Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
BURNOUT DITINJAU DARI EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN
Theresia Olga Vania Christianty Lucia Trisni Widhianingtanti
ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara employee engagement dengan burnout. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara employee engagement dengan burnout pada karyawan PT BPR Restu Group. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara penelitian kuantitatif dan dengan menggunakan skala burnout dan employee engagement. Penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi product moment. Hasil nilai rxy= 0,671 (p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara employee engagement dengan burnout. Subyek penelitian ini berjumlah 34 karyawan yang bekerja di PT BPR Restu Group dengan masa kerja minimal 3 tahun dan dengan jabatan account officer. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Kata kunci : burnout, employee engagement. tahun
LATAR BELAKANG Kemampuan
mengelola
2012-2014
menggunakan
dengan
alat
ukur
sumber daya manusia di suatu
engagement Gallup, hasil analisis
perusahaan seringkali tidak mulus
yang
seperti
ada
bahwa tiga unsur engagement
kalanya permasalahan juga ikut
untuk mengurangi kelelahan kerja
mewarnai
dalam
yaitu, menerima pujian biasa dan
mengelola sumber daya manusia.
pengakuan untuk pekerjaan yang
Menurut
baik,
Statistics
yang
diharapkan,
proses data
di
dari
Office,
German dengan
memiliki
peralatan
pengumpulan data kolektif antara
untuk
menunjukkan
bahan
dan
memberikan
kualitas kerja, dan merasa bahwa
351
didapatkan
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
pendapat mereka dipertimbangkan
berkaitan
di tempat kerjanya. Pekerja yang
deadline kerja, upah (financial),
memberi penilaian rendah untuk
jobdesk,
ketiga item diatas sebesar 24%
selalu dituntut selalu memberikan
dari seluruh pekerja di Jerman
yang
atau kurang lebih sekitar 2,7 juta
memberikan dampak positif dan
karyawan
negatif pada karyawan. Dampak
mengatakan
bahwa
positif
hanya
motivasi
karyawan
yang
peraturan,
lingkungan,
terbaik
mereka mengalami burnout, dan 15%
dengan
bahkan
terhadap
berupa
klien
meningkatnya
karyawan
sehingga
engaged, 31% merasakan stres.
berpengaruh
Setiap tahunnya pekerja yang
karyawan untuk mencapai target
mengalami burnout dan stres
sesuai dengan standar yang telah
menyebabkan
ditetapkan
Jerman
harus
terhadap
oleh
kinerja
perusahaan.
kehilangan 9 miliar euro setiap
Dampak negatif bisa terlihat dari
tahunnya
menurunnya
akibat
penurunan
produktivitas (Nink, 2015, h. 1).
kinerja
karyawan
karena mendapat stressor yang
Dari hasil penelitian di
tinggi sehingga berpotensi untuk
atas, dapat peneliti simpulkan
melakukan
bahwa burnout dapat berpengaruh
pelanggaran di tempat kerja dan
besar terhadap kerugian suatu
permasalahan yang tidak dapat
perusahaan, karyawan maka
pelanggaran-
dimana
apabila
terselesaikan
mengalami
burnout
karyawan menjadi stres.
produktivitas
karyawan
Dalam
akan
membuat
Schaufeli
&
tersebut menurun dan tidak bisa
Enzmann
maksimal
kemudian
disebut dengan burnout, burnout
berpengaruh terhadap kerugian
menurut Schaufeli & Enzmann
perusahaan.
yaitu keadaan pikiran negatif dan
Adanya ditetapkan
yang
standar oleh
seperti
ini
yang
terus-menerus yang berhubungan
perusahaan
dengan pekerjaan, pada individu
352
keadaan
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
normal hal ini dicirikan dengan
kehilangan
kelelahan yang disertai dengan
pekerjaannya dan terakhir merasa
tekanan,
rasa
bahwa ia sudah kehilangan makna
mengalami
untuk apa dia bekerja (Maslach,
berkurangnya
kompetensi, penurunan
motivasi,
dan
pengembangan
minat
di
Jackson, dan Leiter
sikap
dalam
dikutip
Hakanen & Koivumaki, 2014, h.
disfungsional di tempat kerja
12-18).
(Llorens-Gumbau dan Salanova-
Faktor yang mempengaruhi
Soria, 2014, h. 3-11).
burnout menurut Maslach, et al.
Menurut
Maslach,
(Puspitasari & Handayani, 2014,
Schaufeli, dan Leiter burnout
h. 59-68) yaitu faktor individu dan
merupakan
stres
faktor situasional. Pada faktor
dengan
individu ini meliputi karakteristik
pekerjaan yang memiliki beban
individu, sikap terhadap pekerjaan
berat dengan gejala yang ditandai
dan
dengan
pada faktor situasional meliputi
yang
konsekuensi
berhubungan
tingginya
tingkat
karakteristik
kepribadian,
kelelahan, sikap negatif terhadap
jenis
pekerjaan
pekerjaan, karakteristik pekerjaan
(cynicism
),
berkurangnya
dan
efektivitas 2014,
h.
Kelelahan
yang
dimaksud
mengacu
pada
perasaan
karakteristik
dan karakteristik organisasi.
profesonal kerja (Hakanen & Koivumaki,
pekerjaan,
Salah
12-18).
munculnya karyawan
satu
faktor
burnout
pada
adalah
lingkungan yang kurang baik,
ketegangan, terutama kelelahan
misalnya
kronis akibat pekerjaan berat.
antara
Pada dimensi yang kedua, sinisme
karyawan
dengan
atau
diberikan
oleh
sikap
pekerjaan dengan
negatif
secara rekan
terhadap
saja apa
ketidaksesuaian
yang
diharapkan apa
yang
perusahaan
umum
dan
terhadap
kerjanya,
juga
kurangnya dukungan dari atasan
353
kondisi
karyawannya
seperti
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
dan
adanya
persaingan
p ISSN : 1411 - 6073
yang
bekerja sehingga ini menimbulkan
kurang sehat antara sesama rekan
semangat kerja yang tinggi pada
kerja, hal ini merupakan suatu
karyawan dan tentunya ini akan
kondisi
menghambat
lingkungan
kerja
laju
tingginya
psikologis yang dapat memicu
burnout pada karyawan, karena
terjadinya burnout dalam diri
ini berarti bibit burnout sudah
karyawan.
itu,
terdeteksi dan bisa segera cepat
sedapat
ditangani oleh perusahaan. Dalam
suatu
perusahaan, keterikatan karyawan
lingkungan kerja psikologis yang
lebih dari inisiatif sumber daya
baik sehingga dapat memunculkan
manusia
rasa kesetiakawanan, rasa aman,
mengendalikan
rasa diterima, rasa dihargai, serta
merupakan fondasi strategis yang
perasaan
bisa mengarah pada tercapainya
Oleh
perusahaan mungkin
sebab
harus menciptakan
berhasil
pada
diri
karyawan (Sihotang, 2004, h. 9-
dan
dorongan
untuk
kinerja,
serta
tujuan perusahaan.
16).
Keterikatan
pegawai
di
Banyaknya karyawan yang
definisikan oleh Harte, Schmidt &
mengalami burnout bisa diketahui
Hayes sebagai keterlibatan dan
melalui
kepuasan
bagaimana
rasa
individu,
serta
keterikatan (engagement) yang
antusiasme dalam bekerja (Little
dimiliki
& Little, 2006, h. 111-113).
oleh
perusahaan mengetahui
karyawan
tersebut.
karyawan
Dengan
bagaimana
keterikatan
pada
Keterikatan
rasa
secara
statistik memiliki korelasi dengan
(engagement) pada
pegawai
produktivitas,
perusahaan
keuntungan,
keamanan, retensi pegawai dan
tersebut kita dapat mengetahui
kepuasan
bahwa berarti karyawan tersebut
pegawai memiliki antusiasme dan
memiliki persepsi yang positif
terlibat
terhadap perusahaan tempat ia
pekerjaannya, maka secara pribadi
354
pelanggan. secara
total
Apabila dalam
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
pegawai lebih bertanggung jawab
pada timbulnya kelelahan dan
terhadap
dan
kejenuhan kerja pada karyawan
berkomitmen untuk menghasilkan
baik secara psikologis maupun
kinerja
fisik
pekerjaannya terbaik
(Britt
dikutip
yang
kemudian
dapat
Metzler dalam Murnianita, 2012,
berimbas kepada burnout serta
h. 1-128).
menurunnya
Peneliti akan melakukan penelitian
tentang
kinerja
pada
karyawan.
terjadinya
Pada
penelitian
burnout ditinjau dari employee
sebelumnya Llorens-Gumbau dan
engagement pada karyawan. Dari
Salanova-Soria (2014, h. 3-11)
hasil wawancara peneliti dengan
mengemukakan
pimpinan perusahaan, karyawan
hubungan negatif antara burnout
dengan jabatan Account Officer
dengan engagement. Berdasarkan
(AO)
memiliki
pendapat ahli di atas mengenai
tendensi yang lebih besar untuk
burnout dan engagement, dengan
mengalami
demikian peneliti menyimpulkan
cenderung
burnout,
terkait
bahwa
ada
dengan tuntutan beban kerja yaitu
bahwa
mencari
engagement atau rasa keterikatan
calon
debitur
untuk
tinggi
kredit, menghubungi calon debitur
pada
untuk
mempengaruhi
melakukan
pengikatan
kredit, dan kemudian mengelola
karyawan
akan pada
burnout
karyawan.
debitur yang menjadi kelolaannya. Selain itu,
rendahnya
Mengacu pada pendapat
masih ditambah
ahli
di
atas,
maka
dapat
dengan tetap menghubungi dan
diasumsikan
mencari debitur yang memiliki
karyawan memiliki engage yang
permasalahan
tinggi
seperti
kredit
pada
bahwa
apabila
organisasi,
maka
macet, padahal ini seharusnya
burnout dapat dicegah dan dapat
menjadi tugas Pengawas Kredit.
diatasi.
Kondisi ini kemudian berdampak
pengkajian
355
Oleh
karena
secara
itu,
empirik
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
terhadap burnout merupakan hal
negatif,
yang
berhubungan
penting
bagi
kemajuan
organisasi.
pikiran,
Berdasarkan uraian di atas,
pekerjaan
yang
dengan
keadaan
pada
‘normal’
individu
yang
ditandai
burnout
peneliti mengajukan pertanyaan
sebagian besar oleh kelelahan
penelitian:
“Apakah
yang
hubungan
antara
terdapat
disertai
dengan
stres,
employee
mengalami penurunan motivasi,
engagement dengan burnout pada
rasa kompetensi yang berkurang,
karyawan?”.
dan
TINJAUAN PUSTAKA
disfungsional di tempat kerja.
Burnout
(Llorens-Gumbau & Salanova-
Burnout menurut Maslach merupakan emosi,
sindrom
sikap
Soria, 2014, h. 3-11).
kejenuhan
depersonalisasi,
pengembangan
Menurut
dan
Kreitner
&
Kinicki (2005, h. 1-126), burnout
pencapaian personal (Schaufeli,
sebagai
Leiter, Maslach, 2009, h. 204-
emosional dan sikap-sikap negatif
216). Cherniss (1987, h. 1-126)
dari waktu ke waktu. Kreitner dan
menyatakan
burnout
Kinicki menjelaskan sikap-sikap
merupakan perubahan sikap dan
negatif tersebut antara lain adalah
perilaku
fatalisme,
bahwa
dalam
bentuk
reaksi
kondisi
kelelahan
kebosanan,
menarik diri secara psikologis dari
ketidaksenangan,
pekerjaan, seperti menjaga jarak
ketidakcukupan, kegagalan, kerja
dengan klien maupun bersikap
berlebihan,
sinis dengan mereka, membolos,
ketidakpuasan dan melarikan diri.
sering terlambat, dan keinginan Schaufeli
definisi &
yang
definisi-
telah
diuraikan
diatas dapat peneliti simpulkan
Enzmann, Burnout didefinisikan
bahwa
sebagai suatu hal yang “persisten,
keadaan
356
kekasaran,
Berdasarkan
pindah kerja yang kuat. Menurut
sinisme,
burnout
adalah
dimana
suatu
individu
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
mengalami
kondisi
kelelahan
p ISSN : 1411 - 6073
tersinggung,
sinisme,
perasaan
emosional yang terjadi secara
tidak menolong, ratapan yang
berkepanjangan dan menyebabkan
tiada henti, tidak dapat dikontrol,
perubahan sikap dan perilaku
suka marah, gelisah, tidak peduli
negatif.
terhadap
1. Aspek-aspek burnout Menurut
tujuan,
tidak
peduli
dengan peserta didik orang lain,
Pines
dan
merasa tidak memiliki apa-apa
Aronson (dalam Rahmati, 2015, h.
untuk diberikan, sia-sia, putus asa,
49-55), burnout memiliki tiga
sedih, tertekan, dan tidak berdaya
aspek, yaitu : a) Kelelahan fisik,
(Sutjipto dalam Diaz, 2007, h. 1-
yaitu
yang
126);
c) Kelelahan mental, yaitu
bersifat sakit fisik dan energi
suatu
kondisi
fisik. Sakit fisik dicirikan seperti
individu
sakit
dengan rendahnya penghargaan
suatu
kelelahan
kepala,
punggung,
demam,
rasa
ngilu,
sakit rentan
diri
kelelahan
yang dan
pada
berhubungan depersonalisasi.
terhadap penyakit, tegang pada
Kelelahan mental ini dicirikan
otot leher dan bahu, sering terkena
antara lain, merasa tidak berharga,
flu,
mual-mual,
rasa benci, rasa gagal, tidak peka,
gelisah, dan perubahan kebiasaan
sinis, kurang bersimpati dengan
makan. Energi fisik dicirikan
orang
seperti energi yang rendah, rasa
negatif
letih yang kronis dan lemah; b)
cenderung masa bodoh dengan
Kelelahan emosional, yaitu suatu
dirinya,
kelelahan pada individu yang
kehidupannya, acuh tak acuh,
berhubungan
pilih kasih, selalu menyalahkan,
susah
tidur,
dengan
perasaan
pribadi yang ditandai dengan rasa
kurang
tidak
orang
berdaya
dan
depresi.
lain,
mempunyai
terhadap
orang
pekerjaannya
bertoleransi yang
sikap lain, dan
terhadap ditolong,
Kelelahan emosi ini dicirikan
ketidakpuasan terhadap pekerjaan,
antara lain rasa bosan, mudah
konsep diri yang rendah, merasa
357
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
tidak
cakap,
merasa
p ISSN : 1411 - 6073
tidak
mampu memberikan pelayanan
kompeten, dan tidak puas dengan
secara psikologis yang maksimal
jalan hidup (Sutjipto dalam Diaz,
(Maslach dalam Diaz, 2007, h. 1-
2007, h. 1-126).
126)
Menurut Maslach ( dalam
Pada aspek kedua yaitu
Leon, Halbesleben, dan Paustian-
Depersonalisasi, menurut Maslach
Underdahl,
87-96),
(Schaufeli, dalam Diaz, 2007, h.
aspek
1-126) merupakan perkembangan
yaitu,
dari dimensi kejenuhan emosi. Ia
burnout utama
2015,
memiliki dari
h. tiga
burnout
Kejenuhan Emosional (Emotional
menjelaskan
Depersonalisasi
Exhaustion),
(Depersonalization),
depersonalisasi
adalah coping (proses mengatasi
dan
ketidakseimbangan
antara
Pencapaian Personal (Personal
tuntutan
Accomplishment).
individu) yang dilakukan individu
Pada aspek pertama yaitu
dan
untuk
mengatasi
Kejenuhan Emosi, seseorang yang
emosional.
mengalami
adalah
burnout
akan
melindungi
kewalahan
emosional
menghadapi
kelelahan
Perilaku
suatu
mengalami kelelahan emosi dan saat
kemampuan
tersebut
upaya
diri
dari
yang
untuk tuntutan
berlebihan
pekerjaannya dan aktivitas yang
dengan memperlakukan orang lain
dijalani setiap harinya. Kejenuhan
disekitarnya sebagai objek.
emosi terkurasnya emosional,
ditandai
dengan
Pada aspek ketiga yaitu
sumber-sumber misalnya
Pencapaian
perasaan
tendensi
Personal, untuk
adalah
mengevaluasi
frustrasi, putus asa, sedih, tidak
upaya dan usaha atau prestasi
berdaya, tertekan, apatis terhadap
seseorang
pekerjaan dan merasa terbelenggu
negatif.
oleh tugas-tugas dalam pekerjaan
pemikiran
Menurut Green, Walkey, &
sehingga seseorang merasa tidak
Taylor,
358
dengan
“emotional
exhaustion
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
and cynicism are considered the
dan burnout dapat ditemukan
core
pada tingkat yang berbeda dari
burnout
dimensions”
(Gonzalez-Roma, dkk, 2006, h.
analisis
165-174).
kerja, dan budaya yang lebih
Pendapat
Walkey, & Taylor
Green,
mengatakan
individu,
lingkungan
besar seperti masyarakat.
bahwa kejenuhan emosional dan
Faktor yang dikemukakan
sinisme dianggap sebagai dimensi
oleh Cherniss sama halnya seperti
utama di dalam burnout.
apa yang dikemukakan oleh De
Dari
aspek-aspek
yang
Cenzo & Robbins (1996, h. 433),
telah dikemukakan oleh tokoh
menurut De Cenzo & Robbins
diatas dapat peneliti simpulkan
faktor-faktor yang berkontribusi
bahwa aspek- aspek dari burnout
terhadap
yaitu
diidentifikasi
kejenuhan
emosi,
dapat
burnout sebagai
berikut,
depersonalisasi, dan pencapaian
karakteristik organisasi, persepsi
personal.
organisasi,
2. Faktor
yang
mempengaruhi
persepsi
karakteristik individu, dan hasil. Karyawan
burnout Menurut Cherniss (Tawale,
(engaged)
di
dkk, 2011, h. 74-84) mengatakan
perusahaan
bahwa
tersebut
burnout
peran,
merupakan
yang
terlibat
dalam
berarti telah
suatu
karyawan menetapkan
perubahan sikap dan perilaku
komitmen emosional sepenuhnya
dalam bentuk reaksi menarik diri
pada
secara psikologis dari pekerjaan,
seseorang tersebut bekerja, dan
seperti menjaga jarak dengan
komitmen
klien
sinis
bahwa karyawan tersebut benar-
dengan mereka, membolos, sering
benar peduli tentang pekerjaan
terlambat, dan keinginan pindah
mereka bahkan mereka peduli
kerja yang kuat. Faktor yang
terhadap
berkontribusi terhadap stres kerja
Mereka tidak hanya bekerja untuk
maupun
bersikap
359
perusahaan emosional
perusahaan
dimana berarti
mereka.
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
gaji
saja
promosi
atau
hanya
berikutnya,
bekerja
atas
nama
p ISSN : 1411 - 6073
untuk
keterlibatan karyawan berasal dari
namun
diri karyawan atau seperti yang
tujuan
telah
disebutkan
diatas
yaitu
disebabkan
oleh
perusahaan tempat mereka bekerja
faktor
(Kruse, 2012, h. 1). Dengan
individu.
demikian karyawan yang bekerja
Employee Engagement
atas nama tujuan organisasi tidak
Maslach
akan
mudah
terjebak
dalam
yang
&
Leiter
mengemukakan
definisi
kondisi stres yang berlarut-larut
Engagement
yang berikutnya akan menjadikan
keterlibatan, dan efikasi sebagai
karyawan
tersebut
burnout.
kebalikan
Sebaliknya
apabila
karyawan
dimensi utama burnout (Leon,
tidak cukup engaged (terlibat dan
Halbesleben, Paustian-Underdahl,
terikat) pada perusahaan akan
2015, h. 87-96)
membuat mudah
karyawan stres
yang
langsung
energi, dari
tiga
menjadi
Kahn (1990, h. 692-724)
kemudian
mengemukakan bahwa employee
menimbulkan burnout. Dari
sebagai
beberapa
engagement merupakan keadaan faktor
dimana
anggota
dari
sebuah
tersebut diatas, peneliti dapat
organisasi
mengambil
dirinya dengan pekerjaannya :
kesimpulan
bahwa
karakteristik individu merupakan
dalam
salah
akan
satu
mempengaruhi
faktor
yang
burnout.
Maka
mengidentifikasi
mempekerjakan
mengekspresikan
peneliti secara khusus mengambil
secara
seseorang
engagement,
fisik,
diri kognitif,
dan mereka dan
atau
emosional selama menunjukkan
keterlibatan karyawan yang akan
performa mereka. Aspek kognitif
digunakan sebagai variabel bebas
dalam
pada penelitian kali ini, dimana
mencakup
employee
employee
engagement
engagement
atau
engagement
keyakinan
yang
dimiliki oleh karyawan mengenai
360
employee
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
organisasi
tersebut,
para
konsentrasi penuh dan menjadi
pemimpinnya, dan kondisi kerja. Aspek
emosional
bagaimana
sangat asyik dalam pekerjaan).
meliputi
perasaan
terhadap
p ISSN : 1411 - 6073
Dari tokoh diatas, dapat
karyawan
organisasi
peneliti
dan
simpulkan
employee
bahwa yaitu
engagement
pemimpinnya. Sedangkan aspek
merupakan keterlibatan karyawan
fisik meliputi energi fisik yang
yang ditandai dengan keterikatan
dikeluarkan oleh karyawan dalam
emosi positif terhadap tujuan
melaksanakan tugas peran yang ia
organisasi
miliki di organisasi. Kahn juga
mempekerjakan
menyebutkan bahwa engagement
mengekspresikan
meliputi kehadiran baik secara
secara
fisik
emosional.
maupun
psikologis
saat
melaksanakan
peran
fisik,
mampu dan
diri
mereka
kognitif
1. Aspek-aspek
organisasional.
dan
employee
engagement
Menurut Schaufeli
yang
Hallberg (dalam
&
Menurut
Leon,
Macey,
Schneider, Barbera, & Young
Halbesleben, Paustian-Underdahl,
(Albrecht,
2010,
2015, h. 87-96), Engagement
employee
engagement
adalah kondisi yang berhubungan
menjadi
dua
dengan pekerjaan yang ditandai
employee
engagement
dengan keterikatan emosi positif
dan
dengan pekerjaan dan terdiri atas
behavior. Pada aspek pertama
vigor
yaitu
(digambarkan
ketahanan
mental
dan
sebagai energi
employee
h.
159-171)
aspek,
dibagi yaitu feelings
engagements
employee
engagement
feelings
terdapat
tingkat tinggi dalam bekerja),
komponen,
yaitu
dedikasi (perasaan signifikan dan
urgency, Feeling of being focused,
antusiasme dalam bekerja), dan
Feeling on intensity, dan Feeling
absorpsi
of enthusiasm. Pada aspek kedua
(mampu
menjaga
361
empat
Feeling
of
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
yaitu
employee
engagement
p ISSN : 1411 - 6073
ditandai
engagement
dengan
behavior akan memperlihatkan
vigor, dedikasi, dan absorpsi.
beberapa perilaku, antara lain
Vigor dicirikan dengan memiliki
perilaku
Proaktif,
tingkat energi yang tinggi dan
(Role
ketahanan mental saat bekerja,
Expansion), dan perilaku Siap
kemauan untuk menginvestasikan
(sedia)
usaha dalam pekerjaan seseorang,
Persistence,
Perluasan
Peran terhadap
Perubahan
(Adaptability).
dan ketekunan bahkan dalam
Sejalan dengan aspek yang
menghadapi kesulitan. Dedikasi
telah dikemukakan oleh tokoh
ditandai dengan rasa antusiasme,
diatas,
inspirasi,
kebanggaan,
tantangan.
Absorpsi
menurut
Bakker
Schaufeli
(Balducci,
Schaufeli,
2010,
dimensi,
Fraccaroli, h.
143-149)
memiliki
engagement yaitu
&
dengan
tiga
(1)
kognitif,
ditunjukkan
dengan
adanya
kepercayaan
serta
mampu
dan ditandai
sepenuhnya
berkonsentrasi pada pekerjaan dan menjadi
sangat
pekerjaannya,
asyik
dalam
dimana
waktu
dukungan
terasa berlalu begitu cepat dan
terhadap tujuan dan nilai-nilai
sulit untuk melepaskan diri dari
organisasi;
pekerjaan yang dilakukannya.
(2)
afektif,
ditunjukkan oleh rasa memiliki, kebanggaan
dan
Dari ketiga tokoh diatas
keterikatan
dapat peneliti simpulkan bahwa
dengan organisasi; (3) perilaku,
aspek-aspek
ditunjukkan oleh kemauan bekerja
engagement
keras dan keinginan untuk tinggal
engagement
di dalam organisasi.
employee engagement behavior.
Berbeda
dengan
kedua
Hubungan
tokoh diatas, Gonzalez-Roma, dkk (2006,
h.
mengemukakan
Dalam
employee dan
feelings
antara
Employee
dunia
kerja
permasalahan yang dihadapi oleh
work
362
yaitu
Engagement dengan Burnout
165-174) bahwa
employee
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
sebuah
perusahaan
maupun
baik
adalah ketidakpuasan kerja, stres
sangatlah
hingga burnout.
kompleks seperti ditentukannya
Menurut
target
barang
jasa
p ISSN : 1411 - 6073
produksi,
peningkatan penekanan
biaya
penjualan
dan
Macey,
keuntungan,
Schneider, Barbera, & Young
produktivitas,
(Albrecht, 2010, h. 157-171), ada
produksi,
unsur
dalam
employee
pemasaran,
engagement
yaitu,
employee
administrasi serta pemberdayaan
engagement
baik sumber daya alam maupun
employee engagement behavior
sumber
dengan
daya
dua
manusianya
dan
feelings
masing-masing
empat
(Dwivedi dalam Diaz, 2007, h. 1-
komponen di dalamnya.
Kedua
126).
unsur ini saling berkaitan dalam
permasalahan
tersebut
memiliki kaitan dengan manusia
membentuk
selaku kunci dari tenaga kerja.
seseorang. Apabila engagement
Hubungan antar karyawan dan
seseorang dalam bekerja tinggi,
atasan, suasana dan tata tertib
maka
kerja,
kesediaan
pembagian
tugas
dan
engagement
akan
berdampak
untuk
terikat
tanggung jawab kerja sampai
terlibat
dengan pembayaran hak yang
tempat seseorang itu bekerja.
di
dalam
pada dan
perusahaan
berupa gaji terhadap karyawan
Hubungan antara burnout
adalah sebagai permasalahan yang
dan engagement sangat kompleks,
ada di dalam dunia kerja (Das dlm
dimana kedua konstruksi tersebut
Dwivedi, dikutip Diaz). Kishore
telah terbukti secara independen
(dikutip Diaz, 2007, h. 1-126)
mempengaruhi perilaku karyawan
mengungkapkan apabila terjadi
dan interaksinya, termasuk OCB,
penanganan
pada
absensi dan kinerja karyawan
sumber daya manusia dalam dunia
(Halbesleben, Harvey, & Bolino,
kerja akan berdampak buruk pada
2009, h. 1452-1465).
perusahaan.
yang
salah
Permasalahan
itu
363
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
Berdasarkan
p ISSN : 1411 - 6073
teori
lebih mudah tertekan, dan ketika
mengenai variabel-variabel yang
diberi tugas oleh atasannya maka
diteliti dalam penelitian ini dalam
ia akan melakukannya dengan
sub bab ini akan dirumuskan
terpaksa dan setengah-setengah
hubungan teoritis antara kedua
karena ia tidak terlalu peduli
variabel tersebut, yaitu employee
dengan perusahaan mereka.
engagement dan burnout pada
Alasan yang mendukung
karyawan.
penggunaan
Karyawan yang mengalami
employee dalam
engagement
penelitian
burnout cenderung memiliki rasa
mengenai burnout adalah karena
keterikatan
sudah terdapat penelitian yang
rendah
(engaged)
di
dalam
yang
perusahaan,
menyebutkan
bahwa
employee
sedangkan mereka yang tidak
engagement dan burnout memiiki
mengalami
hubungan yang erat namun secara
burnout
cenderung
memiliki rasa keterikatan yang
berseberangan
tinggi
Admasachew & Dawson (2011, h.
di
dalam
perusahaan.
(kontradiksi).
Contohnya, karyawan akan tetap
29-33)
berkomitmen
burnout dan engagement dapat
dan
memegang
menjelaskan
teguh nilai-nilai, visi-misi serta
bekerja
tujuan di perusahaannya tanpa
mempengaruhi
diawasi
sama dalam kontradiksi.
dan
disuruh
oleh
atasannya, mereka tidak hanya
sama
bahwa untuk
perilaku
yang
Karyawan yang engaged
bekerja untuk gaji dan promosi
akan
berikutnya,
tantangan di suatu perusahaan
namun
mereka
siap
untuk
menghadapi
bekerja atas nama perusahaan
karena
tempat
bekerja.
memiliki keterlibatan yang kuat
Sedangkan karyawan yang tidak
ditandai oleh adanya antusiasme
memiliki
secara
dan rasa bangga serta inspirasi.
emosional pada perusahaan akan
Karyawan yang enggaged akan
mereka keterikatan
364
karakteristiknya
yang
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
dengan senang hati untuk terlibat
engagement menunjukkan hasil
dalam proses dan dinamika di
yang saling bertentangan.
suatu perusahaan. Karyawan yang
Llorens-Gumbau
dan
engaged akan menunjukan energi
Salanova Soria (2014, h. 3-11)
yang tinggi, tidak mudah lelah,
dengan
dan rela memberikan tenaganya di
berjudul Loss and Gain Cycles ? a
dalam
Longitudinal
kemajuan
perusahaan.
penelitiannya
yang
Study
about
Sedangkan karyawan yang tidak
Burnout, Engagement, and Self-
engaged tidak memiliki semua itu,
Efficacy, hasil dari penelitian ini
ia tidak tertarik untuk memajukan
menunjukkan
organisasi dan tidak berdedikasi
keterkaitan
dalam melaksanakan tugas dan
ketiga variabel penelitian pada
tanggung jawabnya.
saat yang sama, yaitu bahwa
Leon,
Halbesleben,
dan
bahwa
ada
signifikan
kendala
atau
antara
gangguan
Paustian-Underdahl (2015, h. 87-
berhubungan
96) dengan penelitiannya yang
burnout, yang pada gilirannya
berjudul A Dialectical Perspective
berhubungan positif dengan self-
on Burnout and Engagement,
efficacy dari waktu ke waktu,
penelitian ini bertujuan untuk
fasilitator
merekonsiliasi
dengan engagement dan self-
perspektif
yang
sudah ada melalui pendekatan alternatif
dengan
berhubungan
positif
efficacy.
memberikan
Bria, Spanu, Baban dan
pandangan yang berbeda terhadap
Dumitrascu (2014, h. 103-111),
burnout
untuk
negatif
dan
dengan
engagement
penelitiannya
berdasarkan teori dialektika. Hasil
berjudul
dari
Inventory-General
penelitian
ini
adalah
Maslach
yang Burnout
Survey
:
dukungan empiris dari model
Factorial Validity and Invariance
konseptual antara burnout dan
among
Romanian
Professionals,
365
Healthcare
penelitian
ini
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
berdasarkan survey terhadap 1190
dengan burnout, tingkat stres
Ahli kesehatan di Roma dari tiga
kerja pekerja bagian operator, dan
Rumah Sakit Daerah tersebut.
peran stres kerja terhadap tingkat
Hasilnya adalah hipotesis pertama
burnout. Hasil penelitian ini ada
diterima
hubungan positif yang sangat
yaitu
ketiga
faktor
penyebab yang diuji dengan MBI-
signifikan
GS memiliki fit unggul atas satu
dengan burnout pada pekerja
dan dua faktor struktur masing-
perusahaan batubara.
masing.
stres
kerja
Dari uraian diatas, dapat
Hakanen
&
h.
12-18)
dengan
yang
berjudul
(2014,
penelitiannya
Koivumaki
disimpulkan
Affect
Dentists’
bahwa
employee
dimensi
engagement
mempengaruhi burnout.
Engaged or Exhausted-How Does it
antara
Hipotesis Ada
Clinical
hubungan
negatif
Productivity ?, memiliki hasil
antara
penelitian
dengan burnout, semakin tinggi
ini
mengindikasikan
employee
engagement
bahwa work engagement memiliki
employee
hubungan positif dengan prosedur
burnout akan menjadi rendah
pembayaran,
begitu juga sebaliknya, semakin
tidak
namun
kelelahan
berhubungan
kepada
rendah
produktivitas.
maka
Rahmawati (2013, h. 1-15) dengan
penelitiannya dengan
employee burnout
maka
engagement
akan
menjadi
semakin tinggi.
yang
HASIL PENELITIAN
berjudul Hubungan antara Stres Kerja
engagement
1. Uji Normalitas
pada
Uji normalitas ini dilakukan
Karyawan Bagian Operator PT.
untuk melihat apakah variabel
Bukit Makmur Mandiri Utama,
yang dianalisis berdistribusi
bertujuan
untuk
normal atau tidak.
hubungan
antara
Burnout
mengetahui stres
kerja
1) Burnout
366
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
Uji normalitas terhadap
rxy sebesar 0,210 dengan p=
Burnout dengan menggunakan
0,05
Kolmogorov-Smirnov Z maka
hubungan
diperoleh nilai K-S Z = 0,498
engagement dengan burnout
(nilai p > 0,05), yang berarti
bersifat tidak linear.
data
memiliki
burnout
normalitas
berarti antara
Uji
bahwa employee
korelasi
Product
Moment memberikan hasil nilai
2) Employee Engagement Uji
yang
Uji Hipotesis
distribusi normal terhadap
rxy = -0,671 (nilai p < 0,05), yang
Employee Engagement dengan
berarti
ada
menggunakan
antara
employee
Kolmogorov-
hubungan
negatif
engagement
Smirnov Z maka diperoleh
dengan burnout pada karyawan
nilai K-S Z = 1,047 (nilai p >
BPR Restu Group. Semakin tinggi
0,05),
employee
yang
berarti
employee
data
maka
engagement
semakin rendah kecenderungan
engagement
memiliki distribusi normal.
burnout
pada
karyawan,
dan
sebaliknya jika semakin rendah
a. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan
employee
engagement
maka
untuk melihat apakah variabel
semakin
yang
burnout pada karyawan. Hasil ini
dianalisis
memiliki
tinggi
kecenderungan
hubungan yang linear atau
menunjukkan
tidak. Uji linearitas dalam
yang diajukan diterima.
penelitian ini menggunakan uji
PEMBAHASAN
F dengan program Statistical
bahwa
Berdasarkan
Packages For Social Science
pengujian
hipotesis
(SPSS)
dilakukan
dengan
Release
16.0
for
Windows. Hasil
hipotesis
hasil yang korelasi
Product Moment diperoleh rxy = uji
linearitas
0,671 dengan p<0,05. Hal ini
didapatkan koefisien Fliniear
menunjukkan adanya hubungan
367
p ISSN : 1411 - 6073
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
negatif yang sangat signifikan
sebaliknya,
antara
engagement rendah maka ia akan
employee
engagement
dengan kecenderungan burnout
karyawan
dengan
mudah mengalami burnout.
pada karyawan. Semakin tinggi
Penelitian ini memberikan
maka
informasi dan hasil tambahan
semakin rendah kecenderungan
berupa sumbangan efektif sebesar
employee
engagement pada
burnout
sebaliknya rendah
karyawan,
apabila
employee
maka
45%, hal ini menunjukkan bahwa
semakin
employee
burnout
burnout pada karyawan sebesar
pada
45%, sedangkan sisanya 55% dipengaruhi
Hasil hipotesis ini sejalan dengan
lainnya
oleh
seperti
faktor-faktor karakteristik
pendapat
yang
organisasi,
persepsi
terhadap
oleh
Leon,
organisasi,
persepsi
terhadap
dikemukakan Halbesleben, Underdahl
kecenderungan
tinggi
karyawan.
dengan
engagement
mempengaruhi
engagement
semakin
kecenderungan
dan
dan (2015,
Paustianh.
87-96)
penelitiannya
yang
peran, dan karakteristik individu. Karyawan yang
dengan
tinggi
engagement
berarti
memiliki
berjudul A Dialectical Perspective
ketahanan untuk tidak mudah
on Burnout and Engagement,
mengalami burnout.
hasil dari penelitian ini adalah
Hal ini mengindikasikan
dukungan empiris dari model
bahwa perusahaan harus segera
konseptual antara burnout dan
melakukan penanganan dengan
engagement menunjukkan hasil
perlunya
yang saling bertentangan.
yang dihadapi dan pengambilan
Karyawan mempunyai
engagement
memonitoring
situasi
yang
tindakan
lebih
lanjut
agar
yang
karyawan
yang
berada
pada
tinggi maka ia tidak akan mudah
kategori sedang tidak mengalami
mengalami burnout, begitu pula
burnout, karena apabila banyak
368
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
karyawan
yang
p ISSN : 1411 - 6073
mengalami
yang bisa melihat karyawan
burnout maka akan berpengaruh
lain
pada
karyawan lain yang menyapa
kinerja
karyawan
dan
berlalu-lalang,
berdampak buruk tidak hanya
responden,
pada
responden
target-target
yang
telah
ditetapkan perusahaan namun juga
selesai
keberlangsungan
responden
dan
perkembangan
perusahaan 3.
Penelitian ini tidak terlepas berbagai
kelemahan
oleh
yang
Peneliti
sudah memiliki
keterbatasan waktu karena
dapat
mengisi kuesioner dibatasi
dari
karena kemudian responden harus
1.
bekerja.
Peneliti tidak bisa mengatur dengan
bebas
4.
segera
Peneliti
kembali seharusnya
karena ruangan disediakan
merahasiakan nama subyek
dan
namun
ditentukan
oleh
di
angket
yang
perusahaan tempat peneliti
peneliti susun tertera kolom
mengambil data.
untuk
Beberapa responden yang
nama/ inisial responden.
tidak
bisa
berkonsentrasi
disebabkan
5.
responden
mengisi
Pada halaman permohonan
oleh
faktor
ijin untuk pengisian angket,
eksternal
seperti
teman
peneliti lalai mencantumkan
responden
yang
bertanya
tanda
terkait pekerjaan, terganggu oleh
pesan
singkat
dijawab,
ruangan
tangan
dan
nama
terang.
dan
KESIMPULAN
telepon yang harus segera
Dari hasil analisis data
terbuka
penelitian
369
belum
diganggu
penelitian ini, antara lain :
2.
yang
waktu yang ditentukan untuk
hasil
ruangan
ada
kelemahan-
yang
mempengaruhi
saat
selesai.
kedepannya. dari
ada
diatas,
maka
dapat
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
p ISSN : 1411 - 6073
disimpulkan bahwa ada hubungan
menimbulkan
negatif yang sangat signifikan
dihadapi,
berusaha
antara
menghilangkan
penyebab
employee
engagement
dengan burnout pada karyawan.
burnout
yang
tersebut, meninjau kembali tujuan
Penelitian ini memberikan
hidup,
memperhatikan
informasi dan hasil tambahan
keseimbangan
antara
berupa sumbangan efektif sebesar
bekerja dengan beristirahat, dan
45%, sedangkan sisanya sebesar
menyadari
55% dipengaruhi oleh faktor-
medis maupun psikologis agar
faktor lainnya seperti karakteristik
terhindar dari kondisi kehilangan
organisasi,
persepsi
terhadap
kendali.
organisasi,
persepsi
terhadap
2. Bagi peneliti selanjutnya
perlunya
waktu bantuan
peran, dan karakteristik individu.
Peneliti selanjutnya yang tertarik
SARAN
untuk meneliti dengan tema yang
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh,
maka
sama, diharapkan untuk menguji
dapat
faktor-faktor lain yang belum
diajukan beberapa saran yang
diungkap dalam penelitian ini.
dapat dijadikan masukan sebagai bahan pertimbangan, yaitu : 1. Bagi
karyawan
DAFTAR PUSTAKA Admasachew, L., & Dawson, J.
dan
2011.
perusahaan Bagi Officer,
karyawan
khususnya
The
Association
Account
Between Presenteeism and
karyawan
Engagement of National
dengan tingkatan burnout yang
Health
sedang hingga tinggi hendaknya
Journal of Health Service
perlu meluangkan waktu untuk
Research & Policy. Vol.
merefleksi tindakan yang telah
16 (29-33).
diambil untuk mempertimbangkan penyebab
yang
Staff.
Albrecht, S. L. 2010. Handbook
berpotensi
of Employee Engagement-
370
Service
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
Issues,
London : Sage Studies in
and
Practice.
Community Mental Health
:
Monash
Perspectives, Research Melbourne
2. (Fifth printing)
University. Azwar,
S.
p ISSN : 1411 - 6073
De Cenzo, D. A., & Robbins, S.
2013.
P. 1996. Human Resource
Metode
Penelitian. Yogyakarta :
Management.
Pustaka Pelajar.
Baskerville : John Wiley &
Balducci,
C.,
Fraccaroli,
F.,
New
Sons, Inc. (Fifth edition)
Schaufeli, W. B. 2010.
Diaz, R. 2007. Hubungan antara
Psychometric Properties of
burnout dengan motivasi
the Italian Version of the
berprestasi akademis pada
Utrecht Work Engagement
mahasiswa yang bekerja.
Scale
Skripsi.
European
(UWES-9). Journal
Depok
:
Universitas Gunadarma.
of
Fathoni, H.A. 2006. Organisasi
Psychological Assessment. Vol. 26 (2) : 143-149.
dan Manajemen Sumber
Bria, M., Spanu, F., Baban, A.,
Daya Manusia. Jakarta :
Dumitrascu, D. L. 2014.
Rineka Cipta
Burnout
Gonzalez-Roma, V., Schaufeli,
Inventory-General Survey :
W. B., Bakker, A. B.,
Factorial
and
Lloret, S. 2006. Burnout
invariance
among
and Work Engagement :
Romanian
healthcare
Maslach
validity
professionals.
Independent
or
Journal
Opposite Poles ?. Journal
Burnout Research. Vol. 1
of Vocational Behavior.
(103-111).
Vol. 68 (165-174).
Cherniss, C. 1987. Staff Burnout-
Hakanen, J. J., & Koivumaki, J. 2014.
Job Stresss in the Human Services.
Beverly
Hilss
Engaged
or
Exhausted- How Does It
371
Factors
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
Affect
Dentist's
Productivity.
Clinical
http://www.forbes.com/site
Journal
s/kevinkruse/2012/06/22/e
Burnout Research. Vol. 1
mployee-engagement-
(12-18).
what-and-why/ diakses 18 Februari 2016.
Halbesleben, J. R. B., Harvey, J., Bolino, M. C. 2009. Too
Leon, M. R., Halbesleben, J. R.
Engaged ? a Conservation
B., Paustian-Underdahl, S.
of Resources View of the
C. 2015. A Dialectical
Relationship Between Work
Perspective
Engagement
Work
and Engagement. Journal
and
Burnout
with
Family.
Burnout Research. Vol. 2
Journal
of
Applied
(87-96). Little, B., & Little, P. 2006.
1452-1465).
Employee engagement
Kahn, W. A. 1990. Psychological Conditions Engagement
of
:
Conceptual issues. Journal
Personal
of Organizational Culture,
and
Communication
and
Disengagement at Work.
Conflict. Vol. 10 (1) : 111-
Academy of Management
113.
Journal. Vol. 33 (4, 692-
Llorens-Gumbau S., & Salanova-
724).
Soria M. 2014. Loss and
Kreitner, R., & Kinicki, A. 2005.
Gain
Cycles
?
A
Perilaku Organisasi Edisi
Longitudinal Study about
5 Buku 2 Indonesia. Alih
Burnout, Engagement, and
Bahasa : Erly Suandy.
Self-Efficacy.
Jakarta : Penerbit Salemba
Burnout Research. Vol. 1
Empat.
(3-11).
K.
2012.
“Employee
Journal
Murnianita, F. B. 2012. Pengaruh
engagement”. Available at
Kepemimpinan
372
on
Interfence
Psychology. Vol. 94 : 6 (
Kruse,
p ISSN : 1411 - 6073
Terhadap
Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 351-373 ) Psikodimensia
Employee
Engagement
p ISSN : 1411 - 6073
Surakarta
Skripsi.
:
Pada PT PLN (Persero)
Universitas
PUSDIKLAT.
.
Muhammadiyah Surakarta.
Universitas
Schaufeli, W. B., Leiter, M. P.,
Jakarta
:
Thesis
Indonesia.
Maslach, C. 2009. Burnout
Nink, M. 2015. The German
: 35 Years of Research and
Workforce Has a Burnout
Practice. Journal Career
Problem. Gallup.
Development
Puspitasari, D. A. & Handayani,
International. Vol. 14, No.
M. M. 2014. Hubungan
3. (204-216).
Tingkat Self-Efficacy Guru
Sihotang, I. N. 2004. Burnout
dengan Tingkat Burnout
Pada Karyawan Ditinjau
pada Guru Sekolah Inklusif
Dari
di
Lingkungan
Surabaya.
Jurnal
Psikologis
Psikologi Pendidikan dan Perkembangan.
Vol.
3,
Kerja Dan
Jenis
Vol. 1, hal. 10-17.
Rahmati, Z. 2015. The Study of Burnout
Tawale,
E.
N.,
Nurcholis,
in
Budi, G.
W., 2011.
Students with High and
Hubungan antara Motivasi
Low Level of Self-Efficacy.
Kerja
Procedia-
and
Kecenderungan Mengalami
Behavioral Sciences. Vol.
Burnout pada Perawat di
171 (49-55).
RSUD Serui-Papua. Jurnal
Social
Rahmawati, Y. 2013. Hubungan
burnout
pada
Perawat
dengan
INSAN. Vol. 13. No. 02
antara stres kerja dengan
(74-84)
karyawan
bagian operator PT. Bukit Makmur Mandiri Utama.
373
Terhadap
Kelamin. Jurnal Psyche.
No. 1 (59-68)
Academic
Persepsi