Communication and Outreach Plan
Communication and Outreach Program is one of important components in the management of readiness process. The main purpose of Communication and Outreach Program are to raise awareness and communicate activities, result and other related issues of REDDI Readiness, for example : (1) (2) (3) (4) (5) (6)
drivers of deforestation, investment priority to reduce deforestation and forest degradation, institutional setting and legal framework, establishment of incentive REDD mechanism, REDD regulation, and guidance for effective engagement of Indigenous people and local communities.
The target groups may vary depending on the issues to be communicated, in general includes all stakeholders at different levels from : (1) Central and Local Governments, (2) Parliament members, (3) Private sector, Civil Societies, (4) Indigenous peoples and Local communities, (5) Academia. Communication and Outreach Program will be conducted by various means, among others : (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
National workshop, Local level workshop; Village dialogue, Field visit, Public consultation, Exhibition, Social marketing, Focus group meeting, and Dissemination of information through website and printed publication
Communication and Outreach Program will be held in Jakarta and in the provinces/districts related to DA locations and other readiness activities, during the period of 2010 – 2012.
REDD READINESS ACTIVITIES UNDER FCPF PROGRAMME 2010-2012
RENCANA KOMUNIKASI DAN PENJANGKAUAN
Program komunikasi dan penjangkauan adalah salah satu komponen penting dalam manajemen proses Readiness. Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan untuk mengkomunikasikan kegiatan, hasil dan isu lain terkait dengan REDDI Readiness, sebagai contoh : (1) penyebab deforestasi, (2) investasi prioritas untuk mengurangi deforestasi dan degradasi hutan, (3) rancangan kelembagaan dan kerangka kerja legal, (4) penetapan mekanisme insentif REDD, (5) peraturan REDD, dan (6) acuan keterlibatan efektif masyarakat setempat Target dari program ini bervariasi dan bergantung pada isu yang akan disampaikan. Secara umum, target mencakup seluruh stakeholder pada berbagai level : (1) pemerintah pusat dan daerah, (2) anggota DPR/DPRD, (3) swasta, (4) masyarakat (umum, adat, lokal) dan (5) universitas Program komunikasi dan penjangkauan akan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : 1. workshop nasional 2. workshop lokal/daerah 3. dialog di tingkat desa 4. kunjungan lapangan 5. konsultasi publik 6. pameran 7. social marketing 8. pertemuan/diskusi pkelomok terfokus 9. diseminasi informasi melalui website dan media/publikasi cetak Program ini akan dilaksanakan pada tahun 2010-2012 di Jakarta dan di beberapa propinsi/kabupaten yang terkait lokasi DA dan kegiatan readiness lain.
KEGIATAN REDD READINESS DALAM FCPF PROGRAM 2010-2012
Definisi Kegiatan Pasca COP-15
Indonesia's Readiness Plan (RPlan) dalam program FCPF, disetujui oleh peserta komite pada tahun 2009. Rplan ini dapat diakses melalui website Kementerian Kehutanan (www.dephut.go.id), website Badan Litbang Kehutanan (www.forda-mof.org) dan juga melalui website FCPF. Sejalan dengan perkembangan pada level nasional (perlunya koordinasi kerjasama REDD yang sedang berlangsung dan sedang direncanakan) dan level internasional (sedang dalam tahap negosiasi) demikian juga dengan alokasi anggaran FCPF untuk Indonesia, beberapa kegiatan dalam Rplan perlu untuk di redefinisi. Dalam program FCPF 2010-2012, REDDI readiness difokuskan pada kegiatan sebagai berikut : 1. Kegiatan analisis : a.
Menganalisis penyebab deforestasi dari perspektif pembangunan, penggunaan dan permintaan lahan dan perkembangan demografis b. Mengidentifikasi investasi prioritas yang diperlukan untuk mengurangi deforestasi dan degradasi hutan c. Mengidentifikasi kegiatan yang dapat mengurangi emisi, meningkatkan removals; dan menstabilkan stok karbon dalam hutan
2. Manajemen proses Readiness : a. Setting kelembagaan dan kerangka kerja legal untuk implmentasi REDD - Mereview Permenhut P. 68/2008, P.30/2009, P. 36/2009 dan merumuskan peraturan REDD yang terintegrasi - Finalisasi kelompok kerja REDD nasional
b. Peningkatan kapasitas lembaga dan stakeholder yang terlibat dalam implementasi kegiatan REDD : pelatihan untuk para trainer (ToT) dalam hal perhitungan karbon dan monitoring karbon (ground check dan analisis data spasial) pada level nasional dan sub nasional.c. P e n y i a p a n perangkat peraturan untuk insentif REDD : merancang mekanisme insentif untuk actor REDD (dalam rangka mendukung kegiatan yang sedang dikoordinasikan Kementerian Keuangan) d. Komunikasi dan penjangkauan e. Pengelolaan kegiatan Readiness termasuk pada Demonstration Activity (pengelolaan data, koordinasi dana pendamping) : pengelolaan data dan review periodik terhadap DA 3. Fasilitasi dalam penetapan REL dan pembangunan sistem MRV a. Analisis dan pemetaan asal dan dampak penggunaan lahan dalam hal siklus karbon terestris b. Pembangunan analisis berkelanjutan untuk aspek social ekonomi dan kebijakan utama dalam perubahan penggunaan lahan c. Pembangunan plot-plot permanen yang merepresentasikan berbagai tipe hutan untuk monitoring karbon hutan secara terestrial (untuk mengestimasi emisi GRK hutan dan memonitor perubahan stok karbon dalam hutan) pendekatan tingkat 3 (kombinasi penginderaan jauh dan inventarisasi terrestris / pengukuran berulang) 4. Fasilitasi dalam pembangunan DA baru Memfasilitasi pembangunan DA baru sesuai dengan petunjuk indikatif DA sebagai hasil COP 13 tentang REDD (Dec. 2/CP. 13) Mempertimbangkan ketersediaan dana, kegiatan pada tingkat sub nasional akan difokuskan pada beberapa propinsi/kabupaten.
KEGIATAN REDD READINESS DALAM FCPF PROGRAM 2010-2012
Definition of Activities Post COP-15
Indonesia's Readiness Plan (RPlan) under FCPF Programme was approved by Participant Committee in 2009. The RPlan can be accessed through the Ministry of Forestry Website and FORDA (WWW.forda-mof.org) and (WWW.dephut.go.id) as well as through FCPF Website. Along with the development both at the national level (existing and planned REDD cooperation which need to be coordinated , related policies) and international level (progress in negotiation), as well as FCPF budget allocation for Indonesia, there was a need to redefine the activities. Under FCPF programme 2010-1012, REDDI readiness focus on the following activities : 1. Analytical work : a. Analyze drivers of deforestation from a development perspective, land use and demands, demographic development; b. Identify priority investments needed to reduce deforestation and forest degradation; c. Identify activities within the country that result in reduced emissions and increased removals, and stabilization of forest carbon stocks; d. Rapid situation analysis concerning REDD policy in the country 2. Management of readiness process a. Institutional setting and legal framework for REDD implementation : - Stakeholder process to review Permenhut P. 68/2008, P.30/2009, P. 36/2009 and formulate an integrated REDD regulation - Finalize National REDD WG b.Capacity building of institutions and stakeholders involved in the implementation of REDD activities : Training for trainers (ToT) on carbon accounting and monitoring (ground check and spatial data analysis) at national and sub national level
c. Regulatory arrangement for REDD incentives: Setting incentives mechanism for REDD actors (support the existing work coordinated by the Ministry of Finance) d. Communication and outreach e. Management of readiness activities including demonstration activities (management of data, lessons and funding partner coordination) :Management of data and lessons, Periodic review of demonstration activities, f. Strategic Enviromental and Social Assessment (SESA) 3. Facilitation in REL establishment and MRV system development a. Analysis and possible mapping of nature and effect of land use on terrestrial carbon cycles. b. Development of a time series analysis of the primary social economic and policy aspects of land use change. c. Establishment of PSPs represented various forest types for ground-based forest carbon monitoring (for estimating forest-related GHGs emissions by sources and removals by sinks, and monitoring forest carbon stocks changes) to Tier 3 approach (combination of remote sensing and ground-based inventory/repeated measurements) 4. Facilitation in development of new Demonstration Activities. Facilitate the development of New Demonstration Activities, in accordance with Indicative guidance for Demonstration Activities under COP13 decision on REDD (Dec. 2/CP. 13) Considering the availability of funding, activities at the sub-national level will be focused in a number of provinces/districts.
REDD READINESS ACTIVITIES UNDER FCPF PROGRAMME 2010-2012
Strategic Environmental and Social Assesment (SESA)
SESA is a tool that uses a range of analytical and participatory approaches that aim to integrate environmental and social consideration into policies, plans and programs and evaluate the inter linkages with economic and institutional considerations. SESA has two components: the strategic assessment (SA) and the Environmental and Social Management Framework (ESMF). The strategic assessment addresses drivers of deforestation by applying ranges of analytical tools as well as participatory processes. The ESMF addresses policies and legal adjustments as proposed by the strategic assessment by looking at institutional, regulatory and capacity requirements. The objectives of SESA for Indonesia are : (i) to identify the institutional arrangements and governance needed for the implementation of REDD Readiness strategy; ii) to identify the social and environmental risks from REDD strategies/policies; and iii) to outline possible mitigation options. Through SESA, it is expected that potential risks that might be resulted from the implementation of REDD policy can be identified and minimized, at the same time able to identify and capture potential benefits of both social and environmental impacts that might be delivered from the REDD policy
The strategic assessment shall be conducted through consultation processes and analytical works that include the following steps: 1. Conduct rapid situational analysis concerning REDD policy in the country, 2. Conduct a rapid assessment in some (to be defined)ongoing REDD Demonstration Activities in different locations, 3. Prepare baseline profile on socio- economic and bio-physics of the new, proposed DAs based on primary and or the latest secondary data. 4. Consult key stakeholders on the result of rapid situational analysis by conducting scientific and policy dialogues at selected locations of DA and at the national level. 5. Finalize work plan for preparing the ESMF of management framework to address social and environmental risks and their potential benefits of REDD policy. 6. Test ESMF at the selected locations of DA, and to monitor implementation of the framework. 7. Inform decision making regarding the potential benefits and risks of REDD policy during the process of monitoring and to propose policy, legal and institutional adjustment. SESA activities will be carried out during the period of readiness activities under FCPF (20102012).
SESA can be initiated by conducting an assessment in some selected Demonstration Activity (DA) sites, as the basis for discussion and further strategic assessment at a national scale; with the final objective to formulate a framework to manage risks of social and environmental upon the implementation of REDD strategy.
REDD READINESS ACTIVITIES UNDER FCPF PROGRAMME 2010-2012
Strategic Environmental and Social Assesment (SESA)
SESA adalah alat yang menggunakan rangkaian pendekatan analitis dan partisipatif yang bertujuan untuk mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dan social kedalam kebijakan, rencana dan program serta mengevaluasi keterkaitannya dengan pertimbangan ekonomi dan kelembagaan. SESA terdiri dari 2 komponen, yaitu pengukuran/analisis strategis (strategic assessment/SA) dan kerangka kerja pengelolaan lingkungan dan social (environmental and social management framework/ESMF). Analisis strategis ditujukan untuk menganalisis penyebab deforestasi dengan menerapkan rangkaian alat analisis dan proses partisipatif. Sedangkan ESMF ditujukan untuk penyesuaian kebijakan dan hukum terhadap hasil dari SA dengan memperhatikan persyaratan kelembagaan, peraturan dan kapasitas. Tujuan penerapan SESA di Indonesia adalah : 1. Mengidentifikasi pengaturan kelembagaan dan pemerintahan yang diperlukan untuk implementasi strategi REDD readiness 2. Mengidentifikasi resiko sosial dan lingkungan kebijakan/strategi REDD 3. Mengidentifikasi kemungkinan pilihan mitigasi Melalui SESA, diharapkan bahwa resiko potensial yang mungkin dihasilkan dari implementasi REDD dapat diidentifikasi dan diminimalkan, dan dalam waktu yang sama dapat mengidentifikasi dan menangkap manfaat potensial dari dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan dari penerapan kebijakan REDD.
SESA dapat dimulai dengan melakukan penilaian/pengukuran di beberapa Demonstration Activies (DA) terpilih sebagai dasar untuk diskusi dan penilaian strategis (SA) lebih lanjut pada skala nasional, dengan tujuan akhir memformulasikan kerangka kerja untuk mengelola resiko sosial dan lingkungan dari implementasi strategi REDD. SA harus dilakukan melalui proses konsultasi dan analisis dengan tahapan sebagai berikut : 1. Melakukan analisis situasi secara cepat terhadap kebijakan REDD 2. Melakukan penilaian secara cepat di beberapa tempat DAREDD 3. Menyiapkan profil dasar sosial-ekonomi dan biofisik untuk DA baru yang diusulkan dengan menggunakan data primer atau data sekunder terbaru 4. Berkonsultasi dengan para stakeholders utama dalam hal hasil analisis situasi secara cepat dengan menyelenggarakan diskusi ilmiah dan diskusi kebijakan pada beberapa lokasi DA terpilih dan pada tingkat nasional 5. Memfinalisasi rencana kerja untuk menyiapkan ESMF terhadap resiko lingkungan dan sosial serta manfaat potensial kebijakan REDD 6. Menguji ESMF di beberapa lokasi DA terpilih dan memonitor implementasi kerangka kerja 7. Menginformasikan pada pengambil keputusan berkaitan dengan manfaat dan resiko potensial kebijakan REDD selama proses monitoring, serta mengusulkan penyesuaian kebijakan, peraturan dan kelembagaan.
KEGIATAN REDD READINESS DALAM FCPF PROGRAMME 2010-2012