Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 36
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tahapan Proses Pembiayaan Istishna Berikut ini adalah tahapan proses pembiayaan istishna yang diterapkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk terhadap para calon nasabah yang ingin mengajukan permohonan untuk pembiayaan istishna dari tahapan awal sampai tahapan persetujuan pembiayaan tersebut disetujui. CALON NASABAH
Surat Pemohonan
Kelengkapan Data
ACCOUNT MANAGER
SUPPORT
BUSINESS MANAGER
KOMITE PEMBIAYAAN
- Inisiasi - Penghimpunan Informasi - Solisitasi - Laporan Kunjungan - Proses Analisis Pembiayaan - Informasi Pembeli/Penjual/Pesaing - Verifikasi Data / Informasi - Kunjungan setempat/ laporanOTS (On The Spot)
- Bank checking - Verifikasi Data / Informasi - Analisa Yuridis - Opini Legal
Analisa Kelayakan Pembiayaan Pembuatan Memorandum Usulan Pembiayaan(MUP)
Penerbitan Surat Persetujuan Pembiayaan (SPP) Penerimaan SPP
Penyampaian SPP
Review MUP
Review SPP
Pemberian Keputusan dicabang
Penanda-tanganan SPP
Pemberian Keputusan
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 37
Keterangan: Tahap awal yang harus dilakukan oleh calon debitur (calon nasabah) yaitu membuat surat permohonan untuk melakukan pembiayaan istishna ke bank tersebut. Ada lima tahapan yang dilakukan oleh bank sebelum bank dapat memutuskan atau menyetujui permohonan pembiayaan istishna tersebut. Tahapan-tahapan tersebut yaitu: 1. Tahapan Inisiasi Tahapan dalam melakukan inisiasi, yaitu : a. Penetapan Target Market Dalam menetapkan target market Bank perlu memperhatikan Sektor Ekonomi yang memiliki prospek bisnis yang baik sehingga posisi bank tergolong aman dan menguntungkan dalam membiayai sektor tersebut. Kriteria bisnis yang aman dan menguntungkan antara lain : 1. Bisnis yang sedang tumbuh (sunrise industry) 2. Bisnis yang tidak terkena resesi 3. Bisnis yang didukung oleh regulasi pemerintah 1. Bisnis yang mempunyai pasar yang jelas Adapun sektor ekonomi yang dapat dibiayai antara lain : 1.
Pertanian, Perburuan & Sarana Pertanian
2.
Pertambangan
3.
Industri Pengolahan
4.
Listrik, Gas & Air
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 38
5.
Konstruksi
6.
Perdagangan, Restoran dan Hotel
7.
Pengangkutan, Pergudangan & Komunikasi
8.
Jasa-jasa dunia usaha
9.
Jasa-jasa sosial / masyarakat
10. Lain-lain
2. Penghimpunan Informasi Penghimpunan informasi dapat dilakukan dengan ta’aruf dan wawancara. Ta’aruf adalah proses awal perkenalan antara Account Manager dengan nasabah melalui proses wawancara. Dalam wawancara tersebut Account Manager akan memperoleh data-data sementara tentang kondisi nasabah pemohon pembiayaan dan Account Manager memeriksa ulang kembali kelengkapan dan kebenaran data-data tadi. Dalam proses wawancara tersebut akan terlihat juga sikap atau komitmen serta konsistensi keabsahan data yang disampaikan secara tertulis oleh nasabah. Data tertulis tersebut sebagai acuan bagi Account Manager, sebab banyak terjadi perbedaan akurasi data atau pemalsuan antara data tertulis dengan data hasil wawancara. Selanjutnya masih dalam proses ta’aruf, diperlukan adanya data standar nasabah bagi setiap Account Manager yang ingin melakukan wawancara.
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 39
Dari data standar itu pula para Account Manager bisa mengambil kesimpulan secara tepat apakah permohonan pembiayaan tersebut dapat dilanjutkan atau ditolak. Secara garis besar dalam wawancara tersebut harus mencakup hal-hal antara lain: a. Kelengkapan data pemohon. b. Penjelasan data-data pendukung. b. Pemeriksaan kembali kebenaran dan konsistensi data pemohon.
3. Solisitasi Solisitasi adalah kegiatan dalam rangka memperoleh nasabah melalui proses mengunjungi dan mendapatkan informasi data calon nasabah. Hasil solisitasi disajikan dalam bentuk laporan kunjungan (call report). Dalam menjalankan solisitasi, Account Manager harus mempunyai nilai standar tentang informasi yang akan diperoleh, sehingga diperoleh data yang objektif, tidak bersifat relatif dan tidak spekulatif. Adapun standar informasi yang dimaksud adalah : a. Informasi Umum 1. Informasi yang diperoleh adalah tentang eksistensi perusahaan itu sendiri, bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang operasi bisnis secara keseluruhan termasuk filosofi bisnis perusahaan, sasaran yang ingin dicapai, rencana kerja, sejarah perusahaan, para
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 40
pendiri dan pemegang saham, serta prospek masa depan perusahaan. 2. Jumlah staff atau karyawan, tingkat pendidikan rata-rata, sistem penggajian, dan jaminan sosial lain. b. Informasi Kebutuhan Nasabah Bidang usaha yang dijalankan, rekan bisnis perusahaan, teknologi yang digunakan, franchising management assistances (waralaba) atau perjanjian bisnis dengan pihak ketiga yang lain (bila ada), prospek masa depan bidang usaha. c. Informasi Kemampuan Pembayaran Kembali 1.
Informasi
mengenai
kemampuan
membayar
kewajiban
(repayment) umumnya tergantung dari kondisi dan hasil produksi itu sendiri, seperti cara pemasaran, perusahaan pesaing, kekuatan dan kelemahan perusahaan calon nasabah dibandingkan dengan perusahaan pesaing, distribusi produk, strategi penjualan yang diterapkan, hasil penjualan tertinggi yang pernah dicapai, piutang dagang. 2. Sumber pengadaan bahan baku atau bahan dagangan, cara pengadaan bahan baku, ciri khusus bahan baku. 3. Sistem pelaporan kegiatan usaha dan keuangan yang telah diaudit oleh kantor akuntan atau sesuai dengan ketentuan Bank Muamalat. 4. Adanya alternatif sumber pengembalian yang lain.
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 41
d. Informasi Jaminan Dalam menghimpun informasi jaminan Unit Support Pembiayaan (USP) wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Jenis jaminan yang diajukan, nilai pasar jaminan, pemilik jaminan dan marketable. 2. Kemudahan memonitor jaminan, termasuk lokasi jaminan itu berada serta jenis dan sifat fisika kimianya. 3. Status hukum jaminan tersebut termasuk asuransi. e. Informasi Hubungan Perbankan Dan Lembaga Keuangan Lainnya Dalam menghimpun informasi hubungan perbankan dan lembaga keuangan lainnya wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Hubungan dengan bank lain yang pernah memberikan pembiayaan (kredit) sebelumnya dan tujuan penggunaan pembiayaan serta term dan kondisi fasilitas. 2. Dari informasi di atas akan terlihat struktur pendanaan operasi perusahaan. Bila nasabah telah berhubungan dengan lembaga keuangan perbankan maka dapat dilengkapi dengan persyaratan kredit, jangka waktu kredit, agunan kredit dan kondite calon nasabah pada lembaga keuangan perbankan yang lama. 3. Hasil informasi dibandingkan dengan posisi di Neraca dan Rugi Laba serta agar diketahui mengapa nasabah tersebut ingin berhubungan dengan Bank Muamalat.
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 42
4. Laporan Kunjungan Laporan Kunjungan (Call Report / On The Spot (OTS)) adalah laporan kunjungan ke lokasi usaha nasabah yang dibuat oleh Account Manager (A/M) dan diketahui atasannya, sebagai dasar untuk proses pembiayaan selanjutnya. Garis besar pelaksanaan OTS (On The Spot) adalah sebagai berikut : SUMBER DATA
► Kantor Nasabah
► Pabrik / Toko / Lokasi Usaha / Lokasi Proyek
INFORMASI YANG DIPERLUKAN → Kas dan Bank → Persediaan → Harta Tetap → Piutang Dagang → Hutang Dagang → Keadaan Pegawai → Persediaan → Harta Tetap → Fasilitas Produksi / Usaha → Fasilitas Penyimpanan → Keadaan Proyek (konstruksi) → Hasil Produksi / Barang Dagangan → Keadaan Pegawai
► Kantor / Pabrik / Toko dari Pemasok / Pembeli / Bowheer
→ Piutang/ Hutang Dagang → Volume penjualan / pembelian → Syarat-syarat penjualan / pembelian → Waktu penyerahan barang → Waktu dan riwayat pembayaran → Tingkat kepuasan → SPK / kontrak → Tingkat penyelesaian pekerjaan → Kuantitas dan kualitas peralatan
► Jaminan
→ Lokasi dan plotting → Kondisi → Bukti Kepemilikan → Ijin → Pemanfaatan → Penghuni → Kapasitas (untuk mesin) → Umur teknis (untuk mesin) → Harga Pasar
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 43
Laporan OTS ( On The Spot) sekurang-kurangnya harus berisikan : a. Hari dan Tanggal Kunjungan. b. Nama Kru pengelola pembiayaan yang melakukan kunjungan. c. Tempat / lokasi kunjungan. d. Nama orang (berikut jabatannya) yang dimintakan informasi. e. Tujuan kunjungan. f. Hasil dan Kesimpulan Kunjungan. g. Tanda tangan pejabat / pengelola yang melakukan kunjungan. 5. Proses Analisis Pembiayaan Dalam melakukan analisa kelayakan pembiayaan ditentukan oleh kelayakan usaha nasabah sebagai sumber utama pelunasan pembiayaan (first way out) dan kelayakan agunan sebagai sumber pelunasan kedua (second way out) apabila sumber pelunasan yang utama tidak berjalan. Proses analisa kelayakan usaha dilakukan dengan menggunakan beberapa tata cara analisa yang meliputi: a. Analisa Aspek-aspek Perusahaan b. Analisa Laporan Keuangan c. Evaluasi Kebutuhan Dana / Pembiayaan d. Analisa Kesuaian Aspek Syariah e. Struktur Fasilitas Pembiayaan Jika semua tata cara analisa kelayakan usaha diatas sudah dilakukan, dan semua tahapan demi tahapan sudah dijalani, dari tahapan inisiasi sampai proses analisis pembiayaan, maka bank akan membuat MUP
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 44
(Memorandum Usulan Pembiayaan), dan baru bank bisa memberi keputusan, yang nantinya keputusan tersebut berisikan apakah SPP (Surat Persetujuan Pembiayaan) tersebut akan diterbitkan dan disampaikan ke calon nasabah atau tidak. Karena semua keputusan dan persetujuan pembiayaan tersebut disetujui atau tidaknya semua tergantung oleh bank tersebut.
B. Contoh Kasus Akuntansi Pembiayaan Istishna Pencatatan akuntansi pembiayaan istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dilakukan seperti dibawah ini. Pencatatan dilakukan oleh bank sebagai penjual (shani).
H.Abubakar memiliki Yayasan Pendidikan Islam ”ABUBAKAR” dari TK hingga SMU. Sehubungan dengan meningkatnya peminat sekolah tersebut, YPI Abubakar mengajukan permohonan untuk melakukan penambahan beberapa kelas dan sepakati oleh Bank Muamalat. Pokok perjanjian antara Bank dengan H. Abubakar adalah sebagai berikut: Nama barang
: Lokal kelas
Jumlah
: 10 kelas (2 lantai)
Spesifikasi
: 6 x 9 m, dinding bata merah, atap asbes, kerangka kayu miranti super.
Pembayaran
: Dilakukan setelah serah terima kelas.
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 45
Atas kesepakatan dengan YPI Abubakar tersebut, Bank Muamalat menunjuk PT. Wijaya untuk melakukan pembangunan dengan spesifikasi data-data diatas, dengan harga Rp. 500.000.000,- dan dengan biaya administrasi dengan ketentuan dari Bank Muamalat 1%. Pembiayaan dilakukan secara bertahap, yaitu: -
Tahap pertama, sebesar Rp. 150.000.000,-
-
Tahap kedua, sebesar Rp. 250.000.000,-
-
Tahap ketiga, sebesar Rp. 100.000.000,-
Dan keputusan ALCO , Bank Muamalat mengharapkan keuntungan setara 20%/pa. Perhitungan: Keuntungan = Rp. 500.000.000,- x 20% = Rp. 100.000.000,Harga Jual = Rp. 500.000.000,- + Rp. 100.000.000,- = Rp. 600.000.000,-
Pencatatan dan Penjurnalan Akuntansi Pembiayaan Istishna Yang Dilakukan oleh oleh Bank Muamalat sebagai Penjual (Shani)
a. Jurnal pada saat pra akad 1. Jurnal pada saat sebelum melakukan akad D: Beban pra akad K: Kas
Rp. 5.000.000,Rp. 5.000.000,-
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 46
2. Jurnal pada saat sesudah melakukan akad D: Beban Istishna
Rp. 5.000.000,-
K: Beban pra akad
Rp. 5.000.000,-
Keterangan: Rp. 500.000.000,- x 1% = Rp. 5.000.000,-
b. Jurnal pd saat SPK diberikan kepada PT. Wijaya D: Aset istishna dalam penyelesaian
Rp. 500.000.000,-
K: Hutang istishna
Rp. 500.000.000,-
c. Jurnal keuntungan (margin) istishna: D: Margin istishna
Rp. 100.000.000,-
K: Pendapatan istishna
Rp. 100.000.000,-
Keterangan: Rp. 500.000.000,- x 20% = Rp. 100.000.000,-
d. Jurnal pengakuan pendapatan 1. Tahap pertama D: Aset istishna dalam penyelesaian
Rp. 30.000.000,-
D: Beban istishna
Rp. 150.000.000,-
K: Pendapatan istishna
Rp. 180.000.000,-
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 47
Keterangan: % Penyelesaian = Rp. 150.000.000,- : Rp. 500.000.000,- = 30% Keuntungan = 30% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 30.000.000,2. Tahap kedua D: Aset istishna dalam penyelesaian
Rp. 50.000.000,-
D: Beban istishna
Rp. 250.000.000,-
K: Pendapatan istishna
Rp. 300.000.000,-
Keterangan: % Penyelesaian = Rp. 250.000.000,- : Rp. 500.000.000,- = 50% Keuntungan = 50% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 50.000.000,3. Tahap ketiga D: Aset istishna dalam penyelesaian
Rp. 20.000.000,-
D: Beban istishna
Rp. 100.000.000,-
K: Pendapatan istishna
Rp. 120.000.000,-
Keterangan: % Penyelesaian = Rp. 100.000.000,- : Rp. 500.000.000,- = 20% Keuntungan = 20% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 20.000.000,-
e. 1. Jurnal pada saat penagihan dan penyerahan asset istishna kepada pembeli D: Piutang istishna K: Termin istishna
Rp. 600.000.000,Rp. 600.000.000,-
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 48
2. Jurnal termin istishna sebagai contra account dari asset istishna D: Termin istishna
Rp. 600.000.000,-
K: Asset istishna dalam penyelesaian
Rp. 600.000.000,-
f. Jurnal pd saat pembayaran hutang D: Hutang istishna K: Kas
Rp.500.000.000,Rp.500.000.000,-
Dalam kasus tersebut PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah mengakui pendapatan pembiayaan istishna sebesar total harga komoditas yang disepakati dalam akad antara bank dan pembeli akhir, dan termasuk didalamnya margin keuntungan. Pencatatan diatas menyebutkan bahwa pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dalam akad antara bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan. Margin keuntungan adalah selisih antara pendapatan istishna dan harga pokok istishna. Dan pendapatan istishna dalam kasus diatas diakui dengan menggunakan metode persentasi penyelesaian seperti yang diperbolehkan pada PSAK No. 104.
C.
Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Istishna Dengan PSAK No. 104 Yang Dilakukan Oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Setelah memperhatikan bagaimana perlakuan akuntansi mengenai transaksi istishna yang ada di Bank Muamalat Indonesia melalui contoh
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 49
kasus diatas, penulis akan mencoba menganalisis apakah perlakuan akuntansi istishna yang ada di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yaitu PSAK No. 104 mengenai perlakuan akuntansi untuk istishna. Analisa tersebut disesuaikan berdasarkan contoh kasus yang ada diatas. Berikut dibawah ini analisa yang dapat diambil oleh penulis, yaitu: 1. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia: Tagihan dari kontraktordicatat sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian (disebelah debet), dan diakui sebagai hutang kepada kontraktor (disebelah kredit).
Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Biaya perolehan istishna paralel diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari produsen atau kontraktor sebesar jumlah tagihan. Keterangan: Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat menerimatagihan dari kontraktor telah sesuai dengan PSAK No. 104.
2. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia:
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 50
Bank
Muamalat
Indonesia
melakukan
perhitungan
margin
keuntungan pembuatan barang pesanan sesuai dengan menggunakan metode persentase penyelesaian, dan mengakui pendapatannya sesuai dengan persentase penyelesaian pada perhitungan metode penyelesaian tersebut. Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Jika menggunakan metode persentase penyelesaian dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang pesanan, maka margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna dilakukan secara tunai, diakui sesuai persentase penyelesaian.
Keterangan: Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat melakukan perhitungan persentase penyelesaian, dan mengakui pendapatannya telah sesuai dengan PSAK No. 104.
3. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia: Bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah disediakan dalam periode yang berjalan diakui sebagai pendapatan istishna (disebelah kredit), bagian margin keuntungan istishna diakui dan ditambahkan kepada aktiva istishna dalam penyelesaian
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 51
(disebelah debet), pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan pada periode berjalan dan dicatat disebelah debet oleh Bank Muamalat Indonesia. Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Jika metode persentase penyelesaian digunakan, maka bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah disediakan dalam periode tersebut diakui sebagai pendapatan istishna pada periode yang bersangkutan, kemudian bagian margin keuntungan istishna yang diakui selama periode pelaporan ditambahkan kepada asset istishna dalam penyelesaian, dan pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.
Keterangan: Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat mengakui adanya pendapatan, margin keuntungan, dan pencatatan harga perolehan, sudah sesuai dengan PSAK No. 104.
4. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia: Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat jatuh tempo, pembayaran cicilan istishna diakui sebesar jumlah cicilan yang belum diterima, dan diakui sebagai piutang istishna
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 52
(sebelah debet), dan termin istishna disebelah kredit oleh Bank Muamalat Indonesia Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Tagihan kepada pembeli diakui sebagai piutang istishna, dan termin istishna pada pos lawannya. Keterangan: Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat mengakui piutang yang telah jatuh tempo sudah sesuai dengan PSAK No. 104.
5. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia: Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran, dan diakui sebagai pendapatan istishna (disebelah kredit) oleh Bank Muamalat Indonesia. Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Jika menggunakan metode persentase penyelesaian, dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang pesanan, maka selisih antara nilai akad, dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran. Keterangan:
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 53
Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat mengakui selisih antara nilai tunai dan nilai akad telah sesuai dengan PSAK No. 104.
6. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia: Kebijakan akuntansi yang ada di Bank Muamalat Indonesia juga mengungkapkan piutang istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir. Dan termin istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli akhir. Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Dalam laporan keuangan penjual menyajikan hal-hal seperti, piutang istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah yan belum dilunasi oleh pembeli akhir. Dan termin istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli akhir. Keterangan: Penyajian yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia dalam hal pengungkapan kebijakan akuntansi yang ada di bank telah sesuai dengan PSAK No. 104.
3. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia:
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com 54
Kebijakan akuntansi yang ada di Bank Muamalat Indonesia juga diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, yaitu kebijakan bank dalam pengakuan pendapatan menggunakan margin istishna yang ditangguhkan. Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Penjual mengungkapkan transaksi istishna dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna. Metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak yang sedang berjalan, rincian piutang istishna berdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas piutang. Keterangan: Pengungkapan yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia dalam hal pengungkapan kebijakan akuntansi yang ada di bank telah sesuai dengan PSAK No. 104.