DAFTAR ISI
INFORMASI UMUM BANK KEPEMILIKAN SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS LAPORAN MANAJEMEN STRUKTUR ORGANISASI PERKEMBANGAN USAHA BANK STRATEGI DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN RISIKO KOMITE-KOMITE TEKNOLOGI INFORMASI PRODUK DAN JASA SUMBER DAYA MANUSIA PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK) DAN PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT
1 2 3 4 7 8 10 10 17 18 19 19 20
KOMITMEN DAN KONTINJENSI
22
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF PERUBAHAN-PERUBAHAN PENTING SELAMA TAHUN 2012 PERKIRAAN PERKEMBANGAN USAHA KE DEPAN PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO LAPORAN AKUNTAN PUBLIK
22 23 23 25
21
1
INFORMASI UMUM BANK PT. Bank Dinar Indonesia merupakan salah satu Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa yang didirikan di Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1990 dengan Akte Notaris James Herman Rahardjo, SH. No. 99. Ijin operasi sebagai Bank Umum ditetapkan melalui surat Bank Indonesia tertanggal 22 November 1991. Pada awal berdirinya Bank ini bernama PT. Bank Liman International terhitung sejak tanggal 8 November 2012 dilakukan rebranding menjadi PT. Bank Dinar Indonesia (Bank Dinar). Perubahan nama ini diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 23 Mei 2012 dan telah mendapat persetujuan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui suratnya Nomor AHU-33753.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 20 Juni 2012 serta persetujuan perubahan ijin usaha dari Bank Indonesia melalui surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 14/75/KEP.GBI/2012 tanggal 25 Oktober 2012 tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas Nama PT. Liman International Bank Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT. Bank Dinar Indonesia. Adapun jaringan kantor PT. Bank Dinar Indonesia adalah sbb. : Kantor Pusat Kantor Cabang Kantor Cabang Pembantu Kantor Kas
: Jl. Ir. H. Juanda No.12 Jakarta Pusat : Jl. Slompretan No. 3-5 Surabaya : - Jl. Jembatan Besi II No.26 Jakarta Barat - Komplek Ruko Sentra Bisnis Pluit Blok A No.16, - Jl. Pluit Sakti Raya No.28, Jakarta Utara - Ruko Harco Mangga Dua Blok I No.3, Jakarta Utara : Roxy Square Blok B8 No. 7-8 Lt GF Lobby Kyai Tapa 2, Jakarta.
Kepengurusan Bank Dinar dalam perjalanannya sudah mengalami beberapa kali perubahan dan pergantian. Pada awalnya posisi kepengurusan banyak dipegang oleh pemegang saham, sementara untuk kondisi kepengurusan per akhir tahun 2012 sudah banyak dipegang oleh tenaga profesional dan Pemegang Saham yang menjadi pengurus hanya satu yaitu sebagai Komisaris Utama. Adapun susunan pengurus Bank Dinar per 31 Desember 2012, berdasarkan akta Notaris No. 24 dari Dewi Kusumawati, SH notaris di Jakarta tertanggal 24 September 2012 serta yang bertanggung jawab atas laporan keuangan ini adalah sbb. :
Dewan Komisaris Komisaris Utama Wkl.Komisaris Utama Komisaris Susunan Direksi Direktur Utama Direktur Operasional Direktur Bisnis
: Syaiful Amir : Haryono Waskito :: Hendra Lie :Joyo : Idham Aziz
1
KEPEMILIKAN SAHAM PT. Bank Dinar Indonesia merupakan perusahaan perbankan yang belum go public, dengan modal dasar sebesar Rp. 200.000.000.000,- (dua ratus milyar rupiah) dan terbagi atas 200.000.000 (dua ratus juta) lembar saham, dengan harga nominal per lembar Rp. 1.000,(seribu rupiah). Saham Bank Dinar dimiliki oleh perorangan dan tidak memiliki kelompok usaha. Besarnya modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh per akhir tahun 2012 adalah sebesar Rp. 125.000.000.000,- (Seratus dua puluh lima milyar rupiah). Sedangkan komposisi kepemilikan saham PT. Bank Dinar Indonesia per akhir tahun 2012 adalah sbb. :
Tabel 1 Rincian Kepemilikan Saham PT. Bank Dinar Indonesia JUMLAH SAHAM KEPEMILIKAN PEMEGANG SAHAM (lembar) (%) Nio Yantony 50,932,657 40,75 Andre Mirza Hartawan 31,537,250 25,23 Syaiful Amir 15,768,624 12,61 Hadi Widjaja Sidharta 8,075,000 6,46 Herry Harsini Widjaja 2,536,469 2,03 Ahli Waris Anugerah Liman 8,160,000 6,52 Phebe Liman 1,360,000 1,09 Laura Liman 1,360,000 1,09 Eunice Liman 1,360,000 1,09 Anthony Liman 1,360,000 1,09 Silas Liman 1,360,000 1,09 Paulo Liman 1,190,000 0,95 Total 125,000,000 100,00 Semua Pemegang Saham Bank adalah Pemegang Saham Perorangan, sehingga sekaligus merupakan Ultimate Shareholder.
2
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS Upaya perbankan untuk mempertahankan kinerja positif selama tahun 2012 ternyata menghadapi tantangan yang tidak mudah. Gejolak perekonomian global yang masih berlanjut dan upaya pemulihan yang berjalan lambat berdampak pada perekonomian domestik. Walaupun demikian perbankan nasional masih mampu mempertahankan kinerja positif yang antara lain dapat dilihat dari fungsi intermediasi, profitabilitas, permodalan dan pendanaan yang semuanya mengalami peningkatan. Dalam kondisi tersebut pada tahun 2012 Bank Dinar disamping melakukan konsolidasi kedalam demi meletakkan landasan yang lebih kuat untuk pengembangan Bank Dinar ke depan juga sudah mulai meningkatkan fungsi intermediasinya. Sehingga pada tahun 2012 indikator-indikator pertumbuhan relatif terlihat hampir pada seluruh pos pos tertentu neraca seperti total aset, kredit, dana pihak ketiga bahkan modal. Dari sisi asset, kredit dan dana pihak ketiga relatif tumbuh cukup tinggi dengan masing masing pertumbuhan 108,32 % , 100,97 % dan 104,99 %. Namun perolehan laba setelah pajak tahun 2012 mengalami penurunan 11 % dari Rp 5.467 juta pada tahun 2011 menjadi Rp 4.847 juta pada tahun 2012. Dari sisi Net Interest Margin (NIM) yang merupakan perbandingan pendapatan bunga bersih terhadap seluruh aktiva produktif pada tahun 2012 menurun dari 7,55 % pada tahun 2011 menjadi 5,61 % pada tahun 2012. Menurunnya angka NIM disebabkan meningkatnya biaya dana khususnya deposito yang meningkat cukup tinggi, dimana dari total DPK Rp. 239.320 juta sebesar Rp. 188.280 juta adalah deposito, sedangkan jumlah modal operasional pada neraca bank sebesar Rp 216.010 juta. Adapun indikator-indikator keuangan Bank Dinar per akhir tahun 2012 adalah total asset sebesar Rp 523.798 juta dengan total kredit dan total dana pihak ketiga masing-masing Rp. 242.557 juta dan Rp. 239.320 juta. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio / CAR) sebesar 56,42 %. Rasio laba setelah pajak terhadap modal (Return On Equity Ratio /ROE) sebesar 3,37 % dan rasio laba terhadap assets (Return On Assets Ratio / ROA) sebesar 2,09 %. Sedangkan perbandingan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 77,83%. Akhirnya kepada seluruh jajaran Direksi dan karyawan kami sampaikan selamat bekerja, tingkatkan kinerja yang telah dicapai pada tahun 2012 dan semoga sukses dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan untuk tahun-tahun kedepan. Jakarta, 10 Mei 2013 Dewan Komisaris, PT. BANK DINAR INDONESIA
Syaiful Amir Komisaris Utama LAPORAN MANAJEMEN
Haryono Waskito Wkl. Komisaris Utama 3
Pada tahun 2012 perekonomian dan financial Global masih terus bergejolak, kondisi belitan hutang obligasi negara-negara di Zona Eropa membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk pemulihannya. Amerika masih tarik ulur dengan pemulihan ekonominya yang lambat dan masih terancam dengan situasi jurang fiskal. China dan India agaknya masih harus mengerem pertumbuhan ekonominya di tahun depan, sementara perekonomian Indonesia boleh dibilang stabil dan cerah dengan meningkatnya permintaan domestik. Perkembangan industri perbankan di tanah air pada tahun 2012 tergolong sukses, sejumlah perbankan menunjukkan pertumbuhan laba yang positif dengan pertumbuhan kredit berkisar 23-24% dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga meningkat berkisar 19 -20 % bahkan untuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) tumbuh hampir mencapai 30 %. Dari sisi permodalan pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan baik untuk Bank Konvensional, Bank Syariah maupun BPR. Adapun kinerja Bank Dinar dengan jaringan kantor yang ada dan tanpa jaringan kerja serta mitra usaha dengan kantor atau perusahaan apapun selama tahun 2012 juga relatif bagus dengan perolehan laba setelah pajak Rp. 4.847 juta, sementara tahun 2011 dengan laba Rp. 5.467 juta, penurunan perolehan laba pada tahun 2012 karena kelengkapan Direksi baru terealisasi pada semester dua tahun 2012 dan juga peningkatan biaya tenaga kerja serta biaya pergantian IT. Kebijakan penggantian IT bank memang akan berdampak pada makin tingginya biaya operasional, namun dalam jangka panjang akan membuat bank lebih efisien yang pada akhirnya akan meningkatkan perolehan laba perusahaan. Sedangkan total asset per akhir tahun 2012 adalah Rp.523.798 juta meningkat 108,32 % dari tahun 2011 yang sebesar Rp. 251.439 juta. Peningkatan ini karena adanya peningkatan Dana Pihak Ketiga sebesar 104,99 % menjadi Rp. 239.320 juta pada tahun 2012 dari sebelumnya tahun 2011 yang sebesar Rp. 116.749 juta, serta tambahan modal disetor sebesar Rp. 83.500 juta. Total kredit disalurkan per akhir tahun 2012 adalah sebesar Rp 242.557 dan tahun 2011 sebesar Rp 120.693 juta atau meningkat 100,97 %. Kenaikan jumlah kredit karena Bank sudah mulai melakukan ekspansi dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan menerapkan praktek manajemen resiko. Rasio kredit bermasalah Non Pereforming Loan (NPL) Bruto pada tahun 2012 sebesar 1,83 % dan NPL netto sebesar 1,43% sedangkan pada tahun 2011 besaran angka NPL Netto dan NPL Bruto sama yaitu sebesar 3,01%. Penanaman dana dalam Sertifikat Bank Indonesia / SBI per akhir tahun 2012 adalah Rp 57.991 juta dan penempatan pada bank lain Rp. 170.076 juta, sedangkan pada akhir tahun 2011 masing-masing adalah sebesar Rp.53.278 juta dan Rp. 40.074 juta. Rasio kecukupan modal ( Capital Adequacy Ratio / CAR) per akhir tahun 2012 adalah 55,58 % sedangkan tahun 2011 sebesar 61,07 %. Jumlah ini berada jauh diatas ketentuan modal minimum 8 %, sebagaimana ditetapkan Bank Indonesia. Sedang jumlah modal inti per akhir tahun tahun 2012 Rp. 194.151 juta dari sebelumnya Rp .108.773 per akhir tahun 2011. Perbandingan antara kredit dan dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio/LDR) per akhir tahun 2012 adalah 101,35 % sedangkan tahun 2011 adalah 103,38 %. Secara keseluruhan kinerja Perusahaan dapat dilihat melalui Rasio Keuangan sebagai berikut : Tabel 2 4
RASIO KEUANGAN PER POSISI AKHIR TAHUN PT. Bank Dinar Indonesia (dalam %) RASIO (%) 31 DES 2012 1. Permodalan a. C A R 55,58 b. Modal Inti 194.151 2. Aktiva Produktif a. Akt.Prod. Bermslh/Akt.Prod 0,95 b. N P L Gross 1,83 c. N P L Netto 1,43 d. CKPN Terhadap Total Asset 0,21 e. Pemenuhan CKPN 100 3. Rentabilitas a. R O A b. R O E c. N I M d. B O / P O 4. Likuiditas LDR 5. Kepatuhan a. Pelanggaran BMPK - Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait b. Pelampauan BMPK - Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait c. GWM Rupiah d. PDN
31 DES 2011 61,07 108.773 2,07 3,01 3,01 0,89 100
1,74 2,84 5,61 82,71
2,78 5,08 7,55 78,84
101,35
103,38
-
-
10,85 -
10,84 -
5
Demikian kinerja dan kondisi Bank Dinar sampai dengan akhir tahun 2012, semoga perkembangan Bank Dinar ke depan jauh lebih baik dari apa yang telah dicapai tahun ini dan lebih bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan. Jakarta, 10 Mei 2013 Hormat kami, DIREKSI PT. BANK DINAR INDONESIA
Hendra Lie Direktur Utama
Joyo Dir. Operasional
Idham Aziz Direktur Bisnis
6
STRUKTUR ORGANISASI
7
PERKEMBANGAN USAHA BANK Kinerja Bank Dinar pada tahun 2012, jika dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami peningkatan khususnya jika dilihat dari sisi aset, kredit, penghimpunan dana pihak ketiga bahkan modal disetor. Pada tahun 2012 bank mulai melakukan ekspansi namun juga banyak melakukan konsolidasi demi meletakkan landasan yang lebih kuat untuk pengembangan Bank Dinar kedepan. Untuk kondisi dan perkembangan usaha Bank per akhir tahun 2012 adalah sbb: Total Asset Total asset Bank Dinar per akhir tahun 2012 sebesar Rp. 523.798 juta, jumlah ini meningkat 108,32 % jika dibandingkan dengan total asset akhir tahun 2011 yang sebesar Rp. 251.439 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya tambahan modal disetor dari Pemegang Saham sebesar Rp 83.500 juta dan peningkatan jumlah dana pihak ketiga sebesar Rp 122.571 juta. Kredit Yang Diberikan Total kredit diberikan per akhir tahun 2012 mengalami peningkatan jika dibanding posisi akhir tahun 2011. Prosentase peningkatannya adalah 100,97 % yaitu menjadi Rp. 242.557 juta per akhir tahun 2012 dari Rp. 120.693 juta per akhir tahun 2011. Peningkatan ini lebih disebabkan karena Bank sudah mulai melakukan ekspansi kredit untuk peningkatan kinerja. Dalam upaya ini pengurus tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan pengendalian risiko khususnya risiko kredit. Berdasarkan pada sektor ekonominya, besaran penyaluran kredit per akhir tahun 2012 adalah sbb : Tabel 3 Kredit Yang Diberikan Berdasar Sektor Ekonomi PT. Bank Dinar Indonesia (dlm Jutaan Rp.) SEKTOR EKONOMI 31 - 12 に 2012 31 - 12 に 2011 Industri Pengolahan 10.492 10.291 Listrik, gas dan air Konstruksi 31.100 15.686 Perdagangan, restoran dan hotel 130.284 45.921 Pengangkutan, pergudangan dan 4.476 2.445 Komunikasi 19.924 29.260 Jasa-jasa Dunia usaha 26.526 5.090 Jasa-jasa sosial / masyarakat 19.755 12.000 Lainnya Total 242.557 120.693
Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kredit Usaha Kecil (KUK) merupakan kredit/pembiayaan dari bank untuk investasi dan atau modal kerja yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan plafon Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 500 juta untuk membiayai usaha yang produktif termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tipe tertentu. Untuk kredit dengan plafon dibawah Rp. 50 juta masuk katagori 8
Kredit Mikro. Sedangkan kredit dengan plafon diatas Rp. 500 juta masuk kriteria Kredit Usaha Menengah. Adapun Jumlah Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 sebagaimana tabel berikut : Tabel 4 Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) PT. Bank Dinar Indonesia (dlm Jutaan Rp) KETERANGAN 31 に 12 に 12 31 に 12 に 11 MUTASI Kredit Usaha Mikro 518 506 12 Kredit Usaha Kecil 16.675 13.507 3.168 Kredit Usaha Menengah 92.473 56.262 36.211 Non UMKM 132.891 50.418 82.473 Jumlah 242.557 120.693 121.864
Penempatan Pada Bank Indonesia Penanaman aktiva produktif dalam bentuk penempatan pada Bank Indonesia per akhir tahun 2012 dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Dep Facility, dan Time Deposit yaitu sebesar Rp 72.976 juta, jumlah ini naik jika dibanding tahun 2011 yang sebesar Rp 68.076 juta. Kenaikan jumlah penempatan pada Bank Indonesia karena besarnya tambahan Dana Pihak Ketiga dan juga modal disetor sementara untuk penyaluran kredit harus tetap dilakukan dengan hati-hati sehingga dana yang belum tersalurkan diantaranya ditempatkan pada Bank Indonesia. Penanaman dalam SBI lebih banyak dimaksudkan untuk secondary reserve dan juga instrumen pemenuhan GWM.
Aktiva Produktif Bank adalah lembaga intermediasi antara pemilik dana dan dunia usaha oleh karenanya dana pihak ketiga yang dihimpun harus ditanamkan kembali pada jenis-jenis penanaman yang produktif agar Bank mampu bekerja secara optimal. Pada tahun 2012 penanaman terbesar adalah pada kredit sementara penanaman dalam Sertifikat Bank Indonesia sifatnya hanya sebagai secondary reserve. Tingkat suku bunga rata-rata untuk seluruh jenis penanaman selama tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 11,17 % dan 11,15 %. Secara keseluruhan penanaman dana Bank Dinar dalam aktiva produktif pada tahun 2012 dan tahun 2011 adalah sbb. : Tabel 5 Aktiva Produktif PT. Bank Dinar Indonesia (dlm Jutaan Rp) KETERANGAN 31 に 12 に 12 31 に 12 に 11 Kredit 242.557 120.693 Penemp. Pd Bank Indonesia 72.976 68.078 Penempatan Pd Bank Lain 170.076 40.074 Bank Garansi 0 210 Jumlah 485.609 229.055
MUTASI 121.864 4.898 130.002 (210) 256.554 9
Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga adalah simpanan yang diterima Bank Dinar dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Pada tahun 2012 jumlah dana pihak ketiga mengalami peningkatan 104,995 % jika dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu masing-masing Rp.239.320 juta dan Rp. 116.749 juta. Tingkat suku bunga rata-rata untuk seluruh Dana Pihak Ketiga selama tahun 2012 dan 2011 masing-masing 5,74% dan 6,28 %. Adapun kondisi masing-masing jenis simpanan pada tahun 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut :
KETERANGAN Giro Tabungan Deposito Jumlah
Tabel 6 Dana Pihak Ketiga PT. Bank Dinar Indonesia (dlm Jutaan Rp) 31 に 12 に 12 31 に 12 に 11 19.897 22.567 31.143 31.047 188.280 63.135 239.320 116.749
MUTASI (2.670) 96 125.145 122.571
STRATEGI DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN Strategi dan kebijakan yang dilakukan manajemen pada tahun 2012 senantiasa searah dengan visi dan misi Bank Dinar yaitu Menjadi Bank yang sehat dan berkembang melalui M ningkatkan pelayanan dan kenyamanan nasabah, serta turut berkontribusi dalam pertumbuhan . Adapun strategi yang dilakukan pada tahun 2012 adalah : 1. Memperkuat permodalan Bank dengan menambah jumlah modal disetor sebanyak Rp. 83.500 juta, 2. Memperkuat struktur kepengurusan dengan mengangkat pengurus yang profesional dan berpengalaman pada bidangnya serta menambah dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, 3. Meningkatkan kualitas Sistim Informasi Manajemen dengan melakukan penggantian Corebanking System dari program yang dibangun dengan Clipper dan Operating System Novel Netware versi 4.1 diganti dengan program berbasis AS 400, 4. Melakukan rebranding dengan mengganti nama PT. Bank Liman International menjadi PT. Bank Dinar Indonesia yang di lounching pada tanggal 8 November 2012. Dengan strategi dan kebijakan ini maka kondisi pos-pos tertentu Bank Dinar mengalami peningkatan dari sisi asset, kredit maupun dana pihak ketiganya. Strategi dan kebijakan ini dimaksudkan untuk meletakkan landasan yang kuat bagi pengembangan usaha Bank Dinar ke depan. Hal ini sebagai wujud komitmen Pemegang Saham untuk mengembangkan Bank Dinar. Disisi lain dalam pengelolaan dan pengembangan usaha Bank Dinar kedepan, pengurus harus senantiasa berpegang pada prinsip kehati-hatian dengan melakukan kajian atas setiap kebijakan yang diambil dari sisi risiko serta melakukan praktek perbankan yang sehat. PENGELOLAAN RISIKO Untuk mengendalikan berbagai risiko yang terkait dengan aktivitas operasional Bank maka Bank telah menerapkan Manajemen Risiko yang disesuaikan dengan ukuran dan 10
kompleksitas kegiatan usaha Bank Dinar. Untuk memastikan pelaksanaan penerapan manajemen risiko ini, Bank Dinar telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang bertugas melakukan penilaian atas beberapa jenis risiko yang telah ditetapkan dan menentukan sistem pengendaliannya. Untuk menjamin efektivitas penerapan manajemen risiko maka dalam setiap kegiatan operasional bank telah ada : 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, 2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit, 3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko, 4. Sistem pengendalian intern Dalam rangka untuk mengetahui tingkat risiko yang dihadapi Bank maka secara berkala Bank Dinar melakukan pengukuran risiko. Untuk tujuan pengukuran ini bank melakukan penilaian terhadap beberapa indikator penilaian yang dikelompokkan dalam delapan jenis risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Pasar, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategik. Disisi lain juga dilakukan penilaian terhadap Sistim Pengendalian Risiko dari masing-masing jenis risiko dimaksud. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang mungkin terjadi sebagai akibat gagalnya pihak debitur untuk memenuhi kewajibannya kepada bank. Untuk pengelolaan risiko ini Bank menerapkan prinsip kehati-hatian mulai dari analisa kelayakan, pemanfaatan fasilitas sampai dengan kredit lunas. Disisi lain juga melakukan langkah-langkah penyelesaian secepatnya atas kredit bermasalah dan juga mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas kredit yang menunjukkan gejala bermasalah. Untuk memitigasi risiko kredit, Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai dalam jumlah yang cukup. Keputusan pemberian kredit dilakukan apabila diyakini bahwa pinjaman yang diberikan kepada Debitur dapat kembali sesuai dengan target waktu yang diberikan. Proses pengambilan keputusan kredit dilakukan melalui Rapat Komite Kredit yang anggotanya terdiri dari Account Officer, Pejabat Perkreditan dan Direksi. Keputusan diambil apabila seluruh peserta rapat Komite menyetujui atas usulan pemberian kredit. Strategi pemasaran di bidang perkreditan menyesuaikan dengan kemampuan pembiayaan dengan sasaran utama pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), eksposur risiko dan tingkat konsentrasi per sektor. Strategi pemasaran ditetapan oleh Direksi yang dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahunan. Bank Dinar memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko kredit seperti Kebijaksanaan Perkreditan Bank (KPB), Keputusan-Keputusan Direksi dan Surat Edaran di bidang perkreditan. Bank Dinar mengelola dan mengkontrol risiko kredit dengan berbagai cara diantaranya : diversifikasi produk kredit, menetapkan limit kredit, pengukuran dan pemantauan serta pengendalian risiko kredit termasuk penilaian Jaminan Kredit. Selain itu Bank Dinar juga menjalankan fungsi pengawasan (supervise) kredit dengan efektif yang mencakup pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada 11
kredit yang telah disalurkan. Mengambil tindakan secepatnya terhadap kredit bermasalah atau yang menunjukan potensi bermasalah. Mengacu pada ketentuan PSAK 55/50, Bank mengelompokan kualitas kredit dalam dua kelompok yaitu tagihan kredit Non Impair dan tagihan Impair. Tagihan Non Impair adalah tagihan kredit dengan tunggakan pokok dan bunga sampai dengan 90 hari, sedangkan tagihan Impair adalah tagihan kredit dengan tunggakan pokok dan/bunga lebih dari 90 hari. Atas tagihan kredit tersebut, Bank Dinar membentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atas portofolio kredit yang telah diberikan kepada debitur. CKPN dibedakan antara CKPN individual dan CKPN kolektif. CKPN individual untuk portofolio kredit diperhitungkan berdasarkan cashflow debitur. Sedangkan CKPN kolektif didasari oleh data historis bank selama 3 tahun terakhir dengan menggunakan system migration. Bank Dinar telah memperhitungkan Asets Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untu risiko kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat debitur korporasi bank sampai saat ini belum berperingkat maka seluruh perhitungan menggunakan klasifikasi tanpa peringkat. Sebagai salah satu proses mitigasi risiko, Bank Dinar menerima agunan second-way-out. Agungan yang dapat diterima oleh bank harus memenuhi kriteria memiliki dokumentasi kepemilikan yang jelas dan sah, memiliki nilai pasar yang baik (marketability value), dapat diikat secara hukum (legalitas), dan memiliki nilai yang relative stabil dan cenderung naik baik untuk agunan yang bergerak, agunan tidak bergerak, agunan tunai, maupun emas. Penyerahan agunan diawali dengan proses penilaian agunan dan diikat sesuai dengan ketentuan legalitas yang berlaku. Atas agunan tersebut dicover dengan asuransi yang B C B Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko yang terjadi karena ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya problem external yang mempengaruhi operasional bank. Untuk pengelolaan risiko operasional maka Bank menyiapkan sistem dan prosedur yang memadai termasuk implementasi prinsip Dual Control. Bank Dinar telah memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko operasional yang dituangkan dalam berbagai pedoman seperti Pedoman Penggunaan Teknologi Sistem Informasi, Pedoman Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) dan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko serta pedomanpedoman lainnya. Disisi lain juga adanya penetapan limit seperti limit transaksi, limit persetujuan transaksi yang dievaluasi secara berkala. Selain itu bank juga memberikan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia yang berkesinambungan agar dapat memberikan pelayanan yang baik dan terhindar dari human error. Kebijakan pengolaan risiko operasional bertujuan untuk menghindari kerugian akibat kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia, system atau akibat adanya kejadian eksternal. Bank Dinar melakukan identifikasi data kejadian operasional yang berisi kejadian-kejadian yang terjadi di bank baik yang berpotensi menimbulkan kerugian maupun yang sudah menimbulkan kerugian serta pelampauan limit, rasio-rasio operasional, kepatuhan bank 12
terhadap program APU dan PPT dan penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. Selain itu, Bank Dinar melakukan penyempurnaan system informasi yang dapat menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu dengan menperhatikan pengkinian data dan distribusi informasi terkini keseluruh aktivitas fungsional bank. Pengendalian risiko operasional dilakukan dengan menetapkan struktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala.
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi karena Bank tidak mampu memenuhi kewajiban pokok dan atau bunga yang telah jatuh waktu. Berdasarkan pada definisi tersebut maka risiko ini hanya terjadi jika Bank menghadapi kesulitan dalam penyediaan aset-aset likuidnya. Untuk pengelolaan risiko ini Bank telah membentuk team Assets and Liabilities Committee (ALCO) dengan tugas untuk memantau dan pengelolaan kondisi likuiditas Bank melalui rapat yang diadakan paling sedikit sekali sebulan. Kebijakan risiko likuiditas ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris, dimana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Asset and Liability Management Committee (ALCO). Bank Dinar memiliki Money Market Line dengan beberapa Bank yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam likuiditas baik ketika Bank mengalami kelebihan dana maupun ketika kekurangan dana. Bank Dinar memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko likuiditas yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko dan ketentuan yang diatur dalam surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi. Kebijakan pengelolaan risiko likuiditas bertujuan untuk menghindari kerugian akibat kekurangan likuidatas, konsentrasi gap dan kertergantungan kepada counterparty tertentu, instrument atau market segmen tertentu. Bank Dinar menetapkan system manajemen likuiditas yang bertujuan untuk menjaga Cadangan Wajib Formal (Legal Reserve Requirement) sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Beberapa cara untuk menetapkan system manajemen likuiditas tersebut adalah dengan mengurangi idle fund seminimum mungkin dan menjaga alat-alat likuid yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan cash flow sehari- hari maupun dari hal-hal yang tidak terduga. Bank Dinar menetapkan beberapa indicator peringatan dini untuk mengetahui dan mengatasi risiko likuiditas yang mungkin timbul antara lain: indicator internal yang berupa kualitas asset yang memburuk, peningkatan konsentrasi pada beberapa asset dan sumber pendanaan tertentu serta posisi arus kas yang semakin memburuk dan indicator eksternal yang berupa informasi publik yang negative terhadap bank, peningkatan penarikan deposito sebelum jatuh tempo, serta keterbatasan akses untuk memperoleh pendanaan jangka panjang. Pengelolaan dan pemantauan tingkat likuiditas Bank Dinar dilakukan secara harian, mingguan dan bulanan di Kantor Pusat, Kantor Cabang maupun Kantor Cabang Pembantu. 13
Pengendalian risiko likuiditas dilakukan dengan menetapkan struktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala. Risiko Pasar Risiko pasar dapat terjadi karena pergerakan suku bunga dan perubahan nilai tukar. Mengingat Bank Dinar bukan merupakan Bank Devisa dan valuta asing yang dimiliki hanya untuk kegiatan Money Changer yang tidak aktif maka risiko pasar yang dihadapi Bank Dinar hanya risiko suku bunga. Risiko pasar melekat pada aktivitas fungsional perkreditan, aktivitas fungsional treasury dan aktivitas fungsional pendanaan. Kebijakan risiko pasar ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris, dimana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Asset and Liability Management Committee (ALCO). Bank Dinar memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko pasar seperti Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi, terkait risiko pasar yang menetapkan ketentuan penetapan suku bunga Dana Pihak Ketiga dan Kredit. Pengelolaan risiko pasar ditujukan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat pergerakan harga pasar. Bank Dinar bukan merupakan Bank Devisa sehingga aktivitas bisnis yang mempengaruhi tingkat risiko pasar hanya dari risiko suku bunga. Proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko pasar dilakukan melalui analisa perkembangan suku bunga pasar dan bank-bank dalam peer groups. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 maka Bank Dinar belum wajib memperhitungkan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) pasar yang digunakan dalam perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Pengendalian Risiko Pasar dilakukan dengan menetapkan sturktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan adalah risiko yang terjadi akibat Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku. Untuk pengelolaan risiko ini maka Bank senantiasa melakukan kajian dalam setiap keputusan atau kebijakan dari sisi legalitasnya. Secara berkala seluruh ketentuan dan prosedur dikaji ulang untuk memastikan kesesuaiannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan adalah Direktur Kepatuhan dan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu Satuan Kerja Kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja lainnya. Penugasan Direktur Kepatuhan merupakan wujud komitment Bank Dinar Indonesia untuk senantiasa melaksanakan peraturan perundang-undangan, baik yang di keluarkan oleh Bank Indonesia maupun peraturan perundang-undangan lainnya. Bank telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
14
Direktur Kepatuhan bersama dengan Satuan Kerja Kepatuhan telah melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka memastikan ketersediaan, kesesuaian pedoman, sistem dan prosedur dengan peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Perundangundangan yang berlaku lainnya dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian. Bank memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan Risiko Kepatuhan yang tertuang dalam Pedoman Kepatuhan, Pedoman Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme ( APU dan PPT ), Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat-surat Keputusan dan Surat Edaran. Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi Bank melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan berdasarkan laporan-laporan yang diterima dari unit-unit kerja terkait, yang meliputi aktivitas fungsional perkreditan, treasury dan investasi, operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrument utang, teknologi system informasi dan Sistem Informasi Manajemen serta pengelolaan sumberdaya manusia. Hal ini dilakukan melakukan analisis Kepatuhan Bank terhadap ketentuan Bank Indonesia dan Peraturan Perundangan lainnya. Bank memantau secara rutin Risiko Kepatuhan berdasarkan identifikasi atas pelanggaran dan Ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat adanya tuntutan hukum dan/atau adanya kelemahan aspek yuridis. Untuk pengelolaan risiko ini maka Bank senantiasa melakukan kajian dalam setiap keputusan khususnya transaksi yang terkait dengan pihak ketiga dari sisi aspek yuridisnya. Bank Dinar Indonesia telah mempunyai Bagian Legal yang berperan dalam mengelola Risiko Hukum yang disebabkan adanya permasalahan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Tugas Bagian Legal antara lain melakukan pengkajian terhadap kontrak dan perjanjian antara Bank dengan pihak lain/nasabah berdasarkan ketentuan yang berlaku. Disisi lain juga melakukan analisa terhadap permasalahan hukum yang dihadapi Bank. Bank Dinar Indonesia memiliki kebijakan dan prosedur untuk pengelolaan Risiko Hukum yang dituangkan dalam beberapa pedoman seperti Kebijakan Perkreditan Bank Dinar Indonesia. Pedemon Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi , Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat Edaran dan Surat Keputusan serta Peraturan Perusahaan. Lebih lanjut, Bank Dinar Indonesia telah melakukan penetapan limit yang berkaitan dengan Risiko Hukum dan memantau ada/tidaknya tuntutan atau gugatan hukum yang akan dihadapi Bank dalam setiap transaksi. Penetapan limit Risiko Hukum ditujukan untuk mengurangi Risiko Hukum yang ditimbulkan karena adanya perkara hukum yang dihadapi Bank, kelemahan perikatan, dan ketiadaan aturan atau perundang-undangan yang melandasi perikatan bahkan mungkin aturannya sudah berubah. Pemantauan dan pengendalian Risiko Hukum dilakukan dengan review secara kontrak dan perjanjian Bank dengan pihak lain, memastikan kesesuaian antara operasional, organisasi 15
dan pengendalian intern dengan ketentuan yang berlaku, kode etik dan strategi usaha,kepatuhan terhadap prosedur internal, kualitas laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi system informasi manajemen risiko, serta efektivitas penerapan komunikasi yang berkaitan dengan dampak Risiko Hukum kepada seluruh pegawai pada setiap jenjang organisasi.
Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Untuk meminimisir munculnya risiko ini maka bank mengadakan komunikasi secara terbuka dan menjaga kepercayaan stakeholder disamping mengharuskan penerapan prinsip kehati-hatian dalam setiap kegiatan operasional bank. Bank Dinar Indonesia membentuk fungsi khusus dan penanganan dan penyelesaian pengaduan yang diajukan nasabah dan/atau perwakilan nasabah serta menunjuk pengacara atau penasehat hukum apabila ada hal-hal yang harus diselesaikan melalui jalur hukum dengan tanpa mengabaikan upaya perdamaian terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya risiko reputasi yang kadang berada diluar kontrol. Bank Dinar Indonesia memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan Risiko Reputasi yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko. Kebijakan dan prosedur mengenai transparansi informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah serta penanganan pengaduan nasabah untuk meminimalisasikan Risiko Reputasi akibat publikasi negative. Meminimalisasi Risiko Reputasi yang timbul adanya pemberitaan media dan / atau rumor mengenai Bank yang bersifat negative, dilakukan dengan penetapan limit kerugian akibat complaint nasabah dan publikasi negative. Pengendalian Risiko Reputasi dilakukan dengan meningkatkan Kepatuhan terhadap Ketentuan yang berlaku dan transparan dalam hubungan transaksi dengan nasabah serta mengambil tindakan segera terhadap keluhan nasabah juga melakukan penanganan secara hati-hati jika ada gugatan hukum dari pihak ketiga yang berpotensi meningkatkan eksposur Risiko Reputasi. Hal utama yang dilakukan adalah menyiapkan sumber daya yang berkualitas dan menguasai kinerja operasional Bank sebagai bagian dari upaya mengurangi keluhan nasabah karena kesalahan informasi atau transaksi.
Risiko Strategik Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Untuk menjaga munculnya risiko ini maka bank harus mampu membaca dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi baik di dunia perbankan maupun di dunia bisnis pada umumnya termasuk perkembangan isu internasional. Bank Dinar Indonesia menetapkan kebijakan pengelolaan Risiko Strategik untuk memastikan pengambilan dan / atau pelaksanaan suatu keputusan strategik telah tepat, untuk 16
pencapaian tujuan usaha Bank dengan mempertimbangkan visi dan misi Bank, kelemahan dan kekuatan Bank, sumberdaya manusia dan infrastrukturnya serta faktor dan kondisi eksternal, termaksud rencana penerbitan produk atau peluncuran aktivitas baru. Direksi menetapkan asumsi dan target rencana bisnis bank berdasarkan kemampuan sumber daya dan prospek usaha Bank. Bank Dinar Indonesia memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengolaan Risiko Startegik yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko. Penyusunan Rencana Bisnis Bank untuk jangka pendek dan menengah dan Corporate Plan untuk penetapan rencana jangka panjang. Limit Risiko Strategik ditetapkan sebagai bahan evaluasi dan penyesuaian terhadap rencana strategic bank dan rencana bisnis terhadap kesesuaiannya dengan visi, misi, dan strategi pengembangan Bank. Pengukuran Risiko Strategik dilakukan dengan pertimbangan tingkat kompleksitas strategi bisnis bank, posisi bisnis bank di industri perbankan dan pencapaian Rencana Bisnis bank. Bank melaksanakan proses pengendalian keuangan yang bertujuan untuk memantau realisasi dibandingkan dengan target yang akan dicapai dan memastkian bahwa risiko yang diambil masih dalam batas toleransi serta melakukan evaluasi secara berkala terhadap perubahan/kondisi eksternal dan ketentuan yang berlaku.
KOMITE-KOMITE Komite Audit Fungsi Komite Audit adalah memberikan nasehat, saran dan pendapat professional kepada Komisaris dalam menjalankan peran tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar, Peraturan Bank Indonesia khususnya terkait Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Adapun tugas-tugas Komite Audit meliputi : 1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk perbaikan pelaksanaan audit baik oleh audit intern maupun audit extern yang didasarkan pada hasil pemantauan dan evaluasi lapangan. 2. Memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris. Komite Pemantau Risiko Fungsi dari Komite Pemantau Risiko adalah membantu fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris dalam praktek pelaksanaan penerapan Manajemen Risiko yang dijalankan oleh Direksi agar eksposure risiko Bank tidak melampaui limit risiko yang telah ditetapkan. Adapun tugas Komite Pemantau Risiko meliputi : 1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk perbaikan pelaksanaan penerapan Manajemen Risiko yang didasarkan atas hasil pemantauan dan penilaian praktek penerapan manajemen risiko. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko. 3. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan tugas Satuan Kerja Manajemen Risiko. 17
4. Melalukan evaluasi atas kesesuai antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya. Komite Remunerasi dan Nominasi Tugas utama dari Komite Remunerasi dan Nominasi adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan Pegawai secara keseluruhan termasuk evaluasi terhadap kebijakan remunerasi yang telah ada. Serta memberikan rekomendasi sistem dan prosedur pemilihan/penggantian Dewan Komisaris dan Direksi termasuk merekomendasikan calon anggota Komisaris dan Direksi serta anggota Komite. Tugas lainnya adalah memastikan bahwa kebijakan remunerasi yang ada paling kurang telah sesuai dengan kinerja keuangan, prestasi kerja individual dan adanya kewajaran dengan perusahaan dalam peer groups, serta sesuai dengan strategi jangka panjang bank. Asset & Liability Committee (ALCO) Asset & Liability Committee (ALCO) merupakan komite yang bertugas memantau keseimbangan perkembangan asset dan liability bank dari waktu ke waktu sehingga diperoleh kondisi yang paling optimal antara asset dan liability. Termasuk tugas dari ALCO adalah mengevaluasi, meninjau dan menetapkan suku bunga penanaman dana dan penghimpunan dana dengan memperhatikan tingkat suku bunga pasar.
TEKNOLOGI INFORMASI Teknologi informasi yang digunakan oleh Bank Dinar saat ini adalah tehnologi informasi yang dibangun dengan platform AS400. Penggantian teknologi dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk memenuhi tuntutan perkembanganan informasi perbankan yang semakin praktis, real time, akurat dan mendukung penerbitan berbagai produk serta yang tidak kalah pentingnya adalah untuk penyediaan informasi dan transaksi yang terintegrasi. Sementara teknologi infromasi yang digunakan Bank Dinar sebelumnya adalah dibangun dengan platform Clipper dengan Operating System Novel Netware versi 4.1. AKTIVITAS UTAMA Aktivitas utama Bank Dinar masih terfokus pada aktivitas penghimpunan Dana dari masyarakat dan penyaluran kredit kepada yang membutuhkan. Penghimpunan dana dilakukan melalui produk Giro, Tabungan dan Deposito. Sementara pemberian kredit meliputi Kredit Konsumsi, Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Berdasarkan besaran nilai kredit maka kredit Bank Dinar meliputi kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta Non UMKM.
PRODUK DAN JASA Produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bank Dinar sampai dengan akhir tahun 2012 relatif tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Jenis produk dan jasa yang ditawarkan adalah sbb. :
18
1. Produk a. Giro b. Tabungan c. Deposito d. Kredit: - Kredit Modal Kerja - Kredit Investasi - Kredit Konsumsi
2. Jasa a. Pengiriman uang RTGS dan SKN (transfer) b. Inkaso c. Pembayaran Telepon d. Sewa Safe Deposit Box e. Bank Garansi
SUMBER DAYA MANUSIA Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam setiap perusahaan. Secanggih dan semutakhir apapun teknologi yang digunakan namun jika tidak didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka tidak akan mendapatkan hasil yang optimal. Dan hanya dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka akan dicapai tujuan utama perusahaan. Untuk mendapatkan sumber daya yang berkualitas sangat ditentukan oleh langkah pertama yaitu perekrutan, sementara pelatihan dan pendidikan hanyalah suatu upaya untuk membuat karyawan lebih berkualitas. Dalam rangka memelihara dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Bank Dinar maka dari tahun ke tahun senantiasa disusun rencana/ program pendidikan baik melalui seminar, lokakarya, sosialisasi ketentuan oleh otoritas perbankan dan sertifikasi Manajemen Risiko. Upaya lain yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya yang berkualitas adalah dengan melakukan rekruitment tenaga-tenaga yang sudah berpengalaman di bidang perbankan. Jumlah Sumber Daya Manusia yang dimiliki Bank Dinar dari tahun untuk tahun 2012 dan tahun sebelumnya berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
19
Tabel 7 Klasifikasi Karyawan Berdasar Tingkat Pendidikan PT. Bank Dinar Indonesia Pendidikan 2012 2011 S2 2 1 S1 36 28 D3 12 10 SLA 36 24 SLTP 5 4 SD 2 2 Total 93 69 PENYEDIAAN MODAL MINIMUM Kecukupan penyediaan modal minimum (Capital Adequacy Ratio /CAR) merupakan faktor yang sangat utama dalam setiap lembaga perbankan. Semakin tinggi modal yang dimiliki Bank akan semakin tinggi tingkat ketahanannya dalam menghadapi setiap gejolak yang dialaminya. Dan untuk kepentingan ini Bank Indonesia menetapkan bahwa rasio kecukupan modal yang harus dipelihara setiap lembaga perbankan tidak boleh kurang dari 8%. Sementara rasio kecukupan modal yang dimiliki Bank Dinar dari tahun ke tahun relatif tinggi dan berada jauh diatas ketentuan yang ditetapkan. Pada akhir tahun 2012 rasio kecukupan modalnya adalah sebesar 55,58 % sedangkan tahun sebelumnya adalah sebesar 61,07 %. Penurunan rasio kecukupan modal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) khususnya kredit walaupun dari sisi jumlah modal pada tahun 2012 jauh lebih tinggi karena adanya penyetoran saham dalam portepel dari Pemegang Saham khususnya Pemegang Saham baru. Dalam permodalan sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa pemegang saham telah berkomitmen untuk terus menambah permodalan Bank Dinar demi untuk mengembangkan dan membesarkan perusahaan. Sebagai wujud komitmen ini pada tahun 2012 sudah ada tambahan modal disetor sebesar Rp. 83.500.000.000,- (delapan puluh tiga milyar lima ratus juta rupiah). Ke depan peningkatan modal disetor Bank akan dilakukan melalui Initial Public Offering (IPO). Adapun kondisi permodalan Bank Dinar modal inti dan modal pelengkap per akhir tahun 2012 adalah sebesar Rp.195.091 juta dan per akhir tahun 2011 sebesar Rp. 110.651 juta. Sebelumnya Bank Dinar memang pernah menghadapi permasalahan dalam pemenuhan modal inti namun dengan hadirnya pemegang saham baru dengan komitmen untuk memperkuat permodalan dan pengembangan perusahaan kedepan maka pengurus perlu membuat strategi-strategi pengembangan usaha yang aman dan meningkatkan nilai investasi. Penyediaan modal inti minimum bank per 31 Desember 2012 dan 2011 perhitungannya adalah sbb:
20
Tabel 8 Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) PT. Bank Dinar Indonesia (dlm Jutaan Rp.) KETERANGAN A. Modal Inti (Tier I) 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal : a. Agio Saham b. Disagio Saham (-/-) c. Modal Sumbangan d. Cadangan Umum & Tujuan e. Laba Tahun-Tahun Lalu Set. Pajak f. Rugi Tahun-Tahun Lalu (-/-) g. Laba Tahun Berjalan Setelah Diperhitungkan Pajak (50%) h. Rugi Tahun Berjalan (-/-) i. Selisih Penjabaran Lap.Keuangan: - Selisih Lebih - Selisih Kurang (-/-) j. Dana Setoran Modal 3. Goodwill (-/-) 4. Dana Setoran Modal 5. Faktor Pengurang (PPA Non Produktif) Jumlah Modal Inti B. Modal Pelengkap (Tier II) 1. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap 2. Cadangan Umum PPAP (mak. 1,25 % dari ATMR) 3. Modal Pinjaman 4. Pinjaman Subordinasi (mak 50% dari Modal Inti) Jumlah Modal Pelengkap C. Total Modal Tier I dan II D. Jumlah ATMR E. Rasio KPMM / (CAR)
2012
2011
122.862 71.289
25.000 83.773
25.000 60.356
71.498 8.967
2.424
2.734
(16.491) 194.151
14.363 (13.789) 108.773
940
1.878
940 195.091 323.790 55,58%
1.878 110.651 155.239 61.07%
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK) DAN PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT Selama tahun 2012 dan tahun 2011 tidak ada pelanggaran maupun pelampauan terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) baik kepada pihak terkait maupun kepada pihak non terkait. BMPK non terkait per akhir tahun 2012 adalah Rp. 39.610 juta dan tahun 2011 Rp. 22.318 juta. Sedangkan kredit kepada Pihak Terkait per akhir tahun 2012 dan tahun 2011 adalah Nihil. 21
KOMITMEN DAN KONTINJENSI Jumlah tagihan dan kewajiban komitmen serta kontinjensi yang dimiliki Bank Dinar per Akhir Tahun 2012 dan 2011 adalah sbb : Tabel 9 KOMITMEN DAN KONTINJENSI PT. Bank Dinar Indonesia (dlm Jutaan Rp.) POS に POS KOMITMEN : 1. Tagihan Komitmen 2. Kewajiban Komitmen a. Fasilitas Kredit Kepada Nasabah Yang Belum Ditarik b. Lainnya Jumlah Komitmen Bersih KONTINJENSI : 5. Tagihan Kontinjensi a. Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian b. Lainnya
2012
-
-
48.083 17.945 66.028
30.634 11.499 42.133
3.373
1
6. Kewajiban Kontinjensi Bank Garansi (Rupiah) Jumlah Kontinjensi Bersih
2011
210
3.373
211
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI Dalam penetapan kualitas aktiva produktif Bank Dinar sudah mengikuti ketentuan PSAK 50 dan 55. Adapun kualitas aktiva produktif dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai per akhir tahun 2012 dan 2011 adalah sbb:
22
Keterangan
Tabel 10 Kualitas Aktiva Produktif dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PT. Bank Dinar Indonesia (dlm Jutaan Rp.) 2012 CKPN Yg Jumlah Wajib Dibentuk
Lancar : - Kredit - SBI - Penempatan - Off Balance Sheet Dalam Perhatian Khusus : - Kredit Kurang Lancar : - Kredit Diragukan : - Kredit Macet : - Kredit Total
2011 CKPN Yg Wajib Dibentuk
Jumlah
234.384 14.985 170.076 48.083
940 -
116.859 14.800 40.074 30.844
1.169 401 308
3.737
23
206
-
3.950
-
3.093
-
-
-
-
-
486
-
535
-
475.701
963
206.411
1.878
PERUBAHAN-PERUBAHAN PENTING SELAMA TAHUN 2012 Sebagaimana telah disampaikan pada laporan tahunan sebelumnya bahwa telah terjadi perubahan susunan kepemilikan saham perusahaan, dengan masuknya pemegang saham baru ke Bank Dinar yaitu Bapak Nio Yantony, Bapak Syaiful Amir dan Bapak Andre Mirza Hartawan yang memiliki komitmen untuk membesarkan dan memperkuat permodalan Bank Dinar. Adapun kejadian penting yang terjadi selama tahun 2012 terkait dengan masuknya pemegang saham baru adalah adanya peningkatan jumlah modal dasar dari Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) menjadi Rp. 200.000.000.000,- (dua ratus milyar rupiah) serta adanya penyetoran saham dalam portepel sebesar Rp. 83.500.000.000,(delapan puluh tiga milyar lima ratus juta rupiah) sehingga jumlah modal disetor menjadi Rp. 125.000.000.000,- (seratus dua puluh lima milyar rupiah) PERKIRAAN PERKEMBANGAN USAHA KE DEPAN Perekonomian Indonesia beberapa tahun belakangan indikatornya baik, dunia usaha khususnya perbankan menunjukkan kinerja yang meningkat dan di tahun 2012 kinerja sektor perbankan mengalami pertumbuhan yang sangat menggembirakan. Kondisi ini diperkirakan masih akan terus bertahan mengingat Indonesia tidak terlalu terpengaruh dengan adanya krisis Amerika Serikat maupun Eropa bahkan ditengah kondisi ekonomi dunia menghadapi krisis justru peringkat Indonesia meningkat menjadi negara tujuan 23
investasi (investment grade). Perkiraan ini didasarkan pada pertumbuhan pasar Domistik yang bagus dan terbukti Indonesia tidak terlalu terpengaruh oleh krisis global. Bercermin pada perkembangan dan indikator-indikator yang ada maka perkembangan dunia usaha perbankan kedepan diperkirakan masih akan terus membaik. Dengan kondisi ekonomi tersebut tidak ada pilihan lain selain terus mengembangkan usaha dengan terus meningkatkan fungsi intermediasi dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian. Pilihan ini membawa konsekwensi keharusan adanya peningkatan jumlah penyaluran kredit dan peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai guna perusahaan bagi seluruh stakeholders. Untuk melengkapi laporan ini maka berikut kami sampaikan perkembangan pos-pos tertentu per akhir tahun 2012 dan tahun 2011 yaitu : Tabel 11 IKHTISAR POS-POS TERTENTU NERACA DAN LABA RUGI PT. Bank Dinar Indonesia (dalam jutaan Rp) Keterangan 2012 2011 Total Asset 523.798 251.439 Kas dan Setara Kas 8.398 3.687 Penempatan Pada Bank Lain 170.076 40.074 Penempatan Pada Bank Indonesia 72.976 68.078 Kredit Diberikan 242.557 120.693 ROI Seluruh Penanaman 11,17% 11,15% Dana Pihak Ketiga : 239.320 116.749 - Giro 19.897 22.567 - Tabungan 31.143 31.047 - Deposito 188.280 63.135 Cost Of Fund Keseluruhan DPK 5,74% 6,28% Modal Setor 125.000 25.000 Dana Setoran Modal 0 16.500 Cadangan Umum dan Tujuan 25.000 71.498 Pendapatan Bunga 24.981 24.440 Biaya Bunga 8.190 7.932 Biaya Tenaga Kerja 8.068 7.664 Laba Operasional 4.954 5.921 Laba Tahun Berjalan (sebelum pajak) 6.052 6.775 Laba Setelah Pajak 4.847 5.467
24
25
Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank umum (dalam jutaan rupiah) KOMPONEN MODAL
31 Desember 2012
31 Desember 2011
Bank (3)
Bank (5)
(2) (1) KOMPONEN MODAL I A Modal Inti 1 Modal disetor 2 CadanganTambahan Modal 3 Modal Inovatif 4 Faktor Pengurang modal Inti 5 Kepentingan non Pengendali B Modal Pelengkap 1 Level Atas ( Upper Tier 2) 2 Level Bawah ( Upper Tier 2) maksimum 50% modal inti 3 Faktor Pengurang Modal pelengkap Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal pelengkap C Eksposur Sekuritisasi D Modal pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3 ) E MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR II TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B-C) III TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG IV ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT V ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL VI ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR A Metode Standar B Metode Internal RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO VII
194,151 122,862 71,289 16,491 940 940 -
108,773 25,000 83,773 13,789
195,091 195,091 323,790 27,246
110,651 110,651 155,239 25,949
55.58%
1,878 1,878
61.07%
26
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Berdasaran Wilayah - Bank secara Individual
No (1)
Kategori Portofolio
(2) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal 6 Kredit Beragunan Properti Komersil 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan kepada Korporasi 10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset lainnya 12 Eksposur di Unit Usaha Syariah ( apabila ada ) Total
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4 Wilayah 5 Wilayah 6 Wilayah 7 Total Banten DKI Jakarta Jabar Jatim Kalbar Kaltim SulTengg (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 72,976 72,976 170,076 170,076 4,385 14,443 799 32 19,659 3,804 3,804 3,328 15,103 3,201 3,152 777 741 26,302 10,444 148,467 18,199 3,089 180,199 8,643 3,950 12,593 18,157 424,869 30,842 6,273 777 3,950 741 485,609
27
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Berdasaran Wilayah - Bank secara Individual
No
Kategori Portofolio
(1) (2) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal 6 Kredit Beragunan Properti Komersil 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan kepada Korporasi 10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset lainnya 12 Eksposur di Unit Usaha Syariah ( apabila ada )
Posisi Tanggal 31 Desember 2011 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4 Wilayah 5 Wilayah 6 Wilayah 7 Total Banten DKI Jakarta Jabar Jatim Riau Kaltim SulTengg (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) 68,078 68,078
40,074
11,563
81,309
40,074
21,720
1,355
28
3,981
737
120,693
28
Tabel 2.2.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasaran Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual
No
Kategori Portofolio
(1) (2) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal 6 Kredit Beragunan Properti Komersil 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan kepada Korporasi 10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset lainnya 12 Eksposur di Unit Usaha Syariah ( apabila ada ) Total
Posisi Tanggal Laporan 31 Desember 2012 Tagihan Bersih Berdasarkan sisa jangka waktu kontrak <= 1 thn > 1 thn sd 3 thn > 3 thn sd 5 thn > 5 thn Non-Kontraktual (3) (4) (5) (6) (7) 72,976 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 170,076 0 0 0 0 3,364 5,982 5,058 0 276 0 78 0 0 0 0 405 85,160 8,147 10,439 0 109,385 0 14,263 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 243,457 198,185 14,129 29,838
( dalam jutaan rupiah ) Posisi Tanggal Laporan 31 Desember 2011 Tagihan Bersih Berdasarkan jangka waktu kontrak Total <= 1 thn > 1 thn sd 3 thn > 3 thn sd 5 thn > 5 thn Non-Kontraktual Total (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 0 72,976 68,078 0 0 0 0 68,078 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 170,076 40,074 0 0 0 0 40,074 0 14,404 793 1,297 3,883 0 5,973 0 354 0 0 0 169 0 169 0 0 0 0 0 0 0 0 0 104151 3,706 48,618 0 11,809 0 64,133 0 123,648 0 45,508 0 4,910 0 50,418 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 485,609 111,858 94,919 1,297 20,771 0 228,845
29
Tabel 2.3.a. Pengungkapan tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
No
Sektor Ekonomi
(1)
(2) 31 Desember 2012 1 Pertanian, perburuan dan kelautan 2 Perikanan 3 Pertambangan dan Penggalian 4 Industri pengolahan 5 Listrik, Gas dan Air 6 Kontruksi 7 Perdagangan besar dan eceran 8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi
10 Perantara keuangan 11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 12 Administrasi Pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib 13 Jasa Pendidikan 14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 17 Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya 18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 19 Bukan Lapangan Usaha 20 Lainnya Total
Tagihan Kepada Bank Tagihan Kredit Tagihan Tagihan Pembangunan Kepada Beragunan Kepada Kepada Entitas Sektor Multilateral dan Rumah Pemerintah Bank lembaga Publik Tinggal internasional (3) (4) (5) (6) (7)
Tagihan Kredit Eksposur di Kredit kepada Usaha Tagihan yang Tagihan kepada Aset Beragunan Unit Usaha Pegawai / Mikro, Usaha telah jatuh Korporasi Lainnya Syariah (apabila Properti Pensiunan Kecil dan tempo Komersil ada) Portofolio Ritel (8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
777.00 0.00 320.00 3,879.00 0.00 1,969.00 9,659.00 0.00 1,718.00
0.00 0.00 0.00 26,605.00 0.00 20,935.00 104,119.00 5,601.00 1,022.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3,950.00 4,218.00 4,910.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 19,658.00 0.00 0.00
0.00 3,804.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 1,549.00 0.00 1,256.00 191.00 2,535.00 0.00 0.00 1,069.00 0.00 0.00
0.00 2,931.00 0.00 1,169.00 18,713.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
19,658.00
3,804.00
0.00
24,922.00
181,095.00
13,078.00
0.00
0.00
30
Tabel 2.3.a. Pengungkapan tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
No
Sektor Ekonomi
31 Desember 2011 1 Pertanian, perburuan dan kelautan 2 Perikanan 3 Pertambangan dan Penggalian 4 Industri pengolahan 5 Listrik, Gas dan Air 6 Kontruksi 7 Perdagangan besar dan eceran 8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 10 Perantara keuangan 11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 12 Administrasi Pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib 13 Jasa Pendidikan 14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 17 Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya 18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 19 Bukan Lapangan Usaha Total
Tagihan Kepada Bank Tagihan Kredit Tagihan Tagihan Pembangunan Kepada Beragunan Kepada Kepada Entitas Sektor Multilateral dan Rumah Pemerintah Bank lembaga Publik Tinggal internasional
Tagihan Kredit Eksposur di Kredit kepada Usaha Tagihan yang Beragunan Tagihan kepada Aset Unit Usaha Pegawai / Mikro, Usaha telah jatuh Properti Korporasi Lainnya Syariah (apabila Pensiunan Kecil dan tempo Komersil ada) Portofolio Ritel
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 13,985.00 0.00 16,179.00 58,440.00 4,910.00 4,777.00 0.00 7,893.00 0.00 0.00 0.00 432.00 0.00 0.00 13,059.00 1,018.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
120,693.00
0.00
0.00
0.00
0.00
31
Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual ( dalam jutaan rupiah ) Posisi Tanggal Laporan 31 Desember 2012 Wilayah No
Keterangan
(1) (2) 1 Tagihan 2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai ( impaired ) a.Belum jatuh tempo b.Telah jatuh tempo 3 Cadangan kerugian penurunan nilai ( CKPN ) - Individual 4 Cadangan kerugian penurunan nilai ( CKPN ) - Kolektif 5 Tagihan yang dihapus buku
Wilayah 1 Banten
Wilayah 2 DKI
Wilayah 3 Wilayah 4 Wilayah 5 Ja-Bar Ja-Tim Kal-Bar
(3) (4) (5) (6) 11,825.00 187,379.00 31,612.00 6,273.00 0 0 0 41.65 0
0 0 0 669.18 0
23 0 81 109.55 0
0.01 0 0.01 39.85 0
Posisi Tanggal Laporan 31 Desember 2011 Wilayah
Wilayah 6 Kal-Tim
Wilayah 7 Sul-Teng
(7) 777.00
(8) 3,950.00
(9) 741.00
(10) 242,557.00
(11) 9,580.00
(12) 84,188.00
(13) 20,821.00
(14) 1,355.00
(15) 28.00
0 0 0 21.91 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
23.01 0 81.01 882.14 0
0 0 60.32 35.48 0
0 0 116.84 724.29 0
0 0 63.82 111.4 0
0 0 0 8.45 0
0 0 0 0.28 0
Wilayah 7 SulTeng (16) (17) 3,984.00 737.00
Wilayah 1 Wilayah 4 Ja- Wilayah 5 Wilayah 6 KalWilayah 2 DKI Wilayah 3 Ja-Bar Banten Tim Riau Tim
Total
0 0 0 39.84 0
0 0 0 7.37 0
Total (18) 120,693.00 0 0 240.98 927.11 0
32
Tabel 2.5.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual ( dalam jutaan rupiah ) No (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sektor Ekonomi (2) 31 Desember 2012 Pertanian, perburuan dan Kehutanan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya Total
Tagihan Mengalami Penurunan Nilai Tagihan Belum Jatuh Telah Jatuh Tempo Tempo (3) (4) (5)
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) Individual (6)
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) Kolektif (7)
Tagihan yang dihapus buku (8)
0.00 0.00 0.00 10,492.00 0.00 31,100.00 130,284.00 0.00 4,476.00 0.00 19,924.00 0.00 0.00 26,526.00 19,755.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 23.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 58.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 23.43 0.00 85.06 376.33 0.00 38.32 0.00 146.62 0.00 0.00 65.57 146.83 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
242,557.00
0.00
81.00
882.16
0.00
33
Tabel 2.5.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual ( dalam jutaan rupiah ) Tagihan Mengalami Penurunan Nilai No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sektor Ekonomi 31 Desember 2011 Pertanian, perburuan dan Kehutanan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya Total
Tagihan
Belum Jatuh Tempo
Telah Jatuh Tempo
Cadangan kerugian Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) penurunan nilai (CKPN) Individual Kolektif
Tagihan yang dihapus buku
0.00 0.00 0.00 10,293.00 0.00 15,689.00 45,861.00 0.00 2,596.00 0.00 29,058.00 0.00 0.00 5,090.00 12,106.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 102.93 0.00 114.03 368.69 0.00 25.71 0.00 259.65 0.00 0.00 1.80 54.30 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 42.86 84.32 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 49.10 64.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
120,693.00
0.00
927.11
240.98
0.00
34
Tabel 2.6.a. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual No
Keterngan
(1)
(2)
1 Saldo awal CKPN 2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) 2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan 2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan 3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada peride berjalan 4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan Saldo akhir CKPN
Posisi Tanggal Laporan 31 Desember 2012 Posisi Tanggal Laporan 31 Desember 2011 CKPN Individual CKPN Kolektif CKPN Individual CKPN Kolektif (3) (4) (5) (6) 240.98 927.11 0 0 81.01 0 0 0 81.01
882.14 0 0 0 882.14
240.98 0 0 0 240.98
927.11 0 0 0 927.11
35
Tabel 3.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat- Bank secara Individual ( dalam jutaan rupiah ) Posisi Tanggal 31 Desember 2012 Tagihan Bersih
Kategori Portofolio
## (2) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan 3 Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal 6 Kredit Beragunan Propeti Komersil 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio 8 Ritel 9 Tagihan kepada Korporasi 10 Tagihan yang telah jatuh tempo 11 Aset Lainnya
Lembaga Pemeringkat Standard and Poor's Fitch Rating Moody's PT. Fitch Ratings Indonesia PT ICRA Indonesia PT Pemeringkat Efek Indonesia (3)
Peringkat Jangka Panjang AAA AA+ s.d AAA+ s.d ABBB+ s.d BBBBB+ s.d BBAAA AA+ s.d AAA+ s.d ABBB+ s.d BBBBB+ s.d BBAaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3 AAA (idn) AA+(idn) s.d AA-(idn )A+(idn) s.d. A-(idn BBB+(idn) s.d BBB-(idn) BB+(idn) s.d BB-(idn) [Idr]AAA [Idr]AA+ s.d [Idr]AA- [Idr]A+ s.d [Idr] A- ( Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB- [Idr]BB+ s.d [Idr) BBidAAA idAA+ s.d idAAidA+ s.d id Aid BBB+ s.d id BBid BB+ s.d id BB(4) (5) (6) (7) (8)
B+ s.d BB+ s.d BB1 s.d B3 B+(idn) s.d B-(idn) [Idr]B+ s.d [Idr)Bid B+ s.d id B(9)
Kurang dari BKurang dari BKurang dari B3 Kurang dari B-(idn) Kurang dari [idr)BKurang dari idB(10)
A-1 F1+ s.d F1 P-1 F1+(idn) s.d F1 (idn) [Idr]A1+ s.d ( Idr )A1 idA1 (11)
Peringkat Jangka Pendek A-2 A-3 F2 F3 F2 P-3 F2(idn) P3 (idn) [Idr]A2+ sd (Idr) A2 (Idr)A3+ sd (Idr)A3 idA2 idA3 sd id A4 (12) (13)
Kurang dari A-3 Kurang dari F3 Kurang dari P-3 Kurang dari F3(idn) Kurang dari [idr)A3 Kurang dari idA4 (14)
Tanpa Peringkat
Total
(15) 72,976
(16) 72,976
170,076
170,076
180,199
180,199
423,251
423,251
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada ) Total
36
Tabel 3.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat- Bank secara Individual Posisi Tanggal 31 Desember 2011 Tagihan Bersih
Kategori Portofolio
(2) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragunan Rumah Tinggal Kredit Beragunan Propeti Komersil Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi Tagihan yang telah jatuh tempo Aset Lainnya
Lembaga Pemeringkat Standard and Poor's Fitch Rating Moody's PT. Fitch Ratings Indonesia PT ICRA Indonesia PT Pemeringkat Efek Indonesia (3)
Peringkat Jangka Panjang AAA AA+ s.d AAA+ s.d ABBB+ s.d BBBBB+ s.d BBAAA AA+ s.d AAA+ s.d ABBB+ s.d BBBBB+ s.d BBAaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3 AAA (idn) AA+(idn) s.d AA-(idn )A+(idn) s.d. A-(idn BBB+(idn) s.d BBB-(idn) BB+(idn) s.d BB-(idn) [Idr]AAA [Idr]AA+ s.d [Idr]AA- [Idr]A+ s.d [Idr] A- ( Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB- [Idr]BB+ s.d [Idr) BBidAAA idAA+ s.d idAAidA+ s.d id Aid BBB+ s.d id BBid BB+ s.d id BB(4) (5) (6) (7) (8)
B+ s.d BB+ s.d BB1 s.d B3 B+(idn) s.d B-(idn) [Idr]B+ s.d [Idr)Bid B+ s.d id B(9)
Kurang dari BKurang dari BKurang dari B3 Kurang dari B-(idn) Kurang dari [idr)BKurang dari idB(10)
A-1 F1+ s.d F1 P-1 F1+(idn) s.d F1 (idn) [Idr]A1+ s.d ( Idr )A1 idA1 (11)
Peringkat Jangka Pendek A-2 A-3 F2 F3 F2 P-3 F2(idn) P3 (idn) [Idr]A2+ sd (Idr) A2 (Idr)A3+ sd (Idr)A3 idA2 idA3 sd id A4 (12) (13)
Kurang dari A-3 Kurang dari F3 Kurang dari P-3 Kurang dari F3(idn) Kurang dari [idr)A3 Kurang dari idA4 (14)
Tanpa Peringkat
Total
(15) 68,078
(16) 68,078
40,074
40,074
108,152
108,152
Eksposur di Unit Usaha Syariah ( apabila ada ) Total
37
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
No
Kategori Portofolio
(1) (2) A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan kepada Korporasi 10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Neraca B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 3 4 5 6 7
72,976
170,076 12,703
292
(13)
(14)
5,790
12,997 18,254
5,827
219 204,959 19,496 38,998
214,553
31,251
5,827
308,672
204,959 8,399
170,076
12,703
6,839
-
-
292
7,617
7,617 7,500
5,000
-
Beban Modal
34,015 7,181 3,804
6,839 3,804
81,375
ATMR
-
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur TRA
C
0% (3)
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 Tagihan Bersih Setelah Mempertimbangkan Dampak Mitigasi Risiko 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
-
-
-
-
-
-
12,703
6,839
-
-
292
7,617
5,000
-
15,117
222,170
36,251
5,827
323,789
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Counterparty Credit Risk
81,375
170,076
2,721 574 304 18 16,397 1,560 3,120 24,694 609 600 1,209 25,903
38
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
No
Kategori Portofolio
(1) (2) A Eksposur Neraca 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan kepada Korporasi 10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Neraca B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi Tagihan yang Telah Jatuh Tempo atau asset setara kas Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) atau (pihak lainya) Total Eksposur TRA
C 1 2 3 4 5 6 7
0% (15)
Posisi Tanggal 31 Desember 2011 Tagihan Bersih Setelah Mempertimbangkan Dampak Mitigasi Risiko 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24)
68,078
Beban Modal
(25)
(26) -
40,074
8,015 4,326
10,814
4,337
981
69,059
ATMR
40,074
-
10,814
-
-
4,337
104,561
3,686 104,561
19,670
19,670
124,231
-
-
1,281
140,258
14,981
44 1,147 8 1,198
155,239
12,419
28,664
544 14,332
210
105
689
689
-
-
-
1,281
28,874
-
-
-
-
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Counterparty Credit Risk
69,748
40,074
-
10,814
1,281
28,874
4,337
124,231
-
-
641 346 295 8,365 1,574 11,221
39
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
No
Kategori Portofolio
Tagihan Bersih
(1)
(2) Eksposur Neraca Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Neraca Eksposur Rekening Adminsitratif Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Rekening Administratif
(3)
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
C 1 2 3 4 5 6 7
Eksposur Counterparty Credit Risk Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposure Counterparty Credit Risk Total ( A+B+C )
(dalam jutaan Rp) Posisi Tanggal 31 Desember 2012 Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang Tidak Dijamin Asuransi Lainnya Agunan Garansi Kredit (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)](9)
72,976
170,076 19,542 3,804
72,976
170,076 19,542 3,804
-
292 204,959 12,997 38,270
-
522,916
-
-
-
-
292 204,959 12,997 38,270 522,916
7,617 5,000 12,617
7,617 5,000 12,617
535,533
-
-
-
-
-
-
-
-
535,533
40
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
No
Kategori Portofolio
(1)
(2) Eksposur Neraca Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Neraca Eksposur Rekening Adminsitratif Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Rekening Administratif
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
C 1 2 3 4 5 6 7
Eksposur Counterparty Credit Risk Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposure Counterparty Credit Risk Total ( A+B+C )
Posisi Tanggal 31 Desember 2011 Bagian Yang Dijamin Dengan Tagihan Bagian Yang Tidak Dijamin Asuransi Bersih Lainnya Agunan Garansi Kredit (9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)] 68,078
68,078
40,074 10,814
-
40,074 10,814
4,337 104,561
-
4,337 104,561
20,651 248,515
1,281 28,664 689 210 30,844
279,359
20,651 -
248,515
-
-
-
-
1,281 28,664 689 210 30,844
-
-
-
-
-
-
-
-
279,359
41
Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca
No
Kategori Portofolio
(1) (2) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan kepada Korporasi 10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya TOTAL
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 ATMR Tagihan ATMR Sebelum Bersih Setelah MRK MRK (3) (4) (5) 72,976 -
Posisi Tanggal 31 Desember 2011 ATMR Tagihan ATMR Sebelum Bersih Setelah MRK MRK (6) (7) (8) 68,078 -
170,076 19,542 3,804
34,015 7,181 3,804
34,015 7,181 3,804
40,074 10,814
8,015 3,785
8,015 3,785
292 204,959 12,997 38,270 522,916
219 204,959 19,496 38,998 308,673
219 204,959 19,496 38,998 308,673
4,337 104,561
3,253 104,561
3,253 104,561
20,651 248,515
20,651 140,265
20,651 140,265
42
Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi Pada Transaksi Rekening Administratif
No
Kategori Portofolio
(1) (2) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Tagihan kepada Korporasi 10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo TOTAL
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 ATMR Tagihan ATMR Sebelum Bersih Setelah MRK MRK (3) (4) (5) 7,617 7,617 7,617 5,000 7,500 7,500 12,617 15,117 15,117
Posisi Tanggal 31 Desember 2011 ATMR Tagihan ATMR Sebelum Bersih Setelah MRK MRK (6) (7) (8) 1,281 961 961 28,664 28,664 28,664 899 1,348 1,348 30,844 30,973 30,973
43
Tabel 6.1.3 Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
No
Kategori Portofolio
(1) (2) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Tagihan Kepada Bank 5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil Portofolio Ritel 6 Tagihan Kepada Koperaso Total
Posisi 31 Desember 2012 ATMR Sebelum ATMR Setelah Tagihan Bersih MRK MRK (3) (4) (5) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
( dalam jutaan rupiah ) Posisi 31 Desember 2011 ATMR Sebelum ATMR Setelah Tagihan Bersih MRK MRK (6) (7) (8) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
44
Tabel 6.1.4 Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (Settlement Risk)
No. Jenis Transaksi (1)
Nilai Eksposur (2)
1 Delivery Versus Payment a. Beban Modal 8 % ( 5 - 15 hari ) b. Beban Modal 50 % ( 16 - 30 hari ) c. Beban Modal 75 % ( 31 - 45 hari ) d. Beban Modal 100 % ( lebih dari 45 hari ) 2 Non-delivery versus payment Total
Posisi 31 Desember 2012 Faktor Pengurang Modal ATMR Setelah MRK
(3)
(4)
0
Nilai Eksposur
(5)
0 0 0 0 0 0 0
( dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember 2011 Faktor Pengurang Modal ATMR Setelah MRK
(6)
(7)
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0
0
(8)
0 0 0 0 0 0 0
0
45
Tabel 6.1.5 Pengungkapan Eksposur Sekuritasi ( dalam jutaan rupiah ) Posisi 31 Desember 2012 Posisi 31 Desember 2011 Faktor Pengurang Modal ATMR Faktor Pengurang Modal ATMR
No. Jenis Transaksi (1)
(2)
1 Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan 2 Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan 3 Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan 4 Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan 5 Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan 6 Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan 7 Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsipprinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum Total
(3)
(4)
0 0
(5)
(6)
0 0
0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0
0 0 0 0 0 0
0
0
0
0
46
Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 31 Desember 2011 323,789 155,239 -
47
Tabel 8.1.a Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual 31 Desember 2012 No
Pendekatan Yang Digunakan
(1) (2) 1 Pendekatan Indikator Dasar Total
Pendapatan Bruto (Ratarata 3 tahun terakhir)
Beban Modal
(3)
(4)
ATMR
15,856
2,378
(5) 29,731
15,856
2,378
29,731
31 Desember 2011 Pendapatan Bruto Beban Modal (Rata-rata 3 tahun terakhir) (6) (7) 14,531 2,180 14,531
2,180
ATMR (8) 27,246 27,246
48
Tabel 9.1.a Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Jatuh Tempo No
Pos-pos
Saldo
(2) (1) (3) I NERACA A Aset 1 Kas 8,398 2 Penempatan pada Bank Indonesia 72,976 3 Penempatan pada Bank lain 170,076 4 Surat Berharga 5 Kredit yang diberikan 242,557 6 Tagihan lainnya 965 7 Lain-lain 2,952 Total Aset 497,924 B Kewajiban 1 Dana Pihak Ketiga 239,320 2 Kewajiban pada Bank Indonesia 3 Kewajiban pada Bank lain 60,629 4 Surat Berharga yang diterbitkan 5 Pinjaman diterima 6 Kewajiban lainnya 1,458 7 Lain-lain 2,482 Total Kewajiban 303,889 Selisih aset dengan kewajiban dalam neraca 194,035 II REKENING ADMINISTRATIF A Tagihan Rekening Administratif 1 Komitmen 2 Kontijensi Total Tagihan Rekening Administratif B Kewajiban Rekening Administratif 1 Komitmen 48,083 2 Kontijensi Total Kewajiban Rekening Administratif 48,083 Selisih Tagihan dan kewajiban dalam Rekening Admini (48,083) Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] 145,952 Selisih kumulatif
≤ 1 bulan (4)
> 1 bln > 3 bln > 6 bln ≥ 12 bulan s.d. 3 bln s.d 6 bln s.d. 12 bln (5)
(6)
(7)
3,148 59,849 170,029 5,101 965 2,952 242,044
1,470 3,676 13 38,590 43,749
1,680 4,200 15 13,727 19,622
2,100 5,251 19 67,826 75,196
183,337 60,307 1,458 2,443 247,545 (5,501)
20,752 76 7 20,835 22,914
15,367 114 7 15,488 4,134
19,864 132 22 20,018 55,178
-
-
-
-
-
700 700 (700) (6,201)
3,028 3,028 (3,028) 19,886
3,180 3,180 (3,180) 954
31,175 31,175 (31,175) 24,003
10,000 10,000 (10,000) 107,310
Saldo
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2011 Jatuh Tempo > 6 bln > 1 bln > 3 bln ≥ 12 s.d. 12 ≤ 1 bulan s.d. 3 bln s.d 6 bln bulan bln (10) (11) (12) (13) (14)
(8)
(9)
117,313 117,313
3,687 68,078 40,074 120,693 234 694 233,460
1,383 44,970 40,027 3,137 234 694 90,445
645 17,126 13 20,897 38,681
737 2,659 15 14,453 17,864
922 3,323 19 42,899 47,163
116,748 496 352 1,873 119,469 113,991
71,176 287 352 1,835 73,650 16,795
10,722 49 8 10,779 27,902
16,084 74 7 16,165 1,699
18,766 86 19 18,871 28,292
4 4 39,303
-
-
-
-
-
-
31,005 31,005 (31,005) 82,986
2,392 2,392 (2,392) 14,403
6,167 6,167 (6,167) 21,735
2,918 2,918 (2,918) (1,219)
9,528 9,528 (9,528) 18,764
10,000 10,000 (10,000) 29,303
3 3 117,310
39,307 39,307 -
49
Tanggung Jawab Laporan Keuangan Tanggung jawab laporan keuangan tahun 2012 merupakan tanggung jawab Manajemen PT. Bank Dinar Indonesia, dan telah mendapat persetujuan Dewan Komisaris dengan membubuhkan tanda tangan sbb. :
Direksi, PT. BANK DINAR INDONESIA
Direksi, PT. BANK DINAR INDONESIA Hendra Lie Joyo Direktur Utama Dir. Operasional
Idham Aziz Direktur Bisnis
Dewan Komisaris, PT. BANK DINAR INDONESIA
Syaiful Amir Komisaris Utama
Haryono Waskito Wkl. Komisaris Utama
50
Ringkasan Riwayat Hidup Pengurus dan Pejabat Eksekutif Bank
DRS. Syaiful Amir, Ak Komisaris Utama Lahir di Padang pada tanggal 22 Mei 1939. Memperoleh gelar sarjana dan Master di bidang Ekonomi Akuntansi di Universitas Indonesia. Mengawali karirnya sebagai karyawan di PT. Pupuk Sriwidjaya (PUSRI) Persero (1973-1982), kemudian menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Komersial pada PT. Pupuk Kujang (Persero) (1982-1990). Selanjutnya menjabat sebagai Direktur Keuangan pada PT. Pupuk Sriwidjaya (PUSRI) Persero (19901995), Direktur Utama PT. Pupuk Kalimantan Timur Tbk (1995-2001), Direktur Utama PT. Daya Citra Mulia (2002-2010), Komisaris PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk (2003-2006), Direktur Utama PT. Panca Amara Utama (2007-2008), Komisaris Utama PT. Al-Ijarah Indonesia Finance (2008-2012) dan sejak November 2012 sebagai Komisaris Utama PT. Bank Dinar Indonesia hingga saat ini. Sepanjang perjalanan karir telah beberapa kali melakukan negosiasi dengan pihak luar negeri seperti negosiasi Loan dengan IBRD, Saudi Fund, dan Asia Development Bank serta KFW Germany. Sejak tahun 1974 telah aktif berpartisipasi dalam berbagai pendidikan, dan symposium baik yang diselenggarakan di Luar Negeri maupun di Dalam Negeri. Dari 12 pendidikan yang diikuti 5 diantaranya di Luar Negeri antara lain adalah Accounting TFC di Jepang, kemudian pada tahun 1977 mengikuti Management Institute Of Philippines di Filiphina, tahun 1979 mengikuti pendidikan Risk Management di Florida USA, tahun 1982 mengikuti pendidikan Senior Executive Program di Paris France dan terakhir tahun 2005 mendapatkan Sertifikat dari Badan Sertifikat Manajemen Resiko di Singapore. H. Haryono Waskito Wakil Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Tangerang tahun 1943, menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum tahun 1971. Memulai karirnya di Bank Indonesia pada tahun 1968 pada Bagian Ekonomi Umum/Urusan Ekonomi dan Statistik (URES). Selama karirnya di Bank Indonesia, berbagai jabatan dan kedudukan telah dijalaninya dan terakhir menjabat sebagai Pengawas Bank di UPwB1 tahun 1999. Direktur Kepatuhan PT. Bank Prasidha Utama Mei 2000-Oktober 2000. Sejak akhir tahun 2000 bergabung dengan PT. Bank Dinar Indonesia dan saat ini menjadi Wakil Komisaris Utama. Hendra Lie Direktur Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Bangka tahun 1966, meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta tahun 1991. Memulai karir diperbankan sejak tahun 1989 sebagai Analis Kredit pada Bank Windu Kentjana. Pada akhir tahun 1990 s/d 1999 bergabung ke Bank Asia Pasific (Aspac) dengan posisi terakhir sebagai Branch Manager. Tahun 2000-2009 bergabung ke Bank Danpac sebagai Branch Manager, ikut proses merger menjadi Bank Century, serta Re-branding menjadi Bank Mutiara. Tahun 200951
2011 menjabat sebagai Head Of Regional Bank Mutiara, jabatan terakhir pada Bank Mutiara sebagai Division Head Net Work Development. Bergabung di PT. Bank Dinar sesuai hasil RUPSLB tertanggal 23 Mei 2012 dan memperoleh persetujuan (Fit and Proper Test) dari Bank Indonesia tanggal 04 September 2012 dengan jabatan sebagai Direktur Utama. Idham Aziz Direktur Bisnis Warga Negara Indonesia, lahir di Palembang tahun 1956 , menyelesaikan pendidikan Master Of Arts In Economic tahun 1991 , memulai karir di Bank BNI dari tahun 1980 -2009 dengan posisi awal analis kredit sampai terakhir sebagai Vice Presiden di bank yang sama. Kemudian pada tahun 2010- 2012 meniti karir sebagai konsultan diberbagai perusahaan. Terakhir pada bulan Mei 2012 hingga sekarang bergabung dengan PT. Bank Dinar Indonesia sebagai Direktur Bisnis Bank Dinar Indonesia. Joyo Direktur Operasional Warga Negara Indonesia lahir di Lumajang tahun 1963, menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen dari Universitas Jember tahun 1990. Mengikuti berbagai seminar, lokakarya, pendidikan di bidang perbankan dan non perbankan. Tahun 1991 bekerja pada lembaga pendidikan luar sekolah sebagai pimpinan sampai tahun 1993. Karir perbankan di mulai tahun 1994 dengan menjadi karyawan pada PT. Bank Prasidha Utama di Bagian Akunting sampai tahun 1996, selanjutnya sampai tahun 2000 di Satuan Kerja Audit Intern. Tahun 2001 bergabung dengan PT. Bank Dinar Indonesia sebagai Kepala Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dan tahun 2002 diangkat sebagai Direktur Kepatuhan dan sejak September 2007 diangkat sebagai Direktur Operasional.
Petrus T Sudarsono General Manager Lahir di Kudus tahun 1967, pendidikan Sarjana Teknik Sipil di Universitas Tarumanegara, memulai karir diperbankan pada Bank Arta Prima Oktober 1992- Agustus 1994 sebagai Account Officer dan September 1994-Desember 1994 sebagai Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Cabang Pembantu . Januari 1995 Maret 1997, Marketing Head PT.Nagabe Internusa Multi Finance, Januari 2000- September 2010 General Manager Marketing PT.Danasupra Erapacific Tbk, Januari 2012 s/d sekarang bergabung dengan PT.Bank Dinar Indonesia sebagai General Manager. Angellia Sylvia Lala General Manager Bisnis Lahir di Jakarta tahun 1977, menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Managemen tahun 2007 di Universitas Bunda Mulia. Karir di Perbankan dimulai dari tahun 1996-1999 sebagai Customer Service Bank Bali,Tbk. Tahun 1999-2002 sebagai Marketing Funding Bank Bali, Tbk. Tahun 2002-2003 sebagai Relationship Officer Private Banking Bank Permata, Tbk. Tahun 2003-2004 sebagai Pimpinan Cabang Pembantu Pintu Kecil Bank CIC, Tbk. Tahun 52
2004-2008 sebagai Pimpinan Cabang Pasar Baru PT. Bank Century, Tbk. Tahun 2008-2010 sebagai Pimpinan Cabang Mangga Dua PT. Bank Mutiara, Tbk. Tahun 2010-2011 sebagai Kepala Kantor Wilayah II, Jkt PT. Bank Mutiara Tbk. Tahun 2012 s/d sekarang bergabung dengan PT. Bank Dinar Indonesia sebagai General Manager Bisnis. Suharjanto Jusuf Kepala Bagian Umum dan Personalia Lahir di Jakarta, tahun 1954, pendikan DIII Akuntansi dari Akademi Akuntansi Jayabaya tahun 1980. Mengikuti berbagai seminar dan pelatihan di bidang perbankan. Memulai karir di perbankan sejak tahun 1982 di Bank Natin (Bank Continental) dengan posisi terakhir sebagai Pimpinan Cabang Pembantu. Sejak tahun 1993 bergabung dengan Bank Dinar Indonesia sebagai Pimpinan Cabang Pembantu, Kepala SKAI dan terakhir sebagai Kepala Bagian Umum dan Personalia sampai sekarang. Juliana Widyanti Marketing Manager Lahir di Semarang tahun 1966, pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi Manajemen di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Memulai karir di perbankan sejak tahun 1993 di PT. Bank Liman International sebagai Account Officer. Tahun 1996 ditempatkan di Treasury Departmen, tahun 2005 menjabat sebagai Team Leader Marketing. Sejak tahun 2007 hingga saat ini menjabat sebagai Marketing Manager. Noni Treasury Lahir di Palembang tahun 1971, pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi Manajemen di Universitas Trisakti. Memulai karir di perbankan sejak tahun 1991 di PT. Bank Dinar Indonesia sebagai Teller. Tahun 1998 sebagai Custumer Service. Tahun 2005 ditempatkan di Treasury Departmen. Sejak Juli 2011 sampai dengan bulan Agustus 2012 menjabat sebagai Ketua Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), sejak tahun 2012 hingga saat ini menjabat sebagai Treasury.
Sri Himawati Ketua Satuan Kerja Kepatuhan dan UKPN Lahir di Yogjakarta tahun 1968, pendidikan terakhir S2 Sumber Daya Manusia dari IPWIJA. Memulai karir sejak tahun 1993 di Kantor Pengacara, dan bergabung dengan PT. Bank Dinar Indonesia sejak tahun 1995 sebagai Customer Service, tahun 1996 dibagian Legal Officer, tahun 2003 sebagai staff Audit. Sejak tahun 2008 hingga saat ini menjabat sebagai Ketua Satuan Kerja Kepatuhan dan Kepala Unit Kerja Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
53
Aji Sapto Perbowo Duma. Ketua Satuan Kerja Manajemen Risiko Lahir di Yogyakarta tahun 1976, menyelesaikan pendidikan Bachelor of Business Administration jurusan International Business Management di Assumption University of Thailand di Bangkok dan Sarjana Ilmu Politik Program International pada Universitas Terbuka. Memulai karir di beberapa Financial Institutions & International Trading Companies, dan pada tahun 2005 berkarir di PT. Bank Yudha Bhakti. Kemudian pada tahun 2007 bergabung di PT. Bank Century, Tbk sebagai Senior Account Officer, sejak 2009 ditempatkan sebagai Senior Officer Risk Management Division dan terakhir menjabat sebagai Head of Risk Assessment PT. Bank Mutiara, Tbk. Sejak Agustus 2012 bergabung di PT. Bank Dinar Indonesia sebagai Ketua Satuan Kerja Manajemen Risiko
54
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen PT BANK DINAR INDONESIA 31 Desember 2012 dan 2011 Serta 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 dan Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011
2
Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen PT BANK DINAR INDONESIA 31 Desember 2012 dan 2011 Serta 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 dan Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011
PT BANK DINAR INDONESIA LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
DAFTAR ISI
Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan
Laporan Posisi Keuangan
1
Laporan Laba Rugi Komprehensif
2
Laporan Perubahan Ekuitas
3
Laporan Arus Kas
4
Catatan atas Laporan Keuangan
5 - 64
PT BANK DINAR INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2012, 31 DESEMBER 2011 DAN 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan ASET KAS Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan - Pihak berelasi - Pihak ketiga Aset tetap Aset pajak tangguhan Aset lain-lain JUMLAH ASET LIABILITAS Liabilitas segera Simpanan nasabah - Pihak berelasi - Pihak ketiga Simpanan dari bank lain - Pihak berelasi - Pihak ketiga Hutang pajak Pendapatan diterima dimuka Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi Manfaat karyawan Liabilitas Lain – lain Jumlah Liabilitas
2c, 2f, 3 4 2g, 5
31 Desember 2011*)
8.398.389.141 21.001.834.547 75.615.949
3.686.740.936 13.292.597.145 72.971.720
3.094.448.761 10.507.773.910 70.728.543
206.989.555.598
79.585.005.623
79.252.480.322
14.984.610.150
14.799.843.711
19.453.590.906
241.594.274.725 5.790.043.453 918.507.594
119.524.808.191 4.787.116.239 806.839.358
180.651.511 127.260.639.073 5.291.184.407 231.050.994
24.045.251.563
14.882.872.219
10.080.503.953
523.798.082.719
251.438.795.142
255.423.052.380
2.224.406.583
821.110.745
962.332.991
3.000.002.970 236.320.172.363
2.366.177.035 114.381.702.049
964.868.232 136.445.157.587
4.241.433 60.624.476.115 1.085.605.952 810.771.036
3.508.216 492.979.246 1.768.412.141 670.119.634
2.689.315 1.029.417.677 304.860.547 1.460.296.245
-
-
285.978.839
3.674.030.375 44.400.000 307.788.106.827
3.227.357.434 44.250.000 123.775.616.500
924.203.975 45.050.000 142.424.855.408
125.000.000.000
25.000.000.000
25.000.000.000
-
16.500.000.000
16.500.000.000
25.000.000.000 66.009.975.892 216.009.975.892
71.498.196.972 14.664.981.670 127.663.178.642
60.884.650.648 10.613.546.324 112.998.196.972
523.798.082.719
251.438.795.142
255.423.052.380
2h, 6 2e, 7 2j, 8 2d
2k, 9 2t, 10 2l, 2m, 11
2o, 12 2n, 13, 27
2n, 14, 27
2t, 15 16
2w, 17, 28 2u, 18, 29 19
EKUITAS Modal saham - nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham 2s, 20 Modal dasar - 200.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor 125.000.000 saham Dana setoran modal Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaanya Jumlah Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010*)
31 Desember 2012
*) Disajikan kembali dan direklasifikasi, lihat Catatan 33 dan 34`
1
PT BANK DINAR INDONESIA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Beban bunga
31 Desember 2012
31 Desember 2011*)
2p, 21
24.981.374.485
24.439.699.118
2p, 22
(8.190.377.052)
(7.932.579.008)
16.790.997.433
16.507.120.110
Pendapatan bunga bersih PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Provisi dan komisi Pendapatan pembentukan cadangan kerugian
-
3.166.400
606.431.028
454.799.137
367.888.723
336.515.128
974.319.751
794.480.665
23
(8.067.826.981)
(7.664.805.309)
24
(4.743.687.419)
(3.715.692.041)
(12.811.514.400)
(11.380.497.350)
4.953.802.784
5.921.103.425
817.920.000
789.804.000
341.999.994
84.643.750
-
2.489.136.035
25
Lainnya Jumlah pendapatan operasional lainnya BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Tenaga kerja dan tunjangan Administrasi dan umum Jumlah beban operasional lainnya PENDAPATAN OPERASIONAL BERSIH PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL Penghasilan sewa Keuntungan (kerugian) penjualan AYDA Bunga antar kantor Penghasilan (beban) lainnya PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL – BERSIH
(61.516.036)
(2.509.496.064)
1.098.403.958
854.087.721
LABA KOMPREHENSIF SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
6.052.206.742
6.775.191.146
(1.317.077.728)
(1.883.721.707)
111.668.236
575.788.364
4.846.797.250
5.467.257.803
Beban Pajak kini
26
Penghasilan (beban) Pajak Tangguhan LABA KOMPREHENSIF BERSIH *) Disajikan kembali dan direklasifikasi, lihat Catatan 33 dan 34`
2
PT BANK DINAR INDONESIA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Modal Saham
Dana setoran modal
Rp
Rp
Saldo per 31 Desember 2009 Penambahan dana setoran modal Koreksi saldo laba Laba komprehensif bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2010*)
25.000.000.000 25.000.000.000
Penyisihan untuk cadangan Koreksi saldo laba Laba komprehensif bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2011*) Penambahan dana setoran modal Reklasifikasi Kesetoran Modal Reklasifikasi Saldo laba Sesuai RUPS Laba komprehensif bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2012
Saldo Laba Telah ditentukan Belum ditentukan penggunaannya penggunaannya Rp Rp
Jumlah Rp
16.500.000.000 16.500.000.000
60.884.650.648 60.884.650.648
7.726.032.851 225.000.000 2.662.513.473 10.613.546.324
93.610.683.499 16.500.000.000 225.000.000 2.662.513.473 112.998.196.972
25.000.000.000
16.500.000.000
10.613.546.324 71.498.196.972
(10.613.546.324) 9.197.723.867 5.467.257.803 14.664.981.670
9.197.723.867 5.467.257.803 127.663.178.642
83.500.000.000 16.500.000.000 125.000.000.000
(16.500.000.000) -
(46.498.196.972) 25.000.000.000
46.498.196.972 4.846.797.250 66.009.975.892
83.500.000.000 4.846.797.250 216.009.975.892
*) Disajikan kembali dan direklasifikasi, lihat Catatan 33 dan 34`
3
PT BANK DINAR INDONESIA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan ARUS KAS DIPEROLEH DARI KEGIATAN OPERASI Laba Sebelum Pajak Koreksi Penyusutan Aset Tetap Koreksi atas cadangan kerugian aset produktif
2e, 2g, 2h, 5, 6, 8
Koreksi atas bunga diterima dimuka Koreksi atas pelepasan aset tetap Koreksi saldo laba Beban Pajak Penghasilan Badan Arus Kas Operasi Sebelum Perubahan Modal Kerja PERUBAHAN MODAL KERJA Efek-efek Pinjaman Yang Diberikan Aset Pajak Tangguhan Aset Lain-lain Liabilitas segera Simpanan nasabah Simpanan dari Bank Lain Hutang Pajak Pendapatan Diterima Dimuka Manfaat karyawan Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi Kewajiban Lain-lain
2i, 7
31 Desember 2012
6.052.206.742 784.641.816
6.775.191.146 625.474.140
(610.981.003)
(442.324.438)
(184.766.439) 1.676.040 (1.205.409.492)
(346.252.805) 28 9.197.723.867 (1.307.933.343)
4.837.367.663
14.501.878.595
(121.863.772.594) (111.668.236) (9.162.379.344) 1.403.295.838 122.572.296.249 60.132.230.086 (682.806.189) 140.651.402 446.672.941 150.000
5.000.000.000,00 8.026.304.188 (575.788.364) (4.802.368.266) (141.222.246) (20.662.146.735) (535.619.530) 1.463.551.594 (790.176.611) 2.303.153.459 (285.978.839) (800.000)
57.712.037.816
3.500.787.245
(1.789.245.069)
(121.406.000)
(1.789.245.069)
(121.406.000)
83.500.000.000
-
83.500.000.000
-
139.422.792.747
3.379.381.245
97.053.046.889
93.673.665.644
236.475.839.636
97.053.046.889
8.398.389.141 21.001.834.547 75.615.949 207.000.000.000
3.686.740.936 13.292.597.145 73.708.808 80.000.000.000
236.475.839.637
97.053.046.889
2i, 7 2j, 8 2t, 10 2l, 11 2o, 12 2n, 13 2n, 14 2t, 15 16 2u, 18 2x, 17 19
Kas Bersih Yang Diperoleh Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DIPEROLEH DARI INVESTASI Perolehan Aset Tetap Kas Bersih Yang Diperoleh Dari Aktivitas Investasi ARUS KAS DIPEROLEH DARI PENDANAAN Dana Setoran Modal Kas Bersih Yang Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada bank indonesia dan bank lain Jumlah *) Disajikan kembali dan direklasifikasi, lihat Catatan 33 dan 34`
4
31 Desember 2011*)
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM PT Bank Dinar Indonesia ((Bank) d/h Bank Liman International) berkedudukan di Jakarta didirikan berdasarkan akta Nomor 99 tanggal 15 Agustus 1990 dari James Herman Rahardjo, SH, Notaris di Jakarta dengan nama PT Bank Liman International. Akta pendirian tersebut telah berubah dengan akta Notaris No. 56 tanggal 17 September 2008 dari James Herman Rahardjo, SH notaris di Jakarta, tentang penyesuaian anggaran dasar PT Bank Liman International terhadap UndangUndang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan perubahan anggaran dasar tersebut telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam surat keputusan no. AHU-89275.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 24 Nopember 2008. Pergantian nama PT Bank Liman International menjadi PT Bank Dinar Indonesia berdasarkan akta notaris nomor 27 tanggal 23 Mei 2012 dari notaris Dewi Kusumawati, SH mengenai Penerbitan Saham Dalam Protepel guna penambahan modal disetor Bank, Perubahan Susunan pengurus Direksi dan Komisaris Bank, serta Pengajuan dan Persetujuan nama Bank yang baru. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-33753.AH.01.02 tahun 2012 tanggal 20 Juni 2012 dan dicatat dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.10-24622 dan No. AHU-AH.01.10-24621 tanggal 5 Juli 2012. Pergantian nama tersebut telah disetujui berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 14/75/KEP.GBI/2012, tanggal 25 Oktober 2012. Bank telah merubah modal dasar berdasarkan akta notaris nomor 22 tanggal 9 Februari 2012 dari Notaris Hizmelia, SH mengenai perubahan modal dasar dari Rp50.000.000.000 menjadi Rp200.000.000.000, dan telah mendapat persertujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-07717.AH.01.02 tahun 2012 tanggal 14 Februari 2012. Anggaran dasar bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta notaris nomor 27 tanggal 23 Mei 2012 dari notaris Dewi Kusumawati, SH mengenai peningkatan modal disetor menjadi Rp125.000.000.000 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 20 Juni 2012. Sesuai dengan Anggaran Dasar Bank, maksud dan tujuan Bank adalah berusaha dalam bidang usaha bank umum dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha perbankan antara lain seperti: Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, serifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Memberikan kredit, baik untuk jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Menerbitkan surat pengakuan hutang. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. Kantor Pusat Bank berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No. 12 Jakarta 10120. Bank saat ini memiliki 1 (satu) kantor cabang, 1 (satu) kantor cabang pembantu dan 1 (satu) kantor kas. Izin usaha Bank dikeluarkan oleh Menteri 1098/KMK.013/1991 tanggal 9 November 1991.
5
Keuangan
Republik
Indonesia
nomor
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (Lanjutan) Susunan pengurus Bank pada tanggal 31 Desember 2012 berdasarkan akta notaris Dewi Kusumawati, SH, tanggal 24 September 2012 dan 31 Desember 2011 berdasarkan akta notaris James Herman Rahadjo SH, tanggal 17 September 2008 adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Direktur Utama Direktur Bisnis Direktur Operasional Direktur Kepatuhan
31 Desember 2012 Syaiful Amir Haryono Waskito Hendra Lie Idham Aziz Joyo -
31 Desember 2011 Haryono Waskito Magdalena Devijanti Pandojo Hendry Sutanto Joyo Fransisca Purnamasari
Susunan Komite Audit PT Bank Dinar Indonesia pada tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.013/SK/DIR/VI/2008 tanggal 30 Juni 2008 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota
31 Desember 2012 Haryono Waskito Nugroho Sulistio Waluyo Yahya
31 Desember 2011 Haryono Waskito Nugroho Sulistio Waluyo Yahya
Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 masing-masing sebanyak 93 orang dan 52 orang serta 59 orang. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan keuangan telah disajikan berdasarkan nilai historis, kecuali disebutkan lain dan disusun dengan dasar akrual. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk keperluan laporan arus kas, yang termasuk kas dan setara kas terdiri dari Kas, Giro pada Bank Indonesia dan Giro pada Bank lain, Penempatan pada Bank Indonesian dan Bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu 9 (sembilan) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Standar Akuntansi yang relevan untuk entitas ini adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”. PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”. PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”. PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”.
6
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan (Lanjutan) Laporan keuangan disajikan sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut. Dasar penyusunan laporan keuangan adalah dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas. Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas” disusun dengan menggunakan metode tidak langsung dengan mengelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp), kecuali jumlah lain yang dinyatakan secara khusus. b. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada Bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain, efek-efek, pinjaman yang diberikan dan aset lain-lain. Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari Bank lain dan lembaga keuangan lainnya dan liabilitas lain-lain. Efektif sejak 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010),”Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No.60,” Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK No.50 (Revisi 2010), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit dalam aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas, pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No.55 (Revisi 2011) menetapkan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item-item non-keuangan. PSAK ini memberikan definisi dan karakteristik derivatif, kategori-kategori dari masing-masing instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi atas masing-masing instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerjanya, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi Bank selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana Bank mengelola risiko tersebut. Dampak penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 2z.
7
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (i) Klasifikasi Bank mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok yang diperdagangkan; Pinjaman yang diberikan dan piutang; Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo; Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; Liabilitas keuangan lain. Kelompok aset dan liabilitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset dan liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: Yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual segera dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual; atau Dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas kredit yang diberikan dan piutang, yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo terdiri dari aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Investasi yang dimiliki untuk periode yang tidak dapat ditentukan tidak dikategorikan dalam klasifikasi ini.
8
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditentukan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai salah satu dari kategori aset keuangan lain. Setelah pengukuran awal, investasi tersedia untuk dijual diukur menggunakan nilai wajar dengan laba atau rugi yang diakui sebagai bagian dari ekuitas sampai dengan investasi dihentikan pengakuannya atau sampai investasi dinyatakan mengalami penurunan nilai dimana akumulasi laba atau rugi sebelumnya dilaporkan dalam laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi komprehensif. Hasil efektif dan (bila dapat diaplikasikan) hasil dari nilai tukar dinyatakan kembali untuk investasi tersedia dijual dan dilaporkan pada laporan laba rugi komprehensif. Liabilitas keuangan lainnya merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk dijual atau ditentukan sebagai nilai wajar melalui laba rugi saat pengakuan liabilitas. (ii) Pengakuan awal a. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal penyelesaian. b. Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya. Bank pada pengakuan awal dapat menetapkan aset keuangan tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut: Penetapan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch) yang dapat timbul; atau Aset keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonya dikelola dan dilaporkan kepada manajemen kunci berdasarkan nilai wajar; atau Aset keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan. Opsi nilai wajar digunakan untuk kredit yang diberikan dan piutang tertentu yang dilindung nilai menggunakan credit derivatives atau swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jika tidak, kredit yang diberikan akan dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif akan diukur menggunakan nilai wajar melalui laba rugi. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang merupakan bagian dari portofolio yang dikelola dengan basis nilai wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk structured investment termasuk derivatif melekat.
9
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (iii) Pengukuran setelah pengakuan awal Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diukur pada nilai wajarnya. Pinjaman yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. (iv) Penghentian pengakuan a. Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika: Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (passthrough arrangement); dan antara (a) Bank telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Bank tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer kendali atas aset. Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah memasuki pass-through arrangement dan tidak mentransfer serta tidak mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau tidak mentransfer kendali atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank yang berkelanjutan atas aset tersebut. Penghapusbukuan pinjaman yang diberikan dilakukan ketika tidak terdapat lagi prospek yang realistis mengenai pengembalian pinjaman atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Pinjaman yang tidak dapat dilunasi tersebut dihapusbukukan dengan mendebit cadangan kerugian penurunan nilai. b. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan yang secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu liabilitas yang ada yang secara substansial telah diubah, maka pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru dan perbedaan nilai tercatat masing-masing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
10
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (v) Pengakuan pendapatan dan beban a. Pendapatan dan beban bunga, untuk aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan suku bunga efektif. b. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari item moneter, dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai dari aset keuangan tersebut. Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau terjadi penurunan nilai, maka keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklas pada laporan laba rugi komprehensif. (vi) Reklasifikasi aset keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut: a) Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; b) Terjadi setelah bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau c) Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali bank, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh bank. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.
11
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (vii) Saling hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai neto-nya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. (viii) Pengukuran biaya diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya dan dikurangi penurunan nilai. (ix) Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan, di antara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran, termasuk didalamnya adalah nilai pasar dari Interdealer Market Association (IDMA) atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price) dari Bloomberg atau Reuters pada tanggal pengukuran. Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service atau regulatory agency) dan merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar. Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Bank menggunakan credit risk spread sendiri di dalam menentukan nilai wajar dari liabilitas derivatif dan liabilitas lainnya yang telah ditetapkan menggunakan opsi nilai wajar. Ketika terjadi kenaikan di dalam credit spread, Bank mengakui keuntungan atas liabilitas tersebut sebagai akibat penurunan nilai tercatat liabilitas. Ketika terjadi penurunan di dalam credit spread, entitas mengakui kerugian atas liabilitas tersebut sebagai akibat kenaikan nilai tercatat liabilitas. Untuk instrumen yang lebih kompleks, Bank menggunakan model penilaian internal, yang pada umumnya berdasarkan teknik dan metode penilaian yang diakui sebagai standar industri. Model penilaian terutama digunakan untuk menilai kontrak derivatif yang ditransaksikan melalui pasar, over the counter, unlisted debt securities (termasuk surat utang dengan derivatif melekat) dan instrumen utang lainnya yang pasarnya tidak aktif. Beberapa input dari model ini tidak berasal dari data yang dapat diobservasi di pasar yang dengan demikian merupakan hasil estimasi berdasarkan asumsi tertentu. 12
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efekefek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset neto efek-efek tersebut. Hasil dari suatu teknik penilaian merupakan suatu estimasi atau perkiraan dari suatu nilai yang tidak dapat ditentukan dengan pasti dan teknik penilaian yang digunakan mungkin tidak dapat menggambarkan seluruh faktor yang relevan atas posisi yang dimiliki Bank. Dengan demikian, penilaian disesuaikan dengan faktor tambahan seperti model risk, risiko likuiditas dan risiko kredit counterparty. Berdasarkan kebijakan teknik penilaian nilai wajar, pengendalian dan prosedur yang diterapkan, manajemen Bank berkeyakinan bahwa penyesuaian atas penilaian tersebut di atas diperlukan dan dianggap tepat untuk menyajikan secara wajar nilai dari instrumen keuangan yang diukur berdasarkan nilai wajar dalam laporan posisi keuangan. Data harga dan parameter yang digunakan didalam prosedur pengukuran pada umumnya telah di-review dan disesuaikan jika diperlukan, khususnya untuk perkembangan atas pasar terkini. Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak dapat ditentukan dengan handal, instrumen tersebut dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai wajar atas kredit yang diberikan dan piutang, serta liabilitas kepada Bank dan nasabah ditentukan menggunakan nilai berdasarkan arus kas kontraktual, dengan mempertimbangkan kualitas kredit, likuiditas dan biaya. Nilai wajar dari liabilitas kontinjensi dan fasilitas kredit yang tidak dapat dibatalkan dibukukan sesuai dengan nilai tercatatnya. Aset keuangan (long position) diukur dengan menggunakan harga penawaran, liabilitas keuangan (short position) diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian tersebut terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka atau neto (net open position), mana yang lebih sesuai. c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Perusahaan menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang Rupiah. Transaksi- transaksi dalam mata uang asing yang terjadi di sepanjang tahun dicatat dengan nilai kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs konversi yang digunakan pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dicatat dalam laba rugi tahun berjalan.
13
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (Lanjutan) Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut: Jenis Mata Uang 1 USD 1 SGD
31 Desember 2012
31 Desember 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010
Rp9.670 Rp7.907
Rp9.068 Rp6.974
Rp8.978 Rp6.941
d. Transaksi Dengan Pihak – Pihak Berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank Dinar Indonesia menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan . Penerapan PSAK yang direvisi tersebut memberikan pengaruh terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan Bank. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Bank jika: 1) langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Bank; (ii) memiliki kepentingan dalam Bank yang memberikan pengaruh signifikan atas Bank; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Bank; 2) suatu pihak yang berelasi dengan Bank; 3) suatu pihak adalah ventura bersama di mana Bank sebagai venturer; 4) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Bank atau induk; 5) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4); 6) suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5); dan 7) suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Bank atau entitas yang terkait dengan Bank. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dengan pihak yang berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan. e. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai.
14
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan (Lanjutan) Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Kriteria yang digunakan oleh entitas untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: a. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; b. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; c. Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; d. Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; e. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau. f. Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: 1) memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan 2) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 (tiga) dan 12 (dua belas) bulan, untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih lama. Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai; 2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan. Berdasarkan kriteria di atas, bank melakukan penilaian secara individual untuk: (a) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan Macet; atau (b) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah yang direstrukturisasi. 15
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan (Lanjutan) Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai; 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; 3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan. Berdasarkan kriteria di atas, penilaian secara kolektif dilakukan untuk: (a) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus serta tidak direstrukturisasi; atau (b) Pinjaman dalam segmen pasar usaha kecil dan konsumen. Sebelum 1 Januari 2012 dalam menentukan penurunan nilai secara kolektif, Bank menerapkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, “Perubahan atas Surat Edaran No. 11/4/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI)” untuk kredit yang tidak mempunyai data dan informasi kerugian historis yang memadai. Kredit yang mempunyai data dan informasi kerugian historis yang dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik Indonesia, maka perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai dilakukan dengan menghitung tingkat kerugian secara keseluruhan yang meliputi tingkat kerugian aktual ditambah dengan penyesuaian oleh bank berdasarkan survei yang dilakukan secara periodik kepada pihak eksternal maupun internal bank. Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 (SE-BI) tersebut, bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai kredit secara kolektif dengan mengacu pada pembentukan cadangan umum dan cadangan khusus sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aktiva bank umum. Berdasarkan SE-BI tersebut, ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan tanggal 31 Desember 2011. Cadangan kolektif untuk kredit yang dikelompokkan sebagai dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai dilakukan berdasarkan nilai tercatat (biaya perolehan amortisasi). Mulai 1 Januari 2012, perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara kolektif dikelompokkan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang sama dengan mempertimbangkan segmentasi kredit berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu (probability of default). Bank menggunakan metode migration analysis yang merupakan suatu metode analisis statistik, untuk menilai cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan secara kolektif. Bank menggunakan data historis 3 tahun dalam menghitung probability of default (PD) dan loss of given default (LGD).
16
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan (Lanjutan) Bank menggunakan fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut: 1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan; 2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan perjanjian legal atas pengikatan agunan. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika kredit yang diberikan atau efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi, perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan dicatat pada akun penyisihan kerugian penurunan nilai sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas dibawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi dengan nilai pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui pembalikan atas penurunan nilai sebelumnya pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun berjalan.
17
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan (Lanjutan) Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif. Jika persyaratan kredit yang diberikan, piutang atau efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah. Jika pada suatu periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun berjalan. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga. f. Kas Kas meliputi kas kecil dan kas besar. g. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain Giro pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar saldo giro setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kolektibilitas masing-masing saldo giro pada bank lain. h. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain adalah penanaman dana pada Bank Indonesia berupa Deposit Facility, dan Term Deposit, sedangkan penempatan dana pada bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk penempatan pada pasar uang (inter-bank call money) dan deposito berjangka. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan masing-masing sebagai kredit yang diberikan dan piutang.
18
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain (Lanjutan) Penempatan pada bank lain disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kolektibilitas masing-masing saldo penempatan pada bank lain. i. Efek-efek Efek-efek terdiri dari surat berharga pasar uang (termasuk Sertifikat Bank Indonesia), sertifikat deposito yang dapat diperdagangkan dan obligasi, termasuk Obligasi Pemerintah. Efek-efek diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat perolehan, yaitu sebagai berikut: 1. Efek yang tujuan investasinya untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity) disajikan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Bila terjadi penurunan nilai wajar di bawah biaya perolehan (termasuk amortisasi premi dan diskonto) yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek individual harus diturunkan sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. 2. Efek yang tujuan investasinya untuk tersedia untuk dijual (available-for-sale) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya dicatat sebagai komponen ekuitas dan tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian sampai laba atau rugi tersebut direalisasi. 3. Efek yang tujuan investasinya untuk diperdagangkan (trading) adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi efek yang termasuk dalam kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari kenaikan atau penurunan tersebut diakui dalam laba rugi tahun yang bersangkutan. Cadangan kerugian dan penurunan nilai pasar disajikan sebagai pengurang terhadap efek-efek. Efek yang dimiliki bank berupa Sertifikat Bank Indonesia yang disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi bunga diterima dimuka. j. Pinjaman yang Diberikan Pinjaman yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bunga. Pinjaman yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.
19
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) j. Pinjaman yang Diberikan (Lanjutan) Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman yang diberikan dinyatakan berdasarkan saldo pinjaman yang diberikan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas dari pinjaman yang diberikan. Sejak 1 Januari 2010, pada saat pengukuran awal, pinjaman yang diberikan diukur pada nilai wajar atau nilai wajar ditambah biaya dan pendapatan transaksi. Untuk pinjaman yang direstrukturisasi, dalam pokok pinjaman termasuk bunga dan biaya lain yang dialihkan menjadi pokok pinjaman. Bunga yang dialihkan tersebut diakui sebagai penghasilan bunga yang ditangguhkan. Pinjaman yang diberikan dengan perjanjian sindikasi ataupun penerusan pinjaman diakui sebesar porsi pinjaman yang risikonya ditanggung oleh Perusahaan. Pinjaman diklasifikasikan sebagai non performing pada saat pokok pinjaman telah lewat jatuh tempo dan/atau pada saat manajemen berpendapat bahwa penerimaan atas pokok pinjaman atau bunga pinjaman tersebut mulai kurang lancar. Penghasilan bunga pinjaman yang telah diklasifikasikan sebagai non performing tidak diperhitungkan dan akan diakui sebagai penghasilan pada saat diterima dan dicatat dalam rekening administratif. k. Aset Tetap Mulai tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” dan ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”. Penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2011) tidak memberikan dampak yang besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan Bank. ISAK 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun “Beban Ditangguhkan, Neto” pada laporan posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang, mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomis tanah. Sesuai dengan ketentuan transisi ISAK 25 tersebut, biaya perolehan pertama kali hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP yang diakui sebagai bagian dari akun “Beban Ditangguhkan, Neto” pada laporan posisi keuangan sebelum tanggal 1 Januari 2012 direklasifikasi ke akun “Aset Tetap - Tanah” dan amortisasinya dihentikan pada tanggal 1 Januari 2012.
20
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) k. Aset Tetap (Lanjutan) Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap berupa bangunan disusutkan dengan metode garis lurus dan aset tetap lainnya disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun sesuai dengan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yaitu sebagai berikut : -
Bangunan Aset golongan I Aset golongan II
20 Tahun 4 Tahun 8 Tahun
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan berdasarkan nilai tercatat dan disajikan dalam akun aset lain-lain. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada saat terjadinya pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dikapitalisasi. Aset tetap yang tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan. l. Agunan Yang Diambil Alih & Properti Terbengkalai Sesuai dengan Surat Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif dan transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi), namun manajemen Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. -
Agunan Yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih (AYDA) sehubungan dengan penyelesaian pinjaman yang diberikan dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi. Sebelum tahun 2010 nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual agunan yang diambil alih tersebut, pada tahun 2010 nilai AYDA dinyatakan sebesar baki debet pinjaman yang diberikan pada saat diambil alih. Laba atau rugi yang terjadi akibat realisasi penjualan agunan yang diambil alih dilaporkan sebagai keuntungan/kerugian pada saat penjualan terjadi. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya.
- Properti Terbengkalai Properti terbengkalai merupakan aset tetap yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha perbankan yang lazim sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 dan Surat Edaran No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005. Properti terbengkalai yang dimiliki bank terdiri dari tanah dan bangunan. 21
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) m. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. n. Simpanan Nasabah dan Simpanan dari Bank Lain Simpanan nasabah merupakan kewajiban kepada nasabah dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka. Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemilik giro. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan syarat tertentu yang disepakati pada saat pembukaan rekening tabungan. Penarikan atas tabungan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau instrumen sejenis, tetapi menggunakan formulir penarikan tersendiri yang hanya berlaku di bank yang bersangkutan. Tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemilik tabungan. Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo sesuai dengan jangka waktu yang disepakati dengan nasabah pada saat penempatannya, dimana nasabah akan dikenakan penalti apabila melakukan penarikan sebelum tanggal jatuh temponya. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal kewajiban kepada pemilik deposito berjangka. Simpanan dari bank lain merupakan kewajiban kepada bank lain dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka. Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar jumlah kewajiban kepada bank lain tersebut. o. Liabilitas Segera Liabilitas segera merupakan liabilitas Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Liabilitas segera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan dihitung berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. p. Pengakuan Penghasilan dan Beban Bunga Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui berdasarkan konsep akrual. Penghasilan bunga atas pinjaman yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai non-performing diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima. Penghasilan bunga yang diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan pada saat pinjaman diklasifikasikan nonperforming. Penghasilan bunga atas aset non-performing yang belum diterima dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui sebagai penghasilan pada saat diterima tunai. Pinjaman yang diberikan dan aset produktif lainnya (tidak termasuk efek-efek) diklasifikasikan sebagai non-performing jika telah masuk dalam klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. 22
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) p. Pengakuan Penghasilan dan Beban Bunga (Lanjutan) Sedangkan, efek-efek diklasifikasikan sebagai non-performing jika penerbit efek tidak dapat memenuhi pembayaran bunga dan atau pokok. Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan pinjaman diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok pinjaman. Kelebihan penerimaan dari pokok pinjaman diakui sebagai penghasilan bunga. Penghasilan bunga yang ditangguhkan dari pinjaman yang direstrukturisasi diakui sebagai penghasilan secara proporsional pada saat diterima pembayaran angsuran pokok. q. Pengakuan Penghasilan dan Beban Provisi dan Komisi Sejak diberlakukannya PSAK 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian pinjaman diakui sebagai bagian atau pengurang dari biaya perolehan pinjaman dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif. Sebelum tanggal 1 Januari 2010 provisi dan komisi yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan pemberian pinjaman dan terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai penghasilan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis selama jangka waktunya. Jika pinjaman dimaksud dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo penghasilan atau beban provisi dan komisi yang ditangguhkan diakui pada saat pinjaman dilunasi. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemberian pinjaman dan jangka waktu, diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat terjadinya transaksi. r. Restrukturisasi Pinjaman Bermasalah Dalam restrukturisasi pinjaman bermasalah dengan modifikasi persyaratan pinjaman yang tidak mengakibatkan penerimaan aset (termasuk penerimaan saham dari debitur), dampak restrukturisasi tersebut dicatat secara prospektif dan tidak mengubah nilai pinjaman pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan baru pinjaman, maka saldo pinjaman dikurangi ke jumlah nilai tunai tersebut dan pengurangan tersebut diakui sebagai kerugian hasil restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas berdasarkan persyaratan pinjaman yang telah direstrukturisasi, baik untuk bunga maupun pokok pinjaman, dicatat sebagai pengembalian pokok pinjaman dan penghasilan bunga sesuai proporsinya. s. Laba Perlembar Saham Mulai tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), ”Laba Per Saham”. Penerapan PSAK ini tidak menimbulkan perubahan yang besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Laba per lembar saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tahun yang bersangkutan. 23
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) s. Laba Perlembar Saham (Lanjutan) Laba per lembar saham dilusian dihitung setelah melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dengan asumsi bahwa semua opsi saham dilaksanakan pada saat penerbitan. t. Perpajakan Mulai tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”. Penerapan PSAK No. 46 (Revisi 2010) tidak menimbulkan perubahan yang besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Beban pajak tahun berjalan ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang perbedaan temporer dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal posisi keuangan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila tidak lagi terdapat kemungkinan besar bahwa laba fiskal yang memadai akan tersedia untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang akan berlaku pada tahun saat aset direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku atau yang telah secara substantif telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan untuk dan/atau pembalikan seluruh perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, diakui sebagai “Manfaat (Beban) Pajak Tangguhan” dan termasuk dalam laba atau rugi neto tahun berjalan, kecuali untuk transaksitransaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima atau jika Kelompok Usaha mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan. Beban pajak penghasilan kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
24
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) t. Perpajakan (Lanjutan) Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini. u. Manfaat Karyawan/Imbalan Pasca Kerja Bank memberikan imbalan pasca kerja manfaat pasti untuk karyawan sesuai dengan UndangUndang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 sesuai PSAK 24 (Revisi 2010). Imbalan pasca kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk dengan pendanaan khusus melalui program dana pensiun dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. v. Segmen Operasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Segmen adalah bagian yang dapat dibedakan dari Kelompok Usaha yang terlibat baik dalam menyediakan produk tertentu (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan segmen lainnya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen mencakup item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Bank menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional yaitu Direksi. Bank telah mengidentifikasi dan mengungkapkan informasi keuangan berdasarkan segmen geografis. Segmen geografis meliputi penyediaan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain. Segmen geografis Bank adalah Jakarta dan Surabaya.
25
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) w. Penggunaan Pertimbangan dan Estimasi dan Akuntansi yang Signifikan Penyusunan laporan keuangan Bank mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Pertimbangan Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Bank yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan sebagai berikut: Usaha yang berkelanjutan Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen Bank tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Manajemen Bank menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) telah dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Bank seperti diungkapkan pada Catatan 2b. Nilai wajar atas instrumen keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Surat berharga dengan klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo membutuhkan judgement yang signifikan. Dalam membuat judgement ini, Bank mengevaluasi intensi dan kemampuan untuk memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo, maka jika Bank gagal untuk memiliki investasi ini hingga jatuh tempo selain dalam kondisi-kondisi tertentu sebagai contoh, menjual dalam jumlah yang tidak signifikan saat mendekati jatuh tempo, Bank harus mereklasifikasi seluruh portofolio tersebut menjadi surat berharga yang tersedia untuk dijual. Surat berharga yang tersedia untuk dijual tersebut akan diukur pada nilai wajar dan bukan menggunakan biaya yang diamortisasi.
26
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) w. Penggunaan Pertimbangan dan Estimasi dan Akuntansi yang Signifikan (Lanjutan) Aset keuangan yang tidak memiliki harga pasar Manajemen Bank mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, antara lain, apakah nilai tersebut dikutip atau tidak di pasar aktif. Termasuk dalam evaluasi pada apakah aset keuangan yang dikutip di pasar aktif adalah penentuan apakah harga pasar dapat segera dan secara teratur tersedia, dan apakah mereka mewakili harga aktual dan teratur terjadi transaksi pasar secara arm’s length. Kontinjensi Manajemen Bank sedang terlibat dalam proses hukum. Perkiraan biaya kemungkinan bagi penyelesaian klaim telah dikembangkan melalui konsultasi dengan bantuan konsultan hukum Bank didasarkan pada analisis hasil yang potensial. Manajemen Bank tidak berkeyakinan bahwa hasil dari hal ini akan mempengaruhi hasil usaha. Besar kemungkinan, hasil operasi di masa depan dapat secara material terpengaruh oleh perubahan dalam estimasi atau efektivitas dari strategi yang terkait dengan hal tersebut. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko untuk dapat menyebabkan penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya seperti yang diungkapkan di bawah ini. Bank mendasarkan asumsi dan estimasi yang digunakan pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan interim disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah akibat perubahan pasar atau situasi yang timbul di luar kendali Bank. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi yang digunakan pada saat terjadinya. Cadangan kerugian penurunan nilai dari kredit Manajemen Bank menelaah portofolio kredit dan pembiayaan/piutang setiap tahun untuk menilai penurunan nilai dengan memperbarui cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk selama periode yang diperlukan berdasarkan analisis berkelanjutan dan pemantauan terhadap rekening individual oleh petugas kredit. Dalam menentukan apakah penurunan nilai harus dibentuk dalam laporan laba rugi komprehensif, Bank membuat penilaian, apakah terdapat data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa terdapat penurunan yang dapat diukur dalam laporan perkiraan arus kas masa depan dari portofolio pinjaman sebelum penurunan tersebut dapat diidentifikasi secara individual dalam portofolio tersebut. Bukti seperti ini dapat termasuk data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan yang merugikan pada status pembayaran kelompok peminjam, atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok. Bank menggunakan perkiraan dalam menentukan jumlah dan waktu dari arus kas masa depan ketika menentukan tingkat cadangan kerugian yang diperlukan. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi mengenai sejumlah faktor dan hasil aktual yang dapat berbeda, yang mengakibatkan perubahan terhadap jumlah cadangan kerugian di masa yang akan datang.
27
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) w. Penggunaan Pertimbangan dan Estimasi dan Akuntansi yang Signifikan (Lanjutan) Umur ekonomis dari aset tetap Manajemen Bank memperkirakan masa manfaat aset tetap berdasarkan periode dimana aset diharapkan akan tersedia untuk digunakan. Masa manfaat ekonomis aset tetap ditinjau secara berkala dan diperbarui jika memiliki ekspektasi yang berbeda dari perkiraan sebelumnya, karena kerusakan secara fisik dan teknis, atau keusangan secara komersial dan legal atau batasan lainnya atas penggunaan aset tersebut. Selain hal tersebut, estimasi masa manfaat dari aset tetap didasarkan pada penilaian secara kolektif dengan menggunakan praktik industri, teknik evaluasi internal dan pengalaman dengan aset serupa, tetapi ada kemungkinan bahwa hasil masa depan dapat secara material dipengaruhi oleh perubahan estimasi yang disebabkan oleh perubahan faktor-faktor tersebut di atas. Jumlah dan saat pencatatan biaya untuk setiap periode akan dipengaruhi oleh perubahan dari faktor dan keadaan saat pencatatan. Pengurangan dari taksiran masa manfaat dari aset tetap akan meningkatkan beban usaha. Pengakuan aset pajak tangguhan Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh saldo rugi fiskal yang belum digunakan dalam hal terdapat kemungkinan bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia untuk dikompensasi terhadap kerugian yang dapat digunakan. Pertimbangan manajemen yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan saat dan jumlah penghasilan kena pajak di masa mendatang seiring dengan strategi perencanaan pajak. Bank menelaah aset pajak tangguhan pada setiap tanggal laporan posisi keuangan dan mengurangi jumlah tercatat dalam hal tidak adanya lagi kemungkinan bahwa penghasilan kena pajak yang cukup akan tersedia untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. x. Cadangan Kerugian Aset Non Produktif serta Estimasi Kerugian Komitmen Kontinjensi
dan
Suatu aset mengalami penurunan nilai jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai yang dapat dipulihkan. Nilai tercatat dari aset non-keuangan, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah setiap periode, untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai, maka Bank akan melakukan estimasi jumlah nilai yang dapat dipulihkan. Aset non-keuangan adalah aset bank selain aset keuangan yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense accounts. PSAK No. 48 mengenai “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan manajemen Bank untuk menelaah nilai aset untuk setiap penurunan dan penghapusan ke nilai wajar jika keadaan menunjukkan bahwa nilai tercatat tidak bisa diperoleh kembali. Di lain pihak, pemulihan kerugian penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi komprehensif periode berjalan.
28
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) x. Cadangan Kerugian Kontijensi (Lanjutan)
Aset Non Produktif serta Estimasi Kerugian Komitmen dan
Sejak 20 Januari 2006, sesuai dengan Peraturan BI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005, bank-bank juga wajib melakukan cadangan kerugian khusus terhadap aset non-produktif seperti agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense accounts. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian atas aset non produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi. Namun, Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Bank telah melakukan beberapa penyesuaian dengan menjurnal balik cadangan kerugian untuk aset nonproduktif dan estimasi kerugian dan komitmen dan kontijensi dan membebankan ke laporan laba rugi komprehensif tahun-tahun sebelumnya. Sebelum SE-BI tersebut dikeluarkan, Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/516/DPNP/IDPnP tanggal 21 September 2010. Nilai tercatat aset ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Setiap rugi penurunan atau pemulihan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan. Perubahan metode penentuan cadangan kerugian penurunan nilai diatas merupakan perubahan kebijakan akuntansi yang seharusnya diterapkan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali laba rugi tahun-tahun sebelumnya. Namun, karena dampak dari perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak material terhadap laporan laba rugi komprehensif Bank dan pada tahuntahun sebelumnya, maka tidak dilakukan penyajian kembali dan dampak perubahan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun 2011. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesai nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 bank tidak diwajibkan lagi membentuk penyisihan penghapusan aset non produktif dan penyisihan penghapusan aset untuk transaksi rekening administratif yang berdampak terhadap penyesuaian atas saldo laba, namun bank tetap wajib menghitung penyisihan penghapusan aset non produktif dan penyisihan penghapusan aset untuk transaksi rekening administratif dalam administrasi bank sesuai ketentuan yang berlaku yang akan menjadi faktor pengurang modal dalam perhitungan KPMM.
29
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) y. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan Bank juga menerapkan standar akuntansi revisi pada tanggal 1 Januari 2012, yang dianggap relevan dengan laporan keuangan Bank tetapi tidak memiliki dampak yang signifikan, kecuali untuk pengungkapan terkait: a) PSAK No. 16 (2011), “Aset Tetap”, mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan dan rugi penurunan nilainya. b) PSAK No. 18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”, mengatur akuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya untuk semua peserta sebagai suatu kelompok. Pernyataan ini melengkapi PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. c) PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”, mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan. d) PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”, menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada periode pelaporan sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas sama. e) ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”, memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. f) ISAK No. 20, “Pajak penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”, membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya.
30
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) z. Dampak Penerapan Awal PSAK 50 dan PSAK 55 Bank Dinar Indonesia menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010 secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut. Penerapan standar yang baru ini tidak mempunyai dampak perubahan yang material terhadap laporan keuangan sehingga tidak diperlukan restatement atas laporan keuangan sebelumnya kecuali diperlukan adanya reklasifikasi akun agar dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun 2011. 3. K A S Saldo kas per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp8.398.389.141, Rp3.686.740.936 dan Rp3.094.448.761 dengan rincian sebagai berikut :
- Kas Besar - Kas Kecil - Kas Valas Jumlah
31 Desember 2012
31 Desember 2011
Rp 8.387.397.500 5.200.000 5.791.641 8.398.389.141
Rp 3.676.621.750 5.000.000 5.119.186 3.686.740.936
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 3.084.354.300 5.000.000 5.094.461 3.094.448.761
4. GIRO PADA BANK INDONESIA Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 Giro Wajib Minimum (GWM) Bank untuk mata uang Rupiah masing-masing adalah Rp21.001.834.547, Rp13.292.597.145 dan Rp10.507.773.910. Saldo ini telah memenuhi giro wajib minimum yang harus disediakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Giro pada Bank Indonesia telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Febuari 2011 mengenai giro wajib minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar 8% dari dana pihak ketiga. Rasio GWM pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang “Perubahan atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang GWM Bank Umum Pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing”.
31
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. GIRO PADA BANK LAIN Saldo Giro pada Bank Lain per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp 75.615.949, Rp72.971.720 dan Rp70.728.543 dengan rincian sebagai berikut :
Bank Jasa Jakarta - Rupiah Cadangan Kerugian Jumlah Giro Pada Bank Lain
31 Desember 2012
31 Desember 2011
Rp 75.615.949 -
Rp 73.708.808 (737.088)
75.615.949
72.971.720
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 71.442.973 (714.430) 70.728.543
Kolektibilitas Giro pada Bank Lain tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 dikelompokkan lancar. Mutasi cadangan kerugian Giro pada Bank lain adalah sebagai berikut: 1 Januari 2011/ 31 Desember 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 Rp Rp Rp Saldo awal tahun 737.088 714.430 692.307 Cadangan (pemulihan) tahun Berjalan (737.088) 22.658 22.123 Saldo akhir tahun
-
737.088
714.430
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian Giro pada Bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya Giro pada Bank lain. 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN Saldo Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp 206.989.555.598 dan Rp 79.585.005.623 serta Rp79.252.480.322 dengan perincian sebagai berikut : 31 Desember 2012 Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Lain Jumlah
Rp 36.989.555.598 170.000.000.000 206.989.555.598
32
31 Desember 2011 Rp 39.985.005.623 39.600.000.000 79.585.005.623
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 5.497.480.322 73.755.000.000 79.252.480.322
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (Lanjutan) Saldo Penempatan pada Bank Indonesia per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp 36.989.555.598 dan Rp 39.985.005.623 serta Rp5.497.480.322 dengan perincian sebagai berikut :
Penempatan pada Bank Indonesia - Deposito Facility - Time Deposit Jumlah Bunga diterima dimuka : - Deposito Facility - Time Deposit Jumlah
31 Desember 2012
31 Desember 2011
Rp
Rp
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp
20.000.000.000 17.000.000.000
40.000.000.000 -
5.500.000.000 -
37.000.000.000
40.000.000.000
5.500.000.000
(4.441.977) (6.002.425)
(14.994.377) -
(2.519.678) -
36.989.555.598
39.985.005.623
5.497.480.322
Saldo Penempatan pada Bank Lain per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 masing- masing sebesar Rp170.000.000.000, Rp39.600.000.000 dan Rp73.755.000.000 dengan perincian sebagai berikut:
Jenis penempatan - Call Money Bank Pundi - Deposito Bank Of India - Deposito Bank Prima Master - Deposito Bank Prima Master - Deposito Bank Prima Master - Deposito Bank Arthos - Deposito Bank Arthos - Deposito Bank Arthos - Deposito Bank Harda - Deposito Bank Fama Jumlah - Cadangan Kerugian Penempatan pada Bank Lain – Bersih
Jenis penempatan - Call Money Bank Mega - Deposito Bank Kesejahteraan Ekonomi Jumlah - Cadangan Kerugian Penempatan pada Bank Lain – Bersih 33
Jangka Waktu Hari 7 31 31 31 31 31 31 6 7 5
31 Desember 2012 Tingkat bunga rata-rata % 4,40% 7,50% 7,50% 7,50% 7,75% 7,50% 7,50% 7,50% 7,00% 5,50%
Jangka Waktu Hari 31 32
31 Desember 2011 Tingkat bunga rata-rata % 4,80% 7,00%
Pihak Ketiga Rp 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 5.000.000.000 15.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 170.000.000.000 170.000.000.000 Pihak Ketiga Rp 20.000.000.000 20.000.000.000 40.000.000.000 (400.000.000) 39.600.000.000
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (Lanjutan) 1 Januari 2011/31 Desember 2010 Jangka Tingkat bunga Pihak Waktu rata-rata Ketiga Hari % Rp
Jenis penempatan Call Money : - Call Money Bank Jabar Banten - Call Money Bank Mega - Call Money Bank Bukopin Deposito : - Deposito Bank Kesejahteraan Ekonomi - Deposito Bank Kesejahteraan Ekonomi - Deposito Bank Fama Internasional - Deposito Bank Fama Internasional
8 7 4
6,15% 6,15% 6,00%
15.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 40.000.000.000
31 hari 31 hari 33 hari 31 hari
9,00% 9,00% 7,25% 7,25%
5.000.000.000 12.500.000.000 10.000.000.000 7.000.000.000 34.500.000.000 74.500.000.000 (745.000.000) 73.755.000.000
Jumlah - Cadangan Kerugian Penempatan pada Bank Lain – Bersih Mutasi cadangan kerugian Penempatan pada Bank lain adalah sebagai berikut : 31 Desember 2012
- Saldo awal tahun - Cadangan (pemulihan) tahun berjalan
31 Desember 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010
Rp
Rp (400.000.000) 400.000.000
Rp (745.000.000) 345.000.000
(745.000.000)
-
(400.000.000)
(745.000.000)
Jumlah
Rincian penempatan pada bank lain yang dihapusbuku adalah sebagai berikut:
Saldo awal tahun- Penempatan Pada Bank Lain - Penghapusbukuan tahun berjalan - Penerimaan kembali pinjaman hapus buku - Pinjaman yang dihapus tagih Saldo akhir tahun
31 Desember 2012
31 Desember 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010
Rp
Rp
Rp
628.000.000 -
628.000.000 -
628.000.000 -
-
-
-
628.000.000
628.000.000
628.000.000
34
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK Saldo efek-efek per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 masingmasing sebesar Rp14.984.610.150, Rp14.799.843.711 dan Rp 19.453.590.906 merupakan penanaman dana bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia yaitu: 31 Desember 2012
31 Desember 2011
Rp 15.000.000.000 (15.389.850)
Rp 15.000.000.000 (200.156.289)
14.984.610.150
14.799.843.711
- Sertifikat Bank Indonesia - Bunga diterima dimuka Jumlah
1 Januari 2011/ 31Desember 2010 Rp 20.000.000.000 (546.409.094) 19.453.590.906
8. PINJAMAN YANG DIBERIKAN Saldo pinjaman yang diberikan per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 masing- masing sebesar Rp241.594.274.725, Rp119.524.808.191 dan Rp127.441.290.584 dengan rincian sebagai berikut: 31 Desember 2012 - Pihak Ketiga Cadangan Kerugian Sub Jumlah - Pihak Berelasi Cadangan Kerugian Sub Jumlah Jumlah
31 Desember 2011
Rp 242.557.180.647 (962.905.922) 241.594.274.725 241.594.274.725
Rp 120.693.408.053 (1.168.599.862) 119.524.808.191 119.524.808.191
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 128.537.235.967 (1.276.596.894) 127.260.639.073 182.476.274 (1.824.763) 180.651.511 127.441.290.584
a. Jenis Pinjaman 31 Desember 2012
31 Desember 2011
Rp
Rp
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp
Pihak Ketiga Modal Kerja Investasi Konsumsi Karyawan Jumlah Cadangan kerugian
176.880.952.290 44.949.585.150 20.726.643.207 242.557.180.647 (962.905.922)
96.065.518.711 10.863.500.864 12.746.164.978 1.018.223.500 120.693.408.053 (1.168.599.862)
95.699.413.319 22.759.690.269 8.956.431.379 1.121.701.000 128.537.235.967 (1.276.596.894)
Jumlah Pinjaman - Bersih
241.594.274.725
119.524.808.191
127.260.639.073
35
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 31 Desember 2012
31 Desember 2011
Rp
Rp
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp
Pihak Berelasi Modal Kerja Investasi Konsumsi Karyawan Jumlah Cadangan kerugian
-
-
182.476.274 182.476.274 (1.824.763)
Jumlah Pinjaman - Bersih
-
-
180.651.511
Tingkat bunga komersial pada tahun 2012 berkisar antara 7% s/d 15,5% dan pada tahun 2011 berkisar antara 8% s/d 15%. b. Jangka Waktu Jangka waktu pinjaman diklasifikasikan berdasarkan periode pinjaman sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian pinjaman dan waktu yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya adalah : 31 Desember 2012 Pihak berelasi Pihak Ketiga Jumlah Rp Rp Rp 124.503.396.217 < 1 tahun 124.503.396.217 1 < 2 tahun 2 < 5 tahun > 5 tahun Jumlah Cadangan kerugian
-
1.377.615.963 64.088.712.421 52.587.456.046 242.557.180.647 (962.905.922)
1.377.615.963 64.088.712.421 52.587.456.046 242.557.180.647 (962.905.922)
Jumlah Pinjaman – Bersih
-
241.594.274.725
241.594.274.725
< 1 tahun 1 < 2 tahun 2 < 5 tahun > 5 tahun Jumlah Cadangan kerugian
-
31 Desember 2011 Pihak Ketiga Rp 84.509.357.746 236.443.350 8.085.135.334 27.862.471.623 120.693.408.053 (1.168.599.862)
Jumlah Rp 84.509.357.746 236.443.350 8.085.135.334 27.862.471.623 120.693.408.053 (1.168.599.862)
Jumlah Pinjaman – Bersih
-
119.524.808.191
119.524.808.191
Pihak berelasi Rp
36
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (Lanjutan) b. Jangka Waktu
-
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Pihak Ketiga Rp 86.363.777.268 1.415.527.972 14.591.114.706
Jumlah Rp 86.363.777.268 1.415.527.972 14.591.114.706
182.476.274
26.166.816.021
26.349.292.295
182.476.274
128.537.235.967
128.719.712.241
(1.824.763)
(1.276.596.894)
(1.278.421.657)
180.651.511
127.260.639.073
127.441.290.584
Pihak berelasi Rp < 1 tahun 1 < 2 tahun 2 < 5 tahun >
5 tahun
Jumlah Cadangan kerugian Jumlah Pinjaman – Bersih
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah :
< 1 tahun 1 < 2 tahun 2 < 5 tahun > 5 tahun Jumlah Cadangan kerugian
-
31 Desember 2012 Pihak Ketiga Rp 125.335.210.951 1.877.069.416 63.803.477.953 51.541.422.327 242.557.180.647 (962.905.922)
Jumlah Pinjaman – Bersih
-
241.594.274.725
Pihak berelasi Rp
< 1 tahun 1 < 2 tahun 2 < 5 tahun > 5 tahun Jumlah Cadangan kerugian
-
31 Desember 2011 Pihak Ketiga Rp 85.589.425.567 1.460.415.265 9.198.636.074 24.444.931.147 120.693.408.053 (1.168.599.862)
Jumlah Pinjaman – Bersih
-
119.524.808.191
Pihak berelasi Rp
37
Jumlah Rp 125.335.210.951 1.877.069.416 63.803.477.953 51.541.422.327 242.557.180.647 (962.905.922) 241.594.274.725
Jumlah Rp 85.589.425.567 1.460.415.265 9.198.636.074 24.444.931.147 120.693.408.053 (1.168.599.862) 119.524.808.191
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
182.476.274 182.476.274 (1.824.763)
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Pihak Ketiga Rp 88.526.611.185 3.441.010.683 14.167.334.365 22.402.279.734 128.537.235.967 (1.276.596.894)
Jumlah Rp 88.526.611.185 3.441.010.683 14.349.810.639 22.402.279.734 128.719.712.241 (1.278.421.657)
180.651.511
127.260.639.073
127.441.290.584
Pihak berelasi Rp < 1 tahun 1 < 2 tahun 2 < 5 tahun > 5 tahun Jumlah Cadangan kerugian Jumlah Pinjaman – Bersih
c. Pinjaman dijamin dengan benda bergerak dan/atau tidak bergerak dengan pengikatan secara hak tanggungan atau akta pemberian hak tanggungan dan surat kuasa memasang hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual atau jaminan lain umumnya yang diterima oleh Bank. d. Berikut ini adalah saldo pinjaman yang diberikan per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 berdasarkan kolektibilitas menurut ketentuan Bank Indonesia yaitu sebagai berikut : Dalam jutaan rupiah 1 Januari 2011/ 31 31 Desember 2012 31 Desember 2011 Desember 2010 Lancar Dalam perhatian khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah Cadangan kerugian Jumlah pinjaman bersih
Rp 234.384 3.737 3.950 486 242.557 (963)
% 96,63 1,54 1,63 0,20 100
241.594
Rp 116.859 206 3.093 535 120.693 (1.169) 119.524
% 96,82 0,17 2,56 0,45 100
Rp 127.842 268 44 565 128.719 (1.278)
% 99,32 0,21 0,03 0,44 100
127.441
e. Pada tanggal per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 tidak terdapat pelanggaran terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). f. Manajemen risiko yang dijalankan oleh Bank antara lain dengan cara sebagai berikut : 1) Menerapkan prinsip diversifikasi sektor usaha/industri yang dibiayai dan menentukan dari waktu ke waktu sektor usaha/industri yang perlu dihindari. 2) Dalam upaya menerapkan Good Corporate Governance dan sistem pemberian kredit yang sehat (Prudent), sebelum pemberian suatu kredit, maka petugas Bank wajib untuk melakukan kunjungan usaha dan wawancara dengan pengambil keputusan (key person) dari perusahaan/calon debitur yang akan dibiayai, dan mengharuskan adanya informasi keuangan yang memadai. 38
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 3) Melakukan pemantauan atas perusahaan/calon debitur yang dibiayai dan secara periodik melakukan kunjungan usaha guna memperoleh informasi secara dini kesulitan yang mungkin dihadapi debitur, sehingga dapat diantisipasi langkah-langkah awal dan tepat dalam menyelamatkan posisi Bank. g. Mutasi penyisihan kerugian pinjaman adalah sebagai berikut : 31 Desember 2012
31 Desember 2011
Rp 1.168.599.862 (205.693.940)
Rp 1.278.421.657 (109.821.795)
962.905.922
1.168.599.862
Saldo awal bulan Penghapusan pinjaman tahun berjalan Penerimaan pinjaman hapus buku Pemulihan/pengurangan tahun berjalan Jumlah
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 802.237.668 476.093.989 1.278.421.657
Jumlah CKPN diatas terdiri dari: 31 Desember 2012 Rp Cadangan kerugian penurunan nilai : Individual Kolektif
(95,315,520) (867,590,402)
Jumlah
(962.905.922)
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian kredit adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit. h. Rincian pinjaman yang dihapusbuku adalah sebagai berikut : 31 Desember 2012
Saldo awal tahun - Pinjaman Yang Dihapus Buku - Penghapusbukuan tahun berjalan - Penerimaan kembali pinjaman hapus buku Saldo akhir tahun
31 Desember 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010
Rp
Rp 4.383.088.124 -
Rp 4.383.088.124 -
6.053.619.280 (1.670.531.156) -
4.383.088.124
4.383.088.124
4.383.088.124
39
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. ASET TETAP Nilai buku aset tetap per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp5.790.043.453, Rp4.787.116.239 dan Rp5.291.184.407 dengan rincian sebagai berikut 1 Januari
Perubahan selama tahun berjalan
2012 Rp Biaya perolehan Tanah Bangunan Aset Golongan I Aset Golongan II
Penambahan Rp
31 Desember
Pengurangan Rp
2012 Rp
3.427.000.000 5.689.999.750 1.918.322.774 2.735.371.556
678.915.071 1.110.329.998
843.092.199
3.427.000.000 5.689.999.750 2.597.237.845 3.002.609.355
13.770.694.080
1.789.245.069
843.092.199
14.716.846.950
Akumulasi Penyusutan Bangunan Aset Golongan I Aset Golongan II
4.969.333.275 1.763.590.363 2.250.654.203
312.999.950 196.755.085 274.886.780
841.416.159
5.282.333.225 1.960.345.448 1.684.124.824
Jumlah
8.983.577.841
784.641.815
841.416.159
8.926.803.497
Nilai Buku
4.787.116.239
Jumlah
1 Januari 2011 Rp Biaya perolehan Tanah Bangunan Aset Golongan I Aset Golongan II
-
5.790.043.453
Perubahan selama tahun berjalan Penambahan Rp
Pengurangan Rp
31 Desember 2011 Rp
3.427.000.000 5.689.999.750 1.992.079.418 2.735.371.556
121.406.000 -
195.162.644 -
3.427.000.000 5.689.999.750 1.918.322.774 2.735.371.556
13.844.450.724
121.406.000
195.162.644
13.770.694.080
4.656.333.325 1.826.293.624 2.070.639.368
312.999.950 132.459.355 180.014.835
195.162.616 -
4.969.333.275 1.763.590.363 2.250.654.203
Jumlah
8.553.266.317
625.474.140
195.162.616
8.983.577.841
Nilai Buku
5.291.184.407
Jumlah Akumulasi Penyusutan Bangunan Aset Golongan I Aset Golongan II
4.787.116.239
40
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. ASET TETAP (Lanjutan) 1 Januari 2010 Rp Biaya perolehan Tanah Bangunan Aset Golongan I Aset Golongan II
Perubahan selama tahun berjalan Penambahan Rp
Pengurangan Rp
31 Desember 2010 Rp
3.127.000.000 5.800.000.000 1.842.229.418 2.729.521.553
300.000.000 189.999.750 149.850.000 5.850.003
300.000.000 -
3.427.000.000 5.689.999.750 1.992.079.418 2.735.371.556
13.498.750.971
645.699.753
300.000.000
13.844.450.724
4.600.000.000 1.674.658.730 1.786.435.034
281.333.325 151.634.894 284.204.334
225.000.000 -
4.656.333.325 1.826.293.624 2.070.639.368
Jumlah
8.061.093.764
717.172.553
225.000.000
8.553.266.317
Nilai Buku
5.437.657.207
Jumlah Akumulasi Penyusutan Bangunan Aset Golongan I Aset Golongan II
5.291.184.407
Tanah dan bangunan yang dimiliki oleh bank digunakan sebagai kantor pusat dan kantor cabang masing-masing terletak di Jl. Ir . H. Juanda No. 12 Jakarta dan di Jl. Slompretan No. 3-5 Surabaya. Sedangkan untuk kantor kas di Roxy Square dan kantor cabang pembantu di Candranaya di Jembatan Besi, bank menyewa kepada pihak ketiga. Akumulasi penyusutan pada 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp8.926.803.497, Rp8.983.577.841 dan Rp8.553.266.317 serta beban penyusutan pada 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 adalah masingmasing Rp784.641.815, Rp625.474.140 dan Rp717.172.553. Bank telah mengasuransikan aset tetapnya dengan nilai yang memadai dan manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Jumlah pertanggungan asuransi pada tahun 2012 sebesar Rp1.936.500.000. 10. ASET PAJAK TANGGUHAN Saldo aset pajak tangguhan per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 terdapat saldo aset pajak tangguhan sebesar Rp918.507.594 dan Rp806.839.358 serta 231.050.994 dengan rincian sebagai berikut : 1 Januari 2011/ 31Desember 2010
31 Desember 2012
31 Desember 2011*)
Saldo awal Dibebankan ke laba rugi
Rp 806.839.358 111.668.236
Rp 231.050.994 575.788.364
267.635.081 (36.584.087)
Jumlah
918.507.594
806.839.358
231.050.994
*) Disajikan kembali, lihat catatan 34 41
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET LAIN-LAIN Saldo aset lain-lain per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 masingmasing sebesar Rp24.045.251.563, Rp14.882.872.219 dan Rp10.080.503.953 dengan rincian sebagai berikut :
- Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) - Tagihan Kliring - Piutang Bunga - Biaya Dibayar Dimuka - Uang Muka SKPKB PPN - Persediaan buku, barang cetakan dan materai - Properti terbengkalai - Pembukaan Cabang Baru - Selisih Kas - Lainnya Jumlah
31 Desember 2012
31 Desember 2011
Rp
Rp
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp
18.254.149.236 965.208.860 1.115.818.491 68.083.346 13.046.568
13.781.893.806 233.724.989 151.423.473 361.944.534 -
8.648.625.028 306.269.980 248.117.494 281.409.689 513.778.845
118.444.167 263.120.000 909.945.000 625.000 2.336.810.895 24.045.251.563
90.765.417 263.120.000 14.882.872.219
82.302.917 10.080.503.953
a. Agunan Yang Diambil Alih Merupakan agunan atau jaminan yang diberikan debitur yang diambil oleh bank untuk melunasi kreditnya berupa pokok, bunga dan biaya lainnya yang dibebankan kepada debitur, baik melalui pengadilan (litigasi) dan secara damai (non litigasi). 31 Desember 2012
31 Desember 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010
Rp
- Agunan Yang Diambil Alih - Cadangan kerugian
Rp 18.254.149.236 -
Rp 13.781.893.806 -
17.297.250.056 (8.648.625.028)
Jumlah
18.254.149.236
13.781.893.806
8.648.625.028
Agunan yang diambil alih oleh bank pada tahun 2012 dan 2011 tersisa 7 orang debitur dengan dokumen berupa 24 buah sertifikat hak milik dan 33 buah sertifikat hak guna bangunan sementara pada tahun 2010, 8 orang debitur dengan dokumen berupa 25 buah sertifikat hak milik dan 33 buah sertifikat hak guna bangunan. b. Persediaan alat tulis dan cetakan merupakan persediaan cek, Bilyet Giro, materai tempel, materai, perangko dan alat tulis lainnya.
42
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET LAIN-LAIN (Lanjutan) c. Properti terbengkalai yang dimiliki oleh bank berupa tanah kavling di Pandeglang dengan perincian sebagai berikut:
- Properti Terbengkalai - Tanah Pandeglang - Cadangan kerugian - Tanah Pandeglang Jumlah
31 Desember 2012
31 Desember 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010
Rp
Rp
Rp
263.120.000
263.120.000
263.120.000
-
-
(263.120.000)
263.120.000
263.120.000
-
12. LIABILITAS SEGERA Saldo Liabilitas segera per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011 masing- masing sebesar Rp2.224.406.583, Rp821.110.745 dan Rp962.332.991 dengan rincian sebagai berikut : 31 Desember 2012
31 Desember 2011
- Bunga masih harus dibayar - Provisi dan komisi diterima dimuka - Penghasilan ditangguhkan - Lain-lain
Rp 827.698.942 231.470.000 1.165.237.641
Rp 436.334.925 168.049.222 216.726.598
Jumlah
2.224.406.583
821.110.745
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 514.173.598 714 112.145.195 336.013.484 962.332.991
a. Bunga yang masih harus dibayar
Rp 605.601.657 115.750.173 68.639.539 37.707.573
Rp 204.082.250 124.426.968 106.579.132 1.246.575
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 301.973.960 130.129.656 82.069.982 -
827.698.942
436.334.925
514.173.598
31 Desember 2012 - Deposito berjangka - Tabungan - Giro - Penempatan dari bank lain Jumlah
31 Desember 2011
b. Tidak terdapat Provisi dan Komisi Diterima Dimuka per 31 Desember 2012 c. Saldo penghasilan ditangguhkan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 masing- masing sebesar Rp231.470.000, Rp168.049.222 dan Rp112.145.195 merupakan bunga atas pinjaman yang direstrukturisasi.
43
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. LIABILITAS SEGERA (Lanjutan) d. Lain-lain
- KL Deposito - Saldo Eks rekening koran dan tabungan - Saldo Eks Taman - Jamsostek Karyawan - Biaya Materai - Biaya Notaris - Uang Muka Pembelian AYDA - Titipaan sewa SDB - Titipan Setoran Jaminan - Titipan Asuransi - Lainnya Jumlah
2012 Rp 87.395.265 3.480.771 95.345 10.962.300 1.299.000 1.008.591.960 3.405.000 50.008.000
2011 Rp 20.406.090 7.268.708 6.455.900 1.251.000 156.250.000 3.405.000 1.689.900 20.000.000
2010 Rp 20.304.486 3.576.115 5.918.000 1.317.000 172.086.000 120.000.000 200.000 3.655.000 4.706.000 4.250.883
1.165.237.641
216.726.598
336.013.484
13. SIMPANAN NASABAH Saldo simpanan nasabah per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011 masing-masing sebesar Rp239.320.175.333, Rp116.747.879.084 dan Rp137.410.025.819 dengan rincian sebagai berikut : 31 Desember 2012 Pihak Berelasi Pihak Ketiga Jumlah
- Giro - Tabungan - Deposito Jumlah
Rp 3.000.002.970 236.320.172.363 239.320.175.333
31 Desember 2011 Rp 2.366.177.035 114.381.702.049 116.747.879.084
31 Desember 2012
31 Desember 2011
Rp 19.896.653.754 31.143.492.749 188.280.028.830
Rp 22.566.930.999 31.046.770.672 63.134.177.413
239.320.175.333
116.747.879.084
44
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 964.868.232 136.445.157.587 137.410.025.819
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 29.112.937.723 27.724.465.640 80.572.622.456 137.410.025.819
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. SIMPANAN NASABAH (Lanjutan) a. Giro
- Pihak Berelasi - Pihak Ketiga Jumlah
31 Desember 2012
31 Desember 2011
Rp 282.257.311 19.614.396.443
Rp 278.184.184 22.288.746.815
19.896.653.754
22.566.930.999
31 Desember 2012
31 Desember 2011
Rp 2.587.784.530 28.555.708.219
Rp 1.924.401.937 29.122.368.735
31.143.492.749
31.046.770.672
31 Desember 2012
31 Desember 2011
Rp 129.961.129 188.150.067.701
Rp 163.590.914 62.970.586.499
188.280.028.830
63.134.177.413
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 237.200.439 28.875.737.284 29.112.937.723
b. Tabungan
- Pihak Berelasi - Pihak Ketiga Jumlah
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 443.489.295 27.280.976.345 27.724.465.640
c. Deposito
- Pihak Berelasi - Pihak Ketiga Jumlah
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 284.178.498 80.288.443.958 80.572.622.456
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN Saldo simpanan dari bank lain per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 masing- masing sebesar Rp60.628.717.548, Rp496.487.462, dan Rp1.032.106.992 dengan rincian sebagai berikut: 1 Januari 2011/ 31 Desember 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 Rp Rp Rp - Giro 2.995.404 2.307.404 1.521.149 - Tabungan 375.722.144 244.180.058 630.585.843 - Deposito 250.000.000 250.000.000 400.000.000 - Call Money 60.000.000.000 Jumlah 60.628.717.548 496.487.462 1.032.106.992 31 Desember 2012
- Giro - Tabungan - Deposito - Call Money Jumlah
Pihak Berelasi Rp 2.995.404 1.246.029 4.241.433 45
Pihak ketiga Rp 374.476.115 250.000.000 60.000.000.000 60.624.476.115
Jumlah Rp 2.995.404 375.722.144 250.000.000 60.000.000.000 60.628.717.548
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN (Lanjutan) 31 Desember 2011 Pihak Berelasi Rp 2.307.404 1.200.812 -
- Giro - Tabungan - Deposito Jumlah
Pihak ketiga Rp
3.508.216
242.979.246 250.000.000
Jumlah Rp 2.307.404 244.180.058 250.000.000
492.979.246
496.487.462
1 Januari 2011/31 Desember 2010 Pihak Berelasi Rp 1.521.149 1.168.166 -
- Giro - Tabungan - Deposito Jumlah
Pihak ketiga Rp
2.689.315
629.417.677 400.000.000
Jumlah Rp 1.521.149 630.585.843 400.000.000
1.029.417.677
1.032.106.992
Saldo Call Money per 31 Desember 2012 sebesar Rp60.000.000.000, dengan perincian sebagai berikut: Jangka Waktu Hari
Jenis penempatan - Call Money Bank Kesejahteraan - Call Money Bank Kesejahteraan - Call Money Bank Capital - Call Money Bank Agris Jumlah - Cadangan Kerugian Kewajiban pada Bank Lain - Bersih
7 6 6 7
31 Desember 2012 Tingkat bunga Pihak rata-rata ketiga % Rp 4,25% 30.000.000.000 5,10% 5.000.000.000 7,00% 10.000.000.000 5,00% 15.000.000.000 60.000.000.000 60.000.000.000
15. HUTANG PAJAK Saldo hutang pajak per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 masingmasing sebesar Rp 1.085.605.952, Rp1.768.412.141 dan Rp 304.860.547 dengan rincian sebagai berikut : 1 Januari 2011/ 31 Desember 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 Rp Rp Rp Pasal 21 167.593.000 65.169.000 75.481.500 Pasal 4 (2) 125.357.528 70.062.286 78.760.716 Pasal 23 147.488 478.776 34.694 Pasal 25 125.509.814 45.996.561 Pasal 29 792.507.936 1.507.192.265 104.587.076 Jumlah
1.085.605.952 46
1.768.412.141
304.860.547
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA Saldo pendapatan diterima dimuka per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 masing- masing sebesar Rp810.771.036, Rp670.119.634 dan Rp 1.460.296.245 dengan rincian sebagai berikut:
Rp 12.021.036 798.750.000
Rp 11.949.634 658.170.000
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 12.322.245 1.447.974.000
810.771.036
670.119.634
1.460.296.245
31 Desember 2012 Sewa SDB Sewa Gedung Jumlah
31 Desember 2011
17. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI Kolektibilitas estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dikelompokkan lancar. Mutasi estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi adalah sebagai berikut : 31 Desember 2012
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010
31 Desember 2011
Rp Saldo awal Cadangan (pemulihan) tahun berjalan
-
Rp 285.978.839 (285.978.839)
Saldo Akhir
-
-
Rp 205.463.701 80.515.138 285.978.839
18. MANFAAT KARYAWAN/IMBALAN PASCA KERJA Liabilitas imbalan kerja pada 31 Desember 2012 dan 2011 merupakan hasil perhitungan aktuaria dengan menggunakan metode projected-unit-credit sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh PSAK 24 (revisi 2010) mengenai imbalan kerja. Perhitungan imbalan pasca kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dilakukan oleh aktuaris independen, Padma Radya Aktuaria berdasarkan laporan aktuaris tertanggal 21 Maret 2013 No.685/III/13/PRA-RM dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut: 31 Desember 2012 Metode perhitungan Tingkat kenaikan gaji Tingkat diskonto Tingkat mortalitas Tingkat kecacatan Tingkat pengunduran diri Proporsi pengambilan pensiun normal
31 Desember 2011
Projected-Unit-Credit 5% per tahun 6% per tahun 100% TM13 5% dari tingkat mortalita 1% per tahun s/d usia 30 tahun kemudian menurun 0% usia 55 tahun 100%
47
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. MANFAAT KARYAWAN/IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan) Mutasi kewajiban manfaat karyawan/imbalan pasca kerja per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 sebagai berikut : 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2012
31 Desember 2011*)
Rp 3.227.357.434 1.170.062.841
Rp 924.203.975 2.503.967.534
(723.389.900)
(200.814.075)
(31.635.600)
3.674.030.375
3.227.357.434
924.203.975
Saldo awal - Pencadangan tahun berjalan - Pembayaran Pesangon tahun berjalan Saldo Akhir
955.839.575 -
*) Disajikan kembali, lihat catatan 34
19. LIABILITAS LAIN-LAIN Saldo kewajiban lain-lain per 31 Desember 2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011 masing-masing sebesar Rp44.400.000, Rp44.250.000 dan Rp45.050.000 dengan rincian sebagai berikut :
Jaminan Bank Garansi Jaminan SDB Jumlah
31 Desember 2012
31 Desember 2011
Rp
Rp
44.400.000 44.400.000
250.000 44.000.000 44.250.000
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Rp 250.000 44.800.000 45.050.000
20. MODAL SAHAM Modal dasar bank mengalami perubahan dari sebesar Rp. 50.000.000.000 menjadi Rp. 200.000.000.000 berdasarkan akta notaris Nomor 22 tanggal 9 Februari 2012. Berdasarkan akta notaris nomor 27 tanggal 23 Mei 2012 modal disetor bank ditingkatkan menjadi Rp. 125.000.000.000. Berdasarkan akta notaris nomor 21 tanggal 28 Nopember 2011 yang dibuat dihadapan Hizmelina SH, notaris di Jakarta seluruh saham milik Tuan Hadi Susanto Sidharta dijual kepada Tuan Nio Yantony. Modal disetor Bank per 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 sebesar Rp25.000.000.000. Berdasarkan RUPSLB tanggal 28 Oktober 2010 dan tanggal 27 Desember 2010 para pemegang saham telah melakukan penambahan setoran saham sebesar Rp16.500.000.000 yang masih dibukukan dalam pos Dana Setoran Modal sehingga modal disetor Bank seluruhnya berjumlah Rp41.500.000.000.
48
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. MODAL SAHAM (Lanjutan) Komposisi pemegang saham per 31 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Desember
2012 dan 2011 serta 1 Januari 2011/ (Ribuan Rp)
Komposisi Saham 31 Desember 2012 Sebelum No
Pemegang Saham
1 Nio Yantony 2 Andre Mirza Hartawan 3 Syaiful Amir Ahli Waris Alm Anugerah 4 Liman 5 Hadi Widjaja Sidharta 6 Herry Harsini Widjaja 7 Phebe Liman 8 Anthony Liman 9 Eunice Liman 10 Silas Liman 11 Laura Liman 12 Paulo Liman
Setoran
Saham
%
Setelah
Saham
Saham
%
8,075,000 5,000,000 2,500,000
19,46% 12,05% 6,02%
42,857,657 26,537,250 13,268,624
50,932,657 31,537,250 15,768,624
40,75% 25,23% 12,61%
8,160,000
19,66%
-
8,160,000
6,53%
8,075,000 1,700,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,190,000
19,46% 4,09% 3,28% 3,28% 3,28% 3,28% 3,28% 2,88%
836,469 -
8,075,000 2,536,469 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,190,000
6,46% 2,03% 1,09% 1,09% 1,09% 1,09% 1,09% 0,95%
41,500,000
100%
83,500,000
125,000,000
(Ribuan Rp)
Komposisi Saham 31 Desember 2011 Sebelum No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemegang Saham Ahli Waris Alm Anugerah Liman Hadi Susanto Sidharta Nio Yantony Hadi Widjaja Sidharta Andre Mirza Hartawan Syaiful Amir Herry Harsini Widjaja Phebe Liman Anthony Liman Eunice Liman Silas Liman Laura Liman Paulo Liman
100%
Saham
Setoran %
8,160,000
19,66%
8,075,000
19,46%
8,075,000 5,000,000 2,500,000 1,700,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,190,000
19,46% 12,05% 6,02% 4,10% 3,28% 3,28% 3,28% 3,28% 3,28% 2,87%
41,500,000
100%
49
Setelah
Saham
(8,075,000) 8,075,000
-
Saham
%
8,160,000
19,66%
8,075,000 8,075,000 5,000,000 2,500,000 1,700,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,190,000
0,00% 19,46% 19,46% 12,05% 6,02% 4,09% 3,28% 3,28% 3,28% 3,28% 3,28% 2,86%
41,500,000
100%
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. MODAL SAHAM (Lanjutan) (Ribuan Rp)
Komposisi Saham 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Sebelum No
Pemegang Saham
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ahli Waris Alm Anugerah Liman Hadi Susanto Sidharta Hadi Widjaja Sidharta Andre Mirza Hartawan Syaiful Amir Herry Harsini Widjaja Phebe Liman Anthony Liman Eunice Liman Silas Liman Laura Liman Paulo Liman
Saham
Setoran %
6,000,000 5,937,500 5,937,500 1,250,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 875,000
24,00% 23,75% 23,75% 0,00% 0,00% 5,00% 4,00% 4,00% 4,00% 4,00% 4,00% 3,50%
25,000,000
100,00%
Setelah
Saham
Saham
%
2,160,000 2,137,500 2,137,500 5,000,000 2,500,000 450,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 315,000
8,160,000 8,075,000 8,075,000 5,000,000 2,500,000 1,700,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,360,000 1,190,000
19,66% 19,46% 19,46% 12,05% 6,02% 4,09% 3,28% 3,28% 3,28% 3,28% 3,28% 2,86%
16,500,000
41,500,000
100,00%
Penambahan setoran modal pada awalnya masih harus menunggu persetujuan dari Bank Indonesia sehingga dibukukan dalam pos “Dana Setoran Modal” dan per 31 Desember 2012 sudah dibukukan ke setoran modal. Para ahli waris belum merealisasikan pengalihan saham almarhum Bapak Anugrah Liman kepada para ahli warisnya dan bank tidak/belum mempunyai pemegang saham pengendali, karena masih dalam proses pengajuan. 21. PENGHASILAN BUNGA, KOMISI DAN PROVISI Penghasilan bunga, komisi dan provisi per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 24.981.374.485 dan Rp24.442.865.518 dengan rincian sebagai berikut :
Bunga - Pinjaman Diberikan - Efek-Efek - Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank lain Komisi & Provisi - Bank Garansi - Lainnya
Jumlah 50
31 Desember 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
18.182.725.065 1.509.353.720
19.388.734.724 3.280.560.415
5.289.295.700 24.981.374.485
1.770.403.979 24.439.699.118
-
3.166.400 3.166.400
24.981.374.485
24.442.865.518
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. PENGHASILAN BUNGA, KOMISI DAN PROVISI (Lanjutan) Sejak diberlakukannya PSAK 55 pada tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif. 22. BEBAN BUNGA Beban bunga per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp8.190.377.052 dan Rp7.932.579.008 dengan rincian sebagai berikut :
- Jasa Giro - Tabungan - Deposito - Penempatan dari Bank lain - Jasa Giro dan Tabungan Bank - Deposito Bank
31 Desember 2012 Rp 1.010.811.655 1.340.470.666 5.763.028.023 37.231.945 24.403.256 14.431.507
31 Desember 2011 Rp 1.022.306.761 1.540.662.139 5.330.747.154 8.595.138 13.496.585 16.771.231
8.190.377.052
7.932.579.008
Jumlah 23. BEBAN TENAGA KERJA
Beban tenaga kerja per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing Rp7.664.805.309 dengan rincian sebagai berikut :
- Gaji dan Upah - Honorarium Komisaris/Dewan Pengurus - Uang Lembur - Transport dan Uang Makan - Perawatan Kesehatan - Tunjangan Hari Raya/Bonus - Pakaian Dinas - Jasa Premi - Tunjangan - Imbalan Pasca Kerja/Cadangan Pesangon Jumlah
31 Desember 2012 Rp 4.102.662.450 729.600.000 146.452.000 396.270.000 436.714.000 659.544.250 65.560.000 22.928.200 331.711.500 1.176.384.581 8.067.826.981
*) Disajikan kembali, lihat catatan 34
51
sebesar Rp8.067.826.981 dan
31 Desember 2011*) Rp 2.836.055.650 536.288.000 58.590.000 344.795.000 343.254.850 650.963.875 78.193.250 20.290.850 292.406.300 2.503.967.534 7.664.805.309
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Beban umum dan administrasi per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing Rp4.743.687.419 dan Rp3.715.692.041 dengan rincian sebagai berikut : 31 Desember 2012 Rp 99.962.492 295.749.882 311.605.986 70.712.350 784.641.815 181.500.000 106.295.251 473.808.782 18.701.410 360.000 407.150.618 17.070.960 87.935.525 47.422.000 34.766.675 161.047.623 139.500.000 73.502.628 184.078.665 508.079.382 250.158.477 102.217.576 200.094.916 117.895.789 69.428.617 4.743.687.419
- Sewa Gedung - Pemeliharaan dan Perbaikan: a. Gedung b. Kendaraan c. Inventaris Kantor - Penyusutan Aktiva tetap dan Inventaris - Sewa Aplikasi IT - Komunikasi - Listrik dan Air - Perangko dan Materai - Biaya Keamanan - Iklan dan Reklame - Majalah dan Surat Kabar - Alat Cetak dan Alat Tulis - Iuran Perbanas, Bankers Club - Perjalanan Dinas - Pertemuan/Representasi - Jasa Akuntan, Notaris dan Konsultan Ekstern - Pajak-Pajak - Komunikasi BI/Koresponden - Pendidikan, Seminar - Premi Asuransi Penjaminan DPK - Biaya Aktiva dalam Penguasaan Bank - Premi Asuransi Tenaga Kerja - Premi Asuransi Aktiva Tetap - Lain-Lain Jumlah
sebesar
31 Desember 2011 Rp 61.749.996 96.152.734 292.636.698 55.171.260 625.474.140 107.779.232 415.233.473 15.489.825 475.000 181.865.202 3.427.000 71.846.200 32.266.664 79.566.025 72.857.917 262.592.448 71.236.730 128.136.029 261.189.000 258.823.333 310.014.883 159.701.508 106.727.405 45.279.339 3.715.692.041
25. PEMBENTUKAN (PEMULIHAN) CADANGAN KERUGIAN ASET PRODUKTIF Terdiri dari :
- Pinjaman yang diberikan - Penempatan pada bank lain
31 Desember 2012 Rp (205.693.940) (400.737.088)
31 Desember 2011 Rp (109.821.795) (344.977.342)
(606.431.028)
(454.799.137)
Jumlah
52
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. PAJAK PENGHASILAN
- Pajak Kini - Pajak Tangguhan
31 Desember 2012 Rp (1.317.077.728) 111.668.236
31 Desember 2011*) Rp (1.883.721.707) 575.788.364
1.205.409.492
1.307.933.343
Jumlah *) Disajikan kembali, lihat catatan 34
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan laba rugi kena pajak adalah sebagai berikut : 31 Desember 2012 Rp Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba (rugi) Koreksi Fiskal: Biaya Perjamuan Sumbangan Penyusutan aktiva tetap Pembentukan cadangan pesangon Laba Penjualan Ayda Pembayaran Pesangon Pendapatan Sewa Jumlah Laba (Rugi) Kena Pajak Taksiran PPh Badan 50% x 25% x Rp1.058.172.899 25% x Rp4.739.224.462
31 Desember 2011 Rp
6.052.206.742
6.775.191.146
55.643.650 6.760.000 55.284.027 1.170.062.841 (1.249.999) (723.389.900) (817.920.000) (254.809.381) 5.797.397.361
44.796.993 4.400.000 73.712.047 2.503.967.534 (84.643.750) (200.814.075) (789.804.000) 1.551.614.749 8.326.805.895
132.271.612 1.184.806.116 1.317.077.728
197.979.542 1.685.742.165 1.883.721.707
Uang Muka Pajak (PPh Pasal 25)
585.347.988
376.529.442
Kurang (Lebih) PPh 29
731.729.740
1.507.192.265
Pajak Tangguhan Saldo Awal Kewajiban (Aktiva) Pajak Tangguhan Saldo Akhir
806.839.358 111.668.236 918.507.594
231.050.994 575.788.364 806.839.358
53
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. PIHAK-PIHAK BERELASI Pihak-pihak berelasi adalah para pihak yang mempunyai keterkaitan kepemilikan, kepengurusan dan hubungan keluarga baik langsung maupun tidak langsung dengan Bank. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan juga melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan persyaratan yang sama dengan yang berlaku bagi pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diberikan kepada karyawan. a. Transaksi dengan pihak – pihak berelasi atas simpanan nasabah adalah sebagai berikut : 31 Desember 2012 Persentase terhadap Jumlah jumlah liabilitas Rp %
31 Desember 2011 Persentase terhadap Jumlah jumlah liabilitas Rp %
Liabilitas Simpanan nasabah Giro Tabungan Deposito Berjangka
282.257.311 2.587.784.530 129.961.129
0,09% 0,84% 0,04%
278.184.184 1.924.401.937 163.590.914
0,23% 1,55% 0,13%
Jumlah
3.000.002.970
0,97%
2.366.177.035
1,91%
b. Transaksi dengan pihak – pihak berelasi atas simpanan dari bank lain sebagai berikut:
Liabilitas Simpanan dari bank lain Giro Tabungan Jumlah
31 Desember 2012 Persentase terhadap Jumlah jumlah liabilitas Rp %
31 Desember 2011 Persentase terhadap Jumlah jumlah liabilitas Rp %
2.995.404 1.246.029
0,00% 0,00%
2.307.404 1.200.812
0,00% 0,00%
4.241.433
0,00%
3.508.216
0,00%
54
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. KOMITMEN DAN KONTINJENSI Bank memiliki komitmen dan kontinjensi dengan rincian sebagai berikut :
Komitmen Kewajiban Komitmen Fasilitas pinjaman yang belum digunakan Lainnya Jumlah
31 Desember 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
48.082.816.760 17.944.745.580 66.027.562.340
30.633.755.013 11.488.167.998 42.121.923.011
31 Desember 2012 Rp
KONTINJENSI Tagihan Kontijensi Penghasilan bunga dalam penyelesaian Aset Produktif yang dihapusbukukan Jumlah Tagihan Kontijensi Kewajiban Kontijensi Bank garansi yang diberikan Jumlah (Tagihan) Kewajiban Kontinjensi – Bersih Jumlah Kewajiban Komitmen dan Kontinjensi – Bersih
31 Desember 2011 Rp
3.373.298.785 5.011.088.124 8.384.386.809
794.696 5.011.088.124 5.011.293.428
8.384.386.809
210.000.000 4.801.882.820
8.384.386.809
4.801.882.820
74.411.949.149
46.923.805.831
29. MANFAAT KARYAWAN/IMBALAN PASCA KERJA Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu UndangUndang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 dan sesuai PSAK 24 (Revisi 2010). Perubahan mendasar pada Undang- undang baru tersebut terdapat pada penambahan jumlah pesangon dan uang penghargaan masa kerja untuk masa kerja tertentu. Penerapan Undangundang tersebut disesuaikan secara prospektif. Untuk pendanaan imbalan pasca-kerja tersebut, Perusahaan menyelenggarakan program dana pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat. Imbalan tersebut akan dibayarkan pada saat karyawan pensiun, meninggal dunia atau diberhentikan. Perhitungan aktuaria terakhir atas dana pensiun dan kewajiban imbalan pasti pasca-kerja dilakukan oleh aktuaris independen Padma Radya Aktuaria tertanggal 21 Maret 2013 No.685/III/13/PRA-RM. Sejak tahun 2010 sampai dengan tahun buku 2011 bank tidak melakukan perhitungan program imbalan karyawan sedangkan pada tahun 2009 bank melakukan perhitungan program imbalan kerja karyawan berdasarkan besaran imbalan kerja tahun 2007.
55
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. INFORMASI SEGMEN Untuk tujuan informasi segmen, manajemen perusahaan menetapkan segmen usaha berdasarkan geografis yang terdiri dari Jakarta dan Surabaya. 31 Desember 2012 Jakarta ASET Aset Total Aset LABA-RUGI Pendapatan Operasional Beban Operasional Laba (rugi) Usaha Bersih Penghasilan (beban) lain-lain Laba (rugi) Usaha Sebelum Pajak
ASET Aset Total Aset LABA-RUGI Pendapatan Operasional Beban Operasional Laba (rugi) Usaha Bersih Penghasilan (beban) lain-lain Laba (rugi) Usaha Sebelum Pajak
Surabaya
Total
513.198.811.079 513.198.811.079
10.599.271.640 10.599.271.640
523.798.082.719 523.798.082.719
25.564.688.970 (19.998.511.651) 5.566.177.319 1.006.548.106 6.572.725.425
391.005.266 (1.003.379.801) (612.374.535) 91.855.852 (520.518.683)
25.955.694.236 (21.001.891.452) 4.953.802.784 1.098.403.958 6.052.206.742
Jakarta
31 Desember 2011 Surabaya
Total
247.260.128.816 247.260.128.816
4.178.666.326 4.178.666.326
251.438.795.142 251.438.795.142
24.936.877.730 (18.525.070.588) 6.408.807.142 730.265.769 7.139.072.911
297.302.053 (788.005.770) (487.703.717) 123.821.952 (363.881.765)
25.234.179.783 (19.313.076.358) 5.921.103.425 854.087.721 6.775.191.146
56
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) 1 Januari 2011/31 Desember 2010 Jakarta ASET Aset Total Aset LABA-RUGI Pendapatan Operasional Beban Operasional Laba (rugi) Usaha Bersih Penghasilan (beban) lain-lain Laba (rugi) Usaha Sebelum Pajak
Surabaya
Total
250.506.153.520 250.506.153.520
4.916.898.860 4.916.898.860
255.423.052.380 255.423.052.380
19.866.301.543 17.517.151.492 2.349.150.051 1.115.309.890 3.464.459.941
502.505.389 715.895.444 (213.390.055) 40.087.015 (173.303.040)
20.368.806.932 18.233.046.936 2.135.759.996 1.155.396.905 3.291.156.901
31. MANAJEMEN RISIKO Berdasarkan PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 dan SE BI No. 5.21/DPNP tanggal 29 Nopember 2003 yang telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 dan SE BI no. 11/16/DPNP tanggal 6 Juli 2009 Bank telah menyusun buku Pedoman Penerapan Manajemen Risiko yang mencakup kebijakan dan prosedur mengenai : 1. pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi; 2. penerapan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko; 3. proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko, penerapan sistem informasi dan pengendalian risiko; 4. sistem pengendalian intern. Bank senantiasa melakukan penyesuaian, perbaikan dan penyempurnaan terhadap pedoman penerapan manajemen risiko bila terdapat perubahan atas ketentuan yang berlaku. Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang bertugas menetapkan kebijakan termasuk strategi manajemen risiko dan perencanaan dalam keadaan darurat (contingency plan) untuk menghadapi risiko yang timbul, memperbaiki dan menyempurnakan penerapan manajemen risiko. Dalam rangka meningkatkan efektifitas penerapan manajemen risiko maka telah dilakukan upaya peningkatan kemampuan dan pengetahuan petugas melalui seminar, sosialisasi dan mengikutsertakan dalam program sertifikasi. Bank telah memiliki serangkaian prosedur dan metodologi untuk digunakan dalam melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian untuk 8 (delapan) jenis risiko yang melekat pada aktivitas fungsional bank. Secara berkala Bank melakukan evaluasi terhadap prosedur dan metodologi yang ada untuk lebih menyempurnakan praktek penerapan manajemen risiko.
57
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Risiko Kredit Pengelolaan risiko kredit dilaksanakan sejalan dengan kebijakan dan prosedur yang telah ada untuk memastikan beberapa hal berikut : - Analisa usaha setiap sektor kredit, kelengkapan dokumen dan pengikatan dalam kegiatan pemberian kredit. - Proses manajemen risiko kredit dari identifikasi risiko, analisa risiko, pengukuran risiko hingga monitoring risiko kredit dalam siklus proses pemberian kredit secara menyeluruh. - Mempercepat penyelesaian kredit bermasalah, menurunkan NPL bank dan meningkatkan hasil usaha. - Meningkatkan kemampuan kompetensi karyawan melalui training dan pendidikan di internal maupun eksternal. Eksposur risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya terhadap aset keuangan pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2012 Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberikan Efek-efek Jumlah
31 Desember 2011
1 Januari 2011 / 31 Desember 2010
21,001,834,547 75.615.949
13.292.597.145 72.971.720
10.507.773.910 70.728.543
206.989.555.598
79.585.005.623
79.252.480.322
241.594.274.725 14.984.610.150
119.524.808.191 14.799.843.711
127.441.290.584 19.453.590.906
484.645.890.969
227.275.226.390
236.725.864.265
Eksposur risiko kredit terhadap komitmen dan kontinjensi tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya adalah sebagai berikut:
Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan Garansi yang diterbitkan Jumlah
31 Desember 2012
31 Desember 2011
1 Januari 2011 / 31 Desember 2010
48.082.816.760 48.082.816.760
30.633.755.013 210.000.000 30,843,755,013
28.543.533.670 54.350.275 28,597,883,945
58
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Risiko Kredit (Lanjutan) Eksposur risiko kredit atas aset keuangan berdasarkan wilayah geografis tempat Bank beroperasi adalah sebagai berikut:
DKI Jakarta Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberikan Efek-efek
Total
21.001.834.547 75.615.949
-
21.001.834.547 75.615.949
206.989.555.598 235.361.482.478 14.984.610.150 478.413.098,722
6.232.792.247 6.232.792.247
206.989.555.598 241.594.274.725 14.984.610.150 484.645.890.969
DKI Jakarta Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberikan Efek-efek
31 Desember 2012 Jawa Timur
31 Desember 2011 Jawa Timur
Total
13.292.597.145 72.971.720
-
13.292.597.145 72.971.720
79.585.005.623 118.178.244.336 14.799.843.711 225,928,662,535
1.346.563.854 1.346.563.854
79.585.005.623 119.524.808.191 14.799.843.711 227,275,226,389
Risiko Pasar Pemantauan terhadap risiko pasar dilakukan secara aktif dengan memonitor perkembangan Bank Indonesia rate yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan menganalisa arah pergerakan suku bunga. Bank juga menetapkan batas maksimum risiko pasar yang dapat ditoleransi dan eksposur per jenis risiko.
59
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Risiko Pasar (Lanjutan) Tabel di bawah merangkum tingkat suku bunga efektif setahun untuk Rupiah dan mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011: 31 Desember 2012 Rupiah Mata uang asing Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberikan Efek-efek
21.001.834.547 75.615.949
-
206.989.555.598 241.594.274.725 14.984.610.150
-
Liabilitas Simpanan nasabah - Giro - Tabungan - Deposito Simpanan dari bank lain
19.896.653.754 31.143.492.749 188.280.028.830 60.628.717.548
-
31 Desember 2011 Rupiah Mata uang asing Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberikan Efek-efek Liabilitas Simpanan nasabah - Giro - Tabungan - Deposito Simpanan dari bank lain
13.292.597.145 72.971.720
-
79.585.005.623 119.524.808.191 14.799.843.711
-
22.566.930.999 31.046.770.672 63.134.177.413 496.487.462
-
Risiko Likuiditas Pemantauan risiko likuiditas dilaksanakan, dengan memonitor kewajiban yang akan jatuh tempo, melakukan observasi atas pengelolaan dana melalui maturity profil antara lain seperti pembelian SBI. 60
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Risiko Operasional Fokus penerapan manajemen risiko operasional adalah pelaksanaan pengawasan internal yang melekat di dalam setiap proses operasional, peningkatan risk awareness dan pengelolaan risiko produk dan aktivitas baru. Pengawasan internal dilakukan dengan memastikan bahwa semua aktivitas operasional telah mematuhi ketentuan internal dan eksternal. Setiap tindakan penyimpangan ditangani penyelesaiannya dengan melibatkan unit internal audit dan unit kerja lain yang terkait.
Risiko Kepatuhan Hal penting dalam penerapan risiko kepatuhan adalah untuk memastikan dipatuhinya ketentuanketentuan eksternal/internal sebelum kebijakan atau prosedur disetujui direksi termasuk keputusan-keputusan manajemen yang akan diambil. Selain itu, pemantauan pencapaian posisi rasio-rasio keuangan penting dilakukan secara rutin dan berkala. Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, antara lain yang disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung aktivitas atau produk bank, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Guna menghindari kemungkinan litigasi atau gugatan hukum, unit legal dan unit bisnis terkait bertugas untuk menyelesaikan masalah-masalah hukum yang terjadi, menatausahakan setiap kejadian yang terkait dengan hukum termasuk potensi kerugian. Risiko Reputasi Risiko ini timbul antara lain karena adanya pemberitaan media dan/atau rumor mengenai bank yang bersifat negatif, serta adanya strategi komunikasi bank yang kurang efektif. Bank melakukan manajemen risiko reputasi dengan melakukan aktivitas public relation, respon yang cepat terhadap keluhan nasabah, dan penerapan Good Corporate Governance yang konsisten. Risiko Strategi Pelaksanaan strategi, visi dan misi yang tidak tepat serta pengambilan keputusan bisnis yang tidak sejalan dengan perubahan eksternal dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis bank. Dalam kaitannya dengan hal tersebut di atas, bank telah membentuk, merumuskan, menyusun dan memantau pelaksanaan strategi termasuk corporate plan dan business plan. Selain itu bank menetapkan sejumlah indikator penting yang disesuaikan dengan kecukupan aset, permodalan dan kondisi perubahan pasar agar bisnis bank tetap tumbuh dan terus meningkatkan kepercayaan bagi para stakeholder dan shareholder.
61
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. INFORMASI LAINNYA a. Rasio kecukupan modal (CAR) Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut :
Komponen Modal A. Modal inti 1. Modal disetor 2. Cadangan Tambahan Modal a. Cadangan Umum dan Tujuan b. Laba Tahun-tahun lalu c. Laba Tahun Berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) d. Dana Setoran Modal 3. Faktor pengurang a. Selisih Kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas asset produktif b. PPA Aset Non Produktif
31 Desember 2012 Rp Juta
31 Desember 2011 Rp Juta
122.862
25.000
25.000 60.356
71.498 8.967
2.424
2.734 14.363
1.645 14.846 194.151
13.789 108.773
940
1.878
Jumlah Modal
195.091
111.651
C. Aset Tertimbang Menurut Risiko
351.036
181.188
D. Rasio Kecukupan Modal
55.58%
61.07%
B. Modal Pelengkap (maksimum 100% dari modal inti) Cadangan umum cadangan penghapusan Aset Produktif/CKPN (Maksimum 1,25% dari AMTR)
b. Rasio keuangan Bank per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut :
A. Permodalan - CAR
31 Desember 2012 % 55.58
31 Desember 2011 % 61.07
1.83 1.43
3.01 3.01
1.74 2.84 5.61 82.17 101.35
2.78 5.08 7.85 78.64 103.38
1.30 3.17
1.19 4.23
B. Aset Produktif - NPL – Kotor - NPL – Bersih C. Rentabilitas - ROA - ROE - NIM - BOPO - LDR D. Lain-lain - Fee Based Income - Total KUK/Total Pinjaman
62
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. REKLASIFIKASI AKUN Akun tertentu pada laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2012. 31 Desember 2011
Laporan Posisi Keuangan Aset Penempatan pada bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Penempatan pada bank lain Liabilitas Kewajiban segera Biaya yang masih harus dibayar
Sebelum Reklasifikasi
Reklasifikasi
Setelah Reklasifikasi
54.784.849.334 39.600.000.000
79.585.005.623 (39.985.005.623) (39.600.000.000)
79.585.005.623 14.799.843.711 -
-
821.110.745
821.110.745
821.110.745
(821.110.745)
-
31 Desember 2010
Laporan Posisi Keuangan Aset Penempatan pada bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Penempatan pada bank lain Liabilitas Kewajiban segera Biaya yang masih harus dibayar
Sebelum Reklasifikasi
Reklasifikasi
Setelah Reklasifikasi
24.951.071.228 73.755.000.000
79.252.480.322 (5.497.480.322) (73.755.000.000)
79.252.480.322 19.453.590.906 -
962.332.991
962.332.991 (962.332.991)
962.332.991 -
63
PT BANK DINAR INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. PENYAJIAN KEMBALI Dengan penerapan PSAK 25 (Revisi 2009) “ Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”. Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank menentukan estimasi kerugian Manfaat karyawan berdasarkan perhitungan aktuaris atas nilai imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Berdasarkan perhitungan aktuaris tersebut bank melakukan koreksi atau penyesuaian terhadap imbalan kerja tahun 2011, Perubahan ini merupakan kebijakan akuntansi yang diterapkan secara retrospektif. Manajemen menyajikan kembali laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sehubungan dengan perhitungan imbalan kerja. 31 Desember 2011 Sebelum Penyajian Kembali
Penyesuaian
Setelah Penyajian kembali
Aset Aset pajak tangguhan
180.847.475
625.991.883
806.839.358
Liabilitas Manfaat karyawan
723.389.900
2.503.967.534
3.227.357.434
(5.160.837.775) (50.203.519) 7.345.233.454
(2.503.967.534) 625.991.883 (1.877.975.651)
7.664.805.309 575.788.364 5.467.257.803
Laporan Laba Rugi Komprehensif Beban Operasional lainnya Tenaga kerja dan tunjangan Manfaat (beban) Pajak Tangguhan Laba Bersih
35. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Bank Dinar Indonesia bertanggung jawab penuh atas penyusunan laporan keuangan terlampir yang diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 15 April 2013.
64