Daftar Isi
Keterangan tentang Perseroan
3
Ikhtisar Data Keuangan Penting
4
Sambutan dari Komisaris Utama
5
Pesan kepada Para Pemegang Saham
7
Manajemen
12
Laporan Manajemen
15
Analisis & Pembahasan oleh Manajemen
20
Tata Kelola Perusahaan
21
Informasi Perseroan
23
Laporan Auditor Independen
29
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Halaman ini sengaja dikosongkan
Laporan Tahunan 2010
2 Halaman
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Keterangan Tentang Perseroan
PT. Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk), didirikan sejak tahun 1984, merupakan salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia. Perseroan menjalankan rangkaian proses produksi polyesternya mulai dari bahan baku sampai dengan barang jadi dengan mengutamakan mutu dan konsistensi. PT Asia Pacific Fibers merupakan satusatunya produsen polyester yang terintegrasi di Indonesia, dengan fasilitas pabrik PTA, Polymer dan fiber yang terletak di Karawang, Jawa Barat, dan fasilitas pabrik Benang Polyester yang terbesar di Indonesia terletak di Semarang, Jawa Tengah. Anak perusahaan PT Texmaco Jaya Tbk yang bergerak dalam bidang pertenunan dan penyempurnaan tekstil yang berada di Karawang Jawa Barat dan Pemalang Jawa Tengah. Produk yang dihasilkan PT. Asia Pacific Fibers Tbk saat ini meliputi Purified Terephthalic Acid (PTA), polyester chips, staple fiber, filament yarn dan performance fabrics. Hasil produksi Perseroan dipasarkan baik di dalam negeri maupun diekspor. Berikut ini adalah laporan mengenai perkembangan usaha PT. Asia Pacific Fibers Tbk pada dalam 2010. Istilah "Perseroan" dalam laporan ini digunakan istilah untuk PT. Asia Pacific Fibers Tbk dan semua anak perusahaan. Istilah "APF" ditujukan untuk induk itu sendiri yaitu PT. Asia Pacific Fibers Tbk, sedangkan istilah "Texmaco Jaya" ditujukan untuk PT. Texmaco Jaya Tbk.
Laporan Tahunan 2010 Halaman
3
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 sampai 2010. Akuntan Publik Perseroan saat ini adalah Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Gani & Hidayat (Indonesian Member firm of Grant Thornton International) dengan pendapat Wajar Dengan Pengecualian. (dalam jutaan Rupiah) 31 Desember
Aktiva Lancar Aktiva Tetap-Bersih Jumlah Aktiva Kewajiban Ekuitas Penjualan Laba (Rugi) Kotor Laba (Rugi) Usaha Laba (Rugi) Bersih Modal Kerja Bersih (1) Laba Bersih per saham Rp Margin Laba Kotor % Margin Laba Bersih % Return on Investment % Imbal Hasil Ekuitas % Rasio Lancar Kewajiban terhadap Aktiva Kewajiban terhadap ekuitas
2010
2009
2008 (2)
2007
2006
2.124.483 1.815.536. 3.988.442 11.900.692 (7.912.251) 4.455.449 331.393 14.196 334.977 (9.096.346) 141 0,7 0,8 8,4 NA 0,2 2,98 (1,50)
2.226.484 2.290.009 4.569.624 12.449.681 (7.880.058) 3.511.507 (43.902) (314.297) 1.182.788 (10.226.269) 498 (1,3) 33,5 25,9 NA 0,2 2,72 (1,58)
1.235.848 2.802.157 4.912.990 13.979.999 (9.067.010) 3.740.569 (217.811) (518.217) (2.120.676) (11.798.530) (245) (5,8) (56,7) (43,1) NA 0,1 2,85 (1,54)
1.428.603 3.314.897 5.448.182 12.525.825 (7.077.644) 3.639.104 (140.260) (430.141) (892.609) (10.156.878) (22) (3,8) (24,5) (16,3) NA 0,1 2,30 (1,81)
1.298.542 3.865.702 5.848.629 11.897.173 (6.048.543) 3.060.830 (439.075) (666.126) (25.430) (9.771.645) (1) (14,0) (1,0) (0,4) NA 0,1 2,03 (2,0)
Catatan: (1)
Aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar
(2)
Disajikan kembali oleh auditor sesuai dengan peraturan yang baru
Laporan Tahunan 2010
4 Halaman
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Sambutan Dari Komisaris Utama
Pemegang Saham yang terhormat, PT. Asia Pacific Fibers Tbk. (APF) mampu menunjukkan kinerja yang bagus pada tahun 2010 dengan peningkatan pencapaian EBITDA yang sifnifikan melebihi pencapaian 2009, sebesar USD 68,2 juta dari penjualan USD 489,9 juta didorong oleh pemulihan pasar utama di seluruh dunia dan kondisi pasar yang bagus untuk produk Polyester yang dipengaruhi oleh kekurangan pasokan dan lonjakan harga kapas. Kapasitas utilisasi meningkat menjadi lebih dari 95% sepanjang tahun, khususnya tingkat operasi Fiber yang mencapai puncaknya. Perseroan berhasil meningkatkan EBITDA terutama disebabkan meningkatnya marjin produk polyester, persyaratan atas kontrak pasokan bahan baku yang menguntungkan dan dukungan modal kerja yang diterima dari mayoritas kreditur berjaminan, ditambah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh beberapa pelanggan dan pemasok. Secara signifikan, Perseroan terus mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar domestik untuk semua produk. Namun, ketidakberhasilan penyelesaian restrukturisasi hutang berjaminan berlanjut hingga tahun 2010, meskipun kami telah berupaya terus-menerus. Stabilitas politik dan ekonomi yang dicapai di Indonesia selama ini diperkirakan akan terus berlanjut dengan pertumbuhan PDB lebih dari 6% pada tahun 2011-2012. Laju perekonomian Indonesia mengalami perlambatan seiring dengan yang dialami oleh negara-negara Barat pada tahun 2009-2010 dan dapat keluar cukup tanpa hambatan. Dengan tingkat inflasi di bawah perkiraaan dan Rupiah terhadap USD mengalami penguatan akan meningkatkan tingkat penghasilan masyarakat dan meningkatkan konsumsi domestik. Pemulihan keuangan global masih berlanjut dan kondisi keuangan di sebagian besar wilayah diperkirakan akan tetap stabil. Kecenderungan naikturunnya industri polyester pada tahun 2010 diharapkan berakhir pada tahun 2011, dipengaruhi oleh faktor kapas, pertumbuhan Produk Polyester global diperkirakan akan terus mencapai tingkat 6% dalam beberapa tahun mendatang untuk mendukung tingkat operasi. Industri Tekstil Indonesia (pelanggan-pelanggan utama dari perseroan) diharapkan mendapatkan dorongan dari peningkatan pengalihan industri negara-negara barat/negara maju ke negara-negara berbiaya rendah di Asia. Oleh karena itu permintaan di pasar domestik diperkirakan tetap kuat, meskipun ada fluktuasi harga. Perseroan juga akan dapat masuk ke sektor non-tekstil yang memiliki pertumbuhan tinggi, terutama sektor-sektor non-woven sebagai hasil dari investasi atas belanja barang modal. Kami bangga untuk menyatakan bahwa Perseroan melakukan investasi belanja barang modal untuk dapat memiliki fasilitas “green label products” Laporan Tahunan 2010 Halaman
5
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
sesuai dengan berkelanjutan.
komitmennya
terhadap
pelestarian
lingkungan
yang
Bapak Peter Stanley Grant telah mengundurkan diri Dewan Direksi Perusahaan dan melepaskan jabatannya sebagai Direktur (Keuangan) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar-biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 10 Februari 2011. Dewan Komisaris ingin memberikan apresiasi atas jasa dan kontribusi mereka kepada Persereoan selama masa jabatannya. Dewan Komisaris memberikan penghargaan yang tinggi kepada segenap Jajaran Direksi dan seluruh karyawan yang telah memberikan dukungan dan dedikasinya terhadap Perseroan selama tahun 2010 yang dapat disebut sebagai tahun untuk melanjutkan restrukturisasi dan penguatan posisi pasar strategis. Perseroan juga telah berhasil mematuhi peraturan-peraturan Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia. Kami juga tak lupa menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pelanggan, pemasok dan seluruh pemegang saham atas dukungannya dan kepercayaan yang diberikan terhadap perseroan selama masa transisi yang sulit ini.
Robert Clive Appleby Komisaris Utama
Laporan Tahunan 2010
6 Halaman
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Pesan Kepada Para Pemegang Saham
Para Pemegang saham yang Terhormat, Indonesia memposisikan diri diantara beberapa negara terkemuka ASEAN dalam pemulihan ekonomi kawasan yang secara konsisten dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang positif selama dua tahun terakhir. Di tengah krisis keuangan, Indonesia mampu tumbuh 4,5% pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 ekonomi telah berkembang bahkan lebih tinggi dengan pertumbuhan 6,1%. Pada tahun 2010, perekonomian Indonesia masih dalam tahap transformasi ke era baru, beralih dari fase pemulihan menuju pertumbuhan berkelanjutan. Struktur pertumbuhan sekarang relatif lebih luas. Pertumbuhan terjadi di semua sektor ekonomi, dengan 13,5% dalam transportasi dan komunikasi diikuti dengan perdagangan dan perhotelan sebesar 8,7%, sektor Konstruksi sebesar 7% sektor jasa di sektor keuangan 6%, real estate dan perusahaan jasa sebesar 5,7%, sektor listrik, gas dan air sebesar 5,3%. Sebagian besar didorong oleh konsumsi rumah tangga, Investasi dan pertumbuhan ekspor. Sektor non-migas tumbuh sebesar 6,6%. PDB per-kapita tumbuh 13%, dari Rp. 23,9 juta (USD 2,349.6) menjadi Rp. 27,0 juta (USD 3,004.9). Di sisi lain laju inflasi untuk tahun 2010 meningkat menjadi 6,96%, terutama didorong oleh tingginya harga bahan makanan di akhir tahun, yang merupakan fenomena global. Pada sektor perdagangan internasional, total ekspor pada tahun 2010 meningkat menjadi USD 157,78 milyar, dibandingkan dengan USD 116,51 milyar pada tahun 2009, mencatat pertumbuhan sebesar 35% dibandingkan 2009. Ekspor minyak dan gas juga meningkat sebesar 47% dibandingkan 2009 menjadi USD 28,05 milyar, terutama disebabkan oleh peningkatan harga minyak mentah Internasional. Neraca Pembayaran Indonesia mencapai surplus sekitar USD 30 miliar pada 2010. Cadangan devisa juga mencatat kenaikan karena mencapai Rp 96,2 milyar setara 7,1 bulan impor dan pembayaran utang Pemerintah jangka pendek jatuh tempo. Neraca Pembayaran yang solid dan cadangan devisa yang meningkat telah menempatkan posisi likuiditas eksternal Indonesia pada pijakan yang lebih kuat. Peningkatan kinerja dan ketahanan sektor eksternal merupakan salah satu alasan di balik peningkatan peringkat baru-baru ini. Surplus neraca pembayaran juga tercermin dari Rupiah yang relatif stabil. Pada tahun 2010, Rupiah menguat 4,2%, dalam kisaran yang kita memandang cukup ideal dan konsisten dengan lingkungan makro ekonomi dan bisnis. Bank Indonesia telah mempertahankan BI rate 6,5% sejak tahun 2009, namun diproyeksikan peningkatan ini sampai 9% selama 2011. Penguatan Rupiah dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan membantu mengurangi tekanan inflasi, terutama di bahan makanan.
Laporan Tahunan 2010 Halaman
7
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Industri Polyester – Skenario Global dan Domestik Pemulihan ekonomi global yang dipimpin oleh negara-negara Asia, didukung pulihnya ekonomi Amerika Serikat secara bertahap dan terus-menerus mempengaruhi semua segmen pasar polyester pada tahun 2010. Konsumsi tekstil dan pakaian jadi meningkat karena meningkatnya pendapatan dan belanja konsumsi seiring dengan kenaikan pendapatan per kapita, memiliki dampak positif pada produksi dan konsumsi polymer global. Tahun 2010 adalah tahun pemulihan yang kuat untuk serat polyester dan industri benang, dengan terus terjadinya lonjakan harga bahan baku bersamaan dengan menguatnya harga barang jadi serta meningkatnya tren permintaan polymer. Industri polyester di seluruh dunia mengalami dorongan dengan melonjaknya harga kapas, sehingga peningkatan permintaan untuk berbagi serat buatan di pasar mencatat rekor. Produksi polymer global pada tahun 2010 mencapai 51,22 juta ton, meningkat sebesar 5,43 juta ton atau 12% dari 2009. Pada tahun 2010, produksi serat polyester global diperkirakan menjadi 13,3 juta ton, dibandingkan dengan 12,6 juta ton, tahun 2009, dan produksi benang filamen diperkirakan 22,0 juta ton, dibandingkan dengan 20,2 juta ton pada tahun 2009. Namun, proyeksi pertumbuhan optimis dan diperkirakan berada di ratarata sedikit di bawah 6%, mencapai 45 juta ton pada tahun 2014. Harga bahan baku sangat fluktuatif selama 18 bulan terakhir, dengan harga minyak menyentuh puncak sepanjang masa pada tahun 2008 dan jatuh ke titik terendah pada USD 40 per barel di kuartal pertama 2009. Harga cukup stabil pada periode berikutnya dan diperkirakan akan mencapai sekitar USD 85 USD 90 selama 3 tahun ke depan, sesuai perkiraan PCI. PX dan harga MEG, yaitu USD 800/MT dan USD 650/MT pada awal tahun, ditutup pada USD 1600/MT dan USD 1400/MT, masing-masing, pada akhir tahun. Setelah pada pemulihan ekonomi secara bertahap di seluruh dunia, ditambahan pemasangan kapasitas baru baik untuk PX dan MEG, harga bahan baku diharapkan turun ke USD 1.100/MT dan USD 1.200MT, masing-masing. Kedua komoditas tetap tersedia sesuai permintaan, dan tidak ada anomali dalam hal ini diantisipasi untuk tahun yang bersangkutan. Ekspor tekstil dari Indonesia melonjak pada 2010 menjadi USD 11,32 milyar dibandingkan dengan USD 9,34 juta tahun 2009, peningkatan terutama disebabkan kenaikan jumlah dan harga. Pasar domestik yang tetap kuat di tahun 2010, meskipun ada fluktuasi harga bahan baku. Kinerja Perseroan Perusahaan terus memberikan kinerja yang bagus dari segi profitabilitas, produktivitas, pangsa pasar, dan efisiensi operasional perusahaan. Dengan dukungan modal kerja dari pemegang saham mayoritas, Perseroan berhasil mencapai penjualan sebesar Rp 4,455 triliun (USD 489 juta) dibandingkan dengan Rp. 3,511 triliun (USD 339 juta) pada tahun 2009, mencatat pertumbuhan sebesar 44%. Peningkatan pendapatan penjualan terutama disebabkan oleh volume yang lebih tinggi dan meningkatnya harga jual, didorong oleh permintaan yang meningkat untuk semua produk polyester di pasar. Profitabilitas lebih dari dua kali lipat (lebih dari 2009) dengan EBITDA Laporan Tahunan 2010
8 Halaman
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
sebesar USD 68,2 juta, terutama disumbangkan oleh penghematan biaya yang signifikan dalam pengadaan bahan baku dan harga kontrak, ditambah dengan kontribusi marjin yang meningkat untuk semua jenis produk. Perseroan mampu meningkatkan pangsa pasar dalam negeri untuk serat polyester dengan meningkatkan volumenya sebesar 18%. Perseroan dapat mengambil keuntungan dari kuatnya permintaan dan harga yang lebih baik di pasar domestik dengan alokasi volume yang lebih besar. Perusahaan telah memulai program Belanja Barang Modal yang berfokus pada peningkatan volume produk khusus dan nilai tambah produk, penghematan energi, meningkatkan efisiensi, dan peningkatan pertumbuhan ekspor, semuanya bertujuan untuk memperkuat posisi kepemimpinannya di pasar dan meningkatkan daya saing Perusahaan dalam perubahan lingkungan usaha. Rencana Belanja Barang Modal juga termasuk pemasangan mesin daur ulang limbah pabrik dan penerapan teknologi ramah lingkungan di bidang manufaktur, memungkinkan daur ulang semua limbah untuk mengkonversi mereka menjadi produk berharga untuk penggunaan "green label". Semua proyek ini hampir selesai dan diharapkan akan terus berlanjut selama 2011. Perusahaan mengeluarkan belanja barang modal sebesar USD 5,00 juta dengan bantuan keuangan dari kreditur mayoritas. Akuntan Independen telah menyatakan opini wajar dengan pengecualian atas laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Hal ini terutama karena kurang memadainya pencadangan atas penyisihan piutang ragu-ragu untuk piutang usaha dan piutang lain-lain dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan tidak adanya konfirmasi saldo hutang anak perusahaan. Perusahaan akan membahas cadangan penyisihan piutang usaha dan piutang lain-lain dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa setelah selesainya restrukturisasi utang berjaminan Perseroan. Harapan di masa mendatang Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 6,5% atau lebih pada tahun 2011 dan 2012, didukung oleh investasi dan kinerja yang solid dengan sektor eksternal dalam hal pertumbuhan ekspor yang lebih beragam. Juga akan ada tantangan-tantangan serius yang dihadapi 2011 dalam hal tidak memadainya infrastruktur dan perbaikan iklim investasi. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 diharapkan akan disertai dengan meningkatnya tekanan inflasi karena masalah dalam struktur pasar komoditas yang saling terkait, masalah dalam distribusi, listrik dan kenaikan harga gas, dan dinamika harga internasional. Kenaikan tarif listrik sebesar 20% diumumkan oleh PLN selama 3 kuartal 2010, dan kenaikan harga gas oleh PGN pada tahun mendatang akan memiliki efek yang berdampak pada biaya produksi. Penguatan Rupiah Indonesia terhadap dolar AS dalam waktu dekat juga akan berdampak negatif terhadap biaya dalam denominasi Rupiah, bagaimanapun, perlu mengambil serangkaian inisiatif penghematan biaya, terutama penghematan sektor energi untuk mengimbangi kenaikan biaya ini.
Laporan Tahunan 2010 Halaman
9
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Berkenaan dengan proyek belanja barang modal yang dimulai pada tahun 2010, dijadwalkan dapat beroperasi pada 2011, keuntungan/penghematan dari proyek akan bertambah efektif pada semester II tahun 2011. Perseroan akan melanjutkan sesuai dengan proposal strategis belanja barang modal yang direncanakan untuk tiga tahun ke depan dengan pengeluaran modal sebesar USD 50 juta. Proyek-proyek ini, termasuk perluasan kapasitas fibers sebesar 54.000 MT per tahun, secara strategis penting untuk memperkuat posisi kepemimpinan di pasar, untuk beralih dari produk dasar yang sangat kompetitif menjadi produk yang memiliki nilai tambah/produk khusus, dengan demikian keuntungan yang akan dapat adalah dicapainya pertumbuhan tinggi dan peningkatan segmen seperti otomotif, kebersihan dan kesehatan, teknologi tekstil dan non-woven. Perusahaan mengusulkan untuk melakukan pendekatan pada kreditur, Bank dan lembaga untuk pinjaman jangka pendek guna memenuhi kebutuhan belanja barang modal. Pasokan PX telah terpenuhi sehingga dapat keluar dari tekanan sepanjang tahun 2010 dan diharapkan berlanjut pada semester kedua tahun 2011 dan seterusnya dengan mulai beroperasinya dua pabrik baru di Cina dan Korea. Permintaan dan Penawaran PX di Indonesia akan dipengaruhi oleh kemampuan produsen dalam negeri untuk dapat menjalankan pabrik mereka sepanjang tahun begitu pula produsen PTA untuk memulai kembali pabrik mereka. Perseroan terus berdialog dengan pemerintah untuk melanjutkan rencana restrukturisasi utang berjaminan dengan melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki posisi keuangan pada akhir 2011. Sementara itu, Perseroan terus berupaya untuk mendapatkan pembiayaan pengganti untuk kebutuhan modal kerja perusahaan, yang akan memudahkan dalam mengoptimalkan tingkat operasi, mengurangi dampak fluktuasi bahan baku, mempertahankan profitabilitas, dan dengan demikian menyediakan sumber daya internal yang memadai untuk proyek-proyek prioritas tinggi belanja barang modal. Penyelesaian restrukturisasi utang berjaminan juga akan mengaktifkan "kuasireorganisasi", dimana penyesuaian dan turunnya beberapa kewajiban tercatat akan meningkatkan Neraca. Hal ini, pada gilirannya, akan memungkinkan untuk mendapatkan pembiayaan dari perbankan untuk kebutuhan modal kerja. Semua upaya ini akan meningkatkan secara substansial kinerja Perseroan, dan untuk reposisi terdepan dalam industri polyester di seluruh dunia.
Laporan Tahunan 2010
10 Halaman
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada para Pemegang Saham, Pelanggan, Pemasok, Bank, dan Karyawan yang terus mendukung perusahaan dalam tahap penting dari restrukturisasi dan untuk dapat kembali sebagai penghasil produk polyester terkemuka dengan kualitas tinggi.
V. Ravi Shankar Direktur Utama
Laporan Tahunan 2010 Halaman
11
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Manajemen
Komisaris dan Direksi Sesuai dengan akte pendirian, APF dipimpin oleh Dewan Direksi dibawah pengawasan Dewan Komisaris. Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Director dipilih dan ditunjuk oleh para pemegang saham PT. Asia Pacific Fibers Tbk., pada Rapat Umum Tahunan. Akte pendirian mengizinkan Direktur Utama untuk bertindak sendiri, atau bila Direktur Utama berhalangan, maka dua direktur akan bertindak mewakili Dewan Direktur. Anggota Dewan Komisaris PT. Asia Pacific Fibers Tbk., saat ini adalah sebagai berikut : Nama
Umur
Jabatan dan latar belakang profesi
Robert Clive Appleby
48
Komisaris Utama Perseroan sejak 2007. Direktur dan Chief Investment Officer di Asia Debt Management Hongkong Limited (ADM), Direktur pada Divisi Income pada Credite Agricole Indosuez khususnya menangani restrukturisasi di Kawasan Asia.
Antonitris
44
Komisaris APF sejak September 2009. Beliau Lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan juga menyelesaikan MBA dari Melbourne Business School, Australia. Saat ini beliau bekerja di Spinnaker Capital (Asia) Pte Ltd, Jakarta. Sebelum bergabung dengan Spinnaker Capital, beliau bekerja di Arthur Anderson dan Deloitte Indonesia pada Divisi Corporate Finance.
Christopher Robert Botsford
49
Komisaris APF sejak 2007. Chief Executive Officer dan Director of Asia Debt Management Hongkong Limited (ADM). Sebelum mendirikan ADM, beliau menjalankan regional debt untuk
Laporan Tahunan 2010
12 Halaman
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Kawasan Asia-Pacific dan operasi derivative pasar pada Republic National Bank of New York yang memberikan Lindung Nilai dan Manajemen restrukturisasi hutang di kawasan. Robert McCarthy
56
Komisaris APF sejak Juni 2008, Menyandang gelar Master in Business Administration dari Yale School of Management, dan Master dalam bidang Medieval History dari Columbia University. Mengelola Investasi bermasalah pada Spinnaker Funds. Beliau merupakan Founding Director Morgan Grenfell dan pernah menjabat sebagai Direktur Deutsche Bank.
Dono Iskandar Djojosubroto
66
Komisaris APF sejak Juni 2008, Menyelesaikan S1 di Universitas Indonesia dan MA serta Phd dalam bidang Ekonomi di University of Illinois, AS. Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal di Departemen Keuangan RI, Deputi Gubernur Bank Indonesia dan Direktur Eksekutif IMF yang mewakili 12 Negara Asia. Beliau juga pernah menjadi anggota dewan komisaris dan badan pengawas pada berbagai institusi Pemerintah seperti PT. Jasindo, PT. Jasa Marga, Bank BRI dan Bank BTN.
Timbul Thomas Lubis SH, LLM
58
Komisaris APF sejak 1990, partner pada Lubis Ganie & Surowidjojo Kantor Pengacara sejak 1982. Lulusan Universitas Indonesia dan Washington University.
Laporan Tahunan 2010 Halaman
13
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Anggota Dewan Direksi PT. Asia Pacific Fibers Tbk., saat ini adalah sebagai berikut : Nama
Umur Jabatan dan latar belakang profesi
V. Ravi Shankar
47
Direktur Utama APF, Lulusan Production Engineering, dan juga menyelesaikan Advance Management Programme dari Harvard University pada tahun 2004. Sebelum bergabung dengan APF, beliau memimpin Divisi Tekstil dari anak perusahaan APF dan industri permesinan di Indonesia dan India
Masjhud Ali, MBA.
69
Direktur APF sejak tahun 2002. Lulusan Universitas Trisakti. Direktur PT. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) sejak 1991 sampai 1994. Direktur PT. Bank Putera sejak 1995 sampai 2000
S. Jegatheesan
61
Direktur APF sejak 2002. Lulusan Electrical Engineering dan bergabung dengan APF sejak tahun 1989. Sebelum bergabung dengan APF, beliau sebagai General Manager dari perusahaan pemintalan benang dan Project Manager sebuah perusahaan di India.
Peter Vinzenz Merkle
53
Direktur APF sejak 2007. Beliau bergabung dengan APF sejak tahun 2000 sebagai Pimpinan Pabrik Karawang yang memproduksi PTA, Polymer dan Fiber. Sebelum bergabung dengan APF, beliau bekerja in beberapa perusahaan Kimia & Fiber seperti Trevira Group and Hoechst AG sebagai Kepala Divisi R&D, Divisi Pengembangan Teknik. Pemegang MSc dibidang Chemical Engineering dari University of Stuttgart, Germany jurusan Proses Polymer processing and Teknologi Lingkungan.
Laporan Tahunan 2010
14 Halaman
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Laporan Manajemen
Gambaran Umum Industri Polyester Tahun 2010 adalah periode konsolidasi bagi industri polyester dan pasar untuk terus pulih dari guncangan dari gejolak ekonomi pada akhir 2008. Harga minyak mentah stabil setelah mengalami kenaikan pada kuartal terakhir tahun 2008, dan masih bertahan pada tahun 2010 di kisaran USD 85 per barel. Harga bahan baku utama Perseroan, Paraxylene dan MEG juga mengalami penurunan pada kuartal terakhir tahun 2008, kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2010 dan terus naik hingga pergantian tahun. Industri Polyester mengalami pertumbuhan yang stabil dalam tahun terakhir dan diproyeksikan akan tumbuh pada tingkat 6% per tahun pada tahun berikutnya., sedangkan pertumbuhan tahunan produk serat alam diperkirakan lebih rendah sebesar 3%. Nilai ekspor Indonesia untuk semua produk mencapai USD 157,8 milyar pada tahun 2010, dibandingkan dengan USD 111,7 milyar pada tahun 2009. Pada tahun 2010, ekspor produk tekstil mencapai USD 113,2 milyar dibandingkan dengan USD 93,4 milyar pada tahun 2009. Peningkatan ekspor tekstil pada tahun 2010 disumbangkan oleh peningkatan volume dan harga. Pasar dalam negeri tetap kuat dengan nilai perdagangan tekstil global yang menunjukkan pemulihan yang kuat, serat polyester dan industri benang tetap stabil pada tahun 2010. Ekonomi Indonesia, negara terbesar di Asia Tenggara, tumbuh sebesar 6,1% pada tahun 2010 dan berada di jalur untuk dapat memimpin pemulihan kawasan dari krisis ekonomi global. ketahanan permintaan domestik, belanja stimulus, dan politik relatif stabil, telah membantu bangsa ini untuk menghadapi gejolak ekonomi masa lalu dan siap muncul untuk melanjutkan pertumbuhan sebagaimana sebelum krisis. Pasar Polyester, baik domestik maupun ekspor, diproyeksikan tetap stabil pada paruh pertama tahun 2011, sedangkan ekonomi dunia telah pulih dan volatilitas harga bahan baku berkurang. Dengan kapasitas polyester dan pasar terkonsentrasi di kawasan Asia, prospek pasar untuk serat buatan diharapkan volumenya tidak berubah pada 2010.
PTA (Purified Terephthalic Acid) & Polymer Produksi PTA pada tahun 2010 lebih tinggi dibandingkan tahun 2009. Hal ini terutama disebabkan oleh tingginya permintaan produk polyester di tahun 2010. Produksi Polymer pada tahun 2010 juga lebih tinggi dibanding tahun 2009.
Laporan Tahunan 2010 Halaman
15
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Staple Fibre Produksi staple fiber dunia pada tahun 2010 diperkirakan sekitar 12,6 juta ton dibandingkan dengan 12,0 juta ton pada tahun 2009, mencatatkan pertumbuhan marjin 5% diatas 2009. Produksi stapel fiber Perseroan pada tahun 2010 jauh lebih tinggi dibanding tahun 2009 karena menguatnya permintaan domestik terhadap produk ini.
Benang Polyester Pada tahun 2010, Produksi benang polyester global diperkirakan sebesar 19,5 juta ton dibandingkan dengan 18,9 juta ton pada tahun 2009, sehingga mencatat pertumbuhan marjin. Penjualan benang polyester Perseroan pada tingkat yang optimal didorong kuatnya kondisi pasar.
Fashion Fabrics / Performance Fabrics Divisi kain/performance fabrics terus beroperasi melalui fasilitas makloon dengan anak perusahaannya, Texmaco Jaya. Jenis Produk Jenis produk Perseroan meliputi: Produk
Tipe
1. PTA (Purified Terepthalic Acid) 2. Polyester Chips
Penggunaan Bahan baku polyester Chips
Semi-Dull
Benang filament/staple fiber
Super Bright
Benang filamen/
Optical Bright
Polyester Staple Fiber Benang filament
3. Polyester staple fiber
Normal
Spun Yarn Non Woven Fibre Fill
4. Polyester Filament Yarn
5. Fabrics
Normal
Pakaian jadi – Formal dan Kasual
Micro filament
Super fine apparel fabrics with cotton tencel feel
Hi filament
Fine apparel fabrics
Differential Shrinkage
Fine apparel fabrics
High performance
Pakaian
Fabrics
raga musim dingin, baju olah raga,
sehari-hari,
pakaian anak-anak
Laporan Tahunan 2010
16 Halaman
pakaian
olah
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Pemasaran dan Distribusi APF masih terus berupaya untuk tetap memelihara dan meningkatkan pangsa pasar dalam negeri untuk produk benang polyester dan serat polyester. Walaupun penekanan diberikan pada perluasan pasar domestik, APF terus mengembangkan pasar ekspor untuk meningkatkan produk dan penjualan dengan penekanan pada pengembangan produk khusus ke pasar yang terus berkembang. Spesialisasi produk membutuhkan peningkatan upaya ekspor khususnya Eropa dan Amerika Utara. Sumber Daya Manusia Perseroan masih terus mengoptimalkan tenaga kerja yang ada sejalan dengan penggunaan kapasitas yang ada. Perseroan tetap menjalin hubungan yang harmonis dengan para pekerja dan serikat pekerja. Perseroan terus membangun Strategi Sumber Daya Manusia agar serasi dengan perubahan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Perseroan menerapkan berbagai skema untuk memberikan penghargaan terhadap karyawan dan skema insentif bagi manajemen dan opsi kepemilikan saham bagi karyawan sebagai penghargaan atas kinerja dan peningkatan karir bagi seluruh karyawan. Lingkungan Perseroan mentaati semua Peraturan Pemerintah dalam upaya mencegah polusi lingkungan, dengan Badan Pengendali Lingkungan (Bapedal) sebagai lembaga yang berwenang. Lokasi dan Jenis Aktiva Tetap Yang Bernilai Lebih Dari 5% dari Total Aktiva Perseroan memliki beberapa aktiva yang bernilai lebih dari 5% dari jumlah aktiva Perseroan. Untuk APF, aktiva yang sebagian besar berbentuk tanah, mesin, dan bangunan, termasuk pabrik PTA, fasilitas polymer, mesin fiber dan alat-alat pembuat benang ini, berlokasi di Kaliwungu, Jawa Tengah, dan Karawang, Jawa Barat. Untuk Texmaco Jaya, aktiva tersebut terletak di Karawang, Jawa Barat dan Pemalang, Jawa Tengah. Aktiva Texmaco Jaya meliputi tanah, bangunan dan mesin termasuk mesin-mesin tenun dan alatalat persiapan dan penyempurnaan, serta mesin-mesin tekstil lainnya. Aktiva Tetap Yang Dijaminkan APF memiliki fasilitas produksi di Karawang dan Kaliwungu. Tanah seluas 15,9 hektar, bangunan, pabrik, dan peralatan yang berlokasi di Kaliwungu dijadikan jaminan kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Tanah seluas 26,62 hektar dan fasilitas produksi di Karawang, dijaminkan kepada pemegang Guaranteed Secured Notes. Kebijakan Dividen Di masa lalu pembayaran dividen dilakukan oleh Perseroan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Laporan Tahunan 2010 Halaman
17
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Saham. Akan tetapi mengingat kondisi keuangan Perseroan saat ini, maka APF tidak membagikan dividen dalam tahun 2010.
Kinerja Harga Saham
2010 Tertinggi Terendah Volume 2009 Tertinggi Terendah Volume
Kuartal 1
Kuartal 2
Kuartal 3
Kuartal 4
(Rp) (Rp) (Saham)
154 107 154.188.500
152 59 389.502.500
130 110 128.628.500
370 119 313.177.000
(Rp) (Rp) (Saham)
50 50 2.785.496
87 51 283.875
120 69 646.125
169 105 7.158.000
Kegiatan Pembiayaan dan Status Restrukturisasi Restrukturisasi hutang berjaminan belum dapat diselesaikan dan APF karena sedang menunggu tanggapan dari PPA. Damiano Investment BV, yang merupakan pemegang saham mayoritas Perseroan, juga pemegang moyoritas surat utang berjaminan selain porsi kepemilikan PPA. Damiano Investments BV telah menyediakan fasilitas modal kerja dan Fasilitas Letter of Credit untuk penyediaan bahan baku. Hal ini sangat membantu APF untuk tetap dapat mempertahankan kapasitas terpakai dan fasilitas produksi yang ada. Dengan ketatnya modal kerja, pada bulan Januari 2009, APF menyampaikan dan telah menerima persetujuan dari para kreditur tidak berjaminan untuk menunda pembayaran pertama terhadap utang tidak berjaminan yang jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2009. Mayoritas dari Kreditur utang yang tidak berjaminan setuju memenuhi permintaan APF untuk menunda pembayaran hingga bulan Februari 2012. Damiano juga menghapuskan fee yang terhutang atas Fasilitas Letter of Credit selama tahun 2007. Damiano Investment BV, yang merupakan pemegang saham mayoritas Perseroan dan juga Pemegang surat utang berjaminan telah memberikan failitas modal kerja perseroan, Damiano juga memberikan fasilitas Letter of Credit untuk pengadaan bahan baku. Perseroan mempunyai empat anak perusahaan yaitu : PT Texmaco Jaya Tbk. (Texmaco Jaya), Polysindo International Finance Company BV. (PIFC), Polysindo Mauritius Ltd dan PT. Eastindo Polymertama (Eastindo).
Laporan Tahunan 2010
18 Halaman
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
PT. Texmaco Jaya Tbk (Texmaco Jaya) Texmaco Jaya mempunyai fasilitas produksi pertenunan, perajutan, pencelupan dan peyempurnaan baik Fasihion fabrics dan Performance Fabrics. Devisi Fashion tidak berjalan karena tidak mempunyai modal kerja. APF memiliki penyertaan sebesar 92% saham Texmaco Jaya. Sahamsahamnya telah dihapuskan pencatatannya dari Bursa Efek Indonesia terhitung sejak 10 Oktober 2008. Polysindo International Finance Company B.V (Polysindo Finance) dan Polysindo (Mauritius) Ltd. Polysindo Finance dan Polysindo Mauritius adalah anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh PT. Asia Pacific Fibers Tbk dan berfungsi sebagai institusi pendanaan bagi perseroan. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesia dan Mauritius saat ini telah berakhir. Oleh karena itu, Perseroan sedang melakukan upaya likuidasi terhadap Polysindo (Mauritius) Ltd. PT. Eastindo Polymertama (Eastindo) Eastindo pada awalnya didirikan untuk mengembangkan produksi PTA dan Polymer di Karawang, yang kemudian pelaksanaannya berubah langsung dilakukan oleh APF sendiri. Karena Eastindo tidak melakukan kegiatan apapun maka Perseroan berencana akan menutup Eastindo.
Laporan Tahunan 2010 Halaman
19
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Umum Pendapatan usaha Perseroan terdiri dari penjualan benang filament, staple fiber, polyester chips dan performance fabric, baik ditujukan untuk pasar domestik maupun ekspor. Jumlah penjualan dalam tahun 2010 mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya karena kenaikan volume penjualan dan kenaikan harga jual pada tahun 2010. Harga jual produk jadi naik secara signifikan diatas pergerakan harga bahan baku. Rupiah menguat pada semester kedua 2010 dan ditutup pada Rp. 8.991/USD per 31 Desember 2010, dibandingkan dengan Rp. 9.400 / USD pada tahun 2009. Pendapatan Pada tahun 2010, penjualan bersih mencapai Rp. 4,455 trilyun dibanding dengan Rp. 3,511 trilyun pada tahun 2009. Peningkatan penjualan bersih pada tahun 2010 terutama disebabkan oleh kenaikan harga jual semua produk sepanjang tahun 2010 dan volume penjualan yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Penjualan ekspor mencapai Rp. 1,066 trilyun atau 23,93% dari penjualan bersih sedangkan penjualan domestik mencapai Rp. 3,89 trilyun atau 76,07% dari penjualan bersih. Pendapatan lainnya sebesar Rp. 6,16 milyar diperoleh dari penjualan bahan pembantu Laba (Rugi) Kotor Perseroan mencatat laba kotor sebesar Rp. 331,9 milyar pada tahun 2010 dibanding rugi kotor sejumlah Rp. 43,9 milyar pada tahun 2009. Peningkatan laba kotor ini terutama disebabkan realisasi harga dan marjin yang lebih baik untuk semua produk pada tahun 2010 yang didorong oleh permintaan pasar yang tinggi atas produk polyester. Laba/(Rugi) Usaha Laba usaha tahun 2010 sejumlah Rp. 14,2 milyar dibandingkan dengan rugi usaha sejumlah Rp. 314,3 milyar pada tahun 2009. Beban penjualan, dan Beban administrasi umum pada tahun 2010 sejumlah Rp. 317,2 milyar dibanding dengan Rp. 270,4 milyar pada tahun 2009. Peningkatan biaya penjualan dan biaya administrasi terutama disebabkan oleh kenaikan volume penjualan selama tahun 2010. Laba bersih Perseroan mencatat laba bersih sejumlah Rp. 334,9 trilyun pada tahun 2010 dibanding dengan rugi bersih Rp. 1,183 trilyun trilyun pada tahun 2009. Penurunan laba bersih pada tahun 2010 ini disebabkan karena penurunan keuntungan selisih nilai tukar mata uang asing pada tahun 2009 yang mencapai sebesar Rp. 1,157 trilyun. Turunnya keuntungan selisih nilai tukar Laporan Tahunan 2010
20 Halaman
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
pada tahun 2010 ini disebabkan menguatnya nilai Rupiah dari Rp. 9.400/USD pada tahun 2009 menjadi Rp. 8.991/USD pada tahun 2010. Namun demikian, Perseroan membukukan EBITDA sebesar USD 68,3 juta pada tahun 2010, dibandingkan dengan EBITDA sebesar USD 28,3 juta pada tahun 2009. Pendapat Auditor Akuntan Independen menyatakan opini wajar dengan pengecualian atas laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Hal ini terutama karena kurang memadainya pencadangan atas penyisihan piutang ragu-ragu untuk piutang usaha dan piutang lain-lain dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan tidak adanya konfirmasi saldo hutang anak perusahaan. Perusahaan akan membahas cadangan penyisihan piutang usaha dan piutang lain-lain dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa setelah selesainya restrukturisasi utang berjaminan Perseroan. Risiko Usaha Tahun 2010 menjadi tahun pemulihan yang kuat bagi industri tekstil, dengan marjin polyester tetap tinggi meskipun bahan baku mengalami volatilitas harga. Saat ini harga minyak berada pada kisaran USD 100 per barel. Sementara dengan kecenderungannya pada harga minyak, dalam beberapa bulan terakhir harga untuk PX telah "mengalami kerusakan" dan ini lebih berkaitan dengan biaya/pola harga untuk memasok industri/memenuhi permintaan. Perseroan masih tergantung pada fasilitas pre-finance, disamping fasilitas modal kerja yang diperoleh pemegang saham mayoritas, untuk pengadaan bahan baku dan ketiadaan sumber modal kerja konvensional dari perbankan. Sebuah pinjaman modal kerja dari perbankan akan memungkinkan apabila utang yang berjaminan telah direstrukturisasi. Restrukturisasi Hutang Restrukturisasi utang berjaminan belum dapat diselesaikan, Perseroan masih menunggu tanggapan dari PT. Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Damiano Investments BV, pemegang saham mayoritas yang juga merupakan pemegang mayoritas dari utang yang dijamin, selain porsi PPA. Damiano Investments BV telah memberikan kredit modal kerja dan fasilitas Letter of Credit untuk pengadaan bahan baku. Hal ini telah membantu Perseroan untuk mempertahankan utilisasi kapasitas yang wajar dari fasilitas produksi Perseroan. Dengan modal kerja yang terbatas, pada Januari 2011, PT. Asia Pacific Fibers Tbk. (APF) mencari dan menerima persetujuan dari kreditur konkuren untuk penundaan pembayaran angsuran pertama dari Surat Hutang baru (New Notes) yang jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2011. Tata Kelola Perusahaan Perseroan berusaha memenuhi berbagai persyaratan dan ketentuan UndangUndang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Pasar Modal dan Peraturan Bursa Efek.
Laporan Tahunan 2010 Halaman
21
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Para pemegang saham dalam Rapat Umum Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 24 Maret 2009, menyetujui penerbitan 5% (118.847.397 saham) yang ditempatkan dan modal disetor saham seri C tanpa hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, untuk memberikan opsi saham kepada manajemen Perusahaan dan karyawan (Management Employee Stock Option Program). Nama Perusahaan telah diubah menjadi "PT. Asia Pacific Fibers Tbk., efektif November 2009 sesuai dengan persetujuan dari BKPM dan Menteri Hukum dan HAM Indonesia,. Perubahan nama dilakukan untuk mencerminkan posisi Perseroan pada pasar global. Dewan Komisaris Perseroan merupakan respresentasi dari beberapa orang terpilih dengan latar belakang keuangan, ekonomi dan hukum disamping dari pemegang saham mayoritas. Dewan komisaris mengadakan pertemuan rutin triwulanan untuk melakukan penelaahan terhadap kinerja Perseroan dan pengawasan terhadap kinerja Direksi. Perseroan telah membentuk Bagian Internal Audit pada bulan Januari 2009, dan melaporkan hasil kerjanya kepada Komisaris Independen dan Direksi secara rutin. Bagian ini dikepalai oleh Sdr. Yohanes Baptis Galuh Adjar Pamungkas dan dibantu oleh staff yang berpengalaman dibidang Akunting. Perseroan mempunyai unit Corporate Secretary yang dikepalai oleh Sdr. Tunaryo dan dibantu beberapa staf berpengalaman dibidang keuangan dan hukum. Perseroan telah mengungkapkan informasi material kepada para pemegang saham, stakeholder, dan masyarakat umum. Perusahaan akan terus berusaha untuk membawa transparansi dan kejujuran dalam pelaporan kepada pemegang saham, stakeholder, dan masyarakat umum. Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan telah banyak melaksanakan kegiatan sosial di sekitar lokasi dua pabrik di Karawang dan Semarang, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Dalam rangka melaksanakan program-program ini lebih efektif, Perseroan telah membentuk "Yayasan Asia Pacific Fiber". Beberapa program yang disetujui untuk kegiatan sponsorhip dan dukungan sebagaimana yang tercantum di bawah ini: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mendukung pendidikan bagi anak-anak di desa-desa sekitar pabrik; Program kesehatan bagi masyarakat miskin di lingkungan sekitar pabrik; Kegiatan keagamaan dan budaya; Aspek lingkungan; Program Penanggulangan Bencana; Pengentasan kemiskinan melalui kerja mandiri.
Laporan Tahunan 2010
22 Halaman
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Informasi Perseroan
Tanggal Pendirian 15 Pebruari 1984 Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia 1. Penawaran Umum pada bulan Februari 1991 Pencatatan terbatas (partial listing) untuk 24.000.000 saham pada tanggal 12 Maret 1991 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. 2. Pencatatan di Bursa pada bulan Januari 1992. Perseroan mencatatkan seluruh saham sejumlah 68.000.000 saham pada tanggal 3 Januari 1992 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Jumlah keseluruhan saham Perseroan yang tercatat adalah 92.000.000 saham. 3. Penawaran Umum Terbatas I pada bulan Oktober 1993. Antara tanggal 1 Nopember 1993 dan 3 Januari 1994, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas perdana dengan menawarkan 184.000.000 saham. Setelah Penawaran Umum ini, jumlah saham Perseroan yang tercatat adalah sebesar 276.000.000 saham. 4. Pemecahan Saham pada bulan Maret 1995. Dengan adanya pemecahan saham pada tanggal 27 Maret 1995, jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya adalah sebesar 552.000.000 saham. 5. Saham bonus dan saham dividen pada bulan April 1995. Pada tanggal 12 April 1995 dan 17 April 1995, sejumlah 552.000.000 saham bonus dan saham dividen telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Dengan demikian, jumlah saham yang tercatat pada kedua bursa tersebut adalah sebesar 1.104.000.000 saham. 6. Penawaran Umum Terbatas II pada bulan Juni 1996 Melalui Penawaran Umum Terbatas II pada tanggal 10 Juni 1996, Perseroan mencatatkan 1.104.000.000 saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, sehingga total saham yang tercatat adalah 2.208.000.000 saham. 7. Penawaran Umum Terbatas III pada bulan Desember 1997. Pada tanggal 24 Desember 1997, Perseroan menawarkan 2.185.920.000 saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setelah Penawaran Umum Terbatas III ini, total saham yang tercatat adalah sejumlah 4.393.920.000 saham. 8. Konversi Hutang menjadi saham pada bulan September 2006. APF telah memperoleh persetujuan dari Departemen Kehakiman dan HAM untuk menerbitkan 43.144.238.750 saham kepada kreditur yang tidak berjaminan yang merupakan bagian dari konversi hutang yang telah mendapatkan persetujuan dari Pengadilan Niaga. Hingga tanggal 31 Desember 2006, APF telah mengeluarkan 36.093.831.290 saham kepada Laporan Tahunan 2010 Halaman
23
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
kreditur yang tidak berjaminan yang telah mengajukan permintaan penukaran saham kepada Perseroan. APF juga telah mendapatkan persetujuan dari Departemen Kehakiman dan HAM untuk menerbitkan 40.340.241.250 saham yang akan dikeluarkan kepada kreditur berjaminan sesuai dengan proposol restrukturisasi bagi kreditur berjaminan (”SDRP”). APF belum mengeluarkan saham-saham tersebut hingga tanggal 31 Desember 2007. 9. Reverse Split Saham pada bulan Februari 2008. APF melakukan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan dilakukannya reverse split saham yang dilakukan dengan rasio 20 : 1 dan sesuai akta notaris Sutjipto, SH No, 91 tanggal 21 Februari 2008 tentang perubahan anggaran dasar perusahaan, modal dasar perseroan adalah sebesar Rp. 16.000.000.000.000 terbagi atas 12.357.255.040 lembar saham. Akta tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Departement Hukum dan Hak Azazi Manusia dengan serat keputusannya No. AHU-10588.AH.01.02Th .2008 tertanggal 3 Maret 2008. Perseroan memperoleh persetujuan dari pemegang saham dalam RUPSLB tanggal 24 Maret 2009 untuk mengeluarkan 5% saham (118.845.397 saham) dalam saham yang ditempatkan dan disetor saham seri ”C” tanpa Hak Memesan Efek terlebih Dahulu, dalam Opsi saham bagi Manajemen dan Karyawan (MESOP). Perseroan memperoleh persetujuan untuk melakukan perubahan nama menjadi PT Asia Pacific Fibers Tbk dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 10 November 2009 dan BKPM tanggal 2 Desember 2009.
Laporan Tahunan 2010
24 Halaman
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Jumlah saham yang tercatat per 31 Desember 2010 2.376.907.950 Susunan Modal per 31 Desember 2010 Seri A Modal Dasar Rp 8.500.000.000.000,Nilai Nominal per Saham Rp 10.000,Modal Disetor Rp 2.196.960.000.000,Seri C Modal Dasar Nilai Nominal per Saham Modal Disetor
Rp 166.968.960.000,Rp 40,Rp 86.288.477.000,-
Pemegang Saham PT. Multikarsa Investama* Damiano Investment Masyarakat
5,53% 60,70% 33,77%
Pemindahan saham-saham dari PT. Multikarsa Investama kepada PT. Bina Prima Perdana dalam rangka restrukturisasi dengan pihak BBPN. Pencatatan pada PT. Bursa Efek Indonesia masih belum diselesaikan.
Laporan Tahunan 2010 Halaman
25
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen
Robert Clive Appleby Antonitris Christopher Robert Botsford Robert McCarthy Timbul T. Lubis, SH, LLM Dono Iskandar Djojosubroto
Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
Vasudevan Ravi Shankar Drs. Masjhud Ali, MBA Seeniappa Jegatheesan Peter Vinzenz Merkle
Kegiatan Perseroan Bergerak pada industri PTA, Polymer, Polyester Fiber, Benang Filament dan kain sintetis dan pakaian jadi. Kapasitas Produksi per 31 Desember 2010 Purified Terepthalic Acid (PTA) 340.000 ton/tahun Polyester Chips 330.400 ton/tahun Polyester Staple Fibre 140.000 ton/tahun Polyester Filament Yarn 140.000 ton/tahun Fabric 66.000.000 yard/tahun Kantor Perwakilan The East Building Lantai 35 Unit 5-6-7 Jl. Lingkar Mega Kuningan Blok E3.2 Kav 1 Jakarta 12950 Tel : (62-21) 579-38555 Fax : (62-21) 579-38565 Kantor Terdaftar Desa Nolokerto Kecamatan Kaliwungu, Kendal Tel : (62-24) 866-0272 Fax : (62-24) 866-0275
Laporan Tahunan 2010
26 Halaman
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Fasilitas Pabrik Pabrik 1: Desa Kiara Payung, Kecamatan Klari, Karawang Jawa Barat-Indonesia Tel : (62-267) 431-971 Fax : (62-267) 431-975
Pabrik 2: Jl. Raya Kaliwungu Km. 19 Kendal, Semarang Jawa Tengah-Indonesia Tel : (62-24) 866-0272 Fax : (62-24) 866-0275
Biro Administrasi Efek PT. Datindo Entrycom Wisma Dinners Club Anex Jl. Jend. Sudirman 34-35 Jakarta 10220 Kantor Akuntan Publik Terdaftar Hendrawinata Gani & Hidayat Indonesian Member of Grant Thornton International Intiland Tower Lt18 Jl. Jend. Sudirman 32 Jakarta 10220, Indonesia Tel : (62-21) 570-7997 Fax : (62-21) 570-7996
Laporan Tahunan 2010 Halaman
27
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
Laporan Tahunan berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait merupakan tanggung jawab manajemen PT Asia Pacific Fibers Tbk dan dijamin kebenarannya oleh seluruh Anggota Direksi dan Dewan Komisaris dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing dibawah ini.
Robert Clive Appleby
Vasudevan Ravi Shankar
Komisaris Utama
Direktur Utama
Antonitris
Drs. Masjhud Ali MBA
Komisaris
Direktur
Christopher Robert Botsford
Seeniappa Jegatheesan
Komisaris
Direktur
Robert McCarthy
Komisaris
Peter Vinzenz Merkle
Direktur
Timbul Thomas Lubis, SH LLM
Dono Iskandar Djojosubroto
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Laporan Tahunan 2010
28 Halaman
Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Anak Perusahaan 31 Desember 2010 dan 2009
DAFTAR ISI
Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Halaman Laporan Keuangan Konsolidasi Neraca Konsolidasi
1
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
5
Laporan Arus Kas Konsolidasi
6
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi
8
Lampiran Informasi Keuangan Tambahan
1–7
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
ASET Catatan
ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 61.489.504.295 pada tahun 2010 dan Rp 60.376.201.419 pada tahun 2009 Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 510.737.395.134 pada tahun 2010 dan Rp 147.254.392.372 pada tahun 2009 Pihak ketiga Persediaan Piutang hubungan istimewa, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 50.101.533.106 pada tahun 2010 dan 2009 Uang muka pembelian Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pajak dibayar di muka Biaya dibayar di muka Uang muka investasi dalam proyek perusahaan patungan Aset lancar lain-lain
2009
Rp
Rp
3g,4,45 3g,5
87.892.873.462 1.000.000.000
62.235.591.207 3.500.000.000
3g,6,45 3g,6,44
422.111.905.807 268.722.447.175
280.404.228.582 268.722.447.175
3g,7,45 3g,9
4.431.384.634 462.112.098.195
373.322.100.955 463.121.064.042
3g,8,44
425.918.780.239
426.365.868.504
11 11,44 3s,22a 3i,10
57.463.784.425 233.605.042.490 126.510.220.118 8.241.335.214
32.582.100.538 213.843.087.858 86.654.752.801 7.588.226.644
13 3g,12,45
– 26.473.126.432
5.914.525.920 2.229.884.332
2.124.482.998.191
2.226.483.878.558
17.129.600.731
17.650.828.516
1.815.536.279.620 31.293.233.848
2.290.009.443.015 35.479.503.828
1.863.959.114.199
2.343.139.775.359
3.988.442.112.390
4.569.623.653.917
Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 8.977.105.835.012 pada tahun 2010 dan Rp 8.471.626.892.256 pada tahun 2009 Aset pajak tangguhan
2010
3g,14,45
3j,k,l,m,15 3s,22d
Jumlah aset tidak lancar JUMLAH ASET
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 1
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) December 31, 2010 and 2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI) Catatan
KEWAJIBAN LANCAR Hutang Bank Hutang terjamin Pinjaman jangka pendek Wesel bayar Hutang usaha Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang pembelian aset tetap Hutang pajak Beban masih harus dibayar Bagian pinjaman modal kerja yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian hutang sewa guna usaha yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian hutang kredit pembiayaan yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang lancar lain-lain
3o,16,44,45 3o,17,44,45 3o,18,45 3o,19,45
2009
Rp
Rp
431.987.380.441 9.107.034.576.501 324.161.880.678 182.150.784.488
408.047.983.987 9.435.139.803.808 333.553.849.154 188.752.488.371
3o,20,45 3o,20,44 3o,21,45 3s.22b 3o,23,45
197.791.159.079 25.289.135.857 274.011.964 22.684.826.196 695.686.772.082
357.776.287.888 23.973.696.632 286.476.750 22.993.119.491 747.446.678.605
3o,25,44,45
38.958.003.000
3.451.313.400
3o,26,45
38.670.122.950
40.429.224.305
3o,27 3o,28
475.480.013 155.665.338.586
156.641.665 146.167.238.196
11.220.829.471.835
11.708.174.802.252
189.504.468.044 326.174.259.309 696.228.253 73.633.912.844 89.854.542.024
190.289.560.544 341.012.487.762 154.802.097 59.867.946.890 150.181.963.385
679.863.410.474
741.506.760.678
Jumlah kewajiban lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang tidak terjamin dan wesel bayar Pinjaman modal kerja Hutang kredit pembiayaan Cadangan uang jasa karyawan Kewajiban pajak tangguhan
2010
3o,24,45 3o,25,44,45 3o,27 3q,31 3s,22d
Jumlah kewajiban tidak lancar
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 2
PT ASIA PASIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan) December 31, 2010 and 2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI) Catatan
EKUITAS (DEFISIENSI) Modal saham Modal dasar 12.357.255.040 saham dengan Nilai nominal Rp 10.000 per saham untuk Seri A, Rp 1.000 per saham untuk seri B dan Rp 40 per saham untuk Seri C pada tahun 2010 dan 2009 Modal ditempatkan dan disetor penuh 219.696.000 saham Seri A dan 2.157.211.950 saham Seri C pada tahun 2010 dan 2009 Tambahan modal disetor Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba (akumulasi defisit) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
29 3n,30
32
Jumlah ekuitas (defisiensi) JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI)
2010
2009
Rp
Rp
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 (4.950.019.100) 12.454.109.544 (221.924.188)
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 (4.950.019.100) 11.341.556.543 (221.924.188)
8.280.000.000 (15.797.567.562.728)
8.280.000.000 (15.764.262.148.821)
(7.912.250.769.919)
(7.880.057.909.013)
3.988.442.112.390
4.569.623.653.917
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 3
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
Catatan
PENDAPATAN USAHA Penjualan bersih Pendapatan usaha lainnya
3r,35 3r,36
Jumlah pendapatan usaha BEBAN POKOK PENJUALAN
3r,37,44
2010
2009
Rp
Rp
4.455.449.431.196 6.156.168.450
3.511.506.718.783 8.981.453.478
4.461.605.599.646
3.520.488.172.261
(4.130.212.671.366)
(3.564.390.044.865)
331.392.928.280
(43.901.872.604)
(152.628.533.572) (164.568.310.006)
(130.747.813.522) (138.453.426.563)
Jumlah beban usaha
(317.196.843.578)
(269.201.240.085)
LABA (RUGI) USAHA
14.196.084.702
(313.103.112.689)
LABA (RUGI) KOTOR BEBAN USAHA Beban penjualan Beban umum dan administrasi
3r,39 3r,40
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Laba atas penjualan asset tetap, bersih Penyelesaian atas klaim asuransi, bersih Laba kurs, bersih Beban penyusutan atas aset tetap yang tidak digunakan Rugi investasi dalam proyek usaha patungan Beban bunga dan administrasi bank Biaya pendanaan pinjaman bank Beban penyusutan atas aset tetap Pendapatan lain-lain, bersih
3g,41 15 13 3c
239.465.297 763.636.367 3.912.505.783 391.404.862.775
15 13 42 16 15 43
(4.598.949.895) (5.914.525.920) (52.566.314.691) (73.156.430.350) – 4.555.364.474
Jumlah penghasilan lain-lain, bersih LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 3s 22c 22d
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan Jumlah penghasilan pajak LABA BERSIH
3t,34
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
568.006.669 – 726.736.811 1.548.227.428.132 (4.936.126.056) – (57.522.896.336) (63.146.801.683) (1.433.964.902) 4.519.509.698
264.639.613.840
1.427.001.892.333
278.835.698.542
1.113.898.779.644
– 56.141.151.381
– 68.889.175.344
56.141.151.381
68.889.175.344
334.976.849.923
1.182.787.954.988
141
498
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 4
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
Saldo laba (akumulasi defisit)
Catatan
Saldo per 31 Desember 2008
Modal saham
Tambahan modal disetor
Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan
Rp
Rp
Rp
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053
(4.950.019.100)
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
–
–
–
Laba bersih tahun berjalan
–
–
–
Saldo per 31 December 2009 Dampak penerapan awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053
–
–
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
–
–
–
Laba bersih tahun berjalan
–
–
–
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053
Rp 7.177.880.689
4.163.675.854 –
(4.950.019.100) 11.341.556.543
–
Saldo per 31 Desember 2010
3f
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
–
1.112.553.001 –
(4.950.019.100) 12.454.109.544
Selisih restrukturisasi Telah entitas ditentukan sepengendali penggunaannya Rp (221.924.188)
8.280.000.000
–
–
–
–
(221.924.188)
8.280.000.000
–
–
–
–
–
–
(221.924.188)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 5
Rp
8.280.000.000
Belum ditentukan penggunaanya
Jumlah ekuitas (defisiensi)
Rp
Rp
(16.947.050.103.809) (9.067.009.539.855)
– 1.182.787.954.988
4.163.675.854 1.182.787.954.988
(15.764.262.148.821) (7.880.057.909.013)
(368.282.263.830)
– 334.976.849.923
(368.282.263.830)
1.112.553.001 334.976.849.923
(15.797.567.562.728) (7.912.250.769.919)
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran gaji Pembayaran kas operasi lainnya, bersih
2010
2009
Rp
Rp
4.571.801.149.332 (1.266.559.784.992 ) (135.561.458.905 ) (544.180.971.694 )
3.395.660.300.013 (1.192.280.554.455) (110.946.103.942) (135.510.248.538)
Kas yang diperoleh dari operasi Penghasilan bunga Pembayaran bunga dan administrasi bank Penerimaan dan penyelesaian atas klaim asuransi Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan hasil restitusi pajak
2.625.498.933.741 252.699.933 (122.398.599.984 ) 989.928.087 (8.463.579.257 ) 65.773.176.658
1.956.923.393.078 566.751.853 (34.763.593.460) 1.575.708.669 (115.239.229.720) −
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
2.561.652.559.178
1.809.063.030.420
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap Hasil penjualan aset tetap Penambahan aset lain-lain
(32.157.279.361 ) 572.727.273 (24.127.214.000 )
− − (23.325.127)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
(55.711.766.088 )
(23.325.127)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran hutang bank Pembayaran hutang hubungan istimewa Penerimaan dari pinjaman modal kerja Pembayaran fasilitas kredit pembiayaan
(2.349.271.697.000 ) (147.401,627.178 ) 35.653.947.627 (274.216.087 )
(1.573.118.620.614) (228.241.303.829) 5.845.040.863 (402.663.000)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan
(2.461.293.592.638 )
(1.795.907.546.580)
44.647.200.452
13.122.158.713
(18.989.918.197 )
22.714.751.322
SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
62.235.591.207
26.398.681.172
SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
87.892.873.462
62.235.591.207
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS PENGARUH SELISIH KURS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 6
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) For the years ended December 31, 2010 and 2009
AKTIVITAS PENDANAAN DAN INVESTASI YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS : Perolehan aset tetap pemilikan langsung melalui Hutang kredit pembiayaan Kapitalisasi beban bunga menjadi hutang tidak terjamin dan wesel bayar
2010
2009
Rp
Rp
2.306.323.363
219.800.000
7.619.182.985
5.245.814.271
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan 7
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
1. U M U M a. Pendirian dan Informasi Umum PT Asia Pacific Fibers Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 22 tanggal 15 Pebruari 1984 dari Januar Tirtaamidjaja, SH, notaris di Jakarta. Undang-undang diatas telah diubah dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6107.HT.01.01.TH.84 tanggal 26 Oktober 1984 dan diumumkan dalam Tambahan No. 3247 Berita Negara Republik Indonesia No. 72 tanggal 7 September 1990. Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan akta No.92 tanggal 24 Maret 2009 oleh notaris Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, untuk menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0052618.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 50 tanggal 10 September 2009 oleh notaris Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, mengenai perubahan nama Perusahaan dari PT Polysindo Eka Perkasa Tbk menjadi PT Asia Pacific Fibers Tbk. Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-54294.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 dan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia sedang dalam proses. Pada tanggal 4 Pebruari 2011, Perusahaan mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui Surat Keputusan No. 2/B/II/PMDN/2011 tentang persetujuan pembatalan surat keputusan No. 249/II/PMDN.1997 tertanggal 2 Desember 1997. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahan adalah terutama meliputi industri kimia dan serat sintetis, pertenunan dan perajutan serta industri tekstil lainnya. Perusahaan berkedudukan di Kendal, Jawa Tengah dengan pabrik yang berlokasi di Kendal, Jawa Tengah dan Karawang, Jawa Barat. Kantor perwakilan Perusahaan berlokasi di Gedung “The East”, Lantai 35, Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav. E-3 No. 1, Jakarta. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1986. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan didalam dan diluar negeri, diantaranya ke Eropa, Amerika Serikat, Asia dan Timur Tengah. Perusahaan turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar 2 (dua) lokasi pabrik yang terletak di Karawang dan Semarang, dimana kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dalam upaya untuk mendukung kegiatan ini dengan lebih efektif, Perusahaan telah mendirikan yayasan yang bernama “Yayasan Asia Pasific Fibre” pada tanggal 15 Januari 2010. Persetujuan pendirian yayasan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU960.AH.01.04.Tahun 2010 tanggal 15 Maret 2010.
8
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
1. U M U M (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Anak Perusahaan •
Pada tanggal 14 Desember 1990, Perusahaan menawarkan 12.000.000 sahamnya kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, sekarang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia.
•
Pada tanggal 8 Oktober 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), dengan suratnya No S-1738/PM/1993, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 184.000.000 saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 1 Nopember 1993.
•
Pada tanggal 15 Desember 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM, No S-2027/PM/1994, perihal efektifnya perubahan nilai nominal per saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham.
•
Pada tanggal 20 Mei 1996, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM, dengan suratnya No S-778/PM/1996, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 1.104.000.000 saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 10 Juni 1996.
•
Pada tanggal 11 Desember 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM, dengan suratnya No S-2844/PM/1997, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 2.185.920.000 saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 5 Januari 1998.
•
Pada tahun 1994, Perusahaan menerbitkan Unsecured Senior Notes sebesar US$ 125.000.000 yang dicatat di Bursa Efek Luxembourg. Pada tahun 1996, Perusahaan menawarkan kepada pemegang Unsecured Senior Notes untuk menukarkan Notes tersebut dengan Guaranteed Senior Notes sebesar US$ 125.000.000 yang diterbitkan oleh PIFC dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin. Wesel ini dicatat di Bursa Efek Luxembourg.
•
Pada tahun 1996, PIFC, dengan Perusahaan sebagai penjamin, menerbitkan Secured Floating Rate Notes sebesar US$ 50.000.000 dan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 260.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg.
•
Pada tahun 1997, PIFC, dengan Perusahaan sebagai penjamin, menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 250.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg.
•
Sebelum Januari 2000, wesel bayar yang dikeluarkan oleh PIFC sudah tidak tercatat (delisted) dari Bursa Efek Luxembourg.
9
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
1. U M U M (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Anak Perusahaan (Lanjutan) •
Mulai bulan Desember 2004, seluruh saham Perusahaan sejumlah 4.393.920.000 disuspensi sehubungan dengan tuntutan pailit terhadap Perusahaan dan keterlambatan menyerahkan laporan keuangan Perusahaan. Saham-saham Perusahaan tetap disuspensi walaupun Perusahaan telah lepas dari pailit. Akan tetapi Perusahaan berusaha untuk keluar dari suspensi ini dengan menyerahkan rencana langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Perusahaan. Kemudian, pada bulan Juli 2006, saham-saham Perusahaan telah diperdagangkan kembali.
•
Pada tahun 2006, Perusahaan telah melakukan konversi atas hutang tidak terjamin sebagai bagian dari implementasi perjanjian perdamaian yang telah diputuskan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan menerbitkan sebanyak 43.144.238.750 lembar saham dimana sesuai dengan ketentuan Bursa Efek Indonesia, saham tersebut tidak dapat diperdagangkan dalam waktu 1 tahun. Kemudian, pada bulan Oktober 2007, saham baru tersebut telah diperdagangkan.
•
Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 21 Pebruari 2008, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan penggabungan nilai nominal saham (reverse stock split) dengan rasio 20 berbanding 1 yang artinya 20 saham lama akan menjadi 1 saham baru. Reverse stock ini dilakukan agar saham Perusahaan lebih likuid dan sesuai dengan kinerja Perusahaan. Karena terdapat perubahan jumlah saham dan nilai nominal saham, maka Perusahaan harus melakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan, dan akta notaris untuk Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 3 Maret 2008.
•
Selanjutnya, menurut akta notaris Sutjipto, SH No. 122 tanggal 27 Pebruari 2008 tentang perjanjian pembelian sisa saham hasil reverse stock Perusahaan, dinyatakan bahwa PT Trimegah Securities Tbk sebagai pembeli siaga. Disamping itu, jumlah saham hasil reverse stock telah diperdagangkan di Pasar Reguler pada tanggal 14 Maret 2008.
•
Pada tanggal 10 Oktober 2008, saham dari Anak Perusahaan (PT Texmaco Jaya Tbk) sudah tidak tercatat (delisted) di Bursa Efek Indonesia melalui surat keputusan No. S04741/BEI.PSR/09/2008 dan Peng-004/BEI.PSR/DEL/09-2008 akibat suspensi saham PT Texmaco Jaya Tbk dari perdagangannya dan masalah kelangsungan hidupnya.
•
Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 24 Maret 2009 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Sutjipto, SH No 91 tanggal 24 Maret 2009, notaris di Jakarta, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP). Saham yang dikeluarkan adalah sebanyak 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor (sebanyak 118.845.397 lembar saham seri C). Akta notaris ini ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU0052619.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009. Berdasarkan rencana Perusahaan yang telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia melalui surat tertanggal 17 Maret 2009, program ini akan diimplementasikan mulai tanggal 1 April 2009 sampai dengan 1 Pebruari 2012. Tapi sampai dengan saat ini, program tersebut belum diimplementasikan. 10
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
1. U M U M (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Anak Perusahaan (Lanjutan) •
Sejak tanggal 2 Desember 2009, saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia sudah diganti dengan menggunakan nama Perusahaan yang baru.
c. Anak Perusahaan Yang Dikonsolidasi Perusahaan menguasai baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% hak suara di Anak Perusahaan berikut ini : Anak Perusahaan
Lokasi
Kegiatan usaha
Operasi Komersial
Persentase kepemilikan %
Jumlah aset 2010 2009 Rp Rp (dalam jutaan) (dalam jutaan)
PT Texmaco Jaya Tbk (TJ)
Karawang
Perdagangan, pertenunan,perajutan dan pemrosesan
1972
92,00
228.735
321.795
PT Texmaco Graha Busana (TGB), dimiliki TJ dengan kepemilikan 99%
Jakarta
Perdagangan tekstil dan produksi pakaian jadi dan asesoris
1994
91,08
167
1.503
Polysindo International Finance Company B.V. (PIFC)
Belanda
Jasa keuangan
1994
100,00
6.826.131
7.136.650
Polysindo (Mauritius) Ltd. (PML)
Republik Mauritius
Jasa keuangan
Pra operasi
100,00
–
–
•
Sejak semester kedua tahun 2004, PT Texmaco Graha Busana sudah menghentikan operasional bisnisnya.
•
Pada tahun 2001, Perusahaan mengakuisisi 10.000 saham yang merupakan 100% kepemilikan di Polysindo (Mauritius) Ltd (PML). Saham yang diperoleh sejumlah US$ 10.000. Perbedaan antara harga perolehan dengan aktiva bersih dari PML sejumlah Rp 221.924.188 dicatat pada akun ”selisih restrukturisasi entitas sepengendali” di neraca konsolidasi.
•
Tidak terdapat transaksi antara Perusahaan dengan Polysindo (Mauritius) Ltd. dan Polysindo International Finance Company BV. selama tahun 2010 dan 2009. Perusahaan berniat untuk menutup kegiatan Anak Perusahaan tersebut bersama dengan proses restrukturisasi Perusahaan.
•
Terhitung bulan April 2008, operasional divisi fleece pada PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) telah dioperasikan oleh Perusahaan dengan sistem maklon.
11
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
1. U M U M (Lanjutan) d. Karyawan, Direksi dan Komisaris •
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut : Dewan Komisaris : Komisaris Utama : Bapak Robert Clive Appleby Komisaris Independen : Bapak Dono Iskandar Djojosubroto Bapak Timbul Thomas Lubis SH Komisaris : Bapak Antonitris Bapak Christopher Robert Botsford Bapak Robert Mc Carthy
Dewan Direksi : Direktur Utama Direktur
: Bapak Vasudevan Ravi Shankar : Bapak Masjhud Ali Bapak Seeniappa Jegatheesan Bapak Peter Stanley Grant Bapak Peter Vinzenz Merkle
Bapak Peter Stanley Grant, salah saru Direktur Perusahaan, mengundurkan diri dari susunan Direktur di dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 10 Pebruari 2011. •
Komite Audit dibentuk berdasarkan Peraturan Bapepam No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Untuk memenuhi ketentuan Bapepam-LK, Dewan Komisaris telah membentuk komite audit. Susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut : Ketua Anggota
: Bapak Timbul Thomas Lubis SH : Bapak Heroe Pramono Bapak Djati Suara
•
Corporate Secretary Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah Bapak Tunaryo.
•
Pada bulan Pebruari 2009, Perusahaan telah membentuk departemen internal audit untuk memenuhi ketentuan Bapepam-LK. Ketua internal audit adalah Bapak Yohanes Baptis Galuh Adjar Pamungkas.
12
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
1. U M U M (Lanjutan) d. Karyawan, Direksi dan Komisaris (Lanjutan) •
Jumlah karyawan tetap Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebanyak 3.158 dan 2.993 orang (Tidak Diaudit). Jumlah karyawan tetap Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebanyak 238 dan 394 orang (Tidak Diaudit).
•
Imbalan berupa gaji, yang diberikan kepada Komisaris dan Direktur untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebesar Rp 6.216.295.241 dan Rp 5.679.292.342. Tidak ada imbalan berupa manfaat pension, uang jasa karyawan dan atau manfaat khusus lainnya yang diberikan selama tahun 2010 dan 2009.
2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI a. Kelangsungan Hidup Perkembangan ekonomi pada tahun 2009 cenderung meningkat sampai dengan tahun 2010. Bahan baku Perusahaan, yang berupa Paraxylene dan MEG, harganya relatif stabil sepanjang tahun 2010, meskipun pada akhir tahun 2010 menunjukkan kecenderungan meningkat. Pertumbuhan pasar polyester pada tahun 2010 lebih baik dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan industri ini. Hal ini terutama disebabkan karena menurunnya pasokan kapas selama tahun 2010 yang mengakibatkan kenaikan harga kapas di dunia. Pemanfaatan kapasitas produksi dari PTA, Polymer dan Fiber selama tahun 2010 juga mengalami peningkatan yang signifikan. Perusahaan juga memiliki program pembelanjaan modal (capital expenditure) sekitar US$ 6 juta selama tahun 2010 yang bertujuan untuk meningkatkan volume nilai tambah dan menciptakan produk khusus untuk memenuhi kebutuhan ceruk pasar yang menginginkan kualitas, harga dan spesifikasi tertentu (niche market), mengurangi, menggunakan kembali dan memproses daur ulang barang-barang sisa dalam rangka meningkatkan efektivitas dari sistem manajemen lingkungan, meningkatkan kapasitas produksi dengan memodifikasi mesinmesin yang sudah ada (de-bottlenecking) serta proyek penghematan energi. Beberapa proyek akan segera dilaksanakan dan dalam waktu dekat akan menunjukan hasilnya. Damiano Investments BV., Belanda telah menyediakan dana yang diperlukan untuk mendukung pembelanjaan modal (capital expenditure) tersebut melalui fasilitas Third Loan Agreement. Perusahaan telah memulai perluasan usahanya dengan meningkatkan kapasitas produksi Fiber guna memanfaatkan pertumbuhan pasar benang yang semakin positif.
13
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Dengan adanya kenaikan harga jual yang diikuti dengan tingkat kontribusi pada tahun 2010, Perusahaan dapat mencapai total penjualan sebesar US$ 489 juta dengan keuntungan kas sekitar US$ 68 juta. Dengan kata lain, Perusahaan mencatat pertumbuhan lebih dari 28% yang dihitung dari total pendapatan penjualan dan atau lebih dari dua kali yang dihitung dari keuntungan kas jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pemanfaatan modal kerja juga meningkat secara signifikan melalui peningkatan pendapatan yang sebanding dengan peningkatan harga bahan baku yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Damiano Investments BV., Belanda terus mendukung Perusahaan dengan cara memberikan modal kerja sekitar US$ 50 juta. Perusahaan masih terus menggunakan fasilitas prefinance untuk menjembatani tingginya tingkat permintaan, dimana Perusahaan sudah berhasil mengeliminasi tingginya biaya pembiayaan selama semester kedua tahun 2010. Dengan modal kerja yang ketat, Perusahaan juga telah menerima persetujuan dari kreditur hutang tidak terjamin untuk melakukan kapitalisasi bunga yang telah jatuh tempo melalui penerbitan surat hutang baru. Perusahaan juga dikenakan tingkat bunga yang wajar atas fasilitas letter of credit yang disediakan oleh Damiano Investments BV., Belanda untuk tahun 2010 (18%). Harga bahan baku menunjukkan adanya tren peningkatan pada dua bulan terakhir di tahun 2010, dengan lonjakan masing-masing mencapai level US$ 1.600/MT dan US$ 1.200/MT untuk Paraxylene dan MEG pada kuartal pertama tahun 2011. Perusahaan dapat mengatasi peningkatan harga bahan baku tersebut kepada pelanggannya akibat adanya permintaan yang kuat dan berkelanjutan untuk produk-produk seperti kapas dengan tingkat pasokan yang pendek. Pasar polyester diharapkan berfluktuasi dalam waktu dekat di masa yang akan datang. Perusahaan mengharapkan dapat melakukannya dengan lebih baik di tahun 2011 dengan adanya dukungan yang berkelanjutan dari pemegang saham mayoritas dan dengan adanya kondisi pasar yang semakin membaik. Sampai bulan Maret 2010, Secured Debt Restructuring Plan (SDRP) masih belum disetujui, terutama dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang memiliki sekitar 29% dari total hutang terjamin karena beberapa kondisi dibawah SDRP yang belum disetujui oleh PPA. Perusahaan dan pemegang saham mayoritas terus meminta PT PPA untuk menyetujui restrukturisasi hutang terjaminnya. Setelah proses restrukturisasi ini selesai, dan berakhir pada perubahan pada neraca, Perusahaan yakin akan mendapatkan pinjaman modal kerja dari bank konvensional. Pokok-pokok utama isi SDRP tersebut adalah sebagai berikut : Diusulkan Tanggal Restrukturisasi
1 Juli 2007
14
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Tingkat Suku Bunga Pinjaman atas Surat Hutang Baru:
Bunga akan terhutang triwulanan di muka atas surat hutang baru dan dihitung atas dasar jumlah pokok terhutang selama triwulan yang bersangkutan dengan tingkat suku bunga per tahun masingmasing sebagai berikut Thn1 Thn2 Thn3 Thn4 Thn5 Thn6 Thn7 Thn8 Thn9 0,0% 2,0% 2,0% 2,0% 4,0% 4,0% 4,0% 4,0% 4,0%
Amortisasi:
Pembayaran-pembayaran pokok hutang akan dilaksanakan pada akhir periode setiap 12 bulanan dimulai pada ulang tahun keempat Tanggal Restrukturisasi. Jumlah yang harus dibayar akan sebesar persentase berikut dari pokok hutang yang telah direstrukturisasi Thn1 Thn2 Thn3 Thn4 Thn5 Thn6 Thn7 Thn8 Thn9 0% 0% 0% 5,0% 17,5% 17,5% 17,5% 20,0% 22,5%
Restrukturisasi Hutang
Surat Hutang Baru akan ditukar pada harga 10,73 cent per Dollar Amerika Serikat. 40,90% dari modal yang ditingkatkan akan dibagikan kepada para kreditur terjamin sebagai konversi hutang ke saham (Debt/Equity Swap) sebagaimana disebutkan dalam SDRP.
Disamping itu, kondisi keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tahun 2010 mencerminkan keadaan berikut : • • •
Laba bersih sebesar Rp 334.976.849.923 Didalam laba bersih ini termasuk laba kurs yang belum direalisasi sebesar Rp 410.394.780.972. Modal kerja negatif sebesar Rp 9.096.346.473.644. Defisiensi modal sebesar Rp 7.912.250.769.919
Pada tahun 2010, terdapat peningkatan yang signifikan atas utilisasi kapasitas pabrik Perusahaan di Karawang dan Semarang. Peningkatan utilisasi kapasitas produksi di kedua fasilitas yang ada mencapai lebih dari 95%. Operasional Anak Perusahaan (PT Texmaco Jaya Tbk) : •
Salah satu kreditur tidak terjamin Anak Perusahaan, PT Hanil Bakrie Finance Company, telah mengajukan permohonan pailit kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat melalui surat No. 71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 20 Oktober 2010 karena Anak Perusahaan tidak memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Jual Beli yang tercantum pada akta notaris No. 2 tanggal 6 Januari 2003.
15
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Operasi Anak Perusahaan (Lanjutan) : •
Untuk menanggapi permohonon pailit tersebut, Anak Perusahaan (PT Texmaco Jaya Tbk) telah mengajukan banding dengan meminta penangguhan pembayaran kewajiban (PKPU) berdasarkan ketentuan pasal 244 dari Undang-Undang Hukum Kepailitan di Indonesia No 37 tahun 2004.
•
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah mempertimbangkan permohonan Anak Perusahaan pada tanggal 24 Nopember 2010 dan memberikan SOP (PKPU) sebagai permintaan dan perpanjangan waktu selama 45 hari untuk mempersiapkan Rencana Perdamaian yang akan disetujui oleh para kreditur.
•
Kemudian pada tanggal 3 Januari 2011, Anak Perusahaan telah mengajukan draft Rencana Perdamaian kepada Pengadilan Niaga untuk dipertimbangkan oleh para krediturnya, serta untuk meminta perpanjangan waktu sampai dengan 180 hari guna mempersiapkan Rencana Perdamaian final yang akan disetujui oleh para kreditur.
•
Pemungutan suara persetujuan telah dilakukan oleh hakim pengawas untuk perpanjangan SOP (PKPU) dan telah disetujui oleh mayoritas kreditur untuk perpanjangan waktu sampai dengan 180 hari (4 Juli 2011) telah diberikan oleh Pengadilan Niaga Jakarta pada tanggal 5 Januari 2011 seperti di dalam surat perintah Pengadilan No. W10.U1.308.Pdt.02.I.2011.03 tanggal 7 Januari 2011.
•
Draft Rencana Perdamaian yang diedarkan oleh Anak Perusahaan untuk gambaran para kreditur adalah sebagai berikut a. Rencana Perdamaian memerlukan suntikan uang muka pembiayaan modal kerja sebesar US$ 10 juta. b. Penyedia modal kerja akan mendapatkan 30% dari saham Anak Perusahaan.
•
Anak Perusahaan sedang dalam negosiasi aktif dengan pemegang saham mayoritas, kreditur dan calon investor untuk memperoleh pembiayaan modal kerja yang diperlukan. Anak Perusahaan akan mempersiapkan dan mengedarkan Rencana Perdamaian final (CP) kepada para krediturnya untuk mendapatkan persetujuan dalam waktu yang telah ditentukan.
Perusahaan tetap melanjutkan kerjasama sistem maklon dengan Anak Perusahaan (PT Texmaco Jaya Tbk) divisi fleece untuk melakukan produksi kain berdasarkan Perjanjian Sewa/Maklon (Tolling / Rental Agreement).
16
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan belum mencakup penyesuaian-penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut. Efek yang timbul akan dilaporkan pada laporan keuangan konsolidasi pada saat diketahui dan dapat diperkirakan. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya sampai sekarang dengan dukungan prefinance dari pelanggan Perusahaan, fasilitas Letter of Credit dan pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV., Belanda dan melalui kepercayaan serta pengertian dari para suppliernya. Disamping itu, Damiano Investments BV., Belanda juga menegaskan bahwa ia akan memberikan bantuan kepada Perusahaan dalam memperoleh fasilitas Letter of Credit sampai Perusahaan dapat memenuhi fasilitas letter of credit dari bank atas namanya sendiri. Damiano Investments BV., Belanda telah menyediakan dana yang diperlukan untuk program belanja modal (capital expenditure) pada tahun 2010 melalui Third loan Agreement.
b. Restrukturisasi Hutang Restrukturisasi Hutang – Perusahaan : Berikut adalah hal-hal yang terdapat pada “Proposal Restrukturisasi Hutang Kreditur Tidak Terjamin” yang dibuat oleh Perusahaan : (i)
Pokok hutang direstrukturisasi menjadi 2,961%.
(ii)
Beban bunga dan denda dihapuskan.
(iii)
Hutang yang direstrukturisasi akan dilunasi selama periode 9 tahun.
(iv)
Kreditur tidak terjamin akan memperoleh 19,2% ekuitas dilusi penuh Perusahaan.
(v)
Tingkat suku bunga menjadi 2% setahun dan naik sampai dengan 4% setahun.
Perusahaan telah mengadakan perjanjian restrukturisasi dengan para kreditur hutang tidak terjamin yang disetujui oleh para kreditur dan diratifikasi oleh Pengadilan. Dengan demikian, jumlah hutang kepada kreditur tidak terjamin setelah restrukturisasi adalah sebesar US$ 18.670.630 ditambah hutang bunga yang dikapitalisasi sampai dengan tahun 2010 sebesar US$ 2.406.499 sehingga jumlah seluruhnya adalah sebesar US$ 21.077.129. Perusahaan juga telah mengirimkan usulan restrukturisasi kepada para kreditur terjamin (SDRP). Kemudian, pada bulan Maret 2007, Perusahaan mengirimkan kembali usulan restrukturisasi yang baru kepada para kreditur terjamin (SDRP) termasuk PPA, karena SDRP yang sebelumnya telah melampaui batas waktu yang ditentukan. Namun tidak ada respon dari PT Perusahaan Pengelola Asset (PPA) atas usulan ini. Usulan restrukturisasi telah didukung oleh Damiano Investments BV., Belanda sebagai pemegang mayoritas hutang terjamin lainnya.
17
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Restrukturisasi Hutang (Lanjutan) Restrukturisasi Hutang – Perusahaan (Lanjutan) : Perusahaan sedang melaksanakan semua langkah-langkah yang diharuskan ke arah diterapkannya Rencana Perdamaian (Composition Plan) sebagaimana disetujui oleh para kreditur tidak terjamin Perusahaan dan telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga. Langkah-langkah tersebut meliputi penerbitan surat-surat hutang baru sebagai ganti surat-surat hutang tidak terjamin yang lama serta penerbitan saham-saham untuk pengurangan jumlah pokok hutang sesuai dengan syarat-syarat didalam Rencana Perdamaian. Perusahaan telah menurunkan hutang-hutang tidak terjaminnya sesuai Rencana Perdamaian dan meningkatkan modal sahamnya sebagai tambahan modal disetor menantikan penjatahan kepada para kreditur. Perusahaan telah menunjuk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong untuk bertindak sebagai Fiscal Agent, Paying Agent, dan Trustee untuk surat hutang tidak terjamin yang baru yang mana eurocleared.
Restrukturisasi Hutang – Anak Perusahaan (TJ) Pada tanggal 30 November 2001, Perusahaan dan Polysindo International Finance Company BV. (PIFC) telah menandatangani Definitive Memorandum of Agreement (MOA) dengan para pemegang wesel dan BPPN sehubungan dengan rencana restrukturisasi Perusahaan dan Anak Perusahaan. Termasuk dalam hutang yang direstrukturisasi pada MOA tersebut adalah hutang Anak Perusahaan yang telah disetujui oleh Perusahaan untuk dimasukkan sebagai bagian dalam rencana restrukturisasi. Sesuai dengan MOA maka hutang lama akan diganti dengan penerbitan “New Debt Securities” dan saham baru Polysindo paling lambat tanggal 30 Juni 2002 (Closing). Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 25 Juli 2001 yang diaktakan dengan akta notaris Soetjipto, SH, No. 108 pada tanggal yang sama, para pemegang saham independen dari PT Texmaco Jaya Tbk telah memberikan persetujuan untuk mengalihkan hutang dalam restrukturisasi Anak Perusahaan kepada Perusahaan, namun demikian pengalihan hutang tersebut akan terlaksana apabila para kreditur menyetujuinya. Pada tanggal 22 Nopember 2002 Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mengajukan Revised Term Sheet kepada para kreditur sehubungan dengan usul perubahan syarat-syarat restrukturisasi yang antara lain mengenai tanggal pelaksanaan penerbitan “New Debt Securities”, perubahan tingkat bunga dan komposisi cicilan hutang pokok dan bunga. Akan tetapi, draft Revised Term Sheet tersebut belum disetujui oleh kreditur. Selama proses PKPU, Anak Perusahaan telah menyerahkan ”Proposal Rencana Perdamaian tahap I” kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Garis besar Rencana Perdamaian yang diusulkan oleh Anak Perusahaan antara lain sebagai berikut :
18
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Restrukturisasi Hutang (Lanjutan) Restrukturisasi Hutang – Anak Perusahaan (TJ) (Lanjutan) • • • • • •
•
Hutang terjamin kepada PPA : tingkat pengembalian 100% - semua bunga untuk periode masa lalu (setelah MRA akan dibebaskan). Hutang kreditur terjamin lainnya : tingkat pengembalian 100% (termasuk hutang bunga yang telah dibukukan). Bunga dan denda pada periode masa lalu akan dihapuskan. Hutang tidak terjamin (Sewa dan Wesel Bayar) : tingkat pengembalian 15% dan jumlah saldo hutang akan dikonversi ke ekuitas. Hutang kepada karyawan dan Koperasi Karyawan : tingkat pengembalian 100% dan tidak ada alokasi ekuitas. Kreditur hutang dagang : tingkat pengembalian 100% dan akan dibayarkan setelah periode tersebut sesuai dengan persentase atas persediaan baru. Hutang kepada antar perusahaan : Sebagian dari hutang kepada PT Asia Pacific Fibers (US$ 39,16 juta) akan diperlakukan sebagai hutang tidak terjamin dan direstrukturisasi (dengan tingkat pengembalian 15%), sedangkan siasnya akan dikonversi menjadi ekuitas. Saldo hutang antar perusahaan akan diperlakukan sebagai pinjaman subordinasi dan tidak ada pembayaran yang dipertimbangkan selama periode rencana perdamaian berlangsung.
PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) mengumumkan program penjualan aset dan saham Grup Texmaco, termasuk pabrik Perusahaan di Semarang dan pabrik Anak Perusahaan, pada bulan Desember 2010. Namun, program tersebut kemudian dibatalkan. Tetapi di kemudian hari, PT PPA akan melakukan proses penjualan aset kredit Grup Texmaco melalui mekanisme lelang biasa.
c. Kondisi Ekonomi Stabilitas politik dan ekonomi di Indonesia yang dicapai selama ini diperkirakan akan terus berlanjut dengan pertumbuhan PDB sekitar 6% di masa depan. Laju perekonomian di Indonesia sejalan dengan perlambatan ekonomi yang dialami di negara-negara barat pada tahun 2009-2010. Dengan adanya tingkat inflasi yang rendah serta kuatnya mata uang Rupiah terhadap US Dolar, akan menciptakan masyarakat umum untuk mencapai penghasilan yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan konsumsi dalam negeri. Ekspor Indonesia pada tahun 2010 tumbuh pesat menjadi US$ 146,3 milyar dibandingkan dengan US$ 119,5 milyar pada tahun sebelumnya. Kontribusi utama dari CPO juga diikuti oleh karet, tekstil dan elektronik. Nilai tukar mata uang Rupiah menjadi kuat dan bergerak sampai dengan Rp 8.991 per US$ 1 pada bulan Desember 2010 dari level Rp 9.400 per US$ 1 pada bulan Desember 2009.
19
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) c. Kondisi Ekonomi (Lanjutan) Faktor lainnya adalah situasi politik di negara-negara Timur Tengah yang memiliki pengaruh besar dalam pasokan produk-produk yang terkait dengan minyak, termasuk Paraxylene dan MEG. Setiap pergolakan politik di daerah ini akan mengakibatkan situasi force majeure dalam pasokan bahan baku yang secara drastis akan mempengaruhi kinerja Perusahaan. Bencana alam di Indonesia dan di negara-negara mitra dagang utama lainnya seperti Jepang adalah penyebab yang membutuhkan perhatian utama. Kedua faktor ini memiliki tingkat probabilitas yang tinggi, dan oleh karena itu, Perusahaan harus tetap fleksibel dalam pendekatan operasional dan pemasaran jangka menengah.
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENTING Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan yang mempengaruhi penentuan posisi keuangan konsolidasi dan hasil usahanya, dijelaskan di bawah ini. a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Peraturan BAPEPAM dan LK No. VIII G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapat dalam lampiran Keputusan Ketua Bapepam LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran no. SE02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk Perusahaan Publik Industri Manufaktur. Laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan disusun dengan dasar pengukuran biaya perolehan, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasi juga disusun berdasarkan basis akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasi. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung, dengan mengelompokkan arus kas konsolidasi atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini adalah Indonesia Rupiah. Laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan disajikan dengan menggunakan Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain.
20
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENTING (Lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan beserta Anak Perusahaan yang berada di bawah pengendalian Perusahaan dengan kepemilikan lebih dari 50%. Anak Perusahaan dikeluarkan dari konsolidasi ketika sifat pengendaliannya adalah sementara atau adanya pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak Perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan. Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha dari Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu entitas bisnis Laporan keuangan Anak Perusahaan disajikan untuk periode pelaporan yang sama dengan Perusahaan, dan menggunakan kebijakan akuntansi yang konsisten.
c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan Anak Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Akun aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang Rupiah dengan mempergunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca sebagai berikut: 31 Desember 2010 Rp 8.991 110 1.155 9.600 6.981 13.894 11.956
Mata Uang Asing US$ JPY HKD CHF SGD GBP EUR
1 1 1 1 1 1 1
31 Desember 2009 Rp 9.400 102 1.212 9.087 6.699 15.114 13.509
Laba atau rugi kurs yang timbul akibat penjabaran pos aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan. Laba atau rugi kurs yang timbul akibat penjabaran pos aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan. Pembukuan Anak Perusahaan yang bertempat kedudukan di luar negeri, PIFC dan PML masingmasing diselenggarakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Untuk tujuan konsolidasi, laporan keuangan Anak Perusahaan yang bertempat kedudukan di luar negeri dijabarkan dengan nilai Rupiah, sebagai berikut :
21
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENTING (Lanjutan) c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing (Lanjutan) • •
Akun-akun pada Neraca konsolidasi, kecuali akun ekuitas, dijabarkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata tertimbang periode berjalan. Perbedaan yang timbul dari penjabaran ini disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham.
Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan” pada laporan neraca konsolidasi.
d. Penggunaan Estimasi dan Asumsi Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: • •
Nilai aset dan kewajiban yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi, Jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, tetapi realisasinya mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Estimasi dan asumsi yang digunakan tersebut dievaluasi secara berkala berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor lainnya, termasuk ekspektasi atas peristiwa di masa yang akan datang yang diyakini memadai.
e. Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak – Pihak yang Mempunyai Hubungan yang didefinisikan Istimewa”. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah: (i)
Perusahaan baik langsung maupun melalui salah satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
(ii)
Perusahaan asosiasi;
(iii)
Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); 22
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENTING (Lanjutan) e. Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa (Lanjutan) (iv)
Karyawan kunci, yaitu orang – orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang – orang tersebut; dan
(v)
Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hal suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (iii) dan (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan – perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi dan pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan – perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan. pelapor.
Seluruh transaksi penting dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi No 44. f.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi Pada tahun 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan beberapa revisi standar akuntansi yang mulai berlaku untuk periode akuntansi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010: PSAK 26 (Revisi 2008) : Biaya Pinjaman PSAK 50 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran Dibawah ini merupakan pengaruh terhadap laporan keuangan konsolidasi atas beberapa standar akuntansi baru tersebut. (i) PSAK 26 (Revisi 2008) “Biaya Pinjaman” yang berisi perlakuan akuntansi untuk biaya pinjaman dan mengharuskan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk mengkapitalisasi biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan, konstruksi atas pembuatan aset kualifikasian sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Standar ini juga mengharuskan entitas untuk mengakui biaya pinjaman lainnya sebagai beban. Standar ini tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan konsolidasi. (ii) PSAK 50 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. PSAK 50 ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dari para pengguna laporan keuangan atas pentingnya instrumen keuangan terhadap posisi keuangan, kinerja dan arus kas suatu Perusahaan. PSAK 50 ini menitikberatkan pada beberapa hal dibawah ini :
23
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENTING (Lanjutan) f.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan) a. Klarifikasi dari suatu klasifikasi instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh suatu Perusahaan dikelompokkan sebagai suatu kewajiban atau ekuitas – Instrumen Keuangan diklasifikasikan dari perspektif penerbit sebagai aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen keuangan majemuk mungkin mengandung keduanya dari komponen kewajiban dan komponen ekuitas. Bunga, dividen, rugi dan laba yang berhubungan dengan kewajiban keuangan diakui sebagai pendapatan atau biaya pada laporan laba rugi konsolidasi. Distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas dikurangi secara langsung ke ekuitas setelah dikurangi dengan pajak penghasilan yang terkait. b. Menggambarkan kondisi dimana aset dan kewajiban memungkinkan untuk saling hapus di neraca – Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus ketika dan hanya jika terdapat hak hukum yang mengijinkan dan Perusahaan dan Anak Perusahaan bermaksud untuk menyelesaikannya secara bersih. c. Mewajibkan berbagai pengungkapan tentang instrumen keuangan, termasuk informasi tentang nilai wajarnya – PSAK 50 mensyaratkan pengungkapan mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan kepastian dari arus kas di masa yang akan datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan atas instrumen tersebut. Hal ini juga mensyaratkan pengungkapan mengenai sifat dan luas dari instrumen keuangan yang dimiliki oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan, tujuan bisnis yang dilakukan, risiko yang terkait dengannya, dan kebijakan manajemen untuk mengendalikan risiko tersebut. PSAK 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan menggantikan PSAK 50 (Revisi 1998), Akuntansi Inventasi Efek Tertentu. Prinsip-prinsip di dalam PSAK 50 melengkapi prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan di PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen keuangan : Pengakuan dan Pengukuran. (iii) PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen keuangan : Pengakuan dan Pengukuran. PSAK 55 menggambarkan prinsip-prinsip untuk mengakui dan mengukur beberapa macam instrumen keuangan yang berbeda. •
Pengakuan – PSAK 55 mensyaratkan semua aset keuangan dan kewajiban keuangan untuk diakui di dalam neraca konsolidasi, termasuk derivatif. Suatu aset keuangan atau kewajiban keuangan diakui pada saat Perusahaan dan Anak Perusahaan menjadi suatu pihak di dalam kontrak instrumen.
24
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENTING (Lanjutan) f.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan) •
Pengukuran – Aset keuangan dan kewajiban keuangan pada awalnya diakui sebesar harga perolehan. Selanjutnya, pengukuran tergantung pada kategori dari instrumen keuangan. Hal ini diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif atau sebesar nilai wajarnya. Jika ada bukti obyektif mengenai adanya penurunan nilai, maka nilai tercatat aset tersebut harus dikurangkan dan rugi penurunan nilai diakui.
PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran menggantikan PSAK 55 (Revisi 1998), Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai. Dalam penerapan PSAK 50 dan PSAK 55, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mengidentifikasi beberapa transaksi penyesuaian sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi dari Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Pada tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah menentukan adanya kemungkinan penurunan nilai atas instrumen keuangan berdasarkan kondisi yang ada pada tanggal tersebut. Perbedaan dalam penurunan nilai dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang telah berlaku sebelumnya dengan menyesuaikan saldo laba (akumulasi defisit) pada tanggal 1 Januari 2010. Perbedaan antara keduanya dihitung dengan pendekatan lama dan baru atas penurunan nilai adalah sebesar Rp 368.282.263.830 telah disesuaikan pada saldo awal dari saldo laba (akumulasi defisit) pada tanggal 1 Januari 2010. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan yakin bahwa penurunan nilai dari piutang lain-lain tidak dapat direalisasikan, sehingga aset pajak tangguhan yang timbul dari penurunan nilai tersebut tidak diakui. Rincian dari penyesuaian penurunan nilai tersebut adalah sebagai berikut : 2009 Rp Piutang lain-lain (Catatan 7)
368.282.263.830
Dampak dari penerapan awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)
368.282.263.830
25
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENTING (Lanjutan) g. Aset Keuangan Aset keuangan meliputi kas dan instrumen keuangan lainnya. Aset keuangan, selain instrumen lindung nilai, diklasifikasikan ke dalam kategori berikut : Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Aset keuangan ditentukan ke dalam berbagai kategori oleh manajemen pada saat pengakuan awal, tergantung pada tujuan dilakukannya investasi tersebut. Penentuan aset keuangan dievaluasi kembali setiap tanggal pelaporan dimana tanggal tersebut merupakan pemilihan pengklasifikasian atau metode penerapan akuntansinya tersedia, taat terhadap ketentuan khusus dari standar akuntansi yang berlaku. Pembelian dan penjualan aset keuangan secara rutin diakui pada tanggal perdagangan. Semua aset keuangan yang tidak diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasi pada awalnya diakui sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang terkait. Aset keuangan yang dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasi pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan biaya transaksi dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi. Pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Hal ini timbul ketika Perusahaan dan Anak Perusahaan menyediakan uang, barang atau jasa secara langsung kepada debitur dan tidak bermaksud untuk memperdagangkan piutang terebut. Dengan demikian, ini diklasifikasikan sebagai aset lancar, kecuali untuk yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca konsolidasi akan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Pinjaman yang diberikan dan piutang untuk selanjutnya akan diukur pada biaya perolehan, diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan rugi penurunan nilai, jika ada. Setiap perubahan nilai diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasi. Rugi penurunan nilai dibentuk ketika ada bukti obyektif bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak dapat menerima semua pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai dengan ketentuan asli dari piutang tersebut. Jumlah kerugian dari penurunan nilai ditentukan sebagai selisih antara jumlah aset yang tercatat dengan nilai kini dari estimasi arus kas. Aset keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang disajikan sebagai kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang hubungan istimewa, aset lancar lainnya dan rekening bank yang dibatasi penggunaannya di neraca konsolidasi. Kas dan setara kas mencakup saldo kas, bank, dan investasi likuid lainnya yang jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang, dan dapat dengan segera dikonversi menjadi uang tunai dan memiliki risiko tidak signifikan dari setiap perubahan nilai. Semua pendapatan dan biaya, termasuk rugi dari penurunan nilai, yang berkaitan dengan aset keuangan diakui dalam laporan laba rugi dan disajikan sebagai beban bunga dan administrasi bank dan beban umum dan administrasi pada laporan laba rugi konsolidasi.
26
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENTING (Lanjutan) g. Aset Keuangan (Lanjutan) Penghasilan bukan bunga majemuk, pendapatan dividen dan arus kas lainnya yang dihasilkan dari memegang aset keuangan diakui di dalam laporan laba rugi pada saat diperoleh, dan terlepas dari bagaimana nilai tercatat dengan aset keuangan ini diukur. Penghentian pengakuan aset keuangan terjadi ketika hak untuk menerima arus kas dari instrumen keuangan berakhir atau ketika seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan secara substansial telah dialihkan.
h. Persediaan Bahan baku dan bahan pembantu diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Harga perolehan meliputi semua biaya yang dapat diatribusikan langsung pada proses produksi dan bagian yang sesuai atas overhead produksi terkait, berdasarkan kapasitas operasi normal. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. Penyisihan untuk persediaan usang dan tidak laris ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang. Jumlah setiap penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Jumlah setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi bersih, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
i.
Biaya yang dibayar di muka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
j.
Aset Tetap Awalnya suatu aset tetap diukur sebesar biaya perolehan, yang terdiri dari harga perolehannya dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke alokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen, serta estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Biaya-biaya setelah perolehan awal seperti penggantian komponen dan inspeksi yang signifikan, diakui dalam jumlah tercatat aset tetap jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan akan mengalir ke Perusahaan dan Anak Perusahaan dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Sisa jumlah tercatat biaya komponen yang diganti atau biaya inspeksi terdahulu dihentikan pengakuannya. Biaya perawatan sehari-hari aset tetap diakui sebagai beban pada saat terjadinya. 27
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENTING (Lanjutan) j.
Aset Tetap (Lanjutan) Penyusutan diakui dengan menggunakan metode garis lurus untuk menyusutkan nilai aset tetap, kecuali tanah. Tanah dinyatakan berdasarkan harga perolehan dan tidak disusutkan. Beban-beban tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang tahun yang lebih pendek antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah. Beban ditangguhkan ini disajikan dalam akun “Hak atas tanah yang ditangguhkan” pada neraca konsolidasi. Estimasi masa manfaat aset tetap adalah sebagai berikut: Tahun Bangunan dan instalasi listrik Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor dan mess Peralatan toko
20 10 – 20 5 5 5
Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah ulang setiap akhir tahun buku untuk memastikan nilai residu, umur manfaat dan metode depresiasi diterapkan secara konsisten sesuai dengan ekspektasi pola manfaat ekonomis dari aset tersebut. Penyusutan aset dimulai pada saat tersedia untuk digunakan, yaitu pada saat berada di lokasi dan dalam kondisi yang siap untuk melakukan operasional sesuai dengan yang dikehendaki oleh Manajemen. Penyusutan tidak berhenti pada saat aset tersebut menganggur atau dihentikan dari penggunaan aktif, kecuali aset tersebut telah disusutkan penuh. Aset yang telah disusutkan penuh akan dipertahankan di dalam rekening ini sampai aset tersebut tidak lagi digunakan dan tidak ada biaya lagi untuk penyusutan atas aset tersebut. Ketika suatu aset dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaannya atau pelepasannya, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada, dikeluarkan dari akun tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap akan dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi. Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada.
k. Aktiva dalam penyelesaian Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi penyusutan akan direklasifikasi ke aset tetap ketika konstruksi telah diselesaikan dan aset sudah siap untuk digunakan. 28
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENTING (Lanjutan) l.
Penurunan Nilai Aset Tetap Pada setiap tanggal neraca konsolidasi, Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan telah ditelaah untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai ketika ada peristiwa atau perubahan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak mungin diperoleh kembali. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil dan menghasilkan arus kas terpisah. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi antara harga jual netto dan nilai pakai aset.
m. Sewa Guna Usaha Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substantial.seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca konsolidasi pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Sewa kontijensi dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara masa umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Sewa, yang tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa operasional. Sewa operasional diakui sebagai biaya pada laporan laba rugi konsolidasi berdasarkan masa manfaat dari sewa tersebut. Biaya yang berhubungan, seperti pemeliharaan dan asuransi, diakui sebagai biaya pada saat terjadinya. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan apakah di dalam suatu kontrak mengandung unsur suatu sewa secara substansial yang tergantung pada penggunaan dari aset secara khusus atau dari hak penggunaannya.
29
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENTING (Lanjutan) n. Beban Tangguhan (Lanjutan) Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan emisi saham kepada masyarakat ditangguhkan dan diamortisasi dalam jangka waktu sepuluh (10) tahun berdasarkan metode garis lurus. Pada tahun 1997, Perusahaan mempercepat jangka waktu amortisasi menjadi lima (5) tahun. Berdasarkan Surat Keputusan BAPEPAM KEP–No.06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000, beban emisi saham secara retrospektif dibukukan pada akun “Tambahan Modal Disetor”. Sedangkan beban emisi saham Anak Perusahaan disajikan pada laporan perubahan ekuitas konsolidasi pada akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”.
o. Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan meliputi hutang bank, hutang terjamin, pinjaman jangka pendek, wesel bayar, hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pembelian aset tetap, beban masih harus dibayar, hutang kredit pembiayaan, hutang tidak terjamin dan wesel bayar, pinjaman modal kerja dan hutang sewa guna, diukur pada biaya perolehan yang diamortiasi dengan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif. Kewajiban keuangan diakui ketika suatu Perusahaan menjadi pihak yang ada di dalam persyaratan kontrak dari instrumen keuangan. Semua beban bunga terkait diakui sebagai beban di dalam laporan laba rugi konsolidasi. Hutang bank, hutang terjamin, pinjaman jangka pendek, wesel bayar, hutang tidak terjamin dan wesel bayar, dan pinjaman modal kerja diterima untuk mendukung operasional pendanaan untuk jangka pendek. Perusahaan mengakui sebesar jumlah yang diterima, setelah dikurangi dengan biaya perolehannya secara langsung. Hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pembelian aset tetap, dan beban masih harus dibayar, pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya, dan setelah itu diukur sebesar nilai amortisasi dikurangi dengan pembayarannya. Kewajiban keuangan dihapuskan dari neraca konsolidasi hanya jika kewajiban tersebut dibatalkan atau kadaluarsa.
p. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar merupakan jumlah pada instrumen keuangan yang bisa dipertukarkan dalam transaksi saat ini dengan pihak-pihak yang tersedia, selain penjualan secara paksa atau likuidasi. Nilai wajar diperoleh dari harga pasar atau diskonto arus kas, yang mana yang lebih sesuai.
30
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENTING (Lanjutan) p. Penentuan Nilai Wajar (Lanjutan) Nilai wajar dikurangi estimasi penyisihan atau penyesuaian kredit pada aset dan kewajiban keuangan yang memiliki waktu jatuh tempo kurang dari setahun akan mendekati atau menyamai nilai wajarnya. Untuk tujuan pengungkapan, nilai wajar kewajiban keuangan diestimasi dengan mendiskontokan arus kas kontraktual masa depan dengan tingkat bunga pasar kini yang tersedia bagi Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk instrumen-instrumen keuangan yang serupa.
q. Cadangan Uang Jasa Karyawan Hak karyawan atas uang jasa dan ganti rugi yang berhubungan dengan pengunduran diri karyawan secara suka rela diakui dengan metode akrual. Kewajiban estimasi yang diakui berhubungan dengan jasa yang diberikan oleh karyawan sampai dengan tanggal neraca konsolidasi dan dihitung sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga kerja No. 150/Men/2000 tanggal 20 Juni 2000. Pada bulan April 2003, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan menggantikan peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 150/Men /2000.
r.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir kepada Perusahaan dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan secara khusus harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui. (i) Penjualan barang – Pendapatan diakui pada saat risiko dan manfaat dari kepemilikan barang berpindah kepada pembeli, biasanya pada saat barang telah diserahkan kepada pelanggan. (ii) Pendapatan bunga – Pendapatan diakui sebagai pendapatan bunga berdasarkan metode efektif dari aset tersebut. Pendapatan diukur dengan mengacu pada nilai wajarnya dengan mempertimbangkan penerimaan piutang atas barang yang diproduksi oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan. Beban diakui pada saat pemanfaatan jasa atau pada tanggal terjadinya.
s. Pajak Penghasilan Pajak penghasilan ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk periode bersangkutan. Perusahaan melakukan penangguhan pajak (deferred income tax) atas perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban antara laporan keuangan untuk tujuan komersial dan pajak, yang terutama menyangkut penyusutan aset tetap, transaksi sewa guna usaha dan cadangan uang jasa karyawan. Perlakuan tersebut sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”.
31
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENTING (Lanjutan) s. Pajak Penghasilan (Lanjutan) Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal neraca konsolidasi. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.
t.
Laba Bersih per Saham Dasar Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang dari jumlah saham yang beredar pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 2.376.907.950 saham.
u. Pelaporan Segmen Perusahaan dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan pelaporan segmen sebagai berikut: 1) Segmen usaha (primer), terdiri dari industri pertenunan dan perajutan serta perdagangan dan produksi pakaian jadi. 2) Segmen geografis (sekunder), terdiri dari kegiatan usaha dalam negeri dan luar negeri.
4. KAS DAN SETARA KAS 2010 Rp Kas : Rupiah Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Euro Eropa Kron Norwegia
Bank : Pihak ketiga : Deutsche Bank Rekening Rupiah Rekening Dolar Amerika Serikat Dipindahkan 32
2009 Rp
371.157.705 297.715.747 19.989.884 6.468.082 1.474.349
498.744.470 266.878.690 24.198.141 1.457.397 3.107.229
696.805.767
794.385.927
11.470.996.970 66.609.289.906
8.898.529.769 42.758.819.640
78.080.286.876
51.657.349.409
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
4. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan) 2010 Rp
2009 Rp
Bank (Lanjutan) : Pihak ketiga (Lanjutan) : Pindahan
78.080.286.876
51.657.349.409
PT Bank CIMB Niaga Tbk Rekening Rupiah Rekening Dolar Amerika Serikat
926.269.108 109.599.211
3.131.104.419 3.483.875.375
PT Bank Central Asia Tbk Rekening Rupiah Rekening Dolar Amerika Serikat
447.142.449 6.410.904.786
518.756.434 2.428.524.968
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rekening Rupiah Rekening Dolar Amerika Serikat
1.188.166.093 15.204.141
181.561.903 23.503.102
10.429.794
10.763.175
8.065.237
5.766.495
87.196.067.695
61.441.205.280
87.892.873.462
62.235.591.207
PT Bank Mandiri Tbk Rekening Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia Rekening Rupiah
Jumlah •
Kas di bank umumnya memperoleh bunga berdasarkan suku bunga bank harian yang berkisar antara 0,50% sampai dengan 3,25% setahun untuk rekening Rupiah dan sebesar 0,20% sampai 0,75% setahun untuk rekening Dolar Amerika Serikat pada tahun 2010 dan 2009.
•
Tidak terdapat penempatan kas dan setara kas pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
5. INVESTASI JANGKA PENDEK
Pihak ketiga : Deutsche Bank
33
2010 Rp
2009 Rp
1.000.000.000
3.500.000.000
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
5. INVESTASI JANGKA PENDEK (Lanjutan) Deposito berjangka pada Deutsche Bank sebesar Rp 3.500.000.000 merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 7,00% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 28 September 2010. Deposito berjangka ini telah dicairkan pada tanggal 28 September 2010. Deposito berjangka pada Deutsche Bank sebesar Rp 1.000.000.000 merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 6,25% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 18 Mei 2011.
6. PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari : Pihak ketiga : 2010 Rp
2009 Rp
Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri
433.723.129.561 49.878.280.541
299.259.810.293 41.520.619.708
Jumlah Dikurangi : Penyisihan piutang ragu-ragu
483.601.410.102 (61.489.504.295)
340.780.430.001 (60.376.201.419)
422.111.905.807
280.404.228.582
Bersih
Rincian umur piutang usaha dari pihak ketiga yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : 2010 Rp Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan – 3 bulan > 3 bulan – 6 bulan > 6 bulan – 1 tahun > 1 tahun Jumlah
34
2009 Rp
333.253.690.703 86.776.831.570 2.081.383.534 − 61.489.504.295
238.934.350.080 39.322.382.945 852.939.261 1.294.556.296 60.376.201.419
483.601.410.102
340.780.430.001
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
6. PIUTANG USAHA (Lanjutan) Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu dari pihak ketiga adalah sebagai berikut : 2010 Rp 60.376.201.419
Saldo awal Perubahan selama tahun berjalan : Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan
1.294.556.295 (181.253.419) 61.489.504.295
Saldo akhir
2009 Rp 60.080.746.426 1.024.335.956 (728.880.963) 60.376.201.419
Piutang usaha pihak ketiga merupakan piutang jangka pendek dan tidak dikenakan bunga. Seluruh jumlah piutang usaha kepada pihak ketiga telah ditelaah ulang untuk tujuan indikasi penurunan nilai. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap status dari piutang usaha kepada pihak ketiga secara individual, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang usaha kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha kepada pihak ketiga tersebut. Penyisihan piutang ragu-ragu ini dibentuk karena adanya kesulitan keuangan pada para pelanggan Perusahaan. Penambahan penyisihan piutang ragu-ragu pada tahun 2010 and 2009 masing-masing sebesar Rp 1.294.556.295 dan Rp 1.024.335.956, diakui karena adanya penambahan penyisihan piutang usaha kepada pihak ketiga yang tidak tertagih, dan disajikan sebagai beban umum dan administrasi pada laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 40) Pengurangan penyisihan piutang ragu-ragu pada tahun 2010 and 2009 masing-masing sebesar Rp 181.253.419 dan Rp 728.880.963, diakui sebagai pembalikan atas penyisihan piutang ragu-ragu akibat adanya selisih kurs mata uang asing. Saldo nilai tercatat bersih dari piutang usaha kepada pihak ketiga dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya. Rincian piutang usaha dari pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2010 Rp Rupiah Dolar Amerika Serikat US$ 47.394.372 pada tahun 2010 dan US$ 28.631.006 pada tahun 2009 Jumlah
35
2009 Rp
57.478.608.468
71.648.970.750
426.122.801.634
269.131.459.251
483.601.410.102
340.780.430.001
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
6
PIUTANG USAHA (Lanjutan) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : 2010 Rp PT Multikarsa Investama Dikurangi : Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih
2009 Rp
268.722.447.175 –
268.722.447.175 –
268.722.447.175
268.722.447.175
Rincian umur piutang usaha dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : 2010 2009 Rp Rp Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan – 3 bulan > 3 bulan – 6 bulan > 6 bulan – 1 tahun > 1 tahun Jumlah
– – – – 268.722.447.175
– – – – 268.722.447.175
268.722.447.175
268.722.447.175
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut : 2010 2009 Rp Rp Saldo awal periode Perubahan selama periode berjalan : Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan Saldo akhir periode
–
–
– –
– –
–
–
Piutang usaha dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan piutang usaha jangka pendek dan tidak dikenakan bunga. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang hubungan istimewa, manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat diperkirakan belum mendekati nilai wajar karena penyisihan penih atas piutang ragu-ragu harus dibuat. Namun, penyisihan piutang ragu-ragu tersebut tidak dibuat dimana pihak hubungan istimewa, PT Multikarsa Investama, berada dibawah program restrukturisasi hutang dan penyelesaian atas piutang usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa ini akan dilakukan ketika program restrukturisasi hutang selesai.
36
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
6
PIUTANG USAHA (Lanjutan) Rincian piutang usaha dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2010 2009 Rp Rp Rupiah
268.722.447.175
268.722.447.175
Pada tahun 2010 dan 2009, seluruh piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas pinjaman modal kerja Perusahaan dan pinjaman jangka pendek Anak Perusahaan yang diperolehnya dari Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 18 dan 25).
7. PIUTANG LAIN-LAIN
Pihak ketiga : Piutang dari transaksi impor Piutang karyawan Piutang bunga dari deposito berjangka Lain-lain
Pihak ketiga lainnya : Uang muka operasional kepada : PT Wastra Indah PT Texmaco Perkasa Engineering Tbk PT Wahana Perkasa Auto Jaya PT Texmaco Taman Synthetics PT Sumatex Subur PT Raja Busana Mahameru PT Mutiara Persada Inti Polysindo (UK) Ltd, Inggris Drapper Texmaco Inc, Co, Amerika Serikat Coastral Group Ltd, Afrika Selatan PT Saritex Jaya Swasti Norfil Ltd, Inggris Commonwealth Holdings Pte. Ltd., Singapore PT Ungaran Sari Garments PT Supermitory Utama Tbk Polysindo (USA) Inc, Amerika Serikat Dipindahkan
37
2010 Rp
2009 Rp
1.044.521.903 840.738.253 1.805.556 2.544.318.922
540.069.108 2.673.277.519 16.877.778 2.112.206.022
4.431.384.634
5.342.430.427
164.073.551.252 79.623.239.633 50.799.463.564 37.072.146.707 34.267.515.040 30.776.633.189 29.050.809.556 22.217.242.613 18.567.339.814 7.799.959.893 6.634.990.433 6.547.165.191 4.467.327.421 2.781.057.537 2.582.676.075 2.393.687.182
164.068.551.252 79.760.132.337 53.081.679.773 36.334.660.700 34.267.515.040 30.776.633.189 29.050.809.556 23.227.903.521 19.411.966.884 8.154.779.556 6.634.990.433 6.844.995.306 4.670.545.852 2.781.057.537 2.582.676.075 2.502.575.855
499.654.805.100
504.151.472.866
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
7. PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan) 2010 Rp Pindahan PT Elok Prima Mitra Busana PT Perkasa Heavindo Engineering PT Perkasa Indosteel PT Cipta Abadi Sejati PT Perkasa Indobaja PT Cipta Busana Jaya PT Citra Indah Textile PT Kreasi Kekar PT Busana Perkasa Garments PT Mahkota Indah Sentosa PT Devrindo Widya PT Wahana Jaya Perkasa PT Sarana Daycrown Industri PT Bina Peranan Busana PT Kreasi Indah Textile Jumlah Dikurangi : Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih
499.654.805.100
504.151.472.866
1.959.468.888 1.883.533.856 1.555.808.912 1.354.384.678 912.938.896 878.647.275 728.716.157 448.500.000 411.585.107 377.832.876 332.282.365 99.820.513 99.820.511 21.000.000 18.250.000
1.959.468.888 1.883.533.856 1.555.808.912 1.354.384.678 912.938.896 878.647.275 728.716.157 448.500.000 411.585.107 377.832.876 332.282.365 99.820.513 99.820.511 21.000.000 18.250.000
510.737.395.134 (510.737.395.134) −
Jumlah piutang lain-lain
2009 Rp
4.431.384.634
515.234.062.900 (147.254.392.372) 367.979.670.528 373.322.100.955
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut : 2010 Rp Saldo awal Efek dari penerapan awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) Perubahan selama tahun berjalan : Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan
147.254.392.372
Saldo akhir
510.737.395.134
368.282.263.830 303.000.000 (5.102.261.068)
2009 Rp 157.941.603.948 – – (10.687.211.576) 147.254.392.372
Piutang lain-lain dari perusahaan-perusahaan diatas merupakan pinjaman dan uang muka untuk tujuan modal kerja. Pinjaman dan uang muka ini tidak dikenakan bunga dan tidak ditetapkan jangka waktu pembayarannya. Sampai saat ini, perusahaan-perusahaan tersebut diatas belum dapat membayar hutangnya kepada Perusahaan dan Anak Perusahaan karena masih mengalami kesulitan keuangan. Beberapa perusahaan-perusahaan pelanggan tersebut sudah tidak beroperasi dan masih dalam pelaksanaan program restrukturisasi hutang yang terkait dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Sampai bulan Maret 2011, proses restrukturisasi hutangnya belum selesai. 38
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
7. PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan) Penambahan penyisihan piutang ragu-ragu pada tahun 2010 sebesar Rp 303.000.000, diakui akibat adanya penambahan penyisihan piutang ragu-ragu, dan disajikan sebagai bagian dari beban umum dan administrasi pada laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 40) Pengurangan penyisihan piutang ragu-ragu pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 5.102.261.068 dan Rp 10.687.211.576, diakui sebagai pembalikan atas penyisihan piutang raguragu akibat adanya selisih kurs mata uang asing. Piutang karyawan merupakan pinjaman yang diberikan kepada karyawan. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan pembayarannya dilakukan berdasarkan skedul pembayaran yang telah ditentukan. Seluruh jumlah piutang lain-lain telah ditelaah ulang untuk tujuan indikasi penurunan nilai. Berdasarkan penelaahan terhadap status dari piutang lain-lain secara individual, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu dari piutang lainlain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang lainlain tersebut. Rincian piutang lain-lain menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2010 Rp
2009 Rp
Rupiah
403.006.361.000
403.311.813.489
Dolar Amerika Serikat US$ 12.474.966 pada tahun 2010 dan 2009
112.162.418.768
117.264.679.838
Jumlah
515.168.779.768
520.576.493.327
Saldo nilai tercatat bersih dari piutang lain-lain dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
8
PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA 2010 Rp PT Multikarsa Investama Dikurangi : Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih
39
2009 Rp
476.020.313.345 (50.101.533.106)
476.467.401.610 (50.101.533.106)
425.918.780.239
426.365.868.504
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
8
PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut : 2010 Rp Saldo awal Perubahan selama tahun berjalan : Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan
50.101.533.106
aldo akhir
50.101.533.106
− −
2009 Rp 50.101.533.106 − − 50.101.533.106
Piutang kepada PT Multikarsa Investama berasal dari penerimaan dari AR International Limited, Hong Kong sebesar Rp 51.421.394.625 untuk pengembalian uang muka pembelian aset tetap (mesin dan peralatan) dan sisanya masing-masing sebesar Rp 424.598.918.720 dan Rp 425.046.006.985 pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 merupakan pinjaman untuk uang muka gaji karyawan dan biaya lainnya. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang hubungan istimewa, manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat diperkirakan belum mendekati nilai wajar karena penyisihan penuh atas piutang ragu-ragu belum mencukupi. Namun, tambahan atas penyisihan piutang ragu-ragu tersebut tidak dibuat dimana pihak hubungan istimewa, PT Multikarsa Investama, berada dibawah program restrukturisasi hutang dan penyelesaian atas piutang hubungan istimewa ini akan dilakukan ketika program restrukturisasi hutang selesai. Rincian piutang hubungan istimewa menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2010 Rp Rupiah
476.020.313.345
2009 Rp 476.467.401.610
9. PERSEDIAAN 2010 Rp
2009 Rp
Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Bahan pembantu
178.376.709.962 43.375.132.437 95.368.506.633 144.991.749.163
145.296.009.825 45.066.289.569 145.162.310.250 127.596.454.398
Jumlah Dikurangi : Penyisihan persediaan usang
462.112.098.195 –
463.121.064.042 –
462.112.098.195
463.121.064.042
Bersih 40
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
9. PERSEDIAAN (Lanjutan) Berdasarkan hasil penelaahan keadaan fisik persediaan pada akhir tahun, pihak manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian untuk persediaan usang dan rusak adalah tidak perlu. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, persediaan Perusahaan dilindungi oleh asuransi PT Asuransi Rama Satria Wibawa terhadap kerugian yang disebabkan oleh kebakaran dan resikoresiko kerugian lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 51.000.000 dan US$ 32.500.000, yang mana menurut pendapat manajemen cukup memadai untuk menutup kerugiankerugian yang mungkin timbul. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, persediaan Anak Perusahaan dilindungi oleh asuransi kebakaran dan risiko lainnya masing-masing sebesar US$ Nihil dan US$ 1.000.000. Pada tahun 2010 dan 2009, seluruh persediaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman modal kerja Perusahaan dan pinjaman jangka pendek Anak Perusahaan yang diperolehnya dari Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 18 dan 25).
10. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Asuransi dibayar dimuka Sewa dibayar dimuka Jumlah
2010 Rp
2009 Rp
7.830.955.214 410.380.000
6.701.744.856 886.481.788
8.241.335.214
7.588.226.644
2010 Rp
2009 Rp
11. UANG MUKA PEMBELIAN
Pihak ketiga : Pembelian persediaan Pembelian aset tetap Pembelian suku cadang turbin
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : PT Wismakarya Prasetya Jumlah
41
30.598.633.412 25.721.389.072 1.143.761.941
32.582.100.538 – –
57.463.784.425
32.582.100.538
233.605.042.490
213.843.087.858
291.068.826.915
246.425.188.396
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
11. UANG MUKA PEMBELIAN (Lanjutan) Uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp 25.721.389.072 merupakan uang muka yang berkaitan dengan pembelian mesin dan perlengkapan untuk memproduksi benang dengan total sebesar Rp 5.466.999.072 (setara dengan US$ 610.154) dan ekspansi poly batch (chip) dengan total sebesar Rp 20.254.390.000 (setara dengan US$ 2.255.000). Mesin dan perlengkapan tersebut akan diterima pada bulan April 2011 dan Mei 2011.
12. ASET LANCAR LAIN-LAIN 2010 Rp Uang jaminan atas listrik Uang jaminan atas sewa Bank garansi Lain-lain Jumlah
2009 Rp
1.755.000.000 433.211.029 24.239.736.000 45.179.403
1.795.815.000 433.211.029 – 858.303
26.473.126.432
2.229.884.332
Berdasarkan perjanjian jual beli gas No. 001016.PK/HK.02/USH/2010 antara Perusahaan, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) dan PT Wismakarya Prasetya, Perusahaan harus menyediakan bank garansi untuk memasok gas yang kira-kira setara dengan dua (2) bulan nilai konsumsi gas. Sampai saat ini, Perusahaan telah menyediakan bank garansi (SBLC) melalui Deutsche Bank, Jakarta sejumlah US$ 1.436.368 dan Rp 7.124.400.000 (atau setara dengan US$ 2.258.760) yang merupakan konsumsi selama satu (1) bulan. Untuk memperoleh SBLC tersebut, Perusahaan telah mendepositkan sejumlah US$ 2,696,000 di Deutsche Bank, Hong Kong sebagai jaminan melalui akun Kyoa. Jaminannya kirakira sebesar 120% dari nilai SBLC. Untuk konsumsi bulan kedua, SBLC akan disediakan pada bulan Maret dan April 2011. Rincian aset lancar lain-lain menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
Rupiah Dolar Amerika Serikat (US$ 2.696.000 pada tahun 2010)
2010 Rp
2009 Rp
2.233.390.432
2.229.884.332
24.239.736.000 26.473.126.432
42
– 2.229.884.332
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
13. UANG MUKA INVESTASI DALAM PROYEK PERUSAHAAN PATUNGAN Akun ini merupakan uang muka investasi Perusahaan dalam bentuk tanah yang akan digunakan untuk proyek perusahaan patungan (joint venture) dengan Eastman Kodak Company, Amerika Serikat, dalam bidang produksi polyester chips dan fiber di Karawang – Jawa Barat. Jumlah uang muka tersebut merupakan 17% dari jumlah modal Perusahaan patungan yang ditempatkan. Kelanjutan dari joint venture ini sedang dipertimbangkan kembali oleh kedua belah pihak. Dan karena tidak ada kemungkinan akan dimulainya proyek perusahaan patungan ini, maka perlu dibuatkan penurunan nilai.
14. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA 2010 Rp IBRA (PPA) : PT Bank Dharmala Rekening Rupiah
2009 Rp
64.056.133
64.056.133
5.569.629.066 11.440.674.287
5.569.629.066 11.961.113.757
PT Bank Papan Sejahtera Rekening Rupiah
37.356.312
37.356.312
PT Bank Umum Nasional Rekening Dollar Amerika Serikat
17.329.433
18.117.748
555.500
555.500
17.129.600.731
17.650.828.516
PT Bank Putera Multikarsa Rekening Rupiah Rekening Dollar Amerika Serikat
PT Bank Asia Pacific Rekening Rupiah Jumlah
Karena Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang dalam proses restrukturisasi oleh Badan Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN), keseluruhan saldo rekening bank yang dibatasi penggunaannya oleh BPPN disajikan sebagai aset tidak lancar pada neraca konsolidasi. Pemerintah Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) menghentikan izin operasi PT Bank Putera Multikarsa, yang merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 28 Januari 2000; PT Bank Dharmala, PT Bank Asia Pacific dan PT Bank Papan Sejahtera pada tanggal 13 Maret 1999; dan PT Bank Umum Nasional pada tanggal 21 Agustus 1998. Akibatnya, saldo sejumlah Rp 17.129.600.731 dan Rp 17.650.828.516 yang ada di bank tersebut disajikan sebagai kas yang dibatasi penggunaannya dalam aset tidak lancar di neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
43
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
14. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA (Lanjutan) Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan atas kemungkinan kerugian dari kas yang dibatasi penggunaannya tidak perlu, karena rekening bank yang dibatasi penggunaannya ini akan dikompensasikan dengan pinjaman Perusahaan dan Anak Perusahaan pada saat penyelesaian restrukturisasi hutang dengan para kreditur dan PPA. Oleh karena itu, saldo nilai tercatat bersih dari kas yang dibatasi penggunaannya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
15. ASET TETAP 2009 Rp
2008 Rp
Nilai tercatat : Pemilikan langsung Aset sewa guna usaha
10.746.403.824.612 30.142.094.300
10.731.494.240.971 30.142.094.300
Jumlah nilai tercatat
10.776.545.918.912
10.761.636.335.271
Akumulasi penyusutan : Pemilikan langsung Aset sewa guna usaha
8.946.963.740.712 30.142.094.300
8.441.484.797.956 30.142.094.300
Jumlah akumulasi penyusutan
8.977.105.835.012
8.471.626.892.256
Nilai buku
1.799.440.083.900
2.290.009.443.015
Aset dalam penyelesaian
16.096.195.720
Nilai buku
1.815.536.279.620
– 2.290.009.443.015
Rincian asset tetap adalah sebagai berikut : Pemilikan langsung : 2 0 1 0 Saldo awal Rp Nilai tercatat : Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Peralatan toko
Penambahan Rp
Perubahan selama periode berjalan Pengurangan Reklasifikasi Rp
Saldo akhir Rp
113.343.016.510 224.197.956.439 10.335.643.130.487 23.602.511.287 29.928.933.126 4.778.693.122
– – 13.371.551.187 2.671.632.454 17.900.000 –
– – – 1.151.500.000 – –
– – – – – –
113.343.016.510 224.197.956.439 10.349.014.681.674 25.122.643.741 29.946.833.126 4.778.693.122
10.731.494.240.971
16.061.083.641
1.151.500.000
–
10.746.403.824.612
44
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
15. ASET TETAP (Lanjutan) 2 0 1 0 Saldo awal Rp Akumulasi penyusutan : Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Peralatan toko
Nilai buku
Penambahan Rp
10.209.899.580 495.924.444.452 476.909.020 19.189.704 –
– – 1.151.500.000 – –
– – – – –
165.970.749.814 8.724.196.785.856 22.094.603.589 29.922.908.331 4.778.693.122
8.441.484.797.956
506.630.442.756
1.151.500.000
–
8.946.963.740.712
2.290.009.443.015
Saldo awal Rp
Akumulasi penyusutan : Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Peralatan toko
Nilai buku
Saldo akhir Rp
155.760.850.234 8.228.272.341.404 22.769.194.569 29.903.718.627 4.778.693.122
1.799.440.083.900
2 0 0 9
Nilai tercatat : Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Peralatan toko
Perubahan selama periode berjalan Pengurangan Reklasifikasi Rp
Penambahan Rp
Perubahan selama periode berjalan Pengurangan Reklasifikasi Rp
Saldo akhir Rp
113.343.016.510 224.197.956.439 10.333.607.924.941 23.382.711.287 29.928.933.126 4.778.693.122
– – 2.035.205.546 219.800.000 – –
– – – – – –
– – – – – –
113.343.016.510 224.197.956.439 10.335.643.130.487 23.602.511.287 29.928.933.126 4.778.693.122
10.729.239.235.425
2.255.005.546
–
–
10.731.494.240.971
145.549.921.846 7.724.536.087.984 22.422.594.573 29.794.628.483 4.778.693.122
10.210.928.388 503.736.253.420 346.599.996 109.090.144 –
– – – – –
– – – – –
155.760.850.234 8.228.272.341.404 22.769.194.569 29.903.718.627 4.778.693.122
7.927.081.926.008
514.402.871.948
–
–
8.441.484.797.956
2.802.157.309.417
2.290.009.443.015
Aset sewa guna usaha : 2010
Nilai tercatat : Mesin dan peralatan
Akumulasi penyusutan : Mesin dan peralatan
Nilai buku
Saldo Awal Rp
Perubahan selama periode berjalan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp
Saldo Akhir Rp
30.142.094.300
–
–
–
30.142.094.300
30.142.094.300
–
–
–
30.142.094.300
30.142.094.300
–
–
–
30.142.094.300
30.142.094.300
–
–
–
30.142.094.300
–
–
45
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
15. ASET TETAP (Lanjutan) 2009
Saldo Awal Rp
Nilai tercatat : Mesin dan peralatan
Akumulasi penyusutan : Mesin dan peralatan
Nilai buku
Perubahan selama periode berjalan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp
Saldo Akhir Rp
30.142.094.300
–
–
–
30.142.094.300
30.142.094.300
–
–
–
30.142.094.300
30.142.094.300
–
–
–
30.142.094.300
30.142.094.300
–
–
–
30.142.094.300
–
–
Aset dalam penyelesaian : 2010
Nilai tercatat : Mesin dan peralatan
Saldo Awal Rp
–
Perubahan selama periode berjalan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp
Saldo Akhir Rp
16.096.195.720
16.096.195.720
–
–
Pengurangan aset tetap merupakan penjualan kendaraan dengan rincian sebagai berikut : 2010 2009 Rp Rp Nilai buku Harga jual
– 763.636.367
– –
Laba penjualan aset tetap
763.636.367
–
Beban penyusutan dialokasikan pada : 2010 Rp Pemilikan langsung : Beban pabrikasi (Catatan 38) Beban umum dan administrasi (Catatan 40) Pendapatan (beban) lain-lain Jumlah
2009 Rp
501.535.394.142 496.098.719 4.598.949.895
507.577.455.854 455.325.136 6.370.090.958
506.630.442.756
514.402.871.948
Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang berlokasi di Karawang, Kendal dan Pemalang seluas 1.265.486,40 M² dengan sertifikat berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu 20 – 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2006 dan 2029. Untuk tanah milik Perusahaan yang berlokasi di Semarang seluas 78.111 M² jangka waktunya telah habis dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 29 November 2027. Sertifikat HGB seluas 76.428 M² masih dalam proses. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan sertifikat hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. 46
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
15. ASET TETAP (Lanjutan) Pada tahun 2002 dan 2001, penambahan tanah sebesar Rp 258.585.580 dan Rp 1.753.645.426 terdiri dari tanah yang berlokasi di Semarang seluas 24.120 M² dan di Karawang seluas 1.962,60 M². Sertifikat hak atas tanah tersebut masih dalam proses. Pada tanggal 31 Desember 2010, sertifikat kepemilikan tanah belum menggunakan nama baru Perusahaan. Mesin dan peralatan dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 16.096.195.720 berhubungan dengan pengembangan Perusahaan atas produk benang baru (merek SILKRA dan lainnya). Sampai dengan 31 Desember 2010, persentase penyelesaian untuk proyek ini sekitar 73% dan akan selesai pada tahun 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010 and 2009, seluruh aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Rama Satria Wibawa terhadap resiko kerugian dan resiko lainnya termasuk gempa bumi dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 571.850.000 ditambah Rp 2.813.350.000 dan US$ 528.000.000. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi kerugian-kerugian yang mungkin timbul. Nilai wajar atas tanah (1.119.661 M²) berdasarkan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) adalah sebesar Rp 315.500.995.000 dan nilai wajar atas bangunan (375.458 M²) berdasarkan NJOP adalah sebesar Rp 235.422.046.000. Dan berdasarkan laporan jasa penilai Nirboyo A., Dewi A. & Rekan tanggal 20 Januari 2010, jumlah nilai pasar dan nilai likuidasi dari aset tetap Perusahaan (kecuali peralatan kantor) masing-masing sebesar US$ 591.782.199 (setara dengan Rp 5.320.713.751.209) dan US$ 330.974.872 (setara dengan Rp 2.975.795.074.152). Seluruh tanah, mesin dan peralatan Perusahaan dan Anak Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas pemegang hutang obligasi berjaminan, Damiano Investments BV., Belanda dan PT Bina Prima Perdana (BPP) / PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) (Catatan 17 dan 18).
16. HUTANG BANK 2010 Rp Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : Damiano Investment BV., Belanda (US$ 48.046.644 pada tahun 2010 dan US$ 43.409.360 pada tahun 2009)
431.987.380.441
47
2009 Rp
408.047.983.987
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
16. HUTANG BANK (Lanjutan) Menurut pembaharuan perjanjian pinjaman tanggal 3 Maret 2006 dan 31 Agustus 2006 antara Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent / Pengawas), Pemberi pinjaman menyetujui untuk menyediakan fasilitas letter of credit dengan jumlah keseluruhan sebesar US$ 50.000.000. Dengan demikian, Perusahaan juga dapat menggunakan nama pemberi pinjaman sebagai penjamin untuk membuka Letter of Credit di Barclays Bank Plc, Hong Kong (Barclays). Disamping itu, Perusahaan juga membayar biaya pendanaan sebesar 2,25% sebulan atas jumlah penggunaan fasilitas di Barclays kepada Damiano Investments BV., Belanda. Kemudian, berdasarkan pembaharuan perjanjian pinjaman tanggal 1 Januari 2009 antara Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent / Pengawas), makan sejak tanggal 3 April 2009, semua fasilitas “Letter of Credit di Barclays” dipindahkan ke “Deutsche Bank AG : Fasilitas Letter of Credit”. Total biaya pendanaan yang dibebankan oleh Damiano Investments BV., Belanda untuk fasilitas ini adalah sebesar 1,50% per bulan pada tahun 2010 dan 1,25% per bulan untuk tahun 2009. Fasilitas Letter of Credit ini selalu berubah sesuai dengan kebutuhan Perusahaan untuk pembelian bahan baku. Fasilitas yang tersedia per 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sejumlah US$ 50.717.707 dan US$ 45.499.846. Dan Letter of Credit yang telah digunakan oleh Perusahaan untuk membeli bahan baku sejumlah US$ 48.046.644 (setara dengan Rp 431.987.380.441) pada tahun 2010 dan US$ US$ 43.409.360 (setara dengan Rp 408.047.983.987) pada tahun 2009. Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009, biaya pendanaan atas fasilitas Letter of Credit diatas kepada Damiano Investments BV., Belanda telah dibukukan masing-masing sebesar Rp 73.156.430.350 dan Rp 63.146.801.683. Nilai wajar dari kewajiban keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
17. HUTANG TERJAMIN 2010 Rp
2009 Rp
Obligasi : A. 13% Guaranteed Secured Notes US$ 122.526.000
1.101.631.266.000
1.151.744.400.000
449.550.000.000
470.000.000.000
C. 9.375% Guaranteed Secured Notes US$ 250.000.000
2.247.750.000.000
2.350.000.000.000
D. 11.375% Guaranted Secured Notes US$ 260.000.000
2.337.660.000.000
2.444.000.000.000
6.136.591.266.000
6.415.744.400.000
B. US$ 50.000.000 Secured Floating Rate Notes
48
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
17. HUTANG TERJAMIN (Lanjutan) 2010 Rp
2009 Rp
PT Bina Prima Perdana PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rupiah US$ 29.055.834 EUR 849.872 YEN 3.001.711.400
1.302.583.907.331 261.241.003.494 10.160.902.370 331.044.642.263
1.302.583.907.331 273.124.839.600 11.481.534.233 305.290.878.655
1.905.030.455.458
1.892.481.159.819
Damiano Investments BV., Netherland (Eks. PT Bank Finconesia) EUR 7.471.539
89.328.151.552
100.938.474.904
Damiano Investments BV., Netherland (Ex. Union Europeene de CIC. Singapore) EUR 5.941.395
71.034.069.241
80.266.640.368
Damiano Investments BV., Netherland (Eks. Credit Agricole Indosuez. Singapore) US$ 12.117.088
108.944.741.260
113.900.630.392
29.698.148.543
31.049.115.371
299.005.110.596
326.154.861.035
Banks
Damiano Investments BV., Netherland (Eks. Bangkok Bank. Singapore) US$ 3.303.097
Tim Pemberesan (TP) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. US$ 78.628.322 Rupiah EUR 1.426.173 CHF 45.902
Jumlah
49
706.947.246.882 41.968.807.083 17.051.019.567 440.670.915
739.106.230.751 41.968.807.083 19.267.206.135 417.138.985
766.407.744.447
800.759.382.954
9.107.034.576.501
9.435.139.803.808
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
17. HUTANG TERJAMIN (Lanjutan) Pada tanggal 30 Nopember 2001, Perusahaan telah menandatangani Definitive Memorandum of Agreement (MOA) dengan para pemegang wesel sehubungan dengan rencana restrukturisasi dari Perusahaan dan Anak Perusahaan. Akan tetapi, hal ini belum dilaksanakan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan dan MOA ini secara otomatis dihentikan. Kemudian, pada tanggal 14 Maret 2007, Perusahaan telah mengirimkan kembali usulan restrukturisasi yang baru kepada para kreditur terjamin (SDRP) untuk merestrukturisasi hutang terjaminnya termasuk obligasi. Sampai dengan bulan Maret 2010 belum diperoleh persetujuan dari para kreditur terjaminnya, terutama dari PPA (29% dari total hutang terjamin) masih belum memberikan keputusan soal penyelesaian restrukturisasi hutang. Pada bulan Juli 2007, Perusahaan mengajukan Secured Debt Restructure Plan (SDRP) kepada kreditur terjaminnya yang terdiri dari pemegang obligasi terjamin dan PPA. SDRP ini belum disetujui oleh PPA. Namun demikian, Damiano Investments BV., Belanda selaku pemilik 90% hutang terjamin, yang berupa obligasi dan bank selain PPA, telah menyetujui SDRP tersebut. Pada bulan November dan Desember 2010, PPA mengumumkan program “Penjualan aset dan saham Grup Texmaco” yang meliputi pabrik di Semarang. Namun, program ini kemudian dibatalkan. A. 13% Guaranteed Secured Notes, US$ 122.526.000. Pada bulan Juni 1994, Perusahaan menerbitkan Unsecured Senior Notes sebesar US$ 125.000.000 dengan tingkat bunga sebesar 13% per tahun. Wesel ini akan jatuh tempo pada tahun 2001. Pada bulan Mei 1996, Perusahaan menawarkan kepada para pemegang Unsecured Notes untuk menukarkan wesel mereka ke Guaranteed Secured Notes dengan tingkat bunga 13% per tahun dan jatuh tempo pada tahun 2001 yang terdaftar pada Bursa Efek Luxembourg dan diterbitkan oleh PIFC dengan Perusahaan sebagai penjamin. Seluruh pemegang Unsecured Notes menukar Unsecured Notes menjadi Secured Notes, kecuali pemegang Unsecured Notes sebesar US$ 2.474.000. Pada bulan Agustus 1997, Perusahaan membayar sebagian Unsecured Senior Notes dengan tingkat bunga 13% sejumlah US$ 1.250.000. B. Secured Floating Rates Notes, US$ 50.000.000. Pada bulan Pebruari 1996, PIFC menerbitkan Secured Floating Rate Note sebesar US$ 50.000.000, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg dengan tingkat bunga 3% di atas LIBOR per tahun yang jatuh tempo pada tahun 1999. C. 9,375% Guaranteed Secured Notes, US$ 250.000.000. Pada bulan Juli 1997, PIFC menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 250.000.000 yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin dengan tingkat bunga 9,375% per tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2007. Dana dari wesel ini digunakan untuk mendanai sebagian dari program pengembangan yang baru tahap I.
50
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
17. HUTANG TERJAMIN (Lanjutan) D. 11,375% Guaranteed Secured Notes, US$ 260.000.000. Pada bulan Juni 1996, PIFC menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 260.000.000 yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin dengan tingkat bunga 11,375% per tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2006. Dana dari wesel ini digunakan untuk melunasi hutang bank dan hutang lainnya. Saat ini, wesel-wesel tersebut di atas tidak tercatat pada Bursa Efek Luxemburg dan dijamin oleh hak gadai dengan jaminan real property, aset-aset bergerak (selain dari persediaan) dan hasil dari penjualan jaminan tersebut secara pari-passu dengan wesel bayar dan kewajiban lainnya dari Perusahaan dan Anak Perusahaan lainnya. Pinjaman kepada PT Bina Prima Perdana (BPP) merupakan pinjaman pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang telah jatuh tempo dan administrasinya telah dialihkan ke BPPN. Kemudian sesuai dengan skema restrukturisasi hutang yang termuat dalam Master Restructuring Agreement (MRA) tertanggal 23 Mei 2001, pada tahun 2002 hutang Perusahaan berdasarkan program restrukturisasi dengan BPPN telah dialihkan kepada BPP. Untuk pengalihan tersebut, BPP menerbitkan Exchangeable Bond (EB) kepada BPPN. Akan tetapi, pada tanggal 26 Pebruari 2004, BPPN mengeluarkan pernyataan pemberitahuan default kepada PT Bina Prima Perdana. Di dalam surat tersebut dinyatakan bahwa PT Bina Prima Perdana sebagai holding company tekstil telah gagal membayar kupon Exchangeable Bond (EB) yang jatuh tempo tanggal 18 Agustus 2003. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mengakui adanya beban bunga atas hutang terjamin sejak tahun 2004 dimana Perusahaan dan Anak Perusahaan masih dalam proses restrukturisasi, dan hutang bunga tidak akan diperhitungkan nantinya. Rincian hutang terjamin menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2010 Rp Dollar Amerika Serikat (USD 805.630.342 pada tahun 2010 dan 2009) Euro Eropa (EUR 15.688.978 pada tahun 2010 dan 2009) Yen Jepang (JPY 3.001.711.400 pada tahun 2010 dan 2009) Franc Swiss (CHF 45.902 in 2010 and 2009) Rupiah Jumlah
2009 Rp
7.243.422.406.179
7.572.925.216.114
187.574.142.730
211.953.855.640
331.044.642.262
305.290.878.655
440.670.916 1.344.552.714.414
417.138.985 1.344.552.714.414
9.107.034.576.501
9.435.139.803.808
Nilai wajar dari kewajiban keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
51
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
18. PINJAMAN JANGKA PENDEK 2010 Rp
2009 Rp
Fasilitas Pinjaman Modal Kerja : PT Bina Prima Perdana : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Hong Kong (US$ 18.587.500) Cabang Pekalongan Cabang Karawang
167.120.212.500 53.122.755.829 88.695.795
174.722.500.000 53.122.755.829 88.695.795
PT Bank Dharmala
8.000.000.000
8.000.000.000
PT Bank Putera Multikarsa
1.197.490.480
1.197.490.480
Catora International BV., Belanda (US$ 400.000 pada tahun 2010 dan 2009)
3.596.400.000
3.760.000.000
Damiano Investments BV., Belanda (US$ 200.000 pada tahun 2010 dan 2009)
1.798.200.000
1.880.000.000
234.923.754.604
242.771.442.104
28.175.026.153
28.175.026.153
15.020.988.397
15.704.292.173
43.196.014.550
43.879.318.326
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (US$ 1.906.484)
17.141.197.649
17.920.949.605
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (US$ 198.595 dan Rp 27.115.346.119)
28.900.913.875
28.982.139.119
46.042.111.524
46.903.088.724
89.238.126.074
90.782.407.050
324.161.880.678
333.553.849.154
Jumlah fasilitas modal kerja Fasilitas Letter of Credit : PT Bina Prima Perdana : PT Bank Duta PT Bank Putera Multikarsa (US$ 1.670.669.38) Jumlah Lain-lain :
Jumlah fasilitas letter of credit Jumlah
52
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
18. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) Pinjaman kepada PT Bina Prima Perdana (BPP) merupakan pinjaman pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang telah jatuh tempo dan administrasinya telah dialihkan ke BPPN. Kemudian sesuai dengan skema restrukturisasi hutang yang termuat dalam Master Restructuring Agreement (MRA) tertanggal 23 Mei 2001, hutang Anak Perusahaan berdasarkan program restrukturisasi dengan BPPN telah dialihkan kepada BPP pada tahun 2002. Untuk pengalihan tersebut. BPP menerbitkan Exchangeable Bond (EB) kepada BPPN. Pada tanggal 30 Nopember 2001, PT Polysindo Eka Perkasa Tbk telah menandatangani Definitive Memorandum of Agreement (MOA) dengan para pemegang wesel dan BPPN sehubungan dengan rencana restrukturisasi dari Polysindo dan Anak Perusahaan. Akan tetapi, hal ini belum dilaksanakan oleh Anak Perusahaan dan MOA ini secara otomatis dihentikan. Pada tanggal 26 Pebruari 2004, BPPN mengeluarkan pernyataan pemberitahuan default kepada PT Bina Prima Perdana. Di dalam surat tersebut dinyatakan bahwa PT Bina Prima Perdana sebagai holding company tekstil telah gagal membayar kupon Exchangeable Bond (EB) yang jatuh tempo tanggal 18 Agustus 2003. Pada tanggal 27 Pebruari 2004, BPPN dibubarkan oleh Pemerintah. Permasalahan-permasalahan yang sedang ditangani oleh BPPN dan belum terselesaikan, dialihkan kepada suatu lembaga baru pemerintah yang disebut Perusahaan Pengelola Asset (PPA) dibawah pengawasan Menteri Keuangan. Berikut adalah informasi penting sehubungan dengan pinjaman : a. Fasilitas Kredit Modal Kerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Anak Perusahaan tidak mencatat beban bunga pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) sejak tahun 2004, karena Anak Perusahaan sedang dalam proses restrukturisasi, dimana pada saat restrukturisasi hutang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Anak Perusahaan memiliki beban bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp 50.280.187.912 ditambah US $ 9.031.692.27, yang disajikan sebagai beban masih harus dibayar pada neraca konsolidasi.
PT Bank Dharmala Anak Perusahaan tidak mencatat beban bunga pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Dharmala sejak tahun 2004, karena Anak Perusahaan sedang dalam proses restrukturisasi, dimana pada saat restrukturisasi hutang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Anak Perusahaan memiliki hutang bunga sebesar Rp 7.856.714.054, yang disajikan pada beban masih harus dibayar pada neraca konsolidasi.
53
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
18. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) a. Fasilitas Kredit Modal Kerja (Lanjutan) PT Bank Putera Multikarsa Anak Perusahaan tidak mengakui adanya beban bunga dari pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Putera Multikarsa sejak tahun 2004, karena Anak Perusahan sedang dalam proses restrukturisasi hutang, dimana pada saat restrukturisasi hutang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Anak Perusahaan memiliki beban bunga masing-masing sebesar Rp 98.149.297, yang disajikan sebagai beban masih harus dibayar pada neraca konsolidasi.
Catora International BV., Belanda Pada tanggal 27 Januari 2006, Anak Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja sebesar US$ 500.000 dari Catora International BV., Belanda (“CIBV”) untuk pembelian bahan baku (impor dan lokal) dan memenuhi kebutuhan operasional seperti pembayaran gaji, tagihan listrik dan lain-lain. Fasilitas kredit modal kerja ini dibebani bunga sebesar 18% per tahun dengan jatuh tempo pembayaran akhir Agustus 2006, dan dijamin dengan persediaan senilai US$ 750.000. Kemudian, fasilitas kredit modal kerja tersebut telah diamandemen pada bulan Agustus 2006 untuk menyediakan tambahan fasilitas kredit dengan total fasilitas menjadi senilai US$ 750.000 dan jatuh tempo pembayaran akhir adalah pada tanggal 31 Mei 2007. Selama tahun 2007, Anak Perusahaan telah membayar US$ 200.000 pada tanggal 14 Agustus 2007 dan US$ 100.000 pada tanggal 13 September 2007. Selama tahun 2008, Anak Perusahaan telah membayar US$ 50.000 pada tanggal 9 April 2008. Kemudian, loan ini dipindahkan kepada Bapak Marimutu Sinivasan sesuai dengan perjanjian pengalihan tertanggal 29 Juli 2008. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Anak Perusahaan belum membayar sisa pinjamannya masing-masing sebesar US$ 400.000 atas pinjaman jangka pendek tersebut yang telah jatuh tempo karena kesulitan keuangan atau masalah arus kas. Disamping itu, Anak Perusahaan belum memperbaharui perjanjian pinjaman ini. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, beban bunga atas pinjaman jangka pendek dari Catora International BV., Belanda sebesar US$ 81.111 (setara dengan Rp 736.238.222 pada tahun 2010 dan Rp 744.713.856 pada tahun 2009), yang disajikan sebagai beban bunga dan administrasi bank pada laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 42). Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Anak perusahaan memiliki hutang bunga sebesar US$ 149.946 (setara dengan Rp 1.348.164.450) dan US$ 76.946 (setara dengan Rp 723.292.362), yang disajikan sebagai bagian dari akun beban masih harus dibayar pada neraca konsolidasi.
54
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
18. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) a. Fasilitas Kredit Modal Kerja (Lanjutan) Damiano Investment BV., Belanda Berdasarkan perjanjian tanggal 8 Januari 2008 antara Anak Perusahaan (Peminjam), dan Damiano Investment BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), pemberi pinjaman setuju untuk menyediakan fasilitas kredit modal kerja sebesar US$ 1.000.000. Bunga atas pinjaman ini sebesar 25% per tahun dan harus dibayar kembali selama 6 bulan setelah disetujui atau pada bulan Agustus 2008. Pada tanggal 14 Agustus 2008 dan 1 September 2008, Anak Perusahaan telah membayar masing-masing sebesar US$ 700,000 dan US$ 100,000. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Anak Perusahaan belum membayar sisa pinjaman masingmasing sebesar US$ 200,000 tersebut karena kesulitan keuangan atau masalah arus kas. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 December 2010 dan 2009, jumlah beban bunga atas pinjaman jangka pendek dari Damiano Investment BV., Belanda sebesar US$ 56.327 (setara dengan Rp 553.146.917 pada tahun 2010 dan Rp 515.761.307 pada tahun 2009), yang disajikan pada beban bunga dan administrasi bank pada laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 42). Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Anak Perusahaan memiliki hutang bunga masingmasing sebesar US$ 174.194 (setara dengan Rp 1.566.177.417) dan US$ 134.750 (setara dengan Rp 1.266.644.947) yang disajikan sebagai bagian dari akun beban masih harus dibayar pada neraca konsolidasi.
b. Fasilitas Letter of Credit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) Pada bulan Agustus 2000, Anak Perusahaan, PT Polysindo Eka Perkasa Tbk dan PT Wastra Indah memperoleh fasilitas Letter of Credit dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dengan maksimum kredit sebesar US$ 100.000.000 untuk mengimpor bahan baku, supplies bahan pembantu untuk tekstil dan industri kimia. Fasilitas Letter of Credit dari BNI yang dijamin BPPN tersebut telah dihentikan oleh BNI pada bulan Maret 2003. Anak Perusahaan tidak mengakui adanya beban bunga dari pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Putera Multikarsa sejak tahun 2004 karena Anak Perusahaan sedang dalam proses restrukturisasi hutang, dimana pada saat restrukturisasi hutang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Anak Perusahaan memiliki hutang bunga masing-masing sebesar Rp 17.414.256.284 ditambah US$ 56.730,30, yang disajikan sebagai bagian dari akun beban masih harus dibayar pada neraca konsolidasi.
55
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
18. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) b. Fasilitas Letter of Credit (Lanjutan) PT Bank Duta dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Anak Perusahaan tidak mengakui adanya beban bunga dari pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Duta dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia sejak tahun 2004 karena Anak Perusahaan sedang dalam proses restrukturisasi hutang, dimana pada saat restrukturisasi hutang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Anak Perusahaan memiliki hutang bunga masing-masing sebesar Rp 22.512.136.671 plus US$ 89.072,89 yang disajikan sebagai bagian dari akun beban masih harus dibayar pada neraca konsolidasi. Fasilitas Letter of Credit dari PT Bank Duta dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dikategorikan sebagai Hutang BPPN/PPA dengan Jaminan.
PT Bank Putera Multikarsa Anak Perusahaan tidak mengakui adanya beban bunga dari pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Putera Multikarsa sejak tahun 2004 karena Anak Perusahaan sedang dalam proses restrukturisasi hutang, dimana pada saat restrukturisasi hutang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Anak Perusahaan memiliki hutang bunga masing-masing sebesar US$ 73.997.97, yang disajikan sebagai bagian dari akun beban masih harus dibayar pada neraca konsolidasi. Fasilitas Letter of Credit dari PT Bank Putra Multikarsa dikategorikan sebagai Hutang BPPN tanpa jaminan. Pada bulan Desember 2010, Anak Perusahaan telah mengajukan Proposal Rencana Perdamaian kepada Pengadilan Niaga untuk merestrukturisasi hutangnya, namun Rencana Perdamaian tersebut belum disetujui oleh para kreditur. Nilai wajar dari kewajiban keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya. Seluruh pinjaman jangka pendek tersebut di atas dijamin dengan piutang usaha, persediaan, aset tetap, jaminan pribadi direksi Anak Perusahaan dan penggadaian saham Anak Perusahaan sejumlah 5.000.000 lembar (Catatan 6, 9 dan 15).
56
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
19. WESEL BAYAR 2010 Rp PT Bina Prima Perdana : Dollar Amerika Serikat Nilai nominal US$ 5.000.000 Rupiah Nilai nominal
Lain-lain : Dollar Amerika Serikat Nilai nominal US$ 11.141.085 Jumlah Dikurangi : wesel bayar yang jatuh tempo dalam satu tahun Wesel bayar jangka panjang Tingkat bunga diskonto : Rupiah Dollar Amerika Serikat
2009 Rp
44.955.000.000
47.000.000.000
37.026.286.647
37.026.286.647
81.981.286.647
84.026.286.647
100.169.497.841
104.726.201.724
182.150.784.488
188.752.488.371
(182.150.784.488 )
188.752.488.371
–
–
18.75% 10.50%
18.75% 10.50%
Akibat dihentikannya operasi beberapa bank pemegang wesel bayar ini pada tahun 1999, administrasinya telah dialihkan kepada BPPN. Sesuai dengan skema restrukturisasi hutang yang termuat dalam Master Restructuring Agreement (MRA) tertanggal 23 Mei 2001, pada tahun 2002 hutang Perusahaan berdasarkan program restrukturisasi dengan BPPN telah dialihkan kepada perusahaan induk (holding company) yang baru dibentuk (NewCo) yaitu PT Bina Prima Perdana. Untuk Pengalihan tersebut, PT Bina Prima Perdana mengeluarkan Exchangeable Bond (EB) kepada BPPN. Wesel bayar tersebut di atas tidak mempunyai jaminan. Bertindak sebagai arranger dari wesel bayar ini adalah PT Asia Kapitalindo Securities. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, para pemegang saham independen telah menyetujui pengalihan hutang dalam restrukturisasi Anak Perusahaan kepada PT Polysindo. Pada tanggal 26 Februari 2004, BPPN mengeluarkan surat pemberitahuan default kepada PT Bina Prima Perdana. Surat tersebut menyatakan bahwa PT Bina Prima Perdana sebagai perusahaan induk divisi tekstil telah gagal membayar kupon Exchangeable Bond (EB) yang jatuh tempo pada tanggal 18 Agustus 2003. Pada tanggal 27 Februari 2004, BPPN dibubarkan oleh Pemerintah. Permasalahan-permasalahan yang sedang ditangani oleh BPPN dan belum terselesaikan dialihkan kepada suatu lembaga baru pemerintah yang disebut Perusahaan Pengelola Asset (PPA) dibawah pengawasan Menteri Keuangan. 57
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
19. WESEL BAYAR (Lanjutan) Anak Perusahaan tidak mengakui adanya beban bunga dari wesel bayar sejak tahun 2004 karena Anak Perusahaan sedang dalam proses restrukturisasi hutang, dan hutang bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Anak Perusahaan memiliki hutang bunga masing-masing sebesar US$ 732.349 ditambah Rp 3.082.246.608, yang disajikan sebagai bagian dari akun beban masih harus dibayar pada neraca konsolidasi. Pada bulan Desember 2010, Anak Perusahaan telah mengajukan Proposal Rencana Perdamaian kepada Pengadilan Niaga untuk merestrukturisasi hutangnya, namun Rencana Perdamaian tersebut belum disetujui oleh para kreditur. Nilai wajar dari kewajiban keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
20. HUTANG USAHA Akun ini terdiri dari: Pihak ketiga : 2010 Rp Pemasok lokal Pemasok luar negeri Jumlah
2009 Rp
85.419.533.299 112.371.625.780
200.101.656.863 157.674.631.025
197.791.159.079
357.776.287.888
Rincian umur hutang usaha kepada pihak ketiga yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : 2010 Rp Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan – 3 bulan > 3 bulan – 6 bulan > 6 bulan – 1 tahun > 1 tahun Jumlah
58
2009 Rp
139.674.882.248 21.348.276.504 4.059.139.376 2.484.182.004 30.224.678.947
285.139.323.908 39.339.574.734 2.635.201.681 819.892.806 29.842.294.759
197.791.159.079
357.776.287.888
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
20 HUTANG USAHA (Lanjutan) Rincian hutang usaha kepada pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2010 Rp
2009 Rp
Rupiah
92.579.498.187
44.063.836.546
Dollar Amerika Serikat (US$ 11.091.004 pada tahun 2010 dan US$ 33.113.108 pada tahun 2009)
99.719.215.335
311.263.214.231
Euro Eropa (EUR 419.905 pada tahun 2010 dan EUR 97.466 pada tahun 2009)
5.020.384.712
1.316.670.086
Dollar Singapura (SGD 20.022 pada tahun 2010 dan SGD 93.399 pada tahun 2009)
139.772.963
625.681.892
Yen Jepang (Yen 1.431.156 pada tahun 2010 dan Yen 2.744.883 pada tahun 2009)
157.427.188
279.978.046
Poundsterling Inggris (GBP 11.788 pada tahun 2010 dan GBP 9.677 pada tahun 2009)
163.781.365
146.262.957
Swiss Franc (CHF 1.154 pada tahun 2010 dan CHF 8.875 pada tahun 2009)
11.079.329
80.644.130
197.791.159.079
357.776.287.888
Total
Hutang usaha pihak ketiga pemasok lokal merupakan hutang atas pembelian bahan baku dan hutang usaha pihak ketiga pemasok luar negeri merupakan hutang atas pembelian bahan pembantu. Hutang ini tidak dikenakan bunga dan tidak ditentukan jangka waktu peluanasannya. Pada tahun 2010, Anak Perusahaan mencatat penambahan hutang usaha dari pemasok lokal sebesar Rp 485.439.510. Berdasarkan hasil verifikasi PKPU tertanggal 24 November 2010, Anak Perusahaan mencatat peningkatan hutang sebagai beban lain-lain pada laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 43). Anak Perusahaan juga telah mengajukan proposal Rencana Perdamaian kepada Pengadilan Niaga untuk merestrukturisasi hutangnya, namun Rencana Perdamaian tersebut belum disetujui oleh para krediturnya.
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : 2 0 10 Rp PT Wismakarya Prasetya
25.289.135.857
59
2009 Rp 23.973.696.632
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
20 HUTANG USAHA (Lanjutan) Rincian umur hutang usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : 2 0 10 Rp Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan – 3 bulan > 3 bulan – 6 bulan > 6 bulan – 1 tahun > 1 tahun Jumlah
2009 Rp
1.122.821.680 805.561.605 704.802.650 1.349.006.903 21.306.943.019
197.611.879 398.390.592 591.964.199 1.986.499.415 20.799.230.547
25.289.135.857
23.973.696.632
Rincian hutang usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2 0 10 Rp Rupiah
25.289.135.857
2009 Rp 23.973.696.632
Anak Perusahaan telah mengajukan proposal Rencana Perdamaian kepada Pengadilan Niaga untuk merestrukturisasi hutangnya, namun Rencana Perdamaian tersebut belum disetujui oleh para krediturnya. Nilai wajar dari kewajiban keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya. Tidak terdapat hutang usaha yang dijaminkan.
21. HUTANG PEMBELIAN ASET TETAP Akun ini merupakan hutang atas pembelian mesin yang berhubungan dengan kegiatan pengembangan Anak Perusahaan : 2010 2009 Rp Rp Pihak ketiga : Juki Singapore Pte. Ltd., Singapore (US$ 30.476) 274.011.964 286.476.750 Anak Perusahaan telah mengajukan proposal Rencana Perdamaian kepada Pengadilan Niaga untuk merestrukturisasi hutangnya, namun Rencana Perdamaian tersebut belum disetujui oleh para krediturnya. 60
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
21. HUTANG PEMBELIAN ASET TETAP (Lanjutan) Nilai wajar dari kewajiban keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
22. PERPAJAKAN a. Pajak Dibayar Di Muka 2010 Rp Lebih bayar atas pajak penghasilan badan 2008 2009 2010 Pajak pertambahan nilai Jumlah
2009 Rp
939.157.520 19.081.272.984 36.127.382.770 70.362.406.844
28.817.304.083 19.081.272.984 – 38.756.175.734
126.510.220.118
86.654.752.801
b. Hutang Pajak 2010 Rp Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 26 Pajak penghasilan pasal 4(2) Pajak pertambahan nilai Denda pajak Jumlah
2009 Rp
2.184.914.372 1.096.242.154 2.331.116.769 14.072.093 15.110.236.740 1.948.244.068
995.898.792 1.757.593.951 4.429.089.935 86.132.218 14.146.683.055 1.577.721.540
22.684.826.196
22.993.119.491
c. Pajak Penghasilan Badan Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan taksiran laba (rugi) fiskal yang dihitung oleh Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
61
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan) 2010 Rp Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasi Laba Anak Perusahaan sebelum pajak penghasilan
278.835.698.542 (5.898.258.382)
Laba Perusahaan sebelum pajak penghasilan Penyesuaian fiskal terdiri dari: Beda tetap : Beban yang tidak diperkenankan/ (penghasilan kena pajak final) : Beban penyisihan piutang tidak tertagih Perjamuan dan representasi Sumbangan Beban pajak Penghapusan hutang Penghasilan bunga
Beda waktu : Beban penyusutan aset tetap Amortisasi beban tangguhan Cadangan uang jasa karyawan
Taksiran laba fiskal Perusahaan sebelum kompensasi kerugian tahun sebelumnya Akumulasi rugi fiskal tahun sebelumnya jumlah taksiran akumulasi rugi fiscal
272.937.440.160
1.113.898.779.644 (60.552.047.161) 1.053.346.732.483
303.000.000 995.746.157 1.330.326.800 19.984.675.315 (2.857.939.005) (232.252.259)
– 830.491.834 167.692.200 25.681.924.733 – (562.408.327)
19.523.557.008
26.117.700.440
228.903.442.854 (326.928.800) 12.733.171.392
205.442.965.867 (334.135.579) 9.889.444.407
241.309.685.446
214.998.274.695
533.770,682,614 (2.115.037.888.998) (1.581.267.206.384)
Taksiran pajak penghasilan badan
2009 Rp
–
1.294.462.707.618 (3.757.989.158.997) (2.463.526.451.379) –
Pajak dibayar dimuka : Pajak penghasilan pasal 22
(35.940.392.206)
(18.699.477.293)
Taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan Perusahaan
(35.940.392.206)
(18.699.477.293)
Taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan Anak Perusahaan
(186.990.564)
(381.795.691)
62
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan) Laba fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 yang dilaporkan pada SPT pajak penghasilan badan adalah sebesar RP 1.294.202.738.620. Atas perbedaan tersebut, Perusahaan tidak melakukan pembetulan SPT.
d. Pajak Tangguhan Perhitungan jumlah aset dan kewajiban pajak tangguhan dengan tarif pajak maksimal sebesar 25% pada tahun 2010 dan 25% pada tahun 2009 adalah sebagai berikut :
Pada tanggal 31 Desember 2009 Rp
2 0 1 0 Dikreditkan (dibebankan) pada laporan laba rugi konsolidasi Rp
Pada tanggal 31 Desember 2009 Rp
Aset (kewajiban) pajak tangguhan : Perusahaan : Akumulasi rugi fiscal Penyisihan penilaian Beban penyusutan aset tetap Amortisasi beban tangguhan Cadangan uang jasa karyawan
615.881.612.845 (615.881.612.845) (163.631.286.477) 2.013.065.143 11.436.257.949
(220.564.811.249) 220.564.811.249 57.225.860.713 (81.732.200) 3.183.292.848
395.316.801.596 (395.316.801.596) (106.405.425.764) 1.931.332.943 14.619.550.797
(150.181.963.385)
60.327.421.361
(89.854.542.024)
Anak Perusahaan : TJ TGB
35.315.733.016 163.770.812
(4.186.269.980) –
31.129.463.036 163.770.812
Jumlah – Anak Perusahaan
35.479.503.828
(4.186.269.980)
31.293.233.848
(114.702.459.557)
56.141.151.381
(58.561.308.176)
Jumlah – Perusahaan
Jumlah kewajiban pajak tangguhan, bersih
63
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Pajak Tangguhan (Lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2008 Rp
2 0 0 9 Dikreditkan (dibebankan) pada Koreksi laporan laba perbedaan rugi konsolidasi Tariff Rp Rp
Pada tanggal 31 Desember 2009 Rp
Aset (kewajiban) pajak tangguhan : Perusahaan : Akumulasi rugi fiscal 1.114.465.256.609 Penyisihan penilaian (1.114.465.256.609) Beban penyusutan aset tetap (240.791.071.297 ) Amortisasi beban tangguhan 2.348.190.922 Cadangan uang jasa karyawan 10.039.564.469
(362.449.558.133) 362.449.558.133 57.524.030.443 (93.557.962) 2.769.044.434
(136.134.085.631) 136.134.085.631 19.635.754.377 (241.567.817) (1.372.350.954)
615.881.612.845 (615.881.612.845) (163.631.286.477) 2.013.065.143 11.436.257.949
(228.403.315.906)
60.199.516.915
18.021.835.606
(150.181.963.385)
Anak Perusahaan : TJ TGB
44.811.681.005 –
(5.074.636.717) –
(4.257.540.460) –
35.479.503.828 –
Jumlah – Anak Perusahaan
44.811.681.005
(5.074.636.717)
(4.257.540.460)
35.479.503.828
(183.591.634.901)
55.124.880.198
13.764.295.146
(114.702.459.557)
Jumlah – Perusahaan
Jumlah kewajiban pajak Tangguhan, bersih
Pengakuan aset pajak penghasilan yang ditangguhkan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah berdasarkan perkiraan dari manajemen akan hasil di masa mendatang termasuk perkiraan atas tingkat produksi dan harga komoditi atas produk Perusahaan dan Anak Perusahaan, waktu dan sifat penyelesaian atas kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan Anak Perusahaan serta strategi perencanaan pajak. Berdasarkan perkiraan tersebut, manajemen berpendapat bahwa kemungkinan besar Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak dapat merealisasikan aset pajak tangguhannya yang timbul dari rugi fiskal kumulatif. Oleh karena itu, manajemen membentuk penyisihan penilaian masing-masing sebesar Rp 395.316.801.596 dan Rp 615.881.612.845 yang dicadangkan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. •
Rekonsiliasi antara jumlah beban (penghasilan) dan jumlah yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak efektif terhadap rugi sebelum pajak penghasilan adalah sebagai berikut : 2010 Rp Laba sebelum pajak penghasilan menurut laba rugi konsolidasi Laba sebelum pajak penghasilan menurut laba rugi Anak Perusahaan
278.835.698.542 (5.898.258.382)
Laba Perusahaan sebelum pajak penghasilan
64
272.937.440.160
2009 Rp 1.113.898.779.644 (60.552.047.161) 1.053.346.732.483
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Pajak Tangguhan (Lanjutan) 2010 Rp
2009 Rp
Kerugian pajak pada tarif 25% pada tahun 2010 dan 28% pada tahun 2009
68.234.360.040
294.937.085.095
Keuntungan pajak pada tarif 25% pada tahun 2010 dan 28% pada tahun 2009
(132.042.670.653)
(362.449.558.133)
Koreksi penilaian atas perubahan tarif pajak dari 28% menjadi 25% pada tahun 2009 Pengaruh pajak atas beban yang tidak diperkenankan/(penghasilan kena pajak final)
–
4.480.889.252
(18.021.835.606)
7.312.956.123)
Penghasilan pajak Perusahaan Penghasilan pajak Anak Perusahaan
(60.327.421.361) 4.186.269.980
(78.221.352.521) 9.332.177.177
Jumlah penghasilan pajak
(56.141.151.381)
(68.889.175.344)
e. Penghasilan (Beban) Pajak
Beban pajak penghasilan kini : Perusahaan Anak perusahaan
Penghasilan (beban) pajak tangguhan : Perusahaan Anak perusahaan
Jumlah penghasilan pajak
65
2010 Rp
2009 Rp
– –
– –
–
–
60.327.421.361 (4.186.269.980)
78.221.352.521 (9.332.177.177)
56.141.151.381
68.889.175.344
56.141.151.381
68.889.175.344
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan pajak a. Perusahaan •
Pada tanggal 30 September 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun 2006. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00015/204/06/092/10, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 8.844.864.229. Selain itu, Perusahaan juga menerima bunga sebesar Rp 4.245.534.829. Total sebesar Rp 13.090.399.058 telah diterima pada tanggal 24 November 2010. Direktorat Jenderal Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan pengadilan. Jika peninjauan kembali tersebut diterima dan disetujui, maka Perusahaan harus mengembalikan jumlah diatas berikut denda keterlambatan untuk mengembalikannya.
•
Pada tanggal 30 September 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan Juli 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00032/207/09/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 5.091.848. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Oktober 2010 dengan lebih bayar pajak pertambahan nilai periode bulan November 2009.
•
Pada tanggal 30 September 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan Agustus 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00033/207/09/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 1.797.580. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Oktober 2010 dengan lebih bayar pajak pertambahan nilai periode bulan November 2009.
•
Pada tanggal 30 September 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan September 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00034/207/09/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 4.862.658. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Oktober 2010 dengan lebih bayar pajak pertambahan nilai periode bulan November 2009.
•
Pada tanggal 30 September 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan Oktober 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00035/207/09/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 7.427.944. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Oktober 2010 dengan lebih bayar pajak pertambahan nilai periode bulan November 2009.
66
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) •
Pada tanggal 30 September 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan November 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00060/407/09/092/10, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 12.107.787.225. Atas lebih bayar tersebut telah dikompensasikan pada bulan Oktober 2010 dengan kewajiban pajak lainnya untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 1.906.100.756. Dan sisanya sebesar Rp 10.201.686.469 telah diterima pada tanggal 18 Oktober 2010.
•
Pada tanggal 16 Juni 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan Juni 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00046/407/09/092/10, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 4.869.160.177. Atas lebih bayar pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juli 2009 dengan penerimaan lebih bayar dari Pajak Pertambahan Nilai periode bulan Juni 2009 sebesar Rp 284.236.201. Dan sisa lebih bayar sebesar Rp 4.584.923.976 telah diterima pada tanggal 1 Juli 2010.
•
Pada tanggal 5 Mei 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00017/501/08/511/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 5 Mei 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00024/503/08/511/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Mei 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00029/407/09/092/10, Perusahaan mempunyai lebih bayar Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 8.754.477.182. Kelebihan bayar tersebut telah diterima pada tanggal 6 Mei 2010.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan Januari 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00162/207/08/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 883.200.954. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008.
67
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) •
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan Pebruari 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00149/507/08/092/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan Maret 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00150/507/08/092/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan April 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00151/507/08/092/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan Mei 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00152/507/08/092/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan Juni 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00153/507/08/092/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan Juli 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00154/507/08/092/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan Agustus 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00155/507/08/092/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan September 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00156/507/08/092/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
68
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) •
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan Oktober 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00157/507/08/092/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan November 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00158/507/08/092/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode bulan Desember 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00159/507/08/092/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 4(2) untuk tahun 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00014/507/08/092/10, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00014/204/08/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 20.552.395.501. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00023/203/08/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 2.019.141.457. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00019/201/08/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 901.815.396. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008.
69
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) •
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Maret 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00002/207/09/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 51.422.362. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode April 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00003/207/09/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 15.003.096. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00024/406/08/092/10, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 27.133.466.464. Atas lebih bayar pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2008 dengan kewajiban Pajak lainnya untuk tahun buku 2008 sebesar Rp 25.296.012.102. Dan sisa lebih bayar sebesar Rp 1.837.454.362 telah diterima pada tanggal 6 Mei 2010.
•
Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun 2007. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00007/501/07/092/09, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 4(2) untuk tahun 2007. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00010/540/07/092/09, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun 2007. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00015/203/07/092/09, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 64.277.446. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2009 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2007.
70
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) •
Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun 2007. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00012/204/07/092/09, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 20.622.616.789. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2009 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2007.
•
Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Pebruari 2007 sampai dengan Desember 2007. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00114/507/07/092/09, Perusahaan tidak mempunyai tambahan hutang pajak.
•
Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk tahun 2007. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00007/277/07/092/09, Perusahaan mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 1.504.120. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Juni 2009 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2007.
•
Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2007. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00022/406/07/092/09, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 19.814.611.141. Atas lebih bayar tersebut telah dikompensasikan dengan kewajiban pajak lainnya untuk tahun buku 2007 sebesar Rp 20.688.398.355. Dan sisanya sebesar Rp 873.787.214 telah dibayarkan pada bulan Juni 2009.
b. Anak Perusahaan •
Pada tanggal 16 Juni 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk tahun 2009. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00084/101/09/433/10, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 16.391.737. Kewajiban pajak tersebut belum dibayarkan oleh Perusahaan dan Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan telah mengeluarkan surat paksa No. SP00221/WPJ.22/KP.1604/2010 tertanggal 26 Agustus 2010.
71
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) b. Anak Perusahaan (Lanjutan) •
Pada tanggal 10 Juni 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Bumi dan Bangunan untuk tahun 2010. Berdasarkan Surat Tagihan Pajak tersebut, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai hutang pajak sebesar Rp 370.522.528. Kewajiban pajak tersebut belum dilunasi dan Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan telah mengeluarkan Surat Paksa No. SP-011/WPJ.22/KP.1604/2011 tertanggal 8 Pebruari 2011.
•
Pada tanggal 27 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 26 untuk tahun 2008. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00010/204/08/433/10, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 249.157.158. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan April 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2008.
•
Pada tanggal 27 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk tahun 2008. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00031/201/08/433/10, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 9.254.990. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan April 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2008.
•
Pada tanggal 27 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk tahun 2008. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00012/101/08/433/10, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 5.292.305. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan April 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2008.
•
Pada tanggal 27 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk tahun 2008. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00031/203/08/433/10, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 56.412.243. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan April 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2008.
•
Pada tanggal 19 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk tahun 2008. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00065/207/08/431/10, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 196.830.528. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan April 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2008.
72
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) b. Anak Perusahaan (Lanjutan) •
Pada tanggal 19 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Pertambahan Nilai untuk tahun 2008. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00045/107/08/431/10, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 19.683.050. Kewajiban pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan April 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2008.
•
Pada tanggal 19 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2008. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00050/406/08/431/10, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 1.475.787.794. Atas lebih bayar tersebut telah dikompensasikan dengan kewajiban pajak lainnya sebesar Rp 536.630.274. Dan sisanya sebesar Rp 939.157.520 telah diterima oleh Perusahaan pada tanggal 23 Pebruari 2011.
•
Pada tanggal 30 September 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Bumi dan Bangunan untuk tahun 2009. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00032/PBB/22/016/2009 Anak Perusahaan (TJ) mempunyai hutang pajak sebesar Rp 377.932.979. Kewajiban pajak sebesar Rp 370.522.528 telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2007 dan sisanya sebesar Rp 7.410.451 belum dilunasi oleh Perusahaan.
•
Pada tanggal 18 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Bumi dan Bangunan untuk tahun 2008. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. S-000013/WPJ.22/KP.1603/2009, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai hutang pajak sebesar Rp 387.230.230. Kewajiban pajak sebesar Rp 339.675.640 telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2007 dan sisanya sebesar Rp 47.554.590 belum dilunasi oleh Perusahaan.
•
Pada tanggal 18 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Bumi dan Bangunan untuk tahun 2005. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. S-000016/WPJ.22/KP.1603/2009 Anak Perusahaan (TJ) mempunyai hutang pajak sebesar Rp 426.272.098. Kewajiban pajak sebesar Rp 288.021.688 telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dan 16 Juli 2010 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2007.
73
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) b. Anak Perusahaan (Lanjutan) •
Pada tanggal 18 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Bumi dan Bangunan untuk tahun 2004. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. S-000017/WPJ.22/KP.1603/2009 Anak Perusahaan (TJ) mempunyai hutang pajak sebesar Rp 426.272.098. Kewajiban pajak sebesar Rp 288.021.688 telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dan 16 Juli 2010 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2007.
•
Pada tanggal 18 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Bumi dan Bangunan untuk tahun 2003. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. S-000018/WPJ.22/KP.1603/2009 Anak Perusahaan (TJ) mempunyai hutang pajak sebesar Rp 426.272.098. Kewajiban pajak sebesar Rp 288.021.688 telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dan 16 Juli 2010 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2007.
•
Pada tanggal 1 April 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk periode Januari sampai dengan Desember 2007. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00003/203/07/502/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 554.779. Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2007.
•
Pada tanggal 1 April 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk periode Januari sampai dengan Desember 2007. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00004/201/07/502/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 531.029. Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2007.
•
Pada tanggal 31 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk periode Januari sampai dengan Desember 2007. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00025/203/07/433/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 68.691.419. Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2007.
•
Pada tanggal 31 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 26 untuk periode Januari sampai dengan Desember 2007. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00005/204/07/433/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 69.852.510. Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilaan Badan tahun 2007. 74
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan Pajak (Lanjutan) b. Anak Perusahaan (Lanjutan) •
Pada tanggal 31 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 4(2) untuk periode Januari sampai dengan Desember 2007. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00009/240/07/433/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai hutang pajak sebesar Rp 51.045.540. Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2007.
•
Pada tanggal 31 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk periode Januari sampai dengan Desember 2007. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00016/201/07/433/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 39.191.907. Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2007.
•
Pada tanggal 20 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2007. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00061/406/07/431/09, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 3.660.437.912. Kelebihan bayar pajak tersebut pada tanggal 17 April 2009 telah dikompensasikan dengan kurang bayar kewajiban pajak lainnya, dan sisanya sebesar Rp 228.918.382 telah diterima pada tanggal 27 April 2009.
•
Pada tanggal 20 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Januari sampai dengan Desember 2007. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00064/101/05/052/07, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 45.920.086. Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2007.
•
Pada tanggal 20 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Januari sampai dengan Desember 2007. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00008/277/07/431/07, Anak Perusahaan (TJ) mempunyai tambahan hutang pajak sebesar Rp 31.498.480. Kewajiban pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 17 April 2009 dengan mengkompensasikan lebih bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2007.
75
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
22. PERPAJAKAN (Lanjutan) g. Administration •
Sebagai catatan, Pajak Pertambahan Nilai untuk periode 1 Maret 2010 sampai dengan 30 September 2010 masih dalam tahap pemeriksaan Direktorat Jenderal Pajak, dan sampai sekarang hasilnya belum ditetapkan.
•
Menurut Undang-Undang Perpajakan di Indonesia, Perusahaan melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak tahunannya berdasarkan perhitungan sendiri. Pihak fiskus dapat melakukan penilaian kembali dan memperbaharui pajaknya dalam waktu 5 tahun sejak tanggal pajak tersebut terhutang.
•
Pada tanggal 23 September 2008, Pemerintah Republik Indonesia telah menyetujui perubahan perundangan mengenai pajak pendapatan, efektif 1 Januari 2009. Perubahan tersebut meliputi diantaranya, perubahan tarif pajak dari 30% di tahun 2008 menjadi 28% di tahun 2009 dan menjadi 25% di tahun 2010. Sebagai tambahan, dampak perubahan tarif pajak penghasilan tahun 2009 terhadap pajak tangguhan tidak tampak karena penurunan tarif efektif ini telah disesuaikan pada tahun sebelumnya.
23. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR 2010 Rp Bunga Listrik Transportasi Gaji Sewa Lain-lain Jumlah
2009 Rp
654.113.644.431 21.916.392.167 8.305.844.335 8.652.370.380 1.097.865.207 1.600.655.562
720.019.597.144 18.033.882.977 7.144.653.860 257.466.510 1.158.690.427 832.387.687
695.686.772.082
747.446.678.605
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah bunga yang masih harus dibayar berasal dari beban bunga atas pinjaman jangka pendek dan wesal bayar tahun 2001, 2002, dan 2003, dimana seluruh jumlah tersebut belum dibayarkan dan berdasarkan MOA seluruh bunga yang masih harus dibayar sampai tahun 2000 telah dihapuskan kecuali hutang terjamin dari BPPN. Beban bunga setelah tahun 2003 tidak dicatat oleh Anak Perusahaan karena proses restrukturisasi belum selesai. Berdasarkan perjanjian antara Perusahaan dan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI.Yogyakarta mengenai biaya keterlambatan pembayaran listrik sebesar Rp 10.827.190.937. Perusahaan menyetujui untuk mengakui hutang dan membayar biaya keterlambatan listrik tersebut dengan secara angsuran setiap bulannya dari Januari 2008 sampai dengan Desember 2009. Jumlah hutang atas keterlambatan listrik pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah Rp Nihil.
76
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
23. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR (Lanjutan) Pada bulan Pebruari 2010, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengajukan tuntutan kepada Pengadilan Tinggi Jawa Tengah untuk pengembalian hutang listrik selama bulan Desember 2003 sampai dengan September 2004 sebesar Rp 2.821.800.525. Sampai saat ini, hutang tersebut belum dibayarkan oleh Anak Perusahaan. Anak Perusahaan telah mengajukan proposal Rencana Perdamaian kepada Pengadilan Niaga untuk merestrukturisasi hutangnya, namun Rencana Perdamaian tersebut belum disetujui oleh para krediturnya. Nilai wajar dari kewajiban keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya. Rincian beban masih harus dibayar menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2010 Rp
2009 Rp
Rupiah Dollar Amerika Serikat (US$ 19.789.653 pada tahun 2010 dan US$ 25.400.410 pada tahun 2009
517.758.001.414
508.682.821.089
177.928.770.668
238.763.857.516
Jumlah
695.686.772.082
747.446.678.605
24. HUTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR 2010 Rp The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (US$ 21.077.129 pada tahun 2010 dan US$ 20.243.570 pada tahun 2009)
189.504.468.044
2009 Rp
190.289.560.544
Perusahaan telah mengambil langkah untuk implementasi Rencana Perdamaian (Composition Plan) yang telah disetujui oleh para kreditur tidak terjamin Perusahaan dan diratifikasi oleh Pengadilan Niaga. Pada tanggal 29 September 2006, hutang tidak terjamin yang terdiri dari Bank, PT Bina Prima Perdana, sewa guna usaha dan wesel bayar sebesar US$ 18.670.630 telah direstrukturisasi ke dalam wesel bayar dengan tingkat bunga tetap (Fixed Rate Notes) dan berada dibawah pengawasan (Custodian) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong.
77
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
24. HUTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, hutang tidak terjamin setelah restrukturisasi masing-masing sebesar US$ 21.077.129 (setara dengan Rp 189.504.468.044) and US$ 20.243.570 (setara dengan Rp Rp 190.289.560.544), yang terdiri dari hutang pokok US$ 18.670.630 (setara dengan Rp 167.867.634.330 untuk tanggal 31 Desember 2010 dan 175.503.922.000 untuk tanggal 31 Desember 2009) ditambah hutang bunga yang dikapitalisasi sebesar US$ 2.406.499 (setara dengan Rp 21.636.833.714) pada tahun 2009 dan US$ 1.572.940 (setara dengan Rp 14.785.638.544) pada tahun 2009 yang akan dilunasi selama 9 tahun dari tanggal restrukturisasi sebagai berikut : Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014
5.0% 17.5% 17.5% 17.5% 20.0% 22.5%
Suku bunga hutang restrukturisasi adalah sebagai berikut : Tahun Interest Rate 2006 2007 2008 2009 and onwards
2% p.a. 2% p.a. 2% p.a. 4% p.a.
Berdasarkan hasil rapat antara Perusahaan (Peminjam) dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (Pemberi Pinjaman) tanggal 30 Januari 2009, Pemberi pinjaman setuju untuk menunda tanggal angsuran pokok pinjaman atas hutang tidak terjamin dan wesel bayar untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan mengganti tanggal angsuran pokok hutang sebagai berikut : Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017
5.0% 17.5% 17.5% 17.5% 20.0% 22.5%
Seluruh hutang tidak terjamin dan wesel bayar dalam Dolar Amerika Serikat. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, beban bunga atas hutang tidak terjamin dan wesel bayar masing-masing sebesar Rp 7.403.114.841 dan Rp 7.640.230.628, dan disajikan dalam beban bunga dan adminstrasi bank pada laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 42).
78
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
24. HUTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR (Lanjutan) Nilai wajar dan nilai tercatat atas kewajiban keuangan jangka panjang adalah sebagai berikut : Nilai Wajar Rp The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited
189.504.468.044
Nilai Tercatat Rp
189.504.468.044
Nilai wajar dari kewajiban keuangan jangka panjang ditentukan dengan cara memperhitungkan nilai kini pada saat tanggal neraca konsolidasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif tetap yang tersedia di Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan pada laporan laba rugi konsolidasi selama tahun berjalan sebagai kewajiban keuangan yang dinyatakan sebesar nilai amortisasi pada neraca konsolidasi.
25. PINJAMAN MODAL KERJA 2010 Rp Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : Damiano Investments BV., Belanda (US$ 40.610.862 pada tahun 2010 dan US$ 36.645.085 pada tahun 2009) Jumlah Dikurangi : Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian jangka panjang
2009 Rp
365.132.262.309
344.463.801.162
365.132.262.309
344.463.801.162
(38.958.003.000 ) 326.174.259.309
(3.451.313.400 ) 341.012.487.762
Berdasarkan Rencana Perdamaian yang telah disetujui oleh para kreditur, Damiano Investments BV., Belanda setuju untuk menyediakan pinjaman modal kerja sebesar US$ 15.000.000 kepada Perusahaan. Suku bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut adalah 9% setahun sampai dengan diimplementasikannya Rencana Perdamaian. Setelah implementasi tingkat suku bunga dan pembayaran pokok pinjaman akan mengikuti surat hutang baru (Catatan 24). Disamping pinjaman modal kerja diatas, Damiano Investments BV., Belanda juga telah memberikan pinjaman modal kerja sebesar US$ 10.687.669,23 kepada Perusahaan dengan suku bunga sebesar 15% setahun. Damiano Investments BV., Belanda juga memberikan pinjaman uang muka sebesar US$ 3.336.000. Kemudian, berdasarkan perjanjian penghentian tertanggal 1 Januari 2008, Damiano Investments BV., Belanda setuju untuk memindahkan pinjaman uang muka ke dalam perjanjian pinjaman modal kerja. Berdasarkan penghentian perjanjian tanggal 1 Januari 2008, Damiano Investments BV., Belanda juga setuju untuk memindahkan jumlah pokok hutang atas fasilitas prefinance dari Catora International BV., Belanda beserta bunganya masing-masing sebesar US$ 4.000.000 dan US$ 2.399.255 ke dalam perjanjian pinjaman modal kerja. 79
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
25. PINJAMAN MODAL KERJA (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 14 Agustus 2008 dan 19 September 2008, Perusahaan mendapatkan tambahan pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV., Belanda masing-masing sebesar US$ 700.000 dan US$ 155.000. Sepanjang tahun 2009, Damiano Investments BV., Belanda juga menyediakan pinjaman modal kerja sebesar US$ 1.625.000 sebagai bagian dari Third Loan Agreement diatas. Sebagian dari pinjaman modal kerja ini yaitu sebesar US$ 1.257.839 telah dibayarkan oleh Perusahaan pada tahun 2009 dan sisanya sebesar US$ 367.161 dibayarkan oleh Perusahaan pada tahun 2010. Sepanjang tahun 2010, Damiano Investments BV., Belanda juga menyediakan pinjaman modal kerja sebesar US$ 4.333.000 sebagai bagian dari Third Loan Agreement atas belanja barang modal. Pinjaman ini akan dibayarkan sejak bulan April 2011 sampai dengan bulan Desember 2011. Seluruh pinjaman modal kerja dinyatakan dalam Dolar Amerika Serikat Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, beban bunga atas pinjaman modal kerja dari Damiano Investment BV., Belanda masing-masing sebesar Rp 39.470.011.450 dan Rp 44.523.143.318, yang disajikan sebagai beban bunga dan administrasi bank pada laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 42). Nilai wajar dan nilai tercatat atas kewajiban keuangan jangka panjang adalah sebagai berikut : Nilai Wajar Rp Damiano Investments BV., Belanda
326.174.259.309
Nilai Tercatat Rp 326.174.259.309
Nilai wajar dari kewajiban keuangan jangka panjang ditentukan dengan cara memperhitungkan nilai kini pada saat tanggal neraca konsolidasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif tetap yang tersedia di Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan pada laporan laba rugi konsolidasi selama tahun berjalan sebagai kewajiban keuangan yang dinyatakan sebesar nilai amortisasi pada neraca konsolidasi. Pada tahun 2010 dan 2009, pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV., Belanda menggunakan piutang usaha dan persediaan Perusahaan sebagai jaminan (Catatan 6 dan 9).
26. HUTANG SEWA GUNA USAHA Perusahaan Sewa Guna Usaha
PT Perjahl Leasing Indonesia PT Piranti Mulia Bisnisindo PT Hanil Bakrie Finance Corporation
Jenis aset
Mesin pabrik Mesin pabrik Mesin pabrik
Dipindahkan 80
2010 Rp
2009 Rp
11.092.358.618 10.476.194.790 8.723.702.065
11.596.949.284 10.952.756.203 9.120.542.700
30.292.255.473
31.670.248.187
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
26. HUTANG SEWA GUNA USAHA (Lanjutan) Jenis aset Perusahaan Sewa Guna Usaha
Pindahan PT Koexim Mandiri Finance PT GE Astra Finance
Mesin pabrik Mesin pabrik
Jumlah Dikurangi : Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian jangka panjang
2010 Rp
2009 Rp
30.292.255.473
31.670.248.187
5.415.629.769 2.962.237.708
5.661.986.411 3.096.989.707
38.670.122.950
40.429.224.305
(38.670.122.950) –
(40.429.224.305) –
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, suku bunga dan periode sewa guna usaha adalah sebagai berikut : Suku bunga Jatuh tempo Penyewa PT Hanil Bakrie Finance Corporation PT Koexim Mandiri Finance PT Perjahl Leasing Indonesia PT Piranti Mulia Binisindo PT GE Astra Finance
SIBOR + 2 % SIBOR + 2.55% SIBOR + 2.8125% SIBOR + 2% SIBOR + 4.75% for 1999 SIBOR + 2.75% from 2000 until 2002
2007 2004 2003 2005 2002
Pembayaran sewa guna usaha minimum di masa yang akan dating per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut : 2010 Rp
2009 Rp
Tahun yang berakhir 31 December
43.978.549.340
45.979.130.663
Jumlah pembayaran minimum
43.978.549.340
45.979.130.663
Dikurangi : Bunga sewa guna usaha
(5.308.426.390)
(5.549.906.358)
Hutang sewa guna usaha Dikurangi : Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian jangka panjang
38.670.122.950
40.429.224.305
(38.670.122.950) –
(40.429.224.305) –
Pada tahun 2007, PT Koexim BDN Finance (dahulu PT Koexim Mandiri Finance) mengajukan tuntutan kepada Pengadilan Tinggi Jakarta untuk pengembalian aset sewa guna usahanya, dan sampai dengan sekarang, tidak terdapat perkembangan lebih jauh atau pembaharuan atas status tuntutan PT Koexim BDN Finance (dahulu PT Koexim Mandiri Finance).
81
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
26. HUTANG SEWA GUNA USAHA (Lanjutan) Pada tahun 2010, PT Hanil Bakrie Finance Corporation bersama dengan PT Koexim BDN Finance (dahulu PT Koexim Mandiri Finance) mengajukan tuntutan pailit melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kepada Anak Perusahaan. Dimana dari pihak Anak Perusahaan sudah menunjukkan itikad baik dengan mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang (PKPU). Sampai dengan sekarang, kedua belah pihak sedang melakukan negosiasi sehubungan dengan pembayaran hutang / rencana restrukturisasi, dan diharapkan akan diselesaikan sebelum tanggal 4 Juli 2011. Hutang sewa guna usaha pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 38.670.122.950 dan Rp 40.429.224.305, merupakan kewajiban keuangan jangka pendek yang tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya. Rincian hutang sewa guna usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2010 Rp Dollar Amerika Serikat (US$ 4.300.981 pada tahun 2010 dan 2009)
38.670.122.950
2009 Rp
40.429.224.305
27. HUTANG KREDIT PEMBIAYAAN 2010 Rp Hutang kredit pembiayaan : PT Andalan Finance Indonesia PT Staco Estetika Sedaya Finance PT Astra Sedaya Finance PT Toyota Astra Financial Service Jumlah hutang kredit pembiayaan Dikurangi : Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun PT Andalan Finance Indonesia PT Staco Estetika Sedaya Finance PT Astra Sedaya Finance PT Toyota Astra Financial Service Jumlah hutang kredit pembiayaan yang akan jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
82
2009 Rp
601.574.600 415.331.575 79.245.841 75.556.250
– – 153.462.512 157.981.250
1.171.708.266
311.443.762
(186.639.384) (163.234.379) (50.050.000) (75.556.250)
– – (74.216.665) (82.425.000)
(475.480.013)
(156.641.665)
696.228.253
154.802.097
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
27. HUTANG KREDIT PEMBIAYAAN (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian tanggal 28 Maret 2007, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Astra Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Mercedes E-Class 240 Elegance Sedan Luxury) dengan harga beli sebesar Rp 580.000.000, dan suku bunga sebesar 10% setahun, dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 30 Maret 2007 sampai dengan 28 Pebruari 2010. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo hutang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp Nihil dan Rp 24.166.669. Berdasarkan perjanjian tanggal 5 Agustus 2008, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Astra Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Honda All New CRV) dengan harga beli sebesar Rp 200.200.000, dan suku bunga sebesar 8,25% setahun, dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 30 Agustus 2008 sampai dengan 30 Juli 2012. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo hutang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 79.245.847 dan Rp 129.295.843. Berdasarkan perjanjian tanggal 28 Desember 2009, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Toyota Astra Financial Services untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) dengan harga beli sebesar Rp 164.850.000, dan suku bunga sebesar 6,00% setahun, dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 30 Desember 2009 sampai dengan 30 Nopember 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo hutang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 75.556.250 dan Rp 157.981.250. Berdasarkan perjanjian tanggal 24 Mei 2010, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Staco Estetika Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Toyota Fortuner) dengan harga beli sebesar Rp 513.000.000, dan suku bunga sebesar 11,26% setahun, dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 28 Mei 2010 sampai dengan 28 April 2013. Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo hutang kredit pembiayaan sebesar Rp 415.331.575. Berdasarkan perjanjian tanggal 14 Desember 2010, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) dengan harga beli sebesar Rp 137.547.400, dan suku bunga sebesar 10,04% setahun, dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 10 Desember 2010 sampai dengan 10 November 2013. Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo hutang kredit pembiayaan sebesar Rp 133.141.400. Berdasarkan perjanjian tanggal 14 Desember 2010, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) dengan harga beli sebesar Rp 137.547.400, dan suku bunga sebesar 10,04% setahun, dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 10 Desember 2010 sampai dengan 10 November 2013. Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo hutang kredit pembiayaan sebesar Rp 133.141.400. Berdasarkan perjanjian tanggal 14 Desember 2010, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Fortuner) dengan harga beli sebesar Rp 346.385.800, dan suku bunga sebesar 10,03% setahun, dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 10 Desember 2010 sampai dengan 10 November 2013. Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo hutang kredit pembiayaan sebesar Rp 335.291.800.
83
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
27. HUTANG KREDIT PEMBIAYAAN (Lanjutan) Jumlah beban bunga atas hutang kredit pembiayaan yang telah dibayar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 74.093.904 dan Rp 72.580.250 yang disajikan pada beban bunga dan administrasi bank pada laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 42). Nilai wajar dari kewajiban keuangan jangka panjang – hutang kredit pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 696.228.253 dan Rp 154.802.097, ditentukan dengan memperhitungkan nilai kini pada saat tanggal neraca konsolidasi, dengan menggunakan metorde suku bunga pasar yang efektif tersedia di Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan pada laporan laba rugi konsolidasi selama tahun berjalan sebagai kewajiban keuangan yang dinyatakan sebesar nilai amortisasi pada neraca konsolidasi.
28. HUTANG LANCAR LAIN-LAIN 2010 Rp Pihak ketiga : Uang muka pensiun Pengangkutan Uang muka pelanggan Asuransi Lain-lain
Pihak ketiga lainnya : PT Citra Indah Textile PT Bima Peranan Busana PT Perkasa Heavyndo Engineering PT Waniaindah Busana Tbk PT Texmaco Micro Indoutama PT Kreasi Kekar
Jumlah
2009 Rp
40.345.843.127 16.023.169.568 24.024.047.064 12.024.244.707 8.788.133.170
40.345.843.127 17.881.557.779 12.884.039.891 5.663.989.875 14.936.906.574
101.205.437.636
91.712.337.246
39.491.541.493 13.653.484.229 1.062.557.586 128.200.000 80.457.768 43.659.874
39.491.541.493 13.653.484.229 1.062.557.586 128.200.000 80.457.768 38.659.874
54.459.900.950
54.454.900.950
155.665.338.586
146.167.238.196
29. MODAL SAHAM Berdasarkan akta notaris Januar Tirtaamidjaja, SH. No. 22 tanggal 15 Pebruari 1984, modal dasar Perusahaan adalah sebesar Rp 15.000.000.000 yang terdiri dari 600 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000.000 per lembar. Modal ditempatkan sebesar Rp 7.500.000.000 atau sebanyak 300 lembar saham dan yang telah disetor penuh sebesar Rp 1.500.000.000 atau sebanyak 60 lembar saham. 84
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
29. MODAL SAHAM (Lanjutan) Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham dengan akta notaris Aulia Taufani, SH No. 100 tanggal 27 Desember 2002, para pemegang saham Perusahaan menyetujui rencana perubahan Modal Dasar dari semula Rp 8.500.000.000.000 menjadi Rp 16.000.000.000.000 dan Modal Ditempatkan dan Disetor dari semula Rp 2.196.960.000.000 menjadi Rp 4.174.224.000.000. Berdasarkan akta notaris Aulia Taufani, SH No. 12 tanggal 4 Juli 2006 tentang perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dan Rapat Luar Biasa Pemegang Saham dengan akta notaris Aulia Taufani, SH No. 111 tanggal 21 Juni 2006, para pemegang saham telah menyetujui beberapa hal sebagai berikut : • •
•
Modal dasar Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 4.174.224.000.000. Alokasi 83.484.480.000 lembar saham baru (seri C) dengan nilai nominal Rp 2 per saham berdasarkan konversi hutang menjadi modal. Saham baru sebesar 43.144.238.750 lembar untuk kreditur tidak terjamin dan pemberi fasilitas modal kerja baru sedangkan sisanya sebanyak 40.340.241.250 lembar saham untuk kreditur terjamin. Membukukan agio saham hasil konversi saham menjadi modal sebesar Rp 5.574.513.535.500.
Akta notaris tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan keputusannya No. C-25038.HT.01.04.TH.2006 tanggal 28 Agustus 2006 dan telah didaftarkan di Departemen Industri dan Perdagangan No. 233/BH-1/IX/2006 tanggal 1 September 2006. Pada tanggal 31 Desember 2006, modal dasar Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 terdiri dari 247.145.100.800 lembar saham dengan pengelompokkan sebagai berikut : • • •
17.000.000.000 lembar saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham. 146.660.620.800 lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham. 83.484.480.000 lembar saham seri C dengan nilai nominal Rp 2 per saham.
Dan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 2.283.248.477.500 yang terdiri dari 4.393.920.000 lembar saham seri A dan 43.144.238.750 lembar saham seri C. Pada bulan Pebruari 2008, Perusahaan melakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan reverse stock yang dilakukan dengan rasio 20 berbanding 1. Dan menurut akta notaris Sutjipto, SH No. 91 tanggal 21 Pebruari 2008 tentang Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. Modal saham Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 terbagi atas 12.357.255.040 lembar saham dengan pengelompokan sebagai berikut : • • •
850.000.000 lembar saham seri A dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham. 7.333.031.040 lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. 4.174.224.000 lembar saham seri C dengan nilai nominal Rp 40 per saham.
Akta notaris tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan keputusannya No. AHU-10588.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 3 Maret 2008.
85
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
29. MODAL SAHAM (Lanjutan) Modal ditempatkan dan disetor penuh seluruhnya sebesar Rp 4.174.224.000.000 (26%) terbagi atas : • • •
219.696.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 2.196.960.000.000. 1.890.975.522 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 1.890.975.522.000. 2.157.211.950 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 40 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 86.288.478.000.
Dan susunan pemegang saham pada tanggal 21 Pebruari 2008 menurut akta notaris adalah sebagai berikut :
Pemegang Saham Saham seri A Saham seri B Saham seri C Jumlah
Jumlah lembar Saham 219.696.000 1.890.975.522 2.157.211.950 4.267.883.472
Persentase Kepemilikan % 5.15 44.30 50.55 100.00
Jumlah Rp 2.196.960.000.000 1.890.975.522.000 86.288.478.000 4.174.224.000.000
Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 24 Maret 2009 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Sutjipto, SH No 91 tanggal 24 Maret 2009, notaris di Jakarta, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP). Saham yang dikeluarkan adalah sebanyak 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor (sebanyak 118.845.397 lembar saham seri C). Akta notaris ini ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0052619.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009. Berdasarkan rencana Perusahaan yang telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia melalui surat tertanggal 17 Maret 2009, program ini akan diimplementasikan pada periode sebagai berikut : Periode I II III IV V VI VII
Periode Implementasi 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2009 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Oktober 2009 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2010 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Oktober 2010 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2011 5 (lima) hari bursa dimulai dari 3 Oktober 2011 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Pebruari 2012
Namun sampai sekarang, program ini belum diimplementasikan karena Perusahaan akan melakukannya pada akhir periode (1 Pebruari 2012).
86
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
29. MODAL SAHAM (Lanjutan) Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 berdasarkan catatan pemegang saham yang dikeluarkan oleh Kantor Administrasi Saham, PT Datindo Entrycom adalah sebagai berikut :
Pemegang Saham
Jumlah lembar Saham
2010 Persentase Kepemilikan %
Jumlah Rp
Saham Seri A: PT Multikarsa Investama Publik (masing-masing dibawah 5%)
131.394.719 88.301.281 219.696.000
Saham Seri B: Saham Seri C: Damiano Investments BV., Belanda Lain-lain Yang belum diambil
Jumlah
Pemegang Saham
–
5.53 3.71 9.24 –
1.313.947.195.000 883.012.805.000 2.196.960.000.000 –
1.436.211.220 517.952.223 203.048.507 2.157.211.950
60.42 21.79 8.55 90.76
57.448.448.800 20.718.088.900 8.121.939.800 86.288.477.500
2.376.907.950
100.00
2.283.248.477.500
2009 Persentase kepemilikan %
Jumlah Rp
Jumlah lembar Saham
Saham Seri A: PT Multikarsa Investama Publik (masing-masing dibawah 5%)
131.394.719 88.301.281 219.696.000
Saham Seri B: Saham Seri C: Damiano Investments BV., Belanda Lain-lain Yang belum diambil
Jumlah
–
5.53 3.71 9.24 –
1.313.947.195.000 883.012.805.000 2.196.960.000.000 –
1.442.862.220 510.167.416 204.182.314 2.157.211.950
60.70 21.46 8.60 90.76
57.714.488.800 20.406.696.620 8.167.292.080 86.288.477.500
2.376.907.950
100.00
2.283.248.477.500
87
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
29. MODAL SAHAM (Lanjutan) Saham Seri C yang belum diambil merupakan saham baru yang belum ditukarkan oleh kreditur (melalui The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong – custodian). sehingga nama pemegang sahamnya belum didaftarkan di PT Datindo Entrycom (administrator saham). Berdasarkan akta notaris DR. H. Teddy Anwar, SH, Spn, No. 111 tanggal 16 Agustus 2002, sebagian saham PT Multikarsa Investama sebanyak 2.454.081.290 saham (atau 122.704.064 saham setelah penggabungan saham) telah dijual kepada PT Bina Prima Perdana. Namun menurut catatan yang dibuat oleh PT Datindo Entrycom masih terdaftar atas nama PT Multikarsa Investama. Bapak Seeniappa Jegatheesan adalah Direktur Perusahaan untuk tahun 2010 dan 2009 dengan kepemilikan saham masing-masing sejumlah 2.388 lembar saham dari jumlah modal disetor. Saham baru seri C (43.144.238.750 lembar saham) yang dikeluarkan sebagai hasil dari konversi hutang menjadi modal telah diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 1 Oktober 2007.
30. TAMBAHAN MODAL DISETOR 2 0 10 Rp Selisih antara nilai nominal dengan hasil penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada masyarakat di tahun 1990 Biaya emisi saham
Selisih antara nilai nominal dari hasil konversi hutang ke modal di tahun 2006 Jumlah
2009 Rp
25.800.000.000 (13.807.386.447)
25.800.000.000 (13.807.386.447)
11.992.613.553
11.992.613.553
5.574.513.535.500
5.574.513.535.500
5.586.506.149.053
5.586.506.149.053
Menurut usulan restrukturisasi (Rencana Perdamaian), Perusahaan akan menerbitkan sebanyak 16.780.718.747 lembar saham seri C kepada para kreditur hutang tidak terjamin dan 26.363.520.000 lembar saham seri C untuk Damiano Investments BV., Belanda, sehubungan dengan konversi hutang menjadi saham sebesar Rp 5.660.802.013.000. Berdasarkan perubahan anggaran dasar Perusahaan tanggal 4 Juli 2006 melalui akta notaris Aulia Taufani, SH No. 12, Perusahaan telah mencatat saham yang akan diterbitkan sebesar Rp 5.660.802.013.000, modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 86.288.477.500 dan tambahan modal disetor sebesar Rp 5.574.513.535.500.
88
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
31. CADANGAN UANG JASA KARYAWAN Pada tanggal 20 Juni 2000, Menteri Tenaga Kerja menerbitkan Keputusan No. Kep-150/Men/2000 mengenai aturan besarnya kompensasi disertai ketentuan yang mendasari pemberian kompensasi tersebut, yang mengharuskan perusahaan untuk membayar uang jasa dan kompensasi sehubungan dengan pengunduran diri karyawan atas dasar jumlah tahun masa kerja dan gaji, apabila pengunduran diri memenuhi ketentuan yang diatur dalam Keputusan tersebut. Kemudian pada bulan April 2003 Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 menggantikan Keputusan No. KEP-150/Men/2000. Sehubungan dengan hal ini, pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan membukukan cadangan uang jasa karyawan masing-masing sebagai berikut : 2010 Rp Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Kerugian kurtailmen dan penyelesaian Jumlah (Catatan 40)
2009 Rp
10.608.116.016 6.492.026.116 1.665.322.019 440.035.650
5.100.165.564 7.502.064.103 2.105.357.670 –
19.205.499.801
14.707.587.337
Kewajiban imbalan pasca kerja yang termasuk dalam neraca konsolidasi adalah sebagai berikut : 2010 2009 Rp Rp Nilai kini kewajiban Biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan (kerugian) aktuarial yang belum diakui Kewajiban bersih
115.172.146.697 (19.840.667.143) (21.697.566.710)
76.553.569.269 (21.946.024.812) 5.260.402.433
73.633.912.844
59.867.946.890
Mutasi kewajiban bersih di neraca konsolidasi adalah sebagai berikut : 2010 Rp
2009 Rp
Saldo awal Pembayaran manfaat Beban tahun berjalan
59.867.946.890 (5.439.533.847) 19.205.499.801
51.383.149.755 (6.222.790.202) 14.707.587.337
Saldo akhir
73.633.912.844
59.867.946.890
89
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
31. CADANGAN UANG JASA KARYAWAN (Lanjutan) Perhitungan aktuaria untuk cadangan uang jasa karyawan Perusahaan tersebut di atas telah dihitung oleh aktuaris PT Sienco Aktuarindo Utama pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dengan menggunakan asumsi sebagai berikut : Tingkat diskonto Tingkat mortalita Tingkat kenaikan gaji Usia pensiun normal Tingkat kemungkinan pengunduran diri Metode pendanaan
: 8,90% per tahun untuk tahun 2010 dan 10,70% per tahun untuk tahun 2009 : The 1958 Commissioners’ Standard Ordinary Mortality Table. : 8% per tahun untuk tahun 2010 dan 2009 : 55 tahun : 0% – 1% : Projected Unit Credit
Manajemen telah menelaah asumsi yang digunakan dan berpendapat bahwa asumsi tersebut telah memadai dan juga berpendapat bahwa penyisihan atas uang jasa telah memadai untuk menutup kewajiban yang ditentukan oleh UU Ketenagakerjaan No. 13/2003. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Anak Perusahaan telah membukukan cadangan uang jasa karyawan masing-masing sebesar Rp 15.155.709.656 dan Rp 14.122.915.094 berdasarkan jumlah terhutang kepada karyawan menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Dan dalam perhitungannya, Anak Perusahaan tidak menggunakan aktuaris independent untuk menghitung cadangan uang jasa karyawan tersebut.
32. CADANGAN UMUM Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam akta No. 351 tanggal 23 Juni 1997 dan akta No. 402 tanggal 24 Juni 1996 dari Adam Kasdarmadji, SH, notaris di Jakarta, disetujui penyisihan cadangan umum sebesar Rp 8.280.000.000 dari saldo laba, guna memenuhi ketentuan pasal 61 Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan tidak membuat tambahan cadangan karena kerugian yang dialami Perusahaan.
33. PENYELESAIAN ATAS KLAIM ASURANSI, BERSIH •
Akun ini berkaitan dengan penyelesaian klaim asuransi atas persediaan yang rusak atau hilang. Penyelesaian klaim tersebut telah diterima oleh Perusahaan pada tahun 2010 dan 2009 yang masing-masing sebesar Rp 3.912.505.783 dan Rp 726.736.811.
90
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
34. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2010 Rp Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar Laba bersih yang digunakan dalam perhitungan laba per saham
2009 Rp
2.376.907.950
2.376.907.950
334.976.849.923
1.182.787.954.988
141
498
Laba bersih per saham dasar
35. PENJUALAN BERSIH 2010 Rp Lokal Yarn Fibre Chips Fleece (Knitting) Bonded (Coating) Lain-lain
Ekspor Yarn Fibre Fleece (Knitting) Chips PTA Bonded (Coating) Garment Lain-lain
Jumlah
2009 Rp
1.497.045.636.355 1.462.683.852.276 419.610.560.478 7.232.632.142 – 2.542.385.738
1.284.015.392.397 1.019.345.937.811 264.975.874.107 9.777.590.867 2.596.392.672 46.269.599
3.389.115.066.989
2.580.757.457.453
840.406.886.152 95.320.757.623 10.888.875.360 64.408.933.664 55.300.955.040 7.956.368 – –
739.971.101.490 137.538.612.333 22.914.501.748 16.077.283.099 12.217.922.916 – 2.002.584.800 27.254.944
1.066.334.364.207
930.749.261.330
4.455.449.431.196
3.511.506.718.783
Pada tahun 2010 dan 2009, total penjualan bersih fleece, bonded dan garment masing-masing sebesar Rp 18.178.206.884 dan Rp 37.291.070.087 merupakan penjualan kepada pihak ketiga. Produk ini diproduksi oleh Anak Perusahaan (PT Texmaco Jaya Tbk) berdasarkan sistem maklon. Pada tahun 2010 dan 2009, tidak ada penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
91
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
35. PENJUALAN BERSIH (Lanjutan) Pada tahun 2010, tidak terdapat penjualan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha. Pada tahun 2009, penjualan kepada PT Manggala Indo Pratama (Pihak ketiga) sebesar Rp 366.784.306.236 atau 10,42% dari jumlah pendapatan usaha.
36. PENDAPATAN USAHA LAINNYA 2010 Rp Barang pembantu rusak Produk tidak standar dan lainnya Jumlah
2009 Rp
4.972.687.954 1.183.480.496
7.109.019.559 1.872.433.919
6.156.168.450
8.981.453.478
Pada tahun 2010, pendapatan usaha lainnya dari fleece, bonded dan garment sebesar Rp 1.183.480.496 dan Rp 1.872.433.919 yang merupakan pendapatan usaha lain dari pihak ketiga. Produk ini diproduksi oleh Anak Perusahaan (PT Texmaco Jaya Tbk) berdasarkan basis makloon. Pada tahun 2010 dan 2009, tidak terdapat penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pada tahun 2010 dan 2009, tidak terdapat pendapatan usaha lainnya yang diterima dari pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha.
37. BEBAN POKOK PENJUALAN 2010 Rp Bahan baku yang digunakan Upah buruh langsung Beban pabrikasi (Catatan 38) Jumlah beban produksi Persediaan barang dalam proses Pada awal tahun Pada akhir tahun
2.574.384.087.292 74.138.354.796 1.494.954.178.131
2.025.306.582.074 63.054.694.904 1.394.955.556.857
4.143.476.620.219
3.483.316.833.835
45.066.289.569 (43.375.132.437)
Beban pokok produksi
4.145.167.777.351
92
2009 Rp
40.226.279.653 (45.066.289.569) 3.478.476.823.919
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
37. BEBAN POKOK PENJUALAN (Lanjutan) 2010 Rp Persediaan barang jadi Pada awal tahun Pembelian Pada akhir tahun
2009 Rp
145.296.009.825 18.125.594.152 (178.376.709.962)
Beban pokok penjualan
4.130.212.671.366
173.686.531.676 57.522.699.095 (145.296.009.825) 3.564.390.044.865
Pada tahun 2010 dan 2009, bahan baku yang digunakan mencakup bahan baku yang digunakan untuk produk fleece, bonded dan garment masing-masing sebesar Rp 8.160.290.605 and Rp 12.004.216.504. Pada tahun 2010 dan 2009, tidak ada pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pada tahun 2010, pembelian dari pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian : 2010 Rp Kolmar Petrochemicals AG. Switzerland PT Cipta Karya PT Polychem Indonesia
Percentage
843.553.991.778 757.957.408.160 640.590.376.932
28,66% 25,75% 21,76%
Pada tahun 2009, pembelian dari pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian : 2009 Rp PT Cipta Karya PT Polychem Indonesia Kolmar Petrochemicals AG. Switzerland
844.414.442.261 499.246.614.968 307.470.715.349
Percentage 33,77% 19,96% 12,29%
38. BEBAN PABRIKASI 2010 Rp Beban penyusutan aset tetap (Catatan 15) Bahan pembantu Listrik dan gas Pengangkutan Dipindahkan
93
2009 Rp
501.535.394.142 437.837.934.567 432.101.629.875 45.878.191.743
507.577.455.854 408.432.191.033 363.671.980.060 30.691.803.332
1.417.353.150.327
1.310.373.430.279
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
38. BEBAN PABRIKASI (Lanjutan) 2010 Rp Pindahan Biaya proses (jasa maklon) Sewa Perbaikan dan pemeliharaan Asuransi Lain-lain Jumlah
2009 Rp
1.417.353.150.327
1.310.373.430.279
18.414.449.509 16.700.296.422 14.917.028.808 7.338.079.221 20.231.173.844
18.801.996.030 17.301.860.526 15.890.719.446 8.684.397.347 23.903.153.229
1.494.954.178.131
1.394.955.556.857
Pada tahun 2010 dan 2009, beban listrik dan gas yang di bayarkan kepada PT Wismakarya Prasetya masing-masing sebesar Rp 241.596.917.990 dan Rp 202.012.349.769 (Catatan 44). Pada tahun 2010 dan 2009, biaya proses (jasa maklon) kepada PT Multikarsa Investama masingmasing sebesar Rp 18.414.449.509 and Rp 18.801.996.030 (Catatan 44).
39. BEBAN PENJUALAN 2010 Rp Beban ekspor Pengangkutan Pemasaran Iklan dan promosi Lain-lain Jumlah
2009 Rp
65.167.592.420 43.171.035.948 42.055.866.702 285.464.360 1.948.574.142
48.825.491.066 40.866.578.234 39.296.473.280 340.418.273 1.418.852.669
152.628.533.572
130.747.813.522
40. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI BANK 2010 Rp Gaji, upah dan tunjangan Beban pajak Uang jasa karyawan (Catatan 31) Perjalanan bisnis Jasa professional Dipindahkan
94
2009 Rp
65.570.824.861 20.793.495.368 19.205.499.801 10.482.279.166 9.089.565.594
48.042.566.431 22.488.798.444 14.707.587.337 8.488.332.978 8.287.460.086
125.141.664.790
102.014.745.276
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
40. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI BANK (Lanjutan) 2010 Rp Pindahan Sewa Komunikasi Peralatan kantor Penyisihan piutang ragu-ragu (Catatan 6 dan 7) Perbaikan dan pemeliharaan Sumbangan Perjamuan dan representasi Listrik dan air Asuransi Beban penyusutan aset tetap (Catatan 15) Lain-lain Jumlah
2009 Rp
125.141.664.790
102.014.745.276
6.738.025.687 3.992.603.096 3.318.422.181 1.597.556.295 1.516.283.825 1.330.326.800 1.066.187.320 938.511.609 524.153.639 496.098.719 17.908.476.045
8.242.799.681 4.278.394.861 3.138.938.819 1.024.335.956 1.751.649.943 170.081.450 832.881.084 1.047.575.348 408.846.881 455.325.136 15.087.852.128
164.568.310.006
138.453.426.563
41. PENGHASILAN BUNGA 2010 Rp Bunga dari jasa giro dan deposito berjangka
239.465.297
2009 Rp 568.006.699
42. BEBAN BUNGA DAN ADMINISTRASI BANK 2010 Rp
2009 Rp
Beban bunga atas : Pinjaman modal kerja (Catatan 25) Hutang tidak terjamin dan wesel bayar (Catatan 24) Pinjaman jangka pendek (Catatan 18) Hutang kredit pembiayaan (Catatan 27)
39.470.011.450 7.403.114.841 1.289.385.139 74.093.904
44.523.143.318 7.640.230.628 1.260.475.163 72.580.250
Jumlah beban bunga Beban administrasi bank
48.236.605.334 4.329.709.357
53.496.429.359 4.026.466.977
Jumlah
52.566.314.691
57.522.896.336
95
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
43. PENDAPATAN LAIN-LAIN, BERSIH 2010 Rp Penghapusan hutang Rabat pada pembelian bahan kimia Pengakuan hutang dari verifikasi PKPU (Catatan 20) Lainnya Jumlah
2009 Rp
3.300.834.607 1.058.169.021 (485.439.510) 681.803.356
– 4.376.571.010 – 142.938.688
4,555,367,474
4.519.509.698
44. SIFAT DAN TRANSAKSI YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Rincian sifat, hubungan dan jenis transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa: Sifat hubungan istimewa perusahaan
Nama pihak yang mempunyai hubungan Istimewa Damiano Investments BV., Belanda PT Multikarsa Investama PT Wismakarya Prasetya
Pemegang saham Pemegang saham Perusahaan afiliasi
Transaksi Pinjaman, pemegang saham Pinjaman Pembelian
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi tersebut dilaksanakan pada tingkat harga dan persyaratan yang normal seperti dilaksanakan dengan pihak ketiga. Transaksi tersebut meliputi antara lain :
2010 Rp
2009 Rp
Persentase terhadap jumlah Aset/ Kewajiban Pendapatan/ Beban 2010 2009 % %
Piutang usaha
268.722.447.175
268.722.447.175
6,74
9,30
Piutang hubungan istimewa
425.918.780.239
426.365.868.504
10,68
9,33
Uang muka pembelian
233.605.042.490
213.843.087.858
5,78
4,67
Hutang bank
431.987.380.441
408.047.983.987
3,63
3,28
96
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
44. SIFAT DAN TRANSAKSI YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Lanjutan)
2010 Rp
Persentase terhadap jumlah Aset/ Kewajiban Pendapatan/ Beban 2010 2009 % %
2009 Rp
5.840.580.166.660
6.119.815.733.944
49,07
49,16
25.289.135.857
23.973.696.632
0,21
0,19
Pinjaman modal kerja
365.132.262.309
136.736.320.093
3,07
1,10
Beban pabrikasi
260.011.367.499
220.814.345.799
6,14
5,76
Hutang terjamin Hutang usaha
45. ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai aset dan kewajiban keuangan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dengan rincian sebagai berikut : 2 0 1 0 Mata uang Asing
2 0 0 9 Ekuivalen Rp
Mata uang asing
Ekuivalen Rp
Aset US$ SGD EUR NOK
8.139.360 2.863 541 1.108
73.442.713.791 19.989.884 6.468.082 1.474.349
5.208.681 3.612 230 1.108
48.961.601.775 24.198.141 3.107.229 1.457.397
Piutang usaha : Pihak ketiga
US$
47.394.372
426.122.801.634
28.631.006
269.131.459.251
Piutang lain-lain
US$
12.474.966
112.162.418.768
12.474.966
117.264.679.838
Aset lancar lainnya
US$
2.696.000
24.239.736.000
−
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya
US$
1.274.386
11.458.003.720
1.274.386
Kas dan setara kas
Jumlah aset
647.453.606.228
97
−
11.979.231.505 447.365.735.136
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
45. ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING (Lanjuatan) 2 0 0 9
2 0 1 0 Mata uang Asing
Ekuivalen Rp
Mata uang asing
Ekuivalen Rp
Kewajiban Hutang bank
US$
48.046.644
431.987.380.441
43.409.360
408.047.983.987
Hutang terjamin
US$ EUR YEN CHF
805.630.342 15.688.978 3.001.711.400 45.902
7.243.422.406.179 187.574.142.730 331.044.642.262 440.670.916
805.630.342 15.688.978 3.001.711.400 45.902
7.572.925.216.114 211.953.855.640 305.290.878.655 417.138.985
Pinjaman jangka pendek
US$
22.963.248
206.462.566.302
22.963.248
215.854.534.778
Wesel bayar
US$
16.141.085
145.124.497.841
16.141.085
151.726.201.724
US$ YEN SGD GBP EUR CHF
11.091.004 1.431.156 20.022 11.788 419.905 1.154
99.719.215.335 157.427.188 139.772.963 163.781.365 5.020.384.712 11.079.329
33.113.108 2.744.883 93.399 9.677 97.466 8.875
311.263.214.231 279.978.046 625.681.892 146.262.957 1.316.670.086 80.644.130
Hutang pembelian aset tetap
US$
30.476
274.011.964
30.476
286.476.750
Beban masih harus dibayar
US$
19.789.653
177.928.770.668
25.400.410
238.763.857.516
Hutang tidak terjamin dan wesel bayar
US$
21.077.129
189.504.468.044
20.243.570
190.289.560.544
Pinjaman modal kerja
US$
40.610.862
365.132.262.309
36.645.085
344.463.801.162
Hutang sewa guna usaha
US$
4.300.981
38.670.122.950
4.300.981
40.429.224.305
Hutang usaha : Pihak ketiga
Total kewajiban
(9.422.777.603.498)
(9.894.161.181.502)
Kewajiban bersih
(8.775.323.997.270)
(9.446.795.446.366)
46. INFORMASI SEGMEN USAHA Perusahaan dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan usahanya ke dalam segmen usaha primer dan sekunder sebagai berikut :
98
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
46. INFORMASI SEGMEN USAHA (Lanjutan)
2010 (Dalam ribuan Rupiah)
Industri kimia dan serat sintetis Rp 000
Pertenunan dan perajutan Rp 000
Perdagangan tekstil Rp 000
Jasa keuangan Rp 000
Eliminasi Rp 000
Total Rp 000
INFORMASI SEGMEN USAHA (PRIMER) PENJUALAN SEGMEN : Penjualan eksternal Penjualan antar segmen
4.442.145.822 1.622.317.294
19.459.778 –
– –
– –
– (1.622.317.294)
4.461.605.600 –
Jumlah penjualan segmen
6.064.463.116
19.459.778
–
–
(1.622.317.294)
4.461.605.600
HASIL Hasil segmen Beban usaha yang tidak dapat Dialokasikan
331.392.928 (317.196.844)
Rugi usaha
14.196.084
Penghasilan lain-lain. bersih
264.639.614
Laba sebelum penghasilan
278.835.698
pajak
56.141.151
Penghasilan pajak Laba bersih
334.976.849
INFORMASI SEGMEN USAHA (PRIMER) NERACA : Aset segmen
(4.826.554.755)
(6.750.854) (228.734.601) (6.826.130.171)
Kewajiban segmen
12.716.276.308
19.995.699 2.034.164.805
6.850.587.296
7.899.728.269
(3.988.442.112)
(9.720.331.226)
11.900.692.882
INFORMASI LAINNYA : Pengeluaran modal Penyusutan dan amortisasi
(32.157.279) (501.766.788)
–
–
–
–
(32.157.279)
(4.863.655)
–
–
–
(506.630.443)
INFORMASI SEGMEN GEOGRAFIS (SEKUNDER) PENJUALAN SEGMEN : Dalam negeri Luar negeri
5.009.025.584 1.055.437.532
8.557.672 10.902.106
– –
– –
(1.622.317.294) –
3.395.265.962 1.066.339.638
Jumlah
6.064.463.116
19.459.778
–
–
(1.622.317.294)
4.461.605.600
Dalam negeri Luar negeri
4.683.780.099 142.774.656
5.643.897 1.106.957
228.734.601 –
– 6.826.130.171
(1.072.914.122) (6.826.814.147)
3.845.244.475 143.197.637
Jumlah
4.826.554.755
6.750.854
228.734.601
6.826.130.171
(7.899.728.269)
3.988.442.112
ASET SEGMEN :
PENGELUARAN MODAL : Dalam negeri
(32.157.279 )
–
–
99
–
–
(32.157.279)
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
100
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
46. INFORMASI SEGMEN USAHA (Lanjutan)
2009 (Dalam ribuan Rupiah)
Industri kimia dan serat sintetis Rp 000
Pertenunan Dan Perajutan Rp 000
Perdagangan tekstil Rp 000
Jasa keuangan Rp 000
Eliminasi Rp 000
Total Rp 000
INFORMASI SEGMEN USAHA (PRIMER) PENJUALAN SEGMEN : Penjualan eksternal Penjualan antar segmen
3.481.324.669 1.380.061.135
39.163.503 13.238.060
– –
– –
– (1.393.299.195)
3.520.488.172 –
Jumlah penjualan segmen
4.861.385.804
52.401.563
–
–
(1.393.299.195)
3.520.488.172
HASIL Hasil segmen Beban usaha yang tidak dapat Dialokasikan
(43.901.872) (269.201.240)
Rugi usaha
(313.103.112)
Penghasilan lain-lain. bersih
1.427.001.892
Laba sebelum penghasilan
1.113.898.780
pajak
Penghasilan pajak
68.889.175
Laba bersih
1.182.787.955
INFORMASI SEGMEN USAHA (PRIMER) NERACA : Aset segmen
(5.299.885.051)
Kewajiban segmen
13.178.480.093
(327.641.406) (1.502.827) (7.136.650.384) 2.055.048.716
12.160.697
7.162.220.062
8.196.056.014
(4.569.623.654)
(9.958.228.005)
12.449.681.563
INFORMASI LAINNYA : Pengeluaran modal Penyusutan dan amortisasi
(2.255.006) (501.401.016)
–
–
–
–
(2.255.006)
(13.001.856)
–
–
–
(514.402.872)
INFORMASI SEGMEN GEOGRAFIS (SEKUNDER) PENJUALAN SEGMEN : Dalam negeri Luar negeri
3.955.553.629 905.832.175
27.484.477 24.917.086
– –
– –
(1.393.299.195) –
2.589.738.911 930.749.261
Jumlah
4.861.385.804
52.401.563
–
–
(1.393.299.195)
3.520.488.172
Dalam negeri Luar negeri
5.180.024.076 119.860.975
289.014.244 38.627.162
1.502.827 –
– 7.136.650.384
(1.034.018.251) (7.162.037.763)
4.436.522.896 133.100.758
Jumlah
5.299.885.051
327.641.406
1.502.827
7.136.650.384
(8.196.056.014)
4.569.623.654
ASET SEGMEN :
PENGELUARAN MODAL :
101
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
Dalam negeri
(2.255.006 )
–
–
102
–
–
(2.255.006 )
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
47 KOMITMEN DAN KONTINJENSI •
Berdasarkan surat tanggal 30 Juni 2008 antara Perusahaan dengan PT Kahatex, Perusahaan setuju untuk membayar klaim atas PPN Keluaran tahun 2002 dan 2003 sejumlah Rp 1.849.013.873 secara angsuran setiap bulannya dari bulan September 2008 sampai dengan Juni 2009. Berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan dapat menerima kembali klaim tersebut jika PT Kahatex berhasil melakukan restitusi pajaknya. Sampai dengan sekarang, status klaim ini masih dalam proses.
•
Direktorat Jenderal Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan pengadilan pajak atas pengembalian sejumlah Rp 13.090.399.058 pada tanggal 24 Nopember 2010. Jika Peninjauan Kembali yang diajukan dimenangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak, maka Perusahaan harus mengembalikan jumlah terhutang beserta bunga yang harus dibayarkan sampai dengan tanggal pengembalian.
48. PERJANJIAN PENTING Perjanjian Maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk Pada tanggal 1 April 2008, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa dan maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk (Anak Perusahaan) untuk periode 12 bulan dan dapat diperbaharui. Perjanjian ini dibuat karena Anak Perusahaan tidak mempunyai modal kerja yang cukup untuk melayani permintaan dari pelanggan. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya yang terdiri dari biaya maklon, sewa gedung dan sewa mesin kepada PT Texmaco Jaya Tbk setiap bulannya. Biaya maklon diperhitungkan berdasarkan hasil produksi. Pada tanggal 3 Agustus 2009, Perusahaan mengadakan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk (Anak Perusahaan) untuk periode 3 (tiga) bulan dan dapat diperbaharui. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 1,20 per yard dengan hasil produksi minimum sebesar 100.000 yards kepada PT Texmaco Jaya Tbk setiap bulannya. Dan pada tanggal 23 Oktober 2009, Perusahaan setuju untuk memperpanjang perjanjian maklon/sewa untuk periode 7 (tujuh) bulan dari tanggal 1 November 2009 sampai dengan 30 Juni 2010. Selanjutnya berdasarkan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk (Anak Perusahaan) pada tanggal 15 Juli 2010, Perusahaan menyetujui untuk perpanjangan periode selama 15 (lima belas) bulan yang dimulai dari tanggal 1 Juli 2010 sampai dengan 30 September 2011 dan dapat diperbaharui. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 1.20 per yard untuk periode tanggal 1 Juli 2010 sampai dengan 30 September 2010 dan US$ 0.75 per yard untuk periode dari tanggal 1 Oktober 2010 sampai dengan 30 September 2011.
103
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
48. PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Perjanjian Gas Turbin dengan PT Wismakarya Prasetya Berdasarkan perjanjian tanggal 14 Agustus 2006 antara Perusahaan dengan PT Wismakarya Prasetya yang mengacu pada pembelian tenaga listrik, uap dan gas dan berdasarkan notulen rapat tanggal 22 April 2010 tentang kesepakatan harga beli, dimana Perusahaan telah menyetujui untuk menaikan harga beli sesuai kenaikan harga gas alam dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero). Perusahaan harus membayar tagihan atas tenaga listik, uap dan gas sesuai pemakaiannya. Sebagai tambahan, Perusahaan harus menanggung biaya pemeliharaan turbin sesuai dengan jam yang digunakan sebagai bagian biaya pembelian listrik. Perjanjian ini berlaku untuk periode lima (5) tahun, dan jatuh tempo pada tanggal 22 April 2015.
49. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Perusahaan memiliki beragam eksposur risiko yang berasal dari instrumen keuangan, sedangkan Anak Perusahaan tidak lagi dipengaruhi risiko keuangan karena sejak semester kedua tahun 2004, Anak Perusahaan telah menghentikan kegiatan operasionalnya. Tipe utama resiko ini adalah risiko pemasaran, risiko kredit dan risiko likuiditas. Manajemen risiko Perusahaan dan Anak Perusahaan memfokuskan secara aktif pada pengamanan atas arus kas jangka pendek dan jangka menengah Perusahaan dengan meminimalkan risiko pada pasar keuangan. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak aktif ikut serta tidak menentukan pilihan di dalam perdagangan aset keuangan untuk tujuan spekulasi. Risiko keuangan yang paling signifikan yang mempengaruhi Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut : a. Risiko pasar Perusahaan memiliki eksposur terhadap risiko pasar melalui penggunaan instrumen keuangan, terutama pada risiko nilai tukar dan risiko suku bunga yang dihasilkan dari aktivitas operasional dan aktivitas investasi. (a) Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Kebanyakan transaksi Perusahaan dan Anak Perusahaan dilakukan dalam mata uang US Dolar. Eksposur terhadap nilai tukar mata uang asing timbul karena penjualan dan pembelian Perusahaan yang didominasi dalam mata uang US Dollar dan mata uang lainnya, selain Rupiah. Perusahaan dan Anak Perusahaan juga mempunyai kas dan setara kas dalam mata uang US Dollar. Untuk mengurangi risiko Perusahaan dan Anak Perusahaan terhadap risiko nilai tukar mata uang asing, Perusahaan dan Anak Perusahaan selalu memonitor arus kas dalam mata uang asingnya.
104
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
49. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) a. Risiko pasar (Lanjutan) (a) Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing (Lanjutan) Aset keuangan dan kewajiban keuangan dalam mata uang asing dilaporkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca konsolidasi, dan rinciannya disajikan pada catatan atas aset dan kewajiban keuangan dalam mata uang asing (Catatan 45). Kebijakan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk mengelola aset keuangan dalam mata uang asing dilakukan dengan selalu menyediakan dana untuk menyelesaikan kewajiban keuangan dalam mata uang asing. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kewajiban keuangan dalam mata uang asing telah melebihi jumlah aset keuangan yang masing-masing sebesar Rp 8.775.323.997.270 dan Rp 9.446.795.446.366. Hal ini disebabkan karena adanya hutang terjamin milik Perusahaan serta pinjaman jangka pendek dan wesel bayar milik Anak Perusahaan yang belum selesai direstrukturisasi yaitu sebesar Rp 8.114.068.926.230, dengan demikian, selisih lebih kewajiban keuangan diatas aset keuangan tanpa mempertimbangkan faktor hutang yang belum direstrukturisasi tersebut diatas adalah sekitar Rp 661.255.071.040. Jumlah ini menggambarkan nilai yang akan dibayarkan saat jatuh tempo.
(b) Risiko Suku Bunga Kebijakan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk meminimalkan eksposur risiko arus kas pendanaan jangka panjang. Bunga atas pinjaman jangka panjang biasanya dalam tingkat tetap (fixed interest rates). Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai bunga dengan tingkat bunga pasar (market interest rates) atas pinjaman bank serta aset kas dan setara kas, dimana ini merupakan subjek bunga variabel (variable interest rates). Seluruh aset keuangan dan kewajiban keuangan lain mempunyai tingkat bunga tetap (fixed interest rates). b. Risiko kredit Risiko kredit adalah risiko dimana Perusahaan dan Anak Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan. Eksposur Perusahaan terhadap risiko ini berasal dari beragam instrumen keuangan, seperti menanggung piutang dan uang muka kepada pelanggan dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Perusahaan dan Anak Perusahaan terus menerus memonitor pelanggan dan pihak lainnya yang gagal memenuhi kewajibannya dengan mengidentifikasi baik secara individual maupun secara grup, serta berkaitan dengan informasi lain dalam memonitor risiko kreditnya Perusahaan mempunyai kebijakan untuk hanya melakukan kegiatan transaksi dengan pihak yang yang mempunyai prospek di masa depan. Selain itu, untuk penjualan dengan jumlah yang signifikan, penerimaan uang muka atas penjualan telah dilakukan untuk mencegah timbulnya risiko tersebut. 105
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
49. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) b. Risiko kredit (Lanjutan) Risiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan sesuai nilai tercatat pada aset keuangan dalam neraca konsolidasi adalah sebagai berikut: 2010 Rp Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Piutang lain-lain Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Aset lancar lainnya Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Jumlah aset keuangan
2009 Rp
87.892.873.462 1.000.000.000 690.834.352.982 4.431.384.634
62.235.591.207 3.500.000.000 549.126.675.757 373.322.100.955
425.918.780.239 26.473.126.432 17.129.600.731
426.365.868.504 2.229.884.332 17.650.828.516
1.253.680.118.480
1.434.430.949.271
(a) Kas dan setara kas Risiko kredit untuk kas dan setara kas dipertimbangkan dapat diabaikan, karena pihak yang terkait adalah bank yang mempunyai reputasi dengan kualitas rating kredit eksternal yang tinggi. Perusahaan dan Anak Perusahan secara aktif memonitor saldo kas dan setara kas secara mingguan. (b) Piutang usaha Sehubungan dengan piutang usaha, Perusahaan tidak memiliki eksposur yang signifikan terhadap risiko kredit dari para pelanggan baik secara individual maupun secara grup. Piutang usaha Perusahaan terdiri dari banyak pelanggan. Berdasarkan informasi historis, tingkat kegagalan dalam pelunasan piutang dari para pelanggan adalah kecil karena pembayaran dari pelanggan biasanya diterima oleh Perusahaan dalam batas waktu kredit. Lagipula, penjualan Perusahaan dalam jumlah yang signifikan biasanya dilakukan dengan penerimaan uang muka terlebih dahulu dari pelanggan (prefinance). Dengan demikian, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa kualitas kredit atas saldo piutang usaha tidak diperlukan adanya penurunan nilai. Sedangkan Anak Perusahaan tidak memiliki eksposur terhadap risiko kredit dari para pelanggan karena pada tanggal 31 Desember 2010, tidak memiliki saldo atas piutang usaha karena Anak Perusahaan hanya menerima jasa maklon dari Induk Perusahaan, dan tidak melakukan penjualan / perdagangan sendiri.
106
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
49. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) b. Risiko kredit (Lanjutan) (c) Piutang lain-lain Dalam piutang lain-lain, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki eksposur yang signifikan terhadap risiko kredit dari para pelanggan baik secara individual maupun secara grup. Berdasarkan informasi historis tentang tingkat kegagalan dari para pelanggan, manajemen mempertimbangkan bahwa kualitas kredit dari piutang lain-lain, bersih tidak perlu dilakukan penurunan nilai. (d) Piutang dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang hubungan istimewa disini merupakan piutang kepada PT Multikarsa Investama (related party). Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan menyatakan bahwa tidak ada indikasi penurunan nilai yang dapat diukur dari estimasi arus kas di masa yang akan datang, karena PT Multikarsa Investama sedang dalam proses restrukturisasi dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Disamping itu, nilai tercatat akan disesuaikan pada waktu restrukturisasi. (e) Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan menyatakan tidak ada indikasi penurunan nilai yang dapat diukur dari estimasi arus kas di masa yang akan datang, karena Perusahaan sedang dalam proses restrukturisasi dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Disamping itu, nilai tercatat akan disesuaikan pada waktu restrukturisasi.
c. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi saat Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Risiko ini melekat di dalam operasional Perusahaan dan Anak Perusahaan, yang dapat dipengaruhi oleh institusi spesifik dan situasi pasar di dunia. Pada kondisi normal, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola kebutuhan likuiditasnya dengan cara memonitor jadwal pembayaran hutang jangka pendek secara hati-hati yang diakibatkan karena adanya bisnis harian. Kebutuhan likuiditas di monitor di berbagai waktu, haridemi-hari, minggu-demi-minggu, berdasarkan proyeksi 90 harian. Kewajiban keuangan lancar yang telah jatuh tempo termasuk hutang bank untuk pengadaan bahan baku telah sepenuhnya dicakup di dalam aset lancar Perusahaan yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu singkat. Pinjaman jangka panjang lainnya memiliki tingkat suku bunga dan jadwal pembayaran yang pasti, yang telah dianggarkan sepenuhnya dalam perkiraaan arus kas 3 (tiga) bulanan. Perusahaan tidak memiliki kewajiban yang sudah jatuh tempo baik jangka pendek maupun jangka panjang.
107
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
49. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) c. Risiko Likuiditas (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan disajikan sebagai berikut : 2010 Rp Hutang bank Hutang terjamin Pinjaman jangka pendek Wesel bayar Hutang usaha Hutang pembelian aset tetap Beban masih harus dibayar Hutang sewa guna usaha Hutang kredit pembiayaan Pinjaman modal kerja Hutang tidak terjamin dan wesel bayar Kewajiban lancar lainnya Jumlah kewajiban keuangan
2009 Rp
431.987.380.441 9.107.034.576.501 324.161.880.678 182.150.784.488 223.080.294.936 274.011.964 695.686.772.082 38.670.122.950 1.171.708.266 365.132.262.309 189.504.468.044 155.665.338.586
408.047.983.987 9.435.139.803.808 333.553.849.154 188.752.488.371 381.749.984.520 286.476.750 747.446.678.605 40.429.224.305 311.443.762 344.463.801.162 190.289.560.544 146.167.238.196
11.714.519.601.245
12.216.638.533.164
Semua kewajiban keuangan diatas mencerminkan nilai penuh dari hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek. Sebagaimana disebutkan diatas, Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang dalam proses restrukturisasi, sehingga rencana pembayaran jangka panjang untuk hutang terjamin, pinjaman jangka pendek dan wesel bayar belum dipertimbangkan dalam kewajiban ini.
50. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA Perusahaan : •
Bapak Peter Stanly Grant, salah satu Direktur Perusahaan, telah berhenti dari susunan Direksi Perusahaan seperti yang dinyatakan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 10 Pebruari 2011.
•
Perusahaan telah menerima persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk melakukan ekspansi terhadap kapasitas fiber di Karawang melalui surat persetujuan No. 2/B/II/PMDN/2011 tanggal 24 Pebruari 2011. Proyek ini dijadwalkan akan dimulai tahun 2011.
108
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
50. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA (Lanjutan) Anak Perusahaan : •
Pengadilan Niaga Jakarta telah memberikan penundaan waktu sampai dengan tanggal 4 Juli 2011 untuk memfinalisasikan Rencana Perdamaian Anak Perusahaan dengan para krediturnya. Pada saat ini, Anak Perusahaan sedang melakukan negosiasi dengan para kreditur, pemegang saham mayoritas, dan calon investor untuk menyetujui Rencana Perdamaian dengan komposisi waktu yang telah ditentukan.
51. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU a. Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”) telah menerbitkan beberapa revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasi yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: • PSAK 1 (Revisi 2009) • PSAK 2 (Revisi 2009) • PSAK 4 (Revisi 2009) • • • • • • •
PSAK 5 (Revisi 2009) PSAK 12 (Revisi 2009) PSAK 15 (Revisi 2009) PSAK 19 (Revisi 2010) PSAK 22 (Revisi 2010) PSAK 23 (Revisi 2010) PSAK 25 (Revisi 2009)
• PSAK 48 (Revisi 2009) • PSAK 57 (Revisi 2009) • PSAK 58 (Revisi 2009) • Interpretasi PSAK 7 • Interpretasi PSAK 9 • Interpretasi PSAK 10 • Interpretasi PSAK 11 • Interpretasi PSAK 12 • Interpretasi PSAK 14
– Penyajian Laporan Keuangan. – Laporan Arus Kas. – Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri. – Segmen Operasi. – Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama. – Investasi dalam Entitas Asosiasi. – Aset Tak Berwujud. – Kombinasi Bisnis. – Pendapatan. – Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. – Penurunan Nilai Aset. – Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi. – Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. – Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus. – Perubahan Atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, Liabilitas Serupa. – Program Loyalitas Pelanggan. – Distribusi Aset Non kas Kepada Pemilik. – Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Non moneter oleh Venturer. – Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web.
b. Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”) telah menerbitkan beberapa revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasi yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
109
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
51. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU (Lanjutan) • PSAK 7 (Revisi 2010) • PSAK 10 (Revisi 2010) • Interpretasi PSAK 13
– Pengungkapan Pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa. – Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing. – Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri.
Saat ini Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari PSAK revisi tersebut terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan, seperti dampak sebelum dan sesudah penerpan dari PSAK revisi diatas.
52. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun tertentu dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2010. Rinciannya adalah sebagai berikut: Laporan tahun sebelumnya Piutang usaha – tidak lancar Piutang lain-lain – tidak lancar Hutang usaha – tidak lancar Hutang lain-lain – tidak lancar Pinjaman modal kerja
Beban umum dan– Administrasi Pendapatan lain-lain, bersih
Disajikan kembali
Jumlah
Keterangan
Piutang lain-lain
156.449.568.798
Penyajian yang lebih tepat
Piutang lain-lain
211.530.101.730
Penyajian yang lebih tepat
Kewajiban lancar lain-lain
39.571.999.261
Penyajian yang lebih tepat
Kewajiban lancar lain-lain
14.887.901.689
Penyajian yang lebih tepat
Bagian pinjaman modal kerja yang jatuh tempo dalam satu tahun Laba selisih kurs, bersih
3.451.313.400
Penyajian yang lebih tepat
1.194.408.528
Penyajian yang lebih tepat
Laba selisih kurs, bersih
7.506.252.400
Penyajian yang lebih tepat
53. INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN Perusahaan menerbitkan laporan keuangan konsolidasi yang merupakan laporan keuangan utama. Informasi keuangan tambahan PT Asia Pacific Fibers Tbk (induk Perusahaan saja) ini, dimana investasi pada Anak Perusahaan dicatat dengan metode ekuitas, disajikan untuk dapat menganalisa hasil usaha induk Perusahaan saja. Informasi keuangan tambahan PT Asia Pacific Fibers Tbk berikut ini harus dibaca bersamaan dengan laporan keuangan konsolidasi PT Asia Pacific Fibers Tbk dan Anak Perusahaan (lampiran 1 sampai dengan lampiran 7). Oleh karena perbedaan antara laporan keuangan induk perusahaan saja dengan laporan keuangan konsolidasi tidak material, maka catatan atas laporan keuangan, induk Perusahaan saja tidak disajikan dalam informasi keuangan tambahan ini.
110
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009
54. PENYAJIAN DAN PENYELESAIAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi yang diselesaikan pada tanggal 23 Maret 2011.
111
Lampiran -1 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) NERACA 31 Desember 2010 dan 2009 ASET
ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp Nihil pada tahun 2010 dan 2009 Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan piutang Ragu-ragu sebesar Rp 330.437.899.419 pada tahun 2010 Rp 47.156.222.327 pada tahun 2009 Pihak ketiga Piutang hubungan istimewa, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 50.234.341.481 pada tahun 2010 dan Rp 51.330.390.724 pada tahun 2009 Persediaan Uang muka pembelian Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Uang muka investasi dalam proyek perusahaan patungan Aset lancar lain-lain
Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 8.070.101.601.075 pada tahun 2010 dan Rp 7.569.174.813.507 pada tahun 2009
Jumlah aset tidak lancar JUMLAH ASET
2010
2009
Rp
Rp
87.356.159.090 1.000.000.000
61.535.283.406 3.500.000.000
422.111.905.807 410.708.693.704
279.109.672.287 410.708.693.704
4.115.422.435
291.787.078.439
1.301.732.278.186 458.311.330.390
1.297.995.314.444 457.252.353.016
57.067.626.388 233.605.042.490 124.902.276.343 7.830.955.214 − 26.473.126.432
32.094.037.060 213.843.087.858 84.688.222.794 6.657.155.331 5.914.525.920 2.189.069.332
3.135.214.816.479
3.147.274.493.591
10.291.395.798
10.579.437.205
1.677.799.396.413
2.147.549.051.438
1.688.090.792.211
2.158.128.488.643
4.823.305.608.690
5.305.402.982.234
Lampiran -2 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) NERACA (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI)
KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank Hutang terjamin Hutang usaha Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang pajak Beban masih harus dibayar Bagian pinjaman modal kerja yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian hutang kredit pembiayaan yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Kewajiban lancar lain-lain
Jumlah kewajiban lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang tidak terjamin dan wesel bayar Pinjaman modal kerja Hutang kredit pembiayaan Cadangan uang jasa karyawan Kewajiban pajak tangguhan Akumulasi kerugian Anak Perusahaan yang melebihi nilai investasi
Jumlah kewajiban tidak lancar
2010
2009
Rp
Rp
431.987.380.441 9.107.034.576.501
408.047.983.987 9.435.139.803.808
174.307.864.625 5.339.343.550 18.337.551.362 491.360.573.180
334.490.690.680 2.965.378.462 19.852.961.889 540.447.343.900
38.958.003.000
3.451.313.400
475.480.013 43.279.993.064
156.641.665 32.608.169.328
10.311.080.765.736
10.777.160.287.119
189.504.468.044 326.174.259.309 696.228.253 58.478.203.188 89.854.542.024
190.289.560.544 341.012.487.762 154.802.097 45.745.031.796 150.181.963.385
1.759.767.912.055
1.680.916.758.544
2.424.475.612.873
2.408.300.604.128
Lampiran -3 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) NERACA (Lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009 LIABILITIES AND EQUITY (DEFICIENCY)
EQUITY (DEFICIENCY) Modal saham Modal dasar 12.357.255.040 saham dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham untuk Seri A, Rp 1.000 per saham untuk Seri B dan Rp 40 per saham untuk Seri C pada tahun 2010 dan 2009 Modal ditempatkan dan disetor penuh 219.696.000 Saham Seri A dan 2.157.211.950 saham Seri C Pada tahun 2010 dan 2009 Tambahan modal disetor Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba (akumulasi deficit) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
Jumlah ekuitas (defisiensi) JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI)
2010
2009
Rp
Rp
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 (4.950.019.100) 12.454.109.544 (221.924.188)
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 (4.950.019.100) 11.341.556.543 (221.924.188)
8.280.000.000 (15.797.567.562.728)
8.280.000.000 (15.764.262.148.821)
(7.912.250.769.919)
(7.880.057.909.013)
4.823.305.608.690
5.305.402.982.234
Lampiran -4 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN LABA RUGI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 2010
2009
Rp
Rp
PENDAPATAN USAHA Pendapatan bersih Pendapatan usaha lainnya
4.455.449.431.196 6.254.259.196
3.511.506.718.783 8.980.998.933
Jumlah pendapatan usaha
4.461.703.690.392
3.520.487.717.716
BEBAN POKOK PENJUALAN
(4.132.801.446.187) (3.564.343.140.880) 328.902.244.205
(43.855.423.164)
(151.230.661.906) (152.914.237.900)
(127.417.870.842) (126.797.416.218)
Jumlah beban usaha
(304.144.899.806)
(254.215.287.060)
LABA (RUGI) USAHA
24.757.344.399
(298.070.710.224)
1.711.988.402 232.252.259 572.727.273 3.912.505.783 369.581.472.402 (5.914.525.920) (51.243.918.464) (73.156.430.350) 4.196.012.778
51.219.869.984 562.408.327 – 726.736.811 1.465.078.751.291 – (56.215.134.457) (63.146.801.683) 4.411.482.418
249.892.084.163
1.402.637.312.691
274.649.428.562
1.104.566.602.467
– 60.327.421.361
– 78.221.352.521
60.327.421.361
78.221.352.521
334.976.849.923
1.182.787.954.988
141
498
LABA (RUGI) KOTOR BEBAN USAHA Beban penjualan Beban umum dan administrasi
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Bagian laba bersih Anak Perusahaan Penghasilan bunga Laba atas penjualan aset tetap Penyelesaian atas klaim asuransi Laba kurs, bersih Rugi investasi dalam proyek perusahaan patungan Beban bunga dan administrasi bank Biaya pendanaan pinjaman bank Pendapatan lain-lain, bersih
Jumlah pendapatan lain-lain, bersih LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan
Jumlah penghasilan pajak LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
Lampiran -5 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk tahun yang berakhir apda tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 Retained earnings (accumulated deficit)
Saldo per 31 Desember 2008
Modal saham
Tambahan modal disetor
Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
Rp
Rp
Rp
Rp
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053
(4.950.019.100)
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
–
–
–
Laba bersih tahun berjalan
–
–
–
Saldo per 31 Desember 2009
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053
–
–
–
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
–
–
–
Laba bersih tahun berjalan
–
–
–
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053
4.163.675.854 –
(4.950.019.100) 11.341.556.543
Dampak penerapan awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)
Saldo per 31 Desember 2010
7.177.880.689
– 1.112.553.001 –
(4.950.019.100) 12.454.109.544
Selisih restrukturisasi Telah entitas Ditentukan sepengendali penggunaannya Rp
(221.924.188)
Rp
–
–
–
Rp
Rp
– 1.182.787.954.988
4.163.675.854 1.182.787.954.988
8.280.000.000 (15.764.262.148.821) (7.880.057.909.013)
–
–
–
–
–
–
(221.924.188)
Jumlah ekuitas (defisiensi)
8.280.000.000 (16.947.050.103.809) (9.067.009.539.855)
–
(221.924.188)
Belum Ditentukan penggunaannya
(368.282.263.830) – 334.976.849.923
(368.282.263.830) 1.112.553.001 334.976.849.923
8.280.000.000 (15.797.567.562.728) (7.912.250.769.919)
Lampiran -6 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran gaji Pembayaran kas operasi lainnya, bersih
2010
2009
Rp
Rp
4.570.849.739.332 (1.266.227.673.615 ) (127.789.231.195 ) (551.713.916.479 )
3.394.874.247.763 (1.190.044.161.718) (101.762.519.829) (125.388.888.562)
Kas yang diperoleh dari operasi Penghasilan bunga Beban bunga dan administrasi bank Penerimaan dan penyelesaian atas klaim asuransi Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan hasil restitusi pajak
2.625.118.918.043 247.828.786 (122.261.988.548 ) 989.928.087 (8.463.579.257 ) 65.955.290.106
1.977.678.677.654 561.578.768 (34.717.035.325) 1.575.708.669 (115.132.420.327) −
Kas bersih diperoleh dair aktivitas operasi
2.561.586.397.217
1.829.966.509.439
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap Penerimaan dari penjualan aset tetap Penambahan aset lancar lainnya
(32.157.279.361 ) 572.727.273 (24.127.214.000 )
− − (23.325.127)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
(55.711.766.088 )
(23.325.127)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran hutang bank Pembayaran piutang hubungan istimewa Penerimaan pinjaman modal kerja Pembayaran hutang kredit pembiayaan
(2.349.271.697.000 ) (147.208.316.171 ) 35.653.947.627 (274.216.087 )
(1.573.118.620.614) (248.988.724.641) 5.845.040.863 (402.663.000)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan
(2.461.100.281.631 )
(1.816.664.967.392)
44.774.349.498
13.278.216.920
(18.953.473.814 )
22.702.893.048
SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
61.535.283.406
25.554.173.438
SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
87.356.159.090
61.535.283.406
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS PENGARUH SELISIH KURS
Lampiran -7 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
AKTIVITAS PENDANAN DAN INVESTASI YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS : Perolehan aset tetap pemilikan langsung melalui hutang kredit pembiayaan Kapitalisasi beban bunga menjadi hutang tidak terjamin dan wesel bayar
2010
2009
Rp
Rp
2.166.176.545
219.800.000
7.619.182.985
5.245.814.271
Corporate Office:
PT Asia Pacific Fibers Tbk.
The East, 35th floor, Unit 5-7, Jalan Lingkar, Mega Kuningan, Block E 3.2, Kav 1, Jakarta 12950, INDONESIA Tel: + 62 21 57938555 Fax: + 62 21 57938565 Email:
[email protected] Manufacturing facilities: Chemicals & Fibers -
Filament Yarns -
Desa Kiara Payung, Kecamatan Klari, Karawang 41300 INDONESIA
Jalan Raya Kaliwungu KM19, Kendal, Central Jawa, Semarang 51372 INDONESIA
Tel: + 62 267 431971 / 74 Fax: + 62 267 431970
Tel: + 62 24 8660272 Fax: + 62 24 8660274 / 75
www.asiapacificfibers.com