Aplikasi Jsotop dan Radiasi, J 996
CROSSLINKING DAN DEGRADASI POLIETILEN OKSIDA DALAM LARUTAN AIR DENGAN RADIASI SINAR GAMMA Zainuddin Pusat Aplikasi Isotop clan Radiasi,
BA TAN
ABSTRAK CROSSLINKING
DAN DEGRADASI POLIETILEN
OKSIDA DAlAM
lARUTAN
AIR DENGAN RA-
DIASI SINAR GAMMA Telah dipelajari proses terbentuknya makroradikal sampai dengan terbentuknya jaringan tiga dimensi pada larutan polietilen oksida (PEO) yang diiradiasi dengan sinar Gamma dari sumber 6OCOdengan laju dosis 0,267 kGy/jam. Larutan yang diiradiasi dengan dosis kurang dari dosis gel diukur viskositasnya. Sedangkan yang diiradiasi dengan dosis di atas dosis gel hasilnya diekstraksi dalam air bides (50°C) selama 01048 jam kemudian direndam dalam air bides pada suhu 30°C sampai mencapai kesetimbangan swellinll. clan dikeringkan pada suhu 60°C hingga beratnya konstan. Hasil pengukuran viskositas menunjukkan bahwa viskositas intrinsik clan berat molekul terus meningkat dengan bertambahnya dosis iradiasi. Sedangkan dari analisis sol-gel diketahui bahwa reaksi dekomposisi juga tetjadi di samping reaksi ikatan silang di J))ana G(x) = 3,3 untuk larutan yang dijenuhkan dengan Ar clan G(x) = 6,2 untuk larutan yang dijenuhkan dengan Np. Didapatkan pula bahwa kerapatan ikatan silang (Ve) sema1cintinggi dengan meningkatnya dosis iradiasi, tetapi menurunkan derajat swellinll..
ABSTRACT CROSSLINKING
AND DEGRADATION
OF POLYETHYLENE
OXIDE
IN AQUEOUS
SOLUTION
BY
GAMMA RAYS. The process occured in aqueous polyethylene oxide (PEO) solution which was irradiated by Gamma rays &om a 6OCOsource with a dose rate of 0.267 kGy/hour has been studied. The viscosity of the solution which was irradiated with an irradiation dose below than gelation dose was measured. While the solution irradiated with an irradiation dose higher than that of gelation dose was extracted in water at 50°C for 48 hours, immersed in water at 30°C until swelling equilibrium, and drying at 60°C to a constant weight. The viscosity measurement showed that the intrinsic viscosity and viscosity average molecular
weight increase
with the increasing
of dose. While from sol-gel analysis
it was found that the decomposition
reac-
tion was occured along with the crosslinking reaction where G(x) = 3.3 for Ar-saturated solution and G(x) = 6.2 for Npsaturated solution. It was also found that the crosslinking density increases with the increasing of dose but reduces the degree of swelling.
PENDAHULUAN Polietilen oksida (PEO) adalah termasuk polimer yang larut dalam air dengan struktur kimia relatif sangat sederhana, yaitu tersusun dari pengulangan unit: -C~-C~-o-. Oleh karena PEa bersifat inert terhadap biopolimer (termasuk protein, darah, daD jaringan sel), maka PEa dapat digunakan sebagai bahan dasar, terutama dalam bentuk hidrogel untuk pembuatan berbagai jenis alat kedokteranlkesehatan dan farmasi, seperti: pembalut luka, "suture", kontak lens, membran dial isis, daD alat pelepas obat secara terkontrol (1-5). Oi samping itu, PEa dapat pula digunakan untuk melapisi beberapa alat kedokteran/kesehatan yang berhubungan langsung dengan jaringan tubuh dan darah, misalnya kateter daD vaskuler protese (6). Salah satu cara yang mudah untuk menghasilkan hidrogel PEa ialah dengan mengiradiasi larutan PEa dengan radiasi pengion, baik dengan sinar gamma mau. pun dengan berkas elektron. Be1;>erapapeneliti seperti: STAFFORD (7), KING and WARD (8), dan CHARLESBY, dkk. (9) telah mempelajari radiolisis PEa yang diira-
diasi dalam larutan air, tetapi belum satupun yang membahas secara menyeluruh bagaimana proses yang terjadi dalam larutan PEa yang diiradiasi mulai dari tahap awal (terbcntuknya makroradikal PEa) sampai terbentuknya hidrogel yang merupakanjaringan tiga dimensi (crosslinking) . Oalam makalah ini dilaporkan basil pengamatan mengenai tahapan-tahapan yang terjadi dalam larutan PEa yang diiradiasi dengan sinar Gamma dari sumber 6OCO. Pembahasan hasil pengamatan terutama didasarkan pada basil analisis sol-gel, viskositas, dan kesetimbangan swelling. BAHAN DAN METODE Bahan. Polietilen oksida (PEO) dengan berat molekul rata-rata (BM = 3xIOS)dibeli dari Aldrich, Co. (USA) daD digunakan tanpa pemurnian lebih lanjut. Sebagai pelarut dan media swellinJ!:digunakan air bides yang telah dideionisasi dengan alat Nanopure II (Barnstead, USA). Metode. Larutan PEa dibuat dengan melarutkan PEa (powder) dalam air bides pada subu kamar (25°C). ")1
Aplikasi [SalOp don Radiasi. J 996
Larntao diisikan ke dalam gelas ampul 5 mI, dialiri gas argon (Ar) atau nitrogen oksida (NP) selama 45 menit dan ditutup. Untuk menghilangkan sisa oksigen yang terkandung dalam gas Ar dan Np, sebelumnya gas-gas tersebut dilewatkan ke dalam larutao alkali-pirogalol. Sampel yang telahditutup kemudian diiradiasi dengan sinar Gamma dari somber IiOCo pada subu kamar dengan laju dosis 0,267 kGy/ jam. Laju dosis tersebut ditentukan dengan dosimeter Fricke. Penentuan Derat Molekul (Mv). Viskositas intrinsik ([nJ) larutao PEa yang diiradiasi di bawah dosis gel (pree:elation dose) ditentukan dengan menggunakan viskometer otomatis Schott Gerate (Jerman) pada suhu 30°C. Perubahan berat molekul Mv dapat dihitung berdasarkan persamaaan BAlLEY & CALLARD (10). [n] = 1,25 x 10.4MvO.78 .........................
1.
~enentuan Fraksi Gel. Untuk menghilangkan bagian yang larut (fraksi sol) maka hidrogel diekstraksi dalam air bides pada subu :l:50°C sebanyak 7 kali. Setiap ekstraksi berlangsung selama :I:7 jam daD airnya diganti. Bagian yang tidak terlarut (fraksi gel) mkeringkan dalam oven 60°C sampai beratnya konstao. Fraksi gel dihitung dengan menngunakan persamaan: g di
= I -s
"
2.
mana : g . fraksi gel s . fraksi sol = (WO - Wd)/WO WO: berat awal polimer dalam tarutao sebelum diiradiasi Wd: berat kering hidrogel setelah ekstraksi
Penentuan Derajat Swellinl!. Hidrogel PEa yang telah diekstraksi direndam dalam air bides pada subu 30°C selama :I:30 hari untuk meneapai kesetimbangan swelline:. Hidrogel ini kemudian ditimbang dan dikeringkan dalam oven 60°C sampai beratnya konstan. Derajat swelling dihitung menurut persamaan: DS
= (Ws -Wd)/Wd
3.
di mana DS : derajat swelline: (g HP/g polimer kering) Ws : berat hidrogel pada kesetimbangan swelline: Wd: berat kering hidrogel setelah ekstraksi dan swelling Penentuan Basil Kimia Radiasi Ikatan Silang. Daya scrap air hidrogel sangat bergantung pada jumlah konsentrasi rantai efektif (Ve) dalam jaringan tiga dimensi (three dimensional network) di mana nilai Ve ini sangat erat hubungannya dengan berat molekul rata-rata antara dua rantai polimer yang berikatao silang (Me), sebagaimana ditunjukan pada persamaan berikut: Ve=
-
Me
22
4,8 X 106
Me=
5. G(x) x D
maka persamaan (4) dapat dituliskan dalam bentuk persamaan 6, yaitu: G(x) x D
2
--
Ve= 4,8 x 106
6.
Mn(O)
Dari data swelline: nilai Ve dapat dihitung berdasarkan teori swelline:eauilibrium dengan menggunakan persamaan 7 (II): vNI [In(l-V2,s) + V2,s + u V2,S2] Ve =
7. V2,r [(V2,sN2,r)'/J] - 112(V2,sN2,r)]
Dan grafik hubungan antara Ve dan dosis iradiasi (D) yang berupa garislurus, maka harga G(x) dapat ditentukan, yaitu tidak lain daripada slop kurva garis lurus tersebut. Arti simbol yang digunakan pada persamaan tersebut di atas adalah: Mn(O)-jumlah berat molekul rata-rata PEa sebelum diiradiasi, G(x)-hasil kimia radiasi ikatao silang, vvolume spesiflk polimer (v = lip, PPEO=1,26 glem3), VIvolume molar pelarut, VI (HP)= 18), V2,r daD V2,s masing-masing adalah fraksi volume sampel gel dalam kondisi rileks daD swelline:, u-parameter FLORY-HUGGINS untuk interakasi polimer dan pelarut ("rEO-H2O = 0,427) (12).
BASIL DAN PEMDAHASAN Pada saat larutao PEa diiradiasi dengan radiasi sinar Gamma maka sebagian energi radiasi akan diabsorpsi oleh PEa daD sebagian lagi diabsorpsi oleh pelarut. Energi radiasi yang diabsorpsi oleh PEa akan menyebabkan atom hidrogen dapat terabstraksi dari atom karbon PEa dan membentuk makroradikal (reaksi 8). Lebih dari itu atom hidrogen yang dihasilkan dari proses abstraksi tersebut dapat pula bereaksi dengan PEa, sehingga dihasilkan makroradikal yang sarna (reaksi 9). Adapun energi radiasi yang diabsorpsi oleh pelarut (air) akan menimbulkan terjadinya proses ionisasi daD eksitasi pada molekul air, sehingga terbentuk produk radiolisis air (reaksi 10) yang selanjutnyadapat bereaksidengan PEa. -C~-CH2-O- -/1M->
n
+ -CH2-CH2-O-->
-C~-CH-0- + n
8.
-CH2-CH-O-+ H2
9.
HP -/VV\-> eoq'n, on, ~O2' ~O+, HO2
10.
on + -C~-CH2-0- -> -CH2-CH-0- + ~O
II.
-CH2-CH-O-
2
Mn(O) ..."
Oleh karena
-CH2-CH-O- + -CH2-CH-0- ->
I -CH2-CH-o-
4.
... 12 .
Aplikasi Isotop dan Radiasi. 1996
-~-CH-O-~-C~-O-
->
-CH=C-H + CHz=CH-O-. 13
I
0
Oleh karena dalam penelitian ini konsentrasi polimer yang digunakan relatif sangat rendah (C ~IO% b/v), maka dapat dimengerti kalau sebagian besar makroradikal PEG terbentuk melalui reaksi antara PEG clan produk radiolisis air. Sebagaimana kita ketahui bahwa di antara produk radiolisis air tersebut yang terutarna reaktif terhadap polimer adalah hidroksil radikal (OH), hidrogen atom (H), dan elektron terlarut (eaq). Reaktivitas elektron terlarut terhadap PEG telah dipelajari oleh CHARLESBY, dkk. (9). Mereka melaporkan bahwa dengan penurunan absorbansi elektron yang hanya sedikit dipercepat dengan adanya PEG reaktivitas elektron terlarut terhadap PEG adalah relatif rendah sehingga peranannya dalam proses pembentukan makroradikal tidak begitu penting. Sehubungan dengan hal tersebut ULANSKI, dkk. (13) juga telah melakukan percobaan pulsa radiolisis PEG dalam larutan air clan hasilnya ternyata memang mendukung pemyataan CHARLESBY, dkk., yaitu didapatkannya konstanta kecepatan reaksi elektron terhadap PEG lebih kedl dari 5 x 106dm3mol-1dr.Sedangkan untuk mendapatkan garnbaran mengenai reaktivitas hidrogen atom clanhidroksil radikal telah dilakukan iradiasi larutan PEG dalam kondisi jenuh gas argon (Ar) clan gas nitrogen oksida (NP). Dari perubahan viskotas larutan yang diiradiasi pacta dosis iradiasi di bawah dosis gel maka reaktivitas radikal OH dan hidrogen atom dapat dipelajari. PactaGambar I ditunjukkan hubungan antara viskositas intrinsik larutan PEG dan dosis iradiasi. Tarnpak bahwa viskositas intrinsik terns meningkat dengan bertambahnya dosis iradiasi di mana kenaikan yang sangat tajam teIjadi pacta daerah di sekitar dosis gel. Bertambahnya viskositas intrinsik jelas merupakan suatu pertanda bahwa teIjadi penggabungan (rekombinasi) antara makroradikal PEG satu dengan yang lain membentuk ikatan kovalen kimia (ikatan silang atau crosslinking) (reaksi 12). Sebagai akibat dari pengikatan silang ini berat molekul polimer juga bertambah. Dengan menggunakan persamaan 1, perubahan berat molekul polimer dapat diikuti sebagaimana ditunjukkan pactaGambar 2. Terlihat bahwa berat molekul Mv terns bertambah dengan bertambahnya dosis iradiasi. Dosis iradiasi di mana nilai IIMv::::0 dikenal sebagai dosis gel (ditentukan dengan analisis sol-gel), yaitu dosis di mana setiap dua rantai polimer dihubungkan oleh satu ikatan silang (14). Besarnya dosis gel untuk berbagai konsentrasi polimer dapat dilihat pacta Gambar 3. Tampak bahwa dosis gel untuk larutan PEG yang dijenuhkan dengan Np lebih rendah (harnpir dua kali) daripada larutan yang dijenuhkan dengan gas Ar. Hal ini secara tidak langsung menunjukan bahwa dalam proses pembentukan makroradikal PEG radikal OH lebih dominan dari pacta hidrogen atom (H). Ini dapat dimengerti karena dalam larutan yang dijenuhkan dengan Np sekitar 90% elektron terlarut yang terbentuk dari basil radiolisis air akan dikonversi menjadi radikal OH (IS) (reaksi 14) yang selanjutnya dapat bereaksi dengan PEa sehingga terbentuk makroradikal PEa (reaksi II).
HzO e- + Np -->
OH + Nz + OR-
14.
Untuk dosis iradiasi yang lebih besar daridosis gel maka di dalam sistem mulai terbentuk jaringan tiga dimensi yang tidak larut dalam pelarutnya (fraksi gel). Fraksi ini akan terns bertambah dengan meningkatnya dosis iradiasi sampai maksimum sarna dengan I (untuk jenis polimer yang hanya mengalami ikatan silang tanpa disertai dengan degradasi). Pacta Gambar 4 clan 5 ditunjukkan basil analisis sol-gel yang diplotkan menurut persamaan CHARLESBY-PINNER (16). Terlihat bahwa nilai dosis gel untuk larutan PEG yang dijenuhkan dengan gas Ar clan Np masing-masing adalah 0,67 clan 0,34 kGy. Sedangkan nilai s + SI/Zuntuk dosis iradiasi yang tak terhingga (diekstrapolasi) didapatkan lebih besar daD Dol(0). Ini berarti bahwa di samping teIjadi ikatan silang (crosslinking) juga teIjadi pemutusan ikatan (degradasi). Proses degradasi ini berlangsung akibat radikal melakukan penyusunan ulang alan rearrangement untuk menuju pacta kondisi stabil/lebih stabil dengan cara memutuskan rantai polimer terdekat di mana radikal tersebut berada (reaksi 14). Dengan menggunakan persamaan 6, nilai basil kimia radiasi ikatan silang untuk kedua sistem larutan dapat ditentukan, yaitu tidak lain daripada slop kurva garis locus hubungan antara Ve clan dosis iradiasi (Garnbar 6). Dari basil perhitungan diperoleh nilai G(x) masing-masing adalah 3,3 untuk larutan yang dijenuhkan dengan Ar dan 6,2 untuk larutan yang dijenuhkan dengan Np. Pacta Gambar 7 ditunjukkan hubungan antara derajat swelling clan dosis iradiasi. Untuk dosis yang sarna (misalnya 3 kGy) derajat swelling hidrogel yang diperoleh dengan mengiradiasi larutan PEG jenuh NzO lebih rendah dati derajat swelling hidrogel basil iradiasi larutan PEG jenuh AT. Hal ini dapat dijelaskan karena kerapatan ikatan silang yang dicerminkan dari nilai Ve hidrogel basil iradiasi larutan PEG yang dijenuhkan dengan Np lebih tinggi (Gambar 6) daripada yang dijenuhkan dengan Ar. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pengamatan ini adalah: 1. Di antara ketiga produk utama dari hasil radiolisis air, radikal OR merupakan penyebab utama teIjadinya makroradikal PEG. 2. PEG yang diiradiasi dalam larutan akan mengalami reaksi ikatan silang clan degradasi. 3. Hasil kimia radiasi ikatan silang pacta konsentrasi tarutao 3% adalah G(x) = 3,3 untuk larutan yang dijenuhkan dengan Ar clan G(x) = 6,2 untuk larutan yang dijenuhkan dengan Np. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dilakukan di Institute of Applied Radiation Chemistry, Technical University ofLodz, Poland. Penelitian ini dapat terlaksana dengan baik berkat bim-
Aplikali Ilotop don Radiali. J 996
bingan dan bantuan yang diberikan oleh Prof. Dr. J.M. Rosiak, DR K. Burczak, dan J. Albinska M.Sc. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga. Begitu pula ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada IAEA atas stipend yang diberikan selama satu (1) tabun dalam kaitannya dengan Technical Assistent Project No. INS/8/0 17.
DAFfAR PUSTAKA
1. GRAHAM, N.B., "Poly (ethylene oxide) and related hidrogels", Hydrogel in Medicine and Pharmacy (PEPPAS, N.A, ed.), VoUI (1987) 75. 2. HOU-CHING, Y, and SILVERMEN, J., Development and. testing of radiation crosslinked poly (ethylene oxide) for sutureless anastomisis, Radiat. Phys. Chern. 25 1-3 (1985) 375. 3. BRIAN, J.T., "Hydrogels as contact lens materials", Hydrogel in Medicine and Pharmacy (PEPPAS, N.A, ed.), VoUII (1987) 53. 4. PEPPAS, N.A, "Others biomedical application of hydrogel",'fJydrogel in Medicine and Pharmacy (pEPPAS, N.A, ed.), Vol.III (1987) 177. 5. APICILLA, A, DEL NOBILE, M.A, MENSITIERI,G., NICOLAIS, L, CAPELLO,B., and LA ROTONDA, M., "Poly (ethylene oxide) (PEO) constant release monolithic .devices" Polymers in Medicine (OTTENBRITE; RM., and CmELLINI, E., eds.), Technomic, Pennsylvania (1992) 23. 6. HENCH. L.L., "Biomaterials", Advanced Technology (ABELSON, P.R., and DORFMAN, M., eds.), AAAS, Washington, D.C.(1980) 22.
24
7. STAFFORD, J.W., The radiation induced reactions of aqueous polyethylene oxide solution I. Theory of gelation, Makromol. Chern. 134 (1970) 57. 8. KING, P.A, and WARD, J.A., Radiation chemistry of aqueous poly(ethylene oxide) solution I., J. Polym. Sci., 8A (1970) 253. 9. CHARLESBY, A, FYDELOR, P.J., KOPP, P.M., KEENE, J.P., and SWALLOW,AJ., "Pulse radiolysis studies of aqueous polymer-thio-urea system", Pulse Radiolysis (EBERT, M., KEENE, J.P., SWALLOW, AJ., and BAXENDALE, J.H., eds.), Academic Press, New York (1965) 193. 10. BAILEY, J.R, and CALLARD, R W., Some properties of poly (ethylene oxide) in aqueous solution. J. Appl. Polym. Sci. 1 (1959) 56. 11. ROSIAK, J.M., OLEJNICZAK, J., and CHARLESBY, A, Detennination of radiation yield of hydrogel crosslinking, Rad. Phys. Chern. 32 (1988) 691. 12. BANDRUP, J., Polymer HandBook, Interscience, New York (1966) IV-3. 13. ULANSKI, P., ZAINUDDIN, and ROSIAK, J.M, Pulse radiolysis of aqueous poly (ethylene oxide) I. Fonnation of macroradicals, in Press. 14. CHARLESBY, A, "A theory of network formation in irradiated polyesters", Proceeding of Royal Soc., 214A (1957) 495. 15. BUXTON, G.V., "Basic radiation chemistry of liquid water" The Study of Fast Processes and Transient Species by Electron Pulse Radiolysis (BAXENDALE, J.R., and BUSI, F., eds.), (1981) 241. 16. CHARLESBY, A., and KOPP, P.M., Proceeding of Royal Soc., 291A (1966) 129.
Aplikasi Isotop don Radiasi, 1996
4.3 r
---
---
-
--. . . . --.
u
,.
4.103.9
1.0
\
g
:!!. 3.7
G'~
\.
r:!
-;:: I:J ~
.J )U
:KY/.:-"'.
gI
a 'i
E .5 33
"'"'-'"
...
.
:
.
c"
J .
I
. , :./
" "8
. ~+--~/
, ; :::
0
3.1
5:
2.9
2.7
2.5" 0
0.1
0.3
0.4
Doele
(kGy)
0.2
r-:-~;'~ N20 L__L_.
0.5
0.8
... Ar ,. N20:
0.7
_n
n
---j.. Ar
Gambar
.
N20
3.
J 10.0
1.0
Kone.nlr..1
Gambar 1. Pengaruh dosis iradiasi terhadap viskositas intrinsik larutan PEO. Konsentrasi PEO 5%
3.0r
0.1 0.1
(%)
Hubungan antara dosis gel clan konsentrasi PEO
2.001.8
2.11
'"
1.8
UI
~
2.0'
1.4'-
M
i!
..
~
.
cf CI) 1.0
~ 1.2
:a 1.5 0"6
:!
:; 1.0>-
U.
:Ii 11
~
of
0.8
0.8'-
! ~
0.4"
0.5
0.2 0.0'
0.0
I
I
I
0.1
0.2
0.3
to I
0.4
L--L_--L
0.5
0.8
L
0.7
0.8
0.9
Doele (kGy) Gambar 2. Pengaruh dosis iradiasi Konsentrasi PEO 5%
terhadap
O.OL 0.0
L__L 0.5
1.0
I
I
1.11
2.0
-_L:.~~~~~2.11
3.0
3.5
Sclpordoslsr 1/D (kGy-1) berat molekul.
Gambar 4. Fraksi sollarutan PEO yang diiradiasi dengan sinar gamma diplotkan menurut persamaanCHARLESBYPINNER. Konsentrasi PEO 3%
Aplikasi lsotop don Radiasi, J996
500
8
i
I
/
8'-
1ft
b .. M ..:
,Ij!
..
450.-
7
L~Ar~~~
400 350
5'.
'i ;300
4
'i 1250
.! III
i
I
!2oo' .
3
0
J ii 2'-
~,
150
E
\
100.-
'"" ~-'
50
0 0
2 00818
Gambar
~_.._......_--
'--,.
1"
3
4
....-
0
5
0
(kGy)
5. Hubungan antara jumlah rantai efektif (Ve) clan dosis iradiasi. Konsentrasi PEa 3%
""
0.5
1.5
2 00818
Gambar
2.5
3
3.5
4
4.5
5
(kGy)
6. Hubungan antara derajat swelling hidrogel PEa clan
dosis iradiasi. Konsentrasi PEa 3%
Aplikasi Isotop dan Radiasi. J 996
DISKUSI
HER WIN ARNI
ZAINUD DIN
Mengapa G (x) = 3,3 untuk larutao yang dijenuhkan dengan Ar hasilnya lebih rendah, hila dibandingkan dengan yang dijenuhkan dengan Np G (x) = 6,2?
I. Viskositas instrinsik adalah viskositas spesifik menurun dari tarutao pada konsentrasi = 0% yang didapat dengaD cara extrapolasi. t-t
ZAINUD D IN
Viskositas spesifik (n) =
Hal ini karena di dalam tarutao yang dijenuhkan dengan Np sekitar 90% elektron terkonversi menjadi OH radikaI menurut reaksi:
~O -e-+NO->OH+N 2
2
-
t
t
0
+OH-
C
-
MERI. S
t
0
to = waktu alir pelarut t = waktu alir larutao polimer nrel= viskositas alir relatif Viskositas spesifik menurun (n
Sehingga reaktivitas didalam larutao meningkat hampir dua kali lipat atau dengan kata lain G (x)-nya juga otomatis bertambah hampir dua kali lipat {G (x) Np = 6,2 }. Sedangkan dalam larutao yang dijenuhkan dengan Ar, elektron hampir sarna sekali tidak mengalami perubahan daD elektron itu sendiri reaktivitasnya terhadap PEa relatif sangat kecil. Jadi, jelas nilai G (x) dalam larutao yang dijenuhkan dengan Np akan lebih tinggi dari G (x) larutao yang dijenuhkan dengan Ar.
- 1 = nrel- 1
=0
Ip
n ) = -
Viskositasintrinsik (n) = Jimn... , C-> 0 Jenis viskositas ini dipilih kare~ dapat digunakan untuk menghitung berat molekul polimer dengan persamaan BAILEY daD CALLARD, yaitu [n] = 1,25 X 104MyO.78
Mv = berat molekul rata-rata berdasarkan viskositas (Viscositv Overage Moleculer Weight). Pada dasarnya, viskositas ada 3 (tiga) macam, yaitu: I. Viskositas Spesifik, n 2. Viskositas Spesifik menurun (reduced specific viscositY), nip
I. Apakah yang dimakusd dengan viskositas intrinsik, mengapa Anda memilih jenis viskositas tersebut dalam penelitian ini? 2. Ada berapa macam viskositas yang dapat digunakan untuk menguji polimer?
c
= konsentrasipolimer
3. Viskositas intrinsik (intrinsic viscosity) (n)