Political Will Pemilih Figur Kepemimpinan... 461
P O L IT IC A L W ILL PEMILIH FIGUR KEPEMIMPINAN
CALON KEPALA DESA
R oh m at IA IN Surakarta Em ail: r_ o h m at@ yahoo.com
A b s tr a c t
The study aim s to kn ow p o litic a l w ill o f the voters the leadership fig u re o f the village chief candidate in rural com m unity developm ent in the Sanggung village, G a ta k D istrict, Sukoharjo, 2 0 1 2 . T h is study used a descriptive approach. The popu lation in this study is 1 5 0 0 suffrage an d sam ple is 1 0 0 suffrage. The instrum ents to collect data using questionnaires.
The da ta an alysis using the percentage
(percentile). The results o f th is study fo u n d th at p o litic a l w ill o f the voters the leadership figure o f the village chief candidate in doing the ta sk o f ru ral com m unity developm ent, th a t is: the in itiatives (9 8 % ); the p rio rity (8 2 % ); oriented m obilisation o f community developm ent (5 0 % ); em phasising the rule o f law in the fo rm o f severe pu n ish m en t f o r corruption (4 0 % ); business su stain ability m inded (9 9 % ); attention try giving p assio n an d sp irit new life an d elim inate the m onotony o f village life (9 7 % ); influential in im proving the socio-economic welfare (1 0 0 % ); im proving education (8 4 % ); undertake m odernisation in the fie ld o f transport an d technology (1 0 0 % ); d id n ot contest the figu re gender prospective village ch ief (6 9 % ) an d the changes (94% ).
O'®
3jLuLlj
*2012
3
4-MjljjJ! £>Jl&
* Gatak^j*. * Sanggung^i (jA
CjLjuX 100-1500
(j ISLmJI JJLC. £Jj
Jl ^ jJLI
&JU2) iluoJLscjLml
.lZjLjLal^Vl Sj IjVI ^jl ^^1x4
4
4-uij^JI 4-l^JuJJ
7li bjuS)
JLuilj
4 ^ \\
<j-«lj 3j Ll3
^ lJ-SsJLojLj
4
462
Millah Vol. XII, No. 2, Februari 2013
U$jLaJI jlijl
;('/50) va.L'fc.lI
i»Uuj4Y1
;('/99)
tj
t("/.97) 4j^oJI sLl> ^
;(/40)
j
»(/,82)
4 Ji-U U j
(jlJ *('/98)
i_diL*JI JlSLii ^
(Jx. tUaJiJIj iSLrtiJ
iiiLsLxJI flLxlj
*(7.84) [ca,L>i)l Sjljjj i(/1 0 0 )
G/> ^ IaI^J.1 1_j-u 1
V ^.wJLTeJI
lj \ j
jG- JSlA
alijJI ^u*^ej
|»UjVl ;(/100)
'Atlty J-ajJI JG m )./94) j d
u j
(769) JL^aJI
K sjm rdy. Political will, leadership o f village chief, com m unity developm ent. A. P en d a h u lu a n D alam p em b an g u n an bangsa, m em pertim bangkan diantaranya: landasan ideal bangsa; pijakan konstitusi negara; kebinekatunggalikaan; dasar operasional dan political will. Political w ill ini akan m em beri corak dalam p em bangunan m asyarakat,
term asuk
T jokrow inoto m erupakan
(1977)
suatu
p em b a n g u n an m enyatakan
b en tu k
m asyarakat
pedesaan.
bahw a, pem bangunan
tindakan
k o le k d f suatu
M oeljarto
m asyarakat desa
m asyarakat desa
yang
bertujuan u n tu k m eningkatka ta ra f h id u p m asyarakat terseb u t dalam ard m aterial dan spiritual. 12 Selanjutnya, K hairuddin (1992) m engem ukakan bahw a p em bangunan m asyarakat desa m em punyai
sebagai
tujuan-tujuan
bagian yang
d an ddak
pem b an g u n an terlepas
dan
nasional,
te n tu
pem b an g u n an
saja
secara
keseluruhan. K arena kondisi pedesaan m em punyai spesifikasi te rte n tu , baik dalam bidang sosial m aupun ekonom i, m aka tujuan pem b an g u n an m asyarakat di pedesaan lebih sering ditekankan p a d a bidang ekonom i, sebab kondisi ekonom i inilah yang pada um um nya sangat m em perihatinkan. O le h karena itu p em bangunan pedesaan diarahkan pada peningkatan taraf hidup m a sy a ra k a t.: D em ikian halnya p em bangunan pedesaan di D esa Sanggung, K ecam atan G atak,
K ab u p aten
Sukoharjo,
P ropinsi Jaw a
T engah
diharapkan
dapat
1 Moeljarto Tjokrowinoto, Peranan Kebudayaan Politik dan Kebudayaan Administrasi di dalam Pembangunan Masyarakat Desa, dalam Buletin Balai Pembinaan Administrasi, Universitas Gadjah Mada, No.3/1977. 2 Khairuddin, Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta, Liberty, 1992)
Political Will Pemilih Figur Kepemimpinan. . . 463 m enggerakkan po ten si sum ber daya m anusia dan sum ber daya alam. U n tu k itu, m asyarakat desa terseb u t m em perhitungkan kepada figure kepem im pinan calon kepala desa yang akan m em im pin sebagai kepala desa. Sehubungan dengan hal tersebut,
m aka
m enged epankan
m asyarakat pem im pin
sebagai yang
pem ilih
terus
figur
m enerus
calon
kepala
desa
m em iliki good w ill be.
K enyataannya, kepala desa dim aksud sebelum nya terlibat persoalan hukum , bahkan p ern ah m enjadi urusan pengadilan. Selain itu, kepala desa sebelum nya juga terkesan m em iliki p ro b lem m engarah kepada persoalan hukum sam pai m eninggal dunia sebelum m asa jabatan habis. Figur kepala desa, desa dim aksud selam a ini bukan gender. H al ini, dim ungkinkan probabilitasnya yang m em enuhi persyaratan term asuk diterim a oleh pem ilih figur bukan gender sekalipun belum m enjadi jam inan sebagai kepala desa dap at m em im pin m asyarakat pedesaan yang m aju, sejahtera dan damai. D ekade ini, pem b an g u n an pedesaan yang juga sering disebut community development
m em berikan
peluang
besar
keterlibatan
m asyarakat
dalam
pem bangunan pedesaan. B egitu pula m asyarakat pedesaan desa Sanggung, nam pak m engalam i pergeseran yang peduli u n tu k p e m b an g u n an desanya, sehingga kepala desa yang diharapkan dap at m ew ujudkan m asyarakat add dan m akm ur berdasarkan Pancasda yang diridhoi oleh T u h a n Y ang M aha Esa. U n tu k itu, m asyarakat yang akan m em ilih figur calon kepala desa tttenegaskan u n tu k bisa m em baw a kepada p eru b ah an yang m em beri gairah dan sem angat hidup baru serta m enghdangkan m o n o to n dari kehidupan desa, sehingga w arga desa tidak m erasa jenuh dengan lingkungan hidupnya. D engan dermkian, m asyarakat akan m eningkat kesejahtaraan sosial ekonom i m au p u n pendidikannya. O leh karena itu, m asyarakat pem ilih figur calon kepala desa ptem buka peluang kepada calon yang m em punyai kem am puan seperti yang /Uharapkan oleh m asyarakat pem ilihnya. Sehubungan den g an uraian hal terseb u t ol atas, maka diperlukan inform asi dengan m elakukan penelitian. M aka dari itu, fprudis m engkaji melalui penelitian dengan judul ”Political w ill Pem ilih, Figur p-Cpenaimpinan C alon K epala D esa dalam P em b an g u n an M asyarakat Pedesaan M |® esa Sanggung, K ecam atan G atak, K a b u p aten Sukoharjo, P ropinsi Jaw a l l n g a h T ahun 2012” .
464
Millah Vol XII, No. 2, Februari 2013
B. K a jia n T e o r i B.1.
P o litic a l w ill
1. P engertian
P o litic a l w ill
C raig C harney (2009) m enyatakan bahw a, to advocates, politicians, and organizations p ro m o tin g change, “p o litic a l w
ill’
is the holy grail. W hen
advocates argue, politicians vote, and organizations cam paign, they say they are trying to shape o r resp o n d to
p o litic a l w ill. P o litic a l w ill
is the ghost
in the m achine o f politics, the m otive force th a t generates political action.1*3 Selanjutnya, N adyafirdhani (2012) m engem ukakan bahw a w ill
p o litic a l
m erupakan sebuah kem auan suatu negara yang dalam perw ujudannya
d ib utuhkan duku n g an dari rak y a tn y a.4 2. In d ik ato r p o litic a l w ill D erick
(1999)
m engem ukakan
b eberapa
indikator
yang
bisa
dipergunakan u n tu k m engukur p o litic a l w ill pem erintah, yaitu:5 a.
Inisiatif. D ari m ana
sebetulnya inisiatif p em b eran tasan korupsi?
A pakah p em erin tah m em iliki inisiatif u n tu k m em b eran tas korupsi? b.
Prioritas. A pakah p em erin tah telah m elakukan kajian m endalam dan m en en tu k an sek to r m ana yang akan m enjadi prioritas utam a yang m enjadi target pem b eran tasan korupsi? P em ilihan prioritas sangat pen tin g karena korupsi di Indonesia sudah sangat sistem ik dan meluas di berbagai sektor.
c.
M obilisasi duku n g an politik. A da tidaknya kem auan politik juga terg an tu n g
p ad a
kem auan
dan
k e m am p u an
u n tu k
m enggalang
d u k ungan bagi p rogram anti korupsi. P ro g ram anti korupsi yang dijalankan p em erin tah h aras m en d ap at duku n g an dari kekuatan politik
1 Craig Charney, Political Will: WTiat is it? How is it Measured?, (New York: Charney Research, 2009) 4 Nadyafirdhani, “ National Power" dikutip dari http: / / nadyafirdhani fisipl2.web.unair.ac.id/artikel detail-61768-Umum-National%20Power.html 5 Derick W. Brinkerhoff, State-Civil Society Networks For Policy Implementation In Developing Countries dalam Review of Policy Research, Volume 16, Issue 1, pages 123-147, March 1999.
Political Will Pemilih Figur Kepemimpinan. .. 465 lain. K alau tidak ada dukungan, riwayat p em erin tah akan singkat karena keburu digantikan pem erintah barn. T a n p a dukungan politik juga
bisa
m enjadikan
p em berantasan
korupsi
m acet
karena
p em erin tah m esti berk o m p ro m i dengan kekuatan politik lain. d.
P enegakan hukum berupa hukum an yang berat bagi koruptor. T a n p a sanksi yang berat, orang tidak akan jera m elakukan korupsi. K orupsi p ad a dasarnya m em iliki benefit atau keu n tu n g an tinggi. N ah, kalau c o st atau konsekuensinya tinggi, seperti sanksi h u kum an, orang akan takut. T etapi kalau tidak ada atau co st rendah, o ran g akan berani m elakukan korupsi.
e.
K eberlanjutan
usaha.
A pakah
p rogram
p em b eran tasan
korupsi
m erupakan usaha yang diikhtiarkan terus m enerus? A taukah hanya u n tu k kepentingan sesaat, misalnya m enjelang Pernilu.
B.2. K epem im pinan 1. P engertian K epem im pinan Stoner,
F reem an,
dan
G ilb ert
(1995)
m enyatakan
bahw a
kepem im pinan adalah the process o f directing and influencing the task related activities
o f group
m engarahkan dan aktivitas
yang
members.
K ep em im p in an
adalah
proses
m em pengaruhi para anggota dalam
harus
dilakukan.6* Selain
dalam
hal berbagai
im , Jaco b & jacq u es
(1990)
m engungkapkan bahw a kepem im pinan adalah sebuah proses m em beri arid
(pengarahan
yang
berarti)
terhadap
usaha
k o le k tif dan
yang
m engakibatkan kesediaan untuk m elakukan usaha yang diinginkan u n m k m encapai sasaran. ' Selanjutnya, kepem im pinan
M ocham m ad
berarti
tindakan, artinya
T eguh
(2001)
m em pengaruhi o ran g
seorang pem im pin
harus
lain
m enyatakan u n tu k
berusaha
bahw a
m engam bil
m em pengaruhi
pengikutnya dengan berbagai cara seperti m enggunakan otoritas yang
6 Stoner, Freeman, dan Gilbert, Management, (US, Prentice Hall, 1995) ' Jacobs, T. O , and E. Jaques, Measures of Leadership, (NJ: Leadership Library of America, Inc, 1990)
4 66
Millah Vol. XII, No. 2, Februari 2013
terlegitim asi, m enciptakan m odel (m enjadi teladan), p en etap a n sasaran, m em beri
im balan
dan
h u kum an,
restrukturisasi
organisasi
dan
m engkom unikasikan sebuah visi. D e n g an dem ikian, seorang pem im pin d a p at dipandang e fe k d f apabila d a p at m em bujuk para pengikutnya untuk m eninggalkan kepentingan pribadi m ereka dem i keberhasilan organisasi.8 2. Fungsi K epem im pinan D edi (2012) m engem ukakan beb erap a fungsi dalam kepem im pinan, yaitu:9 a. P em im pin sebagai eksckutif ( Executive header) Sering kali disebut sebagai adm in istrato r atau m anajer. Fungsinya adalah m enerjem ahkan kebijaksanaan m enjadi suatu kegiatan, dia m em em pin dan m engaw asi tindakan orang-orang yang m enjadi baw ahannya. D an m em buat
kepu tu san -k ep u tu san
yang
kem udian
m em erintahkannya
u n tu k dilaksanakan. K epem im pinan ini banyak ditem ukan didalam m asyarakat dan biasanya bersifat kepem erintahan, m ulai dari pusat sam pai ke daerah-daerab m em erlukkan fungsi tersebut. b. P em im pin sebagai penengah D alam m asyarakat m o d e m , tanggung jawab keadilan terletak di tangan pem im pin dengan keahiiaanya yang khas dan ditunjuk secara khusus. Ini dikenal dengan pengadilan. D a n bidang lainnya, um pam anya dalam bidang olahraga, terd ap at w asit yang m em punyai tugas sebagai wasit. c. P em im pin sebagai penganjur Sebagai propagandis, sebagai juru bicara, atau sebagai pen g arah opini m erupakkan orang-orang penting dalam m asyarakat. M ereka bergerak dalam
bidang
kom unikasi
dan
publistik
yang
m enguasai
ilmu
kom unikasi. P enganjur adalah sejenis pem im pin yang m em beri inspirasi kepada orang lain. Seringkali ia m em p ak k an o ran g yang pandai bergaul d an fasih berbicara. 8 Mochammad Teguh, Latdhan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar (LKIDI), (Yogyakarta, UII Press, 2001) 9 Dedi “Kepemimpinan” dikutip dan hrt,p://hlog.binadarma.ac.id/dedi 1968/wpontent/ uploads /2012/09/kepemimpinan, pdf
Political Will Pemilih Figur Kepemimpinan...
467
cl. Pem im pin sebagai ahli Pem im pin sebagai ahli dapat dianalogikan sebagai instruktur atau seorang juru penerang, berada dalam posisi yang khusus
dalam
hubungannya dengan unit sosial dim ana dia bekerja. K epem im pinannya hanya berdasarkan fakta dan hanya pada bidang dim ana terdapat fakta. Term asuk dalam kategori ini adalah guru, petugas sosial, dosen, dokter, ahli
hukum ,
dan
sebagainya
yang
m encapai
dan
m em elihara
pengaruhnya karena m ereka m em punyai pengetahuan untuk diberikkan kepada orang lain e. Pem im pin diskusi T ipe pem im pin yang seperti ini dapat dijumpai dalam lingkungan kepem im pinan yang dem okratis dim ana kom unikasi m em egang peranan yang sangat pen ting. Seseorang yang secara lengkap m em enuhi {criteria kepem im pinan dem okratis ialah orang yang m enerim a peranannya sebagai pem im pin diskusi. 3. T ipe K epem im pinan Tipe
kepem im pinan
yang
dimiliki
seorang
pem im pin
akan
m em pengaruhi organisasi yang dipim pinnya. D edi (2012) m enyebutkan tipe-ripe kepem im pinan adalah:10 a. T ipe O tokratik D ilihat dari persepsinya seorang pem im pin yang otokratik adalah seorng yang sangat egois. Seorang pem im pin yang otoriter akan m enunjuukkan sikap yang m enonjol ’’keakuannya” . b. Tipe Paternalistik Tipe
pem im pin
paternalistik
hanya
terdapat
dilingkungan
m asyarakat yang bersifat tradisional, um um nya dim asyarakat agraris. Salah satu ciri utam a m asyarakat tradisional ialah rasa h o rm at yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota m asyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pem im pin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para 10 Ibid 9
4 68
Millab Vol. XII, No. 2, Februari 2013
ulam a
dan
guru.
P em im pin
ini
sangat
m engem bangkan
sikap
kebersam aan. c. T ipe K harism atik T idak banyak hal yang d ap at disim ak dari literatur yang ada te n tan g
kriteria
kepem im pinan
yang
kharism atik.
M em ang
ada
karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat m em ikat sehingga m am p u m em peroleh pengikut yang jum lahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pem im pin yang kharisnatik adalah seseorang yang dikagum i oleh banyak pengikut m eskipun para pengikut te rseb u t tidk selalu dapat m enjelaskan secara k o n k ret m engapa orang terseb u t dikagum i. d. T ipe Laissez Faire P em im pin ini berpandangan bahw a um um nya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri ari orang-orang yang sudah dew asa yang m engetahui apa yang m enjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas yang harus ditunaikan oleh m asing-m asing anggota dan pem im pin tidak terlalu sering intervensi. e. T ipe D em okratis P em im pin yang dem okratik biasanya m em andang peranannya selaku k o o rd in a to r dan integrator dari berbagai unsur dan k o m ponen organisasi. M enyadari bahw a m au tidak m au organisasi harus disusun sedem ikian rupa sehingga m enggam barkan secara jelas aneka ragam tugas
dan
kegiatan yang tidak
bisa tidak
harus
dilakukan
demi
tercapainya tujuan. M elihat kecenderungan adanya pem bagian peranan sesuai dengan tingkatnya. M em perlakukan m anusia dengan cara yang m anusiaw i dan m enjunjung harkat dan m artabat m anusia.
4. K arakter K epem im pinan
Political Will Pemilih Figur Kepemimpinan... 469 M u h am m ad Ryaas Rasyid (2000) m engem ukakan bahw a te rd a p at karakter kepem im pinan polirik dan p e m e rin ta h an dunia, yaitu:11 a.
K e p em im p in an yang sensitif, ditandai oleh kem am puan u n tu k secara dini m em aham i dinam ika perkem bangan m asyarakat, m engerti apa yang m ereka bu tu h k an , m engusahakan agar m enjadi pihak p ertam a yang m em beri p erh ad an terhadap k e b u tu h a n itu. P em im p in yang sen sitif adalah m engkom unikasikan kepada m asyarakat te n tan g adanya kepedulian pem erintah atas keb u tu h an .
b.
K ep em im p in an yang responsif, lahir b e rh ad ap an den g an m asyarakat yang
cen d eru n g
lebih
aktif,
p e m in p in
lebih
banyak
b e rp e ra n
m enjaw ab aspirasi dan tu n tu ta n m asyarakat yang disalurkan m elalui berbagai
m edia
kom unikasi.
K e p em im p in an
p em erin tah an
yang
re sp o n sif banyak ditem ui pada p e m e rin ta h an yang dem okratis. c.
K e p em im p in an yang defensif, ditandai dengan sifat egoistik, m erasa paling benar. K epem im pinan
d e fe n sif m elekat pada
keberadaan
seseorang yang p in ta r atau m erasa paling pintar. d.
K ep em im p in an yang represif, c en d e ru n g sam a egois dan arogannya den g an karakter yang defensif, m em o n o p o li kebenaran, kekuasaan identik dengan kebenaran, m udah curiga dan cem b u ru terh ad ap setiap o ra n g atau kelom pok.
B.3. P em b a n g u n a n m asyarakat pedesaaan 1. P engertian p em b an g u n an m asyarakat pedesaaan J o n i R am at m ngem ukakan bahw a p em b an g u n an m asyarakat desa adalah seluruh kegiatan p e m b an g u n an yang berlangsung di desa, yang m eliputi seluruh aspek kehidupan m asyarakat (ideologi, polirik, ek o n o m i, sosial, budaya, d an p e rtah an an keam anan), d an dilaksanakan secara terp ad u dengan
m engem bangkan
swadaya
g o to n g
royong
m asyarakat.
P em b an g u n an m asyarakat desa m em punyai sifat integralistik yang berarti kegiatan
p em b an g u n an
m asyarakat
desa
m eliputi
seluruh
keh id u p an
n Muhammad Ryaas Rasyid, Makna Pemerintahan, (Jakarta, PT.Mutiara Sumber Widya,
470
Millah Vol. XII, No. 2, Februari 2013
m asyarakat desa. P em ban g u n an m asyarakat desa m erupakan w adah resmi dari seluruh akdvitas pem b an g u n an yang m enyangkut desa dan m asyarakat desa 12 Ali H anapiah (2012) m engem ukakan tentang pem b an g u n an desa pada hakikatnya
adalah
segala
b en tu k
aktivitas
m anusia
(m asyarakat
dan
pem erintah) di desa dalam m em bangun din, keluarga, m asyarakat dan lingkungan di wilayah desa baik yang bersifat fisik, ekonom i, sosial, budaya, polirik, ketertiban, pertah an an dan keam anan, agam a dan pem erintahan yang dilakukan secara terencana dan m em baw a dam pak p o sitif terhadap kem ajuan
desa.
D en g an
dem ikian,
pem b an g u n an
desa
sesungguhnya
m erupakan upaya-upaya sadar dari m asyarakat dan p em erin tah baik dengan m enggunakan sum berdaya yang b ersu m b er dari desa, b an tu a n pem erintah m aupun
b a n tu a n
organisasi-organisasi/lem baga
dom estik
m aupun
internasional u n tu k m enciptakan p eru b ah an -p eru b ah an ke arah yang lebih baik. 13
2.. T ujuan p e m b an g u n an m asyarakat pedesaaan Sedap p em b an g u n an pedesaan, m em punyai tujuan. T ujuan perlu dirum uskan
terlebih
m onitoring
dan
pedesaan.
B intarto
dahulu
evaluasi (1983)
karena terhadap
sebagai arah, sem ua
m enyatakan
p ed o m an , acuan,
aktivitas
pem bangunan
bahw a tujuan
pem bangunan
m asyarakat desa adalah:14 a.
M em beri gairah dan sem angat hidup b a m
serta m enghilangkan
m o n o to n dari kehidupan desa sehingga warga desa tidak m erasa jemu dengan lingkungan hidupnya b.
M eningkatkan kesejahteraan sosial ekonom i w arga desa sehingga dap at m enahan arus urbanisasi
12 Joni Rahmat Pramudia, Pembangunan Mayarakat, http://filc.upi.edu/Dircktori/FIP/lUR. PEND. LUAR SEKOLAH/197106141998031; \ JONI RAHMAT PRAMUDIA/Pembangunan Masyarakat-HO.pdf 13 Ali Hanapiah, Fcnomena Pembangunan Desa, (Jatinangor, Institut Pemerintahafl Dalam Negeri, 2011). 14 Bintarto, Interaksi Desa-Kota, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1983)
Political Will Pemilih Figur Kepemimpinan. . . 471 c.
M eningkatkan
bidang pendidikan
secara
m erata
sehingga
dapat
m engurangi arus pelajar ke kota dan tenaga terididik akan tctap tinggal di desa m cm bim bing warga desa yang belum maju d.
M odernisasi
di
bidang
pengangkutan
akan
secara
berangsur
m enghilangkan sifat isolasi desa e.
M odernisasi m erupakan
tum p u an
bagi pengem bangan
teknologi
pedesaan dan proses pengam bangannya m asyarakat desa dapat diikut sertakan. B. 4. Political w ill K epem im pinan kepala desa dalam p em bangunan m asyarakat pedesaan Political w ill m erupakan kem auan politik atau harapan politik sebagai suatu tindakan dalam kegiatan yang m elibatkan publik, m asyarakat, baik dalam suatu organisasi m asa m aupun politik b ertum pu kepada etika yang berlandaskan kepada Pancasila d a n U U D 1945 untuk m encapai suatu tujuan. Political m il m elibatkan m asyarakat term asuk m asyarakat pedesaan yang akan m elakukan hak pilihnya untuk m em ilih figur kepem im pinan calon kepala desa m elakukan sinergi dalam pem bangunan m asyarakat pedesaan. Ali hanapiah (2012) m enyatakan bahw a dalam m enyusun p eren can aan p em bangunan desa yang harus diperhatikan adalah harus bertolak dari kondisi existing desa tersebut. Esensi dari p em b an g u n an desa adalah “ bagaim ana desa dapat m e m b a n g u n / m em an faatk an / m engeksploitasi dengan tepat (optim al, efektif dan efisien) segala potensi dan sum ber daya yang dimiliki desa untuk m em berikan rasa aman, nyam an, tertib serta dapat m eningkatkan kesejahteraan m asyarakat desa. 15
C. M eto d e P en e litia n E P endekatan Penelitian P endekatan
penelitian
ini
m enggunakan
pendekatan
penelitian
deskriptif. Suharsim i A rikunto (2002) b e rp e n d ap a t bahw a pada um um nya
15 Ibid 13
472
Millah Vol. XII, No. 2, Februari 2013
penelitian d e sk rip tif m erupakan penelidan n o n hipotesa, sehingga dalam rangka penelitiannya tidak perlu m eru m u sk an hipotesis. 16 D alam penelitian ini peneliti m endidkripsikan data dengan kata-kata, kalim at dan m engurai bukan dengan angka. M oleong (2008) m enyatakan bahw a
penelidan
m engedepankan
data
dengan
berlandaskan
pada
p engungkapan apa-apa yang diungkapkan oleh re sp o n d en dari data yang dikum pulkan b eru p a kata-kata, gam bar, dan bukan angka-angka. 17 2. Populasi dan Sam pel P opulasi dalam penelitian ini adalah m asyarakat yang m em iliki h ak pilih berjum lah 1500 orang. Sam pel penelitian adalah 15% dari populasi yaitu 100 hak pilih. Suharsim i A rikunto (2002) m engem ukakan di dalam pengam bilan sam pel apabila subyeknya kurang dari 100 diam bil sem ua sehingga penelitian m erupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jum lah subyeknya besar dapat diam bil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.1819 3. In stru m e n P en g u m p u lan D ata In stru m e n u n tu k m engum pulkan data dalam penelitian ini m enggunakan angket. B org (1983) m enyatakan bahw a angket perlu diujicobakan u ntuk m elihat pernyataan, pengungkapan kata-kata yang m eragukana bagi responden. 1 9
4.
Anaiisis data A nalisa data dengan m enggunakan p ro sen tase
(persentil). G ay (1990)
m enegaskan bahw a anaiisis jaw aban re sp o n d e n terhadap angket dap at dilakukan dengan m en g h itu n g persentase m asing-m asing pilihan yang tersedia pada setiap b u tir angket.20
16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2002) 17 Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Rosdakarya, 2008) 18 Ibid 15 19 Borg, Walter R., Gall, Meredith D, Educational Research: An Introduction (4th ed.), (New York, Langman Inc., 1983) 20 Gay, L.R., Educational Research: Competencies for Analysis and Application (3rd ed), (New York, Macmillan Publishing Company, 1990)
Political Will Pemilih Figur Kepemimpinan. . .
473
D . T e m u a n H a s il P en elitian H asil
penelitian
ini
m enem ukan
sebagaim ana
pada
T abel
1
m enggam barkan sebagian besar responden (98%) m enyatakan bahw a political w ill pem ilih
figur
kepem im pinan
calon
kepala
desa
berinisiatif
dalam
pem bangunan m asyarakat pedesaan. Selainnya, adalah sebagian kecil responden (2%) tidak m em punyai inisiadf bagi kepem im pinan calon kepala desa dalam pem bangunan m asyarakat pedesaan.
Tabel 1 Political w ill pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa A lternatif jawaban
f
%
1.
M em punyai inisiatif
98
98,0
2.
T idak m em punyai inisiatif
2
2,0
Jum lah
100
100,0
Table 2 di baw ah ini, m enunjukkan hasil tem uan penelitian bahw a political w ill pemilih figur calon kepala desa dalam m elakukan tugas kepem im pinannya pada umumnya resp o n d en (82%) m enyatakan adanya prioritas. Sedangkan sedikit responden (12%) m enyatakan tidak ada ada prioritas
T abel 2 Political w ill pem ilih figur calon kepala desa dalam m elakukan tugas kepem im pinannya A lternatif jawaban
f
%
1. adanya prioritas
82
82,2
2.
12
12,2
100
100,0
tidak ada prioritas
Jumlah
Mobilisasi dukungan politik seperti dinyatakan pada Table 3 sebanyak 30% pSponden, untuk mobilisasi pem bangunan m asyarakat lebih banyak resp o n d en P % ) dibanding keduanya, dan tidak banyak responden (20%) political w ill ft
474
MiHah Vol. XII, No. 2, Februari2013
pem ilih figur calon kepala desa dalam m elakukan tugas kepem im pinannya berorientasi kepada m obilisasi p em b a n g u n an pem erin tah an desa. T abel 3 P o litic a l w ill pem ilih
figur calon kepala desa dalam m elakukan tugas
kepem im pinannya berorientasi A lte rn a tif jaw aban
f
%
1.
m obilisasi dukungan politik
30
30,0
2.
m obilisasi p e m b a n g u n an m asyarakat
50
50,0
3.
m obilisasi
20
20,0
p em b a n g u n an
p em erin tah an
desa Jum lah
100
100,0
Penegakan h u k u m b eru p a hu k u m an yang b e ra t bagi k o ru p to r berjum lah 40% dan baik tidak ada h u k u m a n yang b erat bagi k o ru p to r dan m elaporkan kepada penegak h u k u m berjum lah sam a m asing-m asing 21% , serta 18%
p o litic a l w ill
pem ilih figur calon kepala desa dalam m enjalankan kepem im pinan m enekankan kepada tidak m engam bil sikap. T abel 4 P o litic a l w ill
pem ilih figur calon kepala desa dalam m enjalankan k epem im pinan m enekankan kepada A lte rn a tif jaw aban
1.
f
p enegakan h u k u m berupa h u k u m an yang
%
40
40,0
21
21,0
18
18,0
100
100,0
b e ra t bagi k o ru p to r 2.
tidak
ada
hukum an
yang
b erat
k o ru p to r 3.
m elap o rk an kepada penegak hukum
4.
tidak m engam bil sikap
Jum lah
bagi
H am p ir sem ua re sp o n d en (99%) m enyatakan bahw a
p o litic a l w ill
pem ilih figur
calon kepala desa dalam m enjalankan kepem im pinan berw aw asan keberlanjutan usaha, dan h a m p ir tidak ada re sp o n d en (1%) m enyatakan bahw a
p o litic a l w ill
Political Will Pemilih Figur Kepemimpinan. ..
475
pem ilih figur calon kepala desa dalam m enjalankan kepem im pinan berw aw asan tidak m elanjutkan usaha. T abel 5 Political w ill pem ilih figur calon kepala desa dalam m enjalankan kepem im pinan berw aw asan A lte rn a tif jaw aban
F
% 99,0
1.
keberlanjutan usaha
99
2.
tidak m elanjutkan usaha
1
Jum lah
100
1,0 100,0
R esponden (97%) m enyatakan bahw a political m il pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa dalam p e m b an g u n an pedesaaan m em perhatikan dengan m em beri gairah dan sem angat hidup baru serta m enghilangkan m o n o to n dari kehidupan desa, hanya 3% re sp o n d en kurang m em beri gairah dan sem angat hidup baru serta m enghilangkan m o n o to n dari kehidupan desa, sedangkan responden lainnya m asing-m asing 0% atau tidak ada yang m enyatakan tidak dan sam a sekali tidak m em beri gairah dan sem angat hidup baru serta m enghilangkan m o n o to n dari kehidupan desa.
T abel 6 Political m il pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa dalam p e m b an g u n an pedesaaan m em perhatikan dengan A lte rn a d f jaw aban 1.
m em beri gairah d an sem angat hidup
F
%
97
97,0
baru serta m enghilangkan m o n o to n dari kehidupan desa 2.
kurang m em beri gairah dan sem angat hidup
b am
serta
3
m enghilangkan
m o n o to n dari kehidupan desa 3.
tidak m em beri gairah dan sem angat hidup
b am
serta
m enghilangkan
m o n o to n dari kehidupan desa
®
3,0
4 76
Millah Vol. XII, No. 2, Februari 2013
4.
sam a sekali tidak m em beri gairah dan sem angat
hidup
m enghilangkan
baru
serta
m o n o to n
dari
0,0
0
kehidupan desa 100,0
100
ju m la h
T idak ada re sp o n d en (0%) yang m enyatakan bahw a political w ill pem ilih figur kepem im pinan
calon
kepala
desa
dalam
p em bangunan
pedesaaan
tidak
berp en g aru h dalam peningkatan kesejahteraan sosial ekonom i, jadi semua re sp o n d en (100%) m enyatakan bahw a political w ill pem ilih figur kepem im pinan calon
kepala
desa
dalam
p e m b an g u n an
pedesaaan
b e rp e n g aru h
dalam
peningkatan kesejahteraan sosial ekonom i
T abel 7 Political w ill pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa dalam p em bangunan pedesaaan F
A ltern atif jaw aban 1.
m eningkatkan
kesejahteraan
sosial
100
% 100,0
ekonom i 2.
tidak b erp en g aru h dalam peningkatan
0
0,0
kesejahteraan sosial ekonom i Jum lah
100
100,0
Political w ill pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa dalam pem b an g u n an pedesaaan berdam pak m eningkatkan bidang pendidikan diungkapkan oleh sebagian besar resp o n d en (84%) dan re sp o n d en lainnya (16%) m engungkapkan bahw a political w ill pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa dalam pem b an g u n an
pedesaaan
tidak
berdam pak
pada
p eningkatan
bidang
pendidikan. T abel 8 Political w ill pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa dalam p em b an g u n an pedesaaan berdam pak
Political Will Pemilih Figur Kepemimpinan. . . A ltern ad f jawaban
F
%
1.
m eningkatkan bidang pendidikan
84
84,0
2.
tidak berdam pak pada peningkatan
16
16,00
100
100,0
477
bidang pendidikan Jum lah
Semua resp o n d en (100%) m enghendaki bahw a
p o litic a l w ill
pem ilih
figur
kepem im pinan calon kepala desa dalam pem bangunan m asyarakat pedesaaan m elakukan m odernisasi di bidang pengangkutan dan teknologi.
Tabel 9 pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa dalam pem bangunan
P o litic a l w ill
m asyarakat pedesaaan A lternatif jawaban 1.
m elakukan
m odernisasi
f di
bidang
%
100
100,0
pengangkutan dan teknologi 2.
ddak
m elakukan
m odernisasi
di
0,0
0
bidang pengangkutan dan teknologi Jum lah
100,0
100
Separo lebih responden (69%) m engem ukakan bahw a
p o litic a l w ill
pem ilih figur
kepem im pinan calon kepala desa dalam p em bangunan m asyarakat pedesaaan : tidak m em persoalkan gender figur calon kepala desa, dan kurang dari separo fesponden
(31%)
m engem ukakan
bahw a
p o litic a l
w ill
pem ilih
figur
'kepem im pinan calon kepala desa dalam p em bangunan m asyarakat pedesaaan M empersoalkan gender figur calon kepala desa. §
It
Tabel 10
p o litic a l w ill
r %
pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa dalam pem bangunan m asyarakat pedesaaan
"
A lternatif jawaban
f
%
478 Millah Vol XII, No. 2, Februari 2013
1.
tidak
m em persoalkan
gender
figur
69
69,0
figur
caion
31
31,0
caion kepala desa 2.
m em persoalkan
g en d er
kepala desa Jum lah
100
100,0
H am pir seluruh re sp o n d e n (94%) b e rp e n d ap a t bahw a political will pem ilih figur kepem im pinan caion kepala desa dalam
p e m b an g u n an pedesaaan adanya
p erubahan, sedangkan re sp o n d en lainnya (6%) sangat sedikit b e rp en d ap at bahw a political will pem ilih figur kepem im pinan caion kepala desa dalam pem b an g u n an pedesaaan tetap.
T abel 11 Political will pem ilih figur kepem im pinan caion kepala desa dalam pem bangunan pedesaaan A lte rn a tif jaw aban
f
%
1.
A danya P eru b ah an
94
94,0
2.
T etap
6
6,0
Jum lah
100
100,0
E . K e sim p u la n d an R e k o m e n d a si 1. K esim pulan B ahw asanya sebagian besar re sp o n d en (98%) m enyatakan bahw a political will pem ilih
figur
kepem im pinan
caion
kepala
desa
berinisiatif
dalam
pem b an g u n an m asyarakat pedesaan. Selainnya, adalah sebagian kecil responden (2%) tidak m em punyai inisiatif bagi kepem im pinan caion kepala desa dalam pem b an g u n an m asyarakat pedesaan. Political will pem ilih figur caion kepala desa dalam m elakukan tugas kepem im pinan nya p ad a
um um nya
re sp o n d en
prioritas. Sedangkan sedikit re sp o n d en priori tas.
(82%)
m enyatakan
adanya
(12%) m enyatakan tidak ada ada
Political Will Pemilih Figur Kepemimpinan. .. 479 M obilisasi dukungan politik sebanyak 30% responden, untuk mobilisasi pem bangunan masyarakat lebih banyak responden (50%) dibanding keduanya, dan tidak banyak responden (20%) political will pem ilih figur calon kepala desa dalam m elakukan tugas kepem im pinannya berorientasi kepada
mobilisasi
pem bangunan pem erintahan desa. Penegakan hukum berupa hukum an yang berat bagi k o ru p to r berjum lah 40% dan baik tidak ada hukum an yang berat bagi koruptor dan m elaporkan kepada penegak hukum berjum lah sama masing-m asing 21% , serta 18% political will pem ilih
figur calon kepala desa
dalam
m enjalankan
kepem im pinan
m enekankan kepada tidak m engam bil sikap. H am pir semua responden (99%) m enyatakan bahw a political will pem ilih figur calon
kepala
desa dalam
m enjalankan
kepem im pinan
berwawasan
keberlanjutan usaha, dan ham pir tidak ada responden (1%) m enyatakan bahwa political will pem ilih figur calon kepala desa dalam m enjalankan kepem im pinan berwawasan tidak m elanjutkan usaha. R esponden kepem im pinan
(97%) calon
m enyatakan kepala
desa
bahw a political will pem ilih dalam
pem bangunan
figur
pedesaaan
m em perhatikan dengan m em beri gairah dan sem angat hidup baru serta menghilangkan m o n o to n dari kehidupan desa, hanya 3% responden kurang memberi gairah dan sem angat hidup baru serta m enghilangkan m o n o to n dari kehidupan desa, sedangkan responden lainnya m asing-m asing 0% atau tidak ada yang m enyatakan tidak dan sam a sekali tidak m em beri gairah dan sem angat hidup baru serta m enghilangkan m onoton dari kehidupan desa. Tidak ada responden (0%) yang m enyatakan bahw a political will pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa dalam pem bangunan pedesaaan tidak berpengaruh dalam peningkatan kesejahteraan sosial ekonom i, jadi semua responden (100%) m enyatakan bahw a political will pem ilih figur kepem im pinan calon
kepala
desa
dalam
pem bangunan
pedesaaan
berpengaruh
dalam
peningkatan kesejahteraan sosial ekonom i. Political will pem ilih pem bangunan
pedesaaan
figur kepem im pinan calon kepala desa dalam berdam pak
m eningkatkan
bidang
pendidikan
fiiungkapkan oleh sebagian besar responden (84%) dan responden lainnya
480 Millah Vol. XII, No. 2, Februari 2013
(16%) m engungkapkan bahw a political will pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa dalam pem b an g u n an pedesaaan ddak berdam pak pada peningkatan bidang pendidikan. Sem ua resp o n d en (100%) m enghendaki bahw a political will pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa dalam p em b an g u n an m asyarakat pedesaaan m elakukan m odernisasi di bidang pengangkutan dan teknologi. Separo lebih re sp o n d en (69%) m engem ukakan bahw a political will pem ilih figur kepem im pinan
calon
kepala
desa
dalam
p em b an g u n an
m asyarakat
pedesaaan tidak m em persoalkan gender figur calon kepala desa, dan kurang dari separo re sp o n d en (31%) m engem ukakan bahw a political w ill pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa dalam p em b an g u n an m asyarakat pedesaaan m em persoalkan gen d er figur calon kepala desa. H am p ir seluruh re sp o n d en (94%) b e rp e n d ap a t bahw a political will pem ilih figur k epem im pinan calon kepala desa dalam pem b an g u n an pedesaaan adanya p eru b ah an , sedangkan re sp o n d en lainnya (6%) sangat sedikit b erp en d ap at bahw a political will pem ilih figur kepem im pinan calon kepala desa dalam p e m b an g u n an pedesaaan tetap.
2. R ekom endasi S ehubungan dengan hasil tem u an p enelidan sebagaim ana dalam kesim pulan tersebut, m aka diberikan rekom endasi kepada: a.
Figur kepem im pinan calon kepala desa m em ikirkan te n tan g political will pem ilih u n tu k pem b an g u n an m asyarakat pedesaan.
b.
K epala desa sebagai pem im pin terpilih seyogyanya m em perhatikan political will pem ilih dalam p em b a n g u n an m asyarakat pedesaan.
c.
K eduanya baik kepala desa pem im pin terpilih m au p u n pem ilih sinergi m elakukan p ro g ram
p em b an g u n an m asyarakat pedesaan b e rtu m p u
nilai-nilai lu h u r m enuju m asyarakat m akm ur, berasas pancasila, dan taat m enjalankan agam anya.
Political Will Pemilih Figur Kepemimpinan. . . 481 D A FT A R PUSTAK A
All
H anapiah.
2011.
Fenomena
Pembangunan
Desa.
Jatinangor:
In stitu t
P e m e rin ta h a n D alam N egeri. B intarto. 1983. Interaksi Desa-Kota. Jakarta: G halia Indonesia. Borg, W alter R., G all, M eredith D . 1983. Educational Research: A n Introduction (4th ed.) N e w Y ork: L angm an Inc. Craig C harney. 2009. Political W ill. W hat is it? How is it Measured?. N e w Y ork: C harney R esearch. D edi.
2012.
Kepemimpinan.
U niversitas
B ina
D harm a.
h ttp ://b lo g .b in a d a r m a .a c .id /d e d il9 6 8 /w p o n te n t/u p lo a d s /2 0 1 2 /0 9 /k e p e m im p in a n .p d f D erick W . B rinkerhoff. 1999. State-Civil Society Networks For Policy Implementation In Developing Countries. Review o f Policy R esearch. V olum e 16, Issue 1, pages 123 -1 4 7 , M arch 1999. Gay, L.R. 1990. Educational Research: Competencies fo r A nalysis and Application (3rJ ed). N e w Y ork: M acm illan Publishing C om pany. Jacobs, T . O ., and E . Jaques. 1990. M ilitary executive leadership. In K .E . Clark and M. B. C lark, Measures o f leadership. W est O range, N J: L eadership Library o f A m erica, Inc. Joni
R ah m at
Pram udia.
Pembangunan
Masyarakat.
h ttp ://file .u p i.e d u /D ire k to ri/F IP /J U R . P E N D . L U A R S E K O L A H /1 971061419980311Q N I R A H M A T P R A M U D L A /P em b an g u n an M asy arak at-H O .p d f K hairuddin. 1992. Pembangunan M asyarakat Y ogvakarta: Libert}'. M oleong, L ex y J. 2008. Metodologi Penelitian K ualitatif B andung : R osdakarya. M oeljarto T jo k ro w in o to .
1977. Peranan Kebudayaan Politik dan. Kebudayaan
Adm inistrasi di dalam Pembangunan M asyarakat Desa. B uletin N o .3 /1 9 7 7 . Y ogyakarta: B P A, U G M . ^ o c h a m m a d T eguh. 2001. Latihan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar (LKJD I). Y ogyakarta: U II Press.
482 Millah Vo! XII, No. 2, Februari 2013
M uham m ad Ryaas Rasyid. 2000. M akna Pemenntahan. Jakarta: PT. M utiara Sum ber Widya. N adyafirdbani. 2012. N ational Power. Surabaya: U nair. h t t p : / / nadvafirdhanifisip l2 .w e b .u n a ir.a c.id /artikel detail-61768-U m um N ational% 20P ow er.htm I Stoner, F reem an, dan G ilbert. 1995. Management. US: Prentice Hall. Suharsim i A rikunto. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: