1
BUPATI SEMARANG
SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN VIHARA MAHANAMA DUSUN SEMANDING DESA CANDIGARON TANGGAL 12 SEPTEMBER 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG
2
Ysh :
1. Ketua Sangha Therevada Indonesia 2. Pembimas Buddha Jawa Tengah, 3. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang, 4. Para Bikkhu Sangha, segenap panitia, hadirin dan umat budha yang saya hormati. Marilah kita bersama-sama memajatkan
puji syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, pada hari ini kita masih diberi kesempatan insya Allah Kesehatan, sehingga dapat menghadiri acara Peresmian Vihara Mahanama Dusun Semanding Desa Candigaron ini yang menjadi rumah tempat ibadah umat buddha.
3
Dengan keberadaan rumah ibadah ini saya berharap, segala aktivitas keagamaannya dapat mengambil bagian dalam membangun kualitas batin umat Buddha ditengah-tengah maraknya persoalan yang menyangkut masalah moral, serta persoalan-persoalan lainnya, yang diakibatkan salah satunya oleh degradasi budaya. Selain itu saya mewakili umat Buddha khususnya yang ada di Kabupaten Semarang menyampaikan rasa terima kasih, dan selamat atas pem-bangunan vihara ini sehingga bisa digunakan oleh umat Buddha sebagai sentral layanan keagamaan.
4
Hadirin umat Buddha yang saya hormati. Ditengah-tengah pembangunan yang tengah dilakukan bangsa Indonesia tak terkecuali masyarakat Dusun Semanding Desa Candigaron tidak saja membutuhkan kecerdasan intelektual, namun perlu didukung oleh kecerdasan emosinal dan spiritual, yang mana tiga faktor ini salah satunya dapat dilakukan melalui pembinaan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga keagamaan yang ada. Keharmonisan ketiga unsur psikologi diatas dapat terciptanya kualitas SDM yang cakap, dan didukung dari semua pihak baik dimulai dari komunitas paling kecil yakni keluarga, Negara, serta peran dari semua agama, yang
5
mana
direpresentasikan
salah
satunya
melalui
kegiatan-kegaiatan
keagamaan yang diadakan oleh setiap rumah ibadah. Dengan diresmikannya Vihara ini, selain menjadi tempat ibadah umat Budha juga bisa menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya, yang mampu menghasilkan ide, dan konsep yang cemerlang untuk kemaslahatan umat Budha, dan juga bisa memberikan masukan-masukan untuk kemajuan Kabupaten Semarang.
Selain untuk tempat beribadah tapi juga sebagai
tempat pendidikan agama dan mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara, membangun kesadaran beragama menciptakan kehidupan beragama yang rukun sehingga menjadikan masyarakat yang kokoh.
6
Setiap agama apa saja mempunyai tujuan, ajaran yang sama, oleh karena itu kita sebagai bangsa Indonesia yang berbeda2 keyakinannya harus saling menjaga, saling menghargai dan kerja sama, mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan masyarakat, serta akan mampu mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman dan harmonis. Karena masyarakat yang beriman dan bertakwa merupakan modal besar dalam pelaksanaan pembangunan, serta mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk pelaksanaan pembangunan disegala bidang, Hadirin yang saya hormati, Vihara sebagai tempat ibadah agama Buddha memiliki fungsi utama sebagai tempat untuk bersujud, beribadah, membaca doa suci, dan
7
membabarkan Dharma bagi kebahagiaan semua makhluk. Kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut merupakan suatu proses yang dinamis, yang selalu bergerak dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan zaman. Untuk itu fungsi-fungsi tersebut perlu senantiasa diaktualisasikan dengan berbagai kegiatan
operasional
yang
nyata,
sehingga
dapat
memberikan
kebermaknaan kepada umat dalam menjalankan kehidupan keagamaannya. Kita tidak perlu kaget bahwa dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, dinamika kehidupan tempat ibadah mulai banyak menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi, artinya tempat ibadah tidak hanya berperan sebagai pusat ibadah tetapi juga sebagai pusat pengembangan kualitas umat dan pemberdayaan
8
ekonomi umat. Di dalam tempat ibadah itulah terjalin sinergi antara aktivitas spiritual dengan aktivitas sosial-ekonomi. Sebab itu seyogyanya tempat ibadah dibangun dengan infrastruktur yang lengkap dengan gaya arsitektur yang indah agar orang yang beribadah didalamnya merasa tenang dan nyaman. Hadirin yang saya hormati, Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengingatkan kepada seluruh umat Buddha, akan tugas-tugas pelayanan ke depan yang semakin besar. Situasi kehidupan yang dihadapi masyarakat kita saat ini masih cukup berat. Realitas sosial ada dihadapan kita, meskipun kita berkeinginan kuat untuk memutuskan belenggu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan dan ketergantungan. Namun untuk menyatukan langkah dan kebersamaan di
9
antara sesama, guna menghadapi problema masa depan tersebut ternyata cukup sulit. Sebagian besar kehidupan sosial kita, masih menyisakan problema eforia demokratisasi yang mungkin dapat menimbulkan perselisihan dan pertikaian antara komponen bangsa. Sementara tantangan di depan kita menuntut untuk lebih memfokuskan pada perwujudan membangun kejayaan bangsa melalui pencapaian prestasi dan penciptaan produk-produk unggulan. Dalam situasi yang demikian ini kita harus tetap optimis, jika kita semua bersatu padu menggalang kebersamaan dan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki, maka kita akan dapat membawa umat dan bangsa ini
10
terhindar dari malapetaka keterpurukan, menuju umat dan bangsa yang sejahtera, mandiri, bermartabat, religius dan berkepribadian. Apabila kita bersungguh-sungguh membangun persatuan dan masa depan yang damai dan sejahtera, maka masyarakat terutama umat beragama akan dapat menjaga dan melestarikan kesinambungan budaya luhur yang dipandang bermanfaat, sekaligus menjadi aktor dalam merekonstruksi lembaran baru, sesuai dengan dinamika sosial yang terus berkembang. Oleh karena itu masyarakat yang hidup pada era sekarang sesungguhnya sangat membutuhkan bimbingan dan tuntunan keagamaan agar dapat memaknai hidup dan kehidupannya, serta bersikap lebih terbuka dan toleran. Tugas dari para Pemuka Agama dalam membimbing umatnya
11
untuk memiliki keyakinan yang teguh, bahwa Agama yang diyakini bersama sesungguhnya bukan saja mengajarkan doktrin-doktrin teologis, tetapi lebih dari itu, dapat memberikan landasan spiritual dalam memecahkan berbagai problem sosial kemasyarakatan dan kebangsaan. Demikian beberapa hal yang dapat disampaikan pada kesempatan yang mulia ini. Semoga keberadaan Vihara Mahanama ini dapat dirasakan manfaatnya oleh umat Buddha dan masyarakat sekitarnya. Sekian dan terima kasih. BUPATI SEMARANG H. MUNDJIRIN
12