CHAPTER 3
Creativity and Inovation Sekarang topik berikut tentang kreativitas. Ini mengambil contoh saja. Tersebut saya terangkan ambil kreativitas, inovasi, dan entrepreneurship. Kreativitas adalah sesuatu penemuan yang baru untuk menggembirakan hati kita dari segi jiwa kita, hati kita. Suatu yang baru kita ciptakan. Nah, itu namanya lingkaran kecil. Kemudian ada lingkaran yang lebih besar yaitu inovasi. Inovasi berarti sesuatu cara yang kita ciptakan yang menguntungkan kita dari segi material. Misalnya, inovasi dalam bidang usaha yang akan menguntungkan kita. Usaha kita akan berkembang. Pelanggan datang, profit lebih banyak. Dan sesuatu cara yang diketemukan, suatu usaha yang kita lakukan yang akan lebih menguntungkan secara nyata. Nah, kemudian Entrepreneurship. Entrepreneurship itu merupakan lingkarang yang lebih besar lagi. Itu menjadi pokok. Inovasi menjadi cabang, kreativitas adalah ranting. Nah, sekarang inovasi itu sudah menguntungkan kita. Tapi belum menjadi industri, belum menjadi usaha. Kalau menjadi usaha ialah merupakan industri. Kita dapat komersialkan, kita bisa menciptakan lapangan kerja, kita bisa membayar pajak, menguntungkan usaha kita. Itulah Entrepreneurship. Sebagai contoh. Ini baru kreativitas. Saya punya gambar dari Hendra Gunawan yang sangat saya suka sekali. Saya mencintai, inilah yang namanya penjual durian. Seorang yang menjual durian , ada seorang pembeli. Ini pembeli dari luar negeri. Lantas saya ingin berkreasi. Saya langsung membuat patung. Saya memakai artisan, membantu saya, tukang-tukang membuat ini. Tapi dari segi artistik tetap dalam tangan saya. Lantas kemudian terjadilah, dari ini ditransfer menjadi yang sana. Sesudah kita jadikan patung, seperti standar dulu. Tadi kreatif dari gambar menjadi patung. Kemudian patung itu seperti standar warnanya hitam. Tapi kreativitas itu tidak berhenti di situ saja. Lantas patung tersebut saya cat. Memanggil artisan lagi. Untuk mengecat supaya bentuknya sama dengan gambarnya. Nah, itu terjadi. Wah, saya sudah senang. Saya ada dua macam patung.
Tapi kreativitas itu supaya jangan berhenti. Jalan terus. Saya melihat sudah patung satu berwarna hitam, satu berwarna-warni seperti aslinya. Tapi malam hari gelap. Saya harus pakai neon saya, tapi tetap masih kurang puas. Ya, tingkat berkreativitas kami membuat pada waktu kami membangun Ciputra World, kami lihat pengunjung mall itu perlu datang di malam hari juga. Bukan siang hari. Jadi kita membikin patung tersebut dari fiber glass yang bisa dipasang lampu dan bercahaya. Sehingga siang malam kelihatan dengan indah sekali. Nah, itu anda bisa lihat betapa indahnya pada malam hari. Jadi, kreativitas itu tidak berhenti. Nah, ini akan menguntungkan. Menguntungkan mall kita. Jadi itu akan meningkatkan pada inovasi. Saya sudah mempunyai keuntungan material. Tapi kalau ada seniman yang kami sudah ajar, supaya menjadi industri patung-patung itu yang bercahaya. Supaya dialah menjadi, bukannya seniman saja, membuat patung, tapi betul-betul menjadi industri seperti beberapa negara membuat patung dan ekspor ke luar negeri. Kita juga begitu. Kita harap seniman kita bukannya berhenti pada kreativitas, bukan berhenti pada inovasi, dan mereka bisa menjadi entrepreneur dalam bidang seni mereka. Itu yang disebut Artpreneur. Makanya kami sudah membikin Artpreneur Center untuk menularkan Entrepreneur spirit ke seluruh seniman bahwa mereka bisa hidup dan makmur, menciptakan lapangan kerja, dalam kemampuan seni mereka. Mudah-mudahan anda juga berhasil. Contoh lain tentang kreativitas dalam entrepreneur online ini. Saya punya rumah di belakang saya. Saya ingin atapnya di rambat oleh tanaman supaya lebih sejuk. Tapi saya ingin disamping tanaman merambat, supaya indah. Indah, sudah dipikir-pikir bagaimana indah? Alangkah baik kalau tanaman itu ada kembang-kembang. Nah, sudah kami putuskan itu, dalam pelaksanaan, bagaimana mencari kembangnya yang terbaik? Supaya bisa dipelihara disitu dan rumah saya dirambat tanaman dengan kembang yang terindah. Untuk itu kami membikin percobaan, sembilan buah tanaman merambat. Kami tanam sembilan buah tanaman merambat. Ternyata satu tanaman yang paling indah ialah yaitu Tumbergia. Tanaman ini merupakan tanaman ini merupakan tanaman yang luar biasa. Anda bisa bayangkan. Kita tanam di bawah , naik ke atas, baru dia merambat ke bawah. Keluarkan kembang. Yang paling hebat, kembang itu malam hari gugur semua. Yang putih anda lihat itu gugur semua. Kaya’ kembang Anggrek tersebut. Pagi-pagi jam enam sudah timbul seratus persen lagi. Jadi, setiap hari saya mendapat kembang yang gratis, yang indah dan sedikit wangi. Nah, namanya Tumbergia. Nah, itu kreativitas. Kita selalu terus berinovasi. Bukan puas melihat tetangga apa yang terbaik? Kita ingin mencari yang terbaik. Kita bikin percobaan dengan sembilan jenis tanaman. Kami minta daripada ahli-ahli kembang, kami
datang pada tukang kembang, kami beli, yang jelek kami tebang karena itu sisanya. Kita sedang membuat teater di Ciputra World 1. Tingginya dome-nya itu panjangnya 40 meter, lebarnya 20 meter, tingginya 15 meter. Kami akan tanam dengan tanaman ini semua. Akan pelihara. Itu merupakan eksperimen. Ingat, kreativitas merupakan proses eksperimen. Nah, ini yang kami lakukan.
Dr. (H.C.) Ir. Ciputra, Founder dan CEO di Ciputra Group
Kita semua sekarang tiba pada minggu yang ketiga membahas larik puisinya Pak Ci yang berbunyi ada yang mengerti namun tidak berkesan. Jadi pertanyaannya, bagaimana caranya supaya ada kesan yang mendalam? Bukan sekedar mengerti, meninggalkan kesan. Nah, kami berpendapat untuk bisa mendapat kesan yang mendalam harus ada kreativitas dan inovasi. Apa yang kita pahami, bila ditambah dengan kreativitas dan inovasi akan menciptakan kesan yang lebih mendalam. Sekarang, siapa orang kreatif itu? Kami berpendapat, orang yang kreatif memiliki empat ciri. Ciri yang pertama, banyak gagasannya atau banyak idenya. Ciri yang kedua beda gagasannya. Yang ketiga, baru gagasannya atau orisinil. Dan yang keempat berguna gagasannya. Sedangkan inovasi adalah kreativitas yang diterima oleh pasar. Rekan saya, Dharma Kusuma menjelaskan kepada Anda semua dengan lebih panjang tentang ini. Nah, berkaitan dengan kreativitas dan inovasi saya ingin berbagi pada UC Onliners apa hubungannya kreativitas dan inovasi dengan Entrepreneurship. Saya ingin berbagi pada UC Onliners, sebuah konsep yang digambarkan oleh Pak Ciputra sendiri dalam sebuah gambar. Ya, sebuah gambar. Mari kita lihat gambarnya. Jadi, rupanya Pak Ciputra berusaha menjelaskan apa itu Entrepreneurship bukan saja lewat sebuah puisi tetapi juga lewat sebuah gambar. Coba kita perhatikan gambar ini. Gambar ini ada sebuah lingkaran yang besar, kemudian lingkaran-lingkaran sedang, dan kemudian di dalam lingkaranlingkaran sedang itu ada lingkaran-lingkaran kecil. Lingkaran-lingkaran kecil itu adalah Kreativitas. Kreativitas-kreativitas membentuk lingkarang sedang yaitu inovasi. Dan ragam inovasi ini secara bersama-sama membentuk Entrepreneurship. Jadi, UC Onliners, akar dari Entrepreneurship yang dimaksud Pak Ciputra adalah kreativitas, namun kreativitas harus dikembangkan jadi inovasi. Dan inovasi jangan hanya Anda akan satu inovasi. Buat berbagai ragam inovasi. Inovasikan produk Anda, inovasinya produksinya, inovasinya pemasarannya, keuangan, sumber daya manusia, distribusi, kemitraan strategis bahkan CSRnya. Kumpulan dari ragam inovasi itu, itu membentuk sebuah Entrepreneurship.
Nah, jadi pak Ciputra berkata kepada saya seperti ini. Ketika kalian mengembangkan kreativitas menjadi inovasi. Artinya apa? Pasar menerima itu. Ketika ragam inovasi dilakukan maka lahirnya Entrepreneurship atau lahirnya sebuah usaha bisnis yang inovatif. Bukan sekedar sebuah usaha bisnis yang replikatif atau mengkopi yang lain. Tapi memiliki keunikan dan memiliki dampak yang kuat terhadap pasar. UC Onliners, untuk mengingat konsep ini saya ingin memperkenalkan Anda sebuah lagu. Ya, nanti teman-teman saya akan menyanyikan lagu ini. Saya pertama kali mendengar lagu ini dari Pak Tony Antonio. Rektor daripada Universitas Ciputra. Dia secara kreatif memperkenalkan gambar ini melalui lagu. Ya, lagunya ada lingkaran kecil, lingkaran sedang, dan lingkaran besar. Namun dibalik itu semua ingin mengajak kita semua untuk bisa mengingat konsep yang begitu penting yang menurut saya salah satu berliannya Pak Ciputra. Mari UC Onliners kita dengarkan lagunya bersama-sama. Dan mari kita juga belajar dan ajarkan keluarga Anda, anak-anak Anda, adik-adik Anda akan belajar tentang kreativitas, inovasi, dan entrepreneurship melalui suatu lagu. Mari kita dengarkan. Salam Entrepreneur. Lingkaran kecil, Lingkaran kecil, Lingkaran Sedang.. Lingkaran Sedang, lingkaran Sedang, Lingkaran besar.. Kreativitas, Kreativitas, Berinovasi.. Inovasi, Inovasi, Entrepreneurship.. Antonius Tanan, Direktur Senior Grup Ciputra
Salam jumpa, nama saya Dharma Kusuma. Kali ini saya akan membawakan hubungan antara Kreativitas, inovasi, dan entrepreneurship. Seperti kita ketahui bersama, definisi Entrepreneurship menurut Ciputra Way adalah mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Kotoran dan rongsokan mau berubah menjadi emas membutuhkan suatu usaha yang tidak sedikit. Suatu usaha yang kreatif dan dramatis. Oleh karena itu dari definisi ini kita bisa lihat kuncinya adalah kreativitas dan inovasi. Oke, sekarang kita akan lihat bagaimana hubungannya. Apakah itu kreativitas? Kreativitas itu sendiri adalah kemampuan untuk menghasilkan ideide yang baru dalam bidang apapun juga. Nah, bagaimana dengan hubungannya? Kita lihat berikut ini. Bahwa inovasi menurut definisi Ciputra Way adalah kreativitas yang diterima pasar. Inovasi sama dengan kreativitas plus penerimaan pasar. Kita lihat disini. Apakah ada bisnis atau benda-benda atau hal-hal yang kreatif tapi tidak diterima pasar? Tentu saja banyak. Kita bisa lihat contohnya di sini. Ada beberapa contoh ide kreatif, tapi apakah Anda mau membelinya? Apakah anda mau menggunakannya? Secara gampang kita lihat,
apakah ada yang menjualnya dipasar? Kalau tidak ada, artinya tidak ada penerimaan pasar. Oke, sebaliknya kita akan lihat, bagaimana dengan bisnis yang diterima pasar? Yang dicari oleh pasar. Yang dibutuhkan setiap orang. Semua orang membutuhkannya. Misalnya, seperti bisnis sembako. Sembilan bahan pokok, air galonan, menjual pulsa, itu semua orang membutuhkannya. Orang cari setiap hari. Tetapi, kalau tidak ada kreativitasnya, kita bisa bilang itu inovasi. Apakah salah kita menjual hal-hal seperti itu? Berbisnis hal-hal seperti itu tentu tidak ada salahnya. Yang menjadi masalah adalah, ketika tidak ada kreativitas, di mana artinya bukan inovasi. Bisnis akan menjadi sangat ringkih. Sangat rentan terhadap kompetisi. Begitu tidak ada kreativitasnya, Anda masuk ke dalam dunia yang sangat kompetitif. Oleh karena itu dibutuhkan inovasi. Baik, selanjutnya kita akan lihat. Dua gambar ini. Gambar yang A sebelah kiri. Dan gambar yang B yang sebelah kanan. Kalau kita perhatikan, tidak ada perbedaannya dalam hal isinya. Kontennya sama. Ada sate di dua-duanya, ada nasi dikeduanya, ada ayam dikeduanya, ada sayur dikeduanya. Tapi kalau Anda mau lihat, Anda mau memilih, Anda lebih suka yang mana? Yang mana yang harganya lebih tinggi? Tentu banyak orang memilih yang B. Harganya lebih tinggi, bentuknya lebih menarik hati. Coba kita lihat. Kreativitas mampu mengubah, mampu me-leverage, mampu memultiplikasikan nilai, dari yang kiri menjadi yang kanan, dari A menjadi B. Sesederhana itu. Baik, contoh satu lagi adalah seperti ini. Kalau kita lihat disini ada 25 bentuk sepatu-sepatu yang modern, kreatif, karya-karya desainer terkenal. Nah, kalau saya mau kasih tugas kepada Anda, coba Anda pilih, anda perhatikan baik-baik. Dari 25 gambar model sepatu ini, atau alas kaki ini, yang mana yang menurut Anda kreatif? Nomor 1,2,3 sampai 25 anda pilih satu. Sudah Anda tentukan jawaban anda? Baik, tentu jawaban Anda beragam. Tentu anda bebas mengekspresikan pilihan Anda yang mana. Tapi pertanyaan kedua tolong di jawab. Jika model sepatu ini adalah karya desainer, dan harganya sangat mahal, dan Anda harus membelinya untuk Anda pakai sehari-hari, atau Anda berikan kepada orang yang Anda cintai. Pertanyaannya adalah, yang mana yang sekarang Anda pilih untuk Anda beli? Nah, tentukan. Sudah tentukan? Kita lihat sekarang perbedaannya. Pada pertanyaan yang pertama, jawaban Anda bisa sedemikian bebasnya Anda mengekspresikan, betapa Anda mengapresiasi karya-karya kreatif. Tetapi, begitu Anda harus menjawab pertanyaan yang kedua. Orang cenderung menjadi menyempit. Anda cenderung menjadi konservatif. Anda nggak berani lagi menggunakan sepatu-sepatu yang sangat kreatif dan modelnya luar biasa. Oke, kita lihat di situ. Nah, begitulah produkproduk kreatif. Yang menurut kita kreatif, produk-produk kreatif belum tentu diterima dengan baik oleh pasar. Kita buktikan barusan.
Untuk mengumpulkan ide-ide kreatif, kita bisa mengguanakan cara yang sederhana ini. Misalnya, gunakanlah kata “dan”. Coba kita bermain. “Iya, dan”. “Iya, dan”. “Iya, dan”. Saya orang pertama, Anda menjadi orang yang berikutnya. Kalau saya bilang, hari minggu besok saya akan main sepeda. Anda akan menjawab “iya, dan”? Anda mungkin bisa menjawab. “iya, dan saya akan bersenang-senang”. Temannya yang lain akan menjawab “iya, dan kita akan berfoto-foto”. Nah, dengan menggunakan kata “iya, dan”, kita meng-generate banyak sekali, menghasilkan banyak sekali ide-ide. Sebaliknya, kalau kita gunakan kata “tapi”, contoh, “Saya berencana minggu besok kita akan berlibur ke Bali”. “Tapi”. Silahkan Anda menjawab. “Tapi”. Ya teman yang lain mungkin “Ya, tapi saya nggak punya uang. Ya, tapi disana sedang ada hujan. Ya, tapi disana pesawatnya mahal. Ya, tapi saya nggak punya waktu libur. Kalau kita gunakan “tapi”, yang kita dapatkan bukan ide-ide yang banyak. Tapi memotong, memangkas ide-ide, sehingga ide-ide itu semakin sedikit. Pertanyaannya, yang mana yang lebih baik? Kata “dan”, atau kata “tapi”? UC Onliners, kata “dan” dan kata “tapi” bisa sama-sama kita gunakan. Hanya fungsinya memang berbeda. Kata “dan” biasa kita gunakan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya ide. Sedangkan kata “tapi” kita gunakan untuk Critical Thinking. Untuk mengevaluasi apakah ide-ide itu bermanfaat, berguna, mudah dilaksanana, atau berdampak bagi customer kita. Baik, selanjutnya alat yang satu lagi yang saya ingin kenalkan kepada UC Onliners semua adalah penggunaan kata “TA’KU TIRU KO”. Mari sama-sama kita baca sama-sama disini. “TA’KU TIRU KO”, berarti Tambah, Kurang, Tiru, Ubah & Kombinasikan. Baik, kita ambil contoh sebuah payung yang sederhana ini. Kalau kita mau memancing kreativitas menggunakan alat “TA’KU TIRU KO”, apa yang kita mau tambahkan pada payung yang sederhana ini. Teman mungkin akan mengatakan, “Kamu tambah ukurannya, saya mau tambah besarnya, saya mau tambah harganya”. Kalau kita mau kurangi, apa yang kita kurangi? “Saya mau kurangi beratnya, saya mau kurangi lingkarannya, saya mau hilangkan warnanya. Atau kita mau ubah? Apa yang mau saya ubah? “ Saya mau ubah bentuknya menjadi segitiga, mengubah fungsinya bahkan”. Atau kalau kita mau tiru, “O, saya mau meniru telinga dari Mickey Mouse untuk diletakkan dia atasnya”. Sekarang kalau kita mau kombinasikan, berbagai tambah, kurang, tiru dan ubah ini kita jadikan satu, kita kobinasikan. “O, saya akan membuat sebuah payung yang bisa menjadi alat untuk bertahan hidup di hutan, dilaut, atau bahkan di kota besar. Saya mau tambahkan berbagai perlengkapan elektronik di dalamnya. Saya ,mau hilangkan beberapa hal di dalamnya sehingga mampu menjadi alat bantu hidup di tempat-tempat yang sulit”.
Sahabat UC Onliners, demikian penjelasan dari saya, mengenai kreativitas. Di sebelah sini Anda bisa lihat untuk terakhir kalinya ada satu slide. Satu tabel bagaimana menggunakan “Tambah, Kurang, Tiru, Ubah dan Kombinasikan” untuk hal-hal sehari-hari. Anda lihat di atasnya ada Tambah, Kurang, Tiru, Rubah, dan Kombinasikan”. Dari atas ke bawah anda bisa lihat di situ ada promosi, kemasan, service, dan keuangan. Itu hanya sebagai contoh saja. Anda bisa isi apa yang anda mau tambah dari bagian promosi? Apa yang mau Anda tiru dari bagian kemasan? Atau ada yang Anda mau kurangi dari bagian keuangan? Demikian selanjutnya.
Dharma Kusuma, Direktur Program Training of Trainer