PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PENGUKURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW II PADA SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Cicilia Ari Susanti NIM : 081424009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan (Annemarie S.)
Orang-orang menjadi begitu luar biasa ketika mereka mulai berpikir bahwa mereka bisa melakukan sesuatu. Saat mereka percaya pada diri mereka sendiri, mereka memiliki rahasia kesuksesan yang pertama (Norman Vincent Peale)
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi (Ernest Newman)
Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kegagalan (Gen Collin Powel)
Karya kecilku ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus yang selalu memberkatiku di setiap langkahku Bapak, Ibu, Adik-adik dan keluarga besarku tercinta Sahabat dan teman-tenanku semua
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta”. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa mengenai materi pengukuran dengan metode pembelajaran Jigsaw II. Untuk menentukan ada tidaknya peningkatan mengenai konsep Pengukuran, peneliti membandingkan pemahaman awal siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran Jigsaw II. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X2 SMA Pangudi Luhur yang berjumlah 33 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis pretes dan postes. Peneliti ini melakukan lima tahap kegiatan dalam pembelajaran yaitu (1) pretes, (2)pemahaman materi dalam kelompok heterogen, (3) diskusi kelompok ahli, (4) siswa saling mengajar temannya di dalam kelompok heterogen, (5) postes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi peningkatan pemahaman mengenai materi Pengukuran. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t melalui SPSS yang signifikan dimana ρ = .000 < α=0,5 menunjukkan jika postes lebih baik dari pretes yaitu ada peningkatan. Dari hasil perhitungan uji t didapatkan trel = -9,966 dengan df = 32, tcrit (two tailed test) = 2,042 dengan level signifikan = 0,05, hasil memperlihatkan bahwa ІtrelІ > tcrit sehingga hasil ini signifikan, artinya 2 kondisi dari kelompok ini berbeda di mana ada peningkatan hasil belajar siswa. .
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Susanti, Cicilia Ari. The Rise of Students’ Concept Understanding on Subject : Measurement with Jigsaw II Learning Method of Tenth Graders of Pangudi Luhur Yogyakarta Senior High School. Physics Education, Mathematics and Natural Science Department, Teacher Training and Education Faculty, Sanata Dharma University (2012). This research is intended to find out the rise of students’ concept understanding about Measurement with Jigsaw II learning method. In order to determine the presence or absence of an increase in the measurement concept, the researchers compared the students’ initial understanding before and after participating in learning with jigsaw II learning method. This research was conducted in Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. The subjects of this research was students of class X2 of Pangudi Luhur Senior High School which totaling 33 people. This research had been held during August in 2012. The instrument used in this research is are written test that pretest and posttest. Researchers conducted a five-step learning activities : (1) pretest, (2) understanding of concept in heterogeneous groups, (3) expert group discussions, (4) student teach each other friends in the heterogeneous groups, (5) posttest. Research results show that there is an increase overall understanding of the concept measurements. It is shown from the result of the t test with SPSS significant where ρ = .000 <α = 0.5 indicates if the posttest better than pretest that there is an increase. From the calculation of obtained t test trel = -9.966 with df = 32, compared with tcrit (two tailed test) = 2.042 with a significance level = 0.05, the results show that ІtrelІ> tcrit so the result is significant, it means two conditions of different groups where there is an increase in student learning outcomes.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Penulis menghaturkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Rahim atas limpahan cinta dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta”. Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, saran-saran dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Drs. Severinus Domi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan sabar, mengarahkan, membagi ilmu dan pengalaman, atas semua saran, kritik dan keramahannya, semua itu sangat berarti selama proses penyusunan skripsi.
2.
Bapak Drs. Aufridus Atmadi M.Si dan Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah membimbing, mendidik, membagikan ilmu, pengalaman hidup, dan berbagi kreatifitas kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
4.
Seluruh staf sekretariat JPMIPA, mbak Heni, pak Sugeng, dan mas Arif yang telah membantu memperlancar studi penulis, atas keramahan dan kesabarannya selama penulis menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.
5.
Seluruh
staf
perpustakaan
Universitas
Sanata
Dharma
yang
telah
menyediakan fasilitasnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6.
Bapak Drs. Br Herman Yoseph, FIC selaku kepala sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian skripsi.
7.
Bapak Ign. Suroto selaku guru bidang studi fisika kelas X yang telah banyak membantu selama penelitian.
8.
Bapak Yb. Sunardi dan Ibu Sri tercinta, orang tua yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, fasilitas, dan setia menantiku. Terima kasih atas kesabaran dan pengorbanannya.
9.
Buat adik-adikku Tika dan Dian, serta seluruh keluarga besarku, terima kasih atas doa, cinta, kasih sayang serta dukungannya.
10. Petrus Mundana yang selalu inside me. Thanks for your love in my tears and laugh. 11. Sahabat-sahabat yang selalu ada untukku Sinta, Helen, Novi, terimakasih untuk kebersamaan kita selama kuliah, persahabatan yang indah dari kalian dan atas saran, kritik serta dukungannya selama ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Sahabat-sahabatku Linda, Ratih, Monica, Sisca, Siska, dan Dian, terimakasih atas dukungan kalian selama ini, persahabatan yang indah dari kalian. 13. Untuk teman-teman KKN Jambu tercinta ( Ani, Tito, Lusi, Lana, Baskoro, Sepsi, dan Nofa, terima kasih atas dukungan dan semangatnya. 14. Teman-temanku seangkatan Pendidikan Fisika 2008 dan dari semua angkatan, terima kasih atas kebersamaan, kerja sama, kegembiraan, suka duka, penerimaan dan kesediaan diri untuk bersama saling berbagi ilmu. 15. Teman –teman kost “FM”, khususnya mbak rosa, mbak tina, prima, susan yang selalu memotivasi saya untuk cepat menyelesaikan skripsi, terima kasih atas kebersamaan dan canda tawanya selama ini. 16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Supaya dapat berguna bagi perkembangan dan pembelajaran di sekolah.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL..................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................................1 B. Rumusan Masalah .................................................................................4 C. Tujuan Penelitian...................................................................................4 D. Manfaat Penelitian.................................................................................4 E. Hipotesis Tindakan................................................................................5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakekat Fisika.......................................................................................6 1. Fisika sebagai Produk.......................................................................6 2. Fisika sebagai Sikap .........................................................................9 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Fisika sebagai Proses......................................................................10 B. Pembelajaran Aktif..............................................................................14 C. Pembelajaran Kooperatif.....................................................................16 D. Metode Jigsaw II .................................................................................20 E. Perilaku Siswa Terhadap Suatu Metode..............................................22 F. Materi Pembelajaran ...........................................................................24 1. Pengukuran .....................................................................................24 a. Alat Ukur Panjang dan Ketelitiannya......................................24 1) Mistar..................................................................................24 2) Jangka Sorong.....................................................................25 3) Mikrometer Sekrup.............................................................28 b. Alat Ukur Waktu dan Ketelitiannya ........................................31 c. Angka Penting .........................................................................32 1) Notasi Ilmiah ......................................................................32 2) Aturan Angka Penting ........................................................33 3) Berhitung dengan Angka Penting.......................................34 a) Pembulatan ...................................................................34 b) Penjumlahan dan pengurangan .....................................34 c) Perkalian dan Pembagian..............................................35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian....................................................................................37 B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................38 C. Subyek Penelitian................................................................................38
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Treatment ............................................................................................38 E. Instrumen Penelitian............................................................................38 F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................39 G. Teknik Analisis Data...........................................................................39 1. Teknik Analisis Data Kuantitatif...................................................39 2. Teknik Analisis Data Kualitatif.....................................................41 H. Desain Penelitian.................................................................................43 BAB IV DATA DAN ANALISIS A. Data .....................................................................................................45 B. Perhitungan Statistik Uji t ...................................................................46 C. Analisis Variasi Jawaban Siswa..........................................................53 D. Pembahasan.........................................................................................87 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..........................................................................................97 B. Saran....................................................................................................98 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 100 LAMPIRAN .................................................................................................................. 103
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Contoh penggunaan notasi ilmiah..........................................................32 Tabel 3.1 Analisis Skor per Soal............................................................................42 Tabel 3.2 Analisis Variasi Jawaban pretest dan posttest ......................................43 Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest .....................................................................46 Tabel 4.2 Analisis Data Pretest dan Posttest ........................................................47 Tabel 4.3 Hasil analisis uji t melalui SPSS ............................................................48 Tabel 4.4 Analisis Ketuntasan Butir Soal Pretes ...................................................50 Tabel 4.5 Persentase tingkat pemahaman awal .....................................................52 Tabel 4.6 Analisis Ketuntasan Butir Soal Postes ..................................................53 Tabel 4.7 Persentase tingkat pemahaman awal .....................................................55 Tabel 4.8 Analisis Variasi jawaban Siswa ............................................................56
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Mistar .................................................................................................24 Gambar 2.2 Jangka Sorong dan bagian-bagiannya ................................................25 Gambar 2.3 Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya.........................................28 Gambar 2.4 Pengukuran dengan mikrometer sekrup.............................................30 Gambar 3.1 Diagram alir penelitian.......................................................................44 Gambar 4.1 Diagram tingkat pemahaman awal siswa ...........................................52 Gambar 4.2 Diagram tingkat pemahaman akhir siswa ..........................................55
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Ijin Permohonan Penelitian.................................................108
Lampiran 2
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.......................109
Lampiran 3
Rencana Perencanaan Pembelajaran ............................................110
Lampiran 4
Pembagian Kelompok Heterogen dan Homogen .........................118
Lampiran 5
Indikator dan Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes.............................120
Lampiran 6
Lembar Kerja Kelompok Mistar ..................................................122
Lampiran 7
Lembar Kerja Kelompok Jangka Sorong.....................................124
Lampiran 8
Lembar Kerja Kelompok Mikrometer Sekrup .............................126
Lampiran 9
Lembar Kerja Kelompok Stopwatch............................................128
Lampiran 10 Lembar Kerja Kelompok Angka Penting.....................................130 Lampiran 11 Soal Pretes....................................................................................132 Lampiran 12 Soal Postes ...................................................................................135 Lampiran 13 Materi ...........................................................................................142 Lampiran 14 Hasil Pretes ..................................................................................158 Lampiran 15 Hasil Postes ..................................................................................164
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan pengalaman praktek mengajar dalam rangka mata kuliah Program Pengajaran Lapangan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, terlihat bahwa sebagian siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pengukuran. Beberapa siswa sering mengeluh karena bingung tentang alat ukur dan penggunaannya. Beberapa siswa terkadang bingung menyelesaikan soal pengukuran yang menggunakan ketidakpastian.. Salah satu faktor penyebabnya adalah metode pembelajaran yang kurang membuat siswa terpacu untuk mengungkapkannya. Berdasarkan pengalaman di sekolah ini, guru sudah mengkombinasikan metode pembelajaran di mana ceramah dibantu dengan media powerpoint. Tetapi hal ini belum memacu siswa untuk lebih berinteraktif. Karena kelas X pada saat pembelajaran materi ini masih berstatus siswa baru yang sedang beradaptasi, terkadang siswa-siswa ini masih sungkan untuk dengan jujur mengungkapkan kesulitannya kepada guru dan mereka cenderung lebih bisa terbuka terhadap temannya. Dalam metode ceramah, siswa cenderung mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru sehingga proses belajar mengajar terpusat pada guru sehingga oleh para ahli disebut sebagai paradigma mengajar yang menunjuk pada kegiatan seseorang yang aktif menyampaikan informasi kepada seseorang atau sekelompok orang dalam waktu tertentu
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
(Marpaung, 2003, dalam Anastasia Yunita, 2007: 1, dalam Fitri Wulansih, 2009: 1). Terkadang metode ceramah dapat menimbulkan kebosanan bagi siswa. Rasa bosan dapat mengkibatkan konsentrasi siswa berkurang sehingga akan berdampak terhadap pemahaman materi siswa. Metode pembelajaran yang menarik sangat dibutuhkan dalam pembelajaran fisika di kelas. Salah satu metode pembelajaran tersebut adalah metode pembelajaran kooperatif learning yang memiliki berbagai macam teknik. Salah satu teknik dari metode ini adalah jigsaw II yang merupakan pengembangan dari teknik Jigsaw I. Metode jigsaw II akan membantu siswa untuk meningkatkan pemahamannya bersama dengan teman-temannya. Metode ini bisa memacu siswa berinteraksi bersama teman-temannya terutama dalam proses diskusi. Siswa-siswa ini juga diajarkan untuk bertanggungjawab membantu temannya dalam memahami suatu materi. Metode jigsaw
II merupakan
metode
pembelajaran
yang
dilaksanakan oleh para siswa dalam tim yang heterogen kemampuannya. Materi yang dipersiapkan dalam bentuk narasi tertulis. Siswa bekerjasama saling membantu mempelajari dan memahami materi, kemudian berdiskusi (Slavin, 2005: 236-237). Mengingat materi pengukuran, besaran dan satuan tidak hanya pemahaman konsep belaka tetapi juga pemecahan
masalah,
maka
dalam
diskusi
permasalahan yang harus dipecahkan bersama-sama.
kelompok
diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Model problem solving membantu siswa dalam mengatasi salah pengertian dan membantu siswa dalam memecahkan persoalan. Siswa dapat mengungkapkan gagasan mereka dalam memecahkan persoalan tersebut (Suparno, 2007: 98). Dalam hal ini, metode problem solving juga digunakan untuk fasilitator pelengkap pembelajaran. Dengan latar belakang inilah peneliti ingin mencoba meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dengan metode Jigsaw II.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman awal siswa mengenai pengukuran? 2. Bagaimana
pemahaman
siswa
setelah
menggunakan
metode
pembelajaran jigsaw II? 3. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa mengenai pengukuran dengan metode jigsaw II?
C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah metode Jigsaw II dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X SMA tentang konsep pengukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
D. Manfaat Penelitian 1. Secara
teoritis,
hasil
penelitian
menambah
wawasan
metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran siswa. 2. Secara praktis: a. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dalam mengevaluasi proses pembelajaran di kelas yang telah dilakukan dan hasil belajar yang telah dicapai dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dan kualitas sumber daya manusia yang ada di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Untuk perpustakaan sekolah, laporan penelitiannya dapat menjadi salah satu sumber bacaan bermanfaat bagi rekan guru sebagai contoh penelitian yang bisa dilanjutkan sebagai penelitian tindakan kelas terutama bagi yang ingin melakukan PTK atau yang belum berani memulainya, sedangkan bagi yang sudah pernah atau sudah biasa dapat menjadikan laporan ini sebagai pembanding. b. Bagi Guru Bagi rekan-rekan guru bisa menjadi salah satu referensi metode mengajar mereka untuk dapat dikembangkan juga untuk mata pelajaran mereka yang lain dan di kelas lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
c. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan sebuah pengalaman yang berharga dalam menerapkan variasi metode pembelajaran dengan salah satu teknik metode cooperative learning yaitu Jigsaw II dalam pembelajaran Fisika. Pengalaman ini dapat menjadi salah satu alternatif mengajar. Diharapkan
dengan metode ini juga bisa
digunakan untuk materi pokok yang sesuai.
E. Hipotesis Tindakan Penggunaan metode Jigsaw II dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pengukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakekat Fisika Fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam atau dikenal dengan sains. Sains didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah (Materi Fisika dalam http://dasar-teori.blogspot.com/2012/01/hakekat-fisika.html). Fisika adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam, maka hakikat fisika adalah sama dengan hakikat ilmu pengetahuan alam yaitu sebagai produk (a body of knowledge), proses (a way of investigating), dan sikap (a
way
of
thinking)
(Rudy
Fisika
dalam
http://fisika-dan-
pembelajaran.blogspot.com/2010/12/fisika-sebagai-produk-proses-dan sikap.html). Hakekat fisika dalam penelitian ini adalah fisika sebagai produk. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara manusia dengan alam lingkungan. Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia sehinga menemukan pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan kemampuan serta berubah perilakunya. Dalam wacana ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari para ilmuwan dinventarisir, dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
kemudian disebut sebagai produk atau “a body of knowledge”. Pengelompokkan hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian disebut sebagai fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model. a. Fakta Fakta adalah kejadian atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di alam. Fakta merupakan dasar bagi konsep, prinsip, hukum, teori atau model. Sebaliknya dapat juga dinyatakan bahwa keberadaan konsep, prinsip, hukum, teori dan model adalah untuk menjelaskan dan memahami fakta. b. Konsep Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, obyek, fenomena dan fakta. Menurut Bruner, Goodnow dan Austin (collette dan chiappetta: 1994
dalam
http://fisika–dan-pembelajaran.
blogspot.com/2010/12/fisika–sebagai–produk–proses–dan–sikap.html) konsep memiliki lima elemen atau unsur penting yaitu nama, definisi, atribut, nilai (value), dan contoh. Yang dimaksud dengan atribut itu misalnya adalah warna, ukuran, bentuk, bau, dan sebagainya. Menurut Herron dan kawan-kawan (collette dan chiappetta: 1994 dalam http://fisika–dan-pembelajaran. blogspot.com/2010/12/fisika–sebagai– produk–proses–dan–sikap.html), konsep fisika dapat dibedakan atas konsep yang baik contoh maupun atribut dapat diamati, konsep yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
contohnya dapat diamati tetapi atributnya tidak dapat diamati, dan konsep yang baik contoh maupun atributnya tidak dapat diamati. c. Prinsip dan Hukum Istilah prinsip dan hukum sering digunakan secara bergantian karena dianggap sebagai sinonim. Prinsip dan hukum dibentuk oleh faktafakta dan konsep-konsep. Perlu dipahami bahwa hukum dan prinsip fisika tidaklah mengatur kejadian alam(fakta), melainkan kejadian alam (fakta) yang dijelasakan keberadaannya oleh prinsip dan atau hukum. d. Rumus Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Pada umumnya prinsip dan hukum dapat dinyatakan secara matematis. e. Teori Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati. Teori tetaplah teori tidak mungkin menjadi hukum atau fakta. Teori bersifat tentative sampai terbukti tidak benar dan diperbaiki. Hawking (1988) yang dikutip collette dan chiappetta: 1994
(dalam
http://fisika–dan-pembelajaran.
blogspot.com/2010/12/fisika–sebagai–produk–proses–dan–sikap.html) menyatakan bahwa “kita tidak dapat membuktikan kebenaran suatu teori meskipun banyak hasil eksperimen mendukung teori tersebut, karena kita tidak pernah yakin bahwa pada waktu yang akan dating
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
hasilnya tidak akan kontradiksi dengan teori tersebut, sedangkan kita dapat membuktikan ketidakbenaran suatu teori cukup dengan hanya satu bukti yang menyimpang. Jadi, teori memiliki fungsi yang berbeda dengan fakta, konsep maupun hukum”. f. Model Model adalah sebuah presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak dapat dilihat. Model sangat berguna untuk membantu memahami suatu fenomena alam, juga berguna untuk membantu memahami suatu teori. Sebagai contoh, model atom Bohr membantu untuk memahami teori atom.
B. Pembelajaran Aktif Menurut Bruner (Indriana, 2011: 199), pembelajaran adalah sebuah proses sosial dan aktif, yang dengannya para siswa mampu mengonstruksi ide-ide atau konsep-konsep baru berdasarkan pada pengetahuan mutakhir mereka. Mayoritas pengajaran yang kini dilaksanakan menggunakan pembelajaran
yang
konvensional
di
mana
guru
mentransfer
pengetahuannya kepada siswa dimana pusatnya terfokus pada guru bukan siswa (Indriana, 2011: 85-103). Unsur yang terpenting dalam pembelajaran yang baik adalah (Suparno, 2007: 2): 1. Siswa yang belajar 2. Guru yang mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
3. Bahan pelajaran 4. Hubungan antara guru dan siswa Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif belajar fisika. Maka semua usaha guru harus diarahkan untuk membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri. Dari pihak guru diharapkan menguasai bahan yang mau diajarkan, mengerti keadaan siswa sehingga dapat mengajar sesuai dengan keadaan dan perkembangan siswa, dapat menyusun bahan sehingga mudah ditangkap siswa. Komunikasi guru dan siswa sangat penting sehingga mereka dapat saling membantu (Suparno, 2007: 2). Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi kepada siswa (Melvin L. Silberman, 2002: dalam Sholeh, 2011: 48). Sebab, pada dasarnya belajar membutuhkan keterlibatan mental, sekaligus tindakan. Pada saat aktif belajar, siswa melakukan sebagian besar
pekerjaan
belajar.
Siswa
mempelajari
gagasan-gagasan,
memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Dan inilah sebenarnya yang menjadi dasar dari pembelajaran aktif (Sholeh, 2011: 48). Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan
para
siswa
berperan
secara
aktif
dalam
proses
pembelajaran itu sendiri, baik dalam interaksi antarsiswa maupun antara siswa dan pengajar. Pembelajaran aktif juga merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat efektif untuk bisa memberikan suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
pembelajaran interaktif, menarik, dan menyenangkan, sehingga para siswa mampu menyerap ilmu dan pengetahuan baru, serta menggunakannya untuk kepentingan diri sendiri maupun lingkungannya. Suatu pembelajaran aktif cenderung membuat siswa lebih mengingat mata pelajaran yang diberikan (Sholeh, 2011: 48-49). Menurut
Bonwell
(1995:
dalam
Sholeh,
2011:
49-50),
pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik, di antaranya: 1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar, melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas. 2. Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif, tetapi juga mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran. 3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran. 4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa, dan melakukan evaluasi. 5. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Pembelajar aktif adalah seseorang yang kecenderungan alamiahnya selalu tertuju pada eksperimentasi aktif. Dalam pembelajaran aktif ini, pemrosesan aktif mencakup pembahasan, penjelasan, atau pengujian dengan suatu cara tertentu (Indriana, 2011: 160).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
C. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran yang dilakukan adalah cooperative learning. Cooperative Learning atau belajar bersama adalah model pembelajaran di mana siswa dibiarkan belajar dalam kelompok, saling menguatkan, mendalami, dan bekerja sama untuk semakin menguasai bahan (Suparno, 2007: 134). Pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini, metode ini hanya digunakan oleh beberapa guru untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti tugastugas atau laporan kelompok tertentu. Namun demikian, penelitian selama dua puluh tahun terakhir ini telah mengidentifikasikan metode pembelajran kooperatif dapat digunakan secara efektif pada setiap tingkatan kelas dan untuk mengajarkan berbagai macam pelajaran (Slavin, 2005: 4). Ide yang melatarbelakangi bentuk pembelajaran kooperatif semacam ini adalah apabila para siswa ingin agar timnya berhasil, mereka akan mendorong anggota timnya untuk lebih baik dan akan membantu mereka melakukannya. Seringkali, para siswa menjelaskan gagasangagasan yang sulit satu sama lain dengan menerjemahkan bahasa yang dipergunakan guru ke dalam bahasa anak-anak (Slavin, 2005: 9) sehingga para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Peran guru dalam Cooperative Learning (Suparno, 2007:136) yaitu antara lain: 1. Sebagai fasilitator dalam pembentukan kelompok 2. Mengajari konsep dasar dan keterampilan kerja sama 3. Memonitoring kelompok berjalan atau tidak, sehingga guru dapat membantu kelompok yang tidak berjalan lancar 4. Intervensi, membantu bila diperlukan; terlebih yang macet 5. Mengevaluasi kelompok dan siswa-siswa. Fokus utama dari belajar bersama yaitu kemajuan bidang akademik dan afektif melalui kerja sama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan (Kindsvatter dkk, hal.308; dalam Suparno, 2007: 134-135) dalam belajar bersama supaya tujuan tercapai yaitu: 1.
Perlu adanya saling ketergantungan antar siswa secara positif yang artinya masing-masing siswa ada kesanggupan untuk saling membantu, saling member dan saling menerima.
2.
Perlu dikembangkan
interaksi
interpersonal
antar
siswa dan
keterampilan berkelompok. 3.
Masing-masing siswa perlu dibantu untuk tetap bertanggung jawab pada penguasaan tugas mereka.
4.
Perlu dikembangkan keterampilan sosial siswa.
5.
Kelompok diyakinkan bahwa dapat berhasil dan dikembangkan kerja sama yang efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Tujuan belajar bersama (Kindsvatter dkk: 308; dalam Suparno, 2007: 135) ini antara lain sebagai berikut: 1.
Meningkatkan hasil belajar lewat kerjasama.
2.
Alternatif belajar untuk membantu siswa yang lemah untuk maju.
3.
Meningkatkan keakraban, hubungan dan kerjasama antar siswa.
4.
Membantu siswa dalam membangun pengetahuan lewat kerja sama dan belajar bersama dengan teman. Yang dikerjakan oleh guru:
1. Dalam persiapan : menjabarkan kurikulum dalam langkah-langkah yang dapat dicapai dengan belajar bersama 2. Membentuk kelompok. 3. Menjelaskan tugas kelompok secara jelas. 4. Monitoring kerja sama efektif atau tidak, membantu, feedback. 5. Evaluasi hasil siswa. Peran siswa dalam pembelajaran cooperative learning yaitu: 1. Siswa berperan sebagai murid dan guru sekaligus karena menerima dari yang lain dan member kepada yang lain. Pada saat mereka menyumbangkan pikiran kepada yang lain, maka mereka seperti guru. Pada saat mereka dijelaskan oleh yang lain, mereka berperan seperti siswa. 2. Siswa dalam kelompok dapat memberikan informasi, memberitahu kepada teman, memberikan masukan, menerima masukan dari teman, mengkoreksi gagasan teman, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
3. Siswa
dapat
merasakan
bagaimana
mereka
sungguh
saling
mengembangkan dengan saling member dan menerima. Maka peran saling member dan menerima ini perlu dikembangkan.
Dari beberapa metode pembelajaran cooperative learning, metode yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah metode Jigsaw II. Dalam metode jigsaw II, peneliti menggunakan tim-tim kecil yang heterogen dan tim-tim kecil homogen sebagai tim ahli di dalam kelas di mana setiap anggota kelompok mendapatkan informasi atau bagian, lalu membahas di tim ahli dan selanjutnya masing-masing menjelaskan atau mengajarkan kepada kelompok heterogennya. Setelah itu, mereka dites secara individual.
D. Metode Jigsaw II Metode jigsaw merupakan metode pembelajaran di mana setiap anggota kelompok mendapatkan informasi atau bagian, lalu masingmasing menjelaskan atau mengajarkan kepada kelompoknya. Setelah itu di tes secara individual.(Goor & Schween, 1993, dalam Kindsvatter dkk: hal 301: dalam Suparno, 2007: 137). Metode jigsaw II merupakan pengembangan dari jigsaw I. Jigsaw II dapat digunakan jika materi yang akan diperlajari adalah narasi tertulis. Dalam Jigsaw II, para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Para siswa diberi tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan “lembar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
ahli” yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota saat mereka membaca. Setelah semua anak selesai membaca, siswa-siswa dari tim berbeda yang mempunyai fokus topik yang sama bertemu dalam “kelompok ahli” untuk mendiskusikan topik mereka sekitar 30 menit. Para ahli tersebut kemudian kembali ke tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya tentang topik mereka. Yang terakhir adalah para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik (Slavin, 2005: 237). Kunci metode jigsaw ini adalah interdependensi yaitu tiap siswa bergantung kepada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja dengan baik pada saat penilaian (Slavin, 2005: 237). Berikut langkah-langkah yang dilakukan pendidik dalam strategi pembelajaran jigsaw II: 1. Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa tim (tergantung jumlah sub bab yang akan dibahas, idealnya 4-5 orang setiap kelompok). 2. Setiap siswa dalam tim diberikan bagian materi dan tugas yang berbeda. Setiap anggota tim fokus pada sub bab yang berbeda-beda. 3. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari sub bab yang sama, bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan sub bab yang mereka bahas. 4. Setelah selesai berdiskusi dengan tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
tentang sub bab yang mereka kuasai. Sementara, setiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. 5. Guru memberi evaluasi. 6. Rekognisi tim.
Berikut beberapa kelemahan dan keunggulan dari metode pembelajaran jigsaw II yaitu: 1. Keunggulan a. Tidak memakan waktu lama dibandingkan dalam pengajaran biasa di dalam kelas. b. Memberikan siswa informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca. c. Siswa-siswa akan terbantu oleh rekannya karena siswa lebih terbuka bertanya pada temannya. d. Kerjasama yang terjalin baik antar anggota kelompok e. Dapat menambah kepercayaan siswa akan kemampuan berpikir kritis (dalam http://trilestari-sdkanisiusgowongan.blogspot.com/ 2010/04/model-pembelajaran-kooperatif-teknik.html) f. Setiap siswa akan memiliki tanggung jawab akan tugasnya. g. Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah. h. Dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa harga diri dan hubungan interpersonal yang positif. i. Dapat berlatih berkomunikasi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
2. Kelemahan Kelemahan metode jigsaw II menurut Roy Killen, 1966 (dalam http://trilestari-sdkanisiusgowongan.blogspot.com/2010/04/modelpembelajaran-kooperatif-teknik.html) diantaranya adalah: a. Dalam memahami suatu konsep, siswa mendiskusikan bersama dengan siswa lain. Dalam hal ini pengawasan guru menjadi hal mutlak diperlukan agar jangan sampai terjadi salah konsep (Misconception). b. Sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak percaya diri, pendidik harus mampu memainkan perannya dalam memfasilitasi kegiatan belajar. c. Pendidik sebaiknya sudah mengenali tipe-tipe siswa. d. Awal pembelajaran ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik. e. Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (> 40 siswa) sangat sulit.
E. Perilaku Siswa Terhadap Suatu Metode Sekarang ini, konsep pendidikan yang lebih mengedepankan konsep kaku, menegangkan, tidak menyenangkan, bahkan disertai dengan sikap otoritas dari pendidik kepada siswa, sudah tidak efektif lagi jika dilihat dari hasil yang dicapai. Sebab, siswa yang dididik dengan strategi dan metode yang demikian justru akan menjadi generasi yang penuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
ketegangan, mudah stress, dan tidak mampu memecahkan masalah dalam kehidupannya. Sudah banyak siswa yang cerdas secara intelektual, tetapi tidak bisa mengendalikan sisi emosionalitas mereka, sehingga kehilangan kesempatan untuk hidup lebih bahagia dan menyenangkan. Maka dari itu, unsure kebahagiaan dalam proses pembelajaran menjadi hal yang penting (Sholeh, 2011: 26). Proses belajar mengajar harus mampu menciptakan interaksi yang baik antara guru dan para siswanya. Dengan begitu, mereka akan merasa dihargai dan dilibatkan, sehingga timbul perasaan senang saat pelajaran berlangsung (Sholeh, 2011: 29). Sebaiknya pendidik jangan terlalu memaksa para siswa untuk mengikuti kemauan atau buah pikiran orang lain. Perlakuan demikian dapat membuat mereka ibarat kaset yang harus merekam suara-suara, tanpa menghiraukan apakah kaset itu masih peka atau tidak. Akibat yang lebih parah akan tampak pada perilaku intelektual mereka yang tidak lagi memiliki keberanian untuk mengeluarkan ide-ide pribadi. Sebuah studi yang dilakukan oleh Thomas(1972: dalam Sholeh, 2011: 51) menunjukkan bahwa setelah 10 menit belajar, siswa cenderung akan kehilangan konsentrasinya untuk mendengat pelajaran yang diberikan secara pasif. Hal ini tentu saja akan semakin membuat pelajaran terus dilanjutkan, tanpa upaya-upaya untuk memperbaikinya. Dalam kaitan ini, menurut Silberman (dalam Sholeh, 2011: 51), cara belajar dengan mendengarkan akan membuat siswa mudah lupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Pembelajaran dengan cara mendengarkan dan melihat akan membuat siswa sedikit mengingat. Sementara itu, pembelajaran yang dilakukan dengan mendengarkan, melihat, dan mendiskusikan sesuatu akan membuat siswa menjadi paham. Sedangkan, pembelajaran dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan sesuatu, akan membuat siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
F. Materi Pembelajaran 1. Pengukuran a. Alat ukur panjang dan ketelitiannya 1) Mistar
Gambar 2.1 Mistar Mistar yang biasa digunakan oleh siswa-siswa adalah mistar yang panjang skalanya 30 cm. jika diperhatikan pada goresan garis-garis hitamnya, jarak anatara dua gores berdekatan adalah 1 mm atau 0,1 cm. Nilai tersebut menyatakan skala terkecil mistar. Ketelitian mistar adalah setengah dari skala terkecilnya sehingga ketelitian mistar adalah ½ x 1 mm = 0,5 mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
2) Jangka Sorong
Gambar 2.2 Jangka Sorong dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai berikut: a) Rahang luar Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Rahang luar terdiri atas rahang tetap dan rahang geser. b) Rahang dalam Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam dari suatu benda. c) Depth probe Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda. d) Pengunci Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak ketika pengukuran seperti rahang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut: a) Untuk mengukur sisi luar dari suatu benda, misalkan untuk diameter batang besi. Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Geser rahang kanan.
Masukan benda yang akan diukur ke antara kedua rahang bawah jangka sorong.
Geser rahang sampai tepat pada tepi benda.
Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
Baca skala utama dan skala noniusnya.
b) Untuk mengukur sisi dalam suatu benda Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Masukkan rahang bagian atas ke dalam benda yang akan diukur.
Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
Bacalah skala utama dan skala noniusnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
c) Untuk mengukur kedalaman suatu benda. Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda.
Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
Bacalah skala utama dan skala noniusnya.
Jangka sorong umumnya digunakan untuk mengukur diameter dalam dan luar benda. Misalnya diameter cincin, kelereng. Jangka sorong terdiri atas dua bagian: rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas dua skala: skala utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama panjangnya 1 cm dan sepuluh skala nonius panjangnya 0,9 cm. Jadi, beda satu skala utama dan satu skala nonius: 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm Nilai ini merupakan skala terkecil jangka sorong sehingga ketelitian dari jangka sorong: ½ x 0,1 mm = 0,05 mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
3) Mikrometer sekrup
Gambar 2.3 Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu sebagai berikut: a) Rangka (Frame) Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan panas, tebal dan kuat dengan tujua untuk meminimalkan pemuaian
dan
pengukuran.
pengerutan
Rangkai
meminimalkan
transfer
juga
yang
bisa
dilapisi
panas
dari
mengganggu plastik
untuk
tangan
ketika
pengukuran (ketika tangan memegang rangka agak lama, rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga bisa menyebabkan pemuaian). b) Landasan (Anvil) Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan diantara landasan dan batang ulir).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
c) Batang ulir (spindle) Spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan. d) Pengunci (lock) Berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda. e) Selubung (sleeve) Tempat terteranya skala utama. f) Selongsong (thimble) Tempat terteranya skala nonius. g) Roda gigi (rachet knob) Untuk memajukan atau memundurkan spindle agar sisi benda yang akan diukur tepat berada di antara spindle dan anvil.
Pada mikrometer sekrup, skala utama terletak pada selubung dalam dan skala nonius tertera pada selubung luar. Jika selubung luar diputar lengkap 1 kali maka rahang geser dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. Karena selubung luar memiliki 50 skala, maka 1 skala pada selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Sehingga, skala terkecil mikrometer sekrup adalah 0,01 mm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Jadi, ketelitian mikrometer sekrup adalah:
Cara menggunakan mikrometer sekrup: a) Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka celah antara spindle dan anvil sedikit lebih besar dari benda yang akan diukur dengan cara memutar Ratchet Knob
b) Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil. c) Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet knob sampai terdengar bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja.
d) Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak. e) baca skalanya.
Trik membacanya:
Gambar 2.4 Pengukuran dengan mikrometer sekrup
a) Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter. Ada dua baris skala: yang bawah (yang ada tanda 0) menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm dst.) sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
yang di sisi atas menunjukkan kelipatan 0,5 mm lebihnya (0,5 mm, 1,5 mm, 2,5 mm dst.). b) Baca skala yang dapat terlihat pada selubung - pada contoh gambar di atas adalah 2,5 mm. c) Baca skala pada selongsong. Tiap tanda skala pada selongsong setara dengan 0,01 mm. Pada selongsong ada angka 0 - 49 sehingga satu putaran penuh selongsong setara dengan pergeseran 0,5 mm. Pada contoh di atas terbaca 11 x 0,01 mm = 0,11 cm. d) Jumlahkan skala selubung dan selongsong: 2,5 mm + 0,11 mm = 2,61 mm e) Hati-hati membaca skala di perbatasan: dekat dengan kelipatan 0,5 atau 1 mm. Sering terjadi salah baca karena kurang teliti melihat skala pada selubung.
b. Alat ukur waktu dan ketelitiannya Alat ukur waktu yang umum digunakan dalam percobaan fisika adalah stopwatch. Pada stopwatch analog, jarak antara dua gores panjang yang ada angkanya adalah 2 sekon. Jarak ini dibagi 20 skala. Dengan demikian, skala terkecilnya adalah 2/20 sekon = 0,1 sekon. Ketelitian stopwatch ini adalah: 1 2
=
1 0,1 = 0,05 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
c. Angka Penting 1) Notasi ilmiah Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang kecil sampai ukuran yang sangat besar. Dalam penulisannya memerlukan tempat yang panjang dan sering salah
karena
tidak
teliti.
Untuk
mengatasinya,
dapat
menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku. Penyajian penulisan bilangan sepuluh berpangkat dikenal dengan notasi ilmiah dengan bentuk a x 10n. Perlu diketahui a menyatakan angka penting yang nilainya 1
Notasi Ilmiah
1.
56.000.000.000 m
5,6 x 1010 m
2.
Rp 1.700.000.000.000,00
Rp 1,7 x 1012
3.
0,0000000670 m
6,7 x 10-8 m
4.
0,00000000000000000910905 kg 9,10905 x 10-18 kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Aturan penulisan angka penting dengan notasi ilmiah: a) Jika angka tersebut lebih dari 10, maka geserlah koma ke kiri (depan) sehingga hanya menyisakan satu angka di kiri (depan) koma. Orde menyatakan berapa kali menggeser koma, karena menggeser koma ke kiri orde bernilai positif. b) Jika angka tersebut kurang dari 1, maka geserlah koma ke kanan (belakang) sehingga hanya menyisakan satu angka di kiri (depan) koma. Orde menyatakan berapa kali menggeser koma, karena ke kanan orde bernilai negatif. Beberapa keuntungan penulisan dengan notasi ilmiah: a) Memudahkan menentukan banyak angka penting pada hasil pengukuran b) Memudahkan menentukan orde besaran yang diukur c) Memudahkan dalam perhitungan d) Memudahkan dalam menulis (tidak memakan tempat) e) Memudahkan dalam mengingat nilai besaran.
2) Aturan angka penting a) Semua angka bukan nol adalah angka penting Contoh: 256,56 => terdapat lima angka penting b) Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting Contoh : 78,00087 => terdapat tujuh angka penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
c) Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali ada penjelasan khusus, misalnya, berupa garis di bawah angka terakhir yang masih dianggap penting. Contoh : 78,0 => terdapat tiga angka penting d) Semua angka nol yang hanya terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak di sebelah kiri maupun sebelah kanan koma decimal, bukan angka penting. Contoh : 0,0000278 => terdapat tiga angka penting
3) Berhitung dengan angka penting a) Pembulatan Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas, kurang dari 5 dibulatkan ke bawah. Apabila angka tepat 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya angka gasal dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya angka genap. Contoh: 2,89 mm => 3 mm 65,675 mm => 65,68 mm
b) Penjumlahan dan Pengurangan Hasil perhitungan dari penjumlahan dan pengurangan hanya boleh mengandung satu angka taksiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Contoh:
252,8 +2,37 = 255,17, karena hanya diperbolehkan mengandung 1 angka taksiran, maka hasil penjumlahan tersebut dituliskan 255,2.
570 – 362 = 208, dilakukan pembulatan sehingga dituliskan menjadi 210.
c) Perkalian dan Pembagian
Hasil operasi perkalian dan pembagian bilangan dengan memerhatikan aturan angka penting akan menghasilkan bilangan dengan angka penting yang sama banyaknya dengan bilangan yang mempunyai angka penting paling sedikit. Contoh: 2,37
=> mempunyai 3 angka penting
1,4
=> mempunyai 2 angka penting
3,318
=> angka 3 adalah angka taksiran
Angka penting yang paling sedikit dalam operasi perkalian adalah 2 sehingga hasil operasi perkaliannya adalah 3,3.
Hasil operasi perkalian dan pembagian sebuah bilangan yang mempunyai angka penting tertentu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
bilangan yang hanya mempunyai angka pasti akan menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting sama dengan bilangan yang dikalikan atau dibagi. Contoh: 5,10
=> mempunyai 3 angka penting
5
=> angka pasti
25,50 = 25,5 => tiga angka penting
Hasil operasi akar dan pemangkatan sebuah bilangan yang
mempunyai
angka
penting
tertentu
akan
menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting yang sama dengan banyak angka penting yang diakarkan atau dipangkatkan. Contoh: (1) s = √0,16
=> (dua angka penting)
s = 0,40
=> (dua angka penting)
(2) V = (0,50)3
=> (dua angka penting)
V = 0,125
=> (tiga angka penting)
V = 0,12
=> (dua angka penting)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
G. Hubungan Dasar Teori dengan Penelitian Dalam penelitian ini, teori digunakan sebagai dasar untuk: 1. Membuat treatment penelitian yaitu model pembelajaran fisika dengan metode Jigsaw II pada pokok bahasan Pengukuran. 2. Membuat
instrument
penelitian
untuk
mengetahui
tingkat
pemahaman siswa melalui pembelajaran fisika dengan metode Jigsaw II. 3. Menganalisis data yang diperoleh kemudian memperoleh bukti apakah model pembelajaran fisika dengan metode jigsaw II dapat meningkatkan pemahaman siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian
ini
termasuk
dalam
penelitian
eksperimen
karena
menggunakan kelompok eksperimen di mana pada awalnya kelompok ini diuji keadaan awalnya untuk mengetahui pemahaman awalnya. Selanjutnya kelompok ini diberikan treatment yaitu pembelajaran menggunakan metode jigsaw II untuk materi yang sudah ditentukan. Setelah memberikan treatment, kelompok diuji kembali pengetahuannya untuk melihat hubungan sebab dan akibat yang timbul dan sebagai pengujian hipotesis. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data hasil penelitian akan diolah dengan metode statistik yaitu dengan analisis Uji T- Dependent. Uji ini untuk melihat seberapa signifikan hasil belajar siswa ketika pretest dan posttest. Penelitian ini juga bersifat kualitatif karena menggunakan sumber tertulis siswa yaitu jawaban ujian siswa untuk dianalisis. Peneliti sudah menyiapkan
jawaban-jawaban
dari
setiap
soal
sebagai
standar
pengkategorian pemahaman siswa. Selanjutnya variasi jawaban siswa akan dibandingkan dengan kategori peneliti. Jawaban-jawaban yang disediakan dikategorikan dalam 3 kategori yaitu tidak paham, kurang paham, dan paham. Data pretest digunakan untuk melihat pemahaman awal siswa. Posttest digunakan untuk melihat pemahaman akhir siswa dan peneliti bisa melihat perkembangan pemahaman siswa.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian Tanggal, bulan penelitian: Agustus – September 2012 Tempat penelitian
: SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
C. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah 30 siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta kelas X.
D. Treatment Dalam penelitian ini, treatment yang akan diberikan yaitu siswa diberikan pengajaran dengan metode jigsaw II. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok heterogen. Setiap siswa per kelompok akan diberikan modul yang berbeda untuk dipelajari. Selanjutnya, siswa berkumpul bersama teman-teman yang membahas modul yang sama. Kemompok homogen tersebut kemudian diberikan masalah yang harus diselesaikan bersama di dalam diskusi kelompok. Guru berperan sebagai fasilitator.
E. Instrumen Penelitian Instrumentasi yang digunakan untuk pengambilan data yaitu: 1. soal essay untuk Pretes ( Lampiran 7 ). 2. soal essay untuk Postes ( Lampiran 8). Instrument yang digunakan untuk pembelajaran yaitu: 1. Indikator dan Kisi-kisi (Lampiran 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
2. RPP (Lampiran 3) 3. LKS (Lampiran 6)
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes pemahaman konsep. Tes ini diberikan sebelum memulai pemberian materi dan sesudah materi serta treatment sudah diberikan. Pengumpulan data dengan memberikan soal pretest kepada siswa. Skor pretest sebagai skor awal siswa dan jawaban pretest siswa sebagai pemahaman awal. Selanjutnya, peneliti memberikan treatment dengan metode jigsaw II. Setelah pemberian treatment, diadakan posttest sebagai tes akhir. Skor posttest siswa sebagai skor akhir siswa dan jawaban soal siswa sebagai pemahaman akhir siswa. Model tes pemahaman konsep yang digunakan berupa soal esai.
G. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif yang terkumpul yaitu nilai pretest dan posttest akan dianalisa menggunakan analisis statistik korelatif. Tujuan analisis ini untuk mengetahui pengaruh metode jigsaw II terhadap tingkat pemahaman siswa. Dalam penelitian setiap kelompok akan dites sebanyak dua kali, yaitu pretest dan posttest. Oleh sebab itu, digunakan uji T untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
kelompok dependen. Uji T ini digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependent atau satu kelompok yang di test dua kali, yaitu pada pretest dan posttest. Kelompok dependent adalah kelompok yang saling bergantung, berkaitan, atau bahkan sama. Cara perhitungannya: = Keterangan :
(∑
−
−
(∑ )
( − 1)
)
D: perbedaan antara score tiap subyek = Xrata-rata pretest – Xrata-rata posttes N: jumlah pasang score (jumlah pasangan) Df: N-1 Dari data pretest dan posttest, dilakukan analisis nilai per soal. Peneliti telah menyiapkan kategori-kategori tingkat pemahaman siswa dari skor total jawaban siswa. Lalu skor total tiap siswa dikategorikan sesuai kategori yang telah dipersiapkan. Analisis per soal ditunjukkan seperti dalam tabel di bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Tabel 3.1 Analisis Skor per Soal Nomor Soal dan Poin
Nama
Total
No.
kategori siswa
1.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
aaa
15
poin Paham /kurang paham / tidak paham
2 … dst
Setelah terdapat data-data pretest dan posttest yang sudah dikelompokkan
sesuai
kategori
dan
dipersentasekan,
dilakukan
pembandingan data pretest dan posttest tersebut untuk melihat tingkat keberhasilan treatment yang sudah diberikan dan tingkat pemahaman siswa ada atau tidak. Rentang nilai untuk masing-masing kategori yaitu: Tidak Paham
: 0 – 35
Kurang Paham
: 36 – 71
Paham
: 72 – 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Cara membuat persentase per kategori: ℎ
%=
100 %
ℎ
2. Teknik Analisis Data Kualitatif Untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa, maka dilakukan analisis terhadap hasil pengerjaan soal pretest oleh siswa terhadap setiap soal yang diberikan. Sebelumnya, peneliti telah menyiapkan jawaban-jawaban soal sebagai standar untuk menganalisis jawaban
siswa.
Selanjutnya,
jawaban-jawaban
siswa
tersebut
dikelompokkan menjadi satu dan dibandingkan dengan standar jawaban dari peneliti. Demikian pun pada data posttest jawaban siswa diberi perlakuan yang sama dengan perlakuan data pretest.
Tabel 3.2 Analisis Variasi Jawaban Pretest dan Posttest No.
Standar
Jawaban PreTest
Standar
Jawaban Posttest
soal
Jawaban
Siswa
Jawaban
Siswa
PreTest
Posttest
1.
2. … dst
Variasi jawaban siswa selanjutnya dianalisis dengan berpedoman pada indikator dan kisi-kisi soal arti untuk melihat tujuan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
ini per materi dan indikator yang akan dicapai. Analisis ini dilakukan untuk data pretest dan posttest. Selanjutnya hasil analisis pretest dan posttest dibandingkan untuk melihat dimana tingkat pemahaman siswa berubah meningkat atau sama saja.
H. Desain Penelitian Diagram alir untuk desain penelitian ini yaitu:
Pretest
Uji Tdependen t
Analisis jawaban
Analisis tingkat pemahaman siswa
Treatment dengan metode jigsaw II
Posttest
Analisis jawaban
Gambar 3.1 diagram alir penelitian Desain penelitian ini terdiri dari kelompok yang dipilih dengan cara membagi jumlah siswa dan siswi sama di setiap kelompok. Kelompok diberikan treatment dengan metode jigsaw II. Sebelum diberikan treatment, kelompok diberikan pretest. Skor awal siswa digunakan sebagai variabel pertama. Jawaban siswa dari setiap soal dikelompokkan dalam kategorikategori yang ada dan dipersentasekan dari setiap kategori. Pretest bertujuan untuk mengetahui apakah sejauh mana tingkat pemahaman awal siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Setelah diadakan pretest, maka kelompok siswa akan diberikan treatment pengajaran dengan metode jigsaw II. Tujuan metode ini untuk membantu siswa agar bisa lebih tertarik mengikuti pembelajaran dan bisa membantu siswa dalam memahami materi. Treatment ini juga bertujuan memacu siswa untuk mau berusaha aktif dalam pembelajaran. Treatment selesai dilaksanakan maka diadakan posttest sebagai tes akhir pemahaman siswa. Skor posttest digunakan sebagai variabel kedua dalam analisis kuantitatif. Jawaban siswa di setiap soal dianalisis dengan mengkategorikan
ke
dalam
kategori
yang
sudah
ditentukan
dan
dipersentasekan dari setiap kategori. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman akhir siswa setelah diberikan treatment. Skor pretest dan skor posttest selanjutnya di analisa dengan menggunakan uji T-dependen untuk mengetahui signifikan atau tidak agar diketahui tingkat keberhasilan metode ini. Untuk analisis kualitatif, persentase kategori untuk soal pretest dan posttest dibandingkan apakah meningkat atau tidak agar tingkat pemahaman siswa diketahui meningkat atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV DATA DAN ANALISIS A. DATA Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest Subyek A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG
Pretest 14,25 23 9 17,5 15,75 18,5 22,75 15 15 5,25 15,5 23 18,5 9,75 19,5 15,75 5,25 17 9,5 15 7,5 11,25 18,75 15 10,5 4 3,5 12,75 10,25 11 9,5 9,5 22,5
42
Posttest 20,25 37 26,75 24,75 47,25 39,5 34 20,5 50,75 12,5 30,25 34 50,25 21,75 40,5 38,75 3,25 42,75 20,75 17 18 20,75 35,5 37,75 35,5 8 25,5 35,5 30 30,25 30,5 15,75 52,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
B. PERHITUNGAN STATISTIK UJI T Tabel 4.2 Analisis Data Pretest dan Posttest Subyek A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG Jumlah rata-rata
Pretest 14,25 23 9 17,5 15,75 18,5 22,75 15 15 5,25 15,5 23 18,5 9,75 19,5 15,75 5,25 17 9,5 15 7,5 11,25 18,75 15 10,5 4 3,5 12,75 10,25 11 9,5 9,5 22,5 450,75 13,65909091
Posttest 20,25 37 26,75 24,75 47,25 39,5 34 20,5 50,75 12,5 30,25 34 50,25 21,75 40,5 38,75 3,25 42,75 20,75 17 18 20,75 35,5 37,75 35,5 8 25,5 35,5 30 30,25 30,5 15,75 52,75 988,25 29,9469697
D2
D -6 -14 -17,75 -7,25 -31,5 -21 -11,25 -5,5 -35,75 -7,25 -14,75 -11 -31,75 -12 -21 -23 2 -25,75 -11,25 -2 -10,5 -9,5 -16,75 -22,75 -25 -4 -22 -22,75 -19,75 -19,25 -21 -6,25 -30,25 -537,5
36 196 315,0625 52,5625 992,25 441 126,5625 30,25 1278,0625 52,5625 217,5625 121 1008,0625 144 441 529 4 663,0625 126,5625 4 110,25 90,25 280,5625 517,5625 625 16 484 517,5625 390,0625 370,5625 441 39,0625 915,0625 11575,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
,
Xrata-rata pretest = Xrata-rata posttest =
,
= 13,66
= = = =
= 29,95 −
(∑
13,66 − 29,95 (
(
,
(
, )
−16,29 ,
,
(
(∑ )
)
)
)
)
−16,29
√2,6712 −16,29 = 1,634 = −9,969
Tabel 4.3 Hasil Analisis Uji T melalui SPSS
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
pretest
13.6591
33
5.55611
.96719
posttest
29.9470
33
12.28849
2.13915
Paired Samples Correlations N Pair 1
pretest & posttest
Correlation 33
.686
Sig. .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Mean
Std.
Std. Error
Interval of the
Deviation
Mean
Difference Lower
Pair 1
-1.62879E1
pretest - posttest
9.38877
1.63437
t
df
-9.966
32
Sig. (2tailed)
Upper
-19.61699 -12.95877
.000
trel = -9,966 df = 32 tcrit (two tailed test) = 2,042 dengan level signifikan = 0,05 ІtrelІ> tcrit sehingga hasil ini signifikan artinya 2 kondisi dari kelompok ini berbeda di mana ada peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari Xrata-rata posttest>
Xrata-rata pretest.
ρ = .000 < α=0,5 sehingga dari hasil uji T menunjukkan jika posttest lebih baik dari pretest yaitu ada peningkatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.4 Analisis Ketuntasan Butir Soal PreTes
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
nomor soal Nama Lengkap/skor maksimal A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U
1 8 3 2 1,25 2 1,75 2 3,25 2,25 3 1 2 1,5 2 1 2 2 3,5 2,75 1 2 2,5
2 12 0 7 0 0 0 0 8 0 0,5 0 0 6 0 0 0 0 0,75 7 0 0 4
3
4
5
6
8
3
6
8
0 2,25 0 0 1 2 0 2 0 1 0 1 0 0 2 1 0 0,25 1 1 0
0 3 1 1 0,5 1 0 1 1 0,5 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0
0,25 0,25 0 0 0 0 0 0 0,75 0,5 0 0,5 0,25 0 0 0 0 0 0,25 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 10 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8
9
10
11
12
13
14
15
16
2
6
4
4
6
4
4
8
6
0 0 0 1 0 1 0 0 0,25 0 0 0 0 1 1 2 0 1 0,25 0,5 0
0,5 2 0,25 0 0 0,25 0 0,25 1,5 0,25 0 0,25 1,5 0,25 0 0 0 0 2 0,25 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0,25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 1,5 1 1,5 1,25 2 1,5 0 1 1 1 1 0 1,5 0,75 0 0 0 1,5 0
0 0 0 3,5 2,5 2,5 1 2 4,5 0 4 2 5,5 2,5 2,5 2,5 0 0 0 2,75 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,25 0 0 0 0 0 0,25 0 0
2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 0 0 0 2,5 1,75 1 4 2,5 2,5 0 0 2,5 0 0
5 0 1,5 3,5 3 4 4 4 0 0 3 4 4 0 4 3 0 4 0,25 3 0
0 0 0 2 2 1 1 1 0,25 0 2 3 2 0 2 0 0 0 0 2 0
nilai 14,25 23 9 17,5 15,75 18,5 22,75 15 15 5,25 15,5 23 18,5 9,75 19,5 15,75 5,25 17 9,5 15 7,5
Keterangan tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG
2 2 3 2,5 1,75 2,5 2 2 2,5 2,5 1,75 3,5
0 0 0 2 0,75 0 0 2 0,25 0 0 4
0 1 1 1 0,25 0 0 0 3 2 0,5 1
1 2 2 0 0,25 0 0 1 1 0,25 1 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0,5 0 0,75 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 3,75 0 0
0 0,75 0 0 0 0 0 0 0 0 0,25 0,5
0 0 0 0 0 0 0 0,25 0,75 0 0,5 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0,75 1 0 0 0 0 2,5 1,5 1 0 0 0
2,5 2 0 0 0 0 0,75 0 0 0 0 2,75
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,25 0,25
0 2,5 0 0 0 0 2,5 2,5 0 0 2,5 2,5
3 4 4 4 0 0 4 0 0 0 1 3
1 2,5 4 0 0 0 0 0 0 0 0 2
11,25 18,75 15 10,5 4 3,5 12,75 10,25 11 9,5 9,5 22,5
tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.5 Persentase tingkat pemahaman awal: kategori Jumlah Siswa Persentase Tidak paham 33 100 % Kurang paham 0 0% paham 0 0% Pada kondisi awal, seluruh siswa dalam satu kelas berada dalam kondisi tidak memahami materi yang akan di ajarkan. Tingkat pemahaman siswa ini dapat dilihat dalam diagram di bawah ini: Gambar 4.1 Diagram tingkat pemahaman awal siswa 35 30 25 20 15 10 5 0 Tidak Kurang paham paham paham
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.6 Analisis Ketuntasan Butir Soal PosTes
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
nomor soal Nama Lengkap/skor maksimal A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U
1 8 2,75 5,25 4 0 2,25 2 5 3,25 8 1,25 3,75 5,25 5 3,5 1,5 1,25 2,25 5 2 4 3,75
2 12 0 4 0 0 8 2 10 0 4 1 4 3 10 0 8 6 0 2 0 0 0
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
8
3
12
8
8
2
6
4
2
6
4
0 6 0 2 8 6 5 6 8 4 6 4 8 2,5 8 6 0 5,5 7 4 2
3 2 0 1,5 3 2 3 0,8 2 1,5 3 1 3 2,5 2 3 0 3 1 1 3
5,5 4,25 0 2 1,5 0,25 2,5 0 3,75 1,75 6 3 4,75 0 0 1,5 0 2,5 2,25 5 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 8 2,5 8 5 0 7 0 0 1 0 2,5 0 8 8 0 2,5 5 0 0
1 0 0 1 0,25 2 0 0 0 0 0,25 0 0 0 2 2 0 1 0,25 0 0
0 2 1,25 1 1,75 1,25 0 0 2,5 0,25 0,25 0 2 0,25 0 0 0 0,75 0 0,5 0,25
0 0 0 0 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0,5 0,25 2 0,5 0 0,5 0 0 0 0,5 0 0,5 0
3 6 3,5 5 5,5 2 2,5 0 6 0 0 6 4 2,5 0 0 0 6 1,5 0 1
0 0 4 2 0 1,5 0 0 4 1 0 0,25 0 0 0 0 0 2 0,5 0 2
14
15
16
4
8
4
Nilai
0 4 4 4 4 4 4 0 4 0,5 0 4 4 2,5 4 4 0 4 0,25 0 3
0 0 1 1,75 1 4 1 2 4 0 0 4 0 5 4 4 0 4 0 1 1
0 0 0 0,5 0 2 0 0 3 0 0 2 0 1,5 2 2 0 3 0 0 0
20,25 37 26,75 24,75 47,25 39,5 34 20,5 50,75 12,5 30,25 34 50,25 21,75 40,5 38,75 3,25 42,75 20,75 17 18
Keterangan tidak paham kurang paham tidak paham tidak paham kurang paham kurang paham tidak paham tidak paham kurang paham tidak paham tidak paham tidak paham kurang paham tidak paham kurang paham kurang paham tidak paham kurang paham tidak paham tidak paham tidak paham
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG
1,75 5 5,25 4,75 1 3,75 5 4,75 5 3 2 4,75
2 0 8 4 0,5 6 0 0 4,5 0 2 6
6 6 6 7 2 6 6 4,75 7,5 0,25 8 6
3 3 1,5 1,5 1 0,8 3 2 3 1 1,5 3
0 0 3,25 1,25 0,75 0 0 0 2,75 4,5 0 2,75
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 8 0 0 0 0 8 3,5 0 8 0 8
0,25 0 0 0 0 0 1 0 0 0,5 0 0,25
0 0 2,25 0 0 0 1 0 0 0,75 1,25 1,5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
2,5 0 0,5 0,5 0 0 0 0,5 0 0 0 2
0 2,5 5 3,5 0 0 2,5 2,5 2,5 3,5 0 5,5
2,5 0 0 4 0,25 0 0 0 0 4 0 1
0,5 4 4 4 0 4 4 4 4 4 0 4
1 4 0 3 1,5 4 2 5 0 0 0 4,5
0 2 1 1 0 0 2 2 0 0 0 1,5
20,5 35,5 37,75 35,5 8 25,5 35,5 30 30,25 30,5 15,75 52,75
tidak paham kurang paham kurang paham kurang paham tidak paham tidak paham kurang paham tidak paham tidak paham tidak paham tidak paham kurang paham
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.7 Persentase tingkat pemahaman akhir: kategori Tidak paham Kurang paham paham
Jumlah Siswa 20 13 0
Persentase 60,61 % 39,4 % 0%
Setelah diberikan treatmen terjadi peningkatan untuk tingkat pemahaman siswa yaitu 39,4 % dari jumlah siswa berhasil naik pemahamannya dari tidak paham menjadi kurang paham. Jumlah siswa dengan pemahaman tidak paham berkurang menjadi 60,61 %. Tingkat pemahaman siswa ini dapat dilihat dalam diagram di bawah ini: Gambar 4.2 diagram tingkat pemahaman akhir siswa 25 20
Tidak paham; 20 Kurang paham; 13
15 10 5
paham; 0
0 Tidak paham
Kurang paham
paham
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Analisis Variasi Jawaban Siswa Tabel 4.8 Analisis Variasi Jawaban Siswa No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa 1.
a. Hasil pembacaan pengukuran menggunakan penggaris:
a. mistar 1 2,5 cm
1) Mistar 1 = 2,5 cm 2) Mistar 2 = 11 cm b. Ketidakpastian masing-masing mistar
mistar 2 10 cm 11 cm
1) Mistar 1 Skala terkecil = 1 cm/10 grs = 0,1 cm
12 cm
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil = ½ x 0,1 cm = 0,05 cm
1.
a. Hasil pembacaan pengukuran menggunakan penggaris:
a. mistar 1 5,6 cm
1) Mistar 1 = 5,6 cm
5,5 cm
2) Mistar 2 = 8 cm
5,7 cm
b. Ketidakpastian masing-masing mistar
27,3 cm 6,5 cm
1) Mistar 1 Skala terkecil = 1 cm/10 grs = 0,1 cm Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
b. Ketidakpastian mistar 1 0,05 mm
2) Mistar 2
Siswa
mistar 2
= ½ x 0,1 cm
7,9 cm
= 0,05 cm
8 cm 0,2 cm
2) Mistar 2
Skala terkecil = 1 cm/2 grs = 0,5cm
0,2 mm
Skala terkecil = 10 cm/10 grs = 1cm
7,75 cm
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
0,2 cm
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
7,04 cm
= ½ x 0,5 cm
0,5 cm
= ½ x 1 cm
= 0,25 cm
2 cm
= 0,5 cm
8,5 cm
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa c. Laporan hasil pengukuran
2,5 cm
Siswa c. Laporan hasil pengukuran
b. Ketidakpastian
1) Mistar 1 => (2,5 ± 0,05) cm
2,55 cm
1) Mistar 1 => (5,6 ± 0,05) cm
mistar 1
2) Mistar 2 => (11 ±0,25) cm
4 cm
2) Mistar 2 => (8 ±0,5) cm
0,05 cm
11 cm
1/10
12 cm
0,01 cm
(2,6 ± 2,5) cm
Skala terkecil= 1 mm
(2,5 cm + 1mm) = 2,6 cm
Ketidakpastian = ½ x 1
(0,35 ± 0,25)
mm = 0,5 mm
(2,5 ± 11) cm
0,01 mm (7,75 ± 0,25)
Mistar 2
3,9 cm
0 0,5 cm
Mistar 2
9 cm
0,5 cm
11 cm
10/10 = 1 cm
4,4 cm
0,1 cm
12 cm
0,5 mm
11 cm – 1mm = 10,9 cm
½ x 0,1 mm = 0,05 mm Skala terkecil = 1cm
c. laporan hasil pengukuran
Ketidakpastian = ½ x 1 cm
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa
mistar 1
= 0,5 cm
2,5 cm
0,01 mm
5,05 cm
3,5 cm
13,5 cm (11-2,5) = 8,5 cm
c. laporan hasil pengukuran
(2,6 ± 2,5) cm
mistar 1
(2,5 ± 0,5) cm
(5,6 ± 0,05) cm
(2,5 ± 2,5) cm
(5,6 ± 0,01) cm
(2,5 cm ± 0,05 mm)
(5,5 ± 0,05) cm
(2,5 ± 2) cm
27,3 cm
(2,5cm ± 1 mm) Mistar 2 Mistar 2
(7,9 ±0,5)cm
11 cm
(7,9 ±0,01)cm
11 ± 1 mm
(7,9 ±0,1)cm
(11 ± 0,25) cm
(8,0 ± 0,5) cm
11± 12
0,2 cm
4 cm 12 cm
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Siswa 2.
Melukiskan hasil pengukuran dengan mistar a. (7,5 ±0,25) cm Ketidakpastian = 0,25 cm Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
Melukiskan hasil pengukuran dengan mistar a. (7,5 ± 0,25) cm Siswa melukiskan benda
Variasi Jawaban Posttest Siswa
2.
Melukiskan hasil pengukuran dengan mistar a. (7,5 ±0,25) cm Ketidakpastian = 0,25 cm Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
Melukiskan hasil pengukuran dengan mistar a. (7,5 ± 0,25) cm Siswa melukiskan benda
= 2 x 0,25 cm
dengan panjang 7,5 cm
= 2 x 0,25 cm
dengan panjang 7,1 cm
= 0,5 cm
tetapi dengan mistar yang
= 0,5 cm
tetapi dengan mistar yang
Hasil pengukuran benda sepanjang 7,5
ketidakpastiannya 0,05 cm
Hasil pengukuran benda sepanjang 7,5
ketidakpastiannya 0,1 cm
cm dilukiskan menggunakan mistar yang skala terkecilnya 0,5 cm
Siswa melukiskan benda dengan panjang 7,5 cm
cm dilukiskan menggunakan mistar yang skala terkecilnya 0,5 cm
tetapi dengan mistar yang b. (5,8 ± 0,05) cm Ketidakpastian = 0,05 cm Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
ketidakpastiannya 0,5 cm Siswa melukiskan benda dengan panjang 7,75 cm
Siswa melukiskan benda dengan panjang 7,5 cm tetapi dengan mistar yang
b. (5,8 ± 0,05) cm Ketidakpastian = 0,05 cm Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
ketidakpastiannya 0,1 cm Siswa melukiskan benda dengan panjang 7 cm
= 2 x 0,05 cm
tetapi dengan mistar yang
= 2 x 0,05 cm
tetapi dengan mistar yang
= 0,1 cm
ketidakpastiannya 0,05 cm
= 0,1 cm
ketidakpastiannya 0,1 cm
Hasil pengukuran benda sepanjang 5,8
Siswa tidak melukiskan
Hasil pengukuran benda sepanjang 5,8
Siswa melukiskan benda
cm dilukiskan menggunakan mistar yang
tetapi menjumlahkan hasil
cm dilukiskan menggunakan mistar yang
dengan panjang 7,2 cm
skala terkecilnya 0,1 cm
pengukuran yaitu 7,5 cm +
skala terkecilnya 0,1 cm
tetapi dengan mistar yang
0,25 cm = 7,75 cm c. (4,4 ± 0,1) cm
Siswa melukiskan benda
skala terkecilnya 0,2 cm c. (4,4 ± 0,1) cm
Siswa melukiskan benda
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Siswa
Variasi Jawaban Posttest Siswa
Ketidakpastian = 0,1 cm
dengan panjang 7,5 cm
Ketidakpastian = 0,1 cm
dengan panjang 7,5 cm
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
tetapi dengan mistar yang
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
dengan mistar yang
= 2 x 0,1 cm
ketidakpastiannya 0,25 cm
= 0,2 cm Hasil pengukuran benda sepanjang 4,4 cm dilukiskan menggunakan mistar yang skala terkecilnya 0,2 cm
= 2 x 0,1 cm = 0,2 cm
b. ( 5,8 ± 0,05) cm Siswa dengan benar melukiskan benda
ketidakpastiannya 0,25 cm Skala terkecil = 2x
Hasil pengukuran benda sepanjang 4,4
ketidakpastian = 2 x 0,25
cm dilukiskan menggunakan mistar yang
cm = 0,5 cm
skala terkecilnya 0,2 cm
Siswa melukiskan benda
sepanjang 5,8 cm dan
dengan panjang 7,5 cm
dengan mistar yang
tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,05
skala terkecil 1 cm
cm. Siswa tidak melukiskan
b. ( 5,8 ± 0,05) cm
tetapi menjumlahkan hasil
Siswa dengan benar
pengukuran yaitu 5,8 cm +
melukiskan benda
0,05 cm = 5,85 cm
sepanjang 5,8 cm dan
Siswa melukiskan benda dengan panjang 5,8 cm
dengan mistar yang ketidakpastiannya 0,05 cm
tetapi dengan mistar yang
Siswa melukiskan benda
ketidakpastiannya 0,5 cm
dengan panjang 5,8 cm
Siswa melukiskan benda
tetapi dengan mistar yang
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest Siswa dengan panjang 5,8 cm tetapi dengan mistar yang ketidakpastiannya 0,25 cm
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest Siswa ketidakpastiannya 0,25 cm Skala terkecil = 2x ketidakpastian = 2 x 0,05 cm = 0,1 cm
c. (4,4 ± 0,1) cm Siswa melukiskan benda
Siswa melukiskan benda dengan panjang 5,8 cm
dengan panjang 4,4 cm
tetapi dengan mistar yang
tetapi dengan mistar yang
skala terkecil 1 cm.
ketidakpastiannya 0,05 cm Siswa melukiskan benda dengan panjang 4,5 cm
c. (4,4 ± 0,1) cm Siswa melukiskan benda
tetapi dengan mistar yang
dengan panjang 4,4 cm
ketidakpastiannya 0,05 cm
tetapi dengan mistar yang
Siswa tidak melukiskan
ketidakpastiannya 0,05 cm
tetapi menjumlahkan hasil
Siswa melukiskan benda
pengukuran yaitu 4,4 cm +
dengan panjang 4,4 cm
0,1 cm = 4,5 cm
tetapi dengan mistar yang
Siswa melukiskan benda dengan panjang 4,4 cm tetapi dengan mistar yang
ketidakpastiannya 0,25 cm Siswa melukiskan benda dengan panjang 4,4 cm
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Siswa
Variasi Jawaban Posttest Siswa
ketidakpastiannya 0,5 cm
tetapi dengan mistar yang
Siswa melukiskan benda
ketidakpastiannya 0,5 cm Siswa melukiskan benda
dengan panjang 4,4 cm tetapi dengan mistar yang
dengan panjang 4,4 cm
ketidakpastiannya 0,25 cm
tetapi dengan mistar yang ketidakpastiannya 0,1 cm Skala terkecil = 2x ketidakpastian = 2 x 0,1 cm = 0,2 cm Siswa melukiskan benda dengan panjang 4,4 cm tetapi dengan mistar yang skala terkecilnya 0,5 cm
3.
a. Rahang dalam
a. rahang tetap dan rahang
3.
a. Rahang dalam
a. Rahang bawah
Fungsinya mengukur diameter dalam
geser
Fungsinya mengukur diameter dalam
Untuk mengukur diameter
suatu benda
fungsinya untuk menjepit
suatu benda
luar benda
b. Rahang luar
benda
b. Rahang luar
b. Rahang atas
Fungsinya mengukur diameter luar suatu
mengukur ketebalan kertas
Fungsinya mengukur diameter luar suatu
Untuk mengukur diameter
benda
mengukur diameter cincin
benda
dalam benda
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa c. Depth probe
b. skala utama dan skala
Siswa c. Depth probe
c. Pengunci
Fungsinya mengukur kedalaman suatu
nonius
Fungsinya mengukur kedalaman suatu
Untuk mengunci agar
benda
fungsinya untuk mengukur
benda
skala utamanya tidak geser
d. Pengunci Menahan bagian-bagian yang bergerak ketika pengukuran seperti rahang.
benda c. penjapit logam untuk menjapit benda yang diukur d. pengukur diameter untuk mengukur diameter e. jangka sorong
d. Pengunci
Untuk menahan bagian-
Menahan bagian-bagian yang bergerak
bagian yang bergerak pada
ketika pengukuran seperti rahang.
saat pengukuran Untuk menahan benda yang akan digeser supaya tidak bergerak Untuk mengunci jangka
fungsinya mengukur berat
sorong agar rangka tidak
jenis
bergerak-gerak
f. rahang tetap
d. Rahang luar
untuk mengukur diameter
Mengukur diameter luar
luar
benda
g. rahang geser
Mengukur diameter dalam
untuk mengukur diameter
benda
luas
Mengukur diagram luar
untuk mengukur diameter dalam
e. Rahang dalam Untuk mengukur diameter
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa dalam benda Untuk mengukur diameter luar benda Mengukur diagram dalam f. Penjepit Untuk menjepit benda agar tidak lepas g. Rahang tetap Untuk menjepit benda yang mau diukur h. Rahang geser Untuk menggeser benda yang akan diukur i. Roda gigi Tempat pegangan j. Selubung Tempat skala nonius k. Skala utama Skala `yang digunakan untuk mengukur benda
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa sebenarnya l. Skala nonius Untuk menghitung ketidakpastian benda Skala yang digunakan untuk mengukur benda menurut skala nonius m. Rangka luar Mengukur berat logam n. Rangka dalam Mengukur kedalaman air/benda o. Depth probe Mengukur kedalaman benda Untuk menggeser rangka agar menjepit benda dengan baik
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa 4.
Siswa
a. mengukur diameter luar suatu benda
a. Mengukur panjang
4.
a. mengukur diameter luar suatu benda
b. mengukur diameter dalam suatu benda
b. Mengukur panjang mistar
b. mengukur diameter dalam suatu benda
c. mengukur kedalaman suatu benda
c. Mengukur diameter
c. mengukur kedalaman suatu benda
a. mengukur diameter luar suatu benda b. mengukur diameter dalam
d. Mengukur diameter luar
suatu benda misalnya
e. Mengukur diameter dalam
pralon
f. Mengukur diameter cincin
c. mengukur ketebalan cincin
g. Mengukur diameter
d. mengukur kedalaman
kelereng h. Mengukur tebal
suatu benda, seperti air e. mengukur diameter benda
i. Mengukur dalam benda
seperti cincin/kelereng,
j. Mengukur benda-benda
pipa, kaleng
seperti kelereng, tabung,
f. mengukur kedalaman
pralon, cincin, logam, benda
benda seperti kelereng,
yang berat
botol, gelas
k. Menentukan skala l. Menentukan berat m. mengukur panjang/diameter benda kecil dengan ketelitian 0,1 mm
g. mengukur diameter luas cincin h. mengukur batang besi, logam i. mengukur tinggi benda j. mengukur panjang benda
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa k. menghitung kepastian suatu mistar l. mengukur berat benda
5.
a. hasil pembacaan hasil pengukuran
a. hasil pembacaan
5.
a. hasil pembacaan hasil pengukuran
hasil pembacaan hasil
dengan jangka sorong
3,9 cm
dengan jangka sorong
pengukuran dengan jangka
skala utama = 3,1 cm = 31 mm
4,1 cm
1) Jangka sorong 1
sorong
skala nonius = 9 x 0,1 mm = 0,9 mm
4,9 cm
skala utama = 8,1 cm = 81 mm
hasil pembacaan = skala utama + skala
6,9 cm
skala nonius = 2 x 0,1 mm = 0,2 mm
nonius
14
hasil pembacaan = skala utama + skala
skala nonius = 2 x 0,1
nonius
mm = 0,2 mm
= 31 mm + 0,9 mm = 31,9 mm b. ketidakpastian jangka sorong Skala terkecil = 1 mm/10 grs = 0,1 mm
(6,7±6,9) cm
= 81 mm + 0,2 mm
0,1 cm
= 81,2 mm
15 c. Laporan hasil pengukuran
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil = ½ x 0,1 mm = 0,05 mm c. laporan hasil pengukuran (31,9 ± 0,05) mm
b. Ketidakpastian
2) Jangka sorong II
1) Jangka sorong 1 skala utama = 8,1 cm
skala utama = 8,1 cm skala nonius = 2 x 0,1 mm = 0,2 mm
Skala utama = 34 mm
8,1 + 0,1 = 8,2 mm skala utama = 8,1 cm
Tidak ada satupun siswa
Skala nonius = 10 x 0,05 mm = 0,5
menjawab
mm
skala nonius = 2 + 0,1
Hasil pembacaan = skala utama +
mm = 2,1 cm 8,1 cm
skala nonius = 34 mm + 0,5 mm
0,02 cm
= 34,5 mm
0,1 cm
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa 81,2 mm b. ketidakpastian jangka sorong
8,12 cm
1) jangka sorong I Skala terkecil = 1 mm/10 grs = 0,1 mm Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
2) Jangka sorong II 30,4 mm
= ½ x 0,1 mm
0,5 mm
= 0,05 mm
30,5 mm 344,5
2) jangka sorong II
34 mm
Skala terkecil = 1 mm/20 grs = 0,05
34 cm
mm
34,005 cm
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
34 mm + 0.5 mm = 34,5
= ½ x 0,05 mm = 0,025 mm c. laporan hasil pengukuran
mm skala utama = 34 mm skala nonius = 5 x 0,1
1) jangka sorong I => (81,2 ± 0,05) mm
mm = 0,5 mm
2) jangka sorongII => (34,5 ± 0,025) mm
34 + 0,5 = 34,5 mm
ketidakpastian jangka sorong 1) jangka sorong 1
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa ½ x 1 mm = 0, 5mm ½ x 1mm = 0.05 mm ½ x 1 = 0,5= 0,5/10 = 0,05 0,01 cm 0,2 cm 0,1 mm
2) jangka sorong II ½ x 1mm = 0.005 mm ½ x 0,1 mm = 0,05 mm 0,1 cm
laporan hasil pengukuran 1) jangka sorong 1 (81±0,5) (81±0,2) cm (8,1 ± 0,01) cm (8,1 ± 0,05) cm
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa (8,2 ± 0,05) (0,83 ± 0,05) mm (81,5 ± 0,005) (81,2 ± 0,05) mm (81,2 ± 0,1) mm (8,12 ± 0,05) cm 1/20 = 0,05
2) jangka sorong II (30,5 ± 0,01) mm (30,4 ± 0,05)mm (34,5 ± 0,05) mm (34,5 ± 0,005) mm (34,005 ± 0,05) mm (34 ± 0,1) cm
6.
Melukiskan hasil pengukuran dengan
Melukiskan hasil pengukuran
menggunakan jangka sorong
dengan menggunakan jangka
a. (46,4 ± 0,025) mm Ketidakpastian = 0,025 mm
sorong a. (46,4 ± 0,025) mm
6.
Melukiskan hasil pengukuran dengan
Melukiskan hasil pengukuran
menggunakan jangka sorong
dengan menggunakan jangka
a. (46,4 ± 0,025) mm Ketidakpastian = 0,025 mm
sorong a. (46,4 ± 0,025) mm
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Siswa Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
Hasil pengukuran benda
Variasi Jawaban Posttest Siswa
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
Hasil pengukuran benda
= 2 x 0,025 mm
sepanjang 46,4 mm
= 2 x 0,025 mm
sepanjang 46,4 mm
= 0,05 mm
dilukiskan menggunakan
= 0,05 mm
dilukiskan menggunakan
Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala
jangka sorong skala utama
Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala
jangka sorong dengan
terkecil
menunjukkan posisi 4,1 cm
terkecil
ketidakpastian 0,025
= 1mm/0,05 mm
dan garis pada skala nonius
= 1mm/0,05 mm
mm, skala utama
= 20 garis
yang membentuk garis lurus
= 20 garis
menunjukkan posisi 4,6
Hasil pengukuran benda sepanjang 46,4
dengan skala utama adalah
Hasil pengukuran benda sepanjang 46,4
cm dan garis pada skala
mm dilukiskan menggunakan jangka
garis ke-10.
mm dilukiskan menggunakan jangka
nonius yang membentuk
sorong dengan skala terkecil 0,05 mm.
garis lurus dengan skala
skala utama menunjukkan posisi 4,6 cm
utama adalah garis ke-8.
sorong dengan skala terkecil 0,05 mm. skala utama menunjukkan posisi 4,6 cm
b. (5,7 ± 0,005) cm
Hasil pengukuran benda
dan garis pada skala nonius yang
Hasil pengukuran benda
dan garis pada skala nonius yang
membentuk garis lurus dengan skala
sepanjang 5,7 mm
membentuk garis lurus dengan skala
sepanjang 46,4 mm
utama adalah garis ke-8.
dilukiskan menggunakan
utama adalah garis ke-8.
dilukiskan menggunakan
jangka sorong skala utama b. (5,7 ± 0,005) cm
menunjukkan posisi 4,1 cm
jangka sorong dengan b. (5,7 ± 0,005) cm
ketidakpastian 0,25 mm,
Ketidakpastian = 0,005 cm
dan garis pada skala nonius
Ketidakpastian = 0,005 cm
skala utama
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
yang membentuk garis lurus
Skala terkecil = 2 x ketidakpastian
menunjukkan posisi 4,9
= 2 x 0,005 cm
dengan skala utama adalah
= 2 x 0,005 cm
cm dan garis pada skala
= 0,01 cm
garis ke-7.
= 0,01 cm
nonius yang membentuk
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Siswa
Variasi Jawaban Posttest Siswa
= 0,1 mm
= 0,1 mm
garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-4 Hasil pengukuran benda
Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala
Jumlah garis skala nonius = 1mm/skala
terkecil
terkecil
sepanjang 46,4 mm
= 1mm/0,1 mm
= 1mm/0,1 mm
dilukiskan menggunakan
= 10 garis
= 10 garis
jangka sorong dengan
Hasil pengukuran benda sepanjang
Hasil pengukuran benda sepanjang
skala terkecil 0,2 mm,
5,7cm dilukiskan menggunakan jangka
5,7cm dilukiskan menggunakan jangka
skala utama
sorong dengan skala terkecil 0,1 mm.
sorong dengan skala terkecil 0,1 mm.
menunjukkan posisi 4,6
skala utama menunjukkan posisi 5,7 cm
skala utama menunjukkan posisi 5,7 cm
cm dan garis pada skala
dan garis pada skala nonius yang
dan garis pada skala nonius yang
nonius yang membentuk
membentuk garis lurus dengan skala
membentuk garis lurus dengan skala
garis lurus dengan skala
utama adalah garis ke-0.
utama adalah garis ke-0.
utama adalah garis ke-8.
b. (5,7 ± 0,005) cm Hasil pengukuran benda sepanjang 5,7 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong dengan ketidakpastian 0,025 mm
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa dimana skala utama menunjukkan posisi 5,7 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke14. Hasil pengukuran benda sepanjang 5,7 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong dengan ketidakpastian 0,5 mm, skala utama menunjukkan posisi 5,7 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-2
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa 7.
Bagian-bagian micrometer sekrup: a. Rangka (frame)
Bagian-bagian micrometer sekrup:
Siswa 7.
Bagian-bagian micrometer sekrup: a. Rangka (frame)
a. Skala utama Mengukur dalam bentuk
Fungsinya meminimalkan pemuaian dan
a. Rahang tetap
Fungsinya meminimalkan pemuaian dan
mm
pengerutan yang bisa mengganggu
b. Rahang geser
pengerutan yang bisa mengganggu
Untuk mengetahui ukuran
pengukuran
c. Skala utama
pengukuran
utama benda yang diukur
b. Landasan (anvil) Fungsinya untuk menahan benda c. Batang ulir (spindle) Silinder yang dapat digerakkan menuju landasan d. Pengunci (lock) Menahan spindle agar tidak bergerak e. Selubung (sleeve) Tempat terteranya skala utama f. Selongsong (thimble) Tempat terteranya skala nonius g. Roda gigi (rachet knob) Memajukan dan memundurkan spindle
d. Skala nonius e. Selubung f. Selubung luar g. Roda gigi
b. Landasan (anvil) Fungsinya untuk menahan benda c. Batang ulir (spindle) Silinder yang dapat digerakkan menuju landasan d. Pengunci (lock) Menahan spindle agar tidak bergerak e. Selubung (sleeve) Tempat terteranya skala utama f. Selongsong (thimble) Tempat terteranya skala nonius g. Roda gigi (rachet knob) Memajukan dan memundurkan spindle
b. Skala nonius Mengukur dalam bentuk 0,1 mm c. Pengunci Supaya benda yang diukur tidak bergerak Agar ukuran tidak bergeser-geser Menahan spindle agar tidak bergerak d. Rangka Meminimalkan pemuaian e. Batang ulir Silinder yang dapat
Dalam soal ini, siswa diminta untuk
Dalam soal ini, siswa diminta untuk
digerakkan ke dalam
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa
menyebutkan bagian-bagian micrometer
menyebutkan 4 bagian micrometer sekrup
sekrup dan menjelaskan 3 diantaranya.
dan menjelaskan fungsinya.
landasan f. Selongsong Tempat terteranya skala nonius g. Landasan Penahan ketika benda diletakkan h. Selubung Tempat terteranya skala utama
8.
Kegunaan micrometer sekrup:
Kegunaan micrometer sekrup:
a. Mengukur ketebalan suatu benda b. Mengukur diameter benda-benda kecil
Fungsi micrometer sekrup:
Kegunaan micrometer sekrup:
a. Untuk menghitung panjang
a. Mengukur ketebalan suatu benda
a. Untuk mengukur tebal tipis
b. Mengukur dengan ketelitian
b. Mengukur diameter benda-benda kecil
0,005 cm c. Mengukur diameter pada sekrup d. Menghitung berat suatu massa e. Mengukur tebal suatu kertas atau diameter kawat tipis
8.
kertas, kawat b. Mengukur diameter suatu benda c. Mengukur panjang benda d. Menemukan ukuran benda e. Mengukur kedalaman suatu benda f. Mengukur benda seperti
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa
dengan akurat
gelas
f. Mengukur diameter/ketebalan kawat g. Mengukur ketebalan suatu benda dengan tingkat ketelitian 0,01 mm h. Mengukur diameter kelereng
9.
a. pembacaan skala utama = 8,5 mm
a. hasil pembacaan
9.
a. pembacaan skala utama = 3 mm
a. hasil pembacaan
pembacaan skala nonius = (12 x 0,01
8,8 mm
pembacaan skala nonius = (6 x 0,01 mm)
3,6 mm
mm) = 0,12 mm
8
= 0,06 mm
3 cm
hasil pembacaan pengukuran=
8,62 mm
hasil pembacaan pengukuran = 3 mm +
2,56 mm
8,5mm+0,12mm
8,12 mm
0,06mm
3 mm
= 8,62 mm
18 mm
3,06 mm
= 3,06 mm
5 b. ketidakpastian = ½ x skala terkecil = ½ x 0,01 mm = 0,005 mm c. laporan hasil pengukuran = (8,62 ± 0,005) mm
4 mm
6 cm b. ketidakpastian = ½ x skala terkecil
10,3 cm + 5,4 cm =15,7 cm 8,5 mm + 0,013 mm = 8,513 mm
= ½ x 0,01 mm
21,56 mm
= 0,005 mm
30mm + 6. 0,01 = 30,06
c. laporan hasil pengukuran = (3,06 ± 0,005) mm
5,3
mm skala utama = 2,5
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa 8,5 mm ± 1,2 mm = 9,7 mm 21 mm
b. Ketidakpastian
Siswa skala nonius = 6 x 0,1 mm = 0,6 mm 2,5 + 0,6 = 3,1 mm
b. Ketidakpastian
(15,6±15,8) cm
½ x 0,01 = 0,005 mm
0,001 cm
½ x 1 = 0,5 = 0,5/50=
0,5 mm 0,1
0,001 ½ x 0,1 = 0,05 mm 0,005 x 6 = 0,003
c. Laporan hasil pengukuran
1 cm
15,7 cm dan (15,6±15,8) cm (0,8513 ± 0,001) cm
c. Laporan hasil pengukuran (30,06±0,005) mm (3,06±0,005) cm (3,6±0,001) cm (3,1 ± 0,05) cm ( 3 ± 0,001) mm (2,56 ± 0,005) mm
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Siswa 10.
Melukiskan hasil pengukuran dengan
Melukiskan hasil pengukuran:
menggunakan micrometer sekrup
a. (5,45 ± 0,005) mm
a. (5,45 ± 0,005) mm
Skala utama menunjukkan
Variasi Jawaban Posttest Siswa
10.
Melukiskan hasil pengukuran dengan
Melukiskan hasil pengukuran:
menggunakan micrometer sekrup
a. (5,45 ± 0,005) mm
a. (5,45 ± 0,005) mm
Skala utama
Hasil pengukuran benda sepanjang 5,45
pada posisi 9 mm dan garis
Hasil pengukuran benda sepanjang 5,45
menunjukkan pada
mm dilukiskan menggunakan
pada skala nonius yang
mm dilukiskan menggunakan
posisi 5 mm dan garis
micrometer sekrup dengan skala terkecil
membentuk garis lurus
micrometer sekrup dengan skala terkecil
pada skala nonius yang
0,001 mm. skala utama menunjukkan
dengan sumbu utama
0,001 mm. skala utama menunjukkan
membentuk garis lurus
posisi 5 mm dan garis pada skala nonius
adalah garis ke-13
posisi 5 mm dan garis pada skala nonius
dengan sumbu utama
yang membentuk garis lurus dengan
adalah tidak ada
yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-45
b. (13,67 ± 0,005) mm Kosong
sumbu utama adalah garis ke-45
Skala utama menunjukkan pada
b. (13,67 ± 0,005) mm
b. (13,67 ± 0,005) mm
posisi 5 mm dan garis
Hasil pengukuran benda sepanjang 13,67
Hasil pengukuran benda sepanjang 13,67
pada skala nonius yang
mm dilukiskan menggunakan
mm dilukiskan menggunakan
membentuk garis lurus
micrometer sekrup dengan skala terkecil
micrometer sekrup dengan skala terkecil
dengan sumbu utama
0,001 mm. skala utama menunjukkan
0,001 mm. skala utama menunjukkan
adalah garis ke-45
posisi 13,5 mm dan garis pada skala
posisi 13,5 mm dan garis pada skala
nonius yang membentuk garis lurus
nonius yang membentuk garis lurus
dengan sumbu utama adalah garis ke-17.
dengan sumbu utama adalah garis ke-17.
b. (13,67 ± 0,005) mm Skala utama menunjukkan pada
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest Siswa
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest Siswa posisi 13 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis tidak ada Skala utama menunjukkan pada posisi 13 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-67 Skala utama menunjukkan pada posisi 13,5 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-17
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa 11.
a. Hasil pembacaan pengukuran waktu
a. Hasil pembacaan
Siswa 11.
a. skala terkecil = 5 s/25 garis = 0,2 sekon
Skala terkecil
b. ketidakpastian = ½ x skala terkecil
5/25 = 1/5 detik
menggunakan stopwatch
14,5 s
jarum menunjuk dengan posisi di tengah-
15 s
= ½ x 0,2 s
0,1 s
tengah antara nilai 14 dan 15 sehingga
14 s
= 0,1 s
10 detik/ 10 grs = 1 detik
skala yang terbaca adalah 14,5 s
15 ± 1 s
b. Jarak antara 2 garis tebal adalah 10 sekon
b. Ketidakpastian
Ketidakpastian
dan di antara dua garis tebal tersebut
14,5 s
½ x 1/5 = 1/10
terdapat 10 garis tipis, sehingga
0,5 s
½ x 0,1 = 0,05 s
Skala terkecil = 10 s/ 10 = 1 s
15 s
½ x 1 s = 0.5 s
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
1s 0,15 s
=½x1s = 0,5 s
c. Laporan hasil pengukuran 14,5 / 15 s
c. Laporan hasil pengukuran
18,5 s
(14,5 ± 0,5) s
15 s 14 s 12.
Mengubah ke notasi ilmiah:
Mengubah ke notasi ilmiah:
2
a. 357 s = 3,57 x 10 s
a. 357 4
12.
Mengubah ke notasi ilmiah:
Mengubah ke notasi ilmiah:
2
a. 357 s = 3,57 x 10 s
a. 357 4
b. 67750,6 kg = 6,77506 x 10 kg
357 s
b. 67750,6 kg = 6,77506 x 10 kg
3,57 x 102 s
c. 86.000.000.000 m = 8,6 x 1010 m
3,57 x 102
c. 86.000.000.000 m = 8,6 x 1010 m
3,57 + 103 s
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa d. 0,008 kg = 8 x 10-3 kg
d. 0,008 kg = 8 x 10-3 kg
b. 67750,6 kg -3
e. 0,00350 m = 3,50 x 10 m -8
f. 0,000000095 s = 9,5 x 10 s
35,7 x 10
-1
e. 0,00350 m = 3,50 x 10 m
3
f. 0,000000095 s = 9,5 x 10-8 s
677506 x 10 kg 67,7506 x 10
Siswa
-3
b. 67750,6 kg
677506 x 10-1
6,77506 x 104 kg
67751
6775,06
67750,6 kilogram 6,77506 x 104 c. 86.000.000.000 m
c. 86.000.000.000 m 86 x 109
86 x 109
86 x 1010
8,6 x 1010
8,6 x 1010
8,6 x 109
86000000000 x 105
86 milyar meter d. 0,008 kg
d. 0,008 kg
1/125
8 x 10-3
8 x 10-5
0,8 x 10-2
8 x 10-3
0,8 x 10-1
0,8 x 10-2 e. 0,00350 m
e. 0,00350 m
7/200
350 x 10-3
350 x 10-5
350 x 10-5
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa
35 x 10-4
-3,5 x 10-3
350 x 10-3
3,50 x 103
3,5 x 10-3
f. 0,000000095 s 95 x 10-9 95 x 10
f. 0,000000095 s
-8
95 x 10-8
9,5 x 10-8
9,5 x 10-8 9,5 x 10-9 95 x 10-7
13.
Aturan angka penting a. Semua angka bukan nol adalah angka penting b. Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting c. Angka nol di sebelah kanan angka bukan
a. Angka nol dibelakang koma dihilangkan b. 1693
13.
Aturan angka penting a. Semua angka bukan nol adalah angka penting b. Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting c. Angka nol di sebelah kanan angka bukan
nol termasuk angka penting, kecuali ada
nol termasuk angka penting, kecuali ada
penjelasan khusus misalnya berupa garis
penjelasan khusus misalnya berupa garis
di bawah angka terakhir yang masih
di bawah angka terakhir yang masih
dianggap penting
dianggap penting
a. Angka nol dibelakang koma disebut angka penting b. Angka 0 di kiri dan kanan koma bukan temasuk angka penting c. Semua angka kecuali 0 merupakan angka penting d. Jika 0 di sebelah kanan itu merupakan angka penting
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa
d. Semua angka nol yang hanya terletak di
d. Semua angka nol yang hanya terletak di
sebelah kiri angka bukan nol, baik di
sebelah kiri angka bukan nol, baik di
sebelah kanan atau kiri koma decimal,
sebelah kanan atau kiri koma decimal,
bukan angka penting
bukan angka penting
e. Jika 0 di tengah maka merupakan angka penting f. Angka nol terletak diantara angka bukan nol adalah angka penting g. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol adalah angka penting kecuali ada penjelasan khusus berupa garis di bawah angka terakhir h. Semua angka nol yang hanya terletak di sebelah kiri amgka bukan nol i. 1 2 3 4 5 dan seterusnya adalah angka penting sedangkan 0 bukan angka penting. j. Jika dikanan 0 adalah angka penting
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa k. Jika 0 di kanan angka bukan nol adalah angka penting l. Pembulatan, angka tafsiran, perkalian, pengurangan, penjumlahan m. Penjumlahan jika pas 5 lihat sebelah jika genap ke bawah, jika ganjil ke atas n. Harus satu angka sebelum koma
14.
a. 4 angka penting
a. Jumlah angka penting soal a
14
a. 4 angka penting
a. Jumlah angka penting soal
b. 5 angka penting
2 ap
b. 5 angka penting
a
c. 2 angka penting
4 ap
c. 2 angka penting
4 ap
d. 2 angka penting
32,4
d. 2 angka penting
b. Jumlah angka penting soal b 1 ap
b. Jumlah angka penting soal
2 ap
b
3 ap
5 ap
4 ap
8006
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa
5 ap
c. Jumlah angka penting soal
c. Jumlah angka penting soal c
c
1 ap
2 ap
2 ap
5 ap
3 ap
6 ap
6 ap
d. Jumlah angka penting soal
d. Jumlah angka penting soal d
d
1 ap
2 ap
2 ap
6 ap
6 ap
7 ap
7 ap 15.
a. Penjumlahan 273,219gr + 15,5gr +
a. Penjumlahan 273,219gr +
15.
a. Penjumlahan 273,22 + 15,543 + 8,32
a. Penjumlahan 273,22 +
8,43gr
15,5gr + 8,43gr
Aturan penjumlahan adalah hasil
15,543 + 8,32
Aturan penjumlahan adalah hasil
297,149 gr
penjumlahan hanya boleh mengandung 1
297
penjumlahan hanya boleh mengandung 1
297,159
angka tafsiran.
297,07
angka tafsiran.
1490
Hasil penjumlahan 297,083 gram,
286,97
Hasil penjumlahan 297,149 gram,
298,140
dibulatkan menjadi 297,1 gr
273,22 => 5 AP
4
dibulatkan menjadi 297,2 gr 4
b. Penjumlahan 2,74 x 10 gr + 5,950 x 10 gram
b. Penjumlahan 2,74 x 10 gr + 3
3
b. Penjumlahan 2,79 x 104 gr + 1,535 x 103
15,453 => 5 AP
5,950 x 10 gram
gram
8,32 => 3 AP
27400 + 5950 = 33350 gr
Sebelum dijumlahkan, dilakukan
Hasil = 297.083
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa Sebelum dijumlahkan, dilakukan penyamaan pangkat sehingga menjadi: 3
3
23350
Siswa penyamaan pangkat sehingga menjadi: 3
8690
27,9 x 10 gr + 1,535 x 10
3
297,08 3
8690000
Hasil penjumlahannya 29,435 x 10
Hasil penjumlahannya 33,350 x 103
8,690 x 107 gr
hasil penjumlahan dibulatkan menjadi
hasil penjumlahan dibulatkan menjadi
8,6 x 104
29,4 x 103 gram
33,4 x 103 gram
56760
27,4 x 10 gr + 5,950 x 10
Dibulatkan menjadi
b. Penjumlahan 2,79 x 104 gr + 1,535 x 103 gram 2,94 x 104
c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m
2,9435 x 104
dengan 412 m
Hasil pengurangannya dalah 56,49
4,325 x 107
Hasil pengurangannya dalah 56,49
56,49 m
sesuai aturan penjumlahan dan
29435
sesuai aturan penjumlahan dan
929
pengurangan, maka dibulatkan menjadi
432500
pengurangan, maka dibulatkan menjadi
468,4521
56,5 m
29400
c. Pengurangan 468,49 m c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m
56,5 m
d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 265 m
d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 265 m
27900 => 5 AP d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 265 m
540 – 265 = 275 m
Sebelum dikurangkan maka dilakukan
Sebelum dikurangkan maka dilakukan
175 m
penyamaan penulisan bilangan menjadi
penyamaan penulisan bilangan menjadi
5135
540 m - 265 m 2
540 m - 265 m
260,4 x 10 m
Hasil pengurangannya 275 m
2,85 x 102 245
Hasil pengurangannya 275 m
1535 => 4 AP Hasil = 29435 => 5AP
c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m 56,49 56
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa
Siswa 55,69 876,49 468,088 468,09 46,437 468,49 => 5 AP 412 => 3 Ap Hasil = 56,49 => 4 AP d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 265 m 275 2,75 x 102 285 540 => 3 AP 256 => 3AP Hasil = 284 => 3 AP
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Standar Jawaban Pretest
Variasi Jawaban Pretest
No.
Standar jawaban Posttest
Variasi Jawaban Posttest
Siswa 16.
Perkalian dan pembagian, aturannya hasil perkalian dan pembagian dibulatkan sesuai
Siswa
a. Perkalian 0,6283 cm x 2,2 cm
16.
Perkalian dan pembagian, aturannya hasil
a. Perkalian 0,65 cm x 2,2
perkalian dan pembagian dibulatkan sesuai
cm
jumlah angka penting paling sedikit dalam
1,38226 cm
jumlah angka penting paling sedikit dalam
1,430
soal
13822,6000
soal
1,43
a. Perkalian 0,6283 cm x 2,2 cm
2,8283 cm
a. Perkalian 0,65 cm x 2,2 cm
1,4
2
5
0,6283 => 4 AP
b. Pembagian 4,554 x 10 kg : 2
2,2 => 2 AP
3
3,0 x 10 m 2
3
0,65 => 2 AP
1,330
2,2 => 2 AP
1,430 dibulatkan
Hasil perkalian = 1,38226 cm => 6 AP
15030 kg/m
Hasil perkalian = 1,430 cm2 => 4 AP
Dibulatkan menjadi 1,4 cm2 => 2 AP
15180
Dibulatkan menjadi 1,4 cm2 => 2 AP
1518 kg/m3 b. Pembagian 4,554 x 105 kg : 3,0 x 102 m3 5
4,554 x 10 => 4 AP 3,0 x 10
2
45554
b. Pembagian 1,68 x 105 kg : b. Pembagian 1,68 x 105 kg : 3,0 x 102 m3 Penulisan boleh diubah menjadi
=> 2 AP
16,8 x 10 3
3
menjadi 1,4
2
3
3,0 x 102 m3 504
=> 3 AP
560
=> 2 AP
56
Hasil pembagian = 1,518 x 10 kg/m
3,0 x 10
Dibulatkan menjadi 1,5 x 103 kg/m3
Hasil pembagian = 5,6 x 101 kg/m3
5,6 x 101 5,6 x 102 168/3 m3
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
D. Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur, Yogyakarta pada tanggal 4 Agustus 2012 – 14 Agustus 2012.Dalam penelitian ini, materi pembelajaran yang digunakan peneliti adalah pengukuran dan angka penting. Subyek penelitian adalah siswa kelas X dengan jumlah 33 siswa terdiri dari 11 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki. Peneliti menggunakan metode pembelajaran kooperatif learning Jigsaw II.Dalam melaksanakan penelitian ini, guru tidak terlibat di dalam kelas sehingga kondisi kelas adalah murni tanpa intervensi dari guru. Subyek penelitian ini pada awalnya diberikan tes pemahaman awal (pre-tes) untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajari. Selanjutnya treatmen metode jigsaw II mulai diberikan. Diawali dengan membentuk kelompok heterogen yaitu dengan cara membagi jumlah siswa dan siswi sama di setiap kelompok. Selanjutnya, peneliti membagikan handout materi di mana setiap anggota kelompok mempelajari topik yang berbeda.Di dalam kelompok heterogen ini, siswa-siswi mempelajari dan memahami materi secara individual. Jumlah siswa di dalam kelas ini ganjil dimana jumlah anggota beberapa kelompok lengkap dan beberapa kelompok kekurangan satu peserta. Saat pembagian handout, peneliti meminta kelompok yang kekurangan untuk membagi tugas tentang siapa yang akan merangkap mengisi kekosongan pembelajaran salah satu materi tersebut. Kelompok-kelompok tersebut menyanggupi permintaan dari peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Selanjutnya siswa yang membahas topik yang sama berkumpul menjadi satu dalam kelompok homogen. Di dalam kelompok homogen, siswa berdiskusi tentang topik yang dipelajari.Mereka saling berbagi dan berdiskusi untuk lebih memahami materi tersebut.Sebagai pemacu, peneliti membagikan lembar kerja kelompok yang harus diselesaikan bersama-sama oleh kelompok ini. Peneliti berperan sebagai fasilitator, bertugas untuk mengamati, mendampingi, dan membimbing setiap kelompok supaya tidak terjadi salah konsep.Saat memantau setiap kelompok terlihat bahwa ketika pembagian kelompok tidak berdasarkan kemampuan terjadi beberapa hal di dalam kelompok antara lain yaitu terjadinya silang pendapat (diskusi aktif), namun beberapa kelompok itu berdiskusi pasif dengan alasan sudah mengerti, tidak ada yang ditanyakan lagi, malas berdiskusi dengan kelompok tersebut, dan karena lembar kerja kelompok sudah dikerjakan.Dengan keadaan seperti ini, terdapat beberapa siswa, ketika peneliti sampai di kelompoknya, ada satu atau dua siswa yang aktif bertanya (memberikan respon sangat baik) baik untuk membantu dirinya sendiri dan ada yang berbagi dengan teman satu kelompoknya. Setelah berdiskusi dalam kelompok homogen dan menyelesaikan lembar kerja, siswa kembali ke dalam kelompok heterogennya.Di dalam kelompok heterogen ini, siswa diberi tanggungjawab untuk mengajar teman satu kelompoknya tentang topic yang dipelajari masing-masing.Di dalam proses ini, terlihat kelompok-kelompok yang kekurangan ini sedikit terbebani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
untuk mempelajari materi, di mana yang bertugas merangkap mempelajari terlihat tidak bisa maksimal mempelajarinya. Setelah kegiatan ini berakhir, maka peneliti melaksanakan tes pemahaman akhir (posttest) untuk mengetahui
pemahaman
siswa
setelah
diberikan
treatmen
metode
pembelajaran jigsaw II. Soal pretest dan posttest yang diberikan oleh peneliti kepada siswa hampir sama. Beberapa pertanyaan memang sama, beberapa soal lainnya mirip hanya beda di angka dan pertanyaan yang diajukan. Tetapi indikator yang menjadi acuan tetap sama.Hasil pretest dan posttest seperti data pada tabel 4.1.Dari uji T dependent di peroleh hasil yang signifikan.Dari perhitungan nilai, hasil pretest menunjukkan bahwa 100% siswa tidak paham materi ini. Setelah diberikan treatment, pada hasil posttest menunjukkan peningkatan yaitu 60,61 % siswa dengan kategori tidak paham dan 39,4 % siswa meningkat ke kategori kurang paham. Terjadi peningkatan meskipun belum ada peningkatan kategori pemahaman ke level paham. Rentang nilai untuk masing-masing tingkat pemahaman yaitu: 0 – 35 = tidak paham 36 – 71 = kurang paham 72 – 100 = paham
Dari perbandingan variasi jawaban siswa dapat dilihat bermacammacam variasi jawaban siswa dari standar jawaban yang benar.Dari soal keseluruhan dapat dibahas dari topik dan indikator tujuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Topik pertama yaitu alat ukur mistar dengan indikator siswa mampu membaca hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya dan siswa mampu melukiskan hasil pengukuran dengan ketidakpastian yang berbeda.Pada saat pretest banyak siswa dengan benar membaca hasil pengukuran.Meskipun ada beberapa perbedaan jawaban, hal ini dikarenakan hanya salah membaca pengukuran. Misalnya saja untuk mistar pertama panjangnya dengan tepat semua menjawab 2,5 cm, untuk mistar kedua jawaban yang benar 11 cm tetapi ada yang menjawab 10 cm dan 12 cm, hal ini dikarenakan melihat skala kurang tepat. Pada saat pretest, hampir semua siswa tidak mengerti tentang skala terkecil dan nilai ketidakpastian sehingga jawaban mereka salah.Begitupun pada hasil posttest, jika terjadi perbedaan jawaban pada saat membaca hasil pengukuran dikarenakan sudut memandangnya kurang tepat.Pada hasil posttest, sudah ada peningkatan beberapa menjawab dengan tepat. Contohnya mistar pertama skala terkecil = 1mm, ketidakpastiannya = ½ dari nilai skala terkecilnya = 0,5 mm. Dari hasil pembacaan, beberapa menjawab dengan tepat yaitu (5,6 ± 0,05) cm. Dalam melukiskan hasil pengukuran mistar, pada hasil pretest kebanyakan siswa melukiskan dengan mistar yang skala terkecilnya 1 mm padahal di dalam soal terdapat hasil pengukuran dengan mistar yang ketidakpastiannya berbeda-beda dan banyak juga yang mengosongkan jawabannya. Misalnya saja siswa melukiskan benda dengan panjang 7,5 cm tetapi dengan mistar yang ketidakpastiannya 0,05 cm padahal diminta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
melukiskan hasil pengukuran 7,5 cm dengan mistar yang skala terkecilya 0,5 cm. Pada hasil posttest sudah ada beberapa yang melukiskan dengan benar meskipun kebanyakan melukiskan hasil pengukuran dengan benar tapi dengan mistar yang ketidakpastiannya sama. Misalnya siswa dengan benar melukiskan
benda
sepanjang
5,8
cm
dan
dengan
mistar
yang
ketidakpastiannya 0,05 cm tetapi ketika diminta melukiskan hasil pengukuran (4,4±0,1) cm, siswa melukiskan hasil pengukuran 4,4 cm tetapi dengan mistar 0,05 cm.
Topik kedua yaitu jangka sorong.Indikator dari materi ini adalah siswa mampu menyebutkan bagian-bagian dari jangka sorong dan fungsinya , menyebutkan fungsi dari jangka sorong, menyelesaikan soal pembacaan skala jangka
sorong
dari
suatu
gambar
beserta
ketidakpastiannya,
dan
menggambarkan hasil pengukuran dengan jangka sorong yang berbeda ketidakpastiannya. Dari hasil pretest, siswa beberapa bisa menyebutkan bagian-bagian jangka sorong meskipun nama dan fungsi bagian tersebut kurang tepat. Misalnya rahang tetap untuk mengukur diameter luar (jika dilihat dari fungsinya, nama bagian ini adalah rahang luar).Dari hasil posttest, siswa kebanyakan sudah benar dalam menyebutkan bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya.Misalnya rahang dalam untuk mengukur diameter dalam suatu benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Untuk kegunaan jangka sorong itu sendiri, pada saat pretestsiswa banyak yang menjawab kurang tepat misalnya untuk mengukur benda-benda seperti kelereng, tabung, cincin, dsb.Tetapi setidaknya siswa sudah mengenal atau mendengar tentang jangka sorong.Dari hasil posttest, siswa sudah berhasil menyebutkan kegunaan jangka sorong dengan benar walaupun ada yang menyebutkan beserta contoh bendanya.Misalnya mengukur diameter dalam pralon. Pada hasil pembacaan skala, penentuan nilai ketidakpastian dan pelaporan hasil pengukuran terlihat dengan sangat jelas dari hasil pretestbahwa siswa tidak mengerti di mana siswa membaca skalanya seperti membaca hasil pengukuran pada mistar. Misalnya pada gambar skala utama menunjukkan posisi 3,1 cm dan skala nonius garis ke-9 yang lurus dengan skala utama yang artinya 0,9 mm sehingga hasil pembacaan seharusnya 3,19 cm, tetapi kebanyakan siswa menjawab 3,9 cm. Dari hasil posttest, beberapa siswa sudah bisa membaca hasil pengukuran dengan tepat di skala utama maupun skala nonius.Untuk nilai ketidakpastian masih banyak yang keliru dengan menggunakan nilai skala terkecil adalah skala terkecil pada skala utama dan tidak memperhatikan skala nonius. Misalnya skala terkecil = 1mm sehingga nilai ketidakpastiannya= ½ x 1 mm = 0,5 mm padahal seharusnya nilai skala terkecil = 1 mm/10 goresan = 0,1 mm sehingga nilai ketidakpastiannya = ½ x 0,1 mm = 0,05 mm. Dalam melukiskan hasil pengukuran pada saat pretest hampir semua siswa mengosongkan jawabannya karena tidak mengerti.Misalnya hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
pengukuran benda sepanjang 46,4 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong skala utama menunjukkan posisi 4,1 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-10.Dari hasil posttest, terdapat siswa yang melukiskan hasil pengukuran dengan benar, ada juga yang melukiskan jangka sorong yang benar tetapi salah peletakan posisi angka pada skala utama dan skala nonius. Misalnya hasil pengukuran benda sepanjang 46,4 mm dilukiskan menggunakan jangka sorong
dengan
ketidakpastian 0,25 mm, skala utama menunjukkan posisi 4,9 cm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan skala utama adalah garis ke-4.
Topik ketiga yaitu mikrometer sekrup.Pada materi ini indikator yang ingin dicapai yaitu siswa mampu menyebutkan bagian-bagian dari mikrometer
sekrup,
menyebutkan
fungsi
dari
mikrometer
sekrup,
menyelesaikan soal pembacaan skala mikrometer sekrup dari suatu gambar beserta ketidakpastiannya, dan menggambarkan hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup. Pada hasil pretest, dalam menyebutkan bagian-bagian mikrometer sekrup banyak yang benar tapi walaupun tidak bersama fungsinya misalnya selubung, roda gigi, rahang tetap, dan rahang geser.Pada hasil posttest, siswa sudah bisa menyebutkan bagian-bagian mikrometer sekrup beserta fungsinya. Misalnya pengunci berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak, rangka berfungsi untuk meminimalkan pemuaian dan pengerutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Pada hasil pretest, dalam menyebutkan kegunaan mikrometer sekrup, kebanyakan siswa menjawab sama seperti kegunaan jangka sorong misalnya mengukur kedalaman benda.Pada hasil posttest, masih banyak yang keliru dengan jangka sorong dan hanya sedikit yang mendekati benar.Misalnya mengukur panjang, mengukur tebal tipis kertas atau kawat, dsb. Pembacaan hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup pada data pretest, beberapa siswa menjawab dengan benar meskipun tidak tahu jawaban itu menebak atau memang mengerti karena tidak ada caranya. Misalnya beberapa menjawab hasil pengukuran 8,62 mm. Untuk nilai ketidakpastian, kebanyakan siswa menjawab dengan nilai skala terkecilnya yaitu 0,001 cm..Pada data posttest, masih banyak yang salah dan mengosongkan jawaban, misalnya 21,56 mm, 3,1 mm. Nilai ketidakpastian sudah ada yang menjawab benar seperti ketidakpastian = ½ x skala terkecil = ½ x 0,01 mm = 0,005 mm.. Tetapi untuk melaporkan hasil pengukuran sudah benar yaitu (hasil pembacaan skala utama ± hasil pembacaan skala nonius) meskipun nilai skala utama dan skala noniusnya belum benar. Dalam melukiskan hasil pengukuran pada saarpretest hanya satu siswa yang menjawab dan jawabannya kurang tepat, sisanya mengosongkan lembar jawab. Contoh jawaban hasil pengukuran (5,45 ± 0,005) mm dilukiskan dengan Skala utama menunjukkan pada posisi 9 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-13. Dari data posttest, beberapa siswa mampu melukiskan hasil pengukuran dengan benar yaitu hasil pengukuran (13,67± 0,005) mm dilukiskan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
mikrometer sekrup berjumlah 50 garis pada skala noniusnya, skala utama menunjukkan pada posisi 13,5 mm dan garis pada skala nonius yang membentuk garis lurus dengan sumbu utama adalah garis ke-17.
Topik keempat yaitu alat ukur waktu yang dalam hal ini adalah stopwatch dimana indikator materi ini adalah menyelesaikan soal pembacaan skala stopwatch dari suatu gambar beserta ketidakpastiannya. Pada data pretest dalam membaca hasil pengukuran, banyak siswa yang menjawab benar dan mendekati seperti 14s, 14,5 s dan 15 s. Untuk nilai ketidakpastian terlihat siswa-siswa tidak mengerti sehingga nilai ketidakpastian dan pelaporan hasil pengukuran dijawab dengan nilai pembacaan skala hasil pengukuran yaitu ketidakpastian 14,5 s dan hasil pelaporannya 14,5 s.Pada data posttest, banyak siswa berhasil menentukan nilai skala terkecil yaitu 10 s/ 10 garis skala = 1 s dan nilai ketidakpastian = ½ x skala terkecil = 0,5 s.
Topik kelima yaitu angka penting.Indikator materi ini adalah siswa mampu menyelesaikan soal pengkonversian hasil-hasil pengukuran dalam notasi ilmiah, menyebutkan aturan-aturan angka penting, menyelesaikan persoalan penentuan banyak angka penting dalam suatu nilai, menyelesaikan persoalan penjumlahan dan pengurangan dalam angka penting, dan menyelesaikan persoalan perkalian dan pembagian dalam angka penting. Angka penting diawali dengan mengkonversi suatu nilai ke dalam bentuk notasi ilmiah. Dari data pretest sebagian besar siswa tidak mengerti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
tentang notasi ilmiah sehingga jawabannya ada yang hanya menulis ulang soal dan ada yang menggunakan kata-kata, contohnya 67750,6 kg dan 86 milyar meter. Pada data posttest, banyak yang sudah benar mengkonversi suatu nilai ke bentuk notasi ilmiah, misalnya 357 s = 3,57 x 102 s. Untuk aturan angka penting, dari hasil pretest siswa tidak ada yang menjawab benar dan hanya 2 siswa yang berusaha menjawab meskipun salah.Contoh jawaban yaitu angka nol dibelakang koma dihilangkan.Dari hasil posttest, hampir semua siswa menjawab dengan benar meskipun kadang tidak lengkap 4 aturan.Misalnya semua angka kecuali nol merupakan angka penting. Dalam menentukan jumlah angka penting dalam suatu nilai, pada saat pretest kebanyakan siswa menjawab jumlah angka penting = jumlah angka dalam nilai tersebut. Misalnya 0,00076 = 6 angka penting.Dari hasil posttest, sebagian besar siswa sudah dengan benar menentukan jumlah angka penting dalam soal.misalnya 0,00076 kg = 2 Angka penting. Pada hasil pretest, untuk penjumlahan dan pengurangan kebanyakan siswa dengan benar menjumlahkan tetapi tidak membulatkan menurut aturan angka
penting mengenai
penjumlahan,
pengurangan,
perkalian
dan
pembagian. Contohnya, 273,219 + 15,5 + 8,43 = 297, 149 (seharusnya dibulatkan menjadi 297,2 gr).Pada hasil posttest, pada penjumlahan dan pengurangan sudah ada sedikit perbaikan hanya saja pada saat pembulatan, haslinya dibulatkan sesuai jumlah angka penting padahal seharusnya dibulatkan
dengan
aturan
hanya
boleh
memiliki
satu
angka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
tafsiran.Contohnya 273,22 + 15,543 + 8,32 = 297,083 dibulatkan menjadi 297.Pada bagian perkalian dan pembagian sudah ada beberapa siswa benar dengan menggunakan aturan angka penting untuk perkalian dan pembagian.
Dalam penelitian ini, didapatkan peningkatan yang kecil. Hal ini dimungkinkan karena beberapa hal: 1. Secara teknis penelitian ini mengalami beberapa kendala yaitu: a. Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan ( 6 JP). Dalam penelitian ini, pretest berlangsung selama 45 menit, diskusi heterogen dan homogen 4 JP, posttest 45 menit. Dari awal penelitian sampai akhir penelitian, kelas ini murni tanpa intervensi dari guru pengajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mengalokasikan waktu penelitian dalam 8 JP. Tetapi karena satu dan lain hal, penelitian ini terlaksana dalam waktu 6 JP. b. Saat pembagian kelompok, peneliti membagi dengan cara pembagian jumlah perempuan dan laki-laki di dalam setiap kelompok sama. Tetapi beberapa siswa ada yang tidak cocok dalam kelompok sehingga terkadang dalam diskusi terjadi keributan ( saling mengejek). c. Suasana kelas kurang kondusif karena untuk mendapatkan situasi yang sesuai membutuhkan waktu agak lama, ketika diberi penjelasan, beberapa siswa tidak memperhatikan dan terkesan menyepelekan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
d. Karena materi paling awal, maka ketika pembagian kelompok tidak merata secara tingkat kemampuan dan menyebabkan kurang lancarnya ketika mengajar di dalam kelompok. e. Jumlah siswa yang tidak sama rata ketika dibagi ke dalam kelompok.
2. Dari segi metodenya dimungkinkan karena beberapa hal yaitu: a. Metode ini kemungkinan kurang cocok untuk materi yang tujuannya penguasaan
kemampuan
mengharuskan
siswa
seperti
bisa
dalam
mengukur,
penelitian membaca
ini
yang
pengukuran,
berhitung dengan aaturan angka penting karena sebenarnya metode ini paling sesuai untuk subyek-subyek seperti pelajaran ilmu sosial, literatur, sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidangbidang lainnya yang tujuannya lebih pada pemahaman konsep dibandingkan penguasaan kemampuan (Slavin, 2005: 237). b. Metode ini menyarankan agar sebaiknya pendidik sudah mengenali tipe-tipe siswa. Dalam penelitian ini, peneliti belum mengenali tipetipe siswa sehingga terdapat beberapa kendala ketika pelaksanaan. c. Pengendalian awal sebenarnya membutuhkan waktu yang agak lama untuk menyesuaikan siswa sehingga pelaksanaan bisa berjalan maksimal. Tetapi, peneliti dengan penyesuaian yang sangat singkat langsung melakukan pembelajaran ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas X SMA Pangudi Luhur, Yogyakarta pada tahun ajaran 2012/2013, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil analisis skor per soal terlihat pemahaman awal siswa adalah 100% tidak paham. Dari segi nilai terlihat dari seluruh siswa ketika pretest mendapatkan nilai yang kurang dari 35 dimana termasuk dalam kategori tidak paham. Dari jawaban-jawaban siswa, banyak jawaban yang salah dan banyak soal yang tidak terjawab. 2. Dari hasil analisis skor per soal terlihat pemahaman siswa setelah mendapat treatment metode pembelajaran Jigsaw II adalah 60,61 % siswa tidak paham dan 39,39 % siswa kurang paham. Dari segi nilai terlihat dari seluruh siswa ketika posttest mengalami kenaikan terlihat pada tabel 4.1. Dalam menjawab soal, hanya tinggal beberapa siswa yang masih ada mengosongkan lembar jawaban dari beberapa soal. tetapi sebagian besar siswa sudah menjawab semua soal. Jawabanjawaban siswa beberapa benar, beberapa kurang tepat dan sebagian kecil siswa yang menjawab salah. 3. Dengan
menerapkan
metode
pembelajaran
jigsaw
II,
mampu
meningkatkan hasil belajar siswa dan tingkat pemahaman siswa.
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari uji T dependen di mana hasilnya signifikan. Pemahaman siswa yang mulanya 100% tidak paham mengalami peningkatan yaitu 39,39 % siswa meningkat tingkat pemahamannya dari tidak paham menjadi kurang paham. Untuk siswa yang tidak paham menurun dari 100 % menjadi 60,61 %.
B. Saran Berdasarkan hasil serta pengalaman peneliti selama penelitian, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk penelitian-penelitian selanjutnya dengan metode Jigsaw II ini agar lebih baik antara lain: 1. Bagi Guru Bidang Studi Fisika Guru dapat menggunakan metode ini sebagai variasi, selain bisa hemat waktu, metode ini bisa memacu kreativitas dan keinginan siswa dalam belajar. Penerapan model pembelajaran ini bermanfaat untuk dapat melibatkan siswa secara aktif dengan tujuan mampu mencapai hasil belajar siswa yang maksimal 2. Bagi Calon Peneliti dengan Metode yang sama Calon peneliti diharapkan dapat melengkapi kekurangan yang ada dalam penelitian ini meliputi: a. Diharapkan calon peneliti tidak hanya menggunakan satu kelas saja, tetapi minimal ada dua kelas dengan tingkat kemampuan yang sama sebagai kelas perbandingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
b. Diharapkan mengikuti jam yang direncanakan sehingga hasil bisa maksimal c. Calon peneliti dapat menggabungkan dengan metode lain untuk lebih membantu memaksimalkan metode ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Cucun, dan Etsa I. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya. Fisika, Rudy. 2010. Fisika sebagai Produk, Proses, dan Sikap Ilmiah, dalam http://fisika-dan-pembelajaran.blogspot.com/2010/12/fisika-sebagai-produkproses-dan-sikap.html, diakses pada 2 April 2012. Hamid, Sholeh. 2011. Metode Edutainment. Yogyakarta: Diva Press. Indriana, Dina. 2011. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. Yogyakarta: Diva Press. Istiyono, Edi. 2005. Fisika untuk Kelas X. Klaten: Intan Pariwara. Materi Fisika. 2012. Hakekat Fisika, dalam http://dasar-teori.blogspot.com/2012/ 01/hakekat-fisika.html, diakses pada 1 April 2012. Purwoko dan Fendi. 2007. Fisika SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira. Ray Ardi. 2011. Membaca Mikrometer Sekrup (Fisika kelas VII) dalam http://ray1312.multiply.com/journal/item/5?&show_interstitial=1&u=%2Fjo urnal%2Fitem, diakses pada 25 Mei 2012. Setyawan, Agung. 2011. Materi Fisika kelas 7 Semester 1 dalam http://www.fileedu.com/2011/05/engukuran-panjang-massa-dan-waktu.html, diakses pada 18 Mei 2012. Shofyan, Muhammad. 2010. Hakikat Pembelajaran Fisika dalam web Forum UPI http://forum.upi.edu/index.php/topic,15689.msg49762.html?PHPSESSID=8 18iqf5pfap8gronphg5u4khc7#msg49762, diakses pada 1 April 2012.
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sunartombs.
2009.
Pengertian
dan
Penerapan
Metode
Jigsaw
dalam
http://sunartombs.wordpress.com/2009/06/15/pengertian-dan-penerapanmetode-jigsaw/, diakses pada 3 April 2012. Suparno, Paul. 2006. Diktat Statistik untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika. Yogyakarta: USD. -------------------. 2007. Diktat Praktikum SPSS untuk Statistik. Yogyakarta: USD. -------------------. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivis & Menyenangkan. Yogyakarta: USD. --------------------. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: USD. Sutrisno. 2006. Fisika dan Pembelajarannya. Makalah Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan
Indonesia
diunduh
dari
http://file.upi.edu/Direktori/
FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195801071986031-SUTRISNO/Pelatihan/ LS/FISIKA_DAN_PEMBELAJARANNYA pada 2 April 2012. Wulansih, Fitri. 2009, Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP Stella Duce II Yogyakarta pada Pokok Bahasan Zat dan Wujudnya melalui Pembelajaran dengan Metode Kooperatif tipe Jigsaw II. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Yohanes, Putri, dan Tri L. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw. Makalah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
dalam
http://trilestari-sdkanisiusgowongan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
blogspot.com/2010/04/model-pembelajaran-kooperatif-teknik.html, diakses pada 3 April 2012. Yuwita, Kristina. 2008. Keefektifan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw II yang Melibatkan Siswa dalam Pembelajaran Matematika pada Sekolah Inklusi di Kelas XII IPS 2 MAN Maguwoharjo. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Sekolah
: SMA …
Kelas/Semeter
: X/2
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Pengukuran
Jumlah Pertemuan
: 4 pertemuan
A. Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya
B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)
C. Indikator 1. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur 2. Membaca dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan micrometer sekrup 3. Mengukur besaran panjang, massa dan waktu dengan mempertimbangkan ketelitian dan ketepatan 4. Menjelaskan ketidakpastian pada pengukuran. Baik pada pengukuran tunggal dan pengukuran berulang 5. Mengkonversi angka penting ke dalam notasi ilmiah 6. Menggunakan aturan angka penting dalam operasi perhitungan 7. Mendefinisikan angka penting berdasarkan hasil pengukuran Mengenal macammacam alat ukur listrik 8. Mampu menjelaskan beberapa istilah dalam pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
9. Mendeskripsikan ketidakpastian mutlak dan relatif 10. Menjelaskan hubungan angka penting dengan ketepatan dan ketidakpastian pengukuran
D. Tujuan Pembelajaran 1. Diberikan pretest untuk mengetahui pemahaman awal siswa. 2. Diberikan modul materi, siswa mampu memahami materi 3. Diskusi kelompok materi yang sama, siswa mampu menggali pengetahuan bersama teman-teman satu kelompok 4. Siswa bersama teman satu kelompok mempu menyelesaikan persoalan yang diberikan 5. Siswa menjadi pengajar untuk kelompok heterogen, siswa berbagi ilmu dengan temannya 6. Diberikan posttest, siswa sudah memahami materi dan mampu mengerjakan soal secara mandiri
E. Materi Pembelajaran Pengukuran 1. Alat ukur panjang dan ketidakpastiannya a. Mistar b. Jangka sorong c. Micrometer sekrup 2. Alat ukur waktu dan ketidakpastiannya a. stopwatch 3. Angka penting
F. Alokasi Waktu: 6 x 45 menit.
G. Metode Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Metode pembelajaran
H.
:
jigsaw II
Langkah-langkah Pembelajaran No.
Kegiatan
Alokasi Waktu
Metode
Pertemuan Pertama (1 x 45 menit) 1.
Pendahuluan Apersepsi:
3 menit
menanyakan tentang tugas yang
Ceramah aktif
diberikan oleh guru sebelumnya Perkenalan diri sebagai peneliti penjelasan rencana kegiatan yaitu tes PreTest 2.
Kegiatan Inti
40 menit
a. Guru membagikan soal pretest ke setiap siswa b. Guru memberikan penjelasan seputar soal pretest c. Siswa mengerjakan soal pretest 3.
Penutup
2 menit
ceramah
5 menit
Ceramah
a. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan pretest mereka masing-masing b. Guru memberitahukan bahwa pertemuan berikutnya akan membahas materi-materi pengukuran Pertemuan Kedua ( 2x 45 menit) 1
Pendahuluan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Pengadaptasian kelas dan persiapan media Apersepsi :
membahas pretest pada pertemuan sebelumnya jika siswa masih ingin bertanya menanyakan kepada siswa apakah sudah mempelajari sendiri materi ini di rumah motivasi: memberikan pertanyaan tentang
materi hari ini Penjelasan rencana pembelajaran hari ini 2
Kegiatan inti
40 menit
Jigsaw II:
a. Mereview pertemuan sebelumnya
Kelompok
b. pembagian kelompok heterogen
belajar
c. Setiap kelompok diberikan 5
heterogen
modul berbeda, setiap anggota kelompok mendapatkan modul yang berbeda-beda. d. Siswa memahami modul secara personal e. Guru menginstruksikan siswa-
40 menit
Jigsaw II:
siswa yang mempelajari materi
kelompok
yang sama untuk berkumpul
belajar
membentuk kelompok belajar.
homogen dan
f. Di setiap kelompok, siswa saling
problem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
berbagi dan berdiskusi.
solving
g. Guru membagikan persoalan di setiap kelompok sesuai dengan materi yang dipelajari untuk membantu pemahaman materi h. Guru berkeliling memantau dan menjadi fasilitator i. Guru memeriksa di setiap kelompok hasil diskusi kelompok 3
Penutup.
5 menit
Ceramah
5 menit
Ceramah aktif
a. Guru meminta siswa untuk menggandakan hasil diskusi mereka untuk kegiatan pertemuan selanjutnya b. Guru mengakhiri pertemuan Pertemuan ketiga (1 x 45 menit) 1.
Pendahuluan Pengadaptasian kelas dan siswa Apersepsi : membahas salah satu permasalahan yang ada di pertemuan sebelumnya motivasi: guru memberikan suatu permasalahan dan siswa yg menjawab Penjelasan rencana pembelajaran hari ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
2.
Kegiatan Inti
35 menit
diskusi
a. siswa berkumpul kembali dengan kelompok heterogen. b. Guru memberikan penjelasan singkat sebelum diskusi c. Siswa saling mangajar teman satu kelompoknya secara bergantian sesuai materi yang dipahami setiap anggota kelompok d. Guru berkeliling memantau diskusi siswa sembari menanggapi pertanyaan yang diajukan setiap kelompok. 3.
Penutup
5 menit
a. Guru menjelaskan kegiatan pertemuan selanjutnya b. Guru mengakhiri pertemuan c. Mengucapkan salam Pertemuan keempat ( 2x 45 menit) 1.
Pendahuluan Pengadaptasian kelas dan persiapan media Apersepsi : membahas salah satu permasalahan yang ada di pertemuan sebelumnya motivasi:
5 menit
Ceramah aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
memberikan kesempatan siswa untuk memberi pertanyaan tentang materi Penjelasan rencana pembelajaran hari ini 2.
Kegiatan Inti
Jigsaw II:
a. melanjutkan kembali diskusi di
30 menit
kelompok heterogen
Diskusi kelompok
b. guru memberi kesempatan untuk
heterogen
siswa bertanya hal yang belum dipahami c. guru mengadakan posttest
45 menit
mengenai materi pengukuran 3.
Penutup
10 menit
a. Guru mengakhiri pertemuan b. Mengucapkan salam
I.
Penilaian 1. Lembar Kerja Siswa 2. Lembar Penilaian Ranah yang dinilai
:
Kognitif
Jenis penilaian
:
tes tertulis
Bentuk instrumen
:
soal essay untuk pretest dan posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
J.
Sumber Belajar 1. Buku Fisika SMA kelas X karangan Purwoko Fendi penerbit Yudhistira 2. Buku Mandiri Fisika SMA kelas X karangan Marten Kanginan penerbit Erlangga 3. Internet 4. Buku-buku Fisika Kelas X yang relevan Yogyakarta,Agustus 2012
Cicilia Ari Susanti
Mengetahui Dosen Pembimbing
Drs. Severinus Domi, M.Si.
Guru Pamong
Drs. Ign. Suroto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Lampiran 4 DaftarKelompokHeterogen
a. Kelompok 1
3. HeribertusSeptian
1. AdhikaKarunia Putra
4. RomiVidiastama
2. Daniel Kurniawan
5. VeronikaSekar
3. Kornelius Prima 4. Maria Nadya 5. Agnes Krismastuti
e. Kelompok 5 1. Andreas Bagus 2. Hana Monika
b. Kelompok 2
3. HiswaraJati
1. Aditya Forest
4. SetiawanSaputra
2. Angelica Yunita
5. Yohanes Bernard
3. Luis Ruben 4. MegynovellaKartika
f. Kelompok 6 1. Ari Wibowo
c. Kelompok 3
2. Immanuel Adi
1. Albertus Rage Kusuma
3. Irene Stefani
2. Cicilia Dian
4. TarsisiusAji
3. HelariusAnanto 4. MalvinVedo 5. Octaprilya
g. Kelompok 7 1. Aristarkhus 2. Johannes Paulus
d. Kelompok 4
3. Lucia Tita
1. AlbertusVlara
4. YohanesBagas
2. Clara Oktavania
5. Yusuf Hermawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
DaftarKelompokAhli
1. KelompokMistar
d. Andreas Bagus
a. AdhikaKarunia Putra
e. Albertus Rage Kusuma
b. MalvinVedo
f. Aditya Forest
c. Clara Oktavania
g. Maria Nadya
d. HiswaraJati e. Immanuel Adi f. Aristarkhus
4. Kelompok Stopwatch a. Angelica Yunita b. Ari Wibowo
2. KelompokJangkaSorong
c. Cicilia Dian
a. Kornelius Prima
d. Agnes Krismastuti
b. MegynovellaKartika
e. Yusuf Hermawan
c. Octaprilya
f. SetiawanSaputra
d. HeribertusSeptian
g. RomiVidiastama
e. Yohanes Bernard f. TarsisiusAji g. Johannes Paulus
5. KelompokAngkaPenting a. HelariusAnanto b. YohanesBagas
3. KelompokMikrometerSekr
c. Luis Ruben
up
d. Hana Monika
a. AlbertusVlara
e. Daniel Kurniawan
b. Irene Stefani
f. VeronikaSekar
c. Lucia Tita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Lampiran 5 INDIKATOR DAN KISI-KISI Nomor Konsep
Indikator soal Menyelesaikan soal pembacaan skala mistar dari suatu gambar beserta
1. mistar
1
ketidakpastiannya Menggambarkan hasil pengukuran dengan mistar yang berbeda ketidakpastiannya
2
Menyebutkan bagian-bagian dari jangka sorong dan fungsinya
3
Menyebutkan fungsi dari jangka sorong
4
Menyelesaikan soal pembacaan skala jangka sorong dari suatu gambar beserta
5
2. Jangka Sorong ketidakpastiannya Menggambarkan hasil pengukuran dengan jangka sorong yang berbeda
6
ketidakpastiannya 3. Mikrometer Sekrup
Menyebutkan bagian-bagian dari micrometer sekrup dan fungsinya
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Menyebutkan fungsi dari micrometer sekrup
8
Menyelesaikan soal pembacaan skala micrometer sekrup dari suatu gambar beserta
9
ketidakpastiannya
4. Alat ukur waktu (stopwatch)
5. Angka penting
Menggambarkan hasil pengukuran dengan micrometer sekrup
10
Menyelesaikan soal pembacaan skala stopwatch dari suatu gambar beserta
11
ketidakpastiannya Menyelesaikan soal pengkonversian hasil-hasil pengukuran dalam notasi ilmiah
12
Menyebutkan aturan-aturan angka penting
13
Menyelesaikan persoalan penentuan banyak angka penting
14
Menyelesaikan persoalan penjumlahan dan pengurangan dalam angka penting
15
Menyelesaikan persoalan perkalian dan pembagian dalam angka penting
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Lampiran 6 LEMBAR KERJA KELOMPOK MISTAR 1. Perhatikan gambar di bawah ini:
Satuan pengukuran di atas adalah cm. tentukan: a. Berapa hasil pengukuran yang terbaca dari masing-masing benda? 1) 1,55 cm 2) 8 cm
b. Berapa skala terkecil masing-masing mistar? 1) Skala terkecil = 1cm/ 10 garis = 0,1 cm 2) Skala terkecil = 10 cm / 10 garis = 1 cm
c. Berapa ketidakpastian dari masing-masing mistar? 1) Ketidakpastian = ½ x 0,1 cm = 0,05 cm 2) Ketidakpastian = ½ x 1 cm = 0,5 cm
d. Laporkan hasil pengukuran dari masing-masing gambar! 1) (1,55 ± 0,05) cm 2) (8 ± 0,5) cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
2. Lukiskan mistar dengan ketidakpastian: a. 0,25 cm
b. 0,1 cm
c. 0,5 cm
3. Lukiskah hasil pengukuran di bawah ini dengan mistar: a. (5,5 ± 0,25) cm
b. (3,4 ± 0,1) cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Lampiran 7 LEMBAR KERJA KELOMPOK JANGKA SORONG 1. Perhatikan gambar di bawah ini:
skala mm
tentukan: a. Berapa skala terkecil masing-masing jangka sorong? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ b. Hasil pembacaan pada masing-masing jangka sorong? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ c. Berapa ketidakpastian dari masing-masing jangka sorong? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
d. Laporkan hasil pengukuran dari masing-masing jangka sorong! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
2. Lukiskan hasil pengukuran di bawah ini dengan jangka sorong: a. (25,7 ± 0,05) mm
b. (15,2 ± 0,025)mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Lampiran 8 LEMBAR KERJA KELOMPOK MIKROMETER SEKRUP 1. Perhatikan gambar di bawah ini:
Satuan pengukuran di atas adalah mm. Tentukan: a. Berapa skala terkecil dari micrometer sekrup? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ b. Hasil pembacaan pada masing-masing micrometer sekrup? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ c. Berapa ketidakpastian dari micrometer sekrup? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
d. Laporkan hasil pengukuran dari masing-masing micrometer sekrup! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
2. Lukiskan hasil pengukuran benda di bawah ini dengan menggunakan micrometer sekrup: a. (3,7 ± 0,01) mm
b. (4,25 ± 0,01)mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Lampiran 9 LEMBAR KERJA KELOMPOK STOPWATCH 1. Perhatikan gambar di bawah ini:
tentukan: a. Berapa skala terkecil masing-masing stopwatch? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ b. Hasil pembacaan pada masing-masing stopwatch? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ c. Berapa ketidakpastian dari masing-masing stopwatch? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
d. Laporkan hasil pengukuran dari masing-masing stopwatch! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
2. Lukiskan hasil pengukuran di bawah ini dengan stopwatch: a. (10 ± 2,5) s
b. (10,5 ± 0,5) s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Lampiran 10 LEMBAR KERJA KELOMPOK 1. Selesaikan konversi angka-angka di bawah ini ke dalam bentuk notasi ilmiah! No.
Angka
Notasi Ilmiah
1.
0,000000024 5,08 x 10-3
2. 3.
150000
4.
4989 10000
2. Sebutkan banyaknya angka penting pada bilangan-bilangan hasil pengukuran di bawah ini! a. 3,80002
=> ____ angka penting
b. 15,258
=> ____ angka penting
c. 4,8000
=> ____ angka penting
3. Bulatkanlah bilangan-bilangan berikut ke dalam dua decimal sesuai aturan angka penting! a. 7,893
=>
____________
b. 25,7351
=>
____________
c. 0,7648
=>
____________
d. 8,087
=>
____________
4. Hitunglah dengan berpedoman pada aturan angka penting! a. 143,56 gram + 22,5 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
b. 187,89 gram – 25,2 gram
c. 0,346 m x 3 m
d. 56,43 cm : 2,43 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Lampiran 11 Soal Pretest 1. Perhatikan gambar berikut! a. Berapa pengukuran yang terbaca?
b. Berapa ketidakpastian dari masing-masing mistar di atas? c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!
2. Gambarkan hasil pengukuran benda di bawah ini dengan alat ukur mistar! a. (7,5 ± 0,25) cm
c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm
b. (5,8 ± 0,05) cm
3. Sebutkan bagian-bagian dalam jangka sorong dan fungsinya!
4. Sebutkan kegunaan jangka sorong!
5. perhatikan gambar berikut! a. Berapa skala yang terbaca?
b. Berapa ketidakpastian alat ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!
6. Gambarkan hasil pengukuran benda dibawah ini dengan alat ukur jangka sorong! a. (46,4 ± 0,025) mm
b. (5,7 ± 0,005) cm
7. Sebutkan bagian-bagian dari micrometer sekrup! Jelaskan 3 di antaranya!
8. Sebutkan kegunaan micrometer sekrup!
9. Perhatikan gambar berikut!
a. Berapa skala yang terbaca? b. Berapa ketidakpastian alat ini? c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!
10. Gambarkan hasil pengukuran dibawah ini dengan alat ukur micrometer sekrup! a. (5, 45 ± 0,01) mm
11. Perhatikan gambar berikut
b. (13,67 ± 0,01) mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
a. Berapa skala yang terbaca? b. Berapa ketidakpastian alat ini? c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya!
12. tuliskan hasil-hasil pengukuran berikut dalam notasi ilmiah! a. 357 s
=
b. 67.750,6 kg
=
c. 86.000.000.000 m
=
d. 0,008 kg
=
e. 0,00350 m
=
f. 0,000000095 s
=
13. Sebutkan aturan-aturan angka penting yang perlu diingat!
14. Tentukan banyak angka penting pada hasil-hasil pengukuran berikut ini! a. 32,45 kg b. 8,0006 kg c. 0,00076 kg d. 0,000030 m
15. Dengan aturan angka penting, lakukanlah: a. Penjumlahan 273,219 gr ; 15,5 gr ; dan 8,43 gr b. Penjumlahan 2,74 x 104 gr dan 5,950 x 103 g c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
16. Hitunglah operasi perkalian atau pembagian bilangan-bilangan berikut: a. 0,6283 cm x 2,2 cm b. 4,554 x 105 kg : 3,0 x 102 m3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Lampiran 12 Soal Posttest 1. Perhatikan gambar berikut! a. Berapa pengukuran yang terbaca?
___________________________________________________________ ___________________________________________________________
___________________________________________________________ ___________________________________________________________ b. Berapa ketidakpastian dari masing-masing mistar di atas? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ c. Laporkan hasil pengukuran masing-masing mistar di atas beserta ketidakpastiannya! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 2. Gambarkan hasil pengukuran benda di bawah ini dengan alat ukur mistar! a. (7,5 ± 0,25) cm
b. (5,8 ± 0,05) cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
c. ( 4,4 ± 0,1 ) cm
3. Sebutkan 4 bagian jangka sorong dan fungsinya! ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ 4. Sebutkan 3 kegunaan jangka sorong! ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ 5. perhatikan gambar berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
a. Berapa hasil pengukuran masing-masing jangka sorong? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ b. Berapa ketidakpastian alat ini? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 6. Gambarkan hasil pengukuran benda dibawah ini dengan alat ukur jangka sorong! a. (46,4 ± 0,025) mm
b. (5,7 ± 0,005) cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
7. Sebutkan 4 bagian dari micrometer sekrup beserta fungsinya! ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ 8. Sebutkan 2 kegunaan micrometer sekrup! ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ 9. Perhatikan gambar berikut!
a. Berapa skala yang terbaca pada alat tersebut? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ b. Berapa ketidakpastian alat ini? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ c. Laporkan hasil pengukuranmu beserta ketidakpastiannya! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
10. Gambarkan hasil pengukuran dibawah ini dengan alat ukur micrometer sekrup! a. (5, 45 ± 0,005) mm
b. (13,67 ± 0,005) mm
11. Perhatikan gambar berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
a. Berapa skala terkecil alat ini? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ b. Berapa ketidakpastian alat ini? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 12. tuliskan hasil-hasil pengukuran berikut dalam notasi ilmiah! a. 357 s = ________________________________________ b. 67.750,6 kg = ________________________________________ c. 86.000.000.000 m = ________________________________________ d. 0,008 kg = ________________________________________ e. 0,00350 m = ________________________________________ f. 0,000000095 s = ________________________________________ 13. Sebutkan 4 aturan angka penting yang perlu diingat! ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ 14. Tentukan banyak angka penting pada hasil-hasil pengukuran berikut ini! a. 32,45 kg = ______________________________________________ b. 8,0006 kg = ______________________________________________ c. 0,00076 kg = ______________________________________________ d. 0,000030 m = ______________________________________________ 15. Dengan aturan angka penting, lakukanlah: a. Penjumlahan 273,22 gr ; 15,543 gr ; dan 8,32 gr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
b. Penjumlahan 2,79 x 104 gr dan 1,535 x 103 g
c. Pengurangan 468,49 m dengan 412 m
d. Pengurangan 5,4 x 102 m dengan 265 m
16. Hitunglah operasi perkalian atau pembagian bilangan-bilangan berikut: a. 0,65 cm x 2,2 cm
b. 1,68 x 104 : 3,0 x 102 m3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
Lampiran 13
MISTAR (PENGGARIS)
Gambar 1. Mistar Mistar yang biasa digunakan oleh siswa-siswa adalah mistar yang panjang skalanya 30 cm dengan goresan garis-garis hitamnya seperti di atas. Jika diperhatikan pada goresan garis-garis hitamnya, jarak anatara dua gores berdekatan adalah 1 mm atau 0,1 cm. Nilai tersebut menyatakan skala terkecil mistar.
Ketelitian mistar adalah setengah dari skala terkecilnya sehingga
ketelitian mistar adalah ½ x 1 mm = 0,5 mm Tetapi tidak semua mistar memiliki ketelitian yang sama sehingga untuk mengetahui ketelitian mistar yang perlu diperhatikan adalah jarak antara dua goresan garis yang berdekatan. Nilai dua goresan garis hitam tersebut adalah skala terkecil mistar. Selanjutnya, ketelitian mistar yaitu:
Contoh pembacaan mistar:
1 2
panjang pensil yang diukur = 1,45 cm skala terkecil mistar ini (jarak antara dua garis terdekat) =1 mm ketidakpastian mistar: 1 1 = 1 = 0,5 = 0,05 2 2 Pelaporan hasil pengukuran = panjang terukur ± ketidakpastian mistar = (1,45 ± 0,05) cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
JANGKA SORONG
Gambar 2. Jangka Sorong dan bagian-bagiannya
Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai berikut: a) Rahang dalam Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Rahang dalam terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.
b) Rahang luar Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter dalam dari suatu benda.
c) Depth probe Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda.
d) Pengunci Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak ketika pengukuran seperti rahang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
Penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut: a) Untuk mengukur sisi luar dari suatu benda, misalkan untuk diameter batang besi. Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Geser rahang kanan.
Masukan benda yang akan diukur ke antara kedua rahang bawah jangka sorong.
Geser rahang sampai tepat pada tepi benda.
Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
Baca skala utama dan skala noniusnya.
b) Untuk mengukur sisi dalam suatu benda Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Masukkan rahang bagian atas ke dalam benda yang akan diukur.
Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
Bacalah skala utama dan skala noniusnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
c) Untuk mengukur kedalaman suatu benda. Cara pengukuran:
Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda.
Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
Bacalah skala utama dan skala noniusnya.
Jangka sorong terdiri atas dua bagian: rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas dua skala: skala utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama panjangnya 1 cm dan sepuluh skala nonius panjangnya 0,9 cm. Jadi, beda satu skala utama dan satu skala nonius: 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm
Nilai ini merupakan skala terkecil jangka sorong sehingga ketelitian dari jangka sorong: ½ x 0,1 mm = 0,05 mm
Setiap jangka sorong memiliki nilai skala terkecil dan ketidakpastian yang berbedabeda. Skala terkecil adalah jarak antara satu skala utama dan satu skala nonius. Mencari skala terkecil yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
Mencari ketidakpastian jangka sorong:
Contoh pembacaan jangka sorong:
A => pembacaan skala utama = 4,6 cm = 46 mm B => skala terkecil = 1 mm/ 20 = 0,05 mm Garis pada skala nonius yang segaris dengan skala utama adalah garis ke-8 Sehingga pembacaan skala nonius:
Nilai ketidakpastian:
Pelaporan hasil pengukuran: (46 + 0,4) mm ± 0,025 mm = (46,4 ± 0,025) mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
MIKROMETER SEKRUP
Gambar 3. Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya yaitu sebagai berikut: 1. Rangka (Frame) Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan panas, tebal dan kuat dengan tujua untuk meminimalkan pemuaian dan pengerutan yang bisa mengganggu pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika pengukuran (ketika tangan memegang rangka agak lama, rangka bisa memanas sampai 10 derajat celcius sehingga bisa menyebabkan pemuaian).
2. Landasan (Anvil) Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan diantara landasan dan batang ulir).
3. Batang ulir (spindle) Spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan. 4. Pengunci (lock) Berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda.
5. Selubung (sleeve) Tempat terteranya skala utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
6.
Selongsong (thimble) Tempat terteranya skala nonius.
7.
Roda gigi (rachet knob) Untuk memajukan atau memundurkan spindle agar sisi benda yang akan diukur tepat berada di antara spindle dan anvil.
Pada mikrometer sekrup, skala utama terletak pada selubung dalam dan skala nonius tertera pada selubung luar. Jika selubung luar diputar lengkap 1 kali maka rahang geser dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. Karena selubung luar memiliki 50 skala, maka 1 skala pada selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Sehingga, skala terkecil mikrometer sekrup adalah 0,01 mm. Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Jadi, ketidakpastian mikrometer sekrup adalah: 1 0,01 2
Cara menggunakan mikrometer sekrup:
= 0,005
1. Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka celah antara spindle dan anvil sedikit lebih besar dari benda yang akan diukur dengan cara memutar Ratchet Knob
2. Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil. 3. Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet knob sampai terdengar bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja.
4. Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak. 5. baca skalanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
Trik membacanya:
Gambar 4. Pengukuran dengan mikrometer sekrup
a. Pada selubung ada skala utama dengan satuan milimeter. Ada dua baris skala: yang bawah (yang ada tanda 0) menunjukkan kelipatan 1 mm (0, 1, 2 mm dst.) sedangkan yang di sisi atas menunjukkan kelipatan 0,5 mm lebihnya (0,5 mm, 1,5 mm, 2,5 mm dst.). b. Baca skala yang dapat terlihat pada selubung - pada contoh gambar di atas adalah 2,5 mm. c. Baca skala pada selongsong. Tiap tanda skala pada selongsong setara dengan 0,01 mm. Pada selongsong ada angka 0 - 49 sehingga satu putaran penuh selongsong setara dengan pergeseran 0,5 mm. Pada contoh di atas terbaca 11 x 0,01 mm = 0,11 cm. d. Jumlahkan skala selubung dan selongsong: 2,5 mm + 0,11 mm = 2,61 mm
Hati-hati membaca skala di perbatasan: dekat dengan kelipatan 0,5 atau 1 mm. Sering terjadi salah baca karena kurang teliti melihat skala pada selubung. Contoh pembacaan micrometer sekrup:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Pembacaan skala utama
= 1,5 mm
Pembacaan skala nonius
= 30 x 0,01 mm = 0,3 mm
Hasil pengukuran
= (1,5 + 0,3)mm ± 0,01 mm = (1,8 ± 0,01) mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Alat ukur waktu dan ketelitiannya
Alat ukur waktu yang umum digunakan dalam percobaan fisika adalah stopwatch. Pada stopwatch analog, jarak antara dua gores panjang yang ada angkanya adalah 1 sekon. Jarak ini dibagi 10 skala. Dengan demikian, skala terkecilnya adalah 1/10 sekon = 0,1 sekon. Ketelitian stopwatch ini adalah: 1 2
=
1 0,1 = 0,05 2
Setiap stopwatch memiliki ketelitian yang berbeda sehingga untuk mengukur ketelitiannya yang perlu diperhatikan adalah jarak antara dua gores garis hitam panjang yang tertulis angkanya, selanjutnya diperhatikan ada berapa gores halus diantara dua goresan hitam terdekat tersebut. Skala terkecilnya adalah jarak dua gores hitam panjang (… sekon)/ jumlah gores halus diantara dua gores hitam panjang. Ketelitian stopwatch ini adalah: 1 2
ℎ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
Contoh pembacaan stopwatch:
Gambar di atas adalah stopwatch 100 detik. pembacaan stopwatch = 87,5 s Skala terkecil
= 10 detik/10 garis = 1 detik
Ketidakpastian
=
Hasil pengukuran
= (87,5 ± 0,5) s
=
1 = 0,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
Angka Penting 1. Notasi ilmiah Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang kecil sampai ukuran yang sangat besar. Dalam penulisannya memerlukan tempat yang panjang dan sering salah karena tidak teliti. Untuk mengatasinya, dapat menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku. Penyajian penulisan bilangan sepuluh berpangkat dikenal dengan notasi ilmiah dengan bentuk a x 10n. Perlu diketahui a menyatakan angka penting yang nilainya 1
Notasi Ilmiah
1.
56.000.000.000 m
5,6 x 1010 m
2.
Rp 1.700.000.000.000,00
Rp 1,7 x 1012
3.
0,0000000670 m
6,7 x 10-8 m
4.
0,00000000000000000910905 kg
9,10905 x 10-18 kg
Aturan penulisan angka penting dengan notasi ilmiah:
Jika angka tersebut lebih dari 10, maka geserlah koma ke kiri (depan) sehingga hanya menyisakan satu angka di kiri (depan) koma. Orde menyatakan berapa kali menggeser koma, karena menggeser koma ke kiri orde bernilai positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
Jika angka tersebut kurang dari 1, maka geserlah koma ke kanan (belakang) sehingga hanya menyisakan satu angka di kiri (depan) koma. Orde menyatakan berapa kali menggeser koma, karena ke kanan orde bernilai negatif.
Beberapa keuntungan penulisan dengan notasi ilmiah:
Memudahkan menentukan banyak angka penting pada hasil pengukuran
Memudahkan menentukan orde besaran yang diukur
Memudahkan dalam perhitungan
Memudahkan dalam menulis (tidak memakan tempat)
Memudahkan dalam mengingat nilai besaran.
2. Aturan angka penting
Semua angka bukan nol adalah angka penting Contoh: 256,56 => terdapat lima angka penting
Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting Contoh : 78,00087 => terdapat tujuh angka penting
Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali ada penjelasan khusus, misalnya, berupa garis di bawah angka terakhir yang masih dianggap penting. Contoh : 78,0 => terdapat tiga angka penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Semua angka nol yang hanya terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak di sebelah kiri maupun sebelah kanan koma decimal, bukan angka penting. Contoh : 0,0000278 => terdapat tiga angka penting
3. Berhitung dengan angka penting
Pembulatan Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas, kurang dari 5 dibulatkan ke bawah. Apabila angka tepat 5, dibulatkan ke atas jika sebelumnya angka gasal dan dibulatkan ke bawah jika sebelumnya angka genap. Contoh: 2,89 mm => 3 mm 65,675 mm => 65,68 mm
Penjumlahan dan Pengurangan Hasil perhitungan dari penjumlahan dan pengurangan hanya boleh mengandung satu angka taksiran. Banyaknya angka penting pada hasil penjumlahan dan pengurangan ditentukan oleh bilangan dengan angka yang paling sedikit di belakang koma. Contoh: 252,8 +2,37 = 255,17, karena hanya diperbolehkan mengandung 1 angka taksiran, maka hasil penjumlahan tersebut dituliskan 255,2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
570 – 362 = 208, dilakukan pembulatan sehingga dituliskan menjadi 210.
Perkalian dan Pembagian Hasil operasi perkalian dan pembagian bilangan dengan memerhatikan aturan angka penting akan menghasilkan bilangan dengan angka penting yang sama banyaknya dengan bilangan yang mempunyai angka penting paling sedikit. Contoh: 2,37 => mempunyai 3 angka penting 1,4
=> mempunyai 2 angka penting
3,318 => angka 3 adalah angka taksiran Angka penting yang paling sedikit dalam operasi perkalian adalah 2 sehingga hasil operasi perkaliannya adalah 3,3.
Hasil operasi perkalian dan pembagian sebuah bilangan yang mempunyai angka penting tertentu dengan bilangan yang hanya mempunyai angka pasti akan menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting sama dengan bilangan yang dikalikan atau dibagi. Contoh: 5,10 => mempunyai 3 angka penting 5
=> angka pasti
25,50 = 25,5 => tiga angka penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
Hasil operasi akar dan pemangkatan sebuah bilangan yang mempunyai angka penting tertentu akan menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting yang sama dengan banyak angka penting yang diakarkan atau dipangkatkan. Contoh: (1) s = √0,16
=> (dua angka penting)
s = 0,40
=> (dua angka penting)
(2) V = (0,50)3
=> (dua angka penting)
V = 0,125
=> (tiga angka penting)
V = 0,12
=> (dua angka penting)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI