tengah Tidore Kepulauan
33,521.00
7,600.00
7,458.00
48,579.00
325,645.57
43,910.00
57,636.31
427,191.88
Sumber: BPS Kota Tidore Kepulauan, 2012
Tabel 4.5.
Kecamatan
Panjang Jalan menurut Kondisi Jalan dan Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (km), 2011 Baik
Sedang
Rusak
Rusak
Ringan
Berat
Jumlah
Tidore Selatan
36,295.27
3,050.63
3,492.74
1,500.00
44,338.64
Tidore Utara
31,878.73
6,851.45
5,482.30
2,500.00
46,712.48
Tidore
59,969.70
3,097.20
9,511.10
0.00
72,578.00
Tidore Timur
21,453.26
2,150.00
1,006.50
6,499.00
31,108.76
Oba
27,128.00
13,709.50
11,000.00
7,132.00
58,969.50
5,350.00
42,650.00
14,721.00
24,500.00
87,221.00
Oba Utara
28,686.63
2,583.33
3,158.14
3,257.90
37,686.00
Oba Tengah
33,521.00
2,000.00
5,600.00
7,458.00
48,579.00
244,282.59
76,092.11
53,971.78
52,846.90
427,193.38
Oba Selatan
Tidore Kepulauan
Sumber: BPS Kota Tidore Kepulauan, 2012
4.4.2 Transportasi Darat Sebagai salah satu penunjang kegiatan perekonomian, sarana dan prasarana transportasi darat antara lain berupa jalan raya sangat diperlukan untuk mempermudah dan memperlancar arus distribusi barang dan jasa serta mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lainnya, sehingga kegiatan pembangunan, produksi dan perdagangan akan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. Di Kota Tidore Kepulauan terdapat 4 (empat) buah terminal: 2 (dua) diantaranya berada di pulau Tidore yaitu di Soasio dan Rum. 2 (dua) lainnya berada di pulau Halmahera yaitu di Gita dan Sofifi.
4-8
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Masing – masing terminal terletak berdekatan dengan pelabuhan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pergerakan antar moda. Pada saat ini terdapat alokasi dana untuk pengembangan Terminal Rum dan sudah dalam proses pengembangan. Kedua terminal trersebut merupakan terminal dengan TIPE C. Selain angkutan kota (ANGKOT), di wilayah Tidore terdapat angkutan Kota lainnya yaitu angkutan sewa dan plat kuning. Ketiga angkutan ini melayani rute jarak jauh (Sari Malaha-Rum) yang berjarak + 25 KM dengan jumlah penumpang masih bisa mencapai angka > 50%. Sedangkan untuk melayani angkutan dalam Kota Tidore jenis angkutan yang dipergunakan adalah Bentor. Jenis angkutan ini sudah resmi digunakan sesuai dengan SK BUPATI Kota Tiodre. Alasan utama di tetapkannya Bentor sebagai angkutan dalam Kota adalah faktor keamanan dan kenyamanan (bebas dari panas/hujan). Jumlah Bentor yang ada di Kota Tidore saat ini adalah 425 unit yang berada di wilayah Soa Sio dan 25 unit di wilayah Rum. Rute kedua jenis angkutan diatas hanya bersingungan di dalam KOTA TIDORE saja dan sampai dengan saat ini semua berjalan dengan baik tidak terjadi konflik diantara keduanya.
4-9
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.2. Terminal Angkutan Kota di Pelabuhan RUM Sedangkan untuk angkutan pelajar Pemerintah Kota Tidore menyediakan angkutan khusus pelajar yang berupa bus sekolah sebagai bentuk subsidi pemerintah di bidang pendidikan. Saat ini berjumlah 3 UNIT yang beroperasi di wilayah perKotaan Tidore dengan tarif sekitar Rp. 2.000. Berdasarkan hasil evaluasi masyarakat di TIDORE lebih senang menggunakan Bentor untuk bersekolah dengan alasan lebih cepat. Selain angkutan penumpang, di wilayah Kota Tidore Kepulauan juga terdapat angkutan barang berupa angkutan barang kebutuhan sembilan bahan pokok yang diangkut dari Ternate menuju Tidore atau sebaliknya. Jumlah kendaraan paling banyak di Tidore Kepaulauan pada tahun 2011 adalah kendaraan angkutan barang pick up sebanyak 400 unit, dan terendah kendaraan angkutan barang berupa truk sebanyak 106 unit. Secara rinci jumlah kendaraan yang ada di Kota Tidore Kepulauan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
4 - 10
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.6.
Kecamatan
Banyaknya Kendaraan Bermotor menurut Jenis Kendaraan dan Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan, 2011 Mobil
Truk
Pick Up
Sepeda Motor
Sewa
Tidore Selatan
74
18
8
23
15
Tidore Utara
69
14
7
11
8
Tidore
96
56
326
50
13
Tidore Timur
15
3
58
5
0
Oba
2
8
0
0
0
Oba Selatan
0
0
0
1
0
Oba Utara
9
1
0
22
15
Oba Tengah
0
6
1
0
0
265
106
400
112
51
Tidore Kepulauan
Sumber: BPS Kota Tidore Kepulauan, 2012
4.4.3 Transportasi Penyeberangan Transportasi penyeberangan berfungsi sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan jaringan jalan yang terputus karena adanya perairan, untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya. Oleh karenanya pelabuhan penyeberangan harus terpadu dengan jaringan pelayanan dan prasarana transportasi jalan. Transportasi penyeberangan antar pulau dibagi menjadi tiga jenis, kapal feri, kapal cepat (Speedboat), dan kapal kayu bermotor (Ketingting). Penduduk lebih sering menggunakan speedboat yang kapasitas penumpang antara 12-20 orang. Hal ini dikarenakan jadwal keberangkatan Speedboat lebih luwes. Keberangkatan kapal feri terjadwal tetap setiap harinya, sedangkan Speedboat berangkat tergantung penumpang (jika penumpang sudah penuh langsung berangkat). Tabel 4.19 menunjukkan klasifikasi pelabuhan di Kota Tidore Kepulauan.
4 - 11
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tercatat jumlah pelabuhan penyeberangan di Kota Tidore Kepulauan yang di kelola oleh PT. ASDP sebanyak 3 pelabuhan penyeberangan, baik yang telah beroperasi maupun yang masih dalam tahap pembangunan, yaitu: 1) Pelabuhan Penyeberangan Rum di Pulau Tidore – Kota Tidore Kepulauan. Pelabuhan ini melayani 1 rute penyeberangan yakni Lintas Rum – Bastiong (PP). Saat ini terdapat 137 unit speed boat. 2) Pelabuhan Penyeberangan Soasio (GOTO) di Pulau Tidore – Kota Tidore Kepulauan. Saat ini terdapat 16 unit speed boat. 3) Pelabuhan Penyeberangan Sofifi di Pulau Halmahera – Kota Tidore Kepulauan. Pelabuhan ini melayani 1 rute penyeberangan yaitu Lintas Sofifi – Bastiong (PP). Saat ini terdapat 15 unit speed boat. Berdasarkan wawancara dengan instansi terkait, pengelolaan angkutan penyeberangan dengan speed boat dibedakan menjadi dua, yaitu untuk rute Rum – Bastiong dikelola oleh KUD dan sisanya dikelola oleh organisasi pemilik speed boat. Jumlah penumpang datang dan berangkat pada tahun 2011 tertinggi pada bulan Juli sebanyak 2.759 orang sedangkan berangkat pada bulan Januari 2.641 orang. Jumlah penumpang terendah yang datang yaitu pada bulan Februari sebanyak 1.874 orang dan penumpang berangkat pada bulan April sebanyak 1.646 orang. Jumlah barang bongkar pada tahun 2011 tertinggi pada bulan Juni sebanyak 4.913 kg sedangkan barang muat pada bulan Januari 6.567 kg. Jumlah barang bongkar terendah pada bulan Februari sebanyak 587 kg dan barang muat pada bulan Maret sebanyak 126 kg.
4 - 12
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.7.
Klasifikasi Pelabuhan di Kota Tidore Kepulauan Profil Dermaga
Nama Pelabuhan
Pulau
Tiang Pancang
Klasifikasi
Lantai
Ukuran
Ukuran
P
L
Kedalaman Facelite Dermaga (LWS)
Soasio
Tidore
P. Regional
Spun File
Beton
42
8
6
Rum
Tidore
P. Lokal
Beton
Kayu
22
4
3
Maitara
Maitara
P. Lokal
Kayu
Kayu
12
4
3
Mare
Mare
P. Lokal
Beton
Kayu
12
4
3
Sofifi
Halmahera
P. Regional
Spun File
Beton
46
8
6
Galala
Halmahera
P. Lokal
Kayu
Kayu
12
4
3
Guraping Oba
Halmahera
P. Lokal
Beton
Kayu
22
4
3
Somadede
Halmahera
P. Lokal
Kayu
Kayu
12
4
3
Maidi
Halmahera
P. Lokal
Kayu
Kayu
12
4
3
Loleo
Halmahera
P. Lokal
Beton
Kayu
22
4
3
Lola
Halmahera
P. Lokal
Beton
Kayu
22
4
3
Gita
Halmahera
P. Regional
Baja
Beton
60
8
5
Sumber: Profil Wilayah Kota Tidore Kepulauan, 2009
4.4.4 Transportasi Laut Berdasarkan Profil Wilayah Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012, lalu lintas penumpang dan barang angkutan laut di Pelabuhan Soasio (GOTO) Kota Tidore Kepulauan selama tahun 2011 berjumlah 1.960 kunjungan, dengan jumlah keberangkatan sebanyak 25.298 orang, kedatangan sebanyak 30.504, bongkar barang sebanyak 16.706, dan muat barang sebanyak 9.503. Tabel 4.8.
Lalu Lintas Penumpang dan Barang Angkutan Laut di Pelabuhan Soasio Kota Tidore Kepulauan, 2011 Penumpang (orang)
Bulan
Barang (kg)
Kunjungan Berangkat
Datang
Bongkar
Muat
Januari
170
2,641
2,759
697
6,567
Februari
137
1,863
1,874
587
195
Maret
157
1,753
1,986
2,248
126
4 - 13
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku April
151
1,646
2,135
1,216
165
Mei
163
1,920
2,489
1,405
182
juni
168
1,840
2,506
4,913
383
Juli
174
2,215
3,521
1,054
541
Agustus
158
2,215
3,279
1,105
283
September
158
2,490
2,430
577
259
Oktober
190
2,210
2,380
787
237
Nopember
169
2,090
2,480
583
85
Desember
165
2,415
2,665
1,534
480
1,960
25,298
30,504
16,706
9,503
Jumlah
Sumber: Profil Wilayah Kota Tidore Kepulauan, 2012
4.4.5 Transportasi Udara Di Kota Tidore Kepulauan tidak terdapat sarana transportasi udara. Untuk menggunakan transportasi udara, penduduk Kota Tidore Kepulauan harus pergi ke Kota Ternate.
4 - 14
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Kelas Dermaga III Dermaga Goto
Kelas Dermaga V Dermaga Sofifi
Terminal Tipe B Terminal Sofifi
Kelas Dermaga V Dermaga Somadehe
Kelas Dermaga V Dermaga Rum Terminal Tipe B Terminal Rum
Kelas Dermaga V Dermaga Tomalou
Terminal Tipe C Terminal Soasio Kelas Dermaga V Dermaga Perikanan
Kelas Dermaga IV Dermaga Gita
Gambar 4.3. Peta Prasarana Transportasi di Kota Tidore Kepulauan 4.5 BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN Bangkitan dan tarikan pergerakan dibedakan untuk pergerakan orang dan barang. Bangkitan pergerakan merupakan seluruh pergerakan yang dihasilkan/diproduksi dan berasal dari suatu zona tertentu. Sedangkan tarikan pergerakan merupakan jumlah seluruh pergerakan yang tertarik/menuju ke suatu zona tertentu. Besarnya 4 - 15
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
bangkitan/tarikan pergerakan ini sangat dipengaruhi oleh tataguna lahan, karakteristik penduduk dan sistem transportasi yang tersedia. Salah satu cara dalam melakukan pendekatan analisis untuk distribusi perjalanan antar wilayah adalah dengan metoda sintesis, yang merupakan cara analisis dengan mencari hubungan antar pelaku perjalanan, dengan pembangkit, penarik dan faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan. Model sintesis yang umumnya digunakan adalah model Gravitasi dengan mendasarkan pada hukum gravitasi Newton. Untuk transportasi, perjalanan yang dilakukan akan dipengaruhi besar bangkitan dan penarik perjalanan, serta waktu/jarak/biaya perjalanan. Rumus umum model gravitasi adalah sebagai berikut: tij = k.Ai.Aj / f (Zij) dengan: tij
= jumlah perjalanan dari i ke j
k
= konstanta
Ai
= daya tarik zona asal
Aj
= daya tarik zona tujuan
f (Zij) = fungsi yang mempengaruhi perjalanan Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Orang Eksisting Untuk menentukan jumlah perjalanan orang antar kecamatan dapat menggunakan rumus berikut ini: tij = (k x JPA x JPT) / (d2) dengan: tij
= jumlah perjalanan orang antar kecamatan
k
= konstanta = 0,00004034
4 - 16
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
JPA
= jumlah penduduk asal di kecamatan
JPT
= jumlah penduduk tujuan di kecamatan Adapun jumlah penduduk di masing-masing kecamatan di Kota Tidore Kepulauan tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 4.3.
d
= jarak antar ibukota kecamatan. Adapun jarak antar ibukota kecamatan di Kota Tidore Kepulauan dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.9.
Matriks Jarak Antar Ibukota Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (Km)
Ke
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Tidore Selatan
-
15,8
15,8
15,1
44
80
22,5
32
Tidore Utara
15,8
-
31,6
22,1
60
93
19,5
32
Tidore
15,8
31,6
-
26,1
58
94
19,5
35
Tidore Timur
15,1
22,1
26,1
-
59
92
15,5
38
Oba
44
60
58
59
-
39
51
52
Oba Selatan
80
93
94
92
39
-
84
39
22,5
19,5
19,5
15,5
51
84
-
37
32
32
35
38
52
39
37
-
Dari
Oba Utara Oba Tengah
Dengan perhitungan seperti di atas, hasil distribusi perjalanan orang antar kecamatan di Kota Tidore Kepulauan dapat dilihat
4 - 17
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
pada Tabel 4.21. Adapun gambar Desire Line Asal-Tujuan dapat dilihat pada Gambar 4.5.
4 - 18
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.10. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (orang perjalanan/tahun) Tahun 2013 Tujuan Asal Tidore Selatan
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Timur
Tidore
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
-
5,932
8,479
3,265
3,711
1,691
5,387
3,023
31,488
Tidore Utara
5,932
-
8,352
3,600
4,041
1,852
5,673
3,212
32,662
Tidore
8,479
8,352
-
4,907
5,265
2,392
7,800
4,349
41,544
Tidore Timur
3,265
3,600
4,907
-
2,162
985
3,134
1,760
19,813
Oba
3,711
4,041
5,265
2,162
-
1,493
3,909
2,274
22,855
Oba Selatan
1,691
1,852
2,392
985
-
1,758
1,017
11,188
Oba Utara
5,387
5,673
7,800
3,134
1,758
-
3,590
31,251
Oba Tengah
3,023
3,212
4,349
1,760
1,017
3,590
-
19,225
31,488
32,662
41,544
19,813
11,188
31,251
Jumlah
4 - 19
1,493 3,909 2,274 22,855
19,225
210,026
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.4 Desire Line Asal-Tujuan Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Barang Eksisting Untuk menentukan jumlah perjalanan barang antar kecamatan dapat menggunakan rumus berikut ini:
4 - 20
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
tij = (k x JPA x JPT) / (d2) dengan: tij
= jumlah perjalanan barang antar kecamatan
k
= konstanta = 0,00004034
JPA
= jumlah produksi asal di kecamatan
JPT
= jumlah produksi tujuan di kecamatan Adapun jumlah produksi di masing-masing kecamatan di Kota Tidore Kepulauan tahun 2011 diperoleh dari hasil penjumlahan dan pengolahan data dari hasil produksi di masing-masing kecamatan di Kota Tidore Kepulauan dari berbagai sektor.
d
= jarak antar ibukota kecamatan. Adapun jarak antar ibukota kecamatan di Kota Tidore Kepulauan dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Dengan perhitungan seperti di atas, hasil distribusi perjalanan barang antar kecamatan di Kota Tidore Kepulauan dapat dilihat pada Tabel 4.22. Adapun gambar Desire Line Asal-Tujuan dapat dilihat pada Gambar 4.6.
4 - 21
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.11. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (ton/tahun) Tahun 2013 Tujuan
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
-
5.307
12.245
3.522
2.009
784
4.675
2.390
30.932
Tidore Utara
5.307
-
7.483
3.779
2.027
815
3.993
2.133
25.538
Tidore
12.245
7.483
-
6.879
2.942
1.135
7.592
3.751
42.027
Tidore Timur
3.522
3.779
6.879
-
1.169
456
2.697
1.383
19.883
Oba
2.009
2.027
2.942
1.169
-
1.094
2.452
1.497
13.191
784
815
1.135
456
1.094
-
896
533
5.713
Oba Utara
4.675
3.993
7.592
2.697
2.452
896
-
5.310
27.615
Oba Tengah
2.390
2.133
3.751
1.383
1.497
533
5.310
-
16.997
Jumlah
30.932
25.535
42.030
19.880
13.191
5.720
27.615
17.000
181.896
Asal Tidore Selatan
Oba Selatan
4 - 22
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.5 Desire Line Asal-Tujuan Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
4 - 23
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
BAB 5 PERKIRAAN KONDISI MENDATANG
5.1. RENCANA PROYEK MP3EI Dalam MP3EI ditetapkan bahwa Propinsi Maluku Utara merupakan bagian dari Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku. Adapun produksi unggulan dan investasi Nasional di koridor tersebut khususnya di wilayah Propinsi Maluku Utara adalah pertambangan nikel dan perikanan. Tabel 5.1 menunjukkan daftar investasi infrastruktur yang teridentifikasi di koridor Papua-Maluku (MP3EI), khususnya di wilayah Kota Ternate. Dari Tabel 5.1 menunjukkan daftar investasi infrastruktur yang teridentifikasi di koridor PapuaMaluku (MP3EI), khususnya di wilayah Kota Tidore Kepulauan. Adapun peta lokasi proyek MP3EI di Kota Tidore Kepulauan dapat dilihat pada Gambar 5.1. Tabel 5.1. Daftar Investasi Infrastruktur yang Teridentifikasi di Koridor Papua-Maluku, Khususnya di Wilayah Kota Tidore Kepulauan No 1
Proyek MP3EI Pembangunan Dermaga General Cargo m Pelabuhan Sofifi
Nilai Periode Periode Investasi Mulai Selesai (IDR Miliar) 100
2011
5-1
2014
Lokasi Sofifi, Kec. Oba Utara, Kota Tidore Kep.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Pembangunan Dermaga General Cargo m Pelabuhan Sofifi Nilai Investasi Rp 100 M
Gambar 5.1. Peta Lokasi Proyek MP3EI di Kota Tidore Kepulauan
5-2
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5.2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) KOTA TIDORE KEPULAUAN 5.2.1. Sasaran dan Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang PJP Kota Tidore Kepulauan 2005-2025 1) Mewujudkan Sumberdaya Manusia Berkualitas dan Kehidupan Yang Damai Kemajuan dan kemandirian sosial suatu daerah adalah sejalan dengan tingkat kesejahteraan sosial masyarakat daerah yang bersangkutan. Untuk itu, pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan kepada peningkatan pelayanan dan rehabilitasi sosial,pemberdayaan masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial dan perlindungan sosial. 2) Mewujudkan Perekonomian Daerah Yang Tangguh dan Berdaya Saing Kemajuan dan kemandirian ekonomi Kota Tidore Kepulauan pada masa depan masih diharpkan bersumber dari sumbangan sektor pertanian sub sektor perkebunan dan perikanan. Namun karena daerah ini pada masa depan akan menjadi pusat pemerintahan Provinsi Maluku Utara maka sumbangan sektor jasa dan pelayanan umum lainnya akan menjadi andalan utama perekonomian daerah. 3) Mewujudkan Pemerintahan Yang Baik Bersih dan Demokratis Masyarakat yang maju dan mandiri secara politik akan melahirkan potret pemerintahan yang kuat dan kokoh. Potret tersebut harus pertama kali datang dari kepemimpinan pemerintahan di daerah. Dalam kerangka
5-3
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
itu, maka reformasi birokrasi pemerintah daerah dimulai dari penerapan tata pemerintahan yang baik dan bersih pada seluruh struktur pemerintahan daerah secara disiplin dan sungguh-sungguh. Dan untuk menciptakan kepemimpinan daerah yang berwibawa dan demokratis, diperlukan pranata penegakan hukum dan penertiban kehidupan sosial serta tatanan struktur dan mekanisme politik yang stabil dan kondusif 4) Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban (Civility, alMadaniyah) Keyakinan akan kemampuan diri sendiri muncul dari kesadaran masyarakat tentang kekayaan nilai – nilai tradisi dan kebudayaan yang tumbuh berkembang dan lestari hingga saat ini. Nilai – nilai kebudayaan itu memberi inspirasi dan daya tonjol psikologis bagi kreatifitas dan daya inovasi masyarakat untuk membangun daerahnya sendiri. 5.2.2. Tahapan dan Prioritas o RPJM ke-1 (2006-2010) RPJM ke-1 diarahkan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pembinaan kesejahteraan sosial. Pengembangan kapasitas pemerintah daerah terus ditingkatkan melalui peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah, penataan struktur dan aparatur, efisiensi dan efektifitas pelayanan birokrasi, peningkatan koordinasi, perencanaan, pengendalian dan pengawasan pembangunan.
5-4
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
o RPJM ke-2 (2011-2015) RPJM ke-2 diarahkan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) melalui penataan kembali kehidupan sosial. Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, peningkatan peran dan partisipasi kaum perempuan di bidang politik dan pemerintahan diimbangi dengan pemberian peran bagi ibu rumah tangga di pedesaan yang berorientasi pada peningkatan produktifitas ekonomi keluarga. Pengurangan tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka melalui pemberdayaan ekonomi desa dan penyediaan lapangan kerja baru. o RPJM ke-3 (2016-2020) RPJM ke-3 diarahkan untuk meningkatkan akselerasi pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang, dengan penekanan pada peningkatan daya saing daerah dalam percaturan ekonomi dan politik global. o RPJM ke-4 (2021-2025) Pembangunan kesejahteraan sosial pada periode RPJM ke-4 ditujukan bagi peningkatan prosentasi tamatan Perguruan Tinggi yang memiliki kecakapan, ketrampilan dan kemampuan sumberdaya manusia yang dibutuhkan pembangunan daerah. Modernisasi sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan yang lebih baik serta ketersediaan sumberdaya pendidikan dan kesehatan di daerah pedesaan, peningkatan taraf gizi dan kesejahteraan ekonomi masyarakat, pemberdayaan perempuan di desa dan Kota merupakan prasyarat meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) yang lebih baik.
5-5
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5.2.3. Posisi dan Isu Strategis Pengembangan Kota Tidore Kepulauan 1. Kota Tidore Kepulauan Lingkup Nasional Kota Tidore Kepulauan dalam RTRW Nasional di klasifikasikan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, berada di bawah Pusat Kegiatan Nasional Ternate. Tabel 5.2. Posisi Kota Tidore Kepulauan Provinsi MALUKU UTARA
PKN
PKW
Ternate (I/C/1)
Tidore (I/C/1)
PKSN Daruba (I/A/2)
Tobelo (II/C/2) Labuha (II/C/1) Sanana (II/C/2) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tidore 2010 – 2030
Tidore Kepulauan merupakan kawasan kategori I/C/1, dengan pengertian sebagai daerah revitalisasi dan percepatan pengembangan Kota-Kota pusat pertumbuhan nasional untuk sub kategori pengembangan/peningkatan fungsi. 2. Kota Tidore Kepulauan Lingkup Regional Kedudukan Kota Tidore dalam lingkup regional Propivinsi Maluku Utara dijelaskan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pada Peraturan Presiden Tentang RTR Kepulauan Maluku mengenai Strategi Pengembangan Sistem Pusat Permukiman di Kepulauan Maluku, dijelaskan bahwa Kota Tidore merupakan Kota dengan fungsi Kota PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) dengan Jenis Pelayanan sebagai Pusat Pelayanan Tersier Pemerintahan dan Perkebunan,
5-6
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2. Menurut sistem Kawasan Andalan, Kota Tidore adalah salah satu bagian dari Kawasan Andalan yang terdiri dari Tidore, Ternate, Sidangoli, Sofifi, Weda dan sekitarnya. Dengan sektor unggulan adalah perkebunan, perikanan laut, industri, pertambangan dan pariwisata, 3. Menurut sistem Kawasan Andalan Laut Halmahera dan sekitarnya, Kota Tidore berbatasan dan berhubungan erat serta merupakan bagian dari sistem tersebut, 4. Menurut Rencana Tata Ruang Provinsi Maluku, strategi pengembangan Kota Tidore diarahkan sebagai Kota yang berfungsi sebagai Pusat Pertumbuhan Wilayah Propinsi yang berorientasi pada kegiatan pelayanan sentra pengolahan hasil perkebunan, terutama tanaman tahunan. 3. Isu Strategis Kota Tidore Kepulauan Isu strategis jangka pendek Kota Tidore Kepulauan 1. Kualitas SDM yang Relatif Masih Rendah Sumber daya manusia Kota Tidore Kepulauan mempunyai kuantitas yang potensial menjadi tenaga kerja. Namun kualitas sumber daya manusia Kota Tidore Kepulauan relatif masih rendah untuk pengembangan integrated farming dan integrated tourism. Integrated farming membutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni untuk pengolahan sumber daya alam yang melimpah dari hulu sampai hilir, sedangkan integrated tourism membutuhkan sumber daya manusia yang berketerampilan dalam membuka peluang-peluang usaha.
5-7
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2. Besarnya Kawasan Lindung Kota Tidore Kepulauan memiliki kawasan lindung yang cukup luas karena keberadaan Kota Tidore Kepulauan yang cukup unik yang mempunyai pegunungan dan pantai dengan jarak yang dekat. Keberadaan kawasan lindung harus mendapatkan perhatian utama dalam rencana pola ruang karena kawasan lindung pada dasarnya untuk melindungi kegiatan masyarakat dan daerah hunian. Beberapa wilayah kawasan lindung telah digunakan untuk daerah bermukim. Penanganan yang dibutuhkan adalah menjadikan wilayah tersebut berstatus quo yang tidak diperbolehkan dikembangkan lagi. 3. Infrastruktur yang Belum Mencukupi Kota Tidore Kepulauan telah memiliki kelengkapan sarana prasarana penunjang kegiatan. Namun ketersediaan infrastruktur tersebut tidak menjangkau wilayah Kota Tidore Kepulauan secara keseluruhan dan belum mengakomodasi kegiatan utama pertanianperkebuanan, pariwisata bahari, perikanan, jasa dan perdagangan. Sarana-prasarana untuk menunjang kegiatan utama ini yang harus didahulukan dalam pembangunan. 4. Adanya wilayah di Kota Tidore Kepulauan yang Menjadi IbuKota Provinsi (Kota Sofifi) IbuKota provinsi yang direncanakan dipindahkan dari Ternate ke Kota Sofifi mempengaruhi konstelasi tata ruang Kota Tidore Kepulauan. Pulau Tidore sebagai daerah perKotaan dan ibuKota perlu menyikapi agar terus berkembang.
5-8
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Isu strategis jangka panjang Kota Tidore Kepulauan 1. Perkembangan penduduk yang melampaui daya dukung di akhir tahun perencanaan pada beberapa wilayah kecamatan Pada akhir tahun perencanaan, diperkirakan perkembangan jumlah penduduk akan melampaui daya dukung. Sehingga perlu penanganan terhadap jumlah penduduk dan distribusi penduduk. 2. Implikasi pengembangan ekonomi utama di masa yang akan datang mengingat lahan pertanian/perkebunan yang terbatas Pengolahan lahan untuk area pertanian-perkebunan sangat terbatas jika mengingat pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan kegiatan budidaya permukiman. Sehingga perlu dikembangkan perekonomian dari sektor lainnya seperti perikanan, pariwisata, jasa dan perdagangan yang dalam PDRB telah memberikan kontribusi yang cukup berarti. Selain itu, pertanianperkebunan tetap akan menjadi sektor basis perekonomian karena sumberdaya manusia di Kota Tidore Kepulauan masih lebih banyak terserap pada sektor tersebut. 3. Global Warming Global warming atau pemanasan global adalah isu dunia dan harus disikapi secara bijak. Global warming terjadi dikarenakan semakin tingginya polusi udara dengan semakin banyaknya perkerasan pada lahan budidaya tanpa memperhatikan kelangsungan hidup hayati. Kota Tidore Kepulauan sebagai bagian dari penduduk dunia dan mempunyai kawasan lindung yang cukup luas perlu
5-9
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
menyikapi isu global warming dengan merencanakan pada program pembangunan yang ramah lingkungan dan menjaga keberlangsungan hidup makhluk hidup lainnya.
5.3. MATRIK ASAL TUJUAN Setelah dilakukan analisis terhadap beban lalulintas pada kondisi saat ini, seperti terlihat pada bab 4. Sub bab. 4.7.1, kemudian dilakukan analisis pembebanan terhadap kondisi yang akan datang. 5.3.1. Skenario Pengembangan Skenario pengembangan yang dilakukan adalah berdasar pada investasi infrastruktur MP3EI yang berada di koridor Papua – Maluku, berupa Pembangunan Dermaga General Cargo Pelabuhan Sofifi. Selain program yang dicanangkan dalam MP3EI, juga dilakukan pembangunan pelabuhan di beberapa lokasi untuk menunjang pengembangan ekonomi wilayah, seperti Pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan Payahe dan Loleo sebagai pelabuhan yang melayani angkutan antar wilayah, studi pemantapan fungsi pelabuhan Goto sebagai pelabuhan peti kemas skala regional penyangga pelabuhan A-Yani, pengembangan pelabuhan Gita sebagai pelabuhan skala regional dan penunjang industry, pemantapan fungsi pelabuhan Loleo sebagai pelabuhan
5 - 10
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
lokal dan pemantapan fungsi pelabuhan Rum sebagi pelabuhan lokal yang menjadi penunjang Pelabuhan Soasio (GOTO). Dalam
pemodelan
lalu
lintas
darat,
skenario
di
atas
direpresentasikan dengan cara merubah Matriks Asal Tujuan khusus pada lokasi-lokasi yang telah dideskripsikan di atas.
5.3.2. Matrik Asal Tujuan Matrik Asal Tujuan (OD Matrix) Perjalanan merupakan matrik dua dimensi yang menunjukkan pola dan besaran perjalanan dari titik asal (origin) ke titik tujuan (destination), yang berisi bangkitan dan tarikan (jumlah perjalanan dari tempat asal ke tempat tujuan) yang berasal dari 8 zona yang mewakili pergerakan dan seluruhnya diwakili oleh 8 kcamatan yang ada di Kota Tidore Kepulauan. Dalam pemodelan Kota Tidore Kepulauan ini, Matrik Asal Tujuan didapatkan dari generalisasi land use atau tata guna lahan, jumlah penduduk, yang terdiri atas jumlah pekerja yang tinggal pada suatu kawasan (origin) atau dikenal sebagai working residence (tempat tinggal),
yang
kemudian
melakukan
perjalanan
ke
tempat
pekerjaan (destination), atau disebut sebagai jobs (pekerjaan). Matrik Asal Tujuan di Kota Tidore Kepulauan Tahun 2014 sampai dengan 2030 dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
5 - 11
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.3. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (orang perjalanan/tahun) Tahun 2014 Tujuan
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
6.229
8903
3428
3897
1776
5656
3174
33063
Tidore Utara
6.229
0
8770
3780
4243
1945
5957
3373
34297
Tidore
8.903
8.770
0
5152
5528
2512
8190
4566
43621
Tidore Timur
3.428
3.780
5152
0
2270
1034
3291
1848
20803
Oba
3.897
4.243
5528
2270
0
1568
4104
2388
23998
Oba Selatan
1.776
1.945
2512
1034
1568
0
1846
1068
11749
Oba Utara
5.656
5.957
8190
3291
4104
1846
0
3770
32814
Oba Tengah
3.174
3.373
4566
1848
2388
1068
3770
0
20187
Jumlah
33.063
34.297
43621
20803
23998
11749
32814
20187
220,532
Asal Tidore Selatan
5 - 12
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.4. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (orang perjalanan/tahun) Tahun 2015 Tujuan
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
6540
9348
3600
4091
1864
5939
3333
34715
Tidore Utara
6540
0
9208
3969
4455
2042
6254
3541
36009
Tidore
9348
9208
0
5410
5805
2637
8600
4795
45803
Tidore Timur
3600
3969
5410
0
2384
1086
3455
1940
21844
Oba
4091
4455
5805
2384
0
1646
4310
2507
25198
Oba Selatan
1864
2042
2637
1086
1646
0
1938
1121
12334
Oba Utara
5939
6254
8600
3455
4310
1938
0
3958
34454
Oba Tengah
3333
3541
4795
1940
2507
1121
3958
0
21195
34715
36009
45803
21844
25198
12334
34454
21195
Asal Tidore Selatan
Jumlah
5 - 13
231,552
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.5. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (orang perjalanan/tahun) Tahun 2016 Tujuan
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
6867
9816
3780
4296
1958
6236
3500
36453
Tidore Utara
6867
0
9668
4167
4678
2144
6567
3718
37809
Tidore
9816
9668
0
5680
6095
2769
9029
5035
48092
Tidore Timur
3780
4167
5680
0
2503
1140
3628
2037
22935
Oba
4296
4678
6095
2503
0
1728
4525
2632
26457
Oba Selatan
1958
2144
2769
1140
1728
0
2035
1177
12951
Oba Utara
6236
6567
9029
3628
4525
2035
0
4156
36176
Oba Tengah
3500
3718
5035
2037
2632
1177
4156
0
22255
36453
37809
48092
22935
26457
12951
36176
22255
Asal Tidore Selatan
Jumlah
5 - 14
243,128
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.6. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (orang perjalanan/tahun) Tahun 2017 Tujuan
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
7210
10306
3969
4511
2055
6548
3674
38273
Tidore Utara
7210
0
10152
4376
4912
2251
6896
3904
39701
Tidore
10306
10152
0
5964
6400
2907
9481
5286
50496
Tidore Timur
3969
4376
5964
0
2628
1197
3809
2139
24082
Oba
4511
4912
6400
2628
0
1815
4751
2764
27781
Oba Selatan
2055
2251
2907
1197
1815
0
2137
1236
13598
Oba Utara
6548
6896
9481
3809
4751
2137
0
4364
37986
Oba Tengah
3674
3904
5286
2139
2764
1236
4364
0
23367
38273
39701
50496
24082
27781
13598
37986
23367
Asal Tidore Selatan
Jumlah
5 - 15
255,284
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.7. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (orang perjalanan/tahun) Tahun 2018 Tujuan
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
7571
10822
4167
4736
2158
6875
3858
40187
Tidore Utara
7571
0
10660
4595
5157
2364
7240
4099
41686
Tidore
10822
10660
0
6263
6720
3053
9955
5551
53024
Tidore Timur
4167
4595
6263
0
2759
1257
4000
2246
25287
Oba
4736
5157
6720
2759
0
1905
4989
2902
29168
Oba Selatan
2158
2364
3053
1257
1905
0
2244
1298
14279
Oba Utara
6875
7240
9955
4000
4989
2244
0
4582
39885
Oba Tengah
3858
4099
5551
2246
2902
1298
4582
0
24536
40187
41686
53024
25287
29168
14279
39885
24536
Asal Tidore Selatan
Jumlah
5 - 16
268,052
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.8. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (orang perjalanan/tahun) Tahun 2019 Tujuan
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
7949
11363
4375
4973
2266
7219
4051
42196
Tidore Utara
7949
0
11192
4824
5415
2482
7602
4304
43768
Tidore
11363
11192
0
6576
7056
3206
10453
5828
55674
Tidore Timur
4375
4824
6576
0
2897
1320
4200
2359
26551
Oba
4973
5415
7056
2897
0
2001
5238
3047
30627
Oba Selatan
2266
2482
3206
1320
2001
0
2356
1363
14994
Oba Utara
7219
7602
10453
4200
5238
2356
0
4811
41879
Oba Tengah
4051
4304
5828
2359
3047
1363
4811
0
25763
42196
43768
55674
26551
30627
14994
41879
25763
Asal Tidore Selatan
Jumlah
5 - 17
281,452
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.9. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (orang perjalanan/tahun) Tahun 2025 TUJUAN
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
10653
15227
5863
6664
3037
9674
5429
56547
Tidore Utara
10653
0
14999
6465
7257
3326
10188
5768
58656
Tidore
15227
14999
0
8812
9455
4296
14008
7810
74607
Tidore Timur
5863
6465
8812
0
3883
1769
5628
3161
35581
Oba
6664
7257
9455
3883
0
2681
7020
4084
41044
Oba Selatan
3037
3326
4296
1769
2681
0
3157
1826
20092
Oba Utara
9674
10188
14008
5628
7020
3157
0
6447
56122
Oba Tengah
5429
5768
7810
3161
4084
1826
6447
0
34525
Jumlah
56547
58656
74607
35581
41044
20092
56122
34525
ASAL Tidore Selatan
5 - 18
377,174
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.10. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (orang perjalanan/tahun) Tahun 2030 TUJUAN
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
13596
19434
7483
8506
3876
12347
6929
72171
Tidore Utara
13596
0
19143
8251
9262
4245
13003
7362
74862
Tidore
19434
19143
0
11247
12067
5483
17878
9968
95220
Tidore Timur
7483
8251
11247
0
4955
2258
7183
4034
45411
Oba
8506
9262
12067
4955
0
3422
8959
5212
52383
Oba Selatan
3876
4245
5483
2258
3422
0
4029
2331
25644
Oba Utara
12347
13003
17878
7183
8959
4029
0
8228
71627
Oba Tengah
6929
7362
9968
4034
5212
2331
8228
0
44064
Jumlah
72171
74862
95220
45411
52383
25644
71627
44064
ASAL Tidore Selatan
5 - 19
481,382
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.1.
Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (ton/tahun) Tahun 2014
TUJUAN
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
5838
13470
3874
2210
862
5143
2629
34026
Tidore Utara
5838
0
8231
4157
2230
897
4392
2346
28091
Tidore
13470
8231
0
7567
3236
1249
8351
4126
46230
Tidore Timur
3874
4157
7567
0
1286
502
2967
1521
21874
Oba
2210
2230
3236
1286
0
1203
2697
1647
14509
Oba Selatan
862
897
1249
502
1203
0
986
586
6285
Oba Utara
5143
4392
8351
2967
2697
986
0
5841
30377
Oba Tengah
2629
2346
4126
1521
1647
586
5841
0
18696
Jumlah
34026
28091
46230
21874
14509
6285
30377
18696
ASAL Tidore Selatan
5 - 20
200,088
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.2.
Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (ton/tahun) Tahun 2015
TUJUAN
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
6421
14816
4262
2431
949
5657
2892
37428
Tidore Utara
6421
0
9054
4573
2453
986
4832
2581
30900
Tidore
14816
9054
0
8324
3560
1373
9186
4539
50852
Tidore Timur
4262
4573
8324
0
1414
552
3263
1673
24061
Oba
2431
2453
3560
1414
0
1324
2967
1811
15960
Oba Selatan
949
986
1373
552
1324
0
1084
645
6913
Oba Utara
5657
4832
9186
3263
2967
1084
0
6425
33414
Oba Tengah
2892
2581
4539
1673
1811
645
6425
0
20566
Jumlah
37428
30900
50852
24061
15960
6913
33414
20566
ASAL Tidore Selatan
5 - 21
220,094
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.3.
Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (ton/tahun) Tahun 2016
TUJUAN
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
7064
16298
4688
2674
1044
6222
3181
41171
Tidore Utara
7064
0
9960
5030
2698
1085
5315
2839
33991
Tidore
16298
9960
0
9156
3916
1511
10105
4993
55939
Tidore Timur
4688
5030
9156
0
1556
607
3590
1841
26468
Oba
2674
2698
3916
1556
0
1456
3264
1993
17557
Oba Selatan
1044
1085
1511
607
1456
0
1193
709
7605
Oba Utara
6222
5315
10105
3590
3264
1193
0
7068
36757
Oba Tengah
3181
2839
4993
1841
1993
709
7068
0
22624
Jumlah
41171
33991
55939
26468
17557
7605
36757
22624
ASAL Tidore Selatan
5 - 22
242,112
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.4.
Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (ton/tahun) Tahun 2017
TUJUAN
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
7770
17928
5157
2941
1148
6845
3499
45288
Tidore Utara
7770
0
10956
5533
2968
1193
5846
3123
37389
Tidore
17928
10956
0
10072
4307
1662
11115
5492
61532
Tidore Timur
5157
5533
10072
0
1712
668
3949
2025
29116
Oba
2941
2968
4307
1712
0
1602
3590
2192
19312
Oba Selatan
1148
1193
1662
668
1602
0
1312
780
8365
Oba Utara
6845
5846
11115
3949
3590
1312
0
7774
40431
Oba Tengah
3499
3123
5492
2025
2192
780
7774
0
24885
Jumlah
45288
37389
61532
29116
19312
8365
40431
24885
ASAL Tidore Selatan
5 - 23
266,318
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.5.
Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (ton/tahun) Tahun 2018
TUJUAN
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
8547
19721
5672
3236
1263
7529
3849
49817
Tidore Utara
8547
0
12051
6086
3265
1313
6431
3435
41128
Tidore
19721
12051
0
11079
4738
1828
12227
6041
67685
Tidore Timur
5672
6086
11079
0
1883
734
4344
2227
32025
Oba
3236
3265
4738
1883
0
1762
3949
2411
21244
Oba Selatan
1263
1313
1828
734
1762
0
1443
858
9201
Oba Utara
7529
6431
12227
4344
3949
1443
0
8552
44475
Oba Tengah
3849
3435
6041
2227
2411
858
8552
0
27373
Jumlah
49817
41128
67685
32025
21244
9201
44475
27373
ASAL Tidore Selatan
5 - 24
292,948
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.6.
Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (ton/tahun) Tahun 2019
TUJUAN
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
9402
21693
6239
3559
1389
8282
4234
54798
Tidore Utara
9402
0
13257
6695
3591
1444
7074
3779
45242
Tidore
21693
13257
0
12187
5212
2011
13450
6645
74455
Tidore Timur
6239
6695
12187
0
2071
808
4778
2450
35228
Oba
3559
3591
5212
2071
0
1938
4344
2652
23367
Oba Selatan
1389
1444
2011
808
1938
0
1587
944
10121
Oba Utara
8282
7074
13450
4778
4344
1587
0
9407
48922
Oba Tengah
4234
3779
6645
2450
2652
944
9407
0
30111
Jumlah
54798
45242
74455
35228
23367
10121
48922
30111
ASAL Tidore Selatan
5 - 25
322,244
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.7.
Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (ton/tahun) Tahun 2025
TUJUAN
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah
0
16656
38430
11054
6305
2461
14672
7501
97079
Tidore Utara
16656
0
23485
11860
6362
2558
12532
6694
80147
Tidore
38430
23485
0
21589
9233
3562
23827
11772
131898
Tidore Timur
11054
11860
21589
0
3669
1431
8464
4340
62407
Oba
6305
6362
9233
3669
0
3433
7695
4698
41395
Oba Selatan
2461
2558
3562
1431
3433
0
2812
1673
17930
Oba Utara
14672
12532
23827
8464
7695
2812
0
16665
86667
Oba Tengah
7501
6694
11772
4340
4698
1673
16665
0
53343
Jumlah
97079
80147
131898
62407
41395
17930
86667
53343
ASAL Tidore Selatan
5 - 26
570,866
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.8.
Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (ton/tahun) Tahun 2030
TUJUAN
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore
Tidore Timur
Oba
Oba Selatan
Oba Utara
Oba Tengah
0
26.824
61892
17802
10154
3.963
23.630
12.080
156.345
Tidore Utara
26824
0
37823
19101
10245
4.119
20.182
10.781
129.075
Tidore
61892
37.823
0
34770
14870
5.737
38.374
18.959
212.425
Tidore Timur
17802
19.101
34770
0
5909
2.305
13.632
6.990
100.509
Oba
10154
10.245
14870
5909
0
5.530
12.394
7.567
66.669
Oba Selatan
3963
4.119
5737
2305
5530
0
4.529
2.694
28.877
Oba Utara
23630
20.182
38374
13632
12394
4.529
0
26.839
139.580
Oba Tengah
12080
10.781
18959
6990
7567
2.694
26.839
0
85.910
Jumlah
156345
129075
212425
100509
66669
28.877
139.580
85.910
ASAL Tidore Selatan
5 - 27
Jumlah
919.390
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
BAB 6 ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN
6.1. RENCANA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI Kota Tidore Kepulauan merupakan bagian dari gugusan pulau di Kepulauan Maluku. Sarana perhubungan yang telah ada di Kota Tidore Kepulauan antara lain perhubungan darat dan perhubungan laut. Baik perhubungan darat maupun perhubungan laut sangat berperan penting dalam bidang ekonomi, budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta untuk kemakmuran rakyat. Hal tersebut dikarenakan dengan perhubungan yang baik maka dapat meningkatkan mobilitas penduduk antar wilayah untuk dapat mengakses suatu layanan tertentu. Selain itu, perhubungan tersebut dapat berperan sebagai prasarana distrlbusl barang dan jasa. 6.3.1. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis. Sistem Jaringan Jalan di Kota Tidore Kepulauan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer tersebut meliputi jaringan jalan trans Halmahera yang melayani pergerakan antar wilayah di Provinsi Maluku Utara. Kondisi Jaringan Jalan primer di Kota Tidore Kepulauan sudah dalam keadaan baik. Sistem jaringan jalan sekunder meliputi jaringan jalan yang menghubungkan tiap pusat kegiatan di wilayah Kota Tidore
6-1
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Kepulauan. Kondisi jaringan jalan sekunder di Kota Tidore Kepulauan sudah dalam keadaan baik namun masih terdapat jaringan jalan yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Panjang jalan di Kota Tidore Kepulauan terdiri dari:
Jalan provinsi sepanjang 251 km, yang terdiri dari 237 km jalan beraspal dan 14 km jalan tidak beraspal/tanah.
Jalan kabupaten/kota sepanjang 250.51 km, yang terdiri dari 216,23 km jalan beraspal dan 11,2 km jalan sirtu, serta 23,08 km jalan tanah.
Kondisi jalan di Kota Tidore Kepulauan bervariasi dari yang masih berbatu dan jalan tanah yang dalam kondisi buruk sampai dengan kondisi baik. Kondisi jalan tanah yang sudah baik mempunyai lebar dan keadaan jalan yang layak untuk digunakan. Sedangkan jalan lainnya yang beraspal ada yang lastasir (lapis tipis aspal pasir) dan ada yang beraspal. Sehingga rencana untuk pengembangan Jaringan Jalan di Kota Tidore Kepulauan adalah: 1) Perbaikan untuk jalan dalam kondisi rusak berat menjadi kondisi baik dengan fasilitas pelengkap antara lain drainase, trotoar, jalur hijau, penerang jalan dan rambu-rambu lalu lintas. 2) Perbaikan jalan dari kondisi jalan sedang menjadi baik dengan fasilitas pelengkap antara lain drainase, trotoar, jalur hijau, penerang jalan dan rambu-rambu lalu lintas. 3) Meneruskan pembuatan jalan di Pulau Tidore yang menghubungkan lokasi-lokasi pariwisata terutama ruas jalan:
Gamtufkange - Gurabunga - Jaya - Afa-afa - Mareku.
Dowora - Kalaodi- Fabaharu - Ome.
Jaya - Fabaharu.
6-2
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Jalan atas penghubung dari Tuguiha (Tidore Selatan) Tidore Timur.
Jalan penghubung (Mafututu) - Tidore
Tidore
(Dowora
-
Tidore
Timur
Utara (Rum). 4) Pembuatan jalan lokal sekunder baru di wilayah Kota Tidore Kepulauan bagian Pulau Halmahera dengan tujuan sebagai pengontrol perkembangan kawasan budidaya yang pada perkembangannya dapat berubah menjadi jalan kolektor sekunder. Ruas jalan yang dimaksud adalah ruas jalan yang menghubungkan Guraping (Oba Utara) - Loleo (Oba Tengah) Yehu (Oba Tengah) - Gilatua (Oba). 6.3.2. Rencana Pengembangan Sarana Transportasi Darat Pendekatan perencanaan desain jarhgan transportasi lokal pada suatu kawasan harus mempertimbangkan konsep perencanaan pengembangan lingkungan yang berorientasi transit (TronsitOriented Development - TOD). Secara umum konsep ini menetapkan adanya desain suatu pusat lingkungan yang memiliki beragam kegiatan sebagai sarana lingkungan yang sekaligus juga merupakan pusat kegiatan pergerakan transit lokal baik antar moda transit yang sama maupun dengan berbagai moda transit yang berbeda, dengan mempertimbangkan aspek jangkauan kenyamanan berjalan kaki sebagai orientasi utamanya. Pendekatan desain pada konsep inl tidak hanya menyangkut desain sistem transportasi (dalam hal ini sistem transit) saja, melainkan juga akan terkait dengan bagaimana alokasi dan penataan berbagai elemen rancangan ruang kota yang lain, seperti peruntukan lahan, intensitas pemanfaatan lahan, tata bangunan, ruang terbuka dan tata hijau, sistem sirkulasi dan penghubung, dan lain sebagainya.
6-3
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Beberapa prinsip umum pada konsep perencanaan lingkungan yang berorientasi transit (TOD) ini adalah: 1) Pendekatan perencanaan berskala regional yang mengutamakan kekompakan dengan penataan kegiatan transit. 2) Perencanaan yang menempatkan sarana lingkungan dengan peruntukan beragam dan campuran pada area pusat lingkungan dan pusat transit ini. 3) Pembentukan lingkungan yang sangat mendukung / 'ramah' bagi pejalan kaki. 4) Perencanaan desain yang cadangan terutama area hijau.
mempertahankan
area
5) Pendekatan desain dengan mengutamakan kenyamanan kehidupan pada ruang publik dan pusat lingkungan bersama selain pada ruang privat. 6) Pengembangan yang mampu memicu / mendorong pembangunan area sekitar pusat transit baik berupa pembangunan penyisipan, revitalisasi maupun bentuk penataan / perencanaan lain. Moda transportasi di Kota Tidore Kepulauan angkutan darat di Kota Tidore Kepulauan terdiri dari mobil carter, angkutan umum, ojek dan becak motor. Di Kota Tidore Kepulauan terdapat 4 (empat) buah terminal, 2 (dua) diantaranya berada di Pulau Tidore yaitu di Soasio dan Rum. Dua lainnya berada di Pulau Halmahera yaitu di Gita dan Sofifi. Masing - masing terminal terletak berdekatan dengan pelabuhan. Oleh karena itu, maka rencana pengembangan sarana transportasi antara lain: 1) Peningkatan dan perbaikan terminal di Sofifi menjadi terminal tipe B yang berfungsi melayani angkutan antar kota
6-4
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
dalam Provinsi Maluku Utara. Luas terminal tipe B sebesar 2 Ha. 2) Peningkatan dan perbalkan terminal di Gita menJadi terminal tipe C yang berfungsi melayani angkutan di dalam Kota Tidore Kepulauan terutama sebagai transit ke wilayah Selatan dan sebagai transit ke dan dari Halmahera Barat. 3) Perbaikan terminal di Soasio sebagai terminal tipe C agar dapat maksimal dalam pelayanan angkutan dalam perkotaan di Pulau Tidore. 4) Perbaikan sub terminal di Rum (Tidore Utara). 5) Pembangunan sub terminal di setiap pelabuhan baik regional maupun lokal terutama di pelabuhan Gurabati (Tidore selatan), Mafututu (Tidore Timur), Loleo (Oba Tengah|, Gita (Oba), Lifofa (Oba Selatan). 6) Untuk pelayanan di dalam perkotaan disediakan halte bus. Lokasi halte ditempatkan pada titik pergantian moda lainnya seperti pelabuhan kecil dan tempat mangkal ojek dan becak motor. Fasilitas penunjang antara lain: peta jalur perjalanan dan tarif, tempat tunggu, tong sampah. 7) Setiap terminal tipe B dan tipe C dilengkapi dengan fasilitas pendukung antara lain:
Jalur pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum.
Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk di dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum.
Bangunan kantor terminal, menara pengawas dan loket penjualan karcis
Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar.
6-5
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurangkurangnya memuat petunjuk jurusan dan peta, tarif dan jadwal perjalanan.
Pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau ojek dan becak motor.
8) Sub terminal minimal dilengkapi dengan fasilitas penunjang antara lain: loket penjulan karcis, ruang tunggu, parkir dan petunjuk jurusan dan peta, taris dan jadwal perjalanan. 6.1.3 Rencana Pengembangan Sarana Transportasi Laut Keberadaan transportasl laut sangat penting bagl penunjang pergerakan penduduk dan kegiatan di Kota Tidore Kepulauan. Pergerakan melalui jalur laut pada kondisi saat ini dapat dirinci sebagai berikut: 1) Pergerakan transportasi laut dilakukan antara Rum - Ternate.
intensitas
paling
padat
2) Pergerakan transportasi laut intensitas paling padat dalam Kota Tidore Kepulauan dilakukan antara Soasio - Sofifi. 3) Pergerakan transportasi laut intensltas sedang dalam Kota Tidore Kepulauan dilakukan antara Soasio - Gita (Kecamatan Oba). 4) Pergerakan laut lainnya dilakukan darl setiap masing-masing pelabuhan dengan intensitas yang sangat kecil dan dilakukan secara spontan. Dengan melihat pergerakan laut eksisting keberadaan pelabuhan dan rencana pengembangan wilayah Kota Tidore Kepulauan, maka direncanakan sistem penyeberangan transportasi laut sebagai berikut:
6-6
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 6.1. Rencana Sistem Transportasi Laut Kategori Trayek Penyeberangan
Menghubungkan
Trayek
Intensitas
Penyeberangen
Keterangan
Rum - Ternate Trayek Utama
Sofifi - Ternate Soasio (Goto) - Sofifi
Besar
PKW PKW/PKLW
-
Soasio (Goto) - Glta Rum - Sofift
PKW - PKL
Glta - Sofifi
PKW - PKL
Rum - P. Maitara Gurabati – P. Mare Trayek Pengumpan
Maidi - Gita
Sedang
Lola - Sofifi (Goto) Rum - Gurabati
IKK - IKK
Gurabati - Loleo Gurabati - Gita Trayek Perintls Ufofa - Maidi Trayek Perintis
Lola - P. Woda
Kecil Menghubungkan Sesuai pelabuhan permintaan dengan lokasi wisata
6.2 INVENTARISASI RENCANA PROYEK MP3EI DAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA TIDORE KEPULAUAN Inventarisasi Rencana Proyek MP3EI dan Pembangunan Daerah Kota Tidore Kepulauan mencakup: Sistem Prasarana Transportasi
6-7
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Darat; Sistem Prasarana Transportasi Laut; dan Sistem Prasarana Transportasi Udara. Secara rinci, Inventarisasi Rencana Proyek MP3EI dan Pembangunan Daerah Kota Ternate ditunjukkan oleh Tabel 6.5.
6-8
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 6.2. Inventarisasi Rencana Proyek MP3EI dan Pembangunan Daerah Kota Tidore Kepulauan Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan 20142015 I
II
2015 – 2020 I
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
2025 – 2030 V
I
II
III IV
Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
V
Sistem Prasarana Transportasi Darat - Perbaikan jalan lingkar Pulau Tidore dengan menambah drainase, prasarana pejalan kaki selebar 2,5 m, serta RTH/Jalur Hijau, juga penerangan jalan
Kecamatan Tidore, Kecamatan TIdore Selatan, Kecamatan Tidore Utara, Kecamatan Tidore Timur
- Pembangunan dan peningkatan jaringan jalan yang menghubungkan Gamtufkange – Gurabunga – Jaya – Afa-afa – Mareku dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan
Kecamatan Tidore, Kecamatan TIdore Selatan, Kecamatan Tidore Utara,
1
1
Paket
172.000,- / m2
172.000,- / m2
6-9
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
1
172.000, - / m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
1
172.000, - / m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
20142015 I
2015 – 2020
II
I
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
2025 – 2030 V
I
II
III IV
V
juga prasarana pejalan kaki selebar 2,5m - Pembangunan dan peningkatan jaringan jalan yang menghubungkan Dowora – Kalaodi – Fabaharu – Ome dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 2,5m - Pembangunan dan peningkatan jaringan jalan yang menghubungkan Jaya – Fabaharu dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 2,5m
Kecamatan Tidore, Kecamatan TIdore Selatan, Kecamatan Tidore Utara, Kecamatan Tidore Timur
Kecamatan Tidore, Kecamatan Tidore Utara,
6 - 10
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah
Lokasi
- Pembangunan dan peningkatan jaringan Jalan atas penghubung dari Tuguiha – Tidore TIdore Timur dengan dilengkapi bahu jalan, Selatan, drainase, RTH/Jalur Tidore Timur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 2,5m - Perbaikan jaringan jalan yang menghubungkan Soasio - Ibukota Desa dengan perkerasan Tidore aspal, bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, penerangan jalan serta prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m - Perbaikan jaringan jalan yang menghubungkan Gurabati - Ibukota Desa Tidore Selatan dengan perkerasan aspal, bahu jalan,
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
1
172.000, - / m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
1
172.000, - / m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
1
172.000, - / m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
Paket
20142015 I
2015 – 2020
II
I
6 - 11
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
2025 – 2030 V
I
II
III IV
V
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
Paket
172.000, - / m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
APBD Prov / APBD
DPU Kota Tidorea Kepulauan
20142015 I
2015 – 2020
II
I
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
2025 – 2030 V
I
II
III IV
V
drainase, RTH/Jalur Hijau, penerangan jalan serta prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m - Perbaikan jaringan jalan yang menghubungkan Rum - Ibukota Desa dengan perkerasan aspal, bahu jalan, Tidore Utara drainase, RTH/Jalur Hijau, penerangan jalan serta prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
1
- Perbaikan jaringan jalan yang menghubungkan Tosa - Ibukota Desa dengan perkerasan Tidore Timur aspal, bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, penerangan jalan serta prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
1
Paket
172.000, - / m2
Oba Utara, Oba Tengah,
1
Paket
172.000, - / m2
- Pengembangan dan peningkatan jaringan
6 - 12
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan 20142015 I
2015 – 2020
II
I
jalan Trans Halmahera Oba, yaitu ruas jalan Payahe- Oba Selatan Weda, AkelamoPayahe, Sp. DodingaAkelamo dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 3 m - Pengembangan dan peningkatan jaringan jalan Sofifi - Ibukota Desa dengan dilengkapi Oba Utara bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m - Pengembangan dan peningkatan jaringan Oba Tengah jalan Loleo - Ibukota Desa dengan dilengkapi bahu jalan, drainase,
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
Sumber Pendanaan
2025 – 2030 V
I
II
III IV
V
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
Kota
1
1
Paket
172.000, - / m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
Paket
172.000, - / m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
6 - 13
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
Paket
172.000, - / m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
APBD Prov / APBD
DPU Kota Tidorea Kepulauan
20142015 I
2015 – 2020
II
I
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
2025 – 2030 V
I
II
III IV
V
RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m - Pengembangan dan peningkatan jaringan jalan Payahe - Lifofa dengan dilengkapi bahu Oba, Oba jalan, drainase, Selatan RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
1
- Pengembangan dan peningkatan jaringan Payahe - Ibukota Desa dengan dilengkapi bahu Oba jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
1
Paket
172.000, - / m2
- Pengembangan dan peningkatan jaringan
1
Paket
172.000, - / m2
Oba Selatan
6 - 14
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan 20142015 I
2015 – 2020
II
I
jalan Lifofa - Ibukota Desa dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
Sumber Pendanaan
2025 – 2030 V
I
II
III IV
V
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
Kota
- Pengembangan dan peningkatan jaringan jalan Guraping – Loleo – Yehu – Gilatua Oba Utara, dengan dilengkapi bahu Oba Tengah, jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta Oba penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
1
Paket
172.000, - / m2
- Peningkatan dan perbaikan terminal di Sofifi menjadi terminal tipe B,
Kecamatan Oba Utara
1
Paket
2.750.000,/m2
- Peningkatan dan perbalkan terminal di
Kecamatan Oba
1
Paket
2.750.000,/m2
6 - 15
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
APBD Prov / APBD Kota APBD Prov / APBD
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan Dinas Perhubungan Tidorea
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan 20142015 I
2015 – 2020
II
I
Gita menjadi terminal tipe C, - Pengembangan Terminal Sari Malaha Goto
Kecamatan Tidore
1
Paket
2.750.000,/m2
- Peningkatan fungsi terminal Soasio sebagai Kecamatan Tidore terminal tipe C dan subterminal
1
Paket
2.750.000,/m2
1
Paket
2.750.000,/m2
Paket
2.750.000,/m2
- Perbaikan sub terminal di Rum
Kecamatan Tidore Utara
- Pembangunan sub terminal di setiap pelabuhan baik regional maupun lokal terutama di pelabuhan Gurabati (Tidore selatan), Mafututu (Tidore Timur), Loleo (Oba Tengah), Gita (Oba), Lifofa (Oba Selatan).
Kecamatan Tidore Selatan, Kecamatan Tidore Timur, Kecamatan Oba Tengah, Kecamatan Oba, Kecamatan
5
6 - 16
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
2025 – 2030 V
I
II
III IV
Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
Kota
Kepulauan
APBD Prov / APBD Kota APBD Prov / APBD Kota APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
V
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
Paket
400.000,/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
Paket
400.000,/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
APBD Prov / APBD Kota APBD Prov / APBD
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan Dinas Perhubungan Tidorea
20142015 I
2015 – 2020
II
I
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
2025 – 2030 V
I
II
III IV
V
Oba Selatan, Kecamatan Oba Utara, Kecamatan - Penataan trayek Oba Tengah, angkutan penumpang di Kecamatan Pulau Halmahera Oba, dan Kecamatan Oba Selatan Kecamatan Tidore Timur, Kecamatan - Penataan trayek Tidore Utara, angkutan penumpang di Kecamatan Pulau Tidore Tidore, Kecamatan Tidore Selatan
1
1
Wilayah Kota - Studi perbaikan Tidore angkutan umum massal Kepulauan
1
Paket
400.000,/Paket
- Kajian mengenai Kecamatan pembangunan jembatan Tidore Utara –
1
Paket
400.000,/Paket
6 - 17
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah Rum – Ternate
Lokasi
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan 20142015 I
2015 – 2020
II
I
Ternate
- Studi pengembangan angkutan wisata alam dan wisata budaya
Kota Tidore Kepulauan
- Pengaturan sistem trayek angkutan umum yang lebih baik serta pengaturan rute angkutan barang pada jalur khusus yang tidak menghambat lalu lintas di pusat kota
Tidore, Tidore TImur, Oba Utara, Oba
- Pengembangan sarana angkutan yang lebih efisien dan menjangkau Semua ke semua kawasan kecamatan (2 yang disesuaikan Pulau) dengan kebutuhan dan pengembangan kawasan - Penyediaan prasarana Tidore sub terminal baru untuk Selatan, memberikan pelayanan Tidore Timur,
1
1
2
5
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
2025 – 2030 V
I
II
III IV
Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
Kota APBD Prov / APBD Kota
Kepulauan Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
V
Paket
400.000,/Paket
Paket
400.000,/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
Paket
400.000,/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
Paket
400.000,/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
6 - 18
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
Paket
1.500.000,/m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
Paket
400.000,/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
20142015 I
2015 – 2020
II
I
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
2025 – 2030 V
I
II
III IV
V
dalam bidang angkutan Oba, umum serta untuk Oba Tengah, mengakses pusat-pusat Oba Selatan pertumbuhan baru - Pengadaan halte yang mampu melayani Semua penumpang untuk kecamatan(2 berganti moda atau pun Pulau) berganti jurusan atau rute angkutan - Studi kajian penambahan kapasitas Wilayah Kota dan frekuensi moda Tidore angkutan Kepulauan penyeberangan;
2
1
Sistem Prasarana Transportasi Laut Kecamatan Oba Utara
1
Paket
100 M / Paket
APBD Prov / APBD Kota
- Pengembangan dan Kecamatan peningkatan sarana dan Oba, prasarana pelabuhan
2
Paket
2.750.000,/m2
APBD Prov / APBD
- Pembangunan Dermaga General Cargo Pelabuhan SOFIFI (MP3EI)
6 - 19
PELINDO/ Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan Dinas Perhubungan Tidorea
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
Kota
Kepulauan
Paket
350.000,/paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
3
Paket
2.750.000,/m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
3
17.000.000,Paket / m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
20142015 I
2015 – 2020
II
I
Payahe dan Loleo Kecamatan sebagai pelabuhan Oba Tengah yang melayani angkutan antar wilayah. - Studi Pemantapan fungsi pelabuhan Goto sebagai pelabuhan peti kemas skala regional penyangga pelabuhan A-Yani
Kecamatan Tidore
- Penyediaan prasarana pergudangan untuk memenuhi perpindahan arus barang melalui pelabuhan.
Pelabuhan Goto, Pelabuhan Rum, dan Pelabuhan Sofifi
- Pengembangan fasilitas pelabuhan yang terpisah antara penumpang dan barang dengan dilengkapi fasilitas penunjang yang mencukupi.
Pelabuhan Goto, Pelabuhan Rum dan Pelabuhan Sofifi
1
6 - 20
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
2025 – 2030 V
I
II
III IV
V
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
- Penyediaan pelabuhan Kecamatan untuk keperluan industri Oba, di Payahe.
1
17.000.000,Paket / m2
- Studi peningkatan fungsi pelabuhan pendaratan ikan
Kecamatan Tidore
1
Paket
400.000,/Paket
- Pembangunan Pelabuhan pendaratan ikan
Kecamatan Tidore Selatan
1
Paket
17.000.000,/ m2
- Pengembangan pelabuhan Gita sebagai pelabuhan skala regional dan penunjang industri
Kecamatan Oba,
1
17.000.000,Paket / m2
- Pemantapan fungsi Kecamatan pelabuhan Loleo Oba Tengah sebagai pelabuhan lokal
1
17.000.000,Paket / m2
- Pemantapan fungsi pelabuhan Rum sebagi pelabuhan lokal yang menjadi penunjang
1
Paket
Kecamatan Tidore Selatan
Perkiraan Waktu Pelaksanaan 20142015 I
2015 – 2020
II
I
17.000.000,/ m2
6 - 21
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
2025 – 2030 V
I
II
III IV
Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
APBD Prov / APBD Kota APBD Prov / APBD Kota APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
APBD Prov / APBD Kota APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
V
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Proyek MP3EI No dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Harga Satuan Besaran Satuan Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan 20142015 I
2015 – 2020
II
I
Pelabuhan Soasio
6 - 22
II
III IV
2020 – 2025 V
I
II
III IV
Sumber Pendanaan
2025 – 2030 V
I
II
III IV
V
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Tidore Kepulauan, 2012, Tidore Kepulauan Dalam Angka 2012, Tidore. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Provinsi Maluku Utara, 2012, Dokumen Perhubungan Dalam Angka Provinsi Maluku Utara Tahun 2008-2012, Ternate. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Jakarta. Kementerian Perhubungan, 2004, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 2004 Tentang Penetapan Kelas Jalan di Propinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua, Jakarta. Kementerian Perhubungan, 2005, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2005 Tentang Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS), Jakarta. Kementerian Perhubungan, 2006, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 Tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan, Jakarta. Kementerian Perhubungan, 2010, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 2010 Tentang Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030, Jakarta. McNally, M.G., 2007, The Four Step Model, Department of Civil and Environmental Engineering and Institute of Transportation Studies, University of California, Irvine, USA. Pemerintah Daerah Kota Tidore Kepulauan, Laporan Akhir Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tidore Kepulauan 2010- 2030, Tidore. Pemerintah Republik Indonesia, 2007, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia, 2008, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta. Presiden Republik Indonesia, 2011, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 20112025, Jakarta. Tamin, O.Z., 2008, Perencanaan Pemodelan & Rekayasa Transportasi, Program Studi Teknik Sipil, FTSL Institut Teknologi Bandung, Bandung.