KUNJUNGAN UMKM DESA WISATA KARANG
TENGAH IMOGIRI BANTUL RABU, 20
APRIL
2016
DESA WISATA KARANGTENGAH
Desa Karangtengah merupakan desa binaan dari BNI yang terletak di Imogiri Kabupaten Bantul. Desa ini dinobatkan menjadi desa wisata sekitar tahun 2000an. Terdapat objek wisata yang cukup unik yaitu kebun buah mede. Kebun buah mede ini selain digunakan sebagai tempat wisata, panenan buahnya bisa digunakan oleh penduduk sekitar sebagai bahan baku pembuatan sirup, dan kacang made. Objek wisata dari desa ini tidak hanya perkebunan jambu mede, akan tetapi juga terdapat wisata budaya seperti wisata keris, dan batik. Pengunjung bisa menikmati proses pembuatan keris maupun batik dan membelinya sebagai cendera mata.
P RO F I L S I N G K AT
MACAM-MACAM UMKM U M K M BU DAYA
UMKM KULINER
• Keris
• Ceriping Pisang
• Batik
• Sirup Markisa • Rempeyek • Bakpia • Jambu Mede
JENIS UMKM
PENGEMBANGAN UMKM SIRUP BERBAHAN DASAR BUAH MARKISA
UMKM SIRUP BERBAHAN DASAR MARKISA Markisa yang merupakan bahan baku akan berbuah selama 6 bulan terhitung sejak awal penanaman. Markisa didapatkan dari masyarakat setempat yang rata-rata setiap rumah ada pohon markisa UMKM ini berjalan dengan kelompok usaha (mitra) sesama masyarakat setempat
PRODUKSI 5 Kg Buah Markisa + 3 Kg Gula Pasir = Menghasilkan sirup markisa sebanyak 7 Botol Tenaga kerja selama ini hanya 4 orang saja Sirup Markisa akan expired selama 3 bulan
PEMASARAN Biasanya di pasar melalui agen - agen Dinas, Travel, dan dibantu oleh UPN 1 botol Sirup Markisa dijual seharga Rp25.000
PERMASALAHAN • Musim Kemarau Buah Markisa sulit untuk didapatkan seperti saat
Musim Hujan • Produksi yang masih sederhana
• Packaging yang masih sangat simple • Memproduksi sesuai dengan pesanana saja • Kurangnya Modal
SOLUSI Edukasi Dalam bentuk pelatihan Pakcaging, Produksi dan pengenalan teknologi yang baru dan terbilang sederhana Bantuan Modal dari pemerintah harusnya dikencangkan lagi dan lebih menyeluruh
UMKM PENGRA JIN KERIS KAMPUNG BNI, DESA KARANG TENGAH, IMOGIRI BANTUL
PROFIL SINGKAT UMKM PENGRAJIN KERIS (1) • Imogiri selama ini dikenal sebagai salah satu wilayah yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Wilayah yang banyak terdapat bangunan cagar budaya tersebut memang sangat identik dengan sejarah perkembangan dari Kerajaan Mataram yang menjadi cikal bakal perkembangan DIY tersebut. Makam Raja Imogiri menjadi salah satu bangunan bersejarah di wilayah ini menunjukkan bahwa Imogiri tidak bisa lepas dari unsur tradisi Jawa. Bahkan di wilayah ini ada beberapa peninggalan tradisi Kerajaan Mataram yang masih dipertahankan sampai saat ini. Tak hanya dipertahankan, tetapi juga menjadi salah satu sumber mata pencaharian mereka sehari-hari. Sebut saja seperti Batik, Wedang Uwuh hingga keris banyak ditemukan di wilayah ini. Sentra-sentra benda peninggalan tradisi Jawa tersebut banyak ditemukan di wilayah ini. ( Sumber : http://daerah.sindonews.com/ )
PROFIL SINGKAT UMKM PENGRAJIN KERIS (2) • Di Kampung BNI, Desa Karang Tengah, Imogiri, Bantul, ada sebagian penduduk yang khusus membuat keris yaitu batang keris terbuat dari besi dengan lekukan (luk), ada sebagian yang membuat wadah atau sering disebut warangka, dan setiap bagian ada yang mengerjakannya. Hal ini di kerjakan secara turun-temurun Keris di wilayah ini memang memiliki ragam yang sangat banyak, semuanya berdasarkan pesanan. Ada keris yang sengaja dibuat sebagai aksesori atau hiasan pelengkap pakaian Jawa yang kini sudah banyak diberlakukan menjadi keharusan setiap tanggal tertentu, keris sebagai koleksi dengan ciri khas memiliki pamor-pamor berlapiskan berbagai jenis logam mulia. • Ragam keris memang cukup banyak di wilayah ini, tingkat kesulitan hingga bahan yang digunakan sangat menentukan harga jual masing-masing ke - ris. Di tempat ini, harga paling murah hanya sekitar Rp50.000 dan yang paling mahal sampai tak terhingga. Itu semua tergantung dari keinginan pencinta keris yang memesannya. Rata – rata kisaran (300.000 – 1.500.000) ( Sumber : http://daerah.sindonews.com/ )
ALAT PEMOTONG KAYU Alat pemotong kayu ini digunakan oleh para pengrajin keris di Kampung BNI, Desa Karang Tengah, Imogiri, Bantul untuk memotong kayu yang motifnya telah dibentuk.
ALAT PENGHALUS GAGANG KERIS Alat penghalus gagang keris ini digunakan para pengrajin keris di Kampung BNI, Desa Karang Tengah untuk menghaluskan kembali potongan motif gagang keris yang sebelumnya telah dibentuk dengan alat khusus.
PERALATAN PENGHALUS DAN PEMBERI BENTUK MOTIF Peralatan Penghalus dan Pemberi Bentuk Motif ini digunakan oleh Pengrajin Keris di Kampung BNI, Desa Karang Tengah, Imogiri, Bantul untuk menghaluskan pada tahap terakhir dan memberi bentuk motif keris secara lebih rinci dan halus.
PROSES PEMBENTUKAN GAGANG KERIS • Proses pembentukan gagang keris dilakukan menggunakan alat yang cukup sederhana. Proses ini memakan waktu yang cukup lama, tergantung pengrajin mengerjakannya.
BENTUK AKHIR KERIS Keris yang sudah dibentuk kemudian dipercantik lagi oleh Para Pengrajin Keris di Kampung BNI, Desa Karang Tengah, Imogiri, Bantul
Bentuk keris yang sudah dipercantik dan dengan display yang menarik
KERIS YANG SUDAH SIAP DIKEMAS UNTUK DIKIRIM Beginilah bentuk akhir keris yang sudah siap dikemas dan dikirim kepada para pembeli. Para pembeli kebanyakan dari Magelang dan Kalimantan Barat. Selain itu, pembeli dari luar negeri juga cukup banyak, seperti Malaysia.
KELEBIHAN USAHA • UMKM keris termasuk masih jarang karena diperlukan keterampilan khusus dan tatacara tersendiri untuk membuatnya, sehingga tidak banyak kompetitor di usaha jenis ini sehingga market share terbuka lebar • Usaha ini memiliki keuntungan yang dibilang cukup tinggi, karena dengan pesanan yang makin rumit dan dengan komponen bahan yang ditambahkan semakin mewah( emas atau perak ) harga jual barang tersebut akan semakin tinggi. • Pasar impor untuk usaha ini mempunyai potensi yang cukup tinggi, dikutip dari tribunnews.com, pengrajin keris dari wilayah Imogiri, Bantul. Mereka mampu mengirimkan produknya antara lain ke Brunai Darussalam, Malaysia, Thailand, Filipina, bahkan Belanda dan Perancis.
KELEMAHAN USAHA • Proses produksi yang memakan waktu lama dan proses yang rumit, sehingga untuk diproduksi skala besar cukup sulit.
• Pangsa pasar di dalam negeri rata-rata kolektor benda-benda antik dan sebagian dari orang – orang dinas dan pejabat, masyarakat secara umum kurang tertarik dengan produk ini.
SARAN • Lebih fokus ke pasar luar negri, dengan bantuan e-commerce dan pameran-pameran wirausaha guna mempromosikan produk keris ini. • Membuat campaign di media sosial untuk mengedukasi konsumen tentang budaya keris, yang pada akhirnya apabila masyarakat sudah teredukasi dampaknya akan meningkatkan penjualan.
UMKM “ CERIPING PISANG” “
PROFIL Ceriping pisang wulandari merupakan usaha rumahan dari bu Sadiyem. Beliau memiliki satu pegawai yang merupakan penduduk setempat. Selain pegawainya, pembuatan cerimping ini terkadang juga dibantu oleh anak beliau. Produksi dari cerimping ini sempat mengalami jatuh bangun, pasang surut. Pernah benar-benar off ketika terjadi gempa pada 27 mei tahun 2006 dikarenakan rumah bu Sadiyem hancur. Akan tetapi kemudian bisa bangkit kembali setelah rumah sudah terbangun dan memiliki modal kembali. Produk Ceriping pisang ini tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat Bantul saja, tapi sudah tersebar di Yogyakarta.
SUMBER BAHAN BAKU
Menutupi apabila terjadi kekurangan bahan baku pisang.
1. Menanam sendiri
2. Dari luar daerah misal Purworejo
RANTAI PEMASARAN
KELEBIHAN PRODUK Cerimping Pisang merupakan makanan yang bisa dinikmati oleh masyarakat luas (Konsumen Banyak). Pisang yang digunakan bu Sadiyem tidak hanya bergantung pada satu jenis pisang saja. Penggunaan pisang tanduk yang memberikan nilai plus terhadap tampilan cerimping yang terlihat besar dan lebar menggugah selera. Rasa pisang tanduk lebih lembut dan memiliki cita rasa pisang yang kuat.
KEKURANGAN PRODUK Pesaing banyak, produk mudah dibuat sehingga harus ada karakter unik dari produk dan kontrol kualitas. Belum adanya P IRT dari BPOM, kurangnya perhatian pada komposisi dan bahan yang digunakan seperti minyak goreng. Pengemasan yang cenderung manual, simple, dan tidak menarik. Teknologi yang rendah, penggunaan alat manual sehingga kapasitas produksi kecil meskipun pasar siaap menerima dalam jumlah yang lebih besar.
KENDALA PEMILIK 1.
Modal Terbatas
Pengenalan terhadap produk-produk keuangan seperti KUR, kebijakan keuangan
inklusi
Pemerintah
tentu
bisa
dimanfaatkan. Pencatatan
administrasi yang perlu diperbaiki.
2.
Bahan Baku
Penyuluhan terkait penanaman pohon pisang yang lebih efektif dan efisien agar lebih bisa mandiri. Bisa bekerjasama dengan dinas pertanian.
3.
Inovasi Produk
Pemilik belum berani mengambil resiko dalam melakukan inovasi produk dikarenakan ketakutannya untuk memasuki pasar baru dengan link yang masih terbatas. Contoh : cerimping rasa coklat milo, keju, pedas dll.
Pengemasan produk yang sangat sederhana membuat harga jual menjadi rendah. Pengemasan juga tidak memperhatikan tentang kualitas produk yang ada didalamnya. Penggunaan steples menyebabkan mudah rusaknya kemasan seperti lepas sendiri, udara masuk dari sela-sela. Kelemahan lain belum adanya P IRT. Terkadang ada masyarakat yang membuat hal tersebut menjadi pertimbangan ketika memilih barang untuk dikonsumsi.
PENGEMASAN
LEKHAN
UMKM PEYEK DAN KRIPIK TEMPE
P RO F I L
LEKHAN Adalah UMKM yang memproduksi keripik tempe dan peyet. Proses produksi dan showroomnya ada dalam satu atap di Dusun Numpukan Rt 02/12 Karangtengah, Imogiri Bantul. Untuk harga kripik tempenya sendiri Rp1.000,00/bungkus dengan isi tiga kripik tempe. Adapun, peyek kacang harganya Rp 3.800,00/bungkus dengan isi dua puluh tujuh peyek.
SDM Karyawan dalam usaha ini sangat berpengalaman dan memiliki spesialiasi pekerjaan masing-masing. 5 Karyawan bertugas membalut dan menggoreng tempe, membuat adonan, mencetak, menggoreng dan mentiriskan peyek kacang. UMKM seperti ini tidak hanya bermanfaat bagi para warga desa, tetapi juga warga difabelnya. Para karyawan diupah Rp 30.000,00/harinya.
Seorang pekerja difabel ditanya,“kenapa bisa memotong tempe setipis itu?” ia menjawab “sudah 16 tahun”.
PROSES PEMASARAN DAN KEUANGAN Proses pemasaran dari Lekhan ini menurut kami tidak mengalami banyak kendala karena memang sudah ada langganan, bahkan ada yang mengambil langsung ke rumah produksinya.
Dari temuan kami dilapangan ternyata masih ditemui perhitungan keuangan yang masih sangat sederhana seperti penentuan harga tidak disesuaikan dengan biaya produksinya. Bahkan, dapat dikatakan harganya sejak tahun 2013 masih relatif sama karena ketakuan dari pemilik akan kehilangan pasar mereka karena perubahan harga yang dilakukan. Kami juga mendapatkan hasil yang cukup mengejutkan yang menurut pemilik bahwa permintaan dari produk ini ternyata lebih besar dari produksi mereka (mencapai 200-1000 bungkus per hari). Hal ini menjadi PR besar bagaimana kami dari tim pendamping harus bisa memberikan pendampingan untuk bisa meningkatkan produksi mereka agar bisa memenuhi semua permintaan pasar bahkan memperluas pasarnya.
SARAN Beberapa masukan dari kami, yang masih bisa dikembangkan: 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8.
Layout kerja yang masih sangat rawan terhadap kecelakaan kerja Manajemen risiko pada fluktuasi harga bahan baku Penggunaan minyak goreng yang lebih sehat Penggunaan alat yang masih sangat sederhana yang kurang higenis dan rawan kecelakaan kerja Pengepakan yang kurang memenuhi syarat minimum untuk bisa masuk di supermarket. Desain labeling yang kurang menarik Jumlah tenaga kerja yang kurang mencukupi untuk produksi lebih besar lagi Penentuan harga dan pengepakan yang sebaiknya disesuaikan dengan segmen pasar bukan pada 'harga biasa' ataupun harga bahan baku.
UMKM KACANG MEDE& UMKM BAKPIA
KACANG MEDE • Lokasi : Karang Tengah, Imogiri, Bantul .
• Pengolahan : a) Diolah dengan proses pengelupasan kulit biji kacang mede yang masih mentah kemudian dikeringkan dan dijual kembali ke pengepul. b) Biji kacang mentah berasal dari pohon di sekitar Imogiri maupun luar daerah. • Harga : Kacang kering dijual Rp 120.000,00/kg • Produksi kacang mede bergantung pada musim, dan hanya diproduksi pada musim kemarau.
ANALISIS SWOT Kekuatan
• Lokasi dekat pemasok kacang • SDM Pantang Menyerah
• Terbatasnya akses pasar • Pengolahan masih sederhana (belum menjadi produk akhir • Kualitas proses produksi belum optimal Kelamahan • Produksi bergantung musim
Peluang
Ancaman
• Produk diminati masyarakat • Pemasaran secara online
• Persaingan dengan usaha lain
INOVASI UNTUK METE Sejuah ini pada petani yang dikunjungi, buah semu mete masih dibuang, padahal masih bisa diolah menjadi produk turunan lain seperti sirup, anggur, abon, selai, dodol, nata de cashew dan pakan ternak . Kemudian Kulit glondong jambu mete setelah dipisahkan dari kacangnya dibuang sebagai limbah. Lalu Limbah ini dapat diolah menjadi minyak CNSL .
BAKPIA Testimoni
Bakpia yang dihasilkan sangat enak. Rasa manisnya juga pas dilidah.
Harga bakpia dengan ukuran besar 8000 per bungkus, sedangkan harga ukuran kecil 3500 per bungkus. Ada beberapa hal yang perlu dievaluasi untuk UMKM bakpia agar lebih berkembang.
KELEMAHAN O Pemasaran kurang luas karena hanya di sekitar desa saja O Dari segi rasa kurang variatif (harus ada inovasi) O Ketahanan makanan (waktu tenggang kadaluarsa) tersebut hanya 1 minggu, lebih dari satu minggu tidak layak konsumsi .
O Perlu adanya tenaga kerja di luar keluarga inti (tetangga) O Dari segi bahan juga kurang inovasi contohnya, kacang hijau bisa di ganti dengan ubi, keju, atau bahan-bahan yang lainnya. O Kemasan kurang Menarik
KELEBIHAN a. Tanpa bahan pengawet, b. Dilihat dari bahannya kacang hijau jelas memiliki gizi yang tinggi. c. Cita rasa yang dihasilkan dari panggangan mengunakan arang lebih enak daripada menggunakan oven (alat modern).
PELUANG • Menggunakan teknologi tepat guna seperti kompor gas untuk merebus kedelai . • Menggunakan pendingin bakpia dengan mesin pendingin .
ANCAMAN • Persaingan dengan pedagang lain • Target pasar yang semakin sedikit
REKOMENDASI KAMPUNG BNI • Kampung BNI ini perlu ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan • Disusunnya modul – modul terkait dengan pengembangan dan inovasi produk UMKM (Modul pangan, modul kerajinan, modul fashion, modul jasa, modul inovasi produk, dan modul manajemen UMKM • Perlunya dilakukan pendampingan strategi pengembangan produk dan pengelolaan UMKM • Perlunya peluncuran skema pendanaan untuk pengadaan alat proses produksi, penunjangan sanitasi, dan packaging produk.
• Pendampingan untuk higienitas dan sanitasi, proses produksi, pengemasan dan labelling • Modal usaha untuk pengembangan produk, dan kontinyuitas produksi