DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii PERNYATAAN KEASILAN SKRIPSI ....................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................. vii DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... x ABSTRACT ................................................................................................... xiii ABSTRAK ..................................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 5 2.2. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 9 2.2.1. Hak Asasi Manusia dalam Hubungan Internasional ............................. 9 2.2.2. Peran Organisasi Internasional .............................................................. 13 2.2.3. Power dari Organisasi Internasional ..................................................... 16
BAB III METODLEOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ..................................................................................... 19 3.2. Sistematika Penulisan ............................................................................... 19 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. GAMBARAN UMUM ISU HAM DI INDONESIA ............................ 21 4.1.1. Permasalahan Hak Asasi Manusia di Indonesia .................................... 21 4.1.2 Upaya Penegakan HAM di Indonesia .................................................... 26 4.1.3. Dasar HAM Indonesia dan HAM Secara Universal ............................. 27 4.1.4. Peraturan dan Kebijakan Pemerintah serta Implementasinya ............... 29 4.1.5. Universal Periodic Review (UPR) Sebagai Mekanisme HAM PBB .... 33 4.2. PERAN PBB MELALUI MEKANISME UPR DALAM MENINGKATKAN PROMOSI PENEGAKAN HAM DI INDONESIA TAHUN 2008 – 2012 ..................................................................................... 39 4.2.1. Peran PBB Sebagai Aktor Independen Melalui Mekanisme UPR dalam Meningkatkan Promosi Penegakan HAM Indonesia ........................... 41 4.2.2. Information ............................................................................................ 42 4.2.3. Political Enterpreneurship .................................................................... 62 4.2.4. Ability to Shame ..................................................................................... 65 4.2.5. Promosi Penegakan HAM di Indonesia ................................................ 71 BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................................................... 76
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Kasus-kasus HAM Masa Lalu yang Belum Tuntas Hukum .......... 22 Tabel 3.1. Rekomendasi UPR siklus pertama Indonesia ................................ 43 Tabel 3.2. Rangkuman Rekomendasi UPR siklus pertama Indonesia ............ 47 Tabel 3.3. Rekomendasi UPR siklus kedua Indonesia .................................... 48
DAFTAR SINGKATAN ACWC
: ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Childrens
AICHR
: ASEAN Inter-Governmental Commission on Human Rights
ALRC
: Asian Legal Resource Centre
BTI
: Barisan Tani Indonesia
BIN
: Badan Intelijin Negara
CAT
: Convention against Torture
CATAHU
: Catatan Kekerasan Terhadap Perempuan
CEDAW
: Convention on Elimination of all Forms of Discrimination Against Women
CEFRD
: Convention on the Elimination of all Forms of Racial Discrimintaion
CHR
: Commission of Human Rights
CICESCR
: International Covenant on Economic Sosial and Cultural Rights
CPED
: International Convention for the Protection of All Persons from Enforced Disappearance
CRC
: Childreen Right’s Committee
CRPD
: Convention on the Right of Persons with Disabilities
Delri
: Delegasi Republik Indonesia
DUHAM
: Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
GAM
: Gerakan Aceh Merdeka
Gerwani
: Gerakan Wanita Indonesia
GPK
: Gerakan Pengacau Keamanan
HAM
: Hak Asasi Manusia
HRC
: Human Rights Council
ICC
: International Criminal Court
ICC-NIPPHR : International Coordinating Committee Of National Institutions for the Promotion and Protection of Human Rights ICCPR
: International Covenant on Civil and Political Rights
ICRMW
: International Convention on the Rights of All Migrant Workers and Member of Their Families
ISHR
: International Service for Human Rights
KOMNAS
: Komisi Nasional
KONTRAS
: Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindakan Kekerasan
KPP
: Komisi Penyelidik Pelanggaran
MoU
: Memorandum of Understanding
NHRI
: National Human Rights Institutions
OHCHR
: Office of High Commission on Human Rights
OI
: Organisasi Internasional
OPM
: Organisasi Papua Merdeka
PBB
: Perserikatan Bangsa-bangsa
PKI
: Partai Komunis Indonesia
RANHAM
: Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia
SOBSI
: Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia
SOP
: Standar Operational Procedures
SuR
: State under Review
TNI
: Tentara Nasional Indonesia
UPR
: Universal Periodic Review
UUD
: Undang-undang Dasar
ABSTRACT
Human Rights enforcement is emerging as a spotlight in the international arena. To support this effort, United Nations as one of the International Organization bodies that concern about human rights created a mechanism that called Universal Periodic Review (UPR). As one of the UN member states Indonesia joined the UPR mechanism. This research will see the role of the UN through UPR in increasing the human rights enforcement in Indonesia. The timeframe of this research is from the Indonesia’s first cycle UPR in 2008 until 2012. Research method that used in this research is qualitativedescriptive and using several concepts such as the concept of Human Rights in International Relations and Role of International Organizations. After analyzing, it was found that UN can encourage Indonesia to join UPR mechanism because UN showed its independence as well as the influence of the power of International Organization that owned by UN. After Indonesia joined UPR, UN play its role to increasing the promotion of human rights enforcement in Indonesia through the UPR recommendations.
Keywords : Human Rights, United Nations, Universal Periodic Review, Role of International Organizations, Indonesia
ABSTRAK
Usaha penegakan HAM adalah salah satu isu yang sedang marak menjadi sorotan di arena internasional. Dalam mendukung usaha penegakan HAM tersebut, PBB sebagai Organisasi Internasional yang fokus terhadap HAM kemudian mencetuskan mekanisme Universal Periodic Review. Indonesia pun menepati komitmen dan bergabung kedalam mekanisme UPR. Dengan bergabungnya Indonesia kedalam UPR, penelitian ini kemudian akan melihat bagaimana PBB berperan melalui mekanisme UPR dalam meningkatkan penegakan HAM di Indonesia. Kurun waktu penelitian ini adalah sejak siklus pertama Indonesia bergabung kedalam UPR di tahun 2008 hingga tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif serta konsep HAM dalam Hubungan Internasional dan peran Organisasi Internasional. Setelah penelitian ini dilakukan, didapatkan temuan bahwa PBB dapat mendorong Indonesia untuk bergabung ke dalam UPR karena PBB menunjukan keindependenan serta adanya pengaruh power dari PBB. Setelah bergabung, PBB kemudian menjalankan perannya dalam meningkatkan promosi penegakan HAM di Indonesia melalui rekomendasi mekanisme UPR.
Kata kunci : HAM, PBB, Universal Periodic Review, Peran Organisasi Internasional, Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebuah isu yang menjadi fokus dalam studi Hubungan Internasional. Jika dilihat ke belakang, menurut W.J.M. van Genugten (1999) fokus terhadap HAM pertama kali berkembang di abad ke-12 yang dibuktikan dengan lahirnya Magna Carta di Inggris tahun 12151. Setelah Perang Dunia II berakhir di tahun 1945, terjadi perubahan fokus ke HAM generasi kedua yang tidak hanya mengenai hak sipil dan politik saja tetapi merambah ke hak untuk kesetaraan dan hak ekonomi, sosial serta budaya (Vasak, 1977). Semakin berkembangnya isu HAM kemudian memunculkan generasi HAM ketiga yang ditandai dengan meluasnya tuntutan tentang hak bersama dalam tatanan internasional secara adil dan universal (Vasak, 1977). Hal ini sesuai dengan pernyataan Fukuyama (1992) yang menyatakan bahwa setelah Perang Dingin berakhir di tahun 1991, nilai HAM sebagai bagian dari nilai demokrasi Barat akan semakin universal dan semakin menjadi pusat perhatian aktor internasional baik itu negara, IGO, NGO, MNC maupun individu. Dari fenomena diatas dapat dilihat bahwa setelah peperangan berakhir, terjadi perubahan fokus global dari isu hard power ke soft power sehingga isu HAM semakin menjadi sorotan. Dunne & Hanson (2008) menyebutkan bahwa 1
Magna Carta adalah piagam yang dibentuk oleh King John of England mengenai hak pengakuan diri dan pembatasan kewenangan Raja agar tidak sewenang-wenang terhadap rakyat. Magna Carta kemudian menjadi prinsip yang mengilhami dibentuknya dasar HAM lain seperti Bill of Rights di Amerika tahun 1791 dan Universal Declaration of Human Rights di tahun 1948. Diakses pada 20 Desember 2016 di http://www.bl.uk/magna-carta/articles/magna-carta-an-introduction
sorotan atas isu HAM kemudian memicu perkembangan gagasan mengenai usaha untuk meningkatkan penegakan HAM. Peningkatan usaha ini semakin ditunjang dengan meluasnya rezim HAM internasional PBB (Kennedy, 2012)2. Meluasnya rezim ini didasari oleh Piagam PBB 1945 dan DUHAM 1948 (Moravcsik, 1998). Dasar-dasar tersebut kemudian diadopsi kedalam rencana aksi sebagai pendorong usaha penegakan HAM yang efektif dalam menangani kendala pengentasan permasalahan HAM di dunia (Flood, 1995). Untuk menangani kendala seperti kurangnya pemantauan terhadap perlindungan dan penegakan HAM negara anggotanya, PBB kemudian menciptakan mekanisme yang disebut Universal Periodic Review (UPR). UPR adalah sebuah mekanisme dibawah Office of High Commission on Human Rights (OHCHR) yang ide awalnya tercetus di tahun 2005 (Report of the UN Secretary General for decisions by Heads of States and Government, 2005). UPR kemudian ditetapkan melalui resolusi Majelis Umum PBB No. 60/251 pada tanggal 15 Maret 2006. UPR bertugas untuk menciptakan rekomendasi, mengamati dinamika serta mengembangkan perlindungan dan penegakan HAM dari 193 negara anggota PBB. Melalui UPR, PBB bertujuan untuk meningkatkan penegakan HAM negara anggotanya termasuk Indonesia yang menjadi SuR (State under Review) dari tahun 2008 (OHCHR, 2008). Melalui UPR, PBB berusaha untuk meningkatkan penegakan HAM yang belum maksimal dilakakukan Indonesia meski sebelumnya telah mengadopsi 2
Rezim HAM internasional adalah sebuah tatanan internasional yang dibuat untuk meningkatkan kesadaran dan usaha-usaha dari aktor internasional yang menyangkut perlindungan dan penegakan HAM di arena internasional.
instrumen internasional dalam usaha penegakan HAM (Affandi, 2006). Setelah bergabung ke dalam mekanisme UPR, PBB kemudian mendorong Indonesia menjalankan siklus pertama UPR di tahun 2008 dan mengambil 7 rekomendasi. Meskipun memiliki permasalahan HAM yang masih menjadi sorotan global seperti misalnya tragedi tahun 1998 dan permasalahan HAM di Papua yang sudah ada sejak tahun 1966, Indonesia tetap melanjutkan keikutsertaannya dalam meknaisme UPR. Indonesia pun meningkatnya pengambilan rekomendasi di siklus kedua UPR tahun 2012 yang berjumlah 144 rekomendasi. Karena hal tersebut, munculah sebuah pertanyaan permasalahan mengenai bagaimana peran PBB melalui mekanisme UPR dalam meningkatkan promosi penegakan HAM di Indonesia dari tahun 2008 hingg 2012.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dilihat penegakan HAM di Indonesia yang masih lemah. Indonesia kemudian bergabung ke dalam UPR di tahun 2008 dan melanjutkan siklus mekanisme UPR hingga tahun 2012. Karena hal tersebut, muncul sebuah rumusan masalah yang menarik untuk diteliti yaitu bagaimana
PBB
melalui
Universal
Periodic
Review
berperan
dalam
meningkatkan promosi penegakan HAM di Indonesia pada tahun 2008-2012.
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan peran PBB melalui mekanisme Universal Periodic Review dalam meningkatan promosi penegakan HAM di Indonesia pada tahun 2008 hingga 2012.
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian mengenai peran PBB melalui UPR dalam meningkatkan penegakan HAM di Indonesia ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti: 1. Memberikan gambaran mengenai bagaimana Organisasi Internasional berperan dalam usaha penegakan HAM melalui mekanisme HAM internasional. 2. Menambah wawasan dan menjadi sumber informasi bagi khalayak luas agar mampu memahami mengenai usaha penegakan HAM. 3. Dapat digunakan sebagai bahan kajian dan sumber informasi lebih lanjut yang dapat menambah khasanah keilmuan Hubungan Internasional.