Modul ke:
Corporate Reputation Management Signifikansi Nilai Etik dan Profesionalisme Public Relations
Fakultas
Ilmu Komunikasi Program Studi
Public Relations www.mercubuana.ac.id
Anindita, S.Pd, M.Ikom
Kode Etik International PR Association • Selalu mengingatkan bahwa karena hubungan profesi dengan khalayaknya, maka tingkah lakuknya walaupun secara pribadi akan berpengaruh terhadap penghargaann pada pelaksanaan profesinya. • Menghormati pelaksanaan tugas profesinya, prinsip-prinsip moral, peraturn-epraturan dalam “Deklarasi hak-hak asasi manusia”. • Menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia dan mengakui hak-hak setiap pribadi untuk menilai. • Menumbuhkan komunikasi moral, psikologi, dan intelektual untuk berdialog yang terbuka dansempurna, dan mengakui hak-hak orang yang terlibat untuk menyatakan persoalannya atau menyatakan pendapatnya.
Kode Etik International PR Association • Profesional selalu bertingkah laku dalam keadaan apapun sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan orang-orang yang berhubungan dengannya. • Bertindak dalam keadaan apa pun untuk memperhatikan kepentingan pihak-pihak yang terlibat, baik kepentingan organisasi tempat ia bekerja maupun kepentingan publik yang harus dilayani. • Melaksanakan tugasnya dengan bermartabat, menghindari penggunaan bahasa yang samar-samar atau dapat menimbulkan kesalah pahaman, dan tetap menjaga loyalitas pelanggannya atau perusahaan tempat ia bekerja, baik yang sekarang maupun yang telah lalu.
Kode Etik International PR Association • PR Profesional akan selalu menghindari hal-hal seperti: – Menutup-nutupi kebenaran apa pun alasannya; – Menyiarkan informasi dan berita yang tidak didasari fakta yang aktual, kenyataan, dan kebenaran; – Mengambil bagian dalam usaha yang tida etis dan tidak jujur yang akan dapat merusak martabat dan kehormatannya; – Menggunakan segala macam cara dan teknik yang tidak disadari serta tidak dapat dikontrol sehingga tindakan individu itu tidak lagi didasarkan pada keinginan pribadi yang bebas dan bertanggung jawab.
• Menciptakan pola komunikasi dan saluran komunikasi yang dapat lebih mengukuhkan arus bebas informasi yang penting, sehingga setiap anggota masyarakat merasakan bahwa mereka selalu mendapatkan informasi yang dipercaya, dan juga memberikan kepadanya suatu kesadaran akan keterlibatan pribadinya serta tanggung jawab dan solidaritasnya dengan para anggota masyarakat lainnya.
Syarat Pengembangan Profesionalisme • • • • •
Pengakuan Organisasi Kriteria Kreatif Konseptor
Kategori Tanggung Jawab Sosial • Produk – produk berbahaya, kinerja dan standar produk, kemasan dan dampak lingkungan. • Penjualan – praktik penjualan, kebijakan penanganan complain konsumen, isi iklan, dan harga. • Donasi perusahaan – kontribusi kinerja, peningkatan partisipasi karyawan dalam proyek sosial dan aktivitas pengembangan masyarakat. • Aktivitas lingkungan – proyek pengendalian polusi, penyesuaian sesuai aturan yang berlaku dan prosedur evaluasi untuk kemasan dan produk baru. • Hubungan eksternal – mendukung usaha kecil, investasi dan hubungan dengan pemerintah.
Kategori Tanggung Jawab Sosial • Keragaman dalam memperkerjakan serta mempromosikan kaum minoritas dan kaum wanita – kebijakan rekrutmen, penyempurnaan kebijakan, konseling karir, dan kesempatan untuk kaum minoritas khususnya bagi mereka yang mengalami cacat tubuh. • Kesehatan dan keselamatan kerja – kebijakan lingkungan perusahaan, keselamatan kerja, fasilitas makan, dan pengobatan. Seringkali, organisasi telah memasukkan tanggung jawab sosialnya dalam kebijakan operasionalnya. Sebagian besar perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawab sosial, bukan merupakan program tambahan, tetapi merupakan cara hidup perusahaan. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa organisasi yang telah mempraktikkan tanggung jawab sosial mendapatkan keuntungan besar dan sukses di mata masyarakat.
•
Kode etik dan etika bisnis bertujuan untuk menetapkan aturan dalam kode etik dan etika bisnis melalui enam tindakan, yaitu: – Kejujuran: jujur dalam setiap usaha yang dilakukan, mengatakan yang sebenarnya kepada konsumen, masyarakat, supplier dan pemegang saham. – Integritas: mengatakan apa yang dimaksud, menepati apa yang dijanjikan dan menegakkan kebenaran – Hormat: memperlakukan satu sama lain dengan hormat dan adil, menghargai adanya keragaman dari tempat kerja dan keunikan masing-masing karyawan – Percaya: membangun kepercayaan melalui kerjasama dan melakukan komunikasi yang terbuka – Bertanggung jawab: berani berbicara –tanpa rasa takut dan mengharap balas jasa– dan melaporkan hal-hal yang perlu mendapat perhatian di lingkungan kerja, mencakup pelanggaran hukum, aturan dan kebijakan perusahaan, dan mencari klarifikasi serta pedoman ketika terjadi keragu-raguan – Kewarganegaraan: mematuhi seluruh aturan hukum dimana perusahaan melakukan bisnis dan melakukan perannya untuk membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik
Referensi • • •
• • • • • •
Cornelissen, Joep. (2005). Corporate Communications: Theory and Practice. Sage. Davies, Gary; Chun, Rosa; Dasilva, Rui Vinhas; and Roper, Stuart. (2003). Corporate Reputation and Competitiveness. Routledge. Doorley, John and Garcia, Helio Fred. (2007). Reputation Management: The Key to Successful Public Relations and Corporate Communication. Routledge. Hardjana, Andre Hardjana. (2001). Audit Komunikasi. Jakarta: PT Granada Media Jakarta. Harrison, Kim. (2001). Strategic Public Relations: A Practical Guide to Succes, Second Edition. Vineyard Publishing. Hendrix, Jerry A. (2001). Public Relations Cases. Wadsworth. Oliver, Sandra M. (2004). Handbook of Corporate Communication and Public Relations: Pure and Applied. Routledge. Theaker, Alison. (2001). The Public Relations Handbook. Routledge. Wilcox, Dennis L and Cameron, Glen T. (2009). Public Relations Strategies and Tactics, Ninth Edition. Pearson International Edition.