Cidadaun
Penanggung Jawab: José Luís de Oliveira Redaksi: A. Castro, Nuno Hanjan, A. Neves, N. Katjasungkana, Sebatião da Silva, Octavia do Carmo, Rui Viana, Kopral, Edio Saldanha, Nina Marques, Danino da Cunha, Julino Ximenes, TI, Rogério Soares, José C. Marçal. Distribusi: Martinho Viana
Penerbit:
Yayasan HAK
Jl. Gov. Serpa Rosa T-091, Farol, Dili Tel. + 670 390 313323 Fax. + 670 390 313324 e-mail:
[email protected] Dengan dukungan:
Hamutuk Hari’i Nasaun Demokratiko
No. 04, Minggu IV, Agustus 2001 F.X. SUMARYONO
l ISI NOMOR INI l
Berita Pemantauan
Hal. 2
Tatoli
Hal. 5
Kandidat
Hal. 6
Politik
Kambing Hitam
OPINI
Hal. 3
Tanggungjawab Pemilih BERITA PEMANTAUAN
Wilayah Timur Wilayah Barat
Hal. 5
LIA FUAN
Hal. 6
Code of Conduct Tidak Jadi KANDIDAT
Hal. 6 Hal. 7 Hal. 7
UDT FRETILIN UDC/PDC ADVOKASI
Hal. 8
Surat Gembala Uskup Belo
F.X. SUMARYONO
Kampanye PD di Ermera. ○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
l
ampanye FRETILIN telah menggoyang masyarakat di beberapa distrik. FRETILIN tidak saja mampu memobilisasi massa, tetapi juga telah membangkitkan trauma masa lalu. Beberapa hari belakang ini tersebar desas-desus: setelah pemungutan suara 30 Agustus, FRETILIN akan melakukan operasi sapu bersih. Kabar ini muncul setelah FRETILIN melakukan kampanye di Manatuto, Lospalos, Ermera, dan Same. Desas-desus itu membuat sebagian anggota masyarakat resah. Sementara itu, di beberapa tempat terjadi insiden yang diduga dilakukan oleh kader FRETILIN. Misalnya, kasus pemukulan terhadap seorang ibu yang merobek stiker bendera FRETILIN di Maliana dan pelemparan kendaraan Partai Demokrat di Bazartete. Gambaran masa lalu, seperti kekerasan pasca Referendum 1999 dan pergolakan 1975, mulai menghantui sebagian kalangan. Ternyata di kalangan FRETILIN pun ada yang tidak setuju. Saya heran kenapa pimpinan FRETILIN berbicara seperti itu? Kalau rencana sapu bersih itu jadi dilaksanakan, maka kapan kita akan hidup dengan tenang untuk membangun negara ini? kata Abeto, kader FRETILIN di Ermera. Isu yang sempat memunculkan kecaman dari beberapa pihak itu dibantah oleh Marie Alkatiri. Kepada Cidadaun Alkatiri mengatakan bahwa isu ini dibesar-besarkan oleh beberapa pihak yang tidak suka dengan FRETILIN. Mereka sengaja mengutip sebagian isi pidato saya dan diinterpretasi menurut kepentingan mereka. Mereka tidak mengikuti dan memahami konteks dan isi keseluruhan pidato saya. Kata sapu bersih yang dimaksud adalah himbauan untuk melakukan gerakan kebersihan lingkungan setelah pemilu. Gerakan sebagai simbol untuk membersihkan semua kotoran masa lalu, selain untuk menunjukan
TATOLI
Ini Ketidakdewasaan
l
K
Hal. 4 Hal. 4 Hal. 5
Wilayah Tengah
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
l
kepada masyarakat internasional di Timor Lorosae, bahwa orang Timor Lorosae punya kesadaran terhadap persoalan lingkungannya. Tidak mungkin FRETILIN yang telah menderita selama ini bermaksud jahat. Proses politik transisi yang cepat dan serba formalistik merupakan salah satu sebab orang seperti tidak siap berdemokrasi. Alkatiri mengakui bahwa memang ada kader partainya yang melakukan pelanggaran. Ini akibat partai ini belum sempat mempersiapkan kadernya dengan baik. Kami baru selesai membangun struktur partai sampai ke distrik, langsung berkampanye. Seperti sepak bola, kami baru membentuk tim, belum sempat latihan dan mengenal aturan permainan sudah harus bertanding. Pelanggaran yang selama ini terjadi, selain karena instrumennya lemah, juga karena penerapan hukumnya tidak jalan. Salah seorang pemantau di Maubisse mengatakan bahwa polisi kurang tanggap terhadap laporan masyarakat. Kalau kita melaporkan adanya ancaman, polisi tidak mau bertindak karena buktinya tidak kuat, ujar Manuel Monteiro. KPI yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan pemilu terkesan lamban dan tidak independen. Saya tidak mengerti cara kerja KPI. Ketika ditanya soal kode perilaku kampanye yang belum diberlakukan, mereka malah menyuruh ke Political Affairs. Padahal pelanggaran terjadi karena KPI tidak bekerja dengan baik, kata Moises da Silva, salah seorang pemantau proses di KPI. Keadaan sekarang ada kesamaannya dengan masa UNAMET. Ketika kondisi untuk penyelenggaraan referendum yang bebas dan adil belum dicapai, UNAMET menuduh rakyat yang tak mau berdamai. Sekarang, UNTAET tetap saja mau menyelenggarakan pemilu meskipun kondisi yang bebas dan adil belum tercapai. Kalau kacau, UNTAET juga akan pergi. Rakyat Timor Lorosae harus menderita lagi, kata Ro-gerio da Costa, seorang tokoh pemuda di Viqueque. l José Luís de Oliveira ○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
l
NUG KATJASUNGKANA
EDITORIAL l
l
Membangun Demokrasi
Tang gungja w ab anggungja gungjaw Pemilih Dalam P emilu Pemilu
P
emilu akan berlangsung sebentar lagi. Ini adalah pemilu pertama bagi rakyat Timor Lorosae yang akan dilaksanakan secara bebas, jujur, dan adil. Baik Portugis maupun Indonesia tidak pernah memberi kesempatan tersebut, karena tahu bahwa mayoritas orang menentang kehendak kaum kolonialis atau penjajah. Melalui referendum rakyat Timor Lorosae merebut hak-haknya sebagai orang yang bebas untuk selanjutnya menentukan nasib sendiri. Dan sekarang tibalah saatnya kita menggunakan hak-hak itu untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Sayangnya, tidak semua orang kelihatan menyadari bahwa apa yang kita alami sekarang akan menentukan masa depan kita semua. Hal ini terbukti dari masih banyaknya penyimpangan dalam pelaksanaan kampanye pemilu. Di beberapa tempat ada laporan mengenai intimidasi dan ancaman terhadap warga yang tidak mau memilih partai tertentu. Di tempat lain orang mendengar para juru kampanye menjelek-jelekkan partai lain. Sementara rakyat hanya diam dan semakin tidak tahu partai apa yang sebaiknya dipilih, karena semua orang saling menyerang. Pemantauan pemilu yang dilakukan oleh banyak lembaga itu juga memperlihatkan bahwa semua partai politik melakukan berbagai bentuk pelanggaran. Kenyataan ini membawa kita pada pertanyaan: jika semua orang melakukan kecurangan, apakah kita masih bicara tentang pemilu yang jujur dan adil? Jika aturan dilanggar oleh semua pihak, apakah kita masih bisa menyebutnya sebagai aturan? Jika sistem pemilu yang mau kita buat ternyata tidak ditaati oleh semua, apakah masih bisa kita menyebutnya sistem? Apalagi kalau kita melihat apa yang sekarang ini dibicarakan oleh rakyat. Para pemimpin seharusnya sadar bahwa rakyat terlatih untuk tidak bersuara selama bertahun-tahun, walaupun tidak setuju dengan apa yang mereka lihat. Hare’e de’it, begitulah sikap rakyat. Sepintas lalu semua itu terlihat seperti sikap masa bodoh atau tidak mau tahu, tetapi kalau kita pelajari secara mendalam maka akan terlihat bahwa sikap diam, “bingung”, seperti tidak tahu mau berbuat apa, memiliki makna lebih mendalam. Dan cukup jelas bahwa “sistem” yang mau kita bangun sekarang ini tidak sejalan dengan apa yang dipikir dan dirasakan oleh rakyat. Hal ini bukan berarti bahwa semua pekerjaan kita selama ini sia-sia. Tentu saja ada hal-hal yang berhasil kita capai dengan semua jerih payah selama ini. Tetapi di sisi lain kita harus sadar bahwa ada banyak kekurangan pada “sistem” sekarang ini yang harus sesegera mungkin diperbaiki bersamasama. Kita tidak bisa membiarkan penyakit “puas diri” yang menganggap segala sesuatu “mudah diatur” (seperti pejabat di zaman Indonesia), tetapi di sisi lain tidak bisa tenggelam dalam putus asa yang berkepanjangan. Pemilu sekarang adalah bagian penting dari usaha kita membangun negara merdeka, membangun sebuah sistem untuk menjamin kebebasan, kesejahteraan, dan keadilan bagi rakyat. Pemilu bukanlah untuk merebut kursi terbanyak, agar para pemenang dapat melakukan apa saja yang mereka mau. Pemilu adalah cara dan bukan tujuan. Tujuannya adalah untuk merumuskan kehendak rakyat untuk kebaikan bersama. Dengan kata lain, setelah pemilu selesai, para pemenang mendapat tanggungjawab untuk memimpin jalan menuju keadilan, kesejahteraan, dan perdamaian yang menjadi cita-cita rakyat selama ini. Dari pengalaman sejarah, kita tahu bahwa demokrasi tidak jatuh dari langit. Kita tidak mungkin mengharapkan penguasa Portugis atau Indonesia di masa lalu memberikan demokrasi begitu saja kepada kita. Demokrasi, atau kekuatan rakyat, harus dibentuk atau dibangun. Referendum 1999 adalah langkah merebut hak-hak membentuk dan membangun demokrasi. Pemilu sekarang adalah langkah awal untuk membangun sistem demokrasi sekarang. Keterlibatan rakyat dalam seluruh proses itu penting. Kita tidak bisa berpangku tangan menunggu para pemenang dalam pemilu itu “memberikan demokrasi”, melainkan secara aktif membangun demokrasi, setelah merebut hak-haknya tiga tahun lalu. Cidadaun
l Aniceto Guterres Lopes l
S
alah satu fungsi daripada kampanye pemilu adalah memberikan informasi oleh dan di antara partai politik atau kandidat sebelum calon pemilih menentukan pilihannya, yakni berupa alternatif-alternatif secara terbuka, umum, kompetitif dan adil. Kini masa kampanye pemilu hampir selesai. Terlepas dari apakah kampanye itu telah memenuhi fungsi tersebut atau tidak, yang pasti kampanye harus berakhir. Setelah itu proses pemilu segera memasuki tahap yang paling penting, yakni pemungutan suara, dimana giliran para calon pemilih untuk menentukan pilihannya berdasarkan hati nuraninya. Sesuai prinsip pemilu yang bebas dan jujur, tentu setiap pemilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan atau ancaman dari siapa pun, dan memilih pasti dijamin kerahasiaannya. Tidak ada masalah serius dalam hal ini apalagi bagi mereka yang telah menentukan pilihannya jauh sebelum hari pemungutan suara. Begitu juga memilih tanda gambar partai atau calon tertentu di tempat pemungutan suara bukanlah hal yang sulit, kecuali bagi calon pemilih yang buta huruf atau buta warna. Yang menjadi masalah adalah bagaimana setiap calon pemilih menentukan pilihannya sebelum hari pemungutan, sehingga pemilihan itu menjadi tindakan yang bermakna dan bertanggungjawab bagi demokrasi dan kebebasan dirinya. Pemilu kali ini adalah untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan bertugas membuat konstitusi, yang akan menjadi dasar pembentukan negara baru Timor Lorosae yang merdeka dan demokratis. Konstitusi adalah hukum dasar atau undang-undang tertinggi negara yang menetapkan wewenang pemerintah nasional, menyediakan jaminan hak-hak asasi manusia dan menentukan prosedur kerja dasar pemerintah, sehingga semua warga Timor Lorosae akan tunduk padanya. Singkatnya, konstitusi menjadi tumpuan batu karang tempat pemerintahan negara Timor Lorosae yang demokratis sebagaimana diinginkan bersama oleh seluruh rakyat. Disitulah betapa pentingnya pemilu kali ini. Para wakil terpilih, kata Mgr. Carlos Ximenes Belo, SDB dalam himbauan pastoralnya sebagai tanggung jawab sakral karena akan menyuarakan cita-cita kita yang mulia dan mewujudkan dasar-dasar hukum yang akan memberikan kesempatan kepada rakyat untuk mencapai kebahagiaan dalam kondisi yang bebas, adil, dan memiliki persamaan. Karena itu adalah penting juga tanggungjawab dan perlunya keikutsertaan setiap orang dalam proses ini, sekaligus menjamin pelaksanaannya. Paling tidak, setiap orang harus mendidik diri tentang isu-isu penting yang
Pffu i i i i ! l
l
“PNT berdiri untuk menjadi jembatan antara pro-otonomi dan pro-kemerdekaan,” kata Wakil Presiden PNT Aliança Araujo dalam Soro Muto di Baucau. Padahal Kesepakatan 5 Mei memberi pilihan “merdeka” atau “otonomi,” bukan “jembatan”. Kata Presiden UDC/PDC Vicente Guterres, Jose Ramos Horta adalah salah seorang yang menyebabkan perpecahan PDC. Ternyata politik devide et impera bukan hanya dijalankan oleh kolonialis...
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
OPINI l
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
Cidadaun
○
○
○
○
○
○
○
○
l No. 04, Minggu IV, Agustus 2001 - hal 2
○
○
l
○
○
○
○
○
akan dimuat dalam konstitusi dan kemampuan memilih mereka yang dapat mewakili untuk merancang konstitusi. Keikutsertaan setiap warga Timor Lorosae, terutama para calon pemilih dalam proses ini jauh lebih luas daripada sekadar ikut dalam pemilu. Para pemilih, meskipun memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya hendaklah menyadari, bahwa pada saat yang sama pemilih yang bersangkutan menjadi benteng terakhir dari kebebasannya sendiri. Ketika memberikan suaranya, misalnya, seorang pemilih menjalankan hak dan tanggungjawabnya untuk menentukan siapa yang akan mewakilinya di Majelis Konstituante, sehingga konstitusi yang dihasilkan benarbenar memenuhi keinginan atau aspirasinya. Dalam pemilu demokratis, bebas menentukan pilihan juga berarti bertanggungjawab atas pilihannya. Yang dimaksud dengan tanggungjawab di sini bukanlah tanggungjawab dalam arti menanggung konsekuensi akan ditangkap atau dibunuh. Tetapi lebih bersifat moral dan historis terhadap sebuah komitmen untuk mewujudkan sebuah cita-cita yang diinginkan bersama. Misalnya Majelis Konstituante nanti hanya menghasilkan konstitusi yang tidak menjamin hak-hak asasi manusia dan kebebasan orang lain, tidak menjamin adanya pemerinF.X. SUMARYONO tahan yang bersih dan demokratis karena para pemilih telah meng gunakan kebebasannya memilih wakilnya hanya karena loyalitas, pertimbangan keluarga, suku atau daerah tanpa mempertimbangkan kompetensi, komitmen maupun integritas personal para kandidatnya. Dalam kondisi seperti itu tentu konstitusi tidak lagi mencerminkan aspirasi atau keinginan paling dalam dari rakyat, bahkan lebih dari itu kebebasan yang telah diperoleh seorang pemilih pada saat ini pun bisa hilang. Dalam hal itu bukankah secara moral para pemilih ikut bertanggungjawab? Apakah keadaan seperti itu yang akan diwariskan kepada generasi mendatang? Bukankah kebebasan telah diperjuangkan dengan susah payah? Tak dapat dipungkiri bahwa rakyat menginginkan adanya demokrasi yang langgeng. Proses ke arah itu harus dimulai sekarang. Demokrasi, tulis Diane Ravitch, adalah suatu proses, cara hidup dan bekerja bersama, karenanya memerlukan tindakan demokratis yang berintikan pada partisipasi aktif pilihan secara tepat dan bertanggungjawab dari setiap warganya. Sekali lagi pilihlah sesuai dengan hati nurani demi kepentingan masa depan rakyat dan bangsa Timor Lorosae. l Aniceto Guterres Lopes adalah Ketua Dewan Pengurus Yayasan HAK, mantan anggota Dewan Nasional Timor Lorosae. ○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
l
BERITA PEMANTAUAN l
Kampanye
datangani maka peraturan ini tidak bisa diberlakukan. Dan ini memang menjadi kenyataan. Pihak UNTAET telah mengundang partai-partai politik untuk menghadiri pertemuan yang diperuntukkan bagi penandatanganan ketentuan ini. Tetapi karena masa kampanye sudah berjalan, partai-partai sibuk dan tidak sempat menghadiri pertemuan yang diadakan UNTAET itu. Menurut pemantauan Komite untuk Pemilu yang Adil dan Bebas (KOMPAS), sampai tanggal 20 Agustus tidak ada yang menandatangani ketentuan tersebut. Juru bicara KPI Catherine Fabiansson yang dihubungi KOMPAS mengatakan bahwa ketentuan tersebut
Tanpa Aturan Main
Ketentuan perilaku (code of conduct) untuk partai-partai politik, kandidat independen, dan kelompok politik lain hingga sekarang belum ditandatangani. l l l
K
kampanye (ringkasan isinya dimuat dalam rubrik Lia Fuan). Ketentuan ini baru bisa berlaku jika disepakati dan ditandatangani oleh partai-partai politik. Di sini terdapat kelemahan yang mendasar, yaitu jika tidak ada yang menanF.X. SUMARYONO
ampanye dari setiap partai politik dan kandidat independen sudah berjalan satu bulan lebih. Partai-partai dan para kandidat independen menyampaikan program dan rencana mereka kepada masyarakat. Bermacam-macam caranya, ada yang bersifat ajakan dan himbauan, ada pernyataan yang menggelikan, ada pula pernyataan yang mencemaskan atau yang membingungkan. Tidak terlihat fungsi partai politik sebagai sarana pendidikan politik dan komunikasi politik. Kesalahan tidak semata pada partai politik. Seluruh kegiatan kampanye tidak diatur dengan sebuah peraturan yang berkekuatan hukum. UNTAET memang sudah menyusun rancangan sebuah ketentuan perilaku (code of conduct) berjudul Ketentuan Perilaku untuk Partai-partai Politik dan Entitas Lain di Timor Lorosae yang antara lain mengatur bagaimana seharusnya partai politik dan kandidat independen ber-
adalah urusan Political Affairs. Pihak KPI juga tidak tahu banyak tentang hal itu. Menurutnya kemungkinan ketentuan ini tidak diberlakukan karena masa kampanye sudah menjelang berakhir. Menurut penilaian KPI, kampanye selama ini berjalan tanpa pelanggaran yang serius. Walaupun ada penilaian bahwa kampanye berjalan tanpa adanya kekerasan yang meluas, tetapi secara prinsipil ada pelanggaran standar umum hak asasi manusia, khususnya hak politik rakyat. Selama masa kampanye terjadi pelanggaran oleh para juru kampanye maupun anggota partai politik. Misalnya sejumlah anggota partai tertentu dengan membawa senjata tajam mengancam para calon pemilih di Turiscai dan Aitutu, Ainaro. Hak atas rasa aman pun dilanggar. Di Suco Foho We Lico, Hato-Udo, menurut informasi dari Maria Marques dan Luisa da Costa Neves, keduanya anggota OPMT, sekarang ada penduduk yang bersembunyi di hutan karena terjadinya saling ancam antara FRETILIN dengan PPT. Penduduk takut, karena mereka melihat bahwa pemimpin PPT di Hato-Udo adalah mantan anggota milisi, yang pada 1999 memegang senjata, memaksa penduduk mengungsi, dan mengorganisir pembakaran rumah penduduk. Ketentuan perilaku diperlukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran. l
Kampanye partai KOTA di Dili.
BERITA PEMANTAUAN
Kampanye Pemilu Tidak Menyinggung Konstitusi
l
F.X. SUMARYONO
l
Kebanyakan juru kampanye tidak menyinggung isi konstitusi, tetapi program yang dijalankan jika memegang pemerintahan. l
l
l
sehingga setiap pelaku harus diproses sesuai hukum. KKN adalah tindakan mendapatkan keuntungan dengan membuat orang lain menjadi miskin. UDT menyatakan berjuang untuk membentuk pemerintahan yang bersih dari praktek KKN dan menjamin adanya kepastian hukum bagi semua warganegara. Karena dalam prinsip UDT semua orang harus dipandang sama di depan pemerintahan dan hukum. Dalam kampanye di Suai Kota pada 8 Agustus lalu, di depan ribuan hadirin para pemimpin FRETILIN seperti Marie Alkatiri, Lu Olo, dan Rogério Lobato menyatakan tekad partainya untuk memperjuangkan penyelenggaraan pemerintahan yang bebas dari korupsi. Bagi FRETILIN, untuk itu sistem semi presidensial adalah sistem pemerintahan yang terbaik.
Kampanye pemerintahan yang bersih Pembentukan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) menjadi tema kampanye beberapa partai. Partido Democrático (PD) dalam setiap kampanyenya mengatakan melawan segala bentuk KKN, yang merupakan warisan pemerintah Indonesia. PD juga mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dengan sistem presidensial, yang memberikan kekuasaan kepada seorang presiden untuk memimpin dan mengelola pemerintah. Dalam kampanye di Ermera, Constancio Pinto mengatakan bahwa negara Timor Lorosae harus dibangun di atas dasar proses demokrasi yang transparan dan partisipatif. Sebelumnya, ketika berkampanye di Dili, Pinto mengatakan bahwa demokrasi Amerika adalah yang terbaik dan cocok untuk diterapkan di Timor Lorosae. UDT juga menyatakan memperjuangkan pemerintahan yang bebas dari KKN. Menurut UDT, praktek KKN adalah tindakan pelanggaran hukum, ○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
Tiga kandidat independen beraksi.
Menyembelih seekor kerbau karena dijanjikan mobil Pada akhir bulan Juli 2001 lalu, di Aldeia Ailora, Hato-Udo, Ainaro, salah seorang calon pemilih (yang tidak ingin disebut namanya) memotong seekor ○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
nufahi, 9 Agustus, seorang juru kampanye mengatakan bahwa Forcas Defesa de Timor Lorosae (FDTL) mendukung FRETILIN dan jika FRETILIN kalah maka FDTL akan bangkit melawan. Karena itu, menurutnya, massa yang hadir harus memilih FRETILIN supaya FDTL bangkit. Banyak orang menjadi cemas dengan pernyataan ini karena mengingatkan mereka dengan pernyataan para tokoh pro-otonomi sebelum Konsultasi Rakyat 1999. Pernyataan ini dikeluarkan oleh GM, wakil koordinator FRETILIN Distrik Manufahi, yang oleh penduduk setempat justru dikenal sebagai orang integracionista. Menurut pemantauan, penduduk yang cemas mulai mempersiapkan diri kalau sewaktu-waktu harus melarikan diri ke hutan. l
kerbau untuk menyambut kampanye PPT. Ia menyembelih seekor kerbau karena pengurus PPT menjanjikan akan memberikan mobil. Agora hau kesi karau ida, para aban bain rua hau hein simu deit kareta ida tuir hau ema renu ida. (Sekarang saya sembelih seekor kerbau dan menunggu untuk mendapatkan mobil.) Banyak partai dalam berkampanye mengandalkan janji-janji, tanpa menyampaikan konsep yang menurut partai bersangkutan penting untuk dimasukkan ke dalam konstitusi. Mereka berkampanye seolah-olah untuk membentuk pemerintahan. Informasi seperti ini justru menimbulkan kebingungan masyarakat di tingkat suco dan aldeia. Kalau Fretilin kalah, FDTL bangkit Dalam kampanye di Fatuberliu, Ma○
○
○
○
Cidadaun
○
○
○
○
○
○
○
○
l No. 04, Minggu IV, Agustus 2001 - hal 3
○
○
l
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
l
BERITA PEMANTAUAN
Pemantauan Wilayah tengah (Aileu, Ainaro, Same, dan Suai) tenang-tenang saja, sekalipun beredar desas-desus “perang saudara.” Berikut laporan Nuno Hanjan. l l l
P
amanan yang ketat, katanya. Hingga pertengahan Agustus di wilayah tengah, terdapat sekitar 13 partai politik telah melaksanakan kampanyenya di sana. Di antaranya adalah FRETILIN, UDT, PSD, PD, PPT, PARENTIL, UDC/PDC, ASDT, PDM, PDC, dan PNT. Secara umum penduduk tampak sangat antusias mengikuti setiap kampanye di wilayah itu. Penduduk juga terkesan simpatik memberi dukungan bagi terselenggaranya pemilu 30 Agustus mendatang. Kami tertarik mengikuti kampanye semua partai politik, termasuk PSD, untuk mendengar program-program yang disampaikan. Semoga apa yang dijanjikan dapat ditepati, ungkap Agusta dos Reis (43), ibu rumahtangga, kepada Cidadaun di sela-sela kampanye PSD di Ainaro (12/08/001). Kami akan memintai tanggung jawab mereka jika apa yang dijanjikan tidak dipenuhi, tambahnya. l
Cidadaun mengatakan bahwa penduduk setempat menjadi cemas karenanya. Ia sendiri mengaku tahu persis identitas pelakunya. Selain pernyataan-pernyataan bernada mengancam, terjadi pula serangkaian insiden penghadangan dan pelemparan batu antar simpatisan beberapa partai. Akibatnya, penduduk setempat sempat menjadi ketakutan. Misalnya, pada tanggal 7 Agustus lalu telah terjadi pelemparan batu terhadap massa rombongan FRETILIN dari Fatumea menuju Suai. Salah seorang warga yang tidak ingin disebut namanya, kepada Cidadaun mengatakan bahwa insiden itu terjadi tepat di pertigaan Salek, Tilomar dan Suai. Menurut dugaannya, penghadangan ini dilakukan oleh simpatisan PD. Karena, menurutnya, mayoritas penduduk di wilayah itu adalah pendukung PD. Meskipun sempat terjadi ketegangan, tetapi tidak ada korban yang jatuh dalam insiden itu, karena massa FRETILIN sendiri tidak memberikan reaksi. Kejadian serupa menimpa pula rombongan PSD ketika hendak melakukan kampanye di Same. Rombongan PSD tersebut sempat dihadang oleh sekelompok orang di Suco Grotu. Kali ini pelakunya diduga FRETILIN, karena suco ini dikenal sebagai basis FRETILIN. Insiden itu juga tidak menimbulkan korban. Satu lagi bukti bahwa rakyat tidak suka kekerasan. l
Meskipun situasi secara umum aman dan tenang, tetapi masyarakat di wilayah itu sempat dikagetkan oleh desasdesus tentang akan dilakukannya pembersihan oleh FRETILIN. Marie Alkatiri mengatakan hal itu dalam kampanye di Suai (8/08/01). Salah seorang warga Suai yang enggan disebut namanya, kepada Cidadaun mengatakan bahwa pernyataan Marie Alkatiri tersebut sempat menimbulkan penafsiran yang cukup beragam di kalangan masyarakat. Menurutnya, banyak orang menafsirkannya sebagai upaya pembersihan terhadap lawan-lawan politik yang berseberangan dengan FRETILIN. Sebab, sebelumnya Marie lebih dahulu melontarkan pernyataan keras bernada mengancam, yang ditujukan kepada sejumlah tokoh sentral FRETILIN yang telah menyeberang ke partai lain. Marie memperingatkan bekas tokoh-tokoh sentral FRETILIN tersebut agar berhati-hati, sebab FRETILIN akan terus memantau gerak-gerik dan sepak terjang mereka. Ada pula yang menafsirkannya sebagai pembersihan pemerintahan dari unsur KKN. Pernyataan-pernyataan yang bernada mengancam juga sering dilontarkan orang-orang ASDT. Misalnya di Suco Fatubiri Laran, Subdistrik Fohoren, Distrik Suai mereka mengancam bahwa penduduk setempat tidak akan punya tempat tinggal yang layak jika menolak menjadi simpatisan ASDT. Salah seorang warga setempat kepada
Wilayah Tengah
ada 11 Agustus 2001 redaksi Cidadaun melakukan perjalanan ke wilayah tengah selama empat hari untuk memantau perkembangan situasi umum selama masa kampanye partai politik di sana. Hingga pertengahan Agustus 2001, situasi kampanye di wilayah tengah relatif tenang. Masyarakat di Distrik Aileu, Same, Ainaro, dan Suai tampaknya tidak begitu khawatir dengan beredarnya desas-desus akan terjadinya perang saudara setelah pemilu 30 Agustus mendatang. Penduduk terlihat tenang menjalankan kegiatannya sehari-hari. Sementara keadaan di perbatasan antara Salele (Timor Lorosae) dengan Atambua juga tampak sepi ketika redaksi Cidadaun berkunjung ke sana. Alberto Pereira (38), salah seorang warga Salele yang ditemui Cidadaun, menyatakan bahwa mereka tidak begitu khawatir terhadap ancaman dan gangguan keamanan oleh milisi. Keadaan di sini aman. PKF melakukan penjagaan ke-
l
BERITA PEMANTAUAN
l
Memantau di Wilayah Timur
Belum semua partai politik berkampanye di wilayah Timur (Manatuto, Baucau, Lospalos, dan Viqueque), meskipun masyarakat bersikap terbuka. l l l
K
gereja tidak akan melakukan diskriminasi. Semua partai boleh menggunakannya, katanya. Gereja akan selalu membuka diri bagi siapa saja, asalkan tidak mengadu domba rakyat.
omite untuk Pemilu yang Adil dan Bebas mengadakan pemantauan di wilayah Timur dari tanggal 11 sampai 17 Agustus lalu. Secara umum situasi di distrik-distrik tersebut aman dan kegiatan kampanye berjalan dengan lancar. Berikut beberapa hasil pemantauan mereka. Distrik Manatuto Masyarakat pada umumnya tetap melakukan kegiatannya seperti biasa. Pihak keamanan (CivPol dan PKF) terlihat melakukan pemeriksaan untuk mencari senjata tajam yang dibawa oleh penumpang kendaraan bermotor. Di SubDistrik Soibada, kebetulan sedang berlangsung kampanye FRETILIN. Sekitar 400 orang hadir dalam acara tersebut. Saya datang hanya untuk mendengarkan program partai, kata Manuel da Costa. Lain lagi Teresa de Carvalho. Ia mengaku datang karena acara kampanye itu semacam hiburan di daerahnya yang jarang sekali ada kerumunan atau tontonan. Kampanye berlangsung di halaman gereja. Menurut Pe. Francisco Cunha, ○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
Para pemantau dari KOMPAS mewawancarai penduduk.
Distrik Baucau Di kota Baucau suasana juga tenang. Petugas keamanan terlihat berjaga-jaga di sudut kota. Para pedagang kaki lima dan penduduk umumnya tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Saya pikir semua partai itu baik. Mereka mau membangun Timor Lorosae. Tetapi saya minta kepada para pimpinan partai agar tetap mengingat rakyat kecil yang berjualan seperti kami, kata Caetano Gama, salah seorang pedagang di dekat pusat kota. Di Sub-Distrik Vemasse, para pemuda membentuk kelompok Aliansi Anti-Kekerasan (ANTIK). Tetapi sejauh ini tidak ada kejadian yang merugikan masyarakat. Hal yang sama terlihat di Quelicai, Baguia, dan Laga. Masyarakat tidak terlalu sibuk dengan kampanye partai politik, karena banyak persoalan lain seperti panen padi. ○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
Agustus akan berlangsung pemilu, sebagian masyarakat mengaku belum tahu persis seperti apa mekanisme pemilihan itu nantinya.
Kegiatan partai, kecuali FRETILIN yang memang sudah ada sejak dulu, tidak begitu terlihat di tingkat subdistrik. Dari wawancara dengan sejumlah warga, terungkap bahwa penduduk sebenarnya membuka diri dan mau menerima siapa saja yang mau berkampanye. Kami mengizinkan partai politik untuk kampanye, tetapi dengan catatan, dilarang melakukan kekerasan! kata seorang penduduk.
Distrik Viqueque Keterbukaan masyarakat Distrik Viqueque terhadap partai-partai politik pada dasarnya sama seperti di daerahdaerah lainnya. Sekarang ini ada sembilan partai yang hadir di sana. Walaupun banyak partai, kegiatan kami tidak terganggu apa-apa, kata Rogerio da Costa. Kegiatan kampanye tidak terlalu disambut karena semua warga tahu bahwa setiap partai akan mengeluarkan rencana yang baik-baik. Masalah lain, menurut pengakuan masyarakat, karena partai-partai tidak menyediakan acara hiburan. l A. Castro
Distrik Lospalos Situasi tenang juga terlihat di distrik ini. Masyarakat kelihatan lebih sibuk dengan kegiatannya sendiri daripada menyambut partai-partai yang hadir. Memang di setiap tempat terlihat poster, stiker dan perlengkapan kampanye lainnya. Sekalipun tahu bahwa tanggal 30 ○
○
○
○
Cidadaun
○
○
○
○
○
○
○
○
l No. 04, Minggu IV, Agustus 2001 - hal 4
○
○
l
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
l
TATOLI F.X. SUMARYONO
Ini Kesalahan
l
dan Ketidakdewasaan
Berikut adalah pendapat-pendapat mengenai kampanye partai-partai politik yang diwarnai caci-maki. l l l
E
varesto da Costa, seorang karyawan swasta mengatakan, di era demokrasi ini semua orang bebas berpendapat dan berbicara. Tetapi kalau para pemimpin partai politik saling mencaci-maki dan menghujat untuk mempertahankan partainya masing-masing tentu tidak baik dan akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Masalah ini harus diselesaikan dengan akal sehat, supaya tidak terjadi kesalahpahaman di antara kita. Sementara menurut João Antonio, seorang siswa SMA, caci-maki itu terjadi karena iri hati di antara para pemimpin partai-partai politik. Ini merupakan kesalahan dan ketidakdewasaan partai politik. Salah satu tugas penting dari partai politik adalah menjelaskan program mereka kepada masyarakat, sehingga calon pemilih dapat menentukan pilihan yang terbaik. Biarkan kami memilih apa yang kami anggap baik. Caci-maki dan saling memojokkan di antara partai tidak akan bermanfaat
bagi mereka. Sikap demikian hanya menunjukan bahwa partai-partai politik tersebut sedang bermain kucing-kucingan dan bersikap kekanak-kanakan, kata Miguel Rosiano Alves. Pada akhirnya masyarakat akan mengetahui kemampuan dan watak dari para pemimpin yang sedang beraksi itu. Bahwa mereka tidak akan bisa berbuat apaapa untuk masya-rakat Timor Lorosae. Hal senada juga disampaikan oleh Alipio F. Amaral, seorang petani. Kalau seorang pemimpin politik yang matang, tidak pantas untuk mencacimaki dalam kampanye pemilu, karena perbuatan itu adalah perbuatan anakanak ingusan. Karena itu sebaiknya gunakan bahasa diplomasi yang baik, yang tidak menyinggung perasaan lawan politiknya. Saya melihat hal-hal seperti itu sangat tidak baik dalam membangun sebuah demokrasi di negeri ini. Saling mencaci-maki kemungkinan akan membawa dampak yang lebih buruk
Partido Democratico berkampanye di Dili. l
bagi masyarakat Timor Lorosae, kata Sansa. Perempuan yang sehari-harinya bertani itu juga melihat, bahwa pernyataan-pernyataan itu hanya untuk mencari simpatisan. Terlebih-lebih bagi partai-partai politik lama yang selalu mengungkit-ungkit sejarah masa lalu. Itu sama sekali tidak ada hubungannya dalam penyusunan konstitusi kita. Biarkan masyarakat bebas untuk menentukan pilihannya. Bagaimana dengan desas-desus tindakan sapu bersih? Sebagai masyarakat awam, tentu saya tidak mempunyai analisis tentang hal itu. Tetapi apabila pernyatan itu sebagai himbauan pada masyarakat untuk membangun ne-
l
l
geri yang baru ini dengan lebih baik, tentu tidak akan menjadi masalah. Tetapi, jika pernyatan itu mempunyai efek yang lain, harapan saya semoga hal itu tidak lagi terjadi karena masyarakat telah lama menderita. Tetapi, pada hari pemungutan suara mendatang, Sansa percaya tidak akan terjadi apa-apa. Karena pihak keamanan, antara lain dan saya percaya bahwa PKF, CivPol, FDTL dan Polisi Timor Lorosae akan menindak tegas siapa saja yang ingin mengacaukan pemilu untuk Majelis Konstituante ini. l TI, laporan Nina Marques, Danino da Cunha, dan José Marçal
l KFUAN PIl l l LIA
Code of Conduct
Kampanye Dalam berkampanye, partai-partai politik dan para kandidat independen harus: l Menghormati partai politik, kandidat lain, dan barang milik mereka termasuk poster yang ditempel; l Menciptakan suasana yang damai pada masa kampanye, pemungutan suara, penghitungan suara, dan setelah pemilu; l Menghindari bahasa yang menghina, termasuk dalam bahan cetakan; l Menjaga komunikasi dengan sesama penandatangan untuk membahas masalah bersama; l Partai politik/kandidat independen juga harus menghormati hak para pemilih, menghargai kebebasan, pers dan anggota komunitas lainnya. l Partai politik/kandidat independen dilarang menghalangi partai politik/ kandidat independen lain untuk mengadakan rapat umum, menaikkan bendera atau demonstrasi; l Partai politik/kelompok politik lain/ kandidat independen mencegah seseorang untuk menghadiri rapat umum partai politik/kandidat independen lain.
Yang Tidak Jadi
Berikut adalah ringkasan code of conduct (ketentuan perilaku) partai politik, kandidat independen, dan kelompok politik lainnya, yang belum juga berlaku. l l l
U
ntuk penyelenggaraan pemilu ini, Pemerintah Transisi Timor Lorosae membuat rancangan Ketentuan Perilaku untuk Partai-partai Politik dan Entitas Lain di Timor Lorosae. Menurut rencana, ketentuan ini akan ditandatangani oleh: 1. Partai politik terdaftar; 2. Partai politik tidak terdaftar; 3. Kandidat independen (terdaftar); 4. Kelompok politik (yang tidak didefinisikan dalam rancangan ini). Para penandatangan tersebut terikat untuk: l Mendukung penyelenggaraan pemilu yang bebas dan adil, dengan hak pilih universal dan pemungutan suara rahasia; l Menerima hasil pemilu yang diumumkan oleh KPI; l Menghormati hukum yang berlaku di Timor Lorosae, termasuk Regulasi UNTAET No. 2/2001 tentang Pemilu Majelis Konstituante dan Regulasi No. 11/2001 tentang Pelanggaran Pemilu; l Menghormati hak pemilih untuk bebas menggunakan hak pilih dan me○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
lakukan pilihan tanpa adanya campur tangan, rasa takut, atau penyuapan. Proses Pemilihan Umum Mengenai proses pemilu, Ketentuan Perilaku ini melarang semua pihak untuk: l Berbohong mengatakan kepada pemilih bahwa pemungutan suara berlangsung secara tidak rahasia; l Melakukan kegiatan ilegal di tempat pemungutan suara, seperti pendudukan paksa; l Mencampuri tugas petugas pemilu termasuk penghitungan suara; l Menyuap atau memaksa seseorang untuk memilih suatu partai/kandidat independen. l Menyuap atau memaksa seseorang untuk menolak memilih suatu partai/kandidat independen atau abstain dalam pemungutan suara; l Mencari dukungan dari pejabat/pegawai pemerintah untuk menghalangi pemilu; l Menyalahgunakan kedudukan dalam pemerintahan untuk tujuan politik; l Menggunakan sumberdaya milik pe○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
barang. Termasuk yang dilarang adalah melakukan perusakan terhadap poster partai politik/kandidat independen. Mereka juga dilarang melakukan pembalasan terhadap kekerasan yang dilakukan pihak lain. Juga dilarang memberikan dukungan pada tindakan pembalasan tersebut. Para penandatangan Ketentuan Perilaku ini harus: l Mengeluarkan peraturan yang melarang intimidasi terhadap siapa pun dan kapan pun l Mengutuk setiap tindakan kekerasan atau ancaman kekerasan l Menginstrukan agar tidak membawa senjata pada pertemuan umum politik, rapat atau demonstrasi
merintah untuk keperluan kampanye, kecuali yang dibenarkan oleh hukum.
Penyelesaian Sengketa Bila muncul suatu sengketa yang berhubungan dengan pemilu, para penandatangan harus mengusahakan penyelesaiannya di tingkat distrik. Jika dianggap perlu, misalnya karena keseriusan sengketanya, maka penandatangan harus membawanya ke KPI atau pengadilan. Penggunaan Uang Para penandatangan Ketentuan Perilaku, dilarang menerima dana atau dukungan dari pemerintah asing atau organisasi atau sumber lainnya yang menentang kemerdekaan Timor Lorosae. l Para penandatangan diharuskan melapor kepada KPI penggunaan uang yang melebihi US$ 200. Selanjutnya KPI akan mengumumkan kepada publik. l l
Kekerasan Setiap orang yang terkait dengan para penandatangan, seperti anggota partai politik dan pendukung kandidat independen, dilarang melakukan kekerasan apa pun terhadap orang maupun ○
○
○
○
Cidadaun
○
○
○
○
○
○
○
○
l No. 04, Minggu IV, Agustus 2001 - hal 5
○
○
l
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
l
BERITA PEMANTAUAN
Pemantauan Tim redaksi Cidadaun memantau kampanye partai politik di Distrik Ermera, Liquiça, dan Maliana pada pertengahan Agustus lalu. Berikut laporan Rui Viana. l l l
P
dansa-dansi dan makan-makan pada setelah kampanye bubar. Lain lagi alasan Tio Costa. Menurut salah pemilik warung makan di pasar di Kota Lama, sejak ada pemaksaan secara halus dari salah satu partai politik, sebagian warga terpaksa bersedia diangkut ke lokasi kampanye. Sejumlah warga mengaku, tidak banyak yang tahu tentang munculnya sejumlah partai baru. Kalau Tio Costa dan warga lainnya takut untuk datang ke kampanye Partai Demokrat di Kota Lama karena adanya desas-desus tindakan sapu bersih pasca pemilu. Namun, Cidadaun sulit memperoleh informasi siapa yang menyebarluaskan desas-desus tersebut. Kabar burung itu memang meresahkan sebagian warga di hampir semua sub-distrik. Ermera tidak sama dengan Dili. Di sana orang bebas menentukan pilihan, di sini tidak, kata Tio Costa. Warga di sepanjang jalan antara Letefoho dan Atsabe mengaku sulit mencari informasi soal desasl
l K P I l l KANDIDAT
União Democrática
menurutnya tidak ada negara yang bisa berdiri sendiri, entah miskin atau kaya, tetapi pasti membutuhkan bantuan dari negara lain. Dalam bidang ekonomi, UDT akan menjalankan sistem yang bebas di bidang ekonomi, artinya orang bebas menjalankan kegiatan ekonomi dan kegiatan lain sesuai dengan keinginan dan kehendak mereka sendiri. Jelas Timor Lorosae harus bekerjasama dengan negara lain, misalnya dalam hal investasi. Tetapi pemerintah harus memperhatikan apakah investasi itu menguntungkan atau tidak bagi masyarakat. Jika merugikan, maka tentu akan ditolak karena UDT juga anti-kolonialisme, anti-neokolonialisme dan anti-imperialisme. Dalam hal Timor Gap, UDT belum bisa menjanjikan apa-apa, tetapi pasti akan bekerja semaksimal mungkin agar ada pembagian penda-patan yang adil dan penyelesaian terbaik. Mengenai masalah identitas dan budaya, UDT menganggap sekarang ini kebudayaan masih banyak pengaruh dari luar, tapi orang Timor punya nilai kebudayaan yaitu tidak ingin dijajah oleh bangsa Indonesia atau Portugal. Meskipun pengaruhnya tidak bisa dihilangkan begitu saja. Karena itu pula UDT akan mengambil bahasa Portugis sebagai bahasa resmi dan bahasa Tetum sebagai bahasa nasional, sementara
Timorense (UDT)
Partai politik pertama di Timor Lorosae ini sekarang bertekad memperjuangkan hak asasi manusia, demokrasi, pembangunan ekonomi, dan integritas wilayah. l
l
U
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
bahasa Indonesia dan Inggris tetap akan dipakai dalam masyarakat. Soal pendidikan partai ini akan memperjuangkan wajib sekolah kepada semua anak untuk tingkat sekolah dasar. Selanjutnya anak-anak yang berprestasi di tingkat SLTP/SLTA didorong untuk memiliki ketrampilan dalam bidang tecnica. Untuk itu UDT akan membuat sebuah penelitian ilmiah apakah seorang anak Timor Lorosae memang memiliki kemampuan di tingkat dunia. Jika ada cukup dana UDT tentunya akan memberikan beasiswa kepada mereka yang berbakat dan berprestasi. Jika UDT menang dalam pemilu nanti, maka akan dilakukan perubahan dalam sistem pemerintahan yang selama ini terpusat di Dili dengan perbaikan sampai ke aldeia. Pelayanan sosial pun akan diutamakan, khususnya bagi mereka yang lanjut usia dan anak-anak yang terlantar. Bagaimanapun, semua rencana ini akan bergantung pada dana yang ada, karena tidak semua persoalan dapat diselesaikan sekaligus. l
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
sistem hukum dirumuskan oleh semua komponen dengan mempelajari nilainilai historis dan budaya Timor Lorosae. Dalam Majelis Konstituante, jika terpilih, UDT akan memperjuangkan empat butir yang harus dimasukkan, yakni hak asasi manusia, prinsip demokrasi, pembangunan ekonomi dan integritas wilayah. Keempat butir inilah yang akan membentuk negara Timor Lorosae. Di tahun 1974 UDT pernah mengusulkan Timor Lorosae melakukan federasi dengan Portugal. Tetapi ide itu telah ditinggalkan. Waktu itu masyarakat tidak punya kondisi untuk menjadi negara independen, jadi UDT melihat Portugal punya kewajiban mempersiapkan kemerdekaan Timor Lorosae selama 3-5 tahun, kata Domingos Oliveira, wakil presiden UDT, kepada Nina Marques dan Tavinha do Carmo. Tetapi kalau UDT menang dalam nanti, maka UDT ingin pembangunan menyeluruh untuk Timor Lorosae menuju kemerdekaan. Bagaimanapun,
○
DT adalah partai pertama yang dibentuk di Timor Lorosae, ketika negeri ini masih berada di bawah kekuasaan Portugis. Sejak awalnya berprinsip hosi povo, ho povo, ba povo, yakni mendengarkan aspirasi rakyat di segala lapisan dan berkumpul dengan kaum intelektual untuk merumuskan yang terbaik bagi Timor Lorosae. Di bawah pimpinan João Carrascalão sekarang ini UDT bertekad mendengarkan keinginan masyarakat dan tinggal serta bekerja bersama dan untuk masyarakat. Program yang ditawarkan sekarang adalah menghapus kemiskinan, melawan kebodohan dengan menghilangkan misinformasi dan kebodohan, menentang ketidakadilan, korupsi, kolusi dan nepotisme. Semua ini adalah masalah yang menurut UDT dihadapi oleh masyarakat sekarang, setelah menjalankan survei pasca pembumihangusan. Kemerdekaan hanya bisa diperkuat jika semua masalah itu diatasi, dan jika
○
l
mengatakan, La lika hili ka fiar partido seluk, tan partido sira seluk nee me-sak bosok ten deit. Partido seluk nee la halo funu ida. (Jangan percaya, dengar dan pilih partai politik lain, karena mereka adalah pembohong. Partai lain tidak pernah berjuang bagi kemerdekaan negeri ini). Bagaimana kampanye di Liquiça? Sejumlah partai politik telah melakukan kampanye di seluruh sub-distrik. Bendera sejumlah partai politik berkibar di sepanjang Maubara-Liquiça-Bazartete. Pada masa pro-otonomi, hampir di setiap rumah penduduk di kota ini memasang bendera merah putih. Tetapi, sebagian besar adalah pendukung kemerdekaan, kata seorang petani di Maubara, yang enggan disebut namanya. Antusias masyarakat untuk berpartisipasi dalam setiap kampanye partai politik cukup besar. Sayang tidak semua kampanye berlangsung simpatik. Kenapa pada zaman merdeka masih ada kampanye partai politik yang menjatuhkan partai lain dengan caci-maki, kata Manuel, seorang pemuda yang ditemui Suco Boborou. Sebagian warga juga mengeluhkan hal yang sama. Mereka berharap, agar partai politik peserta pemilu mendatang tidak menimbulkan kekerasan baru di Timor Lorosae. Demokrasi harus dipraktekkan, kata Aliança. Selama masa kampanye, katanya, setiap partai politik juga bicara soal tuntutan keadilan bagi korban kekerasan di masa lalu. Bukan dengan janji-janji. l
desus itu. Informasi tentang proses pemilu yang berjalan tidak efektif pun dirasakan warga di Maliana. Ketika ditanya soal pemilu mendatang, beberapa warga di Suco Tapo, Leber, Oeleo menjawabnya, untuk memilih presiden atau untuk memilih pemerintah baru pengganti UNTAET. Sebagian warga juga tidak tahu bahwa pada pemilu mendatang diikuti oleh 16 partai politik dan kandidat independen. Selama kampanye, saya hanya ikut kampanye FRETILIN, kata Antonio, salah seorang warga Tapo. Carlito Lopes, Ingraciana Afonso, Lidia Idalina, dan João de Araujo, warga Suco Lontas yang ditemui saat mengikuti kampanye FRETILIN di Lolotoe, 13 Agustus lalu, mengatakan, kampanye jangan sampai menimbulkan konflik tengah masyarakat. Partai politik diharapkan mempertimbangkan setiap pernyataan politiknya untuk menghindari munculnya keresahan, kata Lopes kepada Cidadaun. Kami tidak mengerti maksud dari pernyataan sapu bersih itu. Semoga itu bukan berarti tindakan pembasmian terhadap pengikut partai politik lain. Jika itu yang dimaksud, sebagai simpatisan FRETILIN, kami tidak sependapat, kata sekelompok pemuda di Suco Uat, di sisi barat pegunungan Loelaco. Francisco do Rego, Abilio Martins, Cornelio Lay, juru kampanye FRETILIN, dalam kampanyenya di Lolotoe,
Wilayah Barat enduduk Emera seperti tidak peduli dengan hiruk-pikuknya kampanye partai-partai politik. Alasannya, di antara warga ada yang masih trauma dengan kekerasan sepanjang proses referendum dua tahun lalu. Ditambah lagi dengan sosialisasi proses pemilu yang berjalan tidak efektif, kata Armindo, warga Railaco. Konflik terbuka di antara simpatisan partai politik seperti yang dikhawatikan banyak pihak memang tak terjadi di wilayah penghasil kopi ini. Sejauh pengamatan Cidadaun, sejumlah warga di Subdistrik Railaco, Hatolia, Atsabe, dan Letefoho rata-rata tidak tahu tujuan kampanye, bahkan ada yang tidak tahu pemilu mendatang bukan untuk memilih presiden. Alasan keikutsertaan warga dalam kampanye juga beragam. Beberapa pemuda yang berpartisipasi dalam kampanye FRETILIN di Hatolia mengatakan, selain untuk mengetahui program partai juga untuk meramaikan
l
○
○
○
○
Cidadaun
○
○
○
○
○
○
○
○
l No. 04, Minggu IV, Agustus 2001 - hal 6
○
○
l
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
l
KANDIDAT l
FRETILIN
sehingga dapat membentuk kelompok dalam semua sektor perekonomian. Investasi asing tetap memainkan p e r a n penting, karena kelompok-kelompok usaha itu tidak bisa berkembang tanpa bantuan dari luar. Walau begitu, kepentingan rakyat sendiri tetap akan diutamakan. Sebelum kita bisa mengadopsi dan mengasuh anak orang lain, tentunya kita harus bisa mengasuh anak kita dengan baik dan mandiri, bukan? kata Alkatiri, kepada José Luís de Oliveira dan Edio Saldanha dari Cidadaun. Di tahun 1975 FRETILIN adalah kekuatan utama dalam pembentukan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Saat ini FRETILIN jelas akan memperjuangkan restorasi hari kemerdekaan, lagu kebangsaan dan bendera nasional. Sekali merdeka, tetap merdeka, kata Alkatiri. Namun ada berbagai perubahan dalam sistem pemerintahan. FRETILIN akan memilih sistem semi-presidensial, agar presiden nantinya tidak dapat sewenang-wenang mengambil kebijakan. Presiden sebaiknya tidak disibukkan dengan masalah pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
FRETILIN tetap memperjuangkan restorasi Republik Demokratik Timor Lorosae dan meneruskan perjuangan membebaskan bangsa dari kemiskinan, kebodohan, dan ketertinggalan. l l l
P
deral FRETILIN menyebut tiga alasan fundamental. Pertama, karena tugas pembebasan tanah air sekarang sudah selesai, maka sekarang perjuangan berlanjut untuk membebaskan bangsa dari kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan. Kedua, FRETILIN tidak ingin melepaskan rakyat dalam frustrasi, dan perubahan menjadi partai politik adalah tanggungjawab untuk terus memimpin perjuangan pembebasan bangsa. Ketiga, FRETILIN ingin menegaskan sejarah perjuangan yang sesungguhnya kepada generasi muda, terutama peran FRETILIN dalam perjuangan demokratisasi. Agar generasi muda tahu apa sesungguhnya demokrasi itu, katanya. Di bidang ekonomi, FRETILIN berpegang pada prinsip pembangunan dari basis, yakni pembangunan yang berlandaskan pengorganisasian rakyat. Setiap keluarga akan diberi kesempatan, dibantu dan didukung untuk melakukan kegiatan ekonominya
artai ini dimulai sebagai sebuah organisasi intelektual muda yang dinamakan ASDT (Asosiasaun Sosial Demokrat Timor) yang bertujuan membebaskan rakyat Timor Lorosae dari penjajahan Portugis. Dalam perjalanannya ada tuntutan dari masyarakat agar ASDT membuka diri untuk semua orang yang memiliki ide pembebasan nasional. Maka pada bulan September 1974, ASDT berubah menjadi front perjuangan dengan nama Frente Revolucionária do Timor Leste Indepêndente (FRETILIN). Sejak itu Fretilin dikenal dengan program-program pembebasan rakyat seperti pemberantasan buta huruf (alfabetização), pengembangan kebudayaan kesehatan dan pertanian rakyat, pembangunan koperasi rakyat yang berhasil dibentuk di Aisiri-mou dan Bucoli. Setelah referendum, ada dorongan untuk mengubah FRETILIN dari sebuah front perjuangan menjadi partai politik. Marie Alkatiri, sekretaris jen-
l
torasi proklamasi kemerdekaan, partai ini belum bisa menentukan sikap sebelum melihat pilihan rakyat. Jika menghendaki restorasi sebagian simbol negara, seperti hari kemerdekaan, bendera nasional dan lagu kebangsaan, UDC/ PDC tidak punya masalah. Semua itu sekadar simbol negara, kata Vicente. Tapi kalau rakyat menginginkan tanggal 30 Agustus sebagai hari kemerdekaan dan menggunakan bendera CNRT, juga tidak ada masalah. Untuk memajukan pembangunan material dan spiritual, partai melihat isu rekonsiliasi sangat penting untuk dikedepankan. Rekonsiliasi di sini adalah proses terus-menerus yang tidak selalu bisa dirasakan langsung hasilnya. Perlu waktu untuk merealisasikan hasil-hasilnya. Rekonsiliasi juga bukan hanya di bidang politik, tapi juga budaya dan agama dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat kita. Mengenai pertahanan dan keamanan, menurut partai UDC/PDC di zaman modern ini, kalau bisa semua anggota masyarakat baik pria maupun perempuan harus diberi kesempatan yang sama untuk membelah negaranya, namun kekuatan angkatan pertahanan kita harus disesuaikan dengan kemampuan pemerintah untuk membiayainya, karena da-
Partai yang menyatakan diri mengikuti jalan tengah ini memperjuangkan sistem pemerintahan semi-presidensial. l
P
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
l
mokratisasi di Amerika Latin, kata Vicente, kepada Sebastião da Silva Dalam pemilihan umum untuk Majelis Konstituante ini UDC/PDC berharap bahwa lembaga itu benar-benar beranggotakan orang-orang yang mempunyai integritas dan semangat pengabdian yang baik, serta mempunyai kapasitas untuk berdebat dalam proses penyusunan konstitusi. Pemilihan anggota Majelis Konstitusi karena itu menjadi sangat penting, katanya. Selama kampanye dan perdebatan tentang program bersama partai lain, UDC/PDC tidak mau memberi janjijanji. Kami memilih jalan tengah, demikian Vicente. Mengenai sistem pemerintahan, partai ini cenderung mendukung gagasan sistem semi-presidensial. Ini sebuah langkah penyegaran. Kami tidak rela kalau Xanana yang kemungkinan besar akan terpilih sebagai presiden Timor Lorosae akan dihujani kritik karena kebijakan-kebijakannya. Dalam hal-hal mendasar seperti res-
artai ini lahir di Lisabon Portu gal pada 14 Maret 1998. Sebulan kemudian, bersama partai-partai lain turut menghadiri konferensi Peniche yang sepakat mengubah CNRM menjadi CNRT. Menurut Vicente da Silva Guterres, presiden partai tersebut, partai ini merupakan sebuah partai demokratik kristen yang benar karena landasan inspirasinya ada pada ajaran sosial gereja, yang dalam tugasnya akan melakukan pengabdian sesuai dengan nilai-nilai kekristenan yang dianut oleh masyarakat Timor Lorosae. Partai ini bukan didirikan untuk menjadi tandingan partai lain, tetapi merupakan hasil refleksi ide yang bersumber pada pengalaman partai-partai berhaluan Kristen di Eropa setelah PD ke II berakhir. Semua orang tahu bahwa ada mata rantai politik mulai dari komunis, sosialis sampai sosial-demokrat. Tapi sebenarnya ada mata rantai lain, yaitu demokrasi kristen yang berperan penting melakukan rekonstruksi di Eropa dan berjuang menuntut de○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
Augusto Castro
KANDIDAT l
UDC/PDC l
Ia harus lebih berfungsi sebagai stabilisator politik dan perdamaian bagi negara, sementara tugas-tugas di bidang lain dapat diserahkan kepada seorang perdana menteri. Hanya dalam bidang-bidang penting, seperti pertahanan dan hubungan luar negeri, pemerintah memerlukan nasehat dan pendapat dari presiden. Mengenai penegakan hak asasi manusia, FRETILIN akan membentuk sistem hukum yang menjamin hak-hak itu. Dalam pelaksanaannya, sistem hukum harus bebas dari intervensi pemerintah. Mengingat kecilnya wilayah Timor Lorosae, sistem administrasi wilayah menurut FRETILIN cukup dibagi dalam 3-4 bagian, ditambah Oe-cusse sebagai satu wilayah dengan status khusus. Sedangkan departemen yang perlu dibentuk, menurut FRETILIN cukup 11 departemen saja. l
○
○
○
○
○
○
○
Cidadaun
○
○
○
○
○
○
○
○
l No. 04, Minggu IV, Agustus 2001 - hal 7
○
○
l
○
○
○
○
○
○
○
○
na yang digunakan nantinya tidak lagi berasal dari donatur, tetapi keuangan pemerintah Timor Lorosae sendiri. Mengenai pemberdayaan ekonomi rakyat, menurut partai UDC/PDC bahwa, masyarakat kita adalah masyarakat agraris sehingga perekonomian harus berbasiskan pertanian, untuk itu ekonomi rakyat harus dititik beratkan pada pembangunan sektor pertanian. Menurut partai UDC/PDC hasil Timor Gap, bahwa penggunaan hasil yang diperoleh dari minyak tersebut harus waspada, karena minyak merupakan hasil bumi yang tidak dapat diperbaharui. Untuk itu hasil minyak dari Timor Gap tersebut harus digunakan dengan sebaik-baiknya untuk memodernisasikan pertanian dan industri subtitusi di Timor Lorosae, kata Vicente kepada Cidadaun.l A.Castro
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
l
ADVOKASI l
Himbauan Pastoral
arena politik adalah penting untuk melihat plataforma dan program masing-masing partai. Kita harus melihat program-program politik yang akan memperhatikan masalahmasalah dasar dalam membangun bangsa kita, yakni: perdamaian, keadilan, dan pembangunan. 7. Perlu juga agar melihat sifat-sifat apa yang harus dimiliki oleh wakil-wakil rakyat kita. Ada beberapa yang ingin kita tekankan: I. Kompetensi Apakah kandidat itu bisa menjalankan tugas tanggungjawabnya sebagai wakil di sidang Konstitusional? Para kandidat harus kompeten dan ini bisa diukur menurut sifat-sifat pribadi dan rekor-rekor prestasinya dalam melayani masyarakat. Perbuatan bukan janji atau popularitas menunjukkan ujian prestasi seseorang.
Mengenai Pemilihan Majelis Konstituante l l l
Menjelang pemilihan umum Uskup Belo mengirim pesan perdamaian melalui himbauan pastoralnya. Surat ini adalah pesan tertulis pertama mengenai perkembangan politik di Timor Lorosae. Surat ini bukan campurtangan gereja dalam politik, karena seperti disebutkannya Gereja tidak memihak dengan komunitas politik atau terikat pada suatu sistem politik., tetapi sebuah pesan kepada seluruh rakyat untuk mengingat bahwa pemilihan umum ini adalah bagian penting dari perjuangan bersama 3. menuju kemerdekaan.
amati kita. Kita akan menjadi bangsa pertama dalam milenium ini. Di dunia ini dimana demokrasi sedang tercabik-cabik, korupsi di negaranegara merajalela, dan kekerasan menjadi jalan untuk mengakhiri konflik-konflik, kita bertanggungjawab pada seluruh dunia yang membantu kita dalam perjalanan menuju kemerdekaan untuk meyakinkan mereka bahwa kita akan mengadakan pemilu yang jujur, benar, dan bisa dipercaya, diwarnai oleh kedamaian dan partisipasi penuh oleh rakyat. Adalah penting jika kita memilih orang-orang (laki-laki dan perempuan) yang paling tepat untuk duduk di Majelis Konstituante dan memastikan bahwa hasil dalam pemilu ini akan dihormati. Merancang sebuah Konstitusi adalah suatu tanggungjawab yang sakral, karena akan menyuarakan cita-cita kita yang mulia dan mewujudkan dasar-dasar hukum yang akan memberikan kesempatan kepada rakyat untuk mencapai kebahagiaan dalam kondisi yang bebas, adil, dan memiliki persamaan. 4. Kita akan memilih dan berpartisipasi bukan karena loyalitas kita pada satu partai atau pelindung partai, tetapi menurut hati nurani yang benar. 5. Merupakan suatu tugas yang penting untuk menaruh orang-orang yang paling tepat dan terampil di Majelis Konstituante. Siapa mereka-mereka itu? Siapa yang ditugaskan untuk menjalankan otoritas yang mengagumkan ini yang berasal dari Dia? (Rom. 13:1). 6. Dalam pemilihan wakil-wakil kita di
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang. (Mark 10: 43-45) Saudara-saudariku yang terkasih, 1. Sekali lagi kita berada dalam situasi yang krusial dalam sejarah kita. Ini adalah pemilu kita yang pertama, yang dalam lebih dua dasawarsa ini kita akan memilih untuk pertama kalinya para pemimpin kita, para wakil rakyat Timor Lorosae yang akan diberikan tugas tanggungjawab yang berat untuk merancang sebuah Konstitusi yang akan menjadi dasar dan perencanaan negeri baru yang kita sama-sama dirikan ini. 2. Tentu saja seluruh dunia akan meng-
butuhan seluruh struktur sosial. (GS, 75) 8. Pedoman-pedoman ini berdasarkan ajaran Yesus (MK. 10: 35-45, Mt. 24: 45-51, 25: 14:30, Jn. 13: 1-35) dan Ajaran Gereja agar membantu saudara-saudari untuk memilih wakil-wakil yang tepat. Namun, kita ingin menegaskan bahwa ini bukan tugas pastoral kami untuk menyebut-kan orang-orang yang memiliki ke-cakapan tersebut. Gereja karena peran dan wewenangnya tidak me-mihak dengan komunitas politik a-tau terikat pada suatu sistem politik. (GS, 76) 9. Merupakan tanggungjawab pihak awam agar mendapatkan informasi dan pendidikan untuk melihat kualifikasi-kualifikasi kandidat masingmasing, untuk menimbang dan bertindak dalam memilih para kandidat sesuai dengan pedoman tersebut. 10. Kami mengajukan agar saudarasaudari: a) Memohon bimbingan dan berkat ilahi untuk pemilihan yang bebas dan jujur. b) Memilih dengan jujur menurut hati nurani sesudah mempertimbangkan kandidat, partai, atau pokok persoalan tersebut. c) Harus keluar dari egoisme, pertimbangan keluarga, partai atau daerah. Pilihlah orang-orang yang bisa berbuat banyak kebaikan untuk bangsa kita yang baru ini. d) Menolak semua upaya untuk menipu, mengintimidasi dan memakai kekerasan dari sumber apa pun pada waktu kampanye atau dari tahap apa saja dalam proses pemilihan. e) Tidak melibatkan diri dalam korupsi atau tindakan-tindakan imoral yang menyangkut memilih atau tidak memilih atau menipu demi seorang kandidat. f) Waspadalah agar suara kita sungguh-sungguh diberikan, dihitung, dan dilaporkan secara baik dan jujur.
II. Integritas Personal Integritas menyangkut sikap-sikap yang bermoral, jujur, berprinsip. Itu berarti komitmen absolut untuk menegakkan hak asasi manusia dan kebebasan orang lain, juga menjunjung tinggi kesucian hidup berkeluarga. Integritas menyangkut kesetiaan pada janji sebagai pegawai pemerintahan negara. Integritas berarti mengikuti melalui perkataan dan perbuatan kehendak Tuhan melalui pelayanan. III. Komitmen pada Kebaikan Bersama Dalam surat pastoral saya yang lalu, saya menyatakan bahwa tujuan politik kita kita adalah untuk mengabdi pada kebaikan bersama. Kita harus memilih para kandidat yang dapat memperhatikan semua orang Timor Lorosae, bukan hanya kepentingan diri atau keluarga, Mereka seharusnya menjadi teladan karena tanggungjawab dan dedikasi pada kebaikan bersama; mereka harus berusaha memberi contoh di mana otoritas bisa dijalankan dengan kebebasan, inisiatif pribadi, dan dengan solidaritas dan kebutuhan-ke-
ZESOPOL CAMINHA
Sekali lagi kami ingin mengambil kesempatan ini untuk menyampaikan rasa terima kasih kami yang mendalam kepada UNTAET dan semua komuni-tas dari seluruh penjuru dunia dalam mendampingi kami dalam perjalanan menuju demokrasi, perdamaian, dan pembangunan. Hati kami penuh dengan rasa syukur karena tanpa orangorang ini tantangan besar untuk membangun kembali Timor Lorosae pasti akan lebih susah. Obrigado. Akhirnya, semua usaha kita yang baik dan semua pedoman akan sia-sia tanpa bantuan Tuhan. Menyadari semuanya itu, kami mohon perantaraan Bunda Maria, pelindung Timor Lorosae dan Ibu kita semua agar kami bisa mendamaikan wakil-wakil rakyat yang pantas melalui pemilu yang akan datang. Dili, 15 Agustus 2001 Mgr. Carlos Filipe Ximenes Belo, SDB
Upacara ASDT di Dili. ○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
Cidadaun
○
○
○
○
○
○
○
○
l No. 04, Minggu IV, Agustus 2001 - hal 8
○
○
l
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○