CITRA DAN JATI DIRI ANAK PUNK (Studi Kasus Komunitas Anak Punk Di Kota Tanjungpinang)
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
HIDAYAT EMMY SOLINA MARISA ELSERA
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017 0
CITRA DAN JATI DIRI ANAK PUNK (Studi Kasus Komunitas Anak Punk Di Kota Tanjungpinang) HIDAYAT EMMY SOLINA MARISA ELSERA Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan citra dan jati diri anak punk yang berlokasi di Bintan Center. Di mana di lokasi ini merupakan pusat aktivitas terbesar komunitas punk di Tanjungpinang. Sebagaimana komunitas punk pada umumnya, komunitas punk di Bintan Center juga mengalami proses labeling sehingga menghasilkan citra negatif. Teori yang penulis gunakan dalam mengkaji fenomena sosial ini adalah Labeling. Yaitu bagaimana dan mengapa seseorang memperoleh label atau penjulukkan, dan efeknya terhadap penyimpangan tingkah laku berikutnya. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif, serta menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Citra Dan jati Diri Anak Punk yang berlokasi di Bintan Center. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, citra dan jati diri anak punk yang berlokasi di Bintan Center memang tidak jauh beda dengan komunitas anak punk pada umumnya. Mereka didera dengan proses Labeling, dimana labeling ini terjadi bermula dari pengamatan dan penilaian masyarakat berdasarkan visualisasi yang di tampilkan oleh komunitas Punk itu sendiri, baik dari segi penampilan maupun prilaku anggota komunitas Punk yang berada diluar sistem sosial yang mapan. Sehingga muncul lah persepsi negatif terhadap komunitas punk sehingga menghasilkan label negatif dan melekat pada komunitas Punk. Reorganisasi psikoligis perlu dilakukan oleh komunitas punk Bintan Center, maka upaya pencitraan harus dilakukan sebagai upaya perbaikan kearah yang lebih positif untuk merubah stigma negatif masyarakat lewat aktivitas positif yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dan memiliki nilai kontribusi dimasyarakat. Masyarakat juga harus menghentikan labelisasi dan memberikan ruang pada anak punk untuk mengembangkan diri dan berkreativitas, sehingga anak punk tidak hidup terkucilkan dan bisa bermanfaat bagi lingkungan. Pemerintah dan masyarakat rohani juga harus memberikan pelurusan dangan membuka penampungan anak punk sehingga bisa memberikan pembekalan, pelatihan, dan perbaikan akhlak serta keimanan.
Kata kunci: Citra Dan Jati Diri, Anak Punk.
1
CITRA DAN JATI DIRI ANAK PUNK (Studi Kasus Komunitas Anak Punk Di Kota Tanjungpinang) HIDAYAT EMMY SOLINA MARISA ELSERA Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRACT
This study describes the image and identity of the punk located in Bintan Center. This location is the largest activity center in Tanjungpinang for punk community. As the punk community in general, the punk community in Bintan Center is also undergoing a process of labeling so as to produce a negative image. The theory that used in assessing the social phenomenon is Labeling. That is how and why a person acquires or label, and its effect on subsequent behavior deviations. The type and approach of this research is qualitative descriptive, as well as using data collection methods such as observation, interviews and documentation. The purpose of this study was to determine the identity of the Self Image And Punkers located in Bintan Center. Based on the results of research, the image and identity of the punk located in Bintan Center is not much different from the punk community in general. They are also confronted with the process Labeling, where labeling is the case stems from the observation and assessment of community based visualization in the show by punk community itself, both in terms of appearance and behavior Punk community members who are outside the established social system. Thus emerged was the negative perception of the punk community so as to produce a negative label and attached to the punk community. The reorganization efforts should be made by the community psikoligis punk Bintan Center, then efforts should be made as imaging improvement efforts towards more positive to change the negative stigma society through positive activities in direct contact with the public and has a value of contributions in the community. Communities also need to stop labeling and provide space for Punkers to develop theyself and creativity, so that Punk do not live isolated and can helpful to the communities. The government and the spiritual community should also provide the shelter that can give a debriefing, training, and improvement of morals and faith.
Keywords: Image and Identity, Punkers.
2
Anak
CITRA DAN JATI DIRI ANAK PUNK
muda
zaman
sekarang
(Studi Kasus Komunitas Anak Punk Di
mungkin sudah tidak asing dengan anak
Kota Tanjungpinang)
punk. Anak punk mempunyai gaya yang berbeda dengan anak-anak muda lain. Penampilan anak punk yang identik dengan rambut mohawk, celana ketat,
A. Latar Belakang Masalah Budiman,(2006;69) mengemukakan
sepatu boat, dan berbagai aksesoris anak
tentang citra diri merupakan hal yang
punk merupakan simbol perlawanan.
subyektif, menurut penglihatan sendiri.
Menurut Yulianti, (2012:93), bahwa
Keadaan dan penampilan diri pada
secara sosial, anak punk mendapat
gilirannya dipengaruhi oleh norma yang
respon negatif dari orangtuanya yang
dijumpai atau yang dihadapi. Pendapat
menolak punk sehingga diusir dari
ini
Burn
rumah, dirobek-robek pakaiannya, dan
(2003:78), mengatakan bahwa citra diri
dipukul, orangtua tetap pada prinsipnya
sumber utama dari banyak kepuasan,
bahwa apa yang dilakukan anak punk
karena citra diri merupakan proses
adalah negatif, begitu juga dengan
dimana
masyarakat memandang punk adalah
didukung
oleh
individu
kapasitasnya dan
pendapat
menguji
menurut
nilai-nilai
kapasitas-
standar-standar yang
negatif.
telah
Tidak
diinternalisasikan dari masyarakat. Citra
diri
membentuk
semua
anak
punk
itu
berperilaku negatif, mereka ada juga
persepsi
yang
merupakan
anak-anak
kreatif,
seseorang tentang diri, baik secara
banyak dari mereka yang membentuk
internal maupun eksternal. Persepsi ini
group band dimana lirik lagu-lagu yang
mencakup perasaan dan sikap yang
mereka
ditujukan
kehidupan
pada
tubuh.
Citra
diri
ungkap
adalah
hasil
mereka
dari
sehari-hari,
dipengaruhi oleh pandangan pribadi
pertemanan, atau bahkan menilai tentang
tentang karakteristik dan kemampuan
pemerintahan masa kini. Sifat mereka
fisik oleh persepsi dan pandangan orang
yang kreatif berbekal dari ideologi DIY
lain.
oleh
(Do It Yourself). Mereka juga banyak
pertumbuhan kognitif dan perkembangan
yang berkarya dengan cara menyablon
fisik. Perubahan perkembangan yang
kaos-kaos
normal seperti pertumbuhan dan penuaan
(ngelapak) ketika ada acara punk.
Citra
diri
dipengaruhi
band
punk
lalu
dijual
mempunyai efek penampakan yang lebih
Observasi awal yang dilakukan
besar pada tubuh dibandingkan dengan
penulis pada komunitas anak punk kota
aspek
Tanjungpinang,
lainnya
dari
konsep
diri
(Juwita,2013:41).
ditemukan
berbagai
fenomena sosial yang antara lain adalah kegelisahan masyarakat karena image
3
punk seolah terkesan sangar dengan
yang dianggap negatif oleh masyarakat
penampilannya sehingga menimbulkan
karena terkesan aneh dan menyeramkan.
keresahan berbagai
dikalangan permasalahan
masyarakat,
negatif
pada
karena minimnya pemahaman tentang
sesungguhnya
terkunci
sikap seorang punk dan ada pula yang
Labeling. Telah terjadi proses labeling
tidak mengerti sama sekali atau hanya
awal dari pengamatan dan penilaian
mengikuti
sehingga
masyarakat berdasarkan visualisasi yang
menimbulkan citra diri anak punk di
di tampilkan oleh komunitas Punk, baik
mata masyarakat menjadi buruk.
dari segi penampilan maupun prilaku
Untuk Tanjungpinang,
saja,
timbul
persepsi
masyarakat
trend
yang
Dinamika
punkers sekarang
ini
anak
punk
pada
Proses
Kota
anggota komunitas Punk yang berada
yang
diluar
sistem
sosial
yang
mapan.
menjadi wilayah kegiatan mereka adalah
Sehingga muncul lah persepsi negatif
Wilayah Bintan Centre dan terkadang
terhadap komunitas Punk yang di lihat
juga mereka akan turun ke Wilayah
sebagai Primary
Pamedan. Meskipun terbagi dua wilayah,
melekat dan di adopsi oleh komunitas
punkers
Punk,
Kota
Tanjungpinang
tetap
Deviance,
membawa
kemudian
pengaruh
serta
merupakan 1 (satu) kelompok. Tidak ada
pengakuan dengan sendirinya atas label
pengaturan shift yang terjadwal untuk
yang disematkan, merupakan Secondary
turun ke wilayah mana. Punkers secara
deviance.
alami
dengan
kesadaran
dan
Aktifitas nonkriminal (positif) dari
kekeluargaan saling paham harus turun
komunitas punk yang ada di kawasan
ke wilayah mana. Bila dirasa 1 wilayah
pasar Bintan Centre pada awalnya hanya
lebih ramai punkers nya dari wilayah
sebatas ngamen, tapi kini mereka sudah
yang lain, maka dengan sendiri mereka
mulai ikut mengurus kebersihan pasar,
akan pindah ke wilayah yang kurang
jadi buruh pikul, bahkan ikut merawat
ramai.
pasar
(bertukang
dan
mengecat).
Pada pengamatan awal juga di
Walaupun sudah berkegiatan sedemikian
temukan beberapa asumsi masyarakat
ini, persepsi negatif masyarakat tentang
terhadap citra dan jati diri komunitas
komunitas anak punk ini tidak mudah
anak punk di Kota Tanjungpinang. Yaitu
hilang. Label negatif sudah sangat
pada kondisi penampilan anak punk yang
melekat pada komunitas anak punk.
berbeda dengan yang lainnya, para orang
Terbukti
tua yang selalu merespon negatif tentang
pembeli di pasar Bintan Centre masih
punk, adanya anak punk yang minim
sangat berhati-hati (curiga) bila barang-
tentang ideologi positif komunitas punk
barangnya dipikul oleh anak punk untuk
yang sesungguhnya, citra diri anak punk
dibantu bawa ke mobil, mereka khawatir
4
beberapa
pedagang
atau
barang-barang tersebut akan dibawa
informasiuntuk menggambarkan
kabur atau dicuri oleh anak punk.
citra dan jati diri komunitas anak punk Tanjungpinang yang
B. Perumusan Masalah Berdasarkan belakang
uraian
masalah
pada
diatas,
latar
sesungguhnya dan mengetahui
penulis
faktor penyebab remaja masuk
menetapkan sebuah perumusan masalah
di
yang penulis tuangkan dalam bentuk
menjadi punker.
pertanyaan, yaitu :
komunitas
punk
untuk
2) Bagi Peneliti.
Bagaimanakah citra dan jati diri
Penelitian ini untuk menambah
komunitas anak punk di Kota
wawasan
Tanjungpinang?
punk yang sesugguhnya dan
1. Tujuan Penelitian
masalah
di
komunitas
dapat dijadikan informasi untuk
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Mengacu
tentang
melakukan pendekatan terhadap pada
atas,
perumusan
maka
kelompok punk dalam lingkup
penulis
bimbingan dan konseling.
memutuskan sebuah tujuan dalam
3) Bagi Jurusan Sosiologi.
penelitian ini, yaitu :
Penelitian ini dapat dijadikan
Untuk mengetahui Citra dan jati
informasi atau referensi untuk
diri komunitas anak punk di
penelitian selanjutnya mengenai
Kota Tanjungpinang.
citra diri anak punk.
2. Kegunaan Penelitian Dari
hasil
D. Konsep Operasional penelitian
ini,
Agar
penelitian
yang
akan
diharapkan dapat memberi manfaat,
dilakukan lebih terarah maka perlu
baik secara teoritis maupun praktis.
dikemukakan
a. Manfaat Teoritis
penelitian yang dapat membatu dalam
kerangka
operasional
Penelitian ini diharapkan dapat
proses pelaksanaan penelitian. Konsep-
memberikan tambahan pengetahuan
konsep yang masih abstrak sifatnya
dan memperkaya teori mengenai
tersebut dioperasionalkan agar hasil dari
citra
penelitian
diri
anak
punk.
Dengan
pengetahuan ini, diharapkan juga
yang
dilakukan
dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
dapat meningkatkan segala hal
Adapun konsep operasional dalam
yang berhubungan dengan citra diri
penelitian ini adalah sebagai berikut :
anak punk.
1. Citra dan Jati Diri
b. Manfaat Praktis
Citra diri merupakan salah satu
1) Bagi Pembaca.
unsur penting untuk menunjukkan
Penelitian ini diharapkan dapat
siapa diri kita sebenarnya, juga
digunakan
merupakan
sebagai
media
5
konsep
diri
tentang
individu. Riset menunjukkan bahwa
Bahkan
kepribadian
merupakan
bertindik di lidah. Untuk tindik-tindik
manifestasi sisi luar dari citra diri
ini, mereka sanggup manabung untuk
kita, semua kegiatan dan perasaan
mendapatkan
selalu taat asas dengan hal itu.
idamannya.
Citra
kita
dan
jati
diri
beberapanya
ada
aksesoris Tidak
yang
tindik tanggung-
adalah
tanggung, untuk satu buah tindik
gambaran ideal mengenai dirinya
idaman yang terbuat dari logam tahan
sendiri, identitas, keberhargaan, dan
karat dengan motif kepala singa,
suatu kemampuan yang dimiliki, dan
meraka sanggup mengeluarkan uang
ini dapat diukur dari :
hingga di atas 1 juta rupiah. Mereka
a.Persepsi tentang komunitas.
akan menabung di penjual aksesoris
b. Karakteristik meliputi gaya dan ciri
tindik hingga terkumpul uang seharga
khas.
tindik yang mereka inginkan.
c. Attitude
meliputi
kegiatan,
Sebagian
hubungan sosial, yang dilakukan.
yang
parkir, akan disimpan ke orang-orang
Dalam penelitian ini, peneliti beberapa
identitas
yang
yang
mereka
mendapatkan
semua
anggota tattoo,
percayai.
keinginan-keinginan
menjadi khas anak punk. Hampir
memiliki
uang
didapat dari hasil ngamen atau jaga
2. Anak punk melihat
besar
Demi untuk
aksesoris-aksesoris
komunitas
punk
mereka,
baik
lelaki
melupakan kebutuhan dasar lainnya.
itu
tak
jarang
ataupun perempuan. Letak tattoo
Sehingga
mereka selalu di bahu, lengan, dan
memperhatikan pakaian yang mereka
betis. Tapi ada juga beberapa yang
pakai. Dari pengakuan beberapa anak
bertattoo di leher, pelipis, punggung,
punk di lokasi penelitian, ada yang
dada,
hanya memiliki 3 kaos dan 2 celana
perut,
pinggang
belakang.
Gambar tatto mereka sangat beragam
E. Metode Penelitian
abstrak dan mistik, dengan ikon-ikon tengkorak,
kuntum
tidak
panjang, dan sangat jarang dicuci.
tapi motifnya selalu sama yaitu
seperti
mereka
mereka
1. Jenis Penelitian
ros,
Penelitian
ini
menggunakan
jangkar, belitan naga, kalajengking,
jenis penelitian kualitatif dengan tipe
pisau, api, hingga arsiran samoa dan
deskriptif, mengacu pada pernyataan
maori.
yang menerangkan bagaimana dunia
Selain tattoo, yang tidak kalah
dan
kehidupan
nyetrik adalah tindik-tindik yang
Mengandung
sangat
dunia,
eksotis,
yang
menghiasi
telinga, alis, hidung, dan
bibir.
pandangan
tentang
pandang
untuk
cara
menyederhanakan
6
dipersepsikan.
kompleksitas
dunia
nyata.
pelaksanaan gambaran
Dalam
konteks
penelitian,
memberi
mengenai
apa
diri komunitas anak punk di Kota Tanjungpinang.
yang
Sumber
primer
adalah segala sesuatu yang secara
penting, apa yang dianggap mungkin
langsung
melalui
wawancara
dan sah untuk dilakukan, apa yang
mendalam
(indepth
interview),
dapat
observasi
diterima
akal
sehat
(Poerwandari, 2008:23).
dokumentasi
berkaitan dengan objek material penelitian (Moleong, 2012:132).
2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kota
dan
Tanjungpinang
b. Sumber Data Sekunder
dikawasan
Menurut Kaelan (2005:65),
Bintan Center Batu IX Kecamatan
sumber
Tanjungpinang Timur, adapun alasan
catatan-catatan yang jaraknya telah
penulis
memilih
lokasi
tersebut
jauh dari sumber orisinil. Dilihat
karena
Kawasan
Bintan
Center
dari segi sumber data, sumber
merupakan kawasan padat kota yang
tertulis dibagi atas sumber buku dan
paling banyak kegiatan komunitas
majalah ilmiah, sumber dari arsip,
anak
dokumen pribadi, dan dokumen
punk,
sehingga
sedikit
banyaknya berpotensi menimbulkan dampak
sosial
pada
data
sekunder
adalah
resmi.
masyarakat
Dalam
sekitar.
rangka
melengkapi
data primer digunakan sumber data tambahan
3. Sumber Data Sumber data penelitian adalah
mempelajari
literatur,
literatur-
peraturan-peraturan
subjek dimana data dapat diperoleh
dokumen, arsip-arsip, dan catatan
(Arikunto, 2010:172). Sumber data
resmi, serta dengan membaca bahan
adalah tempat dimana ditemukan,
bacaan
diperoleh dan dikumpulkan suatu
dijadikan tentang citra dan jati diri
informasi atau data tentang citra dan
komunitas anak punk di Kota
jati diri komunitas anak punk di Kota
Tanjungpinang.
Tanjungpinang. Dilihat dari sumber
yang
ada
yang
dapat
4. Populasi dan Sampel
data, maka pengumpulan data dapat
Menurut Sugiyono (2013:216)
menggunakan sumber primer dan
dalam penelitian kualitatif tidak
sumber sekunder.
menggunakan
a. Sumber Data Primer
penelitian kualitatif berangkat dari
Data primer berupa informasi dari
pihak-pihak
dengan
yang
populasi,
karena
kasus tertentu yang ada pada situasi
terkait
sosial tertentu dan hasil kajiannya
permasalahan/objek
tidak
penelitian mengenai citra dan jati
akan
diberlakukan
ke
populasi, tetapi ditransferkan ke
7
tempat lain pada situasi sosial yang
pada
memiliki kesamaan dengan situasi
didasarkan pada kualitas informan
sosial pada kasus yang dipelajari.
atas masalah yang diteliti. Informan
Sampel dalam penelitian kualitatif
adalah orang yang dimanfaatkan
bukan dinamakan responden, tetapi
untuk
sebagai
tentang situasi dan kondisi latar
nara
sumber,
atau
partisipan, informan, teman dan guru dalam
penelitian.
kuantitas
melainkan
memberikan
informasi
penelitian (Moleong, 2012:135).
Sampel
Kriteria
informan
dalam
dalam penelitian kualitatif, juga
penelitian ini sebagai berikut:
bukan disebut
1. Pemuka
sampel
statistik,
Warga
(Ketua
tetapi sampel teoritis, karena tujuan
Bintan
penelitian kualitatif adalah untuk
kawasan Bintan Center.
menghasilkan teori.
Centre),
RT
tinggal
di
2. Masyarakat yang tinggal di
Sesuai dengan jenis penelitian
sekitar Bintan Centre, sebagai
yaitu kualitatif, bahwa penelitian
Informan pada penelitian ini,
kualitatif
yang
tidak
menggunakan
merasakan
populasi dan sampel tetapi oleh
dampak
Spradley
komunitas anak punk.
dinamakan
sosial
situasion atau situasi sosial yang
3. Anak
dari
langsung
Punk
keberadaan
yang
terdiri atas tiga elemen yaitu tempat
bergabung
lebih
(place),
sebagai
Informan
pelaku ( actors),
dan
4
sudah tahun, pada
aktivitas (activity) yang berinteraksi
penelitian ini, yang menjadi
secara
objek penelitian.
sinergis
(Sugiyono
215:2010). Peneliti menggunakan
5. Teknik dan Alat Pengumpulan
teknik pemilihan informan dengan
Data
purposive
sampling.
Purposive
Dalam teknik pengumpulan
sampling
adalah
teknik
data dapat dilihat dari segi cara atau
pengambilan sampel sumber data
teknik pengumpulan data dapat
dengan
dilakukan dengan cara observasi,
pertimbangan
tertentu,
misalnya orang tersebut dianggap
indepth
paling tahu tentang apa
mendalam),
diharapkan,
atau
mungkin
yang dia
interview
gabungan
merupakan penguasa sehingga akan
(wawancara
dokumentasi dari
ketiganya
dan atau
triangulasi (Sugiyono, 2010:79).
memudahkan peneliti menjelajahi
Pengumpulan data dilakukan
obyek dan situasi sosial yang
untuk memperoleh informasi yang
diteliti. (Sugiyono 2008:50). Maka
dibutuhkan dalam rangka mencapai
pemilihan informan tidak didasari
tujuan
8
penelitian
(Poerwandari,
2008:86).
Pada
penelitian
ini
eksplorasi terhadap isu-isu lain
menggunakan metode :
yang berkaitan dengan topik
a. Observasi
tersebut.
Observasi metode
merupakan
pengumpulan
Penelitian
ini
data
menggunakan jenis wawancara
paling umum digunakan oleh
dengan pedoman umum. Isu-isu
peneliti,
terutama
dalam
yang bersifat umum ditetapkan
meneliti
tentang
perilaku
untuk menjaga perkembangan
manusia. Observasi merupakan
pembicaraan dalam wawancara
metode
menangkap
tetap dalam fokus penelitian.
fenomena subjek dari kacamata
Selain itu, tema pertanyaan yang
peneliti. Penggambaran setting
akan dijawab subjek adalah
yang dipelajari, aktivitas yang
tema
berlangsung, orang-orang yang
berkembang dalam pelaksanaan
terlibat dalam aktivitas, dengan
wawancara
cara melihat kejadi0.an dari
subjek bisa memiliki citra diri
perspektif peneliti.
yang berbeda-beda, sehingga
untuk
Observasi yang digunakan
yang
masih
nantinya.
pengembangan
bisa
Setiap
pertanyaan
adalah
observasi
berstruktur
wawancara yang menyesuaikan
yaitu
dengan
melakukan
dengan kehidupan subjek sangat
pengamatan
menggunakan
diperlukan.
Jadi,
pedoman
pedoman observasi pada saat
umum untuk pertanyaan awal
pengamatan
wawancara akan dibuat sama,
dilakukan
dan
peneliti dilarang terlibat dalam
sedangkan
kegiatan yang subjek lakukan.
berikutnya akan menyesuaikan
b. Wawancara mendalam (indepth
dengan kekhasan di lapangan
interview)
perkembangan
pada masing-masing subjek.
Wawancara
merupakan
In
depth
interview
percakapan dan tanya jawab
(wawancara mendalam) adalah
yang diarahkan untuk mencapai
alat
tujuan
Wawancara
diajukan dan dijawab secara
dilakukan untuk memperoleh
lisan mengenai suatu persoalan.
pengetahuan
makna-
In depth interview (wawancara
makna subjektif yang dipahami
mendalam) digunakan dalam
individu
penelitian
topik
tertentu.
tentang
berkenaan yang
bermaksud
diteliti
dengan dan
pengumpul
data
ini
yang
dengan
pertimbangan alat ini dapat
melakukan
memberikan
9
informasi
yang
lebih lengkap dan mendalam
adanya penarikan kesimpulan dan
mengenai pengetahuan, sikap,
pengambilan tindakan. Selain itu
pandangan responden mengenai
bentuk yang digunakan pada data
masalah.
kualitatif terdahulu adalah sebuah
Adapun
instrument
akan
dilakukan
wawancara
bentuk teks naratif.
terhadap Key Informan dan
3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
Informan.
Diperoleh kesimpulan dari data yang
c. Dokumentasi Untuk
telah memperkaya
dikumpulkan
diungkap mengenai
yang
akan
makna.
Jika
informasi data yang dibutuhkan
diperoleh kesimpulan tang tentatif,
dengan
kabur, kaku dan meragukan sehingga
teknik
dokumentasi
seperti foto-foto kegiatan anak
kesimpulan
punk atau bahkan bisa berupa
diverifikasi.
video
dengan melihat kembali reduksi data
amatir
dengan
menggunakan kamera ataupun
maupun
handphone.
kesimpulan
tersebut Verifikasi
display
Analisis data dilakukan terhadap
dianalisis.
dilakukan
data
yang
menyimpang
F. Teknik Analisis Data
perlu
sehingga
diambil
dari
data
Menurut
tidak yang
Sugiyono,
data hasil studi pendahuluan,atau Data
(2010:112) temuan atau data yang
sekunder yang akan digunakan untuk
diteliti bisa dikatakan valid apabila
menentukan fokus penelitian. Penelitian
tidak ada perbedaan antara yang
akan berkembang ketika peneliti terjun
dilaporkan dengan apa yang terjadi
langsung di lapangan.
sesungguhnya di lapangan.
Menurut Sugiyono, (2010:109),
G. Analisa Citra dan Jati Diri Punk
teknik analisis data yang digunakan yaitu interactive
model
Melalui Persepsi Tentang Komunitas.
yang
Persepsi adalah inti komunikasi,
mengklarifikasikan analisis data dalam
sedangkan
penafsiran
tiga langkah, yaitu :
adalah inti persepsi, yang identik dengan
1. Reduksi Data (Data Reduction)
penyandian
balik
(interpretasi)
(decoding)
Reduksi data adalah suatu proses
proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada
interpretasi adalah contoh nyata yang
penyederhanaan, pengabstrakan dan
terlihat dalam masalah yang dihadapi
transformasi data kasar yang muncul
oleh komunitas punk. Dimana kesalahan
dari catatan-catatan lapangan.
itu menimbulkan jurang pemisah bagi
2. Penyajian Data (Display Data)
komunikasi.
dalam
Kesalahan
komunitas punk dengan masyarakat
Data ini tersusun sedemikian rupa
mayoritas. Komunitas punk sering kali
sehingga memberikan kemungkinan
10
dianggap sebagai kelompok yang seharus
seorang lagi tokoh masyarakat Bintan
tidak ada dalam susunan masyarakat.
Center yang berinisial MI
Punk sebagai bentuk ideologi dapat
Dari informan AG dan MI yang
diartikan sebagai sebuah cita-cita, ide,
mewakili
gagasan
yang
Bintan Center, terjadi sebuah penjulukan
gerak
atau pengecapan (labeling) terhadap
seseoorang untuk bertindak (Endraswara,
punk, bahwa anak punk ini sebuah
2006:1).
komunitas pelarian, dimana anak punk
spiritualis,
membingkai
nilai-nilai
dan
Michel
mengarah
Foucault
(2011,90)
ini
masyarakat
meninggalkan
berpendapat bahwa punk sebenarnya
keluarganya
buka fashion semata, tetapi di di dalam
komunitas
jiwa seorang punkers terdapat kekuasaan
mendapatkan
pengetahuan, yang dari sinilah punkers
berekspresi.
menginginkan suatu kebebasan, dan
Ketika
dalam
penerapannya
atau
bergabung
ini
karena
ini
di lebih
pengakuan
persepsi
di
dalam
di
survey
ini
langsung pada anggota komunitas punk,
adalah kebebasan yang bertanggung
ternyata sudut pandang memang berbeda.
jawab dan peduli terhadap sosial politik.
Masyarakat berpersepsi punk dari sebab
Dari
penulis
sedangkan komunitas punk berpersepsi
lokasi
dari hasil. Masyarakat berpola pikir
penelitian, memang terdapat perbedaan
tentang kehidupan yang bagaimanakah
pola pandang terhadap persepsi tentang
yang menyebabkan anak menjadi punk.
komunitas punk ini.
Sedangkan
dengan
hasil
kebebasan
rumah
untuk punk
mayoritas
para
wawancara informan
Masyarakat
di
punkers
sendiri
berpikir
cenderung
kehidupan yang bagaimana yang bisa di
berpandangan bahwa punk adalah tempat
peroleh mereka dengan menjadi punkers.
berkumpulnya anak atau remaja yang
Informan
menerangkan
bermasalah di lingkungan keluarganya.
persepsi
Masyarakat
memang berbeda
cenderung
menjulukkan
tentang
komunitas
bahwa punk
antara masyarakat
bahwa komunitas punk ini tak lebih dari
dengan para punkers. Dengan persepsi
tempat pelarian dari anak yang gagal
yang berbeda ini dapat dipastikan hingga
menjalankan kehidupan dan asuhan di
beberapa
rumah tangga.
masyarakat dan komunitas punk tidak
Persepsi komunitas
yang anak
terjadi punk
bahwa
waktu
ke
depan
antara
akan hidup sejalan walaupun berada
merupakan
dalam satu lingkungan.
komunitas pelarian dari kegagalan di
Mayoritas masyarakat yang dewasa
lingkungan keluarga. Hal ini juga hampir
ini
terkesan
senada dengan yang dikatakan oleh
mempercantik
makin diri,
berlomba-lomba komunitas
punk
dengan konsepnya yang bebas dan anti
11
kemapanan terlihat jadi sangat mencolok.
militer yang harus dilawan dengan
Perbedaan
penunjukan
kekuatan yang sama. Celana jeans ketat
identitas individu ini kemudian malah
adalah simbol dari kaum minoritas yang
dipandang mayoritas masyarakat sebagai
selalu terjepit. Rantai dan gembok adalah
sebuah kesalahan.
simbol kekuatan persatuan kaum punk.
dalam
cara
Melihat fenomena kesalahpahaman
Dalam “Philosophy of Punk”, Craig
ini, dimana masyarakat mayoritas sudah
O’hara
segamblangnya memvonis dan melabel
pengertian punk. Pertama adalah punk
komunitas
bentuk
sebagai trend remaja dalam fashion dan
kesalahan perilaku, penulis disini malah
music. Kedua adalah punk sebagai
berpikir bahwa inilah identitas sebenar
pemula
masyarakat
memberontak,
mengakui Sebenarnya,
punk
sebagai
Indonesia adanya setiap
yang
sulit
perbedaan.
perbedaan
(1999)
menyebutkan
yang
punya
tiga
keberanian
memperjuangkan
kebebasan dan melakukan perubahan.
yang
Ketiga adalah punk sebagai bentuk
muncul adalah hal yang wajar, termasuk
perlawanan
dalam masalah jati diri yang diangkat
menciptakan
oleh komunitas punk.
komunitas, dan kebudayaan sendiri. Semua
H. Analisa Citra dan Jati Diri Punk
sekelompok
Melalui Gaya Dan Ciri Khas. Gaya dan penampilan punk lebih cenderung
pada
penampilan
yang
“hebat”
karena
gaya
hidup,
musik,
gaya
ini
berawal
saat
orang prihatin terhadap
nasip sesamanya, yang menjadi marah
yang
dan berontak denga jiwa mudanya.
compang camping, bahkan lebih mirip
Kelompok yang semakin besar dan
gelandangan. Kerena bagi mereka ini
membudaya ini, dimana komunitas ini
merupakan cara untuk menunjukkan
lebih pantas disebut sebuah kaum,
solidaritas mereka pada kaum yang
bergerak menjadi aktivis dan relawan
masih tertindas. Rambut mereka yang
dalam
bergaya Mohawk adalah cermin dari
bermisikan penggulingan kediktatoran
keberpihakan mereka
terhadap suku
penguasa.
Mohawk asli Indian yang dibantai orang
Dari
organisasi-organisasi
hasil
informan
di
penulis
kulit putih di Amerika. Spike kulit yang
dengan
mereka kenakan adalah ditangan adalah
penelitian, ternyata masyarakat sangat
simbol pengikat tangan terpidana mati
memahami bagaimana gaya dan ciri khas
pada kursi listrik yang digunakan untuk
para punkers dalam berkegiatan sehari-
mengeksekusi para aktivis yang diculik
hari. Di mana saja mereka berkegiatan
para dictator di negara-negara barat pada
untuk mendapatkan uang, apa yang
masanya. Sepatu boot militer yang
mereka lakukan saat melepas lelah
mereka pakai adalah simbol dari arogan
seperti bernyanyi, minum-minum. Akan
12
para
wawancara
yang
lokasi
tetapi
ada
pandang
perbedaan
terhadap
dalam
sudut
dalam penelitian ini, penulis mendapati
pergaulan
bebas
kesamaan
(freesex).
pola
pandang
antara
masyarakat dengan punkers dalam hal
Tanggapan informan berinisial AG,
gaya anak punk. Mulai dari gaya
yang merupakan Ketua dari salah satu
pakaian, aksesoris, tattoo, dan gaya
Rukun Tetanggal di Bintan Center,
rambut.
ternyata motif dari gaya hidup punkers
Akan tetapi terdapat perbedaan pola
ini tak berbeda dengan punkers di kota-
pandang antara masyarakat dan punkers
kota Indonesia lainnya. Gaya dan ciri
dalam mengartikan pergaulan
khas dalam berpenampilan, jenis-jenis
(freesex). Dimana punkers berpendapat
kegiatan kesehariannya, hampir seragam
bahwa pergaulan bebas (freesex) adalah
dengan punkers di komunitas lainnya.
melakukan sex dengan gonta ganti
Seorang tukang cukur rambut di
bebas
pasangan dan bukan melakukan sex
area Bintan Center, yang memang selalu
pranikah
bergaul dengan punkers, berinisial MI
Sedangkan freesex menurut masyarakat
yang
masyarakat
pada umumnya adalah melakukan sex
Bintan Center yang penulis jadikan
tanpa nikah, baik itu dengan pasangan
informan, juga mengatakan hal yang
tetap ataupun gonta ganti pasangan.
merupakan
tokoh
similar dengan yang dikatakan oleh AG.
pasangan
tetap.
Seorang punkers berinisial FE yang
MI yang mewakili masyarakat mayoritas
dengan
mengaku pernah menjadi mahasiswa di
di
Bintan
Center,
salah satu kota besar Indonesia, lalu
mengiformasikan
bahwa
memang
pulang berkuliah lagi di Tanjungpinang,
aktifitas utama para punk ini adalah
dan tetap ingin menghidupkan komunitas
nyetreet, entah itu mengamen atau
punk, dijadikan oleh penulis sebagai
memarkir. Dan yang jelas saat istirahat di
informan dari komunitas punk di Bintan
taman mereka selalu minum miras.
Center. Sebagaimana BI, hal senada juga
Sedangkan freesex pada anak punk
diucapkan oleh FE.
masih belun ada terdengar kasus yang
Informan wanita berinisial PU yang
terbukti. Adapun gaya dan penampilan
menolak istilah anggota pada komunitas
anak punk di Bintan Center adalah sama
punk, tetapi menyarankan menggunakan
dengan komunitas punk lain nya, berkaos
warga
metal, tatto, tindik, rambut mohawk,
mempunyai
bersepatu
diwawancara. Meski diwawancara di hari
boot/
dorkmar,
aksesoris-
aksesoris tengkorak.
pada
komunitas jawaban
punk,
juga
serupa
saat
yang sama tetapi di tempat yang berbeda,
Ketika gaya dan ciri khas ini di
dan merupakan informan paling akhir
survey langsung pada beberapa anggota
yang di wawancarai, informan ini terlihat
komunitas punk yang di jadikan infoman
13
memiliki perwatakan yang tak kalah
bukanlah
suatu
komunitas
yang
keras dan tenang saat di wawancara.
homogen, karena ada tipe anak punk
Melihat jawaban para informan-
yang berkegiatan di jalan dan ada juga
informan ini, dan juga dengan melihat
tipe anak punk yang memang hidup di
langsung budaya kehidupan keseharian
jalan.
anak punk, penulis menemukan suatu
Anna
Alisyahbana
(1984:5)
nilai toleransi yang luar biasa. Yaitu saat
mengartikan hubungan sosial sebagai
mereka
bersama.
cara-cara individu bereaksi terhadap
Sangat santai, penuh kekeluargaan, dan
orang-orang disekitarnya dan bagaimana
tidak ada yang mengambil suapan yang
pengaruh hubungan itu terhadap dirinya.
melakukan
makan
lebih besar dari teman sebelahnya, dan
Hurlock (1996:7) membagi tiga
tidak ada yang mengambil giliran suapan
proses dalam perkembangan sosial, yaitu
sebelum gilirannya mengambil suapan.
berperilaku dapat diterima secara sosial,
Akan
tetapi
juga
penulis
memainkan peran di lingkungan sosial,
menemukan suatu pola pandang punkers
dan memiliki sikap yang positif terhadap
terhadap pergaulan bebas (freesex) yang
kelompok sosial.
sudah menyimpang pemahamannya, baik
Dari
hasil
wawancara
dari segi kehidupan sosial maupun dari
pengamatan
segi agama. Hal ini harus segera
informan di lokasi penelitian, kegiatan
mendapatkan perhatian semua pihak
dan hubungan sosial masyarakat dengan
untuk meluruskannya.
punkers bisa dikatakan saling mengintip.
Tentang penampilan yang menjadi
Mayoritas
penulis
dan
dengan
masyarakat
masih
para
belum
karakter dan identitas komunitas punk,
berani untuk bebas berinteraksi pada
dapat
budaya
punkers, padahal sesungguhnya mereka
berpakaian dan aksesoris ini memang
hanya terbawa perasaan yang cenderung
dibawa oleh para petualang punk yang
menilai
suka berhijrah dari kota ke kota. Bahkan
berdasarkan
informasi gaya dan ciri khas ini sudah
lusuhnya.
mendunia melalui gambar dan video
masyarakat mayoritas terhadapa punk di
yang beredar, baik itu antar kota maupun
Bintan Center ini bisa dibilang hanya
antar Negara.
latah. Beberapa masyarakat terpengaruh
dipastikan
bahwa
negatif
para
punkers
ini
seram
dan
penjulukan
dari
penampilan Bahkan
dengan persepsi masyarakat lainnya, lalu sama-sama mengecap atau melabel anak
I. Analisa Citra dan Jati Diri Punk Melalui
Kegiatan
Dan
punk dengan padangan negatif mereka.
Hubungan
Punkers sendiri yang terkesan cuek
Sosial. Putranto
(2002:2)
berpendapat
padahal mereka hanya berusaha menjaga
bahwa sesungguhnya komunitas punk
jarak pada masyarakat. Terkesan enggan
14
bersosialiasi pada masyarakat walau
dinyatakan oleh informan berinisial FE,
sesungguhnya
ingin
bahkan lebih terkesan keras dan tidak
hubungan
memperlihatkan harmonisasi yang baik
melakukan
punkers
interaksi
sangat dan
sosial.
pada
Informan berinisial MI yang penulis percayai
sebagai
informan
hubungan
sosialnya
dengan
masyarakat.
pada
PU, inisial informan dari komunitas
penelitian ini, juga menguatkan apa yang
punk yang penulis pilih karena memiliki
dikatakan key Informan berinisial AG.
karakter menarik. Wanita yang berkulit lebih putih dari anak punk lainnya ini
Ketika
hubungan
memiliki wawasan lebih luas dan jauh
sosial ini di observasi langsung pada
lebih berpikir dewasa dari anak punk
beberapa anak punk, ternyata sudah ada
lainnya yang ada di komunitas punk.
beberapa
kegiatan
yang
dan
memulai
melakukan
kegiatan-kegiatan
untuk
membuka
Melihat jawaban para informan-
hubungan
Misalnya
dengan
informan ini, dan juga dengan melihat
menjadi kuli angkut di pasar dan
langsung bagaimana realita yang terjadi
membantu petugas parkir. Bahkan ada
di lokasi penelitian, ternyata beberapa
punkers
mulai
masyarakat sesungguhnya sudah ingin
memberanikan diri ikut berjemaah di
merubah labeling (penjulukan) pada anak
masjid.
punk yang selama ini dikucilkan. Dan
sosial.
wanita
yang
sudah
Di saat warga melakukan kerja
beberapa punkers pun sudah ada yang
bakti membersihkan parit dan merapikan
mulai membuka diri untuk memulai
taman, beberapa anak punk sudah mulai
hubungan sosial yang baik dengan
berani interaksi dengan turun tangan
masyarakat.
membantu. Mungkin dengan kondisi
Punk tidak bisa lagi
warga yang memang sedang ramai
dianggap sebagai kelompok anak muda
membuat warga tidak terlalu risih dengan
pemberontak yang mengalami titik jenuh
keseraman penampilan punk, dan punk
dan pesimis terhadap kehidupan. Pola
juga tidak merasa ada perbedaan yang
hidup anak punk yang selalu mandiri,
mencolok
berkelompok tanpa kasta senioritas, serta
karena
warga
sedang
berpenampilan santai.
toleransi dan solidaritas yang tinggi ini
Sebenarnya di lokasi Bintan Center
merupakan nilai-nilai kekuatan yang
ini, interaksi antara masyarakat dengan
sangat kental dalam komunitas punk.
anak punk sudah mulai ada titik terang,
Jiwa
tinggal masalah ego antara dua kubu ini
kehidupan keras di jalan yang dijalani
saja
oleh
untuk
saling
membuka
diri.
Informasi yang tidak jauh beda juga
kesetiakawan
komunitas
keamanan
15
dan
ini
punk.
timbul
dari
Ancaman
keselamatan
dalam
kehidupan
jalanan
menimbulkan
sebaliknya. Sebagai pihak yang hidup
semangat untuk saling menjaga antar
diluar komunitas punk, masyarakat
anak punk, sehingga kekompakan dan
hanya berpikir dari sisi sebab dan asal
solidaritas menjadi sebuah nilai budaya
perkara. Sedangkan anak punk yang
anak punk yang sangat patut diacungkan
memang menjalani kehidupan sebagai
jempol.
punkers malah berpikir dari sisi akibat
Bila masyarakat bisa memanfaatkan
atau hasil.
kekuatan budaya kelompok punk ini,
Terjadi
persamaan
pandangan
maka akan banyak kegiatan yang bisa
tentang gaya dan ciri khas anak punk,
masyarakat
hidup
dimana masyarakat dan anak punk
bergotong royong dan berdampingan
memiliki pola pandang yang sama
dalam bermasyarakat, khususnya dengan
terhadap penampilan para punkers.
komunitas punk.Baik itu keberhasilan
Tetapi di lain sisi dari hal ini, para
hubungan sosial yang akan menopang
punkers harus segera diluruskan pola
kegiatan ataupun keberhasilan kegiatan
pandang mereka terhadap pergaulan
yang menjadi pembuka hubungan sosial
bebas atau freesex. Karena anak punk
yang langgeng. Yang jelas perlu kita
menganut isme boleh melakukan sex
rubah pola pandang kita bahwa anak
pranikah dengan pasangan tetap, dan
punk bukan lah kelompok anak muda
tidak gonta ganti pasangan.
dengan
kongsi
kecenderungan
dalam
negatif
dan
Baik masyarakat ataupun anak
masyarakat mayoritas pun bukanlah
punk sesungguh merupakan mahluk
kelompok yang cenderung benar dan
sosial,
selalu sinis pada kelompok minoritas
berpotensi saling menghormati untuk
(punk).
hidup
saling
berdampingan
wilayah.
Kesimpulan Berdasarkan dari uraian analisa yang
membutuhkan
Masyarakat
menghentikan
dalam sudah
labeling
dan
satu mulai atau
penulis paparkan pada bab sebelumnya,
penjulukkan terhadap anak punk, dan
tentang Citra dan Jati Diri Anak Punk yang
anak punk pun sudah mulai membuka
penulis kupas melalui persepsi komunitas
komunikasi terhadap masyarakat.
punk, gaya dan ciri khas, serta kegiatan dan hubungan
sosial,
maka
dapat
Saran
ditarik
Apapun saran bagi komunitas anak
kesimpulan bahwa :
punk, bagi masyarakat, dan bagi pemerintah
Terjadi perbedaan persepsi antara
adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan
masyarakat dan anak punk tentang
komunitas
punk
dapat
bagaimana melihat komunitas punk. Di
mengembang keahlian dan menggali
mana masyarakat tidak bisa memahami
bakat sehingga keberadaan komunitas
pola
punk semakin di terima/diakui dengan
pandang
anak
punk,
juga
16
respon positif. Komunitas punk juga
membuat usaha yang dimiliki komunitas
harus
punk
lebih
membuka
masyarakat
luas
berpartisipasi
pada
diri
kepada
berkelanjutan,
sehingga
ikut
memberikan sumber pendapatan tetap
kegiatan-kegiatan
yang sudah tentu akan merubah orientasi
sosial dan kemasyarakatan agar proses
berfikir komunitas punk kearah yang
interaksi
dengan
lebih maju dan mandiri. Hal ini juga
komunitas punk perlahan akan membaik
tentu memerlukan peran dan sikap
sehingga masyarakat tidak memandang
proaktif dari komunitas punk sebagai
komunitas punk hanya dari satu sisi saja
pihak yang harus berusaha memperbaiki
dan
citra, dengan membuka relasi dengan
antara
dengan
akan
masyarakat
menyamaratakan
kegiatan
dan
aktivitas komunitas punk sebagai suatu
agen-agen
hal yang negatif.
pemerintah, LSM, hingga pada lembaga
2. Agar komunitas punk di terima secara
kontrol
sosial,
baik
kemasyarakatan, pengembangan bakat
utuh di tengah masyarakat dengan
dan
menjalin hubungan sosial yang baik, di
meminta dukungan dalam hal perbaikan
berikannya ruang untuk komunitas punk
diri dan peningkatan produktifatas untuk
mengambangkan diri, yang sudah barang
memberikan
tentu akan meningkatkan kreatifitas yang
masuarakat.
komunitas
punk
diri
lainnya
kontribusi
guna
kepada
4. Manajemen kerohanian juga harus di
dimiliki komunitas punk sehingga dapat mengarahkan
kemampuan
pada
tanamkan
kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang
komunitas
positif dan produktif.
dengan perbaikan akhlak dan program-
3. Peran pemerintah dan LSM sangatlah dibutuhkan untuk mengkordinir
kepada
setiap
anggota
punk,
tentu
program pembinaan religi akan membuat
dan
komunitas punk mengerti akan batasan-
mengarahkan bakat serta talenta yang
batasan dan norma-norma agama yang
dimiliki oleh komunitas punk. Perlunya
berlaku
memberikan pelatihan kepada anggota
diharapkan dapat memberikan efek pada
komunitas punk serta pembekalan skil
perubahan sikap para anggota komunitas
dan keterampilan yang akan membuat
punk. Peran lembaga keagamaan yang
bakat
berkordinasi
dengan
lembaga
semakin terasah dengan baik. Bantuan
pemerintahan
terkait
sangatlah
modal untuk pengembangan usaha yang
dibutuhkan dalam menentukan perbaikan
dimiliki komunitas punk juga akan
generasi-generasi harapan bangsa.
dan potensi komunitas punk
17
di
masyarakat
sehingga
______________.2005. Ilmu Komunikasi
DAFTAR PUSTAKA
Sebuah Pengantar. Bandung : PT A.
Remaja Rosdakarya.
Buku :
Adrian,
Aidin.
2013.
Fenomena
Punk
Pop
sebagai
Culture
Malahi, 2005, Maxwell Maltz dalam Ranjit
di
Singh,
Yogyakarta : Skripsi. UGM. Arikunto,
Suharsimi. penelitian
Budiman,
2010. suatu
Enhancing
Personal
Quality
Prosedur
Poerwandari,
pendekatan
Elisabeth,
Pendekatan
Kristi.
2008.
Kualitatif
dalam
praktik.
Penelitian Psikologi. Jakarta :
Jakarta : Rineka Cipta
Lembaga Pengembangan Sarana
Syarief.
2006.
terhadap
Studi
Remaja
Kasus
Pengukuran
Perempuan
Prakoso, S. 2003. Membangun Citra Diri.
Skripsi : UGM.
Jakarta: Indo Persada.
Burns, R.B. konsep Diri Teori, Pengukuran, dan
Rakhmat, Jalaludin dan Deddy Mulyanan
Perilaku.
(edt). Komunikasi Antar Budaya.
Penerjemah : Eddy. Jakarta :
Bandung
Arcan.
Rosdakarya.
Darmaputera, Eka. 2005. Menjadi Pribadi yang
Dikehendaki
Tuhan.
PT
Remaja
Peserta Didik. Yogyakarta. UNY Press.
Hadiwibowo, U. 2003. Mewujudkan yang
:
Rita, Eka, Izzaty dkk. 2008. Perkembangan
Jakarta : Gunung Mulia.
Pribadi
Pendidikan
Psikologi.
Bertato dari Aspek Citra Raga.
Perkembangan
dan
Sugiyono.
Berharga.
2010.
Memahami
Penelitian
Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Jakarta: Indo Persada
Sutopo, H.B. 2005. Metodologi Penelitian
Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif
Kualitatif. Surakarta : Sebelas
Bidang Filsafat. Yogyakarta :
Maret University Press.
Paradigma.
Widya, G. 2010. Punk Ideologi yang Disalah
Maleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian
Pahami.
Kualitatif. Bandung : Remaja
Yogyakarta :
Garasi
House of book.
Rosdakarya.
Yulianti,
Martono, John. 2009. PUNK! Fesyen-
Fitia.
2012.
Gaya
Hidup
Komunitas Punk di Yogyakarta.
Subkulture-Identitas. Yogyakarta
Skripsi : UNY.
: Halilintar books.
Sugiyono.
Mulyana, Deddy. 2011. Metode Penelitian
2013. Kuantitatif,
Kualitatif. Remaja Rosda Karya.
Metode
Kualitatif
Bandung: Alfabeta.
18
Penelitian R&D.
Soedjono Dirdjosisworo. 1994. Sinopsis
Johor. Skripsi Universitas Negeri
Kriminologi Indonesia. Bandung:
Medan.
PT Mandar Maju. B.
Simandjuntak.
1981.
Saputra, Indra. 2013. Definisi Manusia Pengantar
Menurut
Kriminologi dan Patologi Sosial.
Aristoteles
:
jurnal
Sosialitas.
Bandung: PT Tarsito. Kamanto
Sunarto.
2004.
Sosiologi.
Pengantar
Jakarta:
C.
Fakultas
http://prathamasatyanegara.wordpress.com/2
Ekonomi Universitas Indonesia.
013/04/28/punk-dalam-masyarakat/
L, Zulkifli. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung:
PT.
WEB SITE :
http://abdullathiif.blogspot.com/2013/05/seja
Remaja
rah-dan-kehidupan-anak-punk.html
Rosdakarya.
http://wsatrioadi.blogspot.com/2013/05/kehi dupan-anak-punk-di-indonesia.html
B.
http://imambadawi87.blogspot.co.id/2012/12
KARYA TULIS :
Amalia, Ulfa. 2008. Konsep Diri Remaja
/komunitas-punk-dalam-analisis-michel.html
Punk. Skripsi Universitas Islam
http://rmuhaimin.blogspot.co.id
Indonesia Yogyakarta.
http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/
Apriyandi, Pandi. 2013. Komunitas Punk
pengertian-hubungan-sosial-dan.html
Fristy. 2012. Citra Diri Pada Remaja Putri yang Mengalami Kecenderungan Gangguan Body Dysmorphic : Jurnal Skripsi. Howard S.Becker. 1953. American Journal of Sociology. Juwita, Indah. 2013. Gangguan Citra Tubuh Mardian, Rasti. 2013. Citra Diri Self Image Perempuan Bandung.
Perokok Skripsi
di
Kota
Univeristas
Pendidikan Indonesia. Muhayati.
2014.
Komunitas
Punk:
Konstruksi Identitas Sosial Punk Di Malang Raya Beserta Muatan Edukasinya. Skripsi Universitas Gunadarma. Mutmainah,
Anisa.
2014.
Eksistensi
Komunitas Punk Di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan
19