Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Kemampuan Degradasi Lignin Phanerochaete Chrysosporium dan Ganoderma Lucidum (Tri Retno D.L.)
ISSN 1411 – 3481
PENGARUH RADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KEMAMPUAN DEGRADASI LIGNIN PHANEROCHAETE CHRYSOSPORIUM DAN GANODERMA LUCIDUM 1
1
2
Tri Retno D.L. , Nana Mulyana , Nurhasni , Uswatun Hasanah 1 2
2
Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, PAIR-BATAN, Jl. Lebak Bulus Raya No.49, Jakarta 12440. Prodi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412 e-mail:
[email protected] Diterima:27-02-2016 Diterima dalam bentuk revisi: 04-03-2016 Disetujui: 07-03-2016
ABSTRAK PENGARUH RADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KEMAMPUAN DEGRADASI LIGNIN PHANEROCHAETE CHRYSOSPORIUM DAN GANODERMA LUCIDUM. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas enzim ektraseluler fungi lignoselulotik yakni phanerochaete chrysosporium dan ganoderma lucidum dalam mendegradasi limbah lignoselulosa. Lignoselulosa sulit didegradasi karena terdiri dari lignin, selulosa dan hemiselulosa. Phanerochaete chrysosporium dan ganoderma lucidum dari kelompok white rot fungi dapat mendegradasi lignin karena mampu mensintesa enzim lignin peroksidase (LiP). Iradisi sinar gamma dosis rendah mampu menstimulasi peningkatan aktivitas enzim ekstraselular. Fungi phanerochaete chrysosporium dan ganoderma lucidum dalam medium slent dipapar dengan iradiasi gamma pada dosis 0 (kontrol), 200, 400, 600, 800 dan 1000 Gy. Di dalam medium cair mengandung Potatoes Dextrose Broth (PDB), garam mineral dengan substrat lignin alkali 0 dan 5 % b/v, fungi phanerochaete chrysosporium yang dipapar sinar gamma dosis 600 Gy memiliki aktivitas LiP (30 U/mL) sebesar 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (12 U/mL). Sedangkan ganoderma lucidum yang dipapari radiasi gamma dengan dosis 800 Gy memiliki aktivitas LiP (34 U/mL) sebesar 1,7 kali lebih tinggi dibandingkan kontrol (20 U/mL). Fermentasi padat substrat serbuk kayu jati putih (Gmelina arborea Roxb.) selama 12 hari dengan pH 6,4; dan kadar air 79 % oleh fungi phanerochaete chrysosporium yang diradiasi sinar gamma dosis 600 Gy memiliki efisiensi degradasi lignin sebesar 42 %, sedangkan pada fungi ganoderma lucidum yang diradiasi sinar gamma dosis 800 Gy memiliki efisiensi degradasi lignin sebesar 21 % dengan kondisi optimal pH 7,6 dan kadar air 71,3 %. Kata kunci: phanerochaete chrysosporium, ganoderma lucidum, enzim LiP, radiasi sinar gamma, degradasi lignin. ABSTRACT INFLUENCE OF GAMMA RAYS RADIATION ON LIGNIN DEGRADATION POTENCY OF PHANEROCHAETE CHRYSOSPORIUM AND GANODERMA LUCIDUM. This research aims to increase the activity of extracellular enzymes lignolitik fungi phanerochaete chrysosporium and ganoderma lucidum to degrade lignocellulosic waste. Lignocellulosic difficult to degrade because it is composed of lignin, cellulose and hemicellulose. Phanerochaete chrysosporium and ganoderma lucidum group white rot fungi can degrade lignin because it is able to synthesize enzymes lignin peroxidase (LiP). Iradisi low dose gamma rays capable menstimulsi increase extracellular enzyme activity. Fungi phanerochaete chrysosporium and ganoderma lucidum in medium slent exposed to gamma irradiation at doses of 0 (control), 200, 400, 600, 800 and 1000 Gy. In a liquid medium containing Potatoes Dextrose Broth (PDB), mineral salts with the substrate lignin alkali 0 and 5 % w/v, fungi phanerochaete chrysosporium were exposed to a dose of 600 Gy of gamma rays have LiP activity (30 U/mL) by 2.5 times higher compared with controls (12 U/mL). While ganoderma lucidum that are exposed to gamma radiation at a dose of 800 Gy has LiP activity (34 U/mL) was 1.7 times higher than the control (20 U/mL). On a solid substrate fermentation of white teak powder (Gmelina arborea Roxb.) For 12 days at pH 6.4 and water content of 79 % by fungi phanerochaete chrysosporium 21
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 17, No 1, Februari 2016; 21-36
ISSN 1411 - 3481
were exposed to gamma ray dose of 600 Gy has an efficiency of lignin degradation by 42 %, whereas on fungi ganoderma lucidum that are exposed gamma ray dose of 800 Gy has an efficiency of lignin degradation by 21 % with optimal conditions of pH 7. And; water content of 71.3 % Keywords: phanerochaete chrysosporium, ganoderma lucidum, radiation, lignin degradation.
1. PENDAHULUAN Limbah
berbagai
forestry
dalam
aktifitas
LiP enzyme, gamma rays
tipe ikatan sehingga tidak dapat
diuraikan oleh enzim hidrolisis. Fungi ini
industri perkayuan merupakan limbah padat
telah
dipertimbangkan
dalam
produksi
berupa serpihan kulit kayu, potongan kayu
enzim pendegradasi lignin dalam penerapan
berukuran kecil (chips wood) dan serbuk
biokonversi lignoselulosa.
kayu atau butiran-butiran halus yang ter-
LiP adalah enzim peroksidase ekstra-
buang saat kayu dipotong dengan gergaji
seluler yang aktivitasnya bergantung pada
(1). Limbah ini mengandung bahan ligno-
H2O2. veratryl alkohol merupakan produk
selulosa
didegradasi. Ligno-
metabolit sekunder. Veratryl alkohol me-
selulosa adalah makro-molekul kompleks
rupakan substrat untuk menstimulasi kinerja
yang terdiri dari lignin, selulosa dan hemi-
LiP bukan sebagai mediator elektron tetapi
selulosa. Proses degradasi lignoselulosa
dengan mendonasikan elektron ke LiP,
adalah susunan yang heterogen dari poli-
sehingga melengkapi siklus katalitiknya (4).
yang sulit
sakarida yang terdapat pada dinding sel.
Penggunaan
fungi
dan
phanerochaete
ganoderma
Selulosa merupakan polimer linier dari D-
chrysosporium
glukosa
1,4
yang dikombinasikan dengan proses Solid
berasosiasi
State Fermentation (SSF) mampu meng-
dengan hemi-selulosa dan lignin. Lignin
hasilkan produk yang lebih baik. Hal ini
adalah polimer yang sangat tidak teratur dan
dikarenakan selama proses fermentasi akan
tidak larut, memiliki ikatan kovalen dengan
membawa fungi atau mikroba yang telah
hemiselulosa (2).
dikultivasi berinteraksi dengan kuat pada
glikosidik
yang dan
terikat sangat
pada erat
ikatan
lucidum
Fungi lignoselulotik dari kelompok
substrat yang tidak larut air serta mendapat-
white rot fungi merupakan mikroorganisme
kan konsentrasi nutrisi tertinggi dari substrat
yang paling aktif dalam mendegradasi lignin
(5). (Bhargav et al., 2008). Fermentasi
dengan menghasilkan CO2 dan H2O (3).
substrat padat atau Solid State Fermen-
Fungi Phanerochaete chrysosporium dan
tation (SSF) didefinisikan sebagai proses
ganoderma lucidum dianggap baik karena
fermentasi
memiliki kemampuan lignolitik, yakni mampu
tumbuh dalam material padat tanpa adanya
menghasilkan enzim lignin peroksidase (LiP)
air bebas.
dan mangan peroksidase (MnP) yang dapat
oleh
mikroorganisme
yang
Iradiasi gamma dosis rendah ber-
mendegradasi lignin. Karena lignin merupa-
pengaruh
kan
enzim oleh mikroba (6,7). Trichoderma
22
senyawa
yang
heterogen
dengan
terhadap
percepatan
aktivitas
Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Kemampuan Degradasi Lignin Phanerochaete Chrysosporium dan Ganoderma Lucidum (Tri Retno D.L.)
harzinum,
trichoderma
dan
viridie
trichoderma knongii yang diiradiasi gamma
ISSN 1411 – 3481
2.2. Tata Kerja 2.2.1 Preparasi Kultur Fungi.
pada dosis 500 Gray dapat memproduksi exo-enzim
yang
sangat
aktif
sehingga
Medium Dasar yang digunakan terdiri dari
larutan
garam
mineral.
Komposisi
mampu menurunkan pertumbuhan fungi
medium dasar dalam 1 liter aquades terdiri
patogen dengan prosentase tertinggi (8).
dari 1g MgSO47H2O; 1,5g KH2PO4; 0,2g
Penelitian ini bertujuan untuk me-
CaCl2.2H2O;
0,2g
FeSO4.
7H2O;
0,2g
ngetahui pengaruh iradiasi sinar gamma
MnSO4; 2g yeast ekstrak. Komposisi Media
dosis rendah (0, 200 Gy, 400 Gy, 600 Gy,
dasar dimodifikasi dari Pointing (1999) (9).
800 Gy dan 1000 Gy) terhadap kinerja
Medium Lignin Agar (LA) adalah
aktivitas enzim LiP yang dihasilkan oleh
medium yang mengandung medium dasar
fungi P.chrysosporium dan G.lucidum. pada
sebanyak 1 liter 16 g agar, lignin alkali
substrat serbuk kayu jati putih (Gmelina
(Sigma)
arborea
dengan
Roxb.)
menggunakan
metode SSF pada kondisi optimal
0,25
%
(w/v)
dan
100
mg
chloramphenicol. Medium dimodifikasi dari Marginingrum (2001) (10). Isolat fungi P. chrysosprorium, dan G.
2. BAHAN DAN METODE
lucidum ditumbuhkan pada tabung reaksi
2.1. Bahan dan Alat.
yang berisi 25 mL medium PDA (Slent/
Bahan utama yang digunakan adalah
miring). Kemudian diinkubasi 3-7 hari pada
kultur Phanerochaete chrysosprorium, dan
suhu 28 - 30 C. di tempat gelap. Viabilitas
Ganoderma sp. hasil biakan Laboratorium
dan pertumbuhan fungi diamati.
0
Biologi Universitas Nusa Bangsa (UNB) Bogor, LA (Lignin-Alkali), serbuk kayu jati putih
(Gmelina
arborea
Roxb.)
Perkembangbiakan
Phanerochaete
KH2PO4,
chrysosprorium, dan Ganoderma sp yang
FeSO4.7H2O,
berumur 3 - 7 hari tersebut kemudian
Yeast ekstrak, alkohol 70 %, MnSO4, H2O2,
diiradiasi sinar Gamma isotop Cobalt-60
veratryl alcohol, aquades, aluminium foil,
dalam gamma chamber 4000 A dengan laju
kapas dan kertas label.
dosis 2,1 kGy/jam. Dosis iradiasi yang
Dextrose
(PDA),
Potato
2.2.2 Iradiasi Fungi
Agar
MgSO4.7H2O,
CaCl2.2H2O,
Alat yang digunakan antara lain:
digunakan adalah 0 Gy (kontrol, tanpa
autoclave, oven, laminar air flow, timbangan
iradiasi); 200 Gy; 400 Gy; 600 Gy; 800 Gy
digital,
dan 1000 Gy.
inkubator,
rotary
shaker, kertas
saring Whatmann no.1, spektrofotometer tipe 20 D, magnetic stirrer, ose, hand sprayer, Bunsen, petri disk, sumber isotop
2.2.3 Pertumbuhan dan Aktivitas Lignin Peroksidase Fungi Dalam Lignin Alkali
Cobalt-60 dalam gamma chamber 4000A dengan
laju
dosis
peralatan gelas lainnya.
2,1
kGy/jam,
dan
Disiapkan botol yang berukuran 250 mL kemudian ditambahkan 30 ml larutan nutrisi dan garam mineral, ditambahkan 23
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 17, No 1, Februari 2016; 21-36
ISSN 1411 - 3481
Lignin Alkali (sigma) 0,1%. Setiap liter
0,2 g MgSO4.7H2O. Akuades di-tambahkan
larutan
ke
nutrisi
dan
garam
mineral
dalam
substrat
sehingga
diperoleh
mengandung 24g PDB, 1g (NH4)2SO4, 0,5g
perbandingan substrat dan cairan sekitar 1 :
KH2PO4,
0,2g
2,5 atau kadar kelembaban sekitar 89,5 %
MgSO4.7H2O. Semua medium SmF disteril-
(12). Ke dalam substrat steril diinokulasi
kan dengan autoklaf pada 121 ºC selama
kultur
2x15 menit kemudian didinginkan. Ke dalam
chrysosporium dan Ganoderma, sp sesuai
30 mL medium SmF steril diinokulasi 1 mL
dengan perlakuan pada rancangan pe-
kultur
nelitian. Inokulasi kultur cair fungi dengan
0,5g
cair
K2HPO4
fungi
dan
Phanerochaete
chrysosporium dan Ganoderma, sp dengan kerapatan
masing-masing
spora/mL,
kemudian
sekitar
diinkubasi
10
6
dalam
cair
fungi
Phanerochaete
kerapatan masing - masing sekitar 1 0 spora/mL
dilakukan
secara
aseptik
6
di
dalam laminar air flow. Substrat yang tidak
shaker mekanis pada 75 rpm dan suhu
diinokulasi
kultur
cair
fungi
digunakan
ruang 28 - 32 ºC selama 4 hari
sebagai kontrol. Semua substrat dalam plastic ditutup rapat dan diinkubasi di ruang
2.2.4 Uji Aktivitas Peroksidase
Enzim
Lignin
gelap (tanpa pencahayaan) pada 28 - 32 ºC selama 12 hari. Pengukuran parameter
Sebanyak 0,2 mL filtrat enzim, 0,05
pH, bobot
mL H2O2 5 mM; 0,1 mL veratril alcohol 8
biomassa mikroba dan aktivitas enzim LiP
mM; 0,2 mL buffer asetat 0,05 M pH 3 dan
dilakukan pada hari ke-4 masa pertumbuhan
0,45 mL akuades dimasukkan ke dalam
kedua fungi tersebut. Sedangkan pengukur-
tabung
(11).
an parameter pH, kadar air dan kadar bahan
Larutan tersebut dibaca absorbansinya pada
organik dilakukan pada hari ke-0, 4, 8 dan
panjang gelombang 310 nm pada interval
12
waktu 0 dan 10 menit. Satu unit aktivitas
Evaluasi kadar lignin, selulosa, hemiselulosa,
enzim LiP didefinisikan sebagai jumlah
zat ekstratif, kadar abu dan efisiensi de-
enzim yang menyebabkan pengubahan 1
gradasi lignin dilakukan pada awal dan akhir
reaksi
kemudian
dikocok
-6
mikromol (1 µmol = 10 ) mol veratril alkohol
selama
proses
SSF
berlangsung.
proses SSF (hari ke-12).
per menit. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.5 Fermentasi Substrat Padat Serbuk Kayu jati putih
3.1. Pertumbuhan Fungi. 3.1.1 Nilai pH
Sebanyak 5g (berat kering) substrat
Laju pertumbuhan mikroba selama
serbuk kayu jati putih dimasukkan ke dalam
proses kultivasi maupun pada proses SSF
plastik ditambahkan 10 mL larutan nutrisi
dipengaruhi nilai pH substrat. Nilai pH
dan garam mineral. Setiap liter larutan
bergantung pada jenis substrat dan mikro-
nutrisi dan garam mineral mengandung 1g
organisme yang digunakan. Pertumbuhan
(NH4)2SO4, 0,5g KH2PO4, 0,5g K2HPO4 dan
fungi P.chrysosporium berada pada kisaran
24
Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Kemampuan Degradasi Lignin Phanerochaete Chrysosporium dan Ganoderma Lucidum (Tri Retno D.L.)
ISSN 1411 – 3481
pH 3.8 - 5.7 pada waktu optimal 4 hari. Nilai
mengakibatkan
enzim
terdenaturasi
pH tersebut masih dalam rentang pH per-
sehingga sisi aktif enzim terganggu (14).
tumbuhan bagi P. chrysosporium yaitu pada
Perubahan nilai pH disebabkan oleh
pH 4 – 7. Sedangkan, G.lucidium tumbuh
adanya perubahan dalam kesetimbangan
pada pH kisaran 4.5-5.3. Rentang pH untuk
ion hidrogen karena pengaruh pembentukan
pertumbuhan fungi pada umumnya akan
produk, pengambilan nutrien, reaksi oksidasi
tumbuh pada kisaran pH yang cukup luas
reduksi serta perubahan kapasitas buffer.
yaitu antara 4,5 - 8,0 (13). Nilai pH juga
Penurunan
merupakan faktor yang mempengaruhi kerja
pembentukan asam - asam organik seperti
enzim. Kondisi pH yang optimum akan
asam piruvat dan asam laktat. Kenaikan pH
membantu enzim untuk mengkatalis suatu
disebabkan oleh dilepaskan-nya amonia
reaksi dengan baik. Enzim tidak dapat
sebagai hasil metabolisme ammonium sulfat
bekerja pada pH yang terlalu rendah atau
dan adanya proses deaminasi substrat
pH
protein dalam medium (15).
yang
terlalu
tinggi
karena
akan
pH
disebabkan
adanya
Gambar 1. Pengaruh radiasi gamma terhadap nilai pH selama pertumbuhan fungi.
Gambar 2. Pengaruh radiasi gamma terhadap bobot biomassa fungi.
25
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 17, No 1, Februari 2016; 21-36
ISSN 1411 - 3481
3.1.2 Bobot Biomassa Mikroba
dapat berkembang dengan cepat tanpa
Bobot biomassa fungi ditentukan me-lalui
lignin. Pertumbuhan biomassa fungi akan
proses pemisahan antara fungi dengan
mengalami penurunan jika banyak fungi
substratnya. Pertumbuhan fungi dapat di-
yang mati. Hal ini disebabkan karena
tandai dengan peningkatan jumlah dan
habisnya nutrisi yang terkandung dalam
massa
medium sehingga menyebabkan beberapa
sel
sedangkan
kecepatan
per-
tumbuhan tergantung pada lingkungan fisik
sel
dan kimianya.
sebelumnya menunjukan bahwa pengaruh
Gambar 2. menunjukkan pe-ngaruh
fungi
iradiasi
mati
gamma
P.sajor-caju
pertumbuhan fungi P. chrysosporium dan G.
pada
lucidum dengan maupun tanpa substrat
miselium
lignin alkali pada hari ke-4. Peningkatan
meningkat (17).
radiasi
sinar
gamma
fungi
pertumbuhan
penurunan
bertahap
diameter
cakram
pertumbuhan karena
penelitian
dosis
radiasi
gamma
Hal ini mungkin dasar penjelasan
dapat
bahwa variasi dosis radiasi gamma dapat
menurunkan jumlah mikroorganisme. Pertumbuhan
Hasil
terhadap
terjadi
radiasi sinar gamma terhadap bio-massa
dosis
(16).
berlangsung
merusak
sel
DNA,
sehingga
secara
dengan memanfaatkan nutrien yang ter-
bersamaan dibutuhkan perbaikan DNA dari
dapat dalam medium fermentasi sekaligus
sejumlah
mengeluarkan produk-produk metabolisme.
integritas
Gambar 2 menunjukkan bahwa bobot bio-
chrysosporium dan G. lucidum pada dosis
massa pada masing - masing dosis berbeda,
iradiasi yang diberikan tumbuh dengan baik
pada dosis 0 Gy atau tanpa iradiasi bio-
pada
massa yang dihasilkan kecil tetapi pada
chrysosporium optimal pada dosis 600 Gy
fungi
biomassa
sedangkan pertumbuhan G. lucidum optimal
mengalami peningkatan tetapi ada juga
pada dosis 800 Gy. Iradiasi Gamma dosis
yang menurun Perlakuan dengan Lignin
rendah
Alkali (Sigma) pada G. lucidum menghasil-
ningkatkan
kan biomassa sebesar 3,1 mg/ml lebih tinggi
organisme dengan baik yang penting untuk
dibandingkan tanpa menggunakan Lignin
melakukan biodegradasi(18).
yang
telah
di
iradiasi
enzim
untuk
genomik.
dosis
Pertumbuhan
rendah.
dapat
mengembalikan
Pertumbuh-an
digunakan
kinerja
P.
untuk
pertumbuhan
P.
memikro-
Alkali (Sigma) sebesar 2,3 mg/ml. Hal ini disebabkan nutrisi yang terkandung pada
3.1.3 Aktivitas enzim LiP
lignin alkali lebih optimal sebagai medium
Dosis optimum radiasi sinar gamma
pertumbuhan fungi G. lucidum. Sedangkan
ditentukan melalui pengujian aktivitas enzim
perlakuan dengan lignin alkali pada fungi
LiP.
P.chrysosporium
tidak
memberikan
pe-
Aktivitas
Phanerochaete
enzim
LiP
pada
chrysosporium
dan
ngaruh yang signifikan karena nutrisi yang
Ganoderma lucidum dengan dosis iradiasi 0,
ada pada substrat dapat bersaing dengan
200, 400, 600, 800 dan 1000 Gy dapat
nutrisi dalam lignin alkali, sehingga fungi
dilihat pada Gambar 3.
26
Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Kemampuan Degradasi Lignin Phanerochaete Chrysosporium dan Ganoderma Lucidum (Tri Retno D.L.)
ISSN 1411 – 3481
Gambar 3. Pengaruh radiasi gamma terhadap aktivitas LiP fungi.
Grafik
kelangsungan
hidup
spora
teroksidasi jika di dalam campuran inkubasi
Phanerochaete chrysosporium menunjukkan
terdapat veratril alkohol (21). H2O2 dan
kenaikan viabilitas karena radiasi yang
veratril alkohol merupakan mediator dalam
menstimulasi
proses biodelignifikasi (22).
germinasi
(19).
Hasil
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
Interaksi sinar gamma dengan suatu
radiasi gamma dapat mengubah struktur
sel akan menghasilkan radikal bebas atau
genom. Kerusakan untaian ganda genom
spesi oksigen reaktif di antaranya adalah
lebih
radikal superoksida (O ), radikal hidroksil
efektif
menggunakan
perpindahan
-2
energi cahaya tinggi dari pada perpindahan
(OH·),
energi rendah (20).
Radikal bebas tersebut dapat menggangu
dan
hidrogen
peroksida
(H2O2).
Dalam kemampuannya mendegradasi
struktur dan fungsi dari komponen sel
lignin, enzim peroksidase terlebih dahulu
sehingga memicu terjadinya stres oksidatif.
dioksidasi oleh H2O2, yang juga dihasilkan
Sebagai akibat dari stress yang ditimbulkan,
oleh fungi, untuk membentuk zat antara. Zat
sel
ini
sebuah
mekanisme proteksi untuk melawan efek
elektron dan membentuk zat kedua yang
oksigen reaktif dengan menghasilkan enzim
bersifat
kedua
yang lebih banyak (23). Lydia et al., 1994,
mengoksidasi substrat berikutnya dengan
juga menyatakan bahwa mutasi akibat
satu
radiasi
selanjutnya
radikal.
elektron
direduksi
oleh
Selanjutnya
sehingga
zat
siklus
katalitis
tersebut
akan
menyebabkan
mengembangkan
fungi
terstimulasi
tersebut lengkap. Senyawa veratril alkohol
kemudian memperbaiki bagian terinduksi
merupakan metabolit sekunder yang juga
untuk
dihasilkan oleh jamur. Ditemukan bahwa
banyak daripada sebelum diradiasi (24).
menghasilkan
enzim
yang
lebih
beberapa substrat tertentu yang tidak dapat
Analisa aktivitas enzim Lignin Per-
dioksidasi oleh lignin peroksidase akan
oksida (LiP) dilakukan dengan cara metode 27
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 17, No 1, Februari 2016; 21-36
ISSN 1411 - 3481
Sub-merged Fermentation dengan beda
menggunakan
perlakuan dalam waktu 4 hari. LiP adalah
Aktivitas enzim LiP pada G.lucidum lebih
enzim
yang
tinggi dengan menggunakan lignin alkali
aktivitasnya bergantung pada H2O2 (25).
(Sigma) dibandingkan dengan mengguna-
Dalam metabolismenya, fungi pelapuk putih
kan substrat serbuk kayu dengan nilai 34
ini memproduksi suatu zat dengan berat
U/ml pada dosis 800 Gy. Aktivitas enzim LiP
molekul rendah yang merupakan kofaktor
pada P. chrysosporium menggunakan lignin
atau mediator bagi kerja enzim. Mediator ini
alkali (Sigma) mencapai 30 U/ml pada dosis
bersama sama dengan enzim lignin per-
600 Gy. Pada P. chrysosporium kenaikan-
oksidase akan berfungsi aktif dalam pen-
nya terlihat tidak signifikan tetapi pada dosis
degradasian lignin. Mediator yang dibutuh-
yang optimal P. chrysosporium lebih tinggi
kan oleh enzim lignin peroksidase adalah
aktivitas
veratryl alkohol dan hidrogen peroksida
lucidum. Hasil yang diperoleh menunjukkan
(H2O2).
berfungsi
bahwa aktivitas LiP mengguna-kan lignin
sebagai reduktor yang akan mengoksidasi
alkali (sigma) lebih tinggi dari pada substrat
enzim pada keadaan awal (restyng enzyme)
serbuk kayu, karena lignin alkali (sigma)
dengan dua elektron membentuk senyawa
mengandung
intermediet
penambahan
Aktivitas enzim LiP tertinggi di-tunjukan oleh
veratril alcohol berfungsi sebagai mediator
G.lucidum, aktivitas enzim ini memang lebih
dalam reaksi redoks untuk menstimulasi
tinggi
oksidasi LiP pada substrat limbah organik
chrysosporium (27).
peroksidase
ekstraseluler
Penambahan
I.
H2O2
Sedangkan
substrat
LiP
serbuk
dibandingkan
banyak
daripada
dengan
sumber
aktivitas
kayu.
G.
karbon.
enzim
P.
lignoselulosa (26). Dengan penambahan veratril alcohol sebagai kosubstrat, maka ko-
3.2 Proses SSF(Solid State Fermentation)
substrat ini akan dioksidasi oleh peroksida
3.2.1 Nilai pH Nilai
menjadi suatu kation radikal yang kemudian
pH
merupakan
salah
satu
Pada penambahan
parameter yang mempengaruhi pertumbuh-
buffer asetat ber-fungsi sebagai larutan
an fungi dan proses fermentasi. Perubahan
penyangga untuk mempertahankan pH pada
pH selama proses fermentasi pada P.
saat terjadinya reaksi enzimatis, pada pH 3
chrysosporium ditunjukkan pada Gambar 4.
yang
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
mendegradasi lignin.
me-rupakan
pH
optimum
untuk
menghasilkan aktifitas LiP yang maksimum.
pH
Pengukuran dilakukan dengan spektrofoto-
fermentasi memiliki nilai yang fluktuatif. Nilai
meter pada panjang gelombang 310 nm
pH yang dihasilkan berada pada kisaran 5,9
karena
sampai 7,8.
jumlah
terbentuk
dapat
gelombang
veratryl dibaca
tersebut.
aldehid pada
Pada
yang
P.
3
selama
proses
Rentang nilai pH tersebut masih
panjang
Gambar
chrysosporium
dalam
rentang
pH
pertumbuhan
yang
menunjukkan bahwa aktivitas enzim LiP
optimum bagi P. chrysosporium yaitu pada
menggunakan substrat lignin alkali lebih
pH 4 - 7 (13).
tinggi 28
dibandingkan
dengan
yang
Perubahan nilai pH pada G. lucidum
Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Kemampuan Degradasi Lignin Phanerochaete Chrysosporium dan Ganoderma Lucidum (Tri Retno D.L.)
ISSN 1411 – 3481
selama proses fermentasi dapat dilihat juga
ambilan nutrien, reaksi oksidasi reduksi
pada Gambar 5. Nilai pH pada G. lucidum
serta perubahan dalam kapasitas buffer.
selama proses fermentasi memiliki perubah-
Penurunan pH disebabkan karena adanya
an nilai yang cukup signifikan.
pembentukan asam-asam organik seperti asam piruvat dan asam laktat.
3.2.2 Kadar air Berdasarkan hasil penelitian, kadar air
substrat
P.chrysosporium
serbuk
kayu
selama
pada
fermentasi
mengalami peningkatan pada hari ke-4. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 6. Pada hari ke-4 semua perlakuan mengalami Gambar 4. Nilai pH pada P. Chrysosporium fermentasi 12 hari.
kenaikan dan mempunyai kadar air yang tinggi hingga mendekati 100 % untuk P. chrysosporium
yang
tidak
diiradiasi,
diiradiasi dengan dosis 600 Gy, dan 800 Gy. Pada hari ke-8 dan ke-12 juga tidak ada perbedaan pada masing-masing dosis.
Gambar 5. Nilai pH pada G.lucidum selama fermentasi 12 hari.
Nilai pH G. lucidum selama proses fermentasi berada pada kisaran 5,7 sampai 7,6. Pada Gambar 4 dan Gambar 5 perubahan nilai pH yang baik antara kedua fungi terlihat di hari ke 4 karena pada hari ke 5 nilai pH kedua fungi sudah sebagian meningkat. Perubahan nilai pH disebabkan oleh adanya perubahan dalam kesetimbangan ion hidrogen yang mungkin terjadi karena pengaruh
pembentukan
produk,
peng-
Gambar 6. Kadar air pada P.chrysosporium.
Kadar air pada G. lucidum juga mengalami peningkatan pada hari ke-4 tampak pada Gambar 7. Kadar air G. lucidum pada hari ke-4 semua dosis mengalami peningkatan, tetapi pada hari ke-8 beberapa dosis mengalami kenaikan juga, yaitu pada G .lucidum tanpa iradiasi, 200 Gy, 400 Gy, dan 1000 Gy. Pada hari ke-12 semua dosis 29
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 17, No 1, Februari 2016; 21-36
ISSN 1411 - 3481
Kadar air yang berada di bawah level
mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada hari ke-4 ada perbedaan dari masing -
kritis,
aktivitas
masing dosis yang cukup signifikan dan
sementara kadar air yang terlalu tinggi akan
pada hari ke-8 perbedaan yang didapatkan
menghambat
tidak terlalu signifikan dan pada hari ke-12
substrat. Kadar air substrat yang terlalu
juga ada perbedaan pada masing-masing
tinggi
dosis yang cukup signifikan.
menyebabkan udara yang terdapat pada
pada
mikroba
pergerakan
fermentasi
akan
udara
media
turun,
dalam
padat
pori-pori subtrat digantikan oleh air, tercipta kondisi anaerob, mengurangi difusi oksigen dan penurunan dekomposisi substrat (30).
3.2.3 Kadar Lignoselulosa Kandungan lignoselulosa pada kayu terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstratif. Perubahan kandungan lignin pada substrat terjadi karena perombakan struktur lignin menjadi komponen yang lebih sederhana. Penurunan kadar lignin diikuti
Gambar 7. Kadar air pada G.lucidum.
dengan meningkatnya kadar selulosa pada Pada proses fermentasi, kadar air berfungsi untuk proses transport nutrien dan produk-produk metabolit melalui membran sel (28). Peningkatan kadar air yang terjadi
substrat. Tabel 1 menunjukkan kadar lignoselulosa dari substrat kayu dalam proses SSF selama 12 hari menggunakan fungi P. chrysosporium.
di-sebabkan karena semakin lama waktu fermentasi, aktivitas P. chrysosporium dan G. lucidum juga semakin meningkat.
Tabel 1. Kadar lignoselulosa proses SSF selama 12hari pada P.chrysosporium
Hal ini terjadi karena pada proses fermentasi terjadi perombakan karbohidrat menjadi
gula-gula
sederhana
yang
kemudian diubah menjadi energi dengan hasil sampingan berupa metabolit, alkohol, asam, karbondioksida (CO2) dan air (H2O) sehingga akan meningkatkan kadar air pada bahan kering (29). Hal tersebut
Hasilnya
menunjukkan
bahwa
P.
chrysosporium yang distimulasi radiasi sinar menunjukkan bahwa
gamma dengan dosis 600 Gy memberikan
kadar air yang tinggi disebabkan karena
penurunan lignin optimal se-besar 18,3 %
semakin lama proses fermentasi maka
dan peningkatan selulosa mencapai 52,2 %.,
perubahan glukosa menjadi CO2 dan H2O
kadar hemiselulosa sebesar 17 % dan zat
semakin tinggi.
ekstratif sebesar 12,4 %.
30
Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Kemampuan Degradasi Lignin Phanerochaete Chrysosporium dan Ganoderma Lucidum (Tri Retno D.L.)
Tabel. 2 menunjukkan kadar lignoselulosa dari substrat kayu dalam proses
ISSN 1411 – 3481
dahulu
diikuti
dengan
perombakan
hemiselulosa dan selulosa (32).
SSF selama 12 hari menggunakan fungi G.
Zat ekstratif terbentuk dari senyawa-
lucidum. Hasilnya menunjukkan bahwa G.
senyawa ekstraseluler dan berat molekul
yang
sinar
rendah, dan kandungan ekstratif dalam kayu
gamma dengan dosis 800 Gy memberikan
umumnya kurang dari 10 %. Perubahan
penurunan lignin optimal sebesar 24,9 %
kadar zat ekstraktif pada susbtrat kayu
dan peningkatan selulosa mencapai 52,3 %,
diduga karena adanya penguapan za-zat
kadar hemi-selulosa sebesar 14,5 % dan zat
ekstraktif yang bersifat volatil pada suhu
ekstratif sebesar 8,1 %.
fermentasi. Selain itu juga karena jenis
lucidum
distimulasi
radiasi
Tabel 2. Kadar lignoselulosa selama 12 hari pada G.lucidum
proses
SSF
ekstraktif pada kayu jati yang bersifat racun terhadap
mikroorganisme,
menyebabkan
fungi Phanerochaete chrysosporium tidak tumbuh dengan baik di media serbuk kayu jati (33).
3.2.4 Degradasi Lignin Proses degradasi lignin dipengaruhi Perombakan komponen lignoselulosa
oleh pertumbuhan fungi P. chrysosporium
oleh fungi P. chrysosporium dan G. lucidum
dan G. lucidum dalam memproduksi enzim
menghasilkan enzim lignolitik yang diguna-
LiP
kan untuk mendegradasi lignin.
Degradasi lignin merupakan reaksi spontan
yang
dapat
mendegradasi
lignin.
Hasil perombakan komponen ligno-
upaya memenuhi kebutuhan nutrien untuk
selulosa ini akan dimanfaatkan oleh fungi
pertumbuhan. Hasil perombakan komponen
untuk
akan
lignoselulosa ini akan dimanfaatkan oleh
dan
fungi untuk pertumbuhan yang berarti akan
per-tumbuhan
menekan
proses
yang berarti
degradasi
lignin
aktivitas degradasi akan terjadi kembali jika
menekan
ke-tersediaan nutrien dalam media ber-
aktivitas degradasi akan terjadi kembali jika
kurang.
ketersediaan nutrien dalam media ber-
Degradasi
lignin
akan
membuka
akses untuk perombakan selulosa dan
proses
degradasi
lignin
dan
kurang. Perombakan kandungan lignin oleh
dan
fungi pelapuk putih akan melibatkan kerja
demineral-isasi lignin oleh fungi menjadi
enzim ligninolitik yang akan menguraikan
CO2
penurunan
lignin menjadi karbondioksida (CO2), enzim
kandungan lignin substrat. P. chrysosporium
tersebut adalah lignin peroksidase dan
dan G. lucidum mempunyai kemampuan
mangan peroksidase (34). Enzim ligninolitik
untuk men-degradasi lignoselulosa secara
ini bekerja aktif dengan adanya oksigen,
selektif dengan mendegradasi lignin lebih
kunci reaksi degradasi lignin oleh fungi
hemi-selulosa
dan
air
(31).
Depolimerisasi
menyebabkan
31
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 17, No 1, Februari 2016; 21-36
pelapuk
putih
adalah
biokatalis
enzim
ISSN 1411 - 3481
inkubasi selama 30 hari dengan substrat
ligninase yang mengkatalis oksidasi cincin
batang
jagung
(21).
Waktu
fermentasi
aromatik lignin untuk melepas ikatan-ikatan
berpengaruh terhadap efisiensi degradasi
pada cincin aromatiknya dan membentuk
lignin. Dosis yang paling optimal dalam
radikal-radikal kation. Kemudian radikal-
mendegradasi lignin pada G.lucidum berada
radikal tersebut menjalani reaksi spontan
pada rentang dosis 400 Gy - 800 Gy. Pada
membawa kearah degradasi lignin, sebagi-
rentang dosis optimal tersebut G. lucidum
an radikal memecah ikatan intramolekul
mampu mendegradasi lignin hingga 21 %
lignin dan sebagian lagi memecah cincin
pada dosis 800 Gy lebih rendah jika di-
aromatik (35).
bandingkan dengan kemampuan degradasi lignin P. chrysosporium. Dilihat degradasi
dari
lignin
kemampuan
terhadap
men-
kedua
fungi
pelapuk putih tersebut P. chrysosporium lebih
baik
dalam
men-degradasi
lignin
dibandingkan dengan G. lucidum yang menpunyai
kemampuan
dalam
men-
degradasi lignin juga tetapi tidak mengalami peningkatan atau kenaikan yang signifikan terhadap setiap dosisnya.
Gambar 8. Dosis radiasi vs degradasi lignin.
4. KESIMPULAN Perlakuan
Gambar 8 menunjukkan pengaruh
rendah
mampu
iradiasi
gamma
meningkatkan
dosis
aktivitas
radiasi sinar gamma terhadap efisiensi de-
enzim LiP dari P. chrysosporium dan G.
gradasi lignin dari fungi P. chrysosporium
lucidum.
dan G. lucidum pada proses SSF selama 12
diradiasi dengan dosis 600 Gy memberikan
hari menggunakan substrat serbuk kayu jati
aktivitas enzim LiP optimal sebesar 30 U/ml
putih. Aktivitas fungi P.chrysosporium pada
sedangkan aktivitas enzim LiP yang dihasil-
dosis 600 Gy menghasilkan kemampuan
kan G. lucidum pada dosis optimal 800 Gy
degradasi lignin optimal sebesar 42 %. Pada
adalah 34 U/ml. Kemampuan degradasi
penelitian yang sebelumnya menyatakan
lignin fungi P. chrysosporium sebesar 42 %
bahwa degradasi lignin tongkol kapas yang
pada dosis 600 Gy lebih tinggi dibandingkan
difermentasi dengan P.chrysosporium se-
dengan degradasi lignin dari G. lucidum
besar 21 % setelah difermentasi selama 4 -
sebesar 21 % pada dosis 800 Gy.
Fungi
P.
chrysosporium
yang
10 hari. Sedangkan, hasil penelitian Fadilah et al., (2008) yang menggunakan fungi pelapuk
5. UCAPAN TERIMA KASIH
mampu
Ucapan terima kasih kami sampaikan
mendegradasi lignin mencapai 81,4 % pada
kepada Srikandi S.Si., M.Si., dari Fakultas
32
putih
P.chrysosporium
Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Kemampuan Degradasi Lignin Phanerochaete Chrysosporium dan Ganoderma Lucidum (Tri Retno D.L.)
ISSN 1411 – 3481
ISSN 2311-5637).
MIPA Universitas Nusa Bangsa Bogor serta Arief Adhari, AMd., dan Marwadi yang telah
6.
Desai AS and Rao S. Effect of gamma
membantu sehingga penelitian dapat di-
radiation on germination and
selesaikan tepat pada waktunya.
physiological aspects of pigeon pea (cajanus cajan (l.) millsp) seedlings.
6. DAFTAR PUSTAKA
Intern. Journ. of Research in
1.
BPPT Kelompok Teknologi
App.,Natural and Social Sciences 2014;
Pengelolaan Air bersih dan limbah cair.
2(6):47-52.
Petunjuk Teknik Penanganan Limbah
2.
Ibrahum GM, Helal IMM and Kassem
www.kelair.bppt.go.id/ Publikasi/ Buku
BW. Exposing of trichodermaspp. to
PetnisLimbLH/ 06KAYU.pdf. 159-168.
gamma radiation for stimulating its
Dashtban H, Schraft H, Syed TA , Qin
pesticide biodegradation activity, J.
W. Fungal biodegradation and
Rad. Res. Appl. Sci 2012; 5(2):440-
enzymatic modification of lignin. Int.
454. Ahmed AS, Farag SS, Hassan IA and Botros HW. Production of gluconic acid
Sasikumar V, Priya V, C. Shiv Shankar
by using some irradiated
and D. Sathiah Sekar. Isolation and
microorganisms,Journal of Radiation
Preliminary screening of lignin
Research and App. Scien. 2015; 8: 374
degrading microbes (On line), Journal
– 380. 9.
Pointing SB. Qualitative methods for
2014; 3: 291-294.
the determination of lignocellulotik
Busse N, Wagner D, Kraume M and
enzyme production by tropical fungi.
Czermak P. Reaction Kinetic of
Juornal Fungal Diversity 1999;2: 17-33.
Versatile Peroxidase for the
5.
8.
2010;1(1):36-50.
of Academia and Industrial Research
4.
Afify AEMR, Abo-El-Seoud M,
Lingkungan Hidup 2012.
Journ. Biochem. Mol. Biol.
3.
7.
10. Marginingrum D. dan Karningsih N.
degradation of lignin compounds,
Studi Degradasi lignin ekstraktif
American Journal of Biochesmistry and
menggunakan bakteri serratia
Biotechnology, Science Publication
marcescens dengan menggunakan
2013;9 (4):365-394.
metode reaktor batch. Prosiding
(http://www.thescipub.com/ajbb.toc)
Seminar Nasional Kimia Pusat
McKinney K, Combs J, Becker P,
Penelitian Geoteknologi LIPI.
Humphries A, Filer K and Vriesekoop F.
Surakarta: 2001:149-157.
Optimization of phytase production from
11. Bonnen A M, Anton LH, & Orth AB.
escherichia coli by altering solid-state
Lignin degrading enzymes of the
fermentation conditions, Fermentation
commercial button mushroom, agaricus
2015;1: 13-23.
bisporus. Appl. Environ. Microbiol 1994;
(doi: 10.3390/ fermentation 1010013,
60:960-965.
33
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 17, No 1, Februari 2016; 21-36
12. Pensupa N, Jin M, Kokolski M dan
19. Piri I, Babayan M, Tavassoli A and
Archer, DB. A Solid state fungal
Javaheri M . The use of gamma
fermentation based strategy for the
irradiation in agriculture, African
hydrolysis of wheat straw.J.Bioresource
Journal of Micro. Reserch 2011;5
Technology. 2013;149:261-267.
(32):5806–5811.
13. Pal S and Vimala Y. Bioremediation of
20. Rastogi RP, Richa, Kumar A,Tyagi MB,
chromium from fortified solutions by
and Sinha RP. Molecular mechanisms
phanerochaete chrysosporium (MTCC
of ultraviolet radiation-Induced DNA
787). J.Bioremed. and Biodegrad 2011;
damage and repair, Journal of Nucleic
2 :5, http://dx.doi.org/ 10.4172/2155-
Acids 2010;10:1-32, Article ID 592980,
6199.1000127.
doi:10.4061/2010/592980.
14. Safaria S, Idiawati N dan Zaharah T A.
21. Fadilah, Sperisa D, Enny Kris A, Arif J.
Efektivitas campuran enzim selulase
Biodelignifikasi batang jagung dengan
dari aspergillus niger dan trichoderma
jamur pelapuk putih phanerochaete
reesei dalam menghidrolisis substrat
crysosporium. Ekuilibrium, 2008; 7 (1):
sabut kelapa. Jurnal Kimia dan
7-11.
Kemasan. 2013; 2(1): 46-51. 15. Ali SS and Vidhale NN. Protease
22. Irshad M and Asgher M. Production and optimization of ligninolytic enzymes
production by pusarium oxysporum in
by white rot fungus Schizophyllum
solid- state fermentation using rice bran,
commune IBL-06 in solid state medium
American Journal of Microbiological
banana stalks, African Journal of
Research 20131; 3: 45-47.
Biotechnology , 2011;10(79):18234-
16. Sivaramanan, S. Isolation of Cellulolytic Fungi and their degradation on cellulosic agricultural wastes.
18242, DOI: 10.5897/AJB11.2242 ISSN 1684–5315. 23. Sreedhar M, chaturvedi A., Aparna M.
Journal of Academia and Industrial
Kumar PD, Singhai RK. and Babu V.
Research (JAIR) 2014; 2: 458-463.
Influence of γ-radiation stress on
17. Abo-State MAM, Khatab O, Abo-El
scavenging enzymes activity and cell
Nasar A and Mahmoud B. Factors
ultra structure in groundnut (Arachis
affecting laccase production by
hypogaea L.). Applied Science
pleurotus ostreatus and pleuratus
Resource, 2013; 4 (2):35 – 44.
sajor-caju. World applied Sciences Journal 2011;14 (11) : 1607 – 1619. 18. Afify Abd El-Moneim MR, Mohamed A
24. Zia MA, Rasul S and Iftikhar T. Effect of gamma irradiation on aspergillus niger for enhanced production of
Abo-El-Seoud, Ghada M Ibrahim and
glucose oxidase, Pakistan Journ. Bot
Bassam W Kassem. Stimulating of
2012; 44(5): 1575-1580.
biodegradation of oxamyl pesticide by
34
ISSN 1411 - 3481
25. Ima, Ilmi M dan Nengah, Kuswytasari
low dose gamma irradiated fungi. J
D. Aktifitas enzim lignin peroksidase
Plant Pathol Microb 2013;4 (9):1-5
oleh gliomastix sp. T3.7 pada Limbah
Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Kemampuan Degradasi Lignin Phanerochaete Chrysosporium dan Ganoderma Lucidum (Tri Retno D.L.)
bonggol jagung dengan berbagai pH
ISSN 1411 – 3481
31. Zeng G, Yu M, Chen Y, Huang D,
dan suhu. Institut Teknologi Sepuluh
Zhang J, Huang H, Jiang R. and Yu Z.
Nopember (ITS). Jurnal Sains dan Seni
Effects of Inoculation with P.
POMITS 2013; 2(1): 2337-3520.
chrysosporium at various time points on enzyme activities during agricultural
26. Mehboob N, Asad MJ, Imran M, Gulfraz Watoo FH , Hadri SH and
waste composting. Biores. Technol
Asghar M. Production of lignin
2010; 101: 222 – 227.
peroxidase by ganoderma leucidum
32. Batool S, Asgher M, Sheikh MA and
using solid state fermentation, African
Rahman SU. Optimization of physical
Journal of Biotechnology 2011;
and nutritional factors for enhanced
10(48):9880–9887,(online),
production of lignin peroxidase by
http://www.academicjournals.org/AJB.
ganoderma lucidum ibl-05 in solid state
27. Sasidhara R and Thirunalasundari T.
culture of wheat straw, The Journal of
Lignolytic and lignocellulosic enzymes
Animal & Plant Sciences 2013; 23(4):
of ganoderma lucidum in liquid medium,
1166-1176, ISSN: 1018-7081.
European Journal of Experimental
33. Irawati D, Azwar NR, Syafii W, dan
Biology 2014; 4(2):375-379.
Artika IM. Pemanfaatan serbuk kayu untuk produksi etanol dengan
28. Hilakore M. Peningkatan kualitas nutritif putak melalui fermentasi
perlakuan pendahuluan delignifikasi
campuran trichoderma reesei dan
menggunakan jamur phanerochaete
aspergillus niger rebagai rakan
chrysosporium. Jurnal Ilmu Kehutanan
rumanisia. Tesis, Institut Pertanian
2009; 3 (1): 13-22.
Bogor, Bogor 2008.
34.
Gao H, Wang Y, Zhang W, Wang W
29. Sartori T, Tibolla H, Prigol E, Colla LM,
and Mu Z. Isolation, identification and
Vieira Costa JA, and Bertolin TE.
application in lignin degradation of an
Enzymatic saccharification of
ascomycete GHJ-4, African Journal of
lignocellulosic residues by cellulases
Biotechnology 2011;.10(20): 4166-
obtained from solid state fermentation
4174,
using trichoderma viride. BioMed
http://www.academicjournals.org/AJB,
Research International 2015;10:1-9,
DOI: 10.5897/AJB10.2250, ISSN 1684–
Article ID 342716,
5315.
http://dx.doi.org/10.1155/2015/342716. 30. Haddadin MSY, Haddadin J, arabiyat II
35. Tišma M, Zelic B, Vasic-Racki D. White-rot fungi in phenols, dyes and
and Hattar B. Biological conversion of
other xenobiotics treatment – a brief
olive pomace into compost using
review, Croat. J. Food Sci. Technol
trichoderma harzianum and
2010; 2 (2): 34-47.
phanerochaete chrysosporium. Biores. Technol 2009; 100 : 4773 – 4782.
35
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 17, No 1, Februari 2016; 21-36
36
ISSN 1411 - 3481