Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 58-65
PENERAP PAN MODE EL PEMBEL LAJARAN KOOPERATI K IF TIPE STA AD UN NTUK MELA ATIH KETE ERAMPILAN N SOSIAL DAN D AKADE EMIK SISW WA SMP Masruroh 1), Endang Sussantini 2), dan Elok Sudib byo 3) 1)
Mahasisw wa Program Stuudi Pendidikan Sains FMIPA UNESA, e-maail: chionaayu@ @yahoo.com 2) Doosen Jurusan Biologi B FMIPA A UNESA, e-mail:
[email protected] 3) Dosen Prrogram Studi Pendidikan P Sainns FMIPA UN NESA, e-mail: elok.sudibyo@ e @gmail.com
A Abstrak Penelitiian ini bertujuaan mendeskrippsikan keterlaksanaan pembellajaran, keteram mpilan sosial, keterampilan akadem mik, dan responn siswa pada penerapan p model pembelajarran kooperatiff tipe STAD. Penelitian P ini merupaakan penelitian Pre-Experimeental dengan deesain One Shott Case Study dengan d subyek penelitian 31 siswa kelas k VIII B SMP S Negeri 1 Babat. Data keterlaksanaaan pembelajaraan dan keteram mpilan sosial diperoleeh ketika prosees pembelajaraan berlangsungg, sedangkan keterampilan k akkademik dan respon r siswa diperoleeh setelah moddel pembelajarran kooperatiff tipe STAD diterapkan. d Hassil penelitian menunjukkan m bahwa pembelajaran kooperatif tipee STAD telahh terlaksana seesuai sintaks (1100%), keteram mpilan sosial siswa sebesar s 98,96% % yang terdiri atas keteramppilan kerjasamaa (29,67%) dann keterampilann komunikasi (69,29% %), keterampillan akademik siswa yang ddilihat dari ketuntasan hasil belajar akadeemik sebesar 61,29% % dan hampirr seluruh sisw wa (94,00%) memberikan respon positiif pada penerrapan model pembelajaran kooperaatif tipe STAD.. Kata ku unci: Model pembelajaran koooperatif tipe S STAD, Keteram mpilan sosial, K Keterampilan akademik a A Abstract ms of this reseaarch are to desscribe the impllementation off learning, sociaal skill, academ mic skill, and The aim student’s responses to o the implemenntation of coopperative learnin ng model in ST TAD type. Thiss research is a Pre-Expperimental reseearch with Onee Shot Case Stuudy design wh hose subject is 31 students off SMP Negeri 1 Babatt at VIII grade in B class. Daata of the impleementation of learning l and soocial skill is reetrieved when learning g process occu urs, while data of o academic skkill and studentt’s responses iss retrieved afteer cooperative learning g model in ST TAD type is im mplemented. The result of this research shows that thee cooperative learning g model in ST TAD type waas proper withh the step (100 0%), student’ss social skill percentage p is 98.96% %, that consistss of the collabboration skill (29.67%) ( and communication skill (69.29% %), student’s academ mic skill which is seen from thhe academic aachievement peercentage is 61.29%, and alm most all of the students (94.00%) giv ve positive respponses to the iimplementationn of cooperativve learning moodel in STAD type. Keywords: Cooperatiive Learning Model M in STAD D Type, Social Skill, Academ mic Skill
PENDAHULU P UAN sosial meru Keterampilan K upakan keteraampilan yangg diperlukan d inndividu untukk dapat berrinteraksi dann beradaptasi b deengan lingkunggannya. Pada umumnya u anakk usia u Sekolah Menengah M Perrtama (SMP) termasuk padaa kategori k remajja, tepatnya maasa remaja aw wal. Siswa yangg telah t memasuuki masa rem maja harus biisa menguasaai keterampilan k sosial s untuk daapat menyesuaiikan diri dalam m kehidupan k seh hari-hari dan dapat d diterimaa secara sosiaal oleh o lingkung gan dan kellompok temaan sebayanyaa. Asriyanti A (20011) menyataakan bahwa tanpa adanyaa keterampilan k sosial, sisw wa akan kessulitan dalam m berinteraksi b deengan individu u lain atau tem man sebayanyaa dan d lingkungaan sekitarnya. Pemerintah P meerespon hal inni melalui m PP No. N 19 tahun 2005 2 Pasal 13 ayat (1) yangg memuat m baahwa pendidikkan kecakapann hidup yangg didalamnya d teerdapat keteram mpilan sosial dan akademikk dapat d dimasukkkan dalam kuriikulum SMP.
Ashher (dalam Speence, 1983) membuktikan m b bahwa anak-anakk dengan hubuungan teman sebaya s yang rendah r cenderung drop out dari sekolah, terlibat kenaakalan remaja, dan memilikii masalah keesehatan menttal di kalan remaja marak m kemudiann hari. Di Inddonesia kenak terjadi. Kenakalan K rem maja yang terrjadi salah saatunya adalah perkelahian p anntar pelajar atau a tawuran antar pelajar. Sirait S (dalam Alfiyah A dkk, 2012) menyaatakan bahwa seepanjang tahunn 2011, terjadii 139 kasus taw wuran dengan jumlah korbann jiwa 39 anakk. Tingginya angka kasus peerkelahian anttar pelajar di atas menunjuukkan masih renndahnya kem mampuan remaaja untuk mennerima perbedaan n pendapat dan kerjasam ma. Hal terrsebut menunjukkkan masih renndahnya keterrampilan sosiall pada remaja. Di D SMPN 1 Baabat Lamongan n sendiri, kenaakalan remaja atau a yang di sekolah biasa disebut seebagai pelanggarran ketertibaan sepanjang tahun pelajaran 2011/2012 tercatat 15 kasus k perselisihhan antar pelajaar. Hal
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
tersebut menunjukkan cukup pentingnya keterampilan sosial untuk dilatihkan pada siswa di SMP tersebut. Keterampilan sosial (social skill) adalah keterampilan berinteraksi dengan orang lain untuk membangun hubungan sosial yang baik sehingga menjadikan seseorang dapat bekerjasama dan diterima orang lain. Depdiknas (2006) membagi keterampilan sosial menjadi dua bagian besar, yaitu keterampilan kerjasama dan komunikasi. Gresham (dalam Center, 1999) mengidentifikasi enam tipe keterampilan sosial, salah satu diantaranya adalah keterampilan kooperatif (cooperative skills) yang dirinci oleh Lundgren (dalam Ratumanan, 2004) menjadi keterampilan kooperatif tingkat awal, menengah, dan mahir. Kecakapan akademik seringkali disebut juga kecakapan intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah. Kemampuan berpikir ilmiah merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir secara umum, namun mengarah kepada kegiatan yang bersifat keilmuan. Terdapat berbagai aspek dalam keterampilan akademik salah satunya aspek penguasaan pengetahuan (Depdiknas, 2006). Dalam penelitian ini keterampilan akademik yang dimaksud adalah keterampilan akademik dalam aspek penguasaan pengetahuan yang dilihat dari ketuntasan hasil belajar akdemik. Prestasi akademik berhubungan dengan keterampilan akademik dimana salah satu aspeknya adalah penguasaan pengetahuan. Penguasaan pengetahuan didapatkan melalui suatu proses belajar, sehingga penguasaan pengetahuan seseorang dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar umumnya berupa prestasi belajar. Jika penguasaan pengetahuan ini baik maka keterampilan akademik juga baik. Dengan demikian keterampilan akademik seseorang dalam aspek penguasaan pengetahuan dapat dilihat dari hasil belajar atau prestasi belajar akademiknya. Keterampilan sosial dan akademik dapat dikembangkan melalui model pembelajaran kooperatif. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2005). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat diterapkan untuk melatih keterampilan sosial dan akademik siswa. Pembelajaran kooperatif memiliki langkah-langkah atau sintaks pembelajaran. Ibrahim (2000:10) menyatakan sintaks pembelajaran kooperatif memiliki enam fase sebagai berikut: a. Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa b. Fase 2: Menyajikan informasi c. Fase3:Mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar
d. e.
f.
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5: Evaluasi Fase 6: Memberikan penghargaan
Menurut Slavin (2005) STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu: presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim. Poin skor kemajuan individual siswa ditunjukkan pada Tabel 1. Sedangkan kriteria penghargaan tim dalam STAD ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 1 Poin kemajuan siswa Skor kuis Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 10-1 poin dibawah skor dasar Skor awal sampai 10 poin di atas skor dasar Lebih dari 10 poin di atas skor dasar Jawaban sempurna (terlepas dari skor dasar)
Poin kemajuan 5 10 20 30 30
(Slavin, 2005:159) Tabel 2 Kriteria penghargaan kelompok Kriteria (Rata-rata tim) 1-15 16-20 21-30
Penghargaan Tim Baik (Good Team) Tim Sangat baik (Great Team) Tim Super (Super Team)
(diadaptasi dari Slavin, 2005:160) Menurut Arends (2012), pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan, yaitu: prestasi akademik, toleransi dan penerimaan akan keanekaragaman, serta pengembangan keterampilan sosial. Hasil penelitian Sarimaya (2009) menunjukkan model pembelajaran kooperatif hasil pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran, yaitu penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan. Sejalan dengan hal ini penelitian yang dilakukan oleh Ulansari (2012) memberikan hasil bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dikategorikan memberikan hasil yang positif, karena rata-rata pada tiap aspek keterampilan sosial yang diamati sebanyak 60% siswa memperoleh nilai memuaskan. Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada metode pengajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nur, 2008). Menurut Slavin (2005) dalam pembelajaran kooperatif, yang paling penting adalah, siswa saling mendukung untuk berhasil, bukannya untuk gagal. Dalam pembelajaran kooperatif siswa ditempatkan dalam kelompok kecil yang heterogen dalam hal kemampuan akademik dan jenis kelamin untuk dapat saling melengkapi. Armstrong dan Palmer (1998) menyatakan “It reveals that students of higher ability are
59
Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 58-65
not n adverselyy affected by working in heterogeneouss groups g as som me parents andd teachers contend”. Dengann demikian, d baikk siswa dengann kemampuan akademik a yangg tinggi t maupun n rendah samaa-sama mempeeroleh manfaaat dari d pembelajaaran ini. Sejalan dengan d hal tersebut, penelitiann Sadra (2011)) menunjukkan m bahwa peneerapan model pembelajarann kooperatif k tipee STAD padaa materi perkkembangbiakann tumbuhan t dappat membantuu siswa mencaapai ketuntasann belajar b hinggaa 85%. Hasill penelitian Hsiung H (2012)) menunjukkan m bahwa prestaasi akademik siswa dengann pembelajaran p kooperatif k lebih h baik daripadaa siswa dengann pembelajaran p individual. i Hasil penelitian Parveen P (2012)) juga j menunjuk kkan hal serupaa. Dalam peembelajaran kooperatif sisw wa dikondisikann untuk u memilikki tanggung jaawab terhadap p pembelajarann mereka m sendirri dan juga peembelajaran teeman satu tim m mereka. m Igel daan Urquhart (22012) menyatakkan dalam hasil temuannya t “W When teacherss plan cooperrative learningg activities a for th heir students, they t set the staage for studentss to t be responsib ble for their ow wn learning annd the learningg of o others in theeir groups”. Menurut Lundgren (dalam ( Ratum manan, 2004)), pembelajaran p kooperatif memanfaatkan m kecenderungann siswa untuk k berinterakksi. Sejumlaah penelitiann menunjukkan m bahwa dalam kelas, siswaa lebih banyakk belajar b dari satu s teman kee teman lainn nnya di antaraa sesama siswa bila dibanding gkan belajar deengan gurunyaa. nurut Piaget (daalam Ratumanaan, 2004) dasarr Selain itu men dari d belajar adalah a aktivitaas anak bila ia berinteraksi dengan d lingkunngan sosial dan n lingkungan fiisiknya. Berdasarkkan latar belaakang di atass, tujuan darri penelitian p ini adalah menndeskripsikan keterlaksanaann pembelajaran, p keterampilaan sosial, keterampilann akademik, a dan n respon siswaa terhadap pennerapan model pembelajaran p k kooperatif tipee Student Team ms-Achievement Divisions D (STA AD). METODE M Penelitian P ini merupakan penelitian p Pree Experimental dengan d desainn One Shot Caase Study. Dalam desain inni hanya h dilakukkan satu kali observasi o settelah treatment (Arikunto, ( 20110). Treatmentt dalam peneliitian ini adalahh penerapan p moddel pembelajarran kooperatif tipe t STAD dann observasi o daalam penelitiian ini dilakukan padaa keterampilan k sosial dan akadeemik siswa. p ini ad dalah siswa kellas VIII B SMP P Subyek penelitian Negeri N 1 Babaat tahun pelajarran 2012/2013 dengan jumlahh 31 3 orang sisswa. Berikut adalah skem ma rancangann penelitian p “On ne Shot Case Sttudy”. X → O (Arikkunto, 2010:1224)
Keterangan : X= perllakuan pada kelas yaitu penerapan model m pem mbelajaran koopperatif tipe STA AD. O = kemampuan siswa yang meliputii keterampilan sosial dan akademik siiswa setelah mendapat kegiatan pem mbelajaran. Dalam m penelitian ini penelitii terlebih dahulu d mempersiapkan instrum men pengambiilan data. Instrrumen dimaksud aadalah Lem mbar Pengam yang matan Keterlakssanaan Pembbelajaran, Leembar Pengam matan Keteramp pilan Sosial, Angket A Sosiometri, Lembaar Tes Hasil Bellajar, dan Angkket Respon. Lem mbar Pengamaatan Keterlaksaanaan Pembelajaran ini divallidasi oleh tiga dosen denngan mengguunakan validitas isi (content vaalidity) dan diinyatakan validd atau layak digunakan. Lem mbar pengamaatan keterlakssanaan pembelajaran dibuat peneliti untuk u mengetahui keterlaksaanaan pembellajaran dalam m penerapan model m pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam d materi getaran dan geloombang. Aspeek yang diam mati melalui leembar observasii ini meliputii aspek persiiapan, pelaksaanaan, penutup, pengelolaan waktu, w dan suasaana kelas. Lem mbar Pengam matan Keteram mpilan Sosiaal ini divalidasii oleh tiga dossen dengan meenggunakan vaaliditas isi (conteent validity) ddan dinyatakaan valid atau layak Sosial digunakann. Lembar Pengamatan P Keterampilan K dibuat peneliti p berdassarkan aspek-aaspek keteram mpilan sosial siswa yang m meliputi aspeek kerjasamaa dan komunikaasi. Lembar observasi inni berupa leembar pengamattan aktivitas siiswa yang tamp pak dominan selama s pembelajaran. Aktivitaas siswa yangg diamati meeliputi mberikan inforrmasi, memperhhatikan guru/teman yang mem menulis atau a menggarissbawahi poin-ppoin penting selama s guru/temaan memberikaan informasi, melakukan m prakktikum secara berkelompok, mendiskusik kan tugas secara s berkelom mpok, melakuukan presen ntasi, membeerikan tanggapan n (pendapat, iide, atau sarann) dan membeerikan pertanyaaan. Anggket Sosiomettri digunakann untuk mennjaring pendapat--pendapat sisswa tentang penerimaan teman t sebayany ya serta hubuungan di anttara mereka dalam kelompokk. Angket Sosiometri ini berisi pertaanyaan tentang teeman yang disuukai dan tidak disukai dalam m suatu kelompokk beserta alasaannya. Angkett ini akan dibeerikan kepada setiap s anggotaa kelompok. Angket Sosioometri digunakann sebagai penunjang dalam menggamati keteramp pilan sosial siswa. Angk ket Sosiometrri ini divalidasii oleh tiga dosen terlebih dahulu sebbelum digunakann dalam peneelitian. Validittas yang diguunakan adalah vaaliditas isi (content validity) dan d dinyatakann valid atau layakk digunakan
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Soal-soal dalam Lembar Tes Hasil Belajar divalidasi oleh tiga dosen terlebih dahulu sebelum digunakan dalam penelitian. Validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity) dan dinyatakan valid atau layak digunakan. Selain divalidasi, Lembar Tes Hasil Belajar ini juga dicari reliabilitasnya melalui uji coba soal. Hasil analisis uji coba soal menunjukkan r11 lebih besar daripada rt, sehingga instrumen Lembar Tes Hasil Belajar ini reliabel. Angket Respon berisi pernyataan-pernyataan untuk menjaring respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah dilakukan. Tiap pernyataan dalam angket respon siswa disertai dengan dua alternatif jawaban sehingga siswa dapat memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut sebagai respon. Angket respon divalidasi oleh tiga dosen terlebih dahulu sebelum digunakan dalam penelitian. Validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity) dan dinyatakan valid atau layak digunakan. Setelah persiapan cukup, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Materi Getaran dan Gelombang. Saat proses pembelajaran berlangsung, pengamat mengamati keterlaksanaan pembelajaran dan keterampilan sosial siswa menggunakan instrumen Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran dan Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial. Pengamat mengamati keterlaksanaan pembelajaran selama tiga pertemuan. Pengamat terdiri atas tiga orang. Pengamat mengamati keterampilan sosial siswa selama tiga pertemuan. Pengamat terdiri atas empat orang di mana satu orang pengamat mengamati satu kelompok siswa. Setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam Materi Getaran dan Gelombang, siswa akan diberikan Tes hasil belajar. Lembar Tes Hasil Belajar ini berupa lembar tes yang digunakan untuk mendapatkan data keterampilan akademik siswa. Setelah diberikan tes hasil belajar siswa kemudian diberi angket. Angket berupa Angket Respon dan Angket Sosiometri. Angket Respon digunakan untuk mendapatkan data respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah diterapkan dan Angket Sosiometri digunakan untuk mendapatkan data penerimaan siswa terhadap teman satu kelompoknya dan data hubungan antar siswa dalam satu kelompok sebagai data pendukung keterampilan sosial. Data keterlaksanaan pembelajaran didapatkan dari hasil pengamatan tiga orang pengamat melalui Lembar Opengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran. Hasil pengamatan dari tiga orang pengamat ini akan dibandingkan dan dianalisis persentase keterlaksanaannya dengan perhitungan: 100 %
Data keterampilan sosial siswa didapatkan dari Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial siswa dan angket sosiometri. Data hasil pengamatan akan dianalisis oleh peneliti dengan menghitung frekuensi kenampakan aktivitas siswa yang disesuaikan dengan rubrik yang terlampir. Frekuensi kenampakan aspek keterampilan sosial akan dipersentasekan dengan perhitungan: 100 %
(2)
Persentase aktivitas untuk setiap aspek keterampilan sosial dalam tiap pertemuan kemudian dirata-rata. Dari data Angket Sosiometri didapatkan pendapat siswa tentang teman yang disukai dan tidak disukai dalam suatu kelompok. Data ini kemudian dimasukkan kedalam tabel sosiometri (sosiomatriks) untuk tiap kelompok dan selanjutnya akan dibuat sosiogram. Data keterampilan akademik dalam aspek penguasaan pengetahuan didapatkan dari hasil belajar akademik setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD akan dianalisis dari jumlah skor jawaban yang benar untuk kemudian dibandingkan dengan kriteria atau patokan yang telah ditentukan. Patokan minimal yang ditentukan adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari sekolah sebesar 75. Siswa dikatakan tuntas jika nilai tes hasil belajar mereka ≥ 75. Untuk respon siswa, tiap respon siswa untuk masing-masing pernyataan akan dihitung dengan perhitungan sebagai berikut: 100 %
Persentase respon siswa =
(3)
Data akan diinterpretasi dengan cara membuat kategori untuk setiap kriteria menurut Ginanjar (2011) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Interpretasi Data Persentase
Kategori
0% 1% - 25% 26% - 49% 50% 51% - 75% 76% - 99% 100%
Tidak ada Sebagian kecil Hampir separuhnya Separuhnya Sebagian besar Hampir seluruhnya Seluruhnya
(Ginanjar, 2011:45) HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan pembelajaran diamati oleh tiga orang pengamat selama tiga kali pertemuan menggunakan Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran. Hasil pengamatan ditunjukkan pada Tabel 4.
(1)
61
Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 58-65
Tabell 4 Keterlaksanaan Pembelaajaran Rata--rata keterlaksaanaan tiap pertem muan
Aspek k yang diamati Pendahulu uan Fase 1. Mennyampaikan tujuann dan memotiivasi siswa Kegiatan Inti Fase 2. Mennyampaikan informasi Fase 3. Menngorganisasi siswaa dalam kelom mpok Fase 4. Mem mbimbing kelompok bekerja b dan belajarr Fase 5. Mem mberikan evaluasii Penutup Fase 6. Mem mberikan penghargaaan
100 0% 100 0% 100 0% 0% 100 100 0% 100 0%
.Tabel 4 menunjukkann bahwa semuua fase model pembelajaran p k kooperatif tipee STAD pada Materi M Getarann dan d Gelombanng selama tiga pertemuan terrlaksana 100% %. Dengan D dem mikian, peneraapan model pembelajarann kooperatif k tip pe STAD pada p Materi Getaran dann Gelombang G sudah sesuai sinttaks. Data ketterampilan so osial siswa diidapatkan darri Lembar L Pengaamatan Keteraampilan Sosiaal dan Angket Sosiometri. Keterampilan K sosial siswa yang tampakk selama tiga pertemuan p kem mudian dirata--rata. Rata-rataa keterampilan k sosial siswa yang tampakk selama tigaa pertemuan p dituunjukkan pada Tabel 5.
kesempattan untuk menampakk kan keteram mpilan komunikaasi pada fase ppertama, kedua, ketiga, kelim ma, dan keenam yang y masing-m masing memilikki durasi 5 mennit, 20 menit, 200 menit, dan 5 menit. Sehinngga dari 80 menit untuk pembelajaran siswa diberikan kesempatan k menampaakkan keteram mpilan komunik kasi selama kurang k lebih 50 menit. m Berddasarkan Tabel 5, persentasee keterampilan sosial siswa yanng tampak dalaam penerapan model pembelajaran kooperatiif tipe STAD D pada Materi M Getarann dan Gelombanng sebesar 98,996% dengan perilaku tidak reelevan sebesar 1,04%. 1 Hal inii sesuai dengaan pendapat Arends A (2012) bahwa b pembellajaran kooperratif dikembanngkan untuk mencapai tiga tujuan t dan saalah satunya adalah a pengembangan keteram mpilan sosial. Dataa ini didukungg oleh data darri angket sosioometri. Berdasarkkan sosiogram m dari angkeet sosiometri dapat diketahuii bahwa hubunggan yang munccul dalam keloompok adalah sttar, rejectee, mutual pair, dan chain. Dari D 4 kelompokk yang diam mati semua kelompok k meemiliki hubungann mutual pair nnamun hanya terdapat t 3 keloompok yang meemiliki hubunggan chain. Haal ini menunjuukkan bahwa haampir seluruh kelompok yan ng diamati meemiliki hubungann yang mendukkung pengembbangan keteram mpilan sosial siswa. s Grafikk hubungan dalam keloompok berdasarkkan sosiogram yang telah diibuat untuk masingm masing kelompok ditunjjukkan oleh Gaambar 1. .
Aspek keterampil an Sosial
Kerjasama Komunikasi Perilaku tidak relevan
Pertemuan n ke-
1
2
3
41,33 % 57,66 %
35,34 % 63,33 %
12,34 % 86,88 %
1,00%
1,33%
0,78%
RataR r rata peersen tase t 29,67% 69,29%
Jumlah presentase keterampilan sosial
98,96 %
Jumlah Interaksi
Tab bel 5 Keteramp pilan Sosial Siiswa 4 3
Rejecteee
1
Mutual P Pair
0 1
4
5
8
Chain
Kelom mpok
1,04%
m bahwa b rata-ratta keterampilann Tabel 5 menunjukkan sosial siswa yang tampak untuk aspek k keterampilann kerjasama k sebbesar 29,67% dan aspekk keterampilann komunikasi k seebesar 69,29% %. Sehingga juumlah rata-rataa keterampilan k sosial s yang tam mpak selama tiga t pertemuann sebesar 98,96% %. Sedangkan rata-rata perseentase perilakuu tidak t relevan selama tiga pereetemuan sebesaar 1,04%. kasi siswa deengan rata-rataa Keteramppilan komunik 69,29% 6 lebih tinggi daripaada persentasee keterampilann kerjasama. k Hall ini dapat terjadi karena kessempatan siswaa untuk u menam mpakkan keterrampilan kom munikasi lebihh banyak, b bisa dilihat d pada RPP R di mana siswa diberikann
Star
2
Gambar 1. Grafik p persebaran hu ubungan dalam m k kelompok Berddasarkan sosioogram dari angket sosiometri dapat diketahuii bahwa hubunggan yang munccul dalam keloompok adalah sttar, rejectee, mutual pair, dan chain. Dari D 4 kelompokk yang diam mati semua kelompok k meemiliki hubungann mutual pair nnamun hanya terdapat t 3 keloompok yang meemiliki hubunggan chain. Haal ini menunjuukkan bahwa haampir seluruh kelompok yan ng diamati meemiliki hubungann yang menduukung pengembbangan keteram mpilan sosial sisw wa.
Pengusaaan pengetahuann merupakan saalah satu aspekk keterampilan k a akademik (Dep pdiknas, 2006). Keterampilann akademik a seseorang daalam aspek penguasaann pengetahuan p dapat d dilihat daari hasil belajaar atau prestasi belajar b akadeemiknya. Keteerampilan akkademik siswaa dalam d aspek peenguasaan pen ngetahuan dalam m penelitian inni didapatkan d darri hasil belajaar akademik melalui m Lembarr Post-Test P sisw wa yang diberrikan pada ak khir penerapann pembelajaran p k kooperatif tipee STAD pada Materi M Getarann dan d Gelomban ng. Nilai tes hasil h belajar siiswa kemudiann dibandingkan d dengan KKM sekolah (75). Hasil tes hasil belajar b menunj njukkan bahwaa dari 31 siswa sebanyak 199 siswa atau 61 1,29% siswa mendapatkan m nilai tes hasil belajar b ≥ 75 seehingga apabilaa dibandingkan n dengan KKM M sekolah (75) siswa terseebut dikatego orikan tuntass. Sedangkan 12 siswa laainnya atau 38,71% 3 siswaa mendapatkan m nilai tes hassil belajar < 75 sehinggaa dikategorikan d belum tuntas. Grafik ketun ntasan tes hasil belajar b siswa ditunjukkan d padda Gambar 2..
Respon (%)
Penerapan Model Pembeelajaran Kooperratif Tipe STA AD
100 0,00
R Respon Positif
50 0,00
R Respon Negati f
0 0,00 Jumlaah respo on
TTidak M Merespon
Gambar 3. Grafiik Persentase Respon R Siswaa Berdaasarkan Gambaar 3, secara kesseluruhan peneerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD D ini mendapattkan respon poositif dengan raata-rata sebesarr 94%, hal ini menunjukkan m hhampir seluruhh siswa membeerikan respon positif p terhadapp penerapan model m pembelajaran kooperatiif tipe STA AD pada Maateri Getaran dan Gelombanng. PENUTU UP
Tuntas T 38 8,71% 61 1,29%
Belum B Tuntas T
Gambarr 2. Grafik kettuntasan hasill belajar
Siswa yaang belum tunntas dalam peembelajaran inni mencapai m 38,7 71%. Hal ini terjadi t karena adanya faktorr dari d luar yang tidak dapat dikendalikan seepenuhnya olehh peneliti. p Dalam m penelitian in ni faktor tersebbut antara lainn waktu w pelaksannaan tes hasil belajar b yang ku urang tepat. Tess hasil h belajar dilaksanakan d paada pertemuan n keempat padaa jam j terakhir seehingga sedikitt banyak dapat mempengaruhhi konsentrasi k sisswa. Selain itu u sebelum tes hasil h belajar inni diberikan d sisw wa sudah men ndapatkan beb berapa ulangann harian h mata pelajaran p lain pada p hari itu sehingga padaa pelaksanaan p tees hasil belajaar terakhir (tes hasil belajarr pelajaran p IPA A dalam Materri Getaran dann Gelombang)) siswa merasa jenuh j sehinggaa berpengaruhh pada hasil tess hasil h belajar nya. n Meskipun demikian, berrdasarkan hasil perhitungan p didapatkan d rataa-rata nilai tess hasil belajarr siswa sebesar 76. Dengan demikian, d nilai rata-rata kelass melebihi m KKM M yang diberikaan sekolah. Data responn siswa didapaatkan dari angkket respon yangg diberikan d padda 31 siswa setelah pen nerapan model pembelajaran p k kooperatif tipee STAD pada Materi M Getarann dan d Gelombaang. Rata-rataa persentase respon siswaa ditunjukkan d paada Gambar 3..
Simpulan n Berdasarkkan hasil peneelitian dan pem mbahasan padda bab sebelumn nya, maka dapaat disimpulkan bahwa: 1. Keterrlaksanaan pem mbelajaran dalaam penerapan model m pembelajaran koopperatif tipe ST TAD sudah sesuai sintakks dengan semuua fase telah teerlaksana (100% %). 2. Keterrampilan sossial siswa setelah menngikuti pembelajaran koopeeratif tipe STA AD yang diterrapkan sebesaar 98,96% yyang terdiri atas keteram mpilan kerjassama (29,67% %) dan keteraampilan komuunikasi (69,29 9%). 3. Keterrampilan akaddemik siswa setelah menngikuti pembelajaran koopperatif tipe STA AD yang diterrapkan dilihaat dari ketuntassan hasil belajaar akademik seebesar 61,29%. 4. Hamppir seluruh sisw wa (94,00%) memberikan respon r positif pada peenerapan mo odel pembelajaran AD. koopeeratif tipe STA Saran Berdasarkkan pengalamaan selama melaaksanakan peneelitian ini untu uk penelitian selanjutnya saran yang dapat diberikann peneliti sebaggai berikut: 1. Kegiaatan pembelajjaran perlu disempurnakan d n dan diperssiapkan dengaan lebih baik agar keteram mpilan kerjassama dan kom munikasi dapatt dilatihkan dengan d seimbbang pada sisw wa. 2. Instruumen Lembaar Pengamataan Keterlakssanaan Pemb belajaran perluu dilengkapi dengan keterrangan kualittas pelaksanaaan pembelaajaran agar data pengaamatan lebih leengkap.
Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 58-65
3. 3 Instrumen Lembar Pengamatan Keteraampilan Sosiaal yang diguunakan perlu dilengkapi dengan d catatann pengamat untuk perilak ku tidak relevvan agar jeniss perilaku tid dak relevan dap pat terlacak. DAFTAR D PUS STAKA Artikel A ini addalah ringkasann dari skripsi dengan juduul “Penerapan “ M Model Pembelaj ajaran Koopera atif Tipe STAD D untuk u Melatih Keterampilann Sosial dan Akkademik Siswaa SMP”. S Refereensi yang dipaakai dalam arttikel ini antaraa lain: l Alfiyah, A Nur. dkk. 26 Seeptember 20122. “Hindarkann dari Taawuran”.Tempo o. (online)) Pelajar (http://www w.tempo.co/reaad/fokus/2012//09/26/2588/Hii ndarkan-Peelajar-dari-Taw wuran) diaksess 29 Oktoberr 2012.
Ibrahim, Muslimin., dkk. 20000. Pembelaajaran Koopeeratif. Surabayya: Unesa Univversity Press. Igel, Chaarles & Vickii Urquhart. 20012. Generatiion Z, Meet Cooperative L Learning. Midddle School Journal, (Onlinne). Vol 443. 4 (Marr 2012): 16-21,, (http:///search.proquest.com/socialsciences/docview w/1282 2644778/13D783FB97752811E52B/5??accountid=1399588,
diaksees 16 April 20113). Nur, Moh hammad dan Prima P Retno W. W 2008. Pengaajaran Perpuusat kepada Sisswa dan Pendeekatan Konstruuktivis dalam m Pengajaran Edisi E 5. Surabaaya: Pusat Sainns dan Matem matika Sekolahh Universitas Negeri N Surabayya.
Arends, A Richaard I. 2012. Learning to Teacch. 9th Edition. New York:: The McGraw w-Hill Compannies, Inc.
Parveen, Qaisara. 20122. Effect of Co ooperative Leaarning on Acchievement off Students in General Sciennce at Seconndary Level. IInternational Education Sttudies, (Onlinne). Vol. 5.2 (April 2012): 1544-158, (http:///search.proqueest.com/docvieew/1009899672/13 D78A AAD3FF2640B B4FF/7?accounntid=139588, diaksees 16 April 20113).
Arikunto, A Suhharsimi. 2010. Prosedur Peenelitian Suatuu Pendekatann Praktik. Jakaarta: Rinneka Cipta. C
Ratumanan, Tanwey Gerson. 20 004. Belajar dan Pemb belajaran. Suraabaya: Unesa University U Press.
Armstrong A , Sccott & Jesse Palmer. P 1998. Student Teamss Achievement Divisions (STAD) in a twelfth gradee classroom:: Effect on student achievement andd attitude. Joournal of Socia al Studies Reseearch, (Online). Vol. 22. 2 1 (Spring 1998), 3, (http://search.proquest.coom/docview/211068373/13D F2640B4FF/2??accountid=139 9588, diaksess 78AAD3FF 16 April 20013).
Sadra. 20 011. “Upaya Peeningkatan Preestasi Belajar Siswa pada Materi Perkeembangbiakan Tumbuhan melalui m Modeel Pembelajaraan Kooperatiff Tipe STAD dalam d Kegiaatan Praktikum m di SMP Negeri 5 Tanjung Selor Kab. Bulungan Kaalimantan Tim mur”. Skripsi yang tidak dipublikasikaan. Surabaya: Universitas N Negeri Surabbaya.
Asriyanti, A Inttan. 2011. “E Efektivitas Teeknik Bermainn Peran (R Role Playin ng) untuk Meningkatkann Keterampillan Sosial dii Sekolah :P Pra-Eksperimenn terhadap Siswa S Kelas VIIII di SMPN 1 Pameungpeukk Kab. Banddung Tahun Ajjaran 2010/20001”. Bandung: Universitass Pendidikaan Indonessia (online)) (repositoryy.upi.edu) diaksses 10 Oktoberr 2012. Center, C Davidd B. 1999. Strategies for Social andd Emotional Behavior: A Teacher’s Guide. G (online)) (http://daviidcenter.com) diakses 25 Sep ptember 2012. Departemen D P Pendidikan Nassional. 2006. Pengembangan P n Model Pendidikan Kecakkapan Hidup. Jakarta: Puskurr, Balitbang Depdiknas. D Ginanjar, G Iwaan. 2011. “P Penerapan Peeer Assessment Pada Pem mbelajaran Koo operatif Materri Alat Inderaa i Untuk Mengungkap M K Kecakapan B Berkomunikas Siswa”. (oonline) ( http://repository.uppi.edu) diaksess 23 Oktoberr 2012. Hsiung H , Chiin-Min. 20122. The Effe fectiveness off Cooperativve Learning. Journal off Engineeringg Education (Online). Vol. 101. 1 (Jan 2012): 119-137, (http://search.proquest.coom/docview/10009899672/13 D78AAD3FF2640B4FF/7?accountid=1139588, diakses 16 April 2013).
Sarimayaa, Farida. 20009. Peningka katan Keteram mpilan Sosiall Siswa SMP dalam d Pembellajaran IPS Melalui M pengeembangan Mo Model Pembelaajaran Kooperatif. Jpmippa, (Online). Edisi khu usus April 2009. (http:///jurnal.upi.eduu/file/Farida_S Sarimaya.pdf, diaksees 16 April 20113). Slavin, Robert. R E. 20005. Cooperativve Learning: thheory, researrch, and practtice. (terjemahaan Narulita Yuusron). Banduung: Nusa Meddia. Spence, Sue dan G Geoff Shepheerd. (Eds). 1983. Devellopment in SSocial Skills Training. Loondon: Acadeemic Press Inc. Ulansari, Ita . 2012. “K Keterampilan Soosial Siswa Keelas XI IPA pada p Materi Pokok Larutan Penyangga M Melalui Pemb belajaran Koopperatif Tipe STAD S di SMA MAN 1 Sumberrejo Bojonnegoro”. Skkripsi yang tidak dipub blikasikan. Surabaya: S U Universitas N Negeri Surabbaya. Ucapan Terima T Kasih 1. Prof. Dr. Endang Suusantini, M.Pdd. dan Elok Suddibyo, S.Pd.,, M.Pd. selakuu Dosen Pemb bimbing yang telah meluaangkan waktuu, tenaga dann pikirannya untuk dalam memb bimbing pennulis dengann sabar menyelesaikan skrippsi ini.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2. Dr. Erman, M.Pd. dan Tutut Nurita, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang juga telah memberikan saran dan kritik kepada penulis demi perbaikan skripsi ini. 3. Prof. Dr. Suyono, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan izin penelitian dan fasilitas untuk memudahkan terselesaikannya penulisan skripsi ini. 4. Dr. Wahono Widodo, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains yang juga telah memberikan fasilitas untuk memudahkan terselesaikannya penulisan skripsi ini. 5. Drs. H. Muhammad Shodiq, M.Pd. selaku Kepala SMPN 1 Babat Lamongan yang telah memberikan ijin untuk pengambilan data di SMPN 1 Babat Lamongan. 6. Bapak Basuki Wijaya, S.Pd., Ibu Ninik Sri Utami, S.Pd., M.Pd., Ibu Nur Za’imah, S.Pd. dan Ibu Desy Nurmaliyanti, S.Pd. selaku guru di SMPN 1 Babat Lamongan yang telah membantu proses pengambilan data. 7. Siswa-siswi kelas VIII B, VIII F, VIII G dan IX A SMPN 1 Babat Lamongan yang telah membantu proses pengambilan data. 8. Keluarga besar dan teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Sains Angkatan 2009 yang selalu menemani dan memberikan semangat.
65