Cognitive Behavior Modification Disiapkan oleh : Danang Setyo Budi Baskoro, S.Psi., M.Psi
Pokok bahasan
Definisi Cognitive Behavior Definisi Cognitive Behavior Modification Macam-macam Cognitive Behavior Modification Contoh penerapan
# Meskipun para behaviorist banyak menolak tentang pendekatan aliran psikologi lainnya. Akan tetapi ada teknik yang menggabungkan antara dua pendekatan, yaitu antara modifikasi perilaku dan terapi kognitif.
APA ITU KOGNITIF…?? # Kognitif dapat berarti, “beliefs”, “thought” dan “perception”. BAGAIMANA CARA INTERVENSI INI…?? # Terapis kognitif membantu kliennya mengatasi “beliefs”, “thought” dan “perceptions” yang tidak produktif/ mengganggu dengan menggantinya dengan yang lebih produktif.
Imajinasikan Bayangkan anda sedang memegang buah jeruk. Jeruk itu sebesar kepalan tangan kanan anda. Jeruk itu berwarna kuning dan terlihat sangat segar sekali. Pada saat ini anda merasa sangat haus sekali, tenggorokan anda terasa kering sehingga membuat anda beberapakali menelan ludah. Lalu anda mulai membuka kulit jeruk itu sedikit demi sedikit..anda kupas sedikit demi sedikit hingga nampak isi buahnya yang berwarna kuning kemerahan. Saat melihat isi buah yang nampaknya sangat segar itu anda merasa semakin haus dan ingin segera memakannya. Lalu anda mengambil sedikit bagian buah jeruk tersebut dan merasakan dengan lidah anda, rasanya sangat manis dan sedikit kecut yang membuat air liur anda semakin mengalir deras.
1. 2. 3. 4.
Covert behavior/private behavior Covert conditioning : Conditioned seeing Conditioned sensing Conditioned hearing Conditioned feeling
Manusia mengasosiasikan kata dengan pemandangan, bunyi, bau dan perasaan.
Perilaku berpikir
Label
“mereka membicarakanku”, atau jika ada yg berjalan dibelakangnya ia berpikir “orang itu mengikutiku”
Paranoid thought
“aku bisa melakukan ini, aku bisa berhasil di pekerjaan ini.”
Self-efficacy
“aku berharap aku mati” atau “ jika aku mati, ini pasti baik untuk semua orang.”
Suicidal thoughts
“ aku dapat presentasi didepan kelas dg baik. aku dapat berbicara dengan lancar. Aku akan menyelesaikan ini dengan sempurna.”
Self-confidence
“ aku tidak tau apakah aku bisa berdiri disana. Apakah aku bisa berbicara dg lancar. Aku harap aku tak mendapat giliran untuk presentasi.”
Low selfconfidence
Seorang sopir mencari alamat, dan ia berpikir. “ Aku harus belok kiri di lampu pertama dan pergi tiga blok ke tanda berhenti. kemudian saya berbelok ke kiri dan pergi sampai saya melihat rumah putih di sebelah kiri.”
Self-instructions
Rational-Emotive Therapy (Albert Ellis)
Berdasar ketidakpuasan terhadap metode psikoanalitik freudian. Yang lebih penting adalah menyelesaikan permasalahan klien yang ada sekarang bukan masa lalu. Rational Emotive Therapy didasarkan pada pemikiran bahwa ternyata apa yang kita ucapkan sangat dekat hubungannya dengan apa yang kita rasakan. Pernyataan terhadap diri sendiri yang tidak rasional atau sangat negatif akan membuat perasaan atau emosi seseorang menjadi maladaptif/terganggu. Terapinya adalah dengan membantu klien mengubah perkataan terhadap dirinya sendiri dari yang irasional menjadi lebih rasional.
Cognitive Therapy (Aaron T. Beck)
1.
2.
3.
4.
Menurut beck, orang yang mengalami neurotik adalah karena mempunyai pemikiran disfungsional (disfunctional thinking) yang berlebihan. Macam-macam disfunctional thinking adalah sebagai berikut : Dichotomous thinking : yaitu berpikir tentang kesempurnaan. Contohnya : ia merasa gagal saat mendapat nilai kurang dari A. Arbitrary inference : yaitu membuat kesimpulan tanpa didasari bukti yang kuat. Contohnya : salah mengintepretasikan terhadap ekspresi wajah orang lain (misalkan senyuman) sebagai ejekan. Overgeneralization : yaitu mengambil suatu kesimpulan secara umum berdasarkan kesalahan yang kecil. Contohnya : mengasumsikan satu kesalahan dengan tidak bisa sukses dalam hal apapun. Magnification : melebih-lebihkan makna dari suatu kejadian tertentu. Contoh : merasa bahwa keadaan yang dialaminya merupakan suatu bencana besar yang tidak seorangpun ingin mengalaminya
Terapy beck dilakukan dengan melakukan identifikasi pemikiran disfungsional yang menyebabkan permasalahan, lalu dilakukan reality checking atau hypotesis testing terhadap klien. Klien dihadapkan pada suatu pembuktian atau eksperimen pribadi menganai apa yang dipikirkannya. Contohnya : klien yang berpikir setiap orang yang lewat menertawakan atau jijik dengannya. Maka klien diberikan suatu tugas untuk menganalisa ekpresi wajah orang-orang yang dilihatnya dengan lebih akurat. Dengan berpikir lebih objektif akan dapat menyelesaikan atau mencegah terjadinya gangguan emosi.
1. 2. 3. 4. 5.
Langkah-langkah cognitive behavior modification secara umum : Identifikasi perilaku bermasalah Cari dimensi (frekuensi, durasi, intensitas) Cari penyebab Cari akibat Lakukan reality testing
A (Antecendent)
B (Behavior)
C (Consecuence )
Klien berpikir bahwa orangorang meremehkannya
Merasa takut/malu/cemas saat harus maju kedepan kelas
Tidak mau presentasi
Klien berpikir bahwa kuliah itu tidak penting
Malas pergi kuliah, lebih mengutamakan main game sampai pagi hari
Sering membolos kuliah dan tidak lulus mata kuliah
Klien berpikir bahwa tidak akan ada perempuan yang akan mau berteman dengannya karena penampilannya yang jelek
Menghindari percakapan dengan lawan jenis
Tidak mempunyai kenalan lawan jenis, dan semakin merasa bahwa memang ia tidak pantas mempunyai teman wanita
Self Instructional Methods (Donald Meichenbaum)
D. Meichenbaum menekankan kepada pemberian instruksi kepada diri sendiri untuk mengatasi situasi yang menyebabkan perilaku bermasalah. Terapi dilakukan dengan mengajari klien mengenali pernyataan yang negatif dan menetralkan dengan pernyataan yg lebih realistis dan pernyataan positif. Contoh : “jantungku berdetak kencang adalah normal..nafasku semakin cepat itu normal…ketegangan ini bukan karena aku tidak mampu melakukannya, tapi lebih karena merupakan tanda bahwa tubuhku sedang bersemangat dan bersiap-siap beraksi”. Setelah klien dapat melakukan bagian dari tugas, maka ia harus segera memberikan pernyataan yang menguatkan (reinforcement) seperti : “ yes, saya berhasil” atau “ternyata aku mampu”
Problem Solving
1.
2.
3.
4.
5.
Mengajari klien bagaimana membuat alasan yang logis untuk membuat solusi yang baik untuk masalah pribadi Langkah-langkah problem solving adalah : General orientation, memahami bahwa masalah dapat diselesaikan dengan baik jika dilakukan secara sistematik. Problem definition, memperjelas permasalahan. Misalkan, klien berkata “aku sering marah akhir-akhir ini”. Mengetahui cerita dan sebab yang menimbulkan masalah, dapat lebih membantu mendefinisikan masalah dg lebih jelas. Generation of alternatives, mencari alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan. Decision making, membuat keputusan solusi yang akan dilakukan dan yang tidak. Lalu melakukan solusi tersebut. Verification, mengkoreksi kembali mengenai solusi yang sudah dibuat. Apakah solusi tersebut mendapat hasil sesuai yang diharapkan atau tidak.
Thought Stopping
1.
2.
3.
4.
Thought Stopping digunakan dalam kasus seseorang yang memiliki private verbal behavior yang terus-menerus ada dalam pikirannya (obsessive). Klien diminta untuk memikirkan pikiran yang berulang-ulang (obsessive) yg dimilikinya, lalu saat ia berpikir obsessive terapis berkata “STOP” dengan suara keras. Setelah beberapa latihan, klien memikirkan pemikiran obsessive lagi dan kali ini klien yang mengatakan “STOP” dengan suara keras. Klien melakukan lagi, namun dengan mengatakan “STOP” dengan suara yang lebih pelan. Mengatakan “STOP” didalam pikirannnya saja/tidak dengan bersuara
Diskusikan dg temanmu Risa seorang mahasiswi tingkat akhir fakultas ekonomi. Jadwal kuliahnya sudah habis, dan sekarang ia sedang menempuh skripsi. Sebenarnya Risa sangat menginginkan cepat lulus dari kuliahnya, karena ia ingin cepat bekerja dan membangun karir di kota Jakarta. Akan tetapi nampaknya ia mengalami kendala dalam pengerjaan skripsinya, sudah 1 tahun skripsinya belum juga selsai. Saat ia hendak bimbingan, terbayang wajah dosen pembimbingnya yang seolah-olah dibayangkan Risa sebagai seorang yang akan memarahinya. Dan ketika kehendak hatinya ingin bimbingan skripsi, saat akan masuk pintu ruang dosen, terbersit pemikiran bahwa ia akan disalahkan oleh dosen pembimbingnya. Hal ini kerap membuat jantungnya berdebar, keluar keringat dingin dan kaki serta tangannya menjadi lemas. Pada akhirnya sering Risa membatalkan rencana bimbingannya dengan dosen pembimbinga. Dilain sisi ia ingin sekali segera menyelesaikan skripsinya dan segera bekerja.
Bantulah Risa..!!