PENGUATAN PENYEDIAAN PAKAN TERNAK MELALUI APLIKASI TEKNOLOGI Hi~fer Suryahadi Pusat Studi Hewan Tropika/Centras LPPM-IPB PENDAHULUAN Usaha peternakan masih bergantung pada ketersediaan hijauan. Pakan yang terdapat di Indonesia, terutama hijauan masih sangat terbatas. Hijauan merupakan bahan pakan utama karena tergolong sumber energi yang rendah, namun ketersediaan dan kualitas hijauan di Indonesia masih tergolong rendah. Ketersediaan pakan yang belum memadai mengakibatkan terjadinya kesulitan dalam peningkatan populasi ternak sapi (Suryahadi et al., 2009). Permasalahan penyediaan pakan yang di hadapi oleh peternak adalah: 1) Mutu pakan masih rendah. 2) Produksi bersifat musiman. 3) Wilayah produksi pakan tidak setumpu dengan wilayah produksi ternak. 4) Potensi laten (berdasarka estimasi/kalkulasi) selalu lebih besar dari potensi riil yang tersedia dan 5) Peternak sulit meningkatkan skala usahanya. Mutu pakan yang rendah karena pakan kebanyakan berupa limbah lignoselulolitik dengan kadar Total Digestible Nutrient (TDN) dan protein yang rendah. Produksi pakan bersifat musiman dimana umumnya produksi akan menurun ketika musim kemarau, yaitu pada bulan April hingga September. Pada bulan tersebut peternak kesulitan mendapatkan hijauan alam maupun yang dibudidayakan, sebaliknya pada musim hujan produksinya berlebih. Hal ini mendorong perlunya program pengawetan /penyimpanan. Perlu adanya teknologi tepat guna untuk mengatasi permasalahanpermasalahan yang dihadapi peternak. Sehingga Pusat Studi Hewan Tropika/Center for Tropical Animal Studies (Centras) LPPM-IPB telah mengembangan inovasi teknologi tepat guna dengan membuat Hi~fer. Teknologi pakan Hi~fer merupakan hijauan fermentasi awetan yang mudah disimpan, didistribusikan dan mudah dalam pengagkutan. Hi-fer adalah hijauan hasil fermentasi dengan menggunakan Aditif Fermentasi (AF) hasil penelitian Centras LPPM IPB yang berkualitas prima (palatable/sangat disukai ternak, kadar protein ≥ 10%, kandungan energi/TDN ≥ 55%), mudah dan tahan lama disimpan (daya simpan ≥ 2 bulan). AF
1 Dipresentasikan pada Seminar Penelitian Unggulan Pusat-Pusat LPPM IPB. Bogor, Desember 2014
produk Centras LPPM-IPB (Suryahadi, 2013) terbukti mampu: (1) meningkatkan palatabilitas pakan fermentasi, (2) meningkatkan daya simpan pakan dan (3) mempercepat proses fermentasi. Kelebihan dari teknologi Hi~fer adalah: 1) dapat diproduksi oleh masyarakat (petani) secara masal, 2) mudah (secara manual dengan peralatan dan bahan tersedia di lokasi setempat) dan 3) biaya murah serta 4) meningkatkan income.
TEKNOLOGI HIJAUAN Hi~fer Hi~fer adalah hijauan awet hasil fermentasi dengan menggunakan Aditif Fermentasi (AF), dikemas dalam kemasan komersial, praktis untuk disimpan, diangkut, ditransportasikan, diperjual belikan, dan praktis diberikan pada ternak serta mampu meningkatkan produktivitas ternak. Produksi Hi~fer merupakan proses modifikasi ensilling menggunakan Aditif Fermentasi (AF) hasil penelitian CENTRAS LPPM IPB (2013). Keunggulan aplikasi Hi~fer adalah: 1) Pencarian rumput lebih fleksibel, sehingga dapat mengurangi jumlah waktu peternak untuk mencari rumput. 2) Mutu hijauan lebih stabil dengan daya awet lebih lama. 3) Mudah diangkut, disimpan dan mudah diberikan pada ternak. 4) Kandang menjadi lebih bersih. 5) Meningkatkan produktivitas ternak dan memberikan manfaat ekonomis. 6) Sumber pendapatan baru bagi petani penanam/ pengumpul rumput. Secara umum bahan baku pembuatan Hi~fer adalah rumput gajah atau hijauan lainnya yang telah dilayukan (88-93%), molasses (5-10%) dan Aditif Fermentasi (2%). Mula-mula molasses dengan AF dicampur rata lalu dicampurkan (disemprotkan) ke rumput gajah (hijauan lainnya) dan dimasukkan kedalam kantong plastik agar mudah ditransportasikan dan disimpan, maka disarankan satu kemasan berisikan 35-40 kg.
Rumput gajah
Proses chopping
Penambahan molasses dan AF
Pengemasan Hi~fer
Gambar 1 Proses pembuatan Hi~fer
2 Dipresentasikan pada Seminar Penelitian Unggulan Pusat-Pusat LPPM IPB. Bogor, Desember 2014
MANFAAT/DAMPAK PENGGUNAAN TEKNOLOGI Hi~fer A. 1 Meningkatkan produktivitas ternak dan memberikan manfaat ekonomis (Sapi Perah) CENTRAS LPPM IPB telah melakukan percobaan maupun pengamatan aplikasi teknologi Hi~fer melalui kerjasama dengan berbagai pihak diantaranya PT Indolakto, Koperasi Produksi Susu Bogor dan CV Anugerah Farm Bogor. Dari kegiatan tersebut dapat dikemukakan tentang manfaat/dampak penggunaan teknologi Hi~fer sebagai berikut: Tabel 1 memperlihatkan , bahwa penggunaan Hi~fer cenderung memperbaiki: produksi susu, kadar lemak, Total kuman produksi susu (TPC), kondisi tubuh (BCS), efisiensi penggunaan pakan, dan pendapatan peternak (Income Over Feed Cost). Semua perbaikan tersebut disebabkan terpenuhinya efisiensi penggunan pakan dan mutu meningkat sebagai akibat penggunaan Hi~fer. Tabel 1 Pengaruh pemberian pakan terhadap produksi susu, kualitas susu dan performance sapi perah No 1 2
3 4
5
6
7
8
Peubah Produksi Susu a.Produksi total 4% FCM Kualitas Susu a.Kadar lemak b.Kadar protein c.Kadar laktosa d.Kadar SNF e.Kadar total solid f.Densitas TPC Kondisi Ternak a.BCS (Skor 1-5) b.Bobot Badan Ransum a.Komposisi ransum TDN (Total Digestible Nutrien) PK (Protein Kasar) LK (Lemak Kasasr) SK (Serat Kasar) Persentase hijauan ransum b. Konsumsi BK (Bahan Kering) TDN PK LK SK Keefisienan Teknis a. Efisiensi penggunaan pakan b. Konsumsi TDN/kg susu c. Konsumsi protein/kg susu Harga dan biaya-biaya a.Biaya ransum b.Biaya pakan/kg susu Penerimaan a.Harga susu b.Penerimaan c.IOFC (Income Over Feed Cost)
Satuan
Rataan Kontrol
Hi~fer
kg/e/h
11.27
11.48
% % % % % g/ml cfu/ml
4.84 3.70 3.95 7.65 12.3 1.0277 6.30 x 105
5.06 3.53 3.77 7.31 12.78 1.0257 1.49 x 105
Kg
2.88 399.92
3.19 415.27
% % % % %
64.65 13.7 3.41 20.9 47.16
67.15 13.02 5.11 18.38 60.89
Kg Kg Kg Kg Kg
9.79 6.33 1.34 0.33 2.05
8.47 5.69 1.10 0.43 1.56
% Kg Kg
14.16 0.56 0.12
17.32 0.50 0.10
Rp Rp/kg
32788 3262
26755 2702
Rp/kg Rp/ekor/hari Rp/ekor/hari
5744 58138 25350
5664 56045 29290
3 Dipresentasikan pada Seminar Penelitian Unggulan Pusat-Pusat LPPM IPB. Bogor, Desember 2014
A. 2 Meningkatkan produktivitas ternak dan memberikan manfaat ekonomis (Sapi Potong) Pada uji coba pemberian Hi~fer pada penggemukan sapi potong di CV Anugerah Farm (Tabel 2) terlihat bahwa pemberian Hi~fer tersebut memperbaiki kondisi pemberian pakan diantaranya: 1) efisiensi penggunaan hijauan, 2) peningkatan pertambahan bobot badan serta pendapatan (Income Over Feed Cost). Walaupun ada peningkatan biaya pakan, namun tidak menjadi kendala karena hijauan produksi (melalui pertambahan bobot badan) lebih tinggi dengan penggunaan Hi~fer. Tabel 2 Manfaat Biologis dan Ekonomis Hi~fer pada Peternakan Sapi Potong No
Pengamatan/peubah
1 2 3
Konsumsi Hijauan, kg/ekor/hari
4
Pertambahan Bobot Badan, kg/ekor/hari
5
Efisiensi Penggunaan makanan (%)
6
Nilai Pertambahan bobot badan per hari, Rp Biaya Pakan per Hari Income over Feed Cost, Rp/hari
7 8
Perlakuan Kontrol (hijaun) Hi~fer 20 6
11 6
0.7-1.46
0.9-1.48
7.59-15.8
9.92-16.32
38.500-80.300
49.500-81.400
21.600 16.900-58.700
22.200 27.300-59.200
Konsumsi Hi~fer ,kg/ekor/hari Konsumsi Konsentrat, kg
Jumlah pemberian hijauan dengan Hi~fer
lebih sedikit dibandingkan
dengan pemberian hijauan segar. Pertambahan bobot badan sapi yang mendapatkan Hi~fer lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol/hijauan. Kisaran pertambahan bobot badan sapi potong yang diberi Hi~fer adalah 0.9-1.48 kg/ekor/hari. Pada sapi potong yang mendapatkan pakan Hi~fer
memberikan pertambahn bobot
badan yang cukup tinggi, hal ini disebabkan kemungkinan adanya compensatory growth dari sapi percobaan. Berdasarkan konsumsi bahan kering ransum dan pertambahan bobot badan bahwa pemberian Hi~fer menunjukkan efisiensi yang lebih tinggi 9.92-16.32% dibanding kontrol/hijauan 7.59-15.8% dapat dilihat pada Tabel 2. Kinerja biologis ini mengakibatkan nilai ekonomis pemberian Hi~fer lebih tinggi dibanding dengan kontrol/hijauan. Nilai Income Over Feed Cost
4 Dipresentasikan pada Seminar Penelitian Unggulan Pusat-Pusat LPPM IPB. Bogor, Desember 2014
pemberian Hi~fer yaitu berkisar Rp. 27.300-59.200/ekor/hari lebih baik dibanding pemberian hijauan segar yang memberikan nilai Income Over Feed Cost Rp. 16.90058.700/ekor/hari. Dengan demikian Hi~fer dapat memberikan manfaat biologis dan ekonomis yang lebih baik (CENTRAS 2013).
B. Sumber pendapatan baru bagi petani penanam/ pengumpul rumput Salah satu harapan dari aplikasi teknologi Hi~fer adalah dapat mendorong petani memanfaatkan lahan-lahan marjinalnya yang belum tergarap untuk menanam rumput gajah. Salah satu insentif yang harus dikembangkan adalah penanaman rumput gajah dapat memberikan income tambahan bagi petani tersebut. Petani di kebun karet Jasinga memanfaatkan waktu luangnya mencari rumput dan mengumpulkan ke CV Anugerah Farm untuk diolah menjadi Hi-fer. Rumput tersebut dibeli oleh CV Anugerah Farm sehingga memberikan pendapatan tambahan bagi petani. Sistem pembelian secara cash and carry dengan sistem borongan per luasan lahan (penyadap karet kerjasama dengan CV Anugerah di Jasinga).
C. Peningkatan Jumlah dan Ragam Pakan Alternatif Teknologi Hi~fer telah diaplikasikan juga untuk meningkatkan ragam dan jumlah penggunaan pakan alternatif. Mutu Hi~fer dari pakan alternatif yang telah diuji cobakan diperlihatkan dalam Tabel 3. Sedangkan pakan lainnya yang dapat digunakan diperlihatkan dalam Tabel 4. Kedepan diharapkan, aplikasi teknologi Hi~fer dapat mendorong penggunaan pakan-pakan alternatif dalam porsi yang lebih banyak.
5 Dipresentasikan pada Seminar Penelitian Unggulan Pusat-Pusat LPPM IPB. Bogor, Desember 2014
1. Tabel 3 Aneka Ragam Pakan Alternatif dapat Dikembangkan dengan Teknologi Hi-fer
No
Uraian Mutu Hifer+
Komposisi 1 Nutrisi (%) Abu Protein Kasar Lemak Kasar BETN TDN 2 pH Palatabilitas (konsumsi g 3 BK/kg BBM) Bakteri Asam 4 Laktat (cfu/g) 5 6 7
Aroma Tekstur Rasa
Bahan Baku Rumput gajah Jerami padi Rumput gajah 93%+daun 85%+ dedak singkong 7% 15%
Rumput gajah 60%+tongkol jagung40%
9.08 10.76 2.77
9.33 10.21 2.18
17.57 9.99 1.32
8.58 8.30 1.09
43.83 59.59 4.09
45.51 59.60 3.73
41.25 57.13 3.84
49.99 59.92 3.89
0.59
0.84
1.03
1.33
7,5 x 109 silase Basah Asam
1,3 x 1011 silase Basah Asam
1,0 x 1011 silase Kering Asam
7,4 x 1010 silase Agak basah Asam
Pembuatan Hi-fer dari bahan baku yang sudah diteliti yaitu dari bahan baku rumput gajah yang dapat menghasilkan protein kasar sebesar 10.76%. Rumput gajah 93%+daun singkong 7% dapat menghasilkan protein kasar sebesar 10.21%, jerami padi 85%+dedak 15% dapat menghasilkan protein kasar sebesar 9.99% dan rumput gajah 60%+tongkol jagung40% dapat menghasilkan protein kasar sebesar 8.30% (Tabel 3).
6 Dipresentasikan pada Seminar Penelitian Unggulan Pusat-Pusat LPPM IPB. Bogor, Desember 2014
2.
Tabel 4 Pakan Alternatif Potensial Lainnya yang dapat Dikembangkan dengan Teknologi Hi-fer Bahan pakan
Bahan kering (%)
Abu
54.92
11.31
27.57
3.50
18.94
90.52
7.54
6.27
1.31
87.5
16.90
4.15
Pucuk tebu Jerami jagung Azolla pinnata
25.5
8.22
21.0
Duckweed
Limbah pasar Limbah kopi Jerami padi
Enceng gondok Pelepah sawit
Komposisi bahan kering (%BK) Protein Lemak Serat BETN kasar kasar kasar
TDN (%)
Ca (% BK)
P(% BK)
38.69
56.40
0.72
0.60
34.11
48.60
57.20
0.21
0.03
1.47
32.50
45.00
43.20
0.41
0.29
5.24
1.98
34.40
50.20
51.40
0.47
0.34
10.20
9.92
1.78
27.40
50.70
60.00
1.24
0.23
4
16.2
21.4
2.7
12.7
47.00
61.10
1.0
0.9
5
-
36.5
4.4
12.8
43.6
-
-
-
83.34
16.46
40
3.67
15.25
31.53
44.40
1.81
0.52
26.07
16.66
6.50
4.47
32.55
39.82
56
0.96
0.08
Pembuatan Hi-fer bisa berasal dari bahan baku potensial yaitu dari limbah pasar, limbah kopi, jerami padi, pucuk tebu, jerami jagung, Azolla pinnata, duckweed dan enceng gondok. Komposisi bahan kering (%BK) untuk bahan pakan potensial bisa dilihat pada Tabel 4. Teknologi Hi-fer dapat mengurangi waktu peternak dalam mencari rumput. Peternak yang biasanya mencari rumput setiap hari, dengan adanya Hi-fer peternak dapat mencari rumput seminggu atau dua minggu sekali. Teknologi Hi-fer dapat memperpanjang waktu simpan hijauan dan dapat meningkatkan palatabilitas serta mempermudah peternak dalam penyediaan pakan hijauan. Terbuka peluang bagi pengelola untuk menanam rumput dan mengolahnya menjadi Hi-fer. D. Mudah Diangkut, Disimpan dan Praktis Diberikan pada Ternak Hi-fer dikemas dalam kantong plastik polybag plastik kedap udara (2 layer) dengan bobot maksimum per kemasan 35 kg. Hi-fer mudah didistribusikan dan ditransportasikan. Teknologi Hi-fer
merupakan teknologi yang praktis untuk
diterapkan dalam peternakan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak.
7 Dipresentasikan pada Seminar Penelitian Unggulan Pusat-Pusat LPPM IPB. Bogor, Desember 2014
Gambar 2 Penyimpanan dan pengangkutan serta pemberian pakan yang praktis
E. Peluang Pemberian Pakan dengan “Zero Konsentrat” Dengan adanya teknologi Hi~fer maka sumber daya pakan akan dapat dimanfaatkan secara maksimal tanpa adanya kendala waktu pemanfaatan, karena hijauan dapat disimpan dan diawetkan. Pakan hijauan berupa rumput-rumputan, leguminosa pohon dan tanaman air dapat diramu sehingga mencapai susunan formulasi ransum untuk mendukung pertumbuhan maupun penggemukan sapi dan dapat menghindari penggunaan konsentrat yang terlampau tinggi atau bahkan tanpa penggunaan (zero konsentrat). Pemberian pakan “zero konsentrat” dimungkinkan kalau rumput-rumputan, legum pohon dan tanaman air dikemas dalam bentuk Hi~fer. Mengingat tidak diperlukannya konsentrat makan teknik “zero konsentrat” tersebut dapat dikombinasikan dengan teknik suplementasi feed block supplement (FBS) sehingga seluruh kebutuhan nutrisi ternak dapat terpenuhi.
F. Mutu hijauan lebih stabil dalam jangka waktu panjang Salah satu manfaat penggunaan AF dibandingkan silase konvensional adalah: 1) Proses pembuatan lebih mudah dan lebih cepat, 2) dapat menggunakan kantong plastik dengan tingkat kerusakan hasil yang minimal, 3) daya simpan setelah dibuka ( kondisi aerobik) lebih lama. Tabel 5 memperlihatkan efek lama fermentasi terhadap mutu Hi~fer.
8 Dipresentasikan pada Seminar Penelitian Unggulan Pusat-Pusat LPPM IPB. Bogor, Desember 2014
Tabel 5 Lama Fermentasi-Penyimpanan Hi-fer Komponen (%)
Lama Fermentasi-Penyimpanan (bulan) 1
2
3
4
37.46
36.36
32.48
25.29
TDN
53,865
53,808
53,212
56,105
PK
6,690
8,685
9,523
8,463
LK
1,471
1,327
1,464
1,559
SK
26,891
27,460
28,654
24,661
BETN
53,164
53,665
48,779
52,821
Abu
11,783
8,863
10,399
12,496
Ca
1,247
0,864
1,701
1,239
P
0,558
0,630
0,786
0,566
4097,150
4482,970
4338,194
4120,022
Bahan Kering, % Komposisi BK (%)
GE
Mutu Hi-fer setelah periode fermentasi (fase aerobik) diperlihatkan dalam Tabel 5. Secara umum Hi-fer setelah dibuka dari kantong kemasan masih dapat bertahan mutunya baik secara organoleptik, warna, bau, mikrobiologis mencapai 3 hari. Hal ini lebih baik dari produk-produk silase yang dihasilkan secara konvensional. Kecenderungan Hi-fer yang difermentasi lebih lama memiliki daya simpan pasca fermentasi (periode aerobik) lebih rendah. Namun secara keseluruhan masih baik digunakan sebagai pakan dalam waktu 2 hari setelah dibuka. Selama proses fermentasi terjadi penurunan pH yang sangat drastis dari netral sampai suasana asam, dengan pH mencapai kurang dari 4. Berdasarkan hal ini proses fermentasi tersebut sangat efektif dan cepat dalam menurunkan pH. Penurunan pH disebabkan terbentuknya asam-asam organik terutama asam laktat. Hal inilah yang membuat Hi-fer akan memiliki daya simpan dalam jangka lama.
G. Kandang Menjadi Lebih Bersih dan Produk Ternak Menjadi Lebih Higenis
9 Dipresentasikan pada Seminar Penelitian Unggulan Pusat-Pusat LPPM IPB. Bogor, Desember 2014
Dari hasil pengamatan pemberian Hi~fer pada sapi perah dan juga sapi potong, bahwa Hi~fer dapat menjadikan kandang lebih bersih dan produk tersebut menjadi lebih baik.
Gambar 3 Kondisi kandang sapi potong dan perah yang diberi makan Hi-fer Di dalam kandang tidak ada sisa pakan yang tercecer dilantai kandang, sehingga mempermudah peternak dalam membersihkan kandang. Pakan Hi-fer dapat menurunkan TPC susu sapi perah Friesian Holstein dari 6.30 x 105 menjadi 1.49 x 105. Dalam pengamatan terbatas, dilaporkan pula bahwa kualitas daging dan karkas sapi yang menggunakan Hi-fer meningkat lebih baik. SISTEM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM APLIKASI TEKNOLOGI Hi-fer Agar inovasi teknologi tepat guna, maka perlu model pengembangan produk Hi-fer, dengan berbasis pada pemberdayaan masyarakat oleh Perguruan Tinggi. Model tersebut diintroduksi kedalam sistem produksi masal oleh masyarakat dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi masyarakat setempat. Melalui kemudahan pembuatan dan keunggulan produk ini, diharapkan inovasi teknologi menjadi tepat guna, berkelanjutan, akan memberikan manfaat baik bagi masyarakat umum, petani/peternak, perguruan tinggi dan pemerintah, serta mampu mengatasi berbagai permasalahan pakan. Berkat
Adanya Kemudahan Teknologi Hi-fer
dapat
dilaksanakan
Kemitraan usaha dalam penyediaan hijauan pakan (contoh di Jasinga) antara masyarakat umum (petani) sebagai produsen bahan baku (rumput/hijauan) dan mitra perusahaan sebagai inti/koordinator, supplier bahan baku, bahan penolong, dan juga melakukan pengolahn, pengemasan, serta distribusi/pemasaran. Perguruan Tinggi mempunyai peluang besar untuk memperbaiki teknologi proses dan juga 10 Dipresentasikan pada Seminar Penelitian Unggulan Pusat-Pusat LPPM IPB. Bogor, Desember 2014
pendampingan produksi. Pemerintah sebagai fasilitator, pemanfaatan lahan-lahan terlantar dan regulasi.
PENUTUP Hi-fer dapat memberikan manfaat biologis dan ekonomis bagi peternak sehingga memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan, baik petani rumput maupun peternak. Berkat adanya kemudahan teknologi Hi-fer, maka produksi Hifer memiliki peluang dapat dilaksanakan dengan kemitraan, antara masyarakat umum (petani) sebagai produsen bahan baku (rumput/hijauan) dan mitra perusahaan sebagai Inti/Koordinator, supplier bahan baku, dan bahan penolong, serta melakukan pengolahan/pengemasan, distribusi/pemasaran. Penerapan teknologi Hi-fer disertai dengan pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan ABGC akan memberikan peluang meningkatnya ketersediaan hijauan pakan baik dari segi jumlah, mutu maupun kontinyuitas.
11 Dipresentasikan pada Seminar Penelitian Unggulan Pusat-Pusat LPPM IPB. Bogor, Desember 2014
DAFTAR PUSTAKA [CENTRAS] Center of Tropical Animal Studies. 2013. Produksi Hijauan Fermentasi Hi-fer dengan Kemasan Komersial Probiotik Unggul untuk Penyedian Pakan Berkelanjutan serta Mendukung Pencapaian Swasembada Daging. Bogor (ID): Laporan Akhir Penelitian LPPM-IPB. [CENTRAS] Center of Tropical Animal Studies (IPTEK). 2014. Demplot Peternakan Sapi Perah. Bogor (ID): Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat. Suryahadi., Muladno., S. Mulatsih, R. Hidayat. 2009. Langkah Strategis Percepatan Peningkatan Populasi Ternak Sapi. Seminar Nasional Percepatan Peningkatan Populasi Ternak Sapi di Indonesia. Bogor 19 Oktober 2009. Hasil Penelitian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Suryahadi. 2013. Penggunaan Aditif Fermentasi (AF) dalam konsentrat sapi potong. Laporan penelitian kerjasama Centras LPPM-IPB dengan CV Anugrah Farm. Bogor.
12 Dipresentasikan pada Seminar Penelitian Unggulan Pusat-Pusat LPPM IPB. Bogor, Desember 2014