CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE
Dalam bab ini, penulis menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini dan selanjutnya teori yang telah diuraikan digunakan sebagai acuan pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori – teori yang difokuskan pada teori tentang perilaku seks yang menyimpang terutama pada wanita dimana topik tersebut merupakan topik batasan pembahasan yang dipilih oleh penulis. Dan tidak hanya itu, penulis juga menggunakan teori – teori pendekatan psikologi untuk mendapatkan analisa yang lebih dalam dan akurat dalam penelitian tentang tokoh-tokoh dalam novel Gerhana Kembar karya Clara NG ini.
2.1
Pengertian Perilaku Seks yang Menyimpang Frase “perilaku seks yang menyimpang” terbentuk dari tiga kata yaitu
perilaku, seks, dan menyimpang. Inilah definisi ketiga kata tersebut menurut kamus bahasa Indonesia online: perilaku pe.ri.la.ku [n] tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan http://kamusbahasaindonesia.org/perilaku#ixzz21G8LxH1B seks [n] (1) jenis kelamin; (2) hal yg berhubungan dengan alat kelamin, seperti senggama: -- merupakan bagian hidup manusia; (3) berahi: -nya timbul ketika menonton film percintaan. http://kamusbahasaindonesia.org/seks#ixzz21G8ThCyt
8
9
Menyimpang me.nyim.pang [v] (1) membelok menempuh jalan yang lain atau jalan simpangan: sampai ke perempatan, kita -- ke kiri; (2) membelok supaya jangan melanggar atau terlanggar (oleh kendaraan dsb); menghindar: jika tidak -- ke kanan, tentu ia akan tertabrak mobil; (3) tidak menurut apa yang sudah ditentukan; tidak sesuai dengan rencana dsb: usahakan jangan sampai -- dari rencana; (4) menyalahi (kebiasaan dsb): tindakannya -- dari adat di negeri itu; (5) menyeleweng (dari hukum, kebenaran, agama, dsb): ajarannya -- jauh dari agama. http://kamusbahasaindonesia.org/menyimpang#ixzz21G8vynDN Dari definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku seks yang menyimpang adalah reaksi individu dalam hubungannya dengan jenis kelamin atau kelamin itu sendiri yang menyalahi dan menyeleweng dari adat, hukum, kebenaran, dan agama yang berlaku dalam masyarakat. Masyarakat Indonesia masih menganggap hubungan heteroseksual (hubungan antara jenis kelamin berbeda) sebagai hubungan sosial yang sah menurut norma adat dan agama. Sebaliknya, hubungan homoseksual (hubungan dengan jenis kelamin yang sama), dimana pada sesama pria disebut gay dan pada sesama wanita disebut lesbian, dipandang sebagai hubungan sosial yang tercela dan melanggar aturan sehingga homoseksual belum dapat diterima dalam masyarakat Indonesia. Kata lesbian berawal dari sebuah nama pulau di Yunani, pulau Lesbos. Di pulau Lesbos itulah lahir penyair ternama pada zaman Yunani, Sappho, yang di yakini cikal bakal lahirnya wanita pecinta sesama. Sappho lahir 620 SM dan dia begitu terkenal dengan puisi-puisinya yang menceritakan ketertarikannya pada
10
sesama wanita, dan puji-pujian untuk seorang wanita. Bahkan Plato memuji dia dengan mengatakan "Dewi Kesenian Kesepuluh" karena karyanya. Pulau Lesbos sendiri kini menjadi tempat ziarah bagi para lesbian. Mereka tertarik untuk menghadiri festival wanita internasional yang diadakan setiap tahun sekali. Festival ini awalnya di adakan untuk menghormati Sappho. Di saat itu para lesbian akan melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan bersama pasangan mereka, termasuk menonton film tentang mereka (lesbian).
2.2
Teori Tentang Perilaku Seks yang Menyimpang Perilaku seks yang menyimpang umumnya terjadi pada orang yang
memiliki rasa traumatis yang tinggi, yang diakibatkan masa lalu yang buruk. Sebagai contohnya pelaku lesbian kebanyakan pada masa lalu pernah disakiti oleh laki-laki yang dicintainya, lahir dalam keluarga yang berantakan sehingga merasa tidak ada yang memperhatikannya, seseorang yang ditinggal mati suaminya dan karena dalih kesetiaan pada sang suami sedangkan hasrat biologisnya masih ingin terpenuhi sehingga melampiaskannya pada sesama perempuan, atau bisa juga karena sudah mempunyai gangguan seksual pada masa kanak-kanak dan karena pergaulan atau faktor dari lingkungan itu sendiri. Lesbian bisa terjadi pada perempuan mana saja, dalam artian perempuan remaja, dewasa atau pun tua, tidak peduli kaya atau miskin bahkan tanda-tanda lesbian bisa muncul ketika masih kanak-kanak. Berikut ini penjelasan tentang perilaku menyimpang atau lesbian dalam berbagai sudut pandang, diantaranya :
11
2.2.1
Penjelasan Biologis Perilaku seks yang menyimpang pada wanita atau lesbian
merupakan sebuah perilaku seks yang tidak pada tempatnya, karena dilakukan pada perempuan dengan perempuan dimana dalam normanorma yang ada dalam masyarakat sangatlah dilarang atau bahkan dikutuk bagi siapa saja yang melakukannya. Perilaku seks yang meyimpang pada wanita atau lesbian menurut Susan Alice Watkins, Marisa Rueda, dan Marta Rodrieguez disebabkan karena perempuan tersebut ingin bisa mengekspresikan seksualitasnya secara bebas dan tidak dibedakan oleh jenis kelamin. Susan Alice Watkins, Marisa Rueda dan Marta Rodrieguez berteori bahwa perempuan merasa nyaman dengan gaya seksualitas yang diinginkannya meskipun itu tidaklah pada tempatnya. Dalam rangka meniadakan perasaan kesepian, ia berteori bahwa beberapa perempuan lesbi melakukan hubungan seksual dengan sesama perempuan bukan hanya karena rasa traumatis masa lalu melainkan karena dari perempuan itu sendiri yang ingin berekspresi melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis karena rasa ingin mendapatkan kebebasan yang amat besar dalam bersenggama. Dengan demikian, Susan Alice Watkins, Marisa Rueda dan Marta Rodrieguez menyatakan bahwa rasa nyaman dan bebas dalam melakukan hubungan senggama pada perempuan lesbi itu adalah salah satu faktor yang sangat diperhitungkan, sehingga bisa membuat perempuan itu selalu ingin melakukannya .
12
2.3
Pendekatan Psikologis Penulis dalam meneliti teori perilaku seks yang menyimpang pada wanita
atau lesbi ini juga menggunakan pendekatan psikologis, yang bertujuan untuk menganalisa kondisi psikologis dari perilaku seks menyimpang yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Gerhana Kembar karya Clara NG dengan menggunakan teori psikologi atau psikologi teoritis yaitu psikologi yang berdasar pada teori. Seperti dalam penjelasan Drs. Alex Sobur, M.Si. dalam bukunya Psikologi Umum Psikologi teoritis terbagi menjadi dua kelompok yaitu psikologi umum dan psikologi khusus. 2.3.1
Psikologi Umum Psikologi umum ialah psikologi yang mempelajari, menguraikan
dan menyelediki berbagai kegiatan atau aktivitas psikis manusia pada umumnya, antara lain pengamatan, inteligensi, perasaan, emosi, kehendak dan motif-motif. Psikologi umum mencari dalil-dalil yang bersifat umum dari kegiatan-kegiatan yang bersifat psikos dan melahirkan teori-teori psikologi. 2.3.2
Psikologi Khusus Psikologi khusus ialah psikologi yang mempelajari tingkah laku
individu dalam situasi-situasi khusus. Psikologi khusus meliputi berikut ini:
13
2.3.2.1 Psikologi Perkembangan Psikologi
perkembangan
ialah
psikologi
yang
membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai
masa
tua.
Objek
psikologi
perkembangan
adalah
perkembangan manusia sebagai person, yang artinya manusia hanya
tempat
berkembanganya
person
tersebut.
Psikologi
perkembangan ini mencakup: psikologi anak (termasuk bayi), psikologi puber dan adolensi (psikologi pemuda), psikologi orang dewasa dan psikologi orang tua. 2.3.2.2 Psikologi Sosial Psikologi social ialah subdisiplin dari psikologi yang mencari pengertian tentang hakikat yang mencari sebab-sebab dari perilaku dan pikiran-pikiran individu dalam situasi social. 2.3.2.3 Psikologi Pendidikan Psikologi pendidikan ialah subdisiplin psikologi yang mempelajari tingkah laku individu dalam situasi pendidikan, yang meliputi pula pengertian tentang proses belajar dan mengajar. 2.3.2.4 Psikologi Kepribadian dan Tipologi Psikologi kepribadian dan tipologi adalah psikologi yang menguraikan tentang structure kepribadian manusia sebagai suatu kesulurahan dan jenis-jenis atau tipe-tipe kepribadian.
14
2.3.2.5 Psikopatologi Psikopatologi adalah psikologi yang khusus mempelajari kegiatan atau tingkah laku individu yang abnormal (tidak normal). 2.3.2.6 Psikologi Diferensial dan Psikodiagnostik Psikologi ini menguraikan perbedaan-perbedaan antara individu dalam tarafinteligensi, kecakapan, cirri-ciri kepribadian lainnya, dan tentang cara-cara guna menentukan perbedaanperbedaan tersebut. 2.3.2.7 Psikologi Kriminal Psikologi
criminal
adalah
psikologi
yang
khusus
berhubungan dengan tindak kejahatan atau kriminalitas. 2.3.2.8 Parapsikologi Parapsikologi ialah subdisiplin psikologi yang mempelajari fenomena supernormal dengan alat-alat eksperimen atau alat-alat sistematis lain. 2.3.2.9 Psikologi Komparatif Psikologi komparatif adalah psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia yang dibandingkan dengan tingkah laku hewan atau sebaliknya.
15
2.3.2.10 Psikologi Penyesuaian Psikologi tentang penyesuaian adalah suatu cabang psikologi yang menggambarkan sejumlah cabang ilmu lainnya, termasuk psikologi perkembangan, klinis, kepribadian, sosial dan eksperimental. Dari sekian banyak macam dan bentuk psikologi, penelitian ini yang penulis maksud ialah cenderung ke psikologi khusus dan mengerucut kepada psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi kepribadian dan tipologi serta psikopatologi. 2.4
Jenis - jenis Lesbian Manusia tidak selamanya lurus dan normal, karena pasti ada saja yang
memiliki kecenderungan tidak normal/tidak wajar dalam menjalani hidup di dunia. Salah satu ketidakwajaran manusia dapat dilihat dari perilaku seksual menyimpang yang ada pada dirinya. Kelainan seks terjadi pada kejiwaan seseorang walaupuan dari segi fisik sama dengan orang-orang normal yang lain. Pada umumnya perilaku seks menyimpang ada dua macam yaitu homo atau gay dan lesbian. Homo atau gay adalah perilaku seks yang menyimpang yang terjadi pada laki-laki sedangkan lesbian adalah perilaku seks yang menyimpang yang terjadi pada perempuan. Lesbian sendiri juga terbagi menjadi dua jenis lesbian yaitu lesbian yang menyembunyikan atau merahasiakan status lesbiannya dan lesbian yang mengumbar jati dirinya atau secara terang-terangan dan sangat mencolok menunjukkan bahwa dirinya adalah ternyata seorang lesbian.
16
2.5
Character Novel
menyajikan
pemikiran
melalui
wujud
penggambarannya.
Pengalaman kongkret manusia dalam bentuk cerita yang cukup panjang dan akan terdapat pula pelaku yang bertugas pokok membawa tema cerita ke sasaran tertentu. Tanpa ada pelaku yang melakukan perbuatan tidak mungkin terbentuk sebuah cerita. Pelaku dalam sebuah novel biasanya disebut dengan tokoh atau karakter. Tokoh yang ditampilkan dalam cerita, diberi watak tersendiri oleh pengarang. Perbedaan watak inilah yang menimbulkan pertentangan-pertentangan atau konflik dalam diri tokoh-tokoh itu. Pertentangan tersebut dapat berupa pertentangan antara tokoh dengan tokoh, tokoh dengan lingkungan, atau pertentangan yang terjadi pada diri tokoh itu sendiri. Cara menampilkan tokoh inilah yang disebut sebagai penokohan atau karakterisasi. 2.6
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perilaku Menyimpang Dari pengertian dan penjelasan tentang perilaku menyimpang dalam
beberapa sudut pandang diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang bisa membuat seseorang berperilaku menyimpang. Beberapa diantaranya adalah: 1. Memiliki kecenderungan homoseksualitas. 2. Masalah hubungan dengan orang tua atau keluarga. 3. Contoh kehidupan pernikahan orang tua yang sengsara.
17
4. Dibesarkan tanpa disiplin yang baik. 5. Gangguan seksual pada masa kanak-kanak. 6. Senang masturbasi dan mengkhayal seks. 7. Takut menikah atau tidak mau menikah. 8. Faktor lingkungan atau pergaulan. Dari beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang berperilaku menyimpang, adapun dampaknya bagi orang-orang sekitar yang menghadapi seseorang yang berperilaku mnyimpang yaitu orang lain akan merasa risih dan perasaan tidak nyaman akan timbul sehingga menyebabkan orang lain akan lambat laun menjauh. Tapi bagi orang yang berpikiran modern dan berprinsip dalam kehidupan, menghadapi seseorang yang berperilaku menyimpang akan merasa biasa saja atau rasa nyaman akan tetap ada karena tidak merasa takut bahwa akan terpancing, terjerumus, atau terpengaruh dalam kondisi atau keadaan yang sama. Seperti apa yang telah dijelaskan oleh Susan Alice Watkins, Marisa Rueda dan Marta Rodrieguez
bahwa perempuan
ingin
bisa mengekspresikan
seksualitasnya secara bebas dan tidak dibedakan oleh jenis kelamin. Alice Watkins, Marisa Rueda dan Marta Rodrieguez berteori bahwa perempuan merasa nyaman dengan gaya seksualitas yang diinginkannya meskipun itu tidaklah pada tempatnya. Dengan alasan, disadari dan didasari oleh kata cinta, hal tersebut seperti apa yang tergambar pada karakter kedua tokoh utama Fola dan Henrietta dalam novel Gerhana Kembar karya Clara NG.
18
Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis akan mencoba meneliti tentang perilaku menyimpang yang dialami oleh Fola dan Henrietta dilihat dari pendekatan Psychological, dan pada Bab IV penulis akan membahas lebih lanjut tentang perilaku menyimpang yang ditemukan dalam novel Gerhana Kembar karya Clara NG tersebut. Dalam menjawab pertanyaan didalam analisis ini penulis akan menggunakan teori dari Susan Alice Watkins, Marisa Rueda dan Marta Rodrieguez.