Eeeng Ing Eeeng Oleh : Didi Ronaldo Selasa, 19 Juni 2012 01:55
KOPI, Pekanbaru - Salam anak Negeri sekilas tentang hub & benang merah : SBY/Cikeas, Anas, korupsi PD, konstelasi politik & konspirasi Global.
Eeeng ing eeng .. sebelum mulai kultwit saya mau pertegas kembali bhw akun saya adalah independen, no partisan, untuk pencerahan. Hal ini perlu saya pertegas..utk lebih jelas bisa melihat kultwit saya ttg Sikap Akun Anonim @TrioMacan2000 di favorite saya. Kenapa penting? Karena sekarang bermunculan akun2 yg khusus menyerang akun ini dgn tujuan agar pencerahan dan perang lawan korupsi.
Kita mulai dari Anas Urbaningrum, Ketua Umum PD yang sekarang babak belur dihantam opini dan ditargetkan jatuh 1-2 bulan ke depan. Banyak pihak yang menduga saya "membela" anas urbaningrum ketika dia diserang oleh opini publik dan lawan2 politiknya. Dugaan itu keliru. Sebagai mantan aktivis dan beruntung punya jaringan cukup luas ke banyak elit, militer, politisi dan media saya punya cukup informasi. Ada fakta2 dan indikasi nyata bahwa opini negatif yang ditujukan kepada Anas Urbaningrum adalah by design, terencana, sistematis dan zalim.
Indikasi pertama adalah ketika Anas terpilih jadi ketum PD, saya dipanggil oleh senior saya anggota DPR kawakan kom III. Dia cerita banyak. Dia cerita bagaimana pihak Cikeas "marah" dengan pembangkan Anas dan gagalnya skenario Cikeas pada Kongres PD di Bandung. Anas akan dihabisi. Tim untuk menghabisin Anas sdh dibentuk. Terdiri dari tokoh-tokoh militer, polisi, politisi, pengamat dst..dana tidak terbatas untuk operasi ini. Informasi senior ini segera saya konfirmasi ke senior saya mantan pejabat tinggi instansi intelejen. Beliau mengkonfirmasi kebenarannya.
Saya dan Anas Urbaningrum itu tidak saling kenal secara pribadi. Meski saya beberapa kali pernah bertemu dgn dia. Saya coba sampaikan pesan. Ternyata Anas Urbaningrung memang
1/8
Eeeng Ing Eeeng Oleh : Didi Ronaldo Selasa, 19 Juni 2012 01:55
sdh mendengar dan mengetahui adanya operasi penghancuran dirinya utamanya menjatuhkannya sebagai Ketum. Sebab itu Anas bertindak sangat hati-hati. Dia lebih banyak keliling daerah untuk konsolidasi DPD/DPC dan kader-kader di seluruh Indonesia.
Fakta selanjutnya adalah informasi yang cukup mengejutkan saya terima dari senior saya mantan diplomat. Dia katakan AS (Amerika serikat) tidak suka pada Anas. Alasannya adalah bahwa Anas Urbaningrum mewakili tokoh muda Islam yg berpeluang terbesar menjadi presiden terpilih pada 2014. Ini bahaya. Apalagi Pihak Kedubes AS sudah beberapa kali meminta waktu agar Anas dapat bertemu dengan Dubes AS tapi Anas menolak secara halus. Dubes AS sebenarnya bermaksud untuk "mengetahui" pandangan-pandangan dan visi Anas secara pribadi tentang masa depan RI (Republik Indonesia) & kaitannya dengan kepentingan AS. Namun penolakan halus Anas atas undangan Dubes AS ini menyebabkan terbentuknya keyakinan AS bahwa Anas bukan orang yang tepat untuk pimpin RI. Informasi ini kembali saya konfirmasi ke Anas Urbaningrum via teman akrabnya. Dan ternyata confirmed anas nolak 4 kali undangan Dubes.
Politik luar negeri AS terhadap RI sangatlah jelas. RI adalah sekutu utama yg harus menjaga kepentingan AS di RI dan Asia Tenggara. Penolakan Anas terhadap undangan bertemu dengan Dubes AS secara tidak langsung menegaskan bahwa tokoh muda islam seperti Anas dianggap ancaman. Pemerintah AS berkepentingan agar RI dipimpin oleh "muslim moderat" yang setia dan patuh pada agenda-agenda AS. Capres-capres (Calon Presiden) potensial dijajaki visinya.
Dari penjajakan langsung dan tak langsung, AS punya kesimpulan bhw : JK, Prabowo, Mega, Anas, Mahfud bukan org yang diinginkan AS. Karena itu, mata AS tertuju pada suksesor SBY. Nama Sri Mulyani (SMI) dipromosikan. Tapi gagal karena resistensi publik dan cikeas terhadap SMI. Apalagi SMI sudah kena cap sebagai antek Barat/AS dan sudah terbukti diragukan loyalitasnya pada negara Republik Indonesia. Apalagi ada Century Gate . Penolakan Cikeas dan Publik terhadap Sri Mulyani disampaikan Dubes AS ke Washington DC dan diteruskan kepada Sri Mulyani. Dia marah besar. Sri Mulyani langsung bereaksi, dia datang ke Indonesia temui SBY dan lempar info ke publik bahwa korupsi century libatkan 3 partai besar. Statement Sri Mulyani tahun lalu itu ekspos diberbagai media massa. Heboh sebentar. Lalu senyap. Sri Mulyani merasa jadi tumbal.
Kembali ke Anas. Sikap AS terhadap Anas ternyata klop dengan sikap Cikeas terhadap masa depan Anas. RI harus dipimpin kolaborator AS. Kolaborator AS itu idealnya adalah suksesor SBY. AS sudah sangat nyaman dengan kebijakan-kebijakan SBY yang pro AS dan mampu meredam politik islam. Kedubes AS dan Cikeas sepakat utk melancarkan operasi bersama penghancuran Anas. AS bantu pembentukan opini dengan seluruh jaringannya. Maka
2/8
Eeeng Ing Eeeng Oleh : Didi Ronaldo Selasa, 19 Juni 2012 01:55
dimulailah operasi penjeratan pada Anas Urbaningrum. Semua titik lemah anas dikaji. Semua informasi dikumpulkan. Titik terlemah Anas adalah Nazaruddin. Bendum (Bendahara Umum) Partai Demokrat. Manuver-manuver Nazar dalam membangun imperium bisnisnya banyak menabrak hukum. Anas sendiri sudah tahu bahwa Nazar akan jadi masalah besar. Perlahan dia menjauhkan diri dari Nazar. Nazar lalu menyebrang ke faksi Andi/cikeas.
Nazar tidak mau dilepas Anas, dia uber Anas kemana-kemana. Anas mengelak. Termasuk pada saat pertandingan bola RI- Malaysia di Putrajaya. Di Putrajaya malaysia 2 tahun lalu itu nazar berusaha keras untuk bisa bertemu dengan Anas, tapi Anas tidak mau temui nazar. Nazar marah. Nazar marah besar kepada Anas karena dia merasa banyak bantu pendanaan anas dalam politik termasuk dalam pemenangan kongres PD (Partai Demokrat) di bandung. Tetapi anas tahu bhw nazar sudah jadi target Cikeas untuk pintu masuk menghancurkan anas. Nazar akhirnya cari cantelan baru pengganti anas. Nazar coba ke Ibas tapi Ibas menghindar. Ibas lebih banyak nempel anas kemana2 sekalian utk "memantau dan melaporkan" manuver-manuver anas. Akhirnya nazar bergantung pada Marzuki ali dan Andi Malarangeng. Marzuki welcome, andi jaga jarak. Sampai akhirnya rosa ditangkap KPK.
Saya tidak mau berspekulasi siapa otak dibalik penangkapan Rosa. Nazarudin itu banyak musuh dan jd incaran banyak pihak. Saya bicara fakta-fakta saja. Ketika Rosa ditangkap dan disidik KPK, ternyata KPK menemukan bukti-bukti kuat bahwa Andi Malarangeng terima suap dari PT Adhi Karya. Suap itu diterima Choel Malarangeng atas perintah Andi Malarangeng. PT Adhi karya adalah kontraktor pengganti yg direkayasa sebagai pemenang. Semula Nazar ngotot bhw proyek Hambalang harus dimenangkan PT. Duta Graha Indah (milik sandiaga uno/patner nazar). Tapi Menpora tidak mau. Meski PT. DGI sdh mengeluarkan suap ke Andi Malarangeng, pejabat-pejabat Kemenpora dan DPR, andi tetap tolak PT. DGI. Suap itu dikembalikan. Adhi karya yg kemudian menggantikan suap 100 milyar yg sdh disepakati untuk proyek hambalang. Andi dapat 20 M, nazar terima 50 M& DPR 20 M.
Nazarudin belakangan mengakui bahwa uang 50 miliar diterimanya adalah untuk pemenangan Anas di kongres. Padahal faktanya Nazar pakai. Nazar pakai juga utk bantuan pemenangan andi malarangeng dan Marzuki alie. Nazarudin bermain cantik pasang banyak kaki. Belakangan, sesuai dengan "deal" Nazar dengan istana, Nazar menimpakan semua kasus-kasus korupsinya ke anas. Kompensasinya nazar dibantu. Disamping Nazar dibantu untuk dapat vonis ringan di kasus-kasus korupsinya, keluarga nazarudin yang sandera juga sebagai jaminan. Nazar patuh. Padahal keterlibatan anas dalam kasus Hambalang dan kasus-kasus korupsi Nazar tidak punya bukti langsung yang kuat. Itu sebabnya anas berani sumpah. Sumpah anas yg dikenal dengan “Sumpah Monas” itu ternyata kemudian dipelintir habis oleh media-media yang sebagian besar dikendalikan musuh-musuh Anas. Opini sudah terbentuk sesuai dengan skenario. Kasus Anas selain dimanfaatkan istana juga dimanfaatkan partai2 politik lain untuk hancurkan Partai Demokrat.
3/8
Eeeng Ing Eeeng Oleh : Didi Ronaldo Selasa, 19 Juni 2012 01:55
Sementara itu KPK yang sampai saat ini tidak punya bukti keterlibatan anas habis2an ditekan dari segala penjuru utk segera TSK(tersangka) kan anas. Padahal sebelumnya, KPK disebut2 sudah berencana TSK andi malarangeng berdasarkan bukti2 dan kesaksian rosa. Status TSK tersebut dibatalkan. Sekarang skenario istana sedang babak belur. Rencana utk mundurkan anas dgn bentuk opini publik sdh gagal. KPK malah mau TSK kan andi. Usaha menekan KPK dan bentuk publik lainnya juga dilakukan Nazar. Sesuai dgn "skenario Singapore" nazarudin harus terus sudutkan anas.
Semula Nazar sempat mbalelo karena tidak percaya dan kecewa dgn janji2 Istana. Itu sebabnya dia gertak istana melalui tele wawancara. Pada telewawancara di salah satu TV swasta tersebut, nazar sempat sebutkan keterlibatan Ani SBY, Ibas dan Andi Malaranggeng dalam korupsi-korupsinya. Publik tentu masih ingatkan pernyataan nazar tsb? Akibatnya istana buru2 kirim utusan utk jumpai nazar di singapore. Nazarudin kembali dijinakan. Nah, kemudian sebagaimana yg kita ketahui, nazar kemudian "lari" dari singapore sebelum SBY "perintahkan" polisi utk jemput nazarudin ke spore.
Kembali ke konstelasi politik nasional. Isu Korupsi Partai Demokrat yg sebenarnya melibatkan banyak tokoh2 penting lintas partai. Tetapi media massa nasional secara terus menerus diarahkan utk "melemparkan kotoran" ke muka Anas. Seolah2 anas sendiri yg "kotor". Publik tentu ingat kasus "geger di KPK" beberapa bulan yg lalu ketika Samad memaksakan status tersangka pada janda centil (Angie) dan miranda?. Padahal pada saat penetapan tersangka pada Angie dan miranda, KPK tidak memiliki 2 alat bukti yg cukup. Bahkan sprindik saja tdk ada!
Sikap Samad yg tetapkan status tersangka angie& miranda ditentang oleh internal KPK. Tapi samad maju terus, dia ditekan istana dan media. Tekanan terhadap Samad utk segera TSK kan Angelina Sondak meski tidak ada sprindik dan 2 bukti adalah hasil tekanan istana dan opini. Istana berharap dengan penetapan TSK terhadap angie dan miranda, maka anas akan dapat di jerat melalui kesaksian2 Angie dan Partai2 oposan seperti PDIP dan Golkar akan diam karena elitnya terkait erat dengan kasus miranda gultom. "sekali tepuk 2 nyamuk". Sementara itu, untuk lebih membungkam partai lain2 (PDIP, Golkar dan utamanya PKS), istana manfaatkan kasus korupsi banggar Wa ode. Kasus wa ode dapat menjadi pintu masuk KPK utk menangkap para elit PKS, PDIP dan Golkar. Tapi KPK tdk lakukan pengembangan kasus wa ode. Lalu menkeu yg semula siap beri kesaksian memberatkan utk jerat Anis Matta, Tamsil cs, tiba2 batalkan kesediannya bersaksi. Ada apa dengan KPK?
4/8
Eeeng Ing Eeeng Oleh : Didi Ronaldo Selasa, 19 Juni 2012 01:55
Saya bukan bela anas. Mungkin saja dia terlibat kasus korupsi atau suap. Tapj saya melihatnya dari perspektif grand design yg ada. Saya menganalisa setiap isu2 yg dilontarkan..siapa pelempar isu, siapa yg goreng, yang nampung, yg kembangkan dan kemana arahnya?
Media massa kita sebagian besar sudah dikendalikan kekuatan2 politik dan ekonomi. LSM2, tokoh2 dst..juga terkontaminasi kepentingan. Sebagian lagi media massa ikut ikut arus mainstream. Kemana opini bergerak, media massa ikut. Sadar tidak sadar sdh masuk dlm jeratan. Sebagian lagi mengikuti skenario opini karena "kesamaan kepentingan". Seperti TEMPO misalnya, elitnya "anti" HMI dan Islam. Akhirnya aparat hukum termasuk KPk dan majelis hakim "terpaksa" menghukum orang yg tak bersalah demi memuaskan opini publik.
Sama seperti skrg ini, KPK ditekan opini publik. Samad ketua KPK jd boneka istana dan kelompok elit "makassar" yg menjadi king makernya. Kepentingan elit TEMPO adalah bagamana presiden mendatang berasal dari komunitas mereka. Seperti Budiono atau Sri mulyani. Ini politik media. Maka terjadilah "trial by Press". Hampir sama kasusnya dengan kasus "pembunuhan" nazarudin oleh antasari. Opini dibentuk. Rakyat ditipu. Skrg coba kita berfikir jernih : dimana istri dan anak nazar ? Kenapa tidak ditangkap? Bgtu Sulitkah mencari ibu bersama anak2 yg buron?. Kenapa Polisi tdk mampu menangkap ibu bersama anaknya yg buron? Tak mampu atau tak mau? Apa motifnya ? Kenapa media tak ada yg ungkap?. Apakah logis jika kita simpulkan bhw neneng dan anaknya sengaja disandera agar nazar tidak berikan kesaksian yg sebenarnya? Disetir?. Lalu logiskah kita simpulkan kenapa anas tidak juga ditetapkan jadi tersangka karena sebenarnya KPK belum punya bukti yg cukup?( red.kini neneng istri Nazarudin telah ditangkap atau menyerahkan diri Ke KPk).
Sekarang anas sdh "dihukum" publik. Dicap sebagai koruptor dan harus diseret ke penjara. Siapa yg diuntungkan jika itu terjadi?. Siapa yg diuntungkan jika anas diseret ke penjara meski bukti2 tidak kuat? SBY? Ical? Wiranto? Mega? Prabowo? JK ? Siapa?. Belum lagi jika anas hancur pertahannya dan "melawan balik" SBY /Cikeas. Sbg ketum PD dia tahu semua busuk SBY/Cikeas dan Demokrat. Jika hal itu yg terjadi, maka geger politik indonesia yg terjadi skrg ini berobah menjadi "kiamat politik". 2-3 thn ke depan "perang". Jika terjadi "perang politik" dan saling menghancurkan siapa yg rugi? 1. Partai Demokrat (pasti hancur), 2. Ekomoni Indonesia (hancur).
Siapa yg untung? Yg untung hanya partai2 politik lain yg mendapatkan limpahan suara rakyat karena demokrat hancur berantakan.. Saya selalu melihat sesuatu masalah secara komprehensif. Apakah rakyat indonesia sdh siap diperintah Golkar kembali? Siap dipimpin Ical?
5/8
Eeeng Ing Eeeng Oleh : Didi Ronaldo Selasa, 19 Juni 2012 01:55
Apakah rakyat indonesia sudah siap menerima kenyataan bahwa “RI harus dipimpin Prabowo Subianto” kini Ketua umum partai Gerindra ,rakyat menginginkan suasana Order baru yaitu Aman,harga sembako murah,tidak antri membelinya.? Atau Gita ? Ditengah kenyataan JK sulit menang.
Apakah rakyat indonesia siap menghadapi instabilitas politik dan ekonomi yg ditimbulkan "perang politik" elit bangsa ?
Apakah RI rela terus2an dikendalikan penguasa zalim, neolib, munafik antek barat? Apakah rakyat sadar bhw semua ini "sandiwara" ?
Lihat sekarang penegakan hukum kita. Tajam ke bawah tumpul ke atas, hancur. Negara darurat korupsi, narkoba & mafia. Negara kita LEMAH !
Pengadilan, kepolisian, kejaksaan, KPK, BPK, BPKP, inspektorat, DPR, partai dst..penuh dengan kebusukan, korup dan penindas !
Sementara Presiden kita sibuk dengan citranya. Poles wajah kanan kiri belepotan bedak tebal. Istana pusat korupsi seperti kata amin rais
Lihat sekarang ini apa yg bisa kita banggakan? Korupsi no. 4 sedunia. Indek korupsi naik terus. Ekonomi tumbuh ditopang konsumsi dan SDA
Negara kita ini sdh dalam cengkaraman konspirasi global. Dibuat lemah dan dihancurkan. Hukum jadi alat politik. Penguasa munafik.
Media massa kita hanya jadi commercial tools dan pembentuk opini pesanan. Tidak berani kritis karena takut kehilangan bisnis.
6/8
Eeeng Ing Eeeng Oleh : Didi Ronaldo Selasa, 19 Juni 2012 01:55
Saya ajak kita semua utk hati2 mencerna informasi. Jgn telan semua opini ini. Pakai akal dan hati nurani. Berfikir fair & objektif.
Sekian. Maka langsung Dewan Pembina Partai democrat berkomentar serta memakai politik bersih-bersihkan Parpol bagi oknum PD yang tersandung kasus korupsi harus mundur. di daerah maupun pusat. siapa Dewan Pembina PD yaitu Haji SBY.
Survey membuktikan selama ini kasus korupsi dilakukan oleh oknum anggota Partai Demokrat didaerah maupun pusat. berkemungkinan Dewan pembinanya sudah muak menonton Tv dan membaca Koran hanya memuat berita kader-kadernya saja tersandung korupsi maka mengambil sikap tegas.
Propinsi Riau dua orang oknum anggota partai Demokrat terlibat korupsi yaitu Raja Thamsir Rahman mantan Bupati Indragiri Hulu (inhu) terlibat korupsi berjamaah APBD (Anggaran pendapatan dan belanja Daerah) Inhu. kini Thamsir Rahman wakil Ketua DPRD Propinsi Riau dari partai Demokrat, juga Mantan Ketua DPD (Dewan Pimpinan Daerah) Partai Demokrat Propinsi Riau.
Kedua Tengku Azuwir mantan Anggota DPRD Propinsi Riau berasal dari Partai democrat terlibat kasus korupsi APBD Rokan Hulu saat menjabat Sekretaris Daerah kabupaten Rokan Hulu. hingga kini belum juga mundur dari keanggotaan Partai.
oh ya akhir-akhir ini propinsi Riau terkenal dengan sebutan "Negerinya Para Penyamun"pertama aksi perampokan bersenjata merajalela,kedua institusi KPK sedang giat-giatnya menangkap pelaku korupsi bumi lancang kuning tersandung pembangunan venue-venue olahraga PON ke 18, setelah ketangkap basa dua orang anggota DPRD propinsi Riau yaitu Faizal aswan dan M. dunir menerima suap. rakyat Riau berharap pertama agar pihak keamanan memburu kawanan rampok dengan menurunkan tim Den Susu 88, kedua KPK buka kantor perwakilan di Riau mengingat bejibun oknum koruptor propinsi Riau masih berkeliaran. juga tangkap dan masukan ke sel Big Bos Koruptor Riau. kini masih ketawa ketiwi.
Kesimpulan siapapun yang menjadi Presiden periode 2014-2019, Prabowo Subianto, Jk, Megawati, Mahfud Md, Dahlan iskan, Sri mulyani, Sri Sultan Hamengkubuwono, Ani Yudoyhono, Hatta Rajasa, dan lain-lain. rakyat Indonesia sudah muak melihat polah tingkah
7/8
Eeeng Ing Eeeng Oleh : Didi Ronaldo Selasa, 19 Juni 2012 01:55
koruptor tingkat daerah maupun pusat agar oknum pelaku korupsi harus mendapatkan hukuman berat yaitu hukuman mati. kapan lagi Indonesia akan maju seribu abad lagi belum tentu ulah para koruptor “maling uang Negara”.
Pengamat Politik Nusantara (PPN) ketua Dewan Pembina PD memakai ala semi militer yaitu politik bersih-bersih. anggotanya terlibat kasus korupsi tingkat pusat maupun daerah harus mundur, biasa untuk menaikan rangking/pencitraan atau menyorong Istrinya Yaitu Ani Yudoyono sebagai Capres Ri 1 atau Cawapres, dengan alasan tugas belum selesai. ketus ajisutisyoso. siapa Dewan Pembina PD yaitu Haji SBY. Sumber Tribuner dan berbagai sumber (didi).
8/8