Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Challenge to
Growth
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Seiring kian membaiknya kondisi perekonomian global, industri penerbangan dan bisnis MRO perlahan kembali ke kondisinya semula. Bagi PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia, dalam laporan tahunan ini selanjutnya disebut “GMF AeroAsia”, perjalanan ini penuh dengan tantangan. Untuk menjawab tantangantantangan tersebut, Perusahaan membutuhkan sinergi.
As the global economy recovers from the financial turmoil, both the airline industry and MRO business gradually return to their normal condition. For PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia, in this annual report mention as “GMF AeroAsia”, the journey was a challenging one. In order to answer such challenge, a synergy was needed.
Dengan menjalin kemitraan dan menumbuhkembangkan hubungan dengan semua pemangku kepentingan, Perusahaan membangun jaringan operasional yang terdiri dari prosedur-prosedur yang efektif dan efisien, sumber daya manusia yang kompeten, serta teknologi paling mutakhir. Seluruh elemen tersebut adalah sinergi yang dibutuhkan Perusahaan.
By establishing partnerships and nurturing relationships with all related stakeholders, the Company built an operational network comprising of effective and efficient procedures, competent human resources, as well as cutting edge technologies. These elements formed the kind of synergy the Company had aimed for.
Dipadukan dengan tata kelola yang kredibel, akuntabel, dan bertanggung jawab, GMF AeroAsia berhasil mengubah tantangan menjadi peluang pertumbuhan. Dengan berakhirnya tahun 2011, Perusahaan selangkah lebih dekat untuk mewujudkan visinya menjadi MRO kelas dunia pilihan pelanggannya.
Combined with credible, accountable and responsible corporate governance, GMF AeroAsia successfully transformed the challenges it faced into growth opportunities. And as the year 2011 came to an end, the Company was one step closer of realizing its vision of becoming a world class MRO preferred by customers.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
1
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Kinerja 2011 Performance of 2011
2
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
75%
Peningkatan laba usaha tahun 2011 Growth in operating income in 2011
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Di 2011, GMF AeroAsia berhasil mencetak laba usaha tertinggi dalam lima tahun terakhir. In 2011, GMF AeroAsia recorded its highest operating income within the last five-year period.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
3
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Uraian
Description
Jumlah Pendapatan Usaha Operating Revenues Jumlah Beban Usaha Operating Expenses Laba (Rugi) Usaha Income (Loss) Operations Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih Other Income (Expenses) Laba Sebelum Pajak Income Before Tax Manfaat (Beban) Pajak Tax Benefit (Expenses) Laba Bersih Net Income Pendapatan Komprehensif Comprehensive Income Jumlah Aset Lancar Total Current Assets Jumlah Aset Tidak Lancar Total Non Current Assets Jumlah Aset Total Assets Jumlah Kewajiban Lancar Total Current Liabilities Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Total Non Current Liabilities Modal Ditempatkan dan Disetor Issued and Paid-up Capital Modal disetor lainnya dan surplus revaluasi Additional paid-in capital and revaluation surplus Cadangan umum General reserve Saldo Laba Retained earnings Jumlah Ekuitas Total Equity Jumlah Investasi Total Investments
4
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
2007
2008
2009
2010
1.381.056
2011
1.598.210
1.652.413
1.515.945
1.629.792
1.327.723
1.523.666
1.579.166
1.461.001
1.533.370
53.332
74.544
73.247
54.944
96.422
21.224
41.113
(7.195)
(15.672)
(205)
74.556
115.657
66.052
39.272
96.217
(23.241)
(48.095)
(17.791)
(10.506)
(41.343)
51.315
67.562
48.261
28.766
54.874
51.315
67.562
48.302
28.778
54.956
817.203
1.101.617
1.344.391
1.285.112
1.156.580
221.648
99.300
90.607
170.016
224.026
1.038.851
1.200.917
1.434.999
1.455.128
1.380.606
510.076
613.916
811.555
681.966
522.160
169.337
168.981
168.945
286.387
-
166.400
166.400
166.400
166.400
166.400
-
-
41
10.790
10.872
9.984
13.312
16.640
19.968
23.296
183.054
238.308
271.417
289.617
341.163
359.438
418.020
454.498
486.774
541.731
15.392
28.464
26.482
67.167
74.018
Uraian
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Description
2007
2008
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
2009
2010
2011
Arus Kas Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi Cash Flows from (Used in) Operating Activities
77.380
85.953
(170.709)
(72.256)
193.932
Arus Kas Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi Cash Flows from (Used in) Investing Activities
24.549
(28.336)
(25.076)
(31.439)
(75.203)
-
(8.980)
138.387
4.806
(99.474)
Marjin EBITDA EBITDA Margin
7,7%
8,6%
4,7%
4,5%
8,2%
Marjin Laba Usaha (%) Operating Income Margin (%)
3,9%
4,7%
4,4%
3,6%
5,9%
Marjin Laba Bersih (%) Net Income Margin (%)
3,7%
4,2%
2,9%
1,9%
3,4%
Tingkat Pengembalian Aset (%) ROA (%)
4,9%
5,6%
3,4%
2,0%
4,0%
14,3%
16,2%
10,6%
5,9%
10,1%
160,2%
179,4%
165,7%
6,2%
11,8%
Rasio Kas Cash Ratio
29,4%
32,3%
17,4%
6,2%
11,8%
Rasio Modal terhadap Utang Debt to Equity Ratio
52,6%
44,2%
42,6%
82,9%
78,7%
Arus Kas Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan Cash Flows from (Used in) Financing Activities
Tingkat Pengembalian Ekuitas (%) ROE (%) Rasio Lancar Current Ratio
Ikhtisar Operasional Operational Highlights
Uraian
2007
2008
2009
Pegawai Tetap Permanent Employees
2.362
2.339
2.373
2.740
2.880
Kantor Perwakilan Representative Offices
23
27
21
23
23
Ketersediaan Pesawat Aircraft Availability
98,04
99,06
99,01
99,5
99,5
Kehandalan Penugasan Dispatch Reliability
98,67
99,16
99,2
99,2
99,37
0,0328
0,0246
0,0266
0,0294
0,0193
94,61
88,95
97,62
98,46
99
Description
Tingkat Insiden dan Kecelakaan Teknis Technical Incident and Accident Rate Rasio TAT TAT Ratio
2010
2011
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
5
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Sertifikasi Certification
Sertifikat Approval Utama Main Approval Certificates
Approval Certificate dari European Aviation Safety Agency, April 2011.
Approval Certificate dari Federal Aviation Administration, Oktober 2011.
Approval Certificate from the European Aviation Safety Agency, April 2011
Approval Certificate from the Federal Aviation Administration, October 2011.
Certificate of Approval AMO 145 dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU), September 2011. Certificate of Approval for AMO 145 from the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO), September 2011.
Sertifikat Lainnya Other Certificates
6
Certificate of Approval AMTO 147 dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU), November 2011.
Certificate of Approval 57/0130 Approved Distributor of Aeronautical Products dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU), September 2011.
Sertifikat Akreditasi ISO/IEC 17020 dari Komite Akreditasi Nasional, Oktober 2011.
Certificate of Approval for AMTO 147 from the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO), November 2011.
Certificate of Approval 57/0130 Approved Distributor of Aeronautical Products from the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO), September 2011.
ISO/IEC 17020 Accreditation from the National Accreditation Committee, October 2011.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Penghargaan Awards
Penghargaan Ramp Incident Free dari Japan Airlines International (JAL) untuk GMF AeroAsia atas dedikasinya mendukung operasional maskapai asal Jepang ini selama 15 tahun pada tanggal 20 Januari 2011. Ramp Incident Free Award from Japan Airlines International (JAL) for GMF AeroAsia’s dedication in supporting the Japanese airline for 15 years, awarded on January 20, 2011.
Penghargaan Laporan Tahunan 2010 untuk kategori Private Non Keuangan Non Listed yang meraih peringkat ketiga yang diserahkan pada 6 September 2011. Third Rank at the 2010 Annual Report Award for the category of Private Non Financial Non Listed, awarded on September 6, 2011.
Penghargaan The Best in Market Driving Company dalam ajang Marketing Award yang diserahkan di Jakarta pada 30 November 2011. The Best in Market Driving Company Award at the Marketing Award held in Jakarta on November 30, 2011. pt.
GMF AeroAsiA
The Best in Market Driving Company PJ RAHMAT SUSANTA
HANDI IRAWAN D.
Editor in Chief
Founder
PJ RAHMAT SUSANTA Editor in Chief
ACHSAN PERMAS Board of Jury
Penghargaan The Best in International Marketing dalam ajang Marketing Award 2011 yang diserahkan di Jakarta pada 30 November 2011. The Best in International Marketing Award at the Marketing Award held in Jakarta on November 30, 2011. pt.
GMF AeroAsiA
The Best International Marketing PJ RAHMAT SUSANTA
HANDI IRAWAN D.
Editor in Chief
Founder
PJ RAHMAT SUSANTA Editor in Chief
ACHSAN PERMAS Board of Jury
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
7
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Peristiwa Penting 2011 Event Highlights in 2011
Januari
January Japan Airlines International (JAL) memberikan penghargaan Ramp Incident Free kepada GMF AeroAsia atas dedikasinya mendukung operasional maskapai asal Jepang ini selama 15 tahun. Penghargaan ini diserahkan di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 20 Januari 2011. Japan Airlines International (JAL) gave the Ramp Incident Free Award to GMF AeroAsia for the latter’s dedication in supporting the operations of this Japanese airline for 15 years. This award was given at Terminal 2 Soekarno-Hatta International Airport on January 20, 2011.
GMF AeroAsia kembali menyelenggarakan sosialisasi Good Corporate Governance (GCG) untuk internal Perusahaan pada 20 Januari 2011. Sosialisasi kedua ini disampaikan oleh tim dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan) dan diikuti oleh GM, Manager, dan non struktural. Sebelumnya sosialisasi yang sama juga diberikan kepada para BOM dan VP pada Desember 2010 lalu. GMF AeroAsia conducted Good Corporate Governance (GCG) socialization event for internal on January 20, 2011 for the second time. The event was conducted by a team from the Development Financial Supervisory Agency or BPKP (Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan) and participated by General Managers, Managers, dan non-structural staff. Previously a socialization event was also conducted to the BOM and VP in December 2010.
Februari
February
Otorisasi penerbangan sipil Uni Eropa, European Aviation Safety Agency (EASA) melakukan audit di GMF AeroAsia pada 7 – 11 Februari 2011. Hasil audit secara keseluruhan cukup baik. Dua auditor EASA, Emmanuel Heugas dan Bruno Faucher mengawali auditnya di unit Quality Assurance and Safety. The European Union Aviation Safety Authority, European Aviation Safety Agency (EASA) conducted an audit at GMF AeroAsia on February 7-11, 2011. The audit results were generally satisfactory. Two EASA Auditors, Emmanuel Heugas and Bruno Faucher, started their audit at the Quality Assurance and Safety unit.
8
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Peristiwa Penting 2011 Event Highlights in 2011
Februari
February Wakil Kepala Staff Angkatan Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Sukirna mengunjungi GMF AeroAsia pada 9 Februari 2011. Kunjungan ini dalam rangka mengecek progress perawatan D-check pesawat B737-200 milik TNI-AU. Kedatangan Wakasau ini disambut oleh Agus Sudarya selaku Wakil Direktur Utama GMF AeroAsia dan M. Suprijadi selaku EVP Base Operation GMF AeroAsia. Deputy Chief of Staff of the Air Force, Intermediate Marshall Sukirna visited GMF AeroAsia on February 9, 2011. The purpose of this visit is to check the progress of the maintenance of the Air Force’s B737-200 aircraft . He was cordially welcomed by Agus Sudarya as Deputy President of GMF AeroAsia and M. Suprijadi as EVP of Base Operation.
GMF AeroAsia menjalin kerjasama perawatan pesawat Eurex dengan Yiltas, selaku induk perusahaan Eurex. Kesepakatan kerjasama ditandatangani oleh Agus Sulistyono selaku EVP Corporate Development & Marketing dan Metin Timucin selaku General Manager Eurex pada 11 Februari 2011 di Gedung Manajemen GMF AeroAsia. Kerjasama yang berdurasi tiga tahun ini mencakup pekerjaan heavy maintenance pesawat B747. GMF AeroAsia engaged in a partnership for the maintenance of Eurex aircraft with Yiltas, the parent company of Eurex. This partnership agreement was signed by Agus Sulistyono as EVP of Corporate Development & Marketing GMF AeroAsia and Metin Timucin as General Manager of Eurex on February 11, 2011 at the Management Building of GMF AeroAsia. The three-year partnership agreement covers the heavy maintenance of B747 aircraft. Maret
March
GMF AeroAsia mengadakan pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) untuk menyambut HUT GMF ke-9 pada 21 Maret hingga 21 April 2011. Acara ini di buka oleh Direktur Utama GMF AeroAsia, Richard Budihadianto. GMF AeroAsia conducted the Sports & Arts Week (PORSENI) in celebration of its 9th anniversary from March 21 to April 21, 2011. This event was opened by the President Director of GMF AeroAsia, Richard Budihadianto.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
9
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Peristiwa Penting 2011 Event Highlights in 2011
April
April
Otoritas penerbangan sipil Amerika Serikat, Federal Aviation Authority (FAA) kembali melakukan audit di GMF AeroAsia selama lima hari. Pada audit kali ini FAA mengirimkan empat auditor ke GMF AeroAsia yaitu Milton C. Hunter dan Marcus D. Carr sebagai Principal Maintenance Inspector, serta dua Principal Aviation Inspector yaitu Tony Manachi dan Steven A. Biglin. The United States civil aviation authority, Federal Aviation Authority (FAA) conducted an audit at GMF AeroAsia for five days. FAA assigned four auditors for the audit, namely Milton C. Hunter and Marcus D. Carr as Principal Maintenance Inspectors and two Principal Aviation Inspectors, Tony Manachi and Steven A. Biglin.
GMF AeroAsia meningkatkan kerjasama dengan KLM melalui penandatanganan Letter of Agreement pada 20 April 2011. GMF AeroAsia enhanced partnership with KLM through the signing of the Letter of Agreement on April 20, 2011.
GMF AeroAsia menyelenggarakan syukuran ulang tahunnya yang ke-9 di hanggar dua pada 29 April 2011. Syukuran yang dihadiri jajaran Direksi dan seluruh karyawan GMF AeroAsia ini disemarakkan beragam acara hasil kreasi karyawan GMF sendiri. GMF AeroAsia celebrated its 9th anniversary at hangar 2 on April 29, 2011. This anniversary was attended by the Directors and all employees of GMF, and featured many events and creations developed by GMF employees.
10
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Peristiwa Penting 2011 Event Highlights in 2011
Mei
May
Kunjungan Komisi Perdagangan Kedutaan Perancis, Ubifrance ke GMF AeroAsia pada 9 Mei 2011 dalam rangka memfasilitasi pertemuan antara perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang aeronautical Perancis dengan perusahaan aeronautical Indonesia. Ubifrance, the French Embassy’s Trade Commission, visited GMF AeroAsia on May 9, 2011 in order to facilitate the meeting between French aeronautical companies with their Indonesian counterparts.
Juni
June
Direktur Utama GMF AeroAsia, Richard Budihadianto menjadi salah satu pembicara di Konferensi Kelima Negara D-8 Working Group on Civil Aviation and Director Generals Meeting di Jakarta pada 9 Juni 2011. President Director of GMF AeroAsia, Richard Budihadianto, became one of the speakers at the Five Nations Conference D-8 Working Group on Civil Aviation and Director Generals Meeting in Jakarta on June 9, 2011.
Direktur Utama GMF AeroAsia, Richard Budihadianto dan Ketua Umum GMF Employee Club (GEC) Dedi Mardianto menandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB) 2011-2013 pada 21 Juni 2011. President Director of GMF AeroAsia, Richard Budihadianto, and Chairman of GMF Employee Club (GEC), Dedi Mardianto, signed the Collective Labor Agreement for 2011-2013 on June 21, 2011.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
11
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Peristiwa Penting 2011 Event Highlights in 2011
Juli
July
Dalam rangka mengkaji hasil kinerja Perusahaan semester pertama 2011, GMF AeroAsia menyelenggarakan Mid Year Communication dengan tema Transformation Through Collaboration pada 21 Juli 2011. In order to review the Company’s performance in the first semester of 2011, GMF AeroAsia conducted the Mid Year Communication themed “Transformation Through Collaboration” on July 21, 2011.
Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) mengaudit GMF AeroAsia selama dua minggu, 18 -29 Juli 2011. Audit berlangsung di Cengkareng dan lima station yaitu Singapura, Padang, Palembang, Pontianak, dan Semarang. The Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO) conducted an audit at GMF AeroAsia for two weeks, July 18-29, 2011. The audit took place in Cengkareng and five stations, i.e. Singapore, Padang, Palembang, Pontianak, and Semarang.
Agustus
August
Dalam rangka melakukan studi banding tentang Halon Management, Militer India mengunjungi GMF AeroAsia pada 9 Agustus 2011 yang diwakili oleh Manoj Kumar dari Indian Air Force dan Abhirup Murjandam, Navy Ozone Officer. As a benchmark regarding Halon Management, on August 9, 2011, the Indian Military visited GMF AeroAsia. Representing the Indian Military were Manoj Kumar from the Indian Air Force and Abhirup Murjandam, a Navy Ozone Officer.
12
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Peristiwa Penting 2011 Event Highlights in 2011
September
September
GMF AeroAsia berhasil meraih salah satu penghargaan dalam Annual Report Award (ARA) 2010, peringkat ketiga untuk kategori Private Non Keuangan Non Listed. GMF AeroAsia obtained an award at the 2010 Annual Report Award (ARA), as the Third Rank for the category of Private Non Financial Non Listed.
GMF AeroAsia menjalin kerjasama dengan BP Migas untuk perawatan gas turbine engine yang digunakan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) dalam kegiatan hulu migas. Kesepakatan kerjasama ini ditandatangani oleh Direktur Utama GMF AeroAsia, Richard Budihadianto dan I. Widjonarko selaku Deputi Umum Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi di Jakarta pada 21 September 2011. GMF AeroAsia entered a partnership agreement with BP Migas for the maintenance of the gas turbine engine used by the Work Agreement Contractor or KKS in the upstream oil and gas activities. This agreement was signed by the President Director of GMF AeroAsia, Richard Budihadianto, and I. Widjonarko as the General Deputy of PB Migas in Jakarta on September 21, 2011.
GMF AeroAsia dan Pemerintah Kota Surakarta menjalin kesepakatan kerjasama di bidang pengembangan kemampuan penyediaan sumber daya manusia di bidang perawatan pesawat. Perjanjian ini ditandatangani oleh Direktur Utama GMF AeroAsia, Richard Budihadianto dan Wali Kota Surakarta Djoko Widodo di Solo, Jawa Tengah pada 22 September 2011. GMF AeroAsia and the Municipal Government of Surakarta entered a partnership agreement for the capacity development for provision of human resources in aircraft maintenance. This agreement was signed by the President Director of GMF AeroAsia, Richard Budihadianto, and Mayor of Surakarta, Djoko Widodo, in Solo, Central Java, on September 22, 2011.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
13
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Peristiwa Penting 2011 Event Highlights in 2011
Oktober
October
Pada 12 Oktober 2011, GMF AeroAsia menyelenggarakan Celebration of 10th Boeing 747 Aircraft Section 41 Modification yang dihadiri oleh jajaran Direksi GMF AeroAsia, Komisaris Utama GMF AeroAsia, Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara, perwakilan customer yang ada di GMF AeroAsia, dan jajaran struktural serta para karyawan yang terlibat dalam Modifikasi Section 41 pesawat Aerospace International Consortium. On October 12, 2011, GMF AeroAsia celebrated the 10th Boeing 747 Aircraft Section 41 Modification. The event was attended by the Directors of GMF AeroAsia, President Commissioner of GMF AeroAsia, Director of Airworthiness and Aircraft Operation, customer representatives at GMF AeroAsia, and structural management, employees involved in the Aerospace International Consortium aircraft’s Section 41 Modification. GMF AeroAsia meluncurkan Program Corporate Culture GMF pada 24 Oktober 2011. Dalam peluncuran ini, Direktur Utama GMF AeroAsia Richard Budihadianto memimpin pembacaan GMF Values yang terdiri dari Concern for People, Integrity, Professional, Teamwork, dan Customer Focused. GMF AeroAsia launched the GMF Corporate Culture Program on October 24, 2011. At the launching, the President Director of GMF AeroAsia, Richard Budihadianto led the declaration of the GMF Values: Concern for People, Integrity, Professional, Teamwork, and Customer Focused.
November
November
GMF AeroAsia dan Global Airtech International (GAI) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pada awal November 2011. MoU tersebut ditandatangani oleh VP Material Management GMF AeroAsia, Rudi Juniarto dan Siska Tesoro selaku VP International Sales GAI. GMF AeroAsia and Global Airtech International (GAI) signed a Memorandum of Understanding (MoU) in early November 2011. The MoU was signed by VP of Material Management from GMF AeroAsia, Rudi Juniarto, and Siska Tesoro as VP of International Sales from GAI.
14
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Peristiwa Penting 2011 Event Highlights in 2011
November
November
GMF AeroAsia mendirikan taman bacaan atau perpustakaan yang dikenal dengan nama Planet Baca. Planet Baca ketujuh ini didirikan di Desa Ci Cau, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. GMF AeroAsia established a library well-known as Planet Baca. The seventh Planet Baca was built in Ci Cau Village, Subdistrict of Teluk Naga, Tangerang.
Pada 13-17 November 2011, GMF AeroAsia berpartisipasi dalam pameran Dubai Airshow yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab. Keikutsertaan GMF AeroAsia di pameran ini untuk memperluas jangkauan pasar di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Asia. Pada acara tersebut GMF AeroAsia juga menandatangani beberapa kontrak kerjasama dengan customer. On November 13-17, 2011 GMF AeroAsia participated in the Dubai Airshow in Dubai, United Arab Emirates. GMF AeroAsia’s participation in this event was aimed to expand to European, Middle Eastern, and Asian markets. At that event, GMF AeroAsia also signed partnership contracts with customers.
GMF AeroAsia terpilih sebagai The Best Market Driving dan The Best International Marketing dalam ajang Marketing Award 2011. Marketing Award 2011 ini diselenggarakan oleh Majalah Marketing dan Komunitas Marketing. GMF AeroAsia was chosen as The Best Market Driving and The Best International Marketing Company at the 2011 Marketing Award. The award was held by Marketing Magazine and Marketing Community.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
15
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Laporan Dewan Komisaris Report from the Board of Commissioners
Hadinoto Soedigno Komisaris Utama
President Commissioner
Di tahun 2011, GMF AeroAsia telah mengikuti tren kebangkitan industri MRO secara global. Perusahaan berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 8% dan keuntungan bersih sebesar 91% dari tahun sebelumnya. In 2011, GMF AeroAsia followed the rising global trend of the MRO industry. The Company managed to record an 8% growth in revenue and a sterling 91% growth in net income from the previous year.
16
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Pemegang Saham yang Terhormat,
Respected Shareholders,
Kami selaku Dewan Komisaris GMF AeroAsia dengan bangga ingin menyampaikan laporan kami mengenai sejumlah pencapaian Perusahaan yang tergolong istimewa, di tengah-tengah berbagai kondisi global yang kita alami bersama di tahun 2011.
As the Board of Commissioners of GMF AeroAsia, we feel proud to convey our report about the Company’s exceptional achievements throughout 2011, in light of the various global conditions we have gone through together.
Beberapa peluang di tahun 2011 yang meningkatkan kinerja GMF AeroAsia berasal dari tumbuhnya perusahaan penerbangan di kawasan Timur Tengah, Cina, dan India, penutupan kapabilitas perawatan Base Maintenance untuk tipe pesawat B747 oleh beberapa perusahaan Maintenance Repair Overhaul (MRO), dan relokasi perusahaan penerbangan yang mencari penyedia jasa MRO yang berbiaya rendah. Meskipun demikian, krisis keuangan di Eropa dan Amerika Serikat telah menyebabkan turunnya aktivitas aviasi di wilayah tersebut, dan hal ini turut berdampak terhadap pendapatan GMF AeroAsia.
A number of opportunities occuring in 2011 that were of substantial impact on GMF AeroAsia’s performance resulted from the growth of the aviation industry in the Middle East, China and India, the closure of several B747 Base Maintenance facilities by a number of Maintenance Repair Overhaul (MRO) companies, and the relocation of airlines seeking MRO service providers at lower costs. Despite such opportunities, the financial crises in Europe and in the United States have caused the decline of activities in the aviation industry in these regions, and they directly impacted the revenue stream of GMF AeroAsia as well.
Di tahun 2011, GMF AeroAsia telah mengikuti tren kebangkitan industri MRO secara global. Perusahaan berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 8% dan keuntungan bersih sebesar 91% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan penumpang pesawat terbang di Indonesia pada beberapa tahun ini juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan industri pesawat terbang di Indonesia untuk melakukan pengembangan dan pembaharuan armada yang tentunya berdampak langsung terhadap pelaku industri MRO.
In 2011, GMF AeroAsia followed the rising global trend of the MRO industry. The Company managed to record an 8% growth in revenue and a sterling 91% growth in net income from the previous year. The continuing growth of the total number of air passengers in Indonesia for the past few years has also significantly contributed to the growth of the aviation industry in Indonesia, propelling them to develop and rejuvenate their armada. This motion of events eventually brought positive impacts on the aircraft MRO business.
Dengan keadaan tersebut, Perusahaan telah menunjukkan keberhasilannya dalam melaksanakan sejumlah tindakan perbaikan pada bidang penjualan dan efisiensi operasional, yang memungkinkan kami untuk terus berkembang meskipun kondisi ekonomi makro dan mikro cenderung berlawanan arah. Kondisi tersebut mencakup penguatan rupiah terhadap dolar AS, kondisi arus kas kami yang relatif masih rendah, tenaga kerja yang baru dan relatif belum cukup berpengalaman, serta perubahan tipe pesawat, teknologi, dan jalur supply chain yang masih belum tertata baik.
Given such a business climate, the Company has been successful in its implementation of a number of certain improvements as regards its sales and operational efficiency, allowing us therefore to continue our growth despite the opposing downward momentum delivered by both the macro and micro economic conditions. Such conditions include the strengthening of the rupiah’s exchange rate against the US dollar, our relatively diminutive cash flow, our new and fairly inexperienced workforce, and the major changes in the types and technologies of aircraft as well as our supply chain which required to be further and more systematically organized.
Di sisi lain, GMF AeroAsia telah menunjukkan kinerja operasional yang memuaskan kepada pelanggan utamanya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, dalam laporan tahunan ini selanjutnya disebut “Garuda Indonesia”, dan juga pelanggan lainnya, dengan memberikan kualitas perawatan yang baik dan
Meanwhile, GMF AeroAsia has also shown an excellent operational performance to its primary customer, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, in this annual report mention as “ Garuda Indonesia”, as well as other customers, by providing high quality and internationally certified maintenance services. In an effort to satisfy its major customer, GMF
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
17
GMF AeroAsia Challenge to Growth
18
bersertifikasi internasional. Dalam memuaskan pelanggan utamanya, GMF AeroAsia telah berhasil mendukung Garuda Indonesia dalam bidang ketepatan waktu, penambahan jam terbang, penambahan rute domestik dan internasional, serta pergantian tipe pesawat. Selain itu, GMF AeroAsia juga telah mendukung pengembangan Citilink sebagai low cost operator milik Garuda Indonesia, dan memberikan layanan TAT (Turn Around Time), harga yang kompetitif, dan servis yang semakin lengkap dengan mutu perawatan yang patut dibanggakan kepada seluruh pelanggan non-Garuda.
AeroAsia successfully supported Garuda Indonesia in the latter’s aim to achieve timeliness, increase flight hours, add more domestic and international routes, and replace certain aircraft models. In addition, GMF AeroAsia has also supported the development of Citilink as a low cost operator of Garuda Indonesia, and provided TAT (Turn Around Time) service, competitive pricing, and a more comprehensive range of services with commendable quality of maintenance to all of its non-Garuda customers.
Pada tahun 2011 juga telah dibicarakan kegiatan kerjasama perawatan mesin pesawat B737NG yang dilakukan oleh GMF AeroAsia, Garuda Indonesia, dan GE. Kontrak tersebut ditandatangani pada awal 2012. GMF AeroAsia telah memperoleh dukungan dalam menyiapkan fasilitas dan kemampuannya untuk merawat mesin-mesin pesawat B737NG di Indonesia yang akan dioperasikan dalam jumlah cukup besar di wilayah ini. Keseriusan Garuda Indonesia sebagai induk Perusahaan untuk mendukung pengembangan GMF AeroAsia terlihat tidak hanya pada transaksi dengan GE, namun juga dalam beberapa transaksi pengadaan fleet baru ke depan, seperti operasi pesawat tipe CRJ1000. GMF AeroAsia juga berkesempatan menjadi pelaksana perawatan pesawatnya, dengan kontrak yang akan ditandatangani di awal 2012.
In 2011, Garuda Indonesia, GE, and GMF AeroAsia collectively discussed the possibility of establishing a cooperation for the maintenance of B737NG aircraft engine. The contract for this cooperation was eventually signed in early 2012. GMF AeroAsia has secured the necessary foundation to provide capability and facility for the maintenance of B737NG aircraft engines in Indonesia, which will be operated in a large number here in this region. The strong intention shown by Garuda Indonesia as the parent company of GMF AeroAsia to support the latter’s development has been demonstrated not only through this transaction with GE, but also through a number of transactions involving the future procurement of new fleets, such as the operation of the CRJ1000 aircraft. GMF AeroAsia has also been entrusted to maintain the aircraft, for which the contract will also be signed in 2012.
Seluruh pencapaian ini didukung oleh momentum pertumbuhan industri MRO global dan perkembangan Garuda Indonesia sebagai induk Perusahaan, yang berhasil dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh GMF AeroAsia. Atas kemampuan adaptasi yang cukup baik terhadap situasi global, Dewan Komisaris memberikan apresiasi kepada manajemen dan seluruh karyawan Perusahaan. Namun, masih banyak ruang yang dapat disempurnakan oleh GMF AeroAsia, baik dari sisi strategis maupun operasional, sehingga GMF AeroAsia dapat terus tumbuh dan berkembang di masa mendatang dengan menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada.
These achievements have been greatly influenced by the robust growth momentum of the global MRO industry as well as by the business progress of Garuda Indonesia as our parent company. GMF AeroAsia has fruitfully benefited from these opportunities in an optimal manner. For this high adaptability to global conditions, the Board of Commissioners lauds the management and all the employees of the Company. Yet we still see vast avenues for further development for GMF AeroAsia, both on the strategic as well as the operational sides, so that the Company will continue to thrive well into the future by confidently addressing the challenges and harnessing the opportunities that lie ahead.
Kemampuan individu, pengembangan individu, dan kerjasama tim yang masih belum optimal dapat lebih ditingkatkan melalui banyaknya kesempatan yang tercipta, karena pencapaian yang diperoleh GMF AeroAsia, pencapaian dari induk Perusahaan, dan juga kepercayaan pelanggan telah semakin membaik. Sementara itu, GMF AeroAsia yang memiliki keunggulan dalam segi man-
Individual capabilities, individual developments, and teamwork that have yet to be optimalized must be enhanced and improved through the opportunities that will arise from the current achievements of GMF AeroAsia as well as its parent company, and bolstered by the strong confidence of our customers in us. Meanwhile, as GMF AeroAsia continues to have a competitive advantage as regards man-hours, the
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
hours ini harus lebih memperhatikan faktor Sumber Daya Manusia (SDM) melalui proses rekrutmen, pendidikan, benchmarking, dan perbaikan kerjasama tim yang ada. Garuda Indonesia dan Dewan Komisaris telah sepakat untuk memberikan program pendampingan kepada GMF AeroAsia dari sisi SDM, dengan membiayai sejumlah tenaga ahli yang bekerja berbarengan dengan karyawan GMF AeroAsia, sehingga peningkatan budaya kerja yang baik, kompetensi, dan eksposur internasional di tataran level frontliner dapat terjadi dengan sendirinya.
Company must pay more attention to its human resources through careful recruitment, education, benchmarking, and teamwork processes and the improvements thereof. Garuda Indonesia and the Board of Commissioners have agreed to conduct a mentoring program for GMF AeroAsia to further develop its human resources, by assigning experts to work together with GMF AeroAsia employees. This strategy’s purpose is to make the employees’ work culture, professional competence, and internal exposure among frontliners improve organically.
Selain itu, kecenderungan perusahaan-perusahaan operator penerbangan untuk mengutamakan pengoperasian pesawat baru dan menghentikan operasional pesawat yang usianya sudah lebih dari 15 tahun, membuat Perusahaan harus lebih giat dalam meningkatkan kemampuannya sesuai sertifikasi badan kelaikan udara. Dewan Komisaris juga melihat GMF AeroAsia perlu untuk menilai investasinya secara lebih cermat dan menciptakan peluang lebih banyak di bidang Line Maintenance.
In addition, the tendency of airlines to favor new aircraft for their business operations and to retire those aircraft that have been operating for more than 15 years has compelled the Company to improve its persistence in expanding its capabilities as certified by the airworthiness agency. The Board of Commissioners also considers that GMF AeroAsia must assess its investments more judiciously and create more opportunities from the Line Maintenance sector.
Terkait pencapaian dalam bidang Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG), penilaian yang dilakukan oleh asesor eksternal, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terhadap GMF AeroAsia menghasilkan skor 87,41, atau berada dalam kategori Baik. Nilai tahun 2011 ini lebih tinggi daripada nilai di tahun 2010 sebesar 79,12. Hal ini menunjukkan keberhasilan Perusahaan dalam meningkatkan proses GCG di Perusahaan.
With respect to the Company’s performance in Good Corporate Governance (GCG), the assessment conducted by an external assessor, the Finance and Development Supervisory Board (BPKP), on GMF AeroAsia yielded a score of 87.41, putting the Company in the Good category. The 2011 score was higher than that in 2010 of 79.12, showing the Company’s success in improving its GCG processes.
Beberapa penyempurnaan di bidang GCG juga telah dilakukan di tahun 2011, yang meliputi penambahan jumlah anggota Dewan Komisaris dari satu orang menjadi dua orang, pembentukan Komite GCG untuk membantu Dewan Komisaris mengawasi dan membangun tata kelola yang baik di Perusahaan, serta sejumlah perbaikan di jajaran Direksi dan manajemen GMF AeroAsia seperti pedoman kebijakan, kontrak manajemen, pakta integritas, dan budaya Perusahaan.
Various improvements in terms of GCG were also conducted effectively in 2011, including the addition of a member of the Board of Commissioners, making the total members to two persons, the formation of the GCG Committee to assist the Board of Commissioners in supervising and establishing GCG in the Company, as well as a number of enhancements to the Board of Directors and the management of GMF AeroAsia, such as the establishment and reinforcement of the policy manual, management contract, integrity pact and corporate culture.
Untuk mengatasi isu-isu yang muncul dalam hal GCG, komite-komite di bawah Dewan Komisaris telah mengadakan pertemuan secara rutin sepanjang tahun 2011 bersama unit Corporate Secretary dan unit Internal Audit di Perusahaan. Hal ini sangat memperlancar kerja Dewan Komisaris dalam menyelesaikan isu-isu tersebut bersama dengan pemegang saham dan Direksi GMF AeroAsia.
To address GCG-related issues that may arise, the committees under the Board of Commissioners held regular meetings throughout 2011 along with the Corporate Secretary and the Internal Audit Unit of the Company. These meetings greatly expedite the duties of the Board of Commissioners in addressing such issues together with the shareholder and the Board of Directors of GMF AeroAsia.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
19
GMF AeroAsia Challenge to Growth
20
Di samping itu, GMF AeroAsia juga senantiasa melaksanakan program-program tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) sepanjang tahun 2011, dengan tetap memberikan pengetahuan mengenai aviasi kepada masyarakat luas, khususnya para siswa dan mahasiswa melalui study tour, kunjungan atau penelitian, serta mengadakan kerjasama magang dengan sejumlah universitas dan sekolah menengah.
Furthermore, GMF AeroAsia continues to manifest its Corporate Social Responsibility (CSR) through various programs, as it did throughout 2011 by focusing on providing proper education on aviation to the greater public, especially students, through study tours, company visits, and research, as well as opening internship opportunities in collaboration with a number of universities and high schools.
Sebagai wujud tanggung jawab Perusahaan terhadap alam, GMF AeroAsia turut mencegah kerusakan lapisan ozon di atmosfer bumi dengan memelopori pembentukan Indonesian Halon Bank. Melalui mekanisme ini, GMF AeroAsia bertindak selaku pusat penyimpanan gas Halon yang masih tersisa di Indonesia, agar tidak terbuang secara tidak bertanggung jawab dan mengendalikan pemanfaatannya secara ketat, khususnya untuk media pemadam kebakaran di pesawat yang memang belum tergantikan hingga saat ini.
As an expression of its concern for the environment, the Company helps prevent further deterioration of the ozone layer in the Earth’s atmosphere by pioneering the formation of the Indonesian Halon Bank. Through this mechanism, GMF AeroAsia acts as the center for the storage of excess Halon gas present in Indonesia, so that this gas may not be disposed of irresponsibly and rather be utilized under strict scrutiny, especially as a fire extinguishing medium in aircraft, for which role a substitute to it is yet to be discovered.
Menghadapi tahun 2012, Dewan Komisaris memandang perlunya Perusahaan untuk segera membenahi pengelolaan keuangannya, terutama dalam penerimaan pembayaran dari pelanggan dan investasi yang terencana. Hal ini bertujuan agar semua pemangku kepentingan dapat segera memperoleh manfaat yang optimal dari kegiatan usahanya. GMF AeroAsia juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam mempersiapkan aktivitas bisnis di masa mendatang untuk tipe pesawat dan mesin baru, selain juga untuk menghadapi lonjakan permintaan jasa perawatan pesawat dan mesin. Selain itu, GMF AeroAsia harus dapat memenuhi target operasional rutinnya berdasarkan Service Level Agreement (SLA) yang ada, dan bahkan meningkatkan kinerjanya untuk memberikan kepuasan ekstra kepada seluruh para pelanggan, karena hal inilah yang akan menjadi faktor keunggulan bagi GMF AeroAsia.
As we go through 2012, the Board of Commissioners is of the view that it is mandatory for the Company to improve its financial management soon, in particular in terms of payment receipts from customers and more planned investments. Such a move is important so that all stakeholders will derive the optimum benefits from the Company’s business endeavors. We also hope that GMF AeroAsia will be able to enhance its capability to pursue new business activities in the future, by serving more aircraft models and newer engines as well as by meeting the sharp increase in demand for aircraft and engine maintenance services. In addition, GMF AeroAsia must also be able to achieve its regular operational targets according to the existing Service Level Agreements (SLA) and further ramp up its performance to bring greater satisfaction to all its customers, as this will be the yardstick by which GMF AeroAsia’s competitiveness will be measured.
Dewan Komisaris juga berharap agar GMF AeroAsia terus melanjutkan program peningkatan efisiensi operasionalnya, mengingat semakin banyaknya perusahaan penerbangan yang tumbuh dewasa ini adalah low cost carrier yang berharap dapat melakukan pemeliharaan pesawat dengan biaya lebih ekonomis. Efisiensi juga akan terbukti sangat bernilai ketika menghadapi jumlah permintaan yang tinggi dari pelanggan. Untuk menghadapi hal ini tentu saja dibutuhkan upaya keras dalam mempersiapkan para pegawai yang muda dan ahli.
The Board of Commissioners further hopes that GMF AeroAsia will continue the programs aimed at increasing its operational efficiency, given that most of the fastest-growing airlines in the world nowadays are low cost carriers, which require aircraft maintenance services at more economical rates. Efficiency will prove to be of enormous value to the Company when facing a great number of orders from customers. To address this particular issue, the Company must be determined to groom its workforce to produce young yet experienced employees.
Ke depannya, GMF AeroAsia sebagai anak perusahaan dari Garuda Indonesia diharapkan dapat meningkatkan
Going forward, GMF AeroAsia as a subsidiary of Garuda Indonesia is expected to strengthen its partnership with
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
kerjasama dengan OEM dan pemasok untuk memperbaiki kualitas jalur supply chain yang ada, serta turut mempersiapkan pengembangan bisnis untuk teknologi perawatan pesawat termasuk diversifikasi usaha ke bidang IGTE.
OEMs and suppliers to improve the existing supply chains and pave the way for a greater range of businesses related to aircraft maintenance technologies, including diversification to the IGTE sector.
Akhir kata, kami selaku Dewan Komisaris GMF AeroAsia tak lupa ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direksi, manajemen, dan pegawai GMF AeroAsia, atas segala kerja keras, dedikasi, dan kinerja yang telah ditunjukkan sepanjang tahun 2011. Semoga di tahun-tahun mendatang, kinerja dan semangat kerja yang telah kita miliki ini tidak menjadi padam tetapi justru semakin berkobar. Baik saja tak cukup, jika kita mampu menggapai yang lebih baik.
Finally, the Board of Commissioners of GMF AeroAsia would like to convey its gratitude to the Board of Directors, the Management and the Employees of GMF AeroAsia, for their commendable hard work, dedication and performance throughout 2011. May in the coming years such a fierce spirit and excellent performance live on in the hearts of everyone involved with the Company. Good is not good enough when better is actually expected.
Hadinoto Soedigno
Komisaris Utama President Commissioner
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
21
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Hadinoto Soedigno Komisaris Utama President Commissioner
22
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Heriyanto Agung Putra Komisaris Commissioner
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
23
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Laporan Direksi Report from the Board of Directors
Richard Budihadianto Direktur Utama
President & CEO
Berkat kinerja operasionalnya yang lebih baik di tahun 2011 dari tahun sebelumnya, GMF AeroAsia mampu memproduksi jam terbang yang lebih optimal bagi pelanggan utamanya, Garuda Indonesia dengan peningkatan 26% jam terbang dibandingkan tahun 2010. Due to its improved operational performance in 2011 compared to the previous years, GMF AeroAsia was able to produce more optimal flight hours for its main customer, Garuda Indonesia with an increase of 26% from 2010 flight hours.
24
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Pemegang Saham yang terhormat,
Valued Shareholders,
Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi kami, selaku Direksi GMF AeroAsia untuk melaporkan pencapaianpencapaian yang telah kami raih sepanjang tahun 2011, baik dari segi operasional, finansial, maupun tata kelola dan tanggung jawab sosial kami sebagai Perusahaan yang bergerak di bisnis Maintenance, Repair and Overhaul (MRO).
It is our pride as the Board of Directors of GMF AeroAsia to report on our achievements in 2011 on all fronts— operational, financial, governance as well as corporate social responsibility—made manifest through our endeavors in the Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) industry.
Di tengah beragam tantangan pertumbuhan ekonomi yang kuat di berbagai kawasan di dunia, khususnya di Eropa dan Amerika Serikat, Indonesia berhasil menunjukkan bahwa pengaruh tersebut memberikan dampak yang besar pada skala regional, dengan mencetak pertumbuhan ekonomi sebesar lebih dari 6,5% di tahun 2011. Sepanjang tahun tersebut kita pun menyaksikan pertumbuhan industri aviasi yang cukup signifikan di Indonesia, ditandai dengan meningkatnya berbagai parameter spesifik industri, termasuk jumlah armada pesawat yang beroperasi.
Amidst challenging pressures to economic growth in many parts of the world, in particular in Europe and the United States, Indonesia managed to ramp up its more demonstrable influence in the regional scale, by recording a robust economic growth of 6.5% in 2011. Throughout the year, we all witnessed the significant growth of the aviation industry, marked with the improvements of various industryspecific parameters, including the number of operational aircraft and fleet.
Secara khusus, GMF AeroAsia telah mencatat prestasi istimewa di tahun 2011, yakni mengalami peningkatan nilai penjualan khususnya dari pelanggan Non-Garuda (pelanggan lain di luar pelanggan utamanya, Garuda Indonesia), dengan cara mempertahankan loyalitas para pelanggan lama dan menarik sejumlah pelanggan baru. Selain itu, GMF AeroAsia juga telah berhasil mendukung Garuda Indonesia (“Garuda”) sebagai pelanggan utama dalam memenuhi program “Quantum Leap” yang dicanangkannya, khususnya terkait penambahan dan pergantian armada, peningkatan frekuensi penerbangan dan station baru Garuda, peningkatan kualitas service level yang telah dijanjikan dengan Garuda dalam masa transisi ini.
GMF AeroAsia especially achieved an exceptionally spectacular performance in 2011 through increasing sales revenues, in particular from customers outside its major customer Garuda Indonesia, by upholding the loyalty of existing customers as well as attracting new ones to do business with us. In addition, GMF AeroAsia consistently provided support to Garuda Indonesia (“Garuda”) as its major customer in achieving the latter’s “Quantum Leap” program, in particular as regards the addition and regeneration of fleet, the increase in flight frequency and new stations of Garuda, the enhancement of service level quality as agreed with Garuda during its transition phase.
Berkat kinerja operasionalnya yang lebih baik di tahun 2011 dari tahun sebelumnya, GMF AeroAsia mampu memproduksi jam terbang yang lebih optimal bagi Pelanggan utamanya, Garuda Indonesia, dengan peningkatan 26% jam terbang dibandingkan tahun 2010. Secara menyeluruh, dukungan operasional kami untuk pelanggan utama kami ini juga menjadi lebih baik dan telah melampaui target, antara lain dalam hal dispatch reliability, aircraft availability, technical incident accident rate, turn around time, dan total technical delay. Sedangkan untuk pelayanan bagi pelanggan lainnya, kinerja kami juga menjadi lebih baik dengan tercapainya angka turn around time sebesar 99,33%, berkat perencanaan yang lebih matang.
Due to its improved operational performance in 2011 compared to the previous years, GMF AeroAsia was able to produce more optimal flight hours for its main customer, Garuda Indonesia with an increase of 26% from 2010 flight hours. On the whole, our operational support for our single biggest customer was significantly improved from the previous year and even surpassed a number of targets, namely in dispatch reliability, aircraft availability, technical incident accident rate, turn around time, and total technical delay. Meanwhile, we also continued to improve our services to other customers, as demonstrated by the achievement of 99.33% turn around time, due to finer planning methods.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
25
GMF AeroAsia Challenge to Growth
26
Perusahaan pun telah memperoleh kepercayaan dari pelanggan utama di bidang Industrial Gas Turbine Engine (IGTE), melalui penandatanganan kontrak dengan BP Migas yang telah mempercayakan perawatan IGTE para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) ke GMF AeroAsia. Hal ini menunjukkan kepercayaan pelanggan yang tinggi terhadap GMF AeroAsia sebagai operator mesin IGTE untuk pembangkitan tenaga listrik selain PLN.
The Company has also obtained the trust from its major customers in the Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) sector, with the signing of the contract involving BP Migas, who has entrusted the maintenance of the IGTE of its Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) to GMF AeroAsia. This is testament to the high degree of trust of our customers in us as an operator for non-PLN electricity generation using IGTE.
Di samping itu, GMF AeroAsia juga telah melakukan sejumlah reorganisasi penting dengan membentuk Business Program Manager untuk menjalankan beberapa bisnis unit pendukung di Perusahaan, seperti bisnis pengecatan pesawat, custom clearance dan logistik, IGTE, dan aviation professional services, sebagai upaya dalam mengembangkan jaringan bisnis Perusahaan, sehingga operasional GMF AeroAsia lebih difokuskan pada bidang perawatan.
Furthermore, GMF AeroAsia has done a number of important reorganization through the formation of the Business Program Manager to run the Company’s supporting business units, such as aircraft painting, custom clearance and logistics, IGTE, and aviation professional services, as a means pursued by the Company to expand its scope of business and to simultaneously focus its operations on the maintenance business.
Bersama Garuda dan GE, GMF AeroAsia berkesempatan mengembangkan bisnis perawatan engine pesawat B737NG dan A320, dimana tipe kerjasamanya telah dipersiapkan di tahun 2011, sehingga dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan dapat terlaksana. Bersamaan dengan hal tersebut, kami turut mengembangkan kapasitas dan kapabilitas kami dalam perawatan berbagai tipe pesawat, tipe komponen baru untuk B737NG dan A320, serta jaringan pendukung seperti supply chain management, persiapan tenaga kerja untuk antisipasi kebutuhan yang akan datang, serta perbaikan proses bisnis. Terlebih lagi, pada 28 Maret 2011, GMF AeroAsia telah memperoleh approval dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) untuk D-Check A330/6Y+12Y, yang berarti perawatan seluruh armada A330 HMV kini dapat dilaksanakan di tempat kami.
Collectively with Garuda and GE, GMF AeroAsia was granted the opportunity to develop engine maintenance business for B737NG and A320 aircraft engines, for which the type of cooperation was duly prepared in 2011 to be conducted in the coming two to three years’ time. In accordance with this, we continue to develop our capacity and capabilities for maintaining various types of aircraft engines as well as the new components of B737NG and A320, while attending to a number of supporting issues such as supply chain management, preparation of adequate workforce for future business expansion, and improvements to business processes. Like wise, on March 28, 2011, GMF AeroAsia obtained the approval from the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DAAO) for the D-Check of A330/6Y+12Y, which gave us the authorization to maintain the entire A330 HMV fleet in our own maintenance facility.
Dalam proses kritikal, GMF AeroAsia telah menunjukkan kepatuhannya terkait kelaikan udara yang terbukti dengan semakin banyaknya jumlah negara yang memberikan sertifikasi kepada Perusahaan. Kami juga mampu mempertahankan dan bahkan menambah rating untuk jenis-jenis perawatan yang kami sediakan. Peningkatan kemampuan Perusahaan di area Component Maintenance, dimana kami telah mampu merawat pesawat A320 dan B737NG, telah berkontribusi positif terhadap keunggulan bersaing sekaligus memberikan pendapatan bagi Perusahaan.
In terms of critical proces, GMF AeroAsia has duly demonstrated its compliance to various airworthiness criteria, as proven by the increasing number of countries that have awarded us with the necessary certifications. We have also been able to maintain and even improve the ratings for the different services we provide regularly to our customers. The Company’s improved quality in terms of Component Maintenance, whereby we have now been able to maintain A320 and B737NG models, has contributed positively to our competitive advantage as well as the Company’s revenues.
GMF AeroAsia telah berhasil meningkatkan penjualan manhour rata-rata para pegawainya, berkat upaya-upaya kami untuk memperbaiki proses perencanaan perawatan, menambah jumlah tenaga kerja baru, melakukan peralihan keahlian dari tipe pesawat lama ke pesawat baru yang
GMF AeroAsia has successfully increased the average man hour sales of its employees, thanks to our unceasing efforts in improving the maintenance planning processes, recruiting new employees, transferring skills and knowledge from old models to newer ones with proper certifications,
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
bersertifikasi, dan menyelenggarakan program pendidikan yang kami kelola sendiri. Kami juga telah menerapkan penilaian kinerja berbasis KPI individual, yang secara konsisten menunjukkan hasil yang memuaskan namun perlu tetap ditingkatkan di masa depan.
and conducting training programs which we administer ourselves. We have also implemented an individual KPI-based performance evaluation, which consistently has shown satisfactory results yet require further tweaking to be more effective in the future.
Dari sisi pemasaran dan penjualan, GMF AeroAsia juga menunjukkan perbaikan yang signifikan, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Total penjualan ke pelanggan Non-Garuda meningkat sebesar 59% dibandingkan tahun 2010, sejalan dengan meningkatnya jumlah kontrak jangka panjang dari para pelanggan ini.
As regards marketing and sales, GMF AeroAsia has shown significant improvements compared to the previous years, as have been explained above. Total sales to Non-Garuda customers increased 59% from 2010 figure, concurrent with the increase in the number of long-term contracts secured from such customers.
Kegigihan kami dalam melakukan penyempurnaan kualitas bisnis di berbagai bidang sepanjang tahun 2011 telah menunjukkan hasil yang memuaskan secara finansial. Di tengah membaiknya kondisi pasar, secara umum kinerja keuangan kami lebih baik di tahun 2011. Pendapatan Perusahaan berhasil meningkat 8% sementara laba bersih mengalami kenaikan 91% dari tahun 2010. Prestasi ini dapat kami raih, meskipun Perusahaan mengalami tekanan yang cukup substansial akibat menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, mengingat komposisi pendapatan kami didominasi oleh mata uang dolar AS.
Our staunch intention to bring our business quality to perfection, in all relevant playing fields, throughout 2011 has shown impressive results, in particular from the financial standpoint. Amidst the overall improvement of market conditions, our financial condition in 2011 was generally sounder. We successfully increased our revenues by 8%, while our comprehensive income rose 91% from 2010 figure. This was an astounding feat, given the magnitude of the pressure we experienced from the strengthening of the rupiah’s exchange rate against the US dollar, which was of great relevance as most of our revenues was denominated in US dollar.
Jumlah aset Perusahaan mengalami penurunan sebesar 5% dibandingkan tahun 2010, namun hal ini lebih disebabkan oleh penurunan saldo piutang akibat semakin baiknya waktu penagihan. Hasil penagihan tersebut dengan demikian dapat kami gunakan untuk melunasi seluruh utang bank jangka pendek. Sejalan dengan itu, liabilitas jangka pendek Perusahaan juga mengalami penurunan signifikan sebesar 23%. Sementara itu, berkat arus kas positif dari aktivitas operasi dan kenaikan kas bersih, saldo kas Perusahaan mengalami kenaikan 46% dibandingkan tahun 2010.
The Company’s total assets declined 5% compared to 2010, but this was due to the decrease in receivables resulting from an improved invoicing time and mechanism to our customers. The proceeds from these invoices were accordingly utilized to repay our short-term bank loans in full. In keeping with this, the Company’s current liabilities significantly decreased by 23%. Meanwhile, thanks to the positive cash flow from operating activities and the increase in net cash, the Company’s cash and cash equivalents rose 46% from its 2010 figure.
Selain pencapaian dari segi operasional dan finansial, pada tahun 2011 GMF AeroAsia berhasil menyepakati dan memperpanjang Perjanjian Kerja Bersama (PKB) untuk periode 2011-2013 dengan karyawannya, sehingga kemitraan dengan serikat kerja dapat terus terpelihara. PKB ini telah didaftarkan ke Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja pada 7 November 2011.
Aside from operational and financial achievements, in 2011 GMF AeroAsia agreed on the extension of the Collective Labor Agreement (CLA) for the period of 2011-2013 with its employees, therefore maintaining its fruitful partnership with the labor unions for the years to come. This CLA was subsequently registered to the Directorate General of Industrial Relations and Manpower Social Guarantee on November 7, 2011.
Di tahun 2011, GMF AeroAsia mengimplementasikan nilainilai Perusahaan yang terangkum dalam GMF Values dalam rangka mendukung pencapaian visi untuk menjadi pemain dominan di pasar global. GMF Values ini mencakup lima hal, yaitu Concern for People, Integrity, Professional, Teamwork, dan Customer Focused.
In 2011, GMF AeroAsia commenced the implementation of corporate values as encapsulated in its GMF Values, which support the Company in an effort to realize its vission, to become a dominant player in the global market. The GMF Values consists of five elements, namely Concern for People, Integrity, Professional, Teamwork, and Customer Focused.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
27
GMF AeroAsia Challenge to Growth
28
Perusahaan juga senantiasa mengembangkan kapabilitas dan meningkatkan kualitas tenaga kerjanya melalui berbagai pelatihan dan sertifikasi. Sebanyak 6.960 orang mengikuti pelatihan peningkatan kapabilitas dan keselamatan kerja, dengan total waktu pelatihan sebanyak 83.800 man-days. Perusahaan juga mengembangkan kompetensi pegawai terpilihnya dengan menyediakan program S2 Business and Science, modul Certified Business Management, dan Strategic Leader Development untuk 26 orang calon pemimpin setingkat General Manager ke atas. Pelatihan setingkat Diploma 2 juga dilaksanakan bagi 322 calon teknisi perawatan pesawat. Segala upaya di bidang SDM ini membuat indeks Human Capital Readiness Perusahaan di tahun 2011 mencapai nilai 95%.
The Company further developed its capability and improved its labor quality by means of numerous trainings and certifications. As many as 6.960 employees participated in the trainings to expand their capabilities and work safety, with a total training time of 83,800 man-days. The Company also developed the competencies of its selected employees by allowing them to enroll to a Master’s program in Business and Science, the Certified Business Management module, and the Strategic Leader Development program for 26 potential leaders from the level of Managers and above. Diploma 2 equivalent trainings were also conducted, involving 322 candidates for aircraft maintenance technicians. All our efforts in the human resources department successfully drove our Human Capital Readiness index in 2011 up to 95%.
Prestasi ini sejalan dengan berbagai perbaikan terkait information capital, melalui penggunaan software ERP dan pendukung lainnya, baik yang dikembangkan sendiri maupun dibeli dari pihak luar. Proses-proses teknologi informasi di Perusahaan juga didukung oleh jaringan dan internet yang memadai untuk menangani kebutuhan transaksi data, sebagaimana diukur oleh indikator Data Quality dan Data Integrity. Kami secara khusus terus mengupayakan peningkatan kinerja IT kami, mengingat operasional penerbangan membutuhkan data real time yang valid, sementara saat ini kondisi di Perusahaan masih kerap mengalami keterlambatan update data akibat keterbatasan infrastruktur, operator, dan software.
Our achievement in HR was followed by various improvements related to our information capital, through better use of ERP and other supporting software, developed internally as well as sourced from vendors. Information technology (IT) processes in the Company are constantly supported by adequate network and backbone for internet engineered in a way that best handles our needs for data transactions, as measured by the Data Quality and Data Integrity indicators. We have relentlessly pursued the improvements to our IT performance, considering the pressing need in the aviation industry for valid and real time data. At present, the Company still experiences data updating delays due to limitations in infrastructure, operators and software.
Perusahaan juga terus melanjutkan penyempurnaan implementasi prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) di seluruh ruang lingkup kegiatannya. Proses penyempurnaan dimatangkan melalui berbagai rapat Direksi dan Dewan Komisaris, Rapat Umum Pemegang Saham, laporan untuk Dewan Komisaris, pemegang saham dan masyarakat luas, serta pemberdayaan unit Corporate Secretary dan Internal Audit.
The Company has been consistently determined to improve its implementation of Good Corporate Governance (GCG) in the entire range of its business activities. The processes that aim for a more stringent implementation of GCG principles have been made manifest through various Board of Directors’ and Board of Commissioners’ meetings, the General Meeting of Shareholders, reports to the Board of Commissioners, the shareholders and the greater public, as well as the empowerment of the Corporate Secretary and Internal Audit units.
Kerja keras kami untuk menyempurnakan implementasi GCG di Perusahaan dibuktikan oleh penilaian GCG secara eksternal oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), yang menghasilkan skor GCG sebesar 87,41 atau dalam kategori “Baik”. Pada ajang Annual Report Award 2011, Perusahaan juga meraih peringkat ketiga untuk kategori Private Non-Keuangan Non-Listed. Sementara itu, kami terus melakukan simplifikasi budaya perusahaan, agar budaya perusahaan yang baru dapat segera diadopsi dengan sepenuh hati oleh setiap pegawai di Perusahaan.
Our hard work to strengthen our GCG implementation fruitfully resulted in the GCG score of 87.41 obtained through the external GCG assessment conducted by the Development and Financial Supervisory Board or in the “Good” category. At the 2011 Annual Report Award, the Company further snatched the third position for the Best Annual Report for the Private Non-Financial Non-Listed category. Meanwhile, we continue to streamline our corporate culture so that the new corporate culture can be fully adopted by all our employees in an expedited manner.
GMF AeroAsia juga tak lupa untuk selalu memperhatikan lingkungan sekitarnya, dan memberikan kontribusi yang
GMF AeroAsia also pays constant attention to improving the quality of its surrounding environment, and positively
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
bermanfaat bagi masyarakat, melalui berbagai kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR). GMF AeroAsia mengalokasikan sebagian dari keuntungannya untuk beragam kegiatan amal, sponsor, donasi, serta bekerjasama dengan GMF Employee Club untuk melaksanakan program donor darah, bantuan bencana alam, dan kegiatan sosial lainnya.
contributes to the local communities, by delivering its multifarious Corporate Social Responsibility (CSR) programs. GMF AeroAsia allots a certain part of its income to finance numerous charity events, sponsorships, donations, and works in collaboration with GMF Employee Club to conduct blood drives, collect and extend donations and relief to natural disaster victims, as well as organizing other social activities.
Kami menyelenggarakan kunjungan publik untuk memberikan pengenalan terhadap teknologi penerbangan kepada khalayak ramai, untuk mendidik mereka mengenai pentingnya teknologi, keselamatan, perawatan serta kehandalan pesawat terbang. Selain itu, salah satu program CSR yang telah menjadi tradisi di GMF AeroAsia adalah Indonesian Halon Bank, dimana Perusahaan merupakan pelopor sekaligus pusat penyimpanan zat yang merusak
We openly provide an opportunity to the public to visit the Company, to introduce them to aviation technologies, educate them on the importance of such technologies as well as the safety and the reliability of aircraft. In addition, the Company has long been renowned for its pioneering effort in the establishment of the Indonesian Halon Bank, for which it is widely recognized not only as its pioneer, but also as the party responsible for the storage and utilization control of
ozon ini, dan bertanggung jawab atas pengendalian penggunaannya. Kegiatan ini akan terus kami lakukan untuk semakin meminimalkan efek negatif halon terhadap lapisan ozon di atmosfer.
Halon, an ozone-depleting substance. We shall continue this endeavor as a means to further minimize the gas’ negative impacts on the ozone layer in our atmosphere.
Perusahaan juga mengembangkan program CSR internal dengan memberikan pelatihan internal maupun eksternal
The Company expands its internal CSR programs by providing both internal and external trainings to all employees, compounded with scholarships for vocational
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
29
GMF AeroAsia Challenge to Growth
30
bagi para pegawai dan beasiswa bagi siswa kejuruan yang akan dipersiapkan menjadi calon pegawai. Pelatihan dan beasiswa ini salah satu wujud peran serta Perusahaan untuk turut menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten dan profesional di dalam industri MRO. Di samping itu, Perusahaan juga memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja bagi seluruh para pegawai dan keluarganya, guna meningkatkan kesejahteraan dan rasa aman bagi mereka.
school students that are being primed as candidates for employment. These trainings and scholarships indicate the Company’s active participation in creating highly competent and professional human resources in the MRO industry. In addition ,the Company guarantees the healthcare and occupational safety of its employees as well as their families. This way everyone involved will feel a greater sense of safety and overall wellbeing.
Memasuki tahun 2012, Direksi telah mempersiapkan pendanaan yang memadai untuk meningkatkan kemampuan GMF AeroAsia untuk melakukan alih teknologi, perluasan armada, dan peningkatan kapasitas operasionalnya. Kami berupaya terus memperbaiki infrastruktur dan sistem IT agar lebih siap menangani perawatan pesawat Garuda Indonesia sehingga data quality dan data integrity kami semakin tinggi. Selain itu, kami menjalin kerjasama dengan OEM dan Garuda, serta mengupayakan pengembangan bisnis IGTE yang kami prediksi akan tumbuh pesat di masa mendatang. Kami juga menjalin kerjasama dengan para pemasok untuk menyederhanakan jalur supply chain GMF AeroAsia sehingga beban investasi suku cadang dapat diminimalisasi, serta pengembangan dan eksekusi pekerjaan menjadi lebih cepat.
Going forward to welcome the year 2012, the Board of Directors has prepared sufficient funding with the purpose of increasing GMF AeroAsia’s capability for the transfer of technology, expansion of fleet, and improvement of its operational capacity. We are endlessly striving to establish better IT system and infrastructure so as to be able to handle the aircraft maintenance requests from Garuda Indonesia, therefore increasing our data quality and data integrity. In addition, we are partnering with OEMs and also with Garuda in an effort to expand our IGTE-related business, which we believe will grow at a remarkalbe pace in the years to come. We also nurture the partnerships with our existing suppliers to greatly streamline the Company’s supply chains so that expenses on spare parts inventory can be minimized while the development and execution of work processes can be substantially expedited.
Untuk tahun-tahun selanjutnya, Direksi pun telah mencanangkan sejumlah rencana strategis untuk dilaksanakan dalam jangka waktu yang lebih panjang hingga 2015. Beberapa di antaranya adalah pengembangan kapabilitas, khususnya untuk perawatan Engine/APU Maintenance, Component, dan Landing Gear untuk pesawat B737NG yang merupakan pesawat paling populer di Indonesia. Sebuah hanggar baru untuk pesawat narrow-body di Bandar Udara Soekarno Hatta, Cengkareng, juga akan didirikan untuk mengembangkan kapasitas Perusahaan dalam bisnis Base Maintenance. Kami juga sedang mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan pihak lain guna membangun hanggar di station domestik dalam mendukung penerapan progressive maintenance oleh para pelanggan kami.
For the coming years, the Board of Directors has formulated a number of strategic plans to be rolled out along a longer timeframe that spans up to 2015. A sampling of these plans are capability expansion, especially for engine/ APU Maintenance, Component, and Landing Gear for B737NG aircraft, which is doubtlessly the most popular aircraft model in Indonesia. A new hangar for narrow-body aircraft at Soekarno Hatta Airport in Cengkareng will also be constructed in an aim to expand our capacity in Base Maintenance business. We are also considering to forge new partnerships with other parties to build a hangar at a domestic station to support the implementation of progressive maintenance by our customers.
Untuk mendukung rangkaian rencana tersebut, kami menyadari pentingnya mempersiapkan dan membina sumber daya manusia yang memadai, sejalan dengan perkembangan Perusahaan. Struktur organisasi Perusahaan juga akan terus disempurnakan melalui spin-off beberapa unit bisnis yang telah menunjukkan prospek usaha yang cukup baik, agar dapat lebih berkontribusi positif terhadap Perusahaan.
To ensure the success of these series of plans, we realize that few things are more instrumental than preparing and developing a skillful labor force in line with the Company’s business growth. The Company’s organizational structure will be continuously perfected, among others through spinoffs of several new business units that have demonstrated significantly strong business prospects, so as to be able to contribute more to the Company’s bottom line.
Akhir kata, Direksi ingin mengucapkan terima kasih kepada Pemegang Saham dan Dewan Komisaris yang telah memberikan arahan dan pengawasan terhadap jalannya
In closing, the Board of Directors would like to extend its gratitude to the Shareholders and the Board of Commissioners for their steady guidance and supervision of
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Perusahaan, serta menyampaikan apresiasi setinggitingginya kepada seluruh pegawai atas kontribusi mereka terhadap kemajuan Perusahaan dalam menjaga keselamatan penerbangan dan peningkatan kualitas hidup umat manusia. Semoga kinerja GMF AeroAsia di tahun-tahun mendatang dapat terus memberikan kebanggaan bagi kita semua.
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
the Company’s business operations, and highly commends each of our employees’ persistent hard work and contribution to the progress of the Company in ensuring the safety of flights and working towards a better quality of life among mankind. May in the coming years GMF AeroAsia continues to show excellent and dignified performance to be witnessed by us all.
Richard Budihadianto
Direktur Utama President & CEO
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
31
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Richard Budihadianto President & CEO
M. Suprijadi EVP Base Operation
Gatot Satriawan EVP Finance
32
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Hanrozan Haznam EVP Human Capital & Corporate Affairs
Agus Sudaryo Deputy President
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Agus Sulistyono EVP Corporate Development & Marketing
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
33
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Profil Perusahaan Company Profile
Kualitas Pelayanan Kelas Dunia
World-Class Service Quality
34
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
GMF AeroAsia meningkatkan kualitasnya dalam bidang perawatan pesawat dengan memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh pelanggannya. GMF AeroAsia enhanced its quality in aircraft maintenance by providing the best services to all its customers.
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
35
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Visi dan Misi Perusahaan Vision and Mission
36
Visi Vision
Menjadi MRO kelas dunia pilihan customer.
World-class MRO of customer choice.
Saat ini GMF AeroAsia telah memasuki Tahap Kedua dari program Global Challenge setelah melewati Tahap Pertama dan mempersiapkan landasan yang kokoh untuk tahap berikutnya.
Currently, GMF AeroAsia has entered the Second Phase of the Global Challenge Program after passing the First Phase and preparing a solid foundation for the next phase.
Misi Mission
Menyediakan solusi Maintenance Repair & Overhaul (MRO) yang terintegrasi dan handal untuk keamanan udara dan menjamin kualitas hidup manusia.
To provide integrated and reliable Maintenance Repair and Overhaul (MRO) solutions for a safer sky and secure the quality of life of mankind.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Maksud dan Tujuan Perusahaan Corporate Objectives
GMF AeroAsia didirikan untuk melaksanakan bidang jasa Perawatan, Reparasi, dan Overhaul pesawat terbang maupun pendukung lain milik pelanggannya dengan standar kualitas tinggi secara tepat waktu dan biaya kompetitif; juga menyelenggarakan bidang usaha lain yang terkait dan sebagai aktualisasi profesionalisme sumber daya manusia di dalam bisnis perawatan pesawat; serta memupuk keuntungan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.
GMF AeroAsia was established to punctually perform Maintenance, Repair and Overhaul services and other supporting services for customers with the highest quality standards, in a timely fashion and at competitive rates; perform other related businesses; actualize professionalism in human resource in the aircraft maintenance business; and generate profits by stringent application of the principles governing limited liability companies.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
37
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Sejarah Singkat Perusahaan Brief Corporate History
Sejarah Pendirian dan Bidang Usaha Establishment and Scope of Business
Direktorat Teknik Garuda Indonesia Tahun 1949
38
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Divisi Maintenance & Engineering (M&E) Tahun 1984
Strategic Business Unit (SBU GMF) Tahun 1998
Spin-off menjadi GMF AeroAsia Tahun 2002
GMF AeroAsia berawal dari Direktorat Teknik Garuda Indonesia yang telah didirikan sejak tahun 1949. Pada tahun 1984, GMF AeroAsia bertransformasi menjadi Divisi Maintenance & Engineering (M&E) yang kemudian dikembangkan menjadi unit bisnis mandiri agar mampu menjadi profit center untuk menghasilkan pendapatan dan mengurangi beban biaya operasional Perusahaan. Lalu sekitar tahun 1998, Divisi M & E berubah menjadi Strategic Business Unit Garuda Maintenance Facility (SBU-GMF) yang menangani seluruh aktivitas perawatan armada Garuda Indonesia. Hal ini bertujuan agar Garuda Indonesia sebagai perusahaan airlines pada saat itu dapat memfokuskan diri pada bisnis intinya sebagai operator penerbangan.
GMF AeroAsia was originally established as the Directorate of Engineering of Garuda Indonesia in 1949, becoming the Maintenance & Engineering (M&E) Division of Garuda Indonesia in 1984, and was subsequently developed into an independent business unit and profit center. In 1998, the Strategic Business Unit of the Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia SBU) was formed and tasked to handle the complete range of maintenance requirements for the entire Garuda Indonesia fleet. This move ultimately allowed Garuda Indonesia to focus on its core business as a flight operator.
Pada tahun 2002, manajemen Garuda Indonesia melakukan ‘spin-off’ dan SBU-GMF resmi menjadi anak perusahaan mandiri dengan nama PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia dengan Akte Pendirian No. 93 tanggal 26 April 2002 oleh Notaris Arry Soepratno, S.H. dan diberitakan dalam Tambahan Berita Negara RI No. 78 tanggal 27 September 2002.
In 2002, the management of Garuda Indonesia spin-off SBUGMF AeroAsia officially became the independent subsidiary PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia, by Deed No. 93 dated April 26, 2002 by Notary Arry Soepratno, S.H. and reported in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 78 dated September 27, 2002.
Bisnis utama GMF AeroAsia adalah penyediaan jasa perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang mencakup rangka pesawat, mesin, komponen dan jasa pendukung lainnya secara terintegrasi atau dikenal dengan bisnis Maintenance, Repair And Overhaul (MRO).
GMF AeroAsia’s main business is to offer integrated services for maintenance and repairs of aircraft, encompassing fuselage, engines, components and other supporting services, otherwise known as Maintenance Repair and Overhaul (MRO).
Sebagai unit bisnis, GMF AeroAsia terus mengembangkan diri dengan meningkatkan fasilitas perawatan pesawat, infrastruktur, dan kompetensi personil yang mampu mendukung on time performance dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan pesawat terbang dengan ground time minimum dan tingkat efisiensi yang tinggi sehingga dapat bersaing dalam memperoleh kepercayaan maskapai penerbangan lainnya.
As a business unit, GMF AeroAsia has continuously developed its aircraft maintenance facilities, infrastructure and personnel competence in support of on-time maintenance and repairs performance, with minimum ground time and maximum efficiency creating competitive advantages and gaining trust of other airlines.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Kemampuan GMF AeroAsia semakin diakui dengan keberhasilannya meraih sertifikasi DKU-PPU (Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara), FAA (Federal Aviation and Administration) dan EASA (European Aviation Safety Agency). Sejak tahun 1974, GMF AeroAsia sudah mampu merawat pesawat F-28 dan DC-9. Pada akhir tahun 1990, GMF AeroAsia sudah dapat melaksanakan overhaul pesawat A300, DC10, dan B747. Lalu pada akhir tahun 1993, GMF AeroAsia juga mampu merawat D-check untuk pesawat B737.
GMF AeroAsia’s expertise was more widely recognized with its success in obtaining the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operations (DAAO), FAA (Federal Aviation and Administration) as well as EASA (European Aviation Safety Agency) certifications. Since 1974, GMF AeroAsia has possessed the capability to handle the F-28 and DC-9 aircraft, and by the end of 1990 had completed overhauls on the A300, DC10 and B747 aircraft. As of the end of 1993, GMF AeroAsia has also been able to perform the B737 D-check.
GMF AeroAsia mampu melaksanakan perawatan dan perbaikan pesawat terbang mulai dari perawatan Line Maintenance sampai overhaul, perawatan dan perbaikan mesin serta komponen, proses modifikasi dan cabin refurbishment. Kemampuan tersebut telah mendapat pengakuan yang ditandai dengan keberhasilan GMF AeroAsia dalam meraih sertifikat nasional maupun internasional yang mengukuhkan kemampuan perawatan pesawat terbang GMF AeroAsia sesuai standar internasional.
GMF AeroAsia is accordingly able to carry out maintenance and repair of aircraft ranging from line maintenance to overhaul, maintenance and repair of engines and components, modifications and cabin refurbishment. These capabilities have been fully recognized with the success of obtaining national and international certifications, assuring that GMF AeroAsia’s aircraft maintenance performance conforms to international standards.
Tahun 2003, GMF AeroAsia melakukan ekspansi ke dalam bisnis modifikasi pesawat terbang. Bisnis ini mengangkat posisi GMF AeroAsia menjadi salah satu perusahaan perawatan pesawat yang mampu melaksanakan modifikasi besar pesawat dengan teknologi tinggi.
In 2003, GMF AeroAsia expanded itself into the aircraft modification business, thus lifting its position as an aircraft maintenance specialist equipped to carry out major modifications to technologically advanced aircraft.
Saat ini, GMF AeroAsia telah memasuki bidang jasa perawatan Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) serta perawatan Industrial Generator Overhaul, yang diharapkan menjadi sumber pendapatan baru disamping mengoptimalkan sumber daya dan kompetensi yang sudah dimiliki. Pada akhirnya, GMF AeroAsia dapat menjadi perusahaan yang memberikan jasa total solution untuk perawatan, baik dibidang aviasi maupun non-aviasi.
Recently, GMF AeroAsia entered the Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) and Industrial Generator Overhaul maintenance sector, and this is expected to provide new revenue sources while simultaneously optimizing existing resources and competencies. To that end, GMF AeroAsia serves as a total solution provider for maintenance in aviation and nonaviation services alike.
Fasilitas produksi GMF AeroAsia berada di kawasan Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Menempati lahan seluas 92,54 ha di dalam kawasan berikat dan non-kawasan berikat, fasilitas GMF AeroAsia yang merupakan salah satu terbesar di Asia ini terdiri dari area publik dan servis sosial, perkantoran, perbengkelan (workshop), hanggar pesawat, pergudangan, power house, industrial waste water treatment, dan Ground Support Equipment (GSE). Kelengkapan infrastruktur fasilitas GMF AeroAsia merupakan nilai tambah yang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk menjamin pelayanan serta kepuasan para pelanggan.
GMF AeroAsia production facilities are located in the Soekarno-Hatta Airport, Cengkareng and consist of public areas and social services, offices, workshops, hangars, warehouses, power house, industrial waste water treatment and ground support equipment, occupying a total land area of 92.54 ha in bonded as well as non-bonded zones. These facilities represent one of the largest found in Asia. Complete infrastructure including hangars, component workshops, materials storage, waste water treatment and other facilities provide high levels of service quality and satisfaction.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
39
GMF AeroAsia Challenge to Growth
40
Unit-unit Produksi
Production Units
Saat ini aktivitas GMF AeroAsia didukung oleh tujuh unit produksi, yaitu Line Maintenance, Base Maintenance, Engine & APU Maintenance, Component Maintenance, Engineering Services, Asset Management & Material Services, dan Learning Services.
GMF AeroAsia’s activities are supported by seven production units, namely Line Maintenance, Base Maintenance, Engine & APU Maintenance, Component Maintenance, Engineering Services, Asset Management & Material Services, and Learning Services.
Unit Line Maintenance Berpusat di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta, unit Line Maintenance memiliki beberapa kantor perwakilan di dalam dan luar negeri yang melaksanakan perawatan pesawat seperti Pre-Flight Check, Transit Check, Daily Check, A Check (perawatan sampai dengan 600 jam terbang), serta berbagai jenis perawatan lainnya. Selain dapat melakukan perawatan ringan pada pesawat seri B737, B747, A310, A320, A330, DC10, MD80, dan F28, unit Line Maintenance juga mampu menangani layanan overnight transit dan emergency AOG (Aircraft on Ground). Fasilitas MCC (Maintenance Control Center) pada unit Line Maintenance juga bertujuan untuk mengurangi perawatan yang tidak terjadwal dan keterlambatan teknis.
Line Maintenance Unit Based in the Soekarno-Hatta Airport, Jakarta, the Line Maintenance Unit has several branch representative offices both inside and outside of Indonesia. This unit is responsible for performing overall aircraft maintenance, such as Pre-Flight Check, Transit Check, Daily Check, A Check (maintenance up to 600 flight hours) and other maintenance services. The unit is also able to perform light maintenance on B737, B747, A310, A320, A330, DC10, MD80, and F28 airplane types. Line Maintenance unit is also able to provide overnight transit and emergency AOG (Aircraft on Ground) services. Maintenance Control Center (MCC) facility is intended to reduce unscheduled maintenance and technical delays.
Unit Base Maintenance Dengan fasilitas dua hanggar, cabin workshop dan metal sheet workshop, unit Base Maintenance mampu melakukan heavy check rutin, modifikasi besar, pengecatan eksterior pesawat hingga finishing dekoratif, modifikasi, cabin refurbishment and reconfiguration, in-flight entertainment, perbaikan struktur besar, serta perawatan dan overhaul pesawat. Jenis pesawat yang telah mendapatkan sertifikasi dari DKU-PPU, FAA, EASA, dan otoritas penerbangan negara lain adalah pesawat seri A319/A320, A330, A340, B737-300/400/500/700/800, B747100/200/300/400, seri MD80 dan DC10, serta F28.
Base Maintenance Unit Equipped with facilities comprising two hangars, a cabin workshop and a sheet metal workshop, the Base Maintenance Unit is capable can of handling major structural repairs, major modifications, exterior aircraft painting, cabin refurbishment and maintenance and aircraft overhauls. Maintenance work is certified by Indonesia’s DAAO, FAA and EASA, as well as aviation authorities from other countries for the A319/A320 series, A330 series, A340 series, B737300/400/500/800 series, B747-100/200/300/400 series, MD80 series, DC10 and F28 series.
Unit Component Maintenance Unit Component Maintenance memiliki beberapa workshop seperti Avionics Workshop, Electro Mechanical and Oxygen Workshop, Ground Support Equipment Workshop, serta Calibration and Non Destructive Test (NDT) Workshop. Selain dilengkapi dengan peralatan tes berteknologi tinggi seperti ATEC (Automatic Test Equipment Complex), IRIS, dan INS (Inertial Navigation System), workshop tersebut merupakan fasilitas penting dalam perawatan komponen untuk pesawat seri B737, B747, A320, A330, A300, DC10, seri MD80, dan F28. Unit Component Maintenance juga memperoleh sertifikasi dari DKU-PPU, FAA, dan EASA, serta ISO 9000. Kapabilitas unit Component Maintenance termasuk repair and overhaul untuk instrumen pesawat, kontrol elektronik, radar, dan navigasi, flight data recorders, dan gyros.
Component Maintenance Unit The Component Maintenance Unit operates several workshops such as an Avionics Workshop, Electro Mechanical and Oxygen Workshop, Ground Support Equipment Workshop and Calibration and Non Destructive Test (NDT) Workshop. Equipped with advanced technologies such as ATEC (Automatic Test Equipment Complex), IRIS and INS (Inertial Navigation System), these workshops serve important functions in component maintenance for the B737, B747, A320, A330, A300, DC10, MD80 and F28 series. The Component Maintenance Unit has acquired certifications from aviation regulators in various countries, such as the DAAO, FAA, and EASA, as well as securing the ISO 9000. Component Maintenance unit’s capabilities include airplanes’ instrument repair and overhaul, electronic control, radar and navigation, flight data recorders, and gyros.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Unit Engine Maintenance Dengan fasilitas Engine Workshop dan Engine and APU Test Cell, unit Engine Maintenance mampu melakukan perawatan mesin pesawat dan Auxilliary Power Unit (APU) seperti jenis mesin Spey 555 yang terpasang di seri F28, mesin CFM56-3 yang terpasang di seri B737-300/400/500, APU dari jenis GTCP 85 yang terpasang di seri B737-300/400/500, APU dari jenis TSCP700 yang terpasang di seri A300 dan DC10 serta APU dari jenis GTCP36 yang terpasang di seri F28. Saat ini, unit Engine Maintenance juga telah meningkatkan kapabilitasnya dalam merawat overhaul mesin CFM56-5 dan CFM56-7.
Engine Maintenance Unit Equipped with Engine Workshop and Engine and APU Test Cell, this unit performs maintenance on aircraft engines and Auxiliary Power Units (APU) for various engine types, including the Spey 555 mounted on the F28 and the CFM563 installed on B737-300/400/500 as well as the APU with type GTCP 85 found on B737-300/400/500 series, the TSCP700 used on the A300 and DC10 series as well as the GTCP36 on F28s. Engine Maintenance unit has expanded its capabilities in performing CFM56-5 and CFM56-7 engine overhaul.
Unit Engineering Services Unit Engineering Services memberikan pelayanan program perawatan standar, modifikasi dan pengontrolannya, reliability control program, pelayanan data komunikasi dari pesawat ke darat, manajemen dan distribusi buku panduan perawatan pesawat, serta pelayanan jasa tenaga ahli. Tahun 2010 silam, GMF AeroAsia juga telah mendapatkan sertifikasi DOA (Design Organization Approval) dari DKU-PPU.
Engineering Services Unit The Engineering Services Unit provides numerous services including standard maintenance programs, modifications and controls, reliability control programs, ground support communication services, management and distribution of aircraft maintenance manuals and technical expertise. In 2010, GMF AeroAsia obtained the DOA (Design Organization Approval) certification from DAAO.
Unit Asset Management & Material Services Unit Asset Management & Material Services menawarkan pelayanan penyediaan suku cadang, pengelolaan komponen pesawat, pergudangan, logistik dan distribusi, penjualan dan pembelian material, AOG services, serta fasilitas kawasan berikat.
Asset Management & Material Services Unit The Asset Management & Material Services Unit offers spare parts, aircraft component management, warehousing, logistics and distribution, sale and purchase of materials, AOG services and bonded area facilities.
Unit Learning Services Untuk memperkuat posisi Perusahaan di industri MRO, GMF AeroAsia memiliki kurikulum training bekerjasama dengan industri aviasi kelas dunia dan beberapa pabrik pesawat Boeing, Airbus, General Electric, Rolls-Royce dan CFMI.
Learning Services Unit To strengthen Company position as an experienced MRO, GMF AeroAsia has created a solid training curriculum in cooperation with world class aviation instituitions and major manufacturers, such as Boeing, Airbus, General Electric, RollsRoyce dan CFMI.
Selain telah memenuhi persyaratan dari FAA dan EASA, GMF AeroAsia Learning Services juga telah mendapatkan approval dari DKU-PPU, yaitu AMTO (Aircraft Maintenance Training Organization) dengan sertifikasi CASR 147. Lulusan GMF AeroAsia Learning Services ini diharapkan dapat siap dipekerjakan di industri MRO dunia.
The training and courses are compliant with the FAA and EASA requirement. GMF AeroAsia Learning Services is approved by the Indonesia DAAO as an AMTO (Aircraft Maintenance Training Organization) with CASR 147 Certification. The graduates of GMF AeroAsia Learning Services are able to emerge in the industry at a global level.
Komposisi Kepemilikan
Ownership Composition
Komposisi kepemilikan saham GMF AeroAsia adalah 99% PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan 1% PT Aero Wisata.
99% of GMF AeroAsia’s is owned by PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk and the remaining 1% is owned by PT Aero Wisata.
NO. Perusahaan
Komposisi Kepemilikan Saham
1
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
99%
2
PT Aero Wisata
1%
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
41
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Informasi Perusahaan Company Information
42
Nama: PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia
Name: PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia
Bidang Usaha: Jasa Perawatan Pesawat
Business: Aircraft Maintenance Services
Komposisi Pemegang Saham: 1. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk = 99% 2. PT Aerowisata = 1%
Composition of Shareholders: 1. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk = 99% 2. PT Aerowisata = 1%
Dasar Hukum Pendirian: Akta Pendirian Nomor 93 tanggal 26 April 2002, yang telah disahkan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI dengan Surat Keputusan Nomor C-11685 HT.01.01.TH.2002 tanggal 28 Juni 2002 dan telah diumumkan dalam Berita Negara RI Nomor 78 Tanggal 27 September 2002, tambahan Nomor 11677/2002.
Legal Basis for Establishment: Deed of Establishment No. 93 dated April 26, 2002, as approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in the Decision Letter No. C-11685HT.01.01.TH.2002 dated June 28, 2002, and published in State Gazette of the Republic of Indonesia No. 78 dated September 27, 2002, Supplement No. 11677/2002.
Modal Dasar: Rp 366.800.000.000 (tiga ratus enam puluh enam miliar delapan ratus juta rupiah) terbagi atas Rp 1.467.200 (satu juta empat ratus enam puluh tujuh ribu dua ratus) saham masing masing bernilai Rp 250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
Authorized Capital: Rp 366,800,000,000 (three hundred and sixty six billion eight hundred million rupiahs), divided into Rp 1,467,200 (one million four hundred and sixty seven thousand two hundred) shares, each valued at Rp 250,000 (two hundred and fifty thousand rupiahs).
Modal Ditempatkan dan Telah Disetor Penuh: Modal yang ditempatkan dan disetor penuh ke kas Perusahaan sebanyak Rp 665.600 (enam ratus enam puluh lima ribu enam ratus) saham, dengan nilai nominal keseluruhannya sebesar Rp 166.400.000.000 (seratus enam puluh enam milyar empat ratus juta rupiah).
Issued and Fully Paid-Up Capital: The issued and fully paid-up capital in the Company’s cash is Rp 665,600 shares (six hundred and sixty five thousand six hundred) shares, with a total nominal value of Rp 166,400,000,000 (one hundred and sixty six billion four hundred million rupiahs).
Alamat Kantor Pusat: Soekarno Hatta International Airport Po. Box 1303, BUSH 19130 Fax : +62 21 550 3555 Telepon : +62 21 550 8717/ 8727/8737
Head Office Address: Soekarno Hatta International Airport Po. Box 1303, BUSH 19130 Fax : +62 21 550 3555 Phone : +62 21 550 8717/ 8727/8737
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Struktur Organisasi Organizational Structure
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham GMF AeroAsia No. 51 tanggal 3 Februari 2010 susunan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:
In accordance with the Deed of the Decision of the Shareholders of GMF AeroAsia No. 21 dated February 3, 2010, the composition of the Board of Commissioners and the Board of Directors was as follows:
Susunan Dewan Komisaris sebagai berikut: 1. Komisaris: Hadinoto Soedigno
Board of Commissioners: 1. Commissioner: Hadinoto Soedigno
Susunan Direksi sebagai berikut: 1. Direktur Utama : Richard Budihadianto 2. Wakil Direktur Utama : Agus Sudaryo 3. Direktur Keuangan : Gatot Satriawan 4. Direktur SDM & Umum : Hanrozan Haznam
Board of Directors: 1. President & CEO 2. Deputy President 3. EVP Finance 4. EVP Human Capital & Corporate Affairs
: Richard Budihadianto : Agus Sudaryo : Gatot Satriawan : Hanrozan Haznam
Pada Keputusan Pemegang Saham di Luar Rapat Umum Pemegang Saham tertanggal 21 Desember 2011 yang dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham GMF AeroAsia Nomor 89 tertanggal 18 Januari 2012, susunan Dewan Komisaris mengalami perubahan menjadi sebagai berikut:
Based on the decision of the Shareholders without the General Meeting of Shareholders made on December 21, 2011, as stipulated in the Deed of the Decision of the Shareholders of GMF AeroAsia No. 89 dated January 18, 2012, the composition of the Board of Commissioners was amended to:
Susunan Komisaris:
Board of Commissioners:
- Komisaris Utama : Hadinoto Soedigno - Komisaris : Heriyanto Agung Putra
- President Commissioner - Commissioner
Dalam menjalankan operasional, GMF AeroAsia membentuk Board Of Management yang terdiri dari keempat Direktur di atas, ditambah EVP Base Operation (M. Suprijadi) dan EVP Corporate Development and Marketing (Agus Sulistyono). Dalam tugasnya Board of Management dibantu oleh Executive Committee yang terdiri dari 16 orang, yaitu:
In carrying out its operations, GMF AeroAsia established a Board of Management, which consists of the four Directors as mentioned above, the EVP Base Operation (M. Suprijadi) and EVP Corporate Development and Marketing (Agus Sulistyono). In the execution of its duties, the Board of Management is assisted by the Executive Committee, which consists of 16 individuals, namely: 1. VP Accounting 2. VP Base Maintenance 3. VP Component Maintenance 4. VP Corporate Development & ICT 5. VP Engineering Services 6. VP Human Capital Management 7. VP Internal Audit & Control 8. VP Line Maintenance 9. VP Asset Management & Material Services 10. VP Sales & Marketing 11. VP Quality Assurance & Safety 12. VP Engine Maintenance 13. VP Corporate Secretary 14. VP Learning Centre & Knowledge Management 15. VP Treasury Management 16. VP Aircraft Maintenance Planning & Control
1. VP Accounting 2. VP Base Maintenance 3. VP Component Maintenance 4. VP Corporate Development & ICT 5. VP Engineering Services 6. VP Human Capital Management 7. VP Internal Audit & Control 8. VP Line Maintenance 9. VP Asset Management & Material Services 10. VP Sales & Marketing 11. VP Quality Assurance & Safety 12. VP Engine Maintenance 13. VP Corporate Secretary 14. VP Learning Centre & Knowledge Management 15. VP Treasury Management 16. VP Aircraft Maintenance Planning & Control
: Hadinoto Soedigno : Heriyanto Agung Putra
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
43
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Struktur Organisasi Organization Structure
Direktur Utama Richard Budihadianto
Wakil Direktur Utama Agus Sudaryo
EVP Corporate Development & Marketing Agus Sulistyono
EVP Finance Gatot Satriawan
VP Sales & Marketing Jemsly Hutabarat
VP Accounting Arief Adriyanto
VP Aircraft Maintenance Planning & Control Bambang Sugiharto
VP Corporate Development & ICT Rahmat Hanafi
VP Treasury Management Mohamad Arif Faisal
VP Line Maintenance Irawan Gondo Budianto
ICT : Information and Communication Technology
VP Asset Management & Material Services Rudi Juniarto
VP Engineering Services Irfansyah
44
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
VP Quality Assurance & Safety Ganis Kristanto VP Internal Audit & Control Irvandy
VP Corporate Secretary Dwi Prasmono Adji
EVP Base Operation M. Suprijadi
EVP Human Capital & Corporate Affairs Hanrozan Haznam
VP Base Maintenance Iwan Joeniarto
VP Human Capital Management Udin Sumantri
VP Component Maintenance Agus Masrukhin
VP Learning Centre & Knowledge Management Hermawan Syahrul
VP Engine Maintenance Juliandra Nurtjahjo
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
45
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile
Nama dan Jabatan Name and Position
Biografi Biography
Hadinoto Soedigno diangkat sebagai Komisaris GMF AeroAsia pada bulan Mei 2008. Beliau sempat menempati berbagai posisi kunci di Perusahaan, seperti Materials & Purchasing Management, Engineering Support, dan Engineering System Development and Workshop, dan akhirnya sebagai CEO pada awal berdirinya GMF AeroAsia. Dilahirkan pada tanggal 5 Januari 1952, beliau memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung dan Magister Manajemen dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Mengawali karirnya di Garuda Indonesia pada tahun 1977 sebagai Ahli Teknik Workshop, kemudian beliau melaksanakan berbagai penugasan penting hingga diangkat sebagai VP Workshop Division. Tahun 2011, beliau juga menjabat sebagai Direktur Teknik Garuda Indonesia.
Hadinoto Soedigno Komisaris Utama President Commissioner
46
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Hadinoto Soedigno was appointed as Commissioner of GMF AeroAsia in May 2008. He has served various key positions in the Company, dealing with different fields such as Materials & Purchasing Management, Engineering Support, and Engineering System Development and Workshop, prior to being appointed as the CEO of GMF AeroAsia during the Company’s inception. Born on January 5, 1952, he graduated with a bachelor’s degree in Mechanical Engineering from Bandung Institute of Technology and subsequently attained the Master of Management degree from the Faculty of Economics, University of Indonesia. He initiated his career at Garuda Indonesia in 1977 as Workshop Technician, and assumed several important assignments prior to his appointment as VP of Workshop Division. In 2011, he served as EVP of Engineering and Maintenance Services at Garuda Indonesia.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile
Nama dan Jabatan Name and Position
Biografi Biography
Heriyanto Agung Putra diangkat sebagai Komisaris GMF AeroAsia pada tahun 2011. Dilahirkan pada 23 November 1965, beliau memperoleh gelar Magister Manajemen dari IPWI dan Master of Business Administration dari Universitas Indonesia. Beliau bergabung di Garuda Indonesia pada tahun 1993 sebagai Staf Asset Management, dan kemudian menduduki berbagai posisi manajerial, yaitu sebagai Manajer bidang Procurement dan Senior Manager bidang General Secretary, General Procurement, Cost Controlling, Corporate Services, dan Strategic Sourcing. Beliau juga sempat menjabat sebagai VP Business Support dan VP Human Capital Management, sebelum akhirnya diangkat sebagai Direktur SDM & Umum di Garuda Indonesia.
Heriyanto Agung Putra Komisaris Commissioner
Heriyanto Agung Putra was appointed as Commissioner of GMF AeroAsia in 2011. Born on November 23rd 1965, he obtained his Master of Management degree from IPWI and Master of Business Administration from the University of Indonesia. He joined Garuda Indonesia in 1993 as Asset Management Staff and subsequently occupied various managerial positions, such as Manager of Procurement and Senior Manager of General Secretary, General Procurement, Cost Controlling, Corporate Services and Strategic Sourcing. Then he was appointed as VP of Business Support and VP of Human Capital Management, and eventually as the EVP of Human Capital & Corporate Support at Garuda Indonesia.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
47
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Profil Direksi Board of Directors’ Profile
Nama dan Jabatan Name and Position
Biografi Biography Richard Budihadianto diangkat sebagai Direktur Utama GMF AeroAsia pada bulan Oktober 2007. Dilahirkan di Makassar pada tanggal 17 Januari 1956, beliau meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung dan Magister Manajemen dari Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Beliau mengawali kariernya di tahun 1982 di PT Tirta Menggala sebagai Engineering Staff. Beliau kemudian bergabung di Garuda Indonesia pada tahun 1986 sebagai Technical Engineer dan menempuh berbagai posisi di Direktorat Teknik termasuk Material Management, Engineering Support, dan Aircraft Maintenance, hingga menempati posisi Executive Vice President.
Richard Budihadianto Direktur Utama President & CEO
Richard Budihadianto was appointed as President Director & CEO of GMF AeroAsia in October 2007. Born in Makassar on January 17, 1956, he obtained his bachelor’s degree in Mechanical Engineering from the Bandung Institute of Technology and his master’s degree in Management from the Faculty of Economics, University of Indonesia. He began his career as Engineering Staff with PT Tirta Menggala in 1982. He then joined Garuda Indonesia in 1986, firstly as Technical Engineer, and subsequently served various positions within the Technical Directorate, including in the fields of Material Management, Engineering Support, and Aircraft Maintenance, and afterwards was appointed as Executive Vice President.
Agus Sudaryo diangkat sebagai Wakil Direktur Utama GMF AeroAsia pada bulan Oktober 2007. Beliau dilahirkan pada tanggal 21 Agustus 1953, dan menyelesaikan pendidikan CBM Module Institut Manajemen Prasetiya Mulya (IMPM). Beliau bergabung dengan Garuda Indonesia pada tahun 1974. Karirnya selama lebih dari 30 tahun membentang di bidang-bidang pelayanan teknis, pelaksanaan pengawasan perawatan, dan pemeliharaan pesawat terbang. Selain bertanggung jawab sebagai Wakil Direktur Utama, beliau juga menjabat Direktur Operasi. Sebelumnya, beliau menduduki jabatan penting sebagai VP Aircraft Line Maintenance di Garuda Indonesia.
Agus Sudaryo Wakil Direktur Utama Deputy President
48
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Agus Sudaryo was appointed as Deputy President Director & CEO of GMF AeroAsia in October 2007. Born on August 21, 1953, he completed his CBM Module studies at the Prasetiya Mulia Institute of Management. He joined Garuda Indonesia in 1974. Throughout his career, which spans for more than 30 years, he has worked at various departments, such as technical services, implementation of maintenance supervision, and aircraft maintenance. Aside from serving as Deputy President Director, he concurrently serves as Chief Operating Officer (COO). Prior to this, he assumed a strategic role as VP of Aircraft Line Maintenance at Garuda Indonesia.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Profil Direksi Director Profile
Nama dan Jabatan Name and Position
Biografi Biography Gatot Satriawan diangkat sebagai Direktur Keuangan di tahun 2009. Dilahirkan di Yogyakarta, tanggal 15 Januari 1964, beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada dan gelar Magister Manajemen di bidang Transportasi Udara dari Universitas Indonesia. Beliau bergabung dengan GMF AeroAsia di tahun 2009 sebagai EVP Finance. Beliau memulai kariernya di tahun 1992 sebagai Staf Dinas Akuntansi di Garuda Indonesia, kemudian sebagai Kepala Bidang Accounting Systems and Procedures, dan kemudian menjabat sebagai VP Financial Accounting dari tahun 2003 hingga 2006. Kemudian, beliau menjabat Chief Financial Officer di PT Lufthansa Systems Indonesia dari 2007 hingga 2009, dan Direktur PT Aero Systems Indonesia di tahun 2009.
Gatot Satriawan Direktur Keuangan EVP Finance
Gatot Satriawan was appointed as Finance Director in 2009. Born in Yogyakarta on January 15, 1964, he obtained his Bachelor in Economics – Accounting from Gadjah Mada University and then his Master of Management in Air Transportation from the University of Indonesia. He joined GMF AeroAsia in 2009 as EVP of Finance. Starting his career in 1992 as Accounting Staff at Garuda Indonesia, he was subsequently promoted to Accounting Systems and Procedures Department Head, and then as VP Financial Accounting from 2003 to 2006. Subsequently, he served as Chief Financial Officer at PT Lufthansa Systems Indonesia in 2007 to 2009, and in 2009 worked at PT Aero Systems Indonesia as Director.
Hanrozan Haznam diangkat sebagai Direktur SDM & Umum di tahun 2009. Dilahirkan pada tanggal 18 Januari 1959, beliau menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Akuntansi Universitas Indonesia dan mendapat gelar Master of Accounting dari Southern Illinois University, AS. Sebelum menjabat Direktur SDM & Umum, pada tahun 2007 beliau menjabat Direktur Keuangan sejak November 2006. Sebelum bergabung di GMF AeroAsia, beliau menjabat Direktur Pemasaran di PT Nusantara Parkerizing, dan sempat menempati berbagai posisi, termasuk di akuntan publik dan konsultan keuangan, seperti Drs. Hertanto & Co Registered Public Accountant, Pricewaterhouse Indonesia, PT Nings Pacific dan Gobel (Panasonic) Group.
Hanrozan Haznam Direktur SDM & Umum EVP Human Capital & Corporate Affairs
Hanrozan Haznam was appointed as EVP Human Capital & Corporate Affairs at GMF AeroAsia in 2009. Born on January 18, 1959, he obtained his bachelor’s degree in Accounting from the University of Indonesia and subsequently his Master of Accounting from the Southern Illinois University, USA. Prior to serving EVP Human Capital & Corporate Affairs starting in 2007, he had served as Finance Director since November 2006. Before joining GMF AeroAsia, he served as Marketing Director at PT Nusantara Parkerizing, and prior to that had occupied various positions at public accounting firms and financial consulting firms, such as Drs. Hertanto & Co Registered Public Accountant, Pricewaterhouse Indonesia, PT Nings Pacific and Gobel (Panasonic) Group.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
49
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Sumber Daya Manusia Human Resources
50
Bagi GMF AeroAsia, Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aspek terpenting yang memegang peranan dalam mencapai keunggulan bersaing. GMF AeroAsia senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM baik secara individu maupun tim untuk mencapai kinerja dan produktivitas yang diharapkan, sehingga pendapatan Perusahaan meningkat.
At GMF AeroAsia, Human Resources (HR) plays the most important role in achieving a competitive advantage. GMF AeroAsia continuously strives to improve human resource capacities and skills, both as individuals and as teams in achieving expected performance and productivity, all in order to increase GMF AeroAsia revenues.
Peningkatan pendapatan akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan pegawai. Pengukuran kesejahteraan pegawai dilakukan dengan penggunaan Key Performance Indicator (KPI) Revenue per Employee Compensation & Benefit, yang terdiri dari gaji pokok, insentif dan bonus, kesehatan, pajak penghasilan, berbagai tunjangan, dana pensiun, pendidikan, dan beberapa mata anggaran lain yang berhubungan.
The increasing revenue will have an impact on improving the welfare of employees. The measurement of employee welfare is conducted using the Key Performance Indicator (KPI) Revenue per Employee Compensation and Benefit, comprising basic salary, incentives and bonuses, health benefit, income tax, various allowances, pension fund, education, and other related budget items.
Sedangkan tingkat produktivitas karyawan diukur oleh unit Human Resources dengan KPI Revenue per Employee, selain menggunakan parameter Man-hours Utilization.
Employee productivity is additionally measured by the Human Resources unit using KPI Revenue per Employee, as well as Man-hours Utilization.
Profil SDM
Human Resources Profile
Sampai dengan 31 Desember 2011, jumlah pegawai tetap atau Pekerja Waktu Tidak Tertentu (PWTT) GMF AeroAsia adalah 2.880 orang dan pegawai kontrak atau Pekerja Waktu Tertentu (PWT) sebanyak 176 orang yang sebagian besar adalah Technician Apprentice.
As of December 31, 2011, the number of GMF AeroAsia permanent employees was 2,880 people and of contract employees were 176 people, mostly Technician Apprentices.
Komposisi antara PWTT dengan PWT adalah 94% berbanding 6%. Jumlah pegawai tetap meningkat 5% dibandingkan dengan tahun 2010 yang berjumlah 2.740, namun tetap masih lebih rendah dari target RKAP 2011.
The composition between the permanent employees and of contract employees was 94% and 6%, respectively. The number of permanent employees increased by 5% compared to 2010, which was 2,740, but remained lower than the target set in the 2011 RKAP.
Sepanjang tahun 2011, jumlah pegawai yang diterima sebanyak 267 orang, pegawai yang mengundurkan diri sebanyak 34 orang, pensiun normal sebanyak 84 orang, PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) karena sakit berkepanjangan sebanyak 1 orang, dan pegawai yang meninggal dunia sebanyak 1 orang.
Throughout 2011, the number of new employees was 267 people, with 34 people resigning, 84 people retiring, and 1 employment termination case due to prolonged illness and 1 case of employee demise.
Perusahaan menjunjung tinggi prinsip kewajaran dalam mengelola sumber daya manusia. GMF AeroAsia memberikan kesempatan yang setara kepada setiap pegawai dalam meningkatkan kompetensinya, pengembangan karir, dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik sesuai dengan potensi, kemampuan dan keterampilannya yang dipersyaratkan oleh Perusahaan.
GMF AeroAsia upholds the principle of fairness in managing human resources. GMF AeroAsia provides equal opportunities to every employees to upgrade their competences, to develop their careers and to carry out their duties in a professional manner, regardless of their ethnicity, religion, race, class, gender, and physical condition, in accordance with their potentials, capabilities and skills as required by the Company.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
The Number of Permanent and Contract Employees from Year to Year Jumlah Pegawai Tetap dan Kontrak dari Tahun ke Tahun Pegawai Employees
Pegawai Tetap Permanent Employees Pegawai Tidak Tetap Non-Permanent Employees Jumlah Total
2007
2008
2009
2010
2.362
2.339
2.373
2.740
2.880
121
272
238
267
176
2.483
2.611
2.611
3.007
3.056
2011
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
51
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Komposisi Pegawai Berdasarkan Kelompok Jabatan Tahun 2010 dan 2011 Workforce Composition by Position in 2010 dan 2011 Posisi Position
Staff
Pria/ Male 2011
Wanita/Female 2011 2010
2010
Jumlah/ Total 2011 2010
2.554
2.537
180
166
2.734
2.703
215
201
1
2
216
203
GM
81
78
3
1
84
79
VP
16
16
-
-
16
16
6
6
-
-
6
6
2.872
2.838
184
3.056
3.007
Manager
Board of Management Jumlah* Total*
169
Komposisi Pegawai Berdasarkan Kelompok Usia & Jenis Kelamin Tahun 2010 dan 2011 Workforce Composition by Age & Gender in 2010 dan 2011 Kelompok Usia Age Group
Pria/ Male 2011
Wanita/Female 2010
2011
Jumlah/ Total 2010
2011
2010
172
121
1
-
173
121
51-55
486
478
6
6
492
484
46-50
644
585
17
12
661
597
41-45
628
703
27
22
655
725
31-40
216
335
15
26
231
361
25-30
229
189
37
29
266
218
<25
497
427
81
74
578
501
2.872
2.838
184
169
3.056
3.007
>55
Jumlah* Total*
Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2010 dan 2011 Workforce Composition by Education in 2010 dan 2011 Jenjang Pendidikan Education
S3 S2
2 76
2010
Wanita/Female 2011 2010
Jumlah/ Total 2011 2010
1
-
-
2
1
71
6
6
82
77
S1
580
584
96
95
676
681
Diploma (Sederajat)
572
603
15
12
587
615
1.557
1.495
67
56
1.624
1.549
63
-
-
68
63
17
21
-
-
17
21
2.872
2.838
184
169
3.056
3.007
SLTA (Sederajat) SLTP (Sederajat) SD Jumlah* Total*
*) Terdiri dari pegawai tetap dan tidak tetap *) Consist of permanent and non-permanent employees
52
Pria/ Male 2011
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
68
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Pendidikan dan Pelatihan
Education and Training
Sebagai Perusahaan yang harus selalu menjaga keselamatan penerbangan serta mutu perawatan, GMF AeroAsia mempunyai komitmen yang tinggi untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi individu pegawainya melalui pendidikan dan pelatihan baik di dalam maupun di luar negeri.
As a Company that is obliged for maintaining flight safety and quality aircraft maintenance, GMF AeroAsia has a strong commitment to improving the knowledge and competencies of its individual employees through education and training, both at home and abroad.
Jenis pendidikan dan pelatihan bervariasi, mulai dari mandatory training, pendidikan keahlian, pendidikan managerial serta berbagai sharing session yang difasilitasi oleh Perusahaan maupun yang berdasarkan inisiatif perorangan pegawai.
The type of education and training program varies, ranging from mandatory training, skills training, managerial education and various sharing sessions facilitated by GMF AeroAsia or based on employee initiatives.
Pertumbuhan jumlah SDM, aktivitas pendidikan, dan pelatihan sesuai dengan kompetensi dan jabatan yang dibutuhkan pada tahun 2011 diperlukan dalam rangka menyesuaikan dengan dinamika bisnis Maintenance Repair & Overhaul (MRO) yang terjadi dan peningkatan kinerja perusahaan.
GMF AeroAsia must therefore increase the number of employees and education and training activities in accordance with the required competence and position in 2011, to conform to the dynamics of the Maintenance Repair & Overhaul (MRO) business and the increased performance of the Company.
Hal ini juga didukung dengan dilakukannya penyesuaian ataupun perubahan pada Struktur Organisasi Induk. Pertumbuhan jumlah SDM, aktivitas pendidikan, dan pelatihan tersebut selaras dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, sehingga diharapkan tenaga kerja yang ahli dalam industri Maintenance Repair & Overhaul (MRO) dapat siap dipekerjakan dalam mengantisipasi puncak pertumbuhan Perusahaan.
It is also supported with adjustments in the structure of the Parent Organization. The growing number of employees and education and training activities are aligned with the Long Term Plan of GMF AeroAsia. Therefore, skilled laborers in Maintenance Repair & Overhaul (MRO) are well prepared in anticipation of GMF AeroAsia’s peak growth.
Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dilakukan tersendiri oleh Vice President Learning Center & Knowledge Management dengan akreditasi dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKU-PPU) No. 147/0/700.
The management of education and training is performed exclusively by the Vice President of the Learning Center & Knowledge Management, with accreditation from the Office of the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operations (DAAO) No. 147/0/700.
Selama tahun 2011, GMF AeroAsia memberikan pelatihan sebanyak 537 angkatan kepada 6.960 peserta sehingga ratarata setiap pegawai mendapat 2 kali pelatihan dalam satu tahun.
During 2011, GMF AeroAsia provided trainings through 537 classes of 6,960 participants, therefore each employee received 2 training sessions on average. (dalam Rupiah) (in Rupiahs)
Jenis Pelatihan Type of Training
Jumlah Kelas Number of Class
Jumlah Trainee Number of Trainee
Jam Pelatihan Man-hours Training
Hari Pelatihan Man-days Training
Biaya Pelatihan Training Cost (Rp)
Orientation Training
4
145
3.480
435
346.720.000
Basic Training
138
533
489.376
61.172
8.379.083.333
Type Training
65
858
93.232
11.926
9.751.330.000
Mandatory Training
158
2.804
34.376
4.299
3.562.068.000
Task Training
36
611
10.066
1.278
1.143.303.800
Others
136
2.009
37.484
4.690
2.211.640.125
Jumlah Total
537
6.960
668.014
83.800
25.396.145.258
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
53
GMF AeroAsia Challenge to Growth
54
Untuk tahun 2011, realisasi anggaran pelatihan pegawai sebesar Rp 25.396.145.258 lebih tinggi daripada realisasi anggaran tahun 2010 yaitu Rp 9.115.393.586.
In 2011, the realization of the employee training budget amounted to Rp 25,396,145,258, higher than that of 2010, which amounted to Rp 9,115,393,586.
GMF AeroAsia juga memberikan beasiswa dan bantuan pendidikan kepada 227 orang lulusan SMK Penerbangan dan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) yang berminat menjadi Teknisi di GMF AeroAsia dengan menghabiskan dana sebesar Rp 17.757.663.366 pada tahun 2011.
GMF AeroAsia also provided scholarships and education support to 227 graduates from vocational schools and the School of Aviation Indonesia (STPI), who were interested in becoming engineers for GMF AeroAsia, with total expenses of Rp 17,757,663,366 in 2011.
Melalui program beasiswa ini, Manajemen GMF AeroAsia berharap dapat memperoleh calon pekerja terbaik dan siap dipekerjakan sebagai calon Teknisi Penerbangan pada industri perawatan pesawat terbang sekaligus sebagai wujud tanggung jawab sosial Perusahaan kepada masyarakat.
Through this scholarship program, GMF AeroAsia Management expects to be able to recruit the best and ready-to-work candidates as Aviation Technicians. As well, this program serves as an implementation of corporate social responsibility.
Pada akhir tahun 2011 pencapaian kesiapan manpower diukur dengan KPI Human Capital Readiness (persentase jumlah manpower yang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan untuk menjalani proses-proses yang ada) sebesar 95%, sesuai dengan target pencapaian sebesar 95%.
By the end of 2011, manpower readiness as measured using KPI Human Capital Readiness (percentage of total qualified manpower for existing process) amounted to 95%, in accordance with the target of 95%.
Kompensasi & Benefit
Compensation & Benefit
Perusahaan memberikan kompensasi dan benefit berdasarkan penilaian kinerja masing-masing pegawai.
GMF AeroAsia provides compensation and benefits based on employee’s performance.
Berdasarkan strategi dan KPI tingkat korporat, Perusahaan melakukan penjabaran dan penurunan strategi dan KPI untuk tingkat Dinas, Bidang, dan seterusnya sampai diperoleh KPI pada tingkat individu.
Based on the strategy and corporate-level KPI, GMF AeroAsia deployed the strategy and KPI into the levels of Directorate, Section, all the way down to the level of individual workers.
Proses penilaian individu yang menggunakan Sistem Manajemen Kinerja (SMK), dilakukan dengan memperhatikan KPI masing-masing individu.
The individual assessment process using Performance Management System (PMS) is carried out by considering each individual’s KPI.
Penilaian individu juga dilakukan dengan mengombinasikan tugas-tugas tambahan yang dibebankan kepada individu yang bersangkutan. Untuk lebih mendorong kinerja setiap individu, hasil penilaian seseorang yang menggunakan SMK akan dihubungkan dengan penghargaan dan peningkatan gaji yang bersangkutan.
The individual assessment is also performed by combining any additional tasks charged upon them. To further encourage the performance of each individual, one’s PMS result will be linked with rewards and salary increases.
Selama tahun 2011, GMF AeroAsia menyelenggarakan beberapa hal yang berkaitan dengan C & B Development & Enhancement antara lain:
In 2011, GMF AeroAsia conducted the following C & B Development & Enhancement activities, as follows:
a. Penyesuaian annual increment yang dilaksanakan terhitung mulai bulan April 2011. b. Evaluasi sistem reward yang mengarah ke pola clean-wage salary system, namun pelaksanaannya akan dievaluasi lagi dan disesuaikan dengan kesiapan serta kemampuan Perusahaan lebih lanjut. c. Telah ditetapkan sistem insentif yang berlaku bagi pegawai untuk tahun 2012. d. Penyesuaian kebijakan Daily Allowance/Transport Allowance untuk perjalanan dinas dalam negeri maupun luar negeri.
a. Adjusted annual increment in April 2011.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
b. Evaluated the reward system that leads to the cleanwage salary system, but its implementation will be reviewed and adjusted with the Company’s readiness and capability. c. Established an incentive system for employees effective in 2012. d. Adjusted Daily Allowance/Transport Allowance policy for official travel within the country and abroad.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
e. Integrasi BUT (Bantuan Uang Transport), Kantin Higienis dan Insentif DWK (Disiplin Waktu Kerja) dalam satu paket menjadi Daily Working Allowance (DWA). f. Kebijakan pengaturan batas maksimal potongan penghasilan Pegawai untuk angsuran pinjaman. g. Program penyuluhan pengelolaan penghasilan bagi pegawai yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 dengan mengundang pembicara Safir Senduk. h. Pemberian konsesi tiket pesawat bagi pegawai baru GMF AeroAsia melalui perjanjian Garuda – GMF yang berlaku terhitung mulai 1 Januari 2012. i. Program Kesehatan Pensiunan berlaku untuk pegawai yang masih aktif maupun pegawai yang telah pensiun sejak 1 Juli 2007, dan dilaksanakan melalui Program Iuran Pasti. Berdasarkan Lampiran XII huruf b Amandemen 2 Perjanjian Kerja Bersama periode 2009-2011 antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja Perusahaan, Program Iuran Pasti dalam Program Kesehatan Pensiunan diserahkan dan dikelola oleh pegawai (employee selfmanage).
e. Integrated Help Exchange Transport, Canteen Hygiene and Discipline Working Time Incentives into a single package of Daily Working Allowance (DWA). f. Set policy on employee salary maximum cut limit as loan installments. g. Held income management counseling program for employees in October 2011 with Safir Senduk as the speaker. h. Granted Ticket concessions for GMF AeroAsia’s new employees through an agreement between Garuda and GMF effective on January 1, 2012. i. Retirement Health Program applies to active employees and non-active employees who have retired since July 1, 2007, and implemented through Defined Contribution Plan. Based on Annex XII b 2 Amendment of the period of 2009-2011 Labor Agreement between the Company and the Company Workers Union, the Defined Contribution Plan under Retirement Health Program is handed over to and managed by employees.
Perusahaan telah melakukan pengembalian atau pembayaran kepada pegawai atas seluruh akumulasi dana iuran Kesehatan Pensiun baik yang menjadi beban dan kewajiban Perusahaan (mulai Januari 2010) maupun akumulasi dana yang menjadi beban dan kewajiban Garuda Indonesia (Mulai Desember 2010 s/d Februari 2011).
GMF AeroAsia has repaid the accumulated employees’ health pension fund as the Company’s liability and obligation (started in January 2010) as well as the accumulated funds borne as the liability and obligation of Garuda Indonesia (from December 2010 to February 2011).
Dana iuran Kesehatan Pensiun sebesar 6% dari gaji pegawai diserahkan setiap bulannya kepada pegawai untuk dikelola masing-masing sesuai pilihannya.
Employee health pension fund amounted to 6% of their salary and is disbursed each month to be used as they see fit.
Serikat Pekerja
Labor Union
Serikat Pekerja GMF AeroAsia, GMF Employees Club (GEC) yang berkedudukan di Tangerang Bandara Soekarno-Hatta terdaftar pada Dinas Ketenagakerjaan dan Kependudukan Kota Tangerang Nomor: 560/226 – DKK/OP/Kota – TNG/ IX/2003 tanggal 8 September 2003, dengan jumlah Anggota sebanyak 2.774 orang (97%) sedangkan sebanyak 3% tidak ikut dalam keanggotaan Serikat Pekerja tersebut.
The Labor Union of GMF AeroAsia, GMF Employees Club (GEC) headquartered in Tangerang, Soekarno Hatta Airport is registered at the Department of Labor with registration Number: 560/226-DKK/ OP/Kota-TNG/IX/2003 dated September 8, 2003 with a total membership of 2,774 people or 97%, while the remaining 3% did not join the Labor Union.
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) periode 1 Juli 2011 sampai dengan 30 Juni 2013 telah ditandatangani oleh para pihak (Management dan GEC) pada tanggal 21 Juni 2011 dan telah terdaftar pada Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan juga pada Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja dengan Nomor: 81/Pdf.4/PKB/VI/2011.
The Collective Labor Agreement (CLA) for July 1, 2011, to June 30, 2013 period was signed by the Management and GEC on June 21, 2011, and was registered at Labor and Transmigration Ministry as well as via Industrial Relationship and Social Security Directorate General No. 81/Pdf.4/PKB/ VI/2011.
Kemitraan antara Serikat Pekerja (GEC) dengan Manajemen merupakan sinergi di dalam implementasi dari PKB dalam melaksanakan hubungan industrial dalam rangka menciptakan hubungan kerja yang serasi, aman, mantap, tentram dan dinamis, ketenangan kerja dan perbaikan kesejahteraan pegawai, kelangsungan usaha, kepastian hak dan kewajiban masing-masing.
The partnership between Labor Union (GEC) and the Management is a synergy within the implementation of Collective Labor Agreement in conducting industrial relationships to create a harmonious, safe, solid, peaceful, dynamic and comforting work relationships, as well as to improve employees’ prosperity, business sustainability, and to uphold each others’ rights and obligations.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
55
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Analysis and Discussions
56
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
GMF AeroAsia menghadirkan pelayanan MRO yang komprehensif demi kepuasan pelanggan yang maksimal. GMF AeroAsia presents a comprehensive range of MRO services aimed at optimizing customer satisfaction.
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
57
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Tinjauan Industri Industry Overview
Globalisasi
Globalization
Perubahan kondisi global yang dinamis mempengaruhi perkembangan berbagai industri di dunia, tidak terkecuali industri perawatan pesawat terbang. Krisis ekonomi dan harga minyak bumi yang terus melambung juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia. Pertumbuhan perekonomian dunia, berdasarkan data Boeing Current Market Outlook 2011-2030, adalah sebesar 3,3% per tahun. Pengaruh tingkat pertumbuhan ini terhadap industri aviasi adalah peningkatan Revenue Passenger Kilometer (RPK) yang besarnya diperkirakan 5,1% di tahun 2011-2030. Selain itu, pertumbuhan penduduk dan peningkatan jumlah penduduk kelas ekonomi menengah juga berpengaruh terhadap fleet growth sebesar 3.5% sampai 28,591 dalam rentang 10 tahun ke depan, dan ASM (Available Seat Mile) sebesar 5.3% sepanjang periode yang sama. Untuk dapat menangkap peluang peningkatan tersebut, industri aviasi cenderung menambah jumlah armada pesawat.
The dynamic global conditions have significantly affected various industries in the world, and the aircraft maintenance industry is no exception. The economic crisis and the continuing rise of oil prices also greatly shaped the world’s economy. The annual growth rate of the global economy, based on the data from Boeing Current Market Outlook 2011-2030, is 3.3%. This growth rate has impacted the aviation industry through the increase in Revenue Passenger Kilometers of 5.1% throughout the period of 2011-2030. In addition, population growth and the expansion of the middle class have contributed to the 3.5% fleet growth rate to 28.591 within the next 10 years, and to the 5.3% Available Seat Mile (ASM) for the same period. To capture such vast growth opportunities, players in the aviation industry tend to add the number of aircraft in their armada.
Narrowbody
Widebody
2.7% CAGR
60%
2010 19,675
60%
17%
2011 20,203
Pertumbuhan Armada dan Ketersediaan Kursi Fleet and Available Seat Growth
Peningkatan harga bahan bakar dunia dan fenomena global warming yang saat ini mulai disadari dampaknya oleh penduduk dunia, sangat mempengaruhi industri penerbangan. Beberapa perusahaan penerbangan cenderung mengganti jenis pesawat yang digunakan dengan jenis pesawat yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Liberalisasi global juga mempengaruhi industri penerbangan, sehingga membuka peluang untuk melakukan ekspansi pasar hingga ke luar negeri dan memberikan lebih banyak pilihan bagi penumpang.
58
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
24%
23%
23% 17%
Regional Jets
3.5% CAGR
57%
19%
2021 28,591
Sumber/Source: Team SAI 2011
The overall rise in global fuel costs and the global warming phenomenon, whose impacts of late have been acutely perceived by the global public, directly affect the aviation industry. A number of aviation companies have resorted to the replacement of certain aircraft models with those that use fuel more efficiently and therefore are less damaging to the environment. Global liberalization has also altered the aviation industry in such a way that opens up new opportunities for expansion to the international market and to provide greater range of options to passengers.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Industri Aviasi
Aviation Industry
Pertumbuhan perekonomian dunia akan turut meningkatkan jumlah penumpang yang melakukan perjalanan. Seiring meningkatnya daya beli, mobilitas, dan upaya efisiensi terhadap waktu dan biaya, masyarakat lebih memilih menggunakan pesawat sebagai sarana transportasi.
The growth in the global economy will increase the number of airline passengers. In line with the rise in purchasing power, mobility, and efforts to improve cost and time efficiencies, the general public now tend to prefer air travel as their mode of transportation.
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan ketersediaan transportasi udara memaksa industri penerbangan untuk menambah utilisasi pesawat dan menyediakan armada pesawat, baik untuk penumpang dan kargo. Bahkan, beberapa maskapai penerbangan kini cenderung melakukan penambahan jumlah armada pesawat operasional. Namun, sebagai dampak harga bahan bakar dunia yang tidak stabil, pemanasan global, dan kompetisi yang ketat antar operator penerbangan, maskapai penerbangan membutuhkan pesawat yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan lebih murah perawatannya.
The increase in the general demand for greater availability of air transport facilities has driven the aviation industry to improve their aircraft utilization rates and add more passenger and cargo aircraft to their fleet. In fact, a number of airline companies now tend to enlarge their operational armada. However, as a consequence of the volatile global fuel prices, global warming, and stiff competition between air travel operators, airlines now require aircraft that are more efficient, more environmentally friendly, and cheaper to maintain.
Komposisi Jumlah Fleet Dunia berdasar Region tahun 2011 Fleet Composition Worldwide in 2011, by Region Europe
4,807
North America
7,404
CIS & Rusia
1,105
1,9
Europe
Asia Pasific
5,019
2,2
North America
4,1
C.I.S & Rusia
Africa
1,224
1,469
5,3
Asia Pacific
Middle East
Latin America
4,3
Latin
6,7 Africa
7,0
Middle East
998
Fleet Size, 2011
North America
7.404 Asia Pacific Europe
Africa
998
C.I.S & Rusia
Middle East
Latin America
1.105
1.224
1.469
4.807
5.019
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
59
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Saat ini, ada 12.100 pesawat single-aisle di seluruh dunia, mewakili 62% dari total armada, yang akan berkembang menjadi lebih dari dua kali lipat di tahun 2030. Di tahun 2011 pertumbuhan fleet size menurut geografis untuk armada didominasi oleh tiga besar negara yaitu Amerika Utara (7.404), Asia Pasifik (5.019) dan Eropa (4.807). Sisanya adalah Amerika Latin (1.469), Timur Tengah (1.224), CIS & Rusia (1.105) dan Afrika (998).
Currently there are 12,100 single-aisle aircraft in the whole world, representing 62% of the total jet aircraft, which is predicted to grow twofold by 2030. In 2011, growth in fleet size, geographically, will be dominated by three major regions, namely North America (7,404), Asia Pacific (5,019), and Europe (4,807). The rest would be experienced in Latin America (1,469), Middle East (1,224), CIS & Russia (1,105), and Africa (998).
Menurut Analisa dari Frost & Sullivan, hingga tahun 2020 tingkat pertumbuhan fleet dunia yang dihitung secara CAGR akan mengalami perubahan pada wilayah, di mana posisi tiga besar dunia akan didominasi oleh Timur Tengah (7%), Afrika (6,7%) dan Asia Pasifik (5,3%). Sementara sisanya adalah area Amerika Latin (4,3%), CIS & Rusia (4,1%), Amerika Utara (2,2%) dan Eropa (1,9%). Komposisi ini tentu saja akan berdampak kepada perkembangan pasar MRO dunia, karena jumlah fleet berdampak pada besarnya belanja perawatan (maintenance cost) dari operator penerbangan. Dari analisa di atas, area Asia Pasifik menjadi sangat strategis, karena hingga 10 tahun ke depan pertumbuhan fleet akan menjadi sangat signifikan.
According to the analysis from Frost & Sullivan, by 2020 the world’s fleet growth, calculated with CAGR, will experience a shift in the regions, whereby the top three regions in the world will be Middle East (7%), Africa (6.7%), and Asia Pacific (5.3%). The rest would consist of Latin America (4.3%), CIS & Russia (4.1%), North America (2.2%), and Europe (1.9%). This composition will surely affect the growth of the global MRO market, as the number of fleet influences the amount of maintenance cost of each flight operator. From the above analysis, Asia Pacific is deemed the most strategic, as for the next 10 years fleet growth in this region will be of great significance.
Industri MRO
MRO Industry
Besarnya maintenance cost yang dipengaruhi oleh ukuran fleet per region akan berdampak pada besarnya revenue share untuk pasar MRO dunia. Revenue share tahun 2011 untuk MRO dunia digambarkan di bawah ini:
The amount of maintenance cost is affected by fleet size in each region, and this will eventually affect the revenue share of the global MRO market. Revenue share in 2011 for the world’s MRO market is depicted below:
Pertumbuhan MRO Dunia 2011 Global MRO Growth in 2011
North America
18.55
Europe
13.53
CIS & Rusia
2.22
Middle East
3.38 Middle East
Latin America
3.38
2.83
Africa
1.92
60
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
2011-2020 Growth (CAGR %)
2011 MRO Revenue ($ Billion)
8.9
18,55 5.7
2.3 Middle East
13,53
12,57
5.0
5.3
APAC Latin America Africa
1.4
0.8
CIS & Rusia Europe North America
CIS & Rusia
Africa
3,38
2,83
2,22
1,92
Latin America
Middle East APAC
Europe
North America
Sumber/Source : Frost Sullivan Analysis
Dari analisa Frost & Sullivan di tahun 2011, target pendapatan dari MRO per region secara tiga besar adalah Amerika Utara (34%), Eropa (25%) dan Asia Pasifik (23%). Sisanya adalah Timur Tengah (6%), Amerika Latin (5%), CIS & Rusia (4%) dan Afrika (3%). Secara pendapatan untuk wilayah Amerika Utara, Eropa dan Asia Pasifik memiliki porsi 81,18% dari pendapatan MRO Dunia di tahun 2011.
Based on the 2011 Frost & Sullivan analysis, revenue target of MRO by region was dominated by three regions, namely North America (34%), Europe (25%), and Asia Pacific (23%). The rest consisted of Middle East (6%), Latin America (5%), CIS & Russia (4%), and Africa (3%). Cumulatively, North America, Europe and Asia Pacific regions held a market share of 81.18% of the global MRO revenue in 2011.
Pendapatan per segmen pasar untuk Component dan Engine memiliki share yang dominan yaitu 36% dan 30%, lalu diikuti oleh Line Maintenance (20%), Heavy Maintenance (10%) dan Modification (7%).
Revenue by market segment for Component and Engine each had a share of 36% and 30%, respectively, followed by Line Maintenance (20%), Heavy Maintenance (10%), and Modification (7%).
Revenue MRO per Segmen MRO Revenue by Segment CIS & Rusia 6% 11%
Europe 7% 12%
North America
7% 12%
36%
16% 32%
31%
20% 29%
32%
20%
Asia Pacific Middle East
29%
Africa 8%
Worldwide
7% 12%
7% 36%
8% 39%
15%
35%
14% 37%
16%
Latin America
10%
8%
10%
30% 33%
28%
17% 9%
30%
7% 37%
14% 33%
Reven ue Growth (CAGR%), World, 2011-2020 5.3
4.5
Source: Frost & Sullivan Analysis
3.2
3.4
2.2
Components
Engine
Line
HMV
Modifications
HMV
Engines
Line
Modifications Component
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
61
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Tren pertumbuhan secara CAGR untuk produk MRO 10 tahun ke depan masih tetap didominasi oleh Component (5,3%) dan Engine (4,5%), berikutnya diikuti oleh Modification (3,4%), Line Maintenance (3,2%) dan Heavy Maintenance (2,2%).
CAGR growth trend for MRO products for the next ten years tends to continue to be dominated by Component (5.3%) and Engine (4.5%), followed by Modification (3.4%), Line Maintenance (3.2%), and Heavy Maintenance (2.2%).
Kondisi Pertumbuhan MRO di Indonesia di tahun 2011 menurut Frost & Sullivan digambarkan di bawah ini:
MRO growth in Indonesia in 2011, according to Frost & Sullivan, is depicted below:
Pertumbuhan Pendapatan MRO dan Produk Growths of MRO Products and Revenue MRO Spending in Indonesia (US$ Millions), 2011
Indonesia US $0.54 Billion
Modifications
CAGR 5.7% (2011-2020)
4%
Base 12%
Components
40%
Line 20%
Engine
Indonesia MRO Spending, 2011
24%
MRO Spending by Aircraft Type (US$ Million)
CAGR (2011-2020) Indonesia Spending, 2011 12,0% 10,0%
$ 200
8,0%
$ 150
6,0%
$ 100
4,0% 2,0%
$ 50 $-
0,0% Modification
Components
Line Maintenance
Airframe Heavy Maintenance
Engine Maintenance
Source: Frost&Sullivan Analysis
Revenue dari MRO di Indonesia pada tahun 2011 adalah USD 544 juta, dengan segmen terbesar adalah Component (USD 21 juta) dan Engine (USD 130 juta). Line Maintenance membukukan pendapatan USD 111 juta, Airframe Maintenance USD 64 juta dan Modifikasi USD 23 juta. Dari USD 544 juta pendapatan MRO di Indonesia, menurut kategori aircraft, adalah USD 111 juta dari wide body dan USD 433 juta dari narrow body. Dengan perkembangan jumlah fleet di Indonesia dan munculnya airline baru terutama yang bermain di low-cost carrier merupakan peluang GMF Aeroasia untuk bisa meningkatkan pangsa pasarnya. Hingga 10 tahun ke depan perkembangan industri MRO secara CAGR mencapai angka 5,7%, dengan pertumbuhan untuk wide body (7%) dan narrow body (5%). Tren pertumbuhan akan didominasi oleh produk Modification (11,1%) diikuti Engine (8,2%), Component (6,4%), dan Line Maintenance (2,2%).
62
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
CAGR (2011-2020)
Spending (US$ Million)
$ 250
CAGR 7%
-2,0% 2011
CAGR 5%
MRO revenue in Indonesia in 2011 reached USD 544 million, with the largest segment being Component (USD 21 million), followed by Engine (USD 130 million). Line Maintenance recorded a revenue of USD 111 million, while for Airframe Maintenance and Modification it was USD 64 million and USD 23 million, respectively. From the USD 544 million of MRO revenue in Indonesia, about USD 111 million was derived from wide-body aircraft and the remaining USD 433 million was derived from narrow-body aircraft. With the growing number of fleet in Indonesia, along with the emergence of new airlines, especially those labeling themselves as lowcost carriers, GMF AeroAsia has seen a great opportunity to expand further its market share. Up to the next ten years, the growth of the MRO industry, based on CAGR, will reach 5.7%, with wide-body will grow by about 7% and narrowbody grow by 5%. The growth trends will be dominated by Modification (11.1%), followed by Engine (8.2%), Component (6.4%), and Line Maintenance (2.2%).
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Target Pendapatan
Revenue Targets
Di tahun 2011, GMF AeroAsia meraih pendapatan sebesar USD 185,65 juta atau 98,36% dari target pendapatan sebesar USD 188,73 juta. Komposisi pendapatan di tahun 2011 berasal dari Garuda Indonesia sebesar USD 133,46 juta (71,89%) dan Non Garuda sebesar USD 52,18 juta(28,11%).
In 2011, GMF AeroAsia recorded a revenue of USD 185.65 million, or 98.36% of its revenue target of USD 188.73 million. About USD 133.46 million of the revenue was derived from businesses from Garuda Indonesia (71.89%), while the remaining USD 52.18 million (28.11%) was from Non-Garuda businesses.
Komposisi Pendapatan GA & Non-GA Composition of Revenue (GA & Non-GA) Unit Bisnis Business Unit
GA
Total Jumlah
Non GA
Airframe
16.977.858
35.944.111
52.921.969
Component
27.303.093
1.368.618
28.671.711
Engine
17.332.066
7.263.314
24.595.380
Line
48.248.388
3.638.601
51.886.989
Material Management
18.511.435
1.289.440
19.800.875
Engineering
3.909.531
51.000
3.960.531
General
1.185.840
2.628.012
3.813.852
133.468.211
52.183.096
185.651.307
Jumlah (Juta USD) Total (Million USD)
Pendapatan tertinggi untuk pendapatan perawatan pesawat Garuda Indonesia pada tahun 2011 terjadi pada bulan September sebesar USD 13,75 juta dan pendapatan terendah pada bulan Juni sebesar USD 8,81 juta. Realisasi pendapatan perawatan pesawat Garuda Indonesia pada tahun 2011 secara rinci ditunjukkan oleh grafik di bawah ini:
Highest revenue for the maintenance of Garuda Indonesia aircraft in 2011 occurred in September, amounting to USD 13.75 million, while the lowest revenue was in June, recorded at USD 8.81 million. Actual monthly revenues from the maintenance of Garuda Indonesia aircraft in 2011 are depicted in greater detail in the graph below:
Juta USD Million USD Target Pendapatan Usaha dari Garuda 2011 Revenues Targets from Garuda in 2011
16 13.75 13.62
14 12
12.67 11.46 11.57
11.51
11.16
10
9.55
8.81
9.41
10.41
9.55
8 6 4 2 0
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
63
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Highest revenue for the maintenance of Non-Garuda aircraft was recorded in December, amounting to USD 8.80 million, while the lowest one was in February, amounting to USD 1.58 million. Revenues from the maintenance of Non-Garuda aircraft in 2011, by month, are depicted in the graph below:
Pendapatan tertinggi untuk perawatan pesawat Non Garuda terjadi pada bulan Desember sebesar USD 8,80 juta, dan target pendapatan terendah pada bulan Februari sebesar USD 1,58 juta. Pendapatan dari perawatan pesawat Non Garuda pada tahun 2011 bulanan secara rinci ditunjukan oleh grafik di bawah ini:
Juta USD Million USD
10
Target Pendapatan Usaha dari Non-Garuda 2011
8.80
9 8
Revenues Targets from Non-Garuda in 2011
7
5.46
6
5.02
5.25
5.78
4.40
5
3.68
4
3.42
2.87
2.42
3
3.57
1.58
2 1 0
Jan
Feb
Mar
Bila dipetakan pendapatan GMF AeroAsia dibandingkan dengan Pendapatan MRO untuk Regional Asia Pasifik dan Dunia di tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Compared to the overall MRO revenue in the Asia Pacific region, as well as globally, GMF AeroAsia’s market share in terms of revenue is as follows:
Pangsa Pasar per Unit Bisnis Market Share by Business Unit
World wide market share Engineering
Engineering
0,10%
Line
0,39%
Line
0,55%
2,75%
Engine
0,15%
Engine
0,65%
Component
0,14%
Component
0,58%
Airframe TOTAL
64
Aspac
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
0,96% 0,34%
Airframe TOTAL
5,26% 1,48%
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Terhadap market size global per bisnis di tahun 2011, perbandingan total market share GMF AeroAsia mencapai 0,34%. Presentase produk GMF AeroAsia didominasi oleh produk Airframe (0,96%) dan Line maintenance (0,55%). Sedangkan jika dipetakan terhadap wilayah Asia Pasifik, total market size GMF AeroAsia mencapai 1,48%, didominasi dengan produk Airframe (5,26%) dan Line maintenance (2,75%).
Compared to the global market share, by business, in 2011, the ratio of GMF AeroAsia’s market share to total was 0.34%. GMF AeroAsia’s products were dominated by Airframe (0.96% market share) and Line Maintenance (0.55%). In Asia Pacific alone, GMF’s market share of the total was 1.48, with domination in Airframe (5.26%) and Line Maintenance (2.75%).
Komposisi pelanggan GMF Aeroasia di tahun 2011 masih didominasi oleh operator penerbangan domestik seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air, Merpati dan Indonesia Air Asia. Sementara untuk pelanggan internasional adalah Max Air, Deta Air, Biman, Jet Airways dan Orient Thai Airlines.
GMF AeroAsia’s customers in 2011 were largely from domestic flight operators, such as Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air, Merpati, and Indonesia Air Asia. Overseas customers, meanwhile, include Max Air, Deta Air, Biman, Jet Airways, and Orient Thai Airlines.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
65
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Pemasaran Marketing
66
Pada tahun 2011, nilai penjualan GMF AeroAsia mengalami peningkatan 7,5% dibandingkan tahun 2010, dari Rp 1,515 miliar menjadi Rp 1,629 miliar. Seluruh kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya penjualan pada produkproduk unggulan GMF AeroAsia seperti Total Care B737 Classics, B747, dan B737NG.
In 2011, GMF AeroAsia’s sales revenues increased 7.5% from the 2010 figure, from Rp 1.515 billion to Rp 1.629 billion. This growth was entirely due to the increase in sales of GMF AeroAsia’s leading products, such as Total Care B737 Classics, B747 and B737NG.
Industri maskapai penerbangan dan Aircraft Leasing Company yang merupakan industri utama pengguna produk dan jasa layanan GMF AeroAsia ini, berkaitan erat dengan jumlah populasi penduduk yang ada di dunia. Indonesia, dengan populasi sebesar 240 juta jiwa masih merupakan target utama pemasaran dari produk GMF AeroAsia. Di tahun 2011, GMF AeroAsia membukukan penjualan dari pasar domestik sebesar 35,5% dari total penjualan. GMF AeroAsia sampai saat ini masih merupakan pemimpin pasar di pasar domestik dengan penguasaan pasar domestik sebesar lebih dari 75% untuk industri MRO (Maintenance Repair & Overhaul).
The airlines and aircraft leasing industries, which are the main industrial users of GMF AeroAsia’s products and services, are closely related to the number of global population. Indonesia, with a population of 240 million people remains the main target market for GMF AeroAsia’s products. In 2011, domestic market sales accounted for 35.5% of GMF AeroAsia’s total sales. GMF AeroAsia remains the market leader in the domestic market, with a domestic market share of more than 75% for MRO (Maintenance Repair & Overhaul) industry.
Meskipun pasar domestik menawarkan potensi penjualan yang besar, namun GMF AeroAsia tetap memiliki strategi untuk merebut pasar ekspor yakni pasar internasional. Di tahun 2011, hasil dari penerapan strategi ini ditandai dengan pencapaian penjualan sebesar 18,7% yang didapat dari pelanggan-pelanggan yang berasal dari pasar Timur Tengah (MEA) dan 17,4% dari Asia.
Although the domestic market offers huge sales potential, GMF AeroAsia also keeps a strategy to capture the export market, i.e. the international market. In 2011, the implementation of this strategy was marked by an achievement in sales, whereby 18.7% of sales were derived from customers from the Middle East (MEA) and 17.4% from Asia.
Pada tahun 2011, GMF AeroAsia juga telah menambah jumlah pelanggan baru yang berasal dari Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Hal ini membuat Perusahaan untuk terus memperkuat strategi pemasaran demi terbentuknya channel penjualan yang lebih luas di seluruh dunia sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan penjualan yang mantap.
In 2011, GMF AeroAsia also increased the number of new customers from Asia, Middle East and Africa. This allowed the Company to continue strengthen its marketing strategy in order to establish greater sales channels around the world, thus producing a steady growth in sales.
Pada aspek komunikasi pemasaran, sponsorship pada kegiatan-kegiatan dalam industri penerbangan dan juga peran serta GMF AeroAsia pada pameran internasional seperti Dubai Airshow 2011 telah menjadi aktivitas rutin pemasaran di tahun 2011. Upaya-upaya ini terus dilakukan demi terciptanya pembinaan merk yang kontinu dan efektif guna mendukung pemasaran dan penjualan produk-produk ke pasar dengan lebih baik dengan basis pelanggan yang semakin luas.
In terms of marketing communications, the Company’s sponsorship to activities in the aviation industry as well as its participation in international exhibitions such as the Dubai Airshow 2011 became routine marketing activities in 2011. These efforts continued to be conducted in order to persistently build the Company’s brand and create effective measures to support better marketing and sales of products to the market with a wider customer base.
Kepuasan Pelanggan
Customer Satisfaction
GMF AeroAsia juga senantiasa melakukan survei terhadap kepuasan pelanggan demi meningkatkan mutu dan kualitas produk serta pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Pada tahun 2012, review dan evaluasi terhadap penilaian yang telah diberikan oleh pelanggan akan dilakukan secara menyeluruh dan periodik sehingga program-program perbaikan secara sistematik dapat segera dilaksanakan.
In order to improve the quality of products and services provided to customers, GMF AeroAsia also continously conducts customer satisfaction surveys. In 2012, the customers’ assessments will be reviewed and evaluated thoroughly and periodically so that improvements to programs will be implemented systematically.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
67
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Tinjauan Operasional Operational Review
68
Base Maintenance
Base Maintenance
Pada tahun 2011, unit Base Maintenance membukukan pendapatan sebesar Rp 449,5 miliar, atau 28,1% dari total pendapatan GMF AeroAsia di tahun tersebut. Perolehan pendapatan tahun 2011 tercatat meningkat 22,4% dari pendapatan tahun 2010 yang terutama mencerminkan adanya peningkatan produksi yang signifikan pada tahun 2011 dalam pekerjaan structure repair dan major modification untuk pesawat berbadan lebar.
In 2011, the Base Maintenance unit recorded revenues amounting to Rp 449.5 billion, or 28.1% of the total revenues earned by GMF AeroAsia for the year. Revenues for 2011 increased 22.4% from 2010, primarily reflecting the significant increase in production in 2011 in the structure repair and major modification projects for wide-body aircraft.
Unit Base Maintenance memiliki kapabilitas untuk melakukan pekerjaan pada rangka pesawat (airframe) meliputi structure repair, major modification, pengecatan eksterior pesawat, cabin refurbishment, serta pekerjaan perawatan mulai dari A-Check, C-Check dan D-Check, untuk berbagai jenis pesawat berbadan kecil maupun berbadan lebar. Kapabilitas pengerjaan perawatan masing-masing tipe pesawat tersebut telah memperoleh sertifikasi dari FAA, EASA, DKU-PPU maupun otoritas-otoritas terkait lainnya di beberapa negara.
The Base Maintenance unit has the capability for handling work on airframe, which encompasses structural repairs, major modifications, exterior aircraft painting, cabin refurbishment and maintenance jobs ranging from A Check, C Check and D Check, for various types of narrow-body and wide-body aircraft. The Company has obtained certifications for the range of maintenance services offered for different categories of aircraft from the FAA, EASA, DAAO, and other related authorities in several countries.
Dengan fasilitas kerja yang meliputi dua hanggar serta bengkel-bengkel untuk pekerjaan kabin dan pekerjaan sheet metal, unit Base Maintenance pada tahun 2011 didukung oleh 730 orang pegawai tetap. Jumlah ini merupakan peningkatan dari 650 pegawai tetap dari setahun sebelumnya, dan mencerminkan persiapan tenaga kerja terampil untuk menangani kebutuhan perawatan bagi armada Garuda Indonesia yang berkembang cepat terutama untuk pesawat tipe B737NG dan A330. Dalam kaitan ini, GMF AeroAsia dan khususnya unit Base Maintenance juga
With production facilities that include two hangars and workshops for cabin and sheet metal jobs, the Base Maintenance unit was supported by 730 permanent employees in 2011. This represents a significant increase from only 650 employees a year earlier, and reflects the rigorous preparations made for providing skilled experts to handle maintenance needs for Garuda Indonesia’s fast-expanding fleet, particularly for the B737NG and A330 models. In this regard, GMF AeroAsia, particularly the Base Maintenance unit, also plans to increase the number of skilled technicians
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
berencana untuk melakukan penambahan jumlah tenaga teknisi yang memiliki kualifikasi Aircraft Maintenance Engineer License (AMEL), dimana saat ini terdapat 113 teknisi di unit Base Maintenance yang memiliki kualifikasi AMEL.
with competencies under the Aircraft Maintenance Engineer License (AMEL); in which, currently, there are 113 technicians in the Base Maintenance unit who possess AMEL qualification.
Sebagai langkah antisipasi menghadapi peningkatan pada volume pekerjaan di Base Maintenance di masa mendatang, pada tahun 2011 unit Base Maintenance juga berkonsentrasi untuk meningkatkan kinerjanya dari sisi Turn Around Time (TAT) untuk Airframe Maintenance. Perbaikan TAT Airframe Maintenance diupayakan antara lain melalui pengontrolan ketat terhadap Daily Menu (TAT harian), mempercepat fase removal dan inspection sehingga waktu pengerjaan bagi pekerjaan berikutnya dapat dipersingkat.
In anticipating the increasing volume of work coming into Base Maintenance in the future, in 2011 the unit also concentrated on enhancing Turn Around Time (TAT) performance for Airframe Maintenance. Improvement in Airframe Maintenance TAT is strived through strict control of the Daily Menu (TAT daily), accelerated removal and inspection phase, thus processing time for subsequent jobs can be shortened.
Selain itu, unit Base Maintenance juga melakukan perubahan organisasi dengan konsep Dedicated Line (PM bertanggung jawab pada line masing-masing) dalam rangka upaya peningkatan kinerja perawatan dan perbaikan pada perencanaan alur kerja maupun persiapan material dalam rangka mengurangi ataupun mengeliminasi penumpukan pekerjaan (bottleneck), yang juga telah berkontribusi pada peningkatan pencapaian TAT Airframe Maintenance di tahun 2011.
Furthermore, the Base Maintenance unit also made organizational changes with the concept of Dedicated Line (with PMs responsible for their own lines) in order to enhance the performance of maintenance and repairs, targeting workflow planning and preparation of materials that were geared toward reducing or eliminating bottlenecks. All these initiatives also contributed to better achievement of TAT for Airframe Maintenance in 2011.
Pada tahun 2011, unit Base Maintenance juga melakukan peningkatan kapasitas dan kapabilitas, antara lain penambahan kapabilitas perawatan sampai dengan D-Check untuk tipe pesawat A320, A330 dan peningkatan kapabilitas C-Chek untuk B777, mempersiapkan pembangunan hanggar untuk pesawat narrow body, mengembangkan kapabilitas struktur komponen untuk A320, A330, B737NG dan B747-400, serta memberikan layanan emergency troubleshooting.
In 2011, the Base Maintenance unit also expanded its capacity and capability to include additional maintenance services up to D-Check for A320 and A330 aircraft, and expanded its capability for C-Check for B777, prepared the construction of hangars for narrow-body planes, developed capabilities in component structure for the A320, A330, B737NG and B747-400 models, as well as provided emergency troubleshooting service.
Proyek lain yang juga sedang dipersiapkan oleh unit Base Maintenance adalah mempersiapkan pembentukan Strategic Business Unit untuk jasa pengecatan pesawat yang bertujuan untuk memanfaatkan peluang pasar dan meningkatkan kinerja keuangan Perusahaan.
Another project which is currently in process at the Base Maintenance unit is the formation of a Strategic Business Unit for aircraft painting services designed to capitalize on existing market opportunities and improve the Company’s overall financial performance.
Line Maintenance
Line Maintenance
Pada tahun 2011, unit Line Maintenance membukukan pendapatan sebesar, atau Rp 455,55 miliar, atau menurun 1,13% dari pendapatan di tahun 2010 sebesar Rp 460,7 miliar. Penurunan pendapatan tersebut merupakan akibat langsung dari penurunan flight cycle oleh maskapai-maskapai penerbangan pelanggan GMF AeroAsia, dan terutama untuk pesawat-pesawat berbadan lebar dari maskapai non-Garuda pada tahun 2011.
In 2011, the Line Maintenance unit recorded revenues of Rp 455.55 billion, a decline of 1.13% from 2010 revenues of Rp 460.7 billion. The decrease in revenue was the immediate result of the lower airline flight cycles by airlines which are customers of GMF AeroAsia, and especially for wide-bodied aircraft from the non-Garuda Indonesia segment in 2011.
Unit Line Maintenance melaksanakan pekerjaan perawatan pesawat di bandara untuk pelanggan maskapai penerbangan baik domestik maupun internasional. Untuk itu, GMF AeroAsia memiliki operasional Line Maintenance di kantor perwakilan di beberapa bandara terutama di Cengkareng,
The Line Maintenance unit performs aircraft maintenance work at airports, catering to both domestic and international airline customers. For this purpose, GMF AeroAsia runs Line Maintenance operations through representative offices in a number of airports, mainly in Cengkareng, Denpasar,
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
69
GMF AeroAsia Challenge to Growth
70
Denpasar, Surabaya, Makassar maupun beberapa lokasi lain seperti Yogyakarta, Solo, Medan dan station domestik lainnya, termasuk bandara internasional di Singapura, Jeddah, dan Amsterdam. Tenaga kerja yang ada di kantor-kantor cabang tersebut berjumlah 1.009 pegawai tetap pada akhir tahun 2011.
Surabaya, Makassar, as well as in several other locations such as Yogyakarta, Solo, Medan and other domestic stations, including the international airports in Singapore, Jeddah and Amsterdam. A total of 1,009 permanent employees were assigned in representative offices at end 2011.
Pada tahun 2011, unit Line Maintenance melakukan berbagai upaya dalam rangka peningkatan kinerja perawatan yang disertai dengan peningkatan kapabilitas pegawai yang bertugas di kantor perwakilan seiring program progresif maintenance yang dijalankan Perusahaan. Kapabilitas mereka ditingkatkan hingga menjadi pegawai bersertifikasi. Sejalan dengan Performance Improvement Program, telah dilakukan juga perbaikan proses produksi melalui pola gate system di area Line Maintenance terutama untuk material planning dan meningkatkan performa TAT (Turn Around Time) Tracker untuk memonitor dan mengantisipasi jika TAT melampaui target. Penyediaan engine cadangan juga disesuaikan dengan rencana perawatan terutama untuk B737 tipe Classic karena ketersediaannya sangat berdampak pada TAT perawatan pesawat.
In 2011, the Line Maintenance unit implemented various efforts to enhance work performance, and this was accompanied by capability improvement of the personnel serving in representative offices as a result of Company instituted progressive maintenance programs. Their capabilities were improved to become certified employees. Parallel with the Performance Improvement Program, production processes were streamlined through the gate system pattern in Line Maintenance areas, especially related to material planning and increasing the performance of the TAT (Turn Around Time) Tracker in monitoring and anticipating occurrences of TAT exceeding defined targets. The supply of engine spare was also adapted to maintenance plans, particularly in the case of the B737 Classics, because its availability greatly impacts the TAT for aircraft maintenance.
Dalam meningkatkan kepuasan pelanggan, unit Line Maintenance melakukan upaya perbaikan dengan melakukan koordinasi dengan unit Engineering Services dalam pelaksanaan item reliability program sehingga dapat meningkatkan reliability seluruh tipe pesawat. Untuk memaksimalkan pendapatan unit Line Maintenance di antaranya melakukan program efisiensi biaya, dan mempercepat penyampaian laporan dan bukti pelaksanaan pekerjaan yang mendukung percepatan proses penagihan kepada pelanggan.
In maximizing customer satisfaction, the Line Maintenance unit undertook improvement initiatives by establishing coordination with the Engineering Services unit in the implementation of the item reliability program, which is designed to boost reliability of all aircraft types. For optimum revenue generation, Line Maintenance applied, among others, cost efficiency programs and timely delivery of reports and evidence of work completion that would support acceleration of the overall billing process.
Selain itu, unit Line Maintenance memiliki kapabilitas untuk mengerjakan perawatan Transit Check, Pre-Flight Check, Daily Check, Weekly Check dan A check (perawatan setelah 600 jam terbang), untuk beberapa tipe pesawat seperti A300/310/320/330/340, B737/747/757/767/777, DC-10 dan F-28. Jenis perawatan maupun tipe pesawat yang dapat dilayani telah memperoleh sertifikasi dari DKU-PPU, FAA, EASA, dan otoritas-otoritas terkait lainnya di beberapa negara.
Furthermore, the Line Maintenance unit has the full capability to perform aircraft maintenance for transit check, preflight check, daily check, weekly check and A Check (maintenance up to 600 flight hours) for a wide range of models, including A300/310/320/330/340, Boeing 737/747/757/767/777, DC-10 and F-28. Types of maintenance and aircraft which can be served have obtained the certification from DAAO, FAA, EASA as well as other relevant authorities in several countries.
Component Maintenance
Component Maintenance
Didukung tenaga kerja sebanyak 213 orang pegawai tetap per akhir tahun 2011, unit Component Maintenance membukukan pendapatan sebesar Rp 251,1 miliar pada tahun 2011, atau 15,2% dari total pendapatan GMF AeroAsia di tahun tersebut. Jumlah tersebut merupakan peningkatan 13% dari penjualan tahun 2010 sebesar Rp 222,8 miliar.
With the support from 213 permanent employees at the end of 2011, the Component Maintenance unit recorded revenues of Rp 251.1 billion in 2011, accounting for 15.2% of GMF AeroAsia’s total revenues for the year. This amount reflects a 13% increase from the unit’s revenues in 2010 of Rp 222.8 billion.
Unit Component Maintenance menyediakan jasa perawatan komponen Avionics, Electro-Mechanical, dan Ground Support Equipment, serta jasa kalibrasi dan Non-Destructive Test untuk peralatan dan komponen. Kapabilitas ini tersedia
The Component Maintenance unit provides maintenance services for Avionics and Electro-Mechanical components and Ground Support Equipments as well as calibration services and Non-Destructive tests for equipments and
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
untuk tipe-tipe pesawat yang banyak dipakai di Indonesia seperti B737 dan B747 series, A 300/310/330, DC-10, MD-80 dan F-28, dengan sertifikasi yang dikeluarkan oleh DKU-PPU, FAA ataupun EASA untuk masing-masing jenis komponen dan pekerjaan perawatan yang dapat dilakukan. Selain menyediakan jasa perawatan komponen pada pelanggan maskapai penerbangan maupun non-aviasi, unit Component Maintenance juga melayani kebutuhan pelanggan internal yaitu unit Line Maintenance, Base Maintenance dan Engine Maintenance di GMF AeroAsia.
components. These services cater to the needs of aircraft types which are widely used across Indonesia, such as the B737 and B747 series, A 300/310/330, DC-10, MD- 80 and F-28. Certifications have been issued by the DAAO, FAA or EASA for the respective categories of components and maintenance orders performed. Other than providing component maintenance services to airlines as well as nonaviation customers, Component Maintenance also serves requirements from internal customers, namely the Line Maintenance, Base Maintenance and Engine Maintenance units in GMF AeroAsia.
Aktivitas unit Component Maintenance didukung oleh fasilitas kerja yang lengkap meliputi Avionics Workshop, Electrical, Mechanical & Oxygen Workshop, Ground Support Equipment Workshop, Calibration & Non-Destructive Test Workshop. GMF AeroAsia telah memiliki sertifikasi ISO 17025 untuk Calibration Workshop dan ISO 17020 untuk NonDestructive Test.
The Component Maintenance unit is equipped with comprehensive facilities, covering an Avionics Workshop, Electrical, Mechanical & Oxygen Workshop, Ground Support Equipment Workshop, Calibration & Non-Destructive Test Workshop. GMF AeroAsia has certifications for its operational facilities: ISO 17025 for the Calibration Workshop and ISO 17020 certification for the Non-Destructive Test Workshop.
Pada tahun 2011, unit Component Maintenance melanjutkan upaya-upaya yang telah dimulai di tahun sebelumnya dalam rangka memperbaiki kinerja aspek supply chain management dalam pengadaan breakdown parts. Unit Component Maintenance melakukan kerjasama pengadaan breakdown parts dengan sistem konsinyasi dengan pemasok breakdown parts seperti Isaso, Wencor dan United Aviation. Melalui perbaikan pada proses perencanaan pengadaan dengan konsinyasi, waktu pengerjaan perawatan komponen dapat dipersingkat sehingga meningkatkan produktivitas.
In 2011, the Component Maintenance unit continued the efforts initiated in the previous years designed to enhance the overall process of supply chain management in purchases of spare parts. The Component Maintenance unit collaborated through procurement agreements for spare parts under a consignment system with various suppliers such as Isaso, Wencor dan United Aviation. Through improvements in the procurement planning process using the consignment system, processing time for component maintenance can be shortened, thereby increasing its overall productivity.
Selain itu, unit Component Maintenance juga terus mengembangkan pelayanan pada pelanggan non-aviasi untuk jasa Non-Destructive Test, GSE, Meal Trolley & ULD, yang mampu memberikan peningkatan kontribusi terhadap pendapatan Component Maintenance.
In addition, the Component Maintenance unit also successfully expanded its services, capturing non-aviation customers through services for Non-Destructive Tests, GSE, and Meal Trolley & ULD, all of which have increased their contribution to the income from the Component Maintenance unit.
Engine Maintenance
Engine Maintenance
Pada tahun 2011, unit Engine Maintenance membukukan pendapatan sebesar Rp 216,9 miliar, atau 13,3% dari total pendapatan GMF AeroAsia pada tahun tersebut. Pendapatan tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 21,7% dari pendapatan yang dibukukan pada tahun 2010 sebesar Rp 277,1 miliar. Sebab utama penurunan pendapatan penjualan pada tahun 2011 adalah adanya penjualan empat pesawat Garuda. Dari keempat pesawat yang dijual, enam engine telah masuk dalam forecast shop visit TR 2011 dan direncanakan di unit Engine Maintenance, sehingga dengan tidak dilakukannya perawatan enam engine Garuda, terjadi penurunan penjualan yang cukup signifikan.
In 2011, GMF AeroAsia’s Engine Maintenance unit recorded revenues of Rp 216.9 billion, or 13.3% of GMF AeroAsia’s total revenues for the year. Revenue in 2011 declined 21.7% from the recorded 2010 figure of Rp 277.1 billion.
Unit Engine Maintenance GMF AeroAsia memiliki kapabilitas untuk melakukan pekerjaan overhaul maupun module
The Engine Maintenance Unit at GMF AeroAsia has the capability to undertake overhaul and module replacement
The decline in sales revenue in 2011 was primarily due to the sale of four Garuda aircraft. Out of the four aircraft sold, six engines were included in the TR forecast shop visit for 2011 and was planned to be worked on in the Engine Maintenance unit. Thus, by not performing the maintenance services for the six Garuda engines, there was a significant decline in sales.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
71
GMF AeroAsia Challenge to Growth
72
replacement bagi mesin dan Auxiliary Power Unit (APU) pesawat dari berbagai tipe, dengan sertifikasi dari DKUPPU dan FAA. Unit ini juga mampu melakukan pekerjaan overhaul untuk mesin-mesin industrial gas turbin. Unit Engine Maintenance beroperasi melalui tiga lini produksi yaitu unit APU Services, Engine Services (CFM56 & SPEY), serta Turbine Parts Services, dengan tenaga kerja sebanyak 176 pegawai tetap pada tahun 2011.
for engines and Auxiliary Power Units (APU) for aircraft of different types, based on certifications from the DAAO and the FAA. This unit can also perform work for overhaul of industrial gasturbine engines. With a work force of 176 employees in 2011, the Engine Maintenance Unit operates through three production lines, namely APU Services, Engine Services (CFM56 & SPEY), and Turbine Parts Services.
Pada tahun 2011, unit Engine Maintenance melakukan langkah-langkah persiapan untuk menghadapi perkembangan pasar perawatan mesin pesawat pada masa mendatang dengan meningkatkan kapabilitasnya bagi perawatan mesin-mesin pesawat jenis baru seperti mesin tipe CFM56-7B dan APU tipe GTCP131-9B yang dipakai di pesawat jenis B737NG. Investasi juga telah dilakukan dengan melakukan pengadaan mesin-mesin yang diperlukan seperti Vertical Turning Late dan High-Speed Grinding. Pada saat yang sama, teknisi unit Engine Maintenance juga telah memperoleh pelatihan yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan mesin tipe tersebut. Pengembangan kapabilitas dilakukan dengan metode partnership dengan GE, dimana kontrak kerjasamanya baru diselesaikan pada awal tahun 2012.
In 2011, the Engine Maintenance unit made preparations in anticipation of future developments in the aircraft engine maintenance industry, by driving its aviation maintenance competencies in line with the latest progress in engine models, such as CFM56-7B engines and GTCP131-9B type APU used in B737NG aircraft. Investment was also allocated on procuring necessary equipments such as Vertical Turning Late and High-Speed Grinding. At the same time, Engine Maintenance technicians also obtained the necessary training to perform maintenance for these engine types. Capability development is done through a method of partnership with GE, with the new cooperation agreement completed in early 2012.
Pada pertengahan tahun 2011, unit Engine Maintenance menyewa seorang konsultan, yaitu Michael McEwen untuk melakukan Continuous Improvement Program dalam mendukung pengembangan kapabilitas yang sedang berjalan. Selain itu, program pengembangan berkelanjutan juga bertujuan untuk membantu Engine Maintenance dalam menyesuaikan dengan kultur GE yang menjadi partner-nya.
In mid-2011, Engine Maintenance Unit hired a consultant, Michael McEwen, to implement the Continuous Improvement Program to support the ongoing developments of capabilities. Additionally, continuous improvement program also aims to assist the Engine Mainenance Unit in adjusting to the GE culture that has became its partner.
GMF AeroAsia juga mengadakan perjanjian konsinyasi parts replacement dengan Fortran dan Aersale. Kerjasama untuk parts repair maupun konsinyasi parts replacement tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pekerjaan perawatan mesin yang dilakukan, serta memperbaiki tingkat ketersediaan suku cadang sesuai kebutuhan yang ada sehingga akan berdampak pada ketepatan jadwal waktu pekerjaan.
GMF AeroAsia also entered into a consignment agreement on parts replacements with Fortran and Aersale. The cooperation for repair parts and the consignment on replacement parts are expected to improve the quality of engine maintenance work performed, as well as improve the availability of spare parts as needed so that work can be completed on time as scheduled.
Engineering Services
Engineering Services
Dalam beberapa tahun terakhir ini, unit Engineering Services terus mencatat kenaikan pendapatan seiring dengan terus bertambahnya permintaan pasar akan jasa-jasa yang disediakannya. Pada tahun 2011, pendapatan tercatat sebesar Rp 34,68 miliar, meningkat 36,27% dari tahun 2010, dan mengontribusikan 2,13% dari total pendapatan GMF AeroAsia di tahun 2011. Jumlah pegawai tetap pada unit Engineering Services tercatat sebanyak 88 orang di akhir tahun 2011, meningkat dari jumlah 70 orang pada tahun sebelumnya.
In recent years, the Engineering Services unit continues to record increased revenue in line with the growing market demand for the services that it provides. In 2011, revenues amounted to Rp 34.68 billion, increasing by 36.27% from 2010 and accounting for 2.13% in contribution to GMF AeroAsia’s total revenues in 2011. The number of permanent employees in the Engineering Services unit was 88 at the end of 2011, up from 70 employees in the previous year.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Unit Engineering Services melayani Garuda Indonesia maupun maskapai penerbangan lainnya, baik domestik maupun internasional dengan jasa-jasa di bidang:
The Engineering Services unit serves Garuda Indonesia and other airlines, both domestic and international carriers, by offering the following services:
• • • • • • • •
• • • • • • • •
Program standar perawatan Engineering and planning Modifikasi dan pengontrolannya Reliability control program Layanan komunikasi data dari pesawat ke darat Manajemen dan distribusi manual perawatan pesawat Jasa tenaga ahli Design Organization Approval (DOA) hingga kelas B
Standard maintenance programs Engineering and planning Modification and controls Reliability control program Data communication service from on-board planes to landing Management and distribution of aircraft maintenance manuals Technical expertise Design Organization Approval (DOA) up to class B
Aktivitas unit Engineering Services memegang peranan penting dan strategis dalam industri perawatan pesawat, mesin dan komponen. Disamping itu, sebagai penentu standar perawatan, peningkatan efisiensi perawatan, desain modifikasi kelas A dan B, serta sebagai sumber pengetahuan dan data mengenai perawatan dan pesawat.
The Engineering Services unit plays an important and strategic role in the industry of aircraft maintenance, machinery and components. In addition, it also sets the benchmark for maintenance standards, improvements in maintenance efficiency, Class A and B modification designs, as well as a source of knowledge and data for maintenance and aircraft.
Pada tahun 2011, unit Engineering Services mengerjakan beberapa proyek Delivery Redelivery pesawat, EO Reliability untuk pelanggan maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Pakistant International Airline, Sriwijaya Air, Lion Air, dan Max Air. Untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki, unit Engineering Services menyelenggarakan sesi-sesi Workshop Reliability di Semester I dan II tahun 2011, yang diikuti kemudian dengan pelaksanaan progress review setiap dua minggu sekali atas implementasi dari hasil-hasil Workshop Reliability tersebut.
In 2011, the Engineering Services unit worked on several aircraft Delivery Redelivery and EO Reliability projects for its airline customers, such as Garuda Indonesia, Pakistan International Airline, Sriwijaya Air, Lion Air, and Max Air. To improve the overall competence of existing human resources, Engineering Services unit organized Reliability Workshop sessions in Semesters I and II in 2011, which were followed further by progress reviews held every two weeks to assess the implementation of the results of the Reliability Workshops.
Perkembangan penting lainnya di tahun 2011 adalah pengembangan produk dan kapabilitas Design Organization Approval (DOA), dimana saat ini GMF AeroAsia tengah mengupayakan sertifikasi DOA dari DKU-PPU untuk minor repair pesawat, disain kelas A dan B. Kapabilitas DOA yang telah disertifikasi akan berperan penting dalam memperluas lingkup jasa yang dapat diberikan oleh GMF AeroAsia melalui unit Engineering Services.
Another important development in 2011 was the development of Design Organization Approval (DOA) products and capabilities. GMF AeroAsia is currently processing DOA certification from the DAAO for minor repairs on aircraft, class A and B designs. Certified DOA capabilities will be instrumental in expanding the scope of services offered by GMF AeroAsia through the Engineering Services unit.
Asset Management & Material Services
Asset Management & Material Services
Pada tahun 2011, unit Asset Management & Material Services yang sebelumnya dikenal sebagai unit Material Management membukukan pendapatan sebesar Rp 173,67 miliar, yang merupakan 9,89% dari total penjualan GMF AeroAsia pada tahun tersebut. Dari sisi pendapatan, kinerja unit Asset Management & Material Services pada tahun 2011 memperlihatkan peningkatan sebesar 20,7% dari penjualan tahun 2010 sebesar Rp 137,6 miliar.
In 2011, the Asset Management & Material Services unit, formerly known as Material Management unit, recorded revenues of Rp 173.67 billion, which accounted for 9.89% of GMF AeroAsia’s total revenues. In terms of revenues, Asset Management & Material Services unit’s performance in 2011 demonstrated an increase of 20.7% from 2010 sales of Rp 137.6 billion.
Unit Asset Management & Material Services menyediakan sejumlah layanan bagi pelanggan yaitu antara lain jasa penyediaan suku cadang, pengelolaan komponen pesawat, jasa pergudangan, fasilitas kawasan berikat, logistik dan distribusi, serta penjualan dan pembelian material. Selain
The Asset Management & Material Services unit provides various services to customers, consisting of spare part supplies, aircraft component management, warehousing services, bonded facilities, logistics and distribution, and sale and purchase of materials. Besides serving airline and
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
73
GMF AeroAsia Challenge to Growth
74
melayani pelanggan maskapai penerbangan maupun non-maskapai penerbangan secara langsung, unit Asset Management & Material Services memiliki posisi strategis karena juga melayani kebutuhan unit-unit operasional lainnya di lingkungan GMF AeroAsia. Unit Asset Management & Material Services menyediakan pelayanan trading material karena telah memperoleh sertifikasi Distributor of Aeronautical Products dari DKU-PPU.
non-airline customers directly, the Asset Management & Material Services unit assumes a strategic position because it also serves the needs of other operating units within GMF AeroAsia. The Asset Management & Material Services unit also provides trading materials given that it has obtained the certification Distributor of Aeronautical Products from the DAAO.
Dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 163 pegawai tetap di tahun 2011, unit Asset Management & Material Services beroperasi melalui beberapa unit bisnis seperti, Strategic Purchasing, Aircraft Parts Services, Aircraft Parts Procurement, Bonded Zone, serta GA Material Services khusus bagi pelanggan utama yaitu Garuda Indonesia.
With support from a total of 163 permanent employees in 2011, Asset Management & Material Services unit operates multiple business units, including Strategic Purchasing, Aircraft Parts Services, Aircraft Parts Procurement, Bonded Zone and GA Material Services, specifically for its primary customer, Garuda Indonesia.
Rangkaian program kerja yang dilakukan oleh unit Asset Management & Material Services pada tahun 2011 antara lain inisiatif efisiensi biaya di bidang Strategic Purchasing, yang dilakukan melalui peningkatan kontrak-kontrak pengadaan berdasarkan Just in Time (JIT) dan konsinyasi material agar dapat membantu meningkatkan tingkat servis penyediaan material ke unit produksi serta menekan naiknya nilai inventori. Sistem kontrak konsinyasi pengadaan material memberikan keuntungan penghematan dari harga yang lebih baik untuk material yang sama dibandingkan dengan jika dilakukan melalui pembelian dengan Purchase Order (PO) normal, karena umumnya menggunakan tingkat harga yang tetap, misalnya untuk kontrak tiga tahun. Selain itu, karena pembayaran dilakukan berdasarkan material yang dipakai dan bukan berdasarkan material yang dikirim kepada GMF AeroAsia, maka diperoleh keuntungan dari sisi efisiensi tingkat persediaan dan aliran kas Perusahaan.
The numerous work programs implemented by the Asset Management & Material Services unit during 2011 were cost efficiency initiatives in Strategic Purchasing, established through Just in Time (JIT) procurement contracts and material consignment methods to help improve the level of service of material supply to the production units and to suppress the rise in inventory value. Consignment contracts for material procurement provide cost cutting benefits with more favorable prices for the same materials than if the transaction were made through a regular Purchase Order (PO), since a fixed price is generally used, for example throughout the three-year duration of the contract. Furthermore, as payment is incurred subject to material use instead of through volume delivered to GMF AeroAsia, there is additional advantage from the perspective of efficiency in material supply and the Company’s cash flows.
Inisiatif efisiensi biaya dalam proses konsinyasi dan JIT mencapai USD 533.365 dari yang ditargetkan USD 480.000. Sedangkan dari proses cost saving component Re-Certification (CRC) re-used mencapai USD 1.209.759,39 dari yang ditargetkan sebesar USD 960.000.
Cost efficiency initiatives through consigment and JIT processes reached US$ 532,029.08 from the targeted amount of US$ 480,000. While cost saving from component ReCertification (CRC) re-used process reached US$1,209,759.39 from the targeted amount of US$ 960,000.
Adapun beberapa perencanaan unit Asset Management & Material Services di tahun 2012 adalah mempersiapkan inisiatif strategis, antara lain:
The Asset Management & Material Services unit’s plans for 2012 is preparing the strategic initiatives, among others:
1. Efisiensi cost dalam rangka mendukung S/L subcontracting dengan TAT Outsource mencapai 42 Hari. Hal yang akan dilakukan adalah mempersiapkan repair contract component untuk mengurangi TAT cycle time dan mendapatkan jumlah floating spare yang optimal . 2. Menjaga ketersediaan material melalui Program konsinyasi & JIT sebanyak USD 600.000,- dengan menambah kerjasama konsinyasi & JIT untuk aircraft part, component, serta chemical – raw material. 3. Membidik kontrak PBTH dengan pihak maskapai Sriwijaya Air dalam penyediaan Material dan Component sehingga dapat menambah revenue di sektor Non-Garuda.
1. Cost efficiency in order to support the S/L subcontracting with TAT Outsource of 42 days. This will be done by preparing the repair contract component so that it reduces the TAT cycle time and get the optimal amount of floating spare. 2. Maintain the availability of material through the Consignment & JIT Program at the amount of US$ 600,000 by adding the number of Consignment & JIT Partnerships for aircraft parts, components, and chemicals - raw material. 3. Aim for a PBTH contract with the Sriwijaya Air for the privision of Materials and Components in order to increase revenue from the Non-Garuda sector.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Learning Services
Learning Services
Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dilakukan tersendiri oleh Vice President Learning Center & Knowledge Management dengan akreditasi dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKU-PPU) No. 147/0/700.
Trainings and educational programs are managed specifically by the Vice President Learning Center & Knowledge Management, with the accreditation of the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation No. 147/0/700.
Pada bulan Oktober 2011, GMF Learning Services telah menyelesaikan pendidikan untuk siswa BAM batch 4 sebanyak 80 orang dan masih mendidik 109 orang siswa BAM dari batch 5 dan batch 6 . Practical workshop permanen sebagai persyaratan AMTO Basic yang sudah direncanakan sejak tahun 2010 dan karena ketersediaan dana pada tahun 2011 kembali ditunda pembangunannya. Diharapkan rencana ini akan di realisasikan secara bertahap mulai tahun 2012. Selama tahun 2011 GMF AeroAsia meberikan pelatihan sebanyak 537 angkatan kepada 6960 peserta sehingga ratarata setiap pegawai mendapat dua kali pelatihan dalam satu tahun.
In October 2011, GMF Learning Services completed training for 80 batch-4 BAM students, while 109 batch-5 and batch-6 students were still undergoing training at that time. A permanent practical workshop as the prerequisite for AMTO Basic has been planned since 2010, but due to limited funding, in 2011 its construction yet again had to be postponed. It is expected to be commenced in 2012, gradually. Throughout 2011, GMF AeroAsia trained 537 cohorts involving 6,960 participants, resulting in an average of 2 trainings per employee per year.
No
Jenis Pelatihan Type of Training
1
Orientation Training
2
Jumlah Kelas Number of Class
Jumlah Trainee Number of Trainee
Jam Pelatihan Man Hours Training
Hari Pelatihan Man Hours Training
4
145
3.480
435
Basic Training
138
533
489.376
61.172
3
Type Training
65
858
93.232
11.926
4
Mandatory Training
158
2.804
34.376
4.299
5
Task Training
36
611
10.066
1.278
6
Others
136
2.009
37.484
4.690
Total
537
6.960
668.014
83.800
GMF AeroAsia juga memberikan beasiswa dan bantuan pendidikan kepada 227 orang lulusan SMK Penerbangan dan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) yang berminat menjadi Teknisi GMF AeroAsia pada tahun 2011. Melalui program beasiswa ini, Manajemen GMF AeroAsia berharap dapat memperoleh calon pekerja terbaik dan siap dipekerjakan sebagai calon Teknisi Penerbangan pada industri perawatan pesawat terbang sekaligus sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Tahun 2011, GMF Learning Service & Knowledge Management telah melakukan pemetaan proses bisnis di area produksi, material, engineering, dan planning. Diharapkan pemetaan proses bisnis ini dapat diselesaikan di akhir tahun. Sebagian perbaikan proses bisnis sudah dijalankan di area
GMF AeroAsia also provided scholarships and education aids to 227 students of SMK Penerbangan and Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) that had shown interest in working as GMF AeroAsia technicians in 2011. Through this scholarship program, the management of GMF AeroAsia expects to obtain the best and most ready talent in the field to be trained as candidates for aviation technicians in the aircraft maintenance industry. This also demonstrates the Company’s responsibility to the society.
In 2011, GMF Learning Services & Knowledge Management completed the mapping of business processes in production, material, engineering, and planning areas. Parts of the business process improvement were carried out in the revenue cycle and material management areas. Data clean-up in the SAP system, conducted by the SAP remedial
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
75
GMF AeroAsia Challenge to Growth
76
revenue cycle dan material management. Pembersihan data di sistem SAP yang dilakukan oleh proyek SAP remedial juga berdampak terhadap usulan perbaikan proses bisnis di area tertentu.
project, also impacted the recommendations for business process improvements in certain areas.
Untuk Knowledge Management, GMF KM Blueprint dan Kebijakan Pelaksanaan Knowledge Management (KB-01005) telah disahkan oleh Direktur Utama GMF AeroAsia. GMF AeroAsia berpartisipasi dalam MAKE Award 2011 yang diselenggarakan Dunamis Consulting, dalam penghargaan ini GMF AeroAsia masuk sebagai finalis bersama 16 perusahaan lainnya dari 96 perusahaan yang dinominasikan. Tahun 2011 telah dilaksanakan Best Idea Competition di lingkungan internal Perusahaan yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu pengembangan bisnis, tools/facility/equipment, dan simplifikasi proses bisnis. Jumlah ide yang masuk adalah 114 ide dengan perincian 20 ide bisnis, 42 tools/facility/equipment dan 52 simplifikasi proses bisnis.
In terms of knowledge management, GMF KM Blueprint and Knowledge Management Implementation Policy (KB-01005) have been authorized by the President Director of GMF AeroAsia. The Company also participated in the MAKE Award 2011 organized by Dunamis Consulting. At this awarding ceremony, GMF AeroAsia was chosen as one of the finalists along with 16 other companies, out of the 96 companies nominated. In 2011, the Company also conducted Best Idea Competition for internal only in three categories, i.e. business development, tools/facility/equipment, and business process simplification. Total number of ideas presented through this competition was 114 ideas, consist of 20 business development ideas, 42 tools/facility/equipment ideas, and 52 business process simplification.
Pada bulan November 2011 telah dilakukan perubahan fungsi organisasi di unit Knowledge Management dari peran fungsi Knowledge Management dan bisnis proses menjadi peran fungsi Knowledge Management dan Managerial Training, sedangkan fungsi proses bisnis pindah ke unit Strategic Resources Management.
In November 2011, the Company changed the organizational function of its Knowledge Management unit, from its role of “knowledge management and business processes” to a role of “knowledge management and managerial training”, transferring the business process affairs to the Strategic Resources Management unit.
Program Corporate Culture Development sampai akhir tahun 2011 telah dilaksanakan pembekalan GMF Values (Concern for People, Integrity, Professional, Teamwork, Customer Focused) untuk 100 Pembina Utama (PU) dan 448 Mitra Pengubah (MP), dilanjutkan dengan melakukan identifikasi persoalan perilaku (gap perilaku saat ini dengan perilaku yang sesuai dengan GMF values) dan melaksanakan langkahlangkah perbaikan.
The Corporate Culture Development Program until the end of 2011 entailed the dissemination of GMF Values (Concern for People, Integrity, Professional, Teamwork, Customer Focused) to 100 Main Promotors and 448 Transformation Parterns, which was then continued by the identification of behavioral issues (behavioral gap between current behaviors and those expected by the GMF Values), and the implementation of corrective measures.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
77
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Tinjauan Keuangan Financial Review
Sekilas Kinerja 2011
2011 Performance Highlights
Laporan Laba Rugi (juta Rupiah) Statement of Income (million Rupiahs)
Uraian
78
2007
2008
2010
2011
Pendapatan usaha Operating Revenues
1.381.056
1.598.210
1.652.413
1.515.945
1.629.792
Beban Usaha Operating Expenses
1.327.723
1.523.666
1.579.166
1.461.001
1.533.370
Laba (Rugi) Usaha Income (loss) from Operations
53.332
74.544
73.247
54.944
96.422
Penghasilan (Beban) Lain-lain Other Income (Expenses)
21.224
41.113
(7,192)
(15.672)
(205)
Laba Bersih Net Income
51.315
67.562
48.261
28.766
54.874
Pendapatan Komprehensif Comprehensive Income
51.315
67.562
48.302
28.778
54.956
Description
2009
Pendapatan Usaha
Operating Revenues
Pendapatan usaha GMF AeroAsia terdiri dari jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat yang meliputi:
GMF Aeroasia obtained revenues from its operations, namely aircraft maintenance and repair, which consist of:
• Airframe Maintenance dan Component Overhaul Services yaitu berupa jasa pemeliharaan dan perbaikan badan pesawat (C Check dan D Check maintenance), mesin pesawat, dan component part.
• Airframe Maintenance and Component Overhaul Services, in the form of maintenance of C and D checks, engine, and components.
• Line Maintenance dan Technical Ground Handling yaitu berupa jasa pemeliharaan dan penyiapan pesawat di Line Maintenance.
• Line Maintenance and Technical Ground Handling, i.e. the maintenance and preparation of aircraft on Line Maintenance
• Jasa Engineering lainnya
• Other Engineering Services
GMF AeroAsia mencatat peningkatan pendapatan usaha sebesar 7,5% dari Rp 1,515 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 1,629 miliar di tahun 2011 antara lain dimungkinkan oleh peningkatan pendapatan dari jasa pekerjaan Airframe Maintenance dan Component Overhaul Services serta jasa Engineering lainnya masing-masing sebesar 12,7% dan 40,7% menjadi Rp 1,139 miliar dan Rp 34 miliar.
GMF AeroAsia posted a 7.5% increase in operating revenues from Rp 1.515 billion in 2010 to Rp 1.629 billion in 2011, mainly due to the revenue increase from Airframe Maintenance and Component Overhaul Services and from other Engineering Services of 12.7% to Rp 1.139 billion and 40.7% to Rp 34 billion, respectively.
Sementara itu, pendapatan dari jasa Line Maintenance dan Technical Ground Handling pada tahun 2011 menurun 5,1% menjadi Rp 455 miliar.
Meanwhile, revenues from Line Maintenance and Technical Ground Handling in 2011 experienced a 5.1% decline to Rp 455 billion.
Dari segi pelanggan, pendapatan dari Garuda Indonesia (“Garuda”) pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 6,5% menjadi Rp 1,166 miliar, namun pendapatan dari NonGaruda pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 72,6% menjadi Rp 462 miliar.
Customerwise, revenues from Garuda Indonesia (“Garuda”) in 2011 was 6.5% lower than in the previous year, amounting to Rp 1.166 billion, while Non-Garuda revenues in 2011 were up 72.6% to Rp 462 billion.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Namun demikian, pendapatan dari Garuda masih mendominasi pendapatan usaha Perusahaan, yang mencakup 71,5% dari total pendapatan usaha di tahun 2011.
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Nevertheless, revenues derived from Garuda still dominated the Company’s total operating revenues, accounting for 71.5% of the total in 2011.
Pendapatan Usaha - Segmentasi Jasa (juta Rupiah) Operating Revenues - Service Segmentation (million Rupiahs)
Uraian
Description
Jasa Airframe Maintenance dan Component Overhaul Airframe Maintenance and Component Overhaul Services Line Maintenance dan Technical Ground Handling Line Maintenance and Technical Ground Handling Jasa Engineering lainnya Other Engineering Services Jumlah Total
2011
2010
%
1.139.560
1.011.088
12,7
455.546
480.200
-5,1
34.685
24.656
40,7
1.629.792
1.515.945
7,5
Pendapatan Usaha - Segmentasi Pelanggan (juta Rupiah) Operating Revenues - Customer Segmentation (million Rupiahs)
Uraian
Description
Pendapatan dari Garuda Revenue from Garuda Pendapatan dari Non Garuda Revenue from Non Garuda Jumlah Total
2011
2010
%
1.166.981
1.247.760
-6,5
462.811
268.185
72,6
1.629.792
1.515.945
7,5
Pendapatan dari jasa Airframe Maintenance dan Component Overhaul Services
Revenues from Airframe Maintenance and Component Overhaul Services
Pendapatan dari jasa jenis ini memberikan kontribusi sebesar 69,9% dari total pendapatan usaha di tahun 2011 dan mengalami peningkatan sebesar 12,7% menjadi Rp 1,139 miliar. Hal ini antara lain disebabkan oleh peningkatan aktivitas pekerjaan dari perawatan dan perbaikan mesin pesawat yang pada tahun 2011 mengerjakan overhaul mesin pesawat jenis CFM56-3 yaitu meningkat 52,9% menjadi 26 engine di tahun 2011 dari 17 engine di tahun 2010. Sedangkan dari aktivitas pekerjaan Airframe Maintenance yaitu pekerjaan jenis C & D Check di tahun 2011 tidak mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun 2010.
Revenues from this sector accounted for 69.9% of the total operating revenues in 2011, and improved 12.7% from the previous year to reach Rp 1.139 billion. This was due, among others, to the increasing work activities related to aircraft engine maintenance and repair, as the Company in 2011 performed overhauls of 26 engines of the CFM56-3 aircraft, up 52.9% from 17 engines in 2010. Meanwhile, work activities related to Airframe Maintenance, i.e. C & D Check, did not experience a significant increase in 2011 compared to 2010.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
79
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Pendapatan dari jasa Line Maintenance and Technical Ground Handling
Revenues from Line Maintenance and Technical Ground Handling
Pendapatan dari jasa jenis ini berkontribusi 28,0% terhadap total pendapatan usaha di tahun 2011. Di tahun 2011, jasa Line Maintenance dan Technical Ground Handling mengalami penurunan sebesar 5,1% menjadi Rp 455 miliar disebabkan oleh Garuda Indonesia selaku pengguna utama dari jenis jasa ini mendatangkan pesawat baru yaitu B737-800 dan A330-200 untuk mengganti pesawat lama yaitu B737 seri 300, 400, dan 500. Karena pesawat baru, maka biaya perawatan dan penyiapan pesawat masih relatif rendah.
Revenues from this sector accounted for 28.0% of the total operating revenues in 2011. In 2011, Line Maintenance and Technical Ground Handling declined 5.1% in revenues to Rp 455 billion, as Garuda Indonesia as the major customer of this service procured new B737-800 and A330-200 aircraft to supplant its old B737-300, 400 and 500 aircraft. As these aircraft were new ones, they incurred relatively low maintenance and preparation costs.
Pendapatan dari Jasa Engineering lainnya
Revenues from other Engineering Services
Pendapatan Usaha dari jasa Engineering lainnya mengalami kenaikan sebesar 40,7% dari Rp 24 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 34 miliar di tahun 2011. Kenaikan ini disebabkan oleh semakin tingginya kepercayaan pelanggan dalam menggunakan jasa engineering GMF AeroAsia untuk mengerjakan engineering order.
Revenues from other engineering services were up 40.7% from Rp 24 billion in 2010 to Rp 34 billion in 2011. This was due to the improved customer confidence in using GMF AeroAsia’s Engineering Services to carry out engineering orders.
Beban Usaha
Operating Expenses
Beban usaha mengalami peningkatan sebesar 5,0% atau sebesar Rp 72 miliar dari Rp 1,461 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 1,533 miliar di tahun 2011.Hal ini dipicu peningkatan sebesar 9,8% atau sebesar Rp 47 miliar pada beban pegawai yang menyumbang 34,2% dari total beban usaha dan peningkatan sebesar 40,0% atau sebesar Rp 28 miliar pada beban akomodasi Perusahaan yang memberikan sumbangan 13,4% terhadap total beban usaha.
The Company’s operating expenses were up 5.0% or Rp 72 billion, from Rp 1.461 billion in 2010 to Rp 1.533 billion in 2011. This was due to the 9.8% increase or Rp 47 billion in staff expenses, which contributed 34.2% to the total operating expenses, and a 40.0% rise or Rp 28 billion in accommodation expenses, which contributed 13.4% to the total.
Beban
Expenses
2010
Beban pegawai Staff expenses
524.616.051.062
477.582.203.173
Beban material Material Expenses
524.950.688.300
521.461.868.334
Beban subkontrak Subcontract Expenses
155.260.903.495
182.040.694.109
Beban akomodasi Accommodation expenses
98.321.422.112
70.240.250.334
Beban penyusutan, amortisasi dan penurunan nilai aset Decpreciation, amortization and impairment expenses
25.434.851.001
16.516.755.722
204.786.011.868
193.158.930.864
1.533.369.927.838
1.461.000.702.536
Beban operasional lainnya Other Operating Expenses Jumlah Beban Usaha Total of Operational Expenses
80
2011
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Kenaikan dan penurunan beban usaha tercatat pada masingmasing pos berikut:
The increase or decrease in each category of operating expenses is presented below:
• Beban material di tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 0,7% menjadi sebesar Rp 524 miliar, dari sebesar Rp 521 miliar di tahun 2010. Hal ini disebabkan peningkatan aktivitas perbaikan dan perawatan pesawat terutama perbaikan mesin pesawat. Beban material menyumbang biaya sebesar 34,2% dari total biaya usaha.
• Material expenses in 2011 was up 0.7% to Rp 524 billion, from Rp 521 billion in 2010. This was due to the rise in aircraft maintenance and repair activities, especially aircraft engine repairs. Material expenses contributed 34.2% to total operating expenses.
• Beban pegawai meningkat 9,8% atau sebesar Rp 47 miliar menjadi sebesar Rp 524 miliar di tahun 2011 dari Rp 477 miliar di tahun 2010. Terutama disebabkan oleh penambahan pegawai baru sebanyak 300 orang, annual increment sebesar rata-rata 6% dan pemberian insentif tahunan. Beban ini menyumbang 34,2% dari total beban usaha.
• Staff expenses were up 9.8% or Rp 47 billion, from Rp 477 billion in 2010 to Rp 524 billion in 2011, mainly due to the addition of 300 new employees to the Company’s workforce, an annual increment of 6% on average, and the provision of annual incentive. Staff expenses contributed 34.2% to total operating expenses.
• Beban subkontrak mengalami penurunan sebesar 14,7% menjadi sebesar Rp 155 miliar di tahun 2011 dari Rp 182 miliar di tahun 2010. Penurunan beban subkontrak sebagai akibat dari penambahan capability shop di GMF AeroAsia, termasuk pengembangan component shop. Beban ini menyumbang 10,1 % dari total beban usaha.
• Subcontract expenses were down 14.7% to Rp 155 billion in 2011 from Rp 182 billion in 2010. This was due to the addition of capability shop at GMF, including the development of component shops. Subcontract expenses contributed 10.1% to total operating expenses.
• Beban akomodasi mengalami peningkatan sebesar 40,0% menjadi Rp 98 miliar di tahun 2011, dari sebesar Rp 70 miliar di tahun 2010. Kenaikan biaya ini disebabkan oleh peningkatan biaya akomodasi pembukaan outstation baru dalam rangka mendukung ekspansi Garuda.
• Accommodation expenses rose 40.0% from Rp 70 billion in 2010 to Rp 98 billion in 2011, mainly owing to the increase in the accommodation expenses for the opening of new outstations in order to support Garuda’s expansion.
• Beban penyusutan, amortisasi, dan penurunan nilai aset naik sebesar 54,0% menjadi sebesar Rp 25,4 miliar terutama disebabkan oleh kenaikan penyusutan dan amortisasi dari aset pemeliharaan.
• Decpreciation, amortization and impairment expenses were up 54.0% to Rp 25.4 billion, owing to the rise in impairment and amortization of maintenance assets.
• Beban operasional lainnya tahun 2011 mencapai Rp 203 miliar, naik sebesar 6,0%, antara lain disebakan oleh peningkatan dari biaya sewa, pemeliharaan dan perbaikan. Beban ini menyumbang 13,4% dari total biaya usaha.
• Other operating expenses in 2011 amounted to Rp 203 billion, up 6.0% due to, among others, the increase in leases, maintenance and repairs. These contributed 13.4% to the total operating expenses.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
81
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Laba Usaha
Income from Operations
Perusahaan membukukan laba usaha sebesar Rp 96 miliar di tahun 2011 atau meningkat 6,3% dari tahun 2010 yang membukukan laba sebesar Rp 54 miliar.
The Company booked an income from operations of Rp 96 billion in 2011, up 6.3% from Rp 54 billion in 2010.
2011
Laba Usaha Income from Operations’
82
2010
96.422.026.148
54.944.047.651
Penghasilan bunga Interest Income
120.165.428
5.734.304.052
Beban Keuangan Financial Expenses
(12.634.751.407)
(11.973.321.044)
Penghasilan (Beban) Lain-lain Other Income (Expenses)
12.309.548.650
(9.432.777.975)
Laba Sebelum Pajak Income before Tax
96.216.988.819
39.272.252.684
Laba Bersih Net Profit
54.874.243.719
28.766.448.394
Pendapatan Komprehensif Comprehensive Income
54.956.464.164
28.777.622.695
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Other Gains (Losses)
Perusahaan mencatat penghasilan lain-lain – bersih sebesar Rp 12 miliar di tahun 2011 dibandingkan dengan beban lainlain - bersih sebesar Rp 9 miliar di tahun 2010. Pendapatan lain-lain ini terutama berasal dari keuntungan atas selisih kurs Rp 3 miliar dibandingkan dengan kerugian selisih kurs Rp 11 miliar di tahun 2010 karena faktor pelemahan nilai tukar rupiah.
The Company recorded other gains – net in the amount of Rp 12 billion in 2011, compared to other losses – net amounting to Rp 9 billion in 2010. Other gains were derived mainly from gains on exchange rate of Rp 3 billion compared to losses on exchange rate of Rp 11 billion in 2010, due to the weakening of the rupiah against the US dollar.
Laba Sebelum Pajak
Income Before Tax
Laba sebelum pajak di tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 145,0% menjadi sebesar Rp 96 miliar dari Rp 39 miliar di tahun 2010.
The Company’s income before tax in 2011 was up 145%, from Rp 39 billion in 2010 to Rp 96 billion.
Laba Bersih
Net Income
Di tahun 2011, Perusahaan mencatat laba bersih Rp 54,8 miliar atau meningkat sebesar 90,8% dari tahun 2010 yang mencatat laba sebesar Rp 28,7 miliar. Perusahaan juga membukukan pendapatan komprehensif lainnya yaitu keuntungan revaluasi aset tetap – bersih setelah pajak sebesar Rp 82 juta di tahun 2011 dan Rp 11 juta di tahun 2010, maka jumlah pendapatan komprehensif di tahun 2011 menjadi sebesar Rp 54,9 miliar atau meningkat 91,0% dari tahun 2010 yang nilainya sebesar Rp 28,7 miliar.
In 2011, the Company recorded a net income of Rp 54.8 billion, or 90.8% higher than Rp 28.7 billion recorded in 2010. The Company also booked other comprehensive income from the gain on revaluation of property and equipment – net of tax of Rp 82 million in 2010 and Rp 11million in 2010. Therefore, the Company’s total comprehensive income in 2011 was Rp 54.9 billion, or 91.0% higher than Rp 28.7 billion in 2010.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Posisi Keuangan
Financial Position
Aset
Assets
Jumlah aset Perusahaan tercatat sebesar Rp 1,380 miliar per 31 Desember 2011, yang mengalami penurunan sebesar 5,1% dibandingkan dengan Rp 1,455 miliar di tahun 2010, seiring dengan penurunan sebesar 10,0% dalam aset lancar sedangkan aset tidak lancar mengalami kenaikan sebesar 31,8%.
The Company’s total assets amounted to Rp 1.380 billion as at December 31, 2011, down 5.1% from Rp 1.455 billion in 2010, due to the decrease of 10.0% in current assets on the back of the increase of 31.8% in non-current assets.
Aset Lancar
Current Assets
Aset lancar mengalami penurunan sebesar 10,0% dari Rp 1,285 miliar per 31 Desember 2010 menjadi Rp 1,156 miliar per 31 Desember 2011. Penurunan ini dipengaruhi oleh:
Current assets decreased 10.0% from Rp 1.285 billion as at December 31, 2010 to Rp 1.156 billion as at December 31, 2011. This decrease was owing to:
• Piutang usaha (pihak berelasi dan pihak ketiga) mengalami penurunan sebesar 26,2% sehingga menjadi Rp 294 miliar per 31 Desember 2011 yang terutama disebabkan oleh penurunan piutang pihak berelasi sebesar 51,8% menjadi Rp 132 miliar di tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar Rp 273 miliar disebabkan oleh oleh pembayaran dari pihak berelasi atas piutang yang telah jatuh tempo. Hal ini berdampak pada perbaikan rasio perputaran piutang usaha (pihak berelasi dan pihak ketiga) yang mengalami penurunan dari 99 hari di tahun 2010 menjadi 78 hari di tahun 2011.
- The 26.2% decrease in trade accounts receivable from transactions with related parties and third parties, to Rp 294 billion as at December 31, 2011, which was mainly due to the decrease in the receivables from related parties of 51.8% to Rp132 billion in 2010, compared to Rp 273 billion in 2010, owing to the payment of due receivables from related parties. This resulted in an improved trade receivables (from related parties and third parties) turnover ratio from 99 days in 2010 to 78 days in 2011.
• Tagihan bruto kepada pelanggan mengalami penurunan 11,7% menjadi Rp 229 miliar di tahun 2011 karena percepatan bisnis proses penyelesaian pekerjaan.
- Gross receivables from customers decreased 11.7% to Rp 229 billion in 2011 due to quicker business processes in terms of work completion.
• Selain itu piutang lain-lain berelasi dan pajak dibayar dimuka menjadi nihil di tahun 2011 dibandingkan dengan masing-masing Rp 37 miliar dan Rp 22 miliar di tahun 2010.
- Other receivables from related parties and prepaid taxes were nil in 2011, compared to Rp 37 billion and Rp 22 billion, respectively, in 2010.
Aset Tidak Lancar
Non-Current Assets
Aset tidak lancar mengalami peningkatan sebesar 31,8% menjadi Rp 224 miliar per 31 Desember 2011 antara lain disebabkan oleh kenaikan aset tetap-bersih dari Rp 96 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 144 miliar di tahun 2011 karena pembelian aset tetap.
Non-current assets rose 31.8% to Rp 224 billion as at December 31, 2011, among others due to the rise in property and equipment – net, from Rp 96 billion in 2010 to Rp 144 billion in 2011, due to the purchase of new property and equipment.
Liabilitas
Liabilities
Liabilitas Perusahaan menurun 13,4% menjadi Rp 838 miliar per 31 Desember 2011 terutama karena pembayaran utang. Liabilitas lancar mengalami penurunan sebesar 23,4% menjadi Rp 522 miliar per 31 Desember 2011 antara lain disebabkan pembayaran utang usaha dan utang jangka pendek ke bank. Sedangkan, liabilitas jangka panjang mengalami kenaikan 10,6% menjadi Rp 316 miliar per
The Company’s liabilities decreased 13.4% to Rp 838 billion as at December 31, 2011, due to payment of payables. Current liabilities were down 23.4% to Rp 522 billion as at December 31, 2011, owing to, among others, payment of trade payables and short-term bank loans. Meanwhile, non-current liabilities were up 10.6% to Rp 316 billion as at December 31, 2011, due to the addition to long-term bank loans for investment and
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
83
GMF AeroAsia Challenge to Growth
31 Desember 2011 yang disebabkan oleh penambahan utang bank jangka panjang untuk kredit investasi dan penambahan liabilitas imbalan kerja sebagai dampak perhitungan liabilitas imbalan kerja oleh aktuaria.
the addition to employee benefit, as a result of the actuarial calculation of employee benefit.
Ekuitas
Equity
Ekuitas mengalami peningkatan dari Rp 486 miliar per 31 Desember 2010 menjadi Rp 541 miliar per 31 Desember 2011 seiring dengan laba bersih yang diperoleh Perusahaan di tahun 2011.
The Company’s equity rose from Rp 486 billion as at December 31, 2010 to Rp 541 billion as at December 31, 2011, in line with the rise in net income of the Company in 2011.
Arus Kas
Cash Flows
Pada tanggal 31 Desember 2011, Kas dan Setara Kas tercatat sebesar Rp 61 miliar, meningkat sebesar 45,6% dibandingkan posisi pada 31 Desember 2010 yang sebesar Rp 42 miliar.
As at December 31, 2011, the Company’s cash and cash equivalents were Rp 61 billion, up 45.6% from Rp 42 billion as at December 31, 2010.
2011
84
2010
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi Net Cash Used for Operating Activities
193.931.744.871
(72.255.802.110)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi Net Cash Used for Investing Activities
(75.202.516.244)
(31.439.088.235)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan Net Cash Used for Financing Activities
(99.474.326.979)
4.806.233.931
Saldo Kas Pada Awal Tahun Cash Balance at Begining of Year
42.268.315.169
141.156.971.583
Saldo Kas Pada Akhir Tahun Cash Balance at Year End
61.523.216.817
42.268.315.169
Kenaikan (Penurunan) Bersih Net Increase (Decrease)
19.254.901.648
(98.888.656.414)
1. Aktivitas Operasional
1. Operating Activities
Sumber utama likuiditas Perusahaan adalah dana yang berasal dari kegiatan operasional. Kas yang diperoleh dari aktivitas operasi mengalami peningkatan dari minus Rp 72 miliar di tahun 2010 menjadi positif Rp 193 miliar di tahun 2011 antara lain dimungkinkan oleh kenaikan penerimaan kas dari pelanggan yang di tahun 2011 meningkat 13,5% dari tahun 2010.
The main source of liquidity for the Company is revenues from operating activities. The cash generated by operating activities in 2011 surge from minus Rp 72 billion in 2010 to Rp 193 billion in 2011. This was made possible by the increase in cash receipts from customers which rose 13.5% in 2011 from its 2010 value.
2. Aktivitas Investasi
2. Investing Activities
Arus kas yang digunakan untuk kegiatan investasi mencapai Rp 75 miliar di tahun 2011, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar Rp 31 miliar karena pembelian aset Perusahaan.
Cash flows used for investing activities amounted to Rp 75 billion in 2011, higher than Rp 31 billion in 2010, due to the Company’s purchase of assets.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
3. Aktivitas Pendanaan
3. Financing Activities
Perusahaan melakukan pembayaran utang jangka pendek dan utang jangka panjang masing-masing Rp 133 miliar dan Rp 4 miliar di tahun 2011. Namun di sisi lain, Perusahaan juga memperoleh pinjaman jangka panjang sejumlah Rp 38 miliar. Secara neto, jumlah kas yang dikeluarkan untuk mendukung aktivitas pendanaan tercatat sebesar Rp 99 miliar di tahun 2011.
The Company paid its short-term loans and long-term loans amounting to Rp 133 billion and Rp 4 billion, respectively, in 2011. On the other hand, the Company also obtained longterm loans in the amount of Rp 38 billion. Overall, the net amount of cash disbursed for financing activities in 2011 was Rp 99 billion.
Pengungkapan Informasi Keuangan Lain
Other Financial Information Disclosures
Rasio-Rasio Keuangan Financial Ratios
Rasio
2007
2008
2009
Tingkat Pengembalian Ekuitas Return On Equity (ROE)
16,65%
19,62%
11,88%
6,28%
11,27%
Tingkat Pengembalian Investasi Return On Investment (ROI)
10,80%
12,29%
6,17%
4,66%
9,73%
Rasio Kas Cash Ratio
29,39%
32,56%
17,57%
6,34%
11,78%
1,60
1,79
1,66
1,88
2,21
Periode Pengambalian (hari) Collection Period (days)
84
79
94
96
66
Perputaran Persediaan Inventory Turn Over
53
83
99
103
104
135,03%
137,04%
115,67%
104,75%
118,95%
Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset Total Equity to Total Asset Ratio
20,61%
18,67%
15,73%
16,92%
19,30%
Acid Test Ratio Acid Test Ratio
91,43%
88,87%
70,21%
70,29%
69,13%
1,89
1,87
2,16
1,99
1,55
Ratio
Rasio Lancar Current Ratio
Total Perputaran Aset Total Asset Turn Over
Rasio Modal Tehadap Utang Debt to Equity Ratio
2010
2011
Kemampuan Membayar Utang
Solvability
Salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan membayar utang adalah current ratio atau perbandingan antara jumlah aset lancar dengan jumlah liabilitas lancar. Current ratio Perusahaan pada akhir tahun 2011 adalah sebesar 2,21 yang merupakan peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang tercatat sebesar 1,88. Hal ini diakibatkan oleh laju penurunan pada utang usaha dan utang lain-lain yang lebih besar dari laju penurunan pada jumlah aset lancar. Dengan tingkat current ratio tersebut, Perusahaan tidak memprediksi adanya kesulitan dalam membayar utang-utang jangka pendeknya.
One of the ratios used for measuring solvability is the current ratio, or the ratio of current assets to current liabilities. The Company’s current ratio as at the end of 2011 was 2.21, an improvement from the ratio of 1.88 as at the end of 2010. This was owing to the greater decrease in trade accounts payable and other accounts payable compared to the decrease in current assets. With this current ratio, the Company does not see any potential difficulties in terms of servicing its shortterm debts.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
85
GMF AeroAsia Challenge to Growth
86
Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh pinjaman jangka panjang berupa Kredit Investasi dalam jangka waktu 5 tahun. Kredit ini diberikan sebagai pendanaan untuk investasi-investasi yang dilakukan Perusahaan terutama untuk pengembangan kapasitas B737NG, berupa pendanaan mesin-mesin penunjang, tools dan equipment. Melalui penggunaan Kredit Investasi, maka penggunaan kas operasional untuk pembelian aset yang bernilai tinggi dapat ditekan dan Perusahaan dapat melakukan penghematan dengan melakukan pembayaran dalam jangka panjang sesuai umur investasi tersebut.
In 2010, the Company obtained long-term loans in the form of Investment Credit with a term of 5 years. This credit was awarded to finance the investments made by the Company especially for the B737NG maintenance capacity development, especially in supporting machinery, tools and equipment. Through the utilization of this Investment Credit, the Company was able to minimize the use of operational cash for the purchase of high-valued assets, and therefore was able to be more economical by repaying its long-term loans according to the age of such investments.
Investasi yang dilakukan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan Perusahaan, sehingga seiring dengan terus meningkatnya efisiensi dan efektifitas operasional Perusahaan, kemampuan membayar utang dapat meningkat. Berbagai langkah untuk menjaga agar operasional Perusahaan juga terus dilakukan, terutama dengan menjaga arus kas operasional tetap positif sehingga likuiditas Perusahaan juga dapat semakin meningkat.
These investments are expected to increase the Company’s revenues, so that in line with increasing efficiency and efficacy of its operations, its solvability would also improve. Various measures to maintain the Company’s operations have been done in order to keep its operational cash positive, so that the Company’s liquidity would steadily improve.
Tingkat Likuiditas
Liquidity
Tingkat likuiditas Perusahaan pada tahun 2011 sebagaimana diukur dari current ratio dan cash ratio adalah lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2010 akibat adanya peningkatan yang cukup signifikan pada kas dan setara kas. Peningkatan ini selain disebabkan karena peningkatan jumlah pendapatan usaha Perusahaan juga disebabkan pada tahun 2011 menerima pembayaran piutang usaha dari Garuda Indonesia atas piutang usaha tahun-tahun sebelumnya. Penurunan utang usaha juga memberikan dampak terhadap peningkatan current ratio Perusahaan. Penurunan utang usaha pada tahun 2011 terutama disebabkan karena pada tahun 2011 Perusahaan telah melunasi seluruh utang terhadap bank dalam bentuk Kredit Modal Kerja.
The Company’s liquidity in 2011 as measured by its current ratio and cash ratio was better than in 2010, due to a significant rise in cash and cash equivalents. This increase was owing to the greater revenues collected in 2011, and also the payment of accounts receivable for the previous years from Garuda Indonesia. The decrease in trade accounts receivable also improved the Company’s current ratio. The decrease in trade accounts payable in 2011 was mainly due to the fact that in 2011 the Company fully repaid all its bank loans that were in the form of Working Capital Loan Facility.
Kolektibilitas Piutang
Receivable Collectibility
Perusahaan memiliki eksposur risiko kredit yang timbul terutama dari piutang usaha dan tagihan bruto kepada pelanggan, dengan kemungkinan adanya kegagalan dari counterparty dalam memenuhi kewajiban keuangan atau kontraktualnya sehingga mengakibatkan kerugian keuangan pada Perusahaan. Pada tahun 2010, Perusahaan telah menerapkan manajemen risiko kredit untuk meminimalkan kemungkinan piutang tidak tertagih. Untuk memperoleh pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dengan meminimalkan kerugian yang terjadi, Perusahaan juga telah menerapkan Kebijakan Pembayaran Pelanggan (Customer Remittance Policy) dengan memastikan bahwa transaksi yang menghasilkan pendapatan dilakukan dengan pelanggan yang mempunyai catatan kredit yang baik, serta penentuan batasan kredit, syarat penjualan, batasan piutang dan penentuan pola pembayaran sesuai data perilaku pembayaran sebelumnya.
The Company is exposed to credit risk arising primarily from its trade accounts receivable and gross receivable from customers, as there is a potential of default from counterparties in servicing their financial obligations or contracts, which may result in damages to the Company’s financial condition. In 2010, the Company applied a credit risk management measure to minimize the possibility of uncollectible receivable. To achieve a sustainable growth in revenues, by minimizing losses, the Company has also implemented the Customer Remittance Policy, by ensuring that revenue-generating transactions are only to be carried out with customers with good credit record, establishment of credit limit, term of sales, maximum receivables and established term of payment in accordance with previous payment history.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Melalui penerapan manajemen risiko kredit tersebut tingkat kolektibilitas piutang Perusahaan di tahun 2011 menunjukkan perbaikan dari akhir tahun 2010, ditandai dengan penurunan aging piutang yang sudah overdue sebesar Rp 38,6 miliar. Sebagian besar penurunan terjadi untuk piutang yang overdue lebih dari 360 hari. Selain penurunan piutang tersebut, penerapan Kebijakan Pembayaran Pelanggan juga berdampak pada penerimaan kas dari pelanggan yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2011 Perusahaan tercatat memperoleh pembayaran dari pelanggan sebesar Rp 1,714 miliar, meningkat 13,5% dari tahun 2010 yang hanya sebesar Rp1,509 miliar.
Through the implementation of this credit risk management measure, the Company’s collectibility ratio as at the end of 2011 improved from its 2010 value, marked by the decrease in overdue receivables of Rp 38.6 billion. Most of the decrease was in those overdue for more than 360 days. In addition to the decrease in receivables, the Customer Remittance Policy also affected cash receipts from customers, which improved from the previous year. In 2011, the Company received payments from customers amounting to Rp 1.714 billion, up 13.5% from Rp 1.509 billion in 2010.
Struktur Modal
Capital Structure
Struktur modal Perusahaan dapat terlihat antara lain dari perbandingan jumlah utang dengan modal untuk membiayai aset yang ada (Debt to Equity Ratio/DER). Pada tahun 2011, DER Perusahaan adalah sebesar 1,55 kali, menurun dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 1,99 kali. Pergerakan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
The Company’s capital structure is reflected, among others, by its debt to equity ratio (DER). In 2011, the Company’s DER was at 1.55 times, below the ratio of 1.99 in 2010. This movement was affected by a number of factors, such as:
• Penurunan jumlah liabilitas lancar, sebagaimana telah dibahas di atas sebelumnya. • Kenaikan jumlah liabilitas tidak lancar, sebagaimana telah dibahas di atas sebelumnya. • Kenaikan jumlah ekuitas, sebagaimana telah dibahas di atas sebelumnya.
• Decrease in current liabilities, as explained above.
Sesuai dengan ketentuan UU No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas, Perusahaan telah memiliki kebijakan untuk membentuk cadangan umum dengan menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 2 Juni 2006, pemegang saham menyetujui pembentukan cadangan umum sebesar 20% dari modal ditempatkan, dilakukan selama 10 tahun dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014, dengan penyisihan cadangan sebesar Rp 3,328 miliar per tahun.
According to the provisions of the Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Companies, the Company has had a policy in place to provide appropriation of a certain amount of its net income for general reserve for each fiscal year. Based on the decision of the General Meeting of Shareholder on June 2, 2006, the shareholders approved the establishment of a general reserve of 20% of the issued capital stock, allocated 10 years from 2005 to 2014 with yearly reserves amounting to Rp 3.328 billion per year.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan telah memiliki cadangan umum masing-masing sebesar Rp 23,296 miliar atau 14% dan Rp 19,968 miliar atau 12% dari jumlah modal ditempatkan.
On December 31, 2011 and 2010, the Company had made general reserve amounting to Rp 23.296 billion or 14% and Rp 19.968 billion or 12% of its issued and paid-up capital, respectively.
• Increase in non-current liabilities, as explained above. • Increase in equity, as explained above.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
87
GMF AeroAsia Challenge to Growth
88
Ikatan Material Untuk Investasi Barang Modal
Material Commitments for Investments in Capital Goods
Guna keperluan pembiayaan pembangunan pengembangan usaha jasa perawatan dan perbaikan pesawat terbang berupa sarana dan prasarana baru serta pengadaan mesin dan peralatan untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas perawatan Boeing B737NG, Perusahaan mendapatkan sumber dana melalui Perjanjian Kredit Investasi dengan Bank BNI (Tbk) di depan Notaris Arry Supratno, SH no 291 tanggal 28 Juli 2010 senilai maksimum Rp 100.000.000.000 (seratus miliar Rupiah).
In order to finance the business development and expansion in aircraft maintenance and repair service by procuring new facilities and installations as well as machinery and equipment for its B737NG aircraft maintenance capability and capacity, the Company obtained funding through Investment Credit Agreement from Bank BNI (Tbk) signed by the Notary Arry Supratno, SH in a Deed No. 291 dated July 2, 2010 with a maximum value of Rp 100,000,000,000 (one hundred billion rupiahs).
Pada tanggal 30 Juni 2011, Perusahaan melakukan amandemen atas perjanjian kredit di atas dengan jumlah fasilitas kredit yang sama.
On June 30, 2011, the Company amended the abovementioned loan agreement. The loan value, however, remained the same as before.
Informasi Keuangan yang Mengandung Kejadian Luar Biasa
Financial Information on Extraordinary Events
Sepanjang tahun 2011, tidak terdapat informasi keuangan yang mengandung kejadian luar biasa.
In 2011, there were no extraordinary financial events or information that must be disclosed.
Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca
Events After the Reporting Period
Tidak terdapat kejadian penting setelah tanggal neraca pada 31 Desember 2011.
There were no material events that must be disclosed post the reporting period that ended December 31, 2011.
Kebijakan Dividen
Dividend Policy
Perusahaan memiliki kebijakan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang sahamnya dari laba bersihnya. Besarnya dividen tunai yang dibagikan ditentukan melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham.
The Company has a policy to distribute cash dividends to the shareholders from its net income. The amount of the cash dividends to be distributed is determined at the General Meeting of Shareholders.
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 23 April 2010, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 7,239 miliar, yang mencerminkan rasio pembayaran dividen sebesar 15,0% dari laba bersih tahun 2009.
Based on the decision of the General Meeting of Shareholders on April 23, 2010, the shareholders approved the distribution of cash dividends for FY 2009 in the amount of Rp 7,239 billion, or equal to a dividend payout ratio of 15.0% of the net income of 2009.
Investasi, Ekspansi, Divestasi dan Restrukturisasi Utang
Investment, Expansion, Divestment and Debt Restructuring
Pada tahun 2011, Perusahaan melakukan transaksi dalam rangka investasi dengan nilai sebesar Rp 74,0 miliar, yang terdiri dari investasi pada peralatan dan perlengkapan bengkel sebesar Rp 37,8 miliar, investasi pada peralatan kantor dan komputer sebesar Rp 3,0 miliar, investasi pada suku cadang rotable sebesar Rp 29,4 miliar dan investasi bangunan dan prasarana sebesar Rp 3,9 miliar.
In 2011, the Company conducted an investment-related transaction amounting to Rp 74.0 billion, consisting of warehouse tools and equipment of Rp 37.8 billion, office equipment and computers of Rp 3.0 billion, rotable tools of Rp 29.4 billion, and building and improvements of Rp 3.9 billion.
Kebijakan investasi Perusahaan di tahun 2011 adalah menjaga capital expenditure agar tidak melebihi anggaran secara total dan diprioritaskan untuk pengembangan kapabilitas perawatan pesawat B737NG dan A330.
The Company’s investment policy in 2011 was to maintain its capital expenditures so as not to exceed the budgeted amount, and to prioritize them for the expansion of B737NG and A330 aircraft maintenance capability.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan
Material Transactions with Conflict of Interest
Dalam menjalankan aktivitas usahanya, Perusahaan mengadakan transaksi dengan pihak-pihak yang terafiliasi, yaitu transaksi dengan induk Perusahaan, Garuda Indonesia meliputi perawatan pesawat, penyewaan bangunan dan software, pembayaran lebih dahulu biaya-biaya Perusahaan antara lain telepon, asuransi, dan imbalan kerja. Selain itu Perusahaan juga mempunyai transaksi dengan PT Mandira, PT Gapura Angkasa, PT Aerowisata Catering Service, PT Aero Jasa Perkasa dan PT Satriavi dalam hal sewa kendaraan, jasa penunjang penerbangan, Jasa Boga, Kargo dan Jasa Perhotelan. Sifat hubungan afiliasi dan jumlah transaksitransaksi tersebut disajikan secara lengkap pada Catatan No. 29 dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang Diaudit.
In carrying out its business activities, the Company conducted transactions with affiliated parties, including transactions with its parent company, Garuda Indonesia, which consist, among others, of aircraft maintenance, building and sofware leases, advanced payments for the Company’s expenses, such as phone bills, insurance and employee benefit. In addition, the Company also conducted transactions with PT Mandira, PT Gapura Angkasa, PT Aerowisata Catering Service, PT Aero Jasa Perkasa, and PT Satriavi, for vehicle leases, flight supporting services, catering, cargo, and hospitality services. The nature and amounts of such transactions are presented in detail in the Note 29, in the Notes to Financial Statements.
Transaksi-transaksi tersebut dilakukan atas dasar syarat dan ketentuan bisnis yang umum berlaku. Dengan demikian, tidak terdapat transaksi material yang mengandung benturan kepentingan pada tahun 2011 untuk dilaporkan.
Dampak Perubahan Peraturan Perundang-Undangan Pada tahun 2011, tidak terdapat perubahan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat berdampak pada kondisi keuangan Perusahaan. Dampak Perubahan Kebijakan Akuntansi Sehubungan dengan penerapan PSAK 10 (Revisi 2010) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, mulai tahun 2012 Perusahaan akan menggunakan mata uang USD sebagai mata uang fungsional dan mata uang penyajian laporan keuangan.
These transactions were conducted on the basis of the commonly prevailing business provisions and regulations. Therefore there were no material transactions with conflict of interest in 2011 that must be disclosed.
Changes in Regulations and Their Impacts on the Company In 2011, there were no significant changes to the prevailing regulations that could affect the Company’s financial condition. Changes in Accounting Policies and Their Impacts on the Company In accordance with the implementation of SFAS 10 (Revised 2010) – Effects of Changes in Foreign Exchange Rates, starting from 2012 the Company will use the US Dollar (USD) as its functional currency as well as the currency for the presentation of its financial statements.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
89
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Teknologi Informasi Information Technology
90
Teknologi informasi dan komunikasi (Information & Communication Technology/ ICT) di GMF AeroAsia memiliki nilai yang sangat strategis dalam mendukung terciptanya produk atau jasa Perusahaan yang unggul dan kompetitif. ICT harus dapat menjadi business enabler untuk mendukung core business GMF AeroAsia. Investasi teknologi informasi harus mempertimbangkan benefit berupa pengurangan biaya dan kemudahan memperoleh informasi.
Information and Communication Technology (ICT) systems have a strategic value in supporting the delivery and development of superior and competitive products and services. ICT must become a business enabler to support the core business of GMF AeroAsia. Future investment in information technology must consider the benefits such as cost reduction and ease of obtaining information.
Pencapaian di bidang ICT di tahun 2011 adalah:
Achievements in ICT in 2011 include:
1. Melakukan perbaikan Data Quality & Integrity di dalam legacy system GMF AeroAsia yaitu SAP melalui SAP Remedial Project.
1. Improved the Data Quality & Integrity in GMF AeroAsia’s legacy system which is SAP through the SAP Remedial Project.
2. Memperbaiki tata kelola User ID SAP dengan menerapkan Matrix Role, Rule & Authorization beserta prosedur pendukungnya.
2. Improved the management of User ID SAP by implementing the Matrix Role, Rule & Authorization as well as its supporting procedures.
3. Membuat Dashboard BI-BO SAP untuk menampilkan secara online data-data yang menjadi KPI Perusahaan (Master Data, C-List, Material Movement dan Revenue Cycle).
3. Developed Dashboard BI-BO SAP to display online data which have become the Company’s Key Performance Indicators (Master Data, C-List, Material Movement and Revenue Cycle).
4. Mendukung Multi Base Project untuk kesiapan beberapa kantor cabang GMF AeroAsia dalam melakukan perawatan pesawat dengan meng-upgrade fasilitas ICT (network dan hardware) di 6 Line Maintenance Station.
4. Supported the Multi Base Project in preparing the readiness of several GMF AeroAsia branch offices in providing maintenance for aircraft by upgrading the ICT facilities (Network and Hardware) in 6 Line Maintenance Stations.
5. Melakukan pembuatan Self-Develop Application (SDA) untuk memfasilitasi kebutuhan aplikasi unit yang belum tercakup oleh legacy system (SAP).
5. Created a Self-Development Application (SDA) to facilitate the units’ application needs yet to be covered by the legacy system (SAP).
6. Membuat single point of contact untuk unit ICT Helpdesk yang menangani keluhan pelayanan ICT secara komprehensif dan tercatat.
6. Created a single point of contact for the ICT Helpdesk unit which handles ICT services complaints in a comprehensive and recorded manner.
GMF AeroAsia juga sudah menetapkan kebijakan Operational Expenditure (OPEX) untuk kebutuhan barang-barang IT, sehingga pengadaan kebutuhan tersebut dibuatkan kontrak ICT Leasing. Kontrak ini berlaku selama tiga tahun dan diterapkan pada permintaan pengadaan hardware IT yang baru. Untuk hardware yang existing, dilakukan kebijakan penggantian mengikuti pola kontrak ICT Leasing secara bertahap. Dengan adanya sistem leasing ini diharapkan akan memperingan dalam hal pembiayaan dan mempermudah dalam eksekusi pengadaan dan perawatannya.
GMF AeroAsia has also established an Operational Expenditure (OPEX) policy for needed IT goods, thereby procurements of those goods are made through ICT Leasing contracts. This contract is valid for three years and also applies to the request for procurement of new IT hardwares. For existing hardware, replacement policy will gradually follow the method of ICT Leasing contracts. The leasing system is expected to simplify financing and to facilitate procurement and maintenance activities.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
91
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
92
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
87,41
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Pencapaian skor asesmen diagnostik GCG oleh BPKP tahun 2011. Score of GCG diagnostic assessment by BPKP in 2011.
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
93
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Implementation of Good Corporate Governance
GCG Good Corporate Governance
Mematuhi semua hukum dan peraturan (wajib dan sukarela) Comply to rules & regulations (mandatory & voluntary)
GCG Good Corporate GMF
GCG Good GMF Citizen
Pengoperasian yang dikendalikan dengan baik melalui internal kontrol yang wajar dan implementasi manajemen risiko Set up better internal control, especially to handle business risk through proper risk management
Menjadi perusahaan yang berwarga masyarakat yang baik melalui implementasi tanggung jawab sosial perusahaan To be a responsible & ethics company’s citizen through Corporate Social Responsibility implementation
Perbaikan berkelanjutan pada tata kelola yang baik dan nilai-nilai perusahaan Continuous improvement of good governance and corporate values
94
Pelaksanaan Tata Kelola GMF AeroAsia
Corporate Governance Implementation at GMF AeroAsia
Dalam menjalankan usahanya, GMF AeroAsia senantiasa menjaga nilai-nilai integritas dengan menerapkan prinsipprinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). Manajemen menyadari pentingnya aspek tata kelola perusahaan di tengah iklim persaingan usaha yang semakin ketat sebagai faktor penting untuk mendapatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan.
In conducting its business, GMF AeroAsia always upholds the value of integrity by applying the principles of Good Corporate Governance (GCG). The Management recognizes the importance of corporate governance as an important factor in gaining the trust from all stakeholders in the midst of increasingly tight competition climate.
Sudah menjadi komitmen GMF AeroAsia untuk memenuhi aspek-aspek GCG dengan standar yang tinggi sehingga dapat mendukung tujuan Perusahaan, baik pertumbuhan usaha, profitabilitas, nilai tambah untuk seluruh pemangku kepentingan, serta meningkatkan kemampuan agar keberlangsungan usaha jangka panjang dapat dicapai.
It is GMF AeroAsia’s commitment to implement a high standard of GCG practice with the objective of supporting GMF AeroAsia’s objectives of business growth, profitability, added-value for stakeholders, and improving capability towards long-term business sustainability.
Berawal dari kepatuhan pada regulasi terhadap airworthiness yang harus dipatuhi dari waktu ke waktu oleh seluruh jajaran GMF AeroAsia, praktik dan landasan tata kelola perusahaan di GMF AeroAsia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pencapaian visi, misi, dan objektif Perusahaan serta menjadi pedoman dalam proses bisnis dan kegiatan operasional sehari-hari.
Starting from compliance with regulations for airworthiness, which must be complied with at all times by all employees of GMF AeroAsia, the practice and basis for corporate governance in GMF AeroAsia has become an integral part of its efforts to achieve the corporate vision, mission and objectives, as well as to provide guidance in business processes and daily operations.
GMF AeroAsia memegang komitmen untuk terus meningkatkan nilai-nilai Perusahaan melalui penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam pelaksanaannya di luar aspek airworthiness. Prinsip-prinsip tersebut dipahami dan dilaksanakan melalui partisipasi
GMF AeroAsia has a commitment to continuously improving the Company’s values through the implementation of the principles of good corporate governance in its execution in addition to airworthiness aspects. Transparency, Independence and Integrity, Accountability, Responsibility
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
aktif segenap jajaran di dalam Perusahaan. Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik yang dimaksud adalah Transparansi, Kemandirian dan Integritas, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban serta Kewajaran.
and Fairness, the principles of good corporate governance, are internalized and implemented through active participation of all employees.
Lingkup Pelaksanaan Gcg
Scope Of Gcg Implementation
Lingkup pelaksanaan GCG di GMF AeroAsia sangat luas dan menyeluruh yang meliputi pemahaman, pemantauan serta pengelolaan yang baik terhadap strategi usaha dan pengembangan produk, layanan dan jaringan, pengembangan sumber daya manusia, budaya, proses manajemen risiko, dan pengendalian internal yang terpadu.
The scope of the implementation of GCG within GMF AeroAsia is vastly comprehensive, which includes understanding, monitoring and proper management of business strategy and product development, service and network, human resource development, corporate culture, as well as integrated risk management and internal control.
Jenjang karir yang jelas pun merupakan bagian dari penerapan tata kelola perusahaan. Dengan sistem rotasi, jenjang karir seorang karyawan kini tak hanya di satu unit saja, melainkan juga merambah ke unit-unit lain. Tujuannya bukan hanya untuk menambah wawasan dan pengalaman individu tersebut, namun juga untuk menanamkan pemikiran “I am GMF”. Transparansi pun berperan dalam hal jenjang karir karena kini pengangkatan pejabat dan promosi karyawan dilaksanakan melalui sistem penilaian yang dilakukan oleh Komite SDM.
A clear career path is part of corporate governance in the Company. Through the implementation of the job rotation system, employees are allowed to obtain experience from working with other business units instead of one. Not only will this broaden their perspective and enrich their experience, it will also inculcate the thought of “I am GMF”. Transparency also plays a role in building career path now that appointments and promotions are carried out through an assessment system conducted by the HR Committee.
Komunikasi antara manajemen dan karyawan turut menjadi fokus pelaksanaan tata kelola perusahaan. Program dan strategi Perusahaan disampaikan melalui berbagai media internal seperti buletin dan web internal ataupun melalui diskusi dan komunikasi secara periodik yang dilaksanakan secara intensif dan berjenjang. Komunikasi efektif yang melibatkan seluruh elemen Perusahaan, pada akhirnya akan berperan penting dalam kegiatan perbaikan dan peningkatan kinerja GMF AeroAsia secara keseluruhan.
The communication between the management and employees is also a focus of the implementation of Good Corporate Governance. GMF AeroAsia’s programs and strategies are delivered through numerous internal media, such as bulletins and internal Web portal, as well as intensive and regular discussions and communication forums at various levels. Effective communication that involves all elements in the Company will eventually play an important role in the improvement of GMF AeroAsia’s performance in general.
Aspek Kebijakan Gcg
Aspects Of Gcg Policy
Kebijakan GCG yang diterapkan di GMF AeroAsia, antara lain berkaitan dengan Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Sistem Audit, Sekretaris Perusahaan, serta pihak yang berkepentingan. Kebijakan GCG juga memperlihatkan keterbukaan, kerahasiaan, informasi orang dalam, etika berusaha dan anti korupsi, donasi, kepatuhan pada peraturan perundang-undangan, tentang proteksi kesehatan, keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan, kesempatan kerja yang sama, serta keanggotaan Dewan Komisaris, Direksi dan Executive Committee (Board of Management & seluruh Vice President).
The GCG policy adopted by GMF AeroAsia is directed at, among other parties, the Shareholders, the Board of Commissioners, the Board of Directors, the Audit System, the Corporate Secretary, and stakeholders. The GCG policy also governs the aspects of disclosure, confidentiality, insider information, business ethics and anti-corruption, donations, compliance to laws and regulations on health protection, occupational safety and environmental preservation, equal employment opportunities, and membership of the Board of Commissioners, the Board of Directors and Executive Committees (the Board of Management and all Vice Presidents).
Sebagai pedoman penerapan GCG, Perusahaan telah memiliki pedoman-pedoman atau kebijakan sebagai infrastruktur untuk melaksanakan GCG, antara lain:
As a guideline for its GCG implementation, the Company has the following manuals and policies as its GCG implementation infrastructure:
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
95
GMF AeroAsia Challenge to Growth
96
1. Board Manual Merupakan naskah kesepakatan Direksi dan Dewan Komisaris untuk menjadi pedoman atau rujukan tentang tugas pokok dan fungsi kerja masing-masing organ agar meningkatkan kualitas dan efektivitas hubungan kerja antar organ Perusahaan sejalan dengan penerapan asasasas GCG untuk mencapai Visi dan Misi Perusahaan.
1. Board Manual Is a note of agreement between the Board of Directors and the Board of Commissioners that serves as a guideline or reference for main duties and functions of each organ within the Company to improve the quality and efficacy of work relationship between the Company’s organs in line with the implementation of GCG principles for the attainment of the Company’s Vision and Mission.
2. Pedoman Kebijakan Perusahaan Merupakan acuan bagi semua kebijakan, sistem, prosedur dan petunjuk pelaksanaan kegiatan dan pengambilan keputusan di Perusahaan.
2. Corporate Policy Manual Serves as a reference for all policies, systems, procedures and work guidelines and decision making guidelines in the Company.
3. Kebijakan GCG Merupakan acuan dasar bagi pelaksanaan GCG di Perusahaan.
3. Code of Corporate Governance Serves as a fundamental reference for the implementation of GCG in the Company.
4. Pedoman nilai-nilai inti dan Komitmen GMF Merupakan pedoman perilaku bagi seluruh insan GMF AeroAsia atas perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam menjalankan bisnis Perusahaan serta dalam berhubungan dengan pemangku kepentingan Perusahaan dalam mendukung terlaksananya GCG melalui perilaku yang benar, baik, dan beretika.
4. GMF Code of Conduct Serves as a guideline for behaviors of all GMF AeroAsia’s employees, stipulating which behaviors are proper and which ones are improper or even prohibited in the course of doing business and in engaging in the relationships with its stakeholders, in support of its GCG implementation through correct, decent and ethical behaviors.
5. Piagam Internal Audit Merupakan sebuah pernyataan formal tertulis, yang menjadi dasar pengakuan keberadaan dan berfungsinya Satuan Pengawasan Internal (SPI) dalam melaksanakan tanggung jawab pengawasan pengendalian yang mengatur visi dan misi SPI, kedudukan, wewenang, tugas dan tanggung jawab, ruang lingkup aktivitas, independensi, akuntabilitas, integritas, pola hubungan, kode etik, dan standar profesi serta jaminan mutu SPI.
5. Internal Audit Charter Is a formal written statement that serves as the basis for the existence and functioning of the Internal Audit Unit in conducting its supervisory and controlling responsibilities. This document sets forth the vision and mission of the Internal Audit Unit, its position, authorities, duties and responsibilities, scope of activities, independence, accountability, integrity, relationship patterns, code of conduct, professional standards and quality assurance.
6. Piagam Komite Audit Menunjukkan Komitmen Direksi dan Komisaris terhadap efektivitas tata kelola perusahaan pengendalian internal, risk assessment, dan pengelolaan Perusahaan secara keseluruhan.
6. Audit Committee Charter Demonstrates the commitment of the Board of Directors and the Board of Commissioners in the efficacious implementation of corporate governance, internal control, risk assessment, and the management of the Company as a whole.
7. Kebijakan Pengelolaan Risiko Bertujuan agar pengambilan keputusan dan penetapan kebijaksanaan telah dilakukan dengan baik dengan berlandaskan pertimbangan dan perhitungan atas risiko yang dihadapi dan telah diperhitungkan, serta diyakini berada dalam batas-batas yang dapat diterima, baik risiko finansial maupun risiko non finansial.
7. Risk Management Policy Serves to guide the decision making and policy making processes in the Company so that they are conducted properly and based on careful consideration and calculation of the risks the Company faces, as well as to ensure that such risks, both financial and non-financial ones, are within the acceptable limits.
8. Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai dasar komitmen GMF AeroAsia untuk mengimplementasikan kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasinya untuk memastikan bisnisnya sejalan dengan strategi Perusahaan dan meningkatkan
8. IT and Communication Policy Serves as a fundamental basis for the Company’s commitment in the implementation of its IT and Communication policies, to ensure that its businesses are in line with its strategy and improve its productivity and
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
produktivitas dan performa sehingga dapat mencapai efisiensi yang semakin tinggi.
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
performance to attain an even higher efficiency.
9. Kebiijakan Pembayaran Pelanggan Sebagai pedoman bagi Account Manager dan Credit Controller di GMF AeroAsia dalam menjalankan tugas sesuai fungsinya untuk mengelola piutang yang meliputi pembatasan piutang macet dan peningkatan arus kas.
9. Customer Remittance Policy Serves as a guideline for Account Managers and Credit Controllers at GMF AeroAsia in conducting their duties according to their function that is to manage due receivables, bad debts and the increase in cash flows.
10. Kebijakan Pengelolaan Program Corporate Social Responsibility Merupakan suatu bentuk komitmen Perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama para pemangku kepentingan terkait, terutama adalah masyarakat sekitar dimana Perusahaan berada.
10. Corporate Social Responsibility Program Management Policy Is a form of the Company’s commitment to building and promoting better livelihoods for related stakeholders, in particular the communities living in the areas where the Company operates.
Implementasi Gcg 2011
Gcg Implementation In 2011
Sepanjang tahun 2011 pelaksanaan GCG di GMF AeroAsia terus meningkat dalam cakupan dan kedalaman aspek, seiring dengan aspirasi untuk menjadi Perusahaan yang terpercaya. Salah satunya yang telah dilakukan tiap tahun secara konsisten adalah Penandatanganan Pakta Integritas. Implementasi GCG diharapkan akan mencegah praktik-praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta meningkatkan fungsi pengawasan dalam pengelolaan Perusahaan. Untuk itu Perusahaan telah menyusun Pakta Integritas dengan tujuan membantu seluruh karyawan mengimplementasikan GCG dalam aktivitas operasional sehari-hari. Pakta Integritas berisi komitmen atau pernyataan janji untuk melaksanakan segala tugas, kewajiban dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada tahun 2011, dilakukan penandatanganan Pakta Integritas yang semula di jajaran Direksi dan Komisaris Perusahaan diperluas juga untuk jajaran pejabat 1 (satu) tingkat di bawah Direksi. Di samping itu, semua kebijakan dan manual yang terkait dengan implementasi Tata Kelola Perusahaan diperbaharui sesuai dengan perubahan peraturan perundang-undangan dan perkembangan bisnis Perusahaan.
Throughout 2011, the Company’s GCG implementation consistently improved in terms of scope as well as depth of aspects, in line with its aspiration to become a trusted company. Among the measures that the Company has consistently carried out every year is the signing of the Integrity Pact. The implementation of GCG principles is expected to successfully prevent the practices of corruption, collusion, and nepotism, as well as improving the supervision of the Company’s management. As such, the Company has prepared an Integrity Pact that is aimed at assisting all employees in their implementation of GCG in their daily operations. The Integrity Pact articulates the commitment to carry out all the duties, obligations and responsibilities according to the prevailing regulations. In 2011, the Integrity Pact was not only signed by the Board of Directors and the Board of Commissioners, but also by all the employees on a level below the Board of Directors. In addition, all policies and manuals related to the Company’s GCG implementation are continuously updated to reflect the latest changes in regulations as well as the developments of the Company’s business.
Sepanjang tahun 2011 juga dilakukan perbaikan-perbaikan pada praktik GCG dengan mengesahkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan untuk Periode 2011 – 2015 yang merupakan strategi pengembangan tahap kedua dari arsitektur stratejik selama 15 tahun yang terangkum dalam strategic posture Program Global Challenge 2003-2018 yang disesuaikan penyusunannya dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.KEP-102/M-BUMN/2002. Pada tahun 2011, Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi GMF AeroAsia juga sepakat mengesahkan Kontrak Manajemen 2011 berupa komitmen Dewan Komisaris dan Direksi untuk mengupayakan pencapaian target-target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011 termasuk Key Performance Indicators (KPI) sebagaimana sudah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Selain itu, pada tahun 2011 GMF AeroAsia telah melakukan pengkajian dan pembaharuan Code of Conduct
Throughout 2011 various improvements were also made to the Company’s GCG practices, among others through the approval of the Company’s Long Term Plan (RJPP) for the period of 2011-2015, which consists of the Company’s strategy for the second-phase development of its strategic architecture that encompasses a period of 15 years. This was summarized within the strategic posture of the 20032018 Global Challenge Program, for which the preparation was aligned with the Decision of the Minister of StateOwned Entities No. KEP-102/M-BUMN/2002. In 2011, the Shareholders, the Board of Commissioners and the Board of Directors of GMF AeroAsia also agreed to approve the 2011 Management Contract in the form of the commitment of the Board of Commissioners and the Board of Directors in achieving the targets stated in the Company’s Work Plan and Budget (RKAP) for 2011, including the Key Performance Indicators (KPI) as determined in the General Meeting of Laporan Tahunan 2011 Annual Report
97
GMF AeroAsia Challenge to Growth
yang pencanangannya dilakukan pada Oktober 2011. Code of Conduct ini telah disosialisasikan langsung oleh Direksi ke seluruh unit kerja pada wilayah kerja GMF AeroAsia hingga ke kantor perwakilan, dan dilakukan bersamaan dengan sosialisasi tentang penerapan GCG di Perusahaan.
Shareholders (GMS). In addition, in 2011 GMF AeroAsia also reviewed and updated its Code of Conduct, which was formally enacted in October 2011. This Code of Conduct was disseminated directly by the Board of Directors to all work units within the Company, up to its representative offices, and was conducted concurrently with the dissemination of GCG implementation.
Asesmen Diagnostik Penerapan GCG
Diagnostic Assessment of GCG Implementation
Dalam mengembangkan Tata Kelola Perusahaan, Perusahaan juga memperhatikan ketentuan dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance dan Peraturan Menteri BUMN Nomor 1 tahun 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha Milik Negara serta memperhatikan praktik-praktik bisnis terbaik, parameter hasil audit kepatuhan dari Kantor Akuntan Publik, dan asesmen diagnostik penerapan GCG yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
In developing its corporate governance, the Company also takes into account the provisions in the General Guideline for Good Corporate Governance in Indonesia, which was published by the National Committee on Governance Policy and stipulated in the Regulation of the Minister of SOE No. 1 of 2011 on Good Corporate Governance in State-Owned Entities. The Company also took into consideration the best practices in the business, results of the compliance audit conducted by the Public Accounting Firm, and the diagnostic assessment of GCG implementation conducted by BPKP.
Untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi penerapan GCG pada GMF AeroAsia dalam rangka upaya perbaikan implementasi GCG yang berkelanjutan, pada tahun 2011 dilakukan asesmen diagnostik terhadap penerapan GCG oleh BPKP. Hasil asesmen diagnostik secara keseluruhan mencapai skor 87,41 dari skor maksimal 100 atau dalam kategori “Baik”. Pencapaian ini cukup signifikan di tahun ini, karena telah dilakukan berbagai perbaikan dari tahun sebelumnya.
In order to obtain a clear picture on the condition of GCG implementation in the Company in order to improve this field continuously, in 2011 a diagnostic assessment was performed by BPKP on the Company’s GCG implementation. The diagnostic assessment, on the whole, resulted in a score of 87.41 out of a maximum 100, or equal to the “Good” category. This was a significant achievement for the Company as many improvements from the previous year had been made.
Tabel: Hasil Perbandingan Hasil Asesmen Diagnostik Penerapan GCG pada GMF AeroAsia tahun 2010 dan Tahun 2011
Table: Comparison of GMF AeroAsia’s GCG Implementation Diagnostic Assessment Results in 2010 and 2011
Aspek Penilaian Aspect Evaluated
Skor 2010 Score in 2010
Skor 2011 Score in 2011
Hak dan Tanggung Jawab PS/RUPS Rights and responsibilities of the Shareholders/GMS
9
66,66
78,32
Kebijakan GCG GCG Policy
8
94,81
96,30
66
79,61
85,73
27
76,61
82,26
6
72,39
75,56
27
82,55
89,84
d) Satuan Pengawasan Intern d) Internal Audit Unit
3
86,42
89,07
e) Sekretaris Perusahaan e) Corporate Secretary
3
87,78
97,01
7
90,53
96,05
10
66,57
93,56
100
79,12
87,41
Penerapan GCG: GCG Implementation: a) Dewan Komisaris a) Board of Commissioners b) Komite Komisaris b) Commissioners Committees c) Direksi c) Board of Directors
Pengungkapan Informasi (Disclosure) Disclosure Komitmen Commitment Jumlah Total
98
Bobot (%) Weight (%)
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Pencapaian ini akan terus ditingkatkan dengan melakukan perbaikan-perbaikan hingga mencapai praktik terbaik, sejalan dengan komitmen GMF AeroAsia untuk menerapkan standar tata kelola perusahaan yang terbaik.
The Company expects to even enhance this by introducing new improvements so as to create the best practices in the business, in line with the Company’s commitment to implementing the best standard of GCG.
Struktur Tata Kelola
Governance Structure
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, organ utama Perusahaan terdiri dari Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris serta Direksi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masing-masing sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan.
Based on the Law of the Republic of Indonesia No. 40 of 2007 on Limited Liability Companies, and the Regulation of the Minister of SOE No. PER-01/MBU/2001 on Good Corporate Governance in State-Owned Entities, the Company’s main organs are the Shareholders through the General Meeting of Shareholders (GMS), the Board of Commissioners, and the Board of Directors, who all have their respective authorities and responsibilities that have been clearly defined and governed by the Company’s Articles of Association and the prevailing regulations.
GMF AeroAsia telah dilengkapi dengan perangkat kerja dan sarana yang dibutuhkan dalam implementasi tata kelola dan memenuhi praktik-praktik berdasarkan global best pratice seperti Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, serta Komite Kebijakan tata kelola perusahaan dan kebijakan risiko. Komite-komite tersebut bertugas membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan termasuk memberi saran sesuai ruang lingkup tugas komite yang bersangkutan. Selain itu, manajemen telah membentuk organ-organ pendukung yaitu Sekretaris Perusahaan dan unit Internal Audit & Control yang bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama.
GMF AeroAsia has the necessary facilities and work units in place to ensure good corporate governance, and aligned its practices with the global best practices through, among others, the establishment of the Audit Committee, the Nomination and Remuneration Committee, and the GCG Policy and Risk Management Committee. These committees assist the Board of Commissioners in conducting its supervisory duties including providing advices and inputs to the Board with respect to their respective scope of work. In addition, the management has also formed a number of supporting organs, namely the Corporate Secretary and the Internal Audit & Control, which are responsible directly to the President Director.
Rencana Pengembangan dan Implementasi GCG Tahun 2012
Plans for GCG Implementation and Development in 2012
Untuk pengembangan implementasi GCG di Tahun 2012 akan dilakukan perbaikan-perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya seperti: 1. Pemegang Saham akan mengangkat Komisaris Independen yang memenuhi kualifikasi latar belakang sesuai kebutuhan Perusahaan, terutama akuntansi dan keuangan, untuk memenuhi kecukupan komposisi Dewan Komisaris secara kolegial. 2. Dewan Komisaris akan melakukan self assessment atas pencapaian kinerja Dewan Komisaris dengan menggunakan Key Performance Indicators Dewan Komisaris, dan melaporkannya kepada Pemegang Saham. 3. Komite Nominasi dan Remunerasi akan berperan lebih aktif memberikan masukan atas sistem nominasi dan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi, dan kemudian ikut memantau penerapannya. 4. Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko akan lebih optimal memberikan pendapat ataupun masukan atas manajemen risiko Perusahaan.
To further develop its GCG implementation in 2012, the Company aims to make certain improvements from the previous years, such as: 1. The Shareholders will appoint an Independent Commissioner that has fulfilled the required qualifications and is compatible with the Company’s needs, finance and accounting to fulfill the adequacy requirement of collegiality of the Board of Commissioners’ composition. 2. The Board of Commissioners will conduct a self assessment on its own performance, using Key Performance Indicators for the Board of Commissioners, and report the results to the Shareholders. 3. The Nomination and Remuneration Committee will have a more active role in providing input on the nomination and remuneration system for the Commissioners and the Directors, and also monitor the implementation. 4. The GCG Policy and Risk Management Committee will provide input and advices more optimally as regards the Company’s risk management.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
99
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders
100
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam undangundang atau anggaran dasar. Wewenang tersebut antara lain adalah meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi terkait dengan pengelolaan Perusahaan, mengubah anggaran dasar, mengangkat dan memberhentikan Direktur dan Anggota Dewan Komisaris, memutuskan pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara Direktur dan lain-lain. Perusahaan menjamin untuk memberikan segala keterangan yang berkaitan dengan Perusahaan kepada RUPS, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan Perusahaan dan peraturan perundang-undangan.
The General Meeting of Shareholders (GMS) has the authority not delegated to the Board of Directors or the Board of Commissioners, within the boundaries set forth in the prevailing laws or the Company’s Articles of Association. Those authorities, among others, are to hold the Board of Commissioners and Directors accountable for the management of GMF AeroAsia, to make amendments to the Articles of Association, to appoint and dismiss members of the Boards of Commissioners and Directors, and to decide the division of tasks and authorities between the Directors. The Company guarantees that it shall provide all relevant information about itself to the GMS, as long as it is not in violation of the interest of GMF AeroAsia and statutory regulations.
Keputusan yang diambil dalam RUPS didasarkan pada kepentingan Perusahaan. RUPS atau pemegang saham tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundangundangan.
The decisions taken in a GMS shall be based on the interests of the Company. The GMS or the Shareholders cannot intervene in the duties, functions and authorities of the Boards of Commissioners and Directors, without reducing the authority of GMS to exercise their rights according to Articles of Association and the applicable laws and regulations.
Sesuai dengan Pasal 21 ayat (2) Anggaran Dasar Perusahaan, RUPS Tahunan wajib dilaksanakan paling lambat enam bulan setelah tahun buku berakhir. Perusahaan telah melaksanakan RUPS Tahunan pada tanggal 31 Maret 2011 yang menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut:
Pursuant to Article 21 paragraph (2) of the Company’s Articles of Association, the Annual GMS shall be held no later than six months after the fiscal year end. GMF AeroAsia conducted the Annual GMS on March 31, 2011, with the following resolutions:
1. Menyetujui Laporan Tahunan dan mengesahkan Perhitungan Tahunan PT GMF AeroAsia Tahun buku 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan (OBS) dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian” sebagaimana dimaksud dalam Laporan Nomor GA1110160 GMF Tanggal 18 Maret 2011.
1. Accepted the 2010 Annual Report and ratified the Financial Statements of the Company for the fiscal year 2010, as audited by Public Accounting Firm of Osman Bing Satrio & Rekan (OBS) with an “unqualified” opinion as referred to in the Report Number GA1110160 GMF dated March 18, 2011.
2. Memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab (acquit et decharge) sepenuhnya kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas pengelolaan dan pengawasan Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2010 atas segala tindakan sesuai dengan bidang masing-masing dalam mengelola dan mengawasi Perusahaan, kecuali di kemudian hari ditemukan hal-hal yang menyimpang dari laporan akuntan independen tersebut.
2. Acquitted and discharged the Board of Directors and Board of Commissioners of all responsibilities in the management and oversight activities conducted for the fiscal year ended December 31, 2010, for any action in accordance with their respective fields in managing and overseeing GMF AeroAsia, unless in the event of subsequent finding of irregularities from the independent accountant’s report.
3. Menyetujui penggunaan Laba Bersih tahun 2010 untuk:
3. Approved the utilization of the Net Income in 2010:
a. Disisihkan sebesar Rp 3,328 milyar untuk cadangan modal sejalan dengan keputusan RUPS.
a. An amount of Rp 3.328 billion was allocated as capital reserves in accordance with the decision of the GMS.
b. Tidak melakukan pembagian Deviden kepada pemegang saham mengingat Perusahaan memerlukan dana untuk pengembangan usaha.
b. No dividend payouts to shareholders, given that the Company requires substantial funding to expand its business.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
c. Pemberian Tantiem atau Bonus sebesar 2% (dua perseratus dari Laba Bersih) kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Board of Management Perusahaan yang pembagiannya diserahkan kepada Dewan Komisaris.
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
c. Provision of Bonus of 2% (two per cent of the Net Income) to the Boards of Commissioners, Directors and Management of the Company, for which the authority to distribute the bonus is conferred to the Board of Commissioners.
RUPS Tahunan untuk Mengesahkan RKAP tahun 2012 pada tanggal 27 Oktober 2011 yang menghasilkan keputusankeputusan sebagai berikut:
The Second Annual GMF AeroAsia GMS was held on October 27, 2011 to approve the 2012 Annual Work Plan and Budget, with the resolutions as follows:
a. Menerima dan menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2012 GMF AeroAsia, yang terdiri dari: i. Pendapatan usaha sebesar Rp1.602.814 juta ii. Laba Usaha sebesar Rp 104.413 juta iii. Laba Bersih sebesar Rp 65.268 juta iv. Total Aset/Kewajiban & Ekuitas sebesar Rp 1.502.587 juta v. Investasi Kategori 1 sebesar Rp 110.303 juta vi. Investasi Kategori 2 sebesar Rp 615.120 juta
a. Accepted and approved the 2012 Annual Work Plan and Budget of GMF AeroAsia, which consists of: i. Operating revenues amounting to Rp 1,602,814 million ii. Operating profit amounting to Rp 104,413 million iii. Net Income amounting to Rp 65,268 million iv. Total Assets/Liabilities and Equity amounting to Rp 1,502,587 million v. Category 1 Investment of Rp 110,303 million vi. Category 2 Investment of Rp 615,120 million
b. Menerima dan menyetujui seluruh dokumen (Buku RKAP 2012, tanggapan Dekom, tanggapan Pemegang Saham), tanggapan dan saran Dewan Komisaris, Pemegang Saham dan Peserta RUPS, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan RUPS ini.
b. Accepted and approved all the Company’s documents (2012 RKAP, responses of the Board of Commissioners, responses of the Shareholders), responses and inputs of the Board of Commissioners, Shareholders, and Participants of the GMS, as an inseparable part of this Decision of the GMS.
Pada tahun 2011, Pemegang Saham mengambil Keputusan yang dilakukan di luar Rapat Umum Pemegang Saham yang diantaranya memutuskan dan menyetujui hal-hal sebagai berikut:
In 2011, the Shareholders also made a number of decisions outside of any GMS, among others:
Pada tanggal 27 Oktober 2011:
On October 27, 2011:
1. Menerima saran dan pendapat serta menyetujui usulan Dewan Komisaris Perusahaan untuk menetapkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Osman Bing Satrio untuk melakukan audit buku dan pembuatan laporan keuangan Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2011 dengan ketentuan agar dalam pelaksanaannya memperhatikan waktu audit sehingga pembuatan laporan keuangan tahun buku yang berakhir 31 Desember 2011 dapat diselesaikan secara tepat waktu.
1. Accepted the advice and opinion as well as approved the suggestions of the Board of Commissioners of the Company to appoint the Public Accounting Firm Osman Bing Satrio to audit the Company’s books and prepare the Financial Statements for the year ended December 31, 2011, with the provision that the firm will have to strictly observe the audit timeline in order to ensure that the preparation of the financial statements for the fiscal year ended December 31, 2011 could be completed in a timely manner.
2. Mewajibkan kepada Direksi Perusahaan untuk melaporkan hasil pelaksanaan keputusan ini kepada Pemegang Saham.
2. Obligated the Board of Directors of the Company to report the execution of this decision to the Shareholders.
3. Menyetujui pemberian wewenang dan kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perusahaan untuk menyatakan kembali keputusan-keputusan Pemegang Saham ini di hadapan Notaris dan/atau badan, pejabat/ instansi yang berwenang, serta untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan perubahan susunan anggota Dewan Komisaris Perusahaan tersebut di atas, termasuk untuk mengurus perolehan persetujuan dan pendaftaran kepada instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
3. Approved the delegation of authority and power of attorney with substitution rights to the Board of Directors of the Company to restate these decisions of the Shareholders in front of a Notary and/or institutions or officers or bodies of authority, and to conduct all measures necessary in relation to the change in the composition of the Board of Commissioners of the Company as mentioned above, including to obtain the approval and to register this change to the authority according to the applicable regulations. Laporan Tahunan 2011 Annual Report
101
GMF AeroAsia Challenge to Growth
102
Pada tanggal 21 Desember 2011:
On December 21, 2011
1. Menyetujui dan mengangkat sementara Bapak Hadinoto Soedigno sebagai Komisaris Perusahaan terhitung sejak tanggal 15 Mei 2011 sampai dengan adanya Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham lebih lanjut.
1. Approved and temporarily appoint Hadinoto Soedigno as a Commissioner of the Company as of May 15, 2011 until there is a further decision of the GMS.
2. Menyetujui dan mengangkat Bapak Heriyanto A. P. sebagai anggota Dewan Komisaris Perusahaan untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal keputusan ini dengan tidak mengurangi kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.
2. Approved and appoint Heriyanto A. P. as Commissioner of the Company for a period of 5 (five) years starting on the date the decision was made, while not reducing the authority of the GMS to dismiss him at any time if necessary.
3. Mengangkat Bapak Hadinoto Soedigno sebagai Komisaris Utama Perusahaan sesuai dengan ketentuan Pasal 14 ayat 1 Anggaran Dasar Perusahaan, yang menyatakan dalam hal Dewan Komisaris lebih dari 1 (satu) orang anggota, maka salah seorang anggota Dewan Komisaris diangkat sebagai Komisaris Utama.
3. Appointed Hadinoto Soedigno as the President Commissioner of the Company according to Article 14 paragraph 1 of the Company’s Articles of Association, which states that in the event that the Board of Commissioners consists of more than 1 (one) member, one of the members of the Board of Commissioners must be appointed as the President Commissioner.
4. Dengan adanya pengangkatan tersebut, maka susunan Dewan Komisaris Perusahaan menjadi sebagai berikut:
4. With such appointments, the composition of the Company’s Board of Commissioners became as follows:
Dewan Komisaris: Komisaris Utama : Hadinoto Soedigno Komisaris : Heriyanto A. P.
Board of Commissioners : President Commissioner : Hadinoto Soedigno Commissioner : Heriyanto A. P.
5. Menyetujui pemberian wewenang dan kuasa dengan Hak Substitusi kepada Direksi Perusahaan untuk menyatakan kembali keputusan-keputusan Pemegang Saham ini di hadapan Notaris dan/atau badan, pejabat/ instansi yang berwenang, serta untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan perubahan susunan anggota Dewan Komisaris Perusahaan termasuk untuk mengurus perolehan persetujuan dan pendaftaran kepada instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
5. Approved the delegation of authority and power of attorney with substitution rights to the Board of Directors of the Company to restate these decisions of the Shareholders in front of a Notary and/or institutions or officers or bodies of authority, and to conduct all measures necessary in relation to the change in the composition of the Board of Commissioners of the Company as mentioned above, including to obtain the approval and to register this change to the authority according to the applicable regulations.
Keputusan Pemegang Saham yang dilakukan di luar Rapat Umum Pemegang Saham/Sirkuler tertanggal 21 Desember 2011 tersebut telah dicatat dalam Akte Notaris nomor 89 tanggal 18 Januari 2012.
The Decisions of the Shareholders made outside the GMS/ Circular dated December 21, 2011 were set forth in the Act of the Notary No. 89 dated January 18, 2012.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Dewan Komisaris The Board of Commissioners
Tugas dan Tanggung Jawab
Duties and Responsibilities
Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat berkenaan dengan kebijakan Direksi dalam menjalankan Perusahaan. Dewan Komisaris berwenang mengawasi serta memastikan bahwa Direksi selalu yang mengedepankan kepentingan pemegang saham dan kebutuhan perusahaan, serta memastikan terlaksananya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta efektif dan efisien.
The Board of Commissioners is a company organ in charge of and responsible for overseeing and providing advice regarding the policies of the Board of Directors in managing the Company. The Board of Commissioners has the authority to oversee and ensure that the Board of Directors always places the interests of shareholders and the Company’s needs above all else, and to ensure that the principles of good corporate governance are carried out effectively and efficiently.
Secara umum, tugas Dewan Komisaris sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar Perusahaan adalah melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya maupun usaha Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, kepentingan, maksud, dan tujuan Perusahaan.
In general, the duties of the Board of Commissioners as stated in the Company’s Articles of Association is to conduct oversight on management policies, management of the Company in general and its businesses as conducted by the Board of Directors, as well as to advise the Board of Directors, including the oversight of the implementation of the Company’s Long Term Plan (RJPP), the Annual Work Plan and Budget (RKAP), the provisions of the Articles of Association and General Meetings of Shareholders (GMS), and compliance with prevailing laws and regulations, as well as the interests, purposes and objectives of the Company.
Secara spesifik, sesuai yang diatur dalam Board Manual, Dewan Komisaris mempunyai kewajiban untuk:
Spesifically, as mention in Board Manual, the obligations of the Board of Commissioners are as follows:
1. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perusahaan;
1. Advising the Board of Directors concerning the management of the Company;
2. Meneliti dan menelaah serta menandatangani Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang disiapkan Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;
2. Examining, reviewing, and ratifying the Long Term Plan (RJPP) and the Annual Work Plan and Budget (RKAP) as prepared by the Board of Directors, in accordance with the provisions in its Articles of Association;
3. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai alasan Dewan Komisaris menandatangani Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan;
3. Providing opinion and recommendation to the GMS concerning the Company’s Long Term Plan and the Annual Work Plan and Budget;
4. Memberikan pendapat atau saran kepada RUPS atas penyusunan dan pelaksanaan RJPP dan RKAP yang merupakan penjabaran tahunan dari RJPP untuk memenuhi ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Rapat Umum Pemegang Saham, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4. Providing opinions and recommendations to the GMS concerning the preparation and implementation of RJPP and RKAP, as an annual deployment of RJPP to comply with the provisions in the Articles of Association, and the prevailing rules and regulations;
5. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseoan, memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perusahaan;
5. Monitoring and evaluating the dynamics of GMF AeroAsia’s activities, as well as providing advice to the GMS pertaining to key issues and policies;
6. Melaporkan dengan segera kepada Rapat Umum Pemegang Saham apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan atau kejadian penting lain yang perlu diketahui oleh Rapat Umum Pemegang Saham;
6. Promptly providing reports to the GMS if it should be any indications of a decline in the Company’s performance, or any important events that should be informed to the GMS;
7. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan;
7. Reviewing and analyzing the Periodic Reports and the Annual Report submitted by the Board of Directors, as well as to sign the Annual Report;
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
103
GMF AeroAsia Challenge to Growth
104
8. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Laporan Tahunan, apabila diminta;
8. Providing explanation, opinion and recommendation to the GMS concerning the Annual Report, if required;
9. Menyusun program kerja tahunan dan dimasukkan dalam RKAP;
9. Preparing annual work plan and set it forth in RKAP;
10. Membentuk Komite Audit;
10. Establishing the Audit Committee;
11. Mengusulkan Akuntan Publik kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
11. Providing recommendations for the appointment of a Public Accounting Firm to the GMS;
12. Membuat Risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya;
12. Preparing minutes of meetings of the Board of Commissioners and keeping their copies;
13. Melaporkan kepada Perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perusahaan tersebut dan Perusahaan lain;
13. Disclosing the share ownership of Commissioners and/or their family in GMF AeroAsia and in other companies;
14. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
14. Providing reports to the GMS pertaining to the oversight duties that have been carried out throughout the fiscal year;
15. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
15. Performing other supervisory duties and providing recommendations pursuant to the laws, the Company’s Articles of Association, and/or GMS resolutions.
Susunan Dewan Komisaris GMF AeroAsia berdasarkan Keputusan Pemegang Saham di luar Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 21 Desember 2011 yang dicatat pada Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham no. 89 tanggal 18 Januari 2012, pada Arry Supratno, S.H., Notaris di Jakarta adalah sebagai berikut:
The composition of the Board of Commissioners of GMF AeroAsia based on the Decision of the Shareholders without the General Meeting of Shareholders on December 21, 2011 as stipulated in the Deed of Decision of the Shareholders no. 89 dated January 18, 2012, drawn by Arry Supratno, S.H., Notary in Jakarta, as follows:
Dewan Komisaris:
Board of Commissioners:
Hadinoto Soedigno (Komisaris Utama) Heriyanto A. P. (Komisaris)
Hadinoto Soedigno (President Commissioner) Heriyanto A. P. (Commissioner)
Jumlah anggota Dewan Komisaris ini tidak menutup kemungkinan akan bertambah, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan serta kepentingan Perusahaan dan kepatuhan terhadap Anggaran Dasar Perusahaan.
The number of the commissioners may be added to align it with the expansion and growth of the Company, in order to serve its interest and comply with the provisions in its Articles of Association.
Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris Pada tahun 2011, Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tangggung jawab pengawasannya secara komprehensif, diantaranya:
Performance of Duties of the Board of Commissioners In 2011, the Board of Commissioners performed their supervisory duties and responsibilities comprehensively. These include:
• Memberi arahan terhadap implementasi rencana dan kebijakan Perusahaan yang diberikan dalam bentuk kajian kelayakan visi dan misi Perusahaan melalui pembahasan RJPP 2011-2015 dan RKAP 2011 dalam rapat bersama Direksi maupun secara tertulis, serta telah menyetujui RJPP 2011-2015 dan RKAP 2011. • Memberi masukan terhadap penerapan manajemen risiko yang dilakukan secara intensif melalui Komite Kebijakan GCG dan Kebijakan Risiko, termasuk memberi
• Providing guidance on the implementation of the Company’s plans and policies, provided in the form of a feasibility study of its vision and mission through the discussion on 2011-2015 RJPP and 2011 RKAP in meetings and correspondences with the Board of Directors, and approving the 2011-2015 RJPP and 2011 RKAP. • Providing input to the implementation of risk management which were carried out intensively through the GCG and Risk Policy Committee, including providing guidance to
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
arahan agar Direksi menerapkan manajemen risiko dalam pembentukan Strategic Business Unit dan penyempurnaan profil risiko Perusahaan. • Memberi arahan tentang teknologi informasi khususnya mengenai penerapan System Application and Product in Data Processing (SAP). • Dibantu oleh Komite Audit, melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kinerja Direksi serta melakukan penilaian terhadap tingkat keberhasilan Direksi dalam menjalankan Perusahaan. Penilaian kinerja direksi telah disampaikan kepada Pemegang Saham melalui RUPS Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Perhitungan Tahunan tahun 2010 pada tanggal 31 Maret 2011.
the Board of Directors for applying risk management in the establishment of Strategic Business Units and enhancing the Company’s risk profile. • Providing guidance with respect to information technology, particularly on the implementation of Systems Application and Products in Data Processing (SAP). • With the assistance of the Audit Committee, supervising and monitoring the performance of the Board of Directors as well as evaluating the accomplishments of the Board of Directors in managing the Company. The assessment on the performance of the Board of Directors was submitted to the shareholders through the GMS on the Approval of the 2010 Annual Report and Financial Statements on March 31, 2011.
Pelatihan Dewan Komisaris
Board of Commissioners’ Training
Dewan Komisaris telah menyusun program pengembangan knowledge and skill yang tertuang dalam RKAP 2011. Dalam rangka meningkatkan kompetensi, Dewan Komisaris telah mengikuti seminar yang dilaksanakan oleh Pusat Studi Investasi dan Keuangan pada tanggal 27 April 2011 yang terkait dengan Peraturan MenBUMN No PER-07/MBU/2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.
Board of Commissioners has developed knowledge and skill development program set out in RKAP 2011.In order to improve competency, the Board of commissioners have attended seminars conducted by Pusat Studi Investasi dan Keuangan on April 27, 2011 that related to Regulation No. MenBUMN PER-07/MBU/2010 about remuneration guidelines for Board of Directors, Board of Commissioners and Board of State-Owned Enterprises.
Rapat Dewan Komisaris
Meetings of the Board of Commissioners
Selama tahun 2011 sampai pengangkatan Komisaris yang baru pada tanggal 21 Desember 2011, Dewan Komisaris masih terdiri dari satu orang Komisaris yang juga merangkap sebagai ketua seluruh Komite yang ada. Dengan demikian, maka Rapat Intern Dewan Komisaris serta Rapat Dewan Komisaris dengan Komite tidak terlaksana.
Throughout 2011 up to the appointment of a new commissioner on December 21, 2011, the Board of Commissioners consisted of one single commissioner that concurrently acted as the chairman of all the existing committees. Therefore, there were no internal meetings of the Board of Commissioners or its joint meetings with the Committees.
Selama 2011 Dewan Komisaris melakukan rapat bersama Direksi sebanyak 10 kali dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:
Throughout 2011, the Board of Commissioners conducted 10 joint meetings with the Board of Directors with the attendance rates as follows:
Rapat Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris Joint Meetings of the Board of Directors and the Board of Commissioners
Nama
Name
Jabatan Position
Jumlah Rapat Number of Meetings
Kehadiran Attendance
%
Hadinoto Soedigno
Komisaris Commissioner
10
10
100%
Richard Budihadianto
Direktur Utama President & CEO
10
10
100%
Agus Sudaryo
Wakil Direktur Utama Deputy President
10
9
90%
Gatot Satriawan
Direktur Keuangan EVP Finance
10
10
100%
Hanrozan Haznam
Direktur SDM dan Umum EVP Human Capital & General Affairs
10
10
100%
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
105
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Remunerasi Dewan Komisaris
Remuneration of the Board of Commissioners
Dewan Komisaris mendapatkan remunerasi yang ditetapkan dalam RUPS. Remunerasi Dewan Komisaris untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 452.640.000.
The Board of Commissioners earned the remuneration as decided at the GMS. Total remuneration of the Board of Commissioners for the year ended December 31, 2010 was Rp 452,640,000.
Kebijakan penetapan remunerasi Komisaris telah ditetapkan dalam Risalah RUPS pada tanggal 28 Juli 2003 yang berlaku terhitung sejak 1 Agustus 2002.
The policy for determining the remuneration of the Board of Commissioners was stipulated in the Excerpts of the GMS dated July 28, 2003 effective since August 1, 2002.
Direksi Board of Directors
106
Direksi memegang tanggung jawab utama dalam menjalankan operasional Perusahaan. Komposisi Direksi ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen, tanpa mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuan Direksi untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis.
The main responsibility of the Board of Directors is managing the Company’s operations. The composition of the Board of Directors is determined in such a way to enable an effective, accurate, and prompt decisionmaking process and provide the ability to act independently, without having conflicting interests that can interfere with the capability of the BOD to perform their duties independently and critically.
Dalam melakukan aktivitasnya, Direksi harus selalu menjunjung tinggi pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, kepatuhan terhadap peraturan internal dan peraturan perundangan yang berlaku, serta kepedulian akan lingkungan untuk memenuhi keinginan seluruh pemangku kepentingan.
In carrying out its activities, the Board of Directors must always highly uphold the implementation of Good Corporate Governance, compliance to internal regulations and prevailing legislation, as well as concerns towards environment to meet the expectations from all stakeholders.
Tugas dan Wewenang
Duties and Authorities
Secara umum Anggaran Dasar (AD) GMF AeroAsia menetapkan bahwa Direksi dengan didasarkan pada itikad baik dan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan, serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
Generally, the Articles of Association of GMF AeroAsia stipulates that the Board of Directors must act in good faith and heed the prevailing laws in Indonesia, is authorized to execute any action related to the management of GMF AeroAsia, for the interest of GMF AeroAsia and in accordance with the goals and objectives of GMF AeroAsia, and to represent GMF AeroAsia, both in and outside of a court of law, in respect to all matters and all events with limitations as stipulated in laws and regulations, the Articles of Association and/or the Resolutions of the General Meeting of Shareholders.
Untuk itu, Direksi berhak mewakili GMF AeroAsia di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan maupun mengenai pemilikan serta mengikat GMF AeroAsia dengan pihak lain dan pihak lain dengan GMF AeroAsia, dengan pembatasan-pembatasan tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar GMF AeroAsia.
Therefore, the Board of Directors has the right to represent GMF AeroAsia in and out of court in respect to all matters and in all events, and to perform its duties in the management or ownership and binding GMF AeroAsia with other parties and other parties with GMF AeroAsia, with limitations stipulated in the Articles of Association of GMF AeroAsia.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Pemilihan dan pengangkatan Direksi dilakukan dalam RUPS dengan masa jabatan paling lama lima tahun, tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu.
The Board of Directors is selected and appointed at a General Meeting of Shareholders with a maximum tenure of five years, without reducing the authority of GMS to dismiss the members of the Board of Directors at any time.
Tugas pokok Direksi adalah menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham .
The main responsibility of the Board of Directors is carrying out all actions related with the Company’s management to represent the Company and is in accordance with the purposes and objectives of the Company as well as represent the Company both in and out of the courts in respect to all matters and all events with limitations as stipulated in laws and regulations, the Articles of Association and/or the Resolutions of the General Meeting of Shareholders.
Berdasarkan Board Manual GMF, tugas pokok Direksi secara kolegial melalui Rapat Direksi berwenang untuk:
Based on the GMF Board Manual duties and responsibilities of the Board of Directors collegially through a Board of Directors’ meeting are as follows:
1) Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan;
1) Determining the Company’s management policy;
2) Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Peseroan di dalam dan di luar Pengadilan kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pekerja Perusahaan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain dan mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perusahaan kepada Kepala Cabang atau Kepala Perwakilan di dalam atau di luar negeri;
2) Regulating the Board of Directors’ authority transfer to represent the Company in and out of the courts to one or some members of the Board of Directors specifically assigned for the purpose or to one person or some employees within the Company who act individually or together or to other people as well as arrange the Board of Directors’ authority transfer to act on behalf of the Company to Branch Heads or Representative Chiefs in and outside Indonesia;
3) Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perusahaan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja Perusahaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham;
3) Regulating requirements on the Company’s staffing, including salary determination, pension or old days insurance and other revenues for the Company’s employees based on prevailing laws and decisions in a General Meeting of Shareholders;
4) Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perusahaan berdasarkan peraturan kepegawaian Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4) Appointing and dismissing the Company’s workers based on the Company’s staffing regulation and prevailing laws
5) Mengangkat Sekretaris Perusahaan;
5) Appointing the Company Secretary;
6) Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perusahaan, mengikat Perusahaan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perusahaan, serta mewakili Perusahaan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
6) Conducting all acts and others related with the Company’s staffing and wealth ownership, binding the Company with other parties and/or other parties with the Company, as well as represent the Company in and out the courts in respect to all matters and all events with limitations as stipulated in prevailing laws, Articles of Association and/or the Resolutions of the General Meeting of Shareholders.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
107
GMF AeroAsia Challenge to Growth
108
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, Direksi berkewajiban untuk:
1) Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya;
1) Attempting an ensuring the implementation of the Company’s business and activities in accordance with the purposes and objectives as well as its business operations;
2) Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, dan perubahannya serta menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham;
2) Preparing the Company’s Long-Term Plans, Working Plans, and the Company Budget, along with its amendment then report it to the Board of Commissioners and Shareholders for approvals in a General Meeting of Shareholders;
3) Memberikan penjelasan kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan;
3) Explaining to the General Meeting of Shareholders on the Company’s Long-Term Plans and Working Plans and the Company Budget;
4) Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham dan Risalah Rapat Direksi;
4) Making a Shareholders List, Special List, Summary of General Meeting of Shareholders and Summary of the Board of Directors Meeting;
5) Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perusahaan, serta dokumen keuangan Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan;
5) Creating an Annual Report as a form of the Company’s management responsibility, and documents on the Company’s financial condition as stipulated in Laws on the Company’s Document;
6) Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit;
6) Arranging a Financial Report based on Financial Accounting Standard and submit it to the Public Accountant for auditing;
7) Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan kepada Rapat Umum Pemegang Saham untuk disetujui dan disahkan;
7) Presenting Annual Report, including Financial Report to the General Meeting of Shareholders to be approved and legalized;
8) Memberikan penjelasan kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Laporan Tahunan;
8) Explaining to the General Meeting of Shareholders on the Annual Report;
9) Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham kepada Menteri yang membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
9) Submitting Balance and Profit and Loss Statement that have been legalized by the General Meeting of Shareholders to Minister who is in charge of Legal and Human Rights field in line with regulation and laws;
10) Menyampaikan laporan perubahan susunan Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris kepada Menteri yang membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia;
10) Giving reports on the changes on Shareholders composition, the Board of Directors, and the Board of Commissioners to the Minister who is in charge of Legal and Human Rights field;
11) Memelihara dan menyimpan ditempat kedudukan Perusahaan: Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perusahaan, dan dokumen Perusahaan lainnya;
11) Keeping and saving at the Company’s position: Shareholders List, Special Minutes, MInute of General Meeting of Shareholders, Minutes of the Board of Commissioners Meeting and MInuteof the Board of Directors Meeting, Annual Report and the Company’s financial documents, and other of the Company’s documents;
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
In conducting those basic duties, the Board of Directors has the authority to:
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
12) Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan;
12) Arranging accounting system in accordance with Financial Accounting System and bases its system on internal controlling principles, especially on management function separation, recording, saving, and supervision;
13) Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris dan/ atau Pemegang Saham;
13) Submitting regular reports according to the ways and time in line with prevailing regulations, as well as other reports should be asked by the Board of Commissioners and/or Shareholders;
14) Menyiapkan susunan organisasi Perusahaan lengkap dengan perincian dan tugasnya;
14) Preparing the Company’s complete organization structures along with details and duties;
15) Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta anggota Dewan Komisaris dan para Pemegang Saham;
15) Explaining on all things being asked or demanded by the members of the Board of Commissioners and all Shareholders;
16) Menyusun dan menetapkan Blue Print organisasi Perusahaan;
16) Composing and determining the Company’s Blue Print organization;
17) Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar ini dan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan.
17) Conducting other duties in accordance with regulations stipulated in this Articles of Association and General Meeting of Shareholders based on regulations and laws.
18) Mengupayakan tercapainya sasaran indikator aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi yang digunakan sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan Perusahaan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan dalam RUPS pengesahan RKAP.
18) Trying to achieve targeted indicators in financial, operational, and administrative aspects being used as the basis of the Company’s health assessment level in line with performance determined in the General Meeting of Shareholders legalization RKAP.
19) Menetapkan sasaran kinerja serta evaluasi kinerja Perusahaan, Direktorat, Unit operasi dan unit usaha melalui mekanisme organisasi persero serta sasaran kinerja serta evaluasi kinerja unit bisnis.
19) Determining working targets and the Company’s performance evaluation, Directorates, operational and business Units through company organization mechanism as well as working targets and business unit performance evaluation.
Susunan Direksi
Composition of the Board of Directors
Tahun 2011, Direksi GMF AeroAsia beranggotakan empat orang, yakni satu orang Direktur Utama, satu orang Wakil Direktur Utama, satu orang Direktur Keuangan dan satu orang Direktur SDM & Umum. Jumlah ini dapat berubah sesuai perkembangan, pertumbuhan, dan kepentingan Perusahaan ke depan.
In 2011, the Board of Directors of GMF AeroAsia consists of four people, i.e. one President & CEO, one Deputy President, one EVP Finance and one EVP Human Capital & Corporate Affairs. The Composition is subject to change according to the development, growth, and interests of the Company in the future.
Susunan dan Pembagian Kerja Direksi
The Composition and Job Description of Each Director are as follows:
Direktur Utama
President & CEO
1) Memberikan arahan dan mengendalikan kebijakan, Visi, Misi dan strategi Perusahaan.
1) Providing guidance and control on the policies, Vision, Mission, and strategy.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
109
GMF AeroAsia Challenge to Growth
110
2) Memimpin para anggota Direksi dalam melaksanakan keputusan Direksi.
2) Leading other members of the Board of Directors in implementing the decisions of the BOD.
3) Mengkoordinasikan pemecahan masalah eksternal Perusahaan, kebijakan perencanaan, pengendalian, pencapaian sasaran jangka panjang Perusahaan, kebijakan audit, peningkatan kultur, citra dan Tata Kelola Perusahaan.
3) Coordinating solutions for external problems, planning policies, controlling, achieving long term goals, audit policies, developing a culture, image, and Corporate Governance.
4) Menyelenggarakan dan memimpin Rapat Direksi secara periodik sesuai ketetapan Direksi atau rapat-rapat lain apabila dipandang perlu sesuai usulan Direksi.
4) Organizing and chairing BOD meetings on a regular basis, in accordance with the decision of the BOD, or other meetings deemed necessary as proposed by BOD.
5) Mengesahkan semua Keputusan Direksi.
5) Ratifying all decisions of the BOD.
6) Mewakili Perusahaan di dalam maupun di luar pengadilan berdasarkan persetujuan anggota Direksi lainnya pada Rapat Direksi.
6) Representing GMF AeroAsia in and outside of the Court of Law, with approval from other members of BOD during the BOD meetings.
7) Menunjuk anggota Direksi lain untuk bertindak atas nama Direksi.
7) Appointing other members of the BOD to act on behalf of the BOD.
8) Menentukan keputusan Direksi, apabila dalam voting pada rapat Direksi terdapat jumlah suara yang sama banyak antara suara yang setuju dan tidak setuju.
8) In the eventuality of a tie vote in a BOD meeting, the President & CEO shall cast the deciding vote.
9) Memilah dan memberikan informasi kepada pemangku kepentingan segala sesuatu tentang Perusahaan.
9) Sorting and providing information to stakeholders about all affairs of the Company.
10) Dalam hal Direktur Utama berhalangan, tugas dan kewenangan Direktur Utama dirangkap oleh Wakil Direktur Utama.
10) In the event that the President & CEO is absent, then the duty and authority of President & CEO shall be assumed by the Deputy President.
11) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang efektif dan positif dengan Direksi, Dewan Komisaris, Pelanggan, Pemasok, Pemerintah, dan Pemangku Kepentingan lainnya.
11) Establishing and maintaining an effective and positive working relationship with other Directors, the Board of Commissioners, Customers, Vendors, the Government and other stakeholders.
Wakil Direktur Utama
Deputy President
1) Menggantikan pelaksanaan tugas dan kewenangan Direktur Utama dalam memimpin dan mengendalikan Perusahaan apabila Direktur Utama berhalangan.
1) To assume the duties and authorities of the President & CEO in directing and controlling the Company, in case the President & CEO is absent.
2) Membantu Direktur Utama dalam menyelesaikan masalah masalah Perusahaan serta hal-hal lain sesuai ketetapan Direksi.
2) To assist the President & CEO in solving the Company’s problems and other matters, in accordance with decisions of the BOD.
3) Memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan aktivitas produksi Perusahaan serta mengelola sumber daya di produksi dalam mencapai sasaran kinerja Perusahaan yang telah ditetapkan.
3) To lead, to control, and to coordinate the production activities and to manage production resources in order to attain the Company’s goals.
4) Menyelenggarakan dan memimpin rapat koordinasi produksi secara periodik dalam upaya untuk peningkatan
4) To organize and to chair the production coordination meeting on a regular basis in order to increase
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
kinerja serta melaporkan hasilnya kepada seluruh anggota Direksi.
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
performance and to report the results to all Directors.
Direktur Keuangan
EVP Finance
1) Merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan. dan mengendalikan fungsi keuangan Perusahaan untuk menjamin ketersediaan dana untuk aktifitas operasional dan investasi serta menjamin ketersediaan informasi keuangan untuk akuntabilitas dan pengambilan keputusan.
1) To plan, organize, implement, and control the financial functions of the Company to ensure the availability of funds for operational activities and investments and to ensure the availability of financial information for accountability and decision-making.
2) Memimpin dan mengendalikan pembuatan kebijakan keuangan, pengelolaan perbendaharaan, pencatatan, pelaporan keuangan dan tingkat investasi guna meningkatkan kinerja dan peringkat keuangan Perusahaan termasuk pendapatan Perusahaan sesuai keputusan Direksi serta melaksanakan efesiensi dan efektivitas fungsi-fungsi keuangan di pusat korporat, direktorat dan Unit Usaha.
2) To lead and control financial policy making, treasury management, record keeping, financial reporting, and investment levels in order to improve the Company’s performance, financial rating, and income in accordance with decisions of the Board of Directors and to apply efficiency and effectiveness measures for financial functions at head office, directorates, and Business Units.
3) Mengkoordinasikan penyusunan RKAP dan perubahannya termasuk mengkonsolidasikan, mengendalikan dan mengawasi penyusunan berdasarkan RKAP dalam rangka usaha peningkatan efisiensi.
3) To coordinate the preparation of RKAP and its amendment including consolidating, controlling, and supervising the preparation of RKAP in order to raise efficiency.
4) Mengkoordinasikan penyusunan Laporan Tahunan sebagi wujud pertanggungjawaban Perusahaan, serta dokumen keuangan Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang Dokumen.
4. To coordinate the preparation of the Annual Report as a form of accountability, and other financial documents of the Company as stipulated in the law on document.
5) Mengelola portofolio investasi keuangan dan keputusan finansial untuk mencapai nilai tambah maksimal dan tercapainya tujuan perusahan sesuai ketetapan Direksi.
5. Managing the portfolio of financial investments and financial decisions in order to create maximum added value and to achieve the Company’s objectives in line with the decisions of the Board of Directors.
6) Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan;
6. To set up an accounting system in accordance with Financial Accounting Standards and based on the principles of internal control, especially the segregation of management, accounting, documentation and supervisory functions.
7) Mengkaji kebijakan dan prosedur keuangan secara periodik berupa penetapan sistem dan tata kerja tentang pengelolaan keuangan Perusahaan sesuai dengan perkembangan teknologi maupun perubahan-perubahan dalam ekonomi dan undang-undang, serta mengarahkan dan membina masalah umum yang mencakup bidang keuangan.
7. To periodically review financial policies and procedures by developing systems and procedures with the development of information technology or changes in economy and regulation, as well as directing and managing general affairs, including the financial sector.
8) Memimpin dan mengarahkan pengembangan aplikasi teknologi informasi dalam IT enterprise wide systems guna mendukung inovasi bisnis termasuk koordinasi dan pengawasan proyek-proyek Direktorat Keuangan.
8. To lead and guide the development of information technology applications in an enterprise-wide IT system to support business supervision of the Financial Directorate projects.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
111
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
EVP Human Capital and Corporate Affairs
1) Menetapkan kebijakan Sumber Daya Manusia, pendidikan dan pelatihan, sarana, fasilitas dan sekuriti, yang mencakup kebijakan organisasi dan kesisteman, penunjang usaha serta koordinasi transformasi organisasi sesuai strategi yang ditetapkan Direksi.
1) To establish policies on Human Resources, education and training, equipment, facilities and security, covering the policies on organization and system, business support, and coordination of organizational transformation based on the strategy set out by the Board of Directors.
2) Mengendalikan kegiatan Direktorat SDM dan Umum termasuk melaksanakan efesiensi dan efektivitas fungsifungsi umum dan jasa.
2) To control the activities of the Directorate of Human Capital and General Affairs, including implementing efficiency and effectiveness of general affairs and service functions.
3) Memimpin dan mengarahkan penyusunan kebijakankebijakan korporat sesuai perencanaan strategis korporasi.
3) To lead and direct the preparation of corporate policies based on corporate strategic planning.
4) Mengkoordinasikan penyusunan RJPP termasuk mengkonsolidasikan, mengendalikan, dan mengawasi penyusunan dan perubahannya.
4) To coordinate the preparation of RJPP, including consolidating, controlling, and supervising the preparation and amendment process.
5) Menyusun dan menetapkan Blue Print organisasi termasuk susunan organisasi Perusahaan lengkap dengan perincian dan tugasnya dan SDM sesuai ketetapan dan kebijakan Direksi.
5) To develop and set a Blue Print of the organization, including the organizational structure of the Company, with the details and duties and human resources, according to the Board of Directors’ decision and policy.
6) Memimpin dan mengelola pembinaan pegawai sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
6) To lead and manage staff training according to the prevailing laws and regulations.
Susunan Direksi GMF AeroAsia berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 241 tanggal 31 Oktober 2007, Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 221 tanggal 23 Nopember 2007 dan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 61 tanggal 6 Nopember 2009 yang ketiganya dibuat di hadapan Arry Supratno, S.H., Notaris di Jakarta adalah sebagai berikut:
The Board of Directors of GMF AeroAsia by the virtue of the Deed of the Statement of Shareholders No. 241 dated October 31, 2007, the Deed of the Statement of Shareholders No. 221 dated November 23, 2007, and the Deed of the Statement of Shareholders No. 61 dated November 6, 2009, all three of which were issued by Arry Supratno, SH, Notary in Jakarta, has the following composition:
Nama
112
Name
Jabatan Position
Richard Budihadianto
Direktur Utama President & CEO
Agus Sudaryo
Wakil Direktur Utama Deputy President
Gatot Satriawan
Direktur Keuangan EVP Finance
Hanrozan Haznam
Direktur SDM dan Umum EVP Human Capital & General Affairs
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Untuk mencegah potensi benturan kepentingan dan pengambilan keuntungan pribadi bagi Direksi dan Vice President, Direksi telah menetapkan mekanisme yang dituangkan dalam Pedoman Kebijakan Perusahaan dan Board Manual. Selain itu, sebagai komitmen tertulis atas penerapan kebijakan benturan kepentingan, Direksi juga telah menandatangani pernyataan benturan kepentingan atau Pakta Integritas pada awal tahun serta membuat laporan kepemilikan saham.
To prevent potential conflict of interests and personal advantage for the Board of Directors and Vice President, the Board of Directors established a mechanism set forth in the Corporate Policy Guidelines and Board Manual. In addition, as a written commitment for the implementation of conflict of interest policy, the Board of Directors has signed a statement of conflict of interest or Integrity Pact at the beginning of the year and created a report of ownership of shares.
Rapat Direksi
Meetings of the Board of Commissioners
Direksi mengadakan rapat setiap kali apabila dianggap perlu oleh salah seorang atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris atau Pemegang Saham yang bersamasama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dengan menyebutkan halhal yang dibicarakan sekurang-kurangnya setiap bulan sekali.
Meetings of the Board of Commissioners are held as deemed necessary by one or more member of the Board of Directors, or up on the written request of one or more member of the Board of Commissioners or Shareholders, who represent 1/10 (one tenth) or more of the total voting shares by proposing their agenda at least one month in advance.
Selama tahun 2011, Direksi mengadakan 50 kali rapat, 10 rapat di antaranya adalah rapat bersama Dewan Komisaris untuk melakukan evaluasi atas capaian kinerja Perusahaan maupun hal-hal lain yang dinilai penting. Tingkat kehadiran dalam rapat adalah sebagai berikut:
Throughout 2011, the Board of Directors held 50 meetings, 10 of which were held with the Board of Commissioners to evaluate the achievement of corporate performance and other matters. The attendance at the meetings is as follows:
Nama
Name
Jabatan Position
Jumlah Rapat Number of Meetings
Kehadiran Attendance
%
Richard Budihadianto
Direktur Utama President & CEO
50
42
84
Agus Sudaryo
Wakil Direktur Utama Deputy President
50
45
90
Gatot Satriawan
Direktur Keuangan EVP Finance
50
47
94
Hanrozan Haznam
Direktur SDM dan Umum EVP Human Capital & General Affairs
50
46
92
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
113
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Dalam hal penerapan GCG, pada tahun 2011 Direksi melaksanakan perannya sesuai fungsi, tugas, tanggung jawab dan otoritasnya yaitu:
In terms of GCG implementation in 2011, the Board of Directors conducted their roles in accordance with their functions, duties, responsibilities, and authorities as follows:
• Direksi telah melakukan identifikasi terhadap peluang bisnis yang ada dalam proses pembentukan Logistic Services sebagai SBU yang akan menjadi cikal bakal anak Perusahaan, melalui analisis risiko internal dan eksternal yang tertuang dalam studi kelayakan.
• The Board of Directors identified business opportunities in
• Di bidang SDM, Direksi telah mengimplementasikan talent pool management sebagai program suksesi manajemen kunci yang didukung dengan kejelasan karir dan dituangkan dalam bentuk laporan yang disampaikan kepada Dewan Komisaris.
• In terms of human resources, the Board of Directors applied talent pool management as a key succession management program supported with the certainty of career path set forth in the form of reports and submitted to the Board of Commissioners.
• Direksi menetapkan sistem pengukuran kinerja Perusahaan mengacu pada Balanced Scorecard (BSC) yang mencakup perpektif keuangan dan non-keuangan untuk memenuhi target kinerja Perusahaan. Penjabaran ukuran kinerja Perusahaan telah dilakukan sampai ke tingkat individu dan secara rutin pencapaiannya dianalisis secara rutin dalam Monthly Operation Review.
• The Board of Directors set up a corporate performance measurement system based on Balanced Scorecard (BSC), which covered financial and non-financial perspectives to meet corporate performance targets. The corporate performance measures were translated down to the level of individuals and the accomplishments were regularly analyzed in the Monthly Operation Reviews.
• Direksi telah menerapkan manajemen risiko secara konsisten melalui penetapan risk appetite dan risk parameter dan melaksanakan risk assessment sampai ke level proses.
• The Board of Directors consistently implemented risk management through establishment of a risk appetite and risk parameters, and by carrying out risk assessment down to the level of process.
• Direksi menindaklanjuti hasil audit baik dari Unit Internal Audit & Control maupun Auditor Eksternal. Tindak lanjut atas hasil audit secara rutin dipantau oleh Komite Audit dalam rapat bersama Internal Audit & Control.
• The Board of Directors followed up audit results from Internal Audit & Control Unit as well as from the External Auditor. The Audit Committee routinely monitors follow-up actions in the joint meeting with Internal Audit & Control.
Remunerasi Direksi
Remuneration for the Board of Directors
Honorarium dan fasilitas lainnya bagi anggota direksi, termasuk santunan purnajabatan adalah sesuai dengan ketentuan berlaku dan ditetapkan oleh RUPS, yaitu sekitar Rp 5.635.200.000 untuk 1 (satu) tahun.
Honorarium and other facilities for the members of the Board of Directors, including retirement compensation, are determined in accordance with prevailing regulations by the GMS. The total amount was about Rp 5,635,200,000 for one year.
Kebijakan penetapan remunerasi Direksi telah ditetapkan
The policy that governs the determination of the Board of Director’s remuneration was decided at the GMS Summary dated July 28, 2003, which has come into effect since August 1, 2002, and the performance of the Board of Directors are assessed collegially through a Management Contract, which consists of the Board of Director’s Key Performance indicators in a year that has been approved jointly by the Shareholders, the Board of Commissioners and the Board of Directors at the beginning of the year, and the Board of Director’s performance is evaluated individually through the Individual Performance Plan and Individual Performance Review. The Key Performance Indicators that directly relate to the Board of Director’s Remuneration are Revenue KPI and Total Assets KPI.
dalam Risalah RUPS pada tanggal 28 Juli 2003 yang berlaku terhitung sejak 1 Agustus 2002, dan kinerja Direksi dinilai secara kolegial melalui Kontrak Manajemen yang berisi Key Performance indicator Direksi selama setahun yang disetujui bersama dengan Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi pada tiap awal tahun dan secara indivual kinerja Direksi dinilai melalui Individual Performance Plan dan Individual Performance Review. Key Performance Indicator yang terkait langsung dengan Remunerasi Direksi adalah KPI Revenue dan KPI Total Asset.
114
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
the establishment of Logistic Services as an SBU that will be developed into a subsidiary, by analyzing internal and external risks set forth in the feasibility study.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Penetapan Remunerasi Direksi :
Determination of the Board of Director’s Remuneration :
Pengajuan Remunerasi bagi Direksi dilakukan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi untuk dibahas dalam Rapat Dekom dan hasil disampaikan kembali kepada Komite Nominasi dan Remunerasi untuk kemudian dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk ditetapkan.
Remuneration proposal for the Board of Directors is prepared by the Nomination and Remuneration Committee to be discussed at the Meeting of the Board of Commissioners and reported to the Committee to be further discussed in a General Meeting of Shareholders to be ratified.
Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee
Rapat Umum Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Dilaksanakan Implementation
General Meeting of Shareholders
The Board of Commissioners
Program Pengembangan Direksi
Training Programs for Directors
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian serta memperoleh pemahaman terkini terhadap kondisi ekonomi, manajemen, bisnis dan teknologi yang relevan dengan pelaksanaan tugas Direksi GMF AeroAsia, selama tahun 2011 Direksi telah mengikuti program pelatihan, workshop, konferensi dan seminar, antara lain :
In order to increase their knowledge and expertise and to keep them up to date with the latest relevant developments in economic, management, business and technological matters, in 2011 the Board of Directors attended the following training programs, workshops, conferences and seminars :
Nama Peserta Participant Name
Jenis Pelatihan Type of Training
Tempat Location
Course GCG, Commissioner and Director of Institue of Indonesia by LKDI
Jakarta
Financial Numeracy Course for Corporate BoDs, Bocs and Senior Officers by IICD
Jakarta
Gatot Satriawan
International Conference of Internal Auditors
Kuala Lumpur
Hanrozan Haznam
John Robert Powers
Jakarta
Leadership Potential oleh/by LPTUI
Jakarta
Leading Strategy Change oleh/by IICD
Jakarta
Talkshow Corporation Board License oleh/by LKDI
Jakarta
Richard Budihadianto
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
115
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Komite-komite Dewan Komisaris Commissioners’ Committee
Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris.
The Audit Committee is responsible for providing advice to the Board of Commissioners concerning reports or other matters submitted by the Board of Directors to the Board of Commissioners, identifying issues that require attention from the Board of Commissioners, and performing other duties related to the duties of the Board of Commissioners.
Tugas-tugas tersebut antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut:
The duties mentioned above are as follows:
1. Seleksi Eksternal Auditor a. Menyeleksi dan mengusulkan calon Eksternal Auditor untuk audit umum atas laporan keuangan Perusahaan, mengusulkan kompensasi bagi Eksternal Auditor serta mengawasi pekerjaan Eksternal Auditor, termasuk mengusulkan pemberhentian Eksternal Auditor apabila dalam melaksanakan tugasnya Eksternal Auditor yang bersangkutan tidak memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku. b. Memberikan persetujuan awal jasa non-audit yang akan ditugaskan kepada Eksternal Auditor. Preapproval dari Komite Audit terhadap jasa non-audit yang ditugaskan kepada Eksternal Auditor dapat dikecualikan jika: i. Nilai seluruh jasa non-audit yang diberikan oleh Eksternal Auditor kepada Perusahaan tidak lebih dari 5% (lima persen) dari total nilai biaya audit yang dibayarkan oleh Perusahaan kepada Eksternal Auditor dalam tahun fiskal dimana jasa non-audit diberikan; ii. Jasa tersebut tidak dianggap sebagai jasa nonaudit pada saat perikatan kerja ditandatangani; dan iii. Jasa tersebut telah disetujui oleh Komite Audit atau oleh satu atau lebih anggota Komite Audit yang merupakan anggota Komisaris yang mendapatkan delegasi kewenangan dari Komite Audit untuk memberikan pre-approval, sebelum penyelesaian jasa audit oleh Eksternal Auditor.
1. To select an External Auditor a. To select and propose candidates for the External Auditor to conduct an audit on the financial statements of the Company, to propose compensation for the External Auditor and to oversee the work of the External Auditor, including to propose the dismissal of the External Auditor in the eventuality that their performance of duties does not meet the standards and/or prevailing regulations. b. To provide a pre-approval for non-audit services that will be conducted by the External Auditor. The aforementioned pre-approval from the Audit Committee can be excluded if:
2. Unit Internal Audit a. Memantau efektivitas kerja Unit Internal Audit.
2. Internal Audit Unit a. To monitor the efficacy of the Internal Audit Unit performance. b. To provide opinions and recommendations for the consideration of the Board of Commissioners, in approving the appointment of the Head of Internal Audit. c. To review the Internal Audit reports submitted to the Board of Commissioners c.q. Audit Committee, including reports on irregularities submitted to the Board of Directors.
b. Memberikan pendapat dan saran kepada Dewan Komisaris untuk bahan pertimbangan dalam memberikan persetujuan terhadap pengangkatan dan pemberhentian Kepala Internal Audit. c. Melakukan penelaahan terhadap setiap Laporan Internal Audit yang disampaikan kepada Dewan Komisaris c.q. Komite Audit termasuk setiap laporan mengenai penyimpangan yang disampaikan kepada Direksi. 116
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
i. The value of all non-audit services provided by the External Auditor is less than 5% (five per cent) of the total value of audit fee paid by the Company to the External Auditor in the fiscal year in which the non-audit services are provided; ii. Those services are not considered as non-audit services when the contract was signed; and iii. Those services have been approved by the Audit Committee or by one or more members of the Audit Committee, who also member of the Board of Commissioners who have the authority to provide pre-approval, prior to the completion of audit services conducted by the External Auditor.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
3. Melakukan supervisi audit atas laporan keuangan untuk memastikan bahwa Eksternal Auditor melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan atau peraturan lain yang terkait.
3. To supervise the audit of financial statements to ensure that the External Auditors have carried out their work in accordance with the Professional Standards of Public Accountants and/or other related regulations.
4. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya.
4. To review prior to publishing, such the financial statements as financial reports, projections and other financial information.
5. Memonitor, menelaah dan mendiskusikan dengan manajemen, Unit Internal Audit dan Eksternal Auditor atas kecukupan dan efektivitas pengendalian internal atas laporan keuangan termasuk adanya kelemahan material, baik dalam rancangan maupun operasi, yang dapat mengganggu kemampuan Perusahaan dalam mencatat, memproses, mengikhtisarkan dan melaporkan informasi keuangan.
5. To monitor, review and discuss with the management, Internal Audit Unit and External Auditor the adequacy and effectiveness of internal control over financial reporting, including material weaknesses, both in design and operation, which may disrupt the ability of GMF AeroAsia in recording, processing, summarizing and reporting financial information.
6. Memonitor efektivitas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko yang telah disiapkan dan dilaksanakan oleh Direksi dan ketaatan pada peraturan perundangan yang berkaitan dengan operasi Perusahaan. Untuk bidang ini, lingkup kerja Komite Audit sebagian dilaksanakan oleh Komite Manajemen Risiko & Good Corporate Governance yang dibentuk dengan Keputusan Dewan Komisaris. Pembagian tugas dan koordinasi kerja antara Komite Audit dan Komite Kebijakan Corporate Governance & Kebijakan Risiko adalah sebagai berikut: a. Komite Audit memonitor risiko fraud yang terkait dengan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting risks). b. Komite Kebiajakn Corporate Governance & Kebijakan Risiko memonitor pelaksanaan enterprise risk management yang mencakup risiko strategis, risiko reputasi, risiko finansial, risiko operasional, risiko hukum dan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan operasi Perusahaan.
6. To monitor the effectiveness of policies and the implementation of risk management that was prepared and executed by the Board of Directors, as well as the compliance to the regulations relevant to the operations of the Company. In this matter, the Corporate Governance Policy & Risk Policy Committee, established by the Board of Commissioners, shall carry out part of the scope of work of the Audit Committee. The distribution of duties and coordination of work between the Audit Committee and the Corporate Governance and Risk Policy Committee is as follows: a. The Audit Committee monitors the risk of fraud related to financial reporting (fraudulent financial reporting risks). b. The Corporate Governance and Risk Policy Committee monitors the implementation of enterprise risk management, which includes strategic risk, reputation risk, financial risk, operational risk, legal risk and the compliance of the Company’s operations with regulations.
7. Melakukan penelaahan code of conduct.
7. To review the Company’s Code of Conduct.
8. Melakukan penelaahan dan diskusi dengan manajemen, Unit Internal Audit dan Eksternal Auditor tentang laporanlaporan yang terkait dengan pencegahan, pendeteksian dan tindak lanjut penanganan fraud.
8. To review and discuss with management, Internal Audit Unit and External Auditor reports relating to the prevention, detection and follow-up of fraud.
9. Melakukan penelaahan pengaduan pihak ketiga, termasuk dan terutama yang berasal dari karyawan Perusahaan dan anak-anak Perusahaan yang dikonsolidasi mengenai akuntansi, pengendalian internal, auditing, pelanggaran peraturan, dan fraud serta perilaku manajemen yang tidak terpuji yang dapat mengganggu operasi Perusahaan.
9. To review complaints from third parties, including and especially those from employees of the consolidated company and subsidiaries regarding the accounting, internal controls, auditing, regulatory violations, and fraud as well as improper conduct from management that can disrupt Company’s operations.
10. Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi Perusahaan.
10. To maintain confidentiality of the Company’s documents, data and information.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
117
GMF AeroAsia Challenge to Growth
11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
11. To carry out other duties given by the Board of Commissioners based on the provisions of the prevailing laws.
Dalam melaksanakan tugasnya Komite Audit memiliki wewenang antara lain:
In performing their duties, the Audit Committee has the following authorities:
1. Mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset, kewajiban, serta sumber daya lainnya pada Perusahaan dan anak-anak Perusahaan yang dikonsolidasi (jika ada) berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
1. To have a full, free and unlimited access to documents or information about the Company’s employees, funds, assets, liabilities, and other resources on the Company and its subsidiaries (if any), which relate to their duties.
2. Dalam melaksanakan wewenang pada poin (1) di atas, Komite Audit wajib bekerja sama dengan Internal Audit.
2. In implementing their authority in point (1) above, the Audit Committee shall cooperate with Internal Audit.
3. Apabila diperlukan, dengan persetujuan tertulis Dewan Komisaris, Komite Audit dapat bekerja sama dengan Komite-komite lain serta dapat memperkerjakan tenaga ahli dan/atau konsultan untuk membantu Komite Audit.
3. If deemed necessary, with the written approval from the Board of Commissioners, the Audit Committee may cooperate with other committees or to employ experts and/or consultants to assist the Audit Committee.
Berdasarkan Surat Keputusan No. DEKOM-GMF/SKEP/5002/10 tanggal 1 Juni 2010, Dewan Komisaris menyetujui perubahan susunan keanggotaan Komite Audit yang berlaku efektif tanggal 1 Juni 2010, sehingga susunan Komite Audit menjadi sebagai berikut:
Based on the Decree No DEKOM-GMF/SKEP/5002/10 June 1, 2010, the Board of Commissioners approved the changes to the membership composition of the Audit Committee, effective June 1, 2010, and hence the composition of the Audit Committee is as follows:
Nama
Name
Hadinoto Soedigno
Ketua Chairman
Edi Kuncoro
Anggota Member
Nina Diyanti Anwar
Anggota Independen Independent Member
Keberadaan anggota independen yang berasal dari luar pihak yang terafiliasi dalam komposisi keanggotaan Komite Audit menunjukkan independensi Komite Audit.
118
Jabatan Position
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
The presence of an independent member from a non-affiliated party in the Audit Committee composition demonstrates the independence of the Audit Committee.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Profil anggota Komite Audit
Profile of the members of the Audit Committee
1) Hadinoto Soedigno Disajikan pada sub bab Profil Komisaris.
1) Hadinoto Soedigno Presented in the Profiles of the Commissioners section.
2) Edi Kuncoro Bergabung dengan Garuda Indonesia sejak 1993. Sebelumnya bekerja sebagai Staf Keuangan di PT Wijaya Karya Jakarta. Beliau lama bertugas sebagai Auditor di Garuda Indonesia dan hingga saat ini menjabat sebagai Senior Manager di unit internal audit Garuda Indonesia. Edi Kuncoro memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Sebelas Maret Solo.
2) Edi Kuncoro Edi Kuncoro joined Garuda Indonesia in 1993 after previously working as Financial Staff at PT Wijaya Karya Jakarta. He then served as auditor at Garuda Indonesia and was appointed as Senior Manager of the Internal Audit Unit of Garuda Indonesia, a position he currently holds. He holds a Bachelor’s degree in Accountancy from the University of Sebelas Maret, Solo.
3) Nina Diyanti Anwar Menjadi anggota Komite Audit GMF AeroAsia sejak bulan Juni 2006. Beliau juga merangkap sebagai anggota Komite Audit PT Semen Gresik (Persero) Tbk. sejak Agustus 2004. Memulai karier sebagai auditor di Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto yang berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers setelah meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1985. Pengalaman kerjanya di berbagai Perusahaan, bank asing dan juga bank campuran termasuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), ABN Amro Bank, Rabobank, dan Bank Indovest.
3) Nina Diyanti Anwar Nina Diyanti Anwar was appointed as member of the Audit Committee of GMF AeroAsia in June 2006. She has also been serving as member of the Audit Committee of PT Semen Gresik (Persero) Tbk since August 2004. She started her career as auditor at Drs. Hadi Susanto affiliated with PricewaterhouseCoopers after graduating with a BA degree in Economics from the Faculty of Economy, University of Indonesia in 1985. She has working experience in various companies, foreign banks and joint venture banks, including the National Banks Restructuring Agency, ABN Amro Bank, Rabobank, and Indovest Bank.
Tingkat Independensi Anggota Audit adalah 33.3%.
The independence rate of the members of the Audit Committee is 33.3%.
Rapat Komite Audit
Audit Committee Meetings
Dalam melaksanakan kegiatannya, Komite Audit mengadakan pertemuan secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan dan bekerjasama dengan unit Internal Audit & Control GMF AeroAsia untuk menjamin kesiapan, ketersediaan data dan informasi, sehingga kondisi Perusahaan dapat diketahui dengan baik oleh Dewan Komisaris.
As part of its activities, the Audit Committee holds a regular meeting at least once a month and cooperates with the Internal Audit & Control unit of GMF AeroAsia to ensure readiness and availability of data and information, thus enabling the proper recognition of the Company’s condition by the Board of Commissioners.
Selama tahun 2011 Komite Audit melakukan 13 (tiga belas) kali rapat, terdiri dari 11 kali rapat dengan Unit Internal Audit dan 2 kali rapat dengan Eksternal Audit. Tingkat kehadiran Komite Audit dalam pertemuan atau rapat adalah 100%.
During 2011, Audit Committee held 13 (thirteen) meetings, consisting of 11 meetings with the Internal Audit Unit and 2 meetings with the External Auditors. The attendance rate of the members of the Audit Committee in these meetings was 100%.
Pelaksanaan Tugas Komite Audit
Audit Committee Performance
Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit selama tahun 2011:
The following is the brief report of the Audit Committee’s activities throughout 2011:
1) Melakukan kajian terhadap hasil audit Kantor Akutan Publik (KAP) tahun buku 2011. 2) Meminta Unit Internal Audit melakukan monitoring progress penyelesaian Audit KAP tahun 2010 untuk memastikan proses audit KAP dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditetapkan.
1) Assessed the audit results from the Public Accounting Firm (PAF) FY 2011. 2) Requested the Internal Audit Unit to conduct monitoring on the progress on the completion of PAF Audit in 2010, to ensure that the audit process is completed as scheduled.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
119
GMF AeroAsia Challenge to Growth
3) Terkait dengan persiapan dan implementasi IFRS dalam Laporan Keuangan 2011, Komite Audit meminta agar langkah-langkah dalam persiapan penerapan IFRS atau PSAK yang baru dilaksanakan sesuai komitmen yang telah ditetapkan oleh Perusahaan. 4) Terkait pencapaian pendapatan, Komite Audit meminta agar manajemen perlu melakukan langkah terobosan pasar yang baru sehingga target dapat dicapai di samping efisiensi yang perlu terus dioptimalkan. 5) Komite Audit meminta agar dilakukan perbaikan penanganan persediaan dan dalam rangka pengelolaan piutang usaha perlu perbaikan penerapan Customer Remittance Policy (CRP) atau Kebijakan Pembayaran Pelanggan serta kegiatan penagihan yang lebih efektif. 6) Komite Audit juga meminta agar dilakukan perbaikan kinerja operasional terutama dalam pemenuhan KPI alignment dengan Garuda Indonsia selaku captive market.
120
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
3) In relation to the preparation and implementation of IFRS in the 2011 Financial Statements, called for measures for implementing IFRS or the new SFAS to be carried out according to the Company’s commitment. 4) In relation to the achievement of revenue targets, asked the management to deliver new market breakthroughs which would contribute to the achievement of targets, along with optimized efficiency. 5) Called for the improvement of inventory handling and Customer Remittance Policy (CRP) application as well as the enhancement to billing activities for a more effective management of accounts receivable. 6) Requested the improvement of operating performance in particular the achievement of KPIs aligned with Garuda Indonesia as its captive market.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee
Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji kebijakan Nominasi dan Remunerasi di Perusahaan secara menyeluruh serta menilai konsistensi penerapannya.
The Nomination and Remuneration Committee is assigned to assist the Board of Commissioners in reviewing nomination and remuneration policies comprehensively, and assessing the consistency of their implementation.
Komite Nominasi dan Remunerasi beranggotakan 3 orang. Masing-masing memiliki kompetensi dan pengalaman seperti yang dipersyaratkan oleh peraturan Perusahaan yang berpedoman pada asas-asas GCG.
The Nomination and Remuneration Committee consists of 3 members, each of whom has the competence and experience required by the Company’s provisions and based on the principles of good corporate governance.
Tugas dan fungsi Komite Nominasi dan Remunerasi meliputi:
The duties and functions of the Nomination and Remuneration Committee include: 1. To prepare a Payroll System, Honorarium and Allowances (remuneration) for the Board of Directors, the Board of Commissioners, Committees under the Board of Commissioners and the Secretary of the Board of Commissioners. 2. To evaluate the competitiveness of the salary, honorarium and allowances of the Board of Directors, the Board of Commissioners, the Committees under the Board of Commissioners and the Secretary of the Board of Commissioners every year, and to recommend the adjustment to the Board of Commissioners for shareholders’ approval. 3. To review and to assess the succession plan and make proposals to the Board of Directors, the Board of Commissioners, and the Secretary of the Board of Commissioners accordance with the principles of good corporate governance. 4. To preview and provide recommendations on the salary and honorarium for the BOC’s expert staff.
1. Penyusunan Sistem Penggajian, honorarium dan Pemberian Tunjangan (remunerasi) bagi Direksi, Dewan Komisaris, Komite Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris Perusahaan. 2. Evaluasi tingkat kompetitif besaran Gaji, Honorarium dan Tunjangan Direksi, Dewan Komisaris, Komite Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris Perusahaan setiap tahun dan merekomendasikan penyesuaiannya kepada Dewan Komisaris untuk ditetapkan Pemegang Saham. 3. Pengkajian dan penilaian terhadap rencana dan usulan suksesi Direksi, Dewan Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris Perusahaan dalam memenuhi asasasas GCG. 4. Pengkajian dan pemberian rekomendasi terhadap sistem penggajian dan pemberian honorarium Tenaga Ahli Komisaris. 5. Mengkaji kelayakan dan sistem remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris dan perangkatnya, serta merekomendasikan penyesuaian yang diperlukan dengan mempertimbangkan keterkaitan antara tingkat remunerasi yang diterima dengan pencapaian target kinerja.
5. To assess the remuneration policy for the Board of Directors and Board of Commissioners and support staff, as well as to provide recommendation for necessary adjustments while considering the relation between remuneration received and target achievement.
6. Mengkaji kelayakan kebijakan pemberian dan penggunaan fasilitas-fasilitas yang disediakan bagi Dewan Komisaris dan Direksi serta memberikan rekomendasi perbaikan atau perubahan yang diperlukan.
6. To assess the usage of facilities provided for the Board of Commissioners and the Board of Directors and to provide recommendation for necessary improvement or adjustment.
7. Menyusun kriteria kriteria seleksi dan prosedur nomisasi bagi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan para eksekutif lainnya, membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
7. To develop the criteria and procedures for the nomination for members of the Board of Commissioners, the Board of Directors and other executives, to develop the assessment system and provide recommendation on the number of members of the Board of Commissioners and the Board of Directors.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris yang berkaitan dengan remunerasi dan nominasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8. To carry out other tasks given by the Board of Commissioner which are related to the remuneration and nomination in accordance with the applicable regulations.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
121
GMF AeroAsia Challenge to Growth
9. Melaporkan hasil pengkajian dan rekomendasinya kepada Dewan Komisaris.
9. To report the results of the review and its recommendation to the Board of Commissioners.
Selain hal tersebut di atas, berdasarkan kesepakatan pembagian kerja Dewan Komisaris, Komite Nominasi dan Remunerasi membantu Dewan Komisaris untuk hal-hal yang berkaitan dengan:
In addition to the above, based on the agreement on the division of duties of the Board of Commissioners, the Nomination and Remuneration Committee assists the Board of Commissioners in the following matters:
1. Penyusunan Kriteria dan Tatacara pemilihan calon Direksi Perusahaan.
1. The preparation of Criteria and Procedure for the selection of candidates for the Board of Directors.
2. Pencalonan Dewan Komisaris dan Direksi Anak Perusahaan (dalam hal Perusahaan memiliki Anak Perusahaan) serta pengangkatan Direksi Perusahaan.
2. The nomination of the Board of Commissioners and the Board of Directors of the subsidiaries (if any) and the appointment of the Directors of the Company.
Berdasarkan Surat Keputusan No. DEKOM/GMF/SKEP/5003/10 tanggal 1 Juni 2010, susunan keanggotaan Komite Nominasi dan Remunerasi yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Juni 2010 adalah sebagai berikut:
Pursuant to the Decree No. DEKOM/GMF/SKEP/5003/10 dated June 1, 2010, the membership of the Nomination and Remuneration Committee, effective on June 1, 2010 is as follows:
Nama
Name
Hadinoto Soedigno
Ketua merangkap Anggota Chairman & Member
Emirsyah Satar
Anggota Member
Richard Budihadianto
Anggota Member
Profil anggota Komite Nominasi dan Remunerasi 1) Hadinoto Soedigno Disajikan pada sub bab Profil Komisaris.
122
Jabatan Position
Profiles of the Members of the Nomination and Remuneration Committee 1) Hadinoto Soedigno: Presented in the Profiles of the Commissioners section.
2) Emirsyah Satar Menempuh pendidikan pada Program Diploma Universitas Sorbonne, Perancis dan Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Indonesia, Emirsyah Satar merintis karir di bidang keuangan dan perbankan hingga mencapai jabatan manajerial penting dan posisi utama di berbagai perusahaan multinasional dan lembaga keuangan seperti Citibank N.A., Grup Jan Darmadi, Niaga Factoring Corporation Dan Niaga Finance Hongkong. Pada saat menjabat Direktur Keuangan Garuda Indonesia, beliau berperan penting dalam menyukseskan program restrukturisasi utang dan obligasi perusahaan tersebut. Emirsyah Satar kemudian menjadi Wakil Direktur Utama Bank Danamon dan kembali ke Garuda Indonesia dengan menempati posisi sebagai Direktur Utama sejak tahun 2005. Beliau menjadi Komisaris Utama GMF AeroAsia sejak Oktober 2005 sampai dengan Januari 2010, dan kini menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi.
2) Emirsyah Satar Accomplished Diploma Program at Sorbonne University, France, after graduating from the University of Indonesia, the Faculty of Economy majoring in Accounting, Emirsyah Satar started his career in financial and banking and reached senior level of management and leading position at a number of multinational companies and financial institution such as Citibank N.A., Grup Jan Darmadi, Niaga Factoring Corporation and Niaga Finance Hongkong. While serving as the AEVP Finance of Garuda Indonesia, he played major role in succeeding debt and bonds restructuring program. He was then appointed as the Deputy President of Bank Danamon and return to Garuda Indonesia to assume the position of the President & CEO since 2005. He was also the President Commissioner of GMF AeroAsia from October 2005 until January 2010. Currently he is member of the Nomination and Remuneration Committee.
3) Richard Budihadianto Disajikan pada sub bab Profil Direksi.
3) Richard Budihadianto: Presented in the Profiles of the Directors section.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi
Nomination and Remuneration Committee Meetings
Dalam melaksanakan kegiatannya, Komite Nominasi dan Remunerasi mengadakan pertemuan secara periodik sekurang-kurangnya setiap tiga bulan sekali dalam setahun. Pada tahun 2011, Komite belum pernah mengadakan rapat.
As part of its activities, the Nomination and Remuneration Committee holds a regular meeting at least once every three months. However, in 2011, the Committee did not hold meetings.
Uraian mengenai kebijakan penetapan remunerasi bagi Direksi yang dikaitkan dengan kinerja Perusahaan mencakup antara lain:
The description on the policy for determining the remuneration of Directors in relation to the Company’s performance covers, among others:
1. Prosedur penetapan remunerasi tertuang dalam SOP. 2. Indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi yang dikaitkan dengan remunerasi.
1. The procedures for determining remuneration, as stipulated in the SOP. 2. The performance indicators for Directors, to be related to their remuneration.
Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko Corporate Governance and Risk Policy Committee
Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko bertugas membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam pengurusan Perseroan serta memberi nasehat kepada Direksi termasuk pelaksanaan RJPP, RKAP berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar, Keputusan RUPS dan peraturan perundangan yang berlaku, terutama dalam hal tata kelola Perusahaan yang baik dan risiko usaha.
The Corporate Governance and Risk Policy Committee is responsible for assisting the Board of Commissioners in performing the oversight functions in support of the policies of the Board of Directors in the management of the Company and for providing advice to the Board of Directors, including the implementation of the Long-Term Plan and the Work Plan & Budget based on the provisions stipulated in the Articles of Association, the resolutions of the GMS and the prevailing legislation, particularly in terms of good corporate governance and business risk.
Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Kebijakan Corporate
In fulfilling their duties, The Corporate Governance and Risk Policy Committee conducted the following: 1. Providing support for the implementation of the periodic assessment on the GCG practices within GMF AeroAsia.
Governance dan Kebijakan Risiko melakukan: 1. Pemberian dukungan atas pelaksanaan asesmen berkala terhadap praktik-praktik GCG di Perusahaan dalam menerapkan asas-asas GCG; 2. Pemberian rekomendasi tentang penyempurnaan sistem dan kelengkapan GCG Perusahaan serta memantau pelaksanaannya, terutama berkenaan dengan: i. Pedoman Tata Kelola Perusahaan ii. Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku iii. Statement of Corporate Intent (SCI) dan Kontrak Manajemen iv. Board Manual
2. Providing recommendation on the improvement of the system and adequacy of the GCG, and monitoring the implementation, particularly on the following matters: i. Code of Corporate Governance ii. Code of Conduct iii. Statement of Corporate Intent (SCI) and Management Contract iv. Board Manual
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
123
GMF AeroAsia Challenge to Growth
3. Evaluasi efektivitas penerapan GCG oleh Organ Utama dan Organ Pendukung dan memberikan masukan penyempurnaan serta upaya-upaya pemantapannya; 4. Pembuatan rencana kerja dan laporan tahunan pelaksanaan GCG bersama fungsi manajemen GCG organ Direksi, sebagai bagian dari Laporan Tahunan Perusahaan;
124
3. Conducting evaluation on the effectiveness of the implementation of GCG by the Major and Supporting Organs, and providing advice concerning the improvement and the efforts to strengthen it; 4. Preparing annual work plan and reports on the implementation of GCG, together with GCG management functions of the Board of Directors, as part of the Company’s Annual Report;
5. Penelaahan praktik-praktik terbaik GCG di Perusahaan lain untuk dapat diimplementasikan di Perusahaan;
5. Reviewing the best GCG practices conducted by other companies to be implemented at the Company;
6. Tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris; 7. Melakukan evaluasi atas perencanaan pengurusan Perusahaan (RJPP/RKAP) dan tingkat risikonya;
6. To conduct other duties assigned by the Board of Commissioners; 7. To evaluate the Company’s management plan (RJPP/RKAP) and risk level;
8. Melakukan pemantauan pelaksanaan pengurusan Perusahaan (RJPP/RKAP) dan analisa hasil pengurusan Perusahaan;
8. Monitoring the implementation of the management of the Company (RJPP/RKAP) and analyzing the results of the management of the Company.
9. Melakukan evaluasi atas perencanaan Investasi dan tingkat risiko yang oleh Direksi dimintakan persetujuan atau tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris .
9. Evaluating the investment plan and risk level prepared by the Board of Directors for the approval or written response from the Board of Commissioners.
10. Melakukan pemantauan pelaksanaan investasi dan analisis hasil investasi;
10. Monitoring the implementation and analyzing the outcome of the investments;
11. Melakukan kajian berkala atas efektivitas kebijakan investasi dan pengurusan Perusahaan dari aspek manajemen risiko sebagai bahan pendapat Dewan Komisaris;
11. Conducting periodic reviews on the effectiveness of investment policy and the management of the Company from the aspect of risk management as material for opinion by the Board of Commissioners.
12. Menyediakan bahan rujukan dan informasi untuk keperluan Dewan Komisaris terkait pengelolaan Investasi dan Risiko Usaha;
12. Providing reference and information for the interest of the Board of Commissioners regarding the management of Investment and Business Risk;
13. Memberikan masukan dan rekomendasi atas laporan Direksi dalam pengurusan Perusahaan;
13. Providing input and recommendations regarding the Board of Directors’ report on the management of the Company;
14. Membuat rencana kerja tahunan Komite Invetasi dan Risiko Usaha yang diselaraskan dengan rencana kerja tahunan Kebijakan Investasi dan Risiko Usaha Perusahaan yang dikelola oleh Direksi;
14. Preparing the annual work plan of the Investment and Business Risk Committee aligned with the annual work plan of Investment and Business Risk Policy of the Company managed by the Board of Directors;
15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris yang terkait dengan Investasi dan Risiko Usaha;
15. To conduct other duties assigned by the Board of Commissioners relating to Investment and Business Risk;
16. Melaporkan hasil-hasil kerja Komite kepada Dewan Komisaris secara berkala minimal setiap tiga bulan sekali yang berisi pokok-pokok hasil kerjanya dan Laporan Khusus yang berisi Laporan setiap temuan yang diperkirakan dapat mengganggu efektifitas Perusahaan;
16. Submitting a periodic report to the Board of Commissioners at least once in every quarter, containing the highlights of results, as well as special reports in the event of findings that are deemed to be detrimental to the Company.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Selain hal tersebut di atas, berdasarkan kesepakatan pembagian kerja Dewan Komisaris, Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko membantu Dewan Komisaris untuk hal-hal yang berkaitan dengan:
In addition to the above, based on the division of duties of the Board of Commissioners, the Corporate Governance and Risk Policy Committee are assigned to assist the Board of Commissioners in these issues:
1. Pemantauan efektivitas dan pengarahan penerapan GCG;
1. Monitoring the effectiveness and direction on the implementation of GCG; 2. The Organization of the Company; 3. Laws and Legislations; 4. Formation of Subsidiaries; 5. Long Term Plan of the Company; 6. Joint Operation Contract.
2. 3. 4. 5. 6.
Organisasi Perseroan; Hukum dan Peraturan Perundang-undangan; Pembentukan Anak Perusahaan; Rencana Jangka Panjang Perusahaan; Kontrak Kerja Sama Operasi;
Sepanjang tahun 2011, Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko secara intensif telah memantau penerapan prinsip-prinsip GCG melalui pertemuan rutin dengan unit Corporate Legal yang membidangi GCG terkait eksternal assesmen yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan atas penerapan GCG di Perusahaan untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris. Komite berkewajiban membuat laporan kepada Dewan Komisaris dan menjaga kerahasiaan Perusahaan.
During 2011, Corporate Governance and Risk Policy Committee intensively monitored the implementation of GCG principles through regular meetings with the Corporate Legal Unit in charge of GCG associated with external assessment performed by Financial and Development Supervisory Agency on GCG implementation in the Company, which will be presented to the Board of Commissioners. The Committee is responsible for reporting to the Board of Commissioners and maintaining the confidentiality of the Company’s documents.
Masa kerja Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko adalah dua tahun dan dapat diperpanjang sesuai masa jabatan Dewan Komisaris.
The term of office of the Corporate Governance and Risk Policy Committee is two years, which can be extended according to the term of office of the Board of Commissioners.
Berdasarkan Surat Keputusan No. DEKOM-GMF/SKEP/5001/10 tanggal 1 Juni 2010, susunan keanggotaan Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Juni 2010 adalah sebagai berikut:
Based on the Decree No. DEKOM-GMF/SKEP/5001/10 dated June 1, 2010, the composition of the Corporate Governance and Risk Policy Committee, effective on June 1, 2010 is as follows:
Nama
Name
Jabatan Position
Hadinoto Soedigno
Ketua merangkap Anggota Chairman & Member
Andi Rivai
Anggota Member
Rini Purwandari
Anggota Member
Abdul Rosyid
Anggota Member
Profil anggota Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko
Profile of the members of the Corporate Governance and Risk Policy Committee
1) Hadinoto Soedigno Disajikan pada sub bab Profil Komisaris.
1) Hadinoto Soedigno Presented in the Profiles of the Commissioners section.
2) Andi Rivai Lahir tanggal 1 Oktober 1961 di Jambi. Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akutansi di universitas Padjajaran Bandung tahun 1986, dan memperoleh gelar Master of Business Administration in Aviation di Embry Riddle Aeronautical University, Daytona Beach USA tahun 1994. Bekerja di Garuda Indonesia sejak 27 Juli 1987.
2) Andi Rivai Andi Rifai was born October 1, 1961 in Jambi. He earned a Bachelor of Economics degree, with a major in Accounting, from the University of Padjadjaran Bandung in 1986, and earned his Master of Business Administration in Aviation at Embry Riddle Aeronautical University, Daytona Beach, USA, 1994. He joined Garuda Indonesia on July 27, 1987. He once
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
125
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Beliau juga pernah menduduki posisi sebagai CFO di PT Lufthansa Systems Indonesia pada tahun 2005-2006. Saat ini, selain menjadi anggota Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko GMF AeroAsia, Andi Rifai aktif sebagai Executive Project Manager Proyek Pemanfaatan Aset di Garuda Indonesia. 3) Rini Purwandari Lahir tanggal 2 Oktober 1965 di Ambarawa. Menyelesaikan pendidikan DIII di STAN pada tahun 1987 dan melanjutkan studi DIV di STAN hingga lulus tahun 1993. Memperoleh gelar Magister Manajemen dari Universitas Terbuka tahun 2010. Memiliki Certified Risk Management Professional (CRMP) yang diperoleh tahun 2010 , Sertifikat Akuntan Publik (CPA Indonesia) yang diperoleh tahun 2008, dan Sertifikat Profesi Akuntan diperoleh tahun 1997. Rini Purwandari berpengalaman sebagai Fungsional Auditor (PFA) di Perwakilan BPKP DKI Jakarta I sejak tahun 1993, dan saat ini menduduki jabatan sebagai VP Enterprise Risk Management di Garuda Indonesia.
3) Rini Purwandari Rini Purwandari was born on October 2, 1965 in Ambarawa. Graduated with Diploma III from STAN in 1987, proceeding with her Diploma IV at STAN, and graduated in 1993. She earned her Master in Management from the Open University of Indonesia in 2010. She is a Certified Risk Management Professional (CRMP), obtained in 2010, and obtained the Certificate of Certified Public Accountants (CPA Indonesia) in 2008, and the Certificate of Professional Accountants in 1997. Rini Purwandari has experience as a Functional Auditor (PFA) in BPKP Representative at DKI Jakarta I since 1993, and currently she assumes the position as VP of Enterprise Risk Management at Garuda Indonesia.
4) Abdul Rosyid Lulusan S1 Program Studi Pendidikan Mesin dan Teknologi di IKIP Bandung pada tahun 1995 ini, jugamendapatkan beasiswa untuk pendidikan S2 di Bidang Studi Administrasi Pendidikan IKIP Bandung tahun 1997. Sejak Oktober 2007 sampai saat ini menjabat sebagai GCG Implementation & Document Management Manager Garuda Indonesia. Telah mengikuti berbagai seminar rutin tahunan Top Executive Forum on Governance yang diselenggarakan oleh KNKG serta seminar lain yang diadakan oleh berbagai lembaga mengenai manajemen Risiko, GCG dan hukum. Saat ini juga masih aktif sebagai anggota Komite Kebijakan GCG PT Aero Wisata.
4) Abdul Rosyid Abdul Rosyid graduated with a Bachelor Degree in Study Program of Engineering and Technology Education at IKIP Bandung in 1995. He won a scholarship for a Master’s Degree in the Study Program of Education Administration at IKIP Bandung in 1997. Since October 2007 until now he has served as the GCG Implementation & Document Management Manager at Garuda Indonesia. He attended an Annual Top Executive Forum on Governance, organized by the NCG, and other seminars held by various agencies on risk management, GCG and law. He currently also serves as a member of the GCG Policy Committee of PT Aero Wisata.
Uraian Kegiatan Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko
Description of the Corporate Governance and Risk Policy Committee’s Activities
Pada tahun 2011, Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko telah mengadakan rapat sebanyak 12 kali dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:
In 2011, the Corporate Governance and Risk Policy Committee held 12 meetings, with the attendance rate as follows:
Nama
126
held the position of CFO at PT Lufthansa Systems Indonesia in 2005-2006. Today, besides being a member of the Corporate Governance and Risk Policy Committee of GMF AeroAsia, Andi Rivai also assumes the position as Executive Project Manager for Asset Utilization Project at Garuda Indonesia.
Name
Jumlah Rapat Number of Meetings
Kehadiran (%) Attendance (%)
Hadinoto Soedigno
10
80%
Andi Rivai
11
90%
Rini Purwandari
12
100%
Abdul Rosyid
11
90%
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Kegiatan Komite Kebijakan Corporate Governance & Kebijakan Risiko selama tahun 2011 adalah sebagai berikut:
The Corporate Governance policy and Risk Policy Committee’s activities in 2011 are:
1. Melakukan kajian dan memberikan rekomendasi perbaikan dan penyempurnaan atas Board Manual.
1. Assessed and recommended improvements and enhancements to the Board Manual.
2. Melakukan kajian dan memberikan rekomendasi perbaikan dan penyempurnaan atas Code of Corporate Governance.
2. Assessed and recommended improvements and enhancements on the Code of Corporate Governance.
3. Membahas pendekatan, indikator dan metodologi self assessment penerapan Corporate Governance.
3. Discussed the approaches, indicators and methodologies of self assessment on the implementation of Corporate Governance. 4. Assessed the result of corporate governance self-assessment and recommended the follow-ups to be carried out.
4. Melakukan kajian atas hasil self assessment corporate governance dan memberikan rekomendasi tindak lanjut yang harus dilakukan. 5. Melakukan kajian dan memberikan rekomendasi tindak lanjut atas hasil asesmen GCG tahun buku 2011 yang dilakukan oleh asesor independen.
5. Assessed and recommended follow-ups on GCG assessment results in FY 2011 performed by independent assessor.
6. Memberikan rekomendasi agar fungsi unit enterprise risk management agar dapat berperan menjadi fasilitator dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menumbuhkembangkan budaya risiko, sedangkan seluruh tahapan pengelolaan risiko menjadi akuntabilitas dan tanggung jawab setiap unit kerja sebagai pemilik risiko. 7. Memberikan rekomendasi agar SDM memiliki Certified Risk Management untuk meningkatkan kualifikasi SDM di bidang risk management.
6. Provided recommendation for the function of enterprise risk management unit to be able to facilitate the improvement of knowledge and skills as well as to promote the culture of risk, whilst every units are held accountable and responsible for all steps of risk management as the source of risk.
8. Mengkaji dan memberikan rekomendasi atas draft kebijakan risiko Perusahaan.
8. Assessed and provided recommendation in corporate risk policy draft.
9. Memberikan rekomendasi untuk menyelesaikan revisi dan penyempurnaan Code of Conduct GMF AeroAsia.
9. Provided recommendations for the enhancement and revisions to the GMF AeroAsia’s Code of Conduct.
10. Memberikan rekomendasi untuk membuat pengukuran atas setiap tahapan proses internalisasi GMF Values, yaitu tahap awareness, understanding, buy in dan ownership.
10. Provided recommendations for the formulation of measurement on every stage of GMF Values internalization process, which are the stages of awareness, understanding, buy in and ownership.
11. Memberikan rekomendasi untuk mengimplementasikan whistleblowing system sebagai alat manajemen untuk menegakkan code of conduct.
11. Provide recommendations to implement the whistleblowing system as a management tool for enforcing the code of conduct.
12. Memberikan rekomendasi untuk dilakukan sosialisasi GCG lebih intensif kepada seluruh pegawai.
12. Provide recommendations to intensify GCG socialization for all employees.
13. Memberikan rekomendasi untuk dilakukan sosialisasi berkenaan dengan manajemen risiko kepada seluruh pegawai.
13. Provide recommendations to implement risk management socialization for all employees.
7. Provided recommendation for the Human Resources (HR) obtain Risk Management Certifications to improve HR qualification as regards risk management.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
127
GMF AeroAsia Challenge to Growth
14. Membuat dan menyampaikan evaluasi pelaksanaan tata kelola Perusahaan dan manajemen risiko tahun buku 2011 kepada Dewan Komisaris.
14. Prepared and presented the evaluation of corporate governance and risk management implementation in FY 2011 to the Board of Commissioners.
15. Membuat laporan rutin pelaksanaan tugas Komite kepada Dewan Komisaris.
15. Prepared regular report of the Committee’s performance of duties to the Board of Commissioners.
16. Memberikan rekomendasi untuk menambah dan mengangkat anggota komisaris baru dan komisaris independen GMF AeroAsia.
16. Recommended the addition and appointment of GMF AeroAsia new commissioners and independent commissioners.
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
128
Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat sekretaris perusahaan
Name, Position, and Brief Resume of the Corporate Secretary
Nama Jabatan
Name Position
: Dwi Prasmono Adji : VP Corporate Secretary
: Dwi Prasmono Adji : VP Corporate Secretary
Dwi Prasmono Adji merupakan profesional personalia yang banyak berperan di Garuda Indonesia dan GMF AeroAsia. Beliau pernah menjabat sebagai GM Corporate Communication selama tahun 2009, dan merupakan Ketua LKS Bipartit. Lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro dan pemegang Master Human Resources ini juga telah banyak menangani kesekretariatan perusahaan. Pada September 2011, Beliau mengikuti Workshop Corporate Law: Legal Aspect in Business untuk meningkatkan wawasannya di Bidang Hukum.
Dwi Prasmono Adji is a professional in human resources who has been of substantial service for both Garuda Indonesia and GMF AeroAsia. He served as GM of Corporate Communication in 2009, and chaired the LKS Bipartit. He is a graduate from the Faculty of Social and Political Sciences of Diponegoro University with a Master’s degree in Human Resources. He is known for his remarkable track record in the corporate secretarial field. In September 2011, he participated in a Corporate Law Workshop titled Legal Aspect in Business in order to further enhance his knowledge in law.
Uraian Pelaksanaan Tugas Sekretaris Perusahaan
Description of the Corporate Secretary’s Performance of Duties
Sejak bulan Oktober 2007, GMF AeroAsia telah menunjuk Sekretaris Perusahaan setingkat Vice President yang berperan sebagai Liaison Officer dan bertugas menjembatani kepentingan Perusahaan dengan pihak internal maupun eksternal perusahaan serta menatausahakan dan menyimpan dokumen Perusahaan. Sekretaris Perusahaan bertanggungjawab kepada Direksi dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara tertulis dan berkala maupun sewaktu-waktu bila dibutuhkan oleh Direksi.
Since October 2007, GMF AeroAsia has established the office of Corporate Secretary, which is equal to a Vice President. The Corporate Secretary is assigned to act as a liaison to address the interests of GMF AeroAsia with those of internal and external parties, as well as to administer and keep the Company’s documents. The Corporate Secretary is responsible to the Board of Directors and reports its performance of duties in writing on periodic basis or whenever required by the Board of Directors.
Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Perusahaan membawahi beberapa fungsi seperti Corporate Communication, Business Contract, dan Corporate Legal yang juga bertanggung jawab dalam pelaksanaan Tata Kelola.
In performing its duties, the Corporate Secretary is in charge of several functions, such as Corporate Communications, Business Contracts, and Corporate Legal, and is also responsible for the implementation of Corporate Governance.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Tugas Sekretaris Perusahaan
Duties of the Corporate Secretary
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas Direksi dan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Sekretaris Perusahaan mempunyai tugas di antaranya:
In relation to the implementation of the Board of Directors’ duties and the implementation of Corporate Governance, the Corporate Secretary has the following duties:
1. Melaksanakan peran sebagai penghubung atau liaison officer antara Direksi, Dewan Komisaris, Pemegang Saham, Pemerintah/Instansi terkait, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
1. To carry out its role as a liaison officer between the Board of Directors, the Board of Commissioners, the Shareholders, the Government and relevant government institutions, communities and other stakeholders.
2. Menyelenggarakan kegiatan di bidang kesekretariatan dalam lingkungan Direksi dan Perseroan serta administrasinya, termasuk mengelola dan menyimpan dokumen terkait dengan kegiatan Perseroan, antara lain dokumen RUPS, Risalah Rapat Direksi, Risalah Rapat Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris, Daftar Khusus, dan dokumen lain-lain.
2. To conduct secretarial activities in the office of the Board of Directors and the Company, as well as their administration, which includes managing and keeping the documents related to the Company’s activities, such as GMS documents, Minutes of the Board of Directors’ Meetings, Minutes of Joint Meetings of the Boards of Directors and Commissioners, Special List, and other documents.
3. Memastikan bahwa Perusahaan telah mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.
3. To ensure that GMF AeroAsia has complied with all applicable rules and regulations.
4. Menghadiri Rapat Direksi dan membuat Risalah Rapat Direksi.
4. To attend the Board of Directors’ meetings and prepare the minutes of meetings.
5. Menindaklanjuti setiap keputusan Direksi dengan jalan mencatat setiap keputusan yang dihasilkan dalam Rapat Direksi dan memantau serta memonitor tindak lanjut hasil Rapat Direksi.
5. To follow up every decision of the Board of Directors by recording all decisions reached at the Board of Directors’ Meetings and to monitor their follow-up.
6. Menyiapkan Daftar Khusus dan Daftar Pemegang Saham.
6. To prepare the Special List and the List of Shareholders.
7. Melaksanakan strategi komunikasi multimedia termasuk koordinasi penerbitan Laporan Tahunan, Company Profile dan brosur-brosur yang bersifat korporat.
7. To implement a multimedia communications strategy, including coordinating the issuance of the Annual Report, Company Profile and corporate brochures.
8. Menghimpun semua informasi penting yang menyangkut perusahaan dari setiap unit kerja serta menentukan kriteria mengenai jenis dan materi informasi yang dapat disampaikan kepada para pemangku kepentingan.
8. To collect all the important information regarding the Company from each work unit and to determine the criteria for the type and material of information to be submitted to stakeholders.
9. Mewakili Direksi untuk berhubungan dengan pihak-pihak di luar Perseroan dan atau di dalam Perseroan sesuai dengan penugasan yang diberikan serta kebijakan yang telah ditentukan.
9. To represent the Board of Directors in dealing with external and/or internal parties in accordance with the given assignment as well as the set policies.
10. Mengkoordinasikan pengembangan dan penegakan praktik-praktik GCG dan memastikan bahwa Laporan Tahunan Perusahaan telah mencantumkan penerapan GCG.
10. To coordinate the development and enforcement of GCG practices and to ensure that the Annual Report has included the report on GCG implementation.
Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada Direksi dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara tertulis dan berkala maupun sewaktu-waktu bila dibutuhkan oleh Direksi.
The Corporate Secretary is responsible to the Board of Directors and reports the execution of its duties in written both periodically and upon immediate request by the Board of Directors.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
129
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Kegiatan Sekretaris Perusahaan pada tahun 2011 antara lain: 1. Menjadi sekretaris pada rapat Direksi yang pelaksanaannya dilakukan setiap minggu.
In 2011, the Corporate Secretary conducted the following activities, among others: 1. Served as a secretary at the Board of Directors’ meetings, which were conducted every week.
2. Mengelola berita Internal GMF Today melalui media Portal (berita harian) serta buletin GMF News (berita bulanan).
2. Managed the GMF Today Internal News through the Portal (daily news), and GMF News bulletin (monthly news).
3. Melaksanakan dan merealisasikan kegiatan Corporate Social Responsibility GMF AeroAsia.
3. Implemented and actualized GMF AeroAsia’s Corporate Social Responsibility.
4. Melaksanakan self assessment implementasi GCG dan sebagai Ketua Tim Counter Part Assessment Implementasi GCG oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
4. Conducted self-assessment on GCG implementation and became the Chairman of the Counter Part Team for the GCG Implementation Assessment conducted by the Financial Development Supervisory Agency (BPKP).
5. Memfasilitasi Rapat Umum Pemegang Saham.
5. Facilitated the General Meeting of Shareholders.
Sistem Pengendalian Internal Internal Control System
Dasar pembentukan unit Internal Audit & Control sesuai dengan surat keputusan No. DT/KEP/5016/10 tanggal 10 Desember 2010, yang berkaitan dengan organisasi induk PT GMF AeroAsia. Internal Audit & Control adalah unit satu tingkat di bawah Direksi, yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Dalam aktivitas pelaksanaan di lapangan dikepalai oleh seorang Vice President (VP) serta berkoordinasi dengan Komite Audit.
The basis for the formation of the Internal Audit & Control unit is the Decree No. DT/KEP/5016/10 dated December 10, 2010, relating to the parent organization of PT GMF AeroAsia. The Internal Audit & Control unit is one tier below the Board of Directors, and directly responsible to the President Director. In carrying out its duties and activities, this unit is led by a Vice President (VP) in coordination with the Audit Committee.
Board of Commissioner Commissioners
Shareholder Nomination & Remuneration Committee
GCG & Risk Management Committee
Audit Committee
Quality Assurance & Safety
Board of Management President & CEO
Internal Audit & Control
Deputy President
Corporate Development & Marketing
Sales Marketing
Corporate Development & ICT
Finance
Accounting Treasury Management
Aircraft Maintenance Planning & control Treasury Management Asset Management & Material Services Engineering Service
130
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Base Operation
Human Capital & Corporate Affair
Base Maintenance
Human Capital Management
Component Maintenance Engine Maintenance
Learning Center & Knowledge Management
Corporate Secretary
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Unit Audit Internal Internal Audit Unit
Profil Kepala Internal Audit
Profile of the Head of Internal Audit
Irvandy Rahman telah menjabat sebagai Kepala unit Internal Audit dari tahun 2010 hingga sekarang. Beliau memulai karir pada Garuda Indonesia pada tahun 1984, setelah lulus dari Universitas Indonesia jurusan Teknik Elektro dan Magister Manajemen Keuangan. Beliau memulai karirnya di bagian engineering, kemudian melanjutkan karirnya di bidang pengadaan dan sebagai Kepala unit Technical Planning & Budgeting sebelum akhirnya ditempatkan di GMF AeroAsia setelah spin-off dengan Garuda Indonesia tahun 2002. Beliau termasuk salah satu perintis pendirian unit Internal Audit di GMF AeroAsia dan mendapatkan sertifikasinya sebagai Qualified Internal Auditor (QIA) dari YPIA pada tahun 2004. Saat ini beliau juga aktif sebagai pengurus pusat FKSPI periode 2010-2013.
Irvandy Rahman has been the Head of the Internal Audit Unit since 2010. He started working at Garuda Indonesia in 1984, after obtaining his bachelor’s degree in Electrical Engineering from University of Indonesia and a master’s degree in Financial Management. He first worked in the engineering department and subsequently was transferred to procurement and then as Head of the Technical Planning & Budgeting Unit before he was eventually positioned at GMF AeroAsia after its spin-off from Garuda Indonesia in 2002. He is among the pioneers of the Internal Audit Unit in GMF AeroAsia and was certified as a Qualified Internal Auditor (QIA) from YPIA in 2004. He is currently a member of the executive board of FKSPI for the period of 2010-2013.
Organisasi Unit Internal Audit & Control Internal Audit & Control Unit Organization VP Internal Audit & Control
GM Internal Audit
GM Internal Control
Lead Team Auditor Financial & Marketing
Lead Team Auditor for Control Financial & Business Support
Material & Corporate Function Product & Engineering
IT & HRM
Lead Enterprise Risk Management
Lead Team Auditor for Control Operation
Lead Team Auditor for Control Governance & Business System Doc.
Dinas Internal Audit & Control dipimpin oleh seorang Vice President (VP), 2 orang General Manager (GM) dan 1 orang Lead/Program Manager (PM), yang selanjutnya disebut Manajemen Dinas Internal Audit & Control.
The Internal Audit & Control Unit is chaired by a Vice President (VP), 2 General Managers (GM) and 1 Lead/Program Manager (PM), hereinafter referred to as the Management of Internal Audit & Control Unit.
Pembagian tugas dan akuntabilitas Manajemen Dinas Internal Audit & Control sebagai berikut:
The distribution of duties and responsibilities of the Management of Internal Audit & Control Unit is as follows:
a. VP Internal Audit & Control berperan aktif dalam menjamin aktivitas penilaian secara objektif dan independen terhadap pelaksanaan risk management, pengendalian internal dan tata kelola oleh unit, proyek serta Perusahaan dalam mencapai sasaran dengan efektif, efisien serta mematuhi regulasi dan hukum yang berlaku
a. VP of Internal Audit & Control Unit has an active role in ensuring objective and independent evaluation of risk management implementation, internal control and governance practices at the work units, projects and the Company as a whole, to allow for effective and efficient achievement of objectives as well as to ensure compliance
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
131
GMF AeroAsia Challenge to Growth
sebagai usaha dalam membuat laporan keuangan yang handal. Menjamin aktivitas penilaian terhadap risiko dan pencapaian kinerja unit, proyek serta Perusahaan dilakukan secara objektif dan independen. Menjamin aktivitas penerapan Enterprise Risk Management melalui Program Manager sebagai langkah awal terlaksananya kegiatan tersebut secara permanen pada Perusahaan. Menjamin aktivitas koordinasi dengan Komite Audit atau badan Komisaris lainnya dalam mendukung tugasnya berjalan dengan efektif dan efisien. Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan Dinas Internal Audit & Control, melalui perencanaan, penelusuran, serta peninjauan kinerja seluruh GM Dinas Internal Audit & Control. Bertanggung-jawab atas ketersediaan sumber daya yang memenuhi syarat untuk terlaksananya kegiatan Dinas Internal Audit & Control.
132
with the applicable laws and regulations including in the preparation of dependable financial statements. Ensuring an objective and independent evaluation of the performance of work units, projects and the Company. Ensuring the implementation of Enterprise Risk Management (ERM) through Program Manager as the initial step in the permanent implementation of ERM within the Company. Ensuring effective coordination with the Audit Committee or other organs under the Board of Commissioners to support the effective and efficient implementation of duties. Directing and controlling the activities of the Internal Audit & Control Unit through effective performance planning, monitoring and evaluation of all General Managers at the Internal Audit & Control Unit. Taking the responsibility for the availability of adequate and qualified resources to support the activities of the Internal Audit & Control Unit.
b. GM Internal Audit bertugas; menjamin pelaksanaan audit internal berjalan secara objektif dan independen. Menyusun serta melaksanakan rencana Audit tahunan dengan berbasis risiko. Menjamin tindaklanjut dari hasil audit dilaksanakan oleh unit, proyek serta Perusahaan sebagai auditee dalam rangka memajukan Perusahaan secara keseluruhan. Menjamin pelaksanaan audit eksternal oleh KAP berjalan dengan efektif dan efisien. Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan Bidang Internal Audit melalui perencanaan, penelusuran, serta peninjauan kinerja seluruh Fungsional Bidang Internal Audit.
b. GM of Internal Audit is in charge of: ensuring the implementation of internal audit in an objective and independent manner. Developing and implementing an annual risk-based audit plan. Ensuring the implementation of audit result follow-up carried out by the units, projects and the Company as the auditees in order to enhance the Company as a whole. Ensuring the implementation of external audit carried out by KAP in effective and efficient manner. Directing and controlling all the activities of Internal Audit through effective planning, monitoring, and evaluation of the performance of all the Internal Audit functions.
c. GM Internal Control bertugas; menjamin pelaksanaan pemantauan, analisa serta usulan langkah-langkah terhadap pencapaian kinerja unit, proyek serta Perusahaan berjalan mengarah pada pencapaian tujuan dan target yang telah ditentukan. Membuat dan menyampaikan laporan kinerja Perusahaan secara periodik kepada Direksi, menganalisa realisasi rencana kerja, mengidentifikasi permasalahan yang berpengaruh terhadap pencapaian rencana kerja. Menjamin penilaian risiko terhadap unit, proyek serta Perusahaan dalam pencapaian tujuannya berjalan dengan objektif dan independen. Mengarahkan dan mengendalikan jalannya seluruh kegiatan Bidang Internal Control melalui perencanaan, penelusuran, serta peninjauan kinerja seluruh Fungsional Bidang Internal Control. Melakukan pemantauan terhadap pengelolaan bisnis prosedur Perusahaan.
c. GM of Internal Control is in charge of: ensuring the implementation of monitoring, analysis and proposed measures for excellent performance of the work units, projects and the Company in achieving the set goals and targets. To prepare and present the Company’s periodic performance reports to the Board of Directors, analysing the realization of the working plans, and identifying issues affecting the achievement of the work plans. Ensuring that the implementation of risk assessment on units, projects and the Company in achieving their goals is independent and objective. Directing and controlling all the activities of Internal Control through effective planning, monitoring, and evaluation of the performance of all Internal Audit functions. Monitoring the Company’s business management procedures.
d. Lead/Program Manager Enterprise Risk Management (ERM) mempunyai ruang lingkup tugas, wewenang dan tanggung jawab, memfasilitasi penentuan kesesuaian antara profil risiko (risk appetite) dengan rencana bisnis pada Korporasi dan masing-masing dinas, melaksanakan Audit terhadap keseluruhan proses Risk Management pada masing-masing bidang secara berkala, menjamin implementasi Risk Management di seluruh bidang sesuai
d. Enterprise Risk Management (ERM) Lead/Program Manager has the authority and responsibility for facilitating the determination of consistency between the Company’s risk appetite with its corporate and unit business plans, auditing the entire process of Risk Management on each area on a regular basis, ensuring the implementation of Risk Management in all areas in accordance with the Company’s Business Strategy, and evaluating and improving the
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
dengan Strategis Bisnis dan melakukan evaluasi dan perbaikan atas pelaksanaan Risk Management di seluruh bidang.
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
implementation of Risk Management in all areas.
Dalam pelaksanaan kegiatan operasional GM Internal Audit dibantu oleh 4 orang Lead Team Auditor dan GM Internal Control oleh 3 orang Lead Controller, dimana tugas, wewenang dan tanggung jawab Lead adalah merencanakan dan melaksanakan kegiatan audit maupun control dengan menyeleksi audit/control sesuai dengan audit/control plan berdasarkan analisa risiko, menyusun laporan evaluasi kegiatan audit/control serta menjalankan fungsinya sebagai “watchdog”, consultant dan catalyst. Masing-masing Lead dibedakan atas ruang lingkup kerja yang telah dipertimbangkan bobot/beban kerjanya secara proporsional.
In the implementation of its operational activities, 4 Lead Team Auditors assist the GM of Internal Audit, while 3 Lead Controllers assist the GM of Internal Control. The duties, authorities and responsibilities of the Leads are to plan and conduct auditing and controlling activities by selecting the audit/control in accordance with the audit/control plan based on the risk analysis, preparing audit/control activities evaluation report, as well as performing its function as a watchdog, consultant and catalyst. Each Lead has a different scope of work, for which the allocation took into account the balance and proportionality of workload.
Pada unit Internal Audit, pembagian kerja berdasarkan : 1. Financial & Marketing 2. Material & Corporate Function 3. Production & Engineering 4. ICT & HCM
In the Internal Audit unit, the work aspects are divided into : 1. Financial & Marketing 2. Material & Corporate Function 3. Production & Engineering 4. ICT & HCM
Pada unit Internal Control, pembagian kerja berdasarkan: 1. Financial & Business Support 2. Operation 3. Governance & Business System Doc. (Procedures)
While in the Internal Control unit, the work aspects are divided into: 1. Financial & Business Support 2. Operation 3. Governance & Business System Doc. (Procedures)
Sesuai dengan standar kompetensi auditor sampai dengan 31 Desember 2011, standar kualifikasi personil dengan sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) berjumlah 12 orang dari total 19 orang personil pada unit Internal Audit & Control. Satu orang dengan tambahan sertifikasi sebagai Certified Management Accounting (CMA). Dengan memperhatikan beban kerja dan jadwal pelatihan yang ada, program sertifikasi QIA dilanjutkan pada tahun 2012, terutama pada personel baru.
In accordance with the auditors’ competence standards, as at December 31, 2011, 12 of the total 19 personnel of the Internal Audit & Control unit had obtained the Qualified Internal Auditor (QIA) certification. One person is also certified as Certified Management Accounting (CMA). With respect to the workload and training schedules, the QIA certification program will be resumed in 2012, in particular for new personnel.
Dasar Pelaksanaan Kegiatan Audit Internal dalam Perusahaan
Foundation for Internal Audit Activities in the Company
Pelaksanaan kegiatan audit dan pengawasan internal dilaksanakan berdasarkan Piagam Internal Audit sesuai dengan hasil revisi pada akhir tahun 2011 sebagai berikut:
Internal audit and monitoring activities are carried out according to the Internal Audit Charter in accordance with the 2011 amendments, as given below:
1. Maksud dan Tujuan Piagam Audit Internal ini disusun dan ditetapkan bersama oleh Direktur Utama dan Ketua Komite Audit agar unit Audit Internal & Control mempunyai tujuan, wewenang, dan tanggung jawab kegiatan audit internal secara jelas.
1. Purpose and Objectives The President Director and the Chairman of the Audit Committee jointly prepared and established the Internal Audit Charter, regulating the Audit Internal & Control Unit as regards the purpose, authorities, and responsibilities of its internal audit activities. 2. Vision The vision of the Internal Audit & Control Unit is to “Build Governance, Risk and Compliance (GRC) Culture by 2015”. The vision reflects an endeavor by the internal auditor to create a culture of good corporate governance, risk assessment and compliance with the prevailing regulations and laws.
2. Visi Visi Internal Audit & Control adalah “Build Governance, Risk and Compliance (GRC) Culture by 2015”. Visi ini merupakan upaya auditor internal dalam membangun budaya tatakelola Perusahaan yang baik, penilaian risiko dan ketaatan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
133
GMF AeroAsia Challenge to Growth
134
3. Misi Misi Internal Audit & Control adalah “to create a clean governance for corporate advantage through risk protection and control facilitation.” Misi ini menggambarkan posisi auditor internal sebagai penunjang dan mitra manajemen, harus ikut berperan dan mendukung terwujudnya sasaran GMF AeroAsia yang telah ditetapkan sehingga dapat berkembang secara sehat dan wajar melalui pendekatan sistematis dan objektif dengan penerapan evaluasi atas efektivitas pengendalian internal, efektivitas pengelolaan risiko, efektivitas proses pelaksanaan operasional dengan memanfaatkan sumber daya serta memberikan masukanmasukan guna memberikan kepuasan pada pelanggan.
3. Mission Internal Audit & Control Unit has a mission, that is “to create a clean governance for corporate advantage through risk protection and control facilitation”. The mission indicates that as a supporting partner to the management, the internal auditor is obliged to contribute and support the realization of GMF’s determined objectives in order to thrive in a fair and robust manner through systematic and objective approach and by implementing evaluation on the effectiveness of internal control, risk management, and operational processes, by utilizing the available resources as well as providing inputs to ensure customer satisfaction.
4. Sasaran Audit Internal Fungsi Assurance dan Consulting services (jasa konsultasi) Audit Internal dilakukan dengan sasaran teridentifikasinya risiko Perusahaan, tersedianya pengendalian internal yang memadai dan bekerja secara efektif & efisien serta terwujudnya tata kelola yang baik dalam Perusahaan.
4. Objective of Internal Audit Internal Audit’s functions of Assurance and Consulting services are carried out to identify the Company’s risks, the availability of an adequate, effective and efficient internal control, as well as the realization of good governance in the Company.
5. Kedudukan Unit Internal Audit & Control Sesuai dengan struktur organisasi yang tercantum dalam SK DT/KEP/5016/2010 tanggal 10 Desember 2010, pelaksana fungsi ini dipimpin oleh seorang Kepala Internal Audit & Control yang bertanggung jawab langsung ke Direktur Utama.
5. Position of Internal Audit & Control Unit Based on the organizational structure hierarchy stipulated in the Decree No. DT/KEP/5016/2010 dated December 10, 2010, the implementation of this function is led by a Head of Internal Audit & Control, responsible directly to the President Director.
6. Wewenang Audit Internal mempunyai wewenang untuk:
6. Authority The authorities of the Internal Audit Unit are:
• Memperoleh informasi dalam waktu yang layak dari seluruh karyawan GMF AeroAsia. Dengan wewenang ini auditor internal berhak melihat atau mengakses semua dokumen, data dan catatan, meminta keterangan dari setiap karyawan, dan meninjau seluruh area, fasilitas, serta aset Perusahaan. Untuk itu, setiap karyawan GMF AeroAsia berkewajiban memberikan informasi yang diperlukan oleh auditor internal dalam waktu yang layak, sehingga memungkinkan auditor internal bisa bekerja secara efektif dan efisien.
• Obtaining information in a reasonable amount of time from all employees of GMF AeroAsia. Thus, the internal auditor is entitled to access all documents, data and notes of the Company, inquiring for explanation from employees, and monitor the entire areas, facilities, as well as assets of the Company. Every employee of GMF AeroAsia is obliged to provide the information required by internal auditor in a reasonable amount of time, enabling the internal auditor to work effectively and efficiently.
• Mengalokasikan sumber daya audit, menentukan fokus, ruang lingkup dan jadual audit, serta menerapkan teknik yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan audit. Jika dipandang perlu, audit internal memiliki wewenang untuk mendapatkan saran dan nasehat dari tenaga profesional (tenaga ahli) dengan biaya Perusahaan.
• Allocating audit resources, determining the focus, scope and schedule of audit, as well as implementing the techniques considered necessary for the achievement of audit objectives. If needed, the internal audit has the right to request advice and consultation from professional experts financed by the Company.
• Melakukan konsultasi dan menyampaikan laporan kepada Direktur Utama dan berkoordinasi dengan Komisaris melalui Komite Audit.
• Consulting and delivering reports to the President Director while coordinating with the Board of Commissioners through the Audit Committee.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
7. Kewajiban Kepala Internal Audit & Control bertanggung jawab kepada Direktur Utama untuk:
7. Obligations The Head of Internal Audit & Control Unit is responsible to the President Director to conduct the following activities:
• Membuat Rencana Kerja Internal Audit/Program Audit.
• Preparing the Audit Program/Internal Audit Work Plan.
• Membuat Laporan khusus (Laporan Hasil Audit) atas penugasannya.
• Preparing special reports (Audit Result Reports’ in accordance with the given assignments.
• Memberikan penilaian mengenai kecukupan dan efektivitas proses manajemen GMF AeroAsia dalam mengendalikan kegiatannya dan pengelolaan risiko.
• Evaluating the adequacy and efficacy of GMF AeroAsia’s management processes for controlling its activities and managing its risks.
• Melaporkan hal-hal penting yang berkaitan dengan proses pengendalian internal, termasuk melaporkan kemungkinan melakukan peningkatan pada proses tersebut.
• Reporting material issues related to internal control processes, including reporting the possibility of improving the processes.
• Memberikan informasi mengenai perkembangan dan hasil-hasil pelaksanaan rencana audit tahunan dan kecukupan sumber daya audit.
• Providing information related to the development and results of annual audit work plan implementation and adequacy of audit resources.
• Berkoordinasi dengan institusi pengendalian dan governance lainnya, seperti Komite Audit dan audit eksternal.
• Coordinating with controlling institutions and other governance bodies, such as the Audit Committee and external auditor.
Wewenang auditor internal sebatas pada penilaian dan analisa atas aktivitas yang ditelaah/diaudit. Auditor internal tidak mempunyai wewenang dalam hal pelaksanaan dan tanggung jawab atas aktivitas yang ditelaah/diaudit tersebut.
The authority of the internal auditor is confined to the assessment and analysis over the activities being reviewed/ audited. The internal auditor is not authorized to implement and carry the responsibility for the activities being reviewed/ audited.
8. Independensi Independensi sangatlah penting untuk menjamin efektivitas pelaksanaan proses audit. Fungsi Internal Audit harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut memenuhi tanggung jawabnya. Independensi akan meningkat jika fungsi Internal Audit memiliki akses komunikasi langsung yang memadai ke Direksi dan Komisaris. Untuk menjamin independensinya, kedudukan Internal Audit & Control haruslah berada pada level sedemikian rupa dalam struktur organisasi Perusahaan, sehingga dapat menjamin pelaksanaan kewenangannya. Kepala Internal Audit & Control diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris.
8. Independence Independence is vital to ensure the effective implementation of audit processes. The Internal Audit function is carried out independently, so that it is able to perform its responsibilities properly. This independence is greatly enhanced by providing the Internal Audit function with direct communication line to the Board of Directors and the Board of Commissioners. To ensure its independence, the Internal Audit & Control Unit’s position has to be at a certain level in the Company’s organizational hierarchy structure which enables it to ensure the implementation of its authorities. The Head of Internal Audit & Control Unit is appointed and dismissed by the President Director upon the approval from the Board of Commissioners.
9. Tanggung Jawab Kepala Internal Audit & Control secara administratif bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama GMF AeroAsia dan secara fungsional dapat bekerja sama dengan Komite Audit GMF AeroAsia.
9. Responsibility Administratively, the Head of Internal Audit & Control Unit is directly responsible to the President Director and CEO, and functionally, the unit cooperates with the Audit Committee.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
135
GMF AeroAsia Challenge to Growth
136
10. Standar Audit & Control Standar audit yang merupakan syarat terjaminnya kualitas kinerja auditor dan keberhasilan pelaksanaan audit adalah: • Auditor bersertifikat Qualified Internal Auditor (QIA) atau setara. • Mengacu pada standar dari The Institute of Internal Auditors (IIA). • Auditor harus mau dan mampu melakukan peningkatan ketrampilan profesi dan pengetahuan secara terusmenerus.
10. Internal Audit & Control Standards Standards for the Internal Audit & Control Unit, which ensure the audit quality and successful implementation of an audit consist of: • Auditors having the Qualified Internal Auditor (QIA) certification. • Standards according to the Institute of Internal Auditors (IIA).
Standar perilaku Auditor: • Auditor Internal harus menegakkan kode etik yang terdiri dari prinsip dan perilaku. • Menghindari aktivitas yang merugikan dan atau patut dicurigai dapat merugikan profesi auditor internal atau organisasi. • Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dan dari siapapun baik langsung maupun tidak langsung dari auditee, rekanan atau pihak yang tidak berkepentingan, untuk menjaga independensi dan objektivitas proses audit.
Ethics for Auditors: • Internal Auditor is obliged to uphold the ethics consisting of principles and behaviours. • Activities that are detrimental or have the potential of being detrimental to the internal audit profession or the organization must be avoided. • Gratuities in any form, either directly or indirectly, from the auditee, work partners or other non-related parties, must never be received, in order to maintain the independence and objectivity of the audit processes.
11. Ruang Lingkup Kegiatan Audit & Control
11. Scope of Internal Audit & Control Activities
• Membuat “Laporan Hasil Audit”, yang menjelaskan temuan yang terjadi, analisis sebab/akibatnya, tanggapan auditee serta langkah perbaikan/rekomendasi penting yang telah dilakukan. Laporan tersebut harus disampaikan kepada Direktur Utama dan Ketua Komite Audit.
• Preparing “Audit Result Report”, which explains the findings, the analysis of reasons/consequences, auditees’ responses as well as measures for improvements or key recommendations. The report must be delivered to the President Director and the Chairman of Audit Committee.
• Melaksanakan tugas sebagai counterpart dalam melakukan koordinasi dengan auditor eksternal dan institusi pengawasan lainnya.
• Performing the task as a counterpart in coordinating with external auditor and other monitoring institutions.
• Melakukan penelaahan (review) atas Laporan Keuangan Perusahaan secara periodik (misalnya: triwulanan).
• Performing review on the Company’s financial statement periodically (e.g. quarterly).
• Menilai kegiatan dan program untuk meyakinkan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur dan peraturan yang berlaku serta berjalan efektif, efisien dan ekonomi sesuai dengan tujuan organisasi yang ditetapkan.
• Evaluating activities of work programs to ensure compliance with prevailing policies, procedures and regulations, and ensuring its effective and efficient implementation in accordance with established Company objectives.
• Memberikan jasa konsultasi, pelaksanaannya dilakukan dalam batas-batas yang jelas sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi independensi dan objektivitas Internal audit dalam melakukan assurance terhadap kegiatankegiatan yang menjadi obyek konsultasi.
• Providing consultation service, which implementation performed within certain firm confines thus without prejudice to the independency and objectivity of the Internal audit in the assurance over the consultation object activities.
• Memberikan jasa investigasi yang dirancang untuk mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab dan mengukur dampak atas suatu kejadian yang telah atau diduga terjadi.
• Providing investigation service designed to identify responsible parties and measuring impacts due to events that have or are expected to occur.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
• Internal auditors willing and capable for continually enhancing their knowledge and professional skills.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
• Membantu semua unit kerja untuk mencapai sasaran Perusahaan melalui simulasi dan proyeksi serta memberikan rekomendasi secara berkala.
• Assisting work units to achieve the Company’s objectives through simulation and projection exercises as well as regular recommendations.
• Menilai kewajaran, dan akurasi data keuangan dengan data kegiatan operasional yang dipakai dalam identifikasi, perhitungan, pemisahan dan pelaporan informasi.
• Evaluating the appropriateness and accuracy of financial data in operational activities used to identify, calculate, segregate and report information.
• Meyakinkan bahwa aliran kas sesuai dengan yang diperoleh, dianggarkan, disimpan dan digunakan.
• Ensuring that the cash flows are in accordance with amounts received, budgeted, held or used.
• Meyakinkan semua pendapatan dilakukan dalam koridor yang tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
• Ensuring that revenues are generated through means that are within the corridor of prevailing laws and regulations.
• Verifikasi bahwa semua aset dan sumber daya, termasuk dana, sarana, prasarana dan manusia digunakan sesuai dan dikelola secara ekonomis, efisien dan efektif.
• Verifying that all assets and resources, including funds, facilities, infrastructures and human capital, are utilized and managed in an economical, efficient and effective manner.
• Meyakinkan bahwa pemantauan sistem pengendalian internal dilakukan secara efektif dan konsisten oleh seluruh jajaran manajemen.
• Ensuring that the monitoring of internal control systems is conducted effectively and consistently by the management.
• Meyakinkan bahwa pengelolaan risiko Perusahaan telah dilakukan secara relevan. Dalam keadaan tertentu dimungkinkan melakukan kegiatan audit khusus. 12. Komunikasi dengan Auditor Eksternal dan Komite Audit Dalam melaksanakan komunikasi, Internal Audit & Control berkoordinasi dan bermitra dengan Komite Audit, auditor eksternal, serta Manajemen Puncak secara efisien dan efektif untuk memperoleh cakupan audit yang memadai dan meminimalkan duplikasi kegiatan. Koordinasi fungsi auditor internal dengan auditor eksternal dan Komite Audit perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi proses audit pada area yang sama. Auditor eksternal dapat diundang dalam pertemuan audit manajemen dan Komite Audit.
• Convincing that the Company’s risk management has been implemented relevantly. In certain circumstances it is possible for this unit to perform special audit activities. 12. External Auditor and Audit Committee Communications In terms of communication, the Internal Audit & Control Unit is effectively and efficiently in coordination and partnership with the Audit Committee, external auditor, as well as Top Management in to obtain adequate scope of audit and to minimize duplication of activities. The coordination of internal and external auditor functions and Audit Committee needs to be carried out in order to avoid audit process duplication in the same area. External Auditor may be invited to management audit meetings and Audit Committee meetings.
Pelaksanaan Kegiatan Internal Audit & Control tahun 2011, adalah:
Activities of Audit & Control in 2011, are as follows:
1. Audit Performance Management yang merupakan carry over dari audit tahun 2010.
1. Audit of Performance Management as a carryover from 2010.
2. Audit Penyelenggara Kawasan Berikat (yang selanjutnya disebut sebagai “PKB”) dan Penyelenggaraan di Kawasan Berikat (yang selanjutnya disebut sebagai “PDKB”).
2. Audit of Bonded Area Organizers (hereinafterreferred to as “BAO”) and Implementation in the Bonded Area (hereinafter referred to as “IBA”).
3. Audit investigasi Pengadaan Jasa Sewa Mesin Photocopy.
3. Investigation audit of Photocopy Machine Rental Procurement Services.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
137
GMF AeroAsia Challenge to Growth
138
4. Audit investigasi Warranty Claim IGTE 1st Stage Nozzle Frame 9.
4. Investigation Audit of Warranty Claim titled IGTE First Stage Nozzle Frame 9.
5. Konsultasi Billing Cycle di unit Sales & Marketing: Pengelolaan & penerbitan dokumen billing.
5. Consultation of Billing Cycle in the Sales & Marketing unit: Management & issuance of billing documentations.
6. Konsultasi Billing Cycle di unit Treasury : Pengelolaan, penerbitan, dan pengiriman invoice ke customer.
6. Consultation of Billing Cycle in Treasury Management unit Unit: Management, issuance, and billing of invoices to customers.
7. Audit investigasi tagihan Project Deta Air dan Eurex.
7. Investigation audit of Deta Air and Eurex Projects Billings.
8. Audit investigasi Laporan Keuangan GEC periode tahun 2008 - 2011.
8. Investigation Audit of GEC Financial Statement period of 2008 - 2011.
9. Audit IT Security System.
9. Audit of IT Security System.
10. Pelaksanaan Control Self Assessment (CSA) Billing Cycle.
10. Implementation of Control Self Assessment (CSA) Billing Cycle.
11. Pelaksanaan Control Self Assessment (CSA) Critical Component.
11. Implementation of Control Self Assessment (CSA) Critical Component.
12. Pelaksanaan Control Self Assessment (CSA) Contract Readiness.
12. Implementation of Control Self Assessment (CSA) Contract Readiness.
13. Melaksanakan evaluasi terhadap implementasi study kelayakan investasi Perusahaan.
13. Evaluation on the implementation of feasibility studies on the Company’s investment.
14. Melaksanakan Program audit yang telah disusun berbasis Risiko secara efektif.
14. Effective implementation of risk-based audit programs.
15. Memfasilitasi Auditor Eksternal untuk asesmen implementasi GCG di Perusahaan.
15. Provision of assistance to the External Auditor for the assessment of GCG implementation in the Company.
16. Menyusun Fraud Control System (Sistem Pengendalian Fraud)/ Sistem Pelaporan Pelanggaran.
16. Preparation of Fraud Control System/Violation Reporting System.
17. Memfasilitasi Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam melaksanakan audit kinerja Perusahaan.
17. Provision of assistance to the Public Accounting Firm (PAF) throughout audit of the Company’s performance.
18. Melaksanakan Implementasi Enterprise Risk Management (ERM) di Perusahaan termasuk pengukurannya.
18. Implementation of Enterprise Risk Management (ERM) in the Company, including its measurements.
19. Mengintensifkan Audit & Control pada Revenue Cycle (mulai proses sales hingga proses penagihan).
19. Intensification of Audit & Control on Revenue Cycle (From sales to billing processes).
20. Melakukan review policy dan prosedur bisnis yang ada dan memfasilitasi penyempurnaannya.
20. Evaluation on policies and business procedures and improvements.
21. Menyusun petunjuk, mensosialisasikan serta mengimplementasikan sistem ERM.
21. Preparation of ERM system guidance, socialization and implementation.
22. Melaksanakan pemenuhan Human Capital Readiness (HCR).
22. Fulfilment of Human Capital Readiness (HCR).
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Akuntan Perusahaan Independent Accountant
GMF AeroAsia telah menggunakan Deloitte sebagai akuntan perusahaan yang mengaudit laporan keuangan tahunan Perusahaan sejak tahun 2002 hingga tahun 2011 atau telah 11 (sebelas) kali periode. Sedangkan Kantor Akuntan Publik berubah-ubah sesuai kerjasama Deloitte. Kantor akuntan publik untuk tahun 2011 adalah Osman Bing Satrio & Rekan dan tahun ini merupakan periode yang ke 6 (enam) sebagai kantor akuntan publik GMF AeroAsia. Pada tahun 2011, Deloitte ditunjuk melalui proses pengadaan bersama oleh induk perusahaan Garuda Indonesia yang mengaudit seluruh perusahaan Garuda Indonesia Group sejalan dengan program IPO Garuda Indonesia, di mana lingkup pekerjaannya adalah melakukan audit terhadap laporan keuangan tahunan tahun 2011.
GMF AeroAsia has appointed Deloitte as the independent accountant to audit the Company’s annual financial statements for the years 2002 up to 2011. Meanwhile, there were a number of changes to the Public Accounting Firm (KAP) involved, in line with each KAP’s association with Deloitte. In 2011, the KAP appointed by the Company was Osman Bing Satrio & Rekan, which as of now has served 6 (six) times or periods as the Public Accounting Firm for GMF AeroAsia. In 2011, Deloitte was appointed as the independent accountant through a joint procurement process carried out by Garuda Indonesia, the parent company, to perform the audit on all the subsidiaries of the Garuda Indonesia Group, in line with the IPO conducted by Garuda Indonesia. Deloitte’s scope of work was to perform audits on the financial statements of FY 2011.
Besarnya fee yang dibayarkan oleh GMF AeroAsia untuk audit dari Akuntan dan Kantor Akuntan Publik tahun 2011 adalah sebesar Rp 440 Juta . Biaya ini merupakan bagian dari keseluruhan audit yang dilakukan untuk perusahaanperusahaan di Garuda Indonesia Group.
The total fee paid by GMF AeroAsia for the audit services performed by the Independent Accountant and the Public Accounting Firm in 2011 was Rp 440 million. The fee constituted a part of the comprehensive audit performed by Deloitte for the subsidiaries of the Garuda Indonesia Group.
Perbandingan besarnya fee dari tahun 2007 -2011 sebagai berikut:
The fee structure for the years 2007-2011 is set forth in the table below:
2007
2008
2009
2010
2011
Besarnya Fee Audit Audit Fee (Rp)
Rp 313.636.363
Rp 361.386.138
Rp 378.545.454
Rp 414.501.818
Rp 440.000.000
Ruang Lingkup Scope of Audit
Audit laporan keuangan Financial Audit
Audit laporan keuangan Financial Audit
Audit laporan keuangan Financial Audit
Audit laporan keuangan Financial Audit
Audit laporan keuangan Financial Audit
Audit kinerja perusahaan Company Performance Audit
Audit kinerja perusahaan Company Performance Audit
Audit kinerja perusahaan Company Performance Audit
Audit kinerja perusahaan Company Performance Audit
Kepatuhan Compliance Audit
Kepatuhan Compliance Audit
Kepatuhan Compliance Audit
Kepatuhan Compliance Audit
Kepatuhan Compliance Audit
Audit Pengendalian Internal Internal Control Audit
Audit Pengendalian Internal Internal Control Audit
Audit Pengendalian Internal Internal Control Audit
Audit Pengendalian Internal Internal Control Audit
Audit Pengendalian Internal Internal Control Audit
Audit Sistem Informasi Information System Audit
Audit Sistem Informasi Information System Audit
Audit Sistem Informasi Information System Audit
Audit Sistem Informasi Information System Audit
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
139
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Pada tahun 2011, jasa audit yang diberikan oleh Akuntan dan kantor Akuntan Publik ini mencakup:
In 2011, the audit services performed by the Accountant and the Public Accounting Firm include:
• Audit Laporan Keuangan periode sampai dengan 31 Desember 2011
• Audit on Financial Statements for the period ended December 31 , 2011
• Kepatuhan sampai dengan 31 Desember 2011 • Audit Pengendalian Internal sampai dengan 31 Desember 2011
• Audit on Compliance for the period ended December 31, 2011 • Audit on Internal Control for the period ended December 31, 2011
Laporan-laporan audit tahunan tahun 2011 di atas telah diterbitkan oleh KAP pada tanggal 19 Maret 2012.
The annual audit reports for 2011 as described above were submitted by the KAP on March 19, 2012.
Selain jasa tersebut di atas Deloitte tidak memberikan jasa lain kepada GMF.
Deloitte has not provided any other services to GMF, other than the audit services stated above.
Manajemen Risiko Risk Management
140
Kebijakan Manajemen Risiko
Risk Management Policy
Sebagai pemain dalam bisnis perawatan pesawat dengan skala internasional, Perusahaan menyadari bahwa selain dihadapkan oleh peluang pasar yang sangat besar terdapat risiko-risiko yang dapat menjadi hambatan bagi Perusahaaan apabila tidak dikelola secara efektif. Oleh karena itu, Perusahaan telah menjalankan kebijakan manajemen risiko secara menyeluruh untuk melakukan diseminasi manajemen risiko seluruh lini organisasi. Identifikasi dan evaluasi atas risiko dilakukan secara berkesinambungan oleh Direksi bersama-sama dengan unit Internal Audit & Control, Komite Audit serta Komite Kebijakan Corporate Governance dan Kebijakan Risiko.
As a player in global airplane maintenance business, the Company realizes that there are risks that may become obstacles amid the huge market opportunities, should it not manage its risks effectively. Therefore, the Company has implemented risk management policy comprehensively to disseminate risk management along all organizational lines. Risk identification and evaluation are carried out sustainably by the Board of Directors together with the Internal Audit Unit & Control, Audit Committee, as well as the Corporate Governance Policy and Risk Policy Committee.
Pada tahun 2008, Perusahaan telah membentuk Tim ERM (Enterprise Risk Management) yang bertugas untuk menyusun roadmap serta membangun framework dan infrastrukturnya untuk penerapan manajemen risiko secara terintegrasi yang efektif.
In 2008, the Company formed Enterprise Risk Management (ERM) team, which is responsible to formulate a roadmap and construct the framework along with its infrastructure for risk management implementation in an effective and integrated manner.
ERM adalah proses pencarian solusi untuk mengurangi risiko atau hambatan yang ada dalam setiap usaha pencapaian target sehingga pada akhirnya tujuan Perusahaan dapat tercapai. Proses ini melibatkan Dewan Komisaris, manajemen, dan seluruh pegawai. Penerapannya dilaksanakan dalam penentuan strategi dan mencakup seluruh lintas Perusahaan. ERM dirancang untuk mengidentifikasi potensi risiko yang dapat mempengaruhi Perusahaan. Risiko tersebut kemudian dikelola agar sesuai dengan risk appetite (toleransi terhadap risiko) demi menjamin kelancaran usaha dalam pencapaian tujuan Perusahaan.
ERM is the process of obtaining solutions to reduce risks or problems in attaining business targets, thus enabling the Company to achieve them. This process involves the Board of Commissioners, management, and all employees. It is applied in determining the Company’s strategy and covers all the parts of the Company. ERM is designed to identify potential risks that will possibly affect the Company. The risks are managed to be aligned the Company’s risk appetite, hence ensuring the achievement of its business objectives.
Untuk lebih memperkuat komitmen dalam pelaksanaan manajemen risiko, sejak tahun 2009 Board of Director telah menetapkan serangkaian Risk Governance sebagai dasar dalam pembentukan lingkungan internal yang mendukung
To further strengthen the Company’s commitment in the implementation of risk management, the Board of Directors has been applying a series of Risk Governance measures since 2009 as a basis for an internal environment
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
berjalannya proses manajemen risiko secara efektif serta pembangunan budaya risiko. Risk Governance tersebut terdiri dari penetapan Risk Philosophy, standar Risk Response, Risk Map Format, serta menetapkan Risk Appetite dan Risk Tolerance bagi sepuluh parameter risiko beserta consequence criteria dan likelihood criteria-nya. Risk Philosophy yang telah ditetapkan Perusahaan menyatakan bahwa “To Ensure the Sustainability of the Company’s Value Creation and Achieve Our Vision and Mission through Managing Opportunities and Risks Effectively”. Hal tersebut menginspirasi setiap insan Perusahaan untuk mengelola peluang dan risiko secara efektif dalam setiap proses bisnis yang dilakukan untuk menjaga kesinambungan usaha.
formation that supports the creation of an effective risk management process and risk culture. Risk Governance consists of Risk Philosophy determination, Risk Response standards, Risk Map Format, as well as Risk Appetite and Risk Tolerance formulation for 10 Risk Parameters along with their consequence criteria and likelihood criteria. The Company’s Risk Philosophy is “To Ensure the Sustainability of the Company’s Value Creation and Achieve Our Vision and Mission Through Managing Opportunities and Risks Effectively.” This inspires each individual within the Company to manage all chances and risks effectively in every business process in order to maintain its business sustainability.
Pada tahun 2011, proses manajemen risiko juga telah menjadi bagian dalam proses perencanaan srategis yang dilaksanakan pada saat planning cycle penentuan rencana kerja ke depan. Selain itu, perencanaan proyek dan investasi juga telah menyertakan analisis risiko sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
In 2011, the risk management process became a part of the strategic planning process conducted by the Company in the planning cycle, i.e. the determination of future work plans. In addition, project and investment planning also takes into account risk analysis as a factor in decisionmaking.
Pelaksanaan Manajemen Risiko di Tingkat Usaha Manajemen risiko merupakan sebuah proses berkesinambungan yang konsistensinya diharapkan akan mampu meningkatkan jaminan terhadap upaya pencapaian tujuan Perusahaan. Berpedoman pada roadmap ERM, proses manajemen risiko diharapkan tidak hanya menjadi bagian dari kegiatan operasional akan tetapi sampai dalam tahap membudaya di Perusahaan.
Risk Management Implementation at the Business Unit Level Risk management is a continuous process expected to be consistent and improve the assurance of the Company’s attainment of its goals. Based on the ERM roadmap, the risk management process is expected to not only be a part of its daily operations but also becomes a strong culture in the Company.
Bagan Implementasi ERM di GMF Aeroasia
ERM Implementation Roadmap at GMF AeroAsia
Roadmap Implementasi Enterprise Risk Management
Awareness
Commitment
Consistence
Competence
2007 - 2008
2009 - 2011
2011 - 2013
2014 - 2015
Awareness (2007 – 2008) Kesamaan persepsi mengenai pengertian risiko serta manajemen risiko merupakan hal mendasar dalam pelaksanaan manajemen risiko. Pemilihan metode untuk sosialisasi dan internalisasi proses manajemen risiko menjadi faktor utama dalam kesuksesan pada tahap ini.
Awareness (2007 – 2008) A unified, shared perception as regards the definition of risk and risk management is fundamental in the implementation of risk management. The methods chosen for disseminating information on and internalizing risk management processes become the major factors in ensuring success at this stage.
Commitment (2009 – 2011) Pembentukan dasar dan infrastruktur dalam manajemen risiko ditujukan untuk lebih menguatkan komitmen pelaksanaan manajemen risiko. Hal tersebut salah satunya didukung oleh Risk Governance dan instruksi-instruksi kerja yang mudah diaplikasikan di lapangan.
Commitment (2009 – 2011) The formulation of the basis and infrastructure for risk management is aimed at further strengthening the Company’s commitment to the implementation of risk management. This is supported, among others, by the Risk Governance and work instructions that are easily applicable at site.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
141
GMF AeroAsia Challenge to Growth
142
Consistence (2012 – 2013) Pemakaian tahapan manajemen risiko dalam setiap pengendalian aktifitas Perusahaan tidak hanya dari aspek operasional. Akan tetapi berawal dari perencanaan strategis (Plan), eksekusi di lapangan (Do), tahap evaluasi proses implementasi (Check) sampai dengan proses tindak lanjut (Action). Melalui siklus PDCA tersebut proses manajemen risiko konsisten dilaksanakan untuk menjaga objektif yang telah ditetapkan. Untuk menjaga konsistensi pelaksanaannya, maka Perusahaan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan manajemen risiko secara internal.
Consistence (2012 – 2013) At this stage, risk management is implemented not only in terms of operations, but in the controlling of every activity within the Company. This should begin with strategic planning (Plan), execution (Do), evaluation (Check) and ends with the follow-up process (Action). Through0ut the PDCA cycle, risk management process is consistently carried out to maintain the given objectives. To maintain the consistency of its implementation, the Company regularly conducts internal risk management trainings.
Competence (2014 – 2015) Pengetahuan yang meningkat mengenai manajemen risiko akan mengarahkan pada penggunaan metode yang lebih akurat seperti analisis kuantitatif berdasarkan proyeksi maupun database kerugian dalam pengelolaan risiko. Sehingga pengambilan keputusan lebih efektif karena berdasarkan analisis biaya dan manfaat yang akurat.
Competence (2014 – 2015) Deeper knowledge on risk management will lead to the utilization of more accurate methods, such as quantitative analysis based on projections or risk management loss database. As such, decisionmaking becomes more effective as it is based on an accurate cost and benefit analysis.
Kerangka Manajemen Risiko
Risk Management Framework
Pelaksanaan manajemen risiko dilandaskan kepada aspek sebagai berikut:
Risk management implementation is based on these following aspects:
1. Lingkungan Internal Lingkungan internal menentukan arah organisasi dan menentukan dasar cara memandang dan mengelola risiko Perusahaan, termasuk filosofi manajemen risiko dan risk appetite, integritas dan nilai-nilai etika, dan situasi lingkungan tempat bekerja.
1. Internal Environment Internal environment determines the organization’s directions, perspective, and management of the Company’s risks, including its risk management philosophy and risk appetite, integrity and code of conduct, and the occupational environment situations.
2. Penentuan Tujuan Perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas agar manajemen dapat mengidentifikasi risiko potensial yang dapat mempengaruhi tujuan. ERM dapat menjamin bahwa manajemen memiliki proses yang tepat untuk menentukan tujuan agar sesuai dengan misi dan konsisten terhadap risk appetite-nya.
2. Objectives Determination The Company must possess clear management objectives in order to identify potential risks that could affect the objectives. ERM guarantees that the management has appropriate processes to determine objectives in accordance with its mission and consistent with the stated risk appetite.
3. Identifikasi Peristiwa Peristiwa internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan Perusahaan harus diidentifikasi sebagai risiko atau peluang. Peluang dapat menjadi jalan untuk mendukung tercapainya tujuan. 4. Pengkajian Risiko Risiko dianalisis dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadi dan dampaknya, sebagai dasar untuk menentukan metode pengelolaan risiko. Risiko dinilai berdasarkan nilai inheren dan nilai residunya.
3. Event Identification Internal and external events that could influence the Company’s efforts to attain its objetives must be perceived as either risks or opportunities. Opportunities may turn out as a means for the Company to achieve its objectives. 4. Risk Assessment Risks are analyzed by taking into account the possibility of their occurrences and impacts as the basis for determining the risk management method. Risks are assessed based on their inherent and residual values.
5. Respons Terhadap Risiko Manajemen memiliki empat pilihan tindakan dalam merespons risiko, yaitu menghindari, menerima,
5. Risk Response Control The management has four courses of action in response to risks, namely to avoid, accept, reduce, or divide risks,
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
mengurangi atau membagi risiko sebagai dasar untuk menentukan tindakan agar risiko sesuai dengan toleransi dan risk appetite Perusahaan.
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
as the basis to determine its actions in line with its risk tolerance and risk appetite.
6. Kegiatan Pengendalian Kebijakan dan prosedur dibangun dan diimplementasi untuk membantu menjamin efektivitas Respons Terhadap Risiko.
6. Control Activities Policies and procedures are built and implemented to assist the effectiveness of Risk Responses.
7. Informasi dan Komunikasi Informasi yang relevan diidentifikasi, diambil, dan dikomunikasikan dalam sebuah format yang dapat memudahkan setiap orang dalam menjalankan kewajibannya. Komunikasi efektif juga dapat terjadi dalam skala luas baik secara horizontal maupun vertikal.
7. Information and Communication Relevant information is identified, extracted, and communicated in a format that will allow each individual to carry out their prescribed duties. An effective communication can also occur on a more expansive scale, both horizontally and vertically.
8. Pengawasan Secara keseluruhan, pelaksanaan ERM diawasi dan dimodifikasi sesuai kebutuhan. Untuk lebih menyempurnakan pengawasan, Perusahaan menjalankan berbagai kegiatan manajemen dan atau evaluasi terpisah.
8. Supervision Overall, ERM implementation is supervised and modified as considered necessary. The Company performs various management and/or evaluation activities independently in order to enhance supervision.
Profil Risiko Perusahaan
The Company’s Risk Profile
Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang jasa perawatan pesawat terbang berskala internasional dengan perubahan kondisi ekonomi global yang cepat, Perusahaan dihadapkan pada beragam risiko usaha yang sifatnya internal dan eksternal. Perusahaan telah melaksanakan risk assessment di seluruh proses bisnis untuk menggali potensi-potensi risiko dan mengklasifikasikan risiko berdasarkan tingkatan risikonya. Risiko-risiko yang akan dihadapi oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
As a Company engaged in an international-scale aircraft maintenance service industry, with respect to the rapidly changing global economy, the Company faces various business both internally and externally. The Company has assessed its risks in all business processes to discover potential risks and classify those risks according to their risk levels. The Company will manage such risks as categorized below:
1. Risiko persaingan usaha Keputusan maskapai penerbangan domestik untuk membangun hanggar sendiri dapat mengurangi potensi pendapatan Perusahaan. Risiko ini dimitigasi dengan cara mengajak kerjasama dalam melakukan perawatan pesawat untuk kapabilitas yang tidak dimiliki oleh kompetitor.
1. Business competition risk The decision made by domestic airlines to set up their own hangars may reduce the Company’s potential revenues. The Company mitigates this risk by offering a cooperation in aircraft maintenance for which the capabilities are not possessed by its competitors.
2. Risiko perubahan peraturan Kegiatan maintenance yang penuh dengan regulasi mudah sekali terkena dampak dari perubahan peraturan dari otoritas penerbangan. Mitigasi terhadap risiko ini adalah dengan selalu memantau perkembangan regulasi sehingga sudah dilakukan antisipasi sebelum akhirnya ditetapkan oleh otoritas penerbangan.
2. Regulatory change risk Maintenance activities, which are governed by numerous regulations, are highly prone to amendments or changes to regulations made by aviation authorities. The Company mitigates this risk by always monitoring new developments in terms of regulations, so that it can formulate anticipatory measures before such changes are actually taken into effect by the aviation authorities.
3. Risiko kapasitas dan kapabilitas produksi Kapasitas dan kapabilitas Perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Risiko ini dikendalikan dengan melakukan investasi pembelian peralatan baru serta kerjasama dengan perusahaan lain.
3. Production capability and capacity risk This risk refers to the Company’s inability to meet market demands. The company mitigates this risk by purchasing new equipment and entering into partnerships with other companies.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
143
GMF AeroAsia Challenge to Growth
144
4. Risiko SDM Kekurangan sumber daya manusia dari sisi kualitas maupun kuantitas dapat mempengaruhi kualitas perawatan pesawat. Risiko ini dikendalikan dengan dengan cara melakukan rekrutmen staf baru dan mendidik calon-calon mekanik yang profesional.
4. Human resources risk The dearth of adequate human resources in terms of quality and quantity could well influence the quality of the Company’s aircraft maintenance service. This risk is mitigated by recruiting new staff and training aspiring professional engineers.
5. Risiko pengelolaan material Pasokan material yang tidak lancar berdampak besar pada turn around time produksi. Risiko ini dikendalikan dengan cara kerjasama konsinyasi dengan para vendor yang terpercaya untuk mensuplai material ke produksi.
5. Material management risk Disruptions in the supply of materials greatly affect turn around time in the production phase. This risk is controlled by entering into consignment cooperations with trusted vendors to supply materials needed for production.
6. Risiko sistem Information & Communication Technology (ICT) Dukungan IT yang tidak maksimal dapat menyebabkan ketidakefisienan di Perusahaan. Risiko ini dikendalikan dengan cara menyediakan infrastruktur sistem ICT yang handal, baik software maupun hardware serta melakukan pengawasan terhadap keamanan sistemnya.
6. Information & Communication Technology (ICT) risk
7. Risiko nilai tukar rupiah Risiko ini muncul karena Perusahaan lebih banyak melakukan transaksi dengan vendor maupun pelanggan dari luar negeri. Risiko ini dimitigasi dengan melakukan hedging yang dilaporkan secara berkala.
7. Foreign exchange risk This risk emerges as the Company frequently deals with vendors and customers outside Indonesia. This risk is mitigated by hedging, which are reported regularly.
8. Risiko kredit Ketidakmampuan pelanggan membayar tagihannya dapat berdampak terhadap pendapatan Perusahaan. Risiko ini dikendalikan dengan menerapkan seleksi customer dan menerapkan Customer Remittance Policy (CRP) atau Kebijakan Pembayaran Pelanggan sehingga dapat mengurangi potensi dampaknya yang merugikan.
8. Credit risk The inability of debtors to service their financial obligations may affect the Company’s revenues. This risk is mitigated by carefully selecting customers and applying a Customer Remittance Policy (CRP) to reduce the impacts of default, if such an event arises.
9. Risiko likuiditas Perusahaan memiliki kemungkinan tidak dapat membayar kewajibannya. Risiko ini dapat dikendalikan dengan cara pengelolaan dana dan cash flow yang lebih optimal.
9. Liquidity risk The Company retains the possibility of being unable to service its obligations. This risk is mitigated by managing its funds and cash flows more optimally.
10. Risiko legalitas Tuntutan dari pemangku kepentingan, baik yang terkait dengan bisnis maupun non bisnis berdampak pada reputasi Perusahaan. Risiko ini dikendalikan dengan cara membina hubungan baik dengan para pemangku kepentingan serta berusaha menyelesaikan permasalahan sebelum dibawa ke area hukum.
10. Legal risk Lawsuits filed by stakeholders, be they related or not to the Company’s business, may affect the Company’s reputation. This risk is mitigated by maintaining excellent relationships with all stakeholders and attempting to resolve issues that do arise to avoid them being brought to the court of law.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
IT support of inferior quality may engender inefficiencies in the Company. This risk is mitigated by establishing a reliable ICT infrastructure and system, which includes both software and hardware, as well as supervising the system’s security.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
11. Risiko bencana alam Kondisi geografis Indonesia yang rawan akan bencana alam dan tidak dapat dikendalikan, dapat berdampak terhadap operasional Perusahaan. Untuk memitigasi risiko ini, Perusahaan telah menyiapkan serangkaian kegiatan yang terangkum dalam Emergency Response Plan (ERP) Manual yang sebagian telah disimulasi untuk menjaga efektivitasnya di lapangan.
11. Natural disaster risk As Indonesia is situated at a region that is prone to natural disasters, which cannot be controlled, certain adverse impacts may affect the Company’s operations. To mitigate this risk, the Company has prepared certain measures in its Emergency Response Plan (ERP) Manual, which has been simulated in part to ensure its effective implementation in practice.
Untuk mengelola risiko-risiko yang dihadapi GMF AeroAsia, manajemen risiko yang merupakan bagian tak terpisahkan dari aktifitas Perusahaan, melakukan re-assessment terhadap risiko secara rutin dan terintegrasi dan menilai keefektifan pengendalian terhadap risiko-risiko tersebut. Dalam hal ini, Perusahaan senantiasa mencari dan melibatkan keahlian dan pengetahuan para anggota tim dari seluruh fungsi Perusahaan.
To manage all its risks, GMF AeroAsia conducts a risk management strategy as an inseparable part of its activities, regularly and integratively re-assesses its risks, and evaluates the effectiveness of its risk control measures. In this regard, the Company always strives to involve the vast array of skills and knowledge from all team members across all business functions.
Evaluasi dan Pengembangan
Evaluation and Development
Proses evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen risiko salah satunya melalui Risk Culture Survey yang dilaksanakan setiap akhir tahun. Survei tersebut melibatkan struktural manajemen yang dianggap memiliki wawasan luas mengenai kondisi Perusahaan. Dari survei tersebut akan terlihat dimensi apa saja yang sudah dilaksanakan dengan baik dan yang harus ditingkatkan dalam membangun budaya risiko Perusahaan. Faktor yang berpengaruh besar dan harus ditingkatkan menjadi prioritas utama Tim ERM dalam mengembangkan dan menyusun program kerja di tahun 2012. Sejalan dengan roadmap yang telah ditentukan, pada tahun depan manajemen risiko akan mengarah kepada valuation terhadap risiko sehingga biaya dan manfaat (cost and benefit) dari manajemen risiko lebih mudah dipertimbangkan oleh Perusahaan. Upaya untuk membangun Risk Register yang handal juga menjadi prioritas pada tahun 2012 karena manfaatnya sangat besar bagi Perusahaan, baik dari sisi strategis maupun operasional.
An annual Risk Culture Survey is one of the ways the Company evaluates its risk management implementation. The survey involves the management and structural staff that are deemed to possess a broad insight on the Company’s conditions. The results of the survey will reveal which dimensions that have been well-implemented, and which ones requiring further improvement to build a stronger risk culture within the Company. Factors that may have huge impacts and are in need of improvement become the main priorities for the ERM Team in developing and formulating its work plans for the upcoming year. In line with the determined roadmap, in 2012 the risk management approach will lead more to risk valuation, so that the costs and benefits of risk management can be more easily assessed by the Company. The Company will also prioritize the establishment of a reliable Risk Register in 2012, given the immense benefit it will provide the Company both strategically and operationally.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
145
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Perlindungan Konsumen Consumer Protection
146
Peningkatan kualitas pelayanan terus dilakukan oleh GMF AeroAsia, baik itu dalam hal perawatan pesawat maupun dalam hal layanan kepada pelanggan. Sebagai perusahaan jasa yang semakin berkembang, perbaikan dan peningkatan layanan merupakan kunci utama GMF AeroAsia dalam memberikan layanan yang terbaik kepada pelanggan. Upaya tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk mendapatkan kepuasan pelanggan.
GMF AeroAsia continues to improve its service quality in terms of aircraft maintenance as well as customer service. As a growing service provider, improvement to services is a crucial element for GMF AeroAsia in its endeavor to provide the best services for customers. It is necessary to continuously achieve an excellent level of service to ensure customer satisfaction.
Dengan tercapainya kepuasan pelanggan yang baik, diharapkan ke depannya akan tercipta pula pelanggan yang loyal terhadap GMF AeroAsia. Untuk itu, diperlukan alat ukur untuk dapat mengidentifikasi peningkatan kualitas pelayanan dari sudut pandang pelanggan. Selain mengidentifikasikan peningkatan kualitas pelayanan, alat ukur tersebut juga memberikan penilaian yang diberikan pelanggan terhadap GMF AeroAsia. Penilaian tersebut dapat diukur melalui Key Performance Indicators (KPI) Customer Satisfaction Index.
In the long run, the attainment of customer satisfaction is expected to lead to customer loyalty. This would require certain measurement tools to identify service quality improvements from the customers’ perspective. These measurement tools, in addition to identifying areas of service improvement, also provide insights into the customers’ evaluation of GMF AeroAsia. This evaluation uses the Key Performance Indicators (KPI) Customer Satisfaction Index as the measurement.
KPI Customer Satisfaction Index ini sudah digunakan oleh GMF AeroAsia sejak tahun 2009. Adanya KPI Customer Satisfation Index ini menjadi acuan evaluasi dan prioritas GMF AeroAsia dalam melakukan peningkatan pelayanan. Indikator-indikator yang diukur dalam penilaian ini adalah:
GMF AeroAsia has implemented the KPI Customer Satisfaction Index since 2009. The KPI Customer Satisfaction Index serves as a reference for the evaluation and setting of priorities by GMF AeroAsia in order to improve its service quality. The indicators measured through the evaluation are:
1. Kualitas; teknis kualitas produk & jasa
1. Quality; technical quality of product and services
2. Jangka Waktu Pekerjaan; jangka waktu pekerjaan untuk paket dan temuan yang tidak terencana
2. Delivery Time; duration of time required to complete work as a package and for non-programmed projects
3. Harga; harga dan biaya keseluruhan
3. Price; overall costs and prices
4. Setelah Pengiriman; - Kualitas pekerjaan setelah pemeliharaan sesuai dengan warranty. - Kebenaran dan ketepatan waktu penerbitan tagihan
4. Post-Delivery; • Post-maintenance work quality pursuant to warranty • Accurate and timely issuance of billings for services rendered
5. Layanan Pelanggan; orientasi pelayanan pelanggan diberikan oleh staf Customer Service & Account Manager
5. Customer Service; quality of customer service provided by the Customer Service staff and Account Manager
6. Dokumentasi; pengiriman dokumen setelah pemeliharaan yang tepat waktu dan akurat.
6. Documentation; accurate and timely documentation and information management.
Keberadaan Pusat Pengaduan Pelanggan Pengaduan pelanggan terhadap kualitas produk dan jasa GMF AeroAsia ditujukan kepada AMS (Account Manager dan Sales) dan/atau Customer Program Manager (CPM) dan atau Departemen Sales & Marketing.
Presence of Consumer Complaint Center Consumer complaints on the quality of products and services provided by PT GMF AeroAsia are addressed to the Account Manager and Sales (AMS) team and/or Customer Program Manager (CPM) and/or the Sales & Marketing Department.
Uraian mengenai tindak lanjut terhadap pengaduan Pengaduan yang diterima oleh staf GMF AeroAsia tersebut di atas selanjutnya diteruskan kepada unit Quality Assurance untuk dapat dilakukan penelusuran terhadap klaim yang
Description of follow-up on complaints Incoming complaints received by the staff of GMF AeroAsia are subsequently transferred to the Quality Assurance unit to be traced. Eventually, findings from such tracing will
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
disampaikan oleh pelanggan tersebut. Pada akhirnya dari hasil penelusuran tersebut akan disampaikan oleh unit Quality Assurance kepada unit Sales & Marketing untuk selanjutnya disampaikan kepada pelanggan (sebagaimana diatur dalam Quality Procedure QP313-01).
be reported by the Quality Assurance unit to the Sales & Marketing unit, to be reported to the customers (as stipulated in the Quality Procedure QP313-01).
Tingkat penyelesaian pengaduan yang diterima Setiap pengaduan yang diterima wajib ditanggapi kepada pelanggan dengan menyampaikan usaha-usaha apa yang akan dilakukan pada masa mendatang untuk memperbaiki produk dan jasa GMF AeroAsia.
Fulfilment degree of incoming complaints Every incoming complaint must be addressed and the efforts that have been or to be carried out in the future must be reported back to the customers, to improve GMF AeroAsia’s products and services.
Program Peningkatan Layanan bagi Pelanggan Usaha peningkatan pelayanan kepada pelanggan wajib dilakukan oleh setiap lini di GMF AeroAsia, dan bukan hanya menjadi kewajiban unit Sales & Marketing, karena unit ini melakukan tugas sebagai ujung tombak atau point of contact dengan pelanggan.
Customer Service Improvement Program Service improvement efforts for customers are compulsorily performed in each line in GMF AeroAsia, instead of being restricted to the Sales & Marketing Department unit alone, although this unit is indeed serves as the Company’s point of contact for customers.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
147
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Perkara Hukum Legal Cases
148
Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan
Significant Litigation Cases
Perkara No 269/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst. Dalam kasus perdata di bawah nomor registrasi No. 269/ Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst. tanggal 8 Agustus 2008, Perusahaan, Garuda Indonesia, dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menghadapi gugatan ganti rugi dari PT Metro Batavia (MB) untuk:
Case No 269/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst. In the Civil Case No. 269/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst. dated August 8, 2008, the Company, Garuda Indonesia, and the State Ministry of State-Owned Enterprises, faced a lawsuit for damages by PT Metro Batavia (MB) for:
(1) Tuntutan ganti rugi materiil untuk siklus tidak terpakai sebesar USD 73.215.578 (atau setara Rp 673.583.333.330) dan Rp 500.000.000 setiap hari dan USD 50.000 atau setara Rp 460.000.000 setiap bulan sejak tanggal 23 Oktober 2007 sampai mesin pesawat dapat dioperasikan kembali
(1) material remedy for unused cycles in the amount of USD 73,215,578 (equivalent to Rp 673,583,333,330) and Rp 500,000,000 each day, and USD 50,000 or equivalent to Rp 460,000,000 each month since October 23, 2007 until the engines serviceable
(2) Kerugian imaterial sebesar USD 10 Juta (atau setara Rp 92 Miliar)
(2) Immaterial Remedy valued at USD 10 million (equivalent to Rp 92 billion)
(3) Memperbaiki mesin yang rusak hingga dapat digunakan kembali.
(3) Repair of the engine failure.
Tuntutan ganti rugi timbul karena MB menyatakan Perusahaan telah melanggar kontrak terkait garansi yang diberikan Perusahaan atas penggantian dan pemasangan 5 mesin pesawat ESN 857854 milik MB.
The lawsuit arose from MB declaration that the Company conducted a breach of contract in relation to the warranty given by the Company regarding the replacement and installation of 5 bearing in MB’s engine ESN 857854.
Sehubungan dengan kasus ini, Perusahaan mengajukan gugatan balik (Rekonpensi) karena MB tidak memenuhi kewajibannya untuk melunasi utangnya dalam memperbaiki mesin pesawat sebesar USD 256.266 ditambah bunga sebesar 6% per tahun dari USD 256.266.
In relation to this case, the Company filed a counterclaim lawsuit (Reconvention) to MB for unfulfilling its obligation to make payment to the Company in such repair services of USD 256,266.00 and 6% interest per annum of USD 256,266.00.
Pada tanggal 11 Maret 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan untuk menolak tuntutan dari MB kepada Perusahaan dan menerima gugat balik dari Perusahaan untuk melakukan pembayaran kepada Perusahaan sebesar USD 256.266 dan bunga sebesar 6% per tahun dari USD 256.266 terhitung sejak 17 November 2007.
On March 11, 2009, the District Court of Central Jakarta decided to reject the claim from PT Metro Batavia and accept for the counterclaim from the Company to make payment to the Company in the amount of USD 256,266 and 6% interest per annum of USD 256,266 as of November 17, 2007.
Pada tanggal 18 Mei 2009, MB mengajukan memori banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sebagai respon, pada tanggal 16 Juli 2009 Perusahaan juga mengajukan kontra memori banding dengan nomor perkara 503/PDT/2009/PT.DKI (“Perkara Banding No 503”). Pada tanggal 15 Januari 2010, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutuskan untuk menguatkan Putusan Pengadilan Tingkat Pertama (”Perkara Banding No. 503”).
On May 18, 2009, MB filed a statement of appeal to the High Court of DKI Jakarta through the District Court of Central Jakarta. As a response, the Company also filed a statement of counter appeal on July 16, 2009 with registration number 503/PDT/2009/ PT.DKI. On January 15, 2010, the Panel of Judges decided to reinforce the Verdict No. 269 (“Appeal Verdict No. 503”).
Atas Perkara Banding No. 503, pada tanggal 25 Maret 2010, MB mengajukan Memori Kasasi ke Mahkamah Agung R.I. Sebagai respon, Perusahaan juga mengajukan Kontra Memori Kasasi pada 17 Mei 2010.
Based on the Appeal Verdict No. 503, On March 25, 2010, MB filed a statement of cassation to the Supreme Court through the District Court of Central Jakarta. As a response, the Company also filed a statement of counter cassation on May 17, 2010.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Pada tanggal 21 Juni 2011, Mahkamah Agung telah memutuskan untuk menolak Memori Kasasi MB, namun sampai saat ini Perusahaan belum menerima pemberitahuan formal atas keputusan tersebut.
On June 21, 2011, the Supreme Court rejected MB’s cassation but until now the Company has not yet received a formal notification.
Perkara No 335/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst. Dalam kasus perdata di bawah nomor registrasi No. 335/ Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst. tanggal 25 September 2008, Perusahaan menyatakan bahwa PT Metro Batavia (MB) telah melakukan wanprestasi dalam kaitannya dengan perjanjian perawatan pesawat jangka panjang antara Perusahaan dan MB. Tuntutan ganti rugi meliputi:
Case No 335/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst. In Civil Case No. 335/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst dated September 25, 2008, the Company declared that PT Metro Batavia (MB) has conducted a breach of contract in relation to the long term aircraft maintenance agreement between the Company and MB. The material remedy includes:
(1) Pembayaran utang MB kepada Perusahaan sebesar USD 1.191.615,02,
(1) Payment MB’s debt in the amount of USD 1,191,615.02,
(2) Bunga utang MB kepada Perusahaan sebesar 6% per tahun dari USD 1.191.615,02 sejak 15 Juli 2008 dan
(2) MB’s 6% interest per annum of USD 1,191,615.02 as of July 15, 2008, and
(3) membayar kerugian sebesar USD 200 juta.
(3) Compensation for losses amounting to USD 200 million.
Pada tanggal 22 April 2009, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan menerima gugatan dari Perusahaan terhadap MB sebesar USD 1.191.615,02, bunga sebesar 6% per tahun dari USD 1.191.615,02 sejak 15 Juli 2008, dan membayar kerugian yang diderita Perusahaan sejumlah USD 500 ribu. Disamping itu, Pengadilan juga menyatakan sita jaminan atas empat buah pesawat MB.
On April 22, 2009, the District Court of Central Jakarta decided to accept the claim from the Company amounting to USD 1,191,615.02, with 6% interest per annum of USD 1,191,615.02 as of July 15, 2008, and the loss which the Company suffered is in the amount of USD 500.000. The Panel of Judges also declared the confiscation of four MB’s aircrafts.
Berdasarkan Putusan no. 335, pada tanggal 28 April 2009 MB telah mengajukan memori banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sebagai tanggapan, Perseroan juga mengajukan kontra memori banding pada 19 Agustus 2009. Dalam proses banding, Perkara Perdata No 335 telah didaftarkan di bawah No 504/PDT/2009/PT.DKI (“Perkara Banding No 504”).
Based on the Verdict no. 335, on April 28, 2009, MB filed a statement of appeal to the High Court of DKI Jakarta through the District Court of Central Jakarta. As a response, the Company also filed a statement of counter appeal on August 19, 2009. In the appeal process, the Civil Case No. 335 was registered under No. 504/PDT/2009/PT.DKI (“Appeal No. 504”).
Atas Perkara Banding No. 504, pada 21 Januari 2010, Majelis Hakim telah memutuskan untuk menerima tuntutan dari Perusahaan dan dalam Perkara Banding No. 504, MB diwajibkan untuk melakukan pembayaran utangnya kepada Perusahaan.
With regard to the Appeal No. 504, on 21 January 2010, the Panel of Judges decided to accept the claim from the Company and under the Appeal Verdict No. 504, MB was obliged to make the payment to the Company.
Pada tanggal 25 Maret 2010, MB mengajukan permohonan kasasi. Sebagai respons, Perusahaan juga mengajukan Kontra Kasasi yang telah diterima oleh Pengadilan Negari Jakarta Pusat pada tanggal 29 Juli 2010.
On March 25, 2010, MB filed a statement of cassation. As a response, the Company also filed a statement of counter cassation, which was received by the District Court of Central Jakarta on July 29, 2010.
Pada tanggal 21 Juni 2011, Mahkamah Agung telah memutuskan untuk menolak Memori Kasasi MB dan telah diberitahukan secara formal kepada Perusahaan melalui pemberitahuan Mahkamah Agung perkara No. 2923K/PDT/2010 jo. No. 335/PDT.G/2008/PN.JKT.PST pada tanggal 29 Nopember 2011. MB diwajibkan untuk melakukan pembayaran utangnya kepada Perusahaan.
On June 21, 2011, the Supreme Court has decided to reject MB’s cassation and the Cassation Verdict No. 2923K was formally notified to the Company under notification of the Supreme Court Verdict No. 2923K/PDT/2010 jo. No. 335/PDT.G/2008/ PN.JKT.PST on November 29, 2011. MB was obliged to make the payment to the Company.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
149
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Pada tanggal 29 Desember 2011, Perusahaan telah mengajukan permohonan eksekusi Memori Kasasi No. No. 2923K jo. Appeal Verdict No. 504 jo. Verdict No. 335 kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Saat ini, permohonan eksekusi tersebut masih dalam proses.
On December 29, 2011, the Company filed the application for execution of the Cassation Verdict No. 2923K jo. Appeal Verdict No. 504 jo. Verdict No. 335 to the Chairman of the Central District Court. Currently, the execution application is still in process.
Piutang pada PT Adam Skyconnection (dalam pailit)
Receivables to PT Adam Skyconnection (being in bankruptcy proceedings) The Company has submitted its claims to the curator of PT Adam Skyconnection Airline (Adam) which was declared bankrupt under the Judgment No. 26/Pailit/PN.Niaga.Jkt.Pst dated June 9, 2008. As of date of issuance of the financial statements, Adam’s bankruptcy is still in process and the recovery of the Company’s claim could not be determined.
Perusahaan telah mengajukan klaim tagihannya kepada kurator PT Adam Skyconnection Airline (Adam) yang dinyatakan bangkrut berdasarkan Putusan No. 26/Pailit/PN.Niaga.Jkt. Pst tanggal 9 Juni 2008. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, kebangkrutan Adam masih dalam proses dan pemulihan klaim Perusahaan belum dapat ditentukan.
150
Piutang pada PT Mandala Airlines (Mandala dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang/PKPU) PT Mandala Airlines (Mandala) telah mengajukan permohonan Penundaan Pembayaran Utang pada tanggal 13 Januari 2011 ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Hakim telah memberikan Penundaan Pembayaran Utang seperti yang tertuang dalam Judgement No. 01/PKPU/2011/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 17 Januari, 2011.
Receivables to PT Mandala Airlines (Mandala being in Suspension of Debt Payment) PT Mandala Airlines (Mandala) has filed an application for Debt Payment of Suspension on January 13, 2011 to the Commercial Court of the District Court Central Jakarta. The judges granted the Debt Payment Suspension as declared on the Decision No. 01/PKPU/2011/PN.NIAGA.JKT.PST dated January 17, 2011.
Kreditur Mandala telah menyetujui rencana restrukturisasi yang ditawarkan oleh Mandala pada tanggal 24 Pebruari 2011. Mandala akan merestrukturisasi utangnya dengan mengundang investor baru dan mengkonversi utang kreditur dengan saham Mandala.
The creditors of Mandala approved the restructuring plan which was offered by Mandala on February 24, 2011. Mandala will restructure its debt by inviting new investors and converting the creditors’ debts with Mandala’s shares.
Perusahaan sebagai salah satu kreditur Mandala yang piutangnya berjumlah USD 478.069,49 dan Rp 2.494.059 akan menjadi salah satu dari pemegang saham minoritas setelah penyelesaian proses restrukturisasi.
The Company, as one of the creditors of Mandala whose receivables claim amounted to USD 478,069.49 and Rp 2,494,059 will become one of the minority shareholders of Mandala after the completion of the restructuring process.
Laporan Polisi No. Pol: LP/430/VIII/2008/Siaga-III Perusahaan telah dilaporkan oleh Mr Dexter Leopard PT Metro Batavia ( MB) untuk kejahatan terhadap penerbangan dan infrastruktur dan/atau undang-undang perlindungan konsumen ex. Pasal 479 (g) dan/atau Pasal 479 (p) KUHP Indonesia dan/atau Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (“Perkara Pidana”) berdasarkan Laporan Polisi No. Pol: LP/430/VIII/2008/Siaga-III tanggal 5 Agustus 2008 (Laporan Polisi). Kasus Kriminal ini terkait dengan jaminan yang diberikan oleh Perusahaan karena kegagalan mesin CFM56-3C1 dengan nomor serial ESN 857854 milik MB.
Police Report No. Pol: LP/430/VIII/2008/Siaga-III The Company has been reported to the Police by Mr. Dexter Leopard of PT Metro Batavia (MB) for crimes against aviation and infrastructure, and/or Consumer Protection Law Article 479(g), and/or Article 479(p) of Indonesian Criminal Code and/or Article 62 paragraph (1) Law No. 8 of 1999 regarding Consumer Protection (“Criminal Case”) based on the Police Report No. Pol: LP/430/VIII/2008/Siaga-III dated August 5, 2008 (Police Report). The Criminal Case is related to the warranty given by the Company due to engine failure of the engine type CFM56-3C1 with serial Number ESN 857854 owned by MB.
Kasus ini saat ini telah dihentikan dengan alasan kurangnya alat bukti sebagaimana telah diterbitkannya Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).
However, the Criminal Case is currently closed due to lack of evidence, as the Letter of Cessation of Investigation has been issued.
Manajemen berpendapat bahwa tuntutan ganti rugi tersebut tidak berpengaruh material terhadap laporan keuangan dan kegiatan usaha Perusahaan.
The management believes that the claim for damages do not have a material impact on the Company’s financial statements and business activities.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Akses Informasi dan Data Perusahaan Access to Corporate Information and Data
Dalam mengakses informasi maupun data perusahaan, GMF AeroAsia mempunyai beberapa media internal dan eksternal, baik untuk para karyawan maupun publik. Adapun media internal yang dimiliki GMF AeroAsia adalah sebagai berikut:
To provide acccess to the Company’s information and data, GMF AeroAsia maintains a number of internal and external media for the public as well as for its employees. The internal media published by GMF AeroAsia are:
GMF News GMF News yang terbit pada pekan pertama setiap bulannya ini merupakan media komunikasi pegawai GMF AeroAsia. Dengan ketebalan 12 halaman, GMF News memuat berbagai artikel tentang kegiatan Perusahaan dalam kurun waktu satu bulan pada setiap penerbitannya. Kegiatan yang ditampilkan di dalamnya bertujuan memberikan informasi kepada pegawai mengenai perkembangan bisnis Perusahaan.
GMF News Published in the first week of each month, GMF News provides a means of communication for GMF AeroAsia’s employees. GMF News, 12 pages long for each issue, contains various articles on the Company’s activities for the one-month period prior to the issue’s publication. The activities featured in the GMF News are aimed at conveying information to the employees regarding the Company’s business developments.
Sebagai sebuah media internal, GMF News menjadi sarana bagi manajemen untuk mensosialisasikan program kerja, strategi bisnis yang dijalankan, dan target yang harus dicapai oleh Perusahaan dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Setiap informasi dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami oleh seluruh pegawai. GMF News hanya diperuntukkan bagi kalangan terbatas, yakni pegawai GMF AeroAsia dan pegawai pihak ketiga yang menjadi mitra Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
As an internal communication medium, GMF News has become a tool for the management to disseminate information about the Company’s work programs, business strategies, and targets for the short, medium, and long terms. Every bit of information is presented in such a way that are highly comprehensible to all employees. GMF News has a limited circulation, i.e. only among the employees of GMF AeroAsia and the employees of third parties that are partners with the Company in running the business.
GMF Portal Media online khusus bagi kalangan internal GMF AeroAsia ini, menampilkan informasi aktivitas pegawai dan Perusahaan. GMF Portal hanya bisa diakses oleh pegawai yang sudah memiliki username dan password. Media online informasi yang disampaikan di dalam GMF Portal berupa kilasan berita tentang kegiatan Perusahaan dalam rentang waktu satu sampai dua hari sebelum penayangan berita.
GMF Portal This online medium available only internally for GMF AeroAsia’s employees feature information on the employees’ as well as the Company’s activities. GMF Portal is accessible only by those employees who have obtained a username and a password. The information presented through GMF Portal consists of news overvies about the Company’s activities within one or two days prior to the news broadcast.
GMF Portal dirancang sebagai media komunikasi dua arah, karena pegawai bisa langsung berinteraksi atau memberi masukan untuk berita yang disampaikan dalam GMF Portal pada hari yang sama. Pegawai juga mendapat ruang untuk menyampaikan aspirasi atau gagasan tentang salah satu topik yang berada di dalam portal tersebut.
GMF Portal is designed as a two-way communication medium that enables the employees to interact directly or provide input for the news cast through it on the same day. The employees are also given the chance to convey their aspirations and ideas regarding any of the topics discussed in the portal.
Meski sama-sama menampilkan informasi kegiatan Perusahaan, materi tulisan dalam GMF Portal dirancang lebih ringan daripada GMF News, sesuai dengan karakter pembaca media online. Pembahasan tentang satu topik dalam GMF Portal berbeda dengan pembahasan di GMF News yang lebih menekankan pendalaman suatu tema. Dalam sehari dua buah berita diunggah ke GMF Portal.
Although both display information on the Company’s activities, articles in GMF Portal are by nature lighter and easier to read than those in GMF News, in accordance with the characteristics of online media viewers. Discussions on any topic in the GMF Portal are presented differently from those featured in the GMF News, which coverage of any particular theme or issue tends to be more in depth. Every day, two news pieces are uploaded to the GMF Portal.
Penity Penity merupakan buletin yang diterbitkan oleh unit Quality Assurance & Safety yang secara khusus membahas masalah safety dalam industri penerbangan. Media bulanan setebal 12 halaman ini diterbitkan sebagai salah satu sarana mendorong
Penity Penity is a bulletin published by the Quality Assurance & Safety unit to especially address issues of safety in the aviation industry. This 12-page monthly publication serves as a means to encourage the improvement of safety in line with the
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
151
GMF AeroAsia Challenge to Growth
152
peningkatan safety seiring dengan kewajiban dalam mengimplementasikan Safety Management System (SMS) bagi operator dan repair station sejak 1 Januari 2009.
duty of operators and repair stations to implement the Safety Management System (SMS) starting from January 1, 2009.
Topik pembahasan dalam Penity tidak hanya terbatas pada kejadian-kejadian yang terjadi di GMF AeroAsia, tapi juga industri penerbangan secara luas. Seluruh kejadian dalam industri aviasi dunia yang berhubungan dengan safety dibahas dalam media ini. Hal ini bertujuan agar kejadian yang pernah terjadi tersebut dapat dijadikan pembelajaran bagi pegawai GMF AeroAsia. Sementara pembahasan yang terjadi di lingkungan GMF AeroAsia diharapkan mampu mendorong pegawai Perusahaan untuk lebih waspada terhadap masalah safety yang menjadi faktor terpenting dalam industri penerbangan.
Topics discussed in Penity are however not only restricted to the events occurring at GMF AeroAsia, but also on a wider scope, i.e. industrywide and globally. Events in the global aviation industry that pertains to safety are featured in this bulletin, so that such events may provide lessons to be learned by all employees of GMF AeroAsia. Meanwhile, discussions on the events happening within GMF AeroAsia are aimed at strengthening the Company’s employees to be more alert on safety issues, as safety is by all measures the most important factor in the aviation industry.
Buletin Frontline Maintenance Buletin Frontline Maintenance yang diterbitkan sejak tahun 2010 merupakan media untuk memperkaya pengetahuan manajerial pegawai GMF AeroAsia. Selain untuk memperkaya pengetahuan manajerial, buletin yang diterbitkan setiap bulan ini juga turut menjadi media penyebaran budaya Perusahaan agar dapat meningkatkan etos kerja para pegawai.
Frontline Maintenance Bulletin The Frontline Maintenance Bulletin, published since 2010, is a medium that is aimed at enriching the managerial knowledge of the employees of GMF AeroAsia. Aside from serving this specific purpose, the monthly bulletin also serves as a medium for the effective dissemination of the Company’s culture, helping to enhance the work ethic of the employees.
Buletin Line-Ops Diterbitkan sejak 2010, buletin ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pegawai khususnya yang bekerja di bagian operasional perawatan pesawat. Penerbitan buletin ini merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja pegawai yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja Perusahaan. Buletin ini tidak hanya menampilkan pengetahuan secara teknis dan teoritis, akan tetapi juga menampilkan kasus-kasus nyata yang terjadi dalam kegiatan operasional sehari-hari serta cara troubleshoot di unit-unit produksi sesuai manual yang berlaku.
Line-Ops Bulletin Published since 2010, this bulletin aims to improve and expand the employees’ understanding and knowledge especially on the operational aspect of aircraft maintenance. This bulletin is published with a purpose in mind, that is to improve the performance of the employees, which in turn will help improve the Company’s performance. Not only that this bulletin provides technical and theoretical knowledge, it also features real life cases that occur during operational activities every day, and troubleshooting methods for different production units according to the prevailing manual.
Selain kelima media internal tersebut, GMF AeroAsia juga menggunakan media eksternal sebagai upaya untuk memberikan informasi dan data Perusahaan ke publik. Adapun media eksternal yang dimiliki GMF AeroAsia adalah sebagai berikut:
Aside from the five internal media, GMF AeroAsia also employs external media as a means to convey information and data regarding the Company to the public. These external media utilized by GMF AeroAsia are:
Website Media online yang ditujukan untuk publik ini memuat berbagai informasi dan data mengenai GMF AeroAsia. Bernamakan www.gmf-aeroasia.co.id, website ini berisi mengenai produk layanan, berita, press release, dan informasi penting lainnya yang ditujukan untuk seluruh pemangku kepentingan.
Website This online medium is directed at the public and contains a wealth of information and data regarding GMF AeroAsia. With the URL www.gmf-aeroasia.co.id, this website features the Company’s products and services, news, press releases, and other important information for all stakeholders.
Press Release GMF AeroAsia secara rutin mengirimkan press release kepada media untuk segera disebarluaskan. Penyebaran
Press Release GMF AeroAsia regularly publishes and distributes press releases to the media for immediate release. This method of
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
informasi melalui press release merupakan salah satu cara bagi GMF AeroAsia dalam menyajikan berita atau informasi terkini dan teraktual mengenai kejadian yang terjadi di Perusahaan.
information dissemination, that is, through press release, is one of the ways GMF AeroAsia communicates the latest news and information related to itself or its activities to the general audience.
Interaksi GMF AeroAsia dengan para pemangku kepentingan dapat digambarkan sebagai berikut :
The interactions of GMF AeroAsia with all its stakeholders can be illustrated by the following graph :
Eksternal
Identitas Korporasi Nilai-nilai Inti
Umpan Balik
Strategi Komunikasi
Pelanggan
Hub Publik
Karyawan Komunikasi Internal
Umpan Balik
Identitas Korporasi di mata karyawan
Duta Diri
Antar Muka Citra
Falsafah Perusahaan
Pemegang Saham Mitra Usaha Pemerintah dan Otoritas Komunitas Keuangan Pesaing
Work Output
Pers & Media Sikap Mental
Serikat karyawan Umpan Balik
Produk dan Layanan
Para pemangku kepentingan dan kriteria kepuasan masingmasing adalah sebagai berikut :
Hub Pemasaran
Publik
The Company’s stakeholders and their satisfaction criteria are as follows :
Pemangku Kepentingan Stakeholders
Kriteria Kepuasan Satisfaction Criteria
Pelanggan Customer
Kualitas pelayanan dan produk Quality of products and services
Karyawan Employees
Kepuasan Kerja Work satisfaction
Pemegang Saham Shareholders
Shareholder value, Perkembangan usaha dan GCG Shareholder value, business development, and GCG
Mitra Usaha Business Partners
Transaksi yang memuaskan dan kelangsungan kerjasama Satisfactory transactions and sustainable partnerships
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
153
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Pemangku Kepentingan Stakeholders
154
Kriteria Kepuasan Satisfaction Criteria
Pemerintah dan Otoritas Government and Authorities
Kepatuhan pada hukum dan kontribusi dalam pembangunan Compliance to law and contributions to national development
Komunitas Keuangan Financial Communities
Keamanan, Kenyamanan, ROI, Independensi, Return, Payment, dan Risk Bearing Ability Security, convenience, ROI, independence, Return, Repayment, and Risk Bearing Ability
Pesaing Competitors
Persaingan yang sehat Healthy competition
Pers dan Media Press & Media
Keterbukaan Informasi Information disclosure
Serikat Karyawan Labor Unions
Perlakuan yang adil dan wajar Fair and decent treatment
Public Public
Manfaat bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan Benefits to society and environmental preservation
Nilai-nilai GMF AeroAsia kepada para pemangku kepentingan:
Values of GMF AeroAsia for its stakeholders :
1. Pelanggan a. Berusaha untuk mudah dihubungi. b. Mengerjakan segala sesuatu dengan menunjukkan itikad baik terhadap semua kesepakatan. c. Menjamin kualitas produk dan layanan dengan kewajaran. d. Menjamin kewajaran dalam penetapan harga. e. Menjamin kewajaran dalam penyediaan layanan purna jual berkelas dunia.
1. Customers a. Approachable and easy to contact b. Performing everything by demonstrating goodwill in the execution of all agreements. c. Ensuring the quality of products and services to a reasonable degree. d. Ensuring fairness in determining prices. e. Ensuring fairness in providing world-class after-sales service.
2. Karyawan a. Memberikan penghargaan yang menumbuhkan semangat dan sanksi yang mendidik berdasarkan kinerja atau performa dan kontribusinya terhadap Perusahaan. b. Menempatkan insan GMF AeroAsia sesuai dengan komposisi dan kompetensi, untuk tercapainya tujuan Perusahaan. c. Membangun hubungan industrial dan komunikasi yang baik serta saling menguntungkan di antara insan GMF dan Perusahaan. d. Memiliki komitmen dalam mencapai keselarasan tujuan individu dan Perusahaan. e. Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pengembangan kompetensi diri dalam setiap peran dan tanggung jawab.
2. Employees a. Providing rewards that foster their spirit and sanctions that are instructive in nature, based on each performance and contribution to the Company.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
b. Placing employees of GMF AeroAsia to the jobs that take into account the workforce composition and competence, in order to achieve the Company’s objectives. c. Establishing a good and mutually beneficial industrial relation and communication between GMF employees and the Company. d. Upholding the commitment to achieving the harmony between individual and corporate objectives. e. Providing the opportunity for employees to develop their competence through their roles and responsibilities.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
f. Memberikan rasa aman dan melindungi kepentingan insan GMF AeroAsia dalam melaksanakan tugas sesuai ketentuan yang berlaku.
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
f. Providing a sense of security and protecting all employees throughout the execution of their duties according to the prevailing regulations.
3. Pemegang Saham a. Menjaga investasi dan menjamin tingkat pendapatan yang wajar terhadap nilai pemegang saham, seperti tingkat laba, tingkat pertumbuhan dan kepentingan lain dari pemegang saham sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. b. Menciptakan dan mengembangkan peluang bisnis guna meningkatkan kemajuan Perusahaan. c. Menerapkan dengan sungguh-sungguh prinsip tata kelola Perusahaan yang baik. d. Mengelola keuangan dengan hati-hati dan bijaksana serta mengacu kepada kaidah akuntansi dan keuangan yang berlaku umum.
3. Shareholders a. Safeguarding the investment and ensuring a fair rate of return to the shareholders, as demonstrated by, among others, profitability, growth rate, and protecting other interests of the shareholders, according to the prevailing rules and regulations. b. Creating and developing business prospects to enhance the Company’s growth. c. Sincerely implementing the principles of good corporate governance. d. Managing finances in a prudent and cautious manner with respect to the prevailing accounting and financial standards.
4. Mitra Usaha a. Melakukan perikatan bisnis yang jelas dan saling menguntungkan secara tertulis hanya dengan mitra usaha yang resmi dan memiliki reputasi yang baik. b. Menjaga kualitas hubungan dengan mitra usaha dan tidak melakukan kerjasama yang dapat merugikan Perusahaan, pelanggan maupun masyarakat. c. Menghargai kerjasama bisnis yang jujur, terbuka, dan saling menguntungkan. d. Tidak akan berbisnis dengan mereka yang secara sadar dan terus-menerus bertentangan dengan semangat etika bisnis GMF AeroAsia. e. Memelihara komunikasi yang baik dengan pemasok atau rekanan sebagai mitra yang berperan menjamin ketersediaan pasokan barang atau jasa yang dibutuhkan untuk kelancaran operasi Perusahaan. f. Memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh pemasok dan rekanan. g. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa secara transparan dan sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Business Partners a. Establishing clearly defined and mutually beneficial business contracts only with well-acknowledged and legal business entities. b. Maintaining the quality of relationships with business partners and not entering into any agreement that would harm the Company, its employees, or the public. c. Honoring all business agreements which are conducted honestly, openly, and for mutual interest. d. Not doing business with entities that are openly and continuously at odds with the business spirit and ethics of GMF AeroAsia. e. Maintaining good communication with suppliers and partners whose roles are important in ensuring the supply of goods and services required by the Company to ensure its business operations. f. Treating all suppliers and partners equitably and fairly. g. Procuring goods and services in a transparent and compliant manner.
5. Pemerintah dan Otoritas a. Mematuhi dan mendukung peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan operasi Perusahaan termasuk di dalamnya ketaatan terhadap pembayaran pajak, retribusi, masalah ketenagakerjaan dan lingkungan hidup. b. Senantiasa patuh terhadap hukum dan aturan yang disyaratkan oleh Otoritas dalam rangka terjaminnya kelaikan udara. c. Menyediakan gambaran akurat, jelas, dan berimbang mengenai operasional Perusahaan. d. Mendukung program nasional maupun regional khususnya di bidang teknologi, pendidikan, sosial ekonomi, dan budaya. e. Berkomitmen untuk melakukan komunikasi yang terbuka dan jujur dalam rangka membangun hubungan yang harmonis sehingga setiap kebijakan Pemerintah dapat diantisipasi dengan baik demi kemajuan dan kelangsungan Perusahaan.
5. Government and Authorities a. Obeying and supporting all rules and regulations germane to the Company’s operations, including being compliant in terms of the payments of taxes and retributions as well as in the aspects of labor and environment. b. Obeying the laws and regulations set forth by the pertinent Authorities at all times in order to maintain and ensure airworthiness. c. Providing a clear, concise and balanced view of the Company’s operations. d. Supporting national and regional programs especially in technology, education, social economy, and culture. e. Committed to conducting an open and honest communication in order to establish a harmonious relationship with the Government, so that all governmental policies can be well anticipated, to ensure the Company’s business growth and sustainability. Laporan Tahunan 2011 Annual Report
155
GMF AeroAsia Challenge to Growth
156
6. Komunitas Keuangan a. GMF AeroAsia bertekad untuk menyampaikan kinerja keuangan dan usaha GMF AeroAsia secara akurat, tepat waktu, jelas dan wajar kepada komunitas keuangan tanpa diskriminasi. b. Tidak akan menyembunyikan informasi penting. c. Menjamin kebebasan auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar profesi dan kode etik. d. Melakukan pinjaman dengan kreditur resmi dan memiliki reputasi baik serta tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Perusahaan. e. Mengelola dana pinjaman secara efektif sesuai peruntukannya. f. Menuangkan kesepakatan dalam dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan. g. Memberikan informasi keadaan Perusahaan dengan jujur kepada kreditur dan bank. h. Mengupayakan keamanan terhadap investasi yang dilakukan oleh investor. i. Mengupayakan pemenuhan tingkat pengembalian investasi secara optimal.
6. Financial Communities a. GMF AeroAsia is determined to submit the reports on its financial performance and business endeavors in an accurate, timely, clear and fair manner to financial communities indiscriminately. b. Preventing material information from being hidden. c. Ensuring auditors’ liberty in carrying out their duties according to their professional standards and code of conduct. d. Borrowing only from legally-acknowledged creditors with prime reputation and no conflict of interest with the Company. e. Managing loans effectively according to their respective purposes. f. Setting forth all agreements in writing to be mutually beneficial and carried out with goodwill. g. Providing information on the Company’s conditions to creditors and banks honestly. h. Striving to ensure the security of the funds entrusted in the Company by investors. i. Striving to obtain an optimal rate of return of investment.
7. Pesaing a. Menghargai persaingan yang sehat dan beretika, serta menjadikan perusahaan lainnya sebagai pembanding guna meningkatkan kinerja Perusahaan. b. Menghormati keberadaan seluruh pesaing dan menjaga hubungan baik dan saling menghormati.
7. Competitors a. Honoring all ethical and healthy competitions and making other relevant companies as comparison in order to improve the Company’s performance. b. Honoring the existence of all competitors and maintaining good and decent relation with them.
8. Pers dan Media a. Menyediakan informasi yang relevan dan akurat tentang Perusahaan bagi media massa dengan tetap mengacu kepada ketentuan yang berlaku. b. Tidak melayani wartawan atau media massa yang melakukan aktivitas untuk kepentingan pribadi atau yang bertentangan dengan undang-undang pokok tentang pers.
8. Press & Media a. Providing relevant and accurate information as regards the Company for the media by referring to the prevailing regulations. b. Not serving journalists or media whose activities are aimed at serving their own interests or those opposing the laws of the press.
9. Serikat Karyawan a. Menempatkan serikat karyawan sebagai mitra Perusahaan dalam upaya mencapai tujuan Perusahaan demi terciptanya hubungan industrial yang dinamis dan harmonis. b. Memperhatikan secara sungguh-sungguh aspirasi serikat karyawan yang ada. c. Tidak melayani perwakilan atau pihak yang mengatasnamakan serikat karyawan yang melakukan aktivitas pribadi atau bertentangan dengan hukum dan etika. d. Memberikan informasi yang relevan tentang kebijakan dan aktivitas Perusahaan secara terbuka kepada serikat karyawan dalam mendukung kemajuan Perusahaan.
9. Labor Unions a. Placing the labor unions as the Company’s partners in the aim to achieve the Company’s objectives and establish a dynamic and harmonious industrial relation.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
b. Paying close attention to the labor unions’ aspirations. c. Not serving representatives or parties that act in behalf of labor unions that serve their own interests or those opposing the prevailing laws and ethics. d. Providing relevant information regarding the Company’s policies and activities openly to the labor unions, with an aim to support the Company’s growth.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
10. Publik a. Berusaha mewujudkan manfaat yang saling menguntungkan dalam mendorong terciptanya pemberdayaan masyarakat, terutama pada hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dan pendidikan. b. Mendukung dan mendorong para pegawai untuk berkontribusi secara aktif demi terciptanya kesejahteraan masyarakat. c. Menjaga hubungan yang kondusif dan harmonis dengan masyarakat sekitar. d. Menerima dan memanfaatkan tenaga kerja dengan memperhatikan potensi masyarakat sekitar, operasional Perusahaan tanpa mengabaikan kualifikasi yang dibutuhkan. e. Mengalokasikan tenaga dan dan untuk pengembangan mitra binaan dan lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku serta melakukan evaluasi terhadap keberhasilan mitra binaan dengan membuat sistem pelaporan. f. Dalam setiap aktivitas Perusahaan melalui sistem manajemen lingkungan selalu memperhatikan dan menjaga kelestarian alam dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
10. Public a. Striving to create mutual benefits that support the empowerment of the society, especially programs that are related to health and education. b. Supporting and encouraging employees to actively contribute to the empowerment of the society. c. Maintaining a conducive and harmonious relationship with the surrounding communities. d. Developing and utilizing the workforce by taking into account the surrounding communities’ potentials for the Company’s operations, with respect to the required qualifications. e. Allocating the effort and developing the environment as well as development partners according to the prevailing regulations as well as continuously tracking and evaluating the development partners’ success through the establishment of a reporting system. f. In all its activities, the Company, by means of an environmental management system, is paying attention to and preserving the environment while minimizing its negative impacts on the environment.
Etika dan Komitmen Perusahaan Company Ethics and Commitments
Etika Perusahaan Company Ethics Nilai-nilai Inti GMF AeroAsia
GMF AeroAsia’s Core Values
Dalam menerapkan dan mempraktikkan bisnis sehari-hari, tahun 2011 GMF AeroAsia memberlakukan pedoman perilaku (Code of Conduct) sesuai dengan keputusan Direktur Utama Nomor DT/KEP/501/2011 tentang Pemberlakukan dan Penerapan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) Pada PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia.
Through its daily business operations, in 2011 GMF AeroAsia enacted the Code of Conduct in accordance with the Decree of the President Director No. DT/KEP/501/2011 on the Enacment and Implementation of the Code of Conduct in PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia.
Nilai-nilai inti budaya Perusahaan GMF AeroAsia yang disebut sebagai ”GMF Values“ merupakan landasan etika yang harus diikuti oleh seluruh insan GMF AeroAsia dalam melaksanakan tugas dan berinteraksi dengan para pemangku kepentingan.
The core values of GMF AeroAsia, also referred to as “GMF Values”, serve as the ethical foundation which must be followed by every personnel of GMF AeroAsia in performing their tasks and in interacting with stakeholders.
Adapun falsafah GMF AeroAsia dalam menjalankan misi Perusahaan adalah sebagai berikut:
GMF AeroAsia’s philosophy in carrying out its mission is as follows:
• Kehormatan Manusia diciptakan Tuhan YME sebagai mahluk paling mulia dan terhormat maka selayaknya sebagai sesama
• Honor The God Almighty created human beings as the most noble and honored of all beings, thus, rightfully, as human
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
157
GMF AeroAsia Challenge to Growth
manusia kita saling memuliakan dan refleksinya adalah kehormatan ditujukan kepada orang lain dan kepada organisasi dimana kita berkiprah.
158
beings, we should honor each other, and this should be reflected by the respect we extend to other people and to the organizations which we are involved in.
• Disiplin Merupakan cerminan dari kesadaran diri untuk selalu patuh dan menjaga seluruh keteraturan yang sudah ada maupun yang akan ada.
• Discipline As a reflection of self-awareness, we must obey and uphold the existing and future states of order.
• Perbaikan Terus-Menerus Merupakan cerminan dari kesadaran diri bahwa manusia adalah makhluk tidak sempurna, maka refleksinya adalah harus senantiasa optimis karena apapun yang telah dikerjakan masih berpeluang untuk menjadi lebih baik.
• Continuous Improvement As a reflection of our self-awareness that human beings are not perfect, and therefore we must always be optimistic because whatever that has been done still has the potential to be improved.
Pedoman nilai-nilai inti dan komitmen GMF AeroAsia didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau aturan perilaku yang bertujuan membantu membedakan yang benar dan yang salah. Pedoman ini tersusun atas nilai-nilai inti yang menjabarkan dasar perilaku berbisnis dan bekerja yang merefleksikan kepercayaan, proritas, dan prinsip yang dianut. Nilai-nilai inti GMF AeroAsia terbagi menjadi lima, yakni:
The guidelines of GMF AeroAsia’s core values and commitment are defined as a set of principles or code of conducts that aim to help distinguish between right and wrong. These guidelines are developed on the core values that outline the basic business and work behavior which also reflect the beliefs, priorities, and principles of the organization. There are five core values of GMF AeroAsia, namely:
• Concern for People Insan GMF AeroAsia harus saling menghargai, peduli, dan memberi kesempatan serta membangun hubungan yang tulus dan saling percaya antar insan GMF melalui sistem perekrutan, penempatan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM secara terbuka, adil, obyektif, dan proporsional.
• Concern for People GMF AeroAsia’s personnel show mutual respect, care about each other, and provide opportunities as well as develop trusting relationships with each other through the system of recruitment, placement, development, and empowerment of human resources that is open, fair, objective and proportional.
• Integrity Insan GMF AeroAsia memiliki ketulusan dan kelurusan hati, yang diekspresikan melalui satunya kata dengan perbuatan dalam menerapkan nilai-nilai, etika bisnis dan profesi serta peraturan Perusahaan secara konsisten meskipun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya, sehingga dapat dipercaya.
• Integrity GMF AeroAsia’s personnel have sincere and honest hearts, expressed both in words and actions in the implementation of values, profession and business ethics, as well as the Company’s regulations in a consistent manner even in adversity, and therefore they can be trusted.
• Professional Insan GMF AeroAsia harus piawai dan sungguh-sungguh dalam menuntaskan tugas sesuai standar teknis, bisnis , dan etika yang telah ditentukan.
• Professional GMF AeroAsia’s personnel are proficient and sincere in accomplishing the tasks and also in accordance with the technical, business, and ethical standards that have been established.
• Teamwork Insan GMF AeroAsia harus senantiasa bekerjasama secara kompak yang dilandasi oleh rasa saling menghormati, saling memahami fungsi dan peran masing-masing agar dapat menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas dengan memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan Perusahaan.
• Teamwork GMF AeroAsia’s personnel always work together based on mutual respect, and have an understanding on the functions and roles of each individual in order to fully complete the tasks by harnessing all available resources to achieve the Company’s objectives.
• Customer Focused Insan GMF AeroAsia harus senantiasa melakukan segala upaya dan tindakan untuk memenuhi kebutuhan bahkan lebih dari yang diharapkan pelanggan, secara tulus dan penuh semangat.
• Customer Focused GMF AeroAsia’s personnel always make the effort to meet the needs and even surpass the customers’ expectations with sincerity and enthusiasm.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Dalam menjalankan kelima nilai tersebut, GMF AeroAsia menetapkan aturan Do’s and Dont’s, sebagai berikut:
In implementing the above five values, GMF AeroAsia has established the following Do’s and Dont’s:
• Concern for People Insan GMF AeroAsia harus: 1. Memberikan penghargaan yang menumbuhkan semangat dan sanksi yang mendidik berdasarkan kinerja dan kontribusinya terhadap Perusahaan. 2. Memberikan pujian dan apresiasi kepada insan GMF yang telah bekerja dengan baik. 3. Menempatkan insan GMF sesuai dengan komposisi dan kompetensi, untuk tercapainya tujuan Perusahaan. 4. Membangun hubungan industrial dan komunikasi yang baik serta saling menguntungkan diantara insan GMF dan Perusahaan. 5. Memiliki komitmen dalam mencapai keselarasan tujuan individu dan Perusahaan. 6. Mendukung pengembangan kompetensi sesama insan GMF. 7. Memberikan rasa aman dan melindungi kepentingan insan GMF dalam melaksanakan tugas sesuai ketentuan yang berlaku.
• Concern for People GMF AeroAsia’s personnel must: 1. Give rewards that foster enthusiasm and sanctions that are educational, based on the performance of each employee and their contribution to the Company. 2. Give praise and appreciation to GMF personnel who have performed well. 3. Assign employees in accordance with their competence and composition, in order to achieve the objectives of the Company. 4. Build industrial relations and good communication with mutual benefits between GMF personnel and the Company. 5. Be committed to achieving the harmony of individual goals and the Company’s goals. 6. Support the competency development of GMF personnel. 7. Provide security and protect the interests of GMF personnel in performing their duties in accordance with applicable regulations.
Insan GMF AeroAsia tidak diperkenankan: 1. Penilaian, pengembangan dan promosi diberikan kepada insan GMF dengan hanya mempertimbangkan faktor kedekatan dan masa kerja. 2. Membiarkan dan mengabaikan keluhan pegawai. 3. Menganggap biasa dan mengabaikan pendapat, gagasan, atau keberhasilan bawahan, sesama rekan kerja, dan atasan. 4. Bertindak ceroboh. 5. Menjalankan pengembangan SDM tanpa proses yang jelas. 6. Membiarkan suasana dan kondisi yang buruk, tidak aman dan nyaman dalam bekerja. 7. Mengabaikan rasa hormat kepada atasan, sesama rekan kerja, dan bawahan.
GMF AeroAsia’s personnel are not allowed: 1. To conduct assessments and trainings and to grant promotions to GMF personnel on the sole basis of close relationship and tenure. 2. To ignore and neglect employees’ complaints. 3. To underestimate issues and ignore the opinions, ideas, or successes of subordinates, colleagues, and superiors. 4. To be careless. 5. To conduct HR development programs without a clearly defined process. 6. To leave the environment and condition at a bad state, that is unsafe and uncomfortable working conditions. 7. To disrespect their superiors, fellow colleagues, and subordinates.
• Integrity Insan GMF AeroAsia harus: 1. Memegang teguh dan selalu menepati janji. 2. Tetap bekerja baik dan benar walau tanpa diawasi. 3. Berani menyampaikan kebenaran secara etis didasarkan pada nilai-nilai Perusahaan. 4. Berani mengakui kekurangan diri, seraya melakukan upaya perbaikan nyata. 5. Mematuhi dan menjalankan etika bisnis dan profesi, serta regulasi dan prosedur. 6. Menghindari peluang terjadinya benturan kepentingan antara pribadi dan Perusahaan. 7. Menghadapi tantangan kerja dengan kesungguhan hati dan ikhlas.
• Integrity GMF AeroAsia’s personnel must: 1. Always uphold and keep their promises. 2. Continue to perform excellently even when not under supervision. 3. Be brave to tell the truth in an ethical manner based on the Company’s values. 4. Be brave in admitting weaknesses, while at the same time striving for real improvements. 5. Apply and obey business and professional codes of conduct, as well as regulations and procedures. 6. Avoid the possibility of conflict of interest between individual interest and the Company’s interest. 7. Face the challenges at work with determination and sincerity.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
159
GMF AeroAsia Challenge to Growth
160
Insan GMF AeroAsia tidak diperkenankan: 1. Berbohong dan berbuat curang. 2. Ceroboh dalam bekerja maupun penggunaan aset Perusahaan. 3. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan. 4. Menyembunyikan masalah dan fakta. 5. Acuh tak acuh terhadap kondisi Perusahaan. 6. Menyalahgunakan wewenang dan kepercayaan yang diberikan. 7. Menghindari tantangan kerja dan tanggungjawab.
GMF AeroAsia’s employees are not allowed: 1. To lie and cheat. 2. To be careless at work and in using the Company’s assets. 3. To hesitate in taking decisions. 4. To hide problems and facts. 5. To be careless with respect to the Company’s condition. 6. To abuse authority and trust. 7. To avoid challenges at work and responsibilities.
• Professional Insan GMF AeroAsia harus: 1. Bekerja sesuai prosedur, peraturan dan spesifikasi yang berlaku. 2. Disiplin dan sepenuh hati dalam berpikir dan bekerja. 3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan diri sendiri dan orang lain secara berkelanjutan. 4. Inovatif dalam mengembangkan gagasan baru agar Perusahaan selalu memiliki daya saing yang tinggi. 5. Dapat dipercaya, jujur dan loyal terhadap profesi. 6. Gigih dalam bekerja dan senantiasa berupaya menjadi bagian dari solusi. 7. Memanfaatkan teknologi informasi dalam bekerja dan mengikuti perkembangannya.
• Professional GMF AeroAsia’s Personnel must: 1. Work according to applicable procedures, regulations and specifications. 2. Demonstrate discipline and determination when thinking and working. 3. Continuously improve knowledge and skills for ourselves and others. 4. Be innovative in creating new ideas so that the Company remains highly competitive. 5. Be trustworthy, honest and loyal to the profession. 6. Be hard working and always strive to be part of the solution. 7. Utilize information technology for work and follow its developments.
Insan GMF AeroAsia tidak diperkenankan: 1. Melanggar prosedur dan peraturan termasuk mengabaikan tertib administrasi. 2. Menggunakan sumber daya misalnya peralatan kerja dan material, yang tidak sesuai fungsi dan peruntukannya. 3. Enggan melakukan perbaikan secara terus menerus. 4. Menolak kritik, input, dan ide dari orang lain. 5. Khianat dan menyia-nyiakan amanah. 6. Lalai dalam menjaga rahasia Perusahaan. 7. Berperilaku boros.
GMF AeroAsia’s personnel are not allowed: 1. To violate procedures and laws, as well as to ignore administrative regulations. 2. To utilize resources such as work equipments and materials without regard to their functions and purposes. 3. To be reluctant in making continuous improvements. 4. To reject criticisms, advices, and ideas from others. 5. To be treacherous and to disregard the given mandate. 6. To be ignorant in keeping the Company’s secrets. 7. To be wasteful.
• Teamwork Insan GMF AeroAsia harus: 1. Saling percaya, menghormati, dan menghargai. 2. Menjadi bagian dari penyelesaian masalah dan fokus pada “apa” bukan “siapa” dalam menyelesaikan masalah. 3. Memberikan dukungan dan memberdayakan orang lain. 4. Mendukung dan mensukseskan keputusan yang telah diambil. 5. Berbagi informasi yang relevan dan bermanfaat diantara anggota tim. 6. Mau mendengarkan dan menerima masukan orang lain dalam derajat kesetaraan berpikir. 7. Saling memberikan manfaat.
• Teamwork GMF AeroAsia’s personnel must: 1. Show mutual trust, respect, and appreciation. 2. Be part of the solution and focus on “what” instead of “whom” in solving the problem. 3. Provide support to and empower others. 4. Support the decisions that have been made. 5. Share relevant and useful information among team members. 6. Be willing to listen and accept inputs from others with similar capacity for thought. 7. Be useful for each other.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Insan GMF AeroAsia tidak diperkenankan: 1. Melempar tanggungjawab dan menyalahk an pihak lain. 2. Berselisih paham yang menimbulkan kontra produktif. 3. Melanggar kesepakatan tim. 4. Berperilaku egois secara individual maupun kelompok. 5. Saling menjatuhkan dan melemahkan sesama anggota tim. 6. Hanya menjadi “penonton”. 7. Suka membuat masalah.
GMF AeroAsia’s personnel are not allowed: 1. To pass on responsibility to someone else and blame others. 2. To engender dispute that makes it counter-productive for the Company. 3. To violate team agreements. 4. To act selfishly, either individually or in a group. 5. To knock each other down and undermine fellow team members. 6. To act merely as a “spectator”. 7. To make trouble all the time.
• Customer Focused Insan GMF AeroAsia harus: 1. Memperlakukan pelanggan dengan ramah, sopan, dan santun. 2. Memberikan informasi yang sesuai dan benar kepada pelanggan. 3. Mudah dihubungi dan cepat tanggap. 4. Membina komunikasi dan hubungan yang baik dengan pelanggan. 5. Membangun suasana pelayanan yang berkualitas di lingkungan Perusahaan. 6. Memenuhi komitmen yang telah disepakati. 7. Memberikan layanan prima yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
• Customer Focused GMF AeroAsia’s personnel must: 1. Treat customers in a friendly, polite, and courteous manner. 2. Provide appropriate and accurate information to customers. 3. Reachable and responsive. 4. Foster communication and good relations with customers. 5. Establish a quality service environment within the Company. 6. Fulfill the agreed commitments. 7. Provide excellent service tailored to the customers’ needs.
Insan GMF AeroAsia tidak diperkenankan: 1. Menghindari pelanggan pada saat diperlukan. 2. Membocorkan rahasia Perusahaan dan pelanggan kepada pihak lain. 3. Memberikan layanan dan produk dengan kualitas yang buruk. 4. Membeda-bedakan standar layanan kepada pelanggan. 5. Emosional dalam menghadapi pelanggan. 6. Ingkar janji. 7. Pasif dan tidak mau memberikan solusi.
GMF AeroAsia’s personnel are not allowed: 1. To avoid customers when they are needed. 2. To leak confidential information on the Company and of its customers to other parties. 3. To provide services and products with unacceptable quality. 4. To discriminate in terms of the standards of service rendered to customers. 5. To act emotionally in dealing with customers. 6. To break a promise. 7. To be passive and unwilling to provide a solution.
Komitmen Perusahaan
Company Commitment
Komitmen GMF adalah pedoman internal Perusahaan yang berisikan sistem nilai dan mendasari etika bisnis, etika kerja, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan Perusahaan bagi insan GMF AeroAsia dalam menjalankan bisnis dan aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan para pemangku kepentingan.
GMF’s commitment is the Company’s internal guideline that consists of the value system and the underlying business ethics, work ethics, as well as the enforcement of regulations for every GMF AeroAsia personnel in conducting their business and other activities as well as in interacting with stakeholders.
Komitmen dalam berinteraksi dengan para pemangku kepentingan menjadi perhatian utama Perusahaan dan menjadi bagian dari etika bisnis Perusahaan dalam menciptakan nilai tambah (value creation) tidak saja bagi Perusahaan tetapi juga bagi para pemangku kepentingan.
The commitment in interacting with stakeholders is a major concern of the Company and has become a part of the Company’s business ethics in creating added value, not only for the Company but also for its stakeholders.
GMF AeroAsia mengembangkan etika bisnis dengan standar yang tinggi dan memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingan termasuk kriteria kepuasannya.
GMF AeroAsia has developed its business ethics with high standards and gives attention to the interests of stakeholders including the criteria for satisfaction.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
161
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Implementasi Etika Bisnis Perusahaan Implementation of Company Ethics
162
Perusahaan:
Company:
a. Komisaris bertanggungjawab atas dipatuhinya Nilai-Nilai Inti & Komitmen GMF (GMF Code of Conduct) di lingkungan Perusahaan dibantu oleh komite GCG. b. Direksi bertanggung jawab atas penerapan Nilai-Nilai Inti & Komitmen GMF (GMF Code of Conduct) di lingkungan Perusahaan. c. Vice President, General Manager, Pejabat setingkat General Manager, Manager dan Pejabat setingkat Manager bertanggungjawab atas penerapan Nilai-Nilai Inti & Komitmen GMF (GMF Code of Conduct) di lingkungan unit kerjanya masing-masing. d. Setiap insan GMF AeroAsia menerima satu salinan Nilai-Nilai Inti & Komitmen GMF (GMF Code of Conduct) dan menandatangani formulir Pernyataan Kepatuhan sebagai pernyataan bahwa bersangkutan telah memahami dan dapat menerima sepenuhnya serta akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai dan semangat yang tercermin di dalam Pedoman ini, yang selanjutnya didokumentasikan. e. Formulir Pernyataan Kepatuhan harus diperbaharui dan ditandatangani kembali setiap tahun oleh setiap insan GMF AeroAsia.
a. The Board of Commissioners is responsible for the compliance of GMF’s Core Values and Commitment (GMF Code of Conduct) within the Company and is assisted by the GCG Commitee. b. The Board of Directors is responsible for the implementation of GMF’s Core Values & Commitment (GMF Code of Conduct) within the Company. c. Vice Presidents, General Managers, General Manager equivalent officials, Managers and Manager equivalent officials are responsible for the implementation of GMF’s Core Values & Commitment (GMF Code of Conduct) within each of their work units. d. Every personnel of GMF AeroAsia keeps a copy of GMF’s Core Values & Commitment (GMF Code of Conduct) and must sign a Statement of Compliance as a declaration that the individual has understood, fully accept and will always uphold the values and spirit in the guidance book .
Penegakkan Nilai-Nilai Inti & Komitmen GMF (GMF Code of Conduct):
Enforcement of GMF’s Core Values & Commitment (GMF Code of Conduct) :
a. Setiap insan GMF AeroAsia harus melaporkan setiap fakta penyimpangan Nilai-Nilai Inti & Komitmen GMF (GMF Code of Conduct) kepada Compliance Officer dan identitas pelapor dilindungi. b. Compliance Officer menindaklanjuti setiap laporan dan menyampaikan hasil kaijannya kepada Direksi atau Komisaris sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya. c. Direksi dan Komisaris memutuskan pemberian tindakan pembinaan, sanksi disiplin dan/ atau tindakan perbaikan serta pencegahan yang harus dilaksanakan oleh atasan langsung di lingkungan masing-masing sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
a. Every personnel of GMF AeroAsia must report any evidence of deviation from the GMF Core Values & Commitment (GMF Code of Conduct) to the Compliance Officer and the identity of the complainant is protected. b. Compliance Officer follows up every report and present the findings to the Board of the Commissioner or Directors in accordance with the scope of responsibilities. c. The Board of Directors and Commissioners decides on the measures given: guidance, disciplinary and/ or corrective actions and the preventive measures that should be implemented by the immediate supervisor in their respective units in accordance with the provisions of the Collective Labor Agreement (CLA).
Tahapan tingkat implementasi GMF Core Values terbagi menjadi empat, yaitu:
The implementation phases for GMF’s Core Values Stages are divided into four, namely:
1. Mengetahui Semua pegawai mengetahui adanya budaya kerja GMF AeroAsia yang baru, yaitu Core Values GMF, yang merupakan budaya tunggal yang berlaku di GMF AeroAsia, dan tidak berlakunya budaya-budaya yang selama ini dipahami sebelum seseorang masuk menjadi pegawai GMF AeroAsia.
1. Awareness All employees are aware of GMF AeroAsia new work culture - the GMF Core Values , which is the single prevailing culture in GMF AeroAsia, and not force the cultures that have been understood prior to becoming an employee of GMF AeroAsia.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
e. The Statement of Compliance Form must be updated and re-signed every year by every personnel of GMF AeroAsia.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Tindakan: • Pemasangan dan implementasi Icon & Artefak. • Melakukan sosialisasi tahap pengenalan. • Menumbuhkan rasa ‘self of belonging’ pada setiap pegawai.
Measures: • Installation and implementation of Icon and Artifact. • Conduct socializations for the introduction phase. • Develop a sense of belonging in each employee.
2. Memahami Karyawan sudah memahami arti Budaya Korporasi Core Values GMF dan mulai melakukan alignment (penyelarasan) dengan operasional sehari-hari. Tindakan: • Melakukan sosialisasi tahap pemahaman. • Membuat template yang diselaraskan dengan kinerja individu dan unit.
2. Understanding Employees have to understand the meaning of GMF Corporate Culture’s Core Values and begin to align them with their daily operations
3. Melaksanakan Karyawan sudah mulai mengimplementasikan Budaya Kerja Core Values GMF dalam operaional sehari-hari dan mulai melakukan integrasi dengan program kerja tahun 2012. Tindakan: • Melakukan penajaman program kerja yang terintegrasi dengan kinerja individu dan unit. • Memasukkan Core Values sebagai salah satu input penyusunan RKAP 2012.
3. Implement (Buy In) Employees have started to implement GMF Work Culture’s Core Values in everyday operations and begin to integrate them within the 2012 business plan.
4. Memiliki Budaya Korporasi Core Values GMF sudah menjadi referensi utama dan bagian integral bagi Karyawan dalam operasional sehari-hari .
4. Ownership GMF Corporate Culture’s Core Values has become a major reference and an integral part for employees in their daily operations.
Tindakan: • Melakukan persiapan dan mulai melaksanakan Core Values dalam operasional kerja. • Melakukan integrasi penuh (fully integrated) dengan proses kerja yang tertuang dalam Prosedur Mutu.
Measures: • Prepare and begin to implement the Core Values in operational work. • Accomplish full integration of core values with work processes as stated in the Quality Procedures.
Measures: • Conduct socialization measures for the understanding phase. • Create a template aligned with individual and unit performance.
Measures: • Fine tune the business plan which integrated with the individual and unit performance • Incorporate Core Values as one of input for the preparation of the 2012 business plan.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
163
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Penyebaran Code of Conduct Dissemination of the Code of Conduct
164
Dalam menerapkan Nilai-Nilai Inti & Komitmen GMF (GMF Code of Conduct), GMF AeroAsia memiliki program strategis untuk mencapai tujuan. Program penyebaran Code of Conduct adalah sebagai berikut:
In applying GMF’s Core Values & Commitment (GMF Code of Conduct), GMF AeroAsia has a strategic program to achieve this goal. The Code of Conduct dissemination programs are as follows:
1. Identifikasi Nilai & Budaya Kerja (GMF values) pada bulan Februari 2011. 2. Penentuan Perilaku Kunci (Do’s & Dont’s) pada bulan Maret 2011. 3. Membentuk dan menyiapkan Sel Pengubah pada bulan April hingga Juni 2011. 4. Membentuk dan menyiapkan Mitra Pengubah pada bulan Oktober 2011. 5. Penyiapan dan pembuatan Reminder Tools pada bulan November 2011. 6. Penyemaian Nilai pada Mitra Pengubah pada bulan November hingga Desember 2011. 7. Penguatan Nilai Budaya di setiap Sel pada bulan Desember 2011 hingga Januari 2012. 8. Sosialisasi Nilai Budaya Kepada Seluruh Karyawan pada bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.
1. Identifying Values & Work Culture (GMF values) in February 2011. 2. Determining key behaviors (Do’s & Dont’s) in March 2011.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
3. Establishing and preparing the Cells in April to June 2011. 4. Establishing and preparing the Partners of Change in October 2011. 5. Preparing and developing the Reminder Tools in November 2011. 6. Inculcating the Values to the Partners of Change in November to December 2011. 7. Strengthening Cultural Values in each Cell in December 2011 to January 2012. 8. Socialization of Cultural Values to all employees in December 2011 to February 2012.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Penyebaran Nilai-Nilai Inti & Komitmen GMF (GMF Code of Conduct) melalui bagan seperti berikut ini :
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
The dissemination of GMF’s Core Values & Commitment (the GMF Code of Conduct) is carried out by following the organization given below :
Hubungan Pembina Utama (PU) & Mitra Pengubah (MP)
Core Values
Core Values
PU
Mitra Pengubah
Sel
Sel
Sel
Sel
Unit Kerja
Unit Kerja
Unit Kerja
Unit Kerja
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
165
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Mekanisme Whistleblowing Whistleblowing Mechanism
Kebijakan Sistem Pelaporan Pelanggaran
Whistleblowing Policy
Perusahaan menyadari perlunya menjaga reputasi dalam menghadapi tantangan sebagai perusahaan global. Reputasi Perusahaan merupakan aset yang berharga dan dipengaruhi oleh kepercayaan, kejujuran dan integritas. Sehingga dalam kegiatan sehari-hari setiap orang menghadapi tantangan etika, dan untuk meraih kesuksesan tersebut harus menjunjung standar etika yang telah ditetapkan.
The Company fully understands the importance of upholding its reputation in order to face the challenges ahead as a global company. The Company’s reputation is a very valuable asset and can be affected by trust, honesty and integrity. Therefore, in their daily conduct, every personnel faces ethical challenges, and to achieve success must resort to the ethical standards that have been defined.
GMF Code of Conduct atau pedoman Nilai-Nilai Inti dan Komitmen GMF sebagai landasan utama sistem pelaporan pelanggaran yang diterapkan pada Perusahaan, yang telah ditetapkan oleh Direktur Utama dengan No. DT/ KEP5015/2011 tanggal 24 Oktober 2011 dan mendapat persetujuan Dewan Komisaris menjadi dasar pemberlakuan dan penerapan Pedoman Perilaku (Code Of Conduct) di GMF AeroAsia.
The GMF Code of Conduct contains the principal values and commitment of GMF, serving as the main foundation for the whistleblowing system in place within the Company. It has been determined by the President Director of the Company according to the Decree No. DT/KEP5015/2011 dated October 24, 2011 and approved by the Board of Commissioners as a basis for the implementation of Code of Conduct in GMF AeroAsia.
Sosialisasi telah dilakukan pada Perusahaan bersamaan dengan proses implementasi Good Corporate Governance (GCG) dan Budaya Perusahaan ke seluruh pegawai yang dimulai pada pertengahan tahun 2011.
The Company has disseminated this code of conduct along with the implementation of Good Corporate Governance (GCG) and Corporate Culture to all employees, starting in the middle of 2011.
Dalam implementasi sistem pelaporan pelanggaran, untuk pelaksanaannya saat ini Perusahaan menunjuk Compliance Officer yang terdiri dari unit Internal Audit & Control, Legal dan Human Capital Management, dengan diagram proses sederhana sebagai berikut :
In the implementation of the whistleblowing system currently the Company has appointed the Compliance Officers consisting of Internal Audit & Control unit, Legal, and Human Capital Management with the following process diagram as follows :
Implementasi Sistem Pelaporan Pelanggaran
Pelapor
Compliance Officer
Implementation of the
Whistleblower
Compliance Officer
Whistleblowing System
166
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Tugas utama dari Compliance Officer adalah menerima laporan pelanggaran, dan kemudian meneruskan proses review dan investigasi pada unit pada Perusahaan yang kompeten (Legal, Internal Audit, Quality Assurance, Security dll.) yang kemudian memberikan laporan pada Direksi berkaitan dengan pelanggaran tersebut.
The main duty of the Compliance Officers is to receive reports and information from whistleblowers and then communicate such reports through a series of review and investigation processes to a more competent unit in the Company (Legal, Internal Audit, Quality Assurance, Security, etc.), which in turn conveys the information to the Board of Directors.
Saat ini Compliance Officer telah banyak menerima laporan dari pegawai yang menerima suatu pemberian dari pihak luar Perusahaan terkait dengan pekerjaan yang dilakukan.
The Compliance Officers currently have received a number of reports from employees about certain personnel receiving gifts from external parties due to some specific work they have done.
Penerimaan laporan pelanggaran masih belum terstruktur, karena pelapor bisa langsung menghubungi unit Internal Audit & Control, unit Investigasi atau Direksi. Namun demikian, proses ini tidak memperlambat tindak lanjut laporan pelanggaran tersebut.
Currently, the mechanism for delivery of reports from whistleblowers is still largely unstructured, as the whistleblower can directly contact the Internal Audit & Control unit, the Investigation unit, or the Board of Directors. However, this process does not impede the follow up of whistleblowers’ reports.
Agar lebih efektif dan terstruktur dalam menangani laporan pelanggaran, saat ini Perusahaan masih mengkaji dan menyusun kebjiakan Perusahaan yang terkait. Hal utama yang sedang disiapkan adalah penerimaan dan pengelolaan laporan pelanggaran, mengingat saat ini tindak lanjut laporan pelanggaran (bila ada) telah berjalan dengan baik.
In order to enhance the effectiveness and to structure the handling of reports from whistleblowers, related policies and mechanisms are currently being reviewed and reformulated by the Company. Priority has been placed on the receipt and management of such reports, considering that at present the follow up process to such reports, if any, has been going smoothly.
Review
Investigasi
Keputusan Direksi
Review
Investigation
Board of Directors’ Decision
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
167
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
168
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Dengan kebijakan yang terintegrasi, GMF AeroAsia melaksanakan program-program CSR bagi masyarakat sambil terus meningkatkan kesejahteraan para pegawainya. With an integrated policy, GMF AeroAsia conducts its CSR programs for the society while empowering and improving the welfare of its employees.
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
169
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Tanggung Jawab Perusahaan Corporate Responsibility
170
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) bagi GMF AeroAsia merupakan suatu komitmen berkelanjutan untuk bertindak etis dalam memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, pegawai, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional Perusahaan dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas. Pelaksanaan CSR juga dirancang dengan memperhatikan tujuan pembangunan berkelanjutan yang berprinsip memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa mengabaikan hak generasi mendatang.
Corporate Social Responsibility (CSR) for GMF AeroAsia is a continuous commitment to acting ethically in delivering its responsibility to the customers, employees, shareholders, communities and the environment in every operational aspect of the Company, and contributing to the development of the local communities as well as the greater public. CSR implementation is also designed with respect to the principles of sustainable development objectives for current needs without ignoring the rights of future generations.
Pentingnya kegiatan CSR bagi GMF AeroAsia telah menghasilkan sebuah pedoman pelaksanaan kegiatan CSR GMF AeroAsia. Pada tanggal 22 November 2011 telah ditetapkan Kebijakan Pengelolaan Program Corporate Social Responsibility GMF AeroAsia nomor KB-01-007. Kebijakan ini menjadi landasan GMF AeroAsia dalam menjalankan implementasi CSR di dalam Perusahaan.
The importance of CSR activities for GMF AeroAsia has resulted in a guideline for the implementation of the Company’s CSR activities. On 22 November 2011, GMF AeroAsia established its Corporate Social Responsibility Program Management Policy No. KB-01-007. The policy now serves as the foundation for GMF AeroAsia in carrying out its CSR implementations.
GMF AeroAsia juga meyakini bahwa kesinambungan usaha tidak hanya diperoleh melalui pencapaian target finansial semata, tetapi juga sangat ditunjang oleh investasi non-finansial yang dibangun melalui kontribusi Perusahaan pada pengembangan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, dan pengelolaan lingkungan hidup serta hal-hal yang bersifat responsif terhadap bencana alam dan musibah besar lainnya yang terjadi di tengah masyarakat. Dengan demikian, diharapkan tercipta respon yang konstruktif dan timbal balik di antara para pemangku kepentingan kepada Perusahaan, hingga akhirnya bermuara pada peningkatan nilai (value) bagi kepuasan seluruh pemangku kepentingan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
GMF AeroAsia believes that achieving financial targets is not the only way to attain business sustainability; this should also be reinforced by non-financial investments built through the Company’s contribution to the community development in the fields of education, health, and environmental management, as well as responses to disasters occurring amongst the society. Thus such measures are expected to generate constructive responses and feedbacks among stakeholders for the Company, which will eventually lead to a greater value for stakeholders’ satisfaction and providing benefits to the wider communities.
Kegiatan CSR tahun 2011 telah dilaksanakan dengan fokus pada bidang pendidikan dan edukasi masyarakat, filantropi, praktik ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta lingkungan hidup. Namun demikian, GMF AeroAsia senantiasa tetap berusaha mengisi setiap aspek yang ada kaitannya dengan CSR secara proporsional. Kegiatan CSR di GMF AeroAsia beragam, baik yang bisa diukur secara material maupun non-material. Ada beberapa kegiatan CSR yang tidak berdasarkan pada pengeluaran secara materi, namun dilakukan atas dasar kemanusiaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
CSR activities in 2011 were carried out with a focus on education for the society, philanthropy, employment practices, occupational health and safety, as well as the environment. However, GMF AeroAsia strives to fulfill each one of its CSR-related aspects proportionally. CSR activities in GMF AeroAsia are diverse and measurable in material and non-material terms. Certain CSR activities that are not considered as material expenditures, yet are performed on the basis of humanitarian purposes and environmental awareness.
Tujuan Program CSR dalam bidang Lingkungan adalah untuk menunjang pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup dalam menjaga keseimbangan alam untuk generasi masa depan yang lebih baik. GMF AeroAsia menyadari bahwa peran serta dalam melakukan aktivitas pelestarian lingkungan
The Company’s CSR Programs in environment field are to support the sustainable community development that is environmentally friendly in keeping the balance of nature for the better future generations. GMF AeroAsia realizes that its role in environmental conservation activities is inconsequential. The costs incurred by GMF AeroAsia for
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
belum terlalu bermakna. Biaya yang dikeluarkan GMF AeroAsia untuk implementasi CSR dalam bidang lingkungan hidup tidak dapat dinilai dengan material. Namun demikian, langkah menuju masa depan yang lebih baik telah diupayakan sedemikian rupa karena GMF AeroAsia yakin bila lompatan besar diawali dari langkah kecil (small step for a big leap).
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
its CSR programs in the environmental area cannot yet be measured in material terms. However, GMF AeroAsia is paving its way toward achieving its goal as the Company believes that the big leap starts with a small step.
Jumlah Dana CSR Tahun 2011 Total CSR Fund in 2011 Uraian Descriptions
Jumlah Amount
Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan Social and Community Development
Rp 740.205.000
Praktik Ketenagakerjaan Employement Practices
Rp 43.153.808.624
Praktik Kesehatan dan Keselamatan Occupational Health and Safety Practices
Rp 25.543.116.578
Jumlah Total
Rp 69.437.130.202
Lingkungan Hidup The Environment
Aktivitas GMF AeroAsia tahun 2011 dalam membantu pelestarian lingkungan di antaranya adalah :
GMF AeroAsia’s activities in 2011 in environmental preservation are as follows :
1. Berpartisipasi aktif dan memberikan kontribusi dalam mendukung program perlindungan lapisan ozon. Guna melindungi lapisan ozon, penggunaan Halon dibatasi dan hanya diizinkan untuk melayani penggunaan kritis untuk perusahaan penerbangan yang pesawatnya dirawat di GMF AeroAsia dan Perusahaan yang menitipkan Halon-nya di GMF AeroAsia. Selama ini, GMF AeroAsia berperan aktif dalam pengelolaan Halon di Indonesia dengan membentuk GMF-Indonesia Halon Bank (IHB).
1. Actively participate and contribute in supporting ozone layer protection program. Aiming at protecting the ozone layer, the Company limits its Halon usage and allows its use only for critical uses for the aircraft under the Company’s maintenance belonging to airlines that have stored their Halon at GMF AeroAsia. To date, GMF AeroAsia plays an active role in Halon management in Indonesia through the establishment of GMF-Indonesia Halon Bank (IHB).
2. Dalam rangka meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan Perusahaan dan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan ke area masyarakat, GMF AeroAsia menetapkan dan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan sesuai dengan SNI-19-140012005.
2. In order to improve the Company’s environmental management performance and to prevent the occurrence of pollution within the inhabited areas surrounding the Company, GMF AeroAsia establishes and implements an Environmental Management System in accordance to SNI-19-14001-2005.
3. Pengelolaan air limbah sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap pencegahan pencemaran air ke lingkungan dilakukan dengan melakukan pre-treatment air limbah industri hasil kegiatan perawatan dan perbaikan pesawat terbang dengan
3. As an embodiment of corporate responsibility towards the prevention of water pollution, waste water treatment is carried out through the implementation of pre-treatment for industrial waste water coming from aircraft repairs and maintenance activities by utilizing Laporan Tahunan 2011 Annual Report
171
GMF AeroAsia Challenge to Growth
memanfaatkan fasilitas Industrial Waste Water Treatment Plant sebelum disalurkan ke Sewerage Treatment Plant milik PT Angkasa Pura II (Persero) untuk diolah kembali dan dibuang ke badan air.
the Industrial Waste Water Treatment Plant facility prior to being transferred to the Sewerage Treatment Plant owned by PT Angkasa Pura II (Persero) to be recycled and disposed into water bodies.
4. Melakukan pemilahan kertas bekas sebagai langkah awal dalam rencana pelaksanaan daur ulang kertas sebagai wujud pelaksanaan 3R yang bertujuan agar dapat mengurangi penggunaan Sumber Daya Alam. Namun, tidak menutup kemungkinan hasil daur ulang kertas dapat dimanfaatkan untuk kegiatan CSR. Pelaksanaan daur ulang direncanakan akan dilakukan pada pertengahan 2012.
4. Sorting of used paper as an initial step toward paper recycling as part of the 3R implementation which’s aimed to reduce natural resources usage. However, there is a possibility of utilizing the output of paper recycling for CSR activities. The recycling implementation has been planned to be carried out in mid 2012.
5. Untuk mencegah bercampurnya sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun dengan sampah organik maupun anorganik, upaya pemilahan sampah menurut jenis dan karakteristiknya sudah dilakukan dari sumber timbulan sampah dengan menyediakan tempat sampah yang terpilah di setiap area.
5. Prevention of the mixing of hazardous toxic waste material with both organic and inorganic wastes through efforts to separate wastes by type and characteristic, starting at the source of wastes, by providing separate bins in each area.
6. Turut serta dalam pelaksanaan program earth hour, sebagai wujud kepedulian GMF AeroAsia terhadap upaya penghematan energi dan dukungan terhadap kampanye global perubahan iklim dan bagian dari dukungan GMF kepada Garuda Indonesia sebagai mitra WWF-Indonesia.
6. Participate in Earth Hour program implementation, as a proof of GMF AeroAsia’s concern of energy efficiency efforts and support for global climate change campaign and part of GMF’s support to Garuda Indonesia as a partner of WWF-Indonesia.
7. Mendukung program efisiensi bahan bakar (fuel efficiency) yang dicanangkan Garuda Indonesia dengan menyediakan data performance penerbangan pesawat B 747-400 dan A 330, serta perbaikan performance fuel burn karena pengaruh sistem dan struktur pesawat serta engine.
7. Support to fuel efficiency programs endorsed by Garuda through the provision of B 747-400 and S 330 aircraft flight performance data, as well as the improvement of fuel burn performance due to the aircraft system, structure and engine.
Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan Social and Community Development
Dalam meningkatkan pembangunan yang berkesinambungan di dalam GMF AeroAsia, perlu adanya dukungan dari masyarakat. Salah satu cara untuk memperoleh partisipasi masyarakat adalah dengan berbagi keuntungan dengan mereka melalui Program Filantropi. Pada dasarnya Program Filantropi adalah salah satu bentuk kegiatan CSR dalam bentuk aktivitas sosial masyarakat dan kemanusiaan. Upaya Perusahaan dalam melaksanakan Program Filantropi ini dimaksudkan bahwa keberlangsungan hidup Perusahaan juga sangat tergantung pada keberlangsungan hidup dan dukungan lingkungan masyarakat tempat Perusahaan berada.
172
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
The improvement of sustainable development in GMF AeroAsia requires the support from the society. One way of obtaining the community participation is through profit sharing mechanism with them, carried out through Philanthropy Program. This program is a form of the Company’s CSR activities in the realm of social and humanitarian efforts. The Company’s endeavors in implementing the Philanthropy Program reflects the fact that the Company’s sustainability is highly dependent on the survival of and support from the communities living nearby the Company.
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Pada tahun 2011, GMF AeroAsia sudah memberikan beberapa bantuan secara sukarela dalam infrastruktur umum, seperti pembangunan tempat sekolah, tempat ibadah, dan pembuatan taman bacaan. Bantuan ini merupakan upaya Perusahaan dalam memberikan kenyamanan dan fasilitas bagi masyarakat. Selain bantuan dalam bentuk fasilitas masyarakat, GMF AeroAsia juga responsif dan peka dalam memberikan bantuan pada kejadian ataupun kegiatan yang bersifat insidental dan darurat guna memenuhi kebutuhan para korban.
In 2011, GMF AeroAsia provided a number of voluntary assistances for the development of public infrastructure, such as the construction of schools, places of worship and libraries. These assistances crystallized the Company’s efforts in providing enhanced convenience and facilities for the society. In addition to public assistance, GMF AeroAsia was also responsive and sensitive in extending relief in relation to incidents and emergency cases to the victims.
GMF AeroAsia juga menjalankan fungsi community relation melalui komunikasi intensif dengan berbagai pihak seperti regulator, kementerian terkait (Kementerian Sosial, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat) maupun asosiasi perusahaan yang menjalankan kegiatan CSR.
GMF AeroAsia also performed the function of community relations through intensive communication with various parties, such as regulatory bodies, relevant ministries (Social Ministry, Coordinating Ministry for People’s Welfare) as well as with association of companies that conduct CSR activities.
Sebagai bantuan yang bersifat amal, sulit untuk mengukur efektivitas dan dampak positif jangka panjang terhadap citra Perusahaan. Namun demikian, GMF AeroAsia tetap berkomitmen untuk menjalankan Program Filantropi secara konsisten dengan senantiasa melakukan perbaikan dan penataan sistem agar dampak ke masyarakat menjadi lebih konkrit, berguna, dan tepat sasaran.
It is hard to directly measure the effectiveness and longterm positive impacts of the Company’s charity programs on the Company’s image. However, GMF AeroAsia is consistently committed to implementing its Philanthropy Program by always improving and organizing the system to allow the delivery of more tangible, useful and targeted positive impacts on the society.
Adapun kegiatan filontropi GMF AeroAsia selama tahun 2011 yang didedikasikan untuk masyarakat dan pegawai, antara lain:
GMF AeroAsia’s philanthropy activities in 2011 dedicated to the society and employees were as follows:
a. Bantuan pengembangan untuk peningkatan kualitas sarana ibadah masyarakat dan penyaluran bantuan untuk kegiatan keagamaan serta santunan anak yatim piatu.
a. Assistance for the quality improvement of places of worship, donations in support of religious activities, and donations to orphans.
b. Bantuan kemasyarakatan berupa sumbangan untuk program pembangunan sekolah gratis dan kegiatankegiatan sekolah atau universitas yang membutuhkan bantuan.
b. Assistance to the society in the form of donations for the construction of free schools and for other schools’ or universities’ activities requiring assistance.
c. Bantuan peningkatan kesejahteraan pegawai dan keluarganya yang diberikan dalam bentuk sumbangan dana bagi pegawai yang terkena musibah, ataupun untuk kegiatan pegawai dalam meningkatkan kesejahteraan, kegiatan gathering para pegawai, serta kegiatan para pegawai lainnya di luar perusahaan seperti pertandingan olahraga dan fun bike.
c. Welfare improvement assistance for employees and their families in the form of donations for disaster victims, as well as to improve their welfare, employee gathering, and other employees’ activities outside of the Company, such as fun bike and other sporting events.
d. Bantuan Pendidikan untuk anak-anak pegawai yang berprestasi. Bagi GMF AeroAsia, edukasi sangatlah penting untuk kemajuan bangsa. Untuk itu, GMF AeroAsia memberikan bantuan kepada anak-anak pegawai yang berprestasi tiap tahunnya, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
d. Educational assistance for high-performing children of employees. For GMF AeroAsia, education is very important as it contributes to the creation of a better nation. Therefore, GMF AeroAsia provides assistance to these children annually, starting from primary school up to university.
Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan sosial selama tahun 2011 sebesar Rp 740.205.000.
The total expenses for social programs in 2011 amounted to Rp 740,205,000.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
173
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Pengembangan Sosial & Kemasyarakatan Social & Community Development
Jumlah Dana Expenses
Keagamaan Religious
Rp 17.500.000
Masyarakat Society
Rp 19.450.000
Community club Community club
Rp 91.850.000
Gathering Unit Gathering Unit
Rp 427.705.000
Bantuan untuk keluarga pegawai Assistance to Employees’ Families
Rp 183.700.000
Total
Rp 740.205.000
Praktik Ketenagakerjaan Employment Practices
174
Training & Beasiswa
Trainings & Scholarships
Perusahaan memandang bahwa pendidikan merupakan unsur penting dalam meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. GMF AeroAsia secara rutin menyalurkan dana bantuan berupa pelatihan internal maupun eksternal bagi para pegawai dan beasiswa bagi siswa kejuruan yang akan dipersiapkan menjadi calon pegawai GMF AeroAsia. Pelatihan dan beasiswa ini dipandang sebagai peran serta Perusahaan untuk turut menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten dan profesional di dalam industri perawatan pesawat.
The Company believes that education is an important element in enhancing the advancement and welfare of the society. GMF AeroAsia regularly distributes donations in the form of internal and external trainings for employees and scholarships for vocational students groomed as prospective employees of the Company. Trainings and scholarships form an integral part of the Company’s participation in creating competent and professional workforce in the aircraft maintenance industry.
Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dilakukan tersendiri oleh Vice President Learning Center & Knowledge Management dengan akreditasi dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) No. 147/0/700.
The management of educational and training programs are carried out directly by the Vice President of Learning Center & Knowledge Management, with the accreditation from the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DKUPPU) No. 147/0/700.
Selama tahun 2011 GMF AeroAsia memberikan pelatihan internal maupun eksternal untuk para pegawai guna meningkatkan kapabilitas dan kompetensi para pegawai di masing-masing bidang. Perusahaan meberikan pelatihan kepada sebanyak 537 angkatan yang terdiri dari 6.960 peserta, sehingga rata-rata setiap pegawai mendapatkan 2 kali pelatihan dalam satu tahun.
Throughout 2011, GMF AeroAsia provided both internal and external trainings for employees aimed at improving their respective capabilities and competencies. The Company provides trainings for 6,960 participants in 537 batches, resulting in each employee enrolling to two trainings within the period of a year.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Tahun 2011 biaya pelatihan atau training yang dikeluarkan oleh GMF AeroAsia adalah sebesar Rp 25.396.145.258. Hal ini merupakan peran serta Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan terhadap industri perawatan pesawat terbang.
In 2011, GMF AeroAsia incurred expenses of Rp 25,396,145,258 to conduct all its trainings. This is the Company’s effort in significantly influencing the aircraft maintenance industry.
GMF AeroAsia juga memberikan beasiswa dan bantuan pendidikan kepada 227 orang lulusan SMK Penerbangan dan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) yang berminat menjadi Teknisi di GMF AeroAsia senilai Rp 17.757.663.366 pada tahun 2011.
GMF AeroAsia also spent Rp 17,757,663,366 in 2011 for scholarships and educational assistance awarded to 227 graduates of aviation vocational schools and the Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) that showed their interest in working as technicians at GMF AeroAsia.
Melalui program beasiswa ini, Manajemen GMF AeroAsia berharap dapat memperoleh calon pekerja terbaik dan siap pakai sebagai calon Teknisi Penerbangan pada industri perawatan pesawat terbang sekaligus sebagai wujud tanggung jawab sosial Perusahaan dalam bidang pendidikan.
Through this scholarships program, the management of GMF AeroAsia hopes to obtain the best candidates for employment as Flight Engineers in the aircraft maintenance industry, as a manifestation of the Company’s corporate social responsibility in education field.
Selain pelatihan dan beasiswa, GMF AeroAsia juga mengadakan kegiatan pelatihan eksternal untuk para pegawai.
In addition to the trainings and scholarships, GMF AeroAsia also conducted various external trainings for its employees.
Praktik Ketenagakerjaan Practices of Employment
Jumlah Dana Expenses
Pelatihan pegawai Employee training
Rp 25.396.145.258
Beasiswa calon pegawai Employment candidate scholarship
Rp 17.757.663.366
Total
Rp 43.153.808.624
Perlindungan Terhadap Karyawan
Labor Protection
GMF AeroAsia menandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dengan Serikat Pekerja (GMF Employee Club) untuk melaksanakan Hubungan Industrial dalam rangka menciptakan hubungan kerja yang serasi, aman, mantap, tenteram dan dinamis, ketenangan kerja dan perbaikan kesejahteraan pegawai, kelangsungan usaha, kepastian hak dan kewajiban masing-masing. Tahun 2011, GMF memperbarui PKB untuk periode 2011-2013 yang telah didaftarkan ke Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi c.q. Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja dengan No.81/Pdf.4/ PKB/VI/2011. Dengan adanya PKB, GMF AeroAsia juga berkomitmen untuk membina dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan pegawai dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas kerja yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai.
GMF AeroAsia signed a Collective Labour Agreement (CLA) with the Workers’ Union (GMF Employee Club) to reinforce the Industrial Relation between both sides to create a professional relationship that is harmonious, safe, firm, peaceful and dynamic, along with ensuring the employees’ peace of mind at and the improvement of welfare, business sustainability, and clarifying every party’s duties and rights. In 2011, GMF updated the CLA for the period of 2011-2013, which has been registered in the Ministry of Manpower and Transmigration, c.q. Directorate General of Industrial Relations and Labour Social Security with a Letter No.81/ Pdf.4/PKB/VI/2011. With the CLA, GMF AeroAsia is also committed to foster and develop employees’ abilities and skills in order to improve their production and labor productivity, which in turn aims at improving the employees’ welfare.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
175
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Praktik Kesehatan & Keselamatan Kerja Occupational Health and Safety Practices
Kualitas kesehatan yang buruk akibat perubahan gaya hidup dan kerusakan lingkungan, mendorong GMF AeroAsia untuk meningkatkan kualitas kesehatan bagi masyarakat melalui kegiatan pelayanan masyarakat seperti Donor Darah. Secara rutin GMF AeroAsia menyelenggarakan kegiatan Donor Darah sebagai wujud tanggungjawab dan kepedulian sosial terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Hasil kegiatan Donor Darah Peduli ini telah disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui Palang Merah Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Donor Darah Peduli pada bulan Januari, April, Juli dan Oktober 2011, bertempat di Gedung Serbaguna GMF AeroAsia. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan donor darah selama tahun 2011 adalah Rp 42.875.178.
Poor quality of health due to changing lifestyle and environmental degradation has driven GMF AeroAsia to improve the health quality of the society through community service activities, such as Blood Donations. On a regular basis, GMF AeroAsia holds Blood Donation events as an embodiment of its responsibility and social care for public health improvement. The blood collected in these events will be distributed to the people requiring it via the Indonesian Red Cross. Such activities were carried out in January, April, July and October 2011, held at GMF AeroAsia’s Gedung Serbaguna. The total cost incurred for all blood donation events in 2011 was Rp 42,875,178.
Dalam praktik kesehatan, GMF AeroAsia memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja kepada para pegawainya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan memberikan rasa aman terhadap para pegawai GMF AeroAsia dan keluarganya. Biaya yang dikeluarkan untuk kesehatan pegawai dan keluarganya tahun 2011 adalah Rp 25.500.241.400.
In terms of health practices, GMF AeroAsia provides its employees with health and occupational safety protection measures. They are intended to improve the employees’ welfare and give a sense of security to GMF employees and their families. The total cost incurred for the employees’ and their families’ healthcare in 2011 was Rp 25,500,241,400.
Praktik Kesehatan dan Keselamatan Occupational Health and Safety Practices
Jumlah Dana Expenses
Kesehatan Pegawai Employees Healthcare
Rp 25.500.241.400
Donor darah Blood donation
Rp 42.875.178
Total
Rp 25.543.116.578
Tanggung Jawab Layanan Service Responsibility
176
Dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat, secara rutin GMF AeroAsia membuka kesempatan bagi bagi siswa, mahasiswa dan masyarakat pemerhati dunia aviasi untuk karyawisata, kerja praktik, dan penelitian. Hal ini didorong oleh kesadaran tentang perlunya pengenalan teknologi penerbangan kepada generasi muda di Indonesia, peningkatan kualitas pendidikan, dan pemahaman masalah keselamatan penerbangan bagi masyarakat.
In order to educate the society, GMF AeroAsia regularly provides an opportunity for students and communities with an interest in aviation to conduct field trips, internships, and researchs. This approach is encouraged by the awareness of the need to introduce aviation technologies to Indonesia’s young generations, and improve the quality of education as well as the society’s understanding of aviation safety issues.
Kunjungan Publik
Public Visit
Program kunjungan publik secara cuma-cuma kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat agar dapat belajar langsung di GMF
The free public visit program is aimed at providing the public the opportunity to observe and learn more about the industry at GMF AeroAsia. This is the Company’s contribution
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
AeroAsia. Hal ini merupakan kontribusi Perusahaan untuk turut memajukan pendidikan dan wawasan masyarakat. Kesempatan berkunjung ke GMF AeroAsia diberikan kepada sekolah, universitas, dan institusi yang telah mengajukan permohonan ke Perusahaan terlebih dahulu. Untuk kunjungan karyawisata dijadwalkan setiap hari Selasa dan Kamis dengan waktu kunjungan rata-rata hampir tiga jam dalam sehari.
toward promoting education and expanding the perspective of the society. Schools, universities, and institutions are welcome to visit the Company as long as they have applied for it. Field trip visits are scheduled every Tuesday and Thursday, with an approximate duration of nearly three hours a day.
Dalam setiap kunjungan, terjadi interaksi antara pengunjung dengan pegawai yang tengah bekerja di lokasi kunjungan. Melalui cara ini, diharapkan terjadi proses pembelajaran sehingga cakrawala berpikir pengunjung akan lebih terbuka, memuaskan rasa ingin tahunya terhadap bidang ilmu pengetahuan alam, mengetahui secara langsung penerapannya di dalam pesawat dan proses perawatan pesawat.
Visitors are allowed to interact with employees at site during the visit. Through the learning processes involved in this, we expect to broaden the visitors’ perspective and slake their curiosity about natural sciences by letting them see firsthand how these natural sciences are applied inside an aircraft and in their maintenance.
Jumlah Kunjungan Publik Total Public Visit
1.400
1.188
1.200
1.158
1.316
1.248
1.219
1.135 1.039 914
860
1.000
860 702
800 600 400
140
200 0
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Mengingat manfaatnya yang besar, program yang sudah berlangsung sejak GMF AeroAsia masih menjadi bagian dari Garuda Indonesia ini tetap dipertahankan dengan terus meningkatkan kualitas pengelolaannya agar semakin tertata baik. Sepanjang tahun 2011 sebanyak 11.779 orang telah mengunjungi fasilitas GMF atau rata-rata 1.000 orang setiap bulannya.
Considering the great benefits, this program, which has been implemented since GMF AeroAsia was still a business unit under Garuda Indonesia, is maintained by continuously improving its management quality so as to be more organized. Throughout 2011, as many as 11,779 people visited GMF facilities, equal to about 1,000 people a month in average.
Program Magang
Internship Program
GMF AeroAsia memberikan kesempatan bagi para siswa sekolah, menengah kejuruan, dan universitas untuk mengikuti praktek kerja lapangan di Perusahaan. Program ini memberikan kesempatan para siswa dalam memahami dan mengaplikasikan proses bisnis di Perusahaan khususnya dalam bidang aviasi maupun bidang-bidang terkait lainnya, sehingga mereka mampu memiliki bekal dan pengalaman setelah lulus pendidikan.
GMF AeroAsia provides an opportunity to vocational schools and university students to conduct internships at the Company. The program gives a chance to students for comprehending and applying the the Company’s business processes particularly in aviation and other relevant areas, thus enabling them to obtain basic skills and sound experience after they graduate.
Pada tahun 2011, kegiatan ini semakin intensif dijalankan oleh GMF AeroAsia dengan menerima 634 siswa dan mahasiswa dengan perincian sebagai berikut:
In 2011, GMF AeroAsia intensified its internship program, thus accepting 634 vocational school students and university students, with the following details:
- Siswa Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 374 dengan rata-rata waktu praktek kerja lapangan satu bulan. - Mahasiswa sebanyak 260 dengan rata-rata waktu praktek kerja lapangan selama satu bulan.
- 374 vocational high school students with an average internship time of one month. - 260 university students an average internship time of one month. Laporan Tahunan 2011 Annual Report
177
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan Responsibility for Annual Reporting
Laporan Tahunan ini, berikut laporan keuangan dan informasi terkait lainnya, merupakan tanggung jawab Manajemen GMF AeroAsia, dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tanda tangannya di bawah ini.
This Annual Report, along with the accompanying financial statements and other related information, is the responsibility of the Management of GMF AeroAsia, and has been approved by the Board of Commissioners and members of the Board of Directors whose signatures appear below.
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Hadinoto Soedigno Komisaris Utama President Commissioner
Heriyanto A. P. Komisaris Commissioner
Direksi Board of Directors
Richard Budihadianto Direktur Utama President & CEO
178
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Agus Sudaryo Wakil Direktur Utama Deputy President
Gatot Satriawan Direktur Keuangan EVP Finance
Hanrozan Haznam Direktur SDM dan Umum EVP Human Capital & Corporate Affairs
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Cross Reference Reference
Financial Statements
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Referensi BAPEPAM-LK BAPEPAM-LK Cross Reference
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
179
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Referensi BAPEPAM-LK BAPEPAM-LK Cross Reference
Kriteria Criterias
Penjelasan Descriptions
Halaman Page
I. Umum I. General 1. Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris. In good and correct Indonesian, it is recommended to present the report also in English.
V
2. Laporan tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca. Printed on light-colored paper so that the text is clear and easy to read.
V
3. Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas Should state clearly the identity of the company.
Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report ditampilkan di: Name of company and year of the annual report is placed on: 1. Sampul muka; Front Cover 2. Samping; SIde Cover 3. Sampul belakang; dan Back Cover 4. Setiap halaman Each Page
4. Laporan Tahunan ditampilkan di website perusahaan. The Annual Report is presented in the company’s website.
V V V V V
II. Ikhtisar Data Keuangan Penting II. Summary of Vital Financial Data
180
1. Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun. Company’s results of operations information in comparative form over a period of 5 financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 years.
Informasi memuat antara lain: The information includes: 1. Penjualan/pendapatan usaha Sales/income from business. 2. Laba (rugi) Profit (loss) 3. Total laba (rugi) komprehensif Total Comprehensive Profit (loss) 4. Laba (rugi) per saham Profit (loss) per Share
4-5, 78
2. Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun. Financial information in comparative form over a period of 5 financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 years.
Informasi memuat antara lain: The information includes: 1. Modal kerja bersih Net working capital 2. Jumlah investasi pada entitas lain Total investment 3. Jumlah aset Total assets 4. Jumlah liabilitas Total liabilities 5. Jumlah ekuitas Total equity
4-5
3. Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun. Financial Ratio in comparative form over a period of 5 financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 years.
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan Information includes 5 financial ratios which are common and relevant to the company’s industry.
4-5, 85
4. Informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. information of the share price in the form of tables and graphs.
Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat: Information in tables and charts that includes: 1. Harga saham tertinggi, Highest price 2. Harga saham terendah, Lowest price, 3. Harga saham penutupan, Closing price, 4. Volume saham yang diperdagangkan Trading volume untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada). for each three-month period in the last two (2) financial years (if any).
N.A
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Kriteria Criterias
5. Informasi mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konvertibel yang masih beredar dalam 2 (dua) tahun buku terakhir information regarding the number of bonds or convertible bonds issued in the last 2 financial years.
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Penjelasan Descriptions
Halaman Page
Informasi memuat: The information includes: 1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar (outstanding) The number of bonds/convertible bonds outstanding. 2. Tingkat bunga/imbalan Interest rate 3. Tanggal jatuh tempo Maturity date 4. Peringkat obligasi/sukuk Rating of bonds
N.A
Memuat hal-hal sebagai berikut: Includes the following items: 1. Penilaian atas kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan Assessment on the performance of the Board of Directors in managing the company. 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi. View on the prospects of the company’s business as established by the Board of Directors. 3. Komite-komite yang berada dibawah pengawasan Dewan Komisaris. Committees under the Board of Commissioners. 4. Perubahan komposisi Dewan Komisaris (jika ada) Changes in the composition of the Board of Commissioners (if any).
16-21
III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi III. Board of Commissioners’ and Board of Directors’ Report 1. Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Report.
GMF AeroAsia 2. Laporan Direksi Board of Directors’ Report. Challenge to Growth
3. Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Signature of members of the Board of Directors and Board of Commissioners.
Memuat hal-hal sebagai berikut: Includes the following items: 1. Analisis atas kinerja perusahaan misalnya kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan. The company’s performance, encompassing among others strategic policies, comparison between achievement of results and targets an challenges faced by the company. 2. Prospek usaha Business prospects. 3. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik yang telah dilaksanakan oleh perusahaan Implementation of Good Corporate Governance by the company. 4. Perubahan komposisi dewan Direksi (jika ada). Changes in the composition of the Board of Directors (if any).
24-31
Memuat hal-hal sebagai berikut: Includes the following items: 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri Signatures are set on a separate page. 2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan. Statement that the Board of Directors and the Board of Commissioners are fully responsible for the accuracy of the annual report. 3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya Signed by all members of the Board of Commissioners and Board of Directors, stating their names and titles/positions. 4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau: penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan A written explanation in a separate letter from each member of the Board of Commissioners or Board of Directors who refuses to sign the annual report, or written explanation in a separate letter from the other members in the event that there is no written explanation provided by the said member.
178
Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email, dan website Includes information on name and address, zip code, telephone and/or facsimile, email, website.
42
IV. Profil Perusahaan IV. Company Profile 1. Nama dan alamat perusahaan. Name and address of the company.
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
181
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Kriteria Criterias
182
Penjelasan Descriptions
Halaman Page
2. Riwayat singkat perusahaan Brief history of the company
Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama, dan perubahan nama perusahaan (jika ada). Includes among others: date/year of establishment, name and change in the company name, if any.
3. Bidang usaha Line of business
Uraian mengenai antara lain: The Description includes: 1. Bidang usaha yang dijalankan sesuai dengan anggaran dasar yang telah ditetapkan; dan the conducted business line is in accordance with the articles of association; 2. Penjelasan mengenai produk dan atau jasa yang dihasilkan Explanation of types of products and or services produced
4. Struktur organisasi Organizational Structure.
Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan In the form of a chart, giving the names and titles.
43-45
5. Visi dan misi perusahaan Company Vision and Mission
Mencakup: Includes: 1. Visi dan misi perusahaan; dan Company vision and mission; and 2. Keterangan bahwa visi dan misi tersebut telah disetujui oleh Direksi/Dewan Komisaris Information that the vision and mission had been approved by the Board of Directors/Board of Commissioners
36
6. Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris Identity and brief curriculum vitae of the members of the Board of Commissioners.
Informasi memuat antara lain: The Information includes: 1. Nama Name 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) Title (Including position on other companies or institutions) 3. Umur Age 4. Pendidikan Education 5. Pengalaman kerja Working experience 6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Dewan Komisaris Date of first appointment as a member of the Board of Commissioners
46-47
7. Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi Identity and brief curriculum vitae of the members of the Board of Directors.
Informasi memuat antara lain: The Information includes: 1. Nama Name 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) Title (Including position on other companies or institutions) 3. Umur Age 4. Pendidikan Education 5. Pengalaman kerja Working experience 6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Direksi Date of first appointment as a member of the Board of Directors
48-49
8. Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan) Number of employees (comparative in two years) and description of competence building (for example: education and training of employees).
Informasi memuat antara lain: The information should include: 1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi The number of employees for each level of the organization. 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan The number of employees for each level of education. 3. Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan Training of employees that has been and will be conducted which reflecting equal opportunity for all employees. 4. Biaya yang telah dikeluarkan Expenses incurred
50-55
9. Komposisi pemegang saham Composition of shareholders.
Mencakup antara lain: Should include: 1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Names of shareholders having 5% or more shares 2. Nama direktur dan komisaris yang memiliki saham Directors and Commissioners who own shares 3. Kelompok pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masingmasing kurang dari 5%, dan persentase kepemilikannya Public shareholders having respective share ownership of less than 5%
41,42
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
38-41
178, 40-41
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Kriteria Criterias
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Penjelasan Descriptions
Halaman Page
10. Daftar entitas anak dan/atau entitas asosiasi List of subsidiaries and/or affiliated companies
Informasi memuat antara lain : The information should contain: 1. Nama entitas anak/asosiasi Name of subsidiaries/affiliated companies 2. Persentase kepemilikan saham Percentage of share ownership 3. Keterangan tentang bidang usaha entitas anak atau entitas asosiasi Information on the field of business of the subsidiary or affiliated company 4. Keterangan status operasi entitas anak atau entitas asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi) Explanation regarding the operational status of the subsidiary or affiliated company (already operating or not yet operating)
11. Kronologis pencatatan saham Chronology of shares listing
Mencakup antara lain: Includes among others: 1. Kronologis pencatatan saham Chronology of shares listing 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah saham Types of corporate action that caused changes in the number of shares 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku Changes in the number of shares from the beginning of listing up to the end of the financial year 4. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan Name of Stock Exchange where the company shares are listed
12. Kronologis pencatatan Efek lainnya Chronology of other securities listing
Mencakup antara lain: Includes among others: 1. Kronologis pencatatan efek lainnya Chronology of other securities listing 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya Types of corporate action that caused changes in the number of other securities 3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku Changes in the number of other securities from the beginning of listing up to the end of the financial year 4. Nama bursa dimana efek lainnya perusahaan dicatatkan Name of Stock Exchange where the company other securities are listed 5. Peringkat efek Rating of the securities
N.A
13. Nama dan alamat lembaga dan/atau profesi penunjang pasar modal Name and address of institution and or profession supporting the capital market
Informasi memuat antara lain: Includes among others: 1. Nama dan alamat BAE Name and address of BAE 2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik Name and address of the Public Accountants’ Office 3. Nama dan alamat Perusahaan Pemeringkat Efek Name and address of the securities rating company
N.A
14. Penghargaan dan atau sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional Reward and certification received by the company, both on a national scale and international scale
Informasi memuat antara lain: Includes among others: 1. Nama penghargaan dan atau sertifikat Name of the reward 2. Tahun perolehan Year of receiving the award 3. Badan pemberi penghargaan dan atau sertifikat Institution presenting the award 4. Masa berlaku (untuk sertifikasi) Period of validity (for Certifications)
6-7
15. Nama dan alamat entitas anak dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada) Name and address of subsidiary and or branch office or representative office (if any)
N.A
N.A
N.A
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
183
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Kriteria Criterias
Penjelasan Descriptions
Halaman Page
V. Analisa dan Pembahasan Manajamen atas Kinerja Perusahaan IV. Company Profile 1. Tinjauan operasi per segmen usaha Operational review per business segment
Memuat uraian mengenai: Contains description of: 1. Produksi/kegiatan usaha; Production/line of business. 2. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi; Increase/decrease in production capacity in each business segment 3. Penjualan/pendapatan usaha; Sales/income from business. 4. Profitabilitas Profitability. untuk masing-masing segmen usaha yang diungkapkan dalam laporan keuangan (jika ada) for each business segment which disclosed in the financial statements (if any)
68-76
2. Uraian atas kinerja keuangan perusahaan Description of company’s financial performance
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: An analysis of the financial performance which includes a comparison between the financial performance of the current year and that of the previous year (in the form of naration and tables), among others concerning: 1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan jumlah aset; Current assets, non-current assets, and amount of assets. 2. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan total liabilitas; Current liabilities, non-current liabilities, and amount of liabilities. 3. Penjualan/pendapatan usaha, beban dan laba (rugi); Sales/operating income, expenses and profit (loss); 4. Pendapatan komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif Others comprehensive income, and total of comprehensive profit (loss) 5. Arus kas Cash flows
78-89
3. Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas piutang perusahaan Discussion and analysis on the capacity to pay debts and the company’s collectable accounts receivable.
Penjelasan tentang: Explanation on: 1. Kemampuan membayar utang, baik jangka pendek maupun jangka panjang Solvency. 2. Tingkat kolektibilitas piutang Collectibility.
85-86
4. Bahasan tentang struktur modal (capital structure), dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy) Discussion on capital structure, and capital structure policies
Penjelasan atas: Explanation on; 1. Struktur modal (capital structure), Capital structure 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy), Capital structure policies
5. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal Discussion on material commitments related to capital investment
Penjelasan tentang: Explanation on: 1. Tujuan dari ikatan tersebut The purpose of such ties 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut Source of funds expected to fulfill the said ties 3. Mata uang yang menjadi denominasi Currency of denomination 4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait Steps taken by the company to protect the position of related foreign currency against risks.
88
6. Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan/pendapatan bersih, maka berikan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru
Penjelasan mengenai: Explanation on; 1. Besaran peningkatan/penurunan penjualan atau pendapatan bersih Amount of increase/decrease of net sales/revenues 2. Faktor penyebab peningkatan/penurunan material dari penjualan atau pendapatan bersih yang dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produksi atau jasa baru Cause of Material increase/decrease on the Sales or Net Income related to the amount of goods or services sold and or the existence of new products or services
N.A
If the financial statement discloses a material increase or decrease in the sales or net income, then an explanation should be included concerning the extent that such changes can be linked to, among others, the amount of goods or services sold and or the existence of new products or services
184
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
87
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Kriteria Criterias
7. Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan/ pendapatan bersih perusahaan serta laba perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Penjelasan Descriptions
Halaman Page
Ada atau tidak ada pengungkapan. Is this disclosed or not
N.A
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.
88
Discussion on the impact of price change to the company’s sales and net income and the operational profit of the company for the past two (2) years or since the company commenced its business, if the company has been operating for less than two years. 8. Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan Material Information and facts subsequent to the accountant’s report date.
9. Uraian tentang prospek usaha perusahaan Description of the company’s business prospects
Description of important events after the date of the Accountant’s report including their effects on the Coampany’s performance and business risk in the future. Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan industri dan ekonomi secara umum disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya
58-65
Information of the Company prospect in connection with industry, economy in general, and the international market, which can be accompanied with suporting quantitative data if there is a reliable data source 10. Uraian tentang aspek pemasaran Information on marketing aspects
Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau jasa perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan pangsa pasar
66
Information regarding the marketing of the company’s product and/or services such as marketing’s strategies and market share
11. Uraian mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir
Memuat uraian mengenai: Contains description of: 1. Jumlah dividen Amount of dividend 2. Jumlah dividen per saham Dividend per share 3. Payout ratio Payout ratio untuk masing-masing tahun for each year
88
12. Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana) Realization of the use of IPO proceeds (in the case that the Company still has obligation to report realization of the IPO proceeds)
Memuat uraian mengenai: Contains description of: 1. Total perolehan dana, Total funds obtained, 2. Rencana penggunaan dana, Budget plan, 3. Rincian penggunaan dana, Details of budget plan, 4. Saldo dana, dan Balance 5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana (jika ada) Date of General Meeting of Shareholder stipulating the change in the budget plan (if any)
N.A
13. Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi utang/modal.
Memuat uraian mengenai: Contains description of: 1. Tujuan dilakukannya transaksi; The purpose of transactions. 2. Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi; Transaction value or number of transaction. 3. Sumber dana. Source of fund.
88
Description of dividend policy and amount of cash dividend per share and amount of dividend per year as announced or paid during the past two (2) years
Material information, among others concerning investment, expansion, divestment, acquisition, debt/capital restructuring
14. Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/ atau transaksi dengan pihak afiliasi. Material information containing conflict of interest, and/or affiliated transactions.
Memuat uraian mengenai: Contains description of: 1. Nama pihak yang bertransaksi dan sifat hubungan afiliasi; The parties involved in the transactions and kind of afiliation 2. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi; Explanations about the fairness of the transaction; 3. Alasan dilakukannya transaksi; Reason for transactions 4. Realisasi transaksi pada periode berjalan; Realization of the transaction in the current period; 5. Kebijakan perusahaan terkait dengan mekanisme review atas transaksi; Company policies related to the review mechanism for the transaction; 6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait Compliance on related regulations and provisions
89
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
185
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Kriteria Criterias
Penjelasan Descriptions
15. Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan Description on changes in laws and regulations having significant effects on the company.
Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan Description should include changes in Government regulation and impact on the Company.
16. Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi Description of changes in the accounting policy.
Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan
Halaman Page
89
89
Description should include among others: any revision to accounting policies, rationale and impact on the financial statement. VI. Good Corporate Governance VI. Good Corporate Governance
186
1. Uraian Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Descriptions
Uraian memuat antara lain: The information should contain: 1. Uraian tanggung jawab Dewan Komisaris Description of the tasks implemented by the Board of Commissioners. 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi Disclosure of the procedure for determining remuneration 3. Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per komponen untuk setiap anggota Dewan Komisaris Remuneration structure that shows the components and the amount of remuneration per component for each member of the Board of Commissioners 4. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan Frequency of meetings and Board of Commissioners’ attandance in the meeting 5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris Training programs for improving the competence of the Board of Commissioners
103-106
2. Uraian Direksi Board of Directors’ descriptions
Uraian memuat antara lain: The information should contain: 1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi Scope of work and responsibility of each member of the Board of Directors. 2. Frekuensi pertemuan Frequency of meetings 3. Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam pertemuan Attendance of the Board of Directors’ member in the meetings 4. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi Training programs for improving the competence of the Board of Directors.
106-115
3. Asesmen terhadap anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi Assessment of the members of the Board of Commissioners and/ or Board of Directors
Uraian mengenai: Description of: 1. Proses pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi The assessment process for the performance of members of the Board of Commissioners and/or Board of Directors 2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi Criteria used in the implementation of the assessment on the performance of members of the Board of Commissioners and/or Board of Directors 3. Pihak yang melakukan asesmen Parties who make assessments
N.A
4. Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi Direksi Description of remuneration policy of Board of Directors
Mencakup antara lain: The information should contain: 1. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi Disclosure of the remuneration determination procedures 2. Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah imbalan jangka pendek dan jangka panjang/pasca kerja untuk setiap anggota Direksi Remuneration structure that indicates the type and amount of short-term benefits and long term/post-employment for each member of the Board of Directors 3. Indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi Performance indicators to measure the performance of Directors
114-115
5. Komite Audit Audit Committee
Mencakup antara lain: The information should contain: 1. Nama dan jabatan anggota komite audit Name and title of audit committee members 2. Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja anggota komite audit Educational qualifications and work experience of audit committee members 3. Independensi anggota komite audit The independence of audit committee members 4. Uraian tugas dan tanggung jawab Description of duties and responsibilities 5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit Brief report on the activities carried out by the Audit Committee 6. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit Frequency of meetings and attendance of audit committee
116-120
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Kriteria Criterias
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Penjelasan Descriptions
Halaman Page
6. Komite Nominasi Nomination Committee
Mencakup antara lain: The information should contain: 1. Nama dan jabatan anggota Komite Nominasi Name and title of Nomination Committee members 2. Independensi anggota Komite Nominasi The independence of Nomination Committee members 3. Uraian tugas dan tanggung jawab Description of duties and responsibilities 4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Nominasi Activities carried out by the Nomination Committee 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Nominasi Frequency of meetings and attendance of Nomination Committee
121-123
7. Komite Remunerasi Remuneration Committee
Mencakup antara lain: The information should contain: 1. Nama dan jabatan anggota Komite Remunerasi Name and title of Remuneration Committee members 2. Independensi anggota Komite Remunerasi The independence of Remuneration Committee members 3. Uraian tugas dan tanggung jawab Description of duties and responsibilities 4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Remunerasi Activities carried out by the Remuneration Committee 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Remunerasi Frequency of meetings and attendance of Remuneration Committee
121-123
8. Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan Other committees under the Board of Commissioners owned by the company
Mencakup antara lain: The information should contain: 1. Nama dan jabatan anggota komite lain Name and title of other committee members 2. Independensi anggota komite lain The independence of other committee members 3. Uraian tugas dan tanggung jawab Description of duties and responsibilities 4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite lain Activities carried out by the other committee 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain Frequency of meetings and attendance of other committee
123-128
9. Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan Description of tasks and function of the Corporate Secretary
Mencakup antara lain: The information should contain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan Name and brief history of the Corporate Secretary 2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan Description of the tasks performed by the Corporate Secretary
128-130
10. Uraian mengenai unit audit internal Description of the company’s Internal Audit Unit
Mencakup antara lain: The information should contain: 1. Nama ketua unit audit internal Name of the Head of the Internal Audit Unit 2. Jumlah pegawai pada unit audit internal Number of employee in Internal Audit Unit 3. Kualifikasi/sertifikasi sebagai profesi audit internal Qualification or sertification of internal auditor 4. Struktur atau kedudukan unit audit internal Structure or position of the Internal Audit Unit 5. Uraian pelaksanaan tugas Description of the tasks performed 6. Pihak yang mengangkat/memberhentikan ketua unit audit internal Person who raised / dismiss the head of the Internal Audit Unit.
131-138
11. Akuntan Perseroan Description of tasks and function of the Corporate Secretary
Informasi memuat antara lain: The information should contain: 1. Jumlah periode akuntan telah melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan Number of audit periods of company’s annual financial report that had been audited by the accountant 2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan Number of audit periods of company’s annual financial report that had been audited by the public accountant firm 3. Besarnya fee audit dan jasa atestasi lainnya (dalam hal akuntan memberikan jasa atestasi lainnya bersamaan dengan audit) The amount of audit fee and other attestation services (in terms of accountants providing other services in conjunction with the audit attestation) 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit Other service provided by the accountant in addition to financial audit.
139-140
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
187
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Kriteria Criterias
Halaman Page
12. Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan Description of the company’s risk management.
Mencakup antara lain: The information should contain: 1. Penjelasan mengenai sistem manajemen risiko Description of risk management system 2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem manajemen risiko Description of the evaluation of the effectiveness of risk management systems 3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan A description of the risks facing the company 4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut Efforts to manage these risks
140-145
13. Uraian mengenai sistem pengendalian intern Description of internal control system
Mencakup antara lain: The information should contain: 1. Penjelasan singkat mengenai sistem pengendalian intern Brief description of internal control system 2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem pengendalian intern Description of the evaluation of the effectiveness of internal control system
130
14. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan lingkungan hidup
Mencakup antara lain informasi tentang: The information should contain: 1. Kebijakan, Policy, 2. Kegiatan yang dilakukan, dan Activities performed, and 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait program lingkungan hidup, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, dan lain-lain Financial impact of the activities related environmental programs, such as the use of materials and energy that are environmentally friendly and recyclable, Company’s waste processing system, etc. 4. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki Certification in the field of environmen
171-172
Description of corporate social responsibility related to the environment
188
Penjelasan Descriptions
-
15. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja Description of corporate social responsibility associated with employment, health and safety
Mencakup antara lain informasi tentang: The information should contain: 1. Kebijakan, Policy, 2. Kegiatan yang dilakukan dan Activities performed and 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja, pelatihan, dan lain-lain Financial impact of the activities related employment practices, health and safety, such as gender equality and employment opportunities, facilities and safety, employee turnover rate, the rate of workplace accidents, training, etc.
16. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan Description of corporate social responsibility related to social and community development
Mencakup antara lain informasi tentang: The information should contain: 1. Kebijakan, Policy, 2. Kegiatan yang dilakukan dan Activities performed and 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain Financial impact of the activities related social and community development, such as the use of local labor, company’s community empowerment, repair facilities and social infrastructure, other donations, etc.
172-174
17. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen Description of corporate social responsibility associated with responsibilities to the consumer
Mencakup antara lain informasi tentang: The information should contain: 1. Kebijakan, Policy, 2. Kegiatan yang dilakukan dan Activities performed and 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain Financial impact of the activities related to responsibilities of products, such as health and consumer safety, product information, facilities, and control over the number of consumer complaints, etc.
176-177
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
174-176
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Kriteria Criterias
18. Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan Important cases involving the Company, Subsidiaries, current members of the Board of Directors and Board of Commissioners.
19. Akses informasi dan data perusahaan Access to corporate information and data.
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Penjelasan Descriptions
Halaman Page
Mencakup antara lain: The information should contain: 1. Pokok perkara/gugatan Material of the case/claim. 2. Status penyelesaian perkara/gugatan Case status. 3. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan Potential impacts on the financial condition of the company.
148-150
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya
151-157
Description on the availability of access to corporate information and data to the public, for example through website, mass media, mailing list, buletin, analyst meeting, etc. 20. Bahasan mengenai kode etik Discussion about the code of conduct
21. Pengungkapan mengenai whistleblowing system Disclosure of the whistleblowing system
Memuat uraian antara lain: The information should contain: 1. Keberadaan kode etik The existence of the Code of Conduct. 2. Isi kode etik Content of the Code of Conduct. 3. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh level organisasi The revelation that a code of conduct applies to all levels of the organization 4. Upaya dalam penerapan dan penegakannya Efforts to uphold the Code. 5. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimiliki perusahaan Statement concerning the corporate culture.
157-165
Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing system antara lain: The information should contain: 1. Penyampaian laporan pelanggaran Submission of reports of violations 2. Perlindungan bagi whistleblower Protection for whistleblowers 3. Penanganan pengaduan handling of complaints 4. Pihak yang mengelola pengaduan. Those who manage the complaint.
166-167
Kesesuaian dengan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan Compliance with Bapepam Regulation No.VIII.G.11 on Responsibility of the Board of Directors on the Financial Statement.
V
VII. Informasi Keuangan VII. Financial Information 1. Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan Statement by the Board of Directors concerning the Responsibility of the Board of Directors on the Financial Statement. 2. Opini auditor independen atas laporan keuangan Accountant’s opinion on the financial statement
V
3. Deskripsi auditor independen di opini Description of the Independent Auditor in the Opinion.
Deskripsi memuat tentang: The description contains: 1. Nama & tanda tangan Name and signature. 2. Tanggal Laporan Audit Date of the audit report. 3. No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik KAP license number and Public Accoountant license
V
4. Laporan keuangan yang lengkap Comprehensive financial statement.
Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: Contains all elements of the financial statement: 1. Laporan posisi keuangan (neraca) Balance sheet. 2. Laporan laba rugi komprehensif Comprehensive Profit loss statement. 3. Laporan perubahan ekuitas Equity statement. 4. Laporan arus kas Cash flow report. 5. Catatan atas laporan keuangan Notes to the financial statement 6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika relevan) Statement of financial position at the beginning of the comparative period presented when an entity applies an accounting policy retrospectively or makes restatement of financial statement items, or when the entity reclassify items in its financial statements (if relevant)
Lampiran Laporan Keuangan
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
189
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Kriteria Criterias
190
Penjelasan Descriptions
Halaman Page
5. Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya Disclosures in the notes to the financial statements when the entity applies an accounting policy retrospectively or to make the restatement of financial statements items, or when the entity reclassify items in its financial statements
Ada atau tidak ada pengungkapan sesuai dengan PSAK Disclosure in accordance with PSAK
78, 89, Lampiran Laporan Keuangan 7-10
6. Perbandingan tingkat profitabilitas Comparison of the level of profitability
Perbandingan laba (rugi) tahun berjalan dengan tahun sebelumnya Description of the gain/loss from operations of current year compare to that of previous year.
82, Lampiran Laporan Keuangan 3
7. Laporan arus kas Statement of cash flows
Memenuhi ketentuan sebagai berikut: Meets the following provisions: 1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi, investasi, dan pendanaan Group into three categories of activity: operational activity, investment and funding. 2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi The use of direct method to report cash flow and operation activities. 3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan Separating the presentation between cash receipt and or cash expended to the customer, employee, supplier, and payment of taxes during the current year for operational activities. 4. Pengungkapan transaksi non kas dalam catatan atas laporan keuangan Disclosure of non cash transactions in the notes to financial statements
84,85, Lampiran Laporan Keuangan 5
8. Ikhtisar kebijakan akuntansi Summary of Accounting Policy.
Meliputi sekurang-kurangnya: Includes at least: 1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK Statement of compliance to SAK 2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan Basic concept in presenting a financial statement. 3. Pengakuan pendapatan dan beban Disclosure of income and expense 4. Aset Tetap Curent Asset 5. Instrumen Keuangan Financial Instrument
78, 83, Lampiran Laporan Keuangan 7-10
9. Pengungkapan transaksi pihak berelasi Summary of Accounting Policy.
Hal-hal yang diungkapkan antara lain: Includes at least: 1. Nama pihak , serta sifat dan hubungan dengan pihak berelasi The name, the nature and relationship with the parties relate 2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total pendapatan dan beban terkait Transaction value and the percentage of total revenue and related expenses 3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total aset atau liabilitas The balance amount and the percentage of total assets or liabilities 4. Syarat dan ketentuan transaksi dengan pihak berelasi Terms and conditions relate to transactions with related parties
Lampiran Laporan Keuangan 11-12, 45-48
10. Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan Disclosure related to tax issues.
Hal-hal yang harus diungkapkan: Includes at least: 1. Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi Explanation of the relationship between tax expense (income) and income tax accounting 2. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini Reconciliation of fiscal and current income tax calculation 3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi dijadikan dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan. Statement that the Taxable Income (CGC) as basis for the reconciliation of charging SPT Corporate Tax. 4. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan. Details of deferred tax assets and liabilities recognized in the statement of financial position for any period of presentation, and the amount of expense (income) tax liabilities are recognized in profit or loss if the amount is not visible from the amount of deferred tax asset or liability recognized in the statement of financial position. 5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak Disclosureof tax disputes
Lampiran Laporan Keuangan 27, 39
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Kriteria Criterias
11. Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap Disclosure regarding fixed assets.
12. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Lainnya Update of the financial accounting standard and other regulations.
13. Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan Disclosure of Financial Instrument.
14. Penerbitan laporan keuangan Publishment of Financial Statements
Referensi BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Reference
Financial Statements
Penjelasan Descriptions
Halaman Page
Hal-hal yang harus diungkapkan: Information should disclose: 1. Metode penyusutan yang digunakan Depreciation method used. 2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model nilai wajar dan model biaya Description regarding accounting policy used betwen the revaluation model and cost model. 3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (model biaya) Methods and significant assumptions used in estimating the fair value of fixed assets (revaluation model) or disclosure of the fair value of fixed assets (cost model) 4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan reklasifikasi. Reconciliation of the gross carrying amount and accumulated depreciation of fixed assets at the beginning and end of the period with the show: addition, subtraction, and reclassification.
83, Lampiran Laporan Keuangan 15-16
Uraian mengenai SAK/peraturan yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif, yang belum diterapkan oleh perusahaan, dengan mengungkapkan: Description of SAK / regulations have been issued but not yet effective, that has not been implemented by the company, to disclose: 1. Jenis dan tanggal efektif SAK/peraturan baru tersebut; Type and effective date of SAK/new rules; 2. Sifat dari perubahan yang belum berlaku efektif atau perubahan kebijakan akuntansi; dan The nature of the changes that have not become effective or a change in accounting policy, and 3. Dampak penerapan awal SAK dan peraturan baru tersebut atas laporan keuangan. Initial application of SAK and the impact of new regulations on the financial statements.
Lampiran Laporan Keuangan 7-11
Hal-hal yang harus diungkapkan: Disclosure should include: 1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap kelompok instrumen keuangan Requirement, condition, and accounting policy for each financial instrument category. 2. Klasifikasi instrumen keuangan Classes of Financial Instrument. 3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan Fair value of Financial Instrument. 4. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas Description on risk related to Financial Instrument: market risk, credit risk, liquidity risk. 5. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangannya Objectives and policy of financial risk management.
Lampiran Laporan Keuangan 53-60
Hal-hal yang diungkapkan antara lain: Disclosure should include: 1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan Date of financial statements authorized for publication; and 2. Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan Responsible party authorizes the financial statements
V
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
191
GMF AeroAsia Challenge to Growth
LAPORAN KEUANGAN Financial Statements
192
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kinerja 2011
Profil Perusahaan
Diskusi dan Analisis Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Performance of 2011
Company Profile
Management Discussion and Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Referensi BAPEPAM-LK BAPEPAM-LK
Laporan Keuangan
BAPEPAM-LK Cross Cross Reference Reference
Financial Statements
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
193
GMF AeroAsia Challenge to Growth
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally left blank.