DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
1
BAB I: PENDAHULUAN
2
Latar Belakang
2
Rumusan Masalah
2
Tujuan
2
BAB II: TINJAUAN TEORITIS
3
Defenisi Ergonomi
3
Tujuan, Manfaat, dan Ruang Lingkup Ergonomi
3
BAB III: PEMBAHASAN
4
Posisi Badan
5
Mengangkat Yang Tepat dan Membawa
10
Beberapa pendekatan untuk mengurangi resiko
17
KESIMPULAN DAN SARAN
20
KEPUSTAKAAN
21
TUGAS ERGONOMI
Page 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang berkaitan dengan faktor ergonomi umumnya disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara pekerja dan lingkungan kerja secara menyeluruh termasuk peralatan kerja. Maksud dan tujuan ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performance kerja manusia dan mampu memperbaiki pendayagunaan SDM serta meminimalisir kerusakan alat atau peralatan yang disebabkan oleh kesalahan manusia (Human Error). Sedangkan pendekatan khusus ergonomi merupakan aplikasi sistematis dari segala informasi yang relevan berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia dalam perencanaan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan Umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Ergonomi di Tempat Kerja. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui defenisi Ergonomi. b. Untuk mengetahui tujuan dan ruang lingkup Ergonomi. c. Untuk mengetahui metode-metode Ergonomi. d. Untuk mengetahui penyakit-penyakit di tempat kerja yang berkaitan dengan ergonomi. e. Untuk mengetahui aplikasi ergonomi untuk perancangan tempat kerja.
TUGAS ERGONOMI
Page 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Defenisi Ergonomi Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the job to the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”. B. Tujuan, Manfaat, dan Ruang Lingkup Ergonomi Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja dimulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat. Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja. 3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin. Manfaat pelaksanaan ergonomi adalah sebagai berikut: 1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja. 2. Menurunnya kecelakaan kerja. 3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang. TUGAS ERGONOMI
Page 3
4. Stress akibat kerja berkurang. 5. Produktivitas membaik. 6. Alur kerja bertambah baik. 7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera. 8. Kepuasan kerja meningkat.
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi : 1. Tehnik 2. Fisik 3. Pengalaman psikis 4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian 5. Anthropometri 6. Sosiologi 7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take, pols, dan aktivitas otot. 8. Desain, dll.
BAB III PEMBAHASAN
Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu sendiri. Oleh sebab itulah untuk mengembangkan ergonomi di perlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu antara lain: Psikilogi, Anthropometri, Faal Kerja, Biologi, Sosiologi, Perancangan Kerja, Fisik dan lainnya. Masing masing di siplin ilmu tersebut berfungsi sebagai pemberi informasi. Mengangkat dan memindahkan barang dalam pekerjaan maupun dalam bengkel/ laboratorium maupun di kantor sangat sering terjadi. mengangkat dan memindahkan barang adalah hal yang rutin , dan bahkan dianggap sepele karena telah dilaksanakan secara terus menerus Kata Kunci : posisi Badan, mengangkat dan menjinjing, resiko TUGAS ERGONOMI
Page 4
Pengangkatan beban secara manual berpengaruh terhadap anatomi badan (muskoloskeletal), khususnay beban yang terjadi pada tulang belakang. Manipulasi beban dengan kekuatan yang sangat besar terutama pada persendian tulang belakang (diskus intervertebralis dan sendi vertebral). Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan mahluk yang sangat kompleks. Untuk mempelajari manusia tidak cukup di tinjau dari segi ilmu saja. Oleh sebab itulah untuk mengembangkan ergonomi di perlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu antara lain: Psikilogi, Anthropometri, Faal Kerja, Biologi, Sosiologi, Perancangan Kerja, Fisik dan lainnya. Masing masing di siplin ilmu tersebut berfungsi sebagai pemberi informasi. Pada akhirnya para perancang tekniklah yang
mengolah informasi tersebut untuk di gunakan sebagai pengetahuan untuk
merancang fasilitas sedemikian rupa sehingga produk/alat kerja yang akan dirancang memberikan hasil yang maksimal 1. POSISI BADAN Kekuatan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨
Berat beban Kelenturan badan Posisi lengan Kecepatan proses lifting Kecenderungan tubuh bagian atas ke samping Memutar badan Ketegangan otot
Gbr1. posisi mengangkat Ketika mengangkat dan membawa barang dengan beban maka posisi punggung dalam keadaan lurus (diskus intervertebralis), terihat pada gambar 1 biru.Dengan
TUGAS ERGONOMI
Page 5
posisi ini beban akan terdistribusi keseluruh sendi yang berbeda (lutut, tulang belakang).
Gbr 2.posisi tulang belakang Ketika mengangkat dan membawa/menjinjing beban posisi tulang belang harus tegak terhadap panggul (Rundrückenhaltung postur swayback)
Gbr 3. Posisi Tulang menerima beban Khusus untuk beban yang yang besar atau sering mengangkat beban berat, maka sendi-sendi pada tulang belang akan menekat tulang rawan dan akan berakibat merusak pada sendi diskus intervertebralis. Dengan beban yang terlalu berat dan posisi yang dipaksakan, maka akan berakibat pembengkaan atau salah urat (urat kejepit) TUGAS ERGONOMI
Page 6
Ketika mengangkat beban berat , maka secara naluriah terjadi pengencangan otot-otot perut dan diapragma (terjadi peningkatan tekanan pada abdominal). Rongga perut akan menstabilkan tekanan yang terjadi pada tulang belakang yang mengarah pada penurunan dari diskus invertebralis. Dalam hal ini perut bertindak sebagai shock absorber untuk mengurangu tekanan yang terjadi pada tulang belakang. Sehingga beban dapat dikurangi sampai mencapai 30% (Rizzi,1979). Oleh karena itu disarankan agar otot-otot perut tidak terjadi kram, maka disarankan mengangkat beban ringan
Gbr4. Tekanan pada rungga perut
Tingkat Ketegangan yang diterima pada waktu mengangkat beban tergantung pada sifat ; MANUSIA TUGAS ERGONOMI
BEBAN Page 7
KEMAMPUAN
usia
Berat
MENERIMA BEBAN Sifat dpt diraba
Jenis Kelamin
Bentuk
Menangani bentuk
kesehatan
Ukuran
Menangani posisi
efisiensi
Tempat
satu atau dua tangan
kondisi pelatihan
Mengangkat tinggi
mengangkat / membawa
pengalaman
Angkutan
Penggunaan Babywearing
tinggi
Kecepatan transportasi
berat badan.. Mengangkat dan membawa beban dengan posisi berdiri , berjalan atau dengan duduk , maka tekanan yang terjadi pada tulang belakang juga berbeda (gbr.3). Sangat penting dan perlu diperhatikan adalah pada wktu mengangkat dan membawa peralatan , posisi badan harus tepat pada titik tumpu pada tulang belakang. Sebagai tahap awal implementasi standar, perlu dilakukan penilaian terhadap risiko cedera dari aktivitas mengangkat beban(manual handling). Apabila risiko cedera ditemukan dalam aktivitas kerja, maka perlu dilakukan keterlibatan aktif pekerja yang bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan solusi praktis dari pekerja yang lebih mengetahui aktivitas kerja. Risiko manual material handling dapat dilakukan tiga perlakuan,
yaitu:
mengabaikan
(avoid),
menilai
(assess),
dan
mengurangi
(reduce).Perlakuan diberikan sesuai dengan dampak dari risiko yang berada dalam aktivitas kerja
TUGAS ERGONOMI
Page 8
Gbr 5.Tabel beban yang diterima pada berbagai posisi (Bandscheibendruck in verschiedenen Ausgangspositionen (aus: Kempf: Rückenschule,1999)
TUGAS ERGONOMI
Page 9
2. MENGANGKAT YANG TEPAT DAN MEMBAWA
Mengangkat dan memindahkan barang laboratorium
dalam pekerjaan maupun dalam bengkel/
maupun di kantor sangat sering terjadi. mengangkat dan memindahkan
barang adalah hal yang rutin , dan bahkan dianggap sepele karena telah dilaksanakan secara terus menerus . Pekerjaan yang rutin tersebut tidak memerlukan pelatihan atau training secara khusus, tetapi mesih diperlukan suatu instruksi yang tepat. Dalam bengkel/laboratorium
megangkat dan membawa serta memindahkan barang diajarkan
secara teratur dan diawasi secara terus menerus. Dalam pelatihan ringan beberapa teori di demonstrasikan dengan model (contoh pada gbr dibawah). Selanjutnya tatacara memegang dan memindahkan barang akan dipantau dalam bentuk statistik kerja
Gbr 6.Posisi persiapan mengangkat tabung . Tempatkan beban dibahu angkat bagian bawah dengan posisi jongkok tegak
TUGAS ERGONOMI
Page 10
Gbr 7.Posisi berjalan dengan mengangkat beban , waktu berjalan badan dimiringkan ke sisi Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika tidak dilakukan dengan benar dan hatihati dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Oleh sebab itu maka teknik mengangkat dan mengangkut yang benar serta alat mengangkat dan mengangkut yang ergonomis sangat diperlukan untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi kerja. Kegiatan mengangkat dan mengangkut dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :
1. Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan. 2. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun, dll. 3. Ketrampilan bekerja. 4. Peralatan kerja. 5. Ukuran beban yang akan diangkut. Disamping itu, jenis kelamin seseorang juga dapat mempengaruhi kegiatan mengangkat dan mengangkut. Cara mengangkat dan mengangkut yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis, yaitu : 1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak mungkin otot tulang yang lemah dibebaskan dari pembebanan. 2. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
TUGAS ERGONOMI
Page 11
Gbr 8.Tidak diperbolehkan Mengangkat dengan posisi membung kukkan badan, karena posisi tersebut sangat tidak aman dan beban diterima langsung pada ujung tulang belakang dekat kepala. Mengangkat dengan posisi seperti ini ,beban daapat meningkat menjadi lebih dari duakali lipat berat sesungguhnya
Gbr 9. mengangkat beban bentuk tertentu Mengangkat baban dengan bentuk tertentu perlu diperhatikan , pertama adalah cara menangkap atau mengunci beban tidak meluncur/lepas, dengansatu tangan dan posisi jongkok tegak (punggung lurus), benda dapat mulai diangkat,otot kaki yang bergerak keatas
TUGAS ERGONOMI
Page 12
Gbr 10. mengangkat beban sport Mengangkat beban pada posisi jongkok seperti yg dilakukan oleh seorang olahraga angkat besi, dimana titik berat beban berada pada posisi titik ideal posisi angkat. Posisi jongkok punggung dijaga lurus
Gbr 11. mengangkat.transportasi barang
Gb12.Mengubah arah kaki lebih ketika pengangkatan baikdaripada memutar pinggul
TUGAS ERGONOMI
Page 13
Mengangkat barang dengan berjalan (memindahkan barang), maka posisi badan dengan tulng belakang bertumpu pada panggul, punggung agak di miringkan kebelakang, maka pertu/ atas dada menerima sebagian berat beban , dimana tangan rapat ke badan menangga benda tersebut
Gbr 13 memindahkan beban Memindahkan barang dari kiri ke kanan atau sebaliknya dengan cara memutar badan sangat tidak dianjurkan dan berbahaya sekali. Hal tersebut dapat memutar tulang belakang saat mengangkat dan menurunkan barang . Yangperlu diperhatikan adalah posisi berdiri, dimana benda yang akan dipindah berada didepan kita, arah kaki lurus, sedang arah berputar, posisi kaki 90 0 tidak boleh lebih.
Gbr 14, mengangkat botol Memindahkan barang atau tabung seperti ganbar, maka posisi beban harus sama antara beban tangan kiri dan beban tangan kanan
TUGAS ERGONOMI
Page 14
gbr 15. batas beban angkat
Pada kegiatan mengangkat dan mengangkut, dianjurkan agar beban sedekat mungkin pada garis vertikal gravitasi tubuh. Dengan begitu, upaya yang bersifat mengimbangi berkurang dan dihindari aktivitas otot statis yang tidak perlu.Standar kemampuan angkat tersebut tidak hanya meliputi arah beban, akan tetapi beisi pula tentang ketinggian dan jarak operator terhadap beban yang akan diangkat. Akhirnya, pelatihan dalam mengangkat beban dan metoda angkat terbaik haruslah diimplementasikan. Dalam hubungan ini, mengangkut dengan pemakaian gendongan sangat cocok. Adapun pekerjaan mengangkut dengan beban di atas punggung kurang menguntungkan,oleh karena beberapa otot perut menjadi berkontraksi statis. Disamping itu, jenis kelamin seseorang juga dapat mempengaruhi kegiatan mengangkat dan mengangkut. Cara mengangkat dan mengangkut yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis, Untuk menerapkan kedua prinsip kinetisitu setiap kegiatan mengangkat dan mengangkut harus dilakukan sebagai berikut : 1. Pegangan harus tepat. Memegang diusahakan dengan tangan penuh dan memegang dengan hanya beberapa jari yang dapat menyebabkan ketegangan statis lokal pada jari tersebut harus dihindarkan. 2. Lengan harus sedekat-dekatnya pada badan dan dalam posisi lurus. Fleksi pada lengan untuk mengangkut dan mengangkat menyebabkan ketegangan otot statis yang melelahkan. 3. Punggung harus diluruskan.
TUGAS ERGONOMI
Page 15
4. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi seperti pada permulaan gerakan. Dengan posisi kepala dan dagu yang tepat, seluruh tulang belakang diluruskan. 5. Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat. Satu kaki ditempatkan ke arah jurusan gerakan yang dituju, kaki kedua ditempatkan sedemikian rupa sehingga membantu mendorong tubuh pada gerakan pertama. 6. Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya untuk gerakan dan perimbangan. 7. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang melalui pusat gravitasi tubuh. Untuk efisiensi dan kenyamanan kerja yang sebesar-besarnya, hendaknya dihindari sejauh mungkin bahwa manusia dipergunakan sebagai “alat” untuk kegiatan mengangkut dan mengangkat. Faktor resiko yang berpengaruh dalam pemindahan material yaitu : 1. Berat beban yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat badan operator. 2. Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator. 3. Ukuran beban yang harus diangkat (berukuran besar) memiliki pusat massa (centre of gravity) yang letaknya jauh dari badan operator. Selain itu juga menghalangi pandangan (vision) operator. 4. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban (mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit dari pada mengangkat beban dari ketinggian pada permukaan pinggang). 5. Beban puntir (twisting load) pada badan operator selama aktivitas angkat beban. 6. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Untuk mengantsipasi beban yang lebih berat dari yang diperkirakan. 7. Stabilitas beban yang akan diangkat. 8. Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja. 9. Berbagai macam rintangan yang menghalangi ataupun keterbatasan postur tubuh yang berada pada suatu tempat kerja. 10. Kondisi kerja, meliputi: pencahayaan, temperatur, kebisingan, kelicinan lantai. TUGAS ERGONOMI
Page 16
11. Frekuensi angkat, yaitu banyaknya aktivitas angkat. 12. Tidak terkoordinasinya kelompok kerja (lifting team). 13. Diangkatnya suatu beban dalam suatu periode. Hal ini sama dengan membawa beban pada jarak tertentu dan memberi tambahan beban pada vertebral discus (VD) dan intervertebral discus (ID) pada vertebral column di daerah punggung. 14. Metode angkat angkut yang benar(tidak boleh mengangkat dan mengangkut beban secara tiba-tiba) 3.Beberapa pendekatan untuk mengurangi resiko Batas beban yang diperbolehkan diangkat, dalam hal ini adalah pendekatan terhadap batasan dimasa beban yang diangkut meliputi :Batasan Legal ( Legal Limitations). Batasan angkat ini dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri, ngilu pada tulang belakang bagi para wanita (back injuries inciedence to woman). Batasan angkat ini akan mengurangi ketidak nyamanan kerja pada tulang belakang, terutama bagi operator yang bekerja berat. Rekomendasi yang dibuat oleh komisi keselamatan dan kesehatan (The Health and Safety Commissions) di Inggris pada tahun 1982 :
-
Batasan Biomekanika (Biomechanical Limitations)
-
Batasan Fisiologi (Physiological Limitations)
-
Batasan Psiko-fisik (Psyho-physical Limitations
Sangat perlunya batas angkat bagi pelaksana di industri , maka Organisasi kesehatan menetapkan tabel tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan batas angkat BATASAN ANGKAT (Kg)
TUGAS ERGONOMI
TINDAKAN
Page 17
Dibawah 16
Tidak ada tindakan khusus yang perlu diabaikan
16 – 34
Prosedur administratif dibutuhkan untuk mengidentifikasi ketidakmampuan seseorang dalam mengangkat beban tanpa menanggung resiko yang berbahaya kecuali dengan perantara alat bantu tertentu
34 – 55
Operator terpilih dan terlatih, menggunakan sistem pemindahan material secara terlatih. Harus dipengawasan supervisio.
Diatas 55
Harus memakai peralatan teknis, operator yang terlatih dan terpilih pernah mengikuti pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja dalam industri, dan harus dibawah pengawasan ketat
(Sumber data : Komisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Inggris, 1982, Eko Nurmianto, Konsep Dasar dan Aplikasinya, 1996, hal 153)
Pentingnya pengawasan pada para pelaknasa untuk menghidari suatu resiko yang akan mengakibatkan kerugian semua pihak , dan didasarkan pada pengalaman lapangan, maka departemen buruh negara bagian victoria (Australia), pada tahun 1998, mengeluarkan peraturandalam lembar kerja untuk metodologi pemindahan material. lembaran kerj ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan K3 pada pemindahn material secara manual. Adapun regulasi berupa :1. Identifikasi Resiko.2.Metodologi evaluasi resiko, dan 3.Pengendalian Resiko. Adapun pada bagian evaluasi resiko berisikan beberapa petunjuk, yaitu :
TUGAS ERGONOMI
Page 18
1.
Aktivitas kerja dengan posisi duduk, tidak direkomendasi untuk mengangkat atau membawa suatu objek yang lebih dari 4,5 Kg.
2.
Jika obyek yang diangkat lebih dari batas 16 s.d 29 Kg maka diharuskan lebih berhati-hati dalam evaluasi resikonya selain itu juga dibutuhkan sistem pengendalian dan pengukuran yang sesuai.
3.
Pekerja yang sudah lanjut tidak boleh membawa atau mengangkat, menurunkan beban yang lebih dari 50 kg, tanpa bantuan peralatan apapun. Hal ini dapat dipermudah dengan cara membuat satu tim kerja (work team) atau dengan cara mengadakan (training) untuk penerapan metodologi cara angkut yang benar
4.
Resiko beratnya beban yang dipindahkan jika dihubungkan dengan faktor resiko pada saat jongkok. Jarak harisontal antara beban dan operator serta frekuensi angkat (jumlah aktifitas angkat). Hal-hal diatas dapat dievaluasi dengan menggunakan prosedur perhitungan yang telah dikodekan.
Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika dilakukan dengan salah dapat menyebabkan resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja semakin tinggi. Bagian tubuh yang paling paling beresiko terkena dampak dari cara mengangkat dan mengangkut yang benar yaitu tulang belakang. Hal ini tentu sangat berbahaya karena pada tulang belakang terdapat susunan syaraf yang menghubungkan syaraf sensorik dan motorik dengan pengatur syaraf pusat atau otak. Disamping itu juga terdapat resiko lain yang dapat terjadi jika proses mengangkat dan mengangkut dilakukan dengan salah. Adapun contoh kerusakan tulang belakang akibat teknik mengangkat dan mengangkut beban yang terlalu berat antara lain : 1. Over Exertion Lifting and Carrying yaitu kerusakan jaringan, tubuh yang diakibatkan oleh beban angkut yang berlebihan. 2. HNP (Hernia Nucleus Pulposus) yaitu robeknya bagian dalam dari lempeng menonjol keluar serta mungkin menekan saraf-saraf disekitarnya akibat beban angkut berlebih dan pembebanan tiba-tiba. 3. Back Injury yaitu timbulnya nyeri pada punggung, biasanya sikap kerja atau mengangkat yang tidak benar dipengaruhi oleh arah beban yang diangkat.
TUGAS ERGONOMI
Page 19
KESIMPULAN DAN SARAN Ergonomi ditempat kerja diterapkan bertujuan supaya karyawan / tehnisi
/
Widyiswara/Dosen/guru pada saat melaksanakan suatu aktifitas dalam bengkel / workshop/laboratorium selalu dalam kondisi prima, nyaman, selamat sehat dan produktifitas tinggi dengan kesejahteraan dan keamanan terpenuhi. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya. Ergonomi secara tehnis merupakan bagian dari hygiene kesehatan dan keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomi dan penerapannya Perlu adanya pendekatan dalam sosialisasi kedisiplinan, pembiasaan dan pengawasan dalam segala aspek pekerjaan yang berkaitan dengan posisi, tatacara dan contoh yang aplikatif diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja manusia seperti menambah ketepatan dan produktifitas kerja, ketepatan (akurat), keselamatan kerja disamping untuk mengurangi beban kerja yang berlebihan dan datangnya kelelahan yang terlalu cepat. Oleh karena itu pembiasaan guna membentuk kedisiplinan dalam melatih posisi dalam Ergonomi diharapkan mampu memperbaiki sarana pemberdayaan manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human errors). Manusia adalah manusia, bukannya mesin atau diperlakukan sebagai robot. Permesinan/Robot tidak seharusnya mengatur manusia, untuk itu
manusia
(operator/tehnisi) harus diposisikan sebagai pelaksana secara manusiawi
KEPUSTAKAAN http://himakesja.wordpress.com/2009/02/16/ergonomi-mengangkat-dan-mengangku/ http://k3pelakan.blogspot.com/2010/01/safety-talk-cara-mengangkat-beban.html
TUGAS ERGONOMI
Page 20
http://aplikasiergonomi.wordpress.com/2014/01/25/beban-angkat-dan-cara-angkatbendamaterial/ Eko Nurmianto , Ergonomi ,Konsep Dasar dan Aplikasinya,Edisi ke dua Institut sepuluh Nopember, penerbit Guna Widya Surabaya, cetakan pertama Juli 2004
TUGAS ERGONOMI
Page 21