i|Page
DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1 1.1
Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
1.3
Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 3 2.1
Penerbitan ........................................................................................................................... 3
2.1.1
Sejarah dan Pengertian Penerbitan ...................................................................................... 3
2.1.2
Pembagian Sejarah Penerbitan di Indonesia .................................................................. 4
2.1.3
Perbedaan Penerbitan dengan Percetakan .................................................................... 6
2.2
Media Cetak / Bahan Cetak ................................................................................................ 7 2.2.1 Sejarah Media Cetak / Bahan Cetak.................................................................................... 7 2.2.2
Perkembangan Media Cetak atau Bahan Cetak.............................................................. 7
2.2.3 Publishing ........................................................................................................................... 8 2.2.4 E-Publishing ........................................................................................................................ 9 2.2.5 Newsgathering Trends ...................................................................................................... 10 2.2.6
Production Trends ......................................................................................................... 10
2.2.7 Online Newspaper ............................................................................................................. 11 2.2.8 Perkembangan Media Baca ............................................................................................... 11 2.3
Media Elektronik ........................................................................................................... 14
2.3.1
Sejarah Perkembangan Media Elektronik ..................................................................... 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 19 Kesimpulan............................................................................................................................................ 19 DAFTAR PUSAKA ................................................................................................................................... 20
ii | P a g e
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penerbit adalah badan yang memperbanyak naskah seorang pengarang atau penulis
dalam bentuk buku maupun elektronik, kemudian menyebarkannya kepada masyarakat pembaca yang membutuhkan. Dilihat dari sudut komunikasi, penerbitan menjadi perantara antara sumber informasi (pengarang) dan penerima informasi (pembaca). Dalam perkembanganya, penerbitan media cetak awal mulanya memakai mesin tik untuk menghasilkan cetakannya, di dalamnya seperti buku. Namun, perkembangan sekarang media cetak telah didukung dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dimana membawa perubahan pada bagian bentuk, format, struktur, tekstur dan model. Selain itu juga membawa perubahan dalam menghasilkan percetakan, yaitu dengan menggunakan komputer. Peralihan percetakan produksi menggunakan mesin komputer ini dianggap lebih ekonomis dan efisien. Melalui komputer, media cetak tidak hanya menghasilkan tulisan atau teks yang dapat diubah, namun juga dapat mengubah suatu gambar atau foto. Hasil kerja yang berbentuk softcopy tersebut, kemudian dicetak. Selain pengaruh dari penggunaan komputer, teknologi fotokopi juga memberikan kemudahan untuk meng-copy tulisan dengan cepat. Oleh karena itu, media cetak telah banyak memberikan kontribusi dalam perkembangan zaman. Selain itu juga peran media cetak menjadi kontrol sosial yang dapat meredam amarah masyarakat terhadap suatu hal. Penerbitan untuk media cetak di Indonesia yang pertama adalah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) Seiring perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat media cetak telah tergantikan dengan media elektronik. Media cetak mulai ditinggalkan dan beralih menggunakan media elektronik. Hal ini juga ditunjang dengan keberadaan internet yang memudahkan untuk mengakses media online/elektronik. Mengakses media oline tidak harus menggunakan sebuh komputer, akan tetapi menggunakan gadget atau telepon genggam. Penerbitan untuk media elektronik di dalamnya antara e-book, artikel elektronik, dan pengembangan perpustakaan digital dan katalog. Selain itu, penerbitan elektronik telah menjadi bagian umum dalam penerbitan ilmiah, dimana telah muncul pemahaman baru bahwa kertas jurnal ilmiah/media massa tidak lama lagi akan digantikan oleh penerbitan elektronik.
1|Page
Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung dengan listrik dan internet. Selain itu juga tidak sebagian masyarakat tidak memiliki alat canggih yang dapat mengakses informasi melalui media elektronik. Namun, melihat saat ini telah memasuki dunia global, kebutuhan informasi yang cepat dan terus diperbarui membuat masyarakat menggunakan media elektronik untuk memenuhi kebutuhanya, namun tetap tidak melupakan media cetak yang telah lama mengiringi perkembangan peradaban manusia. Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis ingin lebih menjabarkan lagi pada bab pembahasan, bagaimana perkembangan penerbitan dari media cetak hingga memasuki media elektronik dengan judul “Perkembangan Penerbitan Bahan Cetak Dan Elektronik”. 1.2
Rumusan Masalah -
Bagaimana sejarah dan pengertian penerbitan?
-
Apakah perbedaan penerbitan dan percetakan?
-
Apakah yang dimaksud penerbitan cetak dan elektronik?
1.3
Tujuan -
Mengetahui sejarah perkembangan penerbitan
-
Mengetahui perbedaan penerbitan dan percetakan
-
Mengetahui apa yang dimaksud dengan penerbitan cetak dan elektronik
2|Page
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Penerbitan 2.1.1 Sejarah dan Pengertian Penerbitan Penerbitan adalah kegiatan intelektual dan profesional dalam menyiapkan naskah,
menyunting naskah, menghasilkan berbagai jenis bahan publikasi kemudian memperbanyak serta menyebarluaskannya untuk kepentingan umum. Penerbitan merupakan proses panjang yang melibatkan banyak waktu dan orang untuk mengolah naskah sampai berbentuk dummy. Sedangkan yang dimaksud dengan penerbit lebih mengacu pada aktivitas manusia sebagai kordinator dalam menyebarluaskan hasil karya dari pihak pengarang. Secara garis besar, penerbitan dibagi menjadi dua bagian besar yakni penerbitan buku dan penerbitan pers. Penerbit buku berkonsentrasi memperbanyak literatur maupun informasi dalam bentuk produk cetak seperti buku. Berbeda dengan penerbit buku, penerbit pers lebih berkonsentrasi pada menyiapkan informasi-informasi aktual yang dapat dinikmati pembaca maupun pemirsa di rumah. Perkembangan teknologi turut memperluas pengertian penerbitan. Penerbitan bukan saja industri penghasil barang cetak, namun penghasil buku-buku elektronik yang kemudian disebut ebook. Begitu pula dengan penerbit pers yang sudah meluas dengan adanya koran maupun majalah online. Industri penerbitan di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Makin banyak penerbit-penerbit dengan spesifikasi khusus bermunculan. Misalnya, penerbit buku Islami, penerbit buku pengetahuan dan sebagainya. Belakangan ini juga semakin marak Self Publisher yaitu istilah untuk penerbit yang kecil, dimana penulis dapat menerbitkan bukunya sendiri tanpa harus melalui penerbit yang besar. Munculnya Self Publisher dikarenakan belum adanya aturan yang mewajibkan penerbit memiliki badan hukum sendiri. Artinya setiap orang yang mempunyai kemampuan menerbitkan buku, boleh menerbitkannya tanpa memerlukan izin dari pihak terkait selama masih memperhatikan etikaetika penerbitan. Kemajuan industri penerbitan buku di Indonesia juga bisa dilihat dari antusiasme masyarakat Indonesia yang semakin menunjukan gejala mencintai membaca buku. Dengan total penduduk lebih dari 250 juta, Indonesia adalah pasar yang sangat potensial bagi industri penerbitan.
3|Page
2.1.2 Pembagian Sejarah Penerbitan di Indonesia Secara umum, sejarah penerbitan di Indonesia dibagi kedalam empat babak yaitu zaman kolonial Belanda, zaman Balai Pustaka, zaman peranakan china dan zaman Ikatan Penerbit Indonesia atau IKAPI. Berikut adalah penjelasannya. a. Zaman Kolonial Belanda Belanda datang ke Indonesia tahun 1596 yang dipimpin oleh Cornelius De’ Hotman. Dengan kedatangan Belanda ke Indonesia menandai awal industri penerbitan di Indonesia. Saat itu muncul beberapa surat kabar-surat kabar Belanda. Isi surar kabar tersebut biasanya mengenai perniagaan. Pada tahun 1624 Belanda mendatangkan mesin cetak ke Indonesia. Mesin cetak tersebut dibawa oleh misionaris gereja. Sayangnya meski mesin cetak sudah didatangkan, mereka masih kekurangan tenaga ahli untuk mengoperasikannya. Tahun 1677 terbit kamus Melayu-Belanda pertama yang pernah diciptakan. Kamus yang setebal 35 halaman ini berjudul Vocabulaer Ofte Woordenboeck . Disusun oleh C Will Tens dan S. Dankaert. Kamus ini merupakan kamus Melayu yang tertua. Pemerintah Hindia Belanda mendatangkan kembali 2 mesin cetak dari negaranya. Ahli Teologi Tacoo Roorda bahkan membuat mesin cetak menggunakan huruf jawa di percetakan Johannes Ecschehede, Belanda. Mulai tahun 1744 sampai 1855 makin banyak surat kabar yang bermunculan. Diantara surat kabar yang muncul pada tahun-tahun tersebut adalah Bataviese Nouvelles, Het Vende News, Bromartani , dan Soerat Kabar Bahasa Melajoe yang terbit di Surabaya tahun 1855. Bromartani adalah surat kabar pertama yang menggunakan bahasa jawa. Pada tanggal 14 september 1908 Belanda mendirikan Komisi Bacaan Rakyat. Sebuah badan yang mengurusi penerbitan buku di Indonesia. Komisi Bacaan Rakyat merupakan cikal bakal lahirnya Balai Pustaka. Keberadaan Komisi Bacaan Rakyat ini mempunyai andil yang besar bagi perkembangan industri penerbitan di Indonesia. Diawal pendiriannya Komisi Bacaan Rakyat hanya mendirikan buku-buku ringan seperti dongeng dan cerita rakyat. Namun, seiring perkembagannya Komisi juga menerbitkan buku-buku adaptasi dari Belanda, Inggris dan Jerman dan Arab. Komisi berhasil terbukti dengan jumalah penerbit lebih banyak daripada yang direncanakan. Oleh karenanya membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia. Tahun 1910 Komisi mulai merekrut sejumlah ahli bahasa Jawa dan Sunda untuk menerjemahkan berbagai karya asing ke dalam 2 bahasa daerah tersebut. Dalam tempo 6 tahun Komisi berhasil menerbitkan 153 judul buku (95 judul berbahasa Jawa, 54 judul bahasa
4|Page
Sunda). Buku dibagi 3 kategori : seri A (anak-anak), seri B (dewasa), seri C (dewasa dan terpelajar). b. Zaman Balai Pustaka Tanggal 22 september 1917 pemerintah Belanda membentuk lembaga yang kemudian diberi nama Balai Poestaka. Sebagai penghormatan terhadap D.A.Rinkes yang sukses mengelola Komisi Bacaan Rakyat ia dipercaya memimpin Balai Poestaka. Untuk memperlancar tugas, Balai Poestaka membentuk 4 divisi, yaitu : redaksi, administrasi, perpustakaan, dan pers. Pada awalnya Balai Poestaka masih mengandalkan percetakan swasta untuk mencetak buku dan majalah terbitannya. Tahun 1921 Balai Poestaka memiliki mesin cetak sendiri. 1930, D.A. Rinkes yang sukses juga mengelola Balai Poestaka dinobatkan sebagai “Bapak Balai Poestaka”. Balai Poestaka berhasil menyebarkan buku-buku bacaan kepada masyarakat HindiaBelanda, dan mampu membantu pengembangan masyarakat, serta dinggap sebagai lembaga yang mempertemukan dunia Timur dan Barat. Beberapa buku terjemahan antara lain: Tiga Panglima Perang (les trois mounquetaires) karya Alexander Dumas ; Kucing Bersepatu Laars (de glaarsde kat); Si Ibu Jari Kecil (klein duimpie). Sedangkan karya anak bangsa sendiri, antara lain: Salah Asuhan (1928), Siti Nurbaya (1922). Balai Poestaka juga menerbitkan majalah Pandji Poestaka, majalah berbahasa jawa “Kejawen” mingguan berbahasa Sunda Parahiangan, serta volksalmanak (almanak rakyat) terbit setahun sekali dalan 3 bahasa: Jawa, Sunda, Melayu. Pada saat pemerintahan penajajahan Jepang, Balai Poestakapun masih tetap eksis meskipun namanya berubah. Saat itu nama Balai Pustaka diganti menjadi Gunseikanbu Kokumin Tosyokyoku yang artinya Biro Pustaka Rakyat. c. Zaman Peranakan Tionghoa Tahun 1855 beberapa surat kabar berbahasa Melayu terbit seperti Bulanan Bintang Oetara, Surat Chabar Betawi, mingguan Slompret Melayu, Surat Kabar Bintang Timoer, dan surat kabar mingguan Biang Lala.
Terbitnya surat kabar mingguan maupun bulanan
berbahasa melayu sangat penting bagi peranakan Tionghoa yang merupakan seorang pedagang. Mereka memuat berbagai iklan dalam surat kabar-surat kabar tersebut. Para peranakan Tinghoapun berlomba-lomba untuk belajar bahasa Melayu. Minat yang tinggi atas kisah dari tanah leluhur ditanggapi dengan menerjemahkan ceritacerita asli China. Salah satu yang terkenal adalah Kisah Tiga Negara. Sampai dasawarsa 1880an terdapat sedikitnya 40 karya dari terjemahan cerita-cerita asli China. Hal yang menakjubkan antara 1903-1928
5|Page
penerbit peranakan China menerbitkan hampir 100an novel karya 12 pengarang peranakan Tinghoa. d. Kelahiran Ikatan Penerbit Indonesia ( IKAPI) Terbentuknya berbagai industri penerbitan dan percetakan Indonesia dimasa-masa awal pada dasarnya dilatar belakangi oleh rasa nasionalisme. Dalam wujudnya berupa dunia penerbitan inilah mereka menerapkan idealismenya. Ikatan Penerbit Indonesia didirkan atas inisiatif Sutan Takdir
Alisyahbanda, Mr Jusuf Ahmad dan Ny. Notosoetardjo. IKAPI
menjadi asosiasi profesi penerbit satu-satunya di Indonesia. Pada tanggal 17 Mei 1950 IKAPI resmi berdiri di Jakarta sebagai wadah penerbit di Indonesia yang berazaskan Pancasila, kegotongroyongan dan kekeluargaan. Saat itu IKAPI berhasil menghimpun empat belas penerbit, disusul menjadi 46 penerbit di usia IKAPI yang ke lima tahun. IKAPI mempunyai visi menjadikan penerbit Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan mampu berkiprah di dunia internasional. Di awal pendiriannya IKAPI dipimpin oleh Achmad Notosoetardjo, Ny Sutan Takdir Ali Syahbana sebagai wakil ketua, Machmoed sebagai sekretaris, M. Jusuf Ahmad sebagai bendahara, dan John Sirie sebagai komisaris. Setiap tahunnya IKAPI mengadakan kongres. Kongres pertama dilaksanakan di Jakarta tanggal 16-18 Maret 1954. Hasil dari kongres tersebut adalah terbentuknya cabang-cabang IKAPI yaitu di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. 2.1.3 Perbedaan Penerbitan dengan Percetakan Penerbitan dan percetakan adalah dua hal yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Meskipun demikian penerbitan dan percetakan itu berbeda. Secara sederhana penerbit bisa dikatakan sebagai industri gagasan sementara percetakan seperti industri biasa yang menggunakan mesin-mesin Mengutip dari buku Taktis Menyunting Buku karya Bambang Trim, perbedaan penerbit dan Percetakan adalah sebagai berikut : Penerbitan
Percetakan
Investasi minim
Investasi besar
Running by program
Running by orde
BEP dalam jangka pendek
BEP dalam jangka panjang
6|Page
Margin keuntungan besar
Margin keuntungan kecil
Resiko : tidak terjual
Resiko : kesalahan cetak
Penerbit dan percetakan memiliki hubungan yang erat. Hubungan yang erat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Penerbit berbeda dengan percetakan karena modal utamanya adalah gagasan yang kemudian diolah menjadi buku siap terbit. Percetakan modal utamanya adalah mesin-mesin yang digunakan untuk menerima order cetak, termasuk buku. Tidak semua penerbit memiliki percetakan, dan tidak harus juga memiliki percetakan. 2.2
Media Cetak / Bahan Cetak 2.2.1 Sejarah Media Cetak / Bahan Cetak Penemu pertama Media Cetak adalah Johannes Gutenberg pada tahun 1455 terutama
di Negara Eropa. Perkembangan awal terlihat dari penggunaan daun atau tanah liat sebagai medium, bentuk media sampai percetakan. Gutenberg mulai mencetak Bible melalui teknologi cetak yang telah ditemukannya. Teknologi mesin cetak Gutenberg mendorong juga peningkatan produksi buku menjadi hitungan yang tidak sedikit. Teknologi percetakan sendiri menciptakan momentum yang justru menjadikan teknologi ini semakin mendorong dirinya untuk berkembang lebih jauh. Lanjutan dari perkembangan awal media cetak adalah dimana perkembangan teknologi yang belum berkembang, yaitu media cetak dibuat memakai mesin tik untuk membuat suatu iklan produk sedangkan gambar-gambar atau animasi yang memperbagus iklan produk itu dibuat secara manual dengan menggunakan pena. Tanda-tanda perkembangan media cetak adalah melek huruf (kemampuan untuk baca-tulis). Memang melek huruf adalah kondisi yang dipunyai oleh kaum elite. Bahasa yang berkembang pun hanya beberapa bahasa pokok, bahasa latin – misalnya. Perkembangan pendidikan pada abad 14 juga mendorong perkembangan orang yang melek huruf. Perkembangan media cetak sekarang yaitu didukungnya perkembangan teknologi yang sudah berkembang, sehingga dapat memudahkan orang untuk membuat suatu iklan yang lebih kreatif dan atraktif. 2.2.2 Perkembangan Media Cetak atau Bahan Cetak
7|Page
Perkembangan sekarang media cetak adalah didukung perkembangan teknologi yang semakin canggih. Sehingga membawa perubahan pada bagian bentuk, format, struktur, tekstur dan model dari iklan tersebut, akan tetapi perkembangan teknologi tidak mempengaruhi atau mengubah isi dari suatu iklan yang muncul di media. Pembuatan media cetak sekarang dengan teknologi yang canggih adalah dengan menggunakan komputer untuk mendesain iklan suatu produk dengan menggunakan grafis dan dicetak dengan printer. Perkembangan teknologi media cetak yang berkaitan dengan perkembangan media cetak itu sendiri seperti munculnya majalah, Koran, surat-surat kabar yang isinya tentang artikel yang bertemakan politik, kesenian, kebudayaan, kesustraan, opini-opini public dan informasi tentang kesehatan dapat mewarnai kehidupan masyarakat. Misalnya dalam artikel yang bertemakan politik, bahwa politik yang semakin menjamu dalam Negara. Kemudian peristiwa-peristiwa penting yang mempengaruhi sejarah kehidupan masyarakat. Surat kabar atau yang biasa disebut Koran adalah salah satu media cetak jurnalisme dimana isinya memuat artikel-artikel tentang seputar informasi-informasi atau berita tentang seputar kehidupan manusia, mulai dari yang bertemakan politik, kesehatan, hukum, sosial, ekonomi sampai periklanan. Adapun majalah yang terbit zaman dulu, dan masih tetap sama isinya dengan majalah sekarang, itu karena kepercayaan masyarakat terhadap media cetak tersebut. Biasanya dari artikel artikel yang termuat di media cetak tersebut, yang memuat kritikan yang dapat membuka mata masyarakat sehingga terjadi revolusi. Selain kritikan, surat kabar juga memuat tulisan-tulisan dan dokumen-dokumen penting yang merupakan kinerja pemerintah yang dapat menjadi skandal dan korupsi pemerintah. Pada periode 1860an merupakan tahun ditemukannya litography yaitu proses percetakan dengan cetakan bahan kimia dan menggantikan metode sebelumnya, yaitu engraving. Selain itu, teknologi percetakan fotografi pun mengalami perkembangan dengan proses photoengraving yaitu dengan mencetak suatu gambar secara kimia melalui lempengan besi dengan proses fotografis. Setelah perang dunia 2, proses percetakan menggunakan offset printing dan digunakan terus sampai sekarang karena kualitas, kecepatan dan lebih ekonomis.
2.2.3 Publishing
8|Page
Memasuki periode 1960an, media cetak mengalami perubahan besar dalam proses produksi. Mesin ketik yang tadinya dipergunakan secara luas untuk menghasilkan tulisan, mulai digantikan oleh komputer. Hal ini tentu saja disertai berbagai macam pertimbangan dan salah satunya lebih ekonomis dan efisien. Melalui komputer, media cetak tidak hanya menghasilkan tulisan yang dapat diubah tanpa membuang-buang kertas namun juga dapat mengubah suatu gambar atau foto. Hasil kerja yang berbentuk softcopy tersebut, kemudian dicetak. Selain pengaruh dari penggunaan komputer, teknologi fotokopi juga memberikan andil dimana kita dapat meng-copy suatu tulisan dengan kecepatan tinggi dan tanpa minimum order sehingga kita dapat meng-copy sesuai dengan kebutuhan. Perkembangan lain dari teknologi ini adalah inovasi atas custom publishing dimana penerbitan suatu tulisan atau buku dengan tujuan yang khusus dan hasil produksi akhirnya bukan bertujuan untuk dipasarkan secara luas namun berubah menjadi produksi untuk tujuan pesanan dari konsumen. Ketika suatu buku dicetak, tentunya terdapat kode seri produksi buku. Melalui scanner elektronik, kode tersebut dikenali dan data penjualan langsung terkirim ke database pusat sehingga terlihat berapa besar angka penjualan buku secara langsung. 2.2.4 E-Publishing Internet telah memasuki kehidupan kita dengan sangat cepat dan menyentuh hampir semua aspek kehidupan. Dampak dari internet bagi lembaga penerbitan adalah munculnya Epublishing atau penerbitan elektronik. Contoh dari E-publishing dapat kita lihat pada situs amazon.com. Situs ini menawarkan berbagai macam buku untuk dijual dan selayaknya sebuah toko, amazon.com juga menampilkan buku dalam format digital. Situs ini juga berfungsi seperti pustakawan pribadi dimana dapat memberikan rekomendasi buku yang sesuai dengan kebutuhan kita. Munculnya layanan semacam ini pada awalnya dipelopori oleh google.com yang bekerjasama dengan berbagai macam perpustakaan besar untuk melakukan konversi yaitu dengan melakukan scanning pada berbagai macam koleksi buku perpustakaan sehingga dapat dibaca dalam format digital. Namun, teknologi ini bukannya tanpa cacat, hal ini dikarenakan buku yang dibaca melalui layar membuat mata cepat lelah dan menghabiskan listrik. Timbulnya buku elektronik tentunya menimbulkan permasalahan dalam hal standarisasi penyajian. Salah satu solusinya diperkenalkan oleh Adobe yaitu file dengan
9|Page
format PDF (portable document format) sehingga memudahkan dalam men-download buku melalui internet. Penerbitan elektronik tidak hanya mencakup buku saja, namun juga majalah dan surat kabar elektronik. Kita dapat mengakses kompas.com dimana berita yang terdapat di website merupakan versi digital dari yang terbit hari tersebut. Selain itu, dengan adanya teknologi seperti ini memungkinkan kita untuk menyimpan dan melindungi buku teks yang sudah tidak terbit di pasaran sehingga generasi mendatang dapat mempelajari ilmu pengetahuan dari berbagai macam sumber dan kurun waktu dalam waktu yang relatif singkat namun tetap kaya dengan sumber informasi. 2.2.5 Newsgathering Trends Dalam mencari berita, seorang jurnalis mengumpulkan berbagai macam sumber berita melalui berbagai macam alat komunikasi yang mungkin. Pada awalnya, jurnalis mendapat dan mengirim berita dengan menggunakan pony express, kemudian ditemukan telegraf yang membuat berita menjadi lebih cepat disajikan. Telegraf kemudian berkembang digunakan dan akhirnya menghasilkan sistem pengumpulan berita dengan nama newswire dengan prinsip kerja seperti berita online sekarang. Teknologi dalam pengumpulan berita terus berkembang sampai ditemukannya telepon sehingga menurunkan ongkos produksi pengiriman berita. Telepon adalah alat komunikasi yang sangat fleksibel karena dapat digunakan hampir dimana saja selama terdapat akses. Sampai dengan saat ini, pengumpulan berita menggunakan hampir semua media yang memungkinkan seperti radio, televisi, kabel, e-mail, dan internet dengan berbagai macam fasilitas yaitu chat room, newsgroup sampai blog pribadi. Dengan munculnya berbagai macam media dan teknologi yang mendukung pekerjaan seorang jurnalis, muncullah bentuk baru dari jurnalisme yaitu backpack journalism. Backpack journalism dikenal juga sebagai pelaporan multimedia (multimedia reporting). Seorang jurnalis dalam membuat suatu liputan membawa mini DV, tape recorder dalam satu paket. Konsekuensi dari tren ini adalah pembaca berita dapat mengetahui berita dengan lebih mendalam dan bahkan dapat berinteraksi langsung dengan reporter dan menyebabkan peran editor yang makin berkurang dalam menyunting suatu berita.
2.2.6 Production Trends
10 | P a g e
Dalam proses produksi berita media cetak, terjadi perubahan besar ketika digunakannya typesetting pada tahun 1950an dalam mencetak kertas. Hasil dari typesetting yang berbentuk paper tape ini kemudian dijadikan data master yang akan diperbanyak dengan mesin typesetting dan hasilnya mendekati bentuk aslinya. Pada tahun 1960an akhir paper tape disimpan dalam memori computer dan langsung dicetak setelah melalui proses editing. Perkembangan akhir-akhir ini, paper tape tersebut semuanya tersimpan dalam komputer untuk proses editting dan lay-out sehingga dari editting tersebut tinggal dicetak langsung oleh mesin cetak laser (printer laser) dan kesalahan dalam proses produksi dapat deperkecil seminimal mungkin. Selain itu, proses percetakan suatu berita sekarang ini tidaklah lagi dilakukan hanya di satu tempat. Contohnya antara lain adalah surat kabar new york times dan usa today yang jangkauan distribusinya sangat luas sehingga percetakan dilakukan di berbagai macam tempat terpisah namun isi berita tetap dipegang oleh satu dewan redaksi. 2.2.7 Online Newspaper Gagasan untuk menyediakan layanan surat kabar online sebenarnya sudah ada sejak tahun 1930an namun dengan format yang berbeda dengan format yang sekarang dimana surat kabar dikirim ke pelanggan melalui mesin fax. Kemudian pada tahun 1980an muncul layanan videotext dimana berita dikirim ke rumah melalui kabel telepon rumah. Kemudian sampai sekarang banyaknya bermunculan surat kabar online lokal, regional, maupun internasional. Surat kabar online merupakan pasar yang potensial bagi pengusaha media untuk berbisnis karena tingkat penetrasi internet yang makin meningkat dari tahun ke tahun. Kredibilitas dari surat kabar online tercermin dari jumlah banyaknya pengunjung yang membuka surat kabar online mereka. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari kredibilitas mereka dalam surat kabar format cetakan. 2.2.8 Perkembangan Media Baca Jika media baca diartikan secara perkata maka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia media diartikan sebagai suatu alat atau suatu sarana telekomunikasi seperti cetak maupun elektronik dan baca menjadi membaca yang diartikan sebagai melihat, mengeja, menglafalkan atau mengucapkan dan memahami isi apa yang telah tertulis (Depdiknas, 2001). Jadi menurut penulis media baca merupakan sarana atau alat seseorang yang di lakukan dengan cara melihat, mengeja, mengucapkan dan memahami isi dari suatu hal yang tertulis untuk mendapatkan suatu informasi. Media di dunia terus berkembang dari terutama media baca di Indonesia. Mulai dari media baca yang masih analog sampai dengan media
11 | P a g e
baca yang sudah digital. Analog adalah suatu bentuk awal sebelum terciptanya suatu teknologi digital. Media baca yang masih analog suatu media baca yang masih berbentuk cetak dapat dipegang berbentuk buku maupun kertas. Contoh dari media baca yang masih analog seperti koran, buku, dan majalah. Dengan terus berkembangnya teknologi membuat seseorang terus mengembangkan media baca agar lebih menarik, mudah, dan lebih efisien hingga terbentuknya suatu media baca yang digital. Dimana suatu perpaduan antara media baca yang masih berbentuk cetak dengan suatu teknologi yang pada akhirnya membentuk suatu media baca seperti Enewspaper, Ebook, Emagazine yang media nya menggunakan suatu teknologi elektronik yaitu Ipad dan Tablet PC. Media cetak dengan tidak di sadari terus terdorong dengan kehadiran dari media baca yang digital dimana teknologi dari media cetak juga terus mengikuti minat oleh para pembaca dengan berbagai sistem aplikasi karena dapat dikatakan teknologi digital merupakan suatu cara dari suatu media cetak untuk mepertahankan ke eksistensiannya dalam publik. Koran merupakan salah satu contoh dari media cetak yang menyampaikan suatu berita kepada pembaca. Di tahun 1690, di Boson pencetak pertama Benjamin Harris mempublikasikan pertama kalinya Koran Amerika (Dominick, 2008). Di Indonesia sendiri Koran terus berkembang dan memiliki suatu peranan penting di masyarakat. Di Indonesia Johan Gutenberg adalah seseorang yang berperan dalam perkembangan Koran di Indonesia sebagai seorang pencipta produk mesin cetak yang terus mempengaruhi media massa di masyarakat. Sebuah studi penelitian yang ditemukan pada tahun 2009 scarborough pembaca koran cenderung tertinggi di kota dengan populasi yang lebih tua. Koran pada saat ini melakukan usaha untuk menarik para pembaca yang lebih muda dengan memasang iklan tetapi cenderung lebih menarik bagi para pembaca yang lebih tua dimana mereka yang lebih muda mungkin untuk mendapatkan informasi lebih menggunakan media elektronik (Paxson, 2010). Dengan terusnya terjadi perkembangan maka munculah koran dengan teknologi digital seperti Enewspaper. Enewspaper adalah suatu perubahan dari Koran analog yang menampilkan suatu berita ataupun informasi yang disusun secara lebih menarik yang disampaikan oleh media elektronik yang dikerjakan secara online. Perubahan koran dalam penerbitan secara digital adalah dengan menggunakan tambahan website koran. Untuk menghasilkan lalu lintas , banyak sejumlah surat kabar berasil kontrak dengan internet yang mengizinkan portals untuk
12 | P a g e
mengkaitkan pengguna isi koran dengan lokal homepages mereka. Selain Koran salah satu media baca yang mengalami perubahan dari media baca yang masih analog hingga menjadi media baca yang digital adalah majalah. Majalah yang analog tidak berbeda dengan Koran yang masih analog yaitu media cetak yang menyampaikan suatu berita kepada pembaca. Majalah yang berkembang saat ini membentuk majalah yang digabungkan dengan suatu teknologi yang sering pada saat ini disebut dengan Emagazine. Perluasan jaringan yang luas diberikan kepada majalah. Kemajuan dalam teknologi percetakan memfasilitasi penggunaan fotografi di publikasi dan mendorong pengiklan untuk menggambarkan iklan mereka . Hal baru ini juga membantu dalam mengilustrasikan iklan dalam ukuran kecil dan besar. Seperti yang berlaku di Koran, Majalah banyak bergantung pada pendapatan dari iklan yang mereka lakukan pada orang yang berlangganan dan penjualan satu salinan untuk meningkatkan pendapatan. Sebuah standar umum untuk mengukur majalah yang sukses adalah jumlah dari iklan halaman ini berisi di setiap persoalan (Paxson, 2010). Salah satu contoh media baca lainnya yang juga mengalami perubahan dari analog hingga digital adalah buku. Seperti juga koran dan majalah industri , penerbitan buku yang mengalami perubahan yang luar biasa Industri ini tetap menjalani proses konsolidasi selama kurun waktu beberapa dekade. Buku yang berubah menjadi digital yaitu Ebook. Ebook muncul pertama kali pada tahun 1971 pada saat Michael Hart memulai suatu proyek digitalisasi buku-buku yang dinamakan Project Guttenberg. Tetapi suatu ide muncul untuk Ebook berawal dari pada saat Vanevar Bush membuat artikel yang berisi tentang memex (Press,2000). Memex merupakan perangkat dimana toko itu sendiri dengan buku-buku, catatan dan alat komunikasi dan dimana mekanik dapat berkonsultasi dengan melebihi kecepatan dan fleksibilitas. Teknologi telah membawa perubahan berarti untuk media cetak dan pesaingnya dari waktu ke waktu. Versi elektronik dari media cetak yang tidak terlalu mahal untuk memproduksi dari bahan cetak . tidak membutuhkan tinta atau kertas, Tidak ada biaya distribusi barang cetakan atau masyarakat di seluruh dunia. Saat ada orang yang memiliki perangkat elektronik untuk diunduh dan hadir untuk melihat teks elektronik biasanya hal ini merupakan biaya yang ditanggung oleh para pembaca bukan penerbit. Selain itu, media elektronik untuk dapat mencapai pembaca iklan mereka sendiri, dengan iklan ditujukan pada pembacadari demografik itu atau psikografik. Misalnya seseorang yang sedang menunggu dan meliah iklan penerbangan ke Negara lain. Selain itu pemuda yang berumur 19 tahun new
13 | P a g e
york times akan melihat berbagai iklan yang berbeda dengan perempuan yang berumur 47 tahun. Perusahaan elektronik sedang mengembangkan suatu media teknologi katakanlah untuk baca lebih tipis dan layar yang fleksibel yang membuat orang merasa lebih dari sebuah publikasi cetak. Monitor tersebut melekat pada sebuah jaringan internet nirkabel. Media pesaing baru mengancam kelangsungan hidup banyak Buku,Majalah dan surat kabar. Buku, Majalah dan surat kabar semakin bergantung pada versi elektronik pembaca untuk mempertahankan. Interaktifitas dari media elektronik membuat versi elektronik dari publikasi cetak untuk mengubah mereka konten editorial dan iklan berdasarkan demografi yang dan psychographic karakteristik setiap pembaca. Meskipun banyak di majalah yang popular kehilangan konsumen pembacanya. Perdagangan majalah akan ditujukan untuk para pembaca yang bekerja di pekerjaan tertentu dan majalah khusus yang ditujukan untuk konsumen yang lebih kecil dari kelompok kepentingan tertentu yang akan membuat para pembaca terus menerus membaca secara berkelanjutan. Bidang penerbitan buku yang telah dikonsolidasikan , dan industri saat ini didominasi oleh kelompok yang relatif kecil dari perusahaan besar memiliki sebagian besar perusahaan penerbitan yang paling terkenal persaingan di industry penjualan buku telah di kontrak oleh perusahaan besar seperti amazon. 2.3
Media Elektronik
2.3.1
Sejarah Perkembangan Media Elektronik
Penerbitan elektronik atau e-Publishing di dalamnya termasuk publikasi digital ebook, artikel elektronik, dan pengembangan perpustakaan digital dan katalog. Penerbitan elektronik telah menjadi bagian umum dalam penerbitan ilmiah, di mana telah telah muncul pemahaman baru bahwa kertas jurnal ilmiah atau media massa tidak lama lagi akan digantikan oleh penerbitan elektronik.Walaupun distribusi melalui internet (juga dikenal sebagai penerbitan online atau penerbitan web ketika dalam bentuk website), namun saat ini ranah internet sangat terkait dengan penerbitan elektronik. Ada pula jaringan publikasi nonelektronik lain yang dipakai, seperti Ensiklopedia pada CD dan DVD. Selain itu, teknis dan publikasi referensi lain digunakan sebagai penerbitan elektronik, yaitu melalui pengguna ponsel dan lain-lain.
14 | P a g e
Herbet R. Brinberg (1984) memberi maksud Penerbitan Elektronik ini sebagai penghantar maklumat melalui komputer daripada peruncit kepada pengguna secara terusmenerus menerusi sistem komunikasi berangkaian (networking). Selain itu juga Mohd. Sidin Md. Ishak mendefiniskan pengertian dari media elektronik sebagai berikut : Mohd. Sidin Md. Ishak (1987) pula menyebut Penerbitan Elektronik lebih menekankan kepada konsep jaringan komputer dengan mengambil peluang daripada perkembangan penjaringan global. Ada bukti statistik bahwa penerbitan elektronik menyediakan penyebaran yang lebih luas. Sejumlah media massa, ada yang tetap mempertahankan proses penerbitan biasa, namun kemudian mendirikan versi elektronik atau bahkan pindah sepenuhnya untuk publikasi elektronik. Penerbitan elektronik semakin populer di karya fiksi maupun dalam artikel ilmiah. Penerbit elektronik mampu memberikan kepuasan cepat untuk pembaca yang biasa membaca saat larut malam atau tidak punya waktu senggang untu membaca saat di siang hari. Hal ini salah satu yang membedakan dengan media massa terbitan biasa (cetak). Elektronik atau elektronika mulai berkembang pada abad ke-20, yaitu dengan melibatkan tiga buah komponen utama, yaitu tabung hampa udara (vacuum tube), transistor dan sirkuit terpadu (integrated circuit). Adapun sejarah dan perkembangan elektronik pada kurun waktu berikutnya yang ditemukan dan dipublikasikan oleh para ahli adalah sebagai berikut:
Elektron Terjadi pada tahun 1883, Thomas Alfa Edison berhasil menemukan bahwa elektron bisa berpindah dari sebuah konduktor ke konduktor lain yang melewati ruang hampa. Penemuan konduksi atau perpindahannya ini dikenal dengan nama efek Edison. yaitu pada tahun 1904, John Fleming menerapkan efek edison ini untuk menemukan dua buah elemen tabung electron yang dikenal dengan nama dioda. Dan Lee De Forest mengikuti langkah ini pada tahun 1906 dengan tabung yang memiliki tiga elemen, yaitu disebut trioda. Tabung hampa udara ini menjadi divais yang dibuat untuk memanipulasi kemungkinan energi listrik, sehingga bisa diperkuat dan dikirimkan. Aplikasi tabung elektron yang pertama kali diterapkan dalam bidang komunikasi radio.
15 | P a g e
Telegraf tanpa kabel (wireles telegraph) Dikembangkan dan dirintis oleh Guglielmo Marconi.pada tahun 1896 dan mengembangkan komunikasi radio jarak jauh pada tahun 1901. Dan untuk masa perkembangan selanjutnya ditemukan oleh Edwin Armstrong, yaitu penerima superheterodyne yang dapat memilih sinyal radio atau stasiun yang dapat menerima sinyal dari jarak jauh. Dan Armstrong juga menemukan modulai frekuensi FM pita lebar (wide band) pada tahun 1935. Dari sebelumnya hanya menggunakan AM atau Modulasi amplitudo pada antara tahun 1920-1935.
Televisi Dikeluarkan oleh Bell Laborateries ke publik umum pada tahun 1927, dan ini hanya masih berbentuk electromechanical, saat sistem elektronik menjadi jaminan kualitas, para insinyur Bell Labs memperkenalkan tabung gambar sinar katoda dan televisi berwarna. Namun Vladimir Zworykin, seorang insinyur di Radio Corporation of America (RCA) yang dianggap sebagai "bapak televisi". Karena penemuannya yang berupa tabung gambar dan tabung kamera iconoscope. Dan pada pertengahan tahun 1950-an televisi telah mampu menyaingi radio untuk penggunaan di rumah dan hiburan, serta media penyiaran dan pendengaran berita yang utama.
Transistor Alat ini ditemukan oleh tim insinyur dari Bell Laboratories pada tahun 1947. transistor berfungsi seperti tabung hampa udara, tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil, lebih ringan, penggunaan daya lebih kecil dan lebih kuat, serta lebih mudah untuk diproduksi dengan adanya kombinasi penghubung metal dan bahan semikonductornya.
Sirkuit terintegrasi Diusulkan oleh Geoffrey W.A Dummer pada tahun 1952, yaitu seorang ahli elektronika berkebangsaan Inggris. Sirkuit terintegrasi menjadi bahan produksi yang paling banyak digunakan oleh sejumlah perusahaan, dan desain peralatannya berubah secara cepat dan beberapa arah yang berbeda untuk mengadaptasi teknologi. Dari beberapa penemuan di atas sudah menjadi pengaruh yang sangat kuat dan besar manfaat bagi semua penduduk secara global. Semua ini berkat penemuan para insinyur yang telah merintis secara ulet dan tekun yang bisa berguna dan bermanfaat sampai saat ini. Sumber electronic / E-resources adalah :
16 | P a g e
1.
CD-ROM CD-ROM kepanjangan dari compact disk read only memori yang artinya bahhwa
CD-ROM drive hanya bisa digunakan untuk membaca sebuah CD saja. Secara garis besar CD-ROM dibedakan menjadi 2 menurut tipenya yaitu : ATA/IDE dan SCSI. Yang paling mendasari dari perbedaan tersebut adalah kecepatannya. Kalau ATA memiliki kecepatan 100-133Mbps sedangkan SCSI memiliki kecepatan kira-kira 150 Mbps. Untuk tipe SCSI biasanya ditemukan pada CR RW drive. Pada CD ROM terdapat tulisan 56X artinya kemampuan memberikan kecepatan transfer data sebesar 56 x150 Kbps. Tipe CD RW juga biasanya dibedakan berdasarkan kemapuan membakar dan membaca. CD RW tipe 12x8x32 artinya memiliki kemampuan membakar pada CD R secepat 12x, membakar pada CD RW secepat 8x, dan membaca CD R/CD RW/ dengan kecepatan maksimal 32x.
2. E-BOOK Menurut wikipedia : E-book (singkatan dari electronic book, atau E-Book) dikenal sebagai buku digital, merupakan e-teks yang berbentuk media digital dan kadang-kadang dilindungi dengan hak cipta digital. Adapun bentuknya bisa berbentuk file pdf, word, html, txt dll. Tetapi yang terkenal biasanya e-book berbentuk file pdf yang dapat dibaca dengan program seperti acrobat reader yang dapat di download sebelumnya secara gratis. Sebuah Ebook, sebagaimana didefinisikan oleh Oxford Kamus bahasa Inggris, adalah “versi elektronik dari buku cetak yang dapat dibaca pada komputer pribadi atau perangkat genggam yang dirancang khusus untuk tujuan ini”. E-book didedikasikan bagi mereka para pembaca media elektronik atau perangkat e-book baik melalui komputer atau bisa juga melalui ponsel yang dapat digunakan untuk membaca buku elekronik ini. Dengan hadirnya e-book ini para pembaca dimudahkan untuk tidak menyimpan buku-buku favoritnya dalam bentuk fisik (buku konvensional) dan juga memudahkan bagi para penulis dalam menyebarkan tulisantulisannya, karena melalui ebook ini seseorang tidak perlu datang ke penerbit hanya sekedar menginginkan tulisannya dapat diterbitkan. Apabila seorang penulis ingin menjual atau mempublikasikan tulisan-nya dengan adanya e-book ini merupakan salah satu jalan pintasnya dan ini berlaku juga bagi para pembaca atau pencari ilmu di internet. Bentuk file e-book yang paling popular biasanya dibuat dalam bentuk .pdf dimana pembuatannya menggunakan program seperti Pdf955, PrimoPDF, PDFCreator, CutePDF Writer,OpenOffice dll. Kelebihan file pdf ini ukuran filenya kecil bahkan dapat dioptimasikan untuk image-image yang di-
17 | P a g e
embed di dalamnya, nyaman dibaca/diprint, dan yang paling penting ada fasilitas setting menggunakan kode sandi baik dalam pembacaan, editing, ataupun untuk dicetak.
3. E-JOURNAL Menurut Glossary yang dikeluarkan oleh African Digital Library, yang dimaksud dengan e-journal adalah : “An article or complete journal available fully electronically via a web-site on the Internet. It could be available free or as part of a paid for service.This trend is older and more established than the trend of providing e-book content via the Internet.”(Sebuah artikel atau jurnal yang lengkap tersedia secara elektronik penuh melalui situs web di Internet. Hal ini dapat tersedia secara gratis atau sebagai bagian dari dibayar untuk layanan. Kecenderungan ini lebih tua dan lebih mapan dari tren menyediakan e-book konten melalui Internet. Artikel-artikel untuk jurnal ilmiah merupakan pengetahuan primer, berbeda dengan buku pelajaran yang merupakan pengetahuan sekunder. Pengetahuan primer baru akan ada apabila ada penelitian baru, jadi suatu penerbit tidak dapat begitu saja menerbitkan jurnal ilmiah dan mencari artikel untuk jurnalnya. Apabila tidak ada yang meneliti maka tidak ada jurnal yang perlu diterbitkan. Ciri-ciri penerbitan elektronik -
Interaktif atau saling tindak
-
Memperkecilkan khalayak
-
Darjah kawalan yang tinggi
-
Tidak segerak atau serentak
-
Capaian rawak atau tidak linear
Peranan Penerbit Elektronik -
Content Development
-
Publisher enhancements
-
Manufacturing
-
Distribution
-
Marketing
-
Archiving
18 | P a g e
BAB III PENUTUP Kesimpulan Penerbit adalah badan yang memperbanyak naskah seorang pengarang atau penulis dalam bentuk buku maupun elektronik. Penerbit pertama kali di Indonesia adalah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia). Dalam perkembanganya penerbit berabad-abad menggunakan media cetak untuk menghasilkan produknya baik naskah maupun informasi seperti dalam bentuk buku. Dalam percetakanya awalnya masih menggunakan mesin tik, akan tetapi setalah berkembangnya teknologi kemudian menggunakan komputer untuk perlahihan percetakan produksinya, sehingga formatnya berbentuk softfile namun tetap dicetak. Memasuki dunia globalisasi kebutuhan informasi masyarakat yang cepat dan update membuat masyarakat beralih dari media cetak ke media elektronik. Dari media elektronik dengan bantuan internet memudahkan untuk mengakses informasi atau naskah seorang pengarang/penulis. Kemudahan dalam mengakses informasi yang cepat, uptodate dan dapat dilakukan kapanpun dengan bantuan internet dan alat canggih membuat media cetak lama kelamaan ditinggalkan dan beralih pada media elektronik.
19 | P a g e
DAFTAR PUSAKA Program Studi Editing Universitas Padjajaran. 2015. Apakah Penerbitan Elektronik Itu?. Melalui http://editing-unpad.blogspot.com/2010/09/penerbitan-elektronik-1.html Diakses pada 22 April 2015. Adriani,
Sisca.
2015.
Perkembangan
Media
Baca.
Melalui
http://komunikasi.us/index.php/course/2914-perkembangan-media-baca Diakses pada 22 April 2015. Wikipedia.
2015.
Perkembangan
Media
Cetak.
Melalui
http://id.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_Media_Cetak Diakses pada 22 April 2015. Purwani, Indah dan Ginting, Mariana. 2015. Katalog Koleksi Bahan Perpustakaan EResource.
Melalui
http://pusbangkol.perpusnas.go.id/files/KATALOG%20KOLEKSI%20BAHAN%20PE RPUSTAKAAN%20E-RESOURCES.pdf Diakses pada 22 April 2015. Universiti
Putra
Malaysia.
2015.
Penerbitan
Elektronik.
Melalui
http://www.vodppl.upm.edu.my/uploads/docs/PENERBITAN%20ELEKTRONIK1.ppt Diakses pada 22 April 2015.
20 | P a g e
21 | P a g e
22 | P a g e