Page 1 of 6 datongcao From:
Hidarto Pranata [
[email protected]]
Sent:
04 Maret 2013 7:44
To:
[email protected];
[email protected]; kurniawan yunarto
Subject: Fw: [insan_harapan] Fwd: Re.: Dinasti Cikeas Bakal Ambruk ? [4 artikel]
----- Forwarded Message ----From: polaris <
[email protected]> To: Insan Harapan
Sent: Sunday, March 3, 2013 6:36 PM Subject: [insan_harapan] Fwd: Re.: Dinasti Cikeas Bakal Ambruk ? [4 artikel]
Diterjang Anas Soal Skandal Korupsi Bank Century, Dinasti Cikeas Bakal Ambruk?
JAKARTA, RIMANEWS - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum agaknya mulai memberikan bocoran sedikit demi sedikit apa yang disebutnya sebagai lembaran-lembaran berikutnya. Dalam perbincangannya dengan RCTI, Anas seperti mengisyaratkan kebenaran atas kabar putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menerima aliran dana dari M Nazaruddin mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang kini jadi terpindana perkara korupsi Wisma Atlet Sea Games. Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Airlangga Pribadi mengatakan, sinopsis atau bocoran yang disampaikan Anas itu bisa jadi adalah lembaran dua atau tiga yang dia maksudkan saat berpidato soal pengunduran diri dari posisi Ketum Demokrat kala itu. Tidak hanya indikasi aliran dana ke Cikeas, soal Bail-Out Bank Century bisa jadi juga akan dibongkarnya. "Berkicaunya Bung Anas soal kasus-kasus yang melibatkan petinggi Partai Demokrat dan oligarki Cikeas akan menjadi tekanan politik yang kuat bagi Dinasti Cikeas," tukas Airlangga kepada Sindonews, Kamis (28/2/2013). Dan ini, lanjut Airlangga, akan menjadi sebuah pertarungan yang seru di internal oligarki Partai Demokrat itu sendiri. Kemungkinan akan adanya negosiasi antara Anas dengan Demokrat atau Cikeas dalam perkembangannya nanti, sepertinya hampir mustahil terjadi. Sebab, saat ini Anas sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Hampir mustahil jika ada elite settlement negotiation, terutama saat Anas sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK seperti sekarang ini," ujar adik tingkat Anas di Unair ini. Seperti diberitakan sebelumnya, Anas ditetapkan sebagai tersangka beberapa hari setelah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengambil alih kendali Partai Demokrat. Selain itu, SBY juga meminta Anas lebih fokus kepada kasus hukum meski belum ada status apapun saat itu. Yang mengejutkan
04/03/2013
Page 2 of 6 kemudian beredar Surat Perintah penyidikan (Sprindik) Anas sebagai tersangka Hambalang dari KPK. Saat menyatakan mundur dari Ketum Partai Demokrat, Anas sempat menyampaikan keyakinannya bahwa apa yang terjadi sebelum dirinya menjadi tersangka adalah satu rangkaian yang utuh untuk menyingkirkan dirinya dari Partai Demokrat. [ian/Snw]
Wed, 27/02/2013 - 08:41 WIB
Jawaban Nazaruddin Soal Kasus Hambalang Mengejutkan Anas RIMANEWS - Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mulai melakukan perang terbuka. Perlahan-lahan, Anas mulai membuka beberapa fakta yang selama ini belum pernah terungkap di publik. Bahkan, Anas pasca menyatakan mundur, melempar ancaman, akan membeber sejumlah kasus besar yang melibatkan penguasa, baik terkait Hambalang maupun skandal dana talangan Bank Century. Terakhir, pernyataan Anas memberi sinyal bahwa SBY mengetahui keterlibatan putranya dalam kasus Hambalang. Seperti yang dikutip dari tribunnews Rabu (27/2/2013) dinihari, mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu meladeni wawancara khusus yang ditayangkan di RCTI. Dalam kesempatan itu, Anas sempat mengungkit keterlibatan Edhie Baskoro Yudhoyono putra bungsu presiden SBY dalam kasus korupsi Proyek Hambalang yang kini menjeratnya. Anas mengatakan anggota Majelis Tinggi Amir Syamsuddin paling tahu mengenai keterlibatan Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas di kasus Hambalang. Penyebutan nama Ibas pertama kali diketahui saat Anas mengantar Nazaruddin ke kediaman SBY di Cikeas sebelum pergi ke Singapura. Kala itu SBY disebut-sebut marah karena mengetahui Ibas menerima aliran uang proyek Hambalang. "Kalau itu tanya pak Amir Syamsuddin, pak Amir pernah pertama kali meminta keterangan atau informasi dari Nazaruddin tentang aliran-aliran uang salah satunya ya, dan memang jawaban Nazaruddin mengejutkan, dia menyebut beberapa orang yang menerima uang itu," kata Anas. Saat didesak oleh sang pembawa acara Ariyo Ardi mengenai tudingan yang menyebut nama Ibas terlibat di kasus Hambalang, Anas enggan menjelaskan lebih jauh dan beralasan dirinya tidak mau mencelakakan orang lain. Anas menyerahkan hal tersebut kepada Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK). "Biarlah nanti proses hukum berjalan KPK bekerja maksimal sekali lagi saya tidak dalam posisi mendoakan mendorong-dorong orang untuk celaka," ujar Anas. Anas mengatakan dalam konteks pertemuan itu, Amir adalah orang yang paling tahu dan seharusnya membuka kepada publik. Namun saat ditantang untuk membuka isi pertemuan itu, Anas menyebut dia sebagai orang di urutan kedua setelah Amir. Hal tersebut akan Anas lakukan apabila Amir Syamsuddin yang juga Menteri Hukum dan HAM yang dianggapnya paling mengetahui keterlibatan Ibas tidak mau menjelaskan. "Kalau hadis, Rowahunya itu pak Amir Syamsuddin saya kan hanya ikut rapat mendengarkan itu yang pas menjelaskan itu pak Amir. Kecuali pak Amir Syamsuddin kalau ditanya tidak mau menjelaskan, ya nanti pemain penggantinya ya saya lah," kata Anas. Kemarin, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya sedikit membuka tabir soal sangkaan penerimaan atau janji kepada Anas Urbaningrum tekait kasus Hambalang dan proyek-proyek lain. 04/03/2013
Page 3 of 6
"Konstruksinya dia penyelenggara negara yang diduga menerima pemberiaan atau janji terkait dengan kewenangannya. Salah satu hal yang disangkakan pada Anas adalah pasal 12 huruf a atau b atau 11 Tipikor itu di antaranya adalah salah satunya mobil," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi di kantornya, Jakarta, Selasa (26/2/2013).http://usmg61.mail.yahoo.com/neo/launch?.rand=cedp4quhc165l# (yus/trbn http://www.rimanews.com/read/20130226/93332/kpk-mau-usut-dan-bongkar-korupsi-keluargacikeas-ibas-dan-ani-yudhoyono-diduga
KPK Mau Usut dan Bongkar Korupsi Keluarga Cikeas, Ibas dan Ani Yudhoyono Diduga Kuat Terima Duit Korupsi Nazaruddin
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) siap menelusuri dugaan korupsi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan putranya, Eddie Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Keduanya disebut-sebut ikut kecipratan uang dari bekas bendahara umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. "Siapapun, sekecil apapun informasi yang muncul, akan divalidasi KPK. Tetapi, asal dasarnya ada bukti-bukti, bukan berdasarkan pernyataan-pernyataan belaka," Kata Juru Bicara KPK, Johan Budi di kantornya, Jakarta, hari ini. Dalam akun twitter AbimanyuAbiputro, disebutkan bahwa Ibas menerima aliran dana dari Nazaruddin. Akun tersebut memberikan bukti foto yang disebutnya sebagai laporan keuangan perusahaan Muhammad Nazaruddin yang disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam laporan tersebut, putra SBY itu menerima US$ 900 ribu di kurun waktu 18 Januari-29 Desember 2010. Selain Ibas, Nazaruddin juga mengalirkan dana ke mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, sebesar US$ 500 ribu untuk satu proyek. Aliran dana itu dialirkan dalam waktu yang sama dengan Ibas. 04/03/2013
Page 4 of 6
Selain itu, ada pemberitaan salah satu media nasional soal kemarahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap Nazaruddin, sesaat sebelum eks BendUm Demokrat itu melarikan diri ke luar negeri, 23 Mei 2011. Menurut sumber media yang kala itu menyaksikan pertemuan tersebut, Presiden SBY sangat marah, sampai dua kali menggebrak meja. Gebrakan yang pertama, setelah Nazar mengatakan bahwa Edhie Baskoro pernah menerima uang dari Nazaruddin yang diambil dari kas partai. Gebrakan kedua, yang menyebabkan meja terpelanting, dilakukan sesudah Nazaruddin menyebutkan Ani Yudhoyono pun menerima uang darinya US$ 5 juta yang berasal dari kas Demokrat, dan merupakan pemberian Pertamina. Menurut Johan, pihaknya akan menelusuri apabila sudah ada laporan yang disertai alat bukti yang kuat. "Jadi tidak hanya pernyataaan, tapi peryataan itu harus disertakan bukti. Jadi KPK bisa telusuri hal itu. Siapapun itu, kedudukannya di depan hukum sama," jelas Johan. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat dapat memaklumi keresahan Anas Urbaningrum yang disampaikannya lewat pidato pengunduran diri dari jabatan ketua umum dua hari lalu. Salah seorang anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman, melihat ketika itu kondisi Anas sedang diliputi keresahan setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi pembangunan pusat olah raga Hambalang. "Saya sangat memaklumi apabila Mas Anas dalam keadaan galau. Siapapun dia, kalau jadi tersangka itu memang tidak enak. Karena itu saya memaklumi ucapan-ucapan yang tidak pas itu. Umpamanya, menyalahkan orang lain terhadap status tersangkanya," jelas Hayono di Jakarta, hari ini. Meski begitu, dia mendukung Anas Urbaningrum bila mantan Ketum PB HMI itu memiliki informasi yang lebih gamblang termasuk menyangkut nama-nama kader Partai Demokrat yang juga terlibat dalam korupsi Hambalang. "Kalau ada halaman dua dan halaman tiga, kalau Mas Anas punya informasi ada yang melakukan korupsi di dalam Partai Demokrat, saya dukung sepenuhnya itu diungkap ke publik. Karena di partai manapun, bukan hanya di Partai Demokrat, kita menginginkan bebas dari korupsi," ujarnya. [ian/rmol/wspd]
http://politik.kompasiana.com/2013/02/24/jika-tiada-intervensi-sby-sudah-lama-anas-jaditersangka--531548.html 24 February 2013 | 06:47
Jika Tiada Intervensi SBY, Sudah Lama Anas Jadi Tersangka Setelah Anas Urbaningrum dijadikan tersangka oleh KPK. ramai orang mengatakan bahwa KPK sudah diintervensi oleh Presiden SBY. Tidak kurang seorang ketua MK , Mahfud MD juga mengatakan bahwa KPK sudah diintervensi. Walaupun Mahfud MD tidak secara langsung 04/03/2013
Page 5 of 6
mengatakan bahwa SBY telah mengintervensi KPK. Tapi pernyataannya itu jelas menunjuk kepada SBY yang telah mengintervensi KPK. Kenapa baru sekarang mengatakannya? Kenapa tidak dari dulu mengatakannya? Yakni sejak Nazaruddin ngoceh tentang keterlibatan Anas dalam proyek Hambalang? Hayo, kenapa tidak dari dulu, kenapa baru sekarang mengatakan bahwa Anas adalah korban intervensi SBY terhadap KPK. Ketika dosa Anas masih “disembunyikan” oleh SBY, ketika Anas masih dilindungi SBY, ketika ocehan Nazar masih dianggap halusinasi, dan ketika itu KPK juga masih percaya pada hal itu, ketika itulah SBY sudah mempengaruhi keputusan KPK dalam menentukan siapa yang boleh dijadikan tersangka, siapa yang harus secepatnya dijadikan tersangka, siapa yang prosesnya harus dipercepat, siapa yang harus segera ditahan. Kalau penyair cinta mengatakan : itulah yang dinamakan cinta, maka seorang praktisi politik akan mengatakan : itulah yang dinamakan politik. Wajar saja, jika seorang Mahfud MD yang juga ketua MK, membela Anas, ketika Anas dijadikan tersangka. Wajarnya adalah, sebagai sesama alumni HMI tentu beliau akan membela almamaternya. Padahal sebelumnya, Mahfud sendiri yang mengatakan bahwa KAHMI tidak melindungi koruptor. Tetapi, manakala KPK menentukan Anas sebagai tersangka, Mahfud MD terlihat garang. Wajar saja, karena Anas lah yang melemparkan bola panas, dengan menyebarkan isu bahwa Partai Demokrat akan mencalonkan Mahfud MD sebagai Presiden RI di pilpres 2014. Adalah wajar juga, jika SBY sebagai pemilik sah Partai Demokrat kemudian menggoyang Anas untuk dilengserkan. Anas dianggap lancang telah mencalonkan Mahfud sebagai Presiden RI untuk pilpres 2014, walaupun masih terbatas wacana, Anas sudah dianggap mengangkangi SBY selaku pemilik sah Partai Demokrat. Belakangan, masalah elektabilitas Partai Demokrat yang terus menurun dijadikan alasan untuk melengserkan Anas. Hanya ada dua cara untuk melengserkan Anas, dengan KLB atau dengan menjadikan Anas sebagai tersangka. Karena cara pertama dianggap tidak mungkin, maka SBY mengambil cara yang kedua. Mengenai bukti-bukti untuk menjadikan Anas sebagai tersangka, sebenarnya sudah lebih dari dua bukti, tetapi KPK masih terus mengulur-ulur waktu. Kenapa? Karena masih ada keterikatan antara SBY dan KPK, sebagaimana sering dikatakan oleh Nazar, ada orang Anas di KPK, atau Anas masih dibutuhkan oleh umat, umat yang mana, ya umat Demokratlah, begitu sebagian ocehan Nazar, kalau kita masih mengingatnya. Jadi, kalau memang tidak ada intervensi SBY, sebenarnya KPK sudah sejak lama menjadikan Anas sebagai tersangka. Salah seorang pimpinan KPK juga pernah berucap baru-baru ini, ketika ada sprindik bocor : Sebaiknya pejabat publik jangan aktif juga di partai politik. Ini membuktikan bahwa omongan pimpinan KPK itu (Busyro Muqoddas) adalah menunjuk kepada SBY.
04/03/2013
Page 6 of 6
__._,_.___
Reply via web post
Reply to sender
Reply to group
Start a New Topic
Messages in this topic (1)
RECENT ACTIVITY: Visit Your Group
!!! HARAP HAPUS BAGIAN EMAIL YANG TIDAK PERLU SEWAKTU REPLY !!! Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use • Send us Feedback .
__,_._,___
04/03/2013