DAFTAR PUSTAKA Andamari, R;Subagiyo; S.H. Talaohu (1991). Panen Lola (Trochus niloticus) di Desa Nolloth, Pulau Saparua dengan sistim Sasi. Jurnal Penelitian Perikanan Laut.hal.31-36 Adiwibowo,S. 2001. Pranata Sosial Masyarakat Pesisir. Makalah Prosiding Pelatihan untuk Pelatih, Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. hal 40-42. Agusta I, 1998. Cara Mudah Menggunakan Metode Kualitatif pada Sosiologi Pedesaan. Kelompok Dokumentasi Ilmu Sosial, Institut Pertanian Bogor. 64 hal. Anonimous, 2001. Profil Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir Negeri Ameth Pulau Nusalaut Kabupaten Maluku Tengah. Pemerintah dan Masyarakat Negeri Ameth dengan Yayasan Hualopu Atas Dukungan BSP-Kemala. 97 hal. Ansaka D. 2006. Kearifan Masyarakat Adat dalam Tradisi Konservasi Di Cagar Alam Cyclops. [thesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 93 hal. Arifin,Z., P. Pradina, A.H. Purnomo. 1998. A Case Study on the Tradisional Trochus (Trochus niloticus) Fishery in the Maluku region, Indonesia. In Proceedings of the North Pacific Symposium on Invertebrate Stock Assessment and Management (G.S. Jamieson and A. Campbell,Eds) Can. Spec. Publ.Fih.Aquat. Sci.125pp. 401-406. Badan Perencanaan Daerah Maluku, 2004. Informasi Daerah Maluku. http://www/malukuprov.go.id Januari 2005. Badan Perencanaan Daerah Maluku, 2005. Informasi Daerah Maluku. http://www/malukuprov.go.id Maret 2005. Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah, 2004. Maluku Tengah Dalam Angka. 520 hal. Badan Pusat Statistik Kota Ambon, 2004. Kota Ambon Dalam Angka. 360 hal. Bailey, C and C. Zerner 1992. Local Management of Fisheries Resources in Indonesia: Opportunities and constraints, in Pollnac,R.B.,C.Bailey and A.Poernomo (eds) Contribution to Fishery Development Policy in Indonesia Central Institute for Fisheries, Min.of Agriculture,Jakarta,Indonesia. hal 1-17.
143
Bandjar, H. 1998. Suatu Studi Tentang Peran “ Sasi Laut” Dalam Pengelolaan Dan Pemanfaatan Sumberdaya Hayati Laut Terhadap Masyarakat Pesisir Di Maluku. [thesis]. Bogor. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 118 hal. Berkes, F. 1994. Co-management:Bridging the Two Solitudes. In Northern Perspectives.hal 18-20. Charles, A.T. 2001. Sustainable Fishery Systems. Saint Mary’s University Halifax, Nova Scotia, Canada.370 hal. Cochrane, K.L. 2002. A Fishery Manager’s Guidebook. Management Measures and Their Application. FAO, Fisheries Technical Paper No. 424 Rome, FAO .231p Dahuri, R. 2001. Pemahaman Wilayah Pesisir Dalam Kerangka Penata Ruang Sebagai Alat Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Bahan Seminar. Departemen Kelautan Dan Perikanan. Dahuri, R. 2003. Berkelanjutan
Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.412 hal.
Daniel W. W.1990. Applied Nonparametric Statistics. Second Edition. PWSKENT Publising Company. Boston. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku, 2004. Rencana Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Wilayah Kota Ambon. Dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian Universitas Pattimura Ambon. hal III -1 – III 75. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Maluku Tengah, 2004. Inventarisasi dan Identifikasi potensi Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2003. Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Ambon 2004. Ambon. hal 164-172.
Statistik Perikanan Kota
Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Ambon, 2005. Pengelolaan dan Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Perikanan Di Perairan Kota Ambon Dengan Berbagai Prospek Pengembangan dan Permasalahannya. Makalah.7 hal. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku, 2005. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional ”Inovasi Teknologi Pertanian Berwawasan Agribisnis Mendukung Pengembangan Pertanian Wilayah Kepulauan” yang Dilaksanakan di BPTP Maluku -Ambon, 22-23 November 2005. 9 hal.
144
FAO. 1995. Tatalaksana Untuk Perikanan Yang Bertanggung Jawab (Code of Conduct for Responsible Fisheries). Food and Agriculture Organization of United Nations. Roma. 45 hal. FAO, 1997. Fisheries Management (Pengelolaan Perikanan) FAO Technical Guidelines For Responsible Fisherie. Food And Agricultural Organization of United Nations. Rome.93 hal. Ginting S. P. 1998. Konflik Pengelolaan Sumberdaya Kelautan di Sulawesi Utara Dapat Mengancam Kelestarian Pemanfaatannya. Jurnal Pesisir dan Lautan Volume 1. No 2.hal. 30 – 39. Haeruman H.J.S. 1997. Strategi Kebijakan Dan Program Pembangunan Masyarakat Desa. Jurnal Mimbar Sosek Volume 10 Nomor 2: Agustus. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.hal.29-37. Hanafi, A. 1987. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Disarikan dari Karya E.M. Rogers dan F.F. Shoemaker (1971), Usaha Nasional Surabaya. Handoko. H.T. 2003 . Manajemen. Edisi 2. Penerbit BPFE, Yogyakarta.410 hal. Harian Kompas. Kamis 6 Januari,2005. Struktur Pemerintahan di Kembalikan ke Adat. hal 13. Harkes I. H.T. 2006. Fisheries Co-Management, The Role Of Local Institutions and Decentralisation in South Asia. With Specific Reference To Marine Sasi In Central Maluku Indonesia. UFB GrafiMedia. 313 hal. Kissya, E. 2000. Sasi Sebagai Pedoman dan Cara Anak Negeri Haruku Mengelola Kawasan Pesisir. Makalah Prosiding Konperensi Nasional II pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia.hal B-90 – B98. Kurniantara, Pratikno. 2005. Partisipasi Masyarakat Timbulharjo dalam Pembangunan Desa Di Awal Penerapan Otonomi Desa. Sosiosains, 18 (2) April. Jurnal Berkala Penelitian Pascasarjana Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. hal 311-323. Kusumastanto, T. 2003. Ocean Policy Membangun Negeri Bahari Di Era Otonomi Daerah. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. 160 hal. Lembaga Kebudayaan Daerah Maluku (LKDM), 1994. Sekapur Sirih Pranata Adat dan Korps Kewang . Ambon, Maluku. Lembaran Negara Republik Indonesia. 1985. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 Tentang Perikanan. hal 813-825.
145
Lembaran Negara Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. Penerbit CV. Ekojaya. Jakarta. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 2003. Hasil Riset DKP dan LIPI : Stok Ikan Dunia Kian Merosot. Sumber : http://www.suarapembaruan.com/News/2003/12/07/index.html. September 2004. Mc Cay,B. 1993. Management Regimes. Beijer Discussion Paper Series No. 38 Beijer Institute of Ecological Economics. The Royal Swedish Academy of Sciences. Miles, M.B. dan A.M. Hubermen. 1992. Analisa Data Kualitatif. Penerbit Universitas Indonesia. 491 hal. Murdiyanto, B. 2004. Project. 200 hal.
Jakarta.
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Pantai. COFISH
Nanere, J.L. 1996. Pertanian Di Maluku Pasca Tahun 2000. Makalah dalam Seminar dan Kongres I Ikatan Alumni Fakultas Pertanian Unpatti Dalam Rangka Dies Natalis ke XXXIII dan Home Coming Day. 17 hal Nikijuluw, V.P. 1994. Sasi Sebagai Suatu Pengelolaan Sumberdaya Berdasarkan Komunitas (PSBK) Di Pulau Saparua, Maluku. Jurnal Penelitian Perikanan Laut Nomor 93 Tahun 1994. Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta. hal 79-92. Nikijuluw, V.P. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Pusat Pemberdayaan dan Pembangunan Regional (P3R) dengan PT Pustaka Cidesindo, Jakarta. 254 hal. Nikijuluw, V.P. 2005. Politik Ekonomi Perikanan. Bagaimana dan Kemana Bisnis Perikanan. PT. Fery Agung Corporation (Feraco), Jakarta.314.hal Nomleni N., C Lay dan M. Muschab.2005. Reformasi Birokrasi Lokal (Studi Kasus di Sekretariat Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Sosiosains 18 (3) Juli. Jurnal Berkala Penelitian Pascasarjana Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. hal 559- 577. Norimarna, M.K.J.,1998. Rekomendasi Kebijakan Co-management Perikanan ICLARM 1998 Maluku, Indonesia. Novaczek, I., I H.T. Harkes, J.Sopacua, M. D.D. Tatuhey., 2001. An Institutional Analysis of Sasi Laut in Maluku, Indonesia. ICLARM - The World Fish Center. Penang, Malaysia.327 hal.
146
Ostrom, E. 1994. Self Organizing Resource regimes: A Brief Report on a Decade of Policy Analysis. The Common Property Resource Digest. 31 hal. Pariela, T. D. 2005. Sistim Politik Lokal Masyarakat di Maluku dan Dinamikanya. Makalah Disampaikan pada Seminar Budaya Maluku tanggal 26 Juli 2005 dalam Rangka Peringatan HUT I Provinsi Maluku ke 60. 7 hal. Pical, V.J. 1997. Tahapan Adopsi Teknologi Pengolahan Ikan Oleh Wanita Perdesaan (Kasus di Kabupaten Maluku Tengah ). [thesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.83 hal. Pomeroy, R.S. and M.J. Williams. 1994. Fisheries Co-management and Smallscale Fisheries: A Policy Brief. Fisheries Co-management Project. ICLARM. 15 hal. Purnomowati, R. 2001. Kajian Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat (Kasus Desa Pemongkong, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, NTB). [thesis].Bogor Program Pascasarjana Instutut Pertanian Bogor. 124 hal. Pusat Riset Perikanan Tangkap, Balai Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP), Departemen Kelautan dan Perikanan, (2001) Pengkajian Stok Ikan Di Perairan Indonesia, Jakarta. Saad,S. 2001. Desentralisasi Pengelolaan Wilayah Laut. Makalah. Disampaikan pada Lokakarya Regional Desentralisasi Pengelolaan Wilayah Laut.7 hal. Saad, S. 2003. Politik, Hukum Perikanan Indonesia. Lembaga Sentra Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta.199 hal. Sahusilawane, F. 2005. Eksplorasi dan Revitalisasi Nilai-Nilai Tradisional Budaya Maluku Untuk Pengembangan Masyarakat. Makalah Disampaikan pada Seminar Budaya Maluku tanggal 26 Juli 2005 dalam Rangka Peringatan HUT I Provinsi Maluku ke 60. 12 hal. Sama, I. N. dan H.Poerwanto. 2001. Implikasi Kehadiran Desa Dinas Terhadap Pranata Adat di Bali (Desa Adat Kesiman, Denpasar Timur, Kotamadya Denpasar). Jurnal Sosiohumanika Vol 14 No. 2 Mei 2001.hal 279-292. Satria, A., A. Umbari, A. Fauzi, A. Purbayanto, E. Sutarto, I. Muchsin, I. Muflikhati, M. Karim, S. Saad, W. Oktariza, Z. Imran 2002. Acuan Singkat Menuju Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Pusat Kajian Agraria IPB, Partnership for Governance Reform in Indonesia , dengan PT Pustaka Cidesindo, Jakarta.206 hal.
147
Setyaningsih Endang Rahayu, Partini. 2003. Lembaga Lokal Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan. Sosiohumanika 16 A Nomor 1, Januari. Jurnal Berkala Penelitian Pascasarjana Ilmu-Ilmu Sosial Humaniora, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. hal 183-190. Singarimbun, M dan S. Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta.336 hal. Siwalette, J. D. 2005. Peran Tokoh Adat Dalam Perubahan Struktur Pemerintah Desa (Studi Kasus Di Desa Allang Pulau Ambon, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku). [thesis].Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.98 hal. Solihin, A. 2004. Desentralisasi Kelautan dan Kesejahteraan Nelayan. Cakrawala TNI AL. Supardal, Purwo S. (2005). Pemaknaan Desa Terhadap Good Governance Di Desa Wiladeg. Sosiosains 18 (2) April. Jurnal Berkala Penelitian Pascasarjana Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. hal 341-358. Suseno, 2004. Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Tangkap, Kasus Pantai Utara Jawa Tengah. [disertasi].Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Sudaryatie, A. Armawi, Dafri Agussalim, 2003. Jurnal Sosiohumanika Vol.16A No. 1 Januari 2003. Institut Pertanian Bogor.hal 243-247. Swastha B dan I. Sukotjo. 1995. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern). Penerbit Liberty, Yogyakarta. Thorburn, C.C. 1998. Sasi Lola (Trochus niloticus) in the Key Island Molluccas : An Endangered Coastal Resource Management Tradition. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia. Volume 1 No. 2 Tahun 1998. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB Bogor. hal 15-29. Tulungen, J.J., T.G. Bayer, B.R.Crawford, M.Dimpudus, M.Kasmidi, C.Rotinsulu, A.Sukmara dan N. Tangkilisan.2002.Panduan Pembentukan dan Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut Berbasis-Masyarakat. CRC Technical Report Nomor 2236. Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Univesity of Rhode Island, Coastal Resources Center, Narragansett Rhode Island, USA.77 hal. Undang-Undang Pokok Pemerintahan di Daerah dan Pemerintahan Desa. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979. Penerbit Pustaka Tinta Mas Surabaya.
148
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Penerbit Pustaka Tinta Mas Surabaya. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. Penerbit Ekojaya Jakarta. hal 145-218 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Penerbit Fokusmedia Bandung. Wagey, T. 2003. Mengelola Ikan Secara Bertanggung Jawab. Kompas, 19 November 2003. hal 4. Widodo, J. 2003. Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Di Perairan ZEE Indonesia dan Sekitarnya. Balai Riset Perikanan Laut Departemen Kelautan dan Perikanan Jakarta.37 hal. Widodo. J. dan Nurhakim 2002. Konsep Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Makalah Seminar. Disampaikan dalam Training of Trainers on Fisheries Resources Management. Zamani N.P. dan Darmawan. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu Berbasis Masyarakat. Prosiding. Pelatihan untuk Pelatih, Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. hal 47-60.
LAMPIRAN
151
Lampiran 1 Lokasi penelitian
-3.0°LS Kotania
PETA PULAU AMBON LEASE DAN SERAM BARAT
PIRU
Talaga
Tatinang
Tanunu Alang Asude Ariate
Waesalah
P.Seram
Tanahgoyang Ani
Awaiya
Kaibobu
-3.2°LS
Waesarisa
Liang
Loki
Mani
P.Kassa
Kelapamiring
Waraka
Makariki
Samasuru
Kairatu
MASOHI AMAHAI
Seriawan
Sepa
Souhuku
Seriholu
Luhu Iha Kulur
Rutah
Keterangan :
Hualooi Tumalehu Latu
Rumakai
Sungai Garis Pantai
Kamariang Tihulale
Liaela
Selat
Daratan
Seram
Waeputih
Waeyase
Morela Mamala Hitu
Hila
Tulehu
Wakat Waiheru
P.Ambon
Paso
Suli
Kailola Kabau Rohmoni
Pia
P.Haruku Sameth Haruku Oma
Htv Besar Tawiri Hatu
Bt.Merah
Aboru Wasu
Amahusu
Liliboi Eri Seilale
Seri
Porto
Akoon
Titawai Abubu
P.Nusalaut
Peta Indeks
Hukurila
Airlow Latuhalat
-3.8°LS 127.9°BT
128.1°BT
Desa sampel dengan jenis Sasi : Sasi Darat dan Laut Sasi Darat Tidak ada sasi
Sila NalahiaAmeth Leinitu
P.Molana
Naku Kilang
Laut Banda
Tiouw Saparua Haria Siri Islam Paperu Siri Ama Ulath Ouw Booi
Hutumuri Rutong Lehari
AMBON
Laha
P.Saparua
Hulaliu
Lateri Poka Lata Rmh tiga Halong Galala Waiame Htv Kecil
Asilulu
Alang
P.Pombo
Tengah-tengah
Ureng
Larike Wakasihu
Waai
Ori Kariu
Desa
Noloth Itawaka Ihamahu Mahu Tuhaha
Kulur Pelauw
Liang
Negri lima
20
Wasia
Hulung
Said
10
Hatusua Rumahreat
-3.6°LS
0
Kilometer
Sanahu
Teluk Piru
-3.4°LS
10
Teluk Elpaputih
Waesamu
128.3°BT
128.5°BT
128.7°BT
128.9°BT
Sumber: - Atlas Maluku, LSEM, Utrecht. 1998. Skala 1:700.000 - Peta P.Seram dan Sekitarnya. BAKOURTANAL 2000. Skala 1:1.500.000
Lampiran 2 Provinsi Maluku
152
Lampiran 3 Kuesioner 1
INVENTARISASI SASI DAN LOKASI DESA PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2005 No. Kuesioner
: ...........................
Tanggal Wawancara
: ...........................
Nama Pewawancara
: ...........................
1. IDENTITAS LOKASI Nama Desa
: .............................................
Kecamatan
: .............................................
Kabupaten
: .............................................
2. SASI 1. Apakah desa ini mempunyai sasi ? 1. Ya (Lanjutkan ke pertanyaan 3)
2. Tidak
2. a. Apakah desa ini pernah punya sasi ? 1. Ya
2. Tidak
b. Jika ya, kapan sasi hilang (tahun persis atau asosiasi dengan kejadian lain )? ............................................................................ c. Mengapa ? ........................................................................................................................ .......................................................................................................................... 3. a. Apakah desa mempunyai sasi Negeri/adat? 1. Ya.
2. Tidak
b. Apakah desa mempunyai sasi Gereja? 1. Ya.
2. Tidak
c. Apakah desa mempunyai sasi Mesjid? 1. Ya.
2. Tidak
153
d. Apakah desa mempunyai jenis sasi yang lain ? 1. Ya.
2. Tidak
4. a. Apakah desa mempunyai sasi saat ini ? 1. Ya.
2. Tidak
b. Apakah desa mempunyai sasi sungai/kali ? 1. Ya.
2. Tidak
c. Apakah desa mempunyai sasi laut ? 1. Ya.
2. Tidak
3. ATURAN PERIKANAN 1. Apakah desa mempunyai aturan-aturan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan berbasis masyarakat ? 1. Ya.(Lanjutkan ke pertanyaan berikut)
2. Tidak
2. Sebutkan jenis aturan-aturan tersebut ? ................................................................................................... ................................................................................................... 3. Apakah aturan tersebut tertulis ? 1. Ya. 2. Tidak
154
Lampiran 4
Kuesioner 2
PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN BERBASIS MASYARAKAT DI PEDESAAN MALUKU PADA REZIM ADAT, REZIM SENTRALISASI DAN REZIM OTONOMI DAERAH TAHUN 2005 __________________________________________________________________ I. Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan 1. Tujuan Pengelolaan SDP Angka 1 menunjukkan keadaan dimana tidak ada tujuan pengelolaan SDP Angka 10 menunjukkan keadaan dimana tujuan pengelolaan adalah untuk mempertahankan adat tradisi, meningkatkan pendapatan desa, meningkatkan pendapatan masyarakat dan menjaga kelangsungan SDP. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
2. Keterlibatan kelompok/organisasi masyarakat dalam perencanaan pengelolaan SDP Angka 1 menunjukkan keadaan dimana tidak ada keterlibatan kelompok atau organisasi masyarakat dalam penyusunan tujuan pengelolaan SDP. Angka 10 menunjukkan keadaan dimana penyusunan tujuan pengelolaan SDP melibatkan perangkat desa, kelompok nelayan, dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan SDP Angka 1 menunjukkan keadaan dimana masyarakat tidak mentaati peraturanperaturan SDP, tidak aktif dalam pertemuan perikanan serta tidak turut dalam pengambilan keputusan pengelolaan SDP. Angka 10 menunjukkan keadaan dimana masyarakat mentaati peraturan SDP, aktif dalam pertemuan-pertemuan perikanan dan turut dalam pengambilan keputusan pengelolaan SDP. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
155
II. Pengorganisasian 1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Pengelolaan SDP Angka 1 menunjukkan bahwa organisasi pengelolaan tidak merencanakan tujuan pengelolaan, tidak mengkoordinir organisasi, tidak mengawasi jalannya program pengelolaan, dan tidak mengevaluasi program pengelolaan. Angka 10 menunjukkan tugas pokok dan fungsi organisasi pengelolaan SDP yaitu: untuk merencanakan tujuan pengelolaan, mengkoordinir organisasi, mengawasi jalannya program pengelolaan, dan mengevaluasi program pengelolaan. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
III. Pengarahan 1, Motivasi dan arahan Angka 1 menunjukkan bahwa perangkat desa/organisasi perikanan tidak aktif dalam memberikan motivasi serta arahan-arahan kepada masyarakat dalam pengelolaan SDP. Angka 10 menunjukkan bahwa perangkat desa/organisasi perikanan aktif memberikan motivasi serta arahan-arahan kepada masyarakat dalam pengelolaan SDP. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
IV. Fungsi Pengawasan bahwa fungsi pengawasan SDP dilakukan oleh perangkat desa, Angka 1 menunjukkan bahwa fungsi pengawasan tidak dilakukan oleh perangkat desa, organisasi pengelolaan SDP, kelompok nelayan dan masyarakat desa. Angka 10 menunjukkan organisasi pengelolaan SDP, kelompok nelayan dan masyarakat desa. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
156
Lampiran 5 Kuesioner 3
KINERJA PENGELOLAAN PERIKANAN DI PEDESAAAN MALUKU PADA REZIM ADAT, REZIM SENTRALISASI DAN REZIM OTONOMI DAERAH TAHUN 2005 __________________________________________________________________ 1 . Pengambilan keputusan Nelayan Dalam Pengelolaan Perikanan Bagaimana pengaruh orang dalam masalah pengelolaan perikanan ? Angka 10 menunjukkan keadaan dimana pendapat para nelayan sangat berpengaruh dalam sistim pengelolaan sumberdaya perikanan. Angka 1 menunjukkan keadaan dimana apapun yang dikatakan para nelayan tidak akan mempengaruhi sistim pengelolaan sumberdaya perikanan. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
2 . Kesempatan Masyarakat dalam Pemanfaatan SDP Bagaimana kesempatan masyarakat dalam menggunakan sumberdaya perikanan ? Angka 1 menunjukkan keadaan dimana masyarakat tidak diijinkan sama sekali untuk menangkap ikan dan hasil laut lainnya. Angka 10 menunjukkkan bahwa masyarakat bebas sepenuhnya untuk menangkap ikan/hasil laut lainnya sesuai kemauan mereka. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
3. Kepatuhan Masyarakat Terhadap Peraturan Perikanan Bagaimana kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perikanan dan undangundang yang berlaku . Angka 1 menunujukkan keadaan dimana tidak satu orangpun yang mentaati aturan atau ketentuan perikanan yang berlaku. Angka 10 menunjukkan keadaan dimana setiap orang mentaati semua aturan atau ketentuan perikanan yang berlaku. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
4. Tingkat Aksesibilitas Terhadap Sumberdaya Perikanan Pertanyaan ini berhubungan dengan ongkos yang harus dibayar seseorang supaya bisa menangkap ikan dan hasil laut lainnya. Angka 1 menunjukkan keadaan dimana orang harus membayar banyak untuk dapat menangkap ikan dan hasil laut lainnya. Angka 10 menunjukkan keadaan dimana semua orang bisa menangkap ikan dan hasil laut lainnya tanpa harus membayar apa-apa. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
157
5. Kepemilikkan Alat Tangkap Bagaimana keadaan kepemilikan sarana produksi atau alat tangkap di desa ini ? Angka 1 menunjukkan keadaan dimana satu orang tertentu memiliki semua kapal, alat tangkap, dll sehingga dia mengambil semua keuntungan untuk diri sendiri. Angka 10 menunjukkan keadaan dimana semua orang memiliki kapal dan alat tangkap dan semua mendapat keuntungan yang sama. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
6. Tingkat Kesamaan ekonomi Kami ingin mengetahui pembagian pendapatan di desa ini. Angka 1 menunjukkan keadaan dimana perbedaan antara orang kaya dan orang miskin sangat besar. Angka !0 menunjukkan keadaan dimana semua orang mempunyai tingkat ekonomi yang sama. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
7. Kebersamaan Masyarakat Dalam Kegiatan Perikanan Angka 1 menunjukkan keadaan dimana orang bekerja sendiri-sendiri dalam kegiatan-kegiatan perikanan. Angka 10 menunjukkan keadaan dimana masyarakat selalu bekerja sama dengan baik membuat jaring, menjahit mata jaring yang rusak, membuat perahu, berjualan ikan dan lain sebagainya Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
8. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Angka 1 menunjukkan keadaan hidup yang paling buruk : makanan kurang bahkan tidak ada, rumah dan perabotnya tidak layak, anggota rumahtangga sakitsakitan dan sebagainya. Angka 10 menunjukkan keadaan hidup masyarakat yang paling baik: rumah dan perabotan yang mewah, makanan melimpah, semua anggota rumahtangga sehat, dst. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
158
9 . Kerukunan Nelayan Angka 1 menunjukkan keadaan dimana nelayan selaluselisih dan bertengkar satu sama lain dalam melakukan aktivitas usaha perikanan Angka 10 menunjukkan keadaan dimana nelayan saling membantu dan menolong serta , hidup rukun seperti satu keluarga besar dalam melakukan berbagai aktivitas usaha perikanan. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
10. Kondisi Umum SDP Angka 1 menunjukkan keadaan alam dan lingkungan yang buruk : Air sangat kotor sehingga tidak ada ikan dan hasil laut lainnya serta karang-karang yang sudah rusak. Angka 10 menunjukkan keadan alam dan lingkungan yang sangat baik : Air yang bersih, kaya dengan berbagai macam ikan dengan berbagai jenis dan ukurannya serta hasil laut lainnya. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
11. Kondisi Hasil Tangkapan Sumberdaya Perikanan Angka 1 menunjukkan keadaan dimana tidak ada ikan/hasil laut lainnya. Angka 10 menunjukkan keadaan dimana ikan dan hasil laut lainnya sangat banyak sehingga orang dengan mudah menangkapnya. Rezim Adat =
Rezim Sentralisasi=
Rezim Otonomi Daerah=
159
Lampiran 6 Daftar pertanyaan wawancara
SISTIM PEMERINTAHAN DESA DAN PROFIL PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2005 1.
Bagaimana sistim pemerintahan desa ?
2.
Apa saja unsur-unsur dalam suatu sistim pemerintahan desa ?
3.
Bagaimana hubungan antara unsure tsb dalam sistim pemerintahan desa ?
4.
Bagaimana struktur organisasi pemerintahan desa saat ini ?
5.
Apakah struktur organisasi pemerintahan desa mengalami perubahan selama ini ? Kalau ya, jelaskan bagaimana perubahan struktur tersebut ?
6.
Apakah dampak dari adanya perubahan struktur organisasi pemerintahan desa ?
7.
Apa tugas pokok dan fungsi dari pimpinan desa ?
8.
Apa ada perubahan tugas pokok dan fungsi pimpinan desa selama ini ?
9.
Bagaimana dampak perubahan tersebut dalam kepemimpinan desa ?
10.
Bagaimana struktur kelembagaan sasi di desa ?
11.
Apakah ada perubahan dalam struktur kelembagaan sasi ?
12.
Kalau ya, Jelaskan bagaimana perubahan struktur tersebut ?
13.
Kapan pertama kali sasi laut diadakan di desa ini ?
14.
Ada berapa jenis sumberdaya perikanan yang di sasi ?
15.
Sebutkan jenisnya...................................
16.
Apakah ada penurunan jenis sumberdaya perikanan ? (kalau ada, lanjutkan ke no.17)
17.
Sebutkan jenisnya ...........................................
18.
Tahun berapa terjadi perubahan jenis sumberdaya perikanan yang disasi tersebut ? (dikaitkan dengan peristiwa atau kejadian ).
19.
Sebutkan batas-batas wilayah sasi laut ?
20.
Siapayang berwenang menentukan batas-batas wilayah sasi ?
21.
Apakah ada pemberian tanda pada batas-batas wilayag sasi laut ?
22.
Apa bentuk tanda batas wilayah sasi ?
160
23.
Apakah ada rumpon yang beroperasi di sekitar wilayah laut yang di sasi ?
24.
Apakah peletakaan rumpon mendapat izin dari pemerintah desa ?
25.
Sebutkan aturan-aturan dalam pelaksanaan sasi laut ?
26.
Apakah peraturan tersebut tertulis ?
27.
Siapa yang menyusun aturan sasi laut di desa ?
28.
Apakah aturan sasi laut di sahkan sebagai aturan desa ?
29.
Siapa-siapa saja yang berperan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan sasi laut di desa ?
30.
Sebutkan peranan dan fungsi dari pelaku-pelaku pelaksanaan sasi laut ?
31.
Apakah ada pelanggaran oleh masyarakat dalam pelaksanaan sasi laut ?
32.
Kalau ya, sebutkan jenis -jenis pelanggaran tersebut ?
33.
Apakah ada hukuman atau sanksi dalam pelanggaran tersebut ?
34.
Apa jenis hukuman atau sanksi tersebut ?
35.
Siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemberian hukuman atau sanksi tersebut ?
36.
Pada waktu tutup dan buka sasi, alat tangkap apa saja yang diperbolehkan untuk beroperasi ?
37.
Pada waktu buka sasi, siapa saja yang berhak memanfaatkan sumberdaya perikanan ?
38.
Apakah hak pemanfaatan sumberdaya perikanan dikontrak atau dialihkan kepada pihak lain ? (Kalau ya, lanjutkan ke 39 - 40 )
39.
Siapa yang menentukan hak pemanfaatan sumberdaya perikanan tersebut?
40.
Apa alasannya hak pemanfaatan sumberdaya perikanan dialihkan ?
41.
Siapa yang bertanggung jawab dalam pengawasan wilayah sasi yang sudah dikontrak atau dilelang tersebut ?
42.
Bagaimana pemanfaatan hasil sasi laut ? Dijual,diolah atau dikonsumsi ?
43.
Dijual kepada siapa ? Bagaimana penjualannya ?
44.
Diolah dalam bentuk apa ? Apakah dijual ? Bagaimana penjualnya ?
45.
Berapa persen hasil pemanfaatan sasi yang dikonsumsi oleh masyarakat ?
46.
Apakah ada peristiwa-peristiwa penting yang terjadi desa ini yang mengakibatkan pelaksanaan sasi tidak dilaksanakan ?
47.
Kalau ya, sebutkan nama dan kapan peristiwa tersebut terjadi?
161
Lampiran 7 Hasil inventarisasi sasi di pedesaan Maluku
No.
Nama Desa
Kecamatan
Kab/Kota
Ada/tidak Sasi Sasi Darat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Hutumuri Waiame Tawiri Htv Bsr Waiheru Passo Halong Lateri Latta Rutong Leahari Htv Kcl Hukurila Naku Kilang Galala Seilale Amahusu Eri Latuhalat Paperu Haria Portho Ihamahu Itawaka Noloth Tuhaha Ouw Ulath Siri Ama
Baguala Baguala Baguala Baguala Baguala Baguala Baguala Baguala Baguala Baguala Baguala Sirimau Sirimau Sirimau Sirimau Sirimau Nusaniwe Nusaniwe Nusaniwe Nusaniwe Saparua Saparua Saparua Saparua Saparua Saparua Saparua Saparua Saparua Saparua
Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Ambon Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng
ada sasi tidak sasi ada sasi ada sasi tidak sasi ada sasi tidak sasi tidak sasi tidak sasi ada sasi ada sasi tidak sasi ada sasi tidak sasi tidak sasi tidak sasi tidak sasi tidak sasi ada sasi tidak sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi
JENIS SASI Sasi Laut Jumlah
1
1
1 1
1 1
1
1
1 1
1
2 1
1
1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1 1 1 1
2 1 1 2 2 2 1 2 2 1
162
Lampiran 7 (lanjutan)
No.
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
Nama Desa
Siri isl Tiouw Booy Saparua Mahu Akoon Nalahia Leinitu Sila Titawae Ameth Abubu Sameth Pelauw Hulaliu Oma Haruku Kariu Suli Tengah2 Tulehu Waai Liang Ariate Piru Makariki Rutah Soahuku Sepa Seri Airlouw Total
Kecamatan
Saparua Saparua Saparua Saparua Saparua Nusalaut Nusalaut Nusalaut Nusalaut Nusalaut Nusalaut Nusalaut Haruku Haruku Haruku Haruku Haruku Haruku Salahutu Salahutu Salahutu Salahutu Salahutu Piru Piru Amahai Amahai Amahai Amahai Nusaniwe Nusaniwe
Keterangan : Sasi Darat = 45 Sasi Darat + Sasi Laut = 16
Kab/Kota
Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Serbar Serbar Malteng Malteng Malteng Malteng Ambon Ambon
Ada/tidak Sasi
ada sasi ada sasi tidak sasi tidak sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi tidak sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi tidak sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi ada sasi
JENIS SASI Sasi Darat
Sasi Laut
1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 45
Jumlah 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
1
16
2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 61
163
Lampiran 8 Hasil inventarisasi peraturan perikanan
No.
Nama Desa
1
1 2
Hutumuri Waiame
1
3
Tawiri
1
4
Htv Bsr
1
5
Waiheru
1
6
Passo
1
7
Halong
1
8
Lateri
1
9 10
Latta Rutong
1
11 12
Leahari Htv Kcl
1 1
13 14 15 16
Hukurila Naku Kilang Galala
1
17 18 19 20
Seilale Amahusu Eri Latuhalat
21 22 23 24 25 26 27
Paperu Haria Portho Ihamahu Itawaka Noloth Tuhaha
1 1
28 29 30
Ouw Ulath Siri. Am
1 1 1
2
Jenis Aturan Perikanan
A
B
Pembersihan Pantai utk hari besar
B
1. Larangan pengambilan karang 2. Pelestarian hutan bakau 1. Larangan membuang sampah di pantai dan sungai. 2 Larangan bom ikan 1. Larangan menarik jaring redi
B
2
A B
1. Larangan kerja di daerah bakau 2.Larangan menggali pasir dan galian C 3. Dialarang buang sampah dan limbah 1. Larangan menebang bakau 2. Larangan membuang sampah 1. Larangan penebangan dan pencabutan bakau 2. Larangan buangan sampah di pantai 3. Pembersihan pantai
B
B B
2 1. Larangan bom ikan 2. Larangan mencuri Lola 1. Larangan buang sampah dan galian C. 1. Larang buang sampah 2.Larangan pengeringan Pantai 3. Pelestarian Bakau 1. Kontrol pantai terhadap pengeboman ikan
B A B
B
2 1 1
1.Menjaga kawanan ikan 1. Larangan mengambil pasir 2. Larangan membuang sampah 3. Pembersihan pantai untuk hari-hari besar
B
2 2 1 1
1 1 1 1
1. Kebersihan pantai 1. Larangan buang sampah 2. Tambat perahu aturan kewang 1. Tdk boleh membuang jaring di dkt dermaga aturan kewang aturan kewang aturan kewang 1. Tidak boleh tebang bakau 2. Operasi purse seine utk ikan sedang harus 1 mil aturan kewang aturan kewang aturan kewang
B B A A A A A A A A B
164
Lampiran 8 (lanjutan)
No. 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Nama Desa Sir.is Tiouw Booy Saparua Mahu Akoon Nalahia Leinitu Sila Titawae Ameth Abubu
1 1 1 1 1 1
43 44
Sameth Pelauw
1 1
45 46
Hulaliu Oma
1 1
47 48 49
Haruku Kariu Suli
1
50 51 52
Tengah-tengah Tulehu Waai
1 1 1
53
Liang
1
54 55 56 57 58 59 60 61
Ariate Piru Makariki Rutah Soahuku Sepa Seri Airlouw
1
2
Jenis aturan Perikanan aturan kewang aturan kewang
A A
aturan desa Larangan menebang bakau Larangan menebang bakau Menjaga pantai dari abrasi aturan kewang 1.Dilarang angkat batu dan pasir 2. Dilarang tebang bakau 1.Aturan kewang 1. Aturan kewang 2. Larangan bom ikan 1. Aturan kewang 1. Dilarang bom ikan 2. Dilarang bore/racun ikan Aturan kewang
A
B B B B B
2 1 1 1 1 1 1
B
B B B A A B A A A B A
2 1
1. Tidak boleh bom ikan 2. Tidak boleh mencemarkan laut aturan kewang aturan kewang 1. Dilarang bom ikan 2.Dilarang bore/racun ikan 3. Menjaga kebersihan pantai 1. Dilarang bom ikan 2. Dilarang buang sampah di laut Dilarang bom ikan
B A A B
B B
2 1
aturan kewang 2 2
1
Aturan kewang 2 2
Keterangan : 1 = Ada Peraturan Perikanan 2 = Tidak Ada Peraturan Perikanan A = Peraturan Tertulis B = Peraturan Tidak Tertulis
A
165
Lampiran 9 Rekapitulasi data pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis masyarakat pada rezim adat, rezim sentralisasi dan rezim otonomi daerah
PERENCANAAN No.
Desa
Kec.
Kab/ Kota
TUJUAN PENGELOLAAN I II III
KETERLIBATAN ORMAS I II III
PARTISIPASI MSYRKT I II III
1
Rutong
Bag.
Ambon
10
1
5
10
2
6
9
2
8
2 3 4 5
Paperu Ihamahu Itawaka Noloth
Spra Spra Spra Spra
Malteng Malteng Malteng Malteng
10 10 10 10
5 10 10 10
8 10 10 10
10 10 10 10
1 2 3 4
6 8 9 10
9 10 10 9
1 3 1 2
4 7 8 8
6
Ouw
Spra
Malteng
10
10
10
10
1
10
10
1
8
7 8
Ulath Sir.Islam
Spra Spra
Malteng Malteng
10 10
10 10
10 10
10 10
1 5
8 8
8 9
3 6
7 7
9
Ameth
NL
Malteng
10
1
10
10
1
10
9
5
8
10 11 12 13 14 15 16
Sameth Pelauw Hulaliu Haruku Tengah2 Tulehu Makariki
Hrk Hrk Hrk Hrk Slht Slht Amh
Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng
10 10 10 10 10 10 10
10 10 1 8 10 10 10
10 10 8 7 10 10 10
9 9 9 9 9 10 10
3 1 1 5 5 6 5
7 8 10 8 10 8 8
7 8 9 9 8 9 10
1 2 4 5 5 1 2
6 7 8 9 9 8 10
160 10
126 7.9
148 9.3
155 9.7
46 2.9
134 8.4
143 8.9
44 2.8
122 7.6
Total Rataan
Keterangan : I = Rezim Adat; II = Rezim Sentralisasi; III = Rezim Otonomi Daerah
166
Lampiran 9 (lanjutan)
No.
ORGANISASI
PENGARAHAN
PENGAWASAN
MOTIVASI & ARAHAN I II III
PENGAWASAN
Desa
Kec.
Kab/ Kota
TUPOKSI ORGANISASI I II III
I
II
1
Rutong
Bag.
Ambon
10
5
8
10
1
6
9
2
6
2 3
Paperu Ihamahu
Spra Spra
Malteng Malteng
10 10
3 5
7 7
9 10
3 5
6 7
10 9
8 6
8 8
III
4
Itawaka
Spra
Malteng
10
1
6
10
5
8
10
4
6
5
Noloth
Spra
Malteng
10
5
8
10
6
8
9
7
8
6 7
Ouw Ulath
Spra Spra
Malteng Malteng
10 9
2 5
9 8
9 10
5 6
7 9
8 10
4 5
6 4
8 9 10 11 12 13 14 15 16
Sir.Islam Ameth Sameth Pelauw Hulaliu Haruku Tengah2 Tulehu Makariki
Spra NL Hrk Hrk Hrk Hrk Slht Slht Amh
Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng
10 9 8 10 8 10 9 10 9
3 1 2 5 5 2 3 5 1
7 9 7 8 8 7 6 7 8
9 10 9 8 10 10 9 10 10
5 1 5 4 1 7 5 6 5
7 10 7 6 9 7 6 8 7
9 10 10 9 10 10 8 9 8
7 5 5 6 6 5 4 5 6
5 7 8 6 8 3 6 6 7
152 9.5
53 3.3
120 7.5
153 9.6
70 4.4
118 7.4
148 9.3
85 5.3
102 6.4
Total Rataan
Keterangan : I = Rezim Adat; II = Rezim Sentralisasi; III = Rezim Otonomi Daerah
167
Lampiran 10 Urutan kerja uji Friedman untuk perubahan sistem pemerintahan desa terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis masyarakat Langkah 1 (Rata-rata per variabel pada rezim ke...)
Langkah 2 (Beri peringkat per variabel antar rezim)
I
II
III
I
II
III
10 9.6875 8.9375 9.5 9.5625 9.25
7.875 2.875 2.75 3.3125 4.375 5.3125
9.25 8.375 7.625 7.5 7.375 6.375
1 1 1 1 1 1
3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2
Langkah 3 (Jumlahkan peringkat varibel pada rezim)
Jumlah
I
II
III
1 1 1 1 1 1 6
3 3 3 3 3 3 18
2 2 2 2 2 2 12
Adat_2 Sentralisasi _2 Otda_2
Langkah 4 (Masukkan ke rumus)
⎛ 3 ⎞ ⎜ ⎟ 1 ⎜ 2 2 χ = R j ⎟ − 72 ⎜ ⎟ 6 ⎜ j =1 ⎟ ⎝ ⎠
∑
Mean Rank 3.00 1.00 2.00
Test Statistics(a)
N ChiSquare df Asymp. Sig. Keputusan : tolak H0
6 12.000 2 .002
168
Lampiran 11 Analisis perubahan pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis masyarakat pada rezim adat, rezim sentralisasi dan rezim otonomi daerah
Variabel Pengelolaan Perikanan Berbasis Masyarakat Perencanaan : • Tujuan Pengelolaan
Adat
Sentra
Sentra
Otda
2.1
-1.4
7
-5.7
6.1
-4.8
Pengorganisasian : • Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
6.2
-4.2
Pengarahan : • Motivasi dan Arahan
5.2
-3
Pengawasan : • Fungsi Pengawasan
4.3
-1.4
•
Keterlibatan Organisasi
•
Tingkat Partisipasi
169
Lampiran 12 Rekapitulasi data efisiensi pengelolaan sumberdaya perikanan di pedesaan Maluku pada rezim adat, rezim sentralisasi dan rezim otonomi daerah
No.
Nama Desa
Kec.
Kab/ Kota
KESEMPATAN MASYARAKAT KEPATUHAN THDP SDP MASYARAKAT
PENGAMBILAN KEPUTUSAN I
II
III
I
II
III
I
II
III
6
1
Hutumuri
Bag.
Ambon
6
5
5
10
10
10
10
5
2
Waiame
Bag.
Ambon
8
4
6
10
10
10
8
6
6
3
Tawiri
Bag.
Ambon
7
5
7
10
10
10
9
5
4
4
Htv. Besar
Bag.
Ambon
8
6
6
10
10
10
9
6
5
5
Waiheru
Bag.
Ambon
7
5
7
10
10
10
9
5
5
6
Passo
Bag.
Ambon
8
6
7
10
10
10
8
6
5
7
Halong
Bag.
Ambon
7
3
8
10
10
10
8
5
4
8
Lateri
Bag.
Ambon
7
6
7
10
10
10
9
6
5
9
Latta
Bag.
Ambon
7
4
5
8
8
8
9
3
5
10
Rutong
Bag.
Ambon
8
5
6
10
10
10
9
6
5
11
Leahari
Bag.
Ambon
7
6
6
10
10
10
9
7
7
12
Htv. Kecil
Siri.
Ambon
7
4
8
10
10
10
9
5
7
13
Hukurila
Siri.
Ambon
8
3
5
10
10
10
8
5
6
14
Naku
Siri.
Ambon
7
4
6
10
10
10
9
5
7
15
Kilang
Siri.
Ambon
7
5
7
10
10
10
10
4
6
16
Galala
Siri.
Ambon
8
4
6
10
10
10
10
5
6
17
Seilale
Nsw.
Ambon
8
5
6
10
10
10
9
5
5
18
Amahusu
Nsw.
Ambon
7
5
7
10
10
10
9
5
7
19
Eri
Nsw.
Ambon
8
6
6
10
10
10
9
5
6
20
Latuhalat
Nsw.
Ambon
7
4
6
10
10
10
8
6
6
21
Seri
Nsw.
Ambon
7
5
5
10
10
10
10
6
6
22
Airlouw
Nsw.
Ambon
6
6
8
10
10
10
9
6
7
23
Paperu
Spr
Malteng
6
3
7
10
10
10
8
4
5
24
Haria
Spr
Malteng
8
5
7
10
10
10
8
6
6
25
Portho
Spr
Malteng
7
6
8
10
10
10
10
5
7
26
Ihamahu
Spr
Malteng
8
5
7
10
10
10
10
5
8
27
Itawaka
Spr
Malteng
8
5
6
10
10
10
10
6
7
28
Noloth
Spr
Malteng
7
4
7
10
10
10
9
5
7
29
Tuhaha
Spr
Malteng
7
6
8
10
10
10
9
6
7
30
Ouw
Spr
Malteng
8
5
6
10
10
10
9
5
6
Keterangan : I = Rezim Adat; II = Rezim Sentralisasi; III = Rezim Otonomi Daerah
170
Lampiran 12 (lanjutan) Nama No. Desa
31 32 33 34 35
Kec. Kab/ Kota
Ulath Spr Sir.Amalatu Spr Sir.Islam Spr Tiouw Spr Booy Spr
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KESEMPATAN MASYARAKAT THDP SDP
KEPATUHAN MASYARAKAT
I
II
III
I
II
III
I
II
III
Malteng Malteng Malteng Malteng Malteng
7 6 7 6 7
4 5 6 6 4
5 6 8 7 7
10 10 10 10 10
10 10 10 10 10
10 10 10 10 10
8 10 10 10 10
5 5 5 7 5
7 6 7 6 7
36 Saparua
Spr
Malteng
7
3
6
10
10
10
9
5
5
37 Mahu
Spr
Malteng
8
5
7
10
10
10
9
6
5
38 Akoon
NL
Malteng
7
6
6
10
10
10
9
5
5
39 Nalahia
NL
Malteng
7
6
8
10
10
10
9
7
5
40 Leinitu
NL
Malteng
6
3
5
10
10
10
8
5
7
41 Sila
NL
Malteng
6
5
7
10
10
10
9
5
6
42 Titawae
NL
Malteng
7
6
8
10
10
10
9
6
5
43 Ameth
NL
Malteng
7
5
7
10
10
10
8
5
7
44 Abubu
NL
Malteng
6
4
6
10
10
10
8
5
6
45 Sameth
Hrk
Malteng
7
5
7
10
10
10
9
5
5
46 Pelauw
Hrk
Malteng
6
3
5
10
10
10
10
6
5 7
47 Hulaliu
Hrk
Malteng
8
5
6
10
10
10
9
5
48 Oma
Hrk
Malteng
7
6
7
10
10
10
9
6
6
49 Haruku
Hrk
Malteng
8
5
5
10
10
10
9
5
6
50 Kariu
Hrk
Malteng
6
3
5
10
10
10
10
5
7
51 Suli
Slht
Malteng
6
5
7
10
10
10
10
6
6
52 Tengah2
Slht
Malteng
7
4
6
10
10
10
9
4
6
53 Tulehu
Slht
Malteng
6
3
5
10
10
10
9
5
6
54 Waai
Slht
Malteng
7
6
8
10
10
10
10
5
5
55 Liang
Slht
Malteng
8
4
7
10
10
10
10
4
5
56 Ariate
Piru Serbar
6
5
6
10
10
10
9
5
6
57 Piru
Piru Serbar
6
5
7
10
10
10
9
5
6
58 Makariki
Amh Malteng
7
5
6
10
10
10
9
6
7
59 Rutah
Amh Malteng
6
3
5
10
10
10
9
5
6
60 Soahuku
Amh Malteng
8
6
6
10
10
10
8
5
4
61 Sepa
Amh Malteng
7
5
7
10
10
10
10
4
6
Total
429
291
394
608
608
608
554
321
362
Rataan
7.03
4.77
6.46
9.97
10
10
9.1
5.26
5.93
Keterangan : I = Rezim Adat; II = Rezim Sentralisasi; III = Rezim Otonomi Daerah
171
Lampiran 13 Rekapitulasi data pemerataan pengelolaan sumberdaya perikanan di pedesaan Maluku pada rezim adat, rezim sentralisasi dan rezim otonomi daerah
No.
Nama Desa Kec.
Kab/ Kota
TINGKAT AKSES
ALAT TANGKAP
KESAMAAN EKONOMI
I
II
III
I
II
III
I
II
III
1
Hutumuri
Bag.
Ambon
10
10
10
8
5
4
9
6
6
2
Waiame
Bag.
Ambon
10
10
10
5
5
5
8
6
5
3
Tawiri
Bag.
Ambon
10
10
10
6
5
6
8
5
4
4
Htv. Besar
Bag.
Ambon
10
10
10
8
4
4
7
6
5
5
Waiheru
Bag.
Ambon
10
10
10
7
1
5
9
5
4
6
Passo
Bag.
Ambon
10
10
10
6
5
4
7
4
3
7
Halong
Bag.
Ambon
10
10
10
8
4
1
7
5
4
8
Lateri
Bag.
Ambon
10
10
10
6
6
7
4
7
8
9
Latta
Bag.
Ambon
8
5
3
7
5
6
6
8
8
10
Rutong
Bag.
Ambon
10
10
10
8
3
7
9
6
5
11
Leahari
Bag.
Ambon
10
10
10
8
5
3
8
5
4
12
Htv. Kecil
Siri.
Ambon
10
10
10
9
6
4
4
7
8
13
Hukurila
Siri.
Ambon
10
10
10
8
7
7
9
7
6
14
Naku
Siri.
Ambon
10
10
10
7
5
6
9
8
6
15
Kilang
Siri.
Ambon
10
10
10
5
6
6
9
6
5
16
Galala
Siri.
Ambon
10
10
10
9
6
4
4
7
8
17
Seilale
Nsw.
Ambon
10
10
10
8
5
5
9
8
7
18
Amahusu
Nsw.
Ambon
10
10
10
8
6
5
3
7
8
19
Eri
Nsw.
Ambon
10
10
10
8
7
5
5
7
8
20
Latuhalat
Nsw.
Ambon
10
10
10
9
6
3
8
6
5
21
Seri
Nsw.
Ambon
10
10
10
9
7
5
9
5
4
22
Airlouw
Nsw.
Ambon
10
10
10
9
6
6
9
6
5
23
Paperu
Spr
Malteng
10
10
10
10
5
3
9
5
4
24
Haria
Spr
Malteng
10
10
10
10
6
5
2
7
8
25
Portho
Spr
Malteng
10
10
10
9
6
6
8
5
4
26
Ihamahu
Spr
Malteng
10
10
10
9
6
4
4
7
8
27
Itawaka
Spr
Malteng
8
8
8
7
6
3
3
6
7
28
Noloth
Spr
Malteng
10
10
10
10
5
3
9
5
4
29
Tuhaha
Spr
Malteng
10
10
10
9
6
4
8
8
8
30
Ouw
Spr
Malteng
10
10
10
10
6
4
7
4
3
Keterangan: I = Rezim Adat; II = Rezim Sentralisasi; III = Rezim Otonomi Daerah
172
Lampiran 13 (lanjutan)
No. Nama Desa
Kec.
Kab/ Kota
TINGKAT AKSES I
II
ALAT TANGKAP III
I
II
KESAMAAN EKONOMI
III
I
II
III
31 Ulath
Spr
Malteng
10
10
10
9
5
5
8
5
4
32 Sir.Amalatu 33 Sir.Islam
Spr Spr
Malteng Malteng
10 10
10 10
10 10
10 10
5 6
4 3
3 8
7 4
8 3
34 Tiouw
Spr
Malteng
10
10
10
9
5
5
9
5
4
35 Booy
Spr
Malteng
10
10
10
8
6
3
3
7
8
36 Saparua
Spr
Malteng
10
10
10
9
6
6
9
4
3
37 Mahu
Spr
Malteng
10
10
10
9
5
3
8
6
7
38 Akoon
NL
Malteng
10
10
10
8
4
6
8
4
3
39 Nalahia
NL
Malteng
10
10
10
9
5
7
7
5
4
40 Leinitu
NL
Malteng
10
10
10
8
5
7
6
3
3
41 Sila
NL
Malteng
10
10
10
7
3
6
6
3
3
42 Titawae
NL
Malteng
10
10
10
9
4
2
7
5
4
43 Ameth
NL
Malteng
10
10
10
9
6
6
8
6
5
44 Abubu
NL
Malteng
10
10
10
7
7
8
8
5
5
45 Sameth
Hrk
Malteng
10
10
10
9
4
3
4
7
8 8
46 Pelauw
Hrk
Malteng
10
10
10
9
7
4
6
8
47 Hulaliu
Hrk
Malteng
10
10
10
8
5
3
8
5
3
48 Oma
Hrk
Malteng
10
10
10
9
6
5
6
7
8
49 Haruku
Hrk
Malteng
10
10
10
9
5
5
4
7
8
50 Kariu
Hrk
Malteng
10
10
10
8
3
2
3
8
9
51 Suli
Slht
Malteng
10
10
10
6
5
6
9
6
5
52 Tengah2
Slht
Malteng
10
10
10
9
6
5
5
7
8
53 Tulehu
Slht
Malteng
10
10
10
8
10
8
8
3
2
54 Waai
Slht
Malteng
10
10
10
10
4
4
5
7
8
55 Liang
Slht
Malteng
10
10
10
9
6
3
8
3
2
56 Ariate
Piru
Serbar
10
10
10
8
5
2
9
4
3
57 Piru
Piru
Serbar
10
10
10
8
6
2
6
7
8
58 Makariki
Amh
Malteng
10
10
10
9
8
6
8
4
2
59 Rutah
Amh
Malteng
10
10
10
8
5
2
7
5
4
60 Soahuku
Amh
Malteng
10
10
10
9
5
3
8
4
3
61 Sepa
Amh
Malteng
Total Rataan
10
10
10
8
4
5
8
6
5
606
603
601
505
327
279
420
351
330
9.85 8.28
5.4
4.6
6.9
5.75
5.41
9.9344 9.89
Keterangan : I = Rezim Adat; II = Rezim Sentralisasi; III = Rezim Otonomi Daerah
173
Lampiran 14 Rekapitulasi data keberlanjutan sosial ekonomi pengelolaan sumberdaya perikanan di pedesaan Maluku pada rezim adat, rezim sentralisasi dan rezim otonomi daerah
No.
Nama Desa Kec.
Kab/ Kota
KEBERSAMAAN MASYARAKAT I
II
III
I
II
III
I
II
III
1
Hutumuri
Bag.
Ambon
10
7
5
6
7
8
9
7
7
2
Waiame
Bag.
Ambon
9
6
6
5
7
9
5
7
8
3
Tawiri
Bag.
Ambon
8
8
8
5
8
8
8
7
7
KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA
KERUKUNAN NELAYAN
4
Htv. Besar
Bag.
Ambon
9
7
6
5
7
8
10
8
7
5
Waiheru
Bag.
Ambon
8
6
4
4
6
8
8
8
7
6
Passo
Bag.
Ambon
9
7
7
5
7
9
8
7
6
7
Halong
Bag.
Ambon
8
6
5
6
6
7
9
8
6
8
Lateri
Bag.
Ambon
8
7
7
5
7
8
9
7
7 5
9
Latta
Bag.
Ambon
9
6
4
2
7
8
9
6
10
Rutong
Bag.
Ambon
9
7
5
7
8
8
3
7
7
11
Leahari
Bag.
Ambon
9
7
6
3
5
7
10
8
6
12
Htv. Kecil
Siri.
Ambon
9
7
5
5
7
8
8
8
7
13
Hukurila
Siri.
Ambon
10
8
6
6
7
7
10
7
6
14
Naku
Siri.
Ambon
9
8
6
4
7
8
10
8
6
15
Kilang
Siri.
Ambon
8
8
8
7
7
8
10
8
7
16
Galala
Siri.
Ambon
9
7
6
5
8
9
8
7
6
17
Seilale
Nsw.
Ambon
9
8
8
6
7
9
10
8
7
18
Amahusu
Nsw.
Ambon
9
7
7
6
7
8
9
7
5
19
Eri
Nsw.
Ambon
10
8
8
7
8
9
8
6
6
20
Latuhalat
Nsw.
Ambon
9
8
6
6
8
8
9
8
5
21
Seri
Nsw.
Ambon
9
6
4
6
7
8
4
6
7
22
Airlouw
Nsw.
Ambon
9
7
6
3
7
7
9
6
6
23
Paperu
Spr
Malteng
9
6
5
5
7
8
9
7
6
24
Haria
Spr
Malteng
9
8
6
4
6
7
9
8
6
25
Portho
Spr
Malteng
9
7
7
6
7
8
10
7
6
26
Ihamahu
Spr
Malteng
10
8
6
5
7
7
9
8
7
27
Itawaka
Spr
Malteng
9
5
3
2
6
8
5
8
8
28
Noloth
Spr
Malteng
10
8
8
6
8
8
10
8
8
29
Tuhaha
Spr
Malteng
9
5
3
3
6
8
9
4
3
30
Ouw
Spr
Malteng
10
7
6
6
8
9
10
8
7
Keterangan : I = Rezim Adat; II = Rezim Sentralisasi; III = Rezim Otonomi Daerah
174
Lampiran 14 (lanjutan) Nama No. Desa
31 Ulath
Kec. Kab/ Kota
KEBERSAMAAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT RUMAH TANGGA
KERUKUNAN NELAYAN
I
II
III
I
II
III
I
II
III
Spr
Malteng
9
8
6
4
7
7
9
7
6
32 Sir.Amalatu Spr
Malteng
9
8
8
3
6
8
10
8
8
33 Sir.Islam
Spr
Malteng
9
9
9
5
7
8
10
8
8
34 Tiouw
Spr
Malteng
9
7
7
4
6
8
9
7
5
35 Booy
Spr
Malteng
9
6
5
2
5
8
9
8
6
36 Saparua
Spr
Malteng
9
7
6
5
7
9
9
6
5
37 Mahu
Spr
Malteng 10
8
8
4
6
8
10
8
8
38 Akoon
NL
Malteng
9
8
8
3
6
8
9
8
7
39 Nalahia
NL
Malteng
9
7
7
4
6
8
10
8
6
40 Leinitu
NL
Malteng 10
8
7
5
7
8
9
7
6
41 Sila
NL
Malteng
9
8
7
6
7
8
9
7
6
42 Titawae
NL
Malteng
9
6
4
4
6
7
10
6
4
43 Ameth
NL
Malteng
8
8
8
5
8
8
9
8
6
44 Abubu
NL
Malteng
9
9
8
4
6
8
9
7
7
45 Sameth
Hrk
Malteng
8
8
7
3
6
7
9
6
8
46 Pelauw
Hrk
Malteng 10
9
7
6
7
9
8
8
6
47 Hulaliu
Hrk
Malteng
9
6
8
3
6
8
6
8
8
48 Oma
Hrk
Malteng
9
8
7
5
7
7
9
7
6
49 Haruku
Hrk
Malteng
9
7
7
4
7
8
9
8
7
50 Kariu
Hrk
Malteng
8
8
7
6
6
8
8
7
6
51 Suli
Slht
Malteng
8
7
6
4
7
7
9
7
7
52 Tengah2
Slht
Malteng
9
8
8
5
8
8
6
7
8
53 Tulehu
Slht
Malteng 10
8
7
3
6
7
9
8
6
54 Waai
Slht
Malteng 10
8
8
6
8
8
10
7
7
55 Liang
Slht
Malteng
9
7
6
4
7
8
9
8
6
56 Ariate
Piru Serbar
9
7
5
2
6
7
8
6
5
57 Piru
Piru Serbar
9
7
7
4
7
8
9
7
4
58 Makariki
Amh Malteng 10
8
8
6
8
8
10
8
6
59 Rutah
Amh Malteng
9
6
7
5
7
7
5
7
8
60 Soahuku
Amh Malteng
9
7
5
3
6
8
4
6
8
61 Sepa
Amh Malteng 10
8
8
4
7
7
10
8
6
Total
553 444 393
282
416
481
523
443
392
Rataan
9.06 7.28 4.62
6.8
6.8
7.9
8.6
7.26
6.43
Keterangan : I = Rezim Adat; II = Rezim Sentralisasi; III = Rezim Otonomi Daerah
175
Lampiran 15 Rekapitulasi data keberlanjutan biologi pengelolaan sumberdaya perikanan di pedesaan Maluku pada rezim adat, rezim sentralisasi dan rezim otonomi daerah
No.
Nama Desa Kec.
Kab/ Kota
KONDISI HASIL TANGKAPAN IKAN
KONDISI SDP I
II
III
I
II
III
1
Hutumuri
Bag.
Ambon
10
7
5
9
7
5
2
Waiame
Bag.
Ambon
10
6
3
8
7
6
3
Tawiri
Bag.
Ambon
9
5
6
8
6
4
4
Htv. Besar
Bag.
Ambon
10
7
5
9
6
5
5
Waiheru
Bag.
Ambon
10
4
6
8
7
6
6
Passo
Bag.
Ambon
10
6
4
8
7
7
7
Halong
Bag.
Ambon
9
6
7
8
6
6
8
Lateri
Bag.
Ambon
10
5
3
9
6
5
9
Latta
Bag.
Ambon
9
6
2
9
3
2
10
Rutong
Bag.
Ambon
10
7
4
8
6
6
11
Leahari
Bag.
Ambon
10
6
5
9
8
7
12
Htv. Kecil
Siri.
Ambon
10
7
4
8
6
4
13
Hukurila
Siri.
Ambon
10
7
5
8
7
7
14
Naku
Siri.
Ambon
10
5
4
8
6
5
15
Kilang
Siri.
Ambon
10
7
6
8
6
6
16
Galala
Siri.
Ambon
10
4
5
8
5
4
17
Seilale
Nsw.
Ambon
9
5
6
8
6
5
18
Amahusu
Nsw.
Ambon
10
7
5
9
7
6
19
Eri
Nsw.
Ambon
10
6
5
8
6
5
20
Latuhalat
Nsw.
Ambon
10
5
6
9
8
7
21
Seri
Nsw.
Ambon
10
7
8
9
8
6
22
Airlouw
Nsw.
Ambon
10
6
4
8
6
5
23
Paperu
Spr
Malteng
10
7
8
10
8
8
24
Haria
Spr
Malteng
9
7
6
10
8
6
25
Portho
Spr
Malteng
10
6
3
9
6
5
26
Ihamahu
Spr
Malteng
10
7
8
9
7
7
27
Itawaka
Spr
Malteng
9
6
4
9
6
4
28
Noloth
Spr
Malteng
10
7
8
10
7
7
29
Tuhaha
Spr
Malteng
10
5
4
9
3
4
30
Ouw
Spr
Malteng
10
7
4
9
7
6
Keterangan : I = Rezim Adat; II = Rezim Sentralisasi; III = Rezim Otonomi Daerah
176
Lampiran 15 (lanjutan) Nama No. Desa
31 Ulath
Kec. Kab/ Kota
KONDISI HASIL TANGKAPAN IKAN
KONDISI SDP I
II
III
I
II
III
Spr
Malteng
9
6
4
9
7
7
32 Sir.Amalatu Spr
Malteng
10
5
6
10
7
6
33 Sir.Islam
Spr
Malteng
10
6
7
9
6
6
34 Tiouw
Spr
Malteng
10
5
4
8
5
4
35 Booy
Spr
Malteng
10
6
4
8
6
5
36 Saparua
Spr
Malteng
10
5
1
8
5
5
37 Mahu
Spr
Malteng
10
8
5
8
7
6
38 Akoon
NL
Malteng
10
5
6
8
6
6
39 Nalahia
NL
Malteng
9
6
5
9
7
6
40 Leinitu
NL
Malteng
9
7
5
9
6
6 6
41 Sila
NL
Malteng
10
8
7
9
7
42 Titawae
NL
Malteng
9
6
5
9
6
5
43 Ameth
NL
Malteng
10
5
6
9
8
7
44 Abubu
NL
Malteng
10
6
7
9
7
4
45 Sameth
Hrk
Malteng
9
6
5
9
6
5
46 Pelauw
Hrk
Malteng
10
7
7
9
7
7 6
47 Hulaliu
Hrk
Malteng
9
4
7
10
8
48 Oma
Hrk
Malteng
9
6
4
9
7
7
49 Haruku
Hrk
Malteng
10
7
5
9
6
5
50 Kariu
Hrk
Malteng
10
6
3
8
5
3
51 Suli
Slht
Malteng
10
5
7
9
6
4
52 Tengah2
Slht
Malteng
10
7
6
9
7
5
53 Tulehu
Slht
Malteng
10
5
6
9
5
3
54 Waai
Slht
Malteng
10
7
5
10
8
6
55 Liang
Slht
Malteng
10
5
6
9
6
4
56 Ariate
Piru Serbar
10
6
6
9
5
3
57 Piru
Piru Serbar
10
7
5
10
6
5
58 Makariki
Amh Malteng
10
6
8
9
7
6
59 Rutah
Amh Malteng
10
7
6
8
5
5
60 Soahuku
Amh Malteng
10
6
5
8
6
4
61 Sepa
Amh Malteng
10
8
6
9
7
5
Total
597 372 322
Rataan
9.79
6.1
534 389 328
5.3 8.75
6.4
5.4
Keterangan : I = Rezim Adat; II = Rezim Sentralisasi; III = Rezim Otonomi Daerah
177
Lampiran 16 Urutan kerja uji Friedman untuk pengaruh perubahan sistem pemerintahan desa terhadap kinerja pengelolaan sumberdaya perikanan.
Langkah 1 (Rata-rata per variabel pada rezim ke...) I II III 9.79 6.10 5.28 8.75 6.38 5.38 9.07 7.28 6.44 4.62 6.82 7.89 8.57 7.26 6.43 7.39 5.52 4.11 6.93 5.75 5.41 9.97 9.97 9.97 9.93 9.89 9.85 9.08 5.26 5.93 7.03 4.77 6.46
Langkah 2 (Beri peringkat per variabel antar rezim) I II III 3 2 1 3 2 1 3 2 1 1 2 3 3 2 1 3 2 1 3 2 1 2 2 2 3 2 1 3 1 2 3 1 2
Langkah 3 (Jumlahkan peringkat varibel pada rezim)
Langkah 4 (Masukkan ke rumus)
Jumlah
I 3 3 3 1 3 3 3 1.5 3 3 3 29.50
II 2 2 2 2 2 2 2 1.5 2 1 1 19.50
Mean Rank Adat Sentralisasi Otda
⎛ 3 ⎞ ⎜ ⎟ 1 ⎜ χ2 = R j 2 ⎟ − 132 ⎟ 11 ⎜ ⎜ j =1 ⎟ ⎝ ⎠
∑
III 1 1 1 3 1 1 1 1.5 1 2 2 15.50
2.73 1.82 1.45
N
11
Chi-Square
10.400
df
2
Asymp. Sig.
.006
χ (2k −1)(1−α ) = 5.991 2 2 χ hitung > χ tabel Keputusan : tolak H0
178
Lampiran 17 Analisis perubahan kinerja pengelolaan sumberdaya perikanan di pedesaan Maluku pada rezim adat, rezim sentralisasi dan rezim otonomi daerah Variabel kinerja Pengelolaan Perikanan
Adat
Sentra
Sentra
Otda
Efisiensi : • Pengambilan Keputusan Nelayan
-2.26
1.69
• Kesempatan Masyarakat
0.00
0.00
• Kepatuhan Masyarakat
-3.80
0.63
Pemerataan : • Tingkat Aksesibilitas
-0.04
-0.04
•
Kepemilikkan Alat Tangkap
-2.94
-0.79
•
Tingkat Kesamaan Ekonomi
-1.33
-0.39
-1.82
-0.84
2.20
1.09
-1.30
-0.90
Keberlanjutan Biologi : • Kondisi Sumberdaya Perikanan
-3.69
-0.80
•
-2.35
-1.00
Keberlanjutan Sosial ekonomi : • Kersamaan Masyarakat •
Tingkat Kesejahteraan
•
Kerukunan Nelayan
Kondisi Hasil tangkapan
179
Lampiran 18 Kinerja pengelolaan perikanan pada desa sasi laut dan desa non sasi laut EFISIENSI PENGELOLAAN PERIKANAN DI DESA SASI LAUT Nama Desa
KESEMPATAN II
III
II
III
II
III
1
Rutong
10
10
6
5
5
6
2
Paperu
10
10
4
5
3
7
3
Ihamahu
10
10
5
8
5
7
4
Itawaka
8
8
6
7
5
6
5
Noloth
10
10
5
7
4
7
6
Ouw
10
10
5
6
5
6
7
Ulath
10
10
5
7
4
5
8
Sir.Islam
10
10
5
7
6
8
No.
KEPATUHAN
PENGAMBILAN PTSN
9
Ameth
10
10
5
7
5
7
10
Sameth
10
10
5
5
5
7
11
Pelauw
10
10
6
5
3
5
12
Hulaliu
10
10
5
7
5
6
13
Haruku
10
10
5
6
5
5
14
Tengah2
10
10
4
6
4
6
15
Tulehu
10
10
5
6
3
5
16
Makariki
10
10
6
7
5
6
9.88
9.88
5.13
6.31
4.50
6.19
180
Lampiran 18 (lanjutan) PEMERATAAN PENGELOLAAN PERIKANAN DI DESA SASI LAUT Nama Desa
ALAT TANGKAP II
III
II
III
II
III
1
Rutong
8
8
6
5
10
10
2
Paperu
7
5
5
4
10
10
3
Ihamahu
6
6
7
8
10
10
4
Itawaka
6
8
6
7
10
10
5
Noloth
6
3
5
4
10
10
6
Ouw
6
4
4
3
10
10
7
Ulath
7
6
5
4
10
10
8
Sir.Islam
6
3
4
3
10
10
9
Ameth
6
4
6
5
10
10
10
Sameth
5
3
7
8
10
10
11
Pelauw
7
4
8
8
10
10
12
Hulaliu
5
3
5
3
10
10
13
Haruku
5
5
7
8
10
10
14
Tengah2
6
5
7
8
10
10
15
Tulehu
8
8
3
2
10
10
16
Makariki
8
6
4
2
10
10
6.38
5.06
5.56
5.13
10.00
10.00
No.
KESAMAAN
TINGKAT AKSES
KEBERLANJUTAN SOSEK PENGELOLAAN PERIKANAN DI DESA SASI LAUT Nama Desa
KEBERSAMAAN II
III
II
III
II
III
1
Rutong
7
5
8
8
7
7
2
Paperu
6
5
7
8
7
6
3
Ihamahu
8
6
7
7
8
7
4
Itawaka
5
3
6
8
8
8
5
Noloth
8
8
8
8
8
8
6
Ouw
7
6
8
9
8
7
7
Ulath
8
6
7
7
7
6
8
Sir.Islam
9
9
7
8
8
8
9
Ameth
8
8
8
8
8
6
10
Sameth
8
7
6
7
6
8
11
Pelauw
9
7
7
9
8
6
12
Hulaliu
6
8
6
8
8
8
13
Haruku
7
7
7
8
8
7
14
Tengah2
8
8
8
8
7
8
15
Tulehu
8
7
6
7
8
6
16
Makariki
8
8
8
8
8
6
7.50
6.75
7.13
7.88
7.63
7.00
No.
KESEJAHTERAAN
KERUKUNAN
181
Lampiran 18 (lanjutan) KEBERLANJUTAN BIOLOGI PENGELOLAAN PERIKANAN DI DESA SASI LAUT Nama Desa
No.
KONDISI SDP
KONDISI HSL TGKPN
II
III
II
III
1
Rutong
7
4
6
6
2
Paperu
7
8
8
8
3
Ihamahu
7
8
7
7
4
Itawaka
6
4
6
4
5
Noloth
7
8
7
7
6
Ouw
7
4
7
6
7
Ulath
6
4
7
7
8
Sir.Islam
6
7
6
6
9
Ameth
5
6
8
7
10
Sameth
6
5
6
5
11
Pelauw
7
7
7
7
12
Hulaliu
4
7
8
6
13
Haruku
7
5
6
5
14
Tengah2
7
6
7
5
15
Tulehu
5
6
5
3
16
Makariki
6
8
7
6
6.25
6.06
6.75
5.94
182
EFISIENSI PENGELOLAAN PERIKANAN DI DESA NON SASI Nama Desa
KESEMPATAN II
III
II
III
II
III
1
Hutumuri
10
10
5
6
5
5
2
Waiame
10
10
6
6
4
6
3
Tawiri
10
10
5
4
5
7
4
Htv. Besar
10
10
6
5
6
6
5
Waiheru
10
10
5
5
5
7
6
Passo
10
10
6
5
6
7
7
Halong
10
10
5
4
3
8
8
Lateri
10
10
6
5
6
7
9
Latta
5
3
3
5
4
5
10
Leahari
10
10
7
7
6
6
11
Htv. Kecil
10
10
5
7
4
8
12
Hukurila
10
10
5
6
3
5
13
Naku
10
10
5
7
4
6
14
Kilang
10
10
4
6
5
7
15
Galala
10
10
5
6
4
6
16
Seilale
10
10
5
5
5
6
17
Amahusu
10
10
5
7
5
7
18
Eri
10
10
5
6
6
6
19
Latuhalat
10
10
6
6
4
6
20
Seri
10
10
6
6
5
5
21
Airlouw
10
10
6
7
6
8
22
Haria
10
10
6
6
5
7
23
Portho
10
10
5
7
6
8
24
Tuhaha
10
10
6
7
6
8
25
Sir.Amalatu
10
10
5
6
5
6
26
Tiouw
10
10
7
6
6
7
27
Booy
10
10
5
7
4
7
28
Saparua
10
10
5
5
3
6
29
Mahu
10
10
6
5
5
7
30
Akoon
10
10
5
5
6
6
31
Nalahia
10
10
7
5
6
8
32
Leinitu
10
10
5
7
3
5
33
Sila
10
10
5
6
5
7
34
Titawae
10
10
6
5
6
8
35
Abubu
10
10
5
6
4
6
36
Oma
10
10
6
6
6
7
37
Kariu
10
10
5
7
3
5
No.
KEPATUHAN
PENGAMBILAN PTSN
38
Suli
10
10
6
6
5
7
39
Waai
10
10
5
5
6
8
40
Liang
10
10
4
5
4
7
41
Ariate
10
10
5
6
5
6
42
Piru
10
10
5
6
5
7
43
Rutah
10
10
5
6
3
5
44
Soahuku
10
10
5
4
6
6
45
Sepa
10
10
4
6
5
7
9.89
9.84
5.31
5.80
4.87
6.56
183
PEMERATAAN PENGELOLAAN PERIKANAN DI DESA NON SASI No. 1
Nama Desa
ALAT TANGKAP II
III
II
III
II
III
Hutumuri
5
3
6
6
10
10
KESAMAAN
TINGKAT AKSES
2
Waiame
2
2
6
5
10
10
3
Tawiri
2
2
5
4
10
10
4
Htv. Besar
1
1
6
5
10
10
5
Waiheru
1
1
5
4
10
10
6
Passo
5
3
4
3
10
10
7
Halong
4
5
5
4
10
10
8
Lateri
6
4
7
8
10
10
9
Latta
8
8
8
8
8
8
10
Leahari
5
3
5
4
10
10
11
Htv. Kecil
6
4
7
8
10
10
12
Hukurila
7
7
7
6
10
10
13
Naku
5
6
8
6
10
10
14
Kilang
6
6
6
5
10
10
15
Galala
6
4
7
8
10
10
16
Seilale
5
5
8
7
10
10
17
Amahusu
6
5
7
8
10
10
18
Eri
7
5
7
8
10
10
19
Latuhalat
6
3
6
5
10
10
20
Seri
6
8
5
4
10
10
21
Airlouw
5
2
6
5
10
10
22
Haria
6
8
7
8
10
10
23
Portho
5
3
5
4
10
10
24
Tuhaha
6
8
8
8
10
10
25
Sir.Amalatu
5
4
7
8
10
10
26
Tiouw
5
2
5
4
10
10
27
Booy
6
3
7
8
10
10
28
Saparua
6
2
4
3
10
10
29
Mahu
5
2
6
7
10
10
30
Akoon
4
3
4
3
10
10
31
Nalahia
5
2
5
4
10
10
32
Leinitu
3
1
3
3
10
10
33
Sila
3
1
3
3
10
10
34
Titawae
5
3
5
4
10
10
35
Abubu
7
8
5
5
10
10
36
Oma
6
4
7
8
10
10
37
Kariu
4
2
8
9
10
10
38
Suli
6
6
6
5
10
10
39
Waai
8
4
7
8
10
10
40
Liang
6
3
3
2
10
10
41
Ariate
5
2
4
3
10
10
42
Piru
6
2
7
8
10
10
43
Rutah
5
2
5
4
10
10
44
Soahuku
6
3
4
3
10
10
45
Sepa
8
5
6
5
10
10
5.22
3.78
5.82
5.51
9.96
9.96
184
KEBERLANJUTAN SOSEK PENGELOLAAN PERIKANAN DI DESA NON SASI Nama Desa
KEBERSAMAAN II
III
II
III
II
III
1
Hutumuri
7
5
7
8
7
7
2
Waiame
6
6
7
9
7
8
3
Tawiri
8
8
8
8
7
7
4
Htv. Besar
7
6
7
8
8
7
5
Waiheru
6
4
6
8
8
7
6
Passo
7
7
7
9
7
6
7
Halong
6
5
6
7
8
6
8
Lateri
7
7
7
8
7
7
No.
KESEJAHTERAAN
KERUKUNAN
9
Latta
6
4
7
8
6
5
10
Leahari
7
6
5
7
8
6
11
Htv. Kecil
7
5
7
8
8
7
12
Hukurila
8
6
7
7
7
6
13
Naku
8
6
7
8
8
6
14
Kilang
8
8
7
8
8
7
15
Galala
7
6
8
9
7
6
16
Seilale
8
8
7
9
8
7
17
Amahusu
7
7
7
8
7
5
18
Eri
8
8
8
9
6
6
19
Latuhalat
8
6
8
8
8
5
20
Seri
6
4
7
8
6
7
21
Airlouw
7
6
7
7
6
6
22
Haria
8
6
6
7
8
6
23
Portho
7
7
7
8
7
6
24
Tuhaha
5
3
6
8
4
3
25
Sir.Amalatu
8
8
6
8
8
8
26
Tiouw
7
7
6
8
7
5
27
Booy
6
5
5
8
8
6
28
Saparua
7
6
7
9
6
5
29
Mahu
8
8
6
8
8
8
30
Akoon
8
8
6
8
8
7
31
Nalahia
7
7
6
8
8
6
32
Leinitu
8
7
7
8
7
6
33
Sila
8
7
7
8
7
6
34
Titawae
6
4
6
7
6
4
35
Abubu
9
8
6
8
7
7
36
Oma
8
7
7
7
7
6
37
Kariu
8
7
6
8
7
6
38
Suli
7
6
7
7
7
7
39
Waai
8
8
8
8
7
7
40
Liang
7
6
7
8
8
6
41
Ariate
7
5
6
7
6
5
42
Piru
7
7
7
8
7
4
43
Rutah
6
7
7
7
7
8
44
Soahuku
7
5
6
8
6
8
45
Sepa
8
8
7
7
8
6
7.20
6.33
6.71
7.89
7.13
6.22
185
KEBERLANJUTAN BIOLOGI PENGELOLAAN PERIKANAN DI DESA NON SASI Nama Desa
No.
KONDISI SDP
KONDISI HSL TGKPN
II
III
II
III
7
5
7
5
1
Hutumuri
2
Waiame
6
3
7
6
3
Tawiri
5
6
6
4
4
Htv. Besar
7
5
6
5
5
Waiheru
4
6
7
6
6
Passo
6
4
7
7
7
Halong
6
7
6
6
8
Lateri
5
3
6
5
9
Latta
6
2
3
2
10
Leahari
6
5
8
7
11
Htv. Kecil
7
4
6
4
12
Hukurila
7
5
7
7
13
Naku
5
4
6
5
14
Kilang
7
6
6
6
15
Galala
4
5
5
4
16
Seilale
5
6
6
5
17
Amahusu
7
5
7
6
18
Eri
6
5
6
5
19
Latuhalat
5
6
8
7
20
Seri
7
8
8
6
21
Airlouw
6
4
6
5
22
Haria
7
6
8
6
23
Portho
6
3
6
5
24
Tuhaha
5
4
3
4
25
Sir.Amalatu
5
6
7
6
26
Tiouw
5
4
5
4
27
Booy
6
4
6
5
28
Saparua
5
1
5
5
29
Mahu
8
5
7
6
30
Akoon
5
6
6
6
31
Nalahia
6
5
7
6
32
Leinitu
7
5
6
6
33
Sila
8
7
7
6
34
Titawae
6
5
6
5
35
Abubu
6
7
7
4
36
Oma
6
4
7
7
37
Kariu
6
3
5
3
38
Suli
5
7
6
4
39
Waai
7
5
8
6
40
Liang
5
6
6
4
41
Ariate
6
6
5
3
42
Piru
7
5
6
5
43
Rutah
7
6
5
5
44
Soahuku
6
5
6
4
45
Sepa
8
6
7
5
6.04
5.00
6.24
5.18
186
Lampiran 19 Urutan kerja uji Mann-Whitney pada rezim sentralisasi
Rezim Sentralisasi Langkah 1 (Rata-rata per variabel pada rezim sentralisasi) Non Sasi sasi Kesempatan 9.88 9.89 Kepatuhan 5.13 5.31 Pengambilan Keputusan 4.50 4.87 Alat Tangkap 6.38 5.22 Kesamaan 5.56 5.82 Tingkat Akses 10.00 9.96 Kebersamaan 7.50 7.20 Kesejahteraan 7.13 6.71 Kerukunan 7.63 7.13 Kondisi SDP 6.25 6.04 Kondisi Hasil Tangkapan 6.75 6.24
Langkah 2 (Gabungkan) 9.88 5.13 4.50 6.38 5.56 10.00 7.50 7.13 7.63 6.25 6.75 9.89 5.31 4.87 5.22 5.82 9.96 7.20 6.71 7.13 6.04 6.24
sasi sasi sasi sasi sasi sasi sasi sasi sasi sasi sasi non non non non non non non non non non non
187
Langkah 3 (Urutkan kecil-besar) 4.50 sasi 4.87 non 5.13 sasi 5.22 non 5.31 non 5.56 sasi 5.82 non 6.04 non 6.24 non 6.25 sasi 6.38 sasi 6.71 non 6.75 sasi 7.13 sasi 7.13 non 7.20 non 7.50 sasi 7.63 sasi 9.88 sasi 9.89 non 9.96 non 10.00 sasi
4.87 5.22 5.31 5.82 6.04 6.24 6.71 7.13 7.20 9.89 9.96
Langkah 5 (pisahkan, jumlahkan peringkat) non 2 4.50 Sasi non 4 5.13 Sasi non 5 5.56 Sasi non 7 6.25 Sasi non 8 6.38 Sasi non 9 6.75 Sasi non 12 7.13 Sasi non 15 7.50 Sasi non 16 7.63 Sasi non 20 9.88 Sasi non 21 10.00 Sasi 119
Langkah 6 (masukkan ke rumus)
T=
Langkah 4 (Beri peringkat) 4.50 sasi 1 4.87 non 2 5.13 sasi 3 5.22 non 4 5.31 non 5 5.56 sasi 6 5.82 non 7 6.04 non 8 6.24 non 9 6.25 sasi 10 6.38 sasi 11 6.71 non 12 6.75 sasi 13 7.13 sasi 14 7.13 non 15 7.20 non 16 7.50 sasi 17 7.63 sasi 18 9.88 sasi 19 9.89 non 20 9.96 non 21 10.00 sasi 22
S − J (J + 1) 2
1 3 6 10 11 13 14 17 18 19 22 134
188
Sasi Non Sasi Total
N
Mean Rank
11 11 22
12.23 10.77
Test Statistics(b) VAR000 05 Mann-Whitney U 52.500 Wilcoxon W 118.500 Z -.525 Asymp. Sig. (2.599 tailed) Exact Sig. [2*(1.606(a) tailed Sig.)] Keputusan : terima H0
Sum of Ranks 134.50 118.50
189
Lampiran 20 Urutan kerja uji Mann-Whitney pada rezim otonomi daerah
Rezim Otonomi Daerah Langkah 1 (Rata-rata per variabel pada rezim otonomi daerah) Non Sasi sasi Kesempatan 9.88 9.84 Kepatuhan 6.31 5.80 Pengambilan Keputusan 6.19 6.56 Alat Tangkap 5.06 3.78 Kesamaan 5.13 5.51 Tingkat Akses 10.00 9.96 Kebersamaan 6.75 6.33 Kesejahteraan 7.88 7.89 Kerukunan 7.00 6.22 Kondisi SDP 6.06 5.00 Kondisi Hasil Tangkapan 5.94 5.18
Langkah 2 (Gabungkan) 9.88 6.31 6.19 5.06 5.13 10.00 6.75 7.88 7.00 6.06 5.94 9.84 5.80 6.56 3.78 5.51 9.96 6.33 7.89 6.22 5.00 5.18
sasi sasi sasi sasi sasi sasi sasi sasi sasi sasi sasi non non non non non non non non non non non
190
Langkah 3 (Urutkan kecil-besar) 3.78 non 5.00 non 5.06 sasi 5.13 sasi 5.18 non 5.51 non 5.80 non 5.94 sasi 6.06 sasi 6.19 sasi 6.22 non 6.31 sasi 6.33 non 6.56 non 6.75 sasi 7.00 sasi 7.88 sasi 7.89 non 9.84 non 9.88 sasi 9.96 non 10.00 sasi
3.78 5.00 5.18 5.51 5.80 6.22 6.33 6.56 7.89 9.84 9.96
Langkah 5 (pisahkan, jumlahkan peringkat) non 1 5.06 sasi non 2 5.13 sasi non 5 5.94 sasi non 6 6.06 sasi non 7 6.19 sasi non 11 6.31 sasi non 13 6.75 sasi non 14 7.00 sasi non 18 7.88 sasi non 19 9.88 sasi non 21 10.00 sasi 117
Langkah 6 (masukkan ke rumus)
T=
Langkah 4 (Beri peringkat) 3.78 non 1 5.00 non 2 5.06 sasi 3 5.13 sasi 4 5.18 non 5 5.51 non 6 5.80 non 7 5.94 sasi 8 6.06 sasi 9 6.19 sasi 10 6.22 non 11 6.31 sasi 12 6.33 non 13 6.56 non 14 6.75 sasi 15 7.00 sasi 16 7.88 sasi 17 7.89 non 18 9.84 non 19 9.88 sasi 20 9.96 non 21 10.00 sasi 22
S − J (J + 1) 2
3 4 8 9 10 12 15 16 17 20 22 136
191
Sasi Non Sasi Total
N
Mean Rank
11 11 22
12.36 10.64
Test Statistics(b) VAR000 08 Mann-Whitney U 51.000 Wilcoxon W 117.000 Z -.624 Asymp. Sig. (2.533 tailed) Exact Sig. [2*(1.562(a) tailed Sig.)] Keputusan : terima H0 Keputusan terima H0 karena Wα < Mann-Whitney U < W1-α Wα diperoleh dari tabel sedangkan W1-α = n1n2 - Wα
Sum of Ranks 136 117