DAFTAR ISI DELINEASI WILAYAH
Hal. 2
ISU DAN PERMASALAHAN
30
POTENSI DAN KEUNGGULAN WILAYAH
31
KONSEP AWAL PENGEMBANGAN
39
KETERANGAN COVER: Green Canyon – feel-indonesia.blogspot.com Pantai Pangandaran – tourguidenoorlaely.blogspot.com Batu Hiu – www.pangandaranbeach.com Cagar Alam Pananjung – http://www.mypangandaran.com
1
DELINEASI WILAYAH Wilayah Pangandaran merupakan salah satu Growth Center (Pusat Pertumbuhan) yang terdapat di bagian selatan Provinsi Jawa Barat. Pada awalnya, wilayah ini merupakan bagian dari Kabupaten Ciamis. Namun dengan dikeluarkannya UndangUndang Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten Pangandaran, wilayah ini resmi menjadi kabupaten tersendiri, terpisah dari Kabupaten Ciamis. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, wilayah Kabupaten Pangandaran terdiri atas 10 Kecamatan, yaitu: Kecamatan Parigi, Kecamatan Cijulang, Kecamatan Cimerak, Kecamatan Cigugur, Kecamatan Lankaplancar, Kecamatan Mangunjaya, Kecamatan Pangandaran, Kecamatan Sidomulih, Kecamatan Padaherang, dan Kecamatan Kalipucang. Namun berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui tim WPMDM sejak tahun 2011, dari 10 kecamatan tersebut, hanya 5 (lima) kecamatan yang masuk ke dalam delineasi wilayah Growth Center Pangandaran, yaitu: Kecamatan Pangandaran, Kecamatan Parigi, Kecamatan Kalipucang, Kecamatan Sidamulih, dan Kecamatan Cijulang, dengan luas total sebesar 46.700 Ha.
GAMBAR 1 WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Tim WJP-MDM, 2011, GIS Bappeda Jabar 2010
2
Berbeda dengan pendekatan delineasi Wilayah Metropolitan yang dilakukan berdasarkan jumlah penduduk perkotaan, persentase kawasan terbangun dan kondisi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakatnya; delineasi Wilayah Growth Center Pangandaran dilakukan dengan melihat potensi perkembangan sektor ekonomi lokal (dalam hal ini pariwisata) yang sudah berkumpul pada suatu lokasi tertentu. Dengan adanya suntikan investasi dan percepatan pembangunan dan pengembangan infrastuktur di wilayah ini, sektor pariwisata diharapkan dapat berkembang lebih cepat serta menarik berbagai aktivitas ekonomi lainnya untuk bersama-sama mendorong terwujudnya Growth Center Pangandaran sebagai pusat pertumbuhan wilayah yang sangat potensial. KONDISI UMUM WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN A. Kondisi Sosial Kependudukan Pada tahun 2010, jumlah penduduk di Wilayah Growth Center Pangandaran mencapai 182.473 jiwa. Jumlah ini kemudian meningkat menjadi sebesar 198.491 pada tahun 2011. Sebagian besar dari pendududk tersebut bertempat tinggal di Kecamatan Pangandaran, yang juga merupakan kecamatan yang paling berkembang di Wilayah Growth Center Pangandaran. TABEL 1 JUMLAH PENDUDUK GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2010-2011 (JIWA)
No 1 2 3 4 5
Kecamatan
Luas Lahan (Ha)
Jumlah Penduduk (2010)
Jumlah Penduduk (2011)
Cijulang 9.300 26.390 Parigi 9.800 42.014 Sidamulih 7.800 26.681 Pangandaran 6.100 52.034 Kalipucang 13.700 35.354 Jumlah 46.700 182.473 Sumber: Ciamis Dalam Angka 2010, Ciamis Dalam Angka 2011
27.621 45.070 29.117 55.937 40.746 198.491
Jumlah penduduk di Wilayah Growth Center Pangandaran berkembang relatif cepat dari tahun ke tahunnya. Dari tahun 2010 ke tahun 2011, jumlah penduduk di wilayah ini bertambah sebanyak 16.018 jiwa, dengan pertumbuhan paling banyak dialami oleh Kecamatan Kalipucang (5.392 jiwa). 3
Prov. Jawa Tengah
GAMBAR 2 DISTRIBUSI PENDUDUK GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2010 Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, GIS Bappeda Jabar 2010
Meskipun memiliki potensi pariwisata yang cukup besar, penduduk Growth Center Pangandaran umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Lebih jelasnya mengenai komposisi mata pencharian masyarakat di Wilayah Growth Center Pangandaran adalah sebagai berikut: TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN DI GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2011 (JIWA)
Kecamatan
1
2
Jenis Mata Pencaharian 3 4 5 6 7
8
9
10
Cijulang 5.423 4.269 779 104 400 45 452 364 1.717 315 Parigi 15.754 4.618 215 54 504 68 14 247 1.660 188 Sidamulih 9.529 3.145 300 212 32 63 35 259 41 85 Pangandaran 8.437 7.215 711 31 2.601 82 329 1.355 3.497 540 Kalipucang 7.817 9.060 0 0 138 10 0 459 895 405 Jumlah 46.960 28.307 2.005 402 3.675 268 830 2.684 8.170 1.533 Keterangan: 1. Petani 2. Buruh Tani 3. Peternak 4. Perikanan Darat 5. Nelayan 6. Penggalian 7. Industri 8. Bangunan 9.`Pedagang 10. Angkutan Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka Tahun 2011
4
18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0
Petani Buruh Tani Peternak Perikanan Darat Nelayan Penggalian Industri Bangunan Pedagang
GAMBAR 3 MATA PENCAHARIAN PENDUDUK GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka Tahun 2011
B. Kondisi Lahan Terbangun Luas lahan terbangun di Wilayah Growth Center Pangandaran pada tahun 2010 baru mencapai 5,8 persen dari total keseluruhan luas wilayah (2.718,93 Ha dari total 46.700 Ha). Persentase lahan terbangun umumnya terkonsentrasi di sepanjang daerah pesisir, khususnya di Kecamatan Pangandaran.
Prov. Jawa Tengah
Total :
GAMBAR 4 LAHAN TERBANGUN GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2010 Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, GIS Bappeda Jabar 2010
5
C. Kondisi Ekonomi Wilayah Sektor ekonomi unggulan di Wilayah Growth Center Pangandaran adalah sektor pertanian. Kontribusi sektor ini terhadap total PDRB (atas harga konstan tahun 2000) di lima kecamatan di Wilayah Growth Center Pangandaran mencapai 35,6 persen; dengan nilai ekonomi mencapai Rp 1,96 trilyun. Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Besaran kontribusi sektor ini mencapai 24,05% dengan nilai ekonomi Rp 1,32 trilyun lebih, dimana konsentrasi aktivitas sektor perdagangan terdapat di Kecamatan Pangandaran. TABEL 3 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KECAMATAN WILAYAH GROWTH CENTER ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2009 (JUTA RUPIAH)
Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengelolaan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Konstruksi Keunagan Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa
Kecamatan Sidamulih Pangandaran
Cijulang
Parigi
88.722.156 0
84.728.184 1.533.600
42.141.952 4.357.816
70.476.925 911.600
123.623 2.751.000
141.066
1.481.468
10.637.818
27.716.715
885.243
0
0
0
11.717.354
0
4.326.762 31.493.173
13.024.304 56.244.604
3.830.239 38.583.197
9.119.899 153.255.895
153.255.895 51.465.202
1.753.218
2.237.506
1.058.286
14.524.781
1.726.754
6.352.570
14.145.336
5.708.714
10.303.395
5.963.299
23.562.257 41.800.589 21.401.552 36.612.180 Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka Tahun 2010
37.905.184
6
Kalipucang
D. Kondisi Ketersediaan Infrastruktur Sarana Pendidikan Penyediaan sarana pendidikan di Growth Center Pangandaran belum dapat memenuhi kebutuhan penduduknya. Beberapa kecamatan masih kekurangan sarana pendidikan, baik itu Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, ataupun Sekolah Menengah Atas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 4 TINGKAT PELAYANAN SARANA PENDIDIKAN PER KECAMATAN TAHUN 2011
Kecamatan Cijulang
Jumlah Penduduk
Fasilitas Pendidikan Jenis
27.621
Eksisting
Standar
TK 10 28 SD 22 17 SMP 5 6 SMA 1 6 Parigi 45.070 TK 18 45 SD 40 28 SMP 6 9 SMA 2 9 Sidamulih 29.117 TK 7 29 SD 21 18 SMP 2 6 SMA 1 6 Pangandaran 55.937 TK 10 56 SD 36 35 SMP 7 12 SMA 3 12 Kalipucang 40.746 TK 7 41 SD 34 25 SMP 5 8 SMA 2 8 Sumber:Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2011; Analisis 2012
Sarana yang Kurang 19 +5 1 5 27 +12 3 7 22 +3 4 5 46 +1 5 9 34 +9 3 6
Sarana Kesehatan Hampir seluruh kecamatan di Growth Center Pangandaran dapat terlayani sarana kesehatan, walaupun ada beberapa yang belum memadai, tetapi jumlahnya dapat dikatakan cukup. Kondisi masyarakat Pangandaran 7
termasuk ke dalam tingkat ekonomi lemah, maka dibutuhkan sarana kesehatan yang terjangkau seperti Praktek dokter. Tabel berikut ini merupakan gambaran yang menunjukkan tingkat pelayanan sarana kesehatan per kecamatan. TABEL 5 TINGKAT PELAYANAN SARANA KESEHATAN PER KECAMATAN TAHUN 2011
Kecamatan Cijulang
Parigi
Sidamulih
Pangandaran
Kalipucang
Jumlah Penduduk
Fasilitas Pendidikan Jenis
27.621
Eksisting
Standar
Puskesmas 1 0 Apotik 0 3 Prak. Dokter 12 6 45.070 Puskesmas 2 0 Apotik 0 5 Prak. Dokter 4 9 29.117 Puskesmas 2 0 Apotik 0 3 Prak. Dokter 17 6 55.937 Puskesmas 2 0 Apotik 5 6 Prak. Dokter 17 11 40.746 Puskesmas 1 0 Apotik 1 4 Prak. Dokter 14 8 Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka Tahun 2011
Sarana yang Kurang +1 3 +6 +2 5 5 +2 3 +11 +2 1 +6 +1 3 +6
Sarana Perdagangan dan Jasa Tingkat pelayanan sarana perdagangan dan jasa di Growth Center Pangandaran masih sangat kurang dan belum memadai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
8
TABEL 6 TINGKAT PELAYANAN SARANA PERDAGANGAN DAN JASA PER KECAMATAN TAHUN 2011
Kecamatan Cijulang
Jumlah Penduduk
Fasilitas Pendidikan Jenis Eksisting Standar
27.621
Pasar 2 3 Swalayan 0 1 Koperasi 0 9 Parigi 45.070 Pasar 2 5 Swalayan 0 2 Koperasi 8 15 Sidamulih 29.117 Pasar 2 3 Swalayan 0 1 Koperasi 0 10 Pangandaran 55.937 Pasar 1 6 Swalayan 0 2 Koperasi 21 19 Kalipucang 40.746 Pasar 2 4 Swalayan 0 1 Koperasi 8 14 Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka Tahun 2011
Sarana yang Kurang 1 1 9 3 2 7 1 1 10 5 2 +2 2 1 6
Air Bersih Kebutuhan air bersih di wilayah Growth Center Pangandaran dipenuhi oleh beberapa sumber, yaitu PDAM, sumur galian, mata air, dan air kemasan. Kapasitas air bersih ini harus mencukupi semua kebutuhan masyarakat di Pangandaran. Berikut ini jumlah fasilitas sarana air bersih yang ada di Wilayah Growth Center Pangandaran.
9
TABEL 7 JUMLAH PRASARANA AIR BERSIH MENURUT JENIS DI GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2011
Kecamatan
Cijulang Parigi Sidamulih Pangandaran Kalipucang Jumlah
Jumlah Fasilitas Sarana Air Bersih Sumur Air PDAM Mata Air Galian Kemasan (pelanggan) (unit) (unit) (unit) 0 4248 1380 0 1160 8303 2877 934 281 6193 1369 158 1052 9346 910 517 407 6092 1409 858 2900 34182 7945 2467 Sumber: Potensi Desa Kabupaten Ciamis Tahun 2011
Jumlah
5628 13274 8001 11825 8766 47494
Dari tabel di atas diketahui bahwa Wilayah Growth Center Pangandaran belum sepenuhnya terpenuhi oleh PDAM. Dari jumlah total 47.494, hanya 2.900 pelanggan yang sudah memakai PDAM, yang sebagian besar berada di Kecamatan Parigi dan Kecamatan Pangandaran. Selain menggunakan PDAM, masyarakat Pangandaran lebih banyak yang menggunakan sumur galian. Jumlah sumur galian di Wilayah Growth Center Pangandaran sebanyak 34.182 unit. Selain itu, masyarakat juga menggunakan mata air dengan jumlah sebanyak 7.945 unit, dan air kemasan sebanyak 2.467 unit. Jika dilihat dari tingkat pelayanannya, prasarana air bersih di wilayah Growth Center belum memadai jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. Oleh karena itu perlu ada upaya penambahan prasarana air besih di daerah tersebut.
10
TABEL 8 TINGKAT PELAYANAN AIR BERSIH DI WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2011 Jumlah Standar Jumlah Tingkat Pelanggan Penduduk Kebutuhan Kebutuhan Pelayanan Keterangan PDAM Air (L/jiwa/hari) (%) (unit) Sangat tidak 27.621 47,95 0 0,00 memadai 150 45.070 78,25 1160 14,82 Belum memadai liter/orang/ 29.117 50,55 281 5,56 Belum memadai detik 55.937 97,11 1052 10,83 Belum memadai 40.746 70,74 407 5,75 Belum memadai Sumber: Potensi Desa Kabupaten Ciamis Tahun 2011; Analisi 2012
Kecamatan
Cijulang Parigi Sidamulih Pangandaran Kalipucang
Persampahan Jenis sampah yang dihasilkan di wilayah Growth Center Pangandaran sebagian besar didominasi oleh:
Sampah rumah tangga Sampah perdagangan Sampah industri rumah tangga/kerajinan Sampah dari pertanian
Sistem pembuangan sampah di wilayah Growth Center Pangandaran dilakukan dengan cara pembakaran sampah di luar rumah, membuang ke sungai dan saluran drainase, serta di tempat kosong/terbuka lainnya yang secara tidak langsung menjadi tempat pembuangan sampah. Hal ini terjadi karena belum adanya sistem pengelolaan sampah yang terorganisir di wilayah Growth Center Pangandaran. Berikut ini merupakan gambaran kondisi persampahan di wilayah Growth Center Pangandaran.
11
TABEL 9 LOKASI TPA DAN WILAYAH PELAYANAN PERSAMPAHAN DI WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2011
Wilayah Pelayanan
Lokasi TPA Sampah 1.
TPA Purbahayu (Kecamatan Pangandaran)
Jumlah
Volume (m3)/tahun
UPTD Pangandaran Pangandaran Kalipucang Parigi
32.649,00 5.110,00 4.385,70 42.144,70 Sumber: Dinas Kebersihan Kabupaten Ciamis Tahun 2011
Kondisis Transportasi Ruas Jalan Ruas jalan di Wilayah Kabupaten Pangandaran terdiri dari jalan provinsi dan jalan nasional. Jalan Provinsi meliputi jalur jalan Kalipucang hingga Majingklak, sepanjang 6,840 km. Sementara Jalan Nasional di wilayah ini meliputi: 1) Jalan Batas Kota Banjar – Kalipucang sepanjang 38,433 km; 2) Jalan Kalipucang – Batas Provinsi Jateng sepanjang 0,291 km; 3) jalan Kalipucang – Pangandaran sepanjang 16,054 km; 4) jalan Pangandaran – Cimerak sepanjang 36,790 km; dan 5) jalan Cimerak – Kalapagenep: 17.187 km
12
BANJAR Bd. 148+800
PANGANDARAN Bd. 211+000
KALAPA GENEP Bd. 260+707
MAJINGKLAK Bd. 201+890
CIMERAK Bd. 243+520
CIPATUJAH KALIPUCANG Bd. 195+055
GAMBAR 5 RUAS JALAN PROVINSI DAN JALAN NASIONAL DI KABUPATEN PANGANDARAN Sumber: Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat
Angkutan Umum dan Terminal Infrastruktur transportasi di Growth Center Pangandaran terdiri dari angkutan umum, terminal, pelabuhan, dan bandar udara. Angkutan umum di Growth Center terdiri dari perahu, mini bus, angkutan pedesaan, angkutan perkotaan, dan ojeg.
13
GAMBAR 6 ANGKUTAN UMUM DI GROWTH CENTER PANGANDARAN
Growth Center Pangandaran memiliki 3 sub terminal, yaitu Sub Terminal Pangandaran, Sub Terminal Kalipucang, dan Sub Terminal Cijulang.
GAMBAR 7 KONDISI TERMINAL DI GROWTH CENTER PANGANDARAN
Pelabuhan Wilayah Growth Center Pangandaran belum memiliki pelabuhan laut yang berfungsi dengan optimal. Saat ini, Growth Center Pangandaran memiliki tiga pelabuhan laut regional yang terdiri dari pelabuhan angkutan sungai, yaitu Pelabuhan Santolo dan Pelabuhan Majingklak di Kecamatan Kalipucang. Akan tetapi pelabuhan ini tidak berfungsi optimal dan sudah tidak dikelola oleh pemerintah. Selain itu, ada juga pelabuhan perikanan yang terletak di kawasan wisata pantai pangandaran di pesisir pantai selatan Jawa Barat, yaitu Pelabuhan Cikidang. Pengembangan PPI Cikidang ini mendapat dukungan pemerintah provinsi dikarenakan, Jawa Barat diharapkan dapat memiliki 2 gawang, yaitu Palabuhanratu dan Pangandaran. PPI Cikidang saat ini difokuskan untuk penuntasan pembangunan fasilitas darat. Ke depannya, PPI Cikidang dapat menjadi pelabuhan yang representatif untuk Jawa Barat. Prosepek pengembangan PPI Cikidang adalah sebagai berikut: 14
Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan ≤ 60 GT Pelayanan bongkar muat ikan Pelayanan pengolahan hasil perikanan Pemasaran dan distribusi ikan Pelayanan perbaikan dan pemeliharaan kapal perikanan Pelayanan logistik dan perbekalan kapal perikanan Wisata bahari Pemanfaatan fasilitas dan lahan di pelabuhan perikanan Penyediaan dan/atau pelayanan jasa lainnya
GAMBAR 8 PELABUHAN ANGKUTAN MAJINGKLAK
Bandar Udara Growth Center Pangandaran memiliki bandar udara yaitu Bandara Nusawiru yang terletak di Kecamatan Cijulang. Keberadaan bandar udaha Nusawiru yang terletak di Kecamatan Cijulang dapat menjadi salah satu tumpuan pengembangan perekonomian untuk Kabupaten Pangandaran yang baru saja memisahkan diri dengan kabupaten induknya, Kabupaten Ciamis. Pada awalnya, bandara ini dibangun untuk mendukung kegiatan pariwisata di wilayah Provinsi Jawa Barat bagian selatan, akan tetapi dalam keberjalanannya, perkembangannya tidak hanyak menunjang sektor pariwisata.
15
GAMBAR 9 BANDARA NUSAWIRU
Untuk mendorong perkembangan Growth Center Pangandaran, terdapat beberapa rencana transportasi yang akan dilakukan di wilayah tersebut:
Infrastruktur transportasi jalan Peningkatan status dan fungsi ruas jalan strategis Infrastruktur Perhubungan Penyediaan terminal Tipe B dan angkutan umum Pengembangan Bandar Udara Nusawiru di Pangandaran Revitalisasi jalur kereta api Banjar – Cijulang Peningkatan fasilitas dan prasarana LLAJ
Pengembangan Bandara Nusawiru akan dilakukan dengan beberapa konsep seperti berikut: 1. Pengembangan Penerbangan Komersial Bandar Udara (Trend/ Combine) Hasil proyeksi lalu lintas angkutan udara diperolah gambaran bahwa terdapat potensi penumpang dari Nusawiru ke arat tujuan Bandung, Cirebon, dan Yogya. Kemudian, seiring dengan pertumbuhan yang pesat di kawasan pariwisata di Pantai Pangandaran maka landasan pesawat akan diperpanjang menjadi 1850 m – 2000 m. 2. Pengembangan Sekolah Pelatihan Penerbangan (Bench Marking) Mengembangkan Bandara Nusawiru sebagai tempat pelatihan penerbangan guna memenuhi kebutuhan pilot yang semakin besar.
16
3. Pengembangan Industri Perawatan Pesawat (Bench Marking) Mengembangkan Bandara Nusawiru sebagai tempat perawatan dan perakitan pesawat. Selama ini sudah dilakukan dengan adanya perawatan pesawat PT Susi Air 4. Penanganan Bencana (Crisis Centre) Penyediaan fasilitas untuk evakuasi dan pengiriman logistik, jika terjadi bencana alam (tsunami). Salah satu isu transportasi lainnya yang sedang hangat dibicarakan adalah mengenai program reaktivasi jalur kereta api lintas Banjar – Pangandaran – Cijulang. Jalur kereta api ini dulu tidak beroperasi karena beberapa hal, yaitu kondisi prasarana KA yang tidak layak dan membutuhkan perbaikan/peningkatan, demand menurun karena kurang kompetitif dengan moda jalan, dan krisis ekonomi. Saat ini jalur KA Banjar – Pangandaran – Cijulang berencana akan diaktifkan kembali dengan tujuan: Meningkatkan aksesibilitas angkutan penumpang dan barang dengan penyediaan pelayanan transportasi kereta api Pengamanan aset kereta api Mendukung kegiatan pariwisata Mendukung pelayanan transportasi ramah lingkungan. Hingga saat ini, ada beberapa rencana kegiatan dalam program reaktivasi jalur KA tersebut, yaitu:
Pembangunan/peningkatan track (rel R.54, bantalan beton) Pembangunan fasilitas operasi (persinyalan elektrik, telekomunikasi) Pembangunan/peningkatan stasiun (15 unit) Pembangunan depo Pembangunan/peningkatan jembatan Peningkatan/ekonstruksi terowongan (3 unit) Penanganan perlintasan sebidang (65 lokasi)
17
GAMBAR 10 RENCANA REAKTIVASI JALUR KERETA API BANJAR – PANGANDARAN – CIJULANG Sumber: Kementrian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perkeretaapian
KONDISI KHUSUS LIMA KECAMATAN DI GROWTH CENTER PANGANDARAN Pada tahun 2012, tim WJPMDM telah melakukan analisis lebih lanjut untuk memahami karakteristik spesifik dari kelima kecamatan di Wilayah Growth Center Pangandaran. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode skoring untuk 6 (enam) indikator utama di setiap desa di masing-masing kecamatan. Keenam indikator yang dimaksud adalah indikator kependudukan, persentase lahan terbangun, topografi, ketersediaan infrastruktur transportasi dan infrastruktur lainnya, serta kegiatan ekonomi masyarakat. Hasil analisis ini selanjutnya menunjukkan posisi relatif dari setiap desa di kelima kecamatan di Wilayah Growth Center. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel hasil skoring sebagai berikut:
18
TABEL 10 SKOR WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Kecamatan
Cijulang
Parigi
Sidamulih
Pangandaran
Kalipucang
Skor 1
Skor 2
Skor 3
Skor 4
Skor 5
Skor 6
Ciakar Cibanten Kertayasa Batukaras Cijulang Kondangjajar Margacinta Parigi Karangjaladri
23,89 27,79 41,21 43,77 56,63 31,82 31,13 44,00 43,14
3,94 10,51 43,65 57,98 75,14 62,27 25,25 102,15 82,45
0 10 40 30 40 40 30 40 30
78,32 63,82 42,09 40,42 98,41 90,57 50,73 93,52 100,00
70 70 50 85 85 85 85 100 85
30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total Skor 206,15 212,12 246,94 287,16 385,18 339,66 252,11 409,67 370,59
Karangbenda Ciliang Cibenda Bojong Selasari Cintaratu Cintakarya Parakanmanggu Sukaresik Cikembulan Pajaten Sidamulih Cikalong Kersaratu Wonoharjo Pananjung Pangandaran Babakan Sukahurip Purbahayu Sidomulyo Pagergunung Putrapinggan Emplak Bagolo Pamotan Kalipucang
47,42 27,05 59,62 30,45 41,48 30,10 34,33 34,58 44,97 37,92 43,24 43,57 31,86 24,19 82,12 77,47 83,34 89,81 32,78 34,40 54,38 21,93 43,52 24,93 30,47 34,69 48,58
18,07 14,74 71,55 30,68 43,07 36,57 15,16 11,63 42,83 55,04 83,15 54,84 74,80 80,48 103,03 94,55 77,63 109,15 3,60 31,64 93,61 13,46 25,16 3,96 58,47 57,12 65,52
10 40 30 0 10 10 10 10 30 40 10 10 0 10 30 30 90 60 0 0 0 0 60 60 0 30 90
77,22 83,76 99,98 94,45 32,65 65,99 69,20 54,84 99,78 99,98 100,00 76,38 94,42 19,85 99,96 99,92 44,67 99,79 17,97 54,89 73,13 12,72 24,51 36,93 43,81 58,66 56,86
85 70 65 70 70 50 85 70 85 85 70 85 70 70 85 100 100 85 70 85 85 70 35 85 50 70 70
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
267,72 265,55 356,15 255,58 227,19 222,67 243,68 211,05 332,57 347,94 336,39 299,78 301,09 234,53 430,11 431,93 425,64 473,75 154,36 235,93 336,11 148,11 218,19 240,82 212,75 280,47 360,97
Desa
19
No
Kecamatan
Desa
37 38 39 40
Cibuluh Banjarharja Tunggilis Ciparakan
Skor 1
Skor 2
Skor 3
Skor 4
Skor 5
Skor 6
25,67 56,42 44,97 24,03
25,19 42,62 48,04 7,40
60 60 60 0
24,87 40,63 47,01 9,82
70 70 70 35
30 30 30 30
Keterangan: Skor 1 = Skor Kependudukan; Skor 2 = Skor Lahan Terbangun; Skor 3 = SkorTopografi; Skor 4 = Skor Ketersediaan Infrastruktur Jalan; Skor 5 = Skor Ketersediaan Infrastruktur Lainnya; Skor 6 = Skor Aktivitas Ekonomi Masyarakat Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012
Apabila diurutkan, hasil dari skoring tersebut adalah sebagai berikut: TABEL 11 SORTING TOTAL SKOR WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN
Rangking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kecamatan Pangandaran Pangandaran Pangandaran Pangandaran Parigi Cijulang Parigi Kalipucang Parigi Sidamulih Cijulang Sidamulih Pangandaran Sidamulih Sidamulih Kalipucang Sidamulih Kalipucang Cijulang Kalipucang Parigi Parigi
Desa Babakan Pananjung Wonoharjo Pangandaran Parigi Cijulang Karangjaladri Kalipucang Cibenda Cikembulan Kondangjajar Pajaten Sidomulyo Sukaresik Cikalong Tunggilis Sidamulih Banjarharja Batukaras Pamotan Karangbenda Ciliang
20
Total Skor 473,75 431,93 430,11 425,64 409,67 385,18 370,59 360,97 356,15 347,94 339,66 336,39 336,11 332,57 301,09 300,03 299,78 299,67 287,16 280,47 267,72 265,55
Total Skor 235,72 299,67 300,03 106,26
Rangking 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kecamatan
Desa
Parigi Bojong Cijulang Margacinta Cijulang Kertayasa Parigi Cintakarya Kalipucang Emplak Pangandaran Purbahayu Kalipucang Cibuluh Sidamulih Kersaratu Parigi Selasari Parigi Cintaratu Kalipucang Putrapinggan Kalipucang Bagolo Cijulang Cibanten Parigi Parakanmanggu Cijulang Ciakar Pangandaran Sukahurip Pangandaran Pagergunung Kalipucang Ciparakan Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012
Total Skor 255,58 252,11 246,94 243,68 240,82 235,93 235,72 234,53 227,19 222,67 218,19 212,75 212,12 211,05 206,15 154,36 148,11 106,26
Tabel di atas secara sekilas menunjukkan bahwa Kecamatan Pangandaran memiliki kondisi pembangunan yang relatif lebih tinggi daripada wilayah lain di sekitarnya. Namun kesimpulan tersebut masih perlu diverfikasi dengan cara membandingkan kondisi pembangunan di masing-masing kecamatan di Growth Center Pangandaran.
21
Kondisi Pembangunan di Kecamatan Cijulang
KECAMATAN CIJULANG
SKOR AKTIVITAS EKONOMI
SKOR PENDUDUK 100 80 60 SKOR TERBANGUN 40 20 0
SKOR INFRASTRUKTUR…
SKOR INFRASTRUKTUR… SKOR TOPOGRAFI
Desa Ciakar
Desa Cibanten
Desa Kertayasa
Desa Batukaras
Desa Cijulang
Desa Kondangjajar
Desa Margacinta
Rata-Rata GC. Pangandaran
GAMBAR 11 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN CIJULANG DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa penduduk Kecamatan Cijulang belum tersebar merata di tiap desa. Penduduk masih terkonsentrasi di Desa Cijulang. Skor infrastruktur permukiman perumahan hampir sama dengan skor penduduk. Skor lahan terbangun dan topografi di kecamatan tersebut yang skornya cukup tinggi untuk di beberapa desa, seperti Desa Cijulang, Kondangjajar, dan Batukaras. Skor topografi di Kecamatan Cijulang juga cukup tinggi, sehingga berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut, terutama di Desa Ciakar yang masih sedikit luas lahan terbangunnya. Aktivitas ekonomi di Kecamatan Cijulang belum begitu berkembang apabila dilihat dari rata-rata skornya yang hanya mencapai skor 20. Begitu juga dengan skor infrastruktur jalan. Apabila pembangunan jalan di Kecamatan Cijulang dapat ditingkatkan, maka aktivitas ekonomi pun akan berkembang.
22
Kondisi Pembangunan di Kecamatan Parigi
KECAMATAN PARIGI SKOR PENDUDUK 120 100 80 60 40 20 0
SKOR AKTIVITAS EKONOMI
SKOR INFRASTRUKTUR KIMRUM
SKOR TERBANGUN
SKOR INFRASTRUKTUR JALAN
SKOR TOPOGRAFI Desa Parigi
Desa Karangjaladri
Desa Karangbenda
Desa Ciliang
Desa Cibenda
Desa Bojong
Desa Selasari
Desa Cintaratu
Desa Cintakarya
Desa Parakanmanggu
Rata-Rata GC. Pangandaran GAMBAR 12 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN PARIGI DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012
Secara keseluruhan, skor Kecamatan Parigi untuk setiap aspek hampir merata. Penduduk di Kecamatan Parigi paling banyak terdapat di Desa Cibenda. Skor lahan terbangun dan topografi di Kecamatan Parigi berbanding lurus, terutama di Desa Parigi dan Desa Karangjaladri dimana kondisi lahan terbangunnya sudah cukup tinggi, sementara itu untuk desa lainnya masih berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan terbangun, seperti Desa Cintakarya, Cintaratu, Bojong, Parakanmanggu, dan Karangbenda. Skor infrastruktur permukiman dan 23
perumahan juga cukup tinggi, hal ini menandakan di kecamatan tersebut sudah banyak permukiman. Di sisi lain, skor infrastruktur jalan dan skor aktivitas ekonomi masih rendah. Oleh karena itu perlu ada peningkatan pembangunan jalan di Kecamatan Parigi karena dari segi topografi juga masih mendukung untuk dikembangkan lebih lanjut. Dengan adanya peningkatan infrastruktru jalan, maka aktivitas ekonomi pun akan berkembang. Kondisi Pembangunan di Kecamatan Sidamulih
KECAMATAN SIDAMULIH
SKOR AKTIVITAS EKONOMI
SKOR PENDUDUK 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00
SKOR INFRASTRUKTUR KIMRUM
SKOR TERBANGUN
SKOR INFRASTRUKTUR JALAN
SKOR TOPOGRAFI Desa Sukaresik
Desa Cikembulan
Desa Pajaten
Desa Sidamulih
Desa Cikalong
Desa Kersaratu
Rata-Rata GC. Pangandaran GAMBAR 13 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN SIDAMULIH DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012
Dilihat dari gambar di atas, skor penduduk Kecamatan Sidamulih cenderung rendah, penduduk yang tinggal di kecamatan tersebut belum begitu banyak, namun tersebar merata di tiap desa. Skor lahan terbangun di Kecamatan Sidamulih 24
cukup tinggi untuk beberapa desa, seperti Desa Kersasatu, Pajaten, dan Cikalong. Skor topografi juga menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Bila disandingkan antara skor lahan terbangun dan skor topografi, Kecamatan Sidamulih masih berpotensi untuk dikembangkan, contohnya di Desa Cikalong, Cikembulang, dan Sidamulih. Skor Infrastruktur permukiman dan perumahan juga nilainya cukup tinggi dan merata. Akan tetapi, hal ini belum sejalan dengan keberadaan infrastruktur jalan yang skornya cenderung rendah. Beberapa desa masih butuh pembangunan jalan, seperti Desa Kersasatu, Desa Sidamulih, Pejaten, Cikalong, Sukaresik, dan Cikembulan. Sedangkan Desa Kersasatu dalam perkembangannya ada batasan-batasan karena dari segi topografi juga terbatas. Skor untuk aktivitas ekonomi di Kecamatan Sidamulih tidak berbeda dengan kecamatan lainnya, masih sedikit sekali aktivitas ekonomi yang berkembang di kecamatan tersebut.
25
Kondisi Pembangunan di Kecamatan Pangandaran
KECAMATAN PANGANDARAN
SKOR AKTIVITAS EKONOMI
SKOR PENDUDUK 120 100 80 60 40 20 0
SKOR INFRASTRUKTUR KIMRUM
SKOR TERBANGUN
SKOR INFRASTRUKTUR JALAN
SKOR TOPOGRAFI Desa Wonoharjo
Desa Pananjung
Desa Pangandaran
Desa Babakan
Desa Sukahurip
Desa Purbahayu
Desa Sidomulyo
Desa Pagergunung
Rata-Rata GC. Pangandaran GAMBAR 14 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN PANGANDARAN DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012
Bila dilihat dari gambar di atas, kondisi Kecamatan Pangandaran cukup beragam dilihat dari sisi penduduk, lahan terbangun, aktivitas ekonomi, infrastruktur kimrum dan jalan, serta topografinya. Penyebaran penduduk di Kecamatan Pangandaran belum merata, sebagian besar terkonsentrasi di Desa Babakan, Wonoharjo, Pananjung, dan Pangandaran. Lahan terbangun di Kecamatan Pangandaran cukup merata, namun masih ada beberapa desa yang masih minim keberadaan lahan terbangunnya, seperti Desa Purbahayu, Sukahurip, dan Pagergunung.
26
Keberadaan infrastruktur jalan saat ini lebih banyak di Desa Pangandaran dan Desa Babakan, sedangkan di beberapa desa lainnya masih minim akan keberadaan infrastruktur jalan, terutama di Desa Pagergunung dan Sukahurip. Skor topografi di Kecamatan Pangandaran cukup tinggi, sehingga masih memungkinkan untuk dikembangkan. Skor infrastruktur permukiman dan perumahan juga cukup tinggi, hal ini menandakan bahwa di Kecamatan Pangandaran sudah banyak tersedia perumahan. Sedangkan di sisi lain, aktivitas ekonomi Kecamatan Pangandaran juga menunjukkan nilai rata-rata yang masih rendah. Kondisi Pembangunan di Kecamatan Kalipucang
KECAMATAN KALIPUCANG SKOR PENDUDUK 100 80 SKOR AKTIVITAS 60 SKOR TERBANGUN 40 EKONOMI 20 0 SKOR INFRASTRUKTUR…
SKOR INFRASTRUKTUR…
SKOR TOPOGRAFI Desa Putrapinggan
Desa Emplak
Desa Bagolo
Desa Pamotan
Desa Kalipucang
Desa Cibuluh
Desa Banjarharja
Desa Tunggilis
Desa Ciparakan
Rata-Rata GC. Pangandaran
GAMBAR 15 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN KALIPUCANG DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa skor penduduk di Kecamatan Kalipucang cukup tinggi. Penduduk belum tersebar merata di tiap desanya, akan tetapi Desa Banjarharja dan Kalipucang memiliki jumlah penduduk paling banyak. Keberadaan lahan terbangun terkonsentrasi di Desa Kalipucang, Bagolo, dan Pamotan. Jika
27
disandingkan dengan skor topografi, masih ada beberapa desa yang bisa dikembangkan, salah satunya di Desa Banjarharja dan Desa Bagolo. Rata-rata skor infrastruktur jalan di Kecamatan Pangandaran cukup tinggi. Namun ada beberapa desa yang masih rendah skornya, seperti Desa Ciparakan, Kalipucang, dan Bagolo. Sedangkan skor infrastruktur permukiman dan perumahan juga cukup tinggi, seperti Desa Emplak, Kalipucang, Cibuluh, dan Banjarharja. Skor aktivitas ekonomi di Kecamatan Kalipucang juga masih rendah seperti kecamatan lainnya. Kondisi Pembangunan di Lima Kecamatan di Growth Center Pangandaran
GROWTH CENTER PANGANDARAN SKOR PENDUDUK 800 SKOR AKTIVITAS EKONOMI
600 SKOR TERBANGUN
400 200 0
SKOR INFRASTRUKTUR KIMRUM
SKOR INFRASTRUKTUR JALAN SKOR TOPOGRAFI
Kecamatan Cijulang
Kecamatan Parigi
Kecamatan Sidamulih
Kecamatan Pangandaran
Kecamatan Kalipucang GAMBAR 16 NILAI TOTAL DI GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada dasarnya kondisi kelima kecamatan di Growth Center Pangandaran hampir sama. Persebaran penduduk Growth Center Pangandaran hampir tersebar merata, namun paling banyak terdapat di Kecamatan Pangandaran. Lahan terbangun di kecamatan ini juga paling banyak di Kecamatan Pangandaran, Parigi, dan Sidamulih. Infrastruktur permukiman dan 28
perumahan juga berkembang, terutama di Kecamatan Parigi dan Pangandaran. Akan tetapi hal ini belum didukung oleh ketersediaan infrastruktur jalan. Ketersediaan jalan di Growth Center Pangandaran masih sangat minim. Apabila dilihat dari skor topografinya, Growth Center Pangandaran memiliki potensi besar untuk dikembangkan, terutama di Kecamatan Parigi. Keadaan ini harus dimanfaatkan dengan membangun aksesibilitas di setiap kecamatan dan antar kecamatan di Growth Center Pangandaran. Di sisi lain, aktivitas ekonomi di Growth Center Pangandaran juga masih minim. Untuk kedepannya perlu ditingkatkan selaras dengan peningkatan pembangunan jalan.
29
ISU DAN PERMASALAHAN Wilayah Growth Center Pangandaran merupakan salah satu pusat pertumbuhan yang akan mendorong perkembangan di Jawa Barat bagian selatan. Dalam perkembangannya, terdapat beberapa isu-isu Growth Center Pangandaran yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
Transportasi, meliputi: Kondisi aksesibilitas dari dan menuju wilayah Growth Center Pangandaran masih sulit dicapai. Pembangunan pelabuhan perikanan Pembangunan terminal Tipe B
Lingkungan, meliputi: Kerusakan dan pencemaran kawasan pesisir dan laut akibat banyaknya PKL yang berjualan di pinggir pantai.
Sosial dan Kemasyarakatan, meliputi: Distribusi penduduk yang belum merata. Kualitas sumber daya manusia yang masih rendah karena tingkat pendidikannya masih rendah. Pemberdayaan ekonomi masyarakat yang belum kuat, begitu pula dengan kelembagaan masyarakat yang belum kokoh. Permasalahan sosial akibat masuknya pengaruh buruk dari kegiatan pariwisata yang berasal dari turis asing.
Infrastruktur strategis lainnya, meliputi: Pelayanan sarana dan prasarana yang belum memadai, seperti prasarana air bersih dan persampahan. Kurangnya jumlah sarana pendidikan, kesehatan, dan perdagangan dan jasa di beberapa kecamatan.
Potensi Komoditas Salah satu ikon pariwisata di Jawa Barat. Pengembangan komoditas unggulan pertanian/ perkebunan/ perikanan laut. Home Industry kerajinan tangan dan kuliner khas Pangandaran 30
POTENSI DAN KEUNGGULAN WILAYAH POTENSI PARIWISATA Wilayah pangandaran telah lama berkembang menjadi kawasan destinasi pariwisata di selatan Jawa Barat. Objek wisata andalan Pangandaran adalah potensi alam pesisir pantainya, yaitu Pantai Timur dan Barat Pangandaran, Pantai Hiu, Pantai Batu Karas, dan Pantai Karang Nini. Objek wisata pantai Pangandaran telah menarik wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara untuk datang setiap tahunnya. Objek wisata lainnya yang berkembang berhubungan dengan keunikan bentukan fisik alam dari wilayah Pangandaran, yaitu di Kecamatan Cijulang terdapat objek wisata Green Canyon atau Cukang Taneuh, dan juga terdapat daya tarik wisata kawasan wisata agro Lembah Putri dan Cagar Alam Pananjung. Berbagai potensi objek wisata alam dan buatan manusia juga citra pariwisata yang telah terbangun selama ini, yang berkumpul dalam wilayah Growth Center Pangandaran merupakan potensi pariwisata yang dapat dijadikan sebagai sektor ekonomi utama untuk mendorong perkembangan wilayah ini. Dengan terbentuknya Pangandaran sebagai kabupaten baru, diharapkan dapat lebih agresif dalam mempromosikan potensi wisata yang dapat memajukan kepariwisataan di Priangan Timur. Kawasan pantai Pangandaran telah diresmikan menjadi kawasan strategis nasional pariwisata oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan potensi alam yang dimiliki, Pangandaran dapat menjadi sebuah destinasi wisata internasional. Pangandaran merupakan salah satu Destination Management Organization (DMO) yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam rencana induk pengembangan kawasan wisata strategis nasional bersama dengan 14 lokasi lainnya, yaitu Sabang, Danau Toba, Kawasan Kota Tua Jakarta, Tanjung Puting, Borobudur, Bromo, dan Semeru serta Kawasan Tengger, Danau Batur, Rinjanji, Pulau Komodo, Wakatobi, Derawan, Tana Toraja, Bunaken, serta Raja Ampat. DMO adalah tata kelola destinasi pariwisata yang mencakup perencanaan, koordinasi, implementasi, dan pengendalian organisasi pariwisata di Indonesia yang ditetapkan pada tahun 2010. Dalam tahapan pengembangannya, DMO terdiri dari 4 tahap, yaitu: 31
Gerakan peningkatan kesadaran kolektif dari berbagai pemangku kepentingan, sehingga memiliki persepsi yang sama dalam membangun destinasi pariwisata Pengembangan manajemen yang meliputi penataan dan perencanaan peta jalan pembangunan destinasi pariwisata Pengembangan bisnis untuk mendorong kemampuan wirausaha sehingga masyarakat lokal mendapat manfaat dari aktivitas pariwisata Penguatan organisasi atau kelembagaan sehingga setiap pemangku kepentingan mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap destinasi wisata tersebut.
POTENSI PERTANIAN DAN PERIKANAN Potensi Pertanian Hampir semua kecamatan di wilayah Growth Center Pangandaran memiliki potensi unggulan untuk pengembangan komodistas pertanian, kecuali di Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Sidamulih yang tidak memiliki potensi pertanian. Berikut ini rincian potensi yang dimiliki oleh kecamatan-kecamatan di Growth Center Pangandaran. TABEL 12 PERTANIAN TANAMAN PANGAN, SAYUR-SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN DI KABUPATEN PANGANDARAN
No 1
Komoditi Pangan Padi Padi Sawah Padi Ladang
2.
2.
Palawija Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kedelai
Kacang Tanah
Sentra Komoditas Cimerak, Sidamulih, Pangandaran, Kalipucang, Padaherang, Banjarsari, Pamarinca, Labok Cimerak, Cijulang, Cigugur, Langkaplancar, Pangandaran, Kalipucang, Padaherang, Banjarsari, Pamarican Cimerak, Cijulang, Cigugur, Parigi, Sidamulih, Kalipucang, Padaherang, Banjarsari, Cidolog Cimerak, Cigugur, Langkaplancar, Pamarican, Cimaragas Cimerak, Sidamulih, Pangandaran, Kalipucang Parigi, Pangandaran, Kalipucang, Cidolog, Cimaragas, Cijeungjing, Cisaga, Tambaksari, Rancah, Rajadesa, Sukadana, Cipaku, Jatinegara, Panjalu Padaherang, Banjarsari, Rancah
32
No
Komoditi Pangan Kacang Hijau
3.
Hortikultura Sayur-sayuran
Sentra Komoditas Padaherang, Banjarsari, Cimerak, Kalipucang, Lakbok, Pamarican, Cimaragas Padaherang
Cijulang, Cigugur, Sidamulih, Pangandaran, Cidolog Buah-buahan Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka Tahun 2011 TABEL 13 PRODUKSI KOMODITAS PERTANIAN DI WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN
Komoditas
Produksi (ton)
Persentase (%) terhadap Provinsi Jawa Barat
Padi Ladang dan Padi 88.789 Sawah Jagung 2.001 Ubi Kayu 3.085 Ubi Jalar 1.355 Kacang Tanah 611 Kacang Kedelai 184 Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat 2012
0,86 0,21 0,19 0,39 0,85 0,54
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kontribusi pertanian terbesar berasal dari padi sawah dan padi ladang sebesar 88.789 ton terhadap produksi Provinsi Jawa Barat. Potensi Perikanan Kabupaten Pangandaran memiliki potensi perikanan yang cukup besar, terutama perikanan budidaya. Dalam data 5 (lima) tahun terakhir, produksi perikanan budidaya paling banyak yaitu pada tahun 2008, sebanyak 73.831,99 ton. Sedangkan produksi perikanan tangkap terbesar terjadi pada tahun 2008, yaitu sebanyak 9.095,00 ton
33
TABEL 14 PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA DI KABUPATEN CIAMIS DIBANDINGKAN DENGAN KABUPATEN SEKITARNYA TAHUN 2005-2009
Kabupaten/ Kota Kab Ciamis Kab Tasikmalaya Kab Garut Kab Majalengka Kab Kuningan Total Total Prov. Jawa Barat
Jenis Ikan (ton) 2006 2007 2008
2005
2009
Kenaikan Rata-rata
10.132,29 23.292,40 24.353,59 4.232,44 829,27 62.839,99
10.282,12 20.814,00 24.578,17 3.465,25 6.189,30 65.328,84
10.569,13 23.646,20 24.800,27 4.715,82 6.714,03 70.445,45
11.154,98 24.290,45 26.379,89 5.036,04 6.970,63 73.831,99
14.499,62 27.208,21 9.824,51 5.005,67 7.571,00 64.109,01
9,95 4,43 13,64 6,04 166,82 200,88
306.244,96
365.728,81
414.314,42
433.774,98
462.543,93
11,01
Sumber: DKP Provinsi Jawa Barat, 2011 TABEL 15 PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN CIAMIS DIBANDINGKAN DENGAN KABUPATEN SEKITARNYA TAHUN 2005-2009
Kabupaten/ Kota Kab Ciamis Kab Tasikmalaya Kab Garut Kab Majalengka Kab Kuningan Total Total Prov. Jawa Barat
Jenis Ikan (ton) 2007 2008
2009
Kenaikan Rata-rata
2005
2006
1.280,40 656,50 2.404,30 1.084,50 80,50 5.506,20
1.732,41 1.015,90 3.034,56 305,10 191,50 6.279,47
1.823,00 1.113,90 3.390,10 1.363,90 54,70 8.2885,80
2.216,30 1.451,20 3.449,70 1.877,80 100,00 9.095,00
1.517,07 1.546,44 4.320,02 1.042,84 92,20 8.518,57
7,64 25,31 17,18 67,1 35,37 152,60
162.019,00
162.344,48
175.397,00
184,601,60
180.392,14
2,80
Sumber: DKP Provinsi Jawa Barat, 2011
POTENSI INDUSTRI KECIL MENENGAH Pangandaran memiliki banyak potensi industri kecil menengah di dalamnya. Sebagian besar, industri kecil menengah ini langsung dikelola oleh masyarakat. Salah satunya adalah home industry gula kelapa. Potensi gula kelapa atau gula merah di Pangandaran cukup besar, terutama di Kecamatan Padaherang, Kecamatan Kalipucang, Kecamatan Cimerak, dan Kecamatan Sidamulih. Sebagian besar home industry gula kelapa yang dikelola secara mandiri oleh kepala keluarga. Produksi gula kelapa di Pangandaran cukup besar, dalam sehari gula kelapa yang diproduksi sebesar 5 – 10 kg per kepala keluarga. Akan tetapi potensi tersebut 34
belum digali secara maksimal, hingga saat ini baru sekitar 20 persen pohon kelapa yang diambil niranya. Oleh karena itu, sebenarnya potensi pengembangan home industry ini masih terbuka lebar, tidak hanya mampu menyerap tenaga kerja, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan pengrajin kelapa atau gula merah.
GAMBAR 17 POTENSI GULA KELAPA/GULA MERAH DI GROWTH CENTER PANGANDARAN
Selain itu, pangandaran juga memiliki potensi kerajinan tangan “Campernik”. Kegiatan kerajinan ini dikoordinir oleh Koperasi “ADRA” yang diresmikan pada tahun 2011 dengan fokus untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Pangandaran. Selain itu, Kecamatan Parigi memiliki potensi lidi yang sangat besar dan dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomis tinggi. Anyaman lidi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat alas piring, alas gelas, tirai, dan lainnya. Akan tetapi, potensi lidi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Saat ini, batang-batang lidi yang sudah diikat dijadikan sapu dikirim ke Solo, Yogyakarta, dan Bekasi. Pada umumnya, kota-kota tersebut menjadi pengrajin lidi dan kemudian mengekspor hasil kerajinannya ke Jepang, Hongkong, dan Singapura. Melihat potensi ekspor yang cukup besar, seharusnya Pangandaran dapat memanfaatkan peluang tersebut, dengan mengembangkan kerajinan lidi, sehingga produksi lidi mentah tidak harus dikirim dulu ke kota lain untuk kemudian dieksporkan ke negara lain. Dengan begitu, maka Pangandaran memiliki nilai tambah dari potensi lidi yang dimilikinya. Selain kegiatan kerajinan tangan, terdapat juga kegiatan perekonomian yang bergerak di bidang kuliner, salah satunya makanan ringan Marning. Marning juga merupakan home industry yang dikelola oleh perorangan. Marning merupakan makanan ringan berbahan baku jagung Dalam hal ini, pemilik usahanya sudah menjalankan usaha tersebut secara turun temurun dari keluarganya. Untuk kegiatan produksinya, dalam sebulan dapat memproduksi 150 kg Marning. 35
KEUNGGULAN WILAYAH Berikut ini adalah keunggulan wilayah yang dimiliki oleh Growth Center Pangandaran. Keunggulan-keunggulan tersebut dikelompokan dalam tiga jenis keunggulan, yaitu absolute advantage, comparative advantage, dan competitive advantage. Absolute advantage atau keunggulan absolut dapat diartikan sebagai keunggulan yang dimiliki suatu wilayah dari keberadaan sumber daya alam dan sejarah yang dimilikinya dibandingkan dengan yang dimiliki wilayah lain. Sedangkan comparative advantage atau keunggulan komparatif yaitu keunggulan yang dimiliki suatu wilayah karena memiliki sumber daya produksi yang lebih banyak/ unggul dibandingkan dengan yang dimiliki wilayah lain. Adapun yang dimaksud dengan competitive advantage atau keunggulan kompetitif yaitu keunggulan yang dimiliki suatu wilayah karena sudah berpengalaman atau karena penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menciptakan keunggulan dalam persaingan antar wilayah. Keunggulan Absolut (Absolute Advantage) Keunggulan absolut yang dimiliki oleh Growth Center Pangandaran adalah objek daya tarik wisata Pantai Pangandaran, Kawasan Cagar Alam Pananjung, Citumang, Cukang Taneuh, Batu Karas, Batu Hiu, Karangtirta, Lembah Putri, Karang Nini, Karapyak dan Palatar Agung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 16 KEUNGGULAN ABSOLUT GROWTH CENTER PANGANDARAN
No
Objek Wisata
1
Karangnini
2
Lembah Putri
3
Karapyak
4
Palatar Agung
Keunggulan Absolut Pantai yang dikelilingi kesejukan hutan jati dengan latar belakang Pulau Nusakambangan, terhampat batu-batu karang yang salah satunya menyerupai nenek yang menggambarkan seorang nenek (nini dalam bahasan sunda) yang begitu setianya menunggu si kakek datang sampai menjadi batu Panorama pantai yang indah dengan miniatur tembok cina dan pesona agrowisata Keadaan alam yang masih perawan dengan menikmati keindahan alam sambil berburu ikan-ikan kecl, keong laut di hamparan batu karang Panorama pantai berlatar belakang Pulau Nusakambangan dan Nusawere. Aktivitas beragam, seperti memancing, berkemah, berperahu pesiar, serta kegiatan nelayan tradisional.
36
No
Objek Wisata
5
Pangandaran
6
Karang Tirta
7
Batu Hiu
8
Batu Karas
9
Cukang Taneuh
10
Citumah
11
Cagar Alam Pananjung
Keunggulan Absolut Pantai landai dengan air yang jernih dan aman untuk berenang, pantai dengan hamparan pasir putih, terdapat tamlirnyan laut dan mengalirnya Cirengganis yang konon bisa membuat awet muda, terdapat goagoa alam dan buatan pada waktu penjajahan Jepang. Keindahan alam dengan muara yang apabila airnya surut dapat dikelilingi dengan berjalan kaki sambil melihat berbagai jenis kerang yang berkembang biak. Panorama alam yang indah dengan taman pantai yang dtumbuhi tanaman Pandan Wong. Sekitar 200 meter dari pinggir pantai terdapat seonggok batu karang yang menyerupai ikan hiu. Perpaduan nuansa alam pantai Pangandaran dan Batu Hiu dengan suasana alam yang tenang, gelombang laut yang bersahabat khususnya untuk berselancar. Berupa aliran Sungai Cijulang yang menembus goa dengan stalaktit dan stalaknit yang mempesona diapit dua bukit dengan bebatuan dan rimbunnya pepohonan. Berlokasi di kawasan hutan jati, serasa memasuk dunia petualangan, menyusuri aliran Sungai Citumang yang airnya sangat jernih, menerobos goa-goa karang dan akar-akar pohon yang besar dengan bebatuan yang mempesona. Kegiatan yang dilakukan berupa body rafting, panjat tebing, berenang, dan outbond. Hutan wisata yang memiliki flora dan fauna langka serta terdapat goa-goa alam dan buatan yang tersambung dengan sumber mata air Cirengganis dan Pantai Pasir Putih dengan taman lautnya. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah wind surfing, scuba diving, snorkeling, melihat berbagai ikan hias yang indah di dalam laut. Sumber: Hasil Analisis, 2012
Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) Keunggulan komparatif yang dimiliki oleh Growth Center Pangandaran berhubungan dengan infrastruktur atau sarana prasarana yang mendukung proses produksi, yaitu Bandara Nusawiru, dan sarana akomodasi, restoran yang terpusat di wilayah ini.
37
Keunggulan komparatif lainnya adalah posisi Pangandaran sebagai Kawasan Wisata Andalan Nasional dan masuk ke dalam 9 kawasan wisata unggulan Jawa Barat. Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage) Keunggulan kompetitif dalam skala ekonomi yang dimiliki oleh Growth Center Pangandaran masih sulit ditemukan. Akan tetapi sebagai contoh, keunggulan kompetitif pada skala ekonomi mikro dapat mengambil contoh bisnis lobster pengusaha lokal susi. Pengusaha ini berhasil menciptakan keunggulan berupa penciptaan akses pada pasar komoditas lobster, dalam hal pemasaran komoditas. Di sisi lain, juga mampu mendapatkan daya tawar ekonomis berupa pemanfaatan Bandara Nusawiru untuk sarana pendaratan pesawat ringan yang menjadi alat utama pemasaran produknya.
38
KONSEP AWAL PENGEMBANGAN GROWTH CENTER PANGANDARAN Dengan merespon berbagai isu dan permasalahan serta mengoptimalkan keunggulan-keunggulan di Growth Center Pangandaran, maka disusunlah konsep pengembangan Growth Center Pangandaran sebagai penghela percepatan pembangunan di Jawa Barat. Berdasarkan keunggulan yang paling potensial, konsep pengembangan yang diusung yaitu “Growth Center Pangandaran dikembangkan sebagai Pusat Pertumbuhan berbasis Sektor Pariwisata”. Sebagai pusat pertumbuhan, di Growth Center Pangandaran akan dikembangkan berbagai infrastruktur dengan skala pusat pertumbuhan yang memadai dan dapat mengakomodasi perekonomian serta aktivitas penduduk, antara lain: Penyediaan jaringan transportasi regional dan lokal, serta sistem angkutan umum yang akan menghubungkan pusat-pusat kegiatan untuk mengakomodasi pergerakan penduduk dan juga wisatawan. Penyediaan perumahan layak huni Pelayanan infrastruktur sesuai dengan standar pusat pertumbuhan Fasilitas kesehatan Fasilitas pendidikan Fasilitas peribadatan Fasilitas perdagangan dan jasa Wisata dan rekreasi Fasilitas sosial: perawatan masyarakat lanjut usia Peningkatan kualitas pelayanan air bersih, penanganan persampahan, drainase, dll Sebagai Growth Center berbasis sektor pariwisata, maka Pangandaran akan mengembangkan sektor unggulan pariwisata dengan fokus penciptaan pelayanan jasa pariwisata yang berstandar nasional dan internasional. Selain itu, potensi pariwisata yang dimiliki oleh Pangandaran berkaitan dengan potensi alam pesisir pantai, yaitu Pantai Barat dan Timur Pangandaran, Pantai Batu Hiu, Pantai Batu Karas, dan Pantai Karang Nini. Oleh karena itu, pengembangan wisata di Growth Center Pangandaran diarahkan dengan menganut pendekatan pariwisata berkelanjutan.
39
Untuk mendukung konsep tersebut, maka Growth Center Pangandaran akan dikembangkan berbagai infrastruktur pendukung kegiatan pariwisata yang dapat mengakomodasi kegiatan pariwisata, ekonomi, serta aktivitas penduduknya, antara lain:
Penataan kawasan pariwisata Dengan potensi wisata yang cukup banyak, penataan kawasan pariwisata perlu untuk dlakukan, terutama bagi daerah wisata pesisir pantai. Semakin banyaknya wisatawan yang datang ke Pangandaran, memicu tumbuhnya kegiatan perdagangan dan jasa di pinggir pantai. Hal ini apabila dibiarkan dapat merusak keberlangsungan kegiatan wisata dan juga perusakan lingkungan. Maka, sebaiknya dilakukan penataan kawasan pariwsata, dengan memisahkan zona wisata (zona inti) dengan zona pendukung (perdagangan, jasa, dan lain-lain) agar kelestarian alam tetap terjaga.
Pembangunan sarana dan prasarana pendukung pariwisata, seperti hotel, rumah makan, restoran, angkutan pariwisata, pusat informasi pariwisata, dan lain-lain. Saat ini, kondisi sarana dan prasarana pariwisata di sana masih butuh perbaikan dan peningkatan untuk menarik wisatawan lebih banyak lagi. Selain itu dengan adanya potensi kesenian tari ronggeng di Pangandaran, maka dibutuhkan gedung kesenian untuk Growth Center Pangandaran.
Peningkatan aksesibilitas regional ke kawasan pariwisata, seperti akses jalan raya, pengembangan Bandara Nusawiru, reaktivasi jalur kereta api Bandar – Pangandaran – Cijulang.
Perbaikan dan peningkatan pembangunan Infrastruktur jalan menuju dan dari Growth Center Pangandaran perlu mengalami peningkatan, karena saat ini kondisi akses masih sangat kurang. Selain itu, beberapa ruas jalan berada dalam kondisi rusak. Buruknya kondisi jalan dapat mempengaruhi keberlangsungan kegiatan ekonomi penduduk di Growth Center Pangandaran. Selain itu, kondisi jalan yang rusak dapat menurunkan tingkat minat pengunjung untuk berwisata ke Pangandaran. Oleh karena itu, perbaikan dan peningkatan jalan harus diutamakan dalam pembangunan Growth Center Pangandaran. 40
Selain infrastruktur pariwisata, masyarakat merupakan pelaku utama dalam pengelolaan kawasan pariwisata di Pangandaran. Oleh karena itu, Growth Center Pangandaran juga butuh dukungan sumber daya manusia yang mumpuni baik dari segi kualitas dan kapasitasnya. Dalam hal ini, masyarakat Growth Center Pangandaran tentunya membutuhkan pengetahuan seputar kepariwisataan. Di sisi lain, ada baiknya mulai dari sekarang pemerintah memfasilitasi kebutuhan tersebut. Salah satunya adalah dengan membangun sekolah kejuruan atau perguruan tinggi khusus pariwisata. Dengan begitu, diharapkan sekolah dan perguruan tinggi tersebut dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berkapasitas serta dapat berguna bagi terwujudnya Growth Center Pangandaran berbasis pariwisata. Pangandaran juga memiliki potensi lain di bidang kuliner dan kerajinan tangan. Pangandaran terkenal akan “Campernik” yang merupakan kerajinan tangan khas Pangandaran. Kegiatan kerajinan tangan ini dikelola sendiri oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat Pangandaran. Kegiatan kerajinan tangan akan dikembangkan sebagai sektor pendukung yang dapat dijadikan nilai tambah bagi wilayah Growth Center Pangandaran. Untuk mendukung kegiatan tersebut, perlu dikembangkan trade center (pusat perdagangan) untuk tempat berkumpulnya toko-toko kerajinan tangan, souvenir, serta restoran-restoran kuliner khas di sekitar kawasan pariwisata. Sementara itu, Pangandaran juga memiliki potensi besar di bidang pertanian dan perikanan. Ke depannya, pengembangan komoditas unggulan di bidang pertanian dan perikanan akan berorientasi bisnis dan ekspor ke luar wilayah. Selain itu juga menciptakan keterkaitan rantai nilai ekonomi dalam sektor unggulan dan antar sektor unggulan dalam lingkup Growth Center Pangandaran sebagai sebuah klaster pengembangan ekonomi. Dengan demikian, pengembangan konsep Growth Center Pangandaran diharapkan dapat menjadi penghela pembangunan di Jawa Barat.
41