BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG N O M O R 143 ^3 TAHUN 2015 TENTANG STRATEGI PERCEPATAN PENYERAPAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA BUPATI Menimbang
Mengingat
ESA
BATANG,
: a.
bahwa untuk mengatasi kelambatan pelaksanaan penyerapan anggaran sangat diperlukan upaya Percepatan Penyerapan Anggaran Belanja Langsung di Pemerintah Kabupaten Batang, m a k a perlu m e n y u s u n Strategi Percepatan Penyerapan Anggaran Belanja Langsung di Pemerintah Kabupaten Batang;
b.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud d a l a m h u r u f a, p e r l u m e n e t a p k a n P e r a t u r s m B u p a t i tentang Strategi Percepatan Penyerapan Anggaran Belanja Langsung;
:
1 . P a s a l 1 8 a y a t (6) U n d a n g - U n d a n g D a s a r N e g a r a R e p u b l i k Indonesia T a h u n 1945; 2.
Undang-Undemg Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia t a h u n 1965 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757); 3. U n d a n g - U n d a n g Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. U n d a n g - U n d a n g N o m o r 17 T a h u n 2 0 0 3 t e n t a n g K e u a n g a n Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4286); 5. U n d a n g - U n d a n g Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik I n d o n e s i a T a h u n 2 0 0 4 N o m o r 5, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara RepubUk Indonesia nomor 4355); 6. U n d a n g - U n d a n g Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan d a n Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2004
1
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4400); 7. U n d a n g - U n d a n g N o m o r 2 5 T a h u n 2 0 0 4 t e n t a n g S i s t e m Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2004 Nomor 104, T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4421); 8. U n d a n g - U n d a n g Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2004 Nomor 126, T a m b a h a n l e m b a r a n Negara Republik Indonesia nomor 4438); 9. U n d a n g - U n d a n g N o m o r 2 8 T a h u n 2 0 0 9 t e n t a n g Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran N ^ ^ r a Republik Indonesia Nomor5049); 10. U n d a n g - U n d a n g Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lebaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2015 Nomor 58, T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 21 T a h u n 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 1988 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3381); 12. P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 2 0 T a h u n 2 0 0 1 t e n t a n g Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2001 Nomor 4 1 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090); 13. P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 5 5 T a h u n 2 0 0 5 t e n t a n g D a n a Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2005 Nomor 137, T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 14. P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 56 T a h u n 2 0 0 5 t e n t a n g Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2005 Nomor 138, T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 T a h u n 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2010Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara. R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 5156); 15. P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 2 T a h u n 2 0 1 2 t e n t a n g H i b a h (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2012 Nomor 5, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 5272); 16. P e r a t u r a n Ftemerintah N o m o r 5 8 T a h u n 2 0 0 5 t e n t a n g Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2005 Nomor 140, T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 2
17. P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 6 5 T a h u n 2 0 0 5 t e n t a n g Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 18. P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 8 T a h u n 2 0 0 6 t e n t a n g Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 19. P e r a t u r a n P e m e r i n t a h T a h u n 3 8 T a h u n 2 0 0 7 t e n t a n g Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 39 T a h u n 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2007Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738); 21. Peraturan Pemerintah Tahun 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 6 T a h u n 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2008 Nomor 19, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 8 T a h u n 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 24. Peraturan Presiden Nomor 54 T a h u n 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 T a h u n 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 T a h u n 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa; 25. P e r a t u r a n M e n t e r i D a l a m Negeri N o m o r 13 T a h u n 2 0 0 6 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa k a h diubah terakhir dengan Peraturan Menteri D a l a m Negeri Nomor 2 1 T a h u n 2 0 1 1 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; MEMUTUSKAN: Menetapkan
: PERATURAN BUPATI TENTANG STRATEGI PERCEPATAN PENYERAPAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG.
3
BAB I KETENTUAN
UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Bujmti iniyang dimaksud dengan : 1. 2. 3. 4.
5.
6. 7.
8.
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
17.
Daerah adalah Kabupaten Batang. Bupati adalah Bupati Batang. Pemegang kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Bupati yang karena jabatannya mempunyai wewenang menyelenj^arakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah. Rencana Kerja d a n Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan D a e r a h yang selanjutnya disingkat RKA-PPKD adalah rencana kerja dan anggaran badan/dinas/biro keuangan/bagian keuangan selaku Bendahara U m u m Daemh. D o k u m e n Pelaksanaan A n ^ a r a n Pejabat Pengelola Keuangan D a e r a h yang selanjutnya disingkat DPA-PPKD adalah dokumen pelaksanaan anggaran badan/dinas/biro keuangan/bagian keuangan selaku Bendahara U m u m Daerah. S a t u a n Kerja Perangl^t Daerah yang selanjutnya disingkat S K P D adalah perangkat daerah pada i>emerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang. S a t u a n Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. Pejabat Pengelola Keuangan D a e r a h y a n g selanjutnya disingkat P P K D adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang m e m p u n y a i tugas melaksanakan pengelolaan A P B D d a n bertindak sebagai bendahara u m u m daerah. Bendahara U m u m Daerah yang selanjutnya disingkat B U D adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara u m u m daerah. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan a n ^ a r a n u n t u k melakssutiakan tugas pokok d a n fungsi S K P D yang dipimpinnya. P e n ^ u n a Barang adalah pejabat pemegang kewenangan p e n ^ u n a a n barang milik daerah. Kuasa Bendahara U m u m Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa B U D adalah pejabat yang diberi k u a s a u n t u k m e l a k s a n a k a n sebagian tugas BUD. K u a s a Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi k u a s a u n t u k melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam m e l a k s a n a k a n sebagian tugas d a n fungsi SKPD. Pejabat Penatausahaan Keuangan S K P D yang selanjutnya disingkat PPKS K P D adalah pejabat yang m e l a k s a n a k a n fungsi tata u s a h a keuangan pada SKPD. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah pejabat pada unit kerja S K P D yang m e l a k s a n a k a n satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk u n t u k menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan m e m p e r t a n ^ u n g j a w a b k a n u a n g u n t u k keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
4
18.
Rencana Pembangunan T a h u n a n Daerah, selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), adalah d o k u m e n perencanaan Daerah u n t u k periode 1 (satu) t a h u n . 19. T i m A n ^ a r a n P e m e r i n t a h D a e r a h y a n g s e l a n j u t n y a disingkat T A P D adalah t i m yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang m e m p u n y a i tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD d a n pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan. 20. Kebijakan U m u m APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang m e m u a t kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta a s u m s i y a n g m e n d a s a r i n y a u n t u k periode 1 (satu) t a h u n . 21. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal a n ^ a r a n y a n g diberikan kepada S K P D u n t u k setiap p r o - a m sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan DPRD. 22. Sistem Informasi, Monitoring, Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan yang selanjutnya disebut SIMPELBANG adalah Sistem Informasi, Monitoring, Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Kabupaten Batang. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) M a k s u d d a r i P e r a t u r a n B u p a t i i n i a d a l a h u n t u k m e m b e r i p e m a h a m a n y a n g lebih rinci kepada stakeholder dalam tata cara pengusulan, pelaksanaan dan pengendalian sebuah kegiatan agar bisa terwujud percepatan an^aran. (2) T u j u a n d a r i P e r a t u r a n B u p a t i i n i a d a l a h u n t u k m e n j a d i p e d o m a n a g a r supaya perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan lebih m a k s i m a l sehingga m e r u p a k a n l a n g k a h strategis d a n komprehensif d a l a m penyerapan anggaran. B A B III PERENCANAAN Pasal 3 Penyusunan program kegiatan h a m s dilakukan melalui p e m b a n g u n a n secara m a t a n g dengan t a h a p a n sebagai berikut:
perencanaan
(1) U s u l a n p r o g r a m / k e g i a t a n h a m s d i s e r t a i d a t a d u k u n g y a n g lengkap meliputi lokasi, w a k t u , permasalahan, biaya, o u t p u t d a n outcome. (2) D a l a m p e n y u s u n a n p r o g r a m k e g i a t a n S K P D , K e p a l a S K P D s e l a k u c a l o n Pengguna A n ^ a r a n memaparkan usulan program/kegiatan di hadapan TAPD. BAB IV PROSES PENYUSUNAN
APBD
Pasal 4 (1) P e n y u s u n a n A P B D h a m s b e r p e d o m a n p a d a S t a n d a r I n d e k s B i a y a , R K P D d a n Analisa S t a n d a r Belanja (ASB). (2) S t a n d a r I n d e k s B i a y a s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t (1) d i t e r b i t k a n paling l a m b a t 5 (lima) h a r i kerja s e b e l u m penetapan K U A - P P A S d a n menjadi dasar p e n y u s u n a n A P B D bagi SKPD. 5
Pasal 5 ( 1 ) P e n y u s u n a n s t a n d a r i s a s i s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m P a s a l 4 a y a t (1) dilaksanakan oleh t i m yang ditunjuk oleh Bupati sesuai dengan kuaUfikasinya. ( 2 ) Tim s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t ( 1 ) d i t e t a p k a n d e n g a n K e p u t u s a n Bupati. Pasal 6 (1) P e n y u s u n a n p e t u n j u k t e k n i s A P B D s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m P a s a l 4 dilaksanakan oleh t i m yang ditetapkan dengan keputusan Bupati. (2) D a l a m p e l a k s a n a a n t u g a s t i m s e b a g a i m a n a a y a t (1) d i s e r t a i k o n s u l t a s i d a n pendampingan terhadap SKPD sesuai dengan peraturan perundangundangan. Pasal 7 U s u l a n Pengelola Kegiatan d a n Pengelola Keuangan S K P D disampaikan kepada Bupati melalui DPPKAD sebelum Penetapan APBD tahun anggaran berkenaan. Pasal 8 Rencana U m u m ditetapkan.
Pengadaan
disusun
oleh
kepala
SKPD
sebelum
APBD
Pasal 9 Pengelola kegiatan sebagaimana d i m a k s u d dalam Pasal 7 h a m s bersertiiikat atau sekurang-kurangnya p e m a h mengikuti bintek sesuai pembidangannya. BAB V PENYELESAIAN/PERSIAPAN ADMINISTRASI PELAKSANAAN
KEGIATAN
Pasal 10 P e n g e l o l a K e g i a t a n d a n P e n g e l o l a K e u a n g a n d i t e t a p k a n p a l i n g l a m b a t 3 (tiga) hari kerja setelah ditetapkannya APBD. Pasal 11 D o k u m e n P e l a k s a n a a n A n ^ ^ r a n S K P D d i s a h k a n paling l a m b a t 5 (lima) h a r i kerja setelah ditetapkannya APBD. Pasal 12 Rencana Kerja Op^rasional (RKO) d i s a h k a n paling l a m b a t 10 (sepuluh)hari kerja setelah ditetapkannya APBD. BAB VI PELAKSANAAN Pasal 13 Rencana U m u m Pengadaan h a m s tayang di situs Inaproc Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, website LPSE/website resmi Pemerintah K a b u p a t e n B a t a n g paling l a m b a t 15 (lima belas) h a r i kerja setelah A P B D ditetapkan. 6
Pasal 14 D a l a m p e n y u s u n a n Rencana Kerja Operasional, S K P D h a m s mendapatkan p e n d a m p i n g a n d a r i t i m s e b a g a i m a n a d a l a m Pasal 5 d a n Pasal 6. Pasal 15 D o k u m e n perencanaan menggunakan desain yang m u d a h dikerjakan dan m e m a k a i material yang berkualitas n a m u n tetap banyak tersedia di pasaran. Pasal 16 U n t u k meningkatkan p e m a h a m a n para penyedia barang/jasa pelaksanaan k o n t r a k pekerjaan, diadakan bimbingan teknis kepada barang/jasa tentang pemahaman a k a n isi kontrak.
tentang penyedia
Pasal 17 U n t u k mengoptimalkan fungsi Unit Layanan Pengeadaan, ditempatkan tenaga ahli pengadaan barang/jasa yang memadahi sesuai dengan beban / tanggungjawabnya. Pasal 18 U n t u k m e n i n g k a t k a n k e m a m p u a n para pengelola kegiatan d a n pengelola keuamgan SKPD, diadakan bimbingan teknis kepada pengelola kegiatan d a n pengelola keuangan S K P D tentang pengelolaan APBD. BAB VII PENGENDALIAN Pasal 19 Pengendalian dilaksanakan mulai dari tahap: a. b. c. d.
Perencanaan; Pelaksanaan; F^ngawasan; dan Pelaporan. Pasal 20
(1) T a h a p p e r e n c a n a a n s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m P a s a l 1 9 h u m f a , dilaksanakan melalui optimalisasi fungsi aplikasi sistem informasi perencanaan guna mewujudkan konsistensi usulan kegiatan terhadap realisasi di APBD,. (2) T a h a p p e l a k s a n a a n , p e n g a w a s a n d a n p e l a p o r a n s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m P a s a l 1 9 h u r u f b , h u m f c, d a n h u r u f d d i l a k s a n a k a n m e l a l u i optimalisasi fungsi SIMPELBANG guna m e n y e m p u m a k a n fungsi pelaporan, monitoring, pengendalian dan evaluasi program dan kegiatan s e l u m h SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Batang. Pasal 2 1 (1) O p t i m a l i s a s i f u n g s i S i s t e m I n f o r m a s i M a n a j e m e n diperlukan guna m e n y e m p u m a k a n pengendalian pencairan anggaran.
7
Keuangan Daerah penganggaran dan
(2) D a l a m p e m a n f a a t a n a p l i k a s i S i s t e m I n f o r m a s i M a n a j e m e n Keuangan Daerah, perlu adanya t i m pendampingan dan asistensi terhadap SKPD. Pasal 22 Optimalisasi T i m Evaluasi dan Pengawasan Percepatan melakukan tugas pendampingan terhadap SKPD hambatan/masalah dalam pelaksanaan kegiatan.
Anggaran dengan yang mengalami
B A B VIII KETENTUAN
PENUTUP
Pasal 23 Peraturan B u p a t i i n i m u l a i berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, m e m e r i n t a h k a n pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Batang. Ditetapkan di Batang p a d a T a n g g a l 23 2 3 Juli
2015
ttd
YOYOK RIYO
SUDIBYO
Diundangkan di Batang p a d a t a n ^ a l 23^ 2 j j u i i 2 0 1 5 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BATANG, ttd NASIKHIN NASIKHIN
B E R I T A D A E R A H K A B U P A T E N B A T A N G T A H U N 2 0 1 5 N O M O R 43 V ^
Salinan sesuai dengan aslinya, KEPALA BAGIAN HUKUM, ttd AGUS JAELANI MURSIDI, SH.,M.Hum Pembina Tingkat I NIP 19650803 199210 1 001
8
PENJELASAN ATAS PERATURAN BUPATI BATANG N O M O R V43 l ^ ATAHUN H U N 22015 015 NOMOR TENTANG STRATEGI PERCEPATAN PENYERAPAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG A.
UMUM Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan APBD, diperlukan terobosan guna penyempumaan terhadap peraturan yang sudah ada mulai dari t a h a p perencanaan, p>elaksanaan, p e n g a w a s a n d a n pelaporan. B a h w a setiap t a h u n , pelaksanaan kegiatan A P B D selalu mengalami keterlambatan, sehingga pada awal t a h u n a n ^ a r a n , penyerapan dana A P B D prosentasenya sangat rendah, dan akhir t a h u n anggaran pencairan d a n a A P B D prosentasenya sangat tinggi. U n t u k mengantisipasi h a l yang sebagaimana tersebut di atas, diperlukan langkah-langkah optimalisasi pada setiap t a h a p a n yang mencakup aspek sumber daya manusia, pengaturan/tata kerja, penganggaran, dan kondisi lingkungan.
B. PASAL D E M I PASAL Pasal 1 C u k u p Jelas Pasal 2 C u k u p Jelas Pasal 3 Ayat(l) a. M e n y u s u n k e b i j a k a n u m u m APBD tahun berikutnya m e n y a n g k u t kebijakan m a k r o ekonomi d a n titik berat pembangunan daerah. b. M e l a k s a n a k a n b i n t e k p e r e n c a n a a n A P B D S e b e l u m r a n g k a i a n kegiatan perencanaan (musrenbang) dilaksanakan. c. M e m b u a t f o r m a t s t a n d a r u s u l a n k e g i a t a n . d. Setiap S K P D m e n y u s u n proposal kegiatan y a n g m e n c a k u p lokasi, biaya, o u t p u t d a n outcome tiap kegiatan. A y a t (2) C u k u p Jelas Pasal 4 C u k u p Jelas Pasal 5 T i m p e n y u s u n a n standarisasi h a m s m e m p u n y a i kualifikasi (yang dibuktikan dengan sertifikat): a. M a m p u m e m b a c a s i t u a s i pasar. b. M a m p u m e m p r e d i k s i p a s a r s a m p a i 2 t a h u n k e d e p a n . c. M a m p u m e m p e r k i r a a n h a r g a s a t u a n b a n g u n a n / b a r a n g s e c a r a teknis. d. M a m p u mengelompokkan barang berdasarkan jenis dan spesifikasinya. Pasal 6 C u k u p Jelas
9
Pasal 7 a. U s u l a n PA d a n K P A S K P D d i b u a t d a l a m r e n t a n g w a k t u setelah KUA-PPAS ditetapkan sampai dengan Penetapan APBD. b. U s u l a n pengelola k e g i a t a n S K P D d i b u a t d a l a m r e n t a n g w a k t u setelah KUA-PPAS ditetapkan sampai dengan Penetapan APBD. c. C a l o n p e n g e l o l a k e g i a t a n y a n g t e r d i r i d a r i P A , K P A d a n P P T K s e r t a calon Pengelola Keuangan berperan aktif dalam p e n y u s u n a n d o k u m e n RKA. d. C a l o n P P K (Pejabat P e m b u a t K o m i t m e n ) d i u t a m a k a n d a r i pejabat setin^cat di bawah kepala SKPD sesuai bidang masing-masing. e. C a l o n p e n g e l o l a k e g i a t a n j u g a m e n y u s u n d r a f R K O y a n g m e n c a k u p kondisi d a n p e r m a s a l a h a n spesifik, nilai strategis kegiatan, sasaran kegiatan, keluaran/output kegiatan, manfaat kegiatan, d a n dampak kegiatan. Pasal 8 C u k u p Jelas Pasal 9 Pengelola kegiatan yang terdiri dari PA ( P e n ^ ^ n a A n ^ a r a n ) , KPA (Kuasa Pengguna Anggaran), PPK (Pejabat P e m b u a t K o m i t m e n ) , P P T K (Pejabat Pelaksana T e k n i s Kegiatan), Perencana Pekerjaan, Pejabat Pengadaan, Pengawas Pekerjaan, PPHP (Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekeijaan), Staf Teknis dan Staf Administrasi hams bensertifikat sesuai bidangnya masing-masing. Pasal 10 C u k u p Jelas Pasal 11 C u k u p Jelas Pasal 12 C u k u p Jelas Pasal 13 C u k u p Jelas Pasal 14 C u k u p Jelas Pasal 15 Pekeijaan Perencanaan Kegiatan dilakukan pada an^aran pembahan tahun sebelumnya disesuaikan dengan w a k t u dan anggaran y a n g tersedia. Pasal 16 B i m b i n ^ m Teknis kepada penyedia barang/jasa tentang pemahaman isi k o n t r a k d i l a k s a n a k a n pada a w a l t a h u n anggaran m e n c a k u p h a k dan kewajiban masing-masing pihak yang meliputi sistem pembayaran, kualitas pekerjaan, dan m a s a kontrak. Pasal 17 Diadakan ujian sertifikasi pengadaan bertahap d a n selektif.
10
barang
dan
jasa
secara
Pasal 18 Bimbingan Teknis aktif dilaksanakan pada awal tahun sesuai pembidangannya u n t u k para pengelola kegiatan yang terdiri dari PA ( P e n ^ u n a A n ^ a r a n ) , KPA (Kuasa Pengguna Anggaran), PPK (Pejabat Pfembuat Komitmen), PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan), Perencana Pekerjaan, Pejabat Pengadaan, Pengawas Pekerjaan, PPHP (Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan), Staf Teknis, Staf Administrasi; Pengelola K e u a n g a n y a n g terdiri dari PPK (Pejabat Penatausahaan Keuangan), Petugas Verifikasi, Pembuat D o k u m e n , Petugas Akuntansi, Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran. Pasal 19 C u k u p Jelas Pasal 20 A y a t (1) C u k u p Jelas A y a t (2) D a l a m m e n i n g k a t k a n fungsi pengendalian, dibuat raport bagi para pengelola kegiatan d a n Penyedia Barang/Jasa. Pasal 2 1 A y a t (1) Standar harga satuan barang/ jasa dimasukkan ke dalam data SIMDA, sehingga S K P D tidak bisa menganggarkan barang/ jasa melebihi harga satuan barang/ jasa. A y a t (2) C u k u p Jelas Pasal 22 a. T i m p e n d a m p i n g a n S K P D t e r s e b u t berisi p e r s o n i l y a n g m e n g u a s a i teknis kegiatan dan keuangan. b. T i m pendampingan SKPD tersebut bertugas untuk menindaklanjuti hasil temuan TEPPA. Pasal 23 C u k u p Jelas
11