BUPATI BLITAR
PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BLITAR,
Menimbang
a. bahwa Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka pendek tahunan dalam rangka merealisasikan target kinerja tahun 2014; b. bahwa target kinerja tahun 2014 sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan melalui APBD Kabupaten Blitar dan dukungan dari APBD Propinsi, APBN maupun investasi swasta /masyarakat; c. bahwa sehubungan dengan maksud tersebut pada huruf a dan b perlu menetapkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2014 dengan Peraturan Bupati.
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950
Tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan
Republik Indonesia
Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 9); 2. Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2003
tentang
Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia
-2Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286 ) ; 3. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara
4. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 4421 ); Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang
Nomor
33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka
Panjang
Tahun
2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 7. Undang
–
Undang
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
Pembentukan Peraturan Perundang –undangan.( Lembaran Negara
Republik
Indonesia
Tahun
2011
Nomor
82
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234 ) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
-39. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan
Rencana
Pembangunan
Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan
Pemerintahan
antara
Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008
Tentang
Pedoman
Evaluasi
Penyelenggaran
Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008
Nomor
19
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 4815; 13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah
( RKP ) Tahun
2013; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang
Pedoman
Pengelolaan
13
Tahun 2006
Keuangan
Daerah,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evalusi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014
-417. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 24 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2005-2025; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 6 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2006 (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2006 Nomor 2/E).
MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
PERATURAN
BUPATI
TENTANG
RENCANA
KERJA
PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014. Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Blitar. 2. Bupati adalah Bupati Blitar. 3. RKPD Tahun 2014 adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2014. 4. Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
yang
selanjutnya
disingkat
BAPPEDA adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Blitar. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Blitar.
Pasal 2 RKPD Tahun 2014 merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Blitar dalam jangka waktu 1 (satu) tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2013 dan berakhir tanggal 31 Desember 2014.
Pasal 3 (1)
RKPD Tahun 2014 sebagaimana dimaksud Pasal (2) berisi program-program prioritas yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar maupun
-5dengan dukungan dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat serta ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. (2)
RKPD Tahun 2014 disusun dengan sistematika penyusunan sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN
BAB II
: EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGARAAN PEMERINTAHAN
BAB III
: RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
(3)
BAB IV
: PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
BAB V
: RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB VI
: PENUTUP
Uraian secara rinci RKPD Tahun 2014 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimuat dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 4 RKPD Tahun 2014 sebagaimana dimaksud dalam Pasal (3) digunakan sebagai : a.
Pedoman bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD);
b.
Pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Blitar dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2014;
c.
Acuan bagi seluruh komponen masyarakat karena memuat kebijakan publik.
Pasal 5 Bappeda bertugas menelaah kesesuaian Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud Pasal 4 huruf a dengan RKPD Tahun 2014.
Pasal 6 Dalam rangka menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b : a.
Pemerintah Kabupaten Blitar menggunakan RKPD Tahun 2014 sebagai bahan pembahasan kebijakan umum dan prioritas plafon anggaran sementara pada Panitia Anggaran baik eksekutif maupun legislatif;
-6-
KATA PENGANTAR Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Blitar Tahun 2014 merupakan pelaksanaan dari Undangundang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undangundang
Nomor
25
tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan Nasional yang menyebutkan bahwa RKPD adalah penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD tahun 2014 ini memuat evaluasi hasil pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian Penyelenggaraan Pemerintahan, Rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah, prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta Prioritas program dan Kegiatan Prioritas Daerah, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Implementasi RKPD tahun 2014 merupakan penjabaran tahun kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016 dimana prioritas yang akan dilaksanakan meliputi ; (1) Peningkatan Pelayanan Pendidikan, (2). Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan, (3) Peningkatan Efektivitas
Penanggulangan
Kemiskinan
Daerah,
(4)
Penyediaan
Infrastruktur yang Makin Berkualitas, (5) Peningkatan Ketahanan Pangan, (6) Penegakan dan pembuatan peraturan untuk meningkatkan keamanan, ketertiban serta menjamin pelaksanaan demokrasi, (7) Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan hidup, (8) Reformasi Birokrasi dan Tata kelola. Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan RKPD ini. Kami berharap agar RKPD Kabupaten Blitar 2014 dapat dijadikan dasar untuk
pelaksanaan
program kegiatan ditahun 2014 nanti dan juga sebagai bahan evaluasi guna melanjutkan program dan kegiatan di periode sebelumnya yang belum memberikan hasil sesuai dengan yang di harapkan. Semoga RKPD
ini
stakeholders,
dapat serta
memotivasi seluruh
lembaga
dan
komponen
perangkat
daerah,
masyarakat
dalam
melaksanakan program/kegiatan tahunan yang lebih bermanfaat, terutama dalam rangka mewujudkan masyarakat Kabupaten Blitar sejahtera, religius dan berkeadilan. Blitar,
Mei 2013
BUPATI BLITAR,
HERRY NOEGROHO
DAFTAR ISI halaman BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum Penyusunan 1.3 Hubungan Antar dokumen 1.4 Sistematika Dokumen RKPD 1.5 Maksud dan Tujuan
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1 Aspek Geografis dan Demografis 2.1.2 Aspek demografis 2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.4 Aspek Pelayanan Umum 2.1.5 Aspek Daya Saing 2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD 2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah 2.3.1 Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelengaraan Urusan Pemerintah Daerah
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014 3.1.2 Tantangan dan Proyeksi Perekonomian Daerah Tahun 2013 dan 2014 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 3.2.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.2.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah 3.2.2.2 Arah kebijakan Belanja Daerah 3.2.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan 4.2 Prioritas dan Pembangunan
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB VI
PENUTUP
1 1 2 4 5 7
– – – – – –
I I I I I I
1 – II 1 1 6 9 20 29 38
– – – – – – –
II II II II II II II
81 – II 82 – II 93 – II 1 – III 1 – III 9 – III 13 – III 15 – III 15 – III 17 – III 19 – III 20 – III 22 – III 1 – IV 1 – IV 6 – IV 1–V 1 – VI
-
i
-
DAFTAR TABEL halaman 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2.17 2.18 2.19 2.20 2.21 2.22 2.23 2.24 2.25
Perkembangan Jumlah Perserta KB dan PUS di Kabupaten Blitar Tahun 2008-2012 Perkembangan Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Blitar Tahun 2008-2012 Perkembangan PDRB dan ADHK Tahun 2008-2012 Perkembangan PDRB Perkapita ADHB dan ADHK Tahun 2008-2012 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sektoral PDRB ADHK Tahun 2008-2012 (dalam persen) Kontribusi Sektoral PDRB ADHB Tahun 2008-2011 (dalam persen) Angka Buta Huruf dan APK Kabupaten Blitar tahun 20082012 Indikator Bidang Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 20082012 Ketenaga Kerjaan Kabupaten Blitar Jumlah Grup Kesenian, Lembaga dan Petugas Pengelola Kekayaan Budaya di Kabupaten Blitar Tahun 2012 Jumlah Klub Olah Raga dan Sarana Olah Raga di Kabupaten Blitar Tahun 2012 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Blitar Tahun 2012 Perkembangan Rasio Siswa, Tingkat Kelulusan, Rata-rata UAN dan Angka Putus Sekolah Kabupaten Blitar Tahun 2008-2012 Perkembangan Pembangunan Ruang Kelas Baru dan Rehab Ruang Kelas Kabupaten Blitar Tahun 2006-2012 Perkembangan Jumlah Guru dan Guru Tidak Tetap Kabupaten Blitar Tahun 2008-2010 Perkembangan Ketenaga kerjaan di Kabupaten Blitar Tahun 2008-2012 Produksi Komoditas Andalan Pertanian Tahun 2008-2012 Peranan Sektor Industri dan Perdagangan dalam PDRB (ADHB) Kabupaten Blitar Potensi Tambang di Kabupaten Blitar Distribusi Persentase PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2012 Angkutan Trayek di Kabupaten Blitar sampai dengan Tahun 2012 Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Blitar Tahun 2012 Perkembangan Jumlah Satuan Sambungan Telepon di Kabupaten Blitar Tahun 2008-2011 Capaian Prioritas Bidang Kesehatan Tahun 2012 Realisasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan dan Jaminan
8 –II 8 –II 9 – II 10 – II 11 – II 12 – II 14 – II 15 – II 17 – II 18 – II 19 – II 20 – II 21 – II
22 – II 22 – II 25 – II 26 – II 28 – II 29 – II 30 – II 32 – II 36 – II 36 – II 42 – II 43 – II
2.26 2.27 2.28 2.29 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 4.1 4.2
Persalinan Kabupaten Blitar Tahun 2013 Pembangunan Jalan, Jembatan di Kabupaten Blitar tahun 2012 Kegiatan Rehabilitasi Infrastruktur di Kab. Blitar tahun 2012 Persentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Blitar 2012 Realisasi Investasi Daerah Non PMA/PMDN Kab. Blitar 20102012 Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Kab. Blitar tahun 2012 Kegiatan Pelayanan Dinas Peternakan Kabupten Blitar tahun 2012 Bantuan Pengadaan Ternak Dalam Rangka Sarjana Membangun Desa (SMD) Kabupaten Blitar tahun 2011 Perkembangan kontribusi sektor usaha di Kab. Blitar tahun 2010-2012 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2010 – 2014 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2010-2014 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah tahun 2010-2014 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan Prioritas Pembangunan Daerah
48 – II 49 – II 57 – II 67 – II 7 –III 8 – III 8 – III 10 – III 17 – III 22 – III 24 – III 1 – IV 6 – IV
-
ii -
DAFTAR GAMBAR
halaman 2.1 Perkembangan Penduduk Kabupaten Blitar
6 – II
2.2 Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Blitar
24 – II
2.3 Perkembangan Jumlah Pemegang SIUP dan TDP Tahun 2008
27 – II
- 2012 2.4 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kabupaten Blitar tahun 2007 - 2012
30 – II
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR : 30 TAHUN 2013 TANGGAL : 13 MEI 2013
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN BLITAR TAHUN 2014 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008, mengamanatkan bahwa dalam
rangka
penyelenggaraan
pemerintahan,
Pemerintah
Daerah
berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 tahun. Sehubungan
dengan
amanat
undang-undang
tersebut
maka
Pemerintah Kabupaten Blitar telah menyusun RPJPD Tahun 2005-2025 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 24 Tahun 2008. Sedangkan penyusunan RPJMD Kabupaten Blitar telah dituangkan kedalam Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 09 Tahun 2011
tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016. Penyusunan RKPD Kabupaten Blitar Tahun 2014 ini berdasarkan Peraturan
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor
54
Tahun
2010
dan
1- I | RKPD KAB. BLITAR 2014
memperhatikan
RPJMD Propinsi Jawa Timur
maupun
Rancangan
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2014. Hal-hal yang menjadi perhatian dalam menyusun RKPD ini juga mempertimbangkan hasil kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, isu-isu strategis yang akan dihadapi pada tahun pelaksanaan RKPD serta sinergitas antar sektor dan antar wilayah serta penjaringan aspirasi yang mengemuka sebagai hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
yang
secara
partisipatif
dilakukan
mulai
dari
desa/kelurahan hingga kabupaten. Pagu indikatif yang menjadi substansi penting dalam RKPD ini merupakan gambaran investasi pemerintah yang dalam penjabarannya diinteraksikan dengan komponen sumber daya yang lain seperti Dana Alokasi Khusus, Tugas Pembantuan, serta dana-dana bagi hasil lainnya. Dokumen RKPD ini merupakan dokumen publik dimana sesuai amanat undang-undang nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik yang berlaku efektif pada tanggal 01 Mei 2010 maka diharapkan Dokumen ini harus dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan baik dalam kapasitas untuk melaksanakan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Blitar Tahun 2011-2015 dilandasi dasar hukum sebagai berikut: 1. Amandemen
keempat
Undang-Undang
Dasar
Negara
Republik
Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 ayat 2. 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Kabupaten Blitar
(Lembaran Negara
Tahun 2001
Nomor 91,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4118); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara. 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 2- I | RKPD KAB. BLITAR 2014
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. 8. Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2007
Tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700). 9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia nomor 4725). 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578). 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. 12. Peraturan pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. 13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 14. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 15. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi. 16. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014. 3- I | RKPD KAB. BLITAR 2014
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dirubah denngan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara
Penyusunan,
Pengendalian,
dan
Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 19. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M PPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan RPJMD dengan RPJM Nasional 20102014. 20. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur. 21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025. 22. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Jawa Timur 2009–2014. 23. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2005 – 2025. 24. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Blitar Tahun 2008 – 2028. 1.3 Hubungan Antar Dokumen Dalam
kaitan
dengan
sistem
perencanaan
pembangunan
sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, maka keberadaan RPJM Daerah Kabupaten Blitar Tahun 4- I | RKPD KAB. BLITAR 2014
2011 – 2016 merupakan landasan yang digunakan untuk menyusun RKPD
Kabupaten
Blitar
tahun
2014
untuk
menjalankan
agenda
pembangunan tahunan dan dalam rangka mencapai sasaran-sasaran dalam RPJP Daerah Kabupaten Blitar maupun RTRW Kabupaten Blitar. Keberadaan RKPD Tahun 2014 juga sebagai pedoman bagi SKPD untuk penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD tahun 2014. 1.4 Sistematika Dokumen RKPD BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Menjelaskan pengertian ringkas mengenai RKPD, proses penyusunan dan kedudukan RKPD tahun rencana dalam periode penyusunan RPJMD, keterikatan dengan dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD dan tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD.
1.2.
Dasar Hukum Penyusunan Menyebutkan
peraturan
perundang
-
undangan
yang
mengatur tentang perencanaan dan penganggaran serta tatacara
penyusunan
dokumen
perencanaan
dan
pelaksanaan Musrenbang. 1.3.
Hubungan Antar Dokumen Bagian ini menjelaskan secara ringkas hubungan dokumen RKPD dengan RPJMD Kabupaten Blitar tahun 2011-2016.
1.4.
Sistematika Dokumen RKPD Sub ini mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD terkait dengan pengarutan bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya.
1.5.
Maksud dan Tujuan Memberikan uraian ringkas tentang maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD.
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGARAAN PEMERINTAHAN
5- I | RKPD KAB. BLITAR 2014
Bab ini menguraikan tentang evaluasi pelaksanaan RKPD tahun yang lalu selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dakomuen RKPD tahun berjalan sebagai acuan. 2.1.
Gambaran Umum Kondisi Daerah Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara umum mengenai kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi,
serta
indikator
kinerja
penyelenggaraan
pemerintah daerah. 2.2.
Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Bagian ini merupakan telaahan terhadap hasil evaluasi capaian kinerja pembangunan daerah. Evaluasi meliputi seluruh urusan baik wajib maupun pilihan pemerintah daerah khususnya menyangkut realisasi capaian kinerja program tahun lalu.
2.3.
Permasalahan Pembangunan Bagian ini mengemukakan beberapa permasalahan yang berhasil
diidentifikasi
pelaksanaan
prioritas
baik
yang
berhubungan
pembangunan
daerah
dengan maupun
program-program lain yang mendapatkan perhatian dalam rangka identifikasi permasalahan. BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Bab ini menjelaskan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan
tahun
berjalan
antara
lain
mencakup
indikator
pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendanaan dan kebijakan
pemerintah
daerah
yang
diperlukan
dalam
pembangunan perkonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. 3.1.
Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bagian
ini
mengemukakan
implementasi
program
perekomonian untuk mewujudkan visi dan misi kepala daerah, isu strategis daerah sebagai dasar untuk menyusun
6- I | RKPD KAB. BLITAR 2014
prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan tahun 2014. 3.2.
Arah Kebijakan Keuangan Daerah Menguraikan kebijakan yang akan ditempuh pemerintah daerah berkaitan dengan pendapatan daerah, pembiayaan daerah dan belanja daerah.
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini mengemukakan secara ringkas perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi masalah mendesak ditingkat daerah beserta kerangka pendanaannya. 4.1
Tujuan dan Sasaran Pembangunan Merinci tujuan dan sasaran pembangunan
4.2
Prioritas Pembangunan Menguraikan prioritas pembangunan daerah
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Bab ini mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. BAB VI PENUTUP 1.5 Maksud dan Tujuan Maksud disusunnya Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Blitar Tahun 2014 adalah untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara
perencanaan,
penganggaran,
pelaksanaan
dan
pengawasan sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
8
Tahun
2008
tentang
Tahapan,
Tatacara
Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. RKPD Tahun 2014 tersebut merupakan pedoman dalam penyusunan RAPBD dan merupakan acuan dalam perumusan Kebijakan Umum 7- I | RKPD KAB. BLITAR 2014
Anggaran (KUA) maupuan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Blitar Tahun 2014. Selanjutnya RKPD tersebut juga dijadikan dasar untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD. Sedangkan tujuannya adalah untuk untuk memberikan arah dan pedoman bagi semua pelaku pembangunan di Kabupaten Blitar, dalam rangka
mewujudkan
pencapaian
indikator
dan
target
kinerja
prioritas/agenda pembangunan daerah yang ditetapkan dalam RPJMD 2011-2016 yang akhirnya ditujukan untuk mewujudkan
visi dan misi
Kepala Daerah.
8- I | RKPD KAB. BLITAR 2014
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Evaluasi hasil pelaksanaan RKPD tahun 2014 merupakan salah satu acuan pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan SKPD dan mengacu pada RPJMD Kabupaten Blitar tahun 2011-2016. diselaraskan
dengan
hasil-hasil
laporan
kinerja
yang
Evaluasi juga menjadi
dasar
penyusunan LAKIP SKPD. 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah Untuk menggambarkan kondisi daerah Kabupaten Blitar, bagian ini menyajikan beberapa data yang berkaitan dengan aspek geografis dan demografis, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. 2.1.1 Aspek Geografis dan Demografis Kabupaten Blitar merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa Timur bagian selatan. Secara astronomis terletak di 111 ̊40̇̇̇̇̇̇̇̇'-112 ̊10' Bujur Timur dan 7 ̊58'-8 ̊9'5'' Lintang berbatasan
Selatan.
Secara administratif
dengan Kabupaten Kediri dan Malang disebelah Utara.
Kabupaten Malang di sebelah Timur. Samudera Indonesia
disebelah
Selatan dan Kabupaten Tulungagung dan Kediri di sebelah Barat. Luas wilayah Kabupaten Blitar adalah 1.588.79 km² yang terbagi kedalam 22 kecamatan, 220 desa dan 28 kelurahan. Wilayah Kabupaten Blitar
terbagi dua oleh Sungai Brantas.
Wilayah di sebelah Selatan Sungai Brantas lebih dikenal dengan sebutan Blitar Selatan dengan luas ± 698,94 kilometer. Sedangkan wilayah di sebelah Utara Sungai Brantas lebih dikenal dengan sebutan Blitar Utara dengan luas ± 898,94 kilometer. Ketinggian Kabupaten Blitar ± 167 meter dengan keadaan topografi sangat bervariasi mulai dari dataran, bergelombang hingga berbukit. Adapun persebaran kondisi topografi adalah sebagai berikut ; Wilayah Utara mempunyai kemiringan antara 2% - 15%, 15% - 40% dan lebih besar dari 40% dengan keadaan bentuk wilayah bergelombang 1 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
sampai dengan berbukit. Mengingat bagian utara merupakan bagian dari gunung Kelud dan gunung Butak. Wilayah Tengah umumnya relatif datar dengan kelerengan 0-20% hanya pada bagian sebelah timur agak berkelombang dengan kemiringan ratarata 2-15%. Wiayah Selatan sebagian besar merupakan wilayah perbukitan dengan kelerengan rata-rata 15% - 40% dan hanya sebagian kecil yaitu disekitar DAS Brantas topografinya agak landai yaitu 0 – 2%. Wilayah Kabupaten Blitar dengan kondisi geografis terdiri dari wilayah pegunungan, dataran rendah, daerah aliran sungai, dan pesisir. Daerah pegunungan berada di bagian utara dengan adanya Gunung Kelud yang masih aktif dan Gunung Kawi disebelah timur. Sedangkan pegunungan kapur berada di bagian selatan berbatasan dengan wilayah pesisir pantai selatan. Daerah dataran rendah berada dibagian tengah dan barat . Daerah aliran sungai berada dibagian tengah wilayah Kabupaten Blitar dimana terdapat aliran Sungai Brantas yang membagi Kabupaten Blitar menjadi 2 bagian yaitu bagian utara dan bagian selatan. Sungai Brantas ini juga sekaligus merupakan muara dari sungai-sungai utama yang mengalir dari bagian utara Kabupaten Blitar seperti sungai Lekso, sungai Putih dan sebagainya.
Dibagian selatan juga terbentang dari
timur ke barat wilayah pesisir Kabupaten Blitar sepanjang 45 km menghadap Samudera Indonesia. Jenis batuan yang dijumpai di wilayah Kabupaten Blitar terdiri dari satuan batu gamping dan satuan batuan vulkanik dan marin yang berumur Miosen, satuan batuan vulkanik muda, batuan endapan alluvial sungai dan satuan endapan alluvial pesisir. Satuan batuan gamping terdiri dari batuan gamping terumbu yang banyak dijumpai di wilayah selatan Kabupaten Blitar dengan jumlah hampir 20% dari luas wilayah yang
meliputi
Kecamatan
Bakung, Wonotirto
sebagian
Kecamatan
Panggungrejo dan sebagian Kecamatan Wates. Sedangkan satuan batuan campuran terdiri dari endapan vulkanik (breksi, tuva dan lava) serta endapan marin (batu gamping, napal, serpik, batu pesisir dan konlomerat) terdapat di Kecamatan Sutojayan, sebagian 2 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Kecamatan Kademangan, Wonotirto, Panggungrejo, Binangun, Wates, Kesamben, Selopuro dan Ponggok. Satuan batuan vulkanik muda terdiri dari lava lahar breksi dan lava andesit sampai basalt, terletak seluruhnya di bagian utara wilayah Kabupaten Blitar dengan jumlah ± 50% dari luas wilayah Kabupaten Blitar. Sungai-sungai
yang
mengalir
di
wilayah
Kabupaten
Blitar
mempunyai pola yang berbeda antara wilayah utara dengan selatan. Wilayah utara sungai Brantas membentuk pola aliran (drainase system) radial dimana anak sungai dan sungai-sungai utamanya seolah-olah berpusat pada gunung Kelud dan Gunung Butak, kemudian menyebar keluar dan bermuara di sungai Brantas. Wilayah selatah, sungai-sungai dan anak sungai sebagian besar bermuara di Samudera Indonesai dan hanya sebagian kecil (disekitar Kecamatan Binangun) bermuara di sungai Brantas. Sumber-sumber mata air utama di Kabupaten Blitar dengan debit air cukup besar terdapat di Kecamatan Srengat, Gandusari, Wlingi, dan Kesamben. Sedangkan sumber air lainnya relatif kecil (rata-rata < 5 liter/detik) terletak di Kecamatan Kesamben, Kademangan, Sutojayan dan Bakung. Iklim di Kabupaten Blitar termasuk tipe C.3. yaitu iklim tropis yang ditandai dengan adanya dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
Musim
kemarau
umumnya
berlangsung
antara
bulan
November – April. Sedangkan musim penghujan antara bulan Mei – September dengan curah hujan rata-rata 2.000 hingga 3.000 mm/tahun. Suhu rata-rata di Kabupaten Blitar berkisar antara 24,4
̊C dan 28,3
̊C.
Tempat disekitar pesisir pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif lebih tinggi. Penggunaan Lahan Ketersediaan tanah di Kabupaten Blitar seluas 1.588,79 km². Untuk kawasan pemukiman seluas 33.874 Ha. Hampir seperlima luas wilayah Kabupaten Blitar merupakan lahan sawah yakni seluas 31.725 Ha. Sedangkan penggunaan untuk lahan kebun/tegalan seluas 47.282 3 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Ha yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan, lahan perkebunan seluas 13.347 Ha, kawasan hutan seluas 34.968,9 Ha. Penggunaan lahan lainnya di Kabupaten Blitar adalah untuk kolam dan tambak seluas 161 Ha, kawasan wisata, kawasan peternakan, lahan kosong dan untuk keperluan lainnya. Potensi Pengembangan Wilayah Berdasarkan kondisi geografis Kabupaten Blitar tersebut maka sejak jaman dahulu Kabupaten Blitar dikenal sebagai daerah yang mengandalkan sektor pertanian (Agraris). Lahan yang digunakan sebagai areal persawahan ini mencapai 19.9 persen dari luas wilayah, termasuk
untuk
sektor
perikanan,
peternakan,
kehutanan
belum dan
perkebunan. Komoditas Hasil Peternakan terdiri dari Telur, daging dan susu. Ketiga komoditas ini sangat menonjol dari sisi produktifitasnya, sehingga mampu menopang ketersediaan bahan pangan masyarakat khususnya Kabupaten Blitar. Komoditas unggulan yang dihasilkan dari Kabupaten Blitar meliputi Komoditas Perkebunan yaitu: Rambutan, Nanas, Teh, Cengkeh, Kopi. Komoditas pertanian utamanya adalah pertanian tanaman pangan meliputi; padi, jagung, ketela, sayur-sayuran, gula merah yang di kemas dengan berbagai bentuk, dan sebagainya. Komoditas Perikanan yang terdiri dari ikan hias dengan produk utama adalah ikan Koi, ikan air tawar dengan produk utama antara lain Gurami, Nila, Lele, Mujair dan ikan laut tangkapan. Di wilayah pantai terdapat pula beberapa lokasi untuk tambak udang. Seiring kebutuhan akan bahan baku tambang, di wilayah selatan saat ini merupakan pemasok bahan tambang golongan C seperti, Feldspar, Kaolin, Zeolit, Pasir Besi dan Batu Kapur. Potensi alam yang bisa dikembangkan menjadi obyek wisata yang sangat berpotensi mengundang wisatawan domestik ataupun luar negeri, seperti potensi pantai-pantai yang tersebar di sepanjang pantai selatan, air terjun, pengembangan desa wisata ataupun paket-paket inovatif lain dari sektor pariwisata. 4 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Pengembangan
usaha
mikro
dan
usaha
kecil
yang
telah
ditumbuhkan hampir disetiap desa di Kabupaten Blitar bisa menjadi potensi pengembangan ekonomi lokal yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan
bagi
masyarakat.
Lebih-lebih
jika
dilakukan
pengembangan jejaring usaha antar lintas sektoral yang masing-masing memiliki
keunggulan
produknya,
sehingga
tercipta
sinergitas
pengembangan usaha bersama di Kabupaten Blitar yang didukung oleh tumbuh dan berkembangnya lembaga keuangan mikro masyarakat. Dari sisi yang lain kondisi geografis Kabupaten Blitar menjadikan adanya perbedaan sosio kultural bagi penduduk yang mendiami berbagai wilayah di Kabupaten Blitar. Seperti diwilayah barat kebudayaan masyarakatnya condong ke mentaraman yang merujuk pada suatu teritori budaya maupun dialek yang digunakan. Sedangkan dibagian timur cenderung pada dialek yang diucapkan oleh penduduk Kabupaten Malang. Kawasan Rawan Bencana Dengan kondisi topografis Kabupaten Blitar yang sepanjang sisi selatannya berada ditepi pantai, selain juga bergunung-gunung dan terletak dilereng gunung Kelud, selain merupakan potensi yang sangat menjanjikan juga memiliki potensi bencana alam yang cukup beragam, antara lain : 1) Daerah
rawan
Kabupaten
Tsunami
Blitar,
berada
meliputi
di
sepanjang
Kecamatan
pesisir
Wates,
Selatan
Panggungrejo,
Wonotirto dan Bakung. 2) Daerah
rawan
bencana
Gunung
Berapi,
meliputi
Kecamatan
Gandusari, Nglegok, Ponggok dan Srengat. 3) Daerah rawan Banjir meliputi wilayah disepanjang aliran sungai Brantas,
antara
lain
Kecamatan
Kademangan
dan
Kecamatan
Sutojayan. 4) Daerah Rawan Angin Puting Beliung yaitu Kecamatan Srengat, Wonodadi dan Udanawu.
5 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
2.1.2 Aspek Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Blitar sampai dengan akhir tahun 2011 adalah sejumlah 1.380.553 jiwa (Data Dispendukcapil, 2012). Data hasil sensus penduduk tahun 2011 adalah sejumlah 1.332.556 jiwa. Rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Blitar tahun sepuluh
tahun
terakhir
adalah
0,47
persen.
Sedangkan
tingkat
kepadatan penduduk adalah 1.702 jiwa/Km2. Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Blitar lima tahun terakhir adalah sebagaimana tabel di bawah ini: Gambar 2.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Kab. Blitar 2008-2012
1.320.000 1.300.000 1.275.000 1.225.000 1.225.000
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah 1.259.184 1.261.303 1.261.427 1.322.556 1.380.553 Penduduk
Memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi yakni 1.709,2 jiwa/km². Penyebaran (distribusi) penduduk diwilayah Kabupaten Blitar masih terkonsentrasi di bagian tengah atau di wilayah dimana secara geografis relatif lebih mudah mengakses Dalam grafik diatas, dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah penduduk tahun 2011 mengalami peningkatan 3,60 % dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan diantaranya oleh peningkatan angka kelahiran, mutasi penduduk di Kabupaten Blitar dan meningkatnya angka harapan hidup.
6 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Dari data statistik diketahui bahwa Kecamatan Sanankulon sarana transportasi dan komunikasi maupun sarana lainnya. seperti Kecamatan Sutojayan, Kanigoro, Talun, Garum, Kesamben, Ponggok, Srengat, dan Udanawu. Tergambar pula bahwa kepadatan yang tinggi di wilayah tesebut memiliki potensi sumber daya manusia yang besar sehingga harus diimbangi pula dengan upaya penyediaan dan penciptaan lapangan kerja agar tidak terjadi peningkatan jumlah pengangguran dan juga upaya penataan ruang yang memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga mampu mengurangi akibat yang timbul dari meningkatnya kepadatan penduduk. Sedangkan wilayah dengan kepadatan rendah seperti Kecamatan Bakung, Wonotirto, Panggungrejo, dan Wates secara geografis berada diwilayah
pegunungan
kapur
dengan
aksesibilitas
terhadap
infrastruktur dan sarana penunjang lainnya masih memerlukan peningkatan. Dari sisi demografis diwilayah dengan kepadatan rendah tersebut menggambarkan adanya potensi sumber daya manusia yang perlu diberdayakan untuk meningkatkan kemakmuran melalui peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia (potensi bahan tambang, perkebunan, potensi kelautan), disertai
kearifan
dalam
mengelola
lingkungan
alam
untuk
menjadikannya bernilai secara ekonomis yang berkelanjutan. Salah satu faktor yang juga berpengaruh terhadap perkembangan jumlah penduduk adalah pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Blitar . Jika dilihat dari perkembangan jumlah peserta KB aktif dalam kurun waktu tahun 2008 sampai dengan 2012 terus menunjukkan
peningkatan.
Hal
ini
bermakna
bahwa
kesadaran
7 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
masyarakat sudah cukup tinggi, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Perkembangan Jumlah Peserta KB dan PUS di Kabupaten Blitar Tahun 2008 – 2012
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
PUS
229.126
232.456
235.786
220.951
244.700
170.494
172.769
175.044 159.663 160.033
Peserta KB Aktif
Sumber : Badan PP dan KB Kabupaten Blitar Tahun 2012
Dari sisi keagamaan, penduduk Kabupaten Blitar didominasi oleh pemeluk agama Islam, disusul oleh Kristen Protestan, Hindu, Katholik, dan yang berjumlah paling sedikit adalah pemeluk agama Budha. Komposisi
jumlah
pemeluk
agama
di
Kabupaten
Blitar
adalah
sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel 2.2 Perkembangan Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Blitar Tahun 2008 – 2012
Uraian
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
Islam
Orang
1.210.454
1.079.898
1.079.898
1.137.763
1.186.24
Kristen Protestan
Orang
18.809
27.480
27.480
27.622
27.496
Hindu
Orang
14.351
25.060
25.060
26.266
26.014
Katholik
Orang
13.242
21.923
21.923
21.947
21.930
Budha
Orang
2.913
5.085
5.085
6.150
6.085
Sumber : Kabupaten Blitar Dalam Angka Tahun 2012
8 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Secara umum, kondisi perekonomian Kabupaten Blitar dalam kurun lima tahun terakhir dapat dikatakan cukup baik. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Blitar, pertumbuhan ekonomi daerah ini selama periode 2008-2012 berturut-turut sebesar 6,04 persen (2008); persen
(2009),
6,08
persen
(2010)
dan
6,08
persen
6.35. Sedangkan laju inflasi berada pada kisaran angka 5
5,18 (2012)
hingga 6
persen pertahun. Gambaran perkembangan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Blitar Tahun 2008-2012 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.3 Perkembangan PDRB ADHB dan ADHK Tahun 2008-2012 TAHUN
PDRB ADHB (Juta Rp.)
PDRB ADHK (Juta Rp.)
2008
8.697.259,81
4.834.699,54
2009
9.935.944,23
5.126.942,58
2010
11.011.362,01
5.392.757,37
2011
12.308.947,48
5.720.374,71
2012
13.785.005,89
6.082.188,80
Sumber : BPS Kab. Blitar, 2012
Sedangkan perkembangan jumlah PDRB Perkapita penduduk Kabupaten Blitar tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut :
9 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 2.4 Perkembangan PDRB Perkapita ADHB dan ADHK Tahun 2008-2012 PDRB Perkapita ADHB (Rp.)
TAHUN
PDRB Perkapita ADHK (Rp.)
2008
8.970.168,99
4.628.612,29
2009
9.898.787,76
4.847.897,91
2010
11.023.211,15
5.122.850,54
2011
13.785.005,89
5.426.104,45
2012
15.366.477.27
6.468,467.19
Sumber : BPS Kabupaten Blitar, 2012
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas perekonomian Kabupaten Blitar selama lima tahun terakhir relatif dinamis dan terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik dari sisi nilai ataupun volume produksi. Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar tahun 2008 sampai dengan 2012 ditopang oleh peningkatan aktivitas sektor pertanian maupun sektor perdagangan, hotel dan restoran yang merupakan leading sector daerah ini, dengan rata-rata pertumbuhan selama lima tahun masing-masing sebesar 4,07 persen dan 8,29 persen. Sementara
itu,
beberapa
sektor
mengalami
pertumbuhan
cukup
signifikan di tahun 2011. Seperti sektor pertambangan dan penggalian yang membukukan peningkatan sebesar 7,95 persen, juga sektor bangunan yang tumbuh hingga 11,35 persen. Tingginya peningkatan aktivitas sektor bangunan ini disinyalir disebabkan oleh adanya pembangunan
beberapa
infrastruktur
daerah
dalam
mendukung
pengembangan ibukota baru dan diperkirakan peningkatan ini terus terjadi dalam beberapa tahun mendatang. Pertumbuhan ekonomi sektoral secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut:
10 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 2.5 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sektoral PDRB ADHK Tahun 2008 -2012 (dalam persen) Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
6,04
5,18
6,08
6,33
6,35
4,55
3,94
2,98
46.32
45.374
5,06
5,02
7,95
2,63
2,55
6,56
3,05
4,18
3,23.14
3,14
7,95
7,95
7,84
0.38
0.38
6,67
5,94
11,35
2,01
2,03
8,22
8,05
10,89
26,99
27.96
6,40
6,86
7,27
2,36
2,38
6,53
5,32
7,20
5.69
5.73
7,55
3,96
6,66
10.39
10.04
Pertumbuhan Ekonomi 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3.Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan
6. Perdag, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keu, Persewaan dan jasa Persh. 9. Jasa-jasa
Sumber : BPS Kab. Blitar, 2012
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa semua sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Blitar mengalami pertumbuhan yang positif, meskipun ada beberapa yang mengalami perlambatan. Dengan kata lain, aktivitas produksi barang dan jasa di daerah ini semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan diperkirakan dalam beberapa tahun mendatang, perekonomian Kabupaten Blitar mampu tumbuh semakin pesat. Terlebih dengan adanya upaya-upaya yang 11 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
ditempuh
pemerintah
daerah
untuk
mewujudkan
pembangunan
ekonomi masyarakat. Sampai dengan tahun 2012 struktur Kabupaten Blitar masih didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu: sektor pertanian (45,37%), perdagangan, hotel dan restoran (27,96%), dan sektor jasa (10,04%). Adapun persentase nilai tambah masing-masing sektor terhadap PDRB secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.6 Kontribusi Sektoral PDRB ADHB Tahun 2008 -2011 (dalam persen) Uraian
2008
2009
2010
2011
48,68
47,92
47,11
45,54
2.Pertambangan dan Penggalian
2,44
2,38
2,36
2,36
3.Industri Pengolahan
2,67
2,65
2,58
2,55
4.Listrik, Gas dan Air Bersih
0,44
0,42
0,41
0,40
5. Bangunan
2,11
2,15
2,19
2,38
6.Perdag, Hotel dan Restoran
26,46
26,86
27,75
28,93
7.Pengangkutan dan Komunikasi
2,46
2,34
2,32
2,30
8. Keu, Persewaan dan jasa Persh.
4,32
4,27
4,36
4,43
10,42
11,01
10,92
11,11
1. Pertanian
9. Jasa-jasa Sumber : BPS Kabupaten Blitar, 2012
Berdasarkan data pada Tabel 2.7 di atas, bisa dikatakan bahwa struktur ekonomi Kabupaten Blitar masih didominasi oleh sektor primer dengan persentase nilai tambah bruto terhadap PDRB rata-rata dalam empat tahun sebesar 47,31 persen, dan lebih khusus lagi bisa dikatakan bahwa Kabupaten Blitar adalah daerah agraris, mengingat sektor pertanian masih menjadi sektor utama yang terbesar peranannya dalam 12 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
perekonomian daerah. Setelah sektor primer, urutan persentase nilai tambah bruto terhadap PDRB berikutnya adalah sektor tersier dan sekunder dengan nilai masing-masing sebesar 46,77 dan 8,93 persen. Jika
kita
amati
ada
fenomena
menarik
dari
struktur
perekonomian Kabupaten Blitar, secara perlahan, terjadi pergeseran sektor dari tahun ke tahun. Sektor primer dan sekunder cenderung mengalami
penurunan
peranan
terhadap
pembentukan
PDRB.
Sedangkan sektor tersier yang dipimpin sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran cenderung mengalami peningkatan peranan. Hal ini cukup menggembirakan, mengingat sektor tersier, dibangun dari sektor-sektor yang tidak tergantung pada sumber daya alam. Disamping itu, ada suatu teori yang mengatakan bahwa salah satu ciri daerah yang maju adalah jika daerah itu lebih didominasi oleh sektor yang sudah terlepas dari keberadaan sumber daya alam (tertiary sector). Namun begitu, akan lebih baik jika ada keterkaitan antar sektor. Kesejahteraan Sosial 1. Pendidikan Pembangunan bidang pendidikan merupakan wahana sangat strategis dan esensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan. Dalam konteks ini esensi pembangunan
pendidikan
diarahkan
pada
upaya
meningkatkan
kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keahlian
dan
ketrampilan,
kesehatan
jasmani
dan
rohani
serta
berkepribadian mantap dan mandiri. Memperhatikan urgensi pembangunan di bidang pendidikan oleh karenanya adalah wajar jika dalam pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi setiap warga masyarakat termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. 13 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan pelaksanaan pendidikan di Kabupaten Blitar antara lain adalah Angka Buta Huruf, Angka Partisipasi Kasar (APK), Tingkat Kelulusan, Rata-rata UAN, Angka tidak/putus sekolah, dan beberapa indikator lain. Tabel 2.7 Angka Buta Huruf dan APK Kabupaten Blitar Tahun 2008-2012
NO 1.
2.
URAIAN Angka Buta Huruf 10-44Th
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
700
0
0
0
0
97,38 95,65 26,46
98,04 96,29 34,18
98,62 99,07 38,68
106,58 101,37 41,28
99,07 98,41 49,04
Angka Partisipasi Kasar (APK) : - SD - SLTP - SLTA
Sumber : BPS Kabupaten Blitar, 2012
Angka Partisipasi Kasar (APK) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 terus menunjukkan peningkatan meskipun relatif kecil, hal tersebut merupakan suatu pertanda bahwa angka “eksodus” lulusan dari kabupaten Blitar ke sekolah
di luar Wilayah Kabupaten Blitar,
seperti Kota Blitar, Tulungagung, Kediri bahkan Malang sebagai dampak persepsi buruk kualitas pendidikan
di wilayah Kabupaten Blitar
dibanding di luar Wilayah Kabupaten Blitar telah semakin terkikis. Namun demikian, masih banyak sekali upaya yang harus dilaksanakan agar APK pendidikan utamanya pendidikan menengah (SMP-SMA) semakin tinggi, bahkan bila mungkin justru dapat menarik lulusan dari daerah lain untuk bersekolah di Kabupaten Blitar karena lebih baiknya mutu pendidikan yang diberikan. Hal ini membuahkan hasil dimana 14 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
pada tahun 2011 APK
untuk jenjang pendidikan SD dan SMP telah
meningkat melebihi 100 persen. 2. Kesehatan Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau tidak langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat.
Tabel 2.8 Indikator Bidang Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2008 – 2012
NO
INDIKATOR
1
Angka Kematian Bayi
2
Angka Kematian Ibu melahirkan
3
Kasus Gizi Buruk
4 5 6 7 8 9 10
Prevalensi Balita Kurang Gizi Rasio Tenaga Medis terhadap Jumlah Penduduk Cakupan Imunisasi Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Kasus HIV/AIDS Imunisasi Ibu Hamil Imunisasi Anak Sekolah
TAHUN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
15,06
14,44
12,01
14,09
14
99,70
86,30
83,92
125,0
104,25
38
54
46
56
43
Persen
4,13
4,25
3,38
4,06
0,08
/Orang
13,261
13,138
8,190
45.962
43,30
Persen
73,9
73,3
59,70
63,31
88
Persen
98,9
98,3
66,40
98,32
98,45
Kasus Persen
36 82,53
41 73,09
58 14,83
-
Persen
101,6
109,3
-
-
123 -
/1000 Kelahiran Hidup /100.000 kelahiran hidup Kasus
Sumber : Dinkes Kab Blitar, 2012
Mempertimbangkan
bahwa
pembangunan
bidang
kesehatan
merupakan bagian yang sangat penting bagi peningkatan SDM, maka program-program kesehatan diprioritaskan pada calon generasi penerus, sejak dari kandungan dan balita. Indikator bidang kesehatan selama kurun
waktu
tahun
2008
sampai
dengan
tahun
2012
adalah
sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.8 15 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
3. Ketenagakerjaan Berdasarkan perkembangan ketenaga kerjaan Kabupaten Blitar tahun 2012 angka pencari kerja yang belum mendapatkan tempat di Kabupaten Blitar mencapai 68,92% dari total pencari kerja. Hal ini disebabkan ketidakseimbangan antara perkembangan jumlah pencari kerja dengan perkembangan lowongan kerja yang tersedia, apalagi jumlah angka penghapusan lowongan kerja yang cukup tinggi yaitu 25,39% dari jumlah lowongan yang ada.
Meskipun perkembangan
lowongan kerja positif atau naik sebanyak 1.423 lowongan, namun demikian karena jumlah penghapusan lowongan kerja juga tinggi (25,39% dari jumlah lowongan) maka belum dapat menyerap tenaga kerja yang ada, selain itu juga karena tidak terpenuhinya kriteria yang diminta oleh penyedia lowongan sehingga tidak semua lowongan terisi. Dari sisi pendapatan tenaga kerja, Upah Minimum Kabupaten (UMK) juga terus menunjukkan peningkatan nominal pada 5 (lima) tahun terakhir ini yaitu Rp. 501.700,- pada tahun 2008, Rp. 570.000,pada tahun 2009, Rp. 720.000,- pada tahun 2010, Rp. 750.000,- pada tahun 2011, dan Rp. 820.000,- pada tahun 2012. Untuk tahun 2012 sendiri peningkatan UMK dibandingkan tahun 2011 adalah 9,33%.
16 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 2.9 Ketenagakerjaan Kabupaten Blitar 2012 NO
URAIAN
SATUAN
2011
2012
1.
Pencari Kerja
Orang
20.349
21.231
2.
Penempatan
Orang
4.511
4.223
3.
Penghapusan Pencari kerja
Orang
1.814
3.878
4.
Belum ditempatkan
Orang
14.025
13.130
5.
Permintaan lowongan
Lowongan
4.676
6.099
6.
Dipenuhi
Lowongan
4.511
4.223
7.
Penghapusan lowongan
Lowongan
93
1.549
8.
Sisa Lowongan
Lowongan
72
327
9.
Pengangguran terbuka
%
3,61
2,86
Orang
590.838
593.469
Rp
750.000
820.000
10. Jumlah Angkatan Kerja 11. Upah Minimum Kabupaten Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2013
4. Seni Budaya dan Olah Raga Pada dasarnya kebudayaan di Kabupaten Blitar adalah kebudayaan Jawa. Meskipun dalam perkembangannya dipengaruhi oleh kebudayaan lain
seperti
berkembang
Melayu, saat
ini
Eropa/Belanda
dan
Cina.
merupakan
warisan
yang
Kebudayaan pada
yang
jamannya
merupakan identitas daerah yang sangat berkembang sebagai bagian dari budaya agraris sehingga memunculkan sistem sosial seperti gotong royong dan toleransi terhadap adanya perbedaan. Kegiatan budaya dan berkesenian masyarakat yang saat ini masih menjadi tradisi diantaranya adalah:
17 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Upacara Siraman Gong Kyai Pradah yang dilakukan setiap tanggal 12 Rabiul Awal bertepatan dengan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW, di Alun-alun Lodoyo. Tradisi Bersih Desa yang dilaksanakan oleh sebagian besar wilayah perdesaan dan biasanya dilaksanakan pada awal bulan Syuro (kelender
Jawa).
Dalam
kegiatan
ini
umumnya
dilaksanakan
pagelaran kesenian daerah seperti Wayang kulit, jarangan, dan sebagainya. Tradisi Methik Padi yang dilakukan oleh petani yang akan menuai hasil panenannya. Tradisi ini merupakan ungkapan syukur para petani atas hasil panenan yang akan mereka dapatkan. Untuk itu para petani mengadakan selamatan yang dilaksanakan di areal sawah yang akan dipanennya. Belakangan tradisi ini sudah mulai luntur dan jarang dilaksanakan oleh para petani. Tradisi Larung Sesaji yang dilaksanakan di Pantai Tambakrejo Serang dan Pantai Jolosutro sebagai ungkapan rasa syukur penduduk pesisir selatan atas hasil laut sebagai sumber mata pencaharian mereka. Wujud
apresiasi
masyarakat
untuk
berkesenian
telah
lama
dilaksanakan melalui berbagai kesenian yang ada di Kabupaten Blitar seperti wayang kulit, wayang orang, seni Tayub, Sinden, Ketoprak, jaranan, kentrung, tari-tarian dan sebagainya. Beberapa jenis kesenian kini makin jarang dipentaskan akibat sepinya minat dan tidak adanya penerus terhadap kesenian tersebut. Tabel 2.10 Jumlah Grup Kesenian, lembaga dan petugas pengelola kekayaan Budaya di Kabupaten Blitar Tahun 2012
No
Capaian Pembangunan
Satuan
Jumlah
1
Jumlah grup kesenian Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya Jumlah lembaga yang bergerak di bidang pelestarian budaya.
Grup
879
Unit
5
Lembaga
5
2 3
18 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
4 5 6
Jumlah petugas pengelola kekayaan budaya Jumlah Benda, situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Jumlah museum budaya
Orang
61
Buah
31
Buah
1
Sumber : Dinas Porbudpar, 2012
Kegiatan olah raga di Kabupaten Blitar umumnya dilaksanakan melalui jenjang pendidikan sebagai satu mata pelajaran. Dari jenjang pendidikan inilah kemudian muncul atlet-atlet olah raga berprestasi. Cabang-cabang olah raga yang banyak dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Blitar diantaranya ; Sepak Bola, Bulu Tangkis, Bola Volley, Tenis,Basket,Catur, Paralayang,Arum Jeram, Whu Su ,Bride,Karate, Tinju, Panahan, Sepak Takraw dll, Cabang olah raga tersebut di bawah binaan Komite Olah Raga Nasional Indonesia ( KONI ) sedangkan olah raga yang bersifat kebugaran rekreatif dan budaya masuk dalam binaan Federasi Olah raga Masyarakat Indonesia ( FORMI ) adapun beberapa Cabang Olah Raga FORMI bersepeda semam ,pencak dor, kiboard, dolanan anak tardisional.
Tabel 2.11 Jumlah Klub Olah Raga Dan Sarana Olah Raga Di Kabupaten Blitar Tahun 2012
No 1
2
URAIAN Jumlah gedung olahraga Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk
SATUAN
JUMLAH
Unit
3
Klub
3
3
Jumlah lapangan olah raga
Unit
744
4
Jumlah organisasi olah raga
Organisasi
22
Sumber : Dinas Porbudpar, 2012
19 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
2.1.4. Aspek Pelayanan Umum Urusan Wajib 1. Pelayanan Pendidikan Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan mempunyai nilai
strategis
berupa
kontribusi
terhadap
pertumbuhan
IPM.
Keberhasilan di bidang pendidikan dapat diukur dari pemerataan dan perluasan
pendidikan
serta
peningkatan
efisiensi
dan
kualitas
manajemen pendidikan yang berupa Angka Partisipasi Murni, Angka Buta Huruf, angka putus sekolah, Angka Partisipasi Sekolah. Dari angka
lama
sekolah
menunjukkan
bahwa
rata-rata
penduduk
Kabupaten Blitar lama sekolahnya adalah 7,23 tahun atau masih pada jenjang sekolah SMP kelas 2.
Tabel 2.12 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Blitar Tahun 2012
No
URAIAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
RATA-RATA
1
Umur 7 – 12 tahun (%)
99,13
100
99,01
2
Umur 13-15 tahun (%)
89,05
89,05
89,05
3
Umur 16-18 tahun (%)
53,15
68,66
59,09
Sumber : BPS Kabupaten Blitar, 2012
20 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 2.13 Perkembangan Ratio Siswa, Tingkat Kelulusan, Rata-rata UAN dan Angka Putus Sekolah Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010
NO 1
2.
3.
4.
TAHUN
URAIAN Ratio siswa sekolah - SD - SLTP - SLTA Tingkat Kelulusan
2006
2007
2008
2009
2010
124:1 398:1 282:1
121:1 322:1 273:1
122:1 328:1 276:1
125:1 331:1 284:1
123:1 334:1 298:1
99,27 83,24 93,11
99,71 83,75 93,82
99,83 90,04 94,60
100 90,01 93,97
100 93,14 94,92
6,11 6,05 6,06
6,15 6,11 6,04
6,99 6,33 6,73
6,92 6,46 6,91
6,94 6,71 6,98
0,86 3,87 1,78
0,04 1,06 0,18
0,003 0,1 0,13
0,003 0,13 0,09
0,003 0,11 0,06
–
- SD - SLTP - SLTA Rata-rata UAN - SD - SLTP - SLTA Angka putus/ tidak sekolah - SD - SLTP - SLTA
Sumber : Diknas , 2012
Dari sisi ketersediaan sekolah, Kabupaten Blitar telah cukup baik. Dapat dilihat dari rasio siswa dan sekolah tahun 2010 untuk SD adalah 123:1, untuk SLTP 334:1 dan untuk SLTA 298:1.
Rasio
terssebut akan semakin membaik dalam lima tahun mendatang dikarenakan masih akan terus diadakan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan baik berupa unit sekolah baru maupun ruang kelas agar semakin dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik.
21 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 2.14 Perkembangan Pembangunan Ruang Kelas Baru dan Rehab Ruang Kelas Kabupaten Blitar Tahun 2006-2012 TAHUN
NO
URAIAN
1.
Pembangunan Ruang Kelas Baru : - SD/MI - SMP/MTS - SMA/MAN - SMK Rehab Ruang Kelas: - SD/MI - SMP/MTS - SMA/MAN
2.
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
49 6 5
34 4 4
51 2 15
1 15
17 4
-
5 15 -
51 14 2
88 6 2
131 24 4
360 4 -
200 82 -
-
1 15 -
Sumber : Diknas , 2012
Rasio guru dan murid di semua tingkatan pendidikan juga telah memadai. Pada tahun 2012, rasio murid dan guru tingkat SD 16 :1, SLTP 11:1, sedangkan SLTA 12 :1. Artinya, rata-rata setiap 11-13 orang siswa terdapat seorang guru. Rasio tersebut telah cukup memenuhi syarat untuk pelaksanaan kegiatan belajar yang baik. Tabel 2.15 Perkembangan Jumlah Guru dan Guru Tidak Tetap Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010 NO .
URAIAN
1.
Jumlah Guru -
2.
TAHUN
SD/MI SMP/MTS SMA/MAN SMK
Jumlah Tidak Tetap
Guru
2006
2007
2008
2009
2010
7.916
8.072
8.482
9.061
9.091
3.182
3.282
3.358
3.417
3.426
918
918
989
1.140
1.162
301
301
341
738
754
3.570
3.570
6.684
6.309
7.853
Sumber : Diknas , 2012
22 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
2. Kesehatan Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai akan berdampak pada membaiknya tingkat kesehatan penduduk. Ketersediaan tenaga kesehatan juga sangat berpengaruh dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. Disadari bahwa pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk
meningkatkan
kualitas
sumber
daya
manusia
dan
pembangunan ekonomi sehingga pembangunan kesehatan dapat dianggap sebagai investasi bagi pembangunan masyarakat di masa yang akan datang. Oleh sebab itu peningkatan pelayanan di bidang kesehatan dan akses masyarakat terhadap sektor kesehatan perlu mendapatkan perhatian utama. Indikator utama tingkat kesehatan masyarakat di suatu daerah adalah Umur Harapan Hidup. Kabupaten Blitar saat ini memiliki umur harapan hidup mencapai 72 tahun. Artinya, rata-rata penduduk Kabupaten Blitar hidup sampai dengan usia 72 tahun. Angka harapan hidup
sangatlah
dipengaruhi
oleh
tingkat
kesehatan
seseorang,
semakin baik tingkat kesehatannya maka semakin tinggi angka harapan hidup orang tersebut. Pada tahun 2006 angka harapan hidup masyarakat Kabupaten Blitar 70 tahun, dan terus bertambah setiap tahunnya hingga mencapai 72 tahun pada tahun 2012. Perkembangan angka harapan hidup adalah sebagaimana gambar 2.2 dibawah ini :
23 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Gambar 2.2 Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Blitar Tahun 2006 – 2010
72
2010 70.49
2009
70.44
2008 70.25
2007 70
2006 69
69.5
70
70.5
71
71.5
72
Angka Harapan Hidup Sumber : BPS Kab. Blitar Tahun 2012
Pelayanan kepada masyarakat miskin diberikan dalam bentuk Jamkesmas, Jamkesda dan Jampersal yang dilaksanakan melalui RSUD, Puskesmas maupun Bidan Praktek Desa. Tahun 2012 jumlah kunjungan pasien Jamkesmas, Jamkesda dan Jampersal
mencapai
9.892.97 orang dengan total anggaran yang dikeluarkan sebesar 26.670.149.866
milyar
bersumber
dari
APBN
maupun
APBD
Kabupaten Blitar. 3. Ketenagakerjaan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Blitar relatif rendah, hal tersebut dimungkinkan karena kekuatan ekonomi utama Kabupaten Blitar adalah Bidang Pertanian yang memiliki banyak sekali peluang pemanfaatan tenaga kerja meskipun hanya paruh waktu dan musiman. Indikator Ketenagakerjaan yang lain sejak tahun 2008 – 2012 secara terperinci disajikan dalam tabel 2.16 berikut ini :
24 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 2.16 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Blitar Tahun 2008 – 2012 NO
URAIAN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
1. 2.
Pencari kerja Penempatan
Orang Orang
25.623 4.957
22.380 2.776
25.318 4.332
20.349 4.511
21231 4.223
3.
Penghapusan Pencari Kerja
Orang
9.554
6.406
6.675
1.814
3.878
4.
Belum ditempatkan
Orang
11.112
13.108
14.311
14.025
13.130
5.
Lowongan
5.445
3.811
4.520
4.676
6.099
6.
Permintaan lowongan Dipenuhi
Lowongan
4.957
2.776
4.332
4.511
4.223
7.
Penghapusan lowongan
Lowongan
614
900
129
93
1.549
8.
Sisa lowongan
Lowongan
488
45
49
72
327
10.
Jumlah Angkatan Kerja
Orang
483.709
285.204
599.213
590.838
593.469
Sumber : DisNakertrans Kab. Blitar Tahun 2012
Dari sisi upah, peningkatan yang cukup signifikan juga terus terjadi. Upah minimum Kabupaten pada tahun 2008 masih berjumlah Rp. 750.000.,-/bulan, pada tahun 2012 telah mencapai Rp. 820.000,/bulan atau mengalami peningkatan sebesar 9 persen. Urusan Pilihan 1. Pertanian Potensi
Pertanian
di
wilayah
Kabupaten
Blitar
sangatlah
beraneka ragam dan tersebar di hampir seluruh Kecamatan. Unggulan bidang pertanian adalah tanaman pangan yang terdiri atas padi, jagung dan ketela pohon. Disusul oleh sub sektor peternakan dalam hal ini ayam petelur dan hasil peternakan sapi yaitu susu. Kedua komoditi ini menjadi produk andalan Kabupaten Blitar. Yang menonjol berikutnya adalah perikanan darat dalam hal ini ikan hias terutama koi. Kabupaten Blitar adalah sentra pengembangan dan budidaya koi unggulan yang telah diakui secara nasional. Di sektor perkebunan, komoditas khas yang sangat menonjol adalah rambutan, dan nanas. 25 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya alam melalui kegiatan konservasi dan rehabilitasi lahan, serta untuk meningkatkan produktivitas lahan maka telah dikembangkan budidaya tanaman kelapa Sawit. Dari target 6.643 Ha sampai tahun 2009, telah tercapai 3.353 Ha dengan jumlah tanaman 469.445 batang. Berikut data produksi komoditas pertanian andalan Kabupaten Blitar sebagai salah satu daerah pertanian potensial di Jawa Timur, sebagai berikut : Tabel 2.17 Produksi Komoditas Andalan Pertanian Tahun 2008 – 2012 N o
URAIAN
1
Padi
Ton
280.198
265.182
320.664
361.153
308.256
2
Jagung
Ton
303.202
280.069
260.122
245.065
525.617
3
Ketela Pohon
Ton
45.381
49.755
54.496
90.087
4
Tebu
Ton
534.150
527.127,50
534.150
502.497,60
5
Rambu tan
Ton
208,39
321,04
208,39
321,04
6
Nanas
Ton
10,54
95,43
10,54
95,43
12.377
7
Telur
Ton
130.932,75
132.812.967
139.555.229
49.641.737
138.659
8
Susu
Liter
38.023,05
38.136,84
39.937.381
40.553.228
43.073
9
Koi
Ekor
141.492.500
155.641.750
142.300.000
160.725.500
176.798.050
Satuan
2008
2009
2010
2012
2011
92.774 501.342.12 300.05
Sumber : Dinas Pertanian, Hutbun, Perikanan dan PeternakanKabupaten Blitar Tahun 2012
Sektor pertanian di Kabupaten Blitar mempunyai tingkat pertumbuhan yang relatif lambat. Untuk itu pemberdayaan terhadap petani/kelompok tani sangat diperlukan. Pada tahun 2012 telah dilakukan pendampingan terhadap kelompok-kelompok tani sebanyak 1.723 kelompok tani. 2. Industri dan Perdagangan Salah satu penggerak roda perekonomian di Kabupaten Blitar adalah sektor industri khususnya industri kecil/rumah tangga yang mencapai
99,64
Kabupaten Blitar
persen
dari
keseluruhan
industri
yang
ada
di
namun bila diilihat dari komposisi kontribusi
terhadap PDRB, industri hanya memberikan kontribusi 3,14 persen 26 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
(2012). Dengan prosentase kontribusi tersebut kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja masih relatif kecil. Hal tersebut sedikit banyak disebabkan oleh masih dominannya industri kecil/industri rumah tangga yang mencapai 884 unit (kecil) dan 22.025 unit (non formal). Industri sedanng di Kabupaten Blitar baru berjumlah 14 unit. Adapun jangkauan pemasaran hasil industri kecil tersebut sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan pangsa pasar lokal dan regional, nilai eksport masih sangatlah kecil. Perkembangan industri kecil antara lain dapat dipantau dari perkembangan jumlah pemegang SIUP dan TDP setiap tahunnya, sebagaimana dilukiskan dalam gambar 2.3 berikut : Gambar 2.3 Perkembangan Jumlah Pemegang SIUP dan TDP Tahun 2008 – 2012
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Blitar Tahun 2012
Berbeda
dengan
sektor
industri,
perdagangan
khususnya
perdagangan eceran berkontribusi cukup besar bagi perekomonomian daerah. PDRB Kabupaten Blitar dari sektor perdagangan sebesar 27,96 persen (2012). Tabel berikut ini menunjukkan kontribusi sektor industri dan perdangan pada PDRB Kabupaten Blitar.
27 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 2.18 Peranan Sektor Industri dan Perdagangan dalam PDRB (ADHB) Kabupaten Blitar tahun 2012 No 1
Lapangan Usaha
2008
2009
2010
2011
2012
Industri Pengolahan
2,43
2,36
2,32
2,31
2,32
a. Makanan, Minuman
2,09
2,03
2,01
2,00
2,01
b. Tekstil, Brg Kulit &
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
c. Brg. Kayu & hasil
0,04
0,04
0,04
0,04
0,04
d. Kertas dan barang
0,04
0,04
0,04
0,04
0,04
e. Pupuk, kimia & brg
0,18
0,17
0,16
0,17
0,16
f. Semen & brg galian
0,06
0,06
0,06
0,06
0,06
h. Alat Angkutan, Mesin
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
i. Barang Lainnya
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Perdagangan, Hotel dan Restoran
27,99
28,91
30,22
31,22
32.11
a. Perdagangan Besar &
26,78
27,67
28,96
29,86
30,01
b. Hotel
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
c. Restoran
1,21
1,23
1,26
1,36
1,40
dan Tembakau Alas Kaki
hutan lainnya cetakan
dari karet
bukan logam
g. Logam Dasar Besa & Baja
& Peralatannya
2.
eceran
Sumber : BPS Kab. Blitar Tahun 2012
3. Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Blitar memiliki potensi sumber daya mineral dan bahan tambang yang cukup potensial baik dari segi jenis maupun jumlah cadangannya, namun karena kewenangan pengelolaannya berada di Pemerintah Pusat kecuali golongan C, maka kontribusinya
28 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
terhadap PDRB masih relatif kecil yakni 2,55 persen. Lebih lanjut potensi tambang Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut : Tabel 2.19 Potensi Tambang di Kabupaten Blitar NO
JENIS
LUAS AREAL (Ha)
1 2 3 4
Trass Bentonit Kaolin Feldspar
40.50 136.19 74 355
5
Zeolit
6
Ballclay
7
Sirtu
9
Pasir Besi
48.30
10
Pirophylit
37
11
Emas
59.45 187.35 280
PERKIRAAN CADANGAN (M3) 12.800 970.000 1.495.000 2.830.000 630.000 1.864.390 3.100.000 298.000 740.000 0.7-1.79 Gr/ton
LOKASI Gandusari Wates , Binangun Wonotirto , Sutojayan Wonotirto Wonotirto , Panggungrejo Wonotirto, Wates, Kademangan Sungai Lekso, Semut dan Bladak Panggunngrejo, Bakung, Wates Bakung, Kademangan Gunung Klitik Wates, Wonotirto
Sumber : Disperindag Tahun 2012
Dalam pengusahaannya, berbagai jenis bahan galian tersebut masih dilakukan secara individual oleh masyarakat untuk kemudian dijual sendiri kepada pengepul berupa bahan baku/mentah, yang sampai saat ini belum dilakukan lebih lanjut. Dengan keadaan tersebut yang perlu dilakukan pengawasan dan pemantauan adalah dampaknya terhadap kerusakan lingkungan, terutama dalam hal penambangan yang dilakukan oleh masyarakat karena belum memperhitungkan aspek-aspek ekologis. 2.1.5 Aspek Daya Saing Daerah Kemampuan Ekonomi Daerah Struktur perekonomian Kabupaten Blitar lima tahun terakhir yang menggambarkan pilar-pilar kemampuan dan potensi perekonomian daerah dapat dilihat dari peran sektoral dalam perekonomian sebagai berikut : 29 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 2.20 Distribusi Prosentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan(ADHK) Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 - 2012
Sektor/Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian Pertambangan dan 2. Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan Perdagangan, Hotel 6. dan Restoran Pengangkutan dan 7. Komunikasi 8.
Bank dan Lembaga Keuangan lain
9.
Jasa – jasa Total
2008 (2)
2009 (3)
2010 (4)
2011 (5)
2012 (6)
48,68
47,92
47,11
45,54
45,37
2,44
2,38
2,36
2,36
2,55
2,67
2,65
2,58
2,55
3,14
0,44
0,42
0,41
0,40
0,38
2,11
2,15
2,19
2,38
2,03
26,46
26,86
27,75
28,93
27,96
2,46
2,34
2,32
2,30
2,38
4,32
4,27
4,36
4,43
5,73
10,42
11,01
10,92
11,11
10,47
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Sumber : BPS Kab. Blitar Tahun 2012
Dengan pertumbuhan ekonomi yang pada tahun 2012 telah
berada diatas laju inflasi, diharapkan daya saing Kabupaten Blitar akan semakin tinggi dengan segala potensi terutama hasil pertanian, peternakan dan perikanannya.
30 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Perkembangan perkembangan
perekonomian
kesejahteraan
daerah
penduduk
dapat yang
dilihat
diukur
dari
melalui
perkembangan tingkat pendapatan. Secara umum, selama periode 20082012 tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Blitar mengalami peningkatan
seperti
yang
ditunjukkan
meningkatnya
tingkat
pengeluaran perkapita sebagai proxy pendapatan, baik secara nominal maupun riil. Pengeluaran perkapita penduduk meningkat dari Rp 745.730,pada tahun 20011 menjadi Rp 746.623,- pada tahun 2012. Diukur berdasarkan ukuran riil (IHK 2005=100) Fasilitas Wilayah/infrastruktur Sarana dan prasana perhubungan dalam hal ini adalah jalan dan jembatan merupakan bidang yang amat vital sebagai pendukung aktivitas perekonomian tak pelak juga harus mendapatkan perhatian serius. Sarana dan prasarana perhubungan tidak hanya berguna sebagai penghubung antar wilayah namun juga memiliki peranan yang sangat besar sebagai jalur distribusi barang dan jasa serta aktivitas ekonomi masyarakat luas. Artinya hanya melalui sarana dan prasarana yang layak dan memadai saja jalur distribusi perekonomian masyarakat dan arus barang serta jasa dapat berlangsung secara mudah dan lancar. Sementara itu dari sisi geografis sarana dan prasarana perhubungan memberikan peran sangat signifikan dalam mengurangi disparitas perkembangan antar wilayah termasuk antara wilayah pedesaan dan perkotaan. Perhatian
dan
pembangunan
bidang
perhubungan
perlu
dilakukan agar masyarakat luas dapat melakukan mobilitas fisik dan mampu mengakses kondisi antar wilayah serta memudahkan distribusi pemerataan hasil-hasil pembangunan. Disamping itu pembangunan bidang perhubungan juga sangat signifikan dalam upaya menciptakan ketertiban lalu lintas dan menurunkan angka pelanggaran serta kecelakaan lalu lintas. Untuk mendukung langkah strategis dalam 31 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
pembangunan bidang perhubungan selanjutnya ditetapkan berbagai program yang dinilai mampu memecahkan permasalahan perhubungan di kabupaten Blitar. Sarana Transportasi Dalam rangka memperlancar mobilitas dan akses masyarakat dari kecamatan satu ke kecamatan lainnya, pemerintah Kabupaten Blitar sampai dengan tahun 2012 telah menyediakan trayek angkutan umum pedesaan yang menjangkau seluruh kecamatan di Kabupaten Blitar. Data Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar sampai dengan tahun 2012 berkenaan dengan trayek angkutan umum pedesaan tersebut adalah seperti tabel 2.21 di bawah ini. Tabel 2.21 Angkutan Trayek di Kabupaten Blitar sampai dengan Tahun 2012 KODE TRAYEK
NO 1.
WL
2. 3. 4.
BW BWs KBK
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
WPt WK WKn WR WRn WT KB KBK
13. 14. 15. 16. 17.
KT LWG LNG LS NN
18. 19. 20. 21.
SRB PG SAR PtPG
URAIAN TRAYEK Wlingi- Kotes- Jajar- Sb Agung- Proyek Jegu- Tumpang- Lodoyo Brongkos- Binangun- Wates Blitar-Poluwan-Patok-Wates Kademangan-Lodoyo-Binangun-NgadriBirowo-Jegu-Kesamben Wlingi-Kanigoro-Terminal Patria Wlingi-Semen-Krisik Wlingi-Selopuro-Bendosewu-Kanigoro Wlingi-Doko-Resapombo Wlingi-Barek-Ringintelu Wlingi-Gandusari-Ngaringan-Talun Kademangan-Bakung Kademangan-Lodoyo-Binangun-BirowoNgadri-Jugo-Kesamben Kademangan-Gawang-Tambakrejo Lodoyo-Wonotirto-Gawang Lodoyo-Ngeni-Gawang Lodoyo-Panggungrejo-Serang Nglgok-Kedawung-Kolomayang-TuguranteDayu-Nglegok Sumberagung-Resapombo-Bendosari Penataran-Garum-Sidodadi-Gandusari Selorejo-Ampelgading-Resapombo Pasar Gambar-Terminal Patria Total
JML TRAYEK MPU MKL
JUMLAH TOTAL
-
5
5
3 -
5 -
8 -
1
3
4
16 4 5 1 -
8 15 15 9 2 4 16
8 31 19 14 3 4 16
2
-
2
2 4 6 14
3 -
5 4 6 14
-
-
-
3 61
4 13 102
7 13 163
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar, 2013
32 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Transportasi darat lainnya yang ada di Kabupaten Blitar adalah Kereta Api yang melayani 2 (dua) rute perjalanan yaitu : Blitar – Malang – Surabaya
dan Blitar – Tulungagung – Surabaya. Jumlah stasiun
kereta api di wilayah Kabupaten Blitar ada 5 yaitu ; Stasiun Pohgajih, Kesamben, Wlingi, Talun dan Garum. Volume penumpang dan barang yang dapat dilayani oleh angkutan kereta api di kelima stasiun yang ada pada tahun 2007 berjumlah 473.967 penumpang dan 159.730 kg barang. Jumlah ini mengalami penurunan
seiring
meningkatnya
jumlah
sarana
angkutan
lain
termasuk kendaraan pribadi yaitu 373.456 orang dan 145.615 kg barang pada tahun 2009. Guna meningkatkan kelancaran arus lalu lintas kendaraan dan barang khususnya pada jalur Blitar-Malang, kondisi saat ini terdapat kondisi jalan yang mengganggu kelancaran arus lalu lintas dimana kondisi jalan berkelok-kelok kemudian menurun atau menanjak cukup tajam. Kedepan diupayakan agar jalan tersebut diluruskan dengan membangun jembatan di empat titik yaitu Jembatan Kali Bambang, jembatan sungai Tuwuh, Jembatan Kalilegi, dan perbatasan antara Blitar-Malang. Percepatan
pembangunan
wilayah
selatan
Kabupaten
Blitar
dilakukan melalui pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) yang diawali pada tahun 2002. JLS yang melintasi di Kabupaten Blitar sepanjang 62,5 km dengan menggunakan lahan seluas ± 111,26 Ha dari lahan Perhutani dan 17,38 Ha lahan masyarakat. Lahan milih masyarakat telah dibebaskan secara keseluruhan. Untuk sarana trasnportasi udara, saat ini belum tersedia Bandara di Kabupaten Blitar. Keberadaan Bandara di wilayah ini dimungkinkan karena terdapat lahan yang layak untuk pembangunan sebuah Bandara all tersebut telah tertuang dalam Perda Propinsi Jatim Nomor : 05 Tahun 2012 tentang RTRW Propinsi Jawa Timur Tahun 2011 – 2031 yang menyebutkan
tentang
rencana
Pembangunan
Bandara
udara
pengumpan di Propinsi Jawa Timur, Salah satunya berada di Kabupaten Blitar.Sebagai tindak lanjut dari hal tersebut diatas tahun 2012 – 2013 33 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Pemerintah Kabupaten Blitar telah melakukan beberapa kajian terkait rencana pendirian bandara yang rencananya berada di kecamatan Ponggok. Diharapkan pembangunan bandara tersebut dapat membawa dampak positif bagi pengembangan pariwisata dan dapat menunjang sektor ekonomi di Kabupaten Blitar serta daerah – daerah sekitarnya. Penataan Ruang Dalam hal penataan ruang, Pemerintah Kabupaten Blitar saat ini tengah merevisi Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Blitar Tahun 2008-
2028 menjadi Peraturan Daerah Tentang RTRW Kabupaten Blitar tahun 2011-2031. Berdasarkan analisis terhadap pola ruang wilayah Kabupaten Blitar terdiri dari Kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan Lindung terdiri atas : (a) Kawasan hutan lindung, (b) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, (c) Kawasan perlindungan setempat, (d) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, (e) Kawasan rawan bencana alam, dan (f) Kawasan lindung lainnya. Sedangkan untuk kawasan budidaya terdiri dari: (a) Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, (b) Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat, (c) Kawasan Peruntukan Pertanian, (d) Kawasan peruntukan perikanan dan kelautan,
(e)
Kawasan
Peruntukan
Pertambangan,
(f)
Kawasan
Peruntukan industri, (g) Kawasan Peruntukan pariwisata, (h) kawasan peruntukan pemukiman dan (i) Kawasan peruntukan lainnya. Didalam kawasan peruntukan pertanian terdapat kawasan yang digunakan untuk kawasan pertanian tanaman pangan yang terdiri dari ; (a) pertanian tanaman pangan lahan basah yang meliputi sawah irigasi dan sawah bukan irigasi seluas 31.725 hektar, (b) pertanian tanaman pangan lahan kering seluas 44.968 hektar dan (c) pertanian tanaman pangan berkelanjutan (LP2B) dengan luas kurang lebih 28.403,32 hektar. Untuk kawasan strategis yang terdapat di Kabupaten Blitar meliputi: (a) Kawasan strategis propinsi dan (b) kawasan strategis 34 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
kabupaten.
Yang termasuk dalam kawasan strategis propinsi adalah
Kawasan Candi Penataran yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, dan Daerah Aliran sungai Brantas sebagai daya dukung lingkungan hidup. Sedangkan kawasan strategis Kabupaten dibagi menurut sudut kepentingan ekonomi, sosial budaya serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Otoda,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan
Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Dalam
rangka
menggerakkan
roda
pemerintahan
dan
pembangunan diperlukan pendanaan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat.
Dana
yang
dikumpulkan
masyarakat
dalam
bentuk
Simpanan, Giro maupun Deposito di wilayah Kabupaten Blitar pada tahun 2010 telah mencapai 1,6 trilyun rupiah atau mengalami peningkatan 20,00 persen dari tahun 2012 sebesar 1,8 trilyun rupiah. Pelayanan perbankan diwilayah Kabupaten Blitar sebagaian besar dilayani oleh kantor-kantor Unit BRI yang tersebar diseluruh wilayah kecamatan dan beberapa kantar cabang pembantu dari bank umum pemerintah dan swasta seperti ; Bank Jatim, BNI, BCA, Bank Danamon dan beberapa BPR. Dalam rangka memberikan fasilitas penunjang bagi masyarakat maupun wisatawan dari luar Blitar, terdapat tempat makan yang tersebar di beberapa wilayah mulai dari Restoran, depot, dan warung. Jumlah Restoran dan depot yang tercatat tahun 2010 di Kabupaten Blitar sebanyak 126 buah atau menurun dari tahun 2009 sebanyak 121 buah. Untuk lokasi penginapan dan hotel di wilayah Kabupaten Blitar terdapat sebanyak 6 (enam) tempat dengan kategori melati dengan kapasitas kamar sebanyak 116 kamar. Lingkungan Hidup Pembangunan di Kabupaten Blitar diarahkan pada pertumbuhan (pro growth), berpihak pada rakyat (pro poor), kepada penyediaan tenaga kerja (pro job) serta pada pembangunan lingkungan (pro-enviroment). 35 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Salah satu penyediaan infrastruktur dasar yang berkaitan dengan kualitas lingkungan hidup adalah penyediaan air bersih. Sebagian besar penduduk Kabupaten Blitar masih menggunakan air tanah (sumur) untuk mencukupi kebutuhan air bersih. Sedangkan penduduk yang menggunakan air minum yang dihasilkan PDAM di wilayah Kabupaten Blitar pada tahun 2009 sebanyak 94.954 pelanggan. Dari jumlah tersebut sebanyak 95,9 % adalah pelanggan rumah tangga. Tabel 2.22 Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Blitar Tahun 2012 NO
KATEGORI PELANGGAN
JUMLAH
1
Rumah Tempat tinggal
91.104
2
Hotel
3
Tempat Peribadatan
1467
4
Sarana Umum
1185
5
Toko, Industri, Perusahaan
876
6
Kantor Pemerintahan
322
-
Sumber : BPS Kab. Blitar Tahun 2012
Komunikasi dan Informatika Pelayanan listrik di Kabupaten Blitar yang dikelola oleh PLN didominasi oleh penggunaan rumah tangga dengan jumlah pelanggan mencapai 158.000 dan untuk komersial serta industri sebanyak 2254 dan 126 pelanggan. Pelayanan telekomunikasi khususnya telepon untuk wilayah Blitar telah menjangkau diseluruh wilayah kecamatan melalui 5 (lima) unit pelayanan telekomunikasi yang berada di Binangun, Kesamben, Lodoyo, Penataran, Srengat dan Wlingi. Jumlah satuan sambungan telepon dari kelima unit pelayanan telepon tersebut adalah sebagaimana
tabel
berikut;
36 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 2.23 Perkembangan Jumlah Satuan Sambungan Telepon di Kabupaten Blitar Tahun 2008-20011 UnitPelayanan Komunikasi
No 1 2 3 4 5 6
Binangun Kesamben Lodoyo Penataran Srengat Wlingi Jumlah
2008
2009
2010
2011
428 2056 3431 2933 4398 5648
444 3039 3406 2900 4407 5648
407 1954 3423 2972 4242 5532
385 1961 3144 2796 3963 5113
18969
19844
18530
17362
Sumber : BPS Kab. Blitar Tahun 2012
Sumber Daya Manusia Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional. Disamping itu juga mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi
yang
inovatif
dalam
rangka
memacu
pelaksanaan
pembangunan nasional. Kualitas sumberdaya manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya saing daerah dan perkembangan investasi di daerah.
Indikator
kualitas
sumberdaya
manusia
dalam
rangka
peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat ketergantungan penduduk untuk melihat sejauhmana beban ketergantungan penduduk. Kualitas Tenaga Kerja Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka pembangunan daerah adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas 37 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat
dilihat
dari
tingkat
pendidikan
penduduk
yang
telah
menyelesaikan S1, S2 dan S3. Data BPS tahun 2011 dapat diketahui Rasio lulusan S1, S2,S3 per 10.000 penduduk di Kabupaten Blitar adalah 62,35 per 10.000 penduduk. Tingkat Ketergantungan Rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Blitar hingga tahun 2009 mencapai 41,22 persen yang berarti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif mananggung sebanyak 41 orang yang belum atau tidak produktif. Angka ini jika dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar 40 orang, relatif lebih tinggi. Namun demikian dari tahun 2008 hingga 2012 angka rasio ketergantungan penduduk ini masih berkisar antara 40 hingga 41. Ini menggambarkan bahwa dalam kurun waktu tahun 2008 hingga 2012 angka ketergantungan penduduk di Kabupaten Blitar relatif konstan.
Rasio
ketergantungan
penduduk
ini
dapat
memberikan
gambaran ekonomi penduduk dari sisi demografi. Idealnya rasio ini makin rendah sehingga beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif ataupun yang tidak produktif juga makin rendah.
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi RKPD tahun lalu diantaranya menggunakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun
2012.
Berdasarkan
laporan
tersebut
sebagian
besar
telah
memenuhi target kinerja sebagaimana yang telah direncanakan oleh masing-masing SKPD.
38 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
2.2.1. URUSAN WAJIB 1.
PENDIDIKAN Urusan Wajib Bidang Pendidikan di Kabupaten Blitar dilaksanakan
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, capaian sasaran dapat digambarkan dengan : 1. Terciptanya pemerataan, perluasan dan kesempatan memperoleh pendidikan bagi masyarakat untuk APK SD/MI sederajat pada tahun 2011 sebesar 106,58 % tahun 2012 sebesar 99,07 %
dan APK
SMP/MTs/sederajat mengalami penurunan dari kondisi tahun 2011 sebesar 101,64 %, tahun 2012 sebesar 101,37 % serta APK SLTA/MA sederajat yang makin meningkat dari 41,28% pada tahun 2011. Pada tahun 2012 menjadi 49,04% 2. Tercapainya peningkatan mutu pendidikan dalam rangka mewujudkan SDM yang berkualitas dengan adanya rata-rata kelulusan SD sampai SMA mencapai diatas 98 %, pada tahun 2010 menjadi 100% pada tahun 2011 dan Tahun 2012 mengalami penurunan 94%. 3. Tercapainya
peningkatan
kapasitas
dan
kompetensi
lembaga
pendidikan, dimana ratio jumlah siswa tahun 2011 : sekolah SD : 121:1 , SLTP : 332: 1 dan SLTA : 273:1 4. Tercapainya pengembangan peran lembaga pendidikan non formal dan informal sehingga terwujudnya nihil buta aksara penduduk 15-50 tahun (100%), PKBM (98%), Jumlah Pusat Kejar Paket (99%) Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Sebagai salah satu tujuan yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, upaya penyelenggaraan pendidikan berkualitas mendapat posisi strategis dalam pembangunan guna mewujudkan tujuan tersebut. Untuk memastikan ketersediaan
salah
satu
hak
dasar
warga
Negara,
UUD
1945
mengamanatkan dalam pasal 28C ayat (1) bahwa setiap orang berhak mengembangkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas 39 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
hidupnya demi kesejahteraan umat manusia. Pasal 31 ayat (1) menjamin hak setiap warga Negara untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan
merupakan
salah
satu
pilar
terpenting
dalam
meningkatkan kualitas manusia, bahkan kinerja pendidikan yaitu Angka Partisipasi Pendidikan dan Angka Melek Huruf digunakan sebagai salah satu variable dalam menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Oleh karena itu pembangunan pendidikan di kabupaten Blitar, selaras dengan
pembangunan
pendidikan
nasional
diarahkan
untuk
meningkatan akses dan mutu pendidikan, serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan daerah, nasional dan global. Pembangunan pendidikan di Kabupaten Blitar dalam RPJMD 20112016 mempertimbangkan pula pentingnya pendidikan sebagai salah satu upaya untuk menangulangi kemiskinan, peningkatan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan pemahaman nilai-nilai budaya dan multikulturalisme, serta peningkatan keadilan sosial. Pencapaian Prioritas Secara umum, pembangunan pendidikan di Kabupaten Blitar selama tahun 2011 telah dilaksanakan sesuai strategi yang telah dirumuskan dalam
RPJMD
pendidikan
baik
2011-2016 formal
yakni dan
meningkatkan
non
formal,
akses
dan
peningkatan
mutu
kualitas,
profesionalisme pendidik, tenaga kependidikan dan lembaga pendidikan yang berwawasan luas dan terbuka, serta peningkatan peran dan fungsi komite pendidikan disetiap jenjang dan wilayah pendidikan. Sebagai indikator keberhasilan pembangunan pendidikan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Blitar tahun 2011 yang meningkat. 2. KESEHATAN Urusan Wajib Bidang Kesehatan di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh 2 (dua) Satuan Kerja Perangkat Daerah yaitu Dinas Kesehatan dan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, capaian sasaran sebagai berikut : 40 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
1. Pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada 17 SBH, 248 desa SIAGA dengan 4.189 peserta JPS tercapai 100% 2. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan pada 24 Puskesmas, 68 Pustu , 168 Polindes dan 248 Poskesdes dengan pencapaian rata-rata 77,5 % 3. Peningkatan
upaya
perlindungan
terhadap
masyarakat
melalui
kunjungan ibu hamil , penanganan komplikasi kebidanan, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan nifas, neonatus dengan komplikasi, kunjungan bayi, desa UCI, pelayanan anak balita, pemberian makanan pendamping ASI usia 6-24tahun, penanganan balita gizi buruk, Penjaringan SD, Peserta KB aktif, dan penemuan dan penanganan penyakit, dll dengan capaian sasaran rata-rata 70% 4. Peningkatan manajemen pembangunan kesehatan dan sumber daya serta penguasaan Iptek yaitu mewujudkan peningkatan manajemen pembangunan kesehatan pada 24 PKM dengan tingkat pencapaian 100% 5. Meningkatnya kualitas pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dengan tingkat capaian rata-rata 100% Dalam
bidang
kesehatan,
telah
dirumuskan
tiga
sasaran
pembangunan yaitu : (a) peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, (b) meningkatnya usia harapan hidup, (c) menurunnya prevalensi anak balita kurang gizi. Guna mencapai keberhasilan sasaran tersebut maka strategi pembangunan dibidang kesehatan diarahkan pada peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak yang diiringi dengan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan. Pencapaian prioritas RPJMD Berdasarkan arah strategi pembangunan kesehatan daerah, maka beberapa capaian prioritas yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Blitar tahun 2011 adalah sebagai berikut ;
41 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 2.24 Capaian Prioritas Bidang Kesehatan tahun 2012 No
Indikator
Target
Capaian
0,08
0,04
1
Persentase balita gizi buruk
2
Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization
88
244 Ds/kel
3
Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan
100%
100%
4
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
95%
96,6%
5
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
1 : 30.000
1 : 11.262
6
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
1 : 1.500
1 : 2.320
7
Rasio dokter per satuan penduduk
1 : 25.410
1 : 20.667
8
Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk
1 : 75
1 : 2.125
9
Penurunan angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
14
14,3
10 Prevalensi gizi kurang pada balita
6,87
1,9%
11 Prevalensi gizi buruk pada balita
0,08
0,043
90
96,77%
84,6
104,25
12 % Desa UCI 13 Angka kematian ibu Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, 2013
Berkaitan dengan upaya peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan,
maka
Kabupaten
Blitar
melaksanakan
Program
Upaya
Kesehatan Masyarakat yang dilaksakan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Blitar. Pada tahun 2012, sebagai implementasi dari program tersebut telah dilaksanakan Program Jamkesmas yang bertujuan untuk 42 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
meningkatkan mutu dan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin kuratif dan rehabiltatif, dengan sasaran sebanyak
790 di
Puskesmas dengan anggaran 306 juta dan 4.626 orang di RS Ngaudi Waluyo dengan anggaran 14,5 M,
selanjutnya terdapat pula program
Jampersal dengan sasaran semua ibu hamil yang tidak memiliki jaminan kesehatan dengan sasaran sebanyak 10.544 dengan Total Biaya 18,7 M baik dari Pukesmas maupun dari RSU Ngudi Waluyo Program Jamkesda merupakan program jaminan kesehatan yang ditujukan bagi masyarakat miskin non kuota dan SPM.
Tahun 2012
dianggarkan dana sebesar 100.6 Juta di Puskemas dan untuk Jamkesda di RSU Ngudiwaluyo melayani 4.491 Orang dangan anggran 4,3 M.
Tabel : 2.25 Realisasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan dan Jaminan Persalinan Kabupaten Blitar Tahun 2012 NO
JENIS LAYANAN
JUMLAH KUNJUNGAN
JUMLAH DANA
KETERANGAN
(Rp)
(Orang)
A. Melalui Dinas Kesehatan Jamkesmas 1 (Puskesmas) 2
Jampersal (Puskesmas dan BPS)
3
Jamkesda (Puskesmas)
B. Melalui RSUD Ngudi Waluyo 1 Jamkesmas 2
Jampersal
3
Jamkesda & SPM JUMLAH
7.900
306.625.000 Klaim APBD
89.570
7.520.732.000 Klaim APBN
5.382
100.612.000 Klaim APBD
4.626 10.544 4.919
14.475.488.072 4.266.692.794 26.670.149.866
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 43 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Penyakit dan infeksi menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol di Kabupaten Blitar. Untuk itu program ini dilaksanakan dengan tujuan mengurangi dampak penyakit menular maupun tidak menular yang terjadi di masyarakat. Khusus dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Blitar telah dilakukan koordinasi secara rutin bekerjasama dengan Komisi Peanggulangan AIDS (KPAD), LSM dan instansi terkait dengan melalukan sosialisasi kepada masyarakat, sekolah, pondok pesantren. Selain itu, Dinas Kesehatan telah melakukan pelatihan pemandian jenazah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang benar sesuai dengan kriteria kesehatan bagi pengelola program HIV/AIDS Puskesmas, Kepala KUA Kecamatan, Modin di sebagian wilayah Kabupaten Blitar dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang
penyakit,
meningkatkan
kewaspadaan
dan
mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit HIV/AIDS. Di RSU Ngudi Waluyo Wlingi melalui dukungan poli VCT dan atas kerjasama
lintas
sektor,
berhasil
meningkatkan
deteksi
terhadap
penderita HIV secara dini sehingga diharapkan bias mencegah penularan lebih lanjut dan peningkatan kasus HIV/AIDS. Program
Pengadaan,
Peningkatan
dan
Perbaikan
Sarana
dan
Prasarana Puskesmas/Pustu dan jaringannya. Realisasi atas program ini pada tahun 2012 telah dibangun peningkatan
sarana
dan
prasarana
berupa
Rehabilitasi Puskesmas, Puskesdes, Pustu,
Pembangunan
dan
Selorejo, Doko, Garum,
Srengat, Wates dan bakung untuk peningkatan menunjang kulitas pelayanan kesehatan masyarakat 3. PEKERJAAN UMUM Urusan Wajib Bidang Pekerjaan Umum di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan serta Dinas Pekerjaan Umum Cipta
44 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar, dengan sasaran sebagai berikut : 1. Pembangunan sarana dan prasarana khususnya prasarana jalan dan jembatan yang dapat mengakomodasi kebutuhan prasarana lalu lintas orang dan barang yang memadai. 2. Memberikan
pembinaan
kepada
masyarakat
mulai
tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun pengelolaan / pemeliharaan pembangunan di bidang bina marga dan pengairan, baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. Meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dalam hal perijinan. 4. Terwujudnya perencanaan teknis pembangunan di bidang sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan. 5. Terwujudnya pelaksanaan pembangunan di bidang sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. 6. Terwujudnya pengawasan atas pelaksanaan pembangunan sehingga tercapai kesesuaian antara perencanaan dengan realisasi fisik di lapangan. 7. Terwujudnya koordinasi yang baik dengan pihak-pihak terkait. 8. Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar. 9. Meningkatnya pengetahuan, pemahaman dan pengalaman seluruh jajaran Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar. 10. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana yang menunjang kelancaran tugas Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar. Bidang Pekerjaan Umum di dalamnya juga mencakup Bidang Penataan Ruang yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar, dengan capaian sasaran sebagai berikut : 1. Program Pembinaan dan Pengawasan bidang pertambangan. 45 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
-
Pertambangan dalam angka Capaian Kinerja 98,22%
-
Pengawasan penggunaan air bawah tanah diKabupaten Blitar
-
Capaian Kinerja 98,97 %
-
Pengawasan Bidang Migas Capaian Kinerja 100 %
2. Program Pengembangan kinerja Pengelolaan Persampahan. -
Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan Capaian Kinerja 100 %
-
Pengadaan sarana dan prasarana kebersihan Capaian Kinerja 95,24%
-
Penanggulangan Pencemaran sampah di lingkungan TPA Capaian Kinerja 98,01%
-
Pemeliharaan TPA dan Transferdepo sampah
Capaian Kinerja
100 % 3. Program Perencanaan Tata Ruang -
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Capaian Kinerja 99,27 %
-
Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang RDTRK Kota Kanigoro Capaian Kinerja 0 %
4. Program Peningkatan Sarana dan prasarana olah raga -
Dana penunjang Pembangunan Stadion Olah raga Kabupaten Blitar di Nglegok capaian kinerja anggaran sebesar 76,64 %
5. Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH ). -
Pemeliharaan taman, tempat stategis dan RTH Wlingi Capaian Kinerja 94,40 %
-
Pemeliharaan gapuro perbatasan kabupaten dan Kota Wlingi Capaian Kinerja anggaran mencapai 100 %
6. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya. -
Pembangunan
jaringan
air
bersih/air
minum
(DAK
dan
Pendamping DAK ) Capaian Kinerja 99,70 % -
Pembangunan jaringan air bersih/air minum (DAK
dan
Pendamping DAK) Sisa DAK Tahun 2011 Capaian Kinerja 95,60 % 46 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
7. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah. -
Penyediaan
prasarana
dan
sarana
air
limbah
(
DAK
dan
Pendamping DAK ) Capaian Kinerja 99,94 % 8.
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan. -
Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan
Capaian
Kinerja
97,01 % -
Penyusunan SHB Capaian Kinerja 97,73 %
-
Pendamping Administrasi kegiatan PPIP tahun 2011 Capaian Kinerja 0 %
-
Pembangunan infrastruktur perdesaan berbasis masyarakat ( bantuan semen mandiri ) Capaian Kinerja 98,98 %
-
Pembangunan Infrastruktur Air Minum ( Bantuan Keuangan Propinsi) Capaian Kinerja 98,99 %
Dalam RPJMD 2011-2016, kebijakan pembangunan infrastruktur di
kabupaten
Blitar
dilaksanakan
dalam
rangka
mempercepat
pertumbuhan ekonomi, aktivitas sosial dan budaya. Hal ini berarti bahwa setiap pembangunan yang dilaksanakan mempunyai tujuan strategis dalam meningkatkan ekonomi suatu wilayah, memperlancar aktivitas sosial kemasyarakatan serta menumbuh kembangkan budaya daerah sebagai aset daerah. Pencapaian Prioritas Upaya yang dilakukan selama tahun anggaran 2012 dibidang infrastruktur
adalah
sebagai
berikut:
(1)
terlaksananya
program
pembangunan jalan dan jembatan, (2) rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan, (3) peningkatan/pembangunan jalan dan jembatan, (4) peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan, (5) pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, (6) pembangunan perpipaan air minum dan air bersih, (7) pembangunan infrastruktur ibu kota Kabupaten Blitar
47 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
di Kanigoro, (8) pembangunan jaringan TIK terintegrasi (e-government) di SKPD Kabupaten Blitar. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pembangunan jalan dan jembatan dilaksanakan oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan dan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang dengan capaian sebagai berikut :
Tabel 2.26 Pembangunan Jalan, Jembatan di Kabupaten Blitar Tahun 2011-2012
NO A
HASIL
KEGIATAN
2011
2012
SATUAN
BINA MARGA 1
Pembangunan jalan hotmix
35
23
km
2
Pembangunan jalan aspal
79
122
km
3
Pemeliharaan rutin jalan aspal
146
130
km
4
Pembangunan jalan makadam
25
30
km
5
Pembangunan jalan rabat
2.118
11.971
m
6
Jalan paving
-
2.2226
m
7
Pelebaran jalan
-
374
m
8
Pembangunan jembatan
3
5
unit
9
Rehabilitasi jembatan
9
1
unit
10
Pembangunan drainase jalan
-
3.677
m
11
Pembangunan badan jalan
896
3.018
m
12
Pembangunan plat duiker
13
28
unit
13
Pembangunan jaringan PJU
4
4
desa
14
Pembangunan infrastruktur jaringan listrik perdesaan
4
6
desa
talud
pengaman
Sumber: Dinas PU Bina Marga dan Pengairan, 2013 48 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Peningkatan Sarana Prasarana Kebinamargaan Kegiatan yang dilaksanakan meliputi : pembangunan instalasi jaringan PJU, pemeliharaan PJU dan pembangunan infrastruktur jaringan listrik pedesaan, Pemeliharaan jalan dan jembatan . Pengelolaan dan Pengembangan Jaringan Irigasi Penyediaan sarana jaringan irigasi dilaksanakan oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan dan Dinas Pertanian. Tahun 2011 dan Tahun 2012 telah dibangun jaringan irigasi diseluruh wilayah Kabupaten Blitar dengan hasil sebagai berikut : Tabel 2.27 Kegiatan Rehabilitas Infrastruktur di Kabupaten Blitar tahun 2011-2012 NO
KEGIATAN
HASIL
SATUAN
2011
2012
3.194
13.983
m
20.026
m
7
unit
B
PENGAIRAN
1
Pembangunan saluran
2
Rehabilitasi saluran/normalisasi 14.743 sungai
3
Rehabilitasi dan pemeliharaan dam
14
Sumber: Dinas PU Bina Marga dan Pengairan, 2013
Berdasarkan Target RPJMD 2011-2016 target pencapaian untuk panjang jalan aspal yang telah dibangun tahun 2011 dan 2012 telah melebihi target yang ditetapkan yakni sepanjang 75-122 km. Demikian juga dengan pembangunan jalan makadam dari target 15 km telah terbangun sepanjang 25 – 30 km dan pemeliharaan jalan dari target 33 km telah dilaksanakan sepanjang 145,75 km. Sedangkan panjang jalan hot mix dengan target 52 km, pada tahun 2011 masih dapat dibangun 146 dan Tahun 2012 130 Km. Demikian juga dengan jumlah jembatan yang dapat
49 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
dibangun dari target 4 unit baru terbangun sebanyak 3 unit pada tahun 2011 dan Tahun 2012 terbangun Jembatan Baru sebanyak 5 unit.
4. PERENCANAAN PEMBANGUNAN Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Blitar, dengan capaian sasaran sebagai berikut : a. Tersusunnya RPJMD Kabupaten Blitar tahun 2011-2016 dan RKPD tahun 2011 hingga 2016 memiiki tujuan, target dan sasaran yang sesuai dengan kondisi dan potensi yang jelas dan terukur.dengan tingkat capaian 100% b. Meningkatnya kualitas dokumen perencanaan SKPD yang tercapai 93,86% c. Meningkatnya Kesesuaian hasil perencanaan SKPD dengan tujuan dan sasaran RPJMD yang disusun dalam Renstra SKPD, Renja SKPD dan RKA SKPD. dengan capaian 86,80% d. Meningkatnya kesesuaian antara muatan RKPD dengan hasil-hasil Musrenbang.dengan capaian 78,92% e. Meningkatnya masukan dari para pemangku kepentingan dalam penyusunan RKPD dengan capaian 100% f. Meningkatnya
pelaksanaan
pembangunan
yang
dilaksanakan
secara swakelola maupun swadaya oleh masyarakat; dengan capaian rata-rata 100% g. Meningkatnya realisasi anggaran SKPD untuk pencapaian visi dan misi kepala daerah dengan capaian 50% h. Meningkatnya persentase SKPD yang menyusun Lakip dan Laporan perkembangan pelaksanaan pembangunan lainnya tepat waktu dengan capaian rata-rata 100% i. Meningkatnya peran instansi/lembaga baik pemerintah maupun non pemerintah dalam kegiatan penelitian dan pengembangan di Kabupaten Blitar dengan capaian rata-rata 100% 50 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
5. PERHUBUNGAN Urusan Wajib Bidang Perhubungan di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar, dengan gambaran sasaran yang tercapai 100% secara keseluruhan sebagai berikut : a. Meningkatnya kondisi kelaikan jalan, sarana dan prasarana LLAJ melalui
bertambahnya
perhubungan,
kuantitas
penurunan
prasarana
pelanggaran
dan
kondisi
fasilitas
teknik
dan
kelebihan muatan kendaraan di jalan, dan terpeliharanya fasilitas perhubungan. b. Meningkatnya ketertiban, keamanan dan kenyamanan lalu lintas dan angkutan melalui menurunnya tingkat kecelakaan lalu lintas, berkurangnya daerah potensi rawan kecelakaan, meningkatnya jumlah sarana lalu lintas dan bertambahnya prasarana dan fasilitas perhubungan. Urusan Wajib ini juga mencakup Bidang Komunikasi dan Informatika dengan gambaran sasaran yang tercapai 100% secara keseluruhan yakni ; (a) berkembangnya sarana dan prasarana pengembangan komunikasi
dan
informasi
tentang
pengembangan
Pemerintah
Kabupaten Blitar melalui tersedianya telecenter di Kab. Blitar, (b) terbentuknya pusat data yang dapat diakses oleh semua pengguna, terbentuknya database kabupaten Blitar yang komprehensif, (c) meningkatnya pengetahuan PNS pada khususnya dan Masyarakat pada
ummnya
mengenai
Pemerintah
Kabupaten
Blitar
dan
berkembangnya profesionalisme SDM di Bidang Teknologi informasi. 6. LINGKUNGAN HIDUP Urusan
Wajib
Bidang
Lingkungan
Hidup
di
Kabupaten
Blitar
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar dengan gambaran sasaran sebagai berikut : a. Prosentase Kenaikan Lingkungan Perkotaan yang asri dan bersih dibanding tahun sebelumnya dengan prosentase capaian 100% 51 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
b. Prosentase
Kenaikan
Sekolah
yang
Peduli
dan
Berbudaya
Lingkungan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai tingkat capaian 100% . c. Prosentase
Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat
dalam
Pembangunan Lingkungan dibanding tahun sebelumnya. tingkat capaian 100% . RPJMD
2011-2016
dirumuskan
bahwa
dalam
rangka
mewujudkan keseimbangan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam kebijakan pembangunan diarahkan pada : (1) mengurangi pencemaran air, udara dan tanah serta pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan, (2) mengurangi kerusakan hutan akibat kegiatan illegal dan mencegah meluasnya areal lahan kritis melalui perbaikan sistem pengelolaan hutan dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat
secara
langsung
dalam
pengelolaan
hutan,
(3)
meningkatkan kesadaran masyarakat agar peduli pada kelestarian lingkungan
hidup,
(4)
pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
pengelolaan limbah usaha/industri, (5) mengurangi penangkapan ikan/satwa illegal. Capaian Prioritas Upaya mengurangi pencemaran air, udara dan tanah telah dilaksanakan
oleh
Badan
Lingkungan
Hidup
melalui
kegaitan
pengujian kualitas air dan kelas sungai. Kegiatan ini bertujuan untuk pemantauan secara dini terhadap kualitas air sungai di Kabupaten Blitar
sehingga
pengendalian
dapat
digunakan
pencemaran
air.
untuk
Tahun
menetapkan
2012
kebijakan
berdasarkan
hasil
pengujian sampel kualitas air ( BOD, COD) terhadap 22 sungai di 5 wilayah kecamatan diketahui bahwa sebagian besar sungai tersebut mempunyai kandungan BOD dan COD diatas standar baku mutu. Artinya telah terjadi pencemaran bahan organik maupun non organik sebagai akibat kegiatan usaha maupun akibat limbah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik.
52 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Kegiatan menyangkut pelestarian lingkungan hidup telah pula dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan melalui program rehabilitasi hutan dan lahan. Bentuk kegiatannya adalah pembuatan Kebun
Rakyat
dimana
pemerintah
daerah
menyediakan
bibit
tanamanan hutan dan jenis tanaman serba guna (MPTS) yang dilaksanakan secara swakelola oleh kelompok masyarakat. Bibit yang dihasilkan dari kebun rakyat digunakan untuk menanggulangi lahan kritis, lahan-lahan yang kurang produktif dan lahan-lahan kosong serta kegiatan penghijauan lingkungan. Tahun 2012
telah dilaksanakan penghijauan yang memenuhi
persyaratan untuk RHL dengan capai 1.639.960 Batang dan
Program Perlindungan dan
Konservasi Sumber Daya Hutan yang dilaksanakan melalui kegiatan pelestarian sumber daya air dengan pengadaan bibit trembesi sebanyak 17.850 batang Tahun 2012 dalam rangka melaksanakan pendidikan lingkungan hidup, berhasil memperoleh penghargaan Adipura di Kota Wlingi dan penghargaan
Adiwiyata
sebagai
sekolah
peduli
dan
berbudaya
lingkungan. Penghargaan tersebut berhasil diraih oleh MTsN Jabung Kecamatan Talun. Tujuan program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah sehingga dikemudian hari mempunyai tanggungjawab
dalam
upaya
penyelamatan
lingkungan
dan
pembangunan berkelanjutan. Penghargaan di bidang lingkungan hidup juga diterima oleh Kabupaten Blitar yakni Penghargaan Raksaniyata dari Kementerian Lingkungan
Hidup.
Penghargaan
ini
merupakan
hasil
evaluasi
terhadap kabupaten yang mampu mempertahankan tutupan vegetasi berhutan pada kawasan berfungsi lindung.
53 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Illegal Fishing Penangkapan ikan illegal saat ini terjadi diwilayah pesisir yang cara penangkapannya tidak sesuai atau menggunakan alat/bahan yang dapat merusak kelestarian lingkungan contohnya penangkapan lobster
yang
Keamanan
menggunakan
Laut
Terpadu
bahan
racun.
(Poskamladu)
Sejak
di
berdirinya
Pantai
Pos
Tambakrejo,
penangkapan ikan illegal telah dapat dikurangi hingga 70 persen. Hal ini juga berkat adanya kegiatan penyuluhan kepada para nelayan. 7. KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Urusan Wajib Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Blitar, dengan gambaran sasaran sebagai berikut : a. Tercapainya peningkatan kinerja organisasi. tingkat capaian 100% . b. Terlaksananya
penataan
administrasi
kependudukan.
tingkat
capaian 100% . 8.
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Urusan
Wajib
Bidang
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Pemberdayaan KB
Perempuan
dan
Kabupaten Blitar, dengan sasaran yang Keseluruhannya
mempunyai
capaian
nilai
rata-rata
93,9%
sebagai berikut : a. Peningkatan jumlah kelompok UPPKS yang aktif tercapai 258 Kelompok b. Pengembangan lembaga perlindungan 50% c. Peningkatan jumlah vocal point gender di masing-masing SKPD telah tercapai 1 SKPD. d. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan tercapai 100% 54 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
e. Peningkatan partisipasi perempuan dilembaga pemerintah telah tercapai 2,85 %. Urusan Wajib ini juga mencakup Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera
yang
juga
dilaksanakan
oleh
Satuan
Kerja
Perangkat Daerah Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Blitar, dengan gambaran sasaran yang capaian keseluruhannya 100% sebagai berikut : a. Tercapainya peserta KB aktif untuk Tahun 2012 sebesar 110% peserta KB baru 130%, Peningkatan peserta KB Pria 90% ,dari Permintaan Perkiraan Masyarakat (PPM). Peningkatan prevalensi terhadap PUS 100% b. Penurunan unmeet need terhadap PUS 100%, jumlah kelompok KB meningkat 142% c. Peningkatan jumlah Kegiatan PIK –KKR aktif 125 % 9. SOSIAL Urusan Wajib Bidang Sosial di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Blitar, dengan gambaran sasaran yakni : a. Tecapainya pelayanan tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa kebencanaan tingkat capaian 75% b. Terlaksanannya pemberian bantuan kepada perintis dan janda perintis dengan tingkat capaian 100% c. Terlaksannya pengetahuan dan kemampuan Tim UPPKH dan Pendamping PKH serta para pemangku PKH menuju kesejahteraan RTSM dengan tingkat capaian 93% d. Terlaksananya penyuluhan bagi TKSK ( Jumlah TKSK ) dengan capaian 100% e. Terlaksananya Pembinaan mental spirtual dan pendidikan dengan tingkat capaian 100% f.
Terlaksananya pembinaan karang Taruna dengan capai
capaian
rata-rata 100% 55 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
10 . KETENAGAKERJAAN Urusan
Wajib
Bidang
Tenaga
Kerja
di
Kabupaten
Blitar
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
Kabupaten
Blitar,
dengan
sasaran
yang
keseleluruhannya tercapai 100% sebagai berikut : a. Meningkatnya kesejateraan dan perlindungan tenaga kerja dalam bidang penegakan hukum dan ketenagaan kerjaan dengan capaian 100 % b. Terwujudnya jaringan informasi dasar kerja dengan capaian 100% c. Terwujudnya
pengawasan
perlindungan
tenaga
kerja
dalam
penegakan norma K3 di Perusahaan dengan capaian 50% d. Tercapainya
dalam
memfasilitasi
pengembangan
kelembagaan
hubungan industrial di Perusahaan dengan capai 100% e. Terwujudnya perlindungan pekerja dan anak di perusahaan dengan capaian 50% f. Pemantauan pelaksanaan peningkatan lembaga penyalur tenaga kerja melalui pemantauan kinerja lembaga penyalur tenaga kerja (jumlah penyalur tenaga kerja yang dipantau) dengan capaian 100% g.
Terwujudnya
kesejahteraan
pekerja
melalui
peningkatan
pengupahan (fasilitasi penetapan UMK) h. Terwujudnya pembinaan syarat kerja di perusahaan rokok (jumlah perusahaan yang diundang) i. Terwujudnya pembinaan perlindungan pekerja perempuan dan anak di perusahaan (jumlah perusahaan) Taraf hidup yang lebih baik dapat dicapai dengan pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan, terciptanya rasa aman dan terjaminnya hak asasi manusia termasuk hak untuk memperoleh pekerjaan. Lapangan kerja yang diharapkan banyak tersedia di Kabupaten Blitar adalah lapangan kerja yang layak yang dapat mendorong peningkatan taraf kehidupan masyarakat. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kompetensi kerja dengan produktivitas yang tinggi. 56 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Sampai saat ini sektor pertanian masih menjadi tumpuan lapangan pekerjaan utama penduduk Kabupaten Blitar. Tahun 2012 lapangan
usaha
penduduk
mengalami
sedikit
pergeseran
yang
ditengarai adanya perubahan struktur lapangan usaha. Berikut ini disajikan tabel persentase tenaga kerja menurut lapangan usaha di Kabupaten Blitar tahun 2009-2011: Tabel 2.28 Persentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha di Kab.Blitar No 1. 2. 3 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Lapangan Usaha 2009 Pertanian 55,03 Pertambangan, 0,42 Penggalian dan Industri Industri 7,09 Listrik, gas dan air 0,07 bersih Bangunan 5,73 Perdagangan, hotel dan 17,87 restoran Angkutan dan 2,17 komunikasi Keuangan, persewaan 0,30 dan jasa perusahaan Jasa-jasa 11,33
2010 52,50 0,60
2011 50,50 0,69
9,12 0,00
11,12 0,00
6,83 16,47
7,83 17,77
1,87
2,07
1,14
2,19
11,46
11,53
Sumber : Statistik Daerah, 2012
Dari sisi pendapatan tenaga kerja, Upah Minimum Kabupaten (UMK) juga terus menunjukkan peningkatan nominal pada 5 (lima) tahun terakhir ini yaitu Rp. 501.700,-
pada tahun 2008,
570.000,- pada tahun 2009, Rp. 720.000,- pada tahun 2010,
Rp. Rp.
750.000,- pada tahun 2011, dan Rp. 820.000,- pada tahun 2012. Untuk tahun 2012 sendiri peningkatan UMK dibandingkan tahun 2011 adalah 9,33 11. KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH Urusan Wajib Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah 57 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Blitar, dengan sasaran yang capaian sebagai berikut : a
Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dalam pengembangan ekonomi lokal yang berdaya saing Persentase koperasi aktif
98%
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM
100 %
Jumlah BPR/LKM
100%
Jumlah peraturan yang memberikan kebijakan dalam pengembangan UMKM
75%
% peningkatan akses permodalan bagi KUMKM
85%
Jumlah Usaha Mikro dan Kecil
100
% peningkatan kemudahan mendapat legalitas bagi usahawan baru
70%
% peningkatan efektivitas jaringan distribusi usaha UMKM
70%
% peningkatan kualitas SDM IMKM
80%
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informasl
100%
b
Meningkatnya jumlah perkuatan kemandirian Usaha Mikro
100%
c
Meningkatnya jumlah akses permodalan bagi KUMKM
800%
d
Meningkatnya jumlah lembaga keuangan mikro
e
Meningkatnya jumlah usahawan baru
38%
f
Peningkatan kemudahan mendapatkan legalitas bagi usahawan baru (jumlah usahawan baru yang mendapat legalitas)
22%
g
Jumlah sarana prasarana produk KUMKM bantuan pemerintah
22%
h
Jumlah sarana prasarana produk yang dimiliki koperasi
24%
i
Peningkatan kualitas SDM UMKM
85%
j
Meningkatnya jumlah usaha mikro yang mandiri
1000%
100%
58 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
k
Meningkatnya jumlah peraturan yang memberikan kebijakan dalam pengembangan KUMKM
l
Meningkatnya jumlah usaha produktif berskala mikro
150% 90%
m
Jumlah koperasi yang sudah melaksanakan RAT tepat waktu
225%
n
Jumlah pengurus koperasi yang sudah memahami prinsip-prinsip perkoperasian
145%
o
Jumlah koperasi yang sudah memiliki sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan perkoperasian
16
p
Jumlah koperasi yang sudah pernah mendapatkan penghargaan koperasi berprestasi
400%
q
Jumlah koperasi yang sudah menerapkan manjemen administrasi organisasi koperasi dengan tertib dan benar
144%
12. KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA Urusan Wajib Bidang Kepemudaan dan Olahraga di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar, dengan sasaran yang keseluruhannya tercapai 100% sebagai berikut : a. Meningkatnya
prestasi
olahraga
dan
profesionalisme
tenaga
keolahragaan dengan capaian 100% b. Tercapainya pengem-bangan dan pembinaan seni budaya daerah dengan capaian 100% c. Meningkatnya
prestasi
olahraga
dan
profesionalisme
tenaga
keolahragaan dengan capaian 100% d. Tercapainya pengem-bangan dan pembinaan seni budaya daerah dengan capaian 100% 13. KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI Urusan Wajib Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat 59 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Daerah Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Blitar, dengan sasaran capaian sebagai berikut : a. Terwujudnya kemampuan dan pertisipasi masyarakat dengan rasa kebangsaan yang tinggi dalam mewujudkan cinta tanah air dan bangsa dengan tingkat capaian rata-rata 100% b. Terjalinnya kemitraan dalam mewujudkan kondisi ipoleksusbud yang kondusif dengan tingkat capaian 100% c. Terwujudnya kemampuan dan partisipasi masyarakat dalam perlindungan masyarakat, bela negara dan menghadapi gangguan bencana dengan tingkat capaian 99,98% d. Terwujudnya kondisi sosial kemasyarakatan yang sadar hukum, bermoral dan bermartabat dengan tingkat capaian 100% e. Tertatanya kelembagaan politik, Ormas, LSM dan lembaga non formal lainnya dan berkembangnya partisipasi masyarakat dalam berbangsa dan bernegara dengan tingkat capaian rata-rata 100% f.
Terwujudnya kemampuan dan partisipasi masyarakat dalam perlindungan masyarakat, bela negara dan menghadapi gangguan bencana dengan tingkat capaian rata-rata 100%
g. Program Situasi yang kondusif pada Pilkada Tahun 2010 dengan tingkat capaian rata-rata 98.74 % h. Meningkatnya
pemberantasan
penyakit
masyarakat
(PEKAT)
melalui penyuluhan pencegahan peredaran/penggunaan miras dan narkoba dengan tingkat capaian 100%. 14. OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN Urusan Wajib Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, kepegawaian dan persandian di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, BPPKAD, BKD, Inspektorat dan KPTSP Kabupaten Blitar, dengan gambaran sasaran sebagai berikut : 60 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
a. Tersusunnya peraturan daerah tentang pembentukan perangkat daerah dan peraturan daerah tentang pelayanan publik serta Terselenggaranya analisa jabatan dan analisa beban kerja juga kerjasama dengan pihak ketiga dalam penyelenggaraan ISO dengan tingkat capaian 95% b. Terciptanya hubungan yang harmonis antara eksekutif dan legislatif
dalam
penyelenggaraan
tugas-tugas
pemerintahan
dengan tingkat capaian 20,76%. c. Terselenggaranya
administrasi
bidang
pemerintahan
dengan
tingkat capaian 30,02%. d. Terselenggaranya Pemerintahan Desa/Kelurahan dengan baik dengan tingkat capian 69.44%. e. Tersusunnya Peraturan Bupati dalam rangka penyelenggaraan administrasi pelaksanaan pembangunan dengan tingkat capaian 100% f.
Terwujudnya proses administrasi pengadaan barang dan jasa pemerintah sesuai peraturan yang
berlaku dengan capaian
100%. g. Terlaksanannya pelayanan administrasi perkantoran, pelayanan kedinasan kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, peningkatan sarana dan prasarana aparatur serta peningkatan kerjasama dengan pemerintah pusat dengan tingkat capaian rata-rata 100%. h. Meningkatnya
efektifitas
kelembagaan
dan
ketatalaksanaan
perangkat daerah dengan tingkat capaian 100% i.
Meningkatnya keberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial dalam pembinaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan pondok pesantren, pelaksanaan kegiatan lomba MTQ, pemberian bantuan
korban
musibah,
porseni
pondok
pesantren,
dan
pembinaan minat dan bakat santri pondok pesantren. j.
Meningkatnya kualitas pelayanan informasi melalui peningkatan informasi potensi hasil pembangunan, peningkatan arus informasi yang
bermanfaat,
peningkatan
wawasan,
pengetahuan
atas
61 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
kebijakan pembangunan, dan meningkatnya kegiatan seremonial dan protokoler dengan tingkat capaian 100% k. Tertatanya peraturan perundang-undangan melalui penyusunan rencana
kerja
Rancangan
peraturan
perundang-undangan,
legislasi rancangan perundang-undangan, publikasi peraturan perundang-undangan, kajian terhadap peraturan perundangundangan daerah terhadap peraturan perundang-undangan baru, lebih tinggi dan keserasian antar peraturan perundang-undangan daerah, terselesaikannya sengketa hukum dan penegakan aturan perundang-undangan, serta penyuluhan hukum dan kadarkum, pengembangan sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum Kab. Blitar dengan tingkat capaian rata-rata 80%. l.
Meningkatnya pelayanan terhadap kegiatan anggota DPRD melalui terlaksananya perjalanan dinas anggota DPRD, terlaksananya persidangan
paripurna,
terlaksananya
rapat-rapat
alat
kelengkapan DPRD, terlaksananya keputusan DPRD atau produk perundang-undangan, dan terlaksananya penyusunan APBD dan administrasi keuangan DPRD dengan tingkat capaian rata-rata 100% m. Meningkatnya efektifitas sistem pengawasan internal melalui pelaksanaan pengawasan internal secara berkala, penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah, inventarisasi temuan
pengawasan,
pengawasan,
evaluasi
koordinasi
pemutakhiran
data
hasil
tindak
lanjut
pengawasan, pemeriksaan
hasil
temuan
pelaporan dan
review
dan laporan
keuangan pemerintah daerah dengan capaian rata-rata 95,33%. n. Berkembang dan meningkatnya pengelolaan keuangan daerah melalui
penyusunan
anlisa
anggaran
belanja,
penyusunan
akuntansi pemerintah daerah, penyusunan ranperda APBD 2013 dan ranperbub penjabaran APBD 2013, penyusunan ranperbup penjabaran
perubahan
APBD
2013,
penyusunan
ranperda
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2013, penyusunan sistem informasi
pengelolaan
keuangan
daerah,
intensifikasi
dan
62 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah, intensifikasi peningkatan
penerimaan
PBB,
peningkatan
pelayanan
dan
fasilitasi penerimaan daerah, peningkatan pelayanan dan fasilitasi pencairan
dana
Penerimaan
SKPD
dan
se-Kab.
pengeluaran
Blitar,
kas
pelaporan
daerah,
admin.
penyelenggaraan
monitoring, koordinasi dan pelaporan realisasi transfer dana dari pemerintah pusat, penyediaan komponen dan jasa administrasi pengelolaan kas, verifikasi DPA dan DDPA SKPD, penyusunan perbup
sisdur
pengelolaan
keuangan
daerah,
penyusunan
ranperbup penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2013, pengelolaan dan penatasahaan gaji PNSD, penyusunan ranperda dan ranperbup APBD 2013, penyusunan anggaran kas, penyusunan
surat
penyediaan
dana,
koordinasi
penyaluran
bantuan, hibah, subsidi dan pembiayaan dengan capaian rata-rata 90% o. Meningkatnya efektifitas sistim pengawasan Internal dengan capaian rata-rata 100% p. Meningkatnya pelayanan administrasi, sarana dan prasarana, disiplin dan kapasitas pegawai dengan capaian rata-rata 100% q. Terwujudnya
percepatan
pembangunan
ekonomi
melalui
revitalisasi pasar kabupaten, rehabilitasi pasar Garum, dan pembangunan MCK pasar Kabupaten dengan capaian rata-rata 90% Selain itu, Bidang Pertanahan di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar, dengan gambaran sasaran yang tercapai 100% secara keseluruhan yakni terfasilitasinya penyelesaian konflikkonflik pertanahan melalui fasilitasi penyelesaian masalah/sengketa pertanahan tercapai 80,79%, dan pelaksanaan seminar pertanahan yang dapat tercapai 100%. Urusan Wajib ini juga mencakup Bidang Penanaman Modal yang dilaksanakan
oleh
Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah
Bagian
Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar, dengan sasaran 63 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
yang
keseluruhannya
tercapai
100%
yaitu
meningkatnya
pengembangan penanaman modal.
15. KETAHANAN PANGAN Urusan Wajib Bidang Ketahanan Pangan di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Blitar, dengan gambaran sasaran sebagai berikut : a. Terlaksananya pelatihan dan bantuan ternak kambing untuk kelompok tani tingkat capaiannnya sebesar 85,00 % b. Terwujudnya desa mandiri pangan tingkat capaiannya sebesar 80 % c. Terselenggaranya sosialisasi tentang mutu bahan pangan dan keamanan makanan tingkat capaiannya sebesar 90 % d. Terlaksananya pembinaan dan bantuan isi lumbung desa tingkat capaiannya sebesar 80 % 16. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Urusan Wajib Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Sekretariat Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Blitar, dengan capaian sasaran sebagai berikut : a. Berkembangnya lembaga ekonomi perdesaan melalui terapan teknologi tepat guna bidang pertanian, gelar TTG Nasional IX Tahun 2009, bintek pengelola pasar desa, pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran bagi pedagang industri kecil, fasilitasi TTG pedesaan Bidang Pertanian mesin pecah jagung, mesin perontok padi, industri garmen, mesin mixer pakan ternak, mesin pencacah plastik, mesin molen, mesin paving dan batako, , mesin bordir, P2SEM,dan pengembangan BUMDES dengan tingkat capaian rata-rata 100%. 64 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
b. Meningkatnya
keberdayaan
Masyarakat
Pedesaan
melalui
penyelenggaraan diklat tenaga teknis dan masyarakat (SMPP), peningkatan kapasitas Lembaga Desa/Kelurahan dan lembaga kemasyarakatan,
PNPM
Program
pengembangan
Kecamatan
(PNPM-PPK), pembangunan Prasarana Air bersih pedesaan (smur gali), pemanfaatan dan pelestarian sumber mata air (pipamisasi), gardu taskin, pengatan pengembangan ekonomi kawasan (PPEK), pendataan desa/kel,
tingkat dan
perkembanngan
desa/kelurahan
partisipasi
model
binaan
masyarakat gerd
taskin
kerjasama dengan LSM/perguruan tinggi dengan tingkat capaian rata-rata 100%. c. Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa dengan pelaksanaan Blan Bhakti Gotong Royong Masyarakat, Lomba Desa/Kelurahan, sosialisasi dan monev pembangunan wilayah
terpadu
antar
desa
(PWTAD),
pembinaan
LPPD/K,
pembatan sumur gali, sosialisasi dan monev ADD, pemberian pembinaan, monitoring dan evaluasi kelembagaan 248 desa/kel dengan capaian rata-rata 100%. 17. KEARSIPAN Urusan Wajib Bidang Perpustakaan dan Kearsipan di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Blitar,
dengan uraian
sasaran dan capaiannya sebagai berikut : a. Terciptanya pemerataan, perluasan dan kesempatan masyarakat untuk
memperoleh
pelayanan
perpustakaan,
arsip
dan
dokumentasi dengan capaian 85%. b. Terciptanya peningkatan mutu pelayanan perpustakaan, arsip dan dokumentasi dengan capaian 85%. c. Tercapainya peningkatan kapasitas dan kompetensi lembaga perpustakaan, arsip dan dokumentasi dengan capaian 87,5%.
65 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
d. Terwujudnya penerapan sistem menejemen yang efektif dan efisien dalam lembaga penyedia pelayanan di bidang perpustakaan, arsip dan dokumentasi dengan capaian 90 %. e. Tercapainya pengembangan peran lembaga formal dan informal bagi
pengembangan
bidang
perpustakaan,
arsip
dan
dokumentasi.dengan capaian 80%. 18. PENATAAN RUANG Tersusunnya rencana detail tata ruang kawasan perkotaan Gandusari yang antara lain bertujuan untuk : a. Meningkatkan
peran
wilayah
perkotaan
Gandusari
dalam
kerangka pembangunan yang berwawasan tata ruang. b. Memberikan arahan perubahan struktur dan pola ruang di wilayah perencanaan, akibat pengaruh perkembangan pusat kegiatan wilayah (Kota Wlingi). c. Memberikan penyebaran
masukan fasilitas
dalam dan
penetapan
utilitas
yang
fungsi
wilayah,
diperlukan
serta
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. d. Memberikan kepastian hukum, sehingga dapat meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam bidang pembangunan. e. Memberikan arahan atau pedoman bagi pemerintah daerah dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan 19. PENANAMAN MODAL Untuk meningkatkan arus investasi di Kabupaten Blitar, saat ini sedang disusun Ranperda yang mengatur tentang Penanaman Modal. Hal ini diperlukan mengingat investor memerlukan adanya kepastian hukum agar investasinya menguntungkan. Berdasarkan data realisasi investasi daerah tahun 2010-2012 terlihat bahwa sebagian besar investasi di Kabupaten Blitar adalah dibidang perdagangan yaitu berupa ijin usaha perdagangan, disusul dengan bidang perindustrian dan jasa kontruksi. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.29 berikut ini. 66 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 2.29 Realisasi Investasi Daerah Non PMA/PMDN Kabupaten Blitar Tahun 2010 2012
NO .
Unit Usaha
Investasi (Rp.)
Tenaga Kerja
BIDANG USAHA 2010
2011
2012
2010
2011
2012
7
12
-
527.000.000
950.000.000
2010
2011
2012
-
17
22
-
1
Pertanian
2
Peternakan
37
12
9
2.000.200.000
1.315.000.000
1.225.000.000
182
52
47
3
Perikanan Perkebunan/kehut anan Pertambangan dan Penggalian Mineral Non Logam
41
13
2
711.000.000
710.000.000
300.000.000
46
36
6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
10
-
-
13.553.000.00 0
-
-
53
6
Perindustrian
76
43
67
5.123.807.000
5.932.035.000
5.578.484.000
486
947
627
7
Perdagangan
1.292
1.378
1.400
99.426.296.000
165.319.999.000
237.438.981.773
3.112
3.112
4.788
6
5
6
865.000.000
750.000.000
1.150.000.000
29
23
30
-
4
-
-
465.000.000
-
-
8
-
421
421
303
-
-
-
-
-
-
17
14
5
-
-
2.622.400.000
-
-
43
4 5
8 9 10 11
Perhotelan/Losme n/Penginapan Restoran/Rumah Makan & Bar/Café Perumahan dan Ruko Perkantoran, Supermarket
12
Jasa Konstruksi
92
73
48
118.336.378.000
39.865.000.000
13.600.683.000
640
435
209
13
Pergudangan
41
17
12
3.210.000.000
2.652.500.000
3.750.000.000
152
72
48
14
Transportasi Darat dan Laut
-
14
21
-
2.773.060.000
4.990.000.000
-
99
77
15
Kesehatan
14
21
21
2.955.000.000
4.750.000
3.200.000.000
57
64
67
16
Koperasi
15
15
26
4.015.984.073
4.015.984.073
7.046.249.524
73
73
108
17
Jasa Hiburan/Rekreasi
-
-
-
--
-
-
-
-
-
20. KB DAN KELUARGA SEJAHTERA Program Keluarga Berencana a. Publikasi dan advokasi pelayanan KIE Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur melalui Kapacity building bagi penyuluh KB dan petugas lapangan KB pemasangan, pengadaan dan pelayanan kontrasepsi Kb di 22 kecamatan dengan capain 95,92 % .. b. Terselenggaranya kesehatan reproduksi remaja melalui advokasi KEI dan sosialisasi PIK KRR yang diikuti 40 peserta dengan Capaian 99,7 % c. Tercapainya kegiatan Keluarga berencana yang dilakukan melalui Pelayana KEI dan Perlindungan hak reproduksi Individu dengan capaian 54,93 % Prevalensi terhadap PUS meningkat 74% 67 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
d.
Terselenggaranya peran serta masyarakat
KB KR yang mandiri
dengan pembentukan masyarakat peduli KB
dengan Capaian
99,99 % e. Terselenggaranya pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR
yang dilaksanakan melalui kegiatan fasilitasi
forum pelayanan KRR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya dengan realisasi berupa terlaksananya TOT PIK KRR dengan capaian 100% f.
Terealisasinya Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga yang dilaksanakan melalui kegiatan pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan sebanyak 340 peserta dengan capaian 100%.
21. KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA a. Terealisasinya Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Fasilitas LLAJ
yang
dilaksanakan
Rehabilitasi/pemeliharaan bermotor,
sarana
melalui alat
kegiatan
pengujian
Rehabilitasi/pemeliharaan
kendaraan
terminal/pelabuhan,
Rehabilitasi fasilitas LLAJ dan Rehabilitasi fasilitas perlintasan Kereta Api dengan realisasi 98,06%. b. Tercapainya Peningkatan Pelayanan Angkutan yang dilaksanakan melalui kegiatan parkir berlangganan dengan capaian 99,46% dan Pengendalian
dan
Pengamanan
Lalu
Lintas
(91,22%)
yang
dilaksanakan melalui kegiatan Pengadaan rambu-rambu lalu lintas (dana pendamping), Pengadaan marka jalan, Pengadaan rambu-rambu lalu lintas (Dana Alokasi Khusus, Pengadaan rambu-rambu lalu lintas dengan capaian 91,22% c. Meningkatnya Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor yang dilaksanakan melalui kegiatan penyediaan kelengkapan pengujian kendaraan
bermotor
sehingga
tercukupi
bahan
kebutuhan
penyelenggaraan pengujian kendaraan bermotor dengan capaian 96,93%.
68 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
d. Meningkatnya Keselamatan Pengguna Jalan yang dilaksanakan melalui kegiatan Peningkatan pengendalian ketertiban pengguna jalan, Survey dan perencanaan fasilitas daerah rawan kecelakaan sungai dan perairan, Pemantauan arus/volume lalu lintas saat Lebaran 2012, Survey sarana dan prasarana lalu lintas dengan capaian 99,38%. e. Terselenggaranya Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa (97,89%) yang dilaksanakan melalui kegiatan Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi, Pemeliharaan
website
www.kabblitar.go.id,
Pengumpulan
data
secara elektronik, Pekan Informasi Jawa Timur, Penerbitan Majalah Penataran, Pengembangan infrastruktur jaringan TIK terintegrasi (E-Gov),
Diseminasi
informasi,
Pelayanan
informasi
dan
dokumentasi publik, Site audit menara telekomunikasi dengan capaian 97,89% f.
Tercapaianya dilaksanakan
Kerjasama melalui
Informasi
kegiatan
dengan
Massa
penyebarluasan
yang informasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terlaksana dengan capain 98,34%. 22. PERTANAHAN a.
Terfasilitasinya
Urusan
pertanahan
dilaksanakan
melalui
Penataan Daerah Otonomi Baru dengan kegiatan Fasilitasi penyelesaian
masalah/sengketa
pertanahan,
Fasilitasi
penyelesaian masalah/sengketa batas daerah , Fasilitasi tim penetapan dan penegasan batas daerah antara Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri dengan capaian sebasar 55,82% b.
Terselengaranya mediasi persalahan pertanahan di Perkebunan Nyunyur, Perkebunan Sengon, eks Perkebunan Gondang Tapen, Perkebunan Gunung Nyamil, Perkebunan Swaru Buluroto dan Perkebunan Karangnongko.
69 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
23. BUDAYA Urusan kebudayaan pada tahun 2012. (73,74%).
dilaksanakan oleh
Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata.Melalui: 1) Program Pengembangan Nilai Budaya Terselenggaranya Pengembangan Nilai Budaya yang dilaksanakan melalui: Upacara adat siraman pusaka Gong Kyai Pradah, Upacara adat Larung Sesaji, Terlaksananya upacara adat siraman pusaka Gong Kyai Pradah, Upacara adat Larung Sesaji dengan capaian 92,26 %. 2) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Tercapainya Pengelolaan Kekayaan Budaya yang dilaksanakan melalui:
Festival
Kesenian
Kawasan
Selatan,
Pementasan
Kesenian Pesona Bumi Penataran, Upacara dan resepsi peringatan Hari
Jadi
Kabupaten
Blitar,
Pengadaan
alat-alat
kesenian,
Pemeliharaan museum daerah Kabupaten Blitar, Pawai budaya Hari Jadi Provinsi Jawa Timur, Sarasehan seniman, Pentas seni secara periodik, Lomba kesenian daerah Jaranan Campursari, Pembuatan pagar Candi Penataran,Pementasan kesenian wayang kulit dalam rangka Hari Jadi ke 67 Provinsi Jatim,Upacara bendera dalam rangka Peringatan Hari Jadi ke 67 Provinsi Jatim,Pemeliharaan kompleks Pesanggrahan Bakung/Monumen Trisula,dengan Capain 71,55 % 3) Program Pengelolaan Keragaman Budaya Terpeliharanya Pengelolaan Keragaman Budaya yang dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah , Terlaksananya upacara adat siraman pusaka gong kyai pradah dan Upacara adat larung sesaji, Pengelolaan kekayaan budaya melalui keikutsertaan budaya
dalam festival kesenian kawasan
selatan, Pergelaran pesona bumi penataran, pengadaan alat kesenian,
Pemeliharaan
kompleks
wisata
candi
penataran,
70 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Pengelolaan keragaman budaya melalui pembinaan karawitan dan seni tari di pendopo Kabupaten Blitar dengan capaian 99,02 %. 24. STATISTIK Bekerjasama dengan BPS Kabupaten Blitar menysun Kabupaten Blitar dalam
angka,Kecamatan
dalam
angka,
PDRB
Kabupaten
Indikator Makro Social Ekonomi Kabupaten Blitar,
Blitar,
dilaksanakan oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Blitar. Dilaksnakan melalui antara lain a) Terlaknasanannya Urusan statistik dilaksanakan melalui program Pengembangan
Data/Informasi
dengan
kegiatan
Koordinasi,
Penyusunan serta Update Data Profil Daerah dan Publikasi Data Statistik Daerah Kabupaten Blitar 2012 yang menghasilkan buku Kabupaten Blitar Dalam Angka 2012, Kecamatan Dalam Angka 2012, PDRB Kabupaten Blitar 2012, dan Indikator Makro Sosial Ekonomi Kabupaten Blitar 2012.
Selain kerjasama dengan BPS, Kabupaten
Blitar juga mengunggah data-data profil daerah melalui website nasional SIPD (Sistem Informasi Profil Daerah) Online dengan capaian 97,77 % 25. KEPUSTAKAAN Urusan perpustakaan dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi. pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut: a) Terselenggaranya Kegiatan yang dilaksanakan adalah Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan, Pengembangan minat dan budaya baca, Penyediaan bahan pustaka
perpustakaan
umum
perpustakaan digital/maya dan
daerah,
Pengembangan
Perpustakaan keliling dengan
capaian 99,09 %
71 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
II. URUSAN PILIHAN 1. PERTANIAN Urusan Pertanian melaksanakan oleh Dinas Pertanian Dengan pelaksanaan kegiatan, sebagai berikut: a) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Tercapainya Peningkatan Kesejahteraan Petani (97,45%) yang dilaksanakan
melalui
kegiatan
Pendamping
Anti
Property
Program (APP) Pertanian dengan realisasi berupa pemberdayaan 2 kelompok petani kecil dengan capaian 97,71 % b)
Program
Peningkatan
Pemasaran
Hasil
Produksi
Pertanian/Perkebunan Tercapainya
Peningkatan
Pertanian/Perkebunan
Pemasaran
(98,63%)
yang
Hasil
Produksi
dilaksanakan
melalui
kegiatan: Fasilitasi kerjasama regional/nasional/internasional penyediaan hasil produksi pertanian/perkebunan komplementer, Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah, Gelar potensi produk unggulan pertanian/perkebunan denga capaian 98,63 %. c)
Program
Peningkatan
Pertanian/Perkebunan
Penerapan
Tercapainya
Teknologi
Peningkatan
Penerapan
Teknologi Pertanian/Perkebunan (95,21%) yang dilaksanakan melalui kegiatan: Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna, dengan capaian 95,21 %. d)
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Terlaksananya
Program
Pertanian/Perkebunan Observasi
yang
komoditas
pertanian/perkebunan, Kedelai,
Pengembangan
Peningkatan dilaksanakan
dan
melalui
kegiatan:
bibit
unggul
sertifikasi
Pendampingan agribisnis
Produksi
SLPTT
tanaman
padi,
Jagung,
sayuran
dan
tanaman hias, Pembinaan penangkar benih tanaman pangan, Pengembangan
agribisnis
tanaman
buah-buahan
dan
72 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
biofarmaka, Demontrasi plot kacang tanah dengan capaian 92,64%. 2. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) BP4K melaksanakan urusan pertanian (95,45%). Adapun realisasi pelaksanaan
program
dan
kegiatan,
capaian
kinerja,
serta
permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut: a) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Tercapainya Peningkatan Kesejahteraan Petani yang dilaksanakan melalui
kegiatan:
Peningkatan
kemampuan
lembaga
petani,
Pendampingan, Pengembangan Usaha Agribisnis, Pedesaan (PUAP), Pelatihan
pembuatan
penyusunan
RDKK,
pupuk
organik,
Penyusunan
Profil
Monitoring, Kelompok
Evaluasi Tani
dan
Gapoktan di Kabupaten Blitar, dengan capaian 93,55% b) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Terlaksananya
Penerapan
Teknologi
Pertanian/Perkebunan
(97,86%) yang dilaksanakan melalui kegiatan: Penyebarluasan Informasi teknologi melalui media cetak dan media elektronik, Penelaahan Pelatihan
potensi penerapan
komoditas
unggulan
teknologi
spesifik
pertanian
kecamatan,
terpadu,
Publikasi
kegiatan penyuluhan pertanian, Perikanan dan kehutanan, Model pengembangan
pertanian
pedesaan
melalui
inovasi
(MP3MI),
Penerapan teknologi panen dan pasca panen tembakau (DBHCHT), Uji terap rekomendasi teknologi panen dan pasca panen tembakau (DBHCHT), dengan capaian 97,86% c.
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Terlaksananya
Peningkatan
Produksi
Pertanian/Perkebunan
(95,15%) yang dilaksanakan melalui kegiatan: Sekolah Lapang Pengelolaan Sumberdaya dan Tanaman Terpadu/SLPTT Tembakau (DBHCHT), SLPTT Padi Organik, Pelatihan pembuatan biogas, Intensifikasi lahan pekarangan untuk pengembangan potensi buah 73 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
lokal,
Pengembangan
intensifikasi
pekarangan/KPRL/Rumah
Hijau,Kaji terap cabai sebagai alternatif bagi petani tembakau (DBHCHT),Dem pengembangan area tembakau (DBHCHT),Pelatihan alat
pengolah
tanah
dengan
mekanisasi,Demplot
kegiatan
penyuluhan pertanian dan aplikasi teknologi pertanian,Sekolah Lapang cabai dalam upaya peningkatan pengembangan intensifikasi pekarangan/KPRL,Sentra
pengembangan
agribisnis
komoditas
unggulan (SPAKU),Demplot penanganan panen dan pasca panen tembakau,Pelatihan penanganan panen dan pasca panen tembakau (DBHCHT),dan
pembekalan
teknis
panen
dan
pasca
panen
tembakau (DBHCHT) d.
Program Peningkatan Hasil Produksi Peternakan Terlaksanannya Peningkatan Hasil Produksi Peternakan yang dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan pengelolaan bibit ternak yang didistribusikan kepada masyarakat dengan realisasi berupa pendistribusian
bibit
kambing/domba
dan
terlaksananya
penyuluhan pemeliharaan kambing/domba kepada kelompok tani sebanyak 136 ekor dengan capaian 98,58 %. e.
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Tercapaianya Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan yang dilaksanakan melalui kegiatan pelatihan teknologi pembuatan pakan ternak alternatif yang disampaikan kepada penyuluh dan petani di bidang penyusunan ransum ternak alternatif sebanyak 175 penyuluh dan 66 petanidengan capaian 100 %
f.
Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian Terselenggaranya
Pemberdayaan
Penyuluhan
Pertanian
yang
dilaksanakan melalui kegiatan: Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh penyuluhan
pertanian, pertanian,
Penyusunan Penilaian
program
teladan
dan
tingkat
program kabupaten,
Peningkatan kualitas sumber daya manusia penyuluh tentang strategi pemasaran dan permodalan, Pemanfaatan lahan BP3K model, Pelatihan agribisnis berwawasan organik, Gelar teknologi, Jambore penyuluh pertanian, Pelatihan penanganan panen dan 74 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
pasca panen bagi penyuluh, Pelatihan model kawasan rumah pangan lestari bagi penyuluh dengan capaian 99,59 % . g.
Program Urusan Pemberdayaan Masyarakat Tani Terselenggaranya Urusan Pemberdayaan Masyarakat Tani dilaksanakan Kabupaten
melalui
Blitar,
kegiatan:
Ekspose
Pemberdayaan
produk
kelompok
tani
yang
Unggulan
sub
bidang
tembakau dalam manajemen panen dan pasca panen tembakau (DBHCHT), dengan capaian 92,38 %. 3. ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Urusan energi dan sumber daya mineral pada tahun 2012 dilaksanakan oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang. Adapun
realisasi
pelaksanaan
program
dan
kegiatan,capaian
kinerja 93,35 % a) Program dan Kegiatan Program yang dilaksanakan urusan energi dan sumber daya mineral pada tahun 2012 adalah Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan yang dilaksanakan melalui kegiatan:
Terlaksanannya
Pengawasan
bidang
migas,
Pengawasan bidang pertambangan, Pengawasan penggunaan Air Bawah tanah di Kabupaten Blitar, Pemetaan Potensi bahan Galian Tambang di kabupaten Blitar, Raperda Pertambangan Umum dan Batu Bara dan, Pembangunan Sumur Bor dengan capaian 98,86 %
4. PARIWISATA Urusan pariwisata
pada tahun 2012 dilaksanakan oleh Dinas
Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut: 1) Program Pengembangan Pemasaran Wisata 75 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Terlaksananya
Pengembangan Pemasaran Wisata
(97,84%)
melalui kegiatan: Pemilihan duta wisata tingkat Jawa Timur, Pemilihan duta wisata Kabupaten Blitar, Anugerah Wisata Jawa Timur, Pembuatan/cetak baliho, leaflet dan booklet daerah tujuan wisata, Pembinaan dan pemberdayaan duta wisata, Festival Penataran III tahun 2012, Penayangan Profil Investasi Pariwisata Kabupaten Blitar, dan Pembuatan Profil Investasi Pariwisata Kabupaten Blitar dengan capaian 97,84 % 2) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Terciptanya
Pengembangan
melalui kegiatan:
Destinasi
Pariwisata
(91,00%)
Intensifikasi pengelolaan obyek wisata,
Penataan fasilitas pelayanan dan bangunan kantor Pusat Informasi Pariwisata Kabupaten Blitar, Penataan Pesanggrahan Tambakrejo, dan Pavingisasi lahan parkir Kolam Renang Penataran dengan capaian 91,00 % .
5. KELAUTAN DAN PERIKANAN Urusan Pilihan Bidang Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar dengan capaian sasaran sebagai berikut : Urusan kelautan dan perikanan pada tahun 2012 dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan.
Urusan kelautan dan perikanan
mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 3.532.950.100 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 2.882.077.369 (81,58%). Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi dari masing-masing SKPD diuraikan sebagai berikut:
76 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
a) Program dan Kegiatan 1) Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakkan Hukum dalam Pendayagunaan Sumber Daya Laut Meningkatnya Kesadaran
Kesadaran dan Penegakkan Hukum
dalam Pendayagunaan Sumber Daya Laut mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 37.235.000 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 36.134.000 (97,04%) yang dilaksanakan melalui kegiatan terlaksananya pengawasan sumberdaya laut dan terlaksananya sosialisasi undang-undang perikanan. 2) Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program Pengembangan Budidaya Perikanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 476.910.000 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 218.379.400 (45,79%) yang dilaksanakan melalui kegiatan: a) Akselerasi produksi pengembangan budidaya perikanan b) Pemantauan dan temu teknis pencegahan perkembangan hama dan penyakit ikan c) Pendampingan pengembangan usaha mina pedesaan (PUMP) d) Peningkatan produktivitas budidaya perikanan e) Optimalisasi Balai Benih Ikan (BBI)
Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: a) Tersalurnya bnatuan sarana dan prasarana budidaya bagi kelompok tani pembudidaya ikan sebanyak 1 paket b) Tercegahnya hama dan penyakit ikan serta tersedianya pendeteksi
kesehatan
ikan
konsumsi
dan
lingkungan
sebanyak 1 paket c) Tersedianya biaya administrasi untuk program PUMP d) Tersalurnya sarana dan prasaran budidaya sebanyak 10 paket e) Tersedianya
biaya
operasional
Balai
Benih
Ikan
(BBI)
sebanyak 1 paket
77 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
3) Program Pengembangan Perikanan Tangkap Program Pengembangan Perikanan Tangkap mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 2.658.465.100 dan dapat direalisasikan sebesar
Rp. 2.255.081.950 (84,83%) yang dilaksanakan melalui
kegiatan: a) Pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tambakrejo dan Balai benih Ikan (BBI) (DAK dan Pendamping DAK) b) Peningkatan produksi sumber daya laut Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: a) Terbangunnya Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tambakrejo dan Balai benih Ikan (BBI) (DAK dan Pendamping DAK) b) Tersedianya alat tangkap bagi nelayan untuk 1 lokasi 4) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 37.200.000 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 32.573.000 (87,56%) yang dilaksanakan melalui kegiatan
optimalisasi
dilaksanakan
SDM
dengan
dan
kelembagaan
pengiriman
pelatihan
kelautan
yang
pokmas
APP,
pembudidaya ikan, nelayan, pengolah dan pemasar ikan dan terlaksananya sosialisasi program pemerintah sebanyak 71/40 orang. 5) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Program
Optimalisasi
Pengelolaan
dan
Pemasaran
Produksi
Perikanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 250.940.000 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 231.883.019 (92,41%) yang dilaksanakan melalui kegiatan: a) International Ornamental Fish Expo Tahun 2012 b) Introduksi dan promosi hasil perikanan c) Pengembangan
sarana
dan
prasarana
pengelolaan
hasil
perikanan d) Optimalisasi Sub Raiser Ikan Hias 78 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: a) Terlaksananya kegiatan International Ornamental Fish Expo Tahun 2012 sebanyak 1 paket b) Terlaksananya kegiatan sosialisasi Gemar Ikan dan Forikan Kab. Blitar sebanyak 4 kali c) Terlaksananya kegiatan pengembangan sarana dan prasarana pengelolaan hasil perikanan sebanyak 1 paket d) Tersedianya biaya operasional Sub Raiser Ikan Hias sebanyak 1 paket
6) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 109.400.000 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 108.026.000 (98,74%) yang dilaksanakan
melalui
kegiatan
Pendamping
Dana
Tugas
Pembantuan Kegiatan Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana di Kawasan Minapolitan yang menghasilkan validasi data teknis bidang kelautan dan perikanan. a. Terwujudnya peningkatan kemampuan mengakses informasi, teknologi permodalan dan pasar melalui kelembagaan serta kinerja kelompok pembudidaya ikan dan nelayan dengan capaian rata-rata 100% b. Terwujudnya
pengembangan
kawasan
agrobisnis
dan
agroindustri sesuai komoditas unggulan spesifik lokal dengan capaian rata-rata 100% 6. PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Urusan Pilihan Bidang Perindustrian dan Perdagangan di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas 79 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Blitar, dengan capaian sasaran sebagai berikut : a. Terlaksananya Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 82,13% yang dilaksanakan melalui kegiatan Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan sumber daya, Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri, Pemberian kemudahan ijin usaha industri kecil dan menengah, Fasilitasi kerjasama kemitraan industri mikro, kecil dan menengah dengan swasta dengan capaian 82,13 % b. Tercapainya Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri yang dilaksanakan melalui kegiatan Peningkatan efisiensi dan mutu produk, Bantuan peralatan dan mesin produksi dengan capaian 33,60 % Program Penataan Struktur Industri mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 350.700.000 dan dapat direalisasikan sebesar Rp.
4.790.000
pembinaan,
(1,37%)
monitoring
yang dan
dilaksanakan evaluasi
melalui
hibah
bagi
kegiatan
masyarakat
Kabupaten Blitar. c. Tercapainya Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi
yang
dilaksanakan melalui kegiatan Penguatan kemampuan industri berbasis teknologi, Pengujian kadar iodium garam konsumsi dan pengawasan peredaran garam, Pelatihan otomotif bagi masyarakat Kabupaten Blitar 27,60%. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 674.125.000 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 668.037.500 (99,10%) yang dilaksanakan melalui kegiatan pemeliharaan rutin/berkala Pasar Kabupaten dengan realisasi
berupa
penyediaan
karcis
retribusi
pasar
dan
pemeliharaan 15 Pasar Kabupaten. d. Meningkatnya
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan yang dilaksanakan melalui kegiatan Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa, Pengawasan sistem distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat dan barang dalam kemasan terbungkus (BDKT) dengan capaian 77,23%. 80 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
e. Terlaksananya Pengembangan dan Pengendalian BUMD mendapat (64,66%)
yang
dilaksanakan
melalui
kegiatan
Pendampingan
BUMD, Sosialisasi Ranperda, Pembinaan dan pengendalian BUMD, Pembinaan dan fasilitasi penyelesaian kredit, Kajian pendirian BUMD PD PASAR dengan capain 64,66 % f. Meningkatnya Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri dilaksanakan melalui kegiatan Pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan, Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan, Promosi produk unggulan Kabupaten Blitar, Pengembangan pengelolaan sistem resi gudang dengan capaian 81,17 % g. Meningkatnya Pengelolaan Pasar Daerah yang dilaksanakan melalui kegiatan monev dan pembinaan ke 15 Pasar Kabupaten dengan capain sebesar 99,55 %
6. TRANSMIGRASI Urusan
Pilihan
Bidang
Transmigrasi
di
Kabupaten
Blitar
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar, dengan program dicapai adalah : a. Terlaksananya Pengembangan Wilayah yang dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku dan antar sektor dalam rangka pengembangan kawasan transmigrasi dengan realisasi berupa kerjasama dengan daerah transmigrasi sebanyak 2 lokasi dengan capaian 100% b. Terlaksannya transmigrasi Regional
(30,42%) yang dilaksanakan
melalui kegiatan Penerangan, penyuluhan, motivasi, pendaftaran dan seleksi transmigrasi regional, Pelatihan transmigrasi regional dan
pemberdayaan
masyarakat,
Pemberangkatan
transmigrasi
umum dan transmigrasi swakarsa dengan capaian 30,42 %
81 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah. 2.3.1 Permasalahan Daerah Yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah. a. Bidang Kesehatan. Kualitas pelayanan dan Akses layanan kesehatan yang belum optimal
karena
belum
semua
sarana
pelayanan
kesehatan
melaksanakan standar pelayanan yang telah ditetapkan dan kualitas Sumberdaya
yang
tidak
merata
dalam
pelayanan
kesehatan.
Pemerataan pelayanan juga belum maksimal dengan dilihat
rasio
jumlah sarana yang ada. Jenis pelayanan bervariasi sesuai dengan tenaga dan peralatan yang tersedia. Belum semua peralatan dan tenaga tersedia sesuai kebutuhan dan standarisasi. Disamping itu rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan sering terjadi terutama pada masyarakat miskin karena kendala biaya. Perilaku yang kurang mendukung
pola
hidup
bersih
dan
sehat
serta
pemberdayaan
masyarakat terhadap kesehatan relatif rendah sehinga sering terjadi beban ganda penyakit dan rawan bencana sehingga masalah penyakit menular dan tidak menular ini menjadi beban ganda dan akan mempengaruhi
jenis
serta
jumlah
pelayanan
kesehatan
yang
dibutuhkan masyarakat dimasa datang. Layanan Jaminan Kesehatan masyrakat uatamanya masyarakat miskin masih belum manjangkau secara keseluruhan dan masih belum optimal. b. Pendidikan. Kualitas pendidikan relatif rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik. Berbagai upaya pembangunan pendidikan termasuk Wajib Belajar Pendidikan Dasar dua belas tahun yang dicanangkan untuk meningkatkan taraf pendidikan penduduk Kabupaten Blitar. Namun demikian sampai saat ini tingkat pendidikan penduduk relatif masih rendah. Kondisi tersebut belum memadai untuk menghadapi persaingan global dan belum mencukupi pula
82 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
sebagai
landasan
pengembangan
ekonomi
berbasis
pengetahuan
(Knowledge Based Economy). Kualitas pendidikan relatif masih rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik. Hal tersebut terutama disebabkan oleh : (1)
Ketersediaan pendidik yang belum memadai baik secara kuantitas maupun kualitas.
(2)
Fasilitas belajar belum tersedia secara mencukupi, dan
(3)
Biaya
operasional
pendidikan
belum
disediakan
secara
memadai. (4) Fasilitas
Kurikulum dan Sistem pengajran yang sering berubah rubah pelayanan
pendidikan
khususnya
jenjang
pendidikan
menengah pertama dan yang lebih tinggi belum tersedia secara merata. Adanya
ketimpangan
pemerataan
dan
perluasan
kesempatan
memperoleh pendidikan bukan saja terjadi pada penduduk usia sekolah, tetapi juga terjadi antar wilayah geografis, gender serta antar kawasan. Perkembangan pendidikan mengungkapkan bahwa faktor ekonomi merupakan alasan utama anak putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan, baik karena tidak memiliki biaya sekolah maupun karena harus bekerja. Hal tersebut berdampak pada tingginya kesenjangan partisipasi pendidikan antara penduduk miskin dengan penduduk kaya. Sebagian dari masyarakat menilai bahwa pendidikan masih terlalu mahal dan belum memberikan manfaat yang signifikan atau sebanding dengan sumberdaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu pendidikan belum menjadi pilihan investasi. Fasilitas pelayanan pendidikan di daerah pedesaan dan terpencil masih terbatas sehingga menyebabkan sulitnya anak-anak terutama anak perempuan untuk mengakses layanan pendidikan. Selain itu, fasilitas
dan
mempunyai
layanan kelainan
pendidikan fisik,
khusus
emosional,
bagi
mental,
anak-anak sosial,
yang
dan/atau
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa juga belum tersedia secara memadai, dan kurangnya informasi terhadap akses kerjasama 83 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
dengan pihak-pihak non goverment organitation dari luar negeri yang memeiliki concern dan focus pada bidang ini. Pendidikan non formal yang berfungsi sebagai transisi dari dunia sekolah ke dunia kerja (Transition From School To Work) maupun sebagai bentuk pendidikan sepanjang hayat dan diarahkan terutama untuk meningkatkan kecakapan hidup dan pembinaan profesionalisme serta kompetensi vokasional belum dapat diakses secara luas oleh masyarakat. Selain itu, format dan kualitas pendidikan non formal juga belum memungkinkan untuk digunakan sebagai pengganti pelajaran yang relevan di satuan pendidikan formal. Pembangunan pendidikan belum sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan kewirausahaan lulusan. Lulusan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi masih cenderung memilih bekerja pada orang lain dibanding menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri, hal ini disebabkan oleh sistem pendidikan yang belum berorientasi pada ketrampilan dan kebutuhan pasar. Manajemen pendidikan belum berjalan secara efektif dan efisien. Dengan
dilaksanakannya
desentralisasi
pendidikan,
pemerintah
kabupaten memiliki kewenangan yang lebih luas dalam membangun pendidikan di masing-masing wilayah sejak penyusunan rencana, penentuan prioritas program serta mobilisasi sumberdaya untuk merealisasikan rencana yang telah dirumuskan. Sejalan dengan itu, otonomi pendidikan telah dilaksanakan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi yang memberikan wewenang yang lebih luas pada satuan pendidikan untuk mengelola sumberdaya yang dimiliki termasuk mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan. Dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi pendidikan diharapkan daerah dan satuan pendidikan lebih tanggap terhadap
kebutuhan
setempat.
Namun
demikian
pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi pendidikan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan tanggungjawab
karena
belum
masing-masing
mantapnya
pembagian
tingkat
pemerintahan
peran
dan
termasuk
kontribusinya dalam penyediaan anggaran pendidikan, serta belum 84 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
terlaksananya standar pelayanan minimal yang seharusnya ditetapkan oleh masing-masing kabupaten dengan acuan umum dari pemerintah pusat. Disamping itu efektivitas peran serta masyarakat dalam pembangunan
pendidikan
termasuk
peran
dan
fungsi
dewan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah juga belum optimal. c. Infrasruktur. Belum optimalnya pembangunan jalan dan jembatan serta sulitnya
pembebasan
lahan,
kurangnya
aksesbilitas
diwilayah
tertinggal/terpencil, Kurang tertibnya pemanfaatan Ruang Manfaat Jalan oleh Pengguna Jalan yang mengakibatkan Hambatan lalu Lintas. Kerusakan jalan akibat kondisi alam/tanah ekspansif dan bencana alam yang mengakibatkan kerusakan sepanjang tahun. Berkembangnya
daerah
pemukiman
dan
industri
telah
menurunkan area resapan air dan mengancam kapasitas lingkungan dalam menyediakan air. Pada sisi lain, kapasitas infrastruktur penampung air seperti waduk dan bendungan makin menurun sebagai akibat meningkatnya sedimentasi, sehingga menurunkan keandalan penyediaan air untuk irigasi maupun air baku. Terbatasnya
kemampuan
masyarakat
yang
berpenghasilan
rendah akan tempat tinggal dan lingkungan hunian yang sehat. Terbatasnya kemampuan pemerintah untuk mendukung penyediaan perumahan beserta prasarana dan sarananya. Masih lemahnya pemahaman ketentuan jasa kontruksi dan pengelolaan/pembangunan
gedung
negara.
Masih
rendahnya
pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dalam bidang perumahan dan permukiman. Belum optimalnya cakupan pelayanan air bersih perpipaan di perkotaan dan pedesaan, Rendahnya kinerja pengelolaan air minum dan air limbah di perkotaan dan pedesaan. Menurunnya kuantitas dan kualitas air baku untuk air minum. Masih rendahnya peran serta dan kemampuan
masyarakat
dalam
pelestarian
sumber
air
serta
pemeliharaan sarana air minum dan air limbah. 85 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Masih terbatasnya akses sarana sanitasi dasar di pedesaan, belum optimalnya peran serta swasta dalam pembangunan dan pengelolaan air nimun dan air limbah, Meningkatnya volume sampah yang tidak diimbangi kinerja pengelolaan terutama pada tahap pembuangan akhir. Rendahnya akses jalan dan penyediaan infrastruktur penunjang pada kawasan-kawasan wisata maupun lokasi yang berpotensi sebagai tempat wisata menyebabkan pengelolaan disektor pariwisata masih sangat minim. Hal ini berakibat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Blitar masih rendah. Perlu di kembangkan model-model wisata yang berbasis masyarakat, dimana masyarakat terlibat secara aktif dari tahapan perencanaan wisata, pengembangan hingga pengelolaannya dengan didukung oleh kebijakan yang berupa produk hukum yang memayungi
dan
melindungi
kepentingan
pengembangan
wisata
berbasis masyarakat ini. d. UMKM dan Ketenagakerjaan Pertumbuhan UMKM di Kabupaten Blitar yang relatif rendah sebagai akibat belum bersinerginya potensi pertanian dengan upaya pemanfaatan maupun peningkatan nilai tambah pada produk-produk pertanian. Terbatasnya akses Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah terhadap sumberdaya produktif yang meliputi tiga aspek penting yaitu modal usaha yang bukan saja mencakup penyediaan kredit modal kerja tetapi juga kredit investasi, informasi, pasar dan kuarangnya penguatan untuk tumbuh dan berkembangnya mental enterprenuership adalah
menjadi salah satu faktor penghambat
tumbuhnya UMKM di Kabupaten Blitar. Jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar disebabkan antara lain oleh rendahnya pertumbuhan dunia usaha dan pemulangan TKI ilegal. Tidak dipungkiri bahwa devisa yang di kumpulkan oleh pekerja yang bekerja diluar negeri sangat besar di Kabupaten Blitar namun modal kapital tersebut masih digunakan hanya untuk kepentingan konsumtif
belum
sampai
pada
pengembangan
usaha
ekonomi
86 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
produktif, sehingga dirasa perlu ada pendampingan bagi TKI yang berangkat sampai pulanghya ataupun keluarga yang ditinggal agar memiliki kemauan dan ketramp[ilan mengelola usaha produktif. Di samping itu juga disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM angkatan kerja sehingga sulit mendapatkan pekerjaan atau bekerja di lapangan kerja yang kurang produktif dan berakibat pada rendahnya pendapatan yang diterima. Belum adanya sistem pola asuh atau binaan dari perusahanan besar, BUMN dan kerja sama dengan Perbangkan yang dijamin oleh Pemerintah daerah dikarenakan kurang meratanaya para pelaku UMKM dari sisi Kemampuan Managerial. a. Belum optimalnya Managemen Asset dan Pengembangan Potensi Wisata Pola managemen asset yang belum optimal sehingga aset yang berupa tanah belum mampu dimaksimalkan untuk di buat kerja sama dengan pihak ketiga dalam rangkan untuk peningkatan pemasukan PAD Belum adanya managemen asset untuk mengintarisir potensi aset mana saja yang mampu di dayagunakan dan dioptimalisakan untuk kesejejahteraan masyarakt, peningkatan lapangan pekerjaan dan keuntungan PAD bagi Pemerintah. Potensi Wisata berupa 18 Pantai, 4 air terjun , Panorama alam belum sama sekali di kelola dan dikembangkan menjadi sebuah asset wisata yang mampu miningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi wisata maupun untuk pendapatan daerah. b. Belum optimalnya Kerjasama dan pola kemitraan dalam Pembiayaan Pembangunan. Program pembangunan yang dilaksanakan oelah Pemerintah daerah
belum
berani
mengambil
terobosan
berupa
kerjasama
pembiayaan pembangunan dengan pihak-pihak Pemerintah Propinsi,
87 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Pusat , Perbangkan maupun dengan Perusahaan baik BUMN maupun Perusahaan Lokal. Lemahnya
regulasi
untuk
mendukung
di
Daerah
yang
berhubungan dengan pola kerja sama dan kemitraan dengan para Pihak Ketiga c. Upaya pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat belum
optimal. Sektor pertanian yang menjadi penggerak perekonomian daerah merupakan sektor yang sangat tergantung pada sumber daya alam. Saat ini efisiensi dan produktivitas pertanian relatif rendah disebabkan oleh skala usaha yang relatif sempit/kecil. Disamping itu rendahnya produktivitas dapat diilustrasikan menurut hasil penelitian, bahwa kecepatan pertumbuhan nilai tambah bruto lebih lambat dari pada pertumbuhan
kesempatan
kerja
yang
diciptakan.
Dan
juga,
keterbatasan terhadap penyediaan sarana produksi termasuk upaya pengendalian hama dan penyakit, disamping kejadian bencana alam banjir dan kekeringan yang setiap tahun terjadi juga mengganggu sistem produksi. Khusus untuk padi, panen terbesar terletak dimusim hujan, sehingga kualitas rendah, dan harga jatuh. Selanjutnya untuk komoditi lain, seperti tembakau, tebu/gula juga terjadi dan hal ini disebabkan oleh perilaku petani yang ikut-ikutan menanam komoditi yang pada awal
mulanya
mempunyai
prospek
baik.
Kondisi
demikian
mengakibatkan tidak stabilnya harga produk pertanian. Minimnya akses terhadap informasi dan sumber permodalan, menyebabkan masyarakat petani/nelayan, dan masyarakat pesisir tidak dapat mengembangkan usahanya secara layak ekonomi. Sehingga perlu
dikembangkan
model-model
keungan
mikro
bagi
nelayan
ataupun kelompok nelayan. Akses petani dan nelayan terhadap prasarana dan sarana transportasi juga menghambat pemasaran
88 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan sehingga menekan harga produk. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya kelautan disebabkan oleh
keterbatasan
infrastruktur
termasuk
armada
penangkapan,
sehingga belum mampu menjangkau Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), konflik nelayan yang dapat menurunkan produktivitas, pengawasan dan keamanan laut yang belum optimal. Pola penganekaragaman pangan dan gizi yang masih rendah. Masih tingginya ketergantungan masyarakat terhadap beras sebagai bahan pangan pokok, dan kurangnya pemanfaatan pangan lokal sebagai
bahan
pangan
alternatif.
Seiring
dengan
pertumbuhan
penduduk, maka kebutuhan akan beras akan semakin meningkat, sedangkan kenaikan produksi beras / padi tidak seimbang dengan kenaikan konsumsi. Disamping itu kondisi tersebut ditunjang oleh tingkat
kosumsi
pemenuhan
protein
dan
hewani
aksesibilitas
masyarakat masyarakat
dan miskin
kurangnya terhadap
ketersediaan pangan yang memadai dan bermutu yang berakibat pada terbatasnya kecukupan dan mutu pangan ditingkat rumah tangga. Pada umumnya angkatan kerja di pedesaan bertambah akan tetapi lahan pertanian telah berkurang dan terjadi alih fungsi sawah menjadi non sawah. Selain itu, sebagian besar kegiatan ekonomi di pedesaan masih mengandalkan produksi komoditas primer sehingga nilai
tambah
yang
dihasilkan
kecil.
Hal
ini
disebabkan
oleh
tertinggalnya akses pengetahuan dan teknologi pertanian yang bisa meningkatkan nilai tambah produk pertanian maupun penambahan tenaga terampil yang bisa mendukung pengembangan pengetahuan dan teknologi pertanian. Tingginya risiko kerentanan yang dihadapi petani dan pelaku usaha di pedesaan. Petani dan pelaku usaha di kawasan pedesaan sebagian besar sangat bergantung pada alam. Kondisi alam yang tidak bersahabat akan meningkatkan risiko kerugian usaha seperti gagal panen karena banjir, kekeringan, maupun serangan hama penyakit. Pada kondisi demikian, pelaku industri kecil yang bergerak di bidang 89 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
pengolahan produk-produk pertanian otomatis akan terkena dampak sulitnya memperoleh bahan baku produksi. Risiko ini masih ditambah lagi dengan fluktuasi harga dan struktur pasar yang merugikan, ditambah lagi lemahnya kebijakan untuk proteksi terhadap petani. Lemahnya kegiatan ekonomi diluar sektor pertanian. Kegiatan ekonomi diluar sektor pertanian termasuk didalamnya industri kecil yang mengolah hasil pertanian maupun industri kerajinan serta industri lainnya sangat terbatas. Belum berkembangnya wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh. Beberapa wilayah di Kabupaten Blitar mempunyai potensi yang apabila dikembangkan secara optimal akan menjadikan wilayah tersebut sebagai wilayah yang strategis dan dengan dukungan sarana prasarana yang memadai dapat membuat wilayah atau kawasan dimaksud cepat tumbuh dan berkembang. Namun demikian sampai dengan saat ini pengembangan wilayahwilayah tersebut masih mengalami beberapa kendala, antara lain: (1) adanya
keterbatasan
informasi
pasar
dan
teknologi
untuk
pengembangan produk unggulan; (2) keterbatasan jaringan prasarana dan sarana fisik dan ekonomi dalam mendukung pengembangan kawasan dan produk unggulan daerah; (3) masih lemahnya koordinasi, sinergi,
dan
kerjasama
diantara
pelaku-pelaku
pengembangan
kawasan, baik pemerintah, swasta, lembaga non pemerintah, dan masyarakat, serta antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten, dalam upaya meningkatkan daya saing produk unggulan; (4) masih terbatasnya akses petani dan pelaku usaha skala kecil terhadap modal pengembangan usaha, input produksi, dukungan teknologi, dan jaringan pemasaran, dalam upaya mengembangkan peluang usaha dan kerjasama
investasi:
(5)
belum
optimalnya
dukungan
kebijakan
nasional dan daerah yang berpihak pada petani dan pelaku usaha swasta; (6) belum berkembangnya infrastruktur kelembagaan yang berorientasi
pada
pengelolaan
pengembangan
usaha
yang
berkelanjutan dalam perekonomian daerah; (7) belum optimalnya pemanfaatan kerangka kerjasama antar wilayah untuk mendukung 90 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
peningkatan daya saing kawasan dan produk unggulan, serta (8) masih rendahnya sikap profesionalisme dan kewirausahaan dari pelaku pengembangan kawasan di daerah. Wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh bila sudah berkembang diharapkan akan dapat berperan sebagai penggerak bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah sekitarnya yang miskin sumber daya dan masih terbelakang. Permasalahan lingkungan hidup yang terjadi adalah adanya lahan kritis baik di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan. Terjadinya proses hampir punahnya beberapa biota endemik yang disebabkan kerusakan pantai oleh abrasi ataupun penambangan yang tidak ramah lingkungan hingga terjadinya kerusakan fisik pada ekosistem pesisir dan laut serta degradasi terumbu karang akibat illegal fishing. Belum memadainya data potensi dan konservasi mengenai air tanah, belum memadainya data daerah rawan bencana dan geologi lingkungan, lingkungan
lemahnya koordinasi antar instansi dalam pengelolaan hidup,
belum
konsistennya
peraturan
perundangan
pengelolaan lingkungan hidup mulai dari pusat sampai ke daerah dikaitkan dengan otonomi daerah: dan rendahnya tingkat kesadaran dan budaya pelestarian lingkungan di tingkat masyarakat pada segala strata kehidupan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup; lemahnya pengawasan dan pengendalian kerusakan kualitas lingkungan yang ditandai dengan tinggi tingkat pelanggaran dan perusakan lingkungan. Lemahnya
penegakan
hukum
lingkungan
hidup.
Belum
tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan lingkungan hidup yang memadai, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Belum adanya koordinasi antar daerah dalam pengelolaan sampah secara terpadu, pencemaran air, sungai, pencemaran udara, kualitas udara disebabkan pencemaran dari sumber bergerak (sektor transportasi) dan sumber tidak bergerak (industri); Pencemaran tanah, yang lebih banyak diakibatkan oleh pengelolaan sampah (padat) parsial, terutama pada wilayah-wilayah lokasi TPA.
91 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
d. Belum optimalnya Pelaksanaan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik (good governance). Reformasi birokrasi belum berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Hal
tersebut
terlihat
dengan
masih
rendahnya
pelaksanaan prinsip-prinsip good govermance seperti transparansi, akuntanbilitas dan partisipasi di lingkungan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Hal ini diperlukan adanya sistem monitoring yang terpadu untuk bisa secara periodik dilakukan pembenahan dan perbaikan. Koordinasi selama
ini
perencanaan
masih
dirasakan
pembangunan belum
yang
optimal
dilaksanakan
khususnya
dalam
koordinasi dan sinkronisasi. Masih terbatasnya profesionalisme di kalangan aparatur, dalam hal ini adalah terbatasnya jumlah tenaga professional , tenaga terampil, khususnya tenaga perencanaan di samping itu partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan juga sangat terbatas, serta masih belum meratanya distribusi tenaga yang memenuhi kompetensi di Dinas/Instansi. Belum
optimalnya
penguasaan
dan
pemanfaatan
teknologi
informasi di kalangan aparatur pemerintahan. Perkembangan yang cepat dari teknologi informasi dan komunikasi belum ditangkap sebagai peluang dan kekuatan dalam pelaksanaaan pemerintahan dan pembangunan, khususnya dalam sosialisasi dan pencarian alternatifalternatif
kebijakan
dalam
pelaksanaan
pemerintahan
dan
pembangunan maupun pengawasan. Belum optimalnya tingkat pelayan publik. Terbatasnya tenaga yang profesional dan terampil berpengaruh pada rendahnya efisiensi dan efektifitas kerja, serta rendahnya kualitas pelayanan umum. Belum optimal pelayan publik juga disebabkan oleh terbatasnya sarana dan prasarana. Sehingga dirasa perlu adanya crisis centre untuk pelayanan publik ini, yang dilakukan dengan melibatkan multi stake holders. Pola hubungan pemerintah dan masyarakat yang belum sesuai dengan
kebutuhan
demokratisasi.
Hubungan
pemerintah
dan
masyarakat yang konstruktif dalam mendorong proses konsolidasi demokrasi belum berjalan dengan optimal yang disebabkan masih 92 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
adanya aparat yang belum memahami perubahan paradigma birokrasi yang lebih mengedepankan pelaksanaan good govermance. Hal ini ditandai dengan belum terbukanya ruang publik dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berada di dalam domain kemasyarakatan 2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Sesuai dengan amanat pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah Daerah Propinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, bahwa dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah dapat menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan menjadi kewenangan pemerintah daerah terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan Wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang terkait dengan pelayanan lingkungan
dasar
bagi
hidup,
masyarakat
perhubungan,
seperti;
pendidikan,
kependudukan
dan
kesehatan, sebagainya.
Sedangkan urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang berkait dengan potensi keunggulan yang menjadi kekhasan daerah. Urusan luar urusan wajib dan pilihan diselenggarakan oleh pemerintah daerah, sepanjang menjadi kewenangan daerah. Urusan wajib dan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang dijadikan dasar dalam penyusunan suatu organisasi dan tata kerja pemerintah daerah. Seiring dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Kabupaten sesuai dengan PP nomor 38 tahun 2007 tersebut, dalam penerapannya terdapat permasalahan-permasalahan yang berpotensi mengganggu pencapaian sasaran pembangunan sesuai dengan target yang
ditetapkan.
Permasalahan-permasalahan
tersebut
antara
lain
sebagaimana uraian berikut : a. Urusan Perencanaan Pembangunan 93 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
Prinsip
partisipatif
merupakan
landasan
bagi
perumusan
perencaan dan pelaksanaannya, sehingga sesuai dengan kondisi dan aspirasi
masyarakat.
Dalam
implementasinya,
sebagian
besar
perencanaan hasil pelibatan masyarakat belum menjadi dasar dalam perencanaan pembangunan. tiga hal yang menjadi penyebabnya pertama, kualitas dari aspirasi masyarakat belum berpijak pada permasalahan yang ada, namun lebih kepada keinginan yang kurang mempunyai dampak lebih luas. Kedua, belum kuatnya mekanisme perencanaan partisipatif terakomodasinya
yang bisa menjamin keterwakilan dan
aspirasi
masyarakat
secara
proposional
dan
akuntabel. Ketiga kapasitas perencanaan belum memadai disemua tingkatan terutama yang terkait dengan identifikasi dan prioritas masalah, penentuan tujuan, penyusunan dan pengembangan rencana program, pelaksanaan program dan evaluasi program. Keempat belum konsistenya
dalam
perencanaan
Pembangunan
dari
dokumen
perencaan jangka panjang, jangka menengah dan Rencana Kerja Tahunan
Daerah
di
karenakan
factor-faktor
eksternal
berupa
kepentingan Politik . Identifikasi masalah belum dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik dan indikator yang tepat. Padahal kegiatan ini merupakan salah satu kunci keberhasilan program pembangunan secara keseluruhan karena sangat menentukan derajat urgensi kebutuhan, akseptabilitas usulan, serta
efisiensi
dan
efektifitas
implementasi
program
yang
dilaksanakan. Ego sektoral dalam pelaksanaan pembangunan juga berdampak pada kurangnya sinergitas dan keterpaduan, sehingga setiap SKPD cenderung bekerja sendiri-sendiri berdasarkan tugas dan fungsinya. Sinergitas pelaksanaan program pembangunan antara pembangunan nasional, pembangunan propinsi dan pembangunan kabupaten belum optimal. Dalam pasal 19 ayat 2 UU 32 tahun 2004 dinyatakan bahwa penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan DPRD,
kemudian
pada
pasal
40
ditegaskan
bahwa
DPRD
94 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
berkedudukan sebagai unsur pemerintah daerah yang bersama-sama dengan Kepala Daerah membentuk dan membahas APBD. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan mitra sejajar yang sama-sama melakukan tugas
sebagai
penyelenggara
pemerintahan
daerah.
Hubungan
tersebut tercermin dalam pembuatan kebijakan daerah berupa Peraturan Daerah. Dengan demikian antara kedua lembaga tersebut harus
membangun
hubungan
yang
saling
mendukung
bukan
merupakan lawan atau pesaing dalam melaksanakan fungsi masingmasing. Selain itu dipandang perlu pula dilakukan komunikasi politik yang baik dan kondusif antara legislatif dan eksekutif agar tercipta sudut
pandang
bersama
yang
baik
dan
bisa
mendukung
pembangunan daerah yang efektif, efisien dan akuntabel.
Dalam
implementasinya, program/kegiatan dan dana yang telah disepakati oleh
TAPD
dapat
berubah
atas
permintaan
DPRD pada
saat
pembahasan dengan DPRD. Akibatnya, terjadi perubahan mendasar baik yang terkait dengan lokasi maupun substansi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh masing-masing SKPD. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya intervensi politik terhadap proses penganggaran tersebut antara lain: (1) Ketidaksiapan SKPD dalam memberikan dukungan data yang akurat terkait dengan tujuan dan sasaran kegiatan, (2) Ketidak siapan SKPD dalam merumuskan argumentasi yang dapat diterima mengenai pentingnya program/kegiatan untuk dapat dilaksanakan, (3) adanya kepentingan politik terhadap kontituen dan daerah pilihan. b. Urusan
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. Permasalahan penyelenggaraan akuntabilitas daerah, hal ini terutama terkait jumlah laporan yang harus disusun oleh pemerintah daerah dan tingkat ketaatan SKPD terkait untuk menyusun dan 95 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
menyampaikan
laporan
kepada
pemerintah
daerah.
Dari
sisi
pelaporan oleh pemerintah daerah ke pemerintah pusat, belum terjadi adanya umpan balik terhadap dokumen yang disampaikan. Dari sisi pemerintah daerah, jumlah laporan
yang harus disusun juga
memerlukan kerjasama tim yang baik. Namun masih kurangnya kerjasama inilah yang mengakibatkan laporan yang dihasilkan banyak yang belum mendekati objektivitas terhadap substansi laporan yang dikehendaki. Permasalahan penyelenggaraan keuangan daerah antara lain terkait dengan keluarnya kebijakan pemerintah tentang pajak daerah dan retribusi daerah yang sedikit membatasi ruang gerak pemerintah daerah dalam menggali potensi pendapatan daerah. Selanjutnya implementasi pengelolaan keuangan daerah dan pertanggungjawaban keuangan daerah yang bebasis kinerja belum sepenuhnya menjadi dasar penyusunan program dan kegiatan daerah. Permasalahan penyelenggaraan kepegawaian daerah, pemerintah daerah
dihadapkan
pada
kenyataan
bahwa
terdapat
sejumlah
kekurangan jumlah maupun kualitas sumber daya aparatur daerah. Meskipun hampir setiap tahun dilaksanakan rekruitmen namun belum mampu memenuhi kebutuhan jumlah pegawai akibat dari jumlah formasi yang diajukan pemerintah daerah tidak selalu dipenuhi oleh pemerintah. Dibalik semua itu persoalan mendasar terletak pada aspek kualitas pegawai daerah yang ada saat ini sebagian masih belum memiliki
standar
kapasitas
yang
diperlukan.
Oleh
karenanya
peningkatan kualitas perlu dilakukan melalui pendidikan dan latihan (diklat). Permasalahan selanjutnya adalah kesejahteraan pegawai yang tidak
kunjung
terpecahkan.
Penambahan
pendapatan
melalui
tunjangan daerah belum sepenuhnya berdampak pada peningkatan kinerja. Permasalahan penyelenggaraan kelembagaan daerah yang terus mengalami perubahan namun belum juga mencerminkan prinsip efektiitas dan efisien pemerintah daerah. Analisis beban kerja yang 96 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
disusun saat ini diharapkan dapat menjadi solusinya namun apabila strukturnya masih mengacu pada pola maksimal maka hal tersebut juga belum memberikan jalan keluar. Permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di daerah, dalam hal ini terkait dengan standar pelayanan minimal (SPM) yang belum sepenuhnya menjadi dasar pelayanan oleh SKPD khususnya yang telah memiliki pedoman SPM dari kementerian/lembaga. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap upaya-upaya yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian target SPM dan kurangnya melibatkan pihak-pihak diluar birokrasi yang bisa membantu mulai dari sisii perencaan, pengembangan sistem hingga monitoring evaluasi SPM secara independen. Dikaitkan dengan peningkatan daya guna kekayaan dan aset daerah, masih adanya permasalah pendataan aset yang belum terselesaikan dan adanya aset-aset yang belum tersertifikasi karena berada pada penguasaan perorangan atau masyarakat. Selain itu sumber pendapatan daerah relatif terbatas karena munculnya aturan baru yang cenderung mengurangi sumber pendapatan daerah dan tidak
diperkenankannya
pemerintah
daerah
menggali
sumber
pendapatan lain diluar ketentuan yang berlaku. Perlu dilakukan terobosan hukum yang melindungi dan menjamin atas keberadaan aset daerah yang bisa ditata ulang untuk dilakukan optimalisasi penggunaannya untuk kepentingan dan kemakmuran masyarakat. Permasalahan yang dihadapi dalam bidang pemerintahan dan pembangunan
desa
antara
lain
masih
rendahnya
keterlibatan
masyarakat pedesaan dalam kegiatan ekonomi produktif, yang disebabkan
rendahnya
kemampuan
mengakses
kesempatan
berusaha, kurangnya kesempatan ekonomi. Rendahnya kemampuan mengakses kepemilikan
kesempatan
berusaha
produktif,
lemahnya
disebabkan sumberdaya
terbatasnya pasar dan informasi pasar
oleh
terbatasnya
modal
usaha,
serta rendahnya tingkat
kewiraswastaan sosial. Sehingga dirasakan perlu untuk ada inisiasi untuk lahirnya semacam gabungan-gabungan usaha di tingkat desa 97 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
dalam bentuk cluster-cluster usaha yang kemudian bisa di fasilitasi untuk lahirnya lembaga keuangan mikro di desa untuk mendukung kebutuhan pendanaan bagi usaha mikro dan gabungan usaha yang sudah dikembangkan. Disisi lain tingkat partisipasi masyarakat pedesaan dalam penetapan kebijakan juga masih rendah yang disebabkan
karena
kurangnya
representasi
orang
miskin
dan
terbatasnya ruang publik. Menyangkut permasalahan perbatasan wilayah, masih terdapat kendala dengan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam menetapkan batas wilayah di sekitar Gunung Kelud. Hal ini terjadi akibat keluarnya keputusan Gubernur Jawa Timur yang menetapkan Kawasan Gunung Kelud masuk di wilayah Kabupaten Kediri dan ini mengakibatkan penolakan surat tersebut dari pemerintah Kabupaten Blitar. c. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Berbagai perundangan-undangan yang ditetapkan pemerintah pusat implementasinya mengalami berbagai kendala karena belum didukung oleh sistem hukum yang mapan, aparatur hukum yang bersih
serta
prasarana
dan
sarana yang
memadai. Akibatnya
penegakan hukum menjadi lemah dan perlindungan hukum serta Hak Asasi Manusia (HAM) seolah menjadi ranah yang dapat diabaikan. Peraturan perundang-undangan yang baru, selain banyak yang saling bertentangan juga tidak segera ditindak lanjuti dengan peraturan pelaksanaannya. Hal tersebut mengakibatkan daerah mengalami kesulitan dalam menindaklanjuti dengan peraturan daerah dan implementasinya. Peraturan daerah masih banyak yang belum disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang baru. Permasalahan lain adalah lemahnya budaya hukum masyarakat. Disisi lain pengembangan karakter kebangsaan terutama bagi pemuda perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjutan sebagai bentuk dari pengembangan kesatuan bangsa.
98 - II | RKPD KAB. BLITAR 2014
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan ekonomi daerah Kabupaten Blitar bertumpu pada kebijakan ekonomi nasional sebagaimana tertuang dalam RPJMN 20102014 yang berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang didukung dengan pengurangan kemiskinan, peningkatan kesempatan kerja, dan pengembangan ekonomi lokal serta pembangunan ekonomi berciri karakter daerah sesuai kondisi geografis dan potensinya. Dalam lingkup regional kebijakan ekonomi Propinsi Jawa Timur dapat dihubungkan dengan 5 indikator kinerja utama yang ditetapkan dalam
RPJMD
Propinsi
Jawa
Timur
2009-2014
yaitu:
Tingkat
Pengangguran Terbuka, Persentase Penduduk Miskin, Pertumbuhan Ekonomi,
Indeks
Disparitas
Wilayah
serta
Indeks
Pembangunan
Manusia. Sejalan dengan kebijakan nasional dan propinsi maka kebijakan ekonomi daerah Kabupaten Blitar sesuai RPJMD 2011-2016 diarahkan pada: a. Penyediaan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, pengembangan pariwisata dan pengentasan kemiskinan. b. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat khususnya di pedesaan. c. Memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. d. Mengupayakan
iklim
yang
mendukung
bagi
terciptanya
pengembangan usaha dan peluang kerja. Pembangunan infrastruktur merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari pembangunan daerah. Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Kegiatan trasnportasi merupakan tulang punggung pola distribusi baik barang maupun penumpang. 1- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
Infrastruktur
lainnya
seperti
jaringan
irigasi
merupakan
aspek
terpenting dalam upaya peningkatan produksi pertanian di kabupaten Blitar. Ketersediaan sarana perumahan dan permukiman, antara lain air minum dan sanitasi secara luas dan merata serta pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Berperan ketersediaan
penting
dalam
pengairan
membuka
merupakan
isolasi prasyarat
wilayah,
serta
kesuksesan
pembangunan pertanian dan sektor-sektor lainnya. Disisi lain, kondisi pelayanan dan penyediaan infrastruktur perlu pula diimbangi dengan usaha rehabilitasi dan pembangunan kembali berbagai infrastruktur yang rusak, serta peningkatan kapasitas dan fasilitas baru yang tentunya memerlukan pendanaan yang besar. Untuk itu dengan terbatasnya sumber-sumber pendanaan pemerintah, perlu dicarikan solusi inovatif guna menanggulangi masalah perawatan dan perbaikan infrastruktur yang rusak. Dalam RPJMD 2011-2016, kebijakan pembangunan infrastruktur di
kabupaten
Blitar
dilaksanakan
dalam
rangka
mempercepat
pertumbuhan ekonomi, aktivitas sosial dan budaya. Hal ini berarti bahwa setiap pembangunan yang dilaksanakan mempunyai tujuan strategis dalam meningkatkan ekonomi suatu wilayah, memperlancar aktivitas sosial kemasyarakatan serta menumbuh kembangkan budaya daerah sebagai Selain itu, infrastruktur mempunyai peran penting dalam memperkecil kesenjangan wilayah di kabupaten Blitar. Jaringan jalan dan jembatan yang tersedia secara merata dan dalam kondisi terpelihara
merupakan
fasilitas
yang
harus
diperjuangkan
kebelangsungannya. Dapat dikatakan bahwa disparitas wilayah dapat juga diidentikkan dengan kesenjangan infrastruktur. Dalam konteks ini, kedepannya pendekatan pembangunan infrastruktur berbasis wilayah semakin penting untuk diperhatikan. Pengalaman menunjukkan bahwa infrastruktur transportasi aset daerah.
2- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
Upaya yang dilakukan selama tahun anggaran 2013 dibidang infrastruktur adalah sebagai berikut: (1)
Terlaksananya
program
pembangunan jalan dan jembatan, (2) Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan, (3) Peningkatan/pembangunan jalan dan jembatan, (4) Peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan, (5) Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, (6) Pembangunan perpipaan air minum dan air bersih, (7) Pembangunan infrastruktur ibu kota Kabupaten Blitar di Kanigoro, (8) Pembangunan jaringan TIK terintegrasi (egovernment) di SKPD Kabupaten Blitar. Kondisi perekonomian daerah kurun waktu 2010-2012/20102014 relatif stabil mengingat perekonomian Kabupaten Blitar masih ditopang oleh sektor pertanian sebagai penyumbang terbesar dari produk
domestik
regional
bruto
(PDRB).
Upaya
yang
dilakukan
pemerintah daerah dalam rangka memelihara pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas secara langsung adalah terus mendorong masuknya investasi masyarakat dengan berbagai kemudahan pelayanan perijinan, serta meningkatkan iklim investasi yang makin baik serta meningkatkan penyediaan infrastrukur penunjang yang diperlukan. Pada sisi pengeluaran anggaran daerah, strategi yang ditempuh untuk meningkatkan
efektivitas
dan
efisiensi
belanja
daerah
adalah
penajaman alokasi anggaran daerah yang lebih terarah dan tepat sasaran. Sebagai daerah dengan potensi di sektor pertanian dalam arti luas,maka pertumbuhan ekonomi daerah sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor pertanian. Strategi dan arah kebijakan pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Blitar adalah dengan mengupayakan pemenuhan pangan yang bermutu dan terjangkau melalui upaya: (1) mempertahankan tingkat produksi pangan dengan menciptakan lahan pertanian
berkelanjutan,
(2)
meningkatkan
populasi
ternak
dan
produksi hasil ternak agar ketersediaan dan keamanan pangan hewani dapat lebih terjamin untuk mendukung peningkatan kualitas SDM, (3) melakukan
penganeka
ragaman
pangan
untuk
menurunkan 3- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
ketergantungan pada beras dengan melakukan rekayasa sosial terhadap pola konsumsi masyarakat. Meskipun demikian kontribusi sektor ini mulai menunjukkan adanya pergeseran ke sektor sekunder dan tersier. Erat hubungannya dengan sektor pertanian, maka pembangunan ekonomi
perdesaan
mempunyai
dampak
signifikan
pada
upaya
peningkatan taraf hidup masyarakat di perdesaan, menumbuhkan partisipasi
aktif
menciptakan
masyarakat
hubungan
yang
dalam
pembangunan
selaras antara
dan
masyarakat
mampu dengan
lingkungannya. Pembangunan perdesaan yang berkelanjutan berpotensi besar untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah, setidaknya dalam empat hal yaitu: penanggulangan
kemiskinan,
pemerataan
distribusi
pertumbuhan,
ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan. Sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD 2011-2016 dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan ditandai dengan: (1) Menurunnya persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan, (2) Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau, (3) Meningkatnya daya beli, (4) Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan UMKM, (5) Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja, (6) Meningkatnya peran dan kontribusi kawasan perdesaan sebagai basis pertumbuhan ekonomi dan (7) Terciptanya lapangan kerja. Sebagai
indikator
keberhasilan
pembangunan,
pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Blitar menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Ini berarti bahwa pembangunan yang dilaksanakan berhasil membawa perubahan yang diinginkan. Pertumbuhan ekonomi diperoleh dari kenaikan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000. Untuk Kabupaten Blitar PDRB ADHB 2000 memiliki kecenderungan yang meningkat secara stabil sejak tahun 2006. Walaupun pada tahun 2009 pertumbuhannya tidak setinggi tahun sebelumnya, namun kenaikan yang
terjadi bersifat perlahan 4- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
sehingga mampu mendongkrak laju PDRB dari tahun ke tahun. Hal ini menggambarkan adanya peningkatan kapasitas produksi pada level sedang. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar tahun 2010 mencapai 6,08 persen, dan tahun 2011 dari angka sementara (BPS Kab. Blitar, 2011) mengalami peningkatan menjadi 6,32 persen. 2012. Berdasarkan RPJMD 2011-2016, maka pertumbuhan ekonomi sebesar 6,32 persen tersebut telah mendekati
target yang telah ditetapkan yakni sebesar
6,34 persen. Peningkatan Pertumbuhan ekonomi menggambarkan pula adanya peningkatan PDRB Kabupaten Blitar dari 11,01 trilyun tahun 2010 menjadi 12,3 trilyun pada tahun 2011 menjadi 38,74. Peningkatan ini menggambarkan kemampuan daerah dalam mengelola dan memberikan nilai tambah terhadap sumber daya alam yang dilakukan dalam aktifitas perekonomian.
1. Inflasi Pergerakan laju PDRB per Kapita ADHB di Kabupaten Blitar memiiliki pola pergerakan yang hampir sama dengan pergerakan inflasi.
PDRB
pendapatan
yang
meningkat
masyarakat
apabila
akan inflasi
bermakna berada
peningkatan
dibawah
PDRB
perkapita ADHB. Artinya semakin rendah inflasi maka kemampuan daya beli masyarakat semakin meningkat.
Inflasi Kabupaten Blitar
tahun 2012 sebesar 5,17 persen atau mengalami penurunan dibanding tahun 2010 sebesar 0,21 persen. Hal ini positif terhadap peningkatan daya beli masyarakat. Pergerakan laju PDRB per kapita dengan Inflasi Kabupaten Blitar dapat dilihat dalam grafik berikut:
5- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
Pertumbuhan Ekonomi 10
7,73
8 6 4
6,04
5,36
6,08
6,33
5,18
5,38
5,33
2009
2010
2011
2
6,35
4,82
0 2008
Pertumbuhan Ekonomi
2012
Inflasi
Data tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar mencapai 6,08 persen. Melihat kontribusi sektor pertanian yang masih dominan (45,54 %) maka upaya pengembangan agrobisnis di Kabupaten
Blitar
merupakan
peluang
untuk
meningkatkan
pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan ekonomi perdesaan. Patut dicermati pula bahwa laju pertumbuhan sektor pertanian terus mengalami penurunan dari 3,72 persen tahun 2009 menjadi 2,94 persen. Hal ini berarti bahwa sektor diluar pertanian mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi. Pencapaian revitalisasi pertanian dapat dilihat dari sektor pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan dan perkebunan. Tahun 2012 produksi sektor pertanian tanaman pangan relatif baik dengan rincian sebagai berikut:
6- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 3.1 Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Kab. Blitar Tahun 2011 No 1
Komoditas Padi (Gabah kering giling)
Produksi 361.153 ton
2
Jagung
431.984 ton
3
Kedelai
11.562 ton
4
Cabe besar
115,5 ton
5
Cabe rawit
101,9 ton
Sumber : Dinas Pertanian, 2012
Sesuai target RPJMD 2011-2016 capaian produksi padi tahun 2012 telah melampaui target yang ditetapkan sebesar 281.772 ton, produksi kedelai melebihi target sebesar 11.351 ton, cabe melebihi target sebesar 12.005 ton. Sedangkan untuk produksi jagung tahun 2011 masih belum mencapai target RPJMD sebesar 467.697 ton. Untuk
sektor
peternakan
capaian
produksi
hasil-hasil
peternakan tahun 2011 menunjukkan kinerja yang baik dimana produksi daging, telur dan susu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Produksi daging sebesar 42,9 ton lebih tinggi dari target RPJMD sebesar 41.430 ton, produksi telur 142, 4 sebesar ton lebih tinggi dari target sebesar 135.469 ton dan produksi susu sebesar 40.553 ton lebih tinggi dari target sebesar 38.900 ton. Namun demikian tetap ditemui kendala harga pasar yang belum meningkat secara nyata. Untuk mempertahankan kinerja di sektor peternakan, tahun 2011 kegiatan pelayanan dibidang peternakan meliputi ;
7- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 3.2 Kegiatan Pelayanan Dinas Peternakan Kabupten Blitar tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7
Kegiatan Pelayanan Vaksinasi Flu Burung Vaksinasi SE Vaksinasi Brucella (sapi perah) Pelayanan IB Pemeriksaan sampel pakan Pemeriksaan sampel darah Pemeriksaan sampel bahan asal hewan
Volume 40.000 ekor 325 ekor 824 ekor 55.922 ekor 590 sampel 1733 sampel 999 sampel
Sumber : Dinas Peternakan, 2012
Selain peningkatan pelayanan, dilakukan pula program bantuan sosial yang meliputi kegiatan pembangunan sarana pemasaran berupa kios daging dan peralatan 1 unit di Pasar Kademangan, tempat penampungan susu dan peralatannya 1 unit di Kecamatan Garum, perluasan areal HMT seluas 10 hektar di Kecamatan Ponggok, pengembangan lumbung pakan 1 unit di Kecamatan Ponggok, penguatan pabrik pakan 1 unit di Kecamatan Ponggok, pengembangan kelinci sebanyak 300 ekor di Kecamatan Gandusari, Pengembangan sapi perah sebanyak 20 ekor di Kecamatan Garum, Bantuan Sapi PO sebanyak 17 ekor di Kecamatan Ponggok, Sapi betina cross sebanyak 13 ekor di Kecamatan Kanigoro, penyaluran insentif betina produktif kepada 3 kelompok tani untuk 960 ekor sapi bunting, bantuan ternak kambing sebanyak 51 ekor di Kecamatan Binangun. Selain itu melalui kegiatan sarjana membangun desa (SMD)
tahun 2011 telah disalurkan bantuan pengadaan ternak
sebagai berikut: Tabel 3.3 Bantuan Pengadaan Ternak Dalam Rangka Sarjana Membangun Desa (SMD) Kabupaten Blitar tahun 2011 NO.
Jenis Ternak
1
Kambing
2
Ayam Arab
3 4 5
Ayam Buras Domba Sapi Potong
Volume 211 ekor 1.410 ekor pullet, 1000 ekor doc 1.375 ekor 212 ekor 55 ekor
Lokasi Kanigoro, Doko, Kesamben Kademangan Sanankulon Wonodadi Talun 8- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
Untuk meningkatkan permodalan,
tahun 2012
juga telah
direalisasi kerjasama dengan perbankan untuk menyalurkan kredit usaha peternakan melalui KKPE, KUPS dan KUR kepada 76 kelompok ternak dengan nilai sebesar 240,33 milyar. Peran koperasi dalam membuka akses permodalan bagi UMKM juga terus ditingkatkan dan darahkan untuk memperbesar peluang usaha serta menumbuhkan iklim perbaikan yang semakin sehat antara koperasi dan UMKM dalam pembantu pembiayaan. Tahun 2012
tercatat
sebanyak
memberdayakan
koperasi
777
koperasi,
tersebut
dan
beberapa
untuk
terus
kegiatan
telah
dilaksanakan antara lain adanya pelatihan manajemen koperasi, kerjasama pemasaran produk unggulan Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Gianyar, Bali, Pembentukan forum KSP/USP dan UMKM, pembentukan Klinik Konsultasi Bisnis (KKB). Pemberian penghargaan Paramadhana Madya Koperasi dari Presiden tahun 2011, merupakan prestasi terhadap pembinaan koperasi di Kabupaten Blitar dan bukti adanya komitmen pemerintah dalam memberdayakan koperasi dan UMKM.
3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah 2013 dan Perkiraan Tahun 2014. Perkembangan
ekonomi
Kabupaten
Blitar
tahun
2013
dibanding tahun sebelumya memperlihatkan pertumbuhan yang meningkat khususnya di sektor bangunan, perdagangan dan hotel, keuangan, persewaan dan jasa-jasa. Meskipun sektor pertanian
sebagai
penggerak
ekonomi
Kabupaten
Blitar
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Untuk sektor pertanian dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan karena faktor cuaca maupun terus berkurangnya luas lahan budidaya.
Disisi
lain
pertubuhan
sektor
lain
mampu
menggerakkan perekonomian. Penurunan pertumbuhan sektor pertanian (primer) tidak berarti produksi sektor tersebut turun, 9- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
namun pertumbuhannya kalah cepat dengan sektor yang lain. Secara umum pertumbuhan ekonomi daerah sangat dipengaruhi kondisi perekonomian regional dan ekonomi domestik nasional yang relatif tidak terpangaruh oleh krisis ekonomi yang melanda diberbagai
negara.
pembangunan
Penyerapan
infrastruktur
anggaran
juga
pemerintah
berpengaruh
serta
terhadap
peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. Sektor bangunan sebagai penggerak ekonomi daerah, beserta sektor perdangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi sebesar 31,31 persen terhadap PDRB tahun 2012. Pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagian besar terdorong oleh
pertumbuhan
perdagangan
barang-barang
konsumsi,
perdagangan eceran baik makanan maupun non makanan. Untuk sektor bangunan mengalami pertumbuhan sebesar 0,19 dari sebelumnya. Pertumbuhan positif juga dicapai oleh sektor jasajasa yang tumbuh sebesar 0,19 persen. Jika dilihat berdasarkan struktur ekonomi Kabupaten Blitar berdasarkan lapangan usaha, maka pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut sebagian besar ditopang oleh sektor primer yakni sebesar 47,90 persen. Perkembangan kontribusi sektor usaha di Kabupaten Blitar disajikan dalam tabel berikut : Tabel 3.4 Perkembangan Kontribusi Sektor Usaha Kab. Blitar 2010-2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
2010 47,11 2,36 2,58 0,41 2,19 27,75 2,32
2011 45,54 2,36 2,55 0,40 2,38 28,93 2,30
2012 44,40 2,54 2,44 0,40 2,45 29,67 2,27
4,36
4,43
4,53
10,92
11,09
11,30
Sumber : BPS, 2012
10- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
Pertumbuhan mencapai
6,32
ekonomi persen
Kabupaten
yang
Blitar
tahun
mengindikasikan
2012
bangkitnya
perekonomian daerah. Sektor perdagangan dan penggalian selama beberapa
tahun
menggembirakan.
terus Tahun
mengalami 2011
peningkatan
sektor
yang
pertambangan
dan
penggalian tumbuh 7,95 persen. Perkiraan Perekonomian Kabupaten Blitar tahun 2014 Berdasarkan
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar tahun 2011-2016, ditetapkan target pertumbuhan ekonomi daerah tahun 2013 sebesar 6,53 persen. Dengan proyeksi ini beberapa sektor primer harus tumbuh positif pada tahun 2014
seperti sektor pertanian
khususnya peternakan dan tanaman bahan makanan. Demikian juga untuk sektor perdagangan dan bangunan dapat tumbuh lebih tinggi dari tahun 2013. Beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi proyeksi pertumbuhan
ekonomi
daerah
dapat
berasal
dari
variable
eksogen, seperti situasi makro ekonomi nasional dan global sektor moneter, kebijakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), keadaan di pasar barang dan sebagainya. Sedangkan faktor endogen bersifat tidak langsung pada kinerja unit-unit kegiatan usaha mikro ekonomi yang tentunya sangat variatif. 1. Faktor eksternal (variabel eksogen) Meskipun perekonomian global masih diwarnai keraguan terhadap pemulihan krisis moneter di kawasan Eropa dan Amerika, namun prediksi optimis menyatakan bahwa perbaikan ekonomi
Amerika
pasca
pemilu
2012,
injeksi
likuiditas
pemulihan krisis oleh bank sentral Eropa sebesar 1 triliun uero akan berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi global termasuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
11- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
Krisis timur tengah (kawasan selat Hormutz) kemungkinan akan memicu kenaikan harga minyak dunia apabila tidak segera mendapatkan penyelesaian. Kenaikan harga minyak yang
drastis
akan
memperberat
beban
APBN
karena
meningkatnya subsidi energi. 2. Faktor internal Stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing menjadi pendukung kekuatan ekonomi tahun 2013 yang diprediksi pada kisaran Rp 9.840 per dolar AS. Nilai tukar ini masih lebih rendah dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) 2013 yakni Rp. 8.800 per dolar AS. Krisis ekonomi di Eropa mendorong terjadinya pelarian modal asing yang ada di Indonesia, sehingga akan mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah dan akan terus berlanjut di tahun 2013. Secara umum nilai tukar rupiah akan tetap stabil karena intervensi BI akan tetap menjadikan rupiah kisaran Rp 8.800 – 9.000 per dolar AS. Inflasi tahun 2013, diperkirakan akan sedikit lebih tinggi dari tahun 2012. Beberapa faktor yang mempengaruhi inflasi tahun 2013 adalah adanya kenaikan harga beberapa komoditas pangan, kenaikan BBM serta tarif dasar listrik. Untuk daerah Kabupaten Blitar inflasi terjadi apabila kenaikan harga-harga barang mengikuti rencana kenaikan harga BBM maupun pencabutan subsidi BBM. Naiknya pemeringkat
peringkat
utang
internasional
Indoesia
oleh
BB+
menjadi
dari
lembaga BBB-
mengindikasikan adanya kinerja ekonomi Indonesia yang makin menarik bagi masuknya investasi. Adanya meningkatkan peningkatan
kebijakan kinerja kompetensi
strategis ekonomi industri
pemerintah diantaranya strategis,
untuk melalui
penguatan
kerjasama pembiayaan investasi dengan swasta, perbaikan kinerja
perdagangan
internasional,
penguatan
konsumsi
12- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
masyarakat, dan perbaikan iklim investasi baik di sektor keuangan
maupun
riil,
merupakan
faktor
positif
bagi
perekonomian daerah dan nasional. Berdasarkan
perkembangan
ekonomi
global
maupun
nasional, maka kondisi perekonomian Kabupaten Blitar tahun 2013 diperkirakan mengalami perbaikan dari sisi penguatan daya beli masyarakat dari tahun 2010 sebesar 66,47 mekipun inflasi juga akan mengalami dari akibat pembatasan subsidi BBM bagi kendaraan pribadi. 3.1.2
Tantangan Perekonomian Daerah 2013 dan 2014 Secara
umum
tantangan
perekonomian
daerah
sangat
tergantung dari kondisi perekonomian nasional seperti gejolak pasar dunia dan krisis keuangan negaran-negara eropa yang berakibat pelemahan terhadap permintaan ekspor. Selain itu masalah
penyerapan
keterlambatan
turut
anggaran
pemerintah
memperlambat
yang
masuknya
mengalami
investasi
dan
menurunkan daya saing. Dengan kemajuan perekonomian daerah yang dicapai tahun 2012 dan masalah yang diperkirakan dihadapi tahun 2013, maka tantangan pokok yang akan dihadapi tahun mendatang adalah: 1. Pembenahan infrastruktur dan iklim usaha Peranan
infrastruktur
sangat
penting
bagi
masuknya
investasi daerah. Sebagai daerah dengan keunggulan di sektor pertanian, maka penyediaan infrastruktur yang berhubungan dengan sektor ini harus menjadi prioritas utama misalnya jalan penghubung antara sentra produksi dengan pasar, jalan usaha tani, irigasi, dan pengelolaan sumber daya air
termasuk
didalamnya rehabilitasi sumber-sumber mata air. Tantangan yang dihadapi dalam rangka pembangunan infrastruktur daerah adalah
bagaimana membentuk konektivitas wilayah secara
merata dan mampu menjadi penggerak pertumbuhan termasuk pula meningkatkan konetivitas dengan daerah yang berbatasan 13- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
dengan Kabupaten Blitar. Potensi wilayah Blitar timur dan utara perlu dikembangkan dengan meningkatkan kualitas jalan yang menghubungkan dengan Kota Batu maupun Malang. Sebagian besar masyarakat memang menghendaki adanya peningkatan kualitas jalan maupun jembatan diwilayah mereka. Namun dengan keterbatasan anggaran pembangunan, maka diperlukan perencanaan yang matang terhadap lokasi yang akan dibangun. Demikian juga dengan infrastruktur pertanian yang memerlukan banyak sekali perbaikan agar rencana meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dapat tercapai. 2. Penanggulangan kemiskinan Penanggulangan kemiskinan masih menjadi tantangan bagi Kabupaten Blitar. Data PPLS 2008 menggambarkan adanya kerentanan
terhadap
rumah
tangga
hampir
miskin
yang
berjumlah 35.010 RTM untuk bergeser menjadi miskin yang berjumlah 35.633 RTM. Kondisi perekonomian daerah sangat mempengaruhi kondisi rumah tangga tersebut. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memberdayakan rumah tangga miskin dan hampir miskin agar memiliki ketahanan terhadap peningkatan harga-harga serta gejolak sosial lainnya. Saat ini konsep terhadap pemberdayaan rumah tangga miskin perlu dipertegas lagi dengan penjabaran rencana aksi yang lebih konkrit dan terkoordinasi lintas sektor. 3. Stabilitas politik (keamanan dan ketertiban) Secara umum kondisi keamanan dan ketertiban daerah relatif sangat kondusif khususnya terhadap pengaruh ekonomi maupun sosial. Tanpa stabilitas keamanan maka sulit bagi investor untuk memulai usahanya. Tantangan tahun 2012 adalah makin menjadikan situasi dan kondisi sekarang lebih baik termasuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kekerasan kelompok yang mengarah pada SARA dan bentuk-bentuk premanisme serta pungutan liar terhadap aktivitas usaha dan perusahaan yang ada di Kabupaten Blitar. 14- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
4. Penanganan Bencana Alam Kejadian
bencana
alam
yang
patut
mendapatkan
kewaspadaan adalah terjadinya bencana letusan gunung Kelud, bencana
tanah
longsor
maupun
perubahan
iklim
yang
mempengaruhi produksi pertanian. Secara ekonomis, kejadian bencana tersebut diperkirakan akan membawa dampak yang cukup besar. Kemampuan dalam melakukan mitigasi bencana serta
perencanaan
tanggap
darurat
merupakan
tantangan
sekaligus hambatan bagi perekonomian daerah. 3.2 Arah kebijakan Keuangan Daerah Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Blitar tahun 2014 dibidang keuangan daerah secara umum diarahkan dalam rangka mendukung keuangan
terwujudnya daerah
Daerah
good
governance secara
melalui
profesional,
pengelolaan
terbuka,
dan
bertanggungjawab sesuai dengan perudang-undangan yang berlaku. Dengan adanya arah kebijakan ini, maka anggaran berbasis kinerja diharapkan dapat mencerminkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, yang berarti diarahkan pada kepentingan publik dan untuk mencapai visi dan misi pembangunan daerah lima tahun mendatang. 3.2.1.
Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Sumber-sumber
keuangan
daerah
secara
proporsional
diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, penggalian sumbersumber potensi baru untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD), serta perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Sumber pembiayaan pemerintah daerah dalam rangka perimbangan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah diperoleh berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dalam rangka otonomi daerah maka pengalokasian anggaran dan pemanfaatan potensi dan sumber daya daerah sangat bergantung kepada kreativitas dan kemauan dalam mengelola 15- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
anggaran
daerah
direncanakan
agar
mencapai
termasuk
hasil
menghasilkan
maksimal
yang
peningkatan
kesejahateraan masyarakat secara lebih merata. Kinerja keuangan daerah tahun 2013 tercatat realisasi pendapatan
daerah
sebesar
Rp
1.475.164.545.987
atau
mengalami kenaikan 12,2 persen dari tahun 2012. Dari sumber pendapatan daerah yang meliputi ; Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pendapatan Transfer, masing-masing mengalami kenaikan sebesar 8 persen untuk PAD dan 32 persen untuk pendapatan transfer. Dari sumber pendapatan yang berasal dari pendapatan asli daerah sebesar 96.052.863.495 kenaikan terbesar di sumbang dari Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 60 persen, pendapatan pajak daerah sebesar 20 persen dan retribusi daerah sebesar 18 persen. Kinerja pendapatan daerah sebagaimana tabel berikut :
16- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2010 – 2014 Jumlah NO
(1)
Uraian
(2)
Realisasi Tahun 2010
Realisasi Tahun 2011
Tahun Berjalan (2012)
Proyeksi /Target pada Tahun Rencana (2013)
Proyeksi /Target pada Tahun (2014)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1.1
Pendapatan asli daerah
63.376.869.989,74
76.240.651.681,19
77.035.611.105,64
96.052.863.495
108.881.573.621
1.1.1
Pajak daerah
13.599.217.141,00
17.455.401.496,00
16.957.205.807,97
18.524.860.750
34.432.450.580
1.1.2
Retribusi daerah
26.647.555.703
21.554.402.083
1.1.3
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
2.694.048.967
2.694.048.967
1.1.4
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
1.2
Dana perimbangan
1.2.1
Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak
1.2.2
13.200.186.345,00
13.416.915.968,00
15.427.400.291,73
48.186.398.075
50.200.671.991
885.432.510,32
1.249.337.841,04
1.473.053.006,04
1.647.672.943,59
1.894.823.885,13
35.692.033.992,68
44.118.996.376,15
43.177.952.000,00
44.341.740.837,90
49.884.458.442,64
Dana alokasi umum
767.817.950.485,00
851.193.099.760,00
977.487.701.254,00
1.011.480.712.500,05
1.070.566.455.982,93
1.2.3
Dana alokasi khusus
64.177.023.485,00
63.571.430.760,00
64.283.828.254,00
58.017.003.939,89
21.756.376.477,46
1.3
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
639.739.427.000,00
697.649.769.000,00
845.117.933.000,00
844.582.463.560,00
929.040.709.916,00
1.3.1
Hibah/BK Propinsi
63.901.500.000,00
89.971.900.000
68.085.940.000,00
108.881.245.000,00
119.769.369.500,00
1.3.2
Dana darurat
257.530.865.134,07
-
-
-
-
1.3.3
Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya
47.685.804.040,00
310.609.541.454,00
230.787.068.726,00
253.865.775.599
279.252.353.158
-
35.427.374.000,00
50.971.255.000,00
56.068.380.500
61.675.218.550
1.088.725.685.608,81
1.238.043.292.895,19
1.285.310.381.085,64
1.343.949.616.886,46
1.462.425.560.237,01
1.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus JUMLAH PENDAPATAN DAERAH
3.2.1.
Arah Kebijakan Keuangan Daerah Sebagaimana amanat undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang nomor 33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan
Keuangan
antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Peraturan Pemerintah nomor
17- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan daerah yang antara lain menyebutkan bahwa keuangan daerah harus dikelola secara tertib,
taat
pada
peraturan
perundang-undangan,
efisien,
ekonomis. 3.2.2.
Arah Kebijakan Keuangan Daerah Sebagaimana amanat undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan
Keuangan
antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan daerah yang antara lain menyebutkan bahwa keuangan daerah harus dikelola secara tertib,
taat
pada
peraturan
perundang-undangan,
efisien,
ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan
keadilan,
kepatutan
dan
manfaat
untuk
masyarakat, maka semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD, dan selanjutnya APBD tersebut akan dipakai sebagai dasar bagi pemerintah daerah dalam pengelolaan penerimaan dan pengeluaran daerah yang disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan
serta
kemampuan
keuangan
daerah, oleh karena itu prinsip pengelolaan ini akan tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah, struktur pendapatan dan struktur belanja daerah. Terkait
dengan
manajeman
keuangan
daerah,
dalam
perencanaan pembangunan daerah perlu adanya pengelolaan sistem manajeman informasi keuangan daerah (SIMDA) yang dapat memberikan informasi secara akurat terhadap kinerja keuangan
daerah
sehingga
memudahkan
evaluasi
kinerja
pembangunan daerah. Selain itu kebijakan keuanggan daerah juga diarahkan untuk melaksanakan sinkronisasi kebijakan dengan 18- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
pemerintah pusat khususnya dalam rangka pencapaian targettarget kinerja yang disusun dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2014. Sinkronisasi dimaksud diantaranya: a. Penguatan
ketahanan
pangan
dalam
upaya
menjaga
ketersediaan bahan pokok dan energi b. Percepatan pengurangan kemiskinan. c. Peningkatan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembangunan. d. Peningkatakan nilai tambah pemanfaatan potensi dan peluang sumberdaya alam. e. Implementasi upaya-upaya pembangunan berkelanjutan. Disamping hal tersebut diatas kebijakan keuangan daerah juga diarahkan untuk meningkatkan pengelolaan aset-aset daerah. Terbatasnya
sumber-sumber
penerimaan
fiskal
telah
menempatkan pengelolaan aset-aset daerah pada posisi yang sangat penting untuk menunjang penerimaan daerah. 3.2.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Pendapatan daerah Kabupaten Blitar selama ini terdiri dari tiga komponen yakni: (a) Pendapatan Asli Daerah (PAD), (b) Dana Perimbangan, (c) Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Sumber-sumber Pendapatan
Pajak
PAD
Kabupaten
Daerah,
Blitar
Pendapatan
berasal
Retribusi
dari
Daerah,
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Data realisasi pendapatan daerah tahun 2012 diketahui bahwa sumber PAD terbesar dari PAD adalah dari lain-lain pendapatan daerah yang sah yaitu sebesar Rp 44.118.996.376,15 atau 57,86 persen dari total PAD tahun 2012 sedangkan sumber lainnya berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah yang masing-masing berkontribusi sebesar 22,9 persen dan 17,6 persen.
19- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
Dari dana perimbangan, pendapatan daerah Kabupaten Blitar tahun 2012 terealisasi sebesar Rp 851.193.099.760 yang berasal dari
dana
Bagi
Hasil
Pajak/Bukan
Pajak
sebesar
Rp
63.571.430.760, Dana Alokasi Umum sebear Rp 697.649.769.000, Dana Alokasi Khusus sebesar Rp 89.971.900.000. Sumber PAD yang berasal dari Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar
Rp 310.609.541.454 pendapatan terbanyak
berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi sebesar Rp 59.254.111.814 lainnya berasal dari bagi hasil pajak kendaraan bermotor, Bea balik nama kendaraan bermotor, bagi hasil pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan lain-lain. Dari realisasi pendapatan tahun 2012 serta berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kebutuhan pendanaan tahun 2014 maka
kebijakan
yang
tempuh
dalam
rangka
peningkatan
pendapatan daerah adalah sebagai berikut: 1. Pendataan
objek
pajak
baru
untuk
optimalisasi
usaha
intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah; 2. Meningkatkan kontribusi BUMD dengan upaya pengelolaan BUMD yang lebih efisien dan efektif. 3. Mendorong
pemerintah
pusat
untuk
meningkatkan
pendapatan yang berasal dari dana perimbangan melalui Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam. 4. Peningkatan kualitas pelayanan publik dan sumber daya manusia yang menangani pajak daerah. 3.2.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah Sesuai
dengan
diprioritaskan diantaranya,
pada belanja
peraturan pos
yang
belanja
pegawai,
ada,
yang
belanja
belanja
wajib bunga
daerah
dikeluarkan dan
belanja
pembayaran pokok pinjaman, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja barang dan jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun bersangkutan.
20- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
Secara umum struktur belanja daerah tahun 2012 terdiri atas Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung terealisasi sebesar Rp 1.158.478.475.782,48 sedangkan Belanja Langsung sebesar Rp 362.408.514.143,64. Arah kebijakan belanja daerah tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan
pelayanan
dasar,
pendidikan,
kesehatan,
ketahanan pangan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang lebih baik. 2. Program-program pemberdayaan
penanggulangan masyarakat
yang
kemiskinan
serta
berkelanjutan
serta
partisipatif. 3. Pembangunan
infrastruktur
dalam
meningkatkan
perekonomian masyarakat dan perluasan lapangan kerja. 4. Peningkatan kegiatan yang berdampak pada berkembangnya ekonomi perdesaan dan usaha masyarakat. 5. Mengakomodasi
usulan
kegiatan
yang
dihasilkan
melalui
musrenbang tahun 2013. 6. Membiayai kegiatan-kegiatan strategis yang telah direncanakan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, kegiatan yang mendesak diselesaikan maupun anggaran untuk penangangan bencana alam dan paska bencana (on call) yang sewaktu-waktu dapat dibelanjakan. Adapun realisasi dan proyeksi pendapatan daerah yang dijadikan dasar dalam perencanaan belanja daerah Kabupaten Blitar tahun 2013 adalah sebagai berikut:
21- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 3.6 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah 2010-2014 Jumlah NO
(1)
Realisasi Tahun 2010
Uraian
(3)
Tahun Berjalan (2012)
(6)
(7)
Belanja Tidak Langsung
759.161.605.137,72
796.069.961.638,84
865.007.517.296,45
996.515.609.480,10
1.211.889.843.231,39
2.1.1
Belanja pegawai
665.011.008.232,00
711.484.080.839,16
794.339.953.346,45
928180433.590.31
1.143.554.667.401,60
2.1.2
Belanja bunga
2.1.3
Belanja subsidi
2.1.4
Belanja hibah
15.512.561.000,00
14.554.080.000,00
11.302.500.000
11.302.500.000
2.1.5
Belanja bantuan sosial
17.165.736.334,68
10.522.600.000,00
3.130.000.000
3.130.000.000
2.1.6
Belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintah Desa*
1.401.815.300,00
1.150.714.400,00
8.642.506.329.,79
8.642.506.329.,79
2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintahan Desa*
47.787.158.900,00
43.440.169.550,00
44.260.169.500
44.260.169.500
2.1.8
Belanja tidak terduga
2.718.609.265,00
1.000.000.000,00
1.000.000.000,00.
1.000.000.000,00
759.161.605.137,72
796.069.961.638,84
865.007.517.296,45
996.515.609.420.10
1.211.889.843.331,39
336.465.378.482.50
454.102.394.906,17
472.511.382.636,51
496.662.467.865,90
416.587.381.293,61
40.097.709.681.00
47.560.392.899,00
53.562.753.513,00
41.868437.500.
-
25.766.437.000.00
19.112.442.206.72
1.770.232.699.00
44.657.322.500.00
2.844.162.500.00
JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG
(4)
(5)
Proyeksi pada Tahun (2014)
2.1
B
(2)
Realisasi Tahun 2011
Proyeksi /Target pada Tahun Rencana (2013)
2.2
Belanja Langsung
2.2.1
Belanja pegawai
2.2.2
Belanja barang dan jasa
122.142.422.705.00
166.572.508.408,87
177.474.650.129,90
209.520.962.681
-
2.2.3
Belanja modal
174.225.246.096.50
239.969.493.598,30
241.473.978.993,61
245.273.067.684,41
-
C
JUMLAH BELANJA LANGSUNG
336.465.378.482,50
454.102.394.906,17
472.511.382.636,51
496.662.467.865.90
416.587.381.293,61
D
TOTAL JUMLAH BELANJA
1.095.626.983.620
1.250.172.356.545
1.337.518.899.933
1.493.178.077.286.
1.628.477.224.525
3.2.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Kebijakan pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah. Penerimaan pembiayaan
daerah
terdiri
atas
pemanfaatan
sisa
lebih
perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA). pencairan dana, 22- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
cadangan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, penerimaan piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah. Pengeluaran pembiayaan daerah mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan modal daerah, pembayaran pokok utang yang jatuh tempo, pemberian pinjaman daerah kepada daerah lain. Dengan diberlakukannya anggaran kinerja maka dalam penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Pembiayaan defisit anggaran antara lain bersumber dari pinjaman daerah, Silpa, dana cadangan dan penjualan aset. Selanjutnya untuk pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib antara lain pembayaran hutang pokok yang jatuh tempo. Setelah pembayaran hutang pokok terpenuhi maka pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal kepada
BUMD
yang
berorientasi
keuntungan
dan
untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Mengingat pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, maka dengan kemampuan keuangan daerah yang sangat terbatas kebijakan pembiayaan masih akan diorientasikan pada hal-hal yang bersifat realistis sesuai dengan cash flow pendapatan dan flow pengeluaran belanja serta kegiatan lain yang memiliki tingkat resiko sangat rendah. Hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber penerimaan pembiayaan daerah dan realisasi serta proyeksi penerimaan dan pengeluaran daerah dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Proyeksi/target hingga tahun 2014 dalam rangka perumusan arah kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah disajikan dalam tabel berikut:
23- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
Tabel 3.7 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah 2010-2014
NO
Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
(1)
(2)
3.1
Penerimaan pembiayaan
3.1.1
Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA)
3.1.2
Pencairan Dana Cadangan
3.1.3
Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
3.1.4
Penerimaan pinjaman daerah
3.1.5
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
3.1.6
Penerimaan piutang daerah JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Jumlah Realisasi Tahun 2010
Realisasi Tahun (2011)
Tahun Berjalan (2012)
Proyeksi/Target pada Tahun Rencana (2013)
Proyeksi/Target pada Tahun (2014)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
67.324.931.645.43
62.512.834.861,80
89,142.176.610,60
20.000.000.000,00
25000.000.000,00
66.186.878.264.19
59.796.992.483,80
89.142.176.610,60
20.000.000.000
25.000.000,000.00
1.079.275.681.24
-
-
-
-
-
-
-
-
58.777.700.00
1.079.835.294,00
-
-
-
67.324.931.645.43
62.512.834.861,80
89.142.176.610,60
-
-
2.694.048.967
2.694.048.967
-
-
-
20.000.000.000
25.000.000.000
3.2
Pengeluaran pembiayaan
-
1.986.468.701
8.000.000.000
3.2.1
Pembentukan dana cadangan
-
-
8.000.000.000
3.2.2
Penyertaan modal (Investasi) daerah
-
3.2.3
Pembayaran pokok utang
-
3.2.4
Pemberian pinjaman daerah
-
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO
67.324.931.645.43
6.625.260.025,29
1.079.835.294,00
1.986.468.701
-
-
-
-
62.512.834.861,80
89.142.176.610,60
18.031.531.299
17.000.000.000
24- III | RKPD KAB. BLITAR 2014
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Tujuan dan sasaran pembangunan yang direncanakan dalam tahun 2014 berpedoman pada tujuan dan prioritas pembangunan nasional dan prioritas pembangunan Propinsi Jawa Timur. Sebagaimana telah dirumuskan dalam RPJMD Kabupaten Blitar tahun 2011-2016 dan RPJPD Kabupaten Blitar 2005-2025, maka tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Blitar terarah pada visi pembangunan yakni Terwujudnya Kabupaten Blitar Yang Sejahtera, Religius dan Berkeadilan. Untuk mewujudkan visi tersebut maka diperlukan tahapan pencapaian sehingga dalam kurun waktu pelaksanaan RPJMD visi pembangunan daerah dapat diwujudkan. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan akan memberikan arahan pada setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan visi dan misi pembangunan. Tujuan dan sasaran pembangunan daerah sebagaimana dirumuskan dalam RPJMD Kabupaten Blitar 2011-2016 adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan No
VISI/MISI Visi : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Blitar Yang Sejahtera, Religius dan Berkeadilan Misi : 1. Mewujudkan kesejahteraan, keberdayaan, kesempatan
TUJUAN
SASARAN
1. Membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dalam kesehatan, pendidikan dan kompetensi kerja 2. Tersedianya infrastruktur wilayah yang mampu mendukung
1. Membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dalam kesehatan, pendidikan dan kompetensi kerja sehingga mampu berpartisipasi dalam pembangunan dengan sasaran : a. Meningkatnya usia harapan hidup b. Menurunnya prevalensi anak balita kurang gizi c. Meningkatnya angka melek huruf, angka partisipasi sekolah dan lama sekolah 1 - IV | RKPD KAB. BLITAR 2014
2.
3.
4.
5.
6.
kerja dan partisipasi masyarakat: Mewujudkan peningkatan kualitas infrasrtuktur dan pelayanan publik serta akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi, pelayanan kesehatan dan pendidikan: Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan dengan didukung penguatan Sistem Inovasi Daerah: Mewujudkan penerapan nilainilai kehidupan beragama dalam perilaku kehidupan bermasyarakat yang memiliki kepekaan dan kepedulian sosial berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa: Mewujudkan ketentraman dan ketertiban di lingkungan masyarakat serta penegakan hukum dan HAM: Mewujudkan optimalisasi pengendalian
3.
4.
5.
6.
aktivitas ekonomi, sosial dan budaya Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, terutama melalui pengembangan agroindustri yang berdaya saing dan ekonomi pedesaan Membentuk masyarakat yang berakhlak mulia dan berkesholehan sosial, mematuhi aturan hukum, menerapkan nilai-nilai budaya luhur dalam rangka memantapkan landasan spiritual, dan etika pembangunan. Terciptanya iklim kondusif bagi pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan serta memenuhi hak-hak asasi manusia. Terwujudnya keseimbangan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dengan pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup.
d.
Terbentuknya kepribadian insan pendidikan yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e.
Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan pendidikan Meningkatnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja Menurunnya angka pengangguran Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olah raga.
f. g. h.
2. Tersedianya infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya dengan sasaran : a. Tersedianya infrastruktur jalan dan jembatan, transporasi, serta teknologi informasi (TIK). b. Tersedianya infrastruktur pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan yang memadai untuk peningkatan produksi dan pemasaran produk. c. Tersedianya infrastruktur kesehatan yang makin luas jangkauannya d. Tersedianya infrastruktur pendidikan yang layak dan memenuhi standar e. Tersedianya infrastruktur sumber daya air untuk mendukung upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air. f. Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman. g. Meningkatnya kualitas objek dan sarana pariwisata h. Meningkatnya kualitas sarana prasarana pasar tradisional i. Terbangun dan terpeliharanya infrastruktur pemerintahan di 2 - IV | RKPD KAB. BLITAR 2014
sumberdaya alam, pelestarian lingkungan hidup dan penataan ruang yang berkelanjutan: 7. Mewujudkan revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui reformasi birokrasi yang profesional dan bersih dari KKN.
7. Membentuk birokrasi yang profesional dalam melayani masyarakat sehingga terwujud birokrasi yang efisien dan efektif, bebas KKN
j.
Kabupaten Blitar Meningkatnya pelayanan publik
kualitas
3. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, terutama melalui pengembangan agroindustri yang berdaya saing dan ekonomi pedesaan serta penerapan Iptek dengan sasaran: a. Menurunnya persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan b. Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau c. Meningkatnya daya beli dan ketahanan masyarakat d. Meningkatnya peran dan kontribusi kawasan pedesaan sebagai basis pertumbuhan ekonomi e. Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan Koperasi dan UMKM dalam pengembangan ekonomi lokal yang berdaya saing f. Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja 4. Membentuk masyarakat yang berakhlak mulia dan berkesholehan sosial, mematuhi aturan hukum, menerapkan nilai-nilai budaya luhur dalam rangka memantapkan landasan spiritual, dan etika pembangunan dengan sasaran : a. Meningkatnya ketaqwaan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Meningkatnya kerukungan umat beragama c. Meningkatnya pelaksanaan interaksi budaya dalam rangka peningkatan modal sosial d. Berkembangnya penerapan nilai budaya dalam rangka peningkatan modal sosial 3 - IV | RKPD KAB. BLITAR 2014
e. Berkembangnya nilai budaya
yang positif dan produktif dalam rangka memantapkan kebijakan pembangunan f. Meningkatnya penerapan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, serta meningkatkan upaya pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya sebagai sumber daya pembangunan 5. Terciptanya iklim kondusif bagi pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan serta memenuhi hak-hak asasi manusia dengan sasaran : a. Meningkatnya kesadaran hukum dan pembinaan hukum b. Meningkatnya peran masyarakat dalam pemeliharaan ketertiban umum dan ketenteraman c. Meningkatnya kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum d. Menurunnya pelanggaran hukum dan kriminalitas e. Menurunnya jumlah kasus Narkoba. f. Meningkatnya kualitas kehidupan dan peran perempuan serta perlindungan anak 6. Tewujudnya keseimbangan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dengan pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup dengan sasaran : a. Berkurangnya pencemaran air udara dan tanah b. Pengelolaan Sumber daya alam yang ramah lingkungan c. Berkurangnya kerusakan hutan akibat kegiatan ilegal d. Mencegah meluasnya areal lahan kritis e. Meningkatnya kesadaran masyarakat agar peduli pada kelestarian lingkungan hidup. 4 - IV | RKPD KAB. BLITAR 2014
f. Tersedianya g.
7.
fasilitas pengolahan limbah pada lingkungan usaha/industri Berkurangnya penangkapan ikan (illegal fishing ) dan satwa ilegal
Membentuk birokrasi yang profesional dalam melayani masyarakat sehingga terwujud birokrasi yang efisien dan efektif, bebas KKN dengan sasaran : a. Meningkatnya profesionalisme birokrasi b. Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur c. Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur pemerintahan d. Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel berbasis teknologi informasi e. Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang efektif dan efisien.
Tujuan dan sasaran misi pertama yaitu Mewujudkan kesejahteraan, keberdayaan, kesempatan kerja dan partisipasi masyarakat terkait dengan isu
strategis
aksesibilitas
pelayanan
kesehatan,
pendidikan,
ketenagakerjaan, pemuda dan olahraga. Tujuan dan sasaran misi kedua, Mewujudkan peningkatan kualitas infrasrtuktur dan pelayanan publik serta akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi, pelayanan kesehatan dan pendidikan terkait dengan isu strategis ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah khususnya guna mendukung aktivitas ekonomi, pelayanan kesehatan dan penddidikan. Tujuan dan sasaran misi ketiga, Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan dengan didukung penguatan Sistem 5 - IV | RKPD KAB. BLITAR 2014
Inovasi Daerah berkaitan dengan isu strategis pembangunan kawasan perdesaan yang berbasis ekonomi potensi lokal yang berdaya saing, penanganan kemiskinan, ketahanan pangan dan penciptaan lapangan kerja. Tujuan dan sasaran keempat, Mewujudkan penerapan nilai-nilai kehidupan beragama dalam perilaku kehidupan bermasyarakat yang memiliki kepekaan dan kepedulian sosial berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa terkait dengan isu strategis peningkatan kerukunan umat beragama dan penerapan nilai-nilai sosial budaya masyarakat dalam pembangunan. Tujuan dan sasaran kelima, Mewujudkan ketentraman dan ketertiban di lingkungan masyarakat serta penegakan hukum dan HAM terkait dengan isu strategis Peningkatan efektivitas pemerintahan daerah dan kualitas demokrasi di Kabupaten Blitar. Tujuan dan sasaran keenam, Mewujudkan optimalisasi pengendalian sumberdaya alam, pelestarian lingkungan hidup dan penataan ruang yang berkelanjutan terkait dengan upaya pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Tujuan
dan
sasaran
ketujuh,
Mewujudkan
revitalisasi
proses
desentralisasi dan otonomi daerah melalui reformasi birokrasi yang profesional dan bersih dari KKN terkait dengan isu strategis reformasi birokrasi dan tatakelola. 4.2. Prioritas dan Pembangunan Prioritas pembangunan Kabupaten Blitar tahun 2014 merupakan tahapan lanjutan atas pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah yang telah dilaksanakan. Beberapa kriteria yang digunakan dalam menyusun prioritas pembangunan antara lain: 1. Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional. 6 - IV | RKPD KAB. BLITAR 2014
2. Merupakan tugas dan tanggungjawab pemerintah daerah. 3. Dampak yang ditimbulkan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. 4. Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah. 5. Mempertimbangkan tingkat kesulitan yang akan dihadapi dikaitkan dengan ketersediaan sumber daya daerah. 6. Memperhitungkan janji politik yang perlu diwujudkan. Tahun 2014 merupakan tahun kedua dari pentahapan pelaksanaan pembangunan daerah lima tahun mendatang. Berikut ini adalah keterkaitan antara program prioritas yang tertuang dalam RPJMD dengan prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun 2014. Tabel 4.2 Prioritas Pembangunan Daerah
No.
Program Prioritas RPJMD 2011-
Prioritas Pembangunan Daerah (RKPD)
2016
2014
1.
Peningkatan pelayanan pendidikan dan memperluas akses masyarakat dalam memperoleh pendidikan
Peningkatan pelayanan pendidikan dengan sasaran prioritas adalah: (a) penyediaan sarana prasarana pendidikan dasar dan pendidikan kejuruan yang lebih memadai, (b) meningkatnya pemenuhan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, (c) penuntasan program pemberantasan buta aksara, (d) meningkatnya kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)
2
Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin.
Peningkatan pelayanan kesehatan dengan sasaran prioritas adalah: (a) menurunnya kematian ibu dan anak, (b) menurunnya jumlah balita kurang gizi, (c) meningkatnya akses dan mutu 7 - IV | RKPD KAB. BLITAR 2014
pelayanan kesehatan di Puskesmas, Pustu, dan Poskesdes. 3
Peningkatan Penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan perbaikan iklim ketenagakerjaan
Peningkatan efektivitas penanggulangan kemiskinan dengan sasaran prioritas adalah : (a) Sinkronisasi dan efektivitas koordinasi penanggulangan kemiskinan serta harmonisasi antar pelaku. (b) Pembinaan keterampilan bagi calon wirausahawan baru. Sasaran prioritasnya adalah meningkatnya pengembangan kelembagaan, produktivitas dan pelatihan kewirausahaan. (c) Peningkatan investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja.
4
Peningkatan kualitas dan penyediaan infrastruktur daerah serta optimalisasi pemanfaatan infrastruktur yang telah terbangun dan upaya pemeliharaannya.
5
Peningkatan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan.
Penyediaan Infrastruktur yang makin berkualitas dengan sasaran prioritas adalah : (a) meningkatnya keterhubungan antar wilayah untuk memperlancar arus distribusi barang dan jasa, (b) pengurangan jumlah Rumah Tidak layak Huni (RTLH), (c) peningkatan akses penduduk terhadap air minum dalam rangka pencapaian target MDG’s, (d) terpeliharanya infrastruktur pemerintahaan dan terbangunnya infrastruktur pemerintahan baru di Kanigoro, (e) meningkatnya infrastruktur dikawasan wisata, (f)Penguatan kelembagaan dalam rangka paduserasi perencanaan pembangunan dengan RTRW Kab. Blitar. Peningkatan ketahanan pangan dengan sasaran prioritas (a) terbangunnya dan meningkatnya luas layanan infrastruktur sumber daya air dan irigasi, 8 - IV | RKPD KAB. BLITAR 2014
(b) meningkatnya produktivitas tanaman pangan. 6
Penegakan dan pembuatan peraturan daerah untuk meningkatkan keamanan, ketertiban serta menjamin pelaksanaan demokrasi.
(a) Menurunnya jumlah kasus dan pemakai Narkoba dengan sasaran prioritas adalah meningkatkan kerjasama dengan BNNK Kab. Blitar dalam pembinaan dan penyuluhan gerakan anti narkoba. (b) Meningkatnya kualitas kehidupan dan peran perempuan serta perlindungan anak.
7
Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup berdasarkan tata ruang wilayah.
8
Peningkatan kapasitas kelembagaan, penyempurnaan tugas pokok dan fungs, penyempurnaan norma standar pelayanan SKPD, peningkatan kesejahteraan aparatur pemerintah dan penegakan disiplin pegawai
Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan hidup dengan sasaran prioritas adalah : (a) meningkatnya kegiatan penghijauan khususnya pada lahan kritis dan pemeliharaan sumber mata air, (b) menurunnya pencemaran air dan tanah khususnya akibat limbah rumah tangga, (c) berkurangnya penangkapan ikan atau satwa illegal, (d) diraihnya kembali penghargaan Adipura. (a) meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur, (b) tercapainya peningkatan pengelolaan keuangan daerah dengan opini WTP, (c) penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah yang efektif dan efisien.
9 - IV | RKPD KAB. BLITAR 2014
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Program Prioritas yaitu program yang diselenggarakan oleh SKPD yang merupakan program prioritas baik secara langsung maupun tidak langsung mendukung capaian program pembangunan daerah atau prioritas dan sasaran pembangunan daerah, serta berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar dan syarat layanan minimal. Suatu program prioritas pada prinsipnya dibagi menjadi: 1. Program Prioritas I: Merupakan program prioritas pembangunan daerah Tahun 2014 sesuai dengan pentahapan tema RPJMD atau program unggulan Kepala Daerah. 2. Program Prioritas II: Merupakan program prioritas pembangunan daerah dalam rangka pencapaian Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2014 serta indikatornya. 3. Program Prioritas III: Merupakan prioritas program ditingkat SKPD yang berhubungan dengan permasalahan layanan dasar dan tugas/fungsi tiap SKPD. Program prioritas yang berhubungan dengan prioritas pembangunan daerah mengacu pada program prioritas pembangunan RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016, di mana prioritas program tersebut telah menggambarkan target indikator capaian kinerja beserta pagu indikatif selama 5 (lima) tahun. Program prioritas pembangunan daerah RPJMD oleh SKPD dalam Renstra SKPD, masing-masing program dijabarkan kedalam kegiatan disertai pagunya. Selanjutnya di RKPD, dalam hal terjadi perhitungan kapasitas keuangan daerah tahun rencana yang berbeda dengan perhitungan RPJMD maka atas kelebihan/kekurangan dana pagu tersebut dialokasikan untuk program/kegiatan alternatif dan program kegiatan baru. Suatu program kegiatan baru yaitu program dan kegiatan yang tidak tercantum pada renstra SKPD dengan kriteria sebagai berikut:
1-V | RKPD KAB. BLITAR 2014
1. Tidak bisa ditunda karena dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi pemerintah maupun masyarakat. 2. Dalam rangka mempercepat capaian sasaran SKPD. 3. Adanya kebijakan pemerintah yang menjadi prioritas nasional yang mendukung percepatan pembangunan daerah. 4. Dilakukan jika kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya belum memberikan keluaran dan hasil yang sesuai dengan sasaran Renstra SKPD. Pagu indikatif setiap program pembangunan dihitung berdasarkan capaian
indikator
program
pembangunan
yang
dilakukan
oleh
tim
penyusun RKPD, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan rencana penggunaan kapasitas riil anggaran berupa alokasi belanja langsung dan belanja tidak langsung sebagaimana telah dihitung dalam perumusan kerangka pendanaan. 2. Menentukan keluaran/output setiap kegiatan. 3. Menghitung alokasi pagu dari setiap output kegiatan untuk setiap program. 4. Menghitung alokasi pagu setiap program setelah output kegiatan pada setiap program diverifikasi kebenarannya. 5. Menghitung alokasi SKPD berdasarkan program yang menjadi tanggung jawab SKPD. Elemen-elemen utama program prioritas memuat kegiatan yang akan dilaksanakan,
kerangka
waktu
pelaksanaan
dan
SKPD
yang
bertanggungjawab. Program yang disusun harus dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, anggaran, kapasitas dan sumberdaya yang dimiliki daerah. Setiap program prioritas harus memiliki indikator kinerja yang jelas dan
dapat
diukur
tingkat
capaiannya.
Pencapaian
kinerja
program
merupakan akumulasi dari pencapaian kinerja keluaran masing-masing kegiatan. Selanjutnya,
program
prioritas
dan pagu
indikatif
yang
telah
ditetapkan, disampaikan ke SKPD sesuai program terkait beserta pagu indikatif untuk diproses lebih lanjut untuk mendapatkan kegiatan prioritas masing-masing program dimaksud. Dalam penyusunan prioritas kegiatan SKPD juga memperhatikan kegiatan yang telah disusun dalam dokumen 2-V | RKPD KAB. BLITAR 2014
Renstra SKPD sehingga terjadi keselarasan dalam penyusunan program dan kegiatan yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah dan SKPD. Program, capaian kinerja, beserta pagu indikatifnya, yang mengacu pada RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016 sebagaimana tabel dibawah ini:
3-V | RKPD KAB. BLITAR 2014
BAB VI PENUTUP
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Blitar Tahun 2014 merupakan perencanaan pembangunan tahun ke dua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016 yang memuat visi dan misi, kebijakan umum dan prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi daerah, rencana kerja dan pendanaannya yang bersifat indikatif. Sesuai amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang menyatakan bahwa RKPD merupakan pedoman untuk penyusunan rancangan APBD. Rencana Kerja Pembangunan Daerah ini, disusun sebagai konsekuensi dari pemberlakuan peraturan dari Pemerintah Pusat. Oleh karena itu, untuk implementasinya diperlukan koordinasi antar instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar dan partisipasi masyarakat serta seluruh pelaku pembangunan (stakeholder) melalui Forum SKPD dan Foccus Group Discussion (FGD) serta musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) yang berfungsi sebagai forum untuk menghasilkan kesepakatan terutama sinkronisasi dan penyelarasan rencana program dan kegiatan yang telah ditentukan. Dokumen RKPD Kabupaten Blitar ini dimaksudkan sebagai acuan resmi bagi Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam rangka menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dan juga sebagai acuan dan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) dalam melaksanakan tugas – tugas pemerintahan umum, sekaligus mendorong masyarakat untuk mewujudkan partisipasinya, serta untuk mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan. Disamping itu, usulan kegiatan yang diajukan telah mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, sehingga selain pembiayaannya diusulkan ke APBD Pemerintah Kabupaten Blitar, juga diusulkan ke APBD Propinsi Jawa Timur dan ke Pemerintah Pusat melalui APBN.
1-VI | RKPD KAB. BLITAR 2014
Keberhasilan pembangunan selain dilaksanakan jajaran Pemerintah Kabupaten Blitar juga ditentukan oleh dukungan masyarakat untuk menjawab tantangan dan mengurangi permasalahan yang ada, sehingga cita – cita masyarakat Kabupaten Blitar sesuai visi dan misi yang tertuang dalam dokumen perencanaan dapat terwujud sesuai waktu yang telah ditentukan. Dokumen RKPD Kabupaten Blitar menjadi pedoman untuk menyusun Rancangan APBD yang dijabarkan kedalam Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUAPBD) Tahun 2014 serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun 2014. Adapun Kaidah pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1.
RKPD Kabupaten Blitar Tahun 2014, tidak hanya memuat kegiatan – kegiatan dalam kerangka investasi pemerintah dan pelayanan publik, tetapi juga memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
2.
Satuan Kerja Perangkat Daerah dan seluruh stakeholders pembangunan termasuk masyarakat luas, dunia usaha, berkewajiban dan berperan serta untuk melaksanakan program – program RKPD Kabupaten Blitar Tahun 2014 dengan sebaik - baiknya.
3.
Sebagai pedoman penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blitar tahun 2014, RKPD ini juga disusun dengan mengikuti pendekatan baru dalam penganggaran, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang- undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
4.
Dalam upaya sinkronisasi dan sinergitas pelaksanaan setiap program dan kegiatan baik yang bersumber dari APBD Kabupaten Blitar, APBD Propinsi Jawa Timur maupun dari APBN, maka setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah perlu membuat Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Tahun 2014 sebagai penjabaran dari Rencana Starategik Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra – SKPD )
2-VI | RKPD KAB. BLITAR 2014
5.
Partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan rencana pembangunan melalui Forum SKPD
serta
forum
penyelenggaraan
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
(Musrenbang) ditujukan untuk mengakomodasi aspirasi dan kepentingan masyarakat. 6.
Berkaitan dengan pendanaan pembangunan, masyarakat dan dunia usaha dapat berperan serta dalam pembangunan yang direncanakan melalui program - program pembangunan. Program tersebut direncana berdasarkan peran serta masyarakat dalam kegiatan yang bersangkutan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Masyarakat diharapkan dapat bertindak sebagai pengawas dalam pelaksanaan kebijakan dan program / kegiatan pembangunan di Kabupaten Blitar.
7.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Blitar berkewajiban untuk melakukan pemantauan dan menganalisa terhadap penjabaran dan sinergitas RKPD tahun 2014, ke dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja–SKPD) dan Kebijakan Umum APBD 2014 serta Prioritas dan Pagu Indikatif SKPD 2014.
3-VI | RKPD KAB. BLITAR 2014