LAMPIRAN
90
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini? 2. Menurut
pandangan
Bapak/Ibu
Guru
apakah
kurikulum
PKN
perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu Guru menjadi guru PKn? 3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru? 4. Selama sekitar tujuh tahun yang lalu KTSP berlangsung, apa saja kekurangan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru? 5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut? 6. Apa saja yang dianggap menjadi kekurangan atau kelemahan kurikulum PKn dalam KTSP? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan pada kurikulum yang akan datang?
91
92 7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika sudah darimana Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut? 8. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru? 9. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas? 10. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi utama uji publik tersebut? 11. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji akademik terhadap naskah kurikulum tahun 2013 mata pelajaran PPKn? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi utama uji akademik tersebut? 12. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
93 13. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? 14. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? 15. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang bersifat
desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum 2013 yang bersifat sentralistik? 16. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru? 17. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulanusulan
kompetensi
dasar
dalam
kurikulum
PPKn
tahun
2013
lebih
94 mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut? 18. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? 19. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya. Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam tersebut? 20. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013? 21. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan? 22. Sebelum masuk tahun ajaran baru ini apakah ada sosialisasi dari dinas pendidikan sendiri terkait Kurikulum tahun 2013? 23. Setelah masuk tahun ajaran baru ini belum diterbitkannya buku ajar PPKn dari pusat apakah menjadi kendala dalam KBM di kelas? 24. Bagaimana metode yang diberikan dalam KBM sekarang? Apakah berbeda dari
kurikulum sebelunnya? 25. Apakah perubahan materi dan sistem dalam Kurikulum 2013 menyulitkan ibu
dalam melaksanakan KBM di kelas? 26. Bagaimana harapan Bapak/Ibu Guru setelah diberlakukannya Kurikulum tahun
2013?
Lampiran 2
BIODATA NARASUMBER
BIODATA NARASUMBER
Nama
: Drs. Nur Akhmad Jamhadi
Nama
: Drs. Rudy Yogyantoro
NIP
: 19610501 198703 1 011
NIP
: 19640103 200012 1 001
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Nama Sekolah
: SMA N 1 Galur
Nama Sekolah
: SMA N 1 Girimulyo
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarata
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarta
Riwayat Mengajar
: SMA N 1 Galur
Riwayat Mengajar
Lama Mengajar
: 26 tahun
Jabatan
: Wakasek Sarpras
Lama Mengajar
: 20 tahun
Waktu Sertifikasi
: 2009
Jabatan
: Guru
Waktu Sertifikasi
: 2010
: SMA GAMA Yogyakarta : SMA N 1 Girimulyo
95
BIODATA NARASUMBER
BIODATA NARASUMBER
Nama
: Subayari, S. Pd.
Nama
: Drs. Sunarjo Muslim
NIP
: 19550820 198703 1 002
NIP
: 19550514 198403 1 003
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Nama Sekolah
: SMA N 1 Kalibawang
Nama Sekolah
: SMA N 1 Kalibawang
Pendidikan Terakhir : S1 IKIP PGRI Yogyakarata
Pendidikan Terakhir : S1 Civics Hukum IKIP Yogyakarta
Riwayat Mengajar
: SMA N 1 Kalibawang
Riwayat Mengajar
Lama Mengajar
: 26 tahun
: SMA N 1 Samigaluh
Jabatan
: Guru
: SMA N 1 Kalibawang
Waktu Sertifikasi
: 2010
: SMA N 1 Semin
Lama Mengajar
: 28 tahun
Jabatan
: Guru
Waktu Sertifikasi
: 2009
96
BIODATA NARASUMBER
BIODATA NARASUMBER
Nama
: Drs. R. Sudarsana
Nama
: Sukaryono, S. Pd.
NIP
: 19671205 200501 1 006
NIP
: 19720520 199703 1 006
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Nama Sekolah
: SMA N 1 Kokap
Nama Sekolah
: SMA N 1 Lendah
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarata
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarata
Riwayat Mengajar
: SMA N 1 Kokap
Riwayat Mengajar
: SMA N 1 Lendah
Lama Mengajar
: 8 tahun
Lama Mengajar
: 11 tahun
Jabatan
: Guru
Jabatan
: Guru
Waktu Sertifikasi
: 2010
Waktu Sertifikasi
: 2011
97
BIODATA NARASUMBER
BIODATA NARASUMBER
Nama
: Drs. Agus Sumboro
Nama
: Nurjanah, S. I. P.
NIP
: 19630824 198503 1 004
NIP
: 19770103 200801 2 008
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Jenis Kelamin
: Perempuan
Nama Sekolah
: SMA N 1 Pengasih
Nama Sekolah
: SMA N 1 Samigaluh
Pendidikan Terakhir : S1/A4 IKIP PGRI Yogyakarata
Pendidikan Terakhir : S1/A4 Sospol UMY
Riwayat Mengajar
Riwayat Mengajar
: SMP Muhammadiah 1 Kokap
: SMK N 1 Samigaluh
: SMA N 1 Pengasih
: SMK N 1 Kuncup
Lama Mengajar
: 28 tahun
: SMK N 1 Samigaluh
Jabatan
: Guru
: SMA N 1 Samigaluh
Waktu Sertifikasi
: 2009
Lama Mengajar
: 13 tahun
Jabatan
: Guru
Waktu Sertifikasi
: 2008
98
BIODATA NARASUMBER
BIODATA NARASUMBER
Nama
: Indarti Budi Cahyani, S. Pd.
Nama
: Susanto, B. A.
NIP
: 19680908 199402 2 001
NIP
: 19560629 198103 1 009
Jenis Kelamin
: Perempuan
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Nama Sekolah
: SMA N 1 Sentolo
Nama Sekolah
: SMA N 1 Temon
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarata Riwayat Mengajar
Pendidikan Terakhir : Pendidikan Guru Agama
: SMA N 1 Temon
: Sarjana Muda
: SMA N 1 Sentolo
Riwayat Mengajar
: SMA N 1 Temon
Lama Mengajar
: 19 tahun
Lama Mengajar
: 32 tahun
Jabatan
: Guru
Jabatan
: Guru
Waktu Sertifikasi
: 2009
Waktu Sertifikasi
: 2010
99
BIODATA NARASUMBER
BIODATA NARASUMBER
Nama
: Dra. Lestari Asih Pratiwi
Nama
: Dra. Vipti Retna Nugraheni, M. Pd.
NIP
: 19671028 199412 2 003
NIP
: 19650423 199103 2 006
Jenis Kelamin
: Perempuan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Nama Sekolah
: SMA N 1 Wates
Nama Sekolah
: SMA N 2 Wates
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarata Riwayat Mengajar
Pendidikan Terakhir : S1 PMP dan KN IKIP Yogyakarta
: SMA N 1 Girimulyo : SMA N 1 Wates
: Science Ed. Curtain Univ. Australia Riwayat Mengajar
: SMK Muhammadiah Tempel
Lama Mengajar
: 19 tahun
: Univ. Cokroaminoto Yogyakarta
Jabatan
: Guru Pembina
: SMA 2 Wates
Waktu Sertifikasi
: 2010
Lama Mengajar
: 22 tahun
Jabatan
: Wakasek Kurikulum
Waktu Sertifikasi
: 1997
100
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA NARASUMBER Drs. R. Nur Akhmad Jamhadi SMA N 1 GALUR Wawancara tanggal 20 Mei 2013 A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini? “Untuk perkembangan kurikulum yang KTSP sudah sesuai dengan materi yang didapat waktu kuliah dan muatan materi civic-nya sangat banyak, kalau PMP materinya cenderung pada karakter dan materi civic agak berkurang.” 2. Menurut
pandangan
Bapak/Ibu
Guru
apakah
kurikulum
PKN
perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu Guru menjadi guru PKn? “Kurikulum
PMP
itu
sudah
bagus
tinggal
ditambah
dengan
materi
kewarganegaraan, tapi kurikulum yang 2006 itu malah mengurangi materi mengenai Pancasila. Karena mungkin dulu dikaitkan dengan orde baru sehingga mungkin reformasi menganggap bahwa muatan PMP itu penuh dengan muatan politis sehingga diubah menjadi muatan kurikulum yang lebih netral. Untuk KTSP sendiri muatan Pancasila dan pembinaan mentalnya agak berkurang mungkin karena itu dianggap sebagai peninggalan orde baru sehingga dianggap jelek.
101
102 Hanya saja dulu disamping PPKn ada juga mapel Tata negara sehingga dengan tata negara itu bisa memuat tentang civic.” 3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru? “Sangat penting, karena saya rasa KTSP itu memuat gabungan antara PMP dan Tata Negara, hanya saja kok muatan Pancasilanya prosentasenya sangat kecil sehingga untuk pembinaan karakter anak dan jiwa Pancasilanya sangat berkurang.” 4. Selama
sekitar
tujuh
tahun
yang
lalu
KTSP
berlangsung,
apa
saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru? “KTSP sebenarnya sudah bagus, diharapkan guru sudah mempersiapkan diri sebelum mengajar hanya saja pada kurikulum PPKn 1994 ada buku pokok dari pemerintah sehingga pengembangannya bisa dikendalikan. Kalau yang KTSP sendiri pengembangannya terlalu jauh karena kebebasan yang diberikan kepada guru, sehingga guru tidak melihat bahwa mauatan materi yang diberikan apakah sesuai dengan jenjang SMA atau perguruan tinggi.” 5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut? “Kendala KTSP terdapat pada penyampaian materi yang sangat luas dimana guru harus mencermati dan mendalami khususnya pada guru yang tidak memiliki basic
103 PKn sendiri. Solusinya bapak/ibu guru jangan melupakan materi inti PKn yaitu Pancasila dan mau lebih membaca dan mempelajari lagi materi PKn.” 6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan pada kurikulum yang akan datang? “Jika melihat draft kurikulum 2013 ditakutkan akan menjadi mapel yang disepelekan oleh anak-anak karena muatan tentang civic dan tata negaranya sangat minim, sehingga dibutuhkan kreatifitas oleh bapak/ibu guru dalam menyampaikan materi agar tidak menjenuhkan. Selain itu ditakutkan guru-guru yang tidak memiliki basic PKn tidak bisa menguasai materi civic sebagai ilmu yang disisipkan dalam materi kurikulum 2013.” 7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut? “Saya mengetahui dari media massa dan sosialisasi dari kepala dinas provinsi serta sosialisasi dari dosen UNY pada MGMP.” 8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi utama uji publik tersebut? “Belum pernah, saya hanya sebatas membaca dan mendengar dari kepala dinas dan sosialisasi dosen UNY di MGMP.” 9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
104 kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru? “Kalau melihat dari draft PPKn di kurikulum 2013 sebetulnya materinya hanya Pancasila saja sedangkan civic sangat jauh berkurang. Sehingga secara pribadi saya melihat kok hampir sama dengan PMP dulu namun tidak dibantu dengan pelajaran mengenai Tata Negara. Hal ini ditakutkan akan menjenuhkan siswa karena hanya mempelajari tentang kehidupan sehari-hari walau hal tersebut dirasa juga penting.” 10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas? “Sebenarnya sentralistik boleh tapi jangan mutlak semua dipegang oleh pusat. Sedangkan KTSP kemarin dengan desentralistik dengan tidak adanya buku “babon-nya” malah bapak/ibu guru mengembangkan keilmuan civic tersebut terlalu jauh sehingga materi terkait nilai-nilai Pancasila sangat kecil. Lancar tidaknya desentralisasi tergantung gurunya sendiri, apalagi guru yang bukan basic PKn akan sedikit kewalahan juga dan mungkin juga terjadi salah persepsi dalam penyampaian materi.” 11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang bersifat
desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
105 perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum 2013 yang bersifat sentralistik? “Mungkin karena banyak keluhan dari bapak/ibu guru dalam membuat RPP/mengembangkan KTSP dan itu ditanggapi pemerintah dan kebetulan materi tentang karakter sangat berkurang melihat dari kasus-kasus dimedia massa sehingga perlu diangkat lagi pendidikan karakter dengan sifat sentralistik tersebut.” 12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru? “Kalau sentralistik itu sebetulnya memudahkan jika tidak mutlak sehingga sekolah juga diberikan kebebasan untuk mengembangkan. Selain itu sentralistik juga didukung oleh pemerintah dengan pemerataan pemberian fasilitas yang lengkap untuk pembelajaran seperti LCD dll. Sehingga guru dapat juga memberikan pembelajaran yang variatif.” 13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan? “Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar banyak memuat pendidikan karakter dan pengamalan, sehingga akan menjadi kesulitan jika basic yang dimiliki bapak/ibu guru bukan dari PKn karena tidak menguasai akar keilmuan PKn.” 14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran
106 PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Bisa menjadi tantangan, bisa menjadi beban, artinya bapak/ibu guru yang mengajar PPKn akan terbebani jika tidak bisa mengembangkan metode pembelajaran yang baik karena muatan civic-nya yang sangat kecil. Sehingga ditakutkan akan menyebabkan kejenuhan.” 15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Sejauh yang saya lihat dalam draft kurikulum 2013 sebetulnya untuk pembinaan karakter sudah lumayan dengan diimbangi dengan media yang baik. Serta dibutuhkan kreatifitas dari bapak/ibu guru dalam menyampaikannya.” 16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulanusulan
kompetensi
dasar
dalam
kurikulum
PPKn
tahun
2013
lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut? “Saya takut jika ada muatan politik didalamnya tapi ya semoga tidak, selain itu Pancasila masuk dalam empat pilar saya juga kurang setuju karena Pancasila
107 seharusnya kan sebagai sumber dari berbagai sumber dan merupakan dasar dari ketiga pilar lainya. Sehingga hal tersebut saya kurang setuju.” 17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? “Ya muatanya seperti draft tersebut tapi dengan sentralistiknya tidak mutlak dan menyebabkan mapel PPKn ini sebagai corong pemerintah seperti saat orde baru.” 18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya. Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam tersebut? “Dulu dua jam untuk PMP dan ditambah tata negara waktunya sangat cukup. Tapi untuk sekarang dua jam hanya efektif untuk menyampaikan teori pada anak, sedangkan untuk pengembangan diluar belum tercukupi. Jadi idealnya ya tiga jam.” 19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013? “Guru harus berusaha mencari tahu dan mempelajari dalam mengembangkan kurikulum 2013.” 20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan? “UNAS atau tidak UNAS sebetulnya juga menjadi masalah, bagi siswa dan masyarakat kan kalau tidak diUNASkan akan disepelekan dan kurang wibawa pada mapel PKn sedangkan jika diUNASkan juga akan menambah anggaran pendidikan.”
108
“Karena itu program dari pemerintah harus dilaksanakan dan jika ada kekurangan harus kita perbaiki bersama. Hanya saja kok yang lama itu dianggap jelek terus dirubah total. Sebenarnya KTSP sudah bagus apalagi jika dikombinasikan dengan draft Kurikulum 2013 ini.”
109
HASIL WAWANCARA NARASUMBER Drs. Rudy Yogyantoro SMA N 1 GIRIMULYO Wawancara tanggal 16 Mei 2013 A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini? “Selama saya mengajar ada beberapa perubahan mapel PKn sendiri mulai dari PMP, PPKn hingga PKn pada KTSP sekarang ini. Sebenarnya perkembangannya sudah menuju kearah yang baik dilihat dari ranah knowledge-nya. Mulai dari PMP, PPKn, dan PPKn sendiri sebenarnya perubahannya sudah seperti yang diinginkan oleh para guru.” 2. Menurut
pandangan
Bapak/Ibu
Guru
apakah
kurikulum
PKN
perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu Guru menjadi guru PKn? “Yang namanya kurikulum mesti melihat kondisi masyarakat, sehingga jika ada perubahan itu wajar. PKn yang selama ini sudah ada materinya yang terkait dengan ketatanegaraan sehingga siswa sendiri tidak akan jenuh. Tidak seperti PMP dulu yang lama-lama akan menjenuhkan siswa. Karena saya dulu juga mengajar tatanegara ketika ada perubahan kearah PKn ini malah jamnya yang kurang. Sehingga karena terlalu banyak materi yang diajarkan malah tujuan PKn sendiri belum tercapai secara mendalam.”
110 3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru? “Sekali lagi perubahan kurikulum itu penting terutama perubahan saat itu, seperti misalnya dulu materi tata negara hanya diberikan pada jurusan IPS namun karena ada protes dari jurusan lain sehingga pemerintah menjawabnya dengan perubahan tersebut dengan menggabungkan PMP dan tata negara masuk dalam PPKn dan PKn. Mungkin pemerintah juga ingin menjalankan sila keempat dari Pancasila itu.” 4. Selama
sekitar
tujuh
tahun
yang
lalu
KTSP
berlangsung,
apa
saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru? “Kelebihannya materinya sudah sangat lengkap bahkan terlalu banyak dengan demikian yang seharusnya materi itu bisa dikembangkan lagi tapi malah menjadi kelemahan juga karena bapak/ibu guru tidak akan menembah materi lagi karena nanti akan terbentur dengan jam juga. Selain itu kelemahannya juga terdapat pada materi yang sangat menyebar dan terlalu jauh.” 5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut? “Kendala itu mungkin pada pembelajaran didalam kelas yang kurang efektif terkait terlalu banyaknya materi yang harus dicatat siswa. Untuk itu solusi yang saya ambil dengan membuatkan LKS dan menggunakan Power Point dalam menyampaikan pembelajaran di kelas, walaupun dengan hal itu anak-anak juga
111 masih tetap saja membuat catatan. Selain itu tugas yang terkait dengan internet juga susah untuk diakses karena terkendala dengan akses geografis. Namun sekarang juga untungnya sudah ada internet di sekolah.” 6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan pada kurikulum yang akan datang? “Saya setuju, namun melihat draft yang ada dalam kurikulum 2013 ini malah terlihat berbeda sekali dan timpang. Kurikulum 2013 ranahnya afektif sedangkan 2006 ranahnya kognitif. Sebenarnya kalau itu dipadukan akan semakin baik.” 7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut? “Saya pertama mengetahui dari MGMP dan pengawas sekolah.” 8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi utama uji publik tersebut? “Selama ini belum pernah.” 9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru? “Kalau kembali ke PPKn kelihatannya negara ada ketakutan kalau Pancasila sebagai dasar negara akan luntur. Dan ujung tombaknya adalah guru PKn dengan disisipi pendidikan karakter itu. Sehingga dengan disisipi itu mengejar materi saja
112 sulit apalagi disisipi pendidikan karakter yang kembali melihat pada kualitas input anak sendiri yang tentunya berbeda dengan sekolah unggulan.” 10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas? “Kalau di KTSP kan guru diberi kebebasan guru boleh menambah namun tidak boleh mengurangi sehingga guru merasa enjoy dalam mengembangkan kurikulum sendiri dan tentunya ini akan sangat memudahkan. Tapi karena muatannya yang sudah terlalu banyak sehingga guru-gurupun tidak berani menambah materi karena terkendala berbagai faktor. Seperti waktu dll. Hal ini malah secara tidak langsung sudah menjadi sentralistik lagi. Dan yang jelas desentralisasi bisa berjalan disetiap kelasnya karena jamnya masih dirasa cukup dengan KTSP yang masih sama dengan yang dikeluarkan pemerintah tanpa ditambah oleh guru.” 11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang bersifat
desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum 2013 yang bersifat sentralistik? “Kalau saya melihat berita itu alasan negara mengembalikan kesentralistik adalah melihat kenyataan bahwa mulai terjadi degradasi moral generasi muda, walau sebenarnya tidak bisa juga disalahkan guru PKn-nya.”
113 12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru? “Tentu ada positif dan negatifnya, positifnya dengan sentralistik dari Sabang sampai Merauke akan terjalin kesepahaman, sebab kalau disentralisasinya terlalu luas juga akan menghasilkan bermacam-macam penafsiran. Untuk negatifnya kita masih harus melihat nanti secara prosedural sentralistiknya bagaimana, tergantung apakah kita masih boleh mengembangkan atau tidak.” 13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan? “Kalau dari sentralnya sudah bagus karena muatanya kembali pada kelima sila, namun juga perlu dilihat apakah kita nanti bolah mengembangkan lagi atau tidak. Tapi saya yakin tetap guru bisa mengembangkan lagi kurikulum ini.” 14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
114 “Dengan diberlakukannya di kelas 10 dulu menjadi tantangan tersendiri sebagai jawaban apakah degradasi moral generasi muda ini salah guru PKn dan juga sebagai tolok ukur sejauh mana muatan pendidikan karakter ini bisa dianggap mumpuni dalam membentuk watak generasi muda sekarang.” 15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Sebenarnya materi yang kita lihat ini rata-rata memang karakter. Pengembangan Kompetensi dasarnya saya rasa mengarah ke kewarganegaraan dan KI-nya mengarah ke karakternya. Hal ini biasanya saling terjadi timbal balik jika karakternya baik diharapkan menghasilkan warga negara yang baik. Namun juga perlu adanya contoh yang ditunjukan oleh tayangan-tayangan yang ada ditelevisi. Karena anak sendiri juga sudah bisa menilai apa yang mereka lihat. Jadi apa yang diajarkan guru dimentahkan oleh anak dengan tayangan yang ada ditelevisi.” 16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulanusulan
kompetensi
dasar
dalam
kurikulum
PPKn
tahun
2013
lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut? “Kalaupun ini memang titipan MPR saya yakin MPR pasti punya analisis sendiri tentang munculnya empat pilar. Hanya saja saya berpandangan bahwa kita membicarakan SMA, mestinya untuk pembentukan karakter sejak dari SD. Sehingga semakin tinggi tingkat pemikiran anak maka esensi dari keilmuan PKn sendiri harusnya semakin tinggi.”
115 17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? “Intinya harus ada sentralnya, sebab jika semuanya diserahkan pada guru malah tidak bagus. Seperti katakanlah KTSP itu sudah bagus muatan materinya, hanya saja harus ada patokan utama yang membatasi materi kurikulum itu.” 18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya. Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam tersebut? “Kalau saya melihat KTSP kemarin saya rasa tiga jam cukup, dan untuk draft kurikulum 2013 ini saya rasa juga cukup tiga jam pelajaran.” 19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013? “Sebagai abdi negara ya mau tidak mau harus tetap kita lakukan dengan semangat. Saya tidak pesimis untuk mengajar dengan materi ini. Dan saya yakin negara juga punya visi yang tidak mau diungkapkan.” 20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan? “Prinsipnya itu tergantung dari bagaimana anak mensikapi pelajaran tersebut. Saya biasanya hanya mengingatkan kalau nilai mapel selain UNAS tetap mempengaruhi kelulusan. Kalau diUNASkan pun tidak masalah, kalau materinya juga sudah dikotak jelas seperti draft ini.”
116 “Pandangan saya kalau materinya sudah baik ya pasti hasilnya juga baik. Dan pendidikan karakter ini seharusnya tidak hanya dibebankan pada guru PKn saja. Kembali lagi pada penilaian masing-masing anak. Toh mereka bisa melihat apa yang terjadi disekitar mereka. Jadi saya rasa pendidikan karakter ini seharusnya dikembalikan lagi juga terhadap keluarga masing-masing. Karena kalau keluarganya baik pasti anak juga akan berperilaku baik.”
117
HASIL WAWANCARA NARASUMBER Subayari, S. Pd. (*) dan Drs. Sunarjo Muslim (-) SMA N 1 KALIBAWANG Wawancara tanggal 16 Mei 2013 A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini? (*)“Kurikulumya sendiri sudah berubah-ubah. Materi perubahannya satu sama lain kurang sejalan. Karena menurut saya sebenarnya muatan inti PKn itu moral dan Pancasilanya lebih ditekankan. Tapi akhir-akhir ini kok hanya civic education-nya saja yang ditekankan.” (-)“Jadi kalau PKn itu ada dua sisi seakan-akan. Satu sisi PMP dulu sebagai pendidikan moral dan sisi lainya PKn sekarang sebagai pendidikan politik. Hanya saja sekarang itu muatannya kurang sistematis.” 2. Menurut
pandangan
Bapak/Ibu
Guru
apakah
kurikulum
PKN
perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu Guru menjadi guru PKn? (-)”Ya saya kira perlu diganti. Apabila PKn sebagai pendidikan politik ya harus mengikuti perkembangan politik. Sebenarnaya pada PMP dan PKn sendiri sangat berbeda terkait muatannya mengenai moral. Tapi jika melihat adanya degradasi
118 moral seakan-akan yang disalahkan guru PKn sendiri. Tentu ini yang menyebabkan perubahan itu tidak sesuai dengan tujuan PKn sendiri.” (*)”Jadi kembali kalau sekarang PKn, saya kira perubahan itu tidak masalah jika perubahan itu kearah positif dan ada relevansinya. Kalau terkait dengan moral ini sifatnya sebenarnya ya mengikuti perkembangan tapi dasarnya tetap. Kalau KTSP ini perubahan materinya ini akan membawa kemana Pancasila itu sendiri.” 3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru? (-)“Saya rasa penting. Tapi saya rasa materi PKn sendiri terlalu banyak dan tumpang tindih antara pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaraannya. (*)”Penting sekali, tapi saya menilai dan menyayangkan mengapa pendidikan moral ini hanya dibebankan pada sekolah saja. Padahal ada tripusat pendidikan sendiri yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah harus saling mendukung.” 4. Selama
sekitar
tujuh
tahun
yang
lalu
KTSP
berlangsung,
apa
saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru? (-)“KTSP memang tujuannya baik, tapi pengembangannya menjadri berbeda-beda karena tidak ada “babonnya” sehingga terdapat perbedaan persepsi.” 5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
119 (*)“Kendala yang muncul terkait alokasi waktu antara waktu yang tersedia dengan pengembangan dikelas sangat terbatas. Solusinya perlu adanya penambahan jam tatap mukanya.” 6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan pada kurikulum yang akan datang? (-)“Ya setuju, dengan penambahan jam mengajar dan penyusunan sistematika materi yang jelas.” 7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut? (-)“Dari kepala sekolah secara lisan, media massa dan teman-teman guru.” (*)”Selain itu hanya baru kemarin dari MGMP.” 8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi utama uji publik tersebut? (-)(*)“Belum pernah.” 9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru? (*)“Kalau saya melihat sepintas, saya agak bingung karena materinya yang diulang-ulang. Sehingga saya takutkan akan terjadi kejenuhan pada siswa. Karena saya belum mengetahui yang menjadi pembeda dari tiap-tiap kelas tersebut.”
120 (-)”Kalau kompetensi dasarnya sama secara operasional akan menyulitkan dari segi pengajaran dan kedalaman ilmunya sangat dangkal dan menjenuhkan.” 10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas? (-)“Karena pengetahuan saya sedikit melihat muatan KTSP yang sudah penuh nanti dikhawatirkan tidak akan mencukupi terkait alokasi waktu. 11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang bersifat
desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum 2013 yang bersifat sentralistik? (-)“Sentralistik jika hanya sebatas patokan saja saya tetap setuju dengan itu. Tapi ya tidak mutlak. Penyebabnya mungkin agar tercipta satu pandangan dan pemikiran.” (*)”Harus ada pembakuan yang pokok mengenai pedoman dari pusat, sedangkan untuk pengembangannya tetap diserahkan pada sekolah masing-masing. Saya rasa ini kekhawatiran pemerintah karena rasa kebangsaan yang dipengaruhi globalisasi.” 12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan
121 menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru? (-)“Memudahkan karena harusnya ada patokan pokok dalam pedoman di kurikulum baru ini dari pusat agar tercipta persamaan persepsi dari para guru sendiri. Namun dalam implementasinya dimasing-masing tetap ada kesesuaian dengan kondisi sekolah sehingga sentralistik itu tidak bersifat mutlak.” 13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan? (-)“Jadi barangkali yang ini lebih rasional.” 14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? (-)“Sebenarnya timbulnya pendidikan karakter itu saya melihat pada penegakan hukum yang kurang maksimal. Sehingga yang menjadi kambing hitam malah anak-anak muda.” (*)”Dengan penilaian orang yamg mengatakan kalau reformasi sekarang yang kebablasen saya bisa menerima itu. Kalau ini dibilang tantangan memang
122 tantangan, kalau ini beban memang ini tanggung jawab kami sebagai pendidik untuk membentuk karakter kembali kedasarnya. Tapi tanpa dipahami dari keluarga dan masyarakat ini sulit sekali. Unsur keteladanan ini juga sangat penting.” 15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? (-)“Sebenarnya masih jauh. Satu sisi PKn dan Pendidikan Moral tidak bisa dijangkau secara bersamaan karena perkembangan budaya yang semakin banyak tantangan sehingga karakter tidak bisa hanya dibebankan dengan mapel PKn.” (*)”Dengan kata lain antara satu mapel dengan yang lainnya seharusnya bisa saling mendukung agar akar keilmuan pendidikan karakter itu sendiri tidak kabur.” 16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulanusulan
kompetensi
dasar
dalam
kurikulum
PPKn
tahun
2013
lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut? (-)“Menurut saya hanya kemasan saja tapi muatanya sudah ada sejak dulu pada mapel PKn.” 17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? (-)“Muatanya disaring dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Perlu adanya acuan tersendiri pada tingkat dasar, menengah, dan tingkat atas.”
123 (*)”Materinya itu satu, yaitu dari Pancasila itu sendiri. Serta pengetahuan akan hak dan kewajiban warga negara sendiri.” 18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya. Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam tersebut? (-)“Idealnya tiga jam karena jika emapat terlalu banyak namun jika dua masih kurang.” (*)”Ya idealnya tiga jam.” 19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013? (-)“Ya kita mau tidak mau tetap harus mengikuti. Mau protes juga tidak bisa.” 20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan? (-)“Saya setuju asalkan ada pedoman yang sama dalam pengimplementasian dilapangan.” (*)”UNAS dan tidak hanya satu sarana. Tapi yang lebih penting tujuan dari pendidikan karakter bangsa dalam Pancasila itu bisa dipahami, bisa dihayati, dan bisa diamalkan.”
(-)”Untuk segera disosialisasikan secara matang agar nantinya ada persiapan kita dalam menjalankan kurikulum baru ini.” (*)”Yang jelas harus ada ketegasan dari Kemendikbud terkait sosialisasi berlakunya kurikulum. Sehingga tidak menyebabkan kebingungan dari guru sendiri.
124
HASIL WAWANCARA NARASUMBER Drs. R. Sudarsana SMA N 1 KOKAP Wawancara tanggal 21 Mei 2013 A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini? “Selama ini materinya cukup bagus, lebih ke kognitifnya tidak hanya ke afektifnya.” 2. Menurut
pandangan
Bapak/Ibu
Guru
apakah
kurikulum
PKN
perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu Guru menjadi guru PKn? “Kalau saya itu ndak perlu diubah, cuman disempurnakan. Tapi yang Kurikulum 2013 ini kelihatannya merubah total kurikulum PKn, jadi yang sudah baik itu disempurnakan lagi bukan malah dirubah seperti itu. Alasannya kurikulum sekarang (KTSP) sudah cukup baik, komplit, dsb. Jadi ndak usah dirubah tapi disempurnakan saja. Perubahan terakhir tahun 2006 untuk kewarganegaraannya sudah sesuai, namun perubahan yang sekarang 2013 kan kembali ke PPKn yang dulu yang lebih menitipkan sikap-sikap dengan muatan empat pilar.” 3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
125 Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru? “Tidak begitu penting perubahan itu terjadi, karena muatan yang ada dalam PPKn tahun 1994 dengan KBK tahun 2002 dan KTSP 2006 kurang lebih hampir sama, hanya perbedaan itu terdapat dalam metode pembelajarannya.” 4. Selama
sekitar
tujuh
tahun
yang
lalu
KTSP
berlangsung,
apa
saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru? “Kelebihannya sekolah bisa mengembangkan sesuai dengan kondisi lokal sekolah, sedangkan
kekurangannya
kembali
pada
tiap-tiap
individu
guru
yang
membawakan mapel PKn sendiri, kebanyakan hanya menerima apa yang ada tidak mengembangkan sendiri sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Dengan hanya copy paste dsb.” 5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut? “Kendalanya materi PKn yang ada di KTSP itu cukup berat bagi anak-anak SMA Kokap dan terlalu tinggi jadi kendalanya dalam menyampaikan juga agak berat. Solusi yang diambil kita mencari metode yang anak bisa dengan cepat menerima seperti menggunakan video dan permainan.” 6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan pada kurikulum yang akan datang? “Saya tidak setuju sebenarnya, namun karena sudah keputusan dari pusat yang dibawah tinggal menerima. Karena perubahan kurikulum 2013 sangat dangkal materinya seperti kembali mundur lagi seperti saat PPKn (1994) jadi kognitifnya
126 kurang dan kuat afektifnya. Itupun pengajaran ke anak menjadi agak susah karena pengetahuan afektif anak sudah sangat diketahui oleh anak, serta dari segi keilmuannya yang kurang.” 7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut? “Sudah, pertama dari berita TV, kalau melihat rancangan draft kurikulum pertama dari acara yang diadakan UNY di Hotel Galuh yang membahas mengenai kurikulum 2013.” 8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi utama uji publik tersebut? “Sudah pernah di acara yang diadakan UNY di Hotel Galuh, kita diminta untuk mencermati bersama-sama mengenai rancangan kurikulum PPKn 2013.” 9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru? “Itu kemunduran, materi PMP dan KTSP yang sudah cukup bagus dan komprehensif sekarang kembali hanya berfokus diempat pilar.” 10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam
127 mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas? ”Seharusnya dengan desentralisasi guru mampu membuat produk sendiri sesuai dengan kondisi sekolah namun kebanyakan guru masih belum bisa secara mandiri mengembangkan kurikulum PKn itu. Kebanyakan masih mengandalkan MGMP dan guru lainya. Sehingga desentralisasi tersebut belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan.” 11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang bersifat
desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum 2013 yang bersifat sentralistik? “Dengan sentralistik nanti akan ada kesamaan, tolak ukur yang sama, testing yang sama, kalau yang membuat satu orang kan ada kesamaan. Penyebabnya mungkin terkait dengan pelajaran yang sangat pokok terkait pembentukan karakter bangsa, diharapkan dengan sentralisasi akan ada kesamaan langkah untuk pemrogaman. Dengan sifat sentralistik itu pemerintah bisa mengontrol langsung dengan diarahkan dan dibuat sama, dsb.” 12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru?
128 “Kalau intinya sentralistik itu memudahkan, karena kita sebagai guru hanya tinggal mengajar saja. Tapi itu juga terkadang tidak sesuai dengan kondisi masingmasing sekolah.” 13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan? “Isinya kalau dilaksanakan cukup baik, ini dilihat dari bentuk dan keruntutannya cukup baik. Jadi simpel dan mudah mengena. Namun muatannya masih terlalu bersifat afektif saja, sedangkan kognitifnya sangat kurang.” 14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Ya tantangan bagaimana kita nanti mampu mewujudkannya karena kondisinya memang sudah sangat parah. Kalau dijadikan beban malah akan menjadi masalah. Jadi tantangannya nanti bagaimana anak didik itu karakternya baik, perilakunya baik, toh nanti juga dibantu dari pelajaran lain seperti Pendidikan Agama yang juga mengajarkan kepribadian. Sehingga satu dengan lainya saling terkait dan membantu.”
129 15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Belum, karena itu hanya dari luarnya saja dimana itu hanya muatan karakter yang bersifat afektif sedangkan kognitifnya kurang. Misalnya orang tahu hukum juga harus taat hukum dsb.” 16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulanusulan
kompetensi
dasar
dalam
kurikulum
PPKn
tahun
2013
lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut? “Saya berpikir positif saja memang materi empat pilar itu perlu diajarkan pada anak karena bersifat umum dan tidak menjurus pada kepentingan politik tertentu. Kalau itu bisa diajarkan ya semoga itu menjadi karakter bangsa kita”. 17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? “Muatannya gabungan antara afektif, kognitif, dan psikomotor. Jadi bagaimana anak itu berpengetahuan, bersikap, dan bertingkah laku. Karena sekarang PKn hanya menonjolkan afektif dan kognitifnya saja belum ke psikomotornya. Dimana anak hanya menonjolkan sikap dan pengetahuan tapi perilakunya belum. Misalnya anak tahu menghormati orang tua itu baik tapi kan belum tentu anak itu melaksanakan.” 18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
130 Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam tersebut? “Idealnya tiga jam, karena kalau dua jam kurang tapi empat jam kelebihan. Nanti bisa digunakan untuk diskusi dan bermain peran.” 19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013? “Ya kita melaksanakan karena itu sudah diputuskan ya kita laksanakan dengan modifikasi yang penting itu masih standar minimal dan kita masih bisa mengembangkan.” 20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan? “Saya tidak setuju, karena PKn kan pelajaran sikap jadi nanti ketika di UNAS kan anak belajar bukan karena sikap tapi karena di UNAS kan. Jadi nilainya kelihatan bagus dan dalamnya pelajaran PKn pada anak menjadi bias. Kalau di UNAS kan otomatis hasil pada anak lebih bagus tapi bukan karena anak tertarik pada mapel PKn, tertarik pada nilai-nilai PKn sendiri tapi karena statusnya yang di UNAS kan.” “Harapannya Kurikulum 2013 diberlakukan secara serentak tidak seperti percontohan, ada sekolah yang sudah ada yang belum. Nanti malah terjadi simpang siur. Juga kesediaan buku dan perangkat pembelajaran serta pelatihan guru segera disiapkan oleh pemerintah karena kurikulum baru ini sangat jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya.”
131
HASIL WAWANCARA NARASUMBER Sukaryono, S. Pd SMA N 1 LENDAH Wawancara tanggal 17 Mei 2013 A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini? “Jadi perkembangan yang terakhir ini menjawab kritikan dari masyarakat terhadap munculnya degradasi moral generasi muda. Yang direspon dengan perubahan kurikulum 2013 yang muatannya adalah pendidikan karakter. Hal ini sangat positif untuk menjawab era Globalisasi.” 2. Menurut
pandangan
Bapak/Ibu
Guru
apakah
kurikulum
PKN
perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu Guru menjadi guru PKn? “Kurikulum tentu ada dinamika sehingga perlu adanya perubahan dan penyesuaian dengan perubahan zaman. Tentunya harus direspon dengan perubahan kurikulum dan perlu penekanan pada sisi moral agar substansinya tetap terjaga. Sebenarnya jika substansi PKn sendiri dari ketiga aspek penilaian itu tetap terjaga maka tujan PKn sendiri pasti tujannya akan tercapai.” 3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
132 Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru? “Ya itu memang dilatarbelakangi oleh faktor politis, dimana dulu rezim orde baru yang otoriter mapel PPKn disalahgunakan sebagai alat politik didunia pendidikan. Sehingga terjadi reformasi juga dalam dunia pendidikan. Kekurangan pada kurikulum sebelum reformasi tersebut juga saya rasa ditutup dengan adanya reformasi tersebut.” 4. Selama
sekitar
tujuh
tahun
yang
lalu
KTSP
berlangsung,
apa
saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru? “Kelebihan
KTSP
memberikan
otonomi
yang
luas
pada
guru
dalam
mengembangkan indikator disesuaikan dengan perkembangan peserta didik. Sehingga guru itu tidak merasa terbatasi oleh kurikulum sendiri. Kelemahannya memang masalah alokasi waktu untuk mengembangkan KTSP masih kurang. Karena simulasi dan survey lapangan terkait pembelajaran PKn tidak mencukupi.” 5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut? “Kendala di kelas untuk KTSP kendalanya ada pada keterbatasan sarana dan prasarana. Jadi untuk kaitannya pengembangan materi kurikulum terbentur pada sarana dan prasarana karena sekolah ini termasuk sekolah pinggiran. Sehingga informasi dari internet terkadang sulit diakses. Selain itu informasi dari anak sendiri juga terbatas. Solusinya kami memberikan penugasan untuk diskusi dengan sumber yang ada disekitar kita saja.”
133 6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan pada kurikulum yang akan datang? “Setuju, walaupun kekurangan itu tidak direspon dalam kurikulum 2013 ini. Hal ini juga karena belum ada kejelasan terkait sistem dan model pembelajarannya.” 7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut? “Mengamati dari media massa dan internet sudah banyak, selain itu dari pertemuan MGMP, seminar-seminar juga sudah banyak menyinggung mengenai perubahan kurikulum. Pengawas sekolah juga sudah menginfokan terkait perubahan tersebut namun juga belum mendetail.” 8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi utama uji publik tersebut? “Untuk uji publik dan uji akademik saya sebagai guru belum pernah mendapat undangan.” 9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru? “Sebenarnya yang penting substansinya, jadi PKn itu substansinya kan dimoral. Jadi itu jangan sampai dihilangkan. Dalam muatan kurikulum 2013 ini sebenarnya substansinya tetap Pancasila sebagai dasar negara sehingga dimunculkan lagi.”
134 10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas? “Walaupun bersifat desentralisasi, tapi pemahaman KTSP sendiri dapat dimengerti oleh para guru secara bertahap. Melaui-melaui pelatihan dan sosialisasi dari dinas. Hingga pada akhir-akhir ini guru sudah mulai memahami mengenai KTSP itu sendiri. Dan pengembangan dikelaspun sudah mulai berjalan dengan baik.” 11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang bersifat
desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum 2013 yang bersifat sentralistik? “Sebenarnya perlu dikaji lagi apakah sentralistik itu akan kembali seperti dulu lagi yang otoriter atau tidak. Apakah pas diberlakukan disetiap sekolah. Harusnya tetap ada otonomi terhadap guru untuk mengimplementasikan di kelas. Harapannya perubahan yang terjadi tidak secara fundamental dan secara drastis, sehingga basic pengetahuan yang dimiliki oleh guru tidak akan dikesampingkan.” 12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
135 Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru? “Sebenarnya kita masih menunggu pelatihan-pelatihan untuk pelaksaan kurikulum 2013 karena belum ada gambaran jelas terkait metode pengimplementasiannya. Pada dasarnya sentralistik jika hanya pada garis besar saja tidak masalah. Sedangkan pada implementasinya tetap diserahkan pada tiap satuan pendidikan.” 13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan? “Muatanya menekankan pada sikap dan masih bersifat global artinya belum mendetail. Jadi kendalanya mungkin pada kratifitas guru dituntut mengembangkan metode dalam KBM.” 14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Sebuah tantangan ya, tantangan dimana kretifitas guru sangat dituntut. Tantangan juga untuk siswa sendiri terkait basic pengetahuannya. Jika guru tidak kreatif juga akan menjadi beban tersendiri. Dimana idealisme pendidikan karakter yang akan diajarkan bisa saja dimentahkan dengan contoh-contoh yang ada dimedia massa.”
136 15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Sudah sesuai, hanya saja implementasinya di lapangan mungkin secara bertahap. Dengan adanya forum-forum ilmiah untuk menjembatani para guru yang ada di lapangan yang menemui kendala nanti bisa dicari solusi diforum tersebut. Namun jika muatannya hanya karakter saja nanti akan sangat kurang bagus dari sisi keilmuannya. Karena pendidikan Pancasila itu bukan secara instan dapat terlihat hasilnya tapi sampai sepuluh-duapuluh tahun lagi baru akan terlihat.” 16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulanusulan
kompetensi
dasar
dalam
kurikulum
PPKn
tahun
2013
lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut? “Empat pilar kebangsaan itu sebenarnya sudah dari dulu. Tapi mungkin dulu belum terintegrasi dalam mapel PKn. Tapi sebenarnya empat pilar sudah dipelajari di PKn sejak dulu. Hanya saja istilahnya baru dimunculkan sekarang. Itupun jika tujuannya baik sebenarnya sah-sah saja demi membawa bangsa kearah yang lebih baik. Hanya saja jika sudah diimplementasikan dalam pembelajaran jangan terus menuju pada paket-paket politik tertentu.” 17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? “Penguatan pada sisi nasionalisme dan rasa kebangsaan serta jati diri bangsa. Nilai moral juga menjadi hal yang utama. Pergaulan internnasional juga perlu ditekankan untuk menunjukan karakter bangsa Indonesia kepada dunia luar.”
137 18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya. Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam tersebut? “Tidak hanya dua jam. Seperti dulu ada PMP dan Tata Negara itu sangat bagus alokasi waktunya.” 19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013? “Sebagai seorang guru mau tidak mau harus melaksanakan. Harapannya tetap ada otonomi untuk mengembangkan KI/KD dalam indikator. Sehingga kami merasa tidak terbebani jika sentralistik itu masih fleksibel.” 20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan? “Saya tidak begitu setuju jika diUNASkan. Karena nanti hanya menekankan pada sisi pengetahuan saja. Karena karakter sulit diukur sehingga nanti akan terjerumus pada hapalan-hapalan tanpa adanya implementasi sikap sendiri pada siswa.”
“Harapanya ada pembekalan bagi para guru agar dapat melaksanakan dengan lancar. Karena saya rasa pemberlakuan kurikulum 2013 ini sangat singkat dan tergesa-gesa. Karena kami juga belum sempat membahas dan mempelajari kurikulum tersebut. Karena bagi guru itu juga membutuhkan persiapan.”
138
HASIL WAWANCARA NARASUMBER Drs. Agus Sumboro SMA N 1 PENGASIH Wawancara tanggal 18 Mei 2013 A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini? “Saya mengajar sejak tahun 85 saya amati mapel PKn itu selalu mengalami perubahan disesuaikan dengan perkembangan situasi politik kenegaraan. Dimana dari segi muatannya terbagi dari masa orde baru dan reformasi. Dimulai dari PMP hingga masuk ke PPKn dan PKn dalam KBK dan KTSP pun materinya sangat berbeda.” 2. Menurut
pandangan
Bapak/Ibu
Guru
apakah
kurikulum
PKN
perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu Guru menjadi guru PKn? “Kurikulum PKn memang secara tidak langsung memang harus mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan perkembangan politik negara. Sehingga kebijakannya pada umumnya harus mempertahankan prinsip dasar seperti empat pilar tersebut yang menjadi asasnya. Untuk itu nilai-nilai kebangsaan dan nilainilai dalam Pancasila itu harus tetap melekat walaupun negara kita mengalami perkembangan diera Globalisasi ini. Kurikulum sendiri sebelum tahun 2013 sudah
139 mengenai sasaran dimana pembelajaran pada anak sudah termuat mengenai hak dan kewajiban warga negara.” 3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru? “Menurut saya perubahan sebelum 94 sampai 2006 sangat penting, karena pada masa PMP terlalu menekankan pada nilai moral sehingga pembelajaran mengenai ketatanegaraan, hukum, dan politik sangat kurang. Namun pada KTSP juga malah pendidikan karakternya jauh berkurang.” 4. Selama
sekitar
tujuh
tahun
yang
lalu
KTSP
berlangsung,
apa
saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru? “Kelebihannya pada KTSP memang tiap guru bisa mengembangkan materi dengan bebas jadi guru bisa mengembangkan kreatifitas sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Tapi kelemahannya karena segala sesuatunya bisa diotonomi sekolah maka masing-masing sekolah tidak sama sehingga terjadi perbedaan pandangan dalam hal memahami politik negara serta dalam menanamkan karakter bangsa. Apalagi dengan perbedaan bahan dan cara ajar serta perbedaan dalam penanaman karakter anak akan menghasilkan output siswa yang berbeda-beda pula.” 5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
140 “Kendala di dalam kelas tidak begitu besar, yang penting kalau kami berpegang pada silabus dan dikembangkan melalui RPP. Tapi untuk mengatasi perbedaan persepsi
sendiri
dari
masing-masing
guru
kami
mungkin
akan
mengkomunikasikan dalam MGMP terkait pengembangan materi-materi dasar dan pengayaan.” 6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan pada kurikulum yang akan datang? “Sangat setuju apalagi muatan kurikulum 2013 menuntut para guru untuk semakin kreatif dalam melakukan metode pembelajaran sehingga pembelajaran di kelas tidak monoton dan membosankan.” 7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut? “Saya pertama mengetahui dari teman-teman dan dari televisi. Untuk muatannya saya hanya mendengar dari dinas, tapi sosialisasi dan pengarahan secara resmi bagaimana teknisnya sama sekali belum ada pemberitahuan.” 8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi utama uji publik tersebut? “Belum, di MGMP pun belum ada sosialisasi dan pemberitahuan. Namun dari filsafat UGM akan ada kajian tentang Pancasila.” 9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn
141 kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru? “Mungkin untuk menghadapi perkembangan zaman, disintegrasi bangsa, dan degradasi moral generasi muda memang perlu adanya PPKn dulu. Jadi perlu adanya penanaman moral mengenai empat pilar itu. Karena sejak KTSP mapel PKn itu agak dikesampingkan karena anak-anak hanya mengejar meteri palajaran yang diUNASkan saja. Sehingga perlu dituntut adanya penanaman karakter pada generasi muda mengenai Pancasila dan kenegaraan.” 10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas? “Desentralistik menyebabkan guru dalam menekankan materi pelajaran satu guru dengan lainnya berbeda. Sehingga menyebabkan perbedaan persepsi dari setiap guru dan materi pendidikan karakter sendiri malah sangat sedikit. Desentralisasi sendiri dapat terlaksana dengan baik karena bapak/ibu guru dibebaskan mengembangkan dan mencari materi seluas-luasnya, hanya saja yang menjadi kendala adalah perbedaan persepsi setiap guru terkadang menyebabkan materi yang diberikan tidak sesuai dengan mapel PKn sendiri.” 11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang bersifat
desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
142 perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum 2013 yang bersifat sentralistik? “Saya setuju karena nantinya akan terjadi kesepahaman/satu pandangan antara bapak ibu guru terkait materi yang diberikan dan cara mengembangkannya di kelas. Sehingga diharapkan akan jelas terlihat dalam pencapaian tujuan dari PKn sendiri dan output yang dihasilkan juga sesuai dengan yang diinginkan. Menurut saya penyebab kembali ke sentralistik karena pemerintah juga ingin mengontrol bagaimana perkembangan pendidikan di negara ini. Dan agar tercipta persamaan pemikiran dalam implementasinya di kelas.” 12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru? “Pemahaman saya tinggal bagaimana gurunya, secara logikanya pada dasarnya dalam pendidikan guru tetap diberikan kemerdekaan untuk berpikir dan mendidik. Sentralistik dalam hal mengenai materi, tujuan secara umum seperti silabus dan SK/KD, serta buku acuan yang sama. Tapi guru juga saya pikir tetap diberi keleluasaan dalam mengembangkan materi selama tidak jauh menyimpang dari batasan yang ada. Saya pikir ini tujuannya agar terdapat satu pandangan pada setiap guru.” 13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan?
143 “Sudah bagus namun ada pertanyaan dari saya yang muncul kenapa seperti kembali ke PMP dulu? Dan muatan Kompetensi Intinya yang sama kenapa dibuat sama apakah tidak akan menyebabkan kejenuhan dalam diri siswa karena kan pemikiran anak juga semakin berkembang?” 14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Saya kira memang perlu pemerintah itu memasukan pendidikan karakter melihat masalah yang muncul diluar sana seperti yang dapat dilihat dalam media massa. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri dimana guru dituntut bisa menjelaskan dan memberi contoh terkait sikap-sikap yang sering mereka lihat dimedia massa.” 15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Sudah cukup sesuai dan bagus karena mencakup emapt pilar dan pendidikan moral sendiri, sehingga sudah bagus untuk menjawab tantangan zaman walaupun nanti kekurangan pasti ada kan bisa dilakukan perbaikan-perbaikan.” 16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulan-
144 usulan
kompetensi
dasar
dalam
kurikulum
PPKn
tahun
2013
lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut? “Saya masih khusnudzan, memang orang boleh berpendapat kalau ada muatan politik didalamnya. Tapi secara logika kita sebagai negara berdiri empat pilar itu memang harus dipegang dengan kuat sebagai karakter bangsa, apalagi perkembangan zaman yang semakin menunjukan disintegrasi bangsa. Sehingga perlu adanya pegangan mengenai karakter bangsa sendiri yaitu empat pilar tersebut.” 17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? “Kurikulumnya harus memuat mengenai penanaman moral dan karakter bangsa, disisi lain tidak lepas juga dari pendidikan ketatanegaraan, hukum, politik, dan HAM.” 18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya. Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam tersebut? “Melihat meteri dari draft Kurikulum 2013 saya rasa dua jam sudah cukup, tentunya pembuat kebijakan juga sudah memperhitungkan mengenai jam mengajar tersebut. Mungkin juga hal itu disesuaikan dengan pemikiran anak yang semakin berkembang, sehingga mungkin penanaman moral itu lebih banyak pada kelas yang lebih rendah.” 19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013?
145 “Itu untuk guru lebih berat, berat bukan berarti dalam penguasaan materi tapi berat dalam beban mental dimana guru juga harus bisa menjadi contoh dan panutan sebagai orang yang mengajarkan pendidikan moral.” 20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan? “Sangat setuju, supaya siswa itu punya rasa perhatian dan kesadaran untuk tahu dan menjalankan empat pilar sendiri dan muatan-muatan lainya dalam mapel PKn.”
“Harapan saya semoga tujuan PPKn sendiri sesuai dengan tujuannya sendiri dimana ingin meningkatkan penanaman nilai-nilai karakter bangsa, nilai-nilai semangat kebangsaan, cinta tanah air, persatuan dan kesatuan, Pancasila, UUD 45 akan lebih mengena dengan diberlakukan Kurikulum tahun 2013 ini. Selain itu penataran dan pelatihan untuk guru-guru PKn sendiri kembali diadakan untuk lebih memperdalam keilmuan PKn sendiri bagi para guru.”
146
HASIL WAWANCARA NARASUMBER Nurjanah, S. I. P SMA N 1 SAMIGALUH Wawancara tanggal 23 Mei 2013 A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini? “Untuk kurikulum PKn perkembangannya sudah semakin membaik dan lengkap. Tapi untuk yang 2013 dari draft yang kemarin lebih lengkap yang KTSP.” 2. Menurut
pandangan
Bapak/Ibu
Guru
apakah
kurikulum
PKN
perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu Guru menjadi guru PKn? “Bukan diganti, tapi seperti kalau ada perubahan kita harus mengikuti dan misalnya kalau tuntutannya kita harus menguasai IT seharusnya SDM guru sendiri harus bisa mengikuti. Kalau alasan untuk pergantian sendiri mungkin untuk menyesuaikan perkembengan zaman. Secara keilmuan sudah sesuai dengan tujuan PKn tentang cakupannya. Namun dalam implementasinya dilapangan terkendala pada daerah geografis sekolah. Karena letak sekolah sendiri yang jauh dari instansi pemerintah (pengadilan negeri, dll) sehingga contoh pembelajaran di kelas hanya menggunakan miniatur dan informasi dari internet.” 3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
147 Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru? “Secara pribadi bagi saya ada hal yang secara garis besar dihilangkan tapi ada juga yang penting dan harus tetap ditekankan seperti butir-butir Pancasila, akan tetapi penerapannya yang kadang masih kurang. Misalnya Sila pertama ada toleransi, sila kedua ada budi pekerti, dst itu tinggal penerapannya sedangkan untuk kelengkapannya sudah cukup. Karena siswa sekarang malah mengejar materi saja, ibaratnya yang dikejar hanya nilai bagus saja tanpa menerapkannya dikehidupan sehari-hari.” 4. Selama
sekitar
tujuh
tahun
yang
lalu
KTSP
berlangsung,
apa
saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru? “Relatif kalau kekurangan dan kelebihan, karena perubahan dan penerapan kurikulukum dalam kelas guru bisa menyesuaikan dengan keadaan sekolah. Apalagi perubahan itu memang sesuai dengan perkembangan zaman.” 5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut? “Kalau disini terkendala pada letak geografis dan sarana dan prasarana, tapi kemudian saya juga melihat meskipun kita berada di pedesaan tapi kita juga mengikuti MGMP yang ada di kota kemudian melakukan kunjungan ke SMK (karena latar belakang saya SMK ya) kemudian kita juga membuat miniatur serta media yang lain dan pembelajaran yang tidak terpaku hanya di dalam kelas/pembelajaran outdoor sehingga anak-anak juga tertarik pada mapel PKn sendiri. Lalu dari kurikulum yang ada, kami malah mengidekan pembelajaran PKn
148 dilakukan dengan kegiatan outbond yang sampai sekarang masih digodhog terkait sistematika pelaksanaannya. Dan mungkin benar juga kalau pembelajaran PKn itu tinggal SDM atau personal-nya bagaimana cara membawakannya.” 6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan pada kurikulum yang akan datang? “Sangat setuju, karena semua menuju pada perbaikan dan menuju pada hal yang baik tapi intinya yang kemarin jangan seluruhnya ditinggalkan.” 7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut? “Sudah, dari wacana media massa, internet, MGMP, dan sosialisasi dari pengawas.” 8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi utama uji publik tersebut? “Uji Publik saya mengambil peran melalui internet dengan memberikan usulanusulan terkait muatannya melalui beberapa situs resmi. Untuk uji akademiknya belum pernah.” 9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru?
149 “Melihat dari waktu jika perubahan itu diperlukan dalam artian tidak total tapi bersifat melengkapi itu tidak masalah. Tapi kembali lagi pada prosedur tingkat pusat mungkin kalau ada istilah ganti menteri ganti kurikulum tapi kalau itu memang baik dan tidak menghilangakan hal yang hakiki seperti kurikulum kemarin yang sudah kami anggap lengkap jangan serta merta dihilangkan seluruhnya.” 10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas? “Dibebaskanpun aktualisasi kami juga tidak begitu besar, dalam praktek kita juga mengembangkan alternatif sendiri yang tidak melompat dari acuan. Kalau untuk saya dan MGMP di Kabupaten desentralisasi tersebut sudah dijalankan dengan baik dan satu sama lain saling memacu.” 11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang bersifat
desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum 2013 yang bersifat sentralistik? “Sebenarnya kalau dibandingkan enak dan tidaknya tentu enak yang desentralisasi karena kita diberikan kebebasan untuk mengembangkan. Takutnya ini akan kembali pada rezim orde baru, tapi kan tidak seluruhnya rezim orde baru tersebut
150 juga negatif tapi mungkin bisa digabungkan dari yang positif itu dengan kurikulum kemarin yang sudah lengkap. Namun jika terkait dengan politik saya tidak bisa bicara banyak.” 12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru? “Belum ada gambaran sama sekali.” 13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan? “Menurut saya seperti kembali pada zaman P4 dan bayangan kita KTSP kemarin yang sudah lengkap dan bagus untuk yang 2013 kita malah belum ada gambaran secara utuh mengenai materinya, apakah nanti akan mengerucut atau bagaimana kita belum tahu.” 14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
151 “Menjadi tantangan tersendiri, tapi yang diutamakan implementasi pada anakanak. Tapi alangkah baik menurut saya jika digabungkan saja dengan kurikulum KTSP, jadi materinya sudah lengkap tinggal implementasinya. Karena untuk afektifnya kurikulum yang sekarang sudah bagus.” 15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Secara tertulis idealnya ya seperti itu tapi kembali lagi ke palaksanaan, secara praktek ya kembali kepersonal meskipun secara teori mereka sudah fasih.” 16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulanusulan
kompetensi
dasar
dalam
kurikulum
PPKn
tahun
2013
lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut? “Untuk saat ini saya belum mengkritisi sejauh kepentingan politik yang ada dibalik hal tersebut. Kembali lagi seandainya itu titipan semoga itu imbasnya juga baik pada siswa dalam artian ibaratnya untuk revolusi kita kan tidak harus menunggu 2014 harapanya dapat mewujudkan generasi yang baru.” 17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? “Bahwa yang ada dalam KTSP ini sudah bagus kemudian digabung dengan yang baru yang cenderung pada implementasi atau penerapannya. Ditambah juga kreatifitas guru yang semakin ditingkatkan juga.” 18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya.
152 Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam tersebut? “Sudah cukup, tapi hanya penyampaian materi saja sedangkan untuk kegiatan diluar penyampaian tersebut seperti praktek dll waktu tersebut masih kurang.” 19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013? “Intinya mengikuti aliran air saja sampai adanya sosialisasi dan bimbingan teknik.” 20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan? “Saya malah tidak bisa membayangkan kalau PKn itu di UNAS kan, tapi itu mungkin tantangan tersendiri. Tapi kalau menurut saya pribadi tidak perlu di UNAS kan karena anak nanti orientasinya hanya kenilai saja sedangkan perilakunya sendiri tidak terjamin.” “Sebenarnya itu suatu keputusan yang mendadak ya, tapi kita juga tetap harus mengikuti. Tapi karena yang menjalankan pertama adalah sekolah yang mantan RSBI ya mungkin sedikit membantu kami dalam mempelajari kurikulum baru tersebut.”
153
HASIL WAWANCARA NARASUMBER Indarti Budi Cahyani, S. Pd. SMA N 1 SENTOLO Wawancara tanggal 22 Mei 2013 A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini? “Ya pokoknya dari dulu kurikulum PKn kelihatanya yang pertama menyulitkan guru karena sering berganti-ganti, kedua sumber belajarnya jadi banyak yang tidak bermanfaat, untuk siswanya akhirnya juga menjadi korban karena gurunya juga menjadi tidak siap.” 2. Menurut
pandangan
Bapak/Ibu
Guru
apakah
kurikulum
PKN
perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu Guru menjadi guru PKn? “Tidak perlu dirubah hanya perlu direvisi, dikurangi muatan-muatanya yang tidak berbau PKn karena saya melihat materi kurikulum terakhir malah terlalu banyak. Untuk KTSP muatannya sudah sangat lengkap terkait dengan tujuan PKn sebagai pembentuk warga negara yang sadar akan hak dan kewajiban. Dimana didalamnya juga termuat materi mengenai HAM dan hak-hak dan kewajiban warga negara sendiri.” 3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum
154 Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru? “Penting, karena PPKn masih terkesan merupakan indoktrinasi pemerintah sehingga untuk KTSP sebagai hasil reformasi sudah sesuai dari muatan materinya malah terlalu banyak.” 4. Selama
sekitar
tujuh
tahun
yang
lalu
KTSP
berlangsung,
apa
saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru? “Kelebihannya karena materinya padat sehingga penjabaran soalnya mudah. Materinya sendiri sudah cukup komplit untuk materi civic sendiri. Kelemahannya jika kita melihat SKL ada materi yang dipaksa masuk walau tidak sesuai dengan SKL.” 5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut? “Dengan materi yang padat sekarang jarang ada anak yang dengan sadar rajin belajar sehingga banyak melakukan remidi. Selain itu terkait alokasi waktu yang tidak cukup. Solusinya saya membuuat modul dan memberikan penugasanpenugasan dirumah.” 6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan pada kurikulum yang akan datang? “Kalau disempurnakan setuju, tapi kalau dirubah jika melihat draft itu materinya malah sangat miskin PKn nya. Untuk KI dan KD juga semua kelas sama sehingga dituntut kreatifitas dari guru dalam menyampaiakan sehingga tidak terjadi kejenuhan.”
155 7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut? “Sudah tahu, pertama dulu ada undangan workshop dari UNY di Hotel Galuh mengenai draft awal kurikulum dan dilanjutkan di UNY sendiri untuk penyusunan petisi Jakarta. Selain itu juga sudah banyak yang membicarakan. Sedangkan dari dinas sendiri belum ada.” 8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi utama uji publik tersebut? “Hanya yang dari Hotel Galuh yang diadakan UNY.” 9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru? “Kalau bicara suka tidak suka kami hanya bisa pasrah, kalau untuk muatanya mungkin menyulitkan dalam penyampaian dan pengembangan di kelas karena muatanya yang sama ditiap kelasnya.” 10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan
156 pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas? “Pokoknya sedikit banyak sudah berjalan melalui MGMP Provinsi dan Kabupaten yang mengevaluasi untuk pembuatan Silabus dll. Tapi tidak keluar dari aturan pusat.” 11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang bersifat
desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum 2013 yang bersifat sentralistik? “Semakin kelihatan kalau perubahan ini dipolitisir oleh rezim tertentu, bahkan nanti RPP pun dibuatkan sehingga sangat aneh kalau RPP pun dibuatkan sehingga sangat kelihatan kalau ada proyek dibalik kebijakan ini. Penyebabnya mungkin sudah perhitungannya dengan proyek dan politisasi pemerintah terkait kurikulum 2013.” 12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru? “Kalau RPP saja dibuatkan berarti sama saja guru dimandulkan, karena mau tidak mau guru dipaksa untuk sesuai dengan RPP tersebut. Sehingga akan menyulitkan.”
157 13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan? “Karena muatan KI dan KD nya sama sehingga dibutuhkan kreatifitas dari guru sendiri untuk menyampaikan materinya. Namun jika dibandingkan dengan KTSP muatannya sangat dangkal karena ilmu tentang kewarganegaraannya sangat jauh berkurang.” 14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Kalau pemerintah bilang pendidikan karakter sekarang itu sama saja dengan omong kosong saja karena sebenarnya pendidikan karakter itu sudah dimasukan dari kurikulum yang kemarin namun juga tidak dijalankan secara maksimal.” 15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Muatannya sudah bagus tapi penerapannya dari pemerintah sendiri tidak konsisten.”
158 16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulanusulan
kompetensi
dasar
dalam
kurikulum
PPKn
tahun
2013
lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut? “Saya juga tidak setuju sejak awal karena Pancasila saja sudah sejajar dengan pilar-pilar lainya.” 17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? “Yang ideal siswa harus tahu akan hak dan kewajibannya sehingga siswa nanti akan mencintai tanah airnya. Sedangkan muatan fundamental yang ada di KTSP tentang kewarganegaraan jangan ditinggalkan.” 18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya. Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam tersebut? “Dari yang kemarin sangat kurang, idealnya tiga jam. 19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013? “Sebisa mungkin memahami materi dan muatan yang ada dan menjalankan sesuai dengan yang diberlakukan.” 20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan?
159 “Kalau di UNAS kan materinya harus cukup padat dan materi pokoknya harus sama, kalau di UNAS kan saya kira dulu juga pernah di UNAS kan sehingga tanggung jawab, keseriusan, dan kehati-hatian guru dalam mengajar juga meningkat/ditingkatkan.” “Harapannya kalau memang sudah positif berlaku jangan sampai ada kekeliruan yang mendasar dan buku-buku pendukungnya jangan asal-asalan sehingga nanti tidak merugikan semua pihak.” Lanjutan wawancara 7 September 2013 1. Bagaimana tanggapan ibu setelah melaksanakan Kurikulum 2013 ini? “Yang jelas karena segala sesuatunya belum siap dan kita hanya dibekali silabus dan hanya sampai KI dan KD. Kemarin ada buku dari Yudhistira itu juga berbeda dengan workshop yang kita terima. Dan teman-teman dari MGMP juga masih meraba-raba terkait materi yang akan diajarkan di kelas.” 2. Bagaimana instruksi dari dinas sendiri terkait pelaksaan Kurikulum 2013 selain dari tiga mapel yang sudah tersedia buku ajarnya? “Karena kemarin instruksinya yang melaksanakan Kurikulum 2013 itu adalah sekolah yang bekas RSBI dan yang terakreditasi A maka kita juga diwajibkan melaksanakannya pada semua mata pelajaran.” 3. Adakah diklat dari dinas sebelum tahubn ajaran baru ini mulai berjalan? “Untuk PKn belum.” 4. Bagaimana ibu menentukan materi terkait KI dan KD yang akan diajarkan? “Ya kami mempelajari KI dan KD tersebut lalu sambil meraba-raba materi yang akan diajarkan. Selain itu materi yang kemarin sama dengan yang ada di KTSP juga sedikit banyak membantu dalam pembelajaran di kelas. Seperti misalnya materi tantang HAM.” 5. Kesulitan apa yang terjadi dalam pembelajaran di kelas sendiri bu? “Yang jelas terkait buku sumber untuk siswa sendiri yang belum ada, sehingga nanti anak-anak akan lama dalam mempelajari materi dan tentu tidak efektif. Kemudian untuk penilaian sendiri akan terjadi kesulitan pada penilaian psikomotor-nya.”
160
HASIL WAWANCARA NARASUMBER Susanto, B. A. SMA N 1 TEMON Wawancara tanggal 15 Mei 2013 A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini? “Perkembangannya sudah bagus tapi dilapangan sulit diterapkan karena contohcontoh/teladan dilapangan tidak cocok dengan kondisi yang ada.” 2. Menurut
pandangan
Bapak/Ibu
Guru
apakah
kurikulum
PKN
perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu Guru menjadi guru PKn? “Bisa, disesuaikan dengan perkembangan zaman dan pemimpin yang ada diatas seharusnya memberi contoh pada rakyat yang ada dibawah. Perubahan-perubahan yang terjadi sudah sesuai dengan tujuan PKn sendiri dan sesuai dengan tuntutan zaman.” 3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru? “Sebenarnya dengan P4 itu sudah baik, namun perubahan sekarang itu malah bertolak belakang dengan keadaan yang ada.”
161 4. Selama
sekitar
tujuh
tahun
yang
lalu
KTSP
berlangsung,
apa
saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru? “Menurut saya pribadi KTSP adalah kurikulum yang paling baik, sementara kita baru mau mapan malah akan dirubah lagi dikurikulum 2013 ini. Kurikulum 2013 terlalu dangkal. Karena tidak ada pembeda pada muatannya ditiap kelas.” 5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut? “Kendala yang muncul adalah kenyatan yang tidak sama di sekolah dengan kehidupan dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sehingga guru sulit dalam memaparkan di dalam kelas. Untuk itu penegakan hukum harus benarbenar ditegakan, agar terjadi persamaan derajat.” 6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan pada kurikulum yang akan datang? “Setuju.” 7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut? “Sudah mengetahui pertama informasi dari kepala sekolah dan MGMP. 8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi utama uji publik tersebut? “Belum.”
162 9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru? “Saya mengamati ganti menteri ganti kebijakan jadi rasanya menteri kalau tidak membuat kebijakan baru menjadi kurang populer. Namun melah mengorbankan guru yang ada dilapangan. Muatan yang ada dikurikulum 2013 ini agak mengambang tidak ada ketegasan karena menurut saya yang terbaik KTSP karena tidak ada materi terkait kehidupan berbangsa dan bernegara.” 10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas? “Desentralisasi tersebut sangat memudahkan kami sebagai guru. Terutama dalam pengembangan kami di dalam kelas. Desentralisasi pada KTSP bisa terlaksana dengan lancar karena kami guru diberi keleluasaan dalam menyampaikan materi tentunya disesuaikan dengan dinamika yang ada dalam masyarakat.” 11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang bersifat
desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
163 perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum 2013 yang bersifat sentralistik? “Guru tidak diberikan otoritas yang luas sehingga ini mengekang guru. Semoga kedepannya
ada
evaluasi
sehingga
guru
juga
diberikan
kebebasan
mengembangkan mungkin lewat MGMP. Sebabnya mungkin karena pemerintah ingin dihargai dari segi kebijakan mereka sendiri.” 12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru? “Saya rasa akan menyulitkan di lapangan, namun karena saya menjelang pensiun jadi saya serahkan pada penerusnya nanti bagaimana.” 13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan? “Masih terlalu mengambang dan dangkal. Dimana tidak ada materi mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara.” 14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal
164 tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Ya karakter itu sebenarnya itu sebenarnya tidak perlu diajarkan tapi perlu adanya keteladanan baik dalam kultur sekolah ataupun kultur masyarakat yang sesuai dengan harapan kita. Perlu adanya perlindungan negara yang mensejahterakan dan peranserta warga masyarakat dalam pembentukan karakter generasi muda.” 15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Kalau teorinya bagus, tapi harus ada keteladanan dari elit sendiri.” 16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulanusulan
kompetensi
dasar
dalam
kurikulum
PPKn
tahun
2013
lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut? “Kalau orang Indonesia itu sendiri bisa memahami ya Insyaallah bisa baik. Tapi kadang kala orang itu perlu kebebasan juga untuk melaksanakannya.” 17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? “Idealnya mengacu pada penegasan kognitif pada aturan-aturan/empat pilar kebangsaan itu sendiri.” 18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya. Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam tersebut?
165 “Kurang idealnya itu mungkin terkait sertifikasi, kalau menurut saya ya dua jam saja cukup.” 19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013? “Selalu mengingatkan siswa agar lebih taat dalam beragama.” 20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan? “Karena dilapangan macam-macam jadi kalau di UNAS kan akan terjadi banyak kendala, ya sudah cukup ujian sekolah saja dimana ada ketegasan yang dapat kita ikuti.” “Harapan kami guru-guru itu diberikan penataran dan pelatihan agar penerapannya di sekolah tidak berbeda-beda dan dapat berjalan secara lancar dan serentak.”
166
HASIL WAWANCARA NARASUMBER Dra. Lestari Asih Pratiwi SMA N 1 WATES Wawancara tanggal 14 Mei 2013 A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini? “Jadi yang saya alami kan dari kurikulum 94 yang dulu masih persila-sila itu, lalu masuk kurikulum 2004 yang sudah masuk ke materi yang sesuai dengan yang didapat dibangku kuliah. Untuk yang sekarang sudah sesuai dengan yang didapat dibangku kuliah. Berbedaan itu mungkin dibagi sebelum reformasi dan sesudah reformasi.” 2. Menurut
pandangan
Bapak/Ibu
Guru
apakah
kurikulum
PKN
perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu Guru menjadi guru PKn? “Kalau saya rasa untuk KTSP sendiri malah sudah sesuai dengan untuk pembelajaran karena materinya untuk ketiga kelas sudah sangat terperinci. Tapi malah yang 2013 sepertinya terlalu bertitik pada empat pilar kebangsaan.” 3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru?
167 “Saya rasa kalau melihat kenyataan dilapangan materi yang ada sudah seuai dan memuat materi yang penting. Namun penataan materinya sendiri saya rasa kurang sistematis dan banyak terjadi overlaping, materi dalam tiga kelas masih banyak yang diulang-ulang dan tidak terjadi kesinambungan antara suatu pokok bahasan tertentu.” 4. Selama
sekitar
tujuh
tahun
yang
lalu
KTSP
berlangsung,
apa
saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru? “Saya rasa tidak ada masalah karena semua sistem itu ada kelebihan dan kelemahannya. Kekurangannya mungkin seperti tadi terjadi pada sistematika materinya sendiri, sedangkan kelebihannya materinya sendiri sudah sesuai dengan perkembangan zaman.” 5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut? “Kendala yang muncul terkait waktu dan tempat/lokasi saat studi lapangan keluar sekolah seperti kunjungan ke Pengadilan, DPRD, dll. Solusi yang diambil mungkin dengan berkomunikasi dengan guru lain terkait pertukaran jam mengajar atau dengan mengundang narasumber secara langsung untuk datang kesekolah.” 6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan pada kurikulum yang akan datang? “Saya setuju, hanya saja sistematika muatan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ditata yang sistematis. Sekarang ini saya rasa masih terlalu diulang-ulang dan diputar-putar. Takutnya pemahaman anak sendiri menjadi tidak sistematis antara materi tiap kelasnya. Karena saya rasa esensi materinya hampir sama.”
168 7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut? “Sudah tahu, selain informasi dari media massa dan MGMP saya juga mengetahui dari uji publik di Hotel Galuh yang diadakan oleh UNY.” 8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi utama uji publik tersebut? “Pernah di Hotel Galuh yang mengadakan UNY. Poinnya adalah kajian mengenai draft awal Kurikulum tahun 2013 mapel PPKn.” 9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru? “Dengan materi pada draft inipun saya juga setuju hanya memang sekali banyak faktor yang mempengaruhi ketercapaiannya. Bagaimana nanti kita menyusun materi dalam pembelajaran agar sistematis, dan selain itu yang penting juga faktor peran gurunya masing-masing dalam menyampaikan pembelajaran. Kalaupun dari esensinya sendiri saya rasa keilmuan tata negara sendiri tidak ditinggalkan pada draft ini. Seperti ini mengenai bentuk kedaulatan, hubungan struktural pemerintah pusat dan daerah ini malah kemarin tidak ada. Saya rasa ini materi yang sangat bagus. Dengan begitu anak nanti bisa menggali potensi daerah masing-masing. Dan anak-anak akan lebih tahu tentang ketata negaraan kita mulai dari dusun
169 sampai pusat. Nanti anak-anak bisa terjun langsung kemasyarakat dan belajar langsung mengenai pemerintahan daerah.” 10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas? “Saya rasa untuk desentralisasi sendiri untuk pengembangannya tidak sulit. Karena sudah banyak contoh yang bisa dilihat dimedia massa. Sehingga anakanak mudah juga menemukan masalah yang terkait dengan materi.” 11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang bersifat
desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum 2013 yang bersifat sentralistik? “Saya rasa banyak faktor yang menyebabkan hal itu, seperti penyimpanganpenyimpangan, tapi kadang juga ada muatan politis juga. Tapi kembali lagi pada karakter teladan atau tokoh panutan yang sering dilihat dimedia massa itu juga sedikit banyak mempengaruhi karakter anak.” 12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu
170 Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru? “Saya rasa masalah pengembangan materi itu kan tetap otonomi guru, walaupun nanti ada panduan dari pusat, sejauh itu tidak menyimpang dan disesuaikan dengan potensi anak didik saya rasa tidak masalah.” 13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan? “Saya menyoroti sistematika muatan KI dan KD yang masih diulang-ulang dari kelas 10-12. Kemudian ada beberapa KD yang bisa dijadikan satu dan dijabarkan dalam beberapa indikator. Lalu KD yang membandinkan budaya politik diberbagai negara, disini saya menilai seharusnya ini berfokus pada bagaimana kita membangun budaya politik di negara kita sendiri lalu sampai pada perkembangan budaya politik di negara kita. Ini nanti kan tujuannya membentuk budaya politik anak yang partisipan. Lalu untuk budaya demokrasi juga sudah cukup di kelas 10 tidak perlu diulang lagi di kelas 12.” 14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri?
171 “Ini akan menjadi tantangan dan motivasi dalam pembentukan karakter anak, tapi kendalanya juga saat anak melihat televisi banyak contoh-contoh yang sangat kontradiktif dalam pendidikan karakter sendiri. Tentunya anak-anak kan juga bisa menilai dari tontonan tersebut apalagi jika solusinya yang ada juga tidak sesuai dengan rasa keadilan ini tentunya juga kadang mengendorkan semangat bapak/ibu guru khususnya guru PKn dalam mengajarkan pendidikan karakter ini.” 15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Sudah, jadi ini dari bagaimana warga negara ini nantinya akan mengetahui akan hak dan kewajibannya secara keseluruhan sudah tercakup dalam draft kurikulum ini. Namun terkait keadilan sosial yang kaitanya dengan kesejahteraan masyarakat belum tercover.” 16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulanusulan
kompetensi
dasar
dalam
kurikulum
PPKn
tahun
2013
lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut? “Saya rasa sejauh itu untuk kepentingan kemajuan negara dan sasaran pendidikan karakter akan tercapai saya rasa tidak ada masalah.” 17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? “Saya rasa draft ini ideal sekali karena ini juga menuntut siswa dan bapak ibu guru untuk selalu up to date dalam mengikuti perkembangan yang terjadi dalam perkembangan negara kita sendiri.”
172 18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya. Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam tersebut? “Menurut saya karena ini mapel fak sosial dengan materi yang banyak juga sehingga setidaknya ini disejajarkan dengan sosiologi sehingga idealnya saya rasa empat jam baru mencukupi idealnya materi ini bisa disampaikan.” 19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013? “Saya berupaya untuk menyesuaikan kebijakan dari pemerintah, kalau memang kebijakan itu sudah digodhok oleh pemegang kekuasaan dan nanti orientasinya pembentukan karakter anak itu nanti saya menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah.” 20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan? “Untuk masa transisi sekarang saya belum setuju, karena belum ada kesamaan persepsi dan pandangan dari para guru sendiri, anak juga sudah siap dan karakternya terbentuk dengan model seperti ini baru siap di UNAS kan.” “Harapan saya pembagian KD nya bisa sistematis dan seimbang disetiap kelasnya. Karena pengalaman dari KTSP kemarin materi itu sangat padat di kelas 10, sehingga kendalanya terjadi pada jam mengajar.” Wawancara lanjutan 7 September 2013 1. Bagaimana pendapat ibu setelah kurikulum 2013 ini mulai dilaksanakan dalam tahun ajaran baru ini?
173 “Ini karena berhubung sarana dan prasarana khususnya bukunya belum datang jadi kami harus menggali sendiri untuk penyusunan RPP dan materi. Kita menggali dari tugas-tugas siswa dan kita analisa jadi tugas tersebut bisa menjadi sumber riil sebagai pedoman pembelajaran.” 2. Adakah sosialisasi sebelum masuk tahun ajaran baru kemarin? “Sosialisasi hanya dari pengawas, disini kemarin kami mendatangkan pengawas untuk memberikan sosialisasi dan teman-teman yang sudah menerima diklat diminta mentransferkan ilmu yang diperolehnya terkait Kurikulum 2013 baik dalam lingkup sekolah maupun MGMP. PKn sendiri belum ada diklat sehingga ada sedikit kesulitan dan kebingungan dalam menyusun RPP.” 3. Apakah instruksi dari dinas terkait pelaksaaan Kurikulum 2013 selain tiga mata pelajaran yang sudah tersedia buku ajarnya? “Kalau disini semua mapel di kelas sepuluh sudah melaksanakan Kurikulum 2013. Jadi guru berupaya sendiri untuk memenuhi pelaksanaan Kurikulum 2013.” 4. Apakah itu menyulitkan guru? “Kalau menurut saya itu lebih efektif KTSP, karena anak penguasaan materinya juga banyak. Disaat pelaksaaan KTSP sendiri sudah mau mapan tapi pemerintah malah mengeluarkan kurikulum baru yang sangat berbeda dari sebelumnya. Kalau ini lebih banyak keproses jadi hasilnya tidak bisa langsung kami ketahui. Seperti misalnya ini satu KD saja belum selesai.” 5. Kesulitan apa yang terjadi di dalam kelas? “Kesulitan itu muncul pada siswa yang tidak aktif. Tentu akan merepotkan gurunya. Sehingga siswa itu harus aktif, bisa menganalisis dan menelaah materi.” 6. Bagaimana ibu menyusun RPP pada Kurikulum 2013 ini? “Saya masih menggunakan RPP kurikulum yang lalu sebagai dasar misalnya masalah HAM, itu masih saya pakai sebagai acuan materinya. Tentu jika ada materi lain yang muatannya sama masih kami gunakan dan dikembangkan sesuai dengan KI dan KD yang baru.”
174
HASIL WAWANCARA NARASUMBER Dra. Vipti Retna Nugraheni, M. Ed. SMA N 2 WATES Wawancara tanggal 15 Mei 2013 A. Persepsi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terhadap kebijakan perubahan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 1. Menurut Bapak/Ibu Guru bagaimana perkembangan kurikulum Pkn selama ini? “Saya mengajar menjadi PPKn sejak 1991, jadi mengalami kurikulum 94, KBK, KTSP, yang saya alami ini perubahan PKn itu sangat dinamis. Dari yang tadinya PMP berubah menjadi PPKn itu menjadi miskin ilmu dan kering keilmuannya serta kurang menantang, kemudian PPKn menjadi PKn itu sangat sarat dengan ilmu, terlalu banyak beban keilmuannya. PKn ini hampir mirip dengan materi tata negara yang dulu diajarkan dalam enam jam namun dalam PKn harus dikebut dalam dua jam. Tentu ini menjadi kendala tersendiri. Saya pribadi merasa mapel PKn yang cukup ideal itu saat PMP karena berimbang.” 2. Menurut
pandangan
Bapak/Ibu
Guru
apakah
kurikulum
PKN
perlu
diubah/diganti? Alasan apa yang sekiranya tepat untuk melakukan perubahan kurikulum PKn? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama ini sudah sesuai dengan tujuan PKn itu sendiri terutama selama kurun waktu Bapak/Ibu Guru menjadi guru PKn? “Yang namanya inovasi itu perlu, tapi perubahan itu tentunya harus didasarkan pada hasil penelitian yang kuat. Jadi sifatnya itu memperbaiki bukan merubah total dibongkar semua. Misalnya mapel ini kurang ilmu ya ditambah begitu juga sebaliknya tentunya hal ini juga disesuaikan dengan tujuan PKn sendiri yang ada
175 empat tersebut. Bukan bongkar pasang total seperti itu sehingga dengan perubahan-perubahan itu akan dicapai kurikulum yang ideal. Perubahan selama ini relatif belum sesuai dengan tujuan PKn, perubahan kurikulum yang kita alami misalnya melarang sekolah kami yang RSBI dalam mengajarkan PKn dan Bahasa Indonesia menggunakan Bahasa Inggris dengan alasan akan melunturkan nasionalisme. Saya rasa hal ini bertentangan dengan tujuan PKn yang keempat dimana agar siswa kita bisa komunikasi dan berhubungan dengan negara lain. Nasionalisme itu kan bisa dibentuk bukan karena kita menggunakan Bahasa Inggris sehingga dianggap tidak nasionalis.” 3. Apakah penting perubahan kurikulum pada mata pelajaran PKn yang dilakukan pemerintah terutama pada PPKn tahun 1994 menjadi PKn pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru? “Perubahan itu saya rasa cukup mengakomodir suara-suara dari guru-guru saya kira. Karena tadinya terutama tingkat SLTA dengan materi PPKn dulu, P4 yang diulang-ulang seperti itu anak-anak jenuh dan menyepelekan karena dari SMP sendiri sudah diajarkan. Sehingga dirasa miskin ilmu dan tujuan PKn sendiri tidak tercapai karena tidak ada landasan ilmu yang kuat. Dalam perubahan PKn itu sebenarnya cukup bagus dan penting, hanya saja kenapa perubahan itu sifatnya tidak memperbaiki kekurangan yang lama tapi malah menimbulkan masalah yang baru, karena bobot keilmuannya yang terlalu banyak dalam PKn. Isi dari PKn itu sendiri memuat/menggantikan ilmu tata negara yang dulu diajarkan dalam enam jam namun sekarang bapak/ibu guru harus mengebut dalam dua jam pelajaran. Otomatis kalau tidak dikebut tidak mencapai ketuntasan, sementara kalau dikebut pesan moralnya tujuan PKn yang agar menjadi good citizenship juga tidak
176 tercapai. Hal ini juga sedikit banyak disebabkan karena rasa antipati saat reformasi terhadap produk orde baru sehingga kurikulumpun ikut dirombak total. Padahal sebenarnya nilai-nilai Pancasila itu tidak pernah lekang zaman. Jadi tidak perlu dirombak total.” 4. Selama
sekitar
tujuh
tahun
yang
lalu
KTSP
berlangsung,
apa
saja
kekurangan/kelemahan dan kelebihan mata pelajaran PKn yang ada dalam kurikulum PKn yang termuat dalam KTSP tersebut menurut Bapak/Ibu Guru? “Kelebihan dari KTSP sendiri dari muatan keilmuanya sendiri sudah cukup bagus, kalau kekurangannya dibenahi seperti yang saya tekankan tadi dalam hal penambahan waktu dalam rangka mencapai tujuan PKn dan penambahan kompetensi-kompetensi yang lebih eksplisit kearah moral.” 5. Masalah/kendala apa saja yang pernah muncul dalam pelaksanaan kurikulum PKn dalam KTSP dan apa saja solusi yang Bapak/Ibu Guru lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut? “Kendala di kelas terutama kelas 10 untuk menerima kompetensi yang bobot keilmuannya cukup tinggi menurut saya misalnya tentang sistem politik, otomatis saya harus menyederhanakan bagaimana agar siswa dapat menerima teori tersebut sesuai dengan lingkungan sekitarnya. KTSP sendiri minim akan nilai moral dan pendidikan karakter karena terlalu sibuk untuk menanamkan kompetensi yang harus dikuasai siswa tadi, sehingga saya harus menggunakan variasi metode untuk menanamkan pendidikan moral dengan diselipkan dalam pembelajaran di kelas.” 6. Apakah Bapak/Ibu Guru setuju jika kekurangan tersebut dirubah/disempurnakan pada kurikulum yang akan datang? “Perubahan itu seharusnya sifatnya menyempurnakan kekurangan sebelumnya. KTSP sendiri kadar keilmuannya sudah cukup bagus tinggal ditambah yang
177 spesifik dengan nilai-nilai moral dan penanamannya kemudian nilai-nilai kebangsaan lebih diperbanyak. Dan diimbangi dengan penambahan jam tentunya, karena tidak mungkin kita ditambahi beban tanpa adanya penambahan jam mengajar.” 7. Apakah Bapak/Ibu Guru sudah mengetahui bahwa akan diberlakukan kurikulum baru tahun 2013 dimana termasuk didalamnya mengenai kurikulum PPKn? Jika sudah darimana pertama kali Bapak/Ibu Guru mengetahui hal tersebut? Jika belum mengapa Bapak/Ibu Guru belum mengetahui hal tersebut? “Saya kebetulan fasilitator nasional untuk KTSP jadi perubahan ini dari awal saya mengetahui dari sosialisasi kementrian sendiri di Jakarta selanjutnya juga dilanjutkan dari provinsi.” 8. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah diundang/mengikuti uji publik/uji akademik terhadap kurikulum tahun 2013? Jika sudah dimana dan apa saja yang menjadi materi utama uji publik tersebut? “Uji Publik sendiri saya mengikuti dari internet, dan itu juga belum mendetail. Menurut saya itu baru memuat rasionalisasi mengapa perlu perubahan.” 9. KTSP sendiri belum ada sepuluh tahun berlangsung namun sudah ada perubahan terhadap kurikulum PKn tahun 2013. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru mengenai hal tersebut? Apakah Bapak/Ibu Guru setuju mata pelajaran PKn kembali menjadi PPKn pada kurikulum tahun 2013 baik dari nomenklatur ataupun muatan-muatan didalamnya? Apa alasan Bapak/Ibu Guru? “Kalau dilihat dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasarnya, saya kira ini tidak sama persis dengan PPKn 94. Karena saya lihat disitu ada variasi mengkombinasi antara KBK, KTSP, dan PPKn 94. Hanya saja saya lihat disini untuk membedakan keempat aspek ini sangat sulit karena kata-katanya sama yang nantinya akan
178 menimbulkan perbedaan persepsi. Dan saya sangat tidak setuju jika nantinya RPP pun sampai dibuatkan sama karena tentunya kompetensi siswa tiap sekolah berbeda-beda.“ 10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai KTSP yang bersifat desentralistik yang mengedepankan kebebasan dan otonomi tiap satuan pendidikan? Apakah hal tersebut memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kurikulum kedalam pembelajaran atau sebaliknya? Apakah desentralisasi pendidikan tersebut terlaksana dengan baik pada tiap satuan pendidikan? Apakah desentralisasi tersebut juga terjadi dalam pengembangannya terutama yang dilakukan Bapak/Ibu Guru di kelas? “Saya sangat setuju dengan desentralistik, jadi guru itu diberi keleluasaan untuk mengembangkan
diri,
toh
guru
juga
sudah
diberikan
modal
untuk
mengembangkan diri. Tapi tidak bisa dipungkiri tidak semua guru itu mau mengembangkan diri. Dan itu memudahkan guru. Namun desentralisasi sendiri juga belum terlaksana denagn baik karena banyak guru belum memiliki kesadaran sendiri untuk mengembangkan kompetensi diri sebagai guru profesional.” 11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru tentang kurikulum PPKn tahun 2013 yang bersifat sentralistik? Jika dilihat dari implementasi kurikulum sebelumnya yang bersifat
desentralistik, menurut Bapak/Ibu Guru apa yang menyebabkan
perubahan kurikulum tahun 2006 yang bersifat desentralistik menjadi kurikulum 2013 yang bersifat sentralistik? “Tentu tidak berjalannya desentralisasi tadi seharusnya ditanggapi dengan digiatkannya pelatihan-pelatihan guru agar mampu mengembangkan kompetensi diri sebagai guru profesional bukan kembali lagi kesentralistik seperti dulu. Menurut saya ini malah suatu kemunduran. Mungkin sebabnya juga itu tadi
179 karena guru tidak sadar akan tuntutan profesionalisme guru sendiri untuk mau mengembangkan kurikulum yang bersifat desentralistik sehingga dikembalikan kesentrlistik lagi.” 12. Apakah dengan muatan kurikulum PPKn yang sentralistik tersebut dapat memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam mengimplementasikannya atau malah akan menghambat Bapak/Ibu Guru dalam mengembangkan kompetensi Bapak/Ibu Guru sebagai seorang guru profesional? Bagaimana jika hal tersebut dikaitkan dengan otonomi pendidikan menurut Bapak/Ibu Guru? “Hal ini tentunya akan menyulitkan karena jika sampai RPP pun dibuatkan sama dari pusat, maka penerapannya disekolahpun malah akan semakin rumit karena tidak mungkin tindakan di kelas disetiap sekolah itu sama mengingat kultur sekolah juga yang berbeda-beda.” 13. Apakah Bapak/Ibu Guru pernah membaca secara utuh muatan materi inti mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu Guru mengenai kurikulum PPKn tahun 2013 yang akan segera diberlakukan? “Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasarnya, saya kira ini tidak sama persis dengan PPKn 94. Karena saya lihat disitu ada variasi mengkombinasi antara KBK, KTSP, dan PPKn 94. Hanya saja saya lihat disini untuk membedakan keempat aspek ini sangat sulit karena kata-katanya sama yang nantinya akan menimbulkan perbedaan persepsi.” 14. Dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud saya membaca bahwa mata pelajaran PPKn lebih mengedepankan pendidikan karakter, dimana harapannya mata pelajaran PPKn menjadi suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan karakter watak generasi muda sesuai dengan tata perilaku yang berlaku di
180 masyarakat. Kerena karakter generasi muda sekarang yang sudah jauh menyimpang. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? Apakah hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi bapak ibu guru? Apakah hal itu sudah sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Ada dua sisi, disatu sisi positif karena itu sangat diperlukan dan penanaman nilai karakter ini sangat mendesak. Disatu sisi untuk siswa setingkat SLTA untuk dia mau melakukan sesuatu yang baik dan sesuai dengan karakter bangsa, itu harus didasari ilmu. Sehingga dibutuhkan proses bukan asal memaksa anak untuk melakukan sesuatu yang baik tanpa ada landasan keilmuannya sendiri.” 15. Apakah pendidikan karakter yang termuat didalam kurikulum 2013 sudah mencakup secara keseluruhan untuk menghasilkan Warga Negara yang baik sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri? “Sekilas saya amati sudah cukup memadai, hanya saja saya belum bisa membedakan keempat aspek yang ada karena sama.” 16. Saya juga pernah membaca dalam draft materi kompetensi inti dan kompetensi dasar bulan Maret 2013 sebelum disahkan menjadi Permendikbud bahwa usulanusulan
kompetensi
dasar
dalam
kurikulum
PPKn
tahun
2013
lebih
mengedepankan tentang empat pilar kebangsaan. Bagaiman menurut pandangan Bapak/Ibu Guru terhadap hal tersebut? “Ini kalau kita positif thinking ya baik saja karena empat pilar itu memang sesuai dengan karakter bangsa.” 17. Bagaimana idealnya muatan kurikulum mata pelajaran PKn untuk saat ini menurut pandangan Bapak/Ibu Guru? “Ya kombinasi antara keilmuan dan pendidikan karakter.”
181 18. Saya juga mendengar bahwa jam mengajar mata pelajaran PPKn pada kurikulum tahun 2013 akan ditambah menjadi tiga jam per minggunya tiap kelasnya. Menurut Bapak/Ibu Guru apakah sudah ideal jam mengajar yang tiga jam tersebut? “Minimal empat jam untuk SLTA/SMA tapi sebenarnya perhitungan jam untuk saat ini rawan untuk dibicarakan karena terkait dengan sertifikasi. Tapi saya pengennya didasarkan dengan penelitian yang akurat apakah jam ini cukup atau tidak untuk disampaikan dikelas. Dan saya berkeinginan bahwa jika ada kebijakan baru itu sifatnya saling simultan dan saling mendukung dengan kebijakan yang lain dan sudah diperhitungkan dengan matang.” 19. Bagaimana Bapak/Ibu Guru mewujudkan sikap dalam diri Bapak/Ibu Guru sebagai guru profesional dengan diberlakukannya kurikulum PPKn tahun 2013? “Saya akan mendalami kompetensi-kompetensi apa yang harus saya sampaikan pada siswa, kemudian saya sinkronkan dengan tujuan-tujuan PKn sendiri. Kemudian seandainya ada kompetensi yang perlu ditambahkan saya akan berusaha menyisipkan dalam rangka mencapai tujuan PKn sendiri.” 20. Pertanyaan terakhir saya, Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu Guru jika
seandainya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan? “Saya samasekali tidak setuju dengan PKn yang diUNASkan, karena sama sekali tujuan PKn tidak akan tercapai karena guru akan hanya mengejar nilai yang bagus sedangkan mutu dan tujuan dari PKn sendiri tidak tercapai.”
182 “Aplikasi dari kurikulum 2013 ini 1014 baru diaplikasikan karena mungkin akan lebih siap dan terencana. Sehingga guru-gurunya lebih siap, tahap-tahapnya lebih jelas, kontennya sudah dinilai masyarakat. Sekarang kesannya tidak ter-schedule dengan baik dan tergesagesa.”
Wawancara lanjutan 9 September 2013 1. Sebelum masuk tahun ajaran baru ini apakah ada sosialisasi dari dinas pendidikan sendiri terkait Kurikulum tahun 2013? “Kalau dinas sendiri belum, justru persiapan itu kami lakukan dari sekolah sendiri. Karena kebetulan sekolah kami menjadi piloting project kurikulum 2013 karena sekolah kami bekas RSBI. Disini setiap tahun sebelum masuk tahun ajaran baru paling lambat dua minggu sebelum mulai masuk, kami selalu mengadakan workshop tentang tahun ajaran baru. Dimana didalamnya juga diisi mengenai Kurikulum 2013. Karena kebetulan saya termasuk Tim Pengembang dalam Direktorat PSMA. Sehingga apa yang saya peroleh dari Direktorat langsung saya berikan pada teman-teman dalam workshop ataupun MGMP.” 2. Setelah masuk tahun ajaran baru ini belum diterbitkannya buku ajar PPKn dari pusat apakah menjadi kendala dalam KBM di kelas? “Kalau saya dan tim saya guru PKn tidak terkendala oleh buku. Karena dari dulu yang namanya guru itu sumber materinya tidak hanya satu. Jadi tergantung kompetensi apa yang dijarkan kami mencari dari berbagai sumber baik internet, majalah, UndangUndang, dll. Kalau muatan materi atau knowledge-nya untuk yang sekarang tidak berbeda dari yang kemarin sebenarnya. Yang berbeda itu justru dalam kegiatan pembelajarannya dan penilaian. Pada awal ini mungkin kendalanya tentu saja KBMnya belum bisa scientific murni.” 3. Bagaimana metode yang diberikan dalam KBM sekarang? Apakah berbeda dari kurikulum sebelunnya? “Sangat berbeda, kalau dulu meskipun juga menekankan pada aktifitas siswa tapi guru masih seperti sumber ilmu. Kalau sekarang lebih pada siswa yang aktif mencari ilmu. Guru disini hanya sebagai fasilitator dan mempertegas dan merangsang anak bagaimana anak itu diberi kesempatan untuk mendapat ilmu yang lebih dari yang dimiliki guru dan mampu menampilkan dengan sangat baik. Sehingga anak itu bisa menemukan sesuatu dengan kemampuan yang optimal dari kemampuannya sendiri.”
183 4. Apakah perubahan materi dan sistem dalam Kurikulum 2013 menyulitkan ibu dalam melaksanakan KBM di kelas? “Tentu saja tidak, selain kesiapan kami sebagai guru, tentu sebanarnya intisari muatan meteri yang ada dalam Kurikulum 2013 sudah ada dan dipelajari sejak dulu. Sehingga jika guru sudah menguasai materi tentu tidak akan menyulitkan. Terkait sistem sendiri saya rasa yang perlu dirubah adalah mind set guru sendiri yang dulunya dianggap sebagai sumber utama didalam kelas untuk sekarang guru harus lebih memfasilitasi siswa dalam KBM agar siswa mampu aktif mencari sendiri ilmu yang akan pelajari terkait materi yang akan diajarkan. Sehingga siswa dapat mengembangkan materi sesuai dengan kemampuannya masing-masing.”
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas/Semester Kelompok Mapel MateriPokok AlokasiWaktu
: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan : X/Satu : Wajib Kelompok A : Pelanggaran HAM : 3 x 2 JP
Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan Bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan bermasyarakat. 1.2 Menghayati isi dan makna pasal 28E dan 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2.1 Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasal-pasal Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam berbagai aspek kehidupan idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya. 3.1 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka pelindungan dan pemajuanHAM sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 4.1 Menyaji kasus–kasus pelanggaran HAM dalam rangka perlindungan dan pemajuanHAM sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Indikator Menyebutkan beberapa kasus pelanggaran HAM Menjelaskan pengertian HAM Menguraikan penggolongan HAM menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM ditinjau Piagam HAM sedunia, nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, UU No. 39 Tahun 1999 Menghubungkan pelanggaran HAM dengan aspek sosial budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia Mengungkapkan sebab terjadinya kasus-kasus pelanggaran HAM Mengamati data kasus-kasus pelanggaran HAM Mengolah data berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM Menyajikan hasil laporan
184
185 TujuanPembelajaran Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi Peserta didik dapat: Menjelaskan pengertian HAM Menguraikan penggolongan HAM Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM ditinjau Piagam HAM sedunia, nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, UU No. 39 Tahun 1999 Menghubungkan pelanggaran HAM dengan aspek sosial budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia Mengungkapkan sebab terjadinya kasus-kasus pelanggaran HAM Menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya Menghargai keyakinan Pemeluk agama lain Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Melalui proses mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan Peserta didik dapat: Mengamati data kasus-kasus pelanggaran HAM Mengolah data berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM Menyajikan hasil laporan MateriPembelajaran Fakta
Kasus pelanggaran HAM di Indonesia (contoh kasus 12 Mei 1998 Kasus pelanggaran HAM di lingkungan setempat (contoh: kasus Kedung Ombo, Tanah Merah, Tanjung Priok, Lapas Cebongan Yogyakarta) Konsep Pengertian HAM Penggolongan HAM Pelanggaran HAM Prinsip
Piagam HAM sedunia(The Universal Declaration of Human Rights) Nilai-nilai Pancasila UUD NRI Tahun 1945 UU No. 39/1999 tentang HAM ()
MetodePembelajaran 1. Strategi : PBL 2. Pendekatan : Saintifik 3. Metode : Pengamatan Dikusi kelompok Presentasi Penugasan/Analisis dan Penyusunan Laporan Alat/Media/Bahan Alat : LCD proyektor, Jaringan Internet, dan computer. Media : Video Pembelajaran tentang kasus pelanggaran HAM Bahan ajar : Buku PPKn kelas X, UUD NRI tahun 1945, UU no 39/1999, dan The Universal Declaration of Human Rights
186 Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Bertanya pada Peserta didik contoh kasus pelanggaran HAM yang diketahui Menjelaskan pelanggaran HAM juga bertentangan dengan ketentuan berbagai agama Menyampaikan tujuan pembelajaran Melaksanakan pretes tentang Pelanggaran HAM
15 menit
Kegiatan Inti: Mengamati Membaca berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia dari berbagai literatur dan media cetak Menyaksikan penayangan Video awal reformasi tahun 1998 (12 Mei 1998) Menanya Menanyakan sebab-sebab kasus pelanggaran HAM di Indonesia Menanyakan intisari dari tayangan video
Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya terkait dengan kasus pelanggaran HAM di Indonesia Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang kasus pelanggaran HAM di Indonesia Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM di Indonesia
60 menit
Mengasosiasikan Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan aspek social budaya , politik, ekonomi dan Hankam dalam kehidupan masyarakat Indonesia Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan nilai-nilai Pancasila dan pasalpasal UUD NRI 1945, dan UU No. 39/1999 Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan Piagam HAM Internasional ( The Universal Declaration of Human Rights) Mengkomunikasikan Mempresentasikan hasil analisis tentang berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam bentuk lisan, tulisan, gambar atau media lainnya
Penutup Bersama Peserta didik menyimpulkan Kasus pelanggaran HAM di Indonesia Memberikan tugas mengamati kasus pelanggaran HAM di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya Melaksanakan pos tes lisan
15 menit
187 Pertemuan Kedua Rincian Kegiatan Pendahuluan Merefleksi pembahasan pengertian HAM dan Pelanggaran HAM di Indonesia Menagih dan mengingatkan tugas minggu sebelumnya untuk mengamati berbagai kasus pelanggran HAM di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya Menyampaikan tujuan pembelajaran Melaksanakan pretes lisan tentang pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya
Waktu
15 menit
KegiatanInti Mengamati Mengamati/ menganalisis berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi dilingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya Menanya Menanyakan sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya
Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya berkaitan dengan kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya
60 menit
Mengasosiasikan Mencari hubungan pelanggaran HAM yang terjadi di sekolah dan masyarakat sekitarnya dengan pelaksananaan nilai-nilai Pancasila dan pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 serta UU No.39/1999 Mengkomunikasikan Membuat laporan berbagai kasus pelanggaran HAM di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam bentuk lisan, tulisan, gambar atau media lainnya Penutup Bersama Peserta didik menyimpulkan macam pelangagaran HAM di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya Memberikan tugas menyususn laporan dan presentasi tentang pelanggran HAM di lingkungannya Melaksanakan pos tes lisan
15 menit
Pertemuan Ketiga Rincian Kegiatan Pendahuluan Merefleksi hasil tugas yang sudah terkumpul Menagih dan mengingatkan tugas menyusun laporan tentang kasus pelanggaran HAM di lingkungan sekitar Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui presentasi
Waktu
15 menit
188 Rincian Kegiatan
Waktu
KegiatanInti: Mengamati Mengamati presentasi siswa dari kelompok lain tentang kasus pelanggaran HAM di lingkungan sekitarnya Menanya Menanyakan sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM yang terjadi lingkungan sekitarnya Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya berkaitan dengan kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Mengasosiasikan Mencari hubungan pelanggaran HAM yang yang terjadi di lingkungan sekitarnya dengan peraturan-peraturan tentang HAM yang berlaku
45 menit
Mengkomunikasikan Mempresentasikan berbagai kasus pelanggaran HAM di terjadi di lingkungan sekitarnya dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam bentuk lisan, tulisan, gambar atau media lainnya Penutup Peserta didik melaksanakan tes tertulis ulangan harian Memberikan tugas membaca untuk pertemuan berikutnya tentang upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM
30 menit
Penilaian 1. Tugas - Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia, di lingkungan sekolah dan sekitarnya, dan di dunia Internasional dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara - Diskusi kelompok membahas hasil pengamatan dan penugasan - Membuat laporan hasil pengamatan dan penugasan - Mempresentasikan hasil penugasan dan pengamatan di depan kelas (format presentasi terlampir) 2. Observasi Menilai kegiatan pengamatan dan tanya-jawab dan penyusunan laporan dalam kelompok berkaitan contoh kasus pelanggaran HAM dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya 3. Portofolio, Penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok tentang kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia, dalam kehidupan lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara(format portofolio terlampir)
189 4. Tes Digunakan untuk menilai hasil belajar secara individu tentang Kasus pelanggaran HAM
Sumber/Referensi; Buku Pegangan Kurikulum 2013 Buku PPKn kelas X UUD NRI Tahun 1945 The Universal Declaration of Human Rights http://psb-psma.go.org.id
Wates, ..... September 2013 Mengetahui Kepala SMA SMA 2 Wates
Guru Mata PPKn
.................................. NIP.
.................................. NIP.
CatatanKepalaSekolah .................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................
190 Lampiran: a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI DAN KINERJA PRESENTASI Mata Pelajaran Kelas/Program Kompetensi
No
: PPKn : X/Wajib kelompok A : KD 3.1dan 4.1
NamaSiswa
1. Excely Faza Janeeta 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. Dst Keterangan pengisian skor 4. Sangat tinggi 3. Tinggi 2. Cukup tinggi 1. Kurang
Akt (1) 4
Observasi tgjwb Kerjsm (2) (3) 4 3
Kinerja Presentasi Prnsrt Visual Isi (4) (5) (6) 4 3 3
Jml Skor 21
NilaI
191 Pretes/postes Pretes/Postes Pertama A. Berilah tanda ceklist pada kolom Benar atau Salah
No 1.
2.
3. 4.
5. 6.
Pernyataan Seorang majikan dapat menyuruh pramu wismanya untuk khusus melayaninya selama 24 jam, karena dia sudah membayar mahal untuk itu. Mahasiswa dapat menuntut pemerintah untuk membangun kembali kampus yang dirusak oleh mahasiswa saat melakukan demo kenaikan BBM Seorang gubernur dapat menggusur pedagang kaki lima sesuai dengan kebijakan pemerintah Seorang anak dapat menuntut orang tuanya yang penghasilannya pas-pasan untuk membelikan motor baru karena memang kewajiban orang tua untuk memenuhi hak anaknya Seorang siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran jika belum melunasi kewajiban administratif Anggota masyarakat tidak berhak untuk menikmati fasilitas PLN maupum Telkom jika tidak memenuhi kewajiban membayar tepat pada waktunya
Benar
Salah
B. Jawablah petanyaan berikut ini 1. Jelaskan pengertian HAM! Jawab:..................................................................................................................................... ................................................................................................................................................ .......................................................................................................... 2. Uraikan penggolongan HAM ditinjau dari objeknya ! Jawab:..................................................................................................................................... ................................................................................................................................................ ........ 3. Berikan contoh pelanggaran HAM di berbagai lingkungan kehidupan dan seba-sebabnya! ( 5 kasus pelanggaran HAM) Jawab:..................................................................................................................................... ................................................................................................................................................ ........ 4. Berikan analisis faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM ! Jawab:..................................................................................................................................... ................................................................................................................................................ ....... 5. Berikan analisis hubungan antara pelanggaran HAM tertentu dengan peraturan peraturan yang berlaku ! Jawab:..................................................................................................................................... ................................................................................................................................................ ........
192 b. Lembar Kerja Penyusunan Laporan ( dibagikan sebelum ke Perpustakaan ) 1. Buatlah laporan pengamatan data dari berbagai sumber tentang berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia, di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara. 2. Laporan tersebut diketik dalam kertas HVS ukuran A 4, dengan huruf Time New Roman 12, line spacing double, Batas kanan 4 cm, kiri 3 cm, atas 4 cm, bawah 3 cm 3. Kirim laporan sebelum pertemuan berikutnya ke alamat e-mail saya (...)
4. Struktur laporan adalah sebagai berikut: A. Judul Kasus Pelanggaran HAM B. Tujuan Penulisan Laporan C. Landasan teori D. Analisis faktor–faktor penyebab timbulnya kasus pelanggaran HAM (Analisis hubungan pelanggaran HAM dengan aspek Politik, Ekonomi, Sosbud dan Hankam dalam kehidupan masyarakat Indonesia) E. Analisis hubungan antara Kasus pelanggaran HAM dengan Peraturan tentang HAM F. Kesimpulan G. Referensi
193 FORMAT PENILAIAN LAPORAN HASIL PENUGASAN (PORTOFOLIO) Mata Pelajaran : PPKn Kelas/Peminatan : X/MIA dan IIS MateriPokok : Pelanggaran HAM
JawabanPerta nyaan
Arsita Safitri
Penyajian Data
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Kejujuran
NamaSiswa
Ketelitian
No
Visual
AspekPenilaian
3
4
4
3
3
Skor ratarata
Nilai
3,33
83
SAMSURI E-mail:
[email protected]
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MGMP PKN SMA KABUPATEN KULONPROGO, 14 MEI 2013
Pencapaian tujuan pembentukan warga negara yang baik dalam sistem pendidikan nasional kental dipengaruhi oleh suasana politik. Tiap-tiap rezim politik memiliki iktikad untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam segenap kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila rentan ditafsirkan untuk kepentingan masingmasing periode rezim. Kegelisahan umum terhadap kajian Pancasila yang “terbatas” dalam standar isi (2006) mata pelajaran PKn.
Standar Isi PKn (2006) dinilai “Kering” dengan kajian Pancasila. Pancasila salah satu dari delapan materi pokok PKn Kondisi saat ini (kenakalan remaja, korupsi) menyalahkan “ketiadaan “NILAI-NILAI MORAL PANCASILA MODEL P4 dalam PKn sekarang. Pembelajaran PKn masih hapalan dan kesulitan menerjemahkan SK dan KD (temuan di beberapa forum seperti PLPG SD Rayon 111 UNY) .
Negara-negara Asia ditandai oleh modernitas ganda yang memberikan kekayaan dan konteks yang komplek bagi perkembangan pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan Asia lebih ditandai oleh konsepsi-konsepsi kebajikan moral dan nilai-nilai personal daripada nilai-nilai publik dan kewargaan. Masyarkat kewargaan (civil society) disusun secara berbeda di Barat dan di negara-negara Asia, namun tak pernah dapat memainkan peran penting. Negara-bangsa menjalankan peran yang sama antara di negara-negara Asia dan Barat berkaitan dengan pendidikan kewarganegaraan. Ada semacam ketegangan antara pendidikan kewarganegaraan, mata-mata pelajaran sekolah, dan kurikulum akademik. Para guru menjadi pemain penting ketika ia hadir untuk mengimplementasikan pendidikan kewarganegaraan di sekolah. Organisasi kesiswaan dalam menanggapi pendidikan kewarganegaraan perlu dilakukan dalam menentukan pertimbangan (Kennedy & Fairbrother dalam Samsuri, 2012: 50).
Sektor
PRINSIP PENGORGANISASIAN
WAJIB atau PILIHAN
PRIMER MATA PELAJARAN SEKUNDER
TUNGGAL/ WAJIB (Civics/Civic Education/ Citizenship Education)
TERINTEGRASI DENGAN MATA PELAJARAN LAIN (MISAL: SEJARAH, GEOGRAFI, SOCIAL STUDIES)
TERINTEGRASI LINTAS MATA PELAJARAN
KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
(Kennedy, 2009:8; Kerr, 1999:15)
SEBELUM ORDE BARU
KEWARGANEGARAAN (1957), CIVICS (1961) KEWARGAAN NEGARA (1962)
SELAMA ORDE BARU
PENDIDIKAN KEWARGAAN NEGARA (1968)
SETELAH ORDE BARU
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (KBK 2004, STANDAR ISI 2006)
PANCASILA
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (VERSI RANCANGAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013)
PANCASILA dan PILAR-PILAR KEBANGSAAN
PENDIDIKAN MORAL PANCASILA, (1973, 1975, 1984) PENDIDIKAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA, PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA, PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (1994), PENDIDIKAN P4 DERIVASI PENDIDIKAN PANCASILA
MASYARAKAT SOSIALIS INDONESIA PANCASILA MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA BERMORAL PANCASILA P4 sbg deskriptor Civic Virtues
Pola Pikir KBK 2004
Pola Pikir KTSP 2006 Kerangka Kerja Penyusunan KTSP 2006 TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
KERANGKA DASAR KURIKULUM (Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM STANDAR ISI (SKL MAPEL, SK MAPEL, KD MAPEL) STANDAR PROSES
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
STANDAR PENILAIAN
PEDOMAN SILABUS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Oleh Satuan Pendidikan
Pola Pikir Kurikulum 2013
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
BUKU TEKS SISWA PEMBELAJARAN & PENILAIAN
Pola Pikir KBK 2004 dan KTSP 2006 Kerah
Saku
Lengan Kiri
Lengan Kanan
Muka Kiri
Muka Kanan Belakang
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
Pola Pikir Kurikulum 2013 Kemeja Lengan Panjang Warna Biru Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan 58 cm)
38 cm
saku
92 cm 86 cm
kerah
Lengan Kiri
Muka Kiri
Belakang
58 cm 83 cm
Muka Kanan
Lengan Kanan
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
10
Pembagian peran Pemerintah dan Satuan Pendidikan/Guru dalam Kurikulum dan Efektivitas Waktu Pembelajaran
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
Alokasi waktu persiapan silabus dan review buku
Peran Guru/Satdik
KTSP 2006
Efektivitas waktu pembelajaran
Efektivitas waktu pembelajaran Alokasi waktu guru untuk persiapan silabus dan review buku ajar
KBK 2004
Kurikulum 2013
Peran Pemerintah
... Kurikulum 2013 memberikan kesempatan yang lebih besar bagi guru/satuan pendidikan untuk
11
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum Elemen
Guru
Buku
KTSP 2006
Ukuran Tata kelola
Kurikulum 2013
Kewenangan
Hampir mutlak
Terbatas
Kompetensi
Harus tinggi
Sebaiknya tinggi. Bagi yang rendah masih terbantu dengan adanya buku
Beban
Berat
Ringan
Efektivitas waktu untuk kegiatan pembelajaran
Rendah [banyak waktu untuk persiapan]
Tinggi
Peran penerbit
Besar
Kecil
Variasi materi dan proses
Tinggi
Rendah
Variasi harga/beban siswa
Tinggi
Rendah
Hasil pembelajaran
Tergantung sepenuhnya pada guru
Tidak sepenuhnya tergantung guru, tetapi juga buku yang disediakan pemerintah
Titik Penyimpangan
Banyak
Sedikit
Besar Penyimpangan
Tinggi
Rendah
Pengawasan
Sulit, hampir tidak mungkin
Mudah
Siswa
Pemantauan
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
12
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum Proses
KTSP 2006
Peran
Kurikulum 2013
Guru
Hampir mutlak [dibatasi hanya oleh SK-KD]
Pengembangan dari yang sudah disiapkan
Pemerintah
Hanya sampai SK-KD
Mutlak
Pemerintah Daerah
Supervisi penyusunan
Supervisi pelaksanaan
Penerbit
Kuat
Lemah
Guru
Hampir mutlak
Kecil, untuk buku pengayaan
Pemerintah
Kecil, untuk kelayakan penggunaan di sekolah
Mutlak untuk buku teks, kecil untuk buku pengayaan
Guru
Hampir mutlak
Kecil, untuk pengembangan dari yang ada pada buku teks
Pemerintah Daerah
Supervisi penyusunan dan pemantauan
Supervisi pelaksanaan dan pemantauan
Guru
Mutlak
Hampir mutlak
Pelaksanaan Pembelajaran
Pemerintah Daerah
Pemantauan kesesuaian dengan rencana [variatif]
Pemantauan kesesuaian dengan buku teks [terkendali]
Penjaminan Mutu
Pemerintah
Sulit, karena variasi terlalu besar
Mudah, karena mengarah pada pedoman yang sama
Penyusunan Silabus
Penyediaan Buku
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
13
Langkah Penguatan Tata Kelola
Menyiapkan buku pegangan pembelajaran yang terdiri dari: Buku pegangan siswa Buku pegangan guru
Menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber belajar yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat mereka manfaatkan. Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah dalam pelaksanaan pembelajaran.
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
14
Kompetensi Inti terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Memuat konten /topik materi pelajaran, dan Kompetensi yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang bersumber kepada Kompetensi inti (1) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kelompok Mata Pelajaran Wajib, (2) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, (3) Kelompok Inti dan Kompetensi Dasar Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa.dan Budaya
Kompetensi Inti meliputi: 1. sikap keagamaan (kompetensi inti 1), 2. sikap sosial (kompetensi inti 2), 3. pengetahuan (kompetensi inti 3), dan 4. penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching), yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4).
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Mata Plajaran
Kelas X
XI
XII
Kelompok Wajib Kelompok A 1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2
2
2
3
Bahasa Indonesia
4
4
4
4
Matematika
4
4
4
5
Sejarah Indonesia
2
2
2
6
Bahasa Inggris
2
2
2
Kelompok B 7
Seni Budaya (termasuk muatan lokal)
2
2
2
8
Prakarya dan Kewirausahaan (termasuk muatan lokal)
2
2
2
3
3
3
24
24
24
Matapelajaran peminatan akademik (untuk SMA)
18
20
20
Matapelajaran peminatan akademik dan vokasi (untuk SMK)
26
26
26
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan (termasuk muatan lokal) Jumlah jam pelajaran Kelompok Wajib 9
Kelompok Peminatan
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
18
18
Struktur Kurikulum Peminatan SMA MATA PELAJARAN Kelompok A dan B (Wajib) Peminatan Matematika dan IPA I 1 Matematika 2 Biologi 3 Fisika 4 Kimia Peminatan Sosial II 1 Geografi 2 Sejarah 3 Sosiologi & Antropologi 4 Ekonomi Peminatan Bahasa III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 4 Antropologi Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman Pilihan Pendalaman Minat atau Lintas Minat Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu
X 24
Kelas XI 24
XII 24
3 3 3 3
4 4 4 4
4 4 4 4
3 3 3 3
4 4 4 4
4 4 4 4
3 3 3 3
4 4 4 4
4 4 4 4
6 60 42
4 72 44
4 72 44
(Sumber: Kemdikbud, 2013)
19
BELAJAR DARI MASA LAMPAU UNTUK MEMBANGUN WARGA NEGARA HANDAL DI MASA KINI DAN MASA DEPAN SEBUAH PESAN BIJAK:
WARGA NEGARA YANG BAIK TIDAK DILAHIRKAN, TAPI DICIPTAKAN…DIBENTUK MELALUI PENDIDIKAN
GBHN
Tujuan Pendidikan Nasional …untuk membentuk manusia-manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk membentuk Manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, dapat 1973 (Tap MPR RI mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh No. IV/MPR/ tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang 1973) luhur, mencintai Bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam Undang-undang Dasar 1945. 1978 (Tap MPR RI No. IV/MPR/ 1978)
1983 (Tap MPR RI No. II/MPR/ 1983)
1988 (Tap MPR RI No. II/MPR/ 1988)
1993 (Tap MPR RI No. II/MPR/ 1993)
1998 (Tap MPR RI No. II/MPR/ 1998)
Formulasi Pendidikan Pancasila … kurikulum di semua tingkat pendidikan mulai dari Taman Kanakkanak sampai Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta harus berisikan Pendidikan Moral Pancasila dan unsur-unsur yang cukup untuk meneruskan Jiwa dan Nilai-nilai 1945 kepada Generasi Muda.
Pendidikan Pancasila termasuk Pendidikan Moral Pancasila dan unsur…untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa dan nilaimempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar nilai 1945 kepada generasi muda dimasukkan ke dalam kurikulum di dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta sekolah-sekolah, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai universitas, baik bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. negeri maupun swasta. Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan pelakasanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), Pendidikan Moral Pancasila …untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, dan unsur-unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa, mempertinggi budi pekerti, memperku.at kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan semangat dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda harus makin cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun ditingkatkan dalam kurikulum sekolah-sekolah dari taman kanak-kanak dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. sampai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, dan di lingkungan masyarakat. …untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan Pedoman Penghayatan dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja Pengamalan Pancasila (P4), Pendidikan Moral Pancasila, pendidikan keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. sejarah perjuangan bangsa serta unsur-unsur yang dapat meneruskan …menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada Tanah Air, mempertebal semangat dan mengembangkan jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. …menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri serta khususnya nilai-nilai1945 kepada generasi muda, dilanjutkan dan sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. …mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang makin ditingkatkan di semua jenis dan jenjang pendidikan mulai dari dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. …untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, …pendidikan Pancasila termasuk pendidikan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), pendidikan moral Pancasila, pendidikan cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. …menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa kewarganegaraan, pendidikan sejarah perjuangan bangsa serta unsurunsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi ke dan nilai kejuangan, khususnya nilai 1945, dilanjutkan dan ditingkatkan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan termasuk prasekolah. masa depan. …menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus ditingkatkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju. …untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan Pedoman Penghayatan dan cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan Pengamalan Pancasila (P4), pendidikan moral Pancasila, pendidikan produktif serta sehat jasmani dan rohani. …menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa agama, dan pendidikan kewarganegaraan dilanjutkan dan ditingkatkan di cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial serta semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan termasuk prasekolah sehingga kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi ke terbentuk watak bangsa yang kukuh. masa depan. …menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus ditingkatkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.
Kompetensi Inti (sama untuk semua mata pelajaran?)
RUANG LINGKUP MATERI
•Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1. PANCASILA
•Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
2. UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
•Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
4. BHINNEKA TUNGGAL IKA
3. NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
KINI KE DEPAN: memperkokoh identitas nasional (Pancasila) dan tanggung jawab publik kewargaan untuk mencapai tujuan nasional sbgm dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 POLITIK NEGARA
Keutuhan Karakter WNI KINI dan SEKARANG: KEHARUSAN POLITIK REZIM untuk MENGAKTUALISASIKAN nilai-nilai dasar Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Pancasila sebagai dasar negara tidak direduksi dalam berbagai kebijakan (pendidikan) nasional.
Meski berganti nomenklatur PKn menjadi PPKn atau apapun namanya, Pancasila tetap harus menjadi great ought pembentukan warga negara yang handal bagi bangsa dan negaranya. Memperkokoh identitas kebangsaan dan tanggung jawab kewargaan ke dalam sebagai warga negara Indonesia. Memperkuat peran dan kemampuan keluar sebagai tanggung jawab menjadi anggota warga dunia.
Penataan PKn menjadi PPKn dalam Kurikulum Nasional jangan sekadar membubuhkan pilar-pilar kebangsaan, namun seyogianya berbasis kepentingan politik negara sebagaimana dimaksud dalam cita dan tujuan bernegara di Pembukaan UUD 1945, bukannya semata-mata bergantung kepada kepentingan politik rezim kekinian. Perlunya objektivikasi Pancasila dalam pengembangan kajian PPKn sebagai bentuk usulan penataan PKn sekarang, dengan mengubah orientasi “mitos” dan “ideologis” ke orientasi “ilmu” (Kuntowijoyo, 1996). Objektivikasi Pancasila dalam pembelajaran PPKn tidak sekadar mengkaji dan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila sebagai kebenaran sejarah, tetapi menjadikan Pancasila yang fungsional dan bermakna dalam kehidupan seharihari.
•
•
•
- Penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar - Sumber Belajar Buku Pegangan Guru, Buku Pegangan Siswa, Buku “Babon” - Dokumen Kurikulum
Profesionalisme Guru, Kultur Sekolah, Birokrasi Pendidikan, Politik Pendidikan Nasional
Terimakasih
I KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL [Tqu: [Tgrg Malang, s52B 1 Tetp, 586'1 68 psw.Z4t, 248, 249, (O2t 4) 548202, (0274)
F
ax
548201 Website : http://www.fise.uny.ac.id e-mail :
[email protected]
Nomol t{?
fI
/uN 34.14ipLt2ot3
Lampiran : 1 bendelproposal
Hal
;Permohonanizin penelitian
Kepada Yth
:
;\i,ft
lCIl3
Gubernur DIY
Cq. Kepala Biro Administrasi pembangunan Di Kepatihan yogyakarta Dengan hormat kami bermaksud memintakan izin mahasiswa atas nama
Nama
:
: Visito Akhmada Bangkit pribadi
NIM
Program
Studi
"09401241002
Maksudirujuan Judul Tugas
Akhir
: Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum
: Mencari data untuk penelitian Tugas Akhir.skripsi
: " Persepsi
Guru Pendidikan Kewarganegaraan Bersertifikat Pendidik di SMA Negeri Se-Kabupaten Kuronprogo terhadap Kebijakan Kurikulum pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Tahun
2013
,
Atas perhatian dan izin yang diberkan kami ucapkan terimakasih
,/S
l/,
zl ag uJl 2l'.
)
u*\
r. Ajat Sudrajat, M,Ag.
tP. 19620321 198903 1 001 Tembusan Yth
:
1. Kepala Bapeda Kulonprogo 2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten 3. Ketua Jurusan PKn & H FIS UNy 4. TU FIS UNY (arsip) 5. Mahasiswa Yang bersangkutan
Kulonprogo
\.
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
,,SEKRETARIAT DAERAH
Kompleks Kepatihan, Danurejan, Telepon (o2v4) s62811 - s62814 (Hunting) YOGYAKARTA 552,13
SURAT KETERANGAN / IJIN 070t3229Nt4t2013 Membaca
Surat :
Tanggal
:
Dekan Fak. llmu Sosial UNY 10 Aprit 2013
Nomor : Perihal :
747lUN.34.141PU2013 ljin Penelitian
Mengingat ; 1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2006, tentang Perizinan bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing dan Orang Rsing Oatam melakukan Kegitan Penelitian dan Pengembangan di lndonesia;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2007, tentang Pedoman penyelenggaraan Penelitian din Pengembangan di Lingkungan Departemen Dalam Negeridan PemerintatrDaerah; 3. Peraturan Gubernur Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor 37 Tahun 2008, tentang Rincian Tugas dan Fungsi Satuan Organisasi di Lingkungan Sekretariat Daerah dan Sekretariai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
4. Perattlran Gubernur
Daerah lstimewa Yogyakarta Nornor 18 Tahun 2009 tentang Pedoman pelayanan
Perizinan, Rekomendasi Pelaksanaan Survei, Penelitian, Pendataan, Pengembangan, pengkajian, dan Studi Lapangan di Daerah lstimewa yogyakarta. DIIJINKAN untuk melakukan kegiatan survei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajian/studi lapangan kepada: Nama
Alamat Judul
Lokasi Waktu
VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI NIP/NIM : 094A1241A02 KARANGMALANG, YOGYAMRTA PERSEPSI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARMN BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMA NEGERI SE.KABUPATEN KULON PROGO TERHADAP KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN TAHUN 2013 SMA NEGERI SE.MBUPATEN KULON PROGO Kota/Kab. KULON PRoGo 15 April 2013 s/d 15 Juli 2013
Dengan Ketentuan '1
'
2'
_
3,
4.
5'
.) dari Menyerahkan surat _kelerangani ijin survei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajian/studi lapangan Pemerintah Daerah DIY kepada BupatiMalikota melalui institusi yang-berwening mengeiuarkan ijin aimalsua; ' Menyeiahkan soft copy hasil penelitiannya baik kepada Gubernur Daerah istimewa Yogya(arta melalui Biro
Administrasi Pembangunan Setda DIY dalam compact disk (CD) maupun mengunggah (riploaA) melalui website adbang.jogjaprov.go.id dan menunjukkan eetakan asliyang sudah disahkan dan OiOuOuni cap'institusi; ljin ini hanya dipergunakan uniuk keperluan ilmiah, Qan pemegang ijin wajib mentaati keienluan yang berlaku di lokasi kegiatan; ljin penelitian dapat diperpanjang maksimal 2 (dua) kali dengan menunjukkan surat ini kembali sebelum berakhir waktunya setelah mengajukan perpanjangan melalui website adbang.jogjdprov.go.id; tjin yang diberikan dapat dibatalkan sewaktu-waklu apabila pemlla-ng'ijin ini tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.
Dikeluarkan di Yogyakarta Pada tanggal 15 April 2013
A.n Sekretaris Daerah Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Tembusan : 1. Yth. Gubernur Daerah [stimewa Yogyakarta (sehagai laporan); 2. Bupati Kulon Progo cq KPT 3. Ka. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Dly 4. Dekan Fak. llmu Sosial l..lNY 5. Yang Bersangkutan
6ffi w
i Pembangunan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO I}ADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TE,RPADU Alanrat: Jl. KHA Dahlan, wates, Kulon Progo Tetp.(0274) 774402 Kode Pos 55611
SURAT KETERANGAN / IZIN Nomor | 070.2 l00325llY 12013 Surat dari Seliretariat Daerah Provinsi
Mernperhatikan
DIY Nomor:
01013229lY l4l2013,
TANGCAL l5 APRIL 2013,
PEI{II-IAL PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nlengi ngat
I
.
?.
I(eputgsal Menteri Dalapr Negeri Norror
6l
Tahun I 983 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelal<sanaan Penelitian dan Pengerrrbangan cli Lingkungan Depafienlen Dalam Negeri;
Peraturan Gubertrur Daerah Istimewa Yogyakarta Nouor l8 Tahun 2009 tentang Pedonlan Pelayanan perizinan. Rel
Diizinlian ltcpirda NIM / NIP
VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI
P'I/l nstans
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IZIN PENELITIAN
0940t241002
i
I(eperiuan J
PBRSEPSI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KULON PROGO TBRHADAP
ud r-rl/-l'enr a
I(BBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN PANCASILA
DAN
KBWARGANEGARAAN TAHUN 20I3 Lol
SMA NEGERI SE-I(ABUPATEN I(ULON PROCO
i
: l5April20l3sid l5Juli20l3
Waktu
L 2, 3.
Terlebilt
r.lahLrlu
rnepernui/ntelapollian cliri l<epada Pe.jabat Pernerintah setetnpat untul< rllerrdapat petun.iul< seperlurrya.
Wa.jib nten.jaga tata tertib dan rnentaati l(etentuan-l(etentuan yang berlaku. Wa't ib rneri:,Jrahl
5. 6.
SLrrat izin Sr,rrat iz-in
i
I(ulon Progo c.q. I(epala Badan Penanarran Modal dan Perizinan
lrtt iah.
untLtl< trlendapat perpan jangan
bila diperlukan. ini dapat dibatalkan serval
ini clapat dia.iultan
I(erpLtdian diharap l<epacla para Pe.labat Pemelintalt setentpat untuk dapat trrentbatltu seperlunya.
Ditetapkan di : Wates Pada Tanggal : 17 APril 2013
(xP Tiii,u\
A11
NANAMAN MODAL
ZIqN.TRPAU l- /, \-H
Tenrbusan l<epada Yth. I l. Bupati I(ulon I)r'ogo (Sobagai I-alloratr) 2. i(cplill llapl'rcdii I(abLrpaton I(ulon I)r'ogtr 3, l(epalir I(attlol I(csbitrtgpol I(abirpatcrt l(Ltlorr I'roqo .1. l..cpii la I )irtlrs l'cntl id i karl l\abLlpiltcll I''tt lotl I't'ogtr .'. l\.r\.ll:, \\l,\
\eF!ll
(r. Yarrg []crsartgkLttan
7.
Arsip
inbina Tk.I ; IV/b 19630801 r99003 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN KLILON PROGO
DINAS PENDIDIKAN
SMANEGERI Jl*
: Pendelmn,
l GALTIR
Tirtoralwyt, Galur, KulonProgo, Yognkot* Kode Pos 55661 Telp. {A27$ 7104022
SURAT KETERANGAN Nomor:070/ 199
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA pada tanggal20 Mei 2013, mahasiswa tersebut di bawah
NAmA NIM
N I GALUR
ini
menerangkan bahwa
:
: VTSITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI :09401241002
Fakultas/Instansi : Fakultas Ilmu SosiaUUniversitasNegeriYogyakarta Alamat rumah : Perum Puri Wates Asri No. 7 Sebokarang, Wates, Kulon Progo, Yogyakarta
Telah melakukan penelitian uiltuk penyusunan stripsi dengan judul "Persepsi Guru
Di SMA Negeri Se-Kabup*ten Kulon Progo Terhadap Kebijakan Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan Bersertifikat Pendidik
Kervarganegaraan Tahun 2013' padatanggal20 Mei 2013. Demikian surat ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
20 Mei 2013
to-tlu Wf'91X G J:r-Lqry.
19531107 198403
I
002
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI I GIRIMULYO Alamat : Jalan Goa Kiskenda No 1 Giripurwo Girimulyo Telg.0274-7997440 Kulon Progo 55674
SURAT KETERANGAN Nomor z 0701123
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA tanggal 16 Mei z0lS,mahasiswa tersebut di bawah ini
N I GIRIMULYO
menerangkan bahwa pada
:
Nama
:
YISITO AKHMADA BA}[GKIT PHBADI
I{IM
z
09401241N2
Fakultas/Instansi
: Fskultas Ilmu SosiallUniversitas Negeri Yogyakarta
Alamat rumah
: Perum Puri lVates Asri No. 7 Sebokarang, Wates, Kulon Progo, Yogyakarta
Telah melakukan pnelitian untuk penyusunan skripsi dengan judul "Persepsi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Bersertifikat Pendidik Di SMA Negeri Se-Kabupaten Kulon Progo Terhadap Kebijakaa Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Tahun 20l3u. Demikian surat ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Girimulyo,
16
Mei 2013
6;"q
WAHONO
NrP. 19580313 198203 I 008
PEMERINTAH KABUPATEN KUTON PROGO DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI
1.
KALIBAWANG
Alamat : Banjararum, Kalibawang, Kulon Progo
I
087838541'454
SURAT KETERANGAN Nomor: 071"1 1,56
Yang bertanda tan gan di bawah ini l(epala SMA Negeri 1 l(alibawang menerangkan sebagai berikut: Nama
VISITO AKHMADA BANGI(IT PRIBADI
No Mahasiswa
09401"241,002
Tempat l(uliah
UN
Program Studi
Pendidikan Kewarganegaraan
IVERSITAS
N EG
ERI YOGYAI(ARTA
Bahwa mahasiswa tersebut benar-benar telah melakukan penelitian di SMA Negeri
1"
l(alibawang pada Tanggal 16 Mei 2013 sebagai bahan penyusunan Sl
judul "
PERSEPSI
cURU PENDIDIKAN l(EWARGANEGARAAN BERSERTIFIKAT PENDIDII(
DI SMA NEGERI SE- KABUPATEI.J I(ULOI'i PROGC TERHADAP I(EB!JA.I(At\ I(URIKULUM PENDIDII(AN PANCASILA DAN I(EWARGANEGARAAN TAHUN 2OT3,,
Surat keterangan ini l
l(alibawang, 16 Mei 2013
"'k'r*\
ffi
A Negeri 1 Kalibawang
I(UI(UH PRANOTO Pembina, lV/a t9540427 198703 1 002
1
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN
SMA
NEGERIlKOKAP
Jl. Jambon, Hargorejo, Kokap, Kulon Progo, Yogtakarta 55653 Telephone (0274) 7l 17503
SURAT KETERANGATI
Nomor :
421
ll45
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SMA Negeri
Nama J
:
ANANG SUTARTA, S.Pd., M.Si. t9630t25 1984t2 I 002 Pembina, IV/a Kepala SMA Negeri I Kokap,KulonProgo,
NIP
Pangkat
I Kokap, Kulon Progo
/ Gol.
ab atan
Daerah Istimewa Y o gy akarta.
Menerangkan dengan sesumgguhnya, bahwa
Nama
:
:
NPM
:
VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI. 09401241002 Negeri Yogyakarta.
: Universitas
PT / Instansi
Telah melaksanakan Penelitian Bidang : Persepsi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Bersertifikat Pendidik di SMA Negeri se Kabupaten Kulon Progc terhadap Kebijakan Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewargane gar aan Tahun 20 I 3 .
dtr
w"
i
Tembusan disampaikanikepada
1. Yang bersangkutan
2. Arsip.
Yth.
:
18 Mei 2013 SMA Negeri
1
Kokap,
SUTARTA, S.Pd.,. M.Si.
IYla. 9630125 t984t2
I 002
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 LENDAH Alamat : Jatirejo,
Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta, Telp. 71O25A7
SURAT KETERANGAN Nomor : O70/206 Yang bertada tangan dibawah ini
Nama
Drs. MARSUDI RAHARJO 1956121.0198303 1 0L1
NIP
Pangkat
:
/
Gol.
Jabatan
Pembina, lV/a Kepala Sekolah
MENERANGKAN
Nama
VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI
NIM PTllnstansi
0940t241.002 Universitas Negeri Yogyakarta
Yang tersebut diatas, benar-benar telah melaksanakan Penelitian di SMA Negeri 1 Lendah, dengan Judul /Tema, "Persepsi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Bersertifikat Pendidik" di SMA Negeri Se-Kabupaten Kulon Progo terhadap kebijakan Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Tahun 2013" . Demikian surat keterangan ini diberikan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
DL
\/rEp n\TT
A.
-!
l L A. lll
ip
A
T_El\i KT
jl
{--\N pR
OGil
DI}IAS PFIIDIDII'.A}I l^l^-
SMA NEGERI 1 PENGASIH
'trr'ri
E-rnait :
f./f.l
I l.'+nndi^i-^-^t tl \4nro^cnri Pen^:sih Krrlcn Prnoc Yno.,r!.:rdr
r"tri"titr'i:r"i.r )"r. ilt '* , ,,r"ir, *"riirrlnr, ,o7, F4'-(anli -K!ri!,{!N P$-OGC!
;i:t::
.nli^aY^
s u I
Yanrv --- -o--^- rii harvnh lltl ^ -- ^o herranria iancnn
kenale sl\4 A Nerlefi
I Hensaslll K,ttlon
Hroqrl
meflerangkan bahw-a: i.iama
ITSI?O AKTIMAEA BANGKiT ?R BADi
Tempat, tgl. Lahir
KulonProgo: 17 Mei 1991
I\
tr]r+rj
I IVI
Pergururan
z+tt,ltz
I ^ri^^A
Universitas Neg€ri Yo gyakarta
Tinggi
Teiah rneaoadakan neneiiiian di SMA Neoeri
i
Penoasih nadaianssal
i5 anrii sd
2013 grrna rnelengkapi penyelesaian peny{rsunan ttrgas akhirSkipsi dengan jddul
15
ir:ii
:
*FERSEPSI GURU PENDIDIKAN KE\il'ARGANEGAR,AAhI BERSERTIFTKAT PtrNOIDIK DI SMA IYEGERI SE-KABUPATEN KULON PBOCO TPRIIADAP
KEBiJAK,AJ{ KURIKUKLI]M PEiiiSiDiKA}I PAi\CASILA
DAFi
KEWARGANEGABAAN TAHUN 2AI3" Den-rikian Siirat Keterzir-rgatr
meqtinya.
ini kami terbiikaii agar da*uai ,iipe+gunaiian
sebagai mana
I
l6 ryle! /{_,L1
1016 198501 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 SAMIGALUH Alamat: Tanjung, Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, D.l.Yogyakarta, 55673, Telp. 08112504871 E-mail : [email protected] Website: http://www.smalsamigaluh.sch.id
S-URAT KETERANGAN Nomor: 4zo/t6g Yang bertanda tangan di bawah ini Nama
:Dns.YB
NIP
: 19580610 198403 1 005
PangkaUGol.
: Pembina,lVla
Jabatan
: Kepala Sekolah
Unit Kerja
: SMA Negeri 1 Samigaluh, Kulon Progo
dengan ini menerangkan bahwa
benar
:
SUGIMAN
:
VISITO AKHIIilADA BANGKIT PRIBADI
Nama
:
No. Mhs
:09401241002
PT/lnstansi
: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
- benar telah melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Samigaluh, Kulon Progo
dengan Judul:
"PERSEPSI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KULON PROGO TERHADAP
KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
, Demikian Surat Ketera4gan
TAHUN 20{3"
ini kami buat dengan sebenar - benarnya agar
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Samigaluh, 30 Mei 2013 Sekolah,
B
SUGI
lVla 19580610 198403 1 005
dapat
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 SENTOLO Alomat :Banguncipfo Senfolo Kulon Progo Telp. (0274) 7498299 SURAT KETERANGAN Nomor :{11
.l lfl
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SMA Negeri 1 Sentolo menerangkan bahwa
;
Nama
:
NIM
: 09401241002 : Pendidikan Kewarganegaraan : Universitas Negeri Yogyakarta : Jalan Karangmalang, Yogyakarta
Program Studi Perguruan Tinggi AIamat
VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI
Benar -benar telah melaksanakan Penelitian observasi Progo pada tanggal 27 Mei 2013 dengan judul :
di SMA N 1 Sentolo, Kulon
,.
PERSEPSI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMA SE- KABUPATEN KULON PROGO TERHADAP KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN TAHUN 2013".
Demikian surat keterangan ini kami berikan, untuk dapat dipergunakan sebagai mana mestinya,
Sentolo, 27 Mei 2013 D,D} {qLrt 2-V't
v'/
{/
\'*\t"
Etnll NeCrn SE.N-IOLU
NlP. 19540614 198102 1 002
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
DINAS TENDIDIKAN
SMA NEGERI TEMON Jt. Purworqio Km.12 Kebonrejo, Temon, Ta1p.7117523 Pos. 55654 Kulon
hogo
SURAT KETERANGAN
Nomor:07A1133
Yang bertanda tangan di bawah ini Narna
NIP. Jabatan
krstansi
:
Drs. SlametRiyadi 19580814 198701 I 00r Kepala Sekolah SMANegeri l Temon
Dengan ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:
NamA NIM Jurusan
: VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI :094AD41N2 : Pendidikan Kewarganegprarm dan
Hukum
Universitas Negeri Yogyakarta
Nama tersebut di atas benar-benar telah melaksanakan Kegiatan Penelitian dengan judul nPersepsi Guru Pendidikan Kewargonegaraan Berserttfikat Pmdidik A SMA Negeri seKabupaten Kulon Progo Terhudap Kebijakan Kurtkulum Pendidikan Panesslls Dan fiewarganegaraan Thhun 2013n di SMA Negeri I Temon Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 15 Mei 2013. Demikian surat keterangau ini dibuat untuk dryxdipergunakan sebagaimanames{inya.
frvENo
'/*YT a'/
_et\
80814 198701
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 WATES Jl. Terbahsari,'Wates, Kulon Progo Telp. (0214) 773067 Fax. 0274 774352 KodePos 55611
SURAT KETE,RANGAN Nomor:070 1249
Yang bertancla tangan di barvah ini I(epala SMA Negeri 1 Wates I
stir-neu,a Yo gyakarta, me 1r eran gkan bahr,va
Nama Tempat/Tanggal
I(abupaten
Kr:lon Progo Provinsi Daerah
:
: VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI
Lahir
: Kulon Progo, 17 Mei 1991
NI]\1
:09401241002
Fakultas
: Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yo gyakarta Telah melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wates pada tanggal 14 Mei 2013 untuk memenuhi Tugas Akhir Skripsi yang berjudul "Persepsi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Bersertifikat
di SMA Negeri I
Wates Se-Kabupaten Kulon Progo Terhadap Kebijakan Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Tahun 2013".
Pendidik
Demikian Surat Keterangan
ini di buat sebagai bukti diri bagi mahasiswa yang
dipergunakan sebagai mana mestinya
bersangkutan. agar dapat
.
Wates, 14
Mei
2013
:i
\7t.ii# .b
$ *
e*
TINI
Tk.I, IV/b 570319 198403 2 001
Eliarlwrtla^trta 1la. .Jl nrvrrrrvr
O7 Desember 2O11
SMA NEGERI 2 WATES
PEMERINTAH DAERAH DAE.RAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA SMA NEGERI 2 WATES Jalan. Wakhid Hasyim, Bendungan, Wates (0274,\ 773055.Kode Pos 55651 E-mail : srnadawates@)rahoo.co. id KULON PROGO
15
Mei 2013
SURAT KETERANGAII Nomor ? 0701232 Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri bahwa :
2
Wates Kulon progo menerangkan
Nama
VISITO AKHMADA BANGKIT PRIBADI
NIM
0940t24r002
Program Studi
Pendidikan Kewargane garaan
Perguruan tinggi
Universitas Negeri Yogyakarta
Alamat
Jalan. Karangmalang, Yogyakarta
Benar-benar telah melaksanakan Penelitian observasi di SMA Negeri 2 Wates Kulon Progo pada tanggal 15 Mei 2013 dengan judul :
..
PERSEPSI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMA SE-KABUPATEN KULON PROGO TERHADAP KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARNEGARAAN TAHLIN 2013 "
Demikian surat keterangan ini kami berikan, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
ffi ti|tE ? IsO 5001
Gffi
.MUDJIJONO, M.M. 1.19550710197803 1 007