DAFTAR PUSTAKA
Aw, Suranto. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. Budyatna,
Muhammad.,
dan
Leila
Mona
Ganiem.
Teori
Komunikasi
Antarpribadi. Jakarta: Kencana, 2011. Damaiyanti, Mukhripah. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung: PT Refika Aditama, 2008. Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008. Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo, 2005. Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Yogyakarta: Kanisuius, 2003. Moleong, Lexy J. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005. …………………., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010. Mundakir. Komunikasi Keperawatan: Aplikasi dalam Pelayanan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006. Narda, Bustami. Seni Berkomunikasi. Padang: Debe Mustika. 2012. Nasir, Abdul., dan Abdul Muhith. Dasar-Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2011. Raco, J R. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Grasindo, 2010. Riyadi, Sujono. dan Teguh Purwanto. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. Satori, Djam’an., dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2009. Sobur, Alex. Filsafat Komunikasi : Tradisi dan Metode Fenomenologi. Bandung: PT Rosda Karya, 2013. Stuart, Gail W. Buku Saku: Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC, 2006.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005. Suliswati, Tjie Anita Payapo, dkk. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC, 2005. Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss. Human Communication. Bandung: PT Remaja Rosdaarya, 2005. Yulihastin, Erma. Bekerja Sebagai Perawat. Cibinong: Erlangga Group, 2009. Widyawati, Sukma Nolo. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012.
SUMBER LAIN Pasien (2013, 07 April). Wikipedia [online]. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2013 dari http://id.m.wikipedia.org/wiki/pasien.
Pengertian, hak dan kewajiban pasien (2013, 29 April). Diakses pada tanggal 01 Oktober 2013 dari http://www.edukasiana.net/2012/02/pengertian-hakdan-kewajiban-pasien.html?m=1.
Visi & Misi. Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan [online]. Diakses pada tanggal
22
September
http://www.rsjsh.com/index.php/read/pages/visi-msii.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2013
dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Transkip Wawancara dengan Narasumber
Nama
: Suyanto, AMK
Hari dan tanggal : Rabu, 19 Maret 2014 Waktu
: 13.00 – 13.30 WIB
Sudah berapa lama Bapak menjadi perawat di rumah sakit ini? 24 tahun.
Apa yang memotivasi Bapak untuk menjadi seorang perawat kesehatan jiwa di rumah sakit ini? Motivasi saya ya karena panggilan. Panggilan untuk mengabdi aja. Mengabdi untuk membantu penderita-penderita dengan gangguan jiwa.
Saat ini pasien dengan jenis penyakit apa yang sedang Bapak tangani? Semuanya di sini hampir ada. Ada halusinasi, ISOS (Isolasi Sosial), HDR (Harga Diri Rendah), tapi yang paling banyak cenderung disini pasien-pasien halusinasi.
Berapa usia pasien yang Bapak tangani saat ini? Disini pasien yang ditangani umur 18 tahun. Tapi usia batasan untuk dirawat diruangan inap ini batasnya sampai 19 tahun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bapak mengurus semua pasien yang ada disini atau ada perawat khusus untuk pasien? Semuanya disini tanggung jawab saya tapi dibantu dengan pelaksana (PP). PP itu Pelaksana Perawat.. itu ada.
Dari penyakit yang ada di pasien tersebut kira-kira penyebabnya apa? Biasanya yang paling dibawa ke rumah sakit ini pasien-pasien yang sifatnya dirumah mengamuk, merusak, sifatnya curiga, dan kecenderungan untuk melukai diri sendiri dan orang lain.
Orang tua si pasen sendiri yang mengantarkan pasien kerumah sakit ini? Ya, orang tua sendiri yang nganter ke rumah sakit.
Ada tidak pihak keluarga lain dan apakah ada yang tidak setuju saat pertama kali pasien dibawa ke rumah sakit? Hampir rata-rata setuju karena sudah mengganggu lingkungan sehingga mereka untuk keamanan jadi setuju aja untuk dibawa kerumah sakit.
Menurut Bapak komunikasi terapeutik itu seperti apa? Komunikasi terapeutik itu ya komunikasi dua arah yang kita lakukan dengan pasien dan melakukan sentuhan atau dengan secara verbal.
Bisa Bapak berikan contohnya? Kalau sentuhan itu contonya misalkan di situ kita tanyakan perasaan dia, ungkapan dia, sehingga kita bisa memberikan motivasi untuk dia jangan sampe terjadi secara emosionalnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Apakah dalam melakukan komunikasi terapeutik, pasien di lakukan dengan berbeda-beda atau sesuai usia pasien? Pada dasarnya sama.. tidak ada perbedaan.
Mau itu masih anak-anak atau sudah menginjak remaja? Kalau anak-anak kita beda, kalau remaja kita beda. Kalau menginjak remaja kita juga beda. Karena kalau anak-anak dengan sendirinya pasti melihat kita pasti akan takut tapi kalau yang remaja butuh pendekatan, butuh kasih sayang, kalau yang sudah dewasa sedikit extra hati-hati karena mereka pasti akan curiga dengan kita walaupun kita petugas pasti dia akan berbuat sesuatu kalau kita secara komunikasinya tidak secara terapeutik.
Apa saja teknik-teknik komunikasi terapeutik yang selalu Bapak gunakan saat berkomunikasi dengan pasien? Tekniknya kita hanya beberapa aja mungkin kita pendekatan satu, keduanya dengan adanya.. kita orisentasi dulu ya.. orientasi, setelah itu kita melakukan pendekatan dan ketiganya kita melakukan bina hubungan.
Hal apa yang Bapak lakukan dan yang Bapak katakan saat pertama kali pasien memasuki ruang rawat inap? Ya kita saat pasien itu datang ke ruangan kita paling tanya kenapa dirumah, ada apa dirumah, ada masalah apa, terus kalau marah-marah kenapa, itu selalu pertanyaan untuk pasien. Tapi biasanya pasien kadang-kadang ada yang mau jawab ada yang tidak mau menjawab.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Apa yang Bapak lakukan untuk memperoleh informasi tentang pasien secara lebih spesifik lagi? Kita tunggu sampai pasien itu kelihatan tenang dan kooperatif. Tidak pada saat itu kita mendapatkan data tapi mungkin sore hari atau besok hari baru kita bisa berkomunikasi dengan dia karena penganalisaan atau pengkajian pasien-pasien jiwa ini tidak boleh spontanitas dan tidak boleh terlalu lama, mereka juga akan jenuh.
Bagaimana cara Bapak untuk membujuk pasien agar mau mengungkapkan perasaannya kepada Bapak? Paling tidak kita kontrak waktu dan tempatnya dimana dengan pasien. kita mencari tempat suasananya yang nyaman mereka tidak terganggu kita tidak terganggu. Kita kontrak waktu sesuai dengan kemauan pasien, kalau pasiennya “hari ini enggak deh pak mungkin besok aja” oke, ya kita harus ikutin karena kita kontrak waktu jadi mau enggak mau harus ikutin irama dia dulu.
Bagaimana Bapak menanamkan rasa kepercayaan pasien terhadap Bapak? Yaa.. menanamkan kepercayaannya ke pasien pasti satu, hanya sifatnya membantu jadi kalau kamu punya keluhan tolong ceritakan ke kami, kami akan bantu semuanya masalah itu.
Apa saja yang sering diceritakan pasien kepada Bapak saat berkomunikasi? Biasanya cerita tentang keluarga, tentang diri dia sendiri, itu kalau yang ada keluarganya ya, terus biasanya tentang permusuhan dia dengan orang tua dan biasanya pasien itu cerita tentang orang tuanya yang cerewet, sok ngatur, biasanya seperti itu pasien-pasien banyak cerita.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kebanyakan mereka lebih kesal dengan keluarganya ya Pak? Hampir rata-rata kalau sudah dibawa kesini, mereka pasti banyak kesal dengan orang tua, maupun keluarga, maupun dengan saudaranya, pasti dia kesal tapi setelah kita memberikan motivasi atau masukan kepada pasien ya dia bisa menerima, bukannya orang tua itu membuang diri kamu tapi karena orang tua itu berbuat seperti ini karena sayang.
Apa yang Bapak lakukan untuk memahami perilaku atau perasaan pasien? Kalau dia banyak menyendiri pasti kita akan tahu ya tingkah laku dia, kalau dia banyak tingkah laku yang aneh kita juga akan dekatin kalau dia banyak menyendiri juga akan kita dekatin akan kita gali permasalahannya.
Sejauh ini selama Bapak berkomunikasi dengan pasien apakah ada simbol-simbol atau komunikasi non verbal yang terlihat pada pasien? Mmm.. jarang.
Kalau komunikasi non verbalnya? Ya paling keluhannya “kapan saya pulang”, “kapan bisa pulang”.
Yang non verbalnya pak? Yang non verbalnya ya paling dia bilang kenapa saya dimasukin disini.
Dengan bahasa tubuh atau dengan? Dengan bicara tapi bicara dia hanya sepatah-patah aja enggak selancar apa yang dia inginin ya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Apakah pasien pernah mengungkapkan perasaanya itu melewati gambar? Tidak pernah.
Kapan biasanya waktu/ jadwal pelaksanaan proses pengobatan kepada pasien? Tiap hari.
Setiap jam tertentu? Kita kan 24 jam perawatan. Jam pagi itu memang kita dengan seperti tadi itu kegiatan dari jam 9 sampai jam 11 itu kegiatan, sesudahnya jam 11 sampai setengah 12 itu istirahat, jam 12 kita makan siang. Itu jadwal kegiatannya.
Saat Bapak berkomunikasi dengan pasien apakah ada alat bantu yang Bapak pergunakan untuk mempermudah berkomunikasi dengan pasien? Tidak ada. Paling langsung aja kita berkomunikasi dengan pasien. Jadi pendekatan kita itu lebih.. sosialisasi kita supaya berjalan sehingga kita langsung berkomunikasi.
Langkah apa saja yang Bapak lakukan untuk menentukan tindakan keperawatan kepada pasien? Langkahnya kita disitu memang kita ambil permasalahannya dari data ya. Dari analisa data karena disitu ada data subjek dan data objek. Sehingga kalau di situ kecenderungannya pasien banyak bingung, bicaranya kacau, sehingga di situ kita ambil kesimpulan bahwa pasien itu dengan gangguan halusinasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Apa yang biasanya Bapak lakukan dan katakan ketika ingin memulai tindakan keperawatan kepada pasien? Mulainya ya kita perkenalkan diri dulu.
Seperti apa Pak perbincangannya itu? Keluhan, kita menanyakan keluhan dia “kenapa dibawa kerumah sakit” itu pasti ditanyakan. Itu sering kita tanya setiap hari walaupun pasien sudah dirawat lama tetap kita tanyain. Karena kita, memorinya dia itu masih teringat enggak, bisa mengingat enggak memori-memori dan kejadiankejadian itu.
Langkah apa yang Bapak lakukan untuk membantu pasien dalam mengatasi masalahnya sehingga kelak pasien dapat mengatasi masalahanya secara mandiri? Membantu ya dengan sendirinya. Kita disini memang sifatnya pembelajaran saya bilang kalau ke pasien “kalau kalian bisa mampu mengendalikan secara emosional pasti kamu cepat pulang”. Kita memberikan motivasi ke pasiennya seperti itu.
Pasien disini umumnya halusinasi ya pak penyakitnya, itu kalau halusinasinya kambuh apa yang Bapak arahkan kepada pasien? Mmmm… satu, paling kita memberikan dia suruh tarik napas panjang, paling tidak kita mengajarkan kalau muncul dengan halusinasinya itu kita paling tidak tutup telinga dan tutup telinga kita ajarkan “pergi-pergi kamu itu suara palsu”, “pergi-pergi kamu saya enggak mau diganggu” seperti itu.. itu langkah-langkah yang kita ajarkan ke pasien.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Apa saja tanda-tanda seorang pasien yang telah sembuh atau sudah mengarah ke yang lebih baik? Pasien yang sudah mengarah ke yang lebih sembuh ya secara emosional terkontrol, bicaranya cukup terlatih, dan dia bisa mengikuti aturan kita, tidak semaunya sendiri, apa yang kita berikan, yang kita berikan masukan ke pasien dia bisa menerima, tidak menyangkal kalau kita katakan sakit.. “iya saya kemarin sakit saat dibawa kesini”, itu seperti itu. Itu observasi tingkat pasien kalau sudah mendekati bisa pulang.
Sejauh ini pernah tidak terjadi salah pengertian antara Bapak dengan pasien? Jarang.. jarang.
Jika bapak sedang berbicara dengan pasien kalau pasien tidak mengerti maksud Bapak apa yang pasien lakukan? Kita hampir rata-rata memberikan arahan itu sesuai dengan umur dia ya jadi kita enggak terlalu tinggi juga ya sesuai dengan kalau kita enggak terlalu bermacam-macam sih.
Jadi sejauh ini pasien nurut-nurut aja ya Pak? Nurut-nurut aja... Cuma paling kalau kita, suka yang bingung aja yang memang diarahkannya susah.. kalau yang bingung itu memang susah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Transkip Wawancara dengan Narasumber
Nama
: Ns. Anna Elfahsuri, SKep
Hari dan tanggal
: Kamis, 20 Maret 2014
Waktu
: 13.00 – 13.15 WIB
Ibu Sudah berapa lama menjadi Kepala Ruangan di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja rumah sakit ini? Aku disini sudah 3 tahun.
Apa tujuan dari diadakannya ruang Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja ini? Tujuannya untuk membedakan anak dan remaja. Jadi tidak digabung dengan yang dewasa.
Sebelumnya disatuin ya Bu? Sebelumnya di gabung dengan yang dewasa.
Sejak kapan di fungsikan ? Kurang lebih 5 tahun ya.
Siapa saja yang bertugas di ruangan ini? Disini tuh ada KATIM (Kepala Tim), KATIM itu disini kita ada 2 orang, terus ada terapis juga, ada PP.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
PP itu apa ya Bu? PP itu.. apa ya.. istilahnya.. kalau kaya kita pelaksana, eee.. perawat pelaksana.
Apa saja pelayanan yang ditawarkan? Pelayanannya itu disini kan ada yang VIP. VIP ada yang kelas I, kelas II, kelas III. Disini ada terapis juga...terapis yang remedial, kita ada TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) juga.
Untuk kelas-kelas yang telah di sebutkan itu satu kamar ada berapa? Kelas III itu disini ada 4 laki, perempuan 4 orang. Jadi dipisah tidak di gabung ya, jadi laki sama perempuan dipisah empat-empat tempat tidur kapasitasnya. Terusnya untuk kelas II itu bisa dua orang, kelas I kelas II itu bisa fleksibel tempatnya. Kalau misalkan ada kelas I kita masukkan ke kelas I.
Berapa jumlah maksimal pasien yang dapat dirawat? Kapasitas kita 16 orang..
Sudah maksimal ya Bu? Ya, sudah maksimal dengan tampat tidur. Itu sudah termasuk dengan VIP ya.
Fasilitas apa saja yang terdapat diruangan ini secara medis dan non medisnya? Disini ada dokter anak spesialis anak khusus, itu aja sih selebihnya tidak ada. Jadi hanya untuk spesialis jiwanya sama spesialis umum.
Untuk ruangannya terdapat apa saja? Ada ruangan VIP yaitu ada ruangan VIP aja ya paling.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk kegiatannya? Untuk kegiatanya kita ada ruangan khusus jadinya ada ruangan terapi.
Berapa biaya pengobatan untuk pelayanan di kesehatan jiwa anak ini? Kalau kita tidak masalah biaya.. biaya itu urusannya bagian administrasi kita hanya urusan merawat.
Untuk menunjang proses penyembuhan pasien, apa yang dikerahkan dari pelayanan rumah sakit ini? Paling obat ya.. intinya obat. Terusnya ada kerjasama sama dokter, keluarga juga ada kerjasama.
Apa ada kerjasama dari luar? Kita kerjasama dari luar tidak ada paling hanya terapi aja sama dokter aja.
Saat ini berapa pasien yang sudah dirawat untuk bulan ini? Untuk bulan ini bisa jadi lebih dari 16 ya. Jadi kita sudah masa rawat 21 hari rawat pulang terus nanti masuk lagi. Kalau belum sembuh kita perpanjang lagi 21 hari rawat lagi perpanjang langsung. Jadi kalau misalkan dia sudah 21 hari dan sudah sehat itu udah harus pulang terus nanti kan saling bergantian.
Pasien yang mengidap penyakit apa saja yang terdapat di ruangan ini? Disini ada pasien yang perilaku kekerasan juga ada, yang halusinasinya juga ada, terus ada putus obat juga, kadang ada NAPZA juga tapi NAPZA kita kalau misalkan sudah benar-benar positif kita kembalikan ke ruangan NAPZA.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Siapa saja yang bertanggung jawab atas pelayanan dan kenyamanan di ruangan ini? Perawat semua.
Selain itu ada lagi Bu? Tidak ada.
Pihak keamanan di sini ada Bu? Pihak keamanan kita jarang jadi kalo misalkan ada pasien yang lebih besar dari kita tapi umurnya misalkan 17 kita minta bantuan satpam. Selebihnya tidak.
Jadi tidak ada keamanan khusus yang dipekerjakan di dalam ruangan ini? Tidak ada.. jadi khusus perawat aja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Transkip Wawancara dengan Narasumber
Nama
: Ns. Juni Darmawanti, SKep
Hari dan tanggal
: Kamis, 20 Maret 2014
Waktu
: 13.00 – 13.15 WIB
Sudah berapa lama Ibu menjadi perawat di rumah sakit Dr. Soeharto Heerdjan ini? 13 tahun.
Apa yang memotivasi Ibu untuk menjadi seorang perawat kesehatan jiwa anak dan remaja? Kalau motivasi itu terbentuk setelah saya dinas di ruangan ini. Menempatkan untuk saya disini kan berdasarkan rollingan dari pejabat setempat.
Berapa usia pasien yang saat ini Ibu tangani? Rata-rata 11 tahun sampai dengan 18 tahun.
Apa saja penyakit yang diderita pasien di rumah sakit ini khususnya di ruangan kesehatan jiwa anak dan remaja ini? Penyakitnya kebanyakan kalau di anak juga ada yang keterbatasan mental, skizofrenia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari penyakit-penyakit tersebut ada yang penyakit halusinasi ya Bu ya, itu terjadi dari akibat apa ya Bu? Kalau halusiansi itu tergantung, dia itu akibat dari dia karena halusinasi timbul saat di rawat bisa dia karena putus obat, sebelumnya sudah ada halusinasi, atau dia itu bisa faktor narkoba, atau dia faktor dari lingkungan rumahnya bisa.
Menurut Ibu komunikasi terapeutik itu seperti apa? Kalau komunikasi terapeutik kan komunikasi yang antara.. komunikasi dua arah yang antara yang komunikan antara yang berkomunikasi dan diajak komunikasi itu saling ada feedback atau timbal balik.
Apa saja teknik-teknik komunikasi terapeutik yang biasa Ibu lakukan ke pasien? Tekniknya ya banyak si ada teknik komunikasi dua arah, terus yang penting dia lagi ada timbal balik sama kita atau dia awalnya sudah mau komunikasi baru kita masuk ke komunikasi terapeutik.
Contohnya seperti apa Bu komunikasi terapeutik kepada pasien itu? Contohnya ya pokoknya awalnya dia mau mengungkapkan perasaan dulu baru kita masuk ke teknik komunikasi terapeutik, ya tergantung.. tergantung apa yang kita bicarakan sama pasien itu.
Saat fase perkenalan dengan pasien hal apa yang Ibu bisa lakukan atau katakan untuk memulai perkenalan dengan pasien tersebut? Paling pertama kali saya menanyakan kabar, terus gimana perasaannya untuk hari ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bagaimana reaksi pasien itu setelah Ibu berbicara seperti itu? Tergantung pasiennya ya, kalau pasiennya dengan isolasi sosial kadang dia tidak mau menjawab dengan verbal paling dia dengan bahasa tubuh kontak mata, tapi kalau dia pada saat itu pasiennya bagus dia langsung menyapa.. menyapa kita.
Apa yang Ibu lakukan untuk memperoleh informasi tentang penyakit pasien secara lebih spesifik? Kita bisa awal dari keluarga pasien atau dari status pasien.
Langkah apa saja yang Ibu lakukan untuk menentukan tindakan keperawatan kepada pasien? Yang pertama kali yang kita lakukan pengkajian dulu.
Pengkajian seperti apa Bu? Ya pengkajian itu kan ya mengisi data-data pasien dulu baru kita mau nanti menentukan analisa data terus kalau di jiwa itu pokok masalah baru dia sesuai dengan problem dia nanti kita lakukan dia sesuai dengan problem dia diagnosanya kita lakukan strategi itu pelaksnaan.
Apa yang sering diceritakan kepada Ibu saat pasien bercerita? Ya biar dia mengungkapkan perasaannya dulu baru kita masuk apa yang kita inginkan sesuai dengan SPnya, baru nanti kita ajarkan sesuai apa yang kita mau dari diagnosanya dia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tapi pernah tidak si pasien tersebut dengan sendiriya berbicara/ curhat kepada Ibu? Ya ada tergantung pasiennya sendiri. Biasanya apa yang di curhatin Bu? Biasanya sih yang dicurhatinnya dia pengen pulang.
Jika pasien berbicara dengan tidak jelas saat mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan apa yang Ibu lakukan? Kalau misalnya dia tidak jelas.. moodnya dulu kalau dia tidak mau ngulangin ya kita kontrak yang akan datang gitu aja, kalau dia mau ngulangin ya dia suruh ngomong lagi bicara lagi.
Ada yang Ibu ajarkan atau apa yang Ibu katakana agar pasien bisa berbicara dengan lancar atau lebih jelas lagi? Kalau pasien itu tidak bisa dipaksa jadi kalau dia saat itu udah enggak mau yauda enggak mau.
Bagaimana cara Ibu untuk melatih pasien yang kemampuan berbicaranya lemah? Ya kita lihat dari bahasa tubuhnya, kita tidak bisa ngomong langsung. Kita ngomong sepatah dua patah, kalau dia udah ada kontak tubuh berati dia udah mau menerima kita.
Apa cara tersebut efektif? Ya orang sih ya.. perawat ada cara-cara sendiri untuk pendekatan pasien. Kalau itu, yang saya lakukan.
Tapi sejauh ini efektif Bu? Kalau saya loh.. kan orang lain-lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan proses perawatan pasien? Kalau diruangan ini banyak kan ada terapi wicara, ada dokternya, dokter umum, dokter spesialis, banyak.. ada mahasiswa keperawatan, mahasiswa psikolog, mahasiswa koas.
Kegiatan apa saja yang perawat lakukan disini untuk mengobati rasa kejenuhan pasien? Rata-rata pasien anak itu dia pertama kali kan pasti jenuhlah. ya kita harus membiasakan pasien itu. Paling kita dengan kegiatan nanti jam 9 sampai jam 11 kegiatan diruangan terapi, nanti kadang juga perawat juga melakukan terapi aktivitas kelompok seminggu 2 kali.
Bagaimana Ibu mengajarkan pasien untuk bersosialisasi dengan orang lain? Kalau.. sebenernya kalau pasien itu tergantung pasiennya ya kalau pasiennya itu mau ya saya ajak, ya kalau pasiennya enggak mau ya kita liat dulu moodnya. Kita enggak bisa langsung ngajak semua pasien untuk sosialisasi enggak. Kalau dia bicaranya enggak nyambung juga percuma kan.
Kemarin itu ada pasien yang tiba-tiba menegur saya, apa itu diajarin disini Bu? Iya dia kalau sosialisasi diajarkan untuk berkenalan.
Apa yang Ibu lakukan ketika kondisi pasien tidak stabil atau emosinya sedang memuncak? Kalau dia masih bisa diarahkan kita ajarkan untuk tarik nafas dalam atau kita alihkan ke hal yang lain tapi kalau dia tidak bisa diarahkan dia udah mau fase mangamuk ya paling kita masukkan kedalam ruang isolasi.
Biasanya untuk berapa lama?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tergantung kalau dia udah.. emosinya stabil.
Selama Ibu berkomunikasi dengan pasien bahasa tubuh apa yang sering terlihat dari pasien? Kontak mata.
Ada gerakan lain Bu? Tidak
Apakah ada alat bantu yang Ibu pergunakan untuk memepermudah cara Ibu berkomunikasi dengan pasien? Kalau alat bantu sih enggak kan kita lihat dulu dari awal pasien itu bisa diajak tidak komunikasi. Paling kalau pada saat terapi paling kita juga pakai kertas alatnya seperti alat menggambar itu aja.
Jika pasien sudah mulai membaik kondisinya, apa yang Ibu katakan untuk menanamkan rasa percaya diri kepada pasien sehingga nanti kalau sewaktu-waktu mucul lagi penyakitnya dia bisa menanganinya sendiri? Yaa saya tanamkan kalau dia yakin mau sembuh dia harus berubah.. itu aja.
Menurut Ibu kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan komunikasi terapeutik di rumah sakit ini apa Bu? Tidak ada sih ya.. masing-masing petugas disini kan ada dia punya cara sendiri walaupun itu namannya komunikasi terapeutik dia ada cara sendiri untuk pendekatan sama pasien.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Suka dukanya apa nih Bu selama Ibu menjadi perawat kesehatan jiwa? Yaa namanyaa kalau kesehatan jiwa enggak ada sih ya sama aja. Kalau sukanya yaa jadi kita ngerti manusia itu kan bermacam-macam unik gitu loh.. oohh berati kita begini ada yang lebih dibawah kita jadi kita paling enggak harus lebih bersyukurlah kita dikasih keadaan seperti ini. Ya kalau dukanya yaa sama aja sih namanya orang kerja.. ya saya bilang enggak ada sih ya. Cuma dukanya jalannya aja jauh dari rumah.
Memang rumah Ibu dimana Bu? Rumah saya di Ciputat.
Menurut Ibu apa tips dan trik ketika kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang mengalami gangguan di kejiwaannya? Kalau tips saya kita lihat dulu dia sesuai dengan kebutuhan.. kita lihat dulu sesuai dengan kebutuhan pasiennya. Kalau dia memang butuhh.. apa kalau dia memang butuh kita pasti dia mendekat sama kita kalau dia enggak butuh kita liat dulu kita enggak bisa langsung mendekat gitu aja kan pasien itu kan enggak mau langsung dideketin langsung mau gitu enggak. Kita liat dulu.. pertamakan kita sapa sekali dua kali itu juga jugaa akhirnya terapi dari dokter, enggak bisa langsung.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Panduan Observasi 1. Pola komunikasi yang digunakan perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien. 2. Kegiatan komunikasi terapeutik yang perawat lakukan dengan pasien.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Catatan Lapangan 01 Kegiatan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Pasien Tanggal
: 17 Maret 2014
Waktu
: 10.30 – 12.00 WIB
Tempat
: Ruang Perawat Rawat Inap Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
Deskriptif (Catatan Observasi/ CO) Seorang kepala tim perawat bernama Suyanto pada saat itu sedang bertugas dan berada di dalam ruang perawat. Tidak ada perawat atau petugas lain yang menemaninya. Gambaran fisik Pak Suyanto yaitu, berkulit sawo matang, berkumis, berambut hitam, dan tingginya ± 160cm. Pak Suyanto adalah pribadi yang humoris namun tetap serius dan tegas. Suasana di ruang perawat saat itu cukup sepi mengingat hanya ada Pak Suyanto yang berada di sana dan terkadang terdengar suara-suara pasien yang berada di ruang terapi yang letaknya tak jauh dari ruang perawat. Di ruang perawat Pak Suyanto bertugas melayani pasien yang baru pertama kali datang ingin berobat dan di rawat inap, maupun pasien yang sudah pernah di rawat dan kembali lagi sesuai jadwal yang telah di buat oleh perawat dengan pasien. Tak lama kemudian tiba seorang perawat lain yaitu Ibu Anna Elfasuri. Ibu Anna adalah seorang kepala ruangan diruang rawat inap instalasi kesehatan jiwa anak & remaja. Beliau yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menyangkut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ruang rawat inap tersebut. Ruang rawat inap kesehatan jiwa anak & remaja di RSJ Soeharto Herdjan terdiri dari beberapa ruangan antara lain: ruang terapi, ruang isolasi, ruang perawat, ruang tunggu, ruang tamu, kamar pasien, kamar mandi, dapur, dan ruang ibadah atau ruang serba guna. Tepat pada pukul 11.00 setelah melakukan proses terapi semua pasien beristirahat dan diberikan snack oleh perawat kemudian semua pasien berhamburan keluar dari ruang terapi karena sudah masuk jam istirahat. Ada yang masuk kamar dan ada pula yang bermain di ruang tunggu yang terletak tepat berada didepan sebelah kanan ruang perawat. Pasien rawat inap di sana bebas berkeliaran ke mana saja saat jam istirahat namun tidak boleh keluar dari ruang rawat inap. Saat jam istirahat semua pasien bebas melakukan apa pun. Ada yang menyendiri atau sibuk dengan dirinya sendiri, ada yang bermain dan bercanda dengan sesama pasien, ada juga yang bermain dan bercanda dengan para perawat. Seperti pasien remaja putra yang bernama Samuel, Samuel adalah salah satu pasien yang sudah mulai membaik kondisinya. Sehingga ia sudah mulai mudah berkomunikasi dengan orang lain. Saat itu ia berbincang-bincang menceritakan tentang masa lalunya kepada perawat dan temannya sesama pasien. Berikut penggalan pembicaraannya: Samuel (pasien) : “Dulu saya di medan pernah nyobain semua lem.. lem aibon saya pernah, lem kambing juga pernah.” Fani (pasien) : “Iihh.. lu mah ada-ada aja.. rasanya apaan?” Samuel : “Tidak enak.. kalau habis cium lem itu langsung pusing.”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pak Suyanto : “Ooo.. samuel mah apa aja juga di cobain semua..” (dengan nada suara yang lembut dan sambil tersenyum). Setelah pasien selesai makan snack dan bersantai kemudian perawat berkata “yuuk yang sudah selesai masuk kamar” (memerintahkan kepada semua pasien untuk masuk ke kamarnya masing-masing). Ada yang dengan sendirinya masuk ke kamar ada juga yang harus digiring oleh perawat. Saat semua pasien sedang berada di dalam kamarnya masing-masing, datang seorang nenek dan seorang anak perempuan masuk ke ruang perawat. Anak perempuan itu bernama Shifa, ia diantar neneknya ke RSJSH untuk pemeriksaan serta konsultasi dengan dokter dan perawat. Dalam peristiwa itu pak Suyanto berupaya mengajak Shifa berkomunikasi untuk menanyakan hal-hal yang diperlukan untuk data pemeriksaan. Saat proses komunikasi berlangsung Pak Suyanto berbicara dengan nada yang sangat lembut dan pandangan terus mengarah pada Shifa walaupun terkadang Shifa tidak jelas perkataannya namun dokter dan perawat tetap bersikap ramah dan lembut kepada Shifa. Dan pada saat Shifa di ajak berbicara oleh dokter tatapan mata shifa tidak fokus dan tidak berkata apa-apa. Melihat Shifa seperti itu, kemudian pak Suyanto berkata “Ayo bercerita (sambil mengangguk-ngangukkan kepala serta mengarahkan telunjuk tangan kanannya ke arah Shifa lalu ke arah dokter)”. Saat dokter terus bertanya keluhan Shifa, Pak Yanto mencatat dan mendata keluhan dan data-data lain untuk menentukan waktu dan proses pengobatan. Karean Shifa kurang lancar dalam berbicara akhirnya dokter menanyakan masalah atau keluhan kepada nenek Shifa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Saat nenek Shifa mengungkapkan semua keluhan Pak Suyanto dan perawat lain mendengarkan dengan baik dan menanggapi apa yang diungkapkan nenek Shifa. Kemudian pada Pukul 12.00 masuk waktu makan siang bagi perawat dan pasien. Namun saat itu di ruang perawat hanya ada Pak Suyanto dan Ibu Anna. Sebelum Pak Suyanto dan Ibu Anna makan siang, sebagai perawat mereka menjalankan tugasnya terlebih dahulu yaitu menanyakan menu makan apa yang pasien inginkan (khusus pasien VIP) dengan berkata “Fani (pasien) kamu mau makan apa?” lalu si pasien menjawab “nasi goreng”. Kemudian bu Anna memesankan pesanan pasien kepada petugas yang biasa mengantarkan makanan untuk pasien. Tidak lama kemudian datang petugas yang membawakan makanan untuk pasien dan perawat. Lalu pasien di keluarkan dari kamarnya untuk diberikan makan siang. Kemudian pasien segera menuju meja makan yang terletak di pojok kiri ruang perawat. Para pasien makan disana sementara perawat makan di ruang perawat. Tidak ada jarak atau pembatas semua makan siang secara bersamaan. Setelah pasien dan perawat selesai makan siang, kemudian perawat menyiapkan obat dari masing-masing pasien untuk diberikan kepada pasien. Setelah pasien memakan obat-obat yang diberikan perawat, lalu perawat mengarahkan pasien untuk masuk kedalam kamarnya masing-masing.
Refleksi Data (Tanggapan Peneliti/ TP) Proses komunikasi yang dilakukan antara perawat dan pasien ketika jam istirahat terlihat begitu akrab dan menyenangkan. Kontak mata dan volume suara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sangat di jaga oleh para perawat serta pembawaan diri seorang perawat pun di perhatikan saat menanggapi celotehan pasien sehingga pasien merasa diperhatikan dan dihargai. Untuk pasien yang baru melakukan pemeriksaan dan menjadi pasien rawat inap, perawat bersikap lebih lembut dan sangat hati-hati dalam berkata. Itu dilakukan karena bagi pasien baru pada umumnya susah untuk di ajak berkomunikasi dengan perawat. Namun, jika pasien telah beberapa hari dirawat, pasien bisa lebih mudah diatur. Bahkan ada seorang perawat yang berkata “Anaknya kalau sama kita-kita pada nurut”. Memang jelas terlihat kedekatan pasien dengan perawat. Bahkan saat peneliti berada disana, sering kali terlihat pasien yang terlebih dahulu mengajak perawat untuk ngobrol-ngobrol, bercanda, dan bermain. Pasien terlihat ceria dan begitu juga dengan perawat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Catatan Lapangan 02 Kegiatan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Pasien Tanggal
: 19 Maret 2014
Waktu
: 08.00 – 13.00 WIB
Tempat
: Ruang Kegiatan Terapi Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
Deskriptif (Catatan Observasi/ CO) Pada hari ini, kegiatan dimulai dengan berolahraga. Perawat yang mengarahkan dan mendampingi pasien untuk berolahraga adalah ibu Ratna selaku perawat pelaksana. Sebelum memulai olahraga, perawat meminta agar salah satu dari pasien ada yang maju ke depan barisan sebagai pemandu olahraga. Namun, pasien diam saja dan perawat akhirnya menunjuk pasien yang bernama Yuningsih sebagai pemandunya. Sebenarnya, tanpa pemandu olahraga pun tidak masalah karena saat olahraga menggunakan kaset DVD dan ada televisi jadi, pasien dapat mengikuti gerakan olahraga dari melihat televisi. Tetapi kenapa pasien tetap ada yang harus maju sebagai pemandu olahraga karena untuk melatih percaya diri pasien serta untuk melatih keberanian pasien. Saat olahraga, ada satu pasien bernama Sugiatro yang kurang semangat untuk berolahraga. Lalu perawat mendekati pasien dan berkata “ayo, biar sehat.. dari tadi katanya kamu kedinginankan. Tuh temennya bisa.. enggak apa-apa.., gini-gini aja (sambil perawat mencontohkan mengikuti gerakan olahraga).. entar kedinginan lagi kamu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kaku loh.”. Lalu pasien itu perlahan-lahan mengikuti gerakan olahraga itu. Semua pasien terlihat senang dan ceria saat melakukan olahraga. Setelah olahraga selesai, kemudian datang seorang perawat yang bernama Ibu Anna untuk menanyakan menu makan siang pada pasien “siang mau makan apa?.. siang mau makan apa?.. ngapain makan mie.. makan nasi! Setelah tau menu yang diinginkan pasien, lalu bu Anna segera pergi. Kemudian ada seorang pasien (Shifa) meminta minum kepada bu Ratna (perawat). Lalu bu Ratna berkata “yauda minta bapak sana, minum pak.” lalu perawat menawarkan pasien lain untuk minum “Fani mau minum gak?”, “Yuningsih mau minum ga? Minum dulu sana”, “Riska temennya pada minum tuh.. tar enggak boleh keluar lagi.”. Setelah pasien beristirahat sejenak, kemudian kegiatan pun dilanjutkan kembali. Kegiatan kali ini adalah bercerita yaitu, pasien bercerita kepada perawat dan didengarkan oleh pasien lainnya. Pada kegiatan ini, perawat dibantu dengan dua orang mahasiswi magang (Astrid dan Nurcahyati) dari Universitas Bina Nusantara. Dalam kegiatan bercerita, pasien bebas bercerita apa saja dan perawat serta mahasiswi magang pasti mendengarkannnya. Saat itu, pasien (Fani) bercerita mengenai orang tuanya. Perawat (bu Ratna) sangat memperhatikan dan mendengarkan semua yang diceritakan Fani. Bu Ratna juga sesekali memberikan tanggapannya kepada Fani. Setelah kegiatan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan Art & craft (Art Therapy). Terapi ini menggunakan seni sebagai alat atau sarana
untuk
mengekspresikan
diri,
terutama
bagi
pasien
yang
sulit
mengkomunikasikan diri secara verbal, dan membantu proses penyembuhan penyakit dan gangguan secara mental atau emosional. Bu Ratna (perawat) menulis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dua pertanyaan di selembar kertas, pertanyaan pertama adalah “apa yang kamu rasakan selama di sini?”, pertanyaan kedua adalah “apa yang kamu akan kerjakan/ lakukan setelah dari sini?”. Kemudian bu Ratna (perawat) membagikan kertas yang telah ditulis pertanyaan tersebut “Kasih nama ya. Riska sini sayang”. Kemudian perawat menulis lagi pertanyaan tersebut diselembar kertas sesuai dengan jumlah pasien lalu bu Ratna berkata “siapa yang belum?”. Perawat meneruskan menulis pertanyaan sampai semua pasien mendapatkannya. Sementara itu, mahasiswi magang yang bernama Astrid menangani pasien yang bernama Riska. baca ya, apa yang kamu rasakan selama disini?, coba kamu tulis, apa yang kamu rasakan selama kamu disini, yauda tulis, mukanya dong gambar kalau muka sedih itu gimana, kenapa sedih, yauda kamu tulis kamu sedihnya kenapa, kamu sedihnya kenapa disini?, teman-temannya jahat disini?, terus kenapa sedih?, tidurnya enggak enak disini?, coba tulis, disini.. tulisnya salah, di.. si.. ni.. ayo tulis lagi, d.. i.. s.. i.. disini, kamu mau bilang disini kan?, d.. i..s.. i.. n.. i.., kenapa kamu enggak enak disini?, kenapa enggak enaknya?, gak tenang?, lelah?, yauda tulis, nah, apa yang bikin kamu enggak tenang disini?, apa?, coba kamu tulis apa yang kamu omongin, terparah apa?, apa?, kamu bilang apa? terparah kenapa coba kamu tulis.” Setelah sebagian pasien ada yang telah selesai menjawab pertanyaan, kemudian datang bapak Suyanto (perawat). Lalu ada Samuel (pasien) bertanya kepada perawat “saya udah oleh pulang pak?”, perawat menjawab “boleh tapi nanti.. tunggu waktunya”. Lalu pak Suyanto bertanya kepadasalah satu pasien (Najib) “kamu enggak ikut ke bawah?”, pasien: “boleh.. yuk”, perawat: “berdiri”,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tetapi pasien yang lainnya pun juga mau ikut pak Suyanto berkata “wahh.. rame semua.. gak boleh”. Lalu Najib (pasien) memukul kasur kecil yang sebagai alas duduk diruang terapi. Kemudianperawat berkata “boleh kesel nonjok itu, nah, itu enggak apa-apa. Kalau kesel, arahkan nonjoknya kasur, bantal. Boleh enggak apaapa, secara emosional berarti kamu terkontrol, emosinya lari ke situ.”. lalu Samuel (pasien) berkata pada perawat “nanti kalau disini ada hantu gimana pak?” perawat: enggak apa-apa kalau kasurnya hancur”. Pasien: enggak, maksudnya.. ternyata ada hantu yang tidur terpukul gimana?”. Perawat: “ooo.. ya jangan, masa ada hantu..”. Setelah menjawab pertanyaan, kegiatan selanjutnya adalah Creative & fun learnig: Pada kegiatan ini perawat melatih kemampuan pasien untuk berinteraksi dengan para perawat dan juga dengan pasien lainnya. Cara yang di lakukan oleh perawat ialah mengajak pasien untuk berbicara, bercerita/ curhat, bermain dengan mainan yang telah disediakan perawat seperti puzzle dan mainan ketangkasan lainnya. Bu Ratna (perawat) mengajak Sugiarto (salah satu pasien) untuk bermain: “mau main itu enggak tuh, tapi kalau kalah push up ya, nanti di ajarin yuk, nih kamu caranya gini Sugi, nanti kan di kocok nih, kamu hitung jumlahnya, 6 tambah 2.. 8, ditambah 5.. 13, 13 tambah 3.. 16, nah kamu cari angka 16, kamu ambil pelan-pelan jangan sampai jatuh, jangan sampai roboh ya.” Setelah semua kegiatan telah dilakukan, kemudian tiba waktu istirahat. Pada jam istirahat ini, perawat memberikan snack kepada setiap pasien. Jika jam istirahat telah selesai maka perawat dan pasien keluar dari ruang kegiatan terapi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
untuk makan siang. Perawat makan di meja perawat, sementara pasienmakan siang bersama di meja makan yang letaknya di samping meja perawat.
Refleksi Data (Tanggapan Peneliti/ TP) Dari kegiatan di atas, memperlihatkan upaya perawat untuk dapat mengarahkan pasien untuk mengikuti semua kegiatan terapi dengan cara berkomunikasi yang disesuaikan kepada masing-masing pasien. Karena setiap pasien memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam berkomunikasi. Perawat juga bersikap sesuai dengan siapa yang ia hadapi. Tata cara berbicara, penggunaan kata-kata, sikap tubuh, dan semua hal-hal yang dapat mempengaruhi proses komunkasi sangat diperhatikan perawat sehingga kounikasi dengan pasien berjalan dengan lancar dan komunikasi terapeutik dapat sampai ke pasien.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Catatan Lapangan 03 Kegiatan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Pasien Tanggal
: 14 April 2014
Waktu
: 08.00 – 13.00 WIB
Tempat
: Ruang Kegiatan Terapi Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
Deskriptif (Catatan Observasi/ CO) Sebelum memulai kegiatan perawat (Suyanto) menginstruksikan pasien agar berdoa terlebih dahulu. Pada kegiatan hari ini, pak Suyanto ditemani oleh mahasiswi magang (astrid). Untuk memulai berdoa, Astrid meminta salah satu pasien (Jimmy) untuk memimpin doa dengan membaca teks doa. Astrid: “Kamu deh.. baca ya yang kerasa ya”. Sebelum Jimmy membaca doa pak Suyanto meminta Jimmy agar cara duduknya dirubah yang benar “eh, duduknya yang bener.. hadap sini!”. Lalu pak Suyanto juga meminta Jimmy agar suaranya yang keras “yang keras.. kita ngikutin”. Pasien: “Bismillahirrahmanirrahim, ya Allah yang Maha Penyayang, segala puji bagi Mu Tuhan semesta alam, Ya Allah kami mohon pada Mu sehatkanlah kami, sembuhkanlah kami, agar kami bisa pulang dan berkumpul bersama keluarga dan teman-teman kami, ya Allah bukakanlah pintu hati keluarga kami dan teman-teman kami agar mereka mau menerima kami lagi, bermain bersama, dan kami bisa bersekolah kembali untuk menggapai citacita kami, ya Allah yang baik hati, dengarkan dan kabulkanlah doa-doa kami,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina adzabannar, amin.” Setelah membaca doa, kemudian pak Suyanto menanyakan perasaan pasien. Berikut percakapan pak Suyanto dengan Jimmy: Pak Suyanto: “Udah baca doa kan, sekarang apa yang kamu rasain?” Jimmy
: “Tenang, seger..”
Pak Suyanto : “Tenang, segar, terus?” Jimmy
: “Jasmaninya kuat.”
Pak Suyanto : “Semalam bisa tidur enggak?” Jimmy
: “Semalam, lumayan enggak bisa.”
Pak Suyanto : “Semalam belum bisa tidur, kenapa?” Jimmy
: “Enggak tau Pak. Kaya badan agak pegel sedikit.”
Pak Suyanto : “Yang kamu pikirin apa?” Jimmy
: “Yang saya pikirin tuh saya pengen pulang Pak. Pengen minta maaf sama orang tua, pengen cuci kaki orang tua.”
Pak Suyanto : “Cuma itu? Masih ada gangguan-gangguan suara dari telinga, hati, hidung, penglihatan-penglihatan?” Jimmy
: “enggak pak.”
Pak Suyanto : “Kenapa kalau ngeliat cewek atau ngeliat teman malu?” Jimmy
: “Ya emang gitu pak dari kelas.. dari kelas dua SMP. Mungkin, karena saya pernah diputusin kali Pak.”
Pak Suyanto : “Diputusin pacar? Kenapa diputusin?” Jimmy
: “Karena saya bandel.”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pak suyanto
: “Bandelnya?”
Jimmy
: “Sering ngetawain orang.”
Pak Suyanto : “Ngetawain orang? emang orang itu salah?” Orang itu lucu? Jimmy
: “Enggak”. Misalnya ada orang jatoh.. ketawa. Ada orang dipukul.. ketawa. Tapi sebenarnya saya kasian Pak.”
Pak Suyanto : “Terus hobi kamu apa sih?” Jimmy
: “Bola, band, main basket.”
Pak Suyanto : “Bola, band, main.. gitaris? Main apa dong.. vocal.. vocal?, Pintar dong nyanyi?” Jimmy
: “Jangan.. jangan sekarang Pak.”
Pak Suyanto : “Ya, saya enggak ngetes sekarang.. cuman, saya nanya doang, bisa nyanyi dong?” Jimmy
: “Iya tapi jangan..”
Pak Suyanto : “Iya enggak.. asal nyanyinya bintang kecil ya enggak apa-apa.” Jimmy
: “Jangan Pak malu.”
Pak Suyanto : “Loh kenapa malu? Ngadep sini dong jangan ditutupin, kita sesama lelaki kalau ada cewek kita komunikasi jangan malu.. ya. Apalagi yang kamu mau sampaikan ke kita?” Jimmy
: “Enggak ada lagi?”
Pak Suyanto : “Oke, kita sharing ya sementara ini ya..” Setelah menanyakan keadaan jimmy, lalu Pak Suyanto menanyakan keadaan pasien lainya. Cara yang dilakukan sama yaitu dengan sharing yang serius tapi tetap ada unsur humor.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kemudian kegiatan berikutnya adalah cara berkenalan. Pasien akan diajarkan cara berkenalan yang baik. Cara berkenalan diperagakan oleh dua mahasiswi magang (Astrid dan Nurcahyati). Astrid
: “Nanti saya akan tunjukin bagaimana berkenalan dengan orang lain ya, nih saya praktikkan ya. Misalnya saya dengan di sebelah saya. Selamat pagi.. nama saya Astrid, saya panggilannya acid, asal saya dari Jawa dan hobi saya adalah berenang. Kamu namanya siapa?”
Nurcahyati
: “Nama saya Nurcahyati, asal saya dari Sunda di Bogor,”
Astrid
: “Asal kamu dari mana?”
Nurcahyati
: “Dari Bogor.”
Astrid
: “Oh, dari Bogor.” Udah hanya sepintas gitu aja. Tapi saya meninta kalian berkenalan dengan bapak Yanto. Ya..”
Pak Suyanto : “Bisa kan? Tadi udah dicontohin. Jangan di tutuplah.. kamu ganteng loh Jim.. jangan ditutup. Kalo ditutupin terus jadi jelek loh kamu kalo ngomong. Tuh..tuh.. kalo tangannya ditaro gini nih gangteng nih.. naaahhh… ganteng.” Kemudian, pasien diminta untuk melakukan perkenalan dengan pak Suyanto. Pak Suyanto : “Tatap mata saya.. pandang muka saya. Oke, mulai” Jimmy
: “Nama saya Jimmy. Hobi saya band, bola, main basket.”
Pak Suyanto : “Terus sekolah udah sampai mana?” Jimmy
: “SMA Pak, kelas 1 SMA.”
Pak Suyanto : “Masih berlanjut gak.”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jimmy
: “Enggak Pak.”
Pak Suyanto : “Kenapa?” Jimmy
: “Enggak tau.”
Pak Suyanto : “Pengen sekolah lagi enggak?” Jimmy
: “Pengen Pak.”
Pak Suyanto : “Kamu punya adik gak?” Jimmy
: “Punya”
Pak Suyanto : “Berapa?” Jimmy
: “Tiga, yang satu udah meninggal Pak”
Pak Suyanto : “Kamu anak keberapa?” Jimmy
: “Pertama”
Pak Suyanto : “Kamu nanya ke saya, gentian dong.” Jimmy
: “Nama bapak siapa?”
Pak Suyanto : “Pak Yanto” Jimmy
: “Hobi Bapak apa?”
Pak Suyanto : “Hobi sayajalan-jalan dan makan.” Jimmy
: “Alamat Bapak?”
Pak Suyanto : “Alamat saya di Cibubur.” Jimmy
: “Kegiatan apa yang sekarang Bapak lakukan?”
Pak Suyanto : “Kegiatan saya sekarang membimbing kamu supaya bisa mengerti..” Jimmy
: “Apakah Bapak pernah keras kepada anak-anak?”
Pak Suyanto : “Enggak pernah.”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jimmy
: “Apa Bapak pernah pacaran waktu masa remaja?”
Pak Suyanto : “oo.. ya.. selalu..” Jimmy
: hanya tersenyum
Pak Suyanto : “Ada lagi? udah?. Terimakasih ya.. salaman dong sama Bapak.” Setelah melakukan perkenalan kemudian pak Suyanto memberikan keterangan mengenai kegiatan yang baru saja dilakukan “Nah.. kamu gak usah malu- malu, jadi tahap perkenalan seperti itu. Kamu gak usah malu, gak usah ragu-ragu, jadi semuanya itu memberanikan diri untuk berkenalan dengan orang lain, itu cukup bagus. Karena kalau kita malu bertanya artinya apa?” lalu pasien menjawab “sesat dijalan”. Pak Suyanto: “nah.. sesat dijalan”. Setelah kegiatan pasien berkenalan dengan perawat, lalu pasien diminta untuk saling berkenalan dengan pasien lainnya. Proses perkenalan sama seperti yang sudah dicontohkan. Setelah kegiatan berkenalan, lalu dilanjutkan dengan games. Pada kegiatan ini perawat menginstruksikan pasien untuk memainkan permainan ketangkasan. Permainan itu berupa selembar kertas yang terdapat banyak gambar jalan untuk menuju satu tujuan. Jalan tersebut harus dipilih yang benar agar bisa mencapai tempat tujuan dari permainan tersebut dan tidak terjebak jalan buntu atau jalan yang salah. Dalam melakukannya pasien harus menggoreskan garis mengikuti jalan yang ia pilih dengan memakai pensil warna dan jika jalan yang ia pilih adalah jalan buntu maka pasien tersebut harus mengganti pensil warnanya dengan warna yang lain kemudian memilih jalan yang lain, begitu terus prosesnya sampai pasien mampu memilih jalan yang benar sampai menuju tempat tujuan dari permainan tersebut. Permainan ini dilakukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan tujuan agar pasien dapat belajar memecahkan suatu masalah dengan mandiri atau dengan bekerja sama dengan orang lain. Lalu, kegiatan dilakukan dengan menggambar. Dalam kegiatan ini perawat menginstruksikan pasien agar bercerita melalui gambar. Kegiatan ini dilakukan agar pasien dapat melatih kemampuan bekerjasama dalam menciptakan suatu gambar yang bercerita. yaitu dengan cara mengarahkan 2 orang pasien untuk menggambar bebas dalam 1 kertas gambar namun gambar tersebut harus menjadi gambar yang saling berhubungan sehingga menjadi sebuah gambar yang memiliki cerita. Dengan cara ini maka membuat kedua pasien harus terus berkomunikasi untuk merencanakan apa saja yang akan dibuat. Setelah selesai ternyata gambar yang dihasilkan oleh kedua pasien ialah sebuah gambar pemandangan yang terdapat matahari, awan, pengunungan, jalan, rumah, dan sawah.
Refleksi Data (Tanggapan Peneliti/ TP) Kegiatan perawat dengan pasien baru diawali dengan kegiatan perkenalan. Perkenalan dilakukan untuk saling mengenal satu sama lain antara perawat dengan pasien, maupun antara pasien dengan pasien. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengurangi rasa takut dan malu pasien kepada perawa. Setelah melakukan proses perkenalan, terlihat pasien jadi lebih nyaman kepada perawat dan antar sesama pasien. Pada saat melakukan games, hubungan antara pasien dengan pasien makin terjalin, karena permainannya yang mengharuskan pasien untuk saling bekerja sma. Begitu pula pada saat menggambar, pasien semakin dekat dengan melakukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kerjasama untuk membuat sebuah gambar bercerita dan saling berhubungan. Semua kegiatan yang diarahkan kepada pasien sangat berguna untuk kemampuan berinteraksi dan kerjasama.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Curriculum Vitae
Biodata Diri Nama
: Winda Rahmi Devia
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 31 Desember 1992 Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Gn.Galunggung I Blok E I No.21 RT 01 RW 15 Perumnas Cengkareng, Jakarta Barat 11730
Telephone
: 0812-1992-6172
E-mail
:
[email protected]
Pendidikan formal 1. SD Negeri 09 Pagi Kapuk Jakarta Barat Lulus tahun 2004 2. SMP Negeri 201 Jakarta Selatan Lulus tahun 2007 3. SMA Negeri 96 Jakarta Barat Lulus tahun 2010 4. Mahasiswi Broadcasting Universitas Mercu Buana Pengalaman Organisasi -
Anggota Orange Media Universitas Mercu Buana 2010-2013
-
Bendahara Himpunan Mahasiswa Jurusan Broadcasting Mercubuana 2012-2013
Pengalaman Organisasi 1. Panitia dalam acara Talkshow “Sukses Menulis Bersama Raditya Dika” 2011. 2. Panitia dalam acara Seminar “News Presenter Coaching with Louisa Kusnandar” 2012.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Panitia dalam acara Seminar “Concepting Film Ideas with Riri Riza” 2012. 4. Panitia dalam acara Broadcasting Leadership and Smart Training 7 “Dream and Education Broadcasting” 2012. 5. Panitia dalam acara “Bioskop Broadcasting” 2012. 6. Panitia dalam acara Eagle Awards Documentary Competition” 2013. 7. Panitia dalam acara “Making Movie With DSLR” 2013. 8. Panitia dalam acara “Seminar & Talkshow Madre The Movie” 2013. 9. Panitia dalam acara “Bioskop Broadcasting” 2013.
Pengalaman Kerja 1. Sales Promotion Girl PT. Telkomsel (Event Pekan Raya Jakarta 2012) 2. Magang di MNC Channels Department Planning & Scheduling Tahun 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/