131
Lampiran INSTRUMEN PENELITIAN TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SMA PANGUDI LUHUR VAN LITH MUNTILAN MAGELANG A. Kegiatan Dokumentasi Mengumpulkan Data tentang: 1. Gambaran Umum SMA Pangudi Luhur van Lith a. Latar Belakang Berdirinya SMA Pangudi Luhur van Lith b. Dasar dan Semangat SMA Pangudi Luhur van Lith c. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Van Lith d. Tujuan SMA Pangudi Luhur Van Lith e. Semboyan SMA Pangudi Luhur Van Lith 2. Data Siswa, Tenaga Pendidik dan Non Kependidikan SMA Pangudi Luhur Van Lith 3. Kegiatan Ekstrakurikuler dan Kegiatan Mingguan di SMA Pangudi Luhur Van Lith 4. Pendidikan Karakter di SMA Pangudi Luhur Van Lith 5. Silabus dan RPP 6. Foto-foto Kegiatan 7. Dokumen lain yang dianggap perlu B. Kegiatan Observasi Mengumpulkan Data tentang: 1. Kondisi Kegiatan Pengembangan Pembelajaran PKn 2. Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas 3. Perilaku Siswa SMA Pangudi Luhur van Lith dalam Mengikuti Kegiatan Pembelajaran di Kelas 4. Kesiapan Guru dalam Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran 5. Pendidikan Karakter di SMA Pangudi Luhur Van Lith 6. Pengembangan nilai-nilai karakter dalam Kegiatan Pengembangan di SMA Pangudi Luhur van Lith C. Kegiatan Wawancara Mengumpulkan Data tentang: 1. Guru Pendidikan Kewarganegaraan 2. Siswa kelas X dan XI SMA Pangudi Luhur Van Lith
131
Pedoman Wawancara A. 1. 2. 3.
Guru Pendidikan Kewarganegaraan Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang pengertian pendidikan kewarganegaraan (PKn)? Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang pendidikan karakter? Bagaimanakah peran Bapak/Ibu sebagai guru PKn dalam mengembangkan nilai-nilai karakter yang ada terhadap peserta didik di SMA Pangudi Luhur Van Lith? 4. Bagaimanakah pengembangan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang Bapak/Ibu lakukan melalui perencanaan pelaksanaan pembelajaran PKn dalam rangka mendorong terbentuknya karakter siswa? 5. Bagaimanakah pengembangan pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang Bapak/Ibu lakukan dalam mewujudkan pembentukan karakter siswa melalui nilai-nilai keutamaan yang dikembangkan PKn? 6. Bagaimanakah pengembangan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang Bapak/Ibu lakukan melalui kegiatan evaluasi pembelajaran dalam rangka mendorong terbentuknya karakter siswa? 7. Nilai-nilai karakter apa saja yang diintegrasikan dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan? 8. Bagaimana wujud konkrit pengembangan nilai-nilai keutamaan PKn yang dikembangkan pada kegiatan di luar kelas? 9. Apa saja faktor penunjang dan penghambat pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith? 10. Bagaimana upaya guru pendidikan kewarganegaraan (PKn) mengatasi hambatan-hambatan pengembangan pendidikan kewarganegaraan (PKn) dalam pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith (Boarding School)? 11. Apakah terdapat kerjasama dengan sekolah lain dalam rangka pengembangan pendidikan karakter baik yang terintegrasi atau pun tidak dengan mapel Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Pangudi Luhur Van Lith? 12. Kegiatan/program-program apa saja yang menunjang pembentukan karakter di luar kegiatan pembelajaran di kelas? 13. Berikan gambaran umum mengenai pengembangan pendidikan kewarganegaraan dalam menginternalisasikan nilai-nilai karakter di sekolah sebagai upaya mendorong pembentukan karakter siswa? B. Siswa 1. Bagaimana guru pendidikan kewarganegaraan mengajarkan sikap-sikap positif terhadap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran? 2. Nilai-nilai apa yang menurut Anda banyak dikembangkan dalam pendidikan kewarganegaraan yang diajarkan di SMA Pangudi Luhur Van Lith baik yang memberikan dampak pembelajaran di kelas dan di luar kelas? 3. Apa yang Anda ketahui tentang karakter? 4. Apa yang Anda pahami mengenai pendidikan karakter? 5. Bagaimana pendidikan kewarganegaraan melaksanakan fungsinya sebagai pendidikan karakter di sekolah Anda? 6. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas Anda? 7. Apakah guru pendidikan kewarganegaraan memiliki peran dalam mendorong siswa menjadi pribadi yang berkarakter? 8. Karakter apa saja dikembangkan dalam kegiatan luar kelas sebagai dampak pembelajaran pendidikan kewarganegaraan? Berikan contoh konkrit!
131
Pedoman Data Dokumentasi
Pengembangan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran PKn dapat dilihat dalam dokumen perencanaan pembelajara yang ada. Berikut ini cakupan pengembangan nilai budaya dan karakter bangsa yang dikembangkan dalam RPP dan Silabus. Sekolah
: SMA Pangudi Luhur van Lith Muntilan
Mapel PKn Kelas X dan XI No 1.
Jenis Data Silabus
Ada/Tidak Ada
Keterangan a. Silabus Kelas X, SK. 1 Memahami hakekat bangsa dan NKRI. b. Silabus Kelas X, SK. 6. Menganalisis sitem politik di Indonesia. c. Silabus Kelas XI, SK 1. Menganalisis budaya politik di Indonesia. d. Silabus Kelas XI, SK.5 Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional
2.
RPP
Ada
a. RPP Kelas XI, KD 5.1. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional. b. RPP Kelas X, KD 6.1. Mendeskripsikan suprastruktur dan infrastruktur di Indonesia.
131
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS Namakegiatan Hari/tanggal Pukul Kelas SK KD
No 1.
Aspek diamati
: Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan : Selasa, 22 April 2014 : 07.00-08.45 WIB :X5 : 6. Menganalisis sistem politik di Indonesia : 6.1 Mendeskripsikan supra struktur dan infra struktur di Indonesia
yang
Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas
Deskripsi Hasil Observasi a.
Kegiatan pendahuluan yang dilakukan: 1. Doa pembuka (bacaan Alkitab, doa, kata-kata motivasi) 2. Guru memberikan salam 3. Guru melakukan presensi dan mengetahui kondisi siswa b. Kegiatan inti yang dilakukan: 1) Guru menguraikan materi pokok supra struktur dan infra struktur secara ringkas melalui presentasi dengan power point 2) Guru menggunakan metode pembelajaran kontekstual, tidak hanya terpaku dengan teori namun update akan informasi yang merangsang peserta didik untuk bersikap aktif dan kritis sehingga timbul pertanyaaan lebih lanjut dari siswa 3) Siswa melakukan kegiatan diskusi sebagai kegiatan elaborasi yang dilakukan oleh guru dengan mencari contoh supra struktur dan infra struktur di Indonesia 4) Beberapa siswa diminta menjelaskan materi yang mereka diskusikan selanjutnya guru menanggapi dan memberikan penjelasan secara komprehensif c. Kegiatan penutup yang dilakukan: 1) Adanya review kegiatan pembelajaran sebagai kegiatan evaluasi guna mengetahui pencapaian kompetensi pembelajaran pada siswa. 2) Guru melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran dengan tanya jawab, beberapa siswa bertanya mengenai: a) Mengapa DPR, MPR tergolong ke dalam supra struktur politik dan tidak tergolong dalam infra struktur politik? b) Contoh-contoh kelompok penekan itu apa saja pak? 3) Guru juga memberikan penugasan berupa laporan mengenai pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 4) Salam penutup (Siswa bersalaman dengan guru) Beberapa hal penting yang menjadi catatan: - Pengembangan nilai-nilai karakter yang dilakukan guru di dalam kelas tidak sekedar terfokus pada materi apa yang diajarkan namun terdapat pula penyampaian nilai-nilai karakter yang tergolong dalam hidden curriculum seperti memberikan nasehat akan pentingnya sikap kejujuran dan anti korupsi. - Guru dan siswa memberikan apresiasi kepada siswa yang mau bertanya dan mau menjawab pertanyaan dengan memberikan tepuk tangan maupun memberikan ucapan benar Alex, Kristin dst. - Penugasan yang diberikan oleh guru diberikan batasan waktu (deadline) dan bagi mereka yang mengumpulkan tugas lebih awal mendapatkan tambahan nilai ++ sebagai penghargaan (reword) pada siswa. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penanaman sikap disiplin dan tanggung jawab kepada siswa.
Nilai Karakter yang Dikembangkan Sikap tanggung jawab sebagai warga negara, menghormati dan menghargai, nilai religius, demokratis, sikap kritis, disiplin, semangat kebangsaan, kerjasama dst.
131
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS Namakegiatan : Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Hari/tanggal : Kamis, 24 April 2014 Pukul : 09.30-10.30 WIB Kelas : XI IPA 1 Standar Kompetensi : 6. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional Kompetensi Dasar : 6.1 Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional
No
Aspek diamati
yang
Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas
Deskripsi Hasil Observasi a.
Kegiatan pendahuluan yang dilakukan: 1) Doa pembuka (bacaan Alkitab, doa, kata-kata motivasi) 2) Guru memberikan salam 3) Guru melakukan presensi dan mengetahui kondisi siswa b. Kegiatan inti yang dilakukan adalah eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi: 1) Guru menampilkan studi kasus dengan contoh kasus melalui power point dengan judul “DK PBB Tidak Berkomentar” yang bersumber dari Kompas 12 Januari 2007. 2) Siswa diberi kesempatan untuk membaca dan mereview tentang kasus yang ditampilkan tersebut dan menggali nilai-nilai apa saja yang mampu dipetik dari studi tersebut. 3) Setelah siswa selesai belajar dengan study kasus, guru melanjutkan materi pembelajaran mengenai sistem hukum internasional dan asas-asas hukum internasional dilanjutkan dengan kegiatan diskusi. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok untuk berdiskusi mengenai asas-asas hukum internasional beserta contohnya. Hal ini dilakukan guna melatih siswa berpikir kritis dan belajar mandiri dalam mencari penugasan. c. Kegiatan penutup yang dilakukan: 1) Kegiatan evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab seputar penugasan dan materi yang telah dijelaskan tentang sistem hukum dan peradilan internasional. 2) Salam penutup, doa. Catatan: Siswa cukup responsif dengan studi kasus yang ditampilkan guru, beberapa siswa mampu berpendapat dengan baik dan mengambil nilai-nilai positif dari apa yang ditampilkan Guru memberikan teladan yang baik dengan mengapresiasi para siswa yang mau aktif dalam proses pembelajaran Penugasan yang diberikan oleh guru diberikan aturan main tersendiri dengan harapan siswa mampu bertanggung jawab dan disiplin dalam pengumpulan tugas yakni memberikan tenggang waktu dan bagi mereka yang mengumpul terlebih dulu akan mendapat nilai tambahan.
Nilai Karakter Dikembangkan
yang
Nilai keadilan, nilai kemanusian, nilai keberanian untuk menyampaikan pendapat, berpikir kritis dan rasional, nilai religius, dan seterusnya.
131
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS Namakegiatan : Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Hari/tanggal : Kamis, 24 April 2014 Pukul : 10.45-12.00 WIB Kelas : XI IPA 2 Standar Kompetensi : 6. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional Kompetensi Dasar : 6.1 Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional No 1.
Aspek yang Diamati Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas
Deskripsi Hasil Observasi a.
b.
c.
-
-
-
-
Kegiatan pendahuluan yang dilakukan: 1) Doa pembuka (bacaan Alkitab, doa, kata-kata motivasi) 2) Guru memberikan salam 3) Guru melakukan presensi dan mengetahui kondisi siswa Kegiatan inti yang dilakukan: 1) Guru menampilkan studi kasus dengan contoh kasus melalui power point dengan judul “DK PBB Tidak Berkomentar” yang bersumber dari Kompas 12 Januari 2007. 2) Siswa diberi kesempatan untuk membaca dan mereview tentang kasus yang ditampilkan tersebut dan menggali nilai-nilai psoitif apa saja yang mampu dipetik dari kasus tersebut. 3) Setelah siswa selesai belajar dengan study kasus, guru melanjutkan materi pembelajaran mengenai sistem hukum internasional dan asas-asas hukum internasional dilanjutkan dengan kegiatan diskusi Kegiatan penutup yang dilakukan: 1) Kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran yakni tanya jawab guna melihat nilai afektif dari siswa yang mau bertanya dan menjawab pertanyaan baik dari teman atau guru. 2) Salam penutup. Doa. Beberapa hal penting yang menjadi catatan: Siswa responsif dalam menjawab pertanyaan dari guru Guru dan siswa memberikan apresiasi kepada siswa yang mau bertanya dan mau menjawab pertanyaan dengan memberikan tepuk tangan maupun memberikan ucapan benar Alex, Kristin dst. Penugasan yang diberikan oleh guru diberikan batasan waktu (deadline) dan bagi mereka yang mengumpulkan tugas lebih awal mendapatkan tambahan nilai ++ sebagai penghargaan (reword) pada siswa. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penanaman sikap disiplin dan tanggung jawab kepada siswa Dalam pembelajaran tersebut terdapat beberapa siswa yang kurang fokus dikarenakan sebelum pembelajaran siswa-siswi kelas XI IPA 2 tersebut mengikuti kegiatan olahraga di luar kelas yang membuat mereka lelah. Namun , guru mencoba memberikan variasi pembelajaran yang tidak monoton dengan tetap memperhatikan beberapa siswa yang kehilangan fokus terhadap pembelajaran dengan tetap menegur atau memberikan pertanyaan agar mereka tetap memeberikan respon positif dan membuat suasana pembelajaran tetap menarik. Terdapat beberapa hambatan lainnya yaitu pengurangan jam pembelajaran karena adanya kegiatan peribadatan di pagi hari. Hal tersebut tentu menghambat guru yang telah mempersiapkan pembelajaran sesuai dengan perencanaan awal. Jam pembelajaran yang semula 2 x 45 menit selanjutnya berubah menjadi 2 x 30 menit saja.
Nilai Karakter yang Dikembangkan Nilai perdamaian, nilai perjuangan, nilai keadilan, nilai kejujuran, nilai dan sikap kritis siswa, nilai disiplin dan nilai religius.
131
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS : Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan : Sabtu, 26 April 2014 : 07.00-08.30 WIB :X2 : 6. Menganalisis sistem politik di Indonesia : 6.1 Mendeskripsikan supra struktur dan infra struktur di Indonesia
Nama kegiatan Hari/tanggal Pukul Kelas SK KD No 1.
Aspek yang diamati Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas
Deskripsi Hasil Observasi a.
Kegiatan pendahuluan yang dilakukan: 1) Doa pembuka (bacaan Alkitab, doa, kata-kata motivasi) 2) Guru memberikan salam 3) Guru melakukan presensi dan mengetahui kondisi siswa b. Kegiatan inti yang dilakukan: 1) Guru menguraikan materi pokok supra struktur dan infra struktur secara ringkas melalui presentasi dengan power point 2) Guru menggunakan metode pembelajaran kontekstual, tidak hanya terpaku dengan teori namun update akan informasi yang merangsang peserta didik untuk bersikap aktif dan kritis sehingga timbul pertanyaaan lebih lanjut dari siswa 3) Guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa seputar materi yang dijelaskan c. Kegiatan penutup yang dilakukan: 1) Review materi 2) Beberapa siswa melakukan kegiatan ulangan susulan karena beberapa dari mereka minggu lalu mengikuti kegiatan sekolah,beberapa yang lain mengerjakan tugas mengenai contoh suprastruktur dan infrastruktur politik di Indonesia 3) Salam penutup.
Nilai Karakter yang Dikembangkan Nilai religius, nilai keadilan, nilai tanggung jawab, kejujuran, nasionalis dan sebagainya.
131
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS Namakegiatan : Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Hari/tanggal : Selasa, 6 Mei 2014 Pukul : 06.55-8.30WIB Kelas :X5 Pokok Bahasan : Supra Struktur dan Infra Struktur Politik di Indonesia No
Komponen
1.
Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas
Deskripsi Hasil Observasi a.
b.
c.
-
-
-
Kegiatan pendahuluan yang dilakukan: 1) Doa pembuka (bacaan Alkitab, doa, kata-kata motivasi) 2) Guru memberikan salam 3) Guru melakukan presensi dan mengetahui kondisi siswa dan memberikan nasehat kepada peserta didik agar bertanggung jawab ketika berada di dalam kelas terhadap saran prasarana. 4) Apersepsi Kegiatan inti yang dilakukan: 1) Siswa diminta mengingat-ingat dan mereview materi pada minggu sebelumnya mengenai supra struktur dan infra struktur politik 2) Adanya dialog tanya jawab mengenai materi minggu sebelumnya dan guru juga memancing siswa secara baik dengan menanyakan kegiatan pemilu legislatif 2014 yang baru saja dilaksanakan. Tidak hanya terbatas pada pemilu 2014 namun guru memancing siswa untuk berpikir bagaimana dengan pemilu pertama dan pemilu periode-periode selanjutnya yang ada di Indonesia? Kapan itu dilaksanakan?berapa jumlah partai yang ikut berperan? 3) Setelah kelas dalam keadaan cair, dimana peserta didik cukup memperhatikan dan responsif, guru memulai dengan mengajarkan materi mengenai konsep politik dan fungsi politik. 4) Guru menggunakan metode ceramah secara interaktif pada siswa juga dengan tanya jawab. Pada saat itu digunakan pula media presentasi power point dan surat kabar kompas yang berisi ajakan mencoblos, jumlah partai peserta pemilu dan adanya simulasi tata cara pencoblosan. Kegiatan penutup yang dilakukan: 1) Kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran yakni tanya jawab 2) Selanjutnya, 30 menit sebelum berakhirnya pembelajaran dilaksanakan ulangan harian ke-4 dengan sistem mencongak. Ada 10 soal model jawaban singkat dan 1 soal pertanyaan uraian open book. 3) Salam penutup. Doa. Beberapa hal penting yang menjadi catatan: Pada saat jam pembelajaran dimulai jam pertama, tidak ada siswa yang datang terlambat Siswa memiliki sikap responsif dan kritis dengan materi yang disampaikan oleh guru Sebelum memulai ulangan harian, guru mengingatkan kepada siswa bahwa sudah ada siswa dari kelas lain yang mengumpulkan tugas, oleh karena itu guru berharap siswa kelas X 5 segera mengumpulkan tugas dengan tertib dan bagi mereka yang mengumpulkan lebih dulu diberikan tanda yang berbeda yakni ++. Pada saat ulangan, guru sudah menekankan aturan main agar siswa-siswi yang ada tidak berbuat curang dan mencontek pekerjaan teman, apabila ada yang ketahuan maka akan didiskualifikasi. Dari pengamatan yang ada, peserta didik cukup tenang dalam mengerjakan ulangan dan tidak terdapat peserta didik yang mencontek. Model ulangan dengan mencongak dan waktu terbatas memberikan kedisiplinan tersendiri bagi siswa untuk berpikir mandiri Selesai ulangan, lembar jawab dari siswa saling ditukarkan dan langsung dikoreksi oleh teman semejanya. Mereka dituntut untuk menuliskan secara benar hasil yang didapatkan oleh rekannya tersebut. Jika tidak benar maka korektor dengan alasan apapun akan diberikan penguranan -3 oleh guru.
Nilai Karakter yang Dikembangkan Nilai religius, nilai kejujuran, sikap kritis siswa, nilai disiplin, sikap keberanian untuk menyampaikan pendapat, berpikir kritis dan rasional dan seterusnya.
131
TRANSKRIP WAWANCARA GURU Tanggal/waktu : Selasa 22 April 2014 Pukul 11.15-11.40 WIB A. Identitas Pribadi Nama : Drs. H. Cahya Anggara Alamat : Pandansari, Sumber Rejo, Mertoyudan, MAgelang Umur : 44 Tahun Pendidikan terakhir : S1 PMPKn Universitas Kristen Satya Wacana Tahun 1992 B. Daftar Pertanyaan & Jawaban 1. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang pengertian pendidikan kewarganegaraan (PKn)? Jawab: Pendidikan kewarganegaraan merupakan pembelajaran yang mengolah antara nilai-nilai religiusitas, sosial dan kognitif dengan pola pembelajaran utuh terhadap peserta didik dan tidak hanya membuat mereka pintar namun mampu menanamkan sikap dan perilaku sehingga memiliki etika (nilai moralitas). 2. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang pendidikan karakter? Jawab: Pendidikan karakter menurut saya adalah pendidikan nilai-nilai kepribadian (nilai-nilai moral/kebangsaan) yang tidak berbeda jauh khususnya dengan pendidikan budi pekerti. 3. Bagaimanakah pengembangan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang Bapak lakukan melalui perencanaan pelaksanaan pembelajaran PKn dalam rangka mendorong terbentuknya karakter siswa? Jawab: Pengembangan nilai-nilai karakter sudah saya lakukan dengan memasukan nilai-nilai karakter tertentu sesuai konteks dalam proses perencanaan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya melalui Silabus dan RPP. 4. Bagaimanakah pengembangan pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang Bapak lakukan dalam pelaksanaan pembelajaran PKn dalam rangka mendorong terbentuknya karakter siswa? Jawab: Dalam proses pelaksanaan pembelajaran pengembangan nilai-nilai karakter yang saya implementasikan saya sesuaikan dengan konteks/materi yang saya sampaikan dan terkadang saya sisipkan nilai-nilai karakter tertentu di luar konteks pembelajaran sebagai hidden curriculum dengan nasehat-nasehat tertentu pada siswa.. Misalnya saja dalam materi sistem politik di Indonesia. Nilai-nilai yang saya masukan dalam pembelajaran ialah nilainilai seperti toleransi, tanggungjawab sebagai pemimpin, sikap menghargai, musyawarah mufakat dan seterusnya. Sebelum memulai fokus terhadap materi pembelajaran, saya memberikan apersepsi terlebih dahulu yaitu dengan melihat & memperhatikan lingkungan kelas jika ada anak-anak yang nakal. Guru dalam hal ini perlu mengerti karakter masingmasing anak agar kelas dapat dikondisikan. Namun terkadang dimulai pula dengan memberikan pertanyaan tertentu sebagai pancingan. 5. Bagaimanakah pengembangan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang Bapak lakukan melalui kegiatan evaluasi pembelajaran dalam rangka mendorong terbentuknya karakter siswa? Jawab: Kegiatan evaluasi pembelajaran yang saya lakukan dalam rangka mendorong terbentuknya karakter tidak semata-mata saya lakukan dengan tes tertulis namun juga saya berikan secara lisan. Misalnya saja setelah penyampaian materi pembelajaran yang saya lakukan dalam materi sistem politik di Indonesia. Maka saya memberikan pertanyaan lisan sebagai proses evaluasi dalam pembelajaran apakah siswa telah mendengarkan penyampaian materi yang saya lakukan atau belum? Hal tersebut juga saya gunakan sebagai pemancing agar siswasiswi saya mau berani untuk menjawab pertanyaan atau dengan kata lain berani menyampaikan pendapat agar memiliki sikap kritis. Di samping itu, juga evaluasi pembelajaran yang dilakukan melalui penugasan. Penugasan tersebut menjadi stimulus bagi
131
para siswa dalam penanaman nilai-nilai kedisiplinan,ketertiban dan tanggung jawab secara individual yakni dengan pemberian deadline pengumpulan tugas. Bagi mereka yang mengumpulkan terlebih dulu guru memberikan kredit poin atau tambahan nilai sebagai penghargaan terhadap mereka yang disiplin. 6. Nilai-nilai karakter apa saja yang dikembangkan dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan guna mendorong pembentukan karakter pada siswa? Jawab: Tergantung konteks pada saat pembelajaran, materi apa yang diajarkan kepada siswa. Misalnya dalam materi sistem politik di Indonesia maka nilai-nilai yang dikembangkan yaitu nilai-nilai tanggungjawab, saling menghargai, toleransi, sikap anti korupsi dan sebagainya. Sedangkan dalam materi lain seperti HAM maka nilai-nilai yang saya kembangkan ialah nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai keadilan dan sebagainya.Seperti saat ini, karena sedang hangatnya pembicaraan mengenai pemilu dan materi yang saya sampaikan berkenaan dengan sistem politik di Indonesia maka nilai-nilai demokrasi jelas saya tekankan dan memberikan kesempatan serta rangsangan kepada siswa untuk berpikir kritis mengenai pelaksanaan pemilu legislatif yang telah dilangsungkan. 7. Apa saja faktor penunjang dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith? Jawab: Terdapat beberapa sarana penunjang yang baik di dalam kelas yaitu tersedianya fasilitas seperti LCD, Komputer, Gambar-gambar Presiden Republik Indonesia mulai dari kepemimpinan Ir. Soekarno hingga kepemimpinan di era Susilo Bambang Yudhoyono, Poster,tersedianya fasilitas WiFi serta model kelas yang sudah terkonsep dengan sistem moving class.
Rabu, 24 April 2014 Pukul 10.30-10.50 WIB 8. Apa saja faktor penghambat pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith? Jawab: Ada beberapa faktor penghambat yang dihadapi guru dalam rangka mengembangkan nilainilai karakter guna mendorong pembentukan karakter bagi siswa. Pertama, idealnya dalam Silabus dan RPP, evaluasi pembelajaran dilakukan secara tertulis namun kenyataannya karena keterbatasan waktu bisa jadi dilakukan secara lisan. Kedua, di luar pembelajaran kelas kadang-kadang terdapat kebijakan sekolah yang mengharuskan adanya pengubahan jadwal yang membuat pelaksanaan pembelajaran belum bisa dilakukan sebagaimana yang diharapkan. Misalnya waktu normal pembelajaran 2 x 45 menit namun karena ada sesuatu hal diubah menjadi 2 x 3o menit. Ketiga, 9. Bagaimana upaya guru pendidikan kewarganegaraan (PKn) mengatasi hambatan-hambatan pengembangan pendidikan kewarganegaraan (PKn) dalam pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith (Boarding School)? Jawab: Upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi hambatan yang ada diantaranya: Pertama, adanya keterbatasan waktu mampu diatasi guru dengan memberikan suatu penugasan dengan tetap memberikan aturan main guna penanaman sikap dan nilai-nilai seperti tanggung jawab dan kedisipinan yakni memberikan batasan waktu pengumpulan tugas dan memberikan kredit poin bagi pengumpul yang disiplin. Kedua, batasan waktu yang kedua dalam melakukan evaluasi pembelajaran yang tidak dapat dilakukan secara tertulis maka dapat diupayakan dengan penilaian secara lisan dengan tetap mengedepankan nilai-nilai seperti berpendapat secara kritis, logis, dan dengan penyampaian yang sopan.
131
10. Apakah terdapat kerjasama dengan sekolah lain dalam rangka pengembangan pendidikan karakter baik yang terintegrasi atau pun tidak dengan mapel Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Pangudi Luhur Van Lith? Jawab: Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang terintegrasi dengan pendidikan karakter di SMA Van Lith dilakukan beberapa kerjasama diantaranya dengan MGMP. Contoh konkrit yang dilakukan yaitu MGMP Kota Magelang (SMA Van Lith) melakukan studi banding ke MGMP Kota Yogyakarta. Ada pula kegiatan studi wisata bersama MGMP Kabupaten Magelang untuk mengunjungi Museum Jenderal Sudirman yang diikuti seluruh guru PKn Kabupaten Magelang guna berlibur dan melakukan penyegaran pengetahuan guru baik dalam 11. Kegiatan/program-program apa saja yang menunjang pembentukan karakter di luar kegiatan pembelajaran di kelas? Jawab: Kegiatan Wawasan Kebangsaan, Sidang Akademi, Napak Tilas yang dilakukan dengan berjalan kaki dari sekolah hingga Sendang Sono sebagai perwujudan sikap dalam meneladani nilai-nilai keutamaan yang dimiliki Romo Van Lith seperti kesederhanaan, PIA (Pendampingan Iman Anak), Kristianitas, RPK (Remaja Pecinta Kristus) dan masih banyak lagi. Jumat, 9 Mei 2014 Pukul 08.45-09.20 WIB 1. Apakah bapak mengetahui peranan strategis mapel pendidikan kewarganegaraan dalam pendidikan karakter? Jawab: Ya, tentu saya tau. Pendidikan kewarganegaraan telah dirancang sebagai salah satu mapel penting yang diharapkan mampu membentuk karakter-karakter peserta didik sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan tidak hanya memberika pendidikan secara teoritis saja namun diharapkan mampu membentuk peserta didik yang baik dan bertanggung jawab sebagai warga negara. 2. Apakah strategi pembelajaran yang dominan digunakan dalam pengembangan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan guna mendorong pembentukan karakter pada siswa? Jawab: Beberapa stategi pembelajaran yang saya sering saya gunakan selain ceramah dan power point slide show (ppt) ialah diskusi, simulasi, bermain peran dan model pengajaran oleh siswa yang pintar mengajari siswa lain yang belum tahu materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Sebagai contoh: dalam pokok bahasan demokrasi yang menunjuk pada proses pemilu yang erat kaitannya dengan partai politik pula maka diajarkan bagaimana cara menyoblos yang benar dan memilih calon-calon pemimpin secara demokratis. Dengan kegiatan diskusi kemudian dilakukan proses simulasi siswa diajarkan beberapa nilai yang diharapkan mampu mendorong pembentukan karakter khususnya pada nilai-nilai tanggung jawab sebagai negara (hak politik) yakni memilih para pemimpin-pemimpin bangsa secara demokratis dan mengajarkan kepada mereka untuk tidak golput sehingga mampu berpartisipasi. Tidak hanya simulasi seperti pemilu, namun dalam materi HAM misalnya siswa diminta untuk berdiskusi kemudian mempresentasikannya di depan kelas. Dalam lingkup yang kecil, karena mereka tinggal di asrama maka saya meminta mereka menampilkan bagaimana cara-cara mereka sebagai warga sekolah maupun asrama dalam menyuarakan hak-hak mereka secara optimal tanpa adanya suatu pelanggaran HAM. 3. Nilai-nilai apa saja yang dikembangkan dalam pembelajaran sebagai ciri khas pendidikan kewarganegaraan dalam mendorong pembentukan karakter pada siswa? Jawab: Nilai-nilai karakter yang saya kembangkan dalam pelaksanaan pembelajaran tentu banyak. Hal tersebut sangat bergantung dengan muatan materi yang saya ajarkan kepada siswa siswi saya. Misalnya dalam materi “hubungan internasional dan organisasi internasional” saya memasukan nilai-nilai keadilan, keterbukaan, serta kemampuan bernegosisasi.
131
4. Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran guru tidak hanya melakukan penilain secara kognitif saja, namun ada pula penilaian afektif (sikap). Bagaimana penilaian afektif yang dilakukan guru sehingga dapat mendorong pada pembentukan karakter pada diri siswa? Jawab: Dalam melakukan penilaian afektif, guru memang perlu mengenali siswa-siswinya dengan baik. Kebetulan selama ini dalam mengajar, saya cukup mengenal dan memahami karakter dari siswa-siswi saya. Oleh karenanya, hal-hal yang sering saya lakukan khususnya dalam menilai sikap para siswa biasanya saya lakukan dengan tanya jawab setelah penyampaian materi maupun diskusi, siswa yang mau bertanya dan mau menjawab pertanyaan baik dari saya maupun siswa yang lain akan saya berikan nilai tambahan (nilai keaktifan). Hal tersebut jelas akan memancing siswa untuk berani berbicara dan bersikap kritis dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan. Saya juga memiliki daftar penilaian harian yang saya gunakan dalam melakukan penilaian secara afektif. Misalnya saja sikap jujur, tanggung jawab khusunya dalam ulangan harian, pengumpulan tugas dan sebagainya. 5. Apakah hambatan dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith? Jawab: Hambatan dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat saya bedakan menjadi dua yaitu dari peserta didik dan bisa juga dari saya. Hambatan yang berasal dari peserta didik antara lain, pertama, minat peserta didik terhadap pendidikan kewarganegaraan masih kurang khususnya untuk kelas XI karena lebih fokus pada mapel lain sesuai jurusan mereka. Kedua, kurang fokusnya peserta didik dan tersitanya waktu dalam pembelajaran khususnya setelah jam pelajaran olahraga maupun pada jam-jam pembelajaran terakhir. Ada beberapa siswa yang kurang fokus dan juga ada di antara mereka yang kurang disiplin waktu. Hambatan lain dari saya sendiri, ketika sakit saya tidak bisa melaksanakan pembelajaran secara optimal namun tetap saya dampingi dan amati. 6. Apakah upaya mengatasi hambatan dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith Upaya yang dilakukan guna mengatasi hambatan dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang mendorong pembentukan karakter siswa antara lain; pertama, saya menggunakan metode pembelajaran yang tidak selalu terkesan teoritis namun saya mulai dengan hal-hal yang aktual dan kontekstual. Di sisi lain, saya juga menggunakan metode yang variatif guna menarik perhatian/minat siswa seperti diskusi, diselingi dengan presentasi atau bahkan simulasi dan bermain peran. Kedua,menghadapi beberapa siswa yang kurang disiplin dan kurang fokus saat pembelajaran telah dimulai, guru biasanya melakukan dialog dengan siswa yang bersangkutan dan bagi mereka yang melanggar aturan main yang ada guru memberikan sanksi dengan mempersilahkan mereka untuk tidak boleh masuk kelas.
131
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA Tanggal/waktu : Sabtu, 26 April 2014 Pukul 10.00 WIB C. Identitas Pribadi Nama : Satria Manalu Kelas :X3 TTL : Kupang, 31 Agustus 1998 D. Daftar Pertanyaan & Jawaban 9. Apa yang Anda pahami mengenai pendidikan karakter? Jawab: Pendidikan karakter menurut saya adalah pendidikan yang membentuk watak/kepribadian kita. 10. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas Anda? Jawab: Beberapa metode mengajar yang digunakan biasanya power point (ppt), latihan soal, ceramah dan diskusi 11. Apakah terdapat peranan guru pendidikan kewarganegaraan dalam mendorong siswa menjadi pribadi yang berkarakter? Tentu saja, misalnya berpikir kritis dan kerjasama.Contoh lainnya: ketika membahas mengenai korupsi, mengapa bisa terjadi? Mengerti sebab dan akibatnya maka terbangunlah sikap saya untuk lebih semangat belajar. 12. Nilai-nilai apa yang menurut Anda banyak dikembangkan dalam pendidikan kewarganegaraan yang diajarkan di SMA Pangudi Luhur Van Lith baik yang memberikan dampak pembelajaran di kelas dan di luar kelas? Jawab: Nilai-nilai yang saya dapatkan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yaitu nilai kejujuran, tidak mudah menyerah, berpendirian teguh, berpikir kritis dan kerjasama. 13. Kegiatan/program-program apa saja yang menunjang pembentukan karakter di luar kegiatan pembelajaran di kelas? Ada beberapa kegiatan yang menunjang pembentukan karakter siswa khususnya di SMA Van Lith yaitu OSVALI, VL3G yang mengajarkan banyak hal mengenai kepedulian terhadap lingkungan, belajar daur ulang sampah, bekerjasama untuk kebersihan lingkungan dan sebagainya. 14. Seberapa besar pengaruh lingkungan dan kultur (budaya) sekolah Anda memberikan dampak dalam pembentukan karakter anda? Jawab: Ada pengaruhnya dan cukup positif misalnya memberikan kenyamanan bagi saya dalam belajar dan menambah sikap religius. Tanggal/waktu Sabtu, 26 April 2014 pukul 08.15 WIB A. Identitas Pribadi Nama : Aloysius Franciano S. P. Kelas :X2 TTL : Semarang, 26 Juni 1999 B. Daftar Pertanyaan & Jawaban 1.
2.
Apa yang Anda ketahui tentang pendidikan kewarganegaraan? Jawab: Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengajarkan berbagai sistem yang ada di negara Indonesia, mengajarkan pula tata cara bersikap agar menjadi warga negara yang baik. Bagaimana guru pendidikan kewarganegaraan mengajarkan sikap-sikap positif terhadap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran?
131
3.
4.
5.
6.
7.
Jawab: Guru mengajarkan sikap-sikap positif dalam kegiatan pembelajaran dengan selalu memberikan nasehat, ceramah misalnya saja sikap-sikap demokratis, anti korupsi maupun sikap nasionalisme. Apa yang Anda pahami mengenai pendidikan karakter? Jawab: Pendidikan yang dilakukan guna mendidik seseorang menjadi orang yang lebih baik. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas Anda? Jawab: Metode yang digunakan guru biasanya model presentasi menggunakan power point slide show (ppt), ceramah, debat, tanya jawab, diskusi serta beberapa kali menggunakan studi kasus. Apakah terdapat peranan guru pendidikan kewarganegaraan dalam mendorong siswa menjadi pribadi yang berkarakter? Ya, tentu saja karena dengan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang diajarkan oleh guru pendidikan kewarganegraan kami semakin menyadari betapa pentingnya sikap nasionalisme, nilai religiusitas dan tentunya belajar memahami menjadi warga negara yang baik dengan mengetahui sistem kenegaraan yang ada di Indonesia. Kegiatan/program-program apa saja yang menunjang pembentukan karakter di luar kegiatan pembelajaran di kelas? Ada beberapa kegiatan yang menunjang pembentukan karakter siswa khususnya di SMA Van Lith yaitu: a. Sidang Akademi yang melatih kami untuk berani tampil berbicara di depan orang banyak dalam berbagai kegiatan, berlatih bersikap dan seterusnya. b. Wawasan Kebangsaan, dengan kegiatan ini kami mampu menambah wawasan dengan belajar materi partai politik, pemilu, elite politik yang melatih kami bertanggung jawab dan disiplin dalam membuat makalah, dan berlatih pula untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari teman-teman maupun pendamping. c. OSVALI, OSIS Van Lith adalah wadah bagi mereka yang terpilih, jadi mereka yang masuk ke OSVALI tentu mereka yang secara akademik mempunyai kecerdasan lebih karena di tengah-tengah jadwal yang padat mereka harus mampu memanage waktu dengan baik guna berkegiatan, dari situ mereka jelas akan belajar banyak menjadi seorang pemimpin maupun berkreatifitas dan peduli dengan warga sekolah. d. BCC, Kartika Bangsa (Koor) dan maih banyak lagi. Seberapa besar pengaruh lingkungan dan kultur (budaya) sekolah Anda memberikan dampak dalam pembentukan karakter anda? Jawab: Ada pengaruhnya..
Tanggal/waktu : Sabtu, 26 April 2014 Pukul 11.30 WIB A. Identitas Pribadi Nama : Brigita Tyas Ratih Kusuma Dewi Kelas : XI IPS 1 TTL : Salatiga, 25 Juli 1997 B. Daftar Pertanyaan & Jawaban 1. Apa yang Anda pahami mengenai pendidikan karakter? Jawab: Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mampu membentuk kepribadian kita melalui kegiatan sehari-hari, tidak hanya secara teoritis saja namun juga praktek kerohanian, spiritualitas, nilai-nilai kesopanan dan sebagainya. 2. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas Anda? Jawab:
131
Metode yang sering digunakan yaitu presentasi (ppt), pembelajaran kontekstual (lokal, nasional dan internasional) dengan ceramah, diskusi, presentasi makalah dan sebagainya. 3. Apakah terdapat peranan guru pendidikan kewarganegaraan dalam mendorong siswa menjadi pribadi yang berkarakter? 4. Nilai-nilai apa yang menurut Anda banyak dikembangkan dalam pendidikan kewarganegaraan yang diajarkan di SMA Pangudi Luhur Van Lith baik yang memberikan dampak pembelajaran di kelas dan di luar kelas? Jawab: Cinta tanah air, kesopanan, anti korupsi, religiusitas dan disiplin serta bela rasa. 5. Bagaimanakah kegiatan penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidikan kewarganegaraan anda dalam mendorong pembentukan karakter bagi kalian? Misalnya sikap kedisiplinan dan kejujuran saat ujian, apakah itu ditekankan? Jawab: Ya tentu, dalam kegiatan pembelajaran yang sudah saya ikuti selama ini misalnya saja pengumpulan tugas kami selalu diberikan deadline untuk mendorong sikap tanggungjawab kami dan juga kedisiplinan. Sedangkan ketika ulangan harian atau ujian kami selalu diminta untuk mengerjakan sendiri, apabila dari kami ada yang akan segera dikeluarkan dan tidak diberikan nilai. Dengan begitu kami tertantang untuk mengerjakan soal-soal ulangan dengan mandiri dan jujur.
131
Transkip Wawancara Wawasan Kebangsaan Hari selasa, tanggal 6 Mei 2014 Pukul 15.30 WIB-selesai. Koordinator Kegiatan Wawasan Kebangsaan: Yohanes Suwarinto Pertanyaan & Jawaban 1. Apakah dalam pelaksanaan kegiatan wawasan kebangsaan terdapat pedoman pelaksanaan kegiatan? Jawab: Ya ada. Kegiatan wawasan kebangsaan merupakan salah satu muatan lokal yang ada di SMA Pangudi Luhur Van Lith. Pedoman penyelenggaraan dalam kegiatan wawasan kebangsaan ini telah disusun mulai dari kelas X-XII. 2. Apakah tujuan dari pelaksanaan kegiatan wawasan kebangsaan ini? Jawab: Tujuan dari pelaksanaan kegiatan wawasan kebangsaan ini ialah membangun minat dan semangat peserta didik agar mampu menjadi warga negara yang baik, kritis, memiliki sikap kesederhanaan, membangun kepedulian serta mampu menempatkan diri di masyarakat. Sebagaimana dikatakan oleh Mgr. Sugiyopranata semboyan 100% katolik 100 % nasionalis selalu diserukan. Maka melalui kegiatan ini, ada pula harapan bahwa anak-anak didik di Van Lith tidak sekedar religius saja namun mereka dibangun agar menjadi anakanak yang mempunyai kepedulian terhadap bangsanya serta memiliki sikap dan rasa nasionalis. 3. Program apa saja yang dijalankan dalam kegiatan wawasan kebangsaan ini guna membentuk karakter siswa? Jawab: elas ogram Kegiatan lai karakter yang Diwujudkan omestay enggugah anak dalam suatu kesederhanaan KKS enunjukan kepedulian sosial di masyarakat bawah I PP ngenalan profesi guna menumbuhkan minat peserta didik di masa depan. 4. Bagaimanakah gambaran umum pelaksanaan kegiatan wawasan kebangsaan? Jawab: Melalui kegiatan wawasan kebangsaan ini peserta didik dibangun melalui pendidikan di dalam kelas maupun kegiatan di luar kelas. Sebagai contoh di kelas X mereka diajarkan bagaimana menjadi warga negara yang baik, mengenal partai politik, lembaga swadaya masyarakat, mengetahui dan mengerti peranan dari DPR maupun DPRD serta berkunjung langsung ke Gedung DPRD. Kemarin sempat pula kami mengundang parpol Nasdem (*bukan memasukan kampanye politik ke dalam sekolah) melainkan merupakan salah satu pendidikan politik yang dilakukan secara langsung. Selain itu di kelas X mereka juga pernah mengundang Camat, Lurah untuk mengenalkan kepada peserta didik tugas dan peranan para penyelenggara negara di tingkat bawah. Tiap tahun mereka juga diajak untuk masuk langsung ke Gedung DPRD Provinsi untuk belajar secara langsung dan mengerti akan
131
peran penting anggota DPRD dan sebagainya. Di kelas XI mereka diajarkan misalnya hal-hal yang mampu membangun sikap dan rasa kesatuan mereka dengan berita-berita aktual seperti Kasus Marsinah, BPPC, kegiatan Pemilu dan seterusnya. Di kelas XII mereka diajak secara lebih mendalam untuk mampu melihat profesi-profesi yang mereka cita-citakan. Misalnya saja ingin menjadi Pengacara (lawyer), Wartawan, bekerja di LSM dan seterusnya. Maka di kelas XII mereka dibangun melalui kegiatan ini dengan ditempatkan di 8 kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan sebagainya untuk dititipkan pada lembaga-lembaga profesi yang mereka inginkan dengan pendampingan selama 1 minggu. Pembiayaan kegiatan tersebut telah diwujudkan oleh sekolah dengan dibantu oleh para pemerhati SMA Pangudi Luhur Van Lith. Itulah yang menjadi puncak kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan wawasan kebangsaan di kelas XII. 5. Bagaimana cara pendamping/Bapak dalam mengukur keberhasilan penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan ini? Jawab: Sebenarnya susah untuk mengukurnya karena dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mengetahui hal tersebut. Namun jika melihat progres-progres yang dicapai oleh para alumni saya dapat sedikit menjelaskan. Pertama, banyak dari alumni SMA Pangudi Luhur Van Lith yang bekerja di LSM. Hal tersebut tentu mengingatkan bahwa pengenalan profesi yang dilakukan melalui kegiatan ini dapat dikatakan berhasil. Kedua, adanya sikap kepedulian guna membangun SMA Pangudi Luhur ini menjadi lebih maju melalui para alumni yang banyak terlibat langsung baik moril, materiil bahkan berpartisipasi langsung dalam kegiatan-kegiatan di SMA Pangudi Luhur Van Lith. 6. Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan wawasan kebangsaan guna membangun karakter siswa? Jawab: Adanya jadwal yang padat dalam kegiatan sekolah maupun asrama oleh siswa, kurangnya praktisi dalam kegiatan (terkadang kurang) dan seterusnya. 7. Upaya atau solusi dalam pelaksanaan kegiatan wawasan kebangsaan guna membangun karakter siswa? Jawab: Upaya yang dilakukan guna mengatasi berbagai hambatan dalam pelaksanaan kegiatan wawasan kebangsaan di SMA Pangudi Luhur Van Lith diantaranya menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap guna mempermudah aktivitas siswa khususnya dalam mengerjakan penugasan-penugasan dalam kegiatan wawasan kebangsaan. Ada pula kerja sama dengan Universitas Atma Jaya guna mendukung pelaksanaan kegiatan yang diambil dari berbagai Fakultas baik FISIPOL, Teknik dan seterusnya. Solusi lain yang dilakukan ialah mengundang narasumber-narasumber dari luar sekolah guna menambah pengetahuan bagi siwa.
131
Transkip Wawancara Sidang Akademi Koordinator Kegiatan Sidang Akademi: Baluk Nugroho Pertanyaan & Jawaban 8. Apakah dalam pelaksanaan kegiatan wawasan kebangsaan terdapat pedoman pelaksanaan kegiatan? Jawab: Ya ada, dimana dalam pedoman pelaksanaan kegiatan tersebut terdapat program-program kegiatan, tujuan pelaksanaan kegiatan maupun kegiatan yang dilaksanakan, waktu dan hari pelaksanaan, tema sidang seperti debat, bedah buku dan sebagainya. 9. Apakah tujuan yang diharapkan melalui kegiatan Sidang Akademi guna mendorong pembentukan karakter siswa? Tujuan pelaksanaan kegiatan ini utamanya ialah membangu kemampuan (skill) terkait public speaking yang dimiliki oleh siswa. Tujuan lainnya diantaranya: dengan adanya tema berkelompok maupun individu maka siswa diharapkan mampu membangun sikap mandiri, rasa percaya diri, keberanian, kesopanan dalam tema sidang individu. Sedangkan melalui tema berkelompok tentu saja mereka dilatih untuk mampu bekerja sama, kritis, peduli, saling pengertian dan toleran dalam membangun sikap. Dalam kegiatan ini juga terdapat dua macam bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Penggunaan bahasa Inggris dalam kegiatan ini ditujukan pada siswa-siswi kelas XII semester pertama guna melatih kemampuan berbahasa inggris mereka yang dikembangkan melalui kegiatan sidang baik dengan tema individu maupun berkelompok. 10. Bagaimanakah puncak kegiatan Sidang Akademi ini? Jawab: Puncak dari kegiatan Sidang Akademi ini ialah Sidang Akademi Istimewa yang kurang lebih sudah berlangsung sejak 3 tahun terakhir ini. Dalam Sidang Akademi istimewa ditampilkan tema-tema besar seperti story telling dan sebagainya. 11. Nilai-nilai apa saja yang dibangun melalui kegiatan Sidang Akademi? Jawab: Nilai-nilai yang ingin diwujudkan melalui kegiatan ini ialah siswa mampu membangun sikap mandiri, rasa percaya diri, keberanian, kesopanan, mampu bekerja sama, kritis, peduli, saling pengertian dan toleran dalam membangun sikap. Selain itu siswa diharapkan memiliki kemampuan positif dalam melakukan lobying maupun debat. 12. Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Sidang Akademi guna mendorong pembentukan karakter pada siswa? Jawab: Dalam bidang kepanitian hal-hal seperti miss komunikasi tak jarang juga terjadi serta adanya beberapa siswa yang belum mampu cair khususnya di kelas X karena merupakan masa transisi. 13. Upaya yang dilakukan guna mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Sidang Akademi guna mendorong pembentukan karakter pada siswa? Jawab: Khusus untuk kepanitian melakukan suatu pembekalan guna mematangkan pelaksanaan kegiatan baik yang berkaitan dengan perencanaan, tema kegiatan, maun agenda yang akan dilakukan. Sedangkankan dalam membantu siswa agar tidak tegang dalam pelaksanaan kegiatan ialah membuat program-program kegiatan yang menarik serta pendamping mampu memberikan masukan dan saran yang membangun bagi siswa. 14. Bagaimanakah keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini dalam mendorong pembentukan karakter bagi siswa? Jawab: Ada dua hal yang dapat saya katakan melalui pertanyaan ini. Pertama, dari sisi siswa yang telah lulus (alumni), banyak dari mereka mengatakan untung ada Sidang Akademi waktu di Van Lith pak jadi saya dengan mudah melakukan kegiatan-kegiatan lobying, debat maupun kemampuan positif lainnya. Kedua, pengamat. Sudah tidak diragukan lagi.
131
OBSERVASI KEGIATAN WAWASAN KEBANGSAAN
Nama kegiatan : Wawasan Kebangsaan Hari/tanggal : Rabu, 23 April 2014 Pukul : 15.30-16.50 WIB Kelas : XI IPA & IPS Di Ruang Kelas Biologi
No 1.
Aspek Diamati
yang
Pelaksanaan Kegiatan
Deskripsi Singkat Hasil Pengamatan giatan wawasan kebangsaan dikuti oleh seluruh siswa kelas XI. Siswa-siswi telah ditetapkan dalam suatu kelas dengan komposisi siswa yang berbeda-beda karena telah dipadukan menjadi satu antara kelas yang satu dengan kelas yang lain. Sehingga kelas XI IPA dan IPS dapat bergabung dalam satu ruangan. Kegiatan yang dilangsungkan yaitu: a. Pembuka 1) Doa pembuka: dipimpin oleh salah satu siswa yang maju ke depan kelas 2) Menyanyiikan Mars SMA Pangudi Luhur Van Lith dengan sikap tegas dan dipimpin langsung oleh seorang siswi b. Kegiatan Inti 1) Presentasi Kelompok 2) Tanya Jawab c. Penutup 1) Review jalannya diskusi dan komentar dari pendamping 2) Doa Penutup 3) Menyanyiikan Mars SMA Pangudi Luhur Van Lith dengan sikap tegas dan dipimpin langsung oleh seorang siswi
2.
Peranan guru pendamping dalam kegiatan wawasan kebangsaan
Kegiatan ini dilangsungkan dengan presentasi kelompok dengan tema “Perebutan Kekuasaan Elit Politik”. Presentasi dilakukan dengan dipandu oleh seorang moderator yang ditunjuk oleh anggota kelompok. Pendamping melakukan pengawasan dan penilaiaan langsung terhadap jalannya diskusi yang dilakukan siswa siswi kelas XI IPA dan IPS dikarenakan dosen pembantu dari Universitas Atma Jaya berhalangan hadir. Biasanya penilaian secara akademik dilakukan oleh Dosen yang membantu kegiatan wawasan kebangsaan sedangkan guru pendamping memberikan masukan dan tambahan.
3.
Sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan wawasan kebangsaan
Siswa memiliki peran aktif terhadap jalannya diskusi karena adanya wawasan dan pengetahuan baru bagi mereka mengenai materi “Perebutan Kekuasaan Elit Politik”. Beberapa siswa berpikir kritis dan kontekstual dengan bertanya sesuai dengan pengalaman mereka melihat dan menyaksikan pesta akbar demokrasi di Indonesia pada pemilu legislatif. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada sore hari tidak menyurutkan mereka untuk bersemangat dalam mengikuti kegiatan dengan tetap tertib, disiplin waktu dalam memasuki pelaksanaan kegiatan.
Nilai Karakter yang Dikembangkan Nilai kebangsaan, nilai religiusitas, nilai demokratis, nasionalis, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
131
ANALISIS DATA LAPANGAN (Reduksi Data, Penyajian Data dan Penarikan Kesimpulan) Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembentukan Karakter Siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan Magelang Pertanyaan: 1. Apakah yang Anda ketahui tentang pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn)? Jawab: Drs. Cahya Anggara (Guru PKn): Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan pembelajaran yang mengolah antara nilai-nilai religiusitas, sosial dan kognitif dengan pola pembelajaran utuh terhadap peserta didik dan tidak hanya membuat mereka pintar namun mampu menanamkan sikap dan perilaku sehingga memiliki etika (nilai moralitas). Aloysius Franciano S. P. (Siswa): Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengajarkan berbagai sistem yang ada di negara Indonesia, mengajarkan pula tata cara bersikap agar menjadi warga negara yang baik. Penarikan Kesimpulan: Berdasarkan kedua argumen di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan pembelajaran yang memadukan tiga aspek penting yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dengan pola pembelajaran utuh guna membentuk karakter peserta didik menjadi warga negara yang baik. 2. Nilai-nilai karakter apa saja yang dikembangkan dalam pembelajaran PKn guna mendorong pembentukan karakter pada siswa? Jawab: Drs. Cahya Anggara (Guru PKn): Tergantung konteks pada saat pembelajaran, materi apa yang diajarkan kepada siswa. Misalnya dalam materi sistem politik di Indonesia maka nilai-nilai yang dikembangkan yaitu nilai-nilai tanggungjawab, saling menghargai, toleransi, sikap anti korupsi dan sebagainya. Sedangkan dalam materi lain seperti HAM maka nilai-nilai yang saya kembangkan ialah nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai keadilan dan sebagainya. Seperti saat ini, karena sedang hangatnya pembicaraan mengenai pemilu dan materi yang saya sampaikan berkenaan dengan sistem politik di Indonesia maka nilai-nilai demokrasi jelas saya tekankan dalam pembelajaran dan memberikan kesempatan serta rangsangan kepada siswa untuk berpikir kritis mengenai pelaksanaan pemilu legislatif yang telah dilangsungkan (Wawancara 1). Sedangkan dalam materi “hubungan internasional dan organisasi internasional” saya memasukan nilai-nilai keadilan, keterbukaan, serta kemampuan bernegosisasi (Wawancara 2). Observasi di kelas X & XI: Nilai-nilai yang dikembangkan dalam materi supra struktur dan infra struktur di Indonesia antara lain sikap tanggung jawab sebagai warga negara, menghormati dan menghargai, demokratis, sikap kritis, disiplin, semangat kebangsaan, kerjasama dst. Di sisi lain, nilai-nilai yang dikembangkan dalam materi mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional antara lain nilai keadilan, nilai kemanusian, nilai keberanian untuk menyampaikan pendapat, nilai perdamaian, nilai perjuangan, nilai keadilan, nilai kejujuran, nilai dan sikap kritis siswa serta nilai disiplin. Dokumentasi: Pada Silabus kelas X, nilai budaya dan karakter kebangsaan yang dikembangkan diantaranya nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Penarikan Kesimpulan: Berdasarkan beberapa hasil kegiatan wawancara, observasi dan dokumentasi dapat dikatakan bahwa sudah terdapat pengembangan nilai-nilai karakter dalam pengembangan pembelajaran yang dilakukan di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan sesuai dengan konteks materi yang diajarkan baik melalui perencanaan pembelajaran maupun pelaksanaan pembelajarannya.
3. Bagaimanakah pengembangan pelaksanaan pembelajaran PKn yang Bapak lakukan dalam
131
pelaksanaan pembelajaran PKn dalam rangka mendorong terbentuknya karakter siswa? Jawab: Drs. Cahya Anggara (Guru PKn): Dalam pelaksanaan pembelajaran, pengembangan nilai-nilai karakter yang saya implementasikan saya sesuaikan dengan konteks/materi yang saya sampaikan dan terkadang saya sisipkan nilai-nilai karakter tertentu di luar konteks pembelajaran sebagai hidden curriculum dengan nasehat-nasehat tertentu pada siswa. Misalnya saja dalam materi sistem politik di Indonesia. Nilai-nilai yang saya masukan dalam pembelajaran ialah nilai-nilai seperti toleransi, tanggungjawab sebagai pemimpin, sikap menghargai, musyawarah mufakat dan seterusnya. Sebelum memulai fokus terhadap materi pembelajaran, saya memberikan apersepsi terlebih dahulu yaitu dengan melihat & memperhatikan lingkungan kelas jika ada anak-anak yang nakal. Guru dalam hal ini perlu mengerti karakter masing-masing anak agar kelas dapat dikondisikan. Hasil Observasi kelas X & XI: Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan tiga tahapan yaitu pertama, pendahuluan yang meliputi doa (bacaan Sabda dan renungan serta doa), salam pembuka oleh guru, presensi dan melihat kondisi peserta didik. Kedua,kegiatan inti yang dilakukan meliputi kegiatanmenjelaskan (eksplorasi), elaborasi dan konfirmasi yakni dengan menanyakan kembali kepada siswa apa yang telah disampaikan sudah dipahami atau belum. Dalam kegiatan inti ini guru biasanya melaksanakan kegiatan ceramah baik berupa penyampaian materi maupun penyampaian nasehat, studi kasus (menggunakan pendekatan value based on education dan pendekatan kritis), diskusi dengan pendekatan kooperatif, dan model pendekatan lainnya. Selanjutnya guru melakukan konfirmasi dengan metode tanya jawab. Ketiga, penutup. Dalam kegiatan penutup biasanya guru melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran baik melalui penugasan pembelajaran maupun ulangan harian. Berdasarkan kegiatan pengembangan pelaksanaan pembelajaran PKn, terdapat nilai-nilai positif yang dapat diamati yaitu tidak pernah ada siswa yang terlambat masuk kelas saat bel pembelajaran berbunyi, peserta didik yang sakit memberikan surat ijin tidak bisa mengikuti pembelajaran kepada guru, partisipasi aktif siswa cukup baik dengan banyaknya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, sikap saling menghargai,tidak adanya siswa yang membuat gaduh sehingga kelas tetap nyaman dan Penarikan Kesimpulan: Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan pelaksanaan pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode/pendekatan yang variatif mampu memberikan dampak positif pada perilaku siswa pada saat pembelajaran. Penanaman nilai-nilai karakter yang dikembangkan oleh guru seperti sikap kedisiplinan, sikap kritis, tanggung jawab dan sebagainya dapat terlihat secara perlahan baik pada pembelajaran maupun non pembelajaran. 4. Apakah strategi pembelajaran yang dominan digunakan dalam pengembangan pembelajaran PKn guna mendorong pembentukan karakter pada siswa? Jawab: Drs. Cahya Anggara (Guru PKn): Beberapa stategi pembelajaran yang saya sering saya gunakan selain ceramah dan power point slide show (ppt) ialah diskusi, simulasi, bermain peran dan model pengajaran oleh siswa yang pintar mengajari siswa lain yang belum tahu materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Sebagai contoh: dalam pokok bahasan demokrasi yang menunjuk pada proses pemilu yang erat kaitannya dengan partai politik pula maka diajarkan bagaimana cara menyoblos yang benar dan memilih calon-calon pemimpin secara demokratis. Dengan kegiatan diskusi kemudian dilakukan proses simulasi siswa diajarkan beberapa nilai yang diharapkan mampu mendorong pembentukan karakter khususnya pada nilai-nilai tanggung jawab sebagai negara (hak politik) yakni memilih para pemimpin-pemimpin bangsa secara demokratis dan mengajarkan kepada mereka untuk tidak golput sehingga mampu berpartisipasi. Tidak hanya simulasi seperti pemilu, namun dalam materi HAM misalnya siswa diminta untuk berdiskusi kemudian mempresentasikannya di depan kelas. Dalam lingkup yang kecil, karena mereka tinggal di asrama maka saya meminta mereka menampilkan bagaimana cara-cara mereka sebagai warga sekolah maupun asrama dalam menyuarakan hak-hak mereka secara optimal tanpa adanya suatu pelanggaran HAM. Observasi: Selama melakukan kegiatan observasi di dalam kelas baik kelas X dan XI beberapa strategi/metode pembelajaran yang digunakan guru di antaranya penggunaan power point slide show mengggunakan
131
LCD, ceramah variatif, CTL, studi kasus dengan pendekatan kritis dan berbasis nilai, diskusi dan simulasi. Wawancara siswa (X & XI): Beberapa metode mengajar yang digunakan guru biasanya model presentasi menggunakan power point slide show (ppt), ceramah, debat, tanya jawab, diskusi serta beberapa kali menggunakan studi kasus, pembelajaran kontekstual (lokal, nasional dan internasional) dan sebagainya. Dokumentasi: Beberapa metode yang digunakan berdasarkan dokumen RPP dapat diketahui bahwa guru menggunakan beberapa strategi pembelajaran seperti ceramah bervariasi, diskusi, penugasan tanya jawab dan sebagainya. Penarikan Kesimpulan: Berdasarkan pengumpulan data dengan melakukan kegiatan wawancara, observasi dan dokumentasi tersebut maka dapat diketahui bahwa strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas sudah cukup baik dan relevan walaupun terdapat pula beberapa metode yang belum dituliskan dalam kegiatan perencanaan namun dipraktekan di dalam kelas. 5. Apakah hambatan dalam pengembangan pembelajaran PKn dalam pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith? Jawab: Drs. Cahya Anggara (Guru PKn): Ada beberapa faktor penghambat yang dihadapi guru dalam rangka mengembangkan nilai-nilai karakter guna mendorong pembentukan karakter bagi siswa. Pertama, idealnya dalam Silabus dan RPP, evaluasi pembelajaran dilakukan secara tertulis namun kenyataannya karena keterbatasan waktu bisa jadi dilakukan secara lisan. Kedua, di luar pembelajaran kelas kadangkadang terdapat kebijakan sekolah yang mengharuskan adanya pengubahan jadwal yang membuat pelaksanaan pembelajaran belum bisa dilakukan sebagaimana yang diharapkan. Misalnya waktu normal pembelajaran 2 x 45 menit namun karena ada sesuatu hal diubah menjadi 2 x 3o menit (wawancara 1). Drs. Cahya Anggara (Guru PKn): Hambatan dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat saya bedakan menjadi dua yaitu dari peserta didik dan bisa juga dari saya. Hambatan yang berasal dari peserta didik antara lain, pertama, minat peserta didik terhadap mapel PKn masih kurang khususnya untuk kelas XI karena lebih fokus pada mapel lain sesuai jurusan mereka. Kedua, kurang fokusnya peserta didik dan tersitanya waktu dalam pembelajaran khususnya setelah jam pelajaran olahraga maupun pada jam-jam pembelajaran terakhir. Ada beberapa siswa yang kurang fokus dan juga ada di antara mereka yang kurang disiplin waktu. Hambatan lain dari saya sendiri, ketika sakit saya tidak bisa melaksanakan pembelajaran secara optimal namun tetap saya dampingi dan amati (wawancara 2). Observasi: Dari kegiatan pengamatan yang sudah dilakukan, penulis menjumpai beberapa hambatan yang dialami guru dalam kegiatan pembelajaran di antaranya adanya pemotongan jam pembelajaran yang membuat waktu pembelajaran menjadi singkat, beberapa siswa terlihat kurang fokus dan masih belum siap melakukan kegiatan pembelajaran setelah mereka mengikuti kegiatan olahraga. Penarikan Kesimpulan: Berdasarkan kegiatan observasi dan wawancara yang telah dilakukan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat beberapa hambatan pengembangan pembelajaran PKn dalam pembentukan karakter siswa di antaranya pertama,terkait waktu pembelajaran ada beberapa hambatan yang dialami yakni keterbatasan waktu guna melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran secara tertulis dan adanya pemotongan jam pembelajaran karena adanya perubahan jadwal yang membuat pembelajaran menjadi singkat. Kedua,kurangnya minat peserta didik terhadap mapel PKn khususnya kelas XI yang lebih berfokus pada mapel lainnya. Ketiga, belum siapnya peserta didik dalam mengikuti pembelajaran setelah kegiatan olahraga. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya beberapa siswa yang mengantuk, dan kurang fokus pada saat pembelajaran telah dimulai.
131
6. Bagaimana upaya guru pendidikan kewarganegaraan (PKn) mengatasi hambatan-hambatan pengembangan pembelajaran PKn dalam pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan? Jawab: Drs. Cahya Anggara (Guru PKn): Upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi hambatan yang ada diantaranya: Pertama, adanya keterbatasan waktu mampu diatasi guru dengan memberikan suatu penugasan dengan tetap memberikan aturan main guna penanaman sikap dan nilai-nilai seperti tanggung jawab dan kedisipinan yakni memberikan batasan waktu pengumpulan tugas dan memberikan kredit poin bagi pengumpul yang disiplin. Kedua, batasan waktu yang kedua dalam melakukan evaluasi pembelajaran yang tidak dapat dilakukan secara tertulis maka dapat diupayakan dengan penilaian secara lisan dengan tetap mengedepankan nilai-nilai seperti berpendapat secara kritis, logis, dan dengan penyampaian yang sopan (wawancara 1). Drs. Cahya Anggara (Guru PKn): Upaya yang dilakukan guna mengatasi hambatan dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang mendorong pembentukan karakter siswa antara lain; pertama, saya menggunakan metode pembelajaran yang tidak selalu terkesan teoritis namun saya mulai dengan hal-hal yang aktual dan kontekstual. Di sisi lain, saya juga menggunakan metode yang variatif guna menarik perhatian siswa seperti diskusi, diselingi dengan presentasi atau bahkan simulasi dan bermain peran. Kedua,menghadapi beberapa siswa yang kurang disiplin dan kurang fokus saat pembelajaran telah dimulai, guru biasanya melakukan dialog dengan siswa yang bersangkutan dan bagi mereka yang melanggar aturan main yang ada guru memberikan sanksi dengan mempersilahkan mereka untuk tidak boleh masuk kelas (wawancara 2). Observasi: Berdasarkan apa yang telah teramati, dalam mengatasi beberapa hambatan yang ada guru seringkali menggunakan metode pembelajaran kontekstual dengan ceramah, diskusi maupun penugasan pada saat waktu terbatas, menegur siswa pada saat siswa tidak berkonsentrasi atau mengantuk dan sebagainya. Penarikan Kesimpulan: Berdasarkan kegiatan observasi dan wawancara yang telah dilakukan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi hambatan yaitu pertama memberikan penugasan dengan memberikan aturan main pada saat waktu pembelajaran tidak sesuai standar. Kedua, menggunakan metode yang variatif guna menarik minat/perhatian siswa seperti diskusi, diselingi dengan presentasi atau bahkan simulasi dan bermain peran. Ketiga, melakukan dialog dan memberikan sanksi bagi mereka yang tidak disiplin. Keempat, menegur siswa yang dan memberikan pertanyaan bagi mereka yang tidak fokus mengikuti kegiatan pembelajaran.
131
FOTO HASIL PENELITIAN
Guru saat melakukan presensi di kelas
131
Siswa-siswi saat mengikuti kegiatan pembelajaran PKn
Guru PKn saat memberikan pengarahan kepada peserta didik
131
Siswa-siswi melakukan kegiatan diskusi
131
Guru saat menjelaskan materi Sistem Peradilan dan Hukum Internasional di kelas XI
Foto Kegiatan Wawasan Kebangsaan
131
Foto kegiatan rekoleksi kelas X
131
Foto kegiatan pembuatan alat peraga guna pendampingan PIA
Foto Kegiatan Sidang Akademi