DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWANCARA MAJALAH HEALTH TODAY Oleh: Ahmad Munir Departemen Geografi – FMIPA – UI e-mail:
[email protected] Hp: 08568741672
1. Apa kabar kondisi air di Indonesia dan khususnya Jabodetabek saat ini? Jawab: Kondisi Air di Indonesia tidak terlepas dari kondisi air secara global. Secara hidrologis memang kita diuntungkan dengan kondisi curah hujan yang tinggi, namun kondisi ini tidak bisa diandalkan mengingat air merupakan bagian dari lingkungan yang keberadaanya cukup terancam saat ini. Ancaman kekurangan air didunia jelas masih nyata, National Geographic memperkirakan hingga 2025 diperkirakan 1,8 milyar orang akan hidup di daerah langka air. Persebaran sumber daya air (SDA) di Indonesia tidak merata. Walaupun kita memiliki cadangan yang cukup besar sekitar 2350 Kilometer Kubik (No 5 di dunia), namun jumlah ini lebih banyak tersebar di bagian barat. Dan bagian timur merupakan daerah yang rawan terhadap kekeringan. Dengan demikian, permasalahan kekeringan masih mengancam Indonesia untuk beberapa waktu ke depan, mengingat belum adanya jaminan pasokan air di semua tempat secara merata. Di Indonesia, daerah dengan kondisi cadangan airnya cukup krisis adalah daerah NTT, indeks perkapitanya 1600 m3 perkapita/tahun dan ini menunjukkan padahal daerah indeks perkapitanya di bawah 2000 m3 perkapita/tahun berarti itu sudah mengalami stress area dari sisi penyediaan airnya. Dan pulau Jawa yang mengalami krisis air paling parah ada di bagian timur dan selatan pulau Jawa. Oleh karena itu, menjelang musim kemarau tahun ini, Indonesia mesti waspada terhadap kekeringan dan kekurangan pasokan air. Di Jakarta, masalah yang dihadapi saat ini antara lain; pencemaran, kekurangan pasokan bahan baku air bersih, banjir dan intrusi air laut yang mulai merambah ke daratan. Pencemaran hampir terjadi menyeluruh di daerah aliran sungai (DAS) yang ada di Jakarta. Bahkan sungai Ciliwung hampir tidak bisa dimanfaatkan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan masalah banjir terjadi akibat tidak normalnya fungsi DAS Ciliwung dalam mendistribuasikan air, ketika Hujan debit air meningkat tajam, namun membawa berbagai material yang merupakan sumber pencemaran. Pasokan air bersih juga menjadi ancaman kondisi air di Jakarta pada masa mendatang, mengingat kebutuhan air di Jakarta tidak cukup disupply dengan DAS yang dimiliki, Sehingga daerah lain harus memasok dalam jumlah yang cukup. 2. Seberapa besar kerusakan kondisi air di Indonesia, dan apa saja factor pemicunya? Secara umum kondisi sumber daya air dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), hidrologi dan sumber air, penggunaan air dalam kondisi normal, tingkat efisiensi penggunaan air, kualitas, dan aspek-aspek sosial ekonomi, kelembagaan dan pengaturan (hukum). Di Indonesia, kondisi air hampir dapat dikatakan kritis, dengan berbagai permasalahan yang dihadapi Kerusakan kondisi air di Indonesia dapat ditinjau dari dua sisi. Kerusakan pertama, kerusakan kualitas, kedua kerusakan dari sisi kualitas. Penurunan kualitas air hampir terjadi di setiap DAS, sebagai dampak dari perubahan penggunaan lahan (landuse) maupun dampak dari aktivitas kehidupan manusia. Aktivitas yang memberikan
dampak besar pada tingkat pencemaran air adalah Industri. Limbah Industri yang dibuang ke aliran DAS, pada umumnya masih standar limbah. Hal ini dapat terjadi karena kurang ketatnya pengawasan pemerintah terhadap aktivitas Industri, atau kurang sadarnya para pelaku Industri dalam memperhatikan lingkungan. Adapun kerusakan secara kuantitas, terjadi akibat kerusakan lingkungan. Mengingat air keberadaanya terletak dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS), sedangkan DAS merupakan sistem dalam ruang yang sangat berkaitan dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kerusakan yang terjadi pada lingkungan akan berpengaruh pada DAS. Secara kuantitas banyak sungai di Indonesia yang mengalami peningkatan jumlah debit di musim hujan, yang berakibat pada kerusakan sempadan sungai, ataupun peningkatan sedimentasi. Sedangkan pada musim kemarau enurunan juga menurun drastis. Semua itu terjadi akibat, DAS sebagai suatu sistem banyak yang terganggu keseimbangnya. 3. Bagaimana sikap pemerintah, parlemen dan masyarakat yang ikut andil menciptakan ‘krisis’ air tersebut? Kita harus mengakui bahwa selama ini energi kita telah terkuras untuk mengurusi persoalan politik, dan konsekuensinya memang permasalahan lingkungan termasuk di dalamnya permasalahan air menjadi persoalan yang tidak diperhatikan. Padahal dalam hal ini, saya pribadi masih menyatakan bahwa peran pemerintah masih sangat besar, mengingat elemen lain seperti praktisi dan akademisi maupun LSM tidak akan sanggup mendanai proyek-proyek dalam skala besar untuk menyelesaikan masalah air. Pemerintah sudah seharusnya melihat persoalan ini sebagai ancaman yang akan dihadapi oleh Indonesia sekarang dan yang akan datang. Keterbatasan sumber daya air juga tidak bisa dilihat sebagai persoalan sederhana, dan pemerintah sudah seharusnya mengintervensi semua pihak, yang berhubungan dengan air, untuk menjamin adanya keselamatan dan keberlangsungan siklus air untuk masa mendatang. Termasuk di dalamnya berusaha menciptakan kebijakan tentang air yang lebih tepat. Masyarakat sejauh ini juga merupakan elemen yang turut menyumbang dalam permasalahan air yang cukup besar. Lihat saja pada beberapa kasus di Jakarta, sampah yang menggenangi ciliwung tia tahunya, merupakan hasil ketidakpedulian masyarakat terhadap air. Di Eropa misalnya peraturan mengenai pemanfaatan air sungai sangat ketat, termasuk di dalamnya peraturan tentang pemanfaatan air tanah (air bawah permukaan). Di Indonesia kondisinya sangat berbeda, orang bisa membuat sumur seenaknya, bahkan bisa satu rumah satu sumur dan satu pompa. Padahal kondisi ini sangat buruk untuk siklus air dalam tanah yang membutuhkan waktu lama untuk pengisian ulangnya (recharge). Kondisi ini tentu harus dipahami bersama, sehingga bisa diperketat aturan pemanfaatan air, walaupun untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, tetapi juga harus memperhatikan keberlangsungan sistemnya.
4. Perilaku konkret apa saja yang masyarakat lakukan sehingga kerusakan itu muncul? Masyarakat sebagai mitra pemerintah, harus memposisikan diri untuk aktif mendorong pemerintah meluncurkan berbagai macam program yang pro lingkungan. Karena keselamatan lingkungan di dalamnya termasuk keselamatan air. Jika hutan di Indonesia baik, maka akan secara otomatis juga memperbaiki kondisi air. Karena siklus hidrologi tidak bisa melepaskan hutan sebagai aspek penting, terutama daur air di daerah
hulu.Menyadari pemerintah memeiliki sumber daya terbatas, masyarakat juga secara mandiri harus mengusahakan penyelamatan hutan. Masyarakat harus bekerja keras untuk menghijaukan kembali lingkungan mereka, baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Dalam usaha menahan debit air agar tidak mengalir begitu saja ke sungai, seharusnya masyarakat sadar untuk lebih banyak membuat daerah-daerah resapan. Hal ini sangat berfungsi untuk menahan air hujan mengalir begitu saja ke sungai. Selain itu, masyarakat harus bersikap hemat terhadap air. Penghematan masyarakat terhadap air, terutama warga Jakarta akan berdampak pada sektor lain, misal petani. Jika konsumsi air warga Jakarta selalu tinggi, maka pasokan air untuk irigasi pertanian warga karawang bisa berkurang, bahka terganggu. Dengan demikian, sifat hemat terhadap air akan menghindarkan kerusakan air dalam waktu singkat. 5. Mengapa masyarakat tak kunjung bijak dalam menggunakan air? Karena pengetahuan yang minim, kebiasaan sejak dulu atau yang lainnya? Jawab: Kesadaran masyarakat sangat dipengaruhi oleh cara pandang (persepsi) mereka tentang air. Banyak masyarakat yang masih melihat air sebagai barang yang “gratis”, sehingga tidak ada lagi sikap hormat terhadap air. Bahkan tidak jarang, masyarakat kita membuang sampah ke sungai tanpa perasaan bersalah. Padahal kondisinya sudah sangat berbeda, untuk memproduksi air bersih, kita harus mengeluarkan cost yang sangat mahal, salah satunya biaya untuk membeli clorin yang kita datangkan dari Australia. Tentu pengetahuan yang minim ini menjadi salah satu faktor penyebab kenapa mereka tidak bisa menghemat air. Jika dianggap kebiasaan dari dulu, tidak sepenuhnya benar. Masyarakat jawa misalnya mereka secara tidak langsung banyak melestarikan alam dengan menanamkan mitos-mitos khayal, jika seseorang meludah, atau kencing sembarangan di daerah mataair. Tentu ini merupakan salah satu pendeketan yang dilakukan masyarakat jawa untuk memelihara air agar tetap lestari. Dari sisi kualitas, pencemaran air banyak di sebabkan karena aktivitas masyarakat dan industry. Limbah domestik (rumah tangga) menjadi penyumbang besar bagi pencemaran air di sungai. Di perkotaan bahkan limbah domestic menjadi penyumbang terbesar bagi masuknya polutan ke dalam sistem sungai. Oleh karena itu, tantangan besar bagi masyarakat perkotaan untuk mengelola limbah rumah tangga secara bijak, agar tidak menimbulkan kerusakan di sungai. 6. Kabarnya dalam 3 hari terakhir ini Jakarta mengalami kekurangan air bersih, bisa dijelaskan fakta yang sebenarnya? Jawab: Kabar itu memang benar, bahkan kekurangan pasokan air bersih tidak hanya tiga hari, tapi sudah dua pekan yang lalu dan mungkin hingga beberapa hari ke depan. Hal ini terjadi karena Jakarta menggantungkan pasokan air bersihnya dari daerah lain seperti Purwakarta. Kebutuhan air di Jakarta yang mencapai 420 juta meter kubik, ternyata 50%nya dipasok dari daerah lain yakni dari Waduk Juanda di Purwakarta. Sedangkan 50% warga Jakarta memanfaatkan air tanah, sebagai sumber air bersihnya. Sehingga sebagian warga Jakarta yang sekarang mengalami kekurangan pasokan air, adalah mereka yang berlangganan pada Perusahaan Air Minum (PAM). Kekurangan air bersih yang dihadapi warga Jakarta saat ini disebabkan karena permalahan teknis, yaitu kerusakan pompa hidrolik di bagian distribusi waduk Juanda tepatnya di Pintu Air Curug yang membagi air dari waduk juanda menjadi tiga bagian,
yakni ke Jakarta, ke karawang dan ke Cirebon-Indramayu. Memang, kondisi pompa sewaktu saya melakukan kunjungan ke sana sebagian sudah tidak normal, dari sekitar 13 mesin, ada dua mesin pompa hidrolik yang sedang tidak dimanfaatkan, padahal tiap mesin berpengaruh terhadap besaran debit air yang sampai di Jakarta. Dan kondisi sekarang menyebabkan pasokan air ke PAM Jaya berkurang dan hampir sebagian warga Jakarta mengalami kekurangan pasokan air. Kekurangan juga melanda beberapa gedung perkantoran. Kehawatiran tentang akan berkurangnya pasokan air untuk warga Jakarta, sebenarnya telah disampaikan oleh pihak pengelola waduk Ir. Juanda bahwa pasokan air di Waduk Ir. Juanda terus mengalami penurunan, ditambah dengan masalah banyaknya endapan lumpur hasil sedimentasi dari bagian sungai Citarum bagian hulu, dan karambakaramba ikan yang banyak menghasilkan sedimen. Akibatnya, akan sangat mungkin Jakarta mengalami kekurangan air untuk masa-masa mendatang. Disamping itu, pihak pengelola waduk juga mengeluhkan tentang kurang kepedulian warga Jakarta terhadap air. Konsumsi air warga Jakarta tergolong tinggi, terutama mereka yang memanfaatkan air dari PAM, padahal bahan bakunya dipasok dari daerah lain, yang memungkinkan daerah lain mengorbankan airnya untuk kebutuhan warga Jakarta. Oleh karena itu, pihak sana telah menyampaikan agar warga Jakarta tidak boros air, mengingat air yang datang dari Waduk Juanda juga dibeli dengan harga murah, dan harus memasok ke Jakarta dalam jumlah yang pasti. Untuk menjamin pasokan air di Jakarta aman, berarti harus menjamin pasokan air di waduk juanda juga aman. Namun karena ini aktivitas ini dikerjakan oleh pihak swasta, tentu pemerintah harus berani mengintervensi agar pihak pengelola, menjamin pasokan air selalu aman. Dan memang, masyarakat menilai kinerja 2 perusahaan air minum di Jakarta belum maksimal. 7. Pada musim kemarau ini apa yang harus dilakukan masyarakat dalam menghemat air di setiap harinya? Musim kemarau memang menjadi parameter bagi masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi kekeringan atau kekurangan air. Bahkan sebagain daerah di Indonesia yang termasuk daerah kapur atau daerah tandus telah mengalami kekeringan sejaka beberapa minggu yang lalu. Namun juga perlu dipahami bahwa kekeringan itu bisa terjadi karena faktor geologis, maupun karena faktor hidrologis. Daerah Gunung Kidul, Yogyakarta adalah salah satu daerah yang mengalami kekeringan akibat faktor geologis. Jenis batuan karst yang mendominasi daerah Gunung Kidul menjadi faktor utama penyebab kekeringan, sebagian air hujan yang jatuh di wilayah sana, tidak mengalir menjadi air permukaan, tetapi masuk kedalam lapisan batuan yang lebih dalam tanah, sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat. Untuk kondisi demikian, mutlak pemerintah harus ikut berperan membantu menyalurkan air, atau mengusahakan pasokan air dari daerah lain yang memiliki lebih. Aktivitas warga Ibu kota, banyak yang menggunakan air secara berlebihan. Gedung-gedung besar di Jakarta yang sebagian besar memanfaatkan air tanah, juga harus melakukan usaha effisiensi. Pemborosan air tanah pada gedung-gedung bertingkat, memungkinkan muka air tanah turun drastis. Kondisi ini akan menjadi lebih sulit, mengingat sumber air tanah tidak terjadi begitu saja, melainkan melibatkan proses yang panjang. 8. Berapa volume ideal ketersediaan air bersih untuk warga Jakarta? Jawab:
Air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan dan hajat hidup masyarakat, mencuci, mandi, masak dan lain-lain. Jakarta idealnya membutuhkan sekitar 420 Juta meter kubik/tahun untuk memebuhi kebutuhan warga Jakarta, namun sekarang yang tersedia baru sekitar 200 juta meter kubik/tahun. Sisanya dipasok dari Waduk Juanda dan Sungai Ciliwung (Menurut Tarsoen Waryono, 2010). Tingkat kebutuhan air bersih warga Jakarta ahirnya dipenuhi dengan mengambil air tanah dangkal. Padahal kondisi air tanah dangkal di Jakarta pun dipenuhi bakteri. Jadi Jakarta sejujurnya benar-benar miskin air. Sebenarnya permasalahannya bukan dari sisi volume (kuantitas air), tetapi masalah lebih banyak disebabkan faktor kualitas. Walaupun dari sisi kuantitas juga sudah menghadapi masalah, tapi relatif masih dipandang cukup. Namun idealnya air bersih tidak hanya diukur dari sisi kuantitas, tetapi juga dari sisi kualitas. Urbanisasi yang besar, khususnya di Ibu kota Jakarta telah membawa perubahan pada tingginya aliran permukaan yang cepat dan besar yang menjadi pemicu pengangkutan zat tecemar pada area pemukiman dan industri ke dalam sungai. Dampaknya dari sisi kualitas, sungai di Jakarta menjadi sangat tercemar dan untuk mengembalikan ke dalam fungsi yang normal, dibutuhkan biaya yang tinggi.
9. Langkah penghematan yang palig efektif apa saja? Jawab: Pemerintah harus segera mensosialisasikan hemat air kepada warga Jakarta. Jumlah warga Jakarta yang mendekati 10 juta, jiwa jika tidak diberi penyedaran tentang penghematan air akan sangat susah. Angka penduduk dalam jumlah besar ini tentu membutuhkan konsumsi air yang tinggi. Industri juga harus perhatian pada kondisi ini. Penghematan pada sektor-sektor indutri harus benar-benar digerakkan.Dalam keseharian, perilaku kecil warga Jakarta untuk menghemat air bisa dilakukan dengan antara lain; pencucian mobil dilakukan dengan mengelap, tidak menyiram dan sebagainya. Warga Jakarta juga harus terbiasa menyimpan air hujan sebagai sumber air, salah satunya adalah dengan memanfaatkan daerah-daerah resapan, atau sumur-sumur biopori, kalau di kota berarti ruang terbuka hijau untuk menampung air. Usaha ini terbukti banyak memberikan hasil yang baik, dan salah satu contoh keberhasilanya dapat dilihat di Kodya Jakarta Selatan. Disamping itu, warga Jakarta terutama Jakarta selatan sedapat mungkin harus mematuhi aturan pemerintah. Agar Ruang Terbuka Hijau di sekeliling rumah bisa mencapai 30%. Ini sangat membantu dalam menahan laju air hujan dan penyimpanan air tanah. 10. Apa pula yag harus dilakukan oleh pemerintah, parlemen, pengusaha/swasta untuk mengatasi problem ini? Pemerintah secara hukum diberi wewenang untuk mengelola air. Pengelolaan air pada dasarnya harus digunakan untuk mewujudkan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Di sini, pemerintah diberi wewenang untuk merencanakan, mengorganisir, sekaligus memprogramkan sumber daya air, sebagai bagian dari tanggung jawab untuk memakmurkan rakyat. Sejauh ini hanya 30% air yang baru dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan rumah tangga dan Industri, 70% sisanya air yangh dikelola pemerintah dimanfaatkan untuk saluran Isrigasi dan pertanian. Namun tren yang berjalan, kondisi ini semakin terbalik, banyak lahan pertanian yang berubahah menjadi area pemukiman, tentu disini pemerintah mulai mengantisipasi akan kebutuha air pada masa mendatang, tentu dengan membuat program yang siap memenuhi kebutuhan air dimasyarakat pada msa mendatang.
Dalam tata aturanya, belum terjadi pengaturan penggunaan air secara spesifik. Masih banyak peraturan perundangan-undangan yang belum menjawab beberapa permasalahan sekarang. Salah satunya adalah sengketa air antar dua daerah otonomi daerah, misalnya Indramayu dan Kuningan. Sumber mataair warga Indramayu berasala dari kabupaten kuningan yang terletak di Gunung Halimun. Dan permasalahan yang terjadi, pemerintah Kuningan menekan pemerintah Indramayu untuk membayar air lebih mahal, dan ini menimbulkan konflik. Kondisi seperti ini, tentu di masa-masa mendatang akan semakin banyak, mengingat perang masa depan memang akan berputar pada perebutan sumber daya alam, termasuk air di dalamnya. Pihak swasta bisa menjadi salah satu pengelola air atau yang diberi wewenang untuk mengelola air oleh pemerintah. Dengan demikian, mereka berkesempatan besar mendapatkan keuntungan yang tinggi, mengingat air bersumber dari alam, dan 11. Jika tidak segera diatasi, apa yang akan terjadi nantinya? Jika tidak segera diatasi, sumber air di Jakarta benar-benar hanya akan menimbulkan masalah. Sungai di Jakarta saja, sekarang sudah menimbulkan masalah, di Musim Hujan menimbulkan banjir, sedang pada musim kemarau menimbulkan bau yang kurang sedap. Sehingga memungkinkan Jakarta benar-benar akan terlanda krisis air untuk waktu-waktu mendatang mengingat sumber air bersih warga Jakarta sebagian di pasok dari daerah lain. Kita juga mengetahui bahwa pasokan air di waduk Juanda juga kian menurut, akibat fluktuasi debit yang besar, antara musim hujan dengan musim kemarau. Kondisi ini memungkinkan pemerintah mealkukan prediksi untuk mengetahuai kebutuhan air yang harus disimpan dan yang haru segera dibuang. Jika tidak segera diatasi, besar kemungkinan permasalahan air terus melanda bangsa kita. Ancaman kekeringan pada masa mendatang menjadi ancaman yang nyata jika tidak diperhatikan dari sekarang. 12. Sebagai seorang ahli, apa saja solusi yang Anda tawarkan? Dunia ini jelas sedang menghadapi masalah lingkungan, dan air menjadi bagian yang terancam keberadaanya. Pembangunan pada masa Repelita dengan pendekatan institusional, tidak banyak membuahkan hasil. Banyak kondisi Daerah Pengaliran Sungai (DPS) maupun daerah aliran sungai (DAS) yang mengalami kekritisan. Solusi jangka pendek memang Jakarta harus memikirkan untuk membendung beberapa sungai di 12 DAS lain yang belum termanfaatkan, misal: Pesanggrahan. Solusi itu tidak menjamin keberlangsungan air bersih di Jakarta untuk jangka panjang, jika tidak oleh kesadaran untuk memelihara lingkungan, terutama ruang terbuka hijau di daerah Jakarta. Pembendungan ini dalam rangka, menahan laju debit air dimusim hujan dan memanfaatkanya di musim kemarau. Namun perlu diketahui, misal sungai-sungai ini dibendung, usaha untuk mengubah air sungai tersebut menjadi air bersih juga membutuhkan biaya yang tinggi, tapi minimal bendungan ini bisa difungsikan untuk mengurangi debit air di musim penghujan. Khusus untuk Jabodetabek yang merupakan dataran alluvial, perlu dipertimbangkan salah satu solusi, yakni peningkatan fungsi sungai sebagai sumber air bersih warga Jakarta. Jangka panjangnya, Jakarta harus menekan angka urbanisasi untuk mengurangi jumlah konsumsi air.Upaya penyediaan sumber daya air, Kusus penyediaan sumber daya air, pemerintah harus mentargetkan pembangunan bendungan yang lebih banyak. Pembangunan embung cocok untuk CH sedikit, musim hujan berlangsung pendek, berbukit rapat, batuan dasar Indonesia harus belajar dari bangsa lain dalam hal pemanfaatan sumber daya air. Di negara ini, di tiap rumah hampir ditemukan pompa air, dengan sumur galian dibuat secara pribadi. Kondisi ini tidak menstabilkan kondisi air dalam tanah secara seimbang.
Tentu kondisi ini mengganggu sistem isi ulang (recharge) dari siste kantong air (aquifer) . Kita mesti mengamati Negara-negara di Eropa, mereka mampu mengelola sumur rumah tangga secara komunal, sehingga kantong air, sebagai sumber daya air dalam tanah dapat dijaga kelestarian dan keberlanjutanya. Maka kesadaran masyarakat untuk belajar memahami sistem air penting, agar masyarakat dapat menggunakan air secara bijak. Khusus untuk kawasan Ibu Kota Jakarta, memperbanyak daerah resapan merupakan salah satu usaha terbaik untuk mempertahankan kondisi air tanah agar tetap tersedia. Namun demikian juga harus dipahami bahwa paradigma dunia mulai melihat bahwa penyelesain problematika air dari perspektif dominasi enginerring telah beralih ke pendekatan holistic, yang bersifat keruangan dan waktu. Dengan demikian di Indonesia perencanaan pengelolaan sungai harus memadukan nilai ekonomi sosial dan lingkungan. 13. Dan apa harapan serta impian terhadap masalah air bersih di negeri ini? Jawab: Harapanya adalah masyarakat dan pemerintah harus segera menyadari, selanjutnya mengambil tindakan yang tepat, bahwa kondisi air di bumi semakin kritis, dan ini sejalan dengan kerusakan yang terjadi di alam. Hutan sebagai sumber daya penyeimbang harus dipelihara, mengingat hutan menjadi bagian yang terintegrasi dengan air. Namun wujud kesadaran juga diperlukan dalam tataran aksi. Isu ini telah banyak merebak ke semua lapisan masyarakat, tapi bisa menjadi hanya sebatas isu, karena tidak ada teladan yang berani mengawali untuk melakukan. Sesungguhnya Negara kita menyimpan potensi sumber daya air yang besar, jika dilihat dari kondisi hidrologisnya. Curah hujan di Indonesia rata-rata 3500-4000 mm/tahun, walau sebagian daerah ada yang 800 mm/tahun. Jika sumber air hujan ini dimanfaatkan secara optimal, dengan tidak membiarkan air hujan menjadi air permukaan yang melintas begitu saja, tetapi bisa ditampung dan dimanfaatkan dengan baik, maka kekurangan bisa dihindari. Bahkan tidak terjadi sama sekali.
Tulisan ini saya sesuaikan dengan kebutuhan pembaca, secara umum bahan-bahanya sangat ilmiah dan tidak mungkin saya tulis dalam bahasa yang ilmiah. Tapi dalam bahasa polurer agar mudah dipahami. MOHON DITANYAKAN LAGI JIKA ADA YANG KURANG JELAS