Bakrie Tower, 12th floor Komplek Rasuna Epicentrum Jl. H.R. Rasuna Said Jakarta, INDONESIA 12960 Website: www.bumiresources.com
Informasi Perusahaan BUMI MENCAPAI HARGA JUAL YANG LEBIH TINGGI DAN KEGIATAN OPERASI YANG LEBIH KUAT DI TRIWULAN PERTAMA Tetap Berada di Dalam Jalur untuk Mencapai Peningkatan Hasil di Penghujung Tahun -
PENDAPATAN PENJUALAN NAIK 19%, MELEWATI ANGKA $1 MILIAR
-
KINERJA OPERASIONAL YANG KUAT; MENDEKATI VOLUME 16 JUTA TON
-
PENDAPATAN OPERASIONAL YANG STABIL $149 JUTA
-
PASAR YANG MENURUN, PELEMAHAN MATA UANG MEMPENGARUHI CATATAN KEUANGAN PERSEROAN
-
DALAM JALUR UNTUK MENCAPAI PRODUKSI BATUBARA SEBESAR 100 JUTA TON PADA TAHUN 2014
Jakarta, 4 Juli 2012 PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Pengekspor dan Produsen batubara termal terbesar di Indonesia, mampu mempertahankan margin penjualan lebih tinggi, di tengah turunnya harapan selama bulanbulan terakhir di sektor komoditas, terutama sektor batubara termal akibat kekhawatiran krisis di zona Eropa dan spekulasi prospek pertumbuhan jangka pendek yang menurun di Cina dan India. BUMI mengumumkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk Triwulan pertama 2012. BUMI berhasil mencatat produksi dan penjualan sebesar 15,9 juta ton dibandingkan dengan 14,3 juta ton dan 13,9 juta ton pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan penjualan (sales revenue) sebesar $1.007,9 di bulan Januari/Maret ‘12 naik 18,6 persen dibandingkan dengan $849,9 juta pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan ini tidak termasuk 30 persen penjualan batubara dari KPC dan Arutmin yang dapat diatribusikan kepada Tata Power. Sebaliknya, harga jual rata-rata batubara BUMI adalah sebesar $92,8/ton di Triwulan I 2012 dibandingkan dengan $87,7/ton di Triwulan II atau lebih tinggi 5,8 persen. BUMI mendapatkan keuntungan/manfaat yang sangat tinggi dengan melakukan kontrak jangka panjang yang dilakukan dengan pelanggan papan atas. Walaupun kami mengalami kenaikan biaya bahan bakar sebesar 18,9% ($0,98/liter pada Triwulan I 2012 dibandingkan $0,83/liter di Triwulan I 2011), dan mengeluarkan biaya untuk pengupasan (stripping) secara penuh, margin kotor kami meningkat 18,6 persen menjadi $321,3 juta (yoy). Halaman ke-1 dari 9
Ukuran keuangan dan operasional utama kami lampirkan sebagai bahan rujukan. BUMI berhasil mengurangi komisi penjualan hingga 2,5%(dari 4%) sejak Glencore menjadi agen untuk Arutmin pada Triwulan IV tahun lalu. BUMI mencatat pendapatan penjualan (operating income) sebesar $149,1 juta pada bulan Januari/Maret 2012. Sebagai catatan, angka ini disesuaikan $65,7 juta sebagai amortisasi atas aset pengembangan kami yang timbul dari kebijakan akuntansi internal baru sebagaimana telah kami terapkan tahun ini. Pendapatan bersih yang dinyatakan kembali lebih rendah untuk Triwulan 1 2011 disebabkan penerapan kebijakan akuntansi baru pada tahun lalu. Berdasarkan kebijakan ini kami telah menyatakan kembali beberapa angka dari tahun lalu yang dapat menarik perhatian para investor dalam jangka pendek. Namun demikian, kami percaya bahwa manfaat yang diperoleh dari perbaikan reputasi dan penerapan praktik-praktik internasional terbaik jauh lebih besar dari penyesuaian buku jangka pendek yang diperlukan. Lingkungan pasar global yang tidak kondusif, situasi zona Eropa yang memburuk, pelemahan nilai mata uang rupiah dan kegiatan yang menurun pada kegiatan operasi Newmont’s Indonesia telah menyebabkan: a) pembalikan keuntungan derivatif kami sebelumnya karena harga saham kami jatuh sebesar 30% yoy dan penilaian kembali opsi pembayaran dipercepat atas 2 sisa cicilan pinjaman CIC, b) kerugian atas perdagangan valuta asing yang timbul dari penilaian kembali per triwulan atas PPN pemerintah RI yang wajib dikembalikan, c) aliran pendapatan yang jauh lebih rendah dari Newmont Nusa Tenggara disebabkan berkurangnya kegiatan di tambang Batu Hijau, sebagaimana telah diantisipasi, hingga pada saat tambang-tambang baru Newmont beroperasi. Faktor-faktor ini menjadi alasan utama untuk mencatat pembalikan (reversal) atas pendapatan bersih kami dari positif menjadi negatif pada Triwulan I 2012. Namun seiring pulihnya lingkungan pasar global, kami percaya situasi ini akan berpihak pada BUMI pada periode-periode berikutnya di tahun ini. Lampiran “Kutipan Laporan Pendapatan Lain Triwulan I 2012” memberikan rincian atas setiap faktor dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. TETAP MENEPATI JANJI Penyesuaian proaktif terhadap standar akuntansi baru – sesuai peraturan dan kebijakan manajemen baru sesuai dengan praktik-praktik internasional terbaik adalah langkah lain yang diambil BUMI untuk menetapi janji menanggapi empat isu stragis yang tengah dihadapi pasar, yaitu: a) pemangkasan utang (deleveraging dan pengurangan beban bunga), b) peningkatan nilai, c) keunggulan operasional, dan d) perubahan persepsi. Pada keunggulan operasional, produksi BUMI meningkat 11,5 persen menjadi 15,9 juta ton pada Triwulan 1 2012 dari 14,3 juta ton pada Triwulan I 2011. Kami berharap dapat mengakhiri tahun ini dengan menghasilkan sekitar 75 juta ton (dibandingkan dengan 65,9 juta ton di tahun 2011). Kami telah mengantongi kontrak sebesar 80 persen dari jumlah tersebut, dengan harga di atas $85/ton FOB (Free on Board). Rasio pengupasan rata-rata di Triwulan I 2012 adalah sebesar 10,8 dibandingkan 11,9 pada periode yang sama tahun lalu dan kami berharap dapat menurunkan angka ini hingga kisaran 10 yang kami targetkan untuk tahun ini. Hal ini menunjukkan adanya peningkatkan efisiensi dalam produksi batubara. Apabila harga bahan bakar melemah, kami mendapat keuntungan atas biaya yang lebih rendah. Sejak 2009, biaya minyak diesel untuk memproduksi 1 ton batubara berkisar dari $5,6 (2009) hingga tertinggi $12,6/ton (Triwulan I ’12). Oleh karena itu, pengaruhnya terlihat signifikan dan persentasenya mencapai Halaman ke-2 dari 9
27% dari biaya kas produksi kami di Triwulan I 2012. Rasio pengupasan yang lebih rendah ( yaitu volume lapisan tanah yang dikupas –bcm - untuk setiap ton batubara yang ditambang) dapat menjadi pemicu turunnya biaya. Proyek infrastruktrur penyeimbang untuk mencapai kemampuan produksi lebih dari 100 juta ton/tahun batubara di tahun 2014 telah sesuai dengan jalur. Prinsip dasar yang diambil adalah membangun kapasitas berlebih (overcapacity) pada seluruh unsur rantai suplai batubara dan memberikan kami kemampuan tambahan pada kondisi lingkungan yang tidak kondusif ini. Ban berjalan (overland conveyor) kedua telah dipasang di KPC – saat ini memungkinkan KPC untuk mengangkut 64 juta ton batubara yang telah diolah menuju pelabuhan dalam waktu satu tahun (dalam waktu 25 menit dengan kecepatan 30 km/jam). Kapasitas pemuat kapal pada pelabuhan Tanjung Bara di KPC sudah mulai dioperasikan dengan kemampuan angkut sebanyak 7500 ton per jam (dibandingkan dengan angka sebelumnya sebanyak 4500 ton per jam). Silahkan membaca lampiran artikel "Riches built on resources - Dedicated infrastructure differentiates Bumi Resources" - artikel ini meliputi strategi ekspansi dan prioritas saat ini yang kami miliki. Menurut Presiden Direktur Bumi Resources Tbk, Ari Hudaya, “Mempertahankan kepemimpinan pasar global yang dipegang oleh BUMI di bidang ekspor batubara termal di tengah situasi harga yang tidak menentu dan menurun hanya dapat dilakukan dengan berinvestasi lebih dalam fasilitas produksi perusahaan dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi seraya meningkatkan efisiensi.” “Dengan demikian, kami tidak hanya berada dalam posisi untuk menurunkan biaya produksi unit, namun menegaskan kemampuan perusahaan untuk menawarkan kontrak persedian jangka panjang dengan harga terbaik. Sikap atau pendirian kami pada jangka pendek tetaplah kuat, dan para pelanggan global kami tidak perlu merasa khawatir karena kami menjamin adanya suplai yang aman,“ ujar Dileep Srivastava, Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources. Manajemen BUMI menghadapi tantangan untuk mempertahankan transformasi yang berkelanjutan dari perusahaan dalam jangka pendek sambil memperkokoh kepemimpinan pasar yang dipegang perusahaan untuk jangka panjang dalam bisnis kami. “Untuk operasi batubara kami, kami telah mengantispasi beban depresiasi yang lebih lebih tinggi disebabkan penggantian peralatan lama dengan teknologi dan peralatan mesin baru dalam rangka meningkatkan efisiensi. Begitu pula dalam hal biaya pengupasan dan peningkatan kegiatan penambangan, dan biaya lainnya. Saat ini kami mencatat semuanya dalam pos biaya, sajauh yang kami bisa, sebagai bagian dari komitmen kami dalam mengubah BUMI sebagal jawara batubara nasional dengan praktik-praktik global terbaik,” tambah Dileep. PENGHARGAAN DAN PENGAKUAN DI TAHUN 2012 Beberapa penghargaan terkini yang kami terima di tahun ini adalah:-
-
Corporate Governance Asia, Hong Kong mengakui BUMI sebagai ‘Best in Investor Relations’ dan ‘Best Investor Relations Professional’ di Indonesia pada tanggal 30 Maret 2012. BUMI juga menerima pengakuan Best Investor Relations di tahun 2011. Corporate Governance Asia Journal, Hong Kong, mengakui BUMI sebagai Best Asian Company di bidang Tata Kelola yang Baik pada tanggal 20 Juni 2012 Direktur BUMI mendapat penghargaan Gold CSR Leadership Award pada Pertemuan Puncak CSR Global Tahunan ke-4, Manila, pada tanggal 20 April 2012.
Halaman ke-3 dari 9
-
BUMI melalui anak perusahaannya KPC memenangkan piagam “Best Sustainability Reporting” untuk kategori Sumber Daya Alam pada ISRA (Indonesia Sustainability Reporting Awards) 2011. Tahun tersebut merupakan tahun kelima BUMI meraih nominasi untuk kategori ini.
Kami lampirkan secara lengkap daftar penghargaan tersebut bersama siaran pers ini. PROSPEK DI TAHUN 2012 Produksi – sekitar 75 juta ton (tidak ada perubahan) Harga yang diharapkan - +$85 /ton (dari sekitar $90/ton) Biaya kas produksi -$42/ton (dari $40/ton & dinyatakan kembali $44/ton di Tahun 2011) Kami berencana melakukan telaah pada bulan Oktober 2012 dan selanjutnya terus menyempurnakan berdasarkan angka year to date Januari/September. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN LUAR BIASA -
Rapat-rapat di atas diselenggarakan di Jakarta pada tangal 21 Mei 2012 Penetapan dividen sebesar 15 persen dari pendapatan bersih di tahun 2011 sebesar Rp 14,31 per saham Lampiran pengesahan dan pengumuman keputusan pemegang saham
TUJUAN YANG LEBIH LUAS UNTUK 2 TAHUN KE DEPAN -
Deleveraging (pemangkasan utang), hingga tingkat utang terhadap EBITDA dapat mencapai sekitar 1x pada akhir tahun depan. Target untuk melunasi cicilan tahap 2 CIC ($600 juta) dan tahap 3 ($700 juta) di akhir 2012 dan 2013 – 2 tahun lebih awal (Catatan: cicilan tahap 1 CIC sebesar $600 juta dolar telah dilunasi pada bulan November 2011 walaupun waktu jatuh tempo baru jatuh pada Triwulan 4, 2012 – hampir sepertiga dari biaya pinjaman) Dengan demikian, mengurangi beban bunga secara signifikan
-
Melampaui target produksi batubara sebesar 100 juta ton per tahun pada tahun 2014 menciptakan peningkatan yang siginifikan dalam EBITDA menguatkan proses penurunan utang.
-
Memonetisasi aset-aset tambahan seperti BRMS dan mempercepat pegembangan aset-aset tersebut
HASIL KEUANGAN TRIWULAN PERTAMA 2012 Angka keuangan kuartal I, 2012 yang telah diaudit telah disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia dan akan dipasang pada situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan situs resmi kami www.bumiresources.com segera. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: Dileep Srivastava Director – Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk. Tel (62-21) 5794 2080 Fax (62-21) 5794 2070 email
[email protected] www.bumiresources.com Halaman ke-4 dari 9
TERLAMPIR: -
Ukuran Operasional Utama Triwulan I, 2012 vs Triwulan I, 2011 Keuangan dan Operasional
-
Pendapatan Lain-break up –Triwulan I, 2012 vs Triwulan I, 2011
-
Penerapan Standar Akuntansi Baru dan Kebijakan Manajemen
-
Penghargaan & Pengakuan terkini
-
‘Riches built on resources - Dedicated infrastructure differentiates Bumi Resources' – The Asset Magazine, Hong Kong, Mei 12
-
Keputusan RUPST/RUPSLB yang diambil pada tangal 21 Mei 2012
Halaman ke-5 dari 9
UKURAN OPERASIONAL UTAMA TRIWULAN I, 2012 VS TRIWULAN I, 2011 Laba & Rugi (dalam US$ juta) Pendapatan Margin Kotor Pendapatan Operasional Pendapatan Bersih Sebelum Pajak Manfaat Pajak (Biaya) Laba Bersih(Rugi)
Q1’12
1.007,9 321,3 149,1 (24,5) (82,7) (100,4)
Q1’11 dinyatakan kembali 849,9 271,1 171,7 221,0 (109,7) 108,2
Perubahan
18,6% 18,6% -13,1% -111,1% -24,7% -192,8%
RINGKASAN OPERASIONAL, TRIWULAN I, 2012 VS TRIWULAN I, 2011 (DENGAN DASAR 100%)
Physical Lapisan Penutup yang Dikupas (Mbcm) Batubara yang ditambang (Mt) Nisbah Kupas (bcm/t) Penjualan Batubara (Mt) Harga FOB (US$/ton) Biaya Kas (US$/t yang ditambang)
Q1’12 172,4 15,9 10,8 15,9 92,8 (46,3)
Q1’11 Dinyatakan Kembali 170,2 14,3 11,9 13,9 87,7 (44,2)
Perubahan 1,3% 11,5% 9,5% 14% 5,8% -4,8% Halaman ke-6 dari 9
PENDAPATAN LAIN-BREAK UP –TRIWULAN I, 2012 VS TRIWULAN I, 2011
Pendapatan Lain (Biaya) (dalam US$ juta) Modal Kepemilikan dalam NI of Associates Keuntungan (Rugi) atas aset Derivatif Keuntungan (Rugi) atas Perdagangan Valuta Asing-Bersih Pendapatan Bunga Beban Bunga & Beban Keuangan Keuntungan (Rugi) atas Penjualan Investasi Amortisasi Biaya Lain-lain Bersih Total Pendapatan Lain-lain(Pengeluaran) – Bersih
Q1’12 3,5 (16,2) (8,2) 9,5 (143,7) (14,2) (4,3) (173,6)
Q1’11 39,3 106,2 80,0 13,2 (144,2) (35,9) (12,0) 2,8 49,3
Perubahan -91% -115,3% -110,2% -28,1% 0,3% -100% -17,8% -257,7% -451,9%
Halaman ke-7 dari 9
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI BARU DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN
6
Effective January 1, 2012, the Group adopted PSAK No. 64, “Exploration for and Evaluation of Mineral Resources” and PSAK No. 33 (Revised 2011), “Accounting for General Mining”, both of which replaced PSAK No. 29, “Accounting for Oil and Gas” and PSAK No. 33 (1994), “Accounting for General Mining”. PSAK No. 64 permits an entity to develop an accounting policy for exploration and evaluation assets specifaclly considering the requirements of paragraph 10 of PSAK No. 25 (Revised 2009). It requires entities recognizing exploration and evaluation assets when facts and circumstances suggest that the carrying amount of such assets may exceed their recoverable amounts.
New PSAK
The adoption of PSAK No. 64 resulted to combination of “Oil and Gas Properties” and “Deferred Exploration Costs” previously presented as separate line items to “Exploration and Evaluation Assets” in the consolidated statements of financial position.
Halaman ke-8 dari 9
PENGHARGAAN & PENGAKUAN TERKINI
1. Menerima Best Asian Company pada Corporate Governance Asia Annual Recognition Awards 2012 ke-8. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Corporate Governance Asia – Journal on Corporate Governance in Asia, Hong Kong, 20 Juni 2012 2. Menerima Asian Excellence Recognition Awards 2012 ke-2 untuk Best Investor Relations oleh perusahaan Indonesia PT Bumi Resources Tbk dan Best Investor Relations Professional – Mr Dileep Srivastava dari Asian Excellence Awards and 9th Years of Corporate Governance Asia di Hong Kong, 30 Maret 2012 3. Menerima Indonesian Trusted Company 2011 Award dari Majalah SWA, berdasarkan survey investor dan analis mengenai praktik tata kelola perusahaan di Indonesia, Jakarta, 19 Desember 2011 4. Menerima penghargaan Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010 sebagai “Trusted Company” berdasarkan penilaian yang dilakukan Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG), Jakarta, 19 Desember 2011 5. Mendapat peringkat ke-8 Coal & Consumable Fuels in Asia, ke-11 Coal & Consumable Fuels global, ke-64 Overall Performance in Asia, dan ke-226 untuk kinerja global dari 2011 Platts Top 250 Global Energy Company, Singapura, 2 November 2011 6. Mendapatkan peringkat the Best Managed Company and Best Investor Relations, pada Asia’s Best Companies 2011 dari Finance Asia, Juli 2011
Halaman ke-9 dari 9
Riches built on resources Dedicated infrastructure differentiates Bumi Resources
64 million tonnes of coal per year – KPC’s twin overland conveyors
Adverse market conditions challenge Bumi Resources’ management to balance the conflicting demands of deleveraging its balance sheet while gearing up production capacity at the same time. A blue chip customer base has enabled the company to navigate a path through difficult times, on its way to achieving its objective of becoming a more diversified natural resources powerhouse
O
ver the first quarter of 2012, Indonesia received a record US$5.6 billion of foreign direct investment, with mining accounting for US$1.1 billion, the largest share. The figures illustrate that more capital is being attracted to Indonesia than ever before. They also highlight the fact that the economy is diversifying away from its reliance on natural resources, with a wide range of sectors capturing the US$4.5 billion balance. Responsible for producing a quarter of Indonesia’s thermal coal output, PT Bumi Resources too is diversifying. President director and chief executive officer Ari Hudaya observes that a diversified mining resource model has proven its worth. “In our case, diversification would reduce the cyclical risk of being dependent on the price of one commodity, lowering portfolio risk.” At the same time, director and company secretary Dileep
Bumi Sponsored Section for The Asset May2012b.indd 1
Srivastava acknowledges that many investors seek pure-plays, especially when looking to Indonesian companies. A reliance on coal mining alone leaves companies vulnerable to price volatility, however. A May 4 ratings outlook from Standard & Poor’s illustrates the danger. The credit rating agency cited an expectation for moderately lower coal prices in 2012 as one factor behind a revision of its outlook for the company to negative. “It’s premature to judge” whether or not coal prices are weakening at present says Srivastava, noting that in 20 years of operations, PT Bumi Resources has yet to witness a cyclical drop which has lasted for more than six months. Further, a large percentage of the company’s exports are subject to one year contracts, insulating the company from price dips. A high quality, blue chip customer base means that the company has yet to experience any bad debt on its sales. Overall, the company achieved a price of US$91.60 per tonne in the first quarter of 2012 and expects to average US$90 per tonne over the year as a whole based on contracts already in place. While this is down from the US$92.70 average achieved last year, it is up from 2010s US$71.30 per tonne average and significantly up from US$45 per tonne achieved five years ago, in 2007. Further, Bumi Resources “expects higher volumes at price levels close to 2011 levels” says Sriv-
21/05/2012 12:35 PM
and Russia – which are located hundred and thousands of miles from the sea respectively – KPC is less than ten miles (13 kilometres) from the coast. Diverse benefits The KPC and Arutmin assets – along The ongoing Eurozone debt crisis has added to with the company’s PT Fajar Bumi Sakti uncertainty over coal prices as well as contrib(FBS) – are based in Kalimantan, which has uting to delays in major shareholder Bumi plc’s no rail infrastructure and is largely undevelplanned diversification. Srivastava comments oped, promoting a great deal of interest from that Bumi Resources’ parent company “did not a broad range of stakeholders. Also known as proceed with the BRM sale last year”, referring Indonesian Borneo, Kalimantan’s land mass to the planned sale of metals-focussed Bumi is larger than that of countries such as New Resources Mineral (BRM) to major Bumi ReZealand, Thailand and Vietnam. sources shareholder Bumi plc, “because of the Srivastava observes that one factor difadverse market conditions which rendered the ferentiating Bumi Resources from other convertible bond strike price impractical”. The Hudaya: Bumi Resources’ mining companies operating in Indonesia is sale was one of many transactions scuppered by potential to build up scale the dedicated infrastructure that the compathe uncertainty surrounding the situation in the is a key strength ny has put in place. “Infrastructure expanEurozone. Proceeding with the sale would have sion projects are on track – notably KPC’s second overland resulted in the company achieving a 20% discount on the conveyor commissioned in April – providing us with contargeted sale price of US$2 billion. In short, shareholders fidence of being able to achieve [our target] of 75 million would have been disadvantaged by a sale of BRM to Bumi tonnes of coal production in 2012,” he remarks. Combined, plc, at a depressed price amidst adverse market conditions. the company’s two overland conveyors can transport 64 milIn contrast to coal-focussed Bumi Resources, BRM is lion tonnes of coal per annum over the 13 kilometres from active across a range of metals – from exploration projects the processing facility to the port, a journey which takes 25 in the copper, gold and iron ore subsectors to a lead and minutes and runs 24 hours a day barring occasional breaks zinc project under construction. In addition to coal, Infor maintenance and repairs. donesia is home to world leading copper, gold, nickel and Bumi Resources produced 66 million tonnes of coal in silver resources. While Bumi Resources fuels Asia’s growth 2011, up from 25 million tonnes in 2003, the year that the – providing thermal coal to power generators throughout company acquired its second mining asset. Production has the region – the metals produced by BRM will help meet consistently increased and is targeted to reach 114 million the needs of industries beyond power generation. tonnes per year by 2014, signifying an acceleration of proOne example is the vast amount of investment spendduction increases as it seeks to exploit more of the 2.9 billion ing required by Asean’s infrastructure sector, estimated at tonnes in JORC-certified marketable coal reserves across US$1 trillion over the next decade at the Asian Developfour mining assets. ment Bank’s annual meeting this year. These include: a 50% stake in east Kalimantan-based FBS and an 85% stake in south Sumatra-based Pendopo Higher volumes Energi Batubara (PEB) in addition to KPC and Arutmin. Mining companies typically attract a greater level of scruReserves have more than doubled from 1.4 billion tiny than other companies, with the best assets tending to tonnes recorded less than five years ago. Further, estimated attract the most interest. To date, foreign investors have resources are over three times greater, at 10 billion tonnes. made over US$4 billion debt and equity investments in Key to boosting output this year is 65%-owned east the company – including Tata Power’s US$1.3 billion inKalimantan-based KPC, which covers a concession area of vestment in 2007; China Investment Corporation’s (CIC) 90,960 hectares. The aim is to increase KPC’s production US$1.9 billion in 2009; and Vallar’s US$1.3 billion in 2010. capacity to 75 million tonnes per annum (tpa) by 2014, Bumi Resources is one of Indonesia’s most liquid shares and with the potential for further upside given that KPC is widely held by over 8,000 individual and institutional invesonly partially explored suggesting future reserves expantors around the world. sion (as resources are converted to reserves once measured Bumi Resources’ key assets – PT Kaltim Prima Coal and proven). (KPC) and PT Arutmin Indonesia (Arutmin) – are amongst Currently, KPC’s proven reserves stand at 1,423 billion the highest quality coal reserves in the world, contributing tonnes. In contrast, Arutmin’s proven reserves amount of to the company’s position as the world’s second largest – and 466 million tonnes; FBS 335 million tonnes; and PEB 687 fastest growing – coal exporter. And KPC’s position as the million tonnes. Economies of scale are important when it single largest coal exporting mine in the world. In 2005, Incomes to mining bulk commodities such as coal, given the donesia overtook Australia to claim the title of world’s leadcost of upgrading infrastructure facilities. ing exporter of thermal coal. Unlike coal mines in Australia astava, resulting in an expectation that “revenue should be far higher than 2011 or 2010”.
Bumi Sponsored Section for The Asset May2012b.indd 2
21/05/2012 12:35 PM
Paying down debt will see Bumi Resources “cut interest Funding expansion expenses by more than 50% by end 2013, from US$610 milThe US$1.8 billion cash requirement to expand coal produclion at present” and achieve a “target to deleverage from the tion and supporting infrastructure to 114 million tpa by 2014 current debt to adjusted EBITDA ratio of 2.8x to 2x by end is expected to increase earnings before interest, taxation, de2012 and 1x by end 2013”. Srivastava notes that “fears of depreciation and amortization (Ebitda) by US$900 million per leveraging delays are due to well known factors outside our annum. Srivastava explains that “KPC and Arutmin expancontrol” such as whether or not the Eurozone crisis worsens. sions are priorities when it comes to free cash flow, with deleAdditionally, the above-mentioned S&P report observes veraging to be achieved by monetizing other assets”. that “we do not capture the US$230 million that PT RecapiSrivastava remarks that “Bumi is hopeful of inflows from tal Asset Management owe Bumi given the uncertainty surBukit Mutiara, Recapital and BRM strategic partnering to rounding this payment”. Less than three years ago, PT Bumi meet our deleveraging objective” observing that “free cash Resources extended a US$300 million subordinated loan to flow may not be adequate to deleverage since Bumi needs Recapital, to facilitate the asset manager’s acquisition of PT to cover interest and manage the KPC and Arutmin expanBerau Coal. Major shareholder Bumi plc owns an 85% stake sions”. Additionally, the company has maintained a stable in Berau Coal Energy which in turn owns a 90% interest in dividend policy for the past six years. Berau Coal. Bumi plc owns a 29.2% stake in Bumi Resources. While the quality of Bumi Resources’ assets has seen the company enjoy good relationships with an expanding range Core strength of financial sponsors, key to freeing up funds for expansion is “Transport accounts for a large share of the user cost of the paying down of US$1.9 billion of high yielding debt CIC bulks compared to base and precious metals,” Hudaya emacquired in September 2009, which accounts for over half of phasizes. “Consequently, Bumi Rethe company’s total debt and the bulk sources’ potential to build up scale is of interest payments. a key strength.” Srivastava notes that, “tranche 1, Following the increase in capacamounting to US$600 million, of the ity at KPC (See illustration), future CIC loan was refinanced at one third of growth will be driven by assets such the original cost” in November 2011 – as those operated by PEB, which is highlighting the benefits of deleveragthe lowest cost coal producer in Ining. “The plan is to repay the remaindonesia albeit lower quality coal ing two [US$600 million and US$700 than KPC’s. PEB accounts for some million] tranches in the fourth quarter 23.6% of Bumi Resources’ reserves, of 2012 and 2013 – two years ahead of schedule” in each case, says Srivastava. Coal on the conveyor – 25 minutes from mine to port second behind KPC (49%) and ahead
Second heavy duty conveyor (in green) doubles stockpiling (in green and red) and blending capacity; extends to barge terminal (6 million tpa, on right) as well as rejoining first conveyor to ship loading (being upgraded to 60 million tpa). Second deep sea terminal under construction to enable simultaneous loading of two 220,000 tonne-capacity ocean-going vessels. Captive power plants with 45-megawatt capacity installed, seeing a phasing out of diesel generators.
Bumi Sponsored Section for The Asset May2012b.indd 3
21/05/2012 12:35 PM
Conservation and Borneo Orangutan Survival Foundation to relocate orangutans found in its mining concessions and contributes to the One Billion Indonesian Trees (OBIT) programme. KPC has led the way in setting an example for Bumi Resources’ other operating companies to follow, taking efforts to gain SGS accreditation for mine rehabilition and environmental management, for example. The management is actively engaging with the government to work Strategic partnering towards raising standards across the industry Srivastava comments that “Bumi continues to and its efforts have been widely recognized. explore avenues to monetize a part of BRM The company – and operating companies such through strategic partnering”. Such a developas KPC – have won awards ranging from the ment would mark a further example of partIndonesian Sustainability Reporting Award to nering across the ecosystem of industry opera- Srivastava: KPC and Arutmin tors and stakeholders. For example, Mitsubishi expansions are priorities when it the Best Asian Corporate Governance Award, Best Investor Relations and Best Practice for Corporation markets KPC’s production in Ja- comes to free cash flow Energy Management in Buildings and Induspan while Enercorp markets Arutmin’s output tries and Social Empowerment Award. in Indonesia and Glencore has done so for KPC outside of Japan and Indonesia since 2003. In November 2011, Bumi Ongoing demand Resources renewed an agreement for Glencore to market The company can afford to take a long view in spite of specuArutmin’s production outside Indonesia, with a 2.5% marketlation over the timing of the deleveraging process. Uncertain ing commission. At the same time, operational independence growth prospects in China have clouded the outlook for cokis maintained, allowing enough flexibility to adapt to evolving ing coal. At the same time, demand for thermal coal remains market conditions and retain negotiating power. strong. Additionally, the company benefits from secure, longOn February 24, it was reported that prices had been term supply contracts with highly-rated companies across fixed for 15-16 million tonnes of coal Bumi Resources is set the industry. End users range from Japanese utilities such as to sell in 2012, with 35 million tonnes committed to conJ Power and Hokuriku Electric to Indonesia’s PLN, China’s tracts with variable prices. Consequently, the company may Huaneng Power International, Hong Kong’s China Light & benefit from a rise in coal prices for output not subject to Power and Malaysia’s Tenaga Nasional. contract, should prices rise. Coal, along with liquefied natural gas imports and renewA great deal of management experience has also been able energy, have helped fill the gap experienced in Japan, gained in managing a wide range of mining contractors. which shut its last working nuclear power reactor on May 5, Experience has in part been reflected by vastly improved leaving the country without nuclear power for the first time safety records across the company – with lost-time injuries since May 1970. Bumi Resources expects to ship about 14 mildeclining significantly over the past decade, even as produclion tonnes of thermal coal to Japan in 2012, marking a sigtion has soared. nificant increase over the 12.7 and 12 million tonnes shipped And declining forward strip ratios have helped offset in 2010 and 2011 respectively. The company also expects to increased fuel costs. As more low ranked coal is mined, less supply 7 million tonnes of coal to Tata Power in 2012, as part overburden needs to be removed for every unit of coal exof its 15-year, extendible joint venture partnership. tracted. Srivastava adds that, “the level of US$40 per tonne [of The added demand should help ensure PT Bumi Recoal] presently guided this year on assumption that fuel prices sources achieves its four major objectives. Namely: (1) delewould hold but would be offset by the lowered strip ratio”. veraging, to a debt to EBITDA level of 1× by end 2013; (2) Contained costs help maintain profit margins, with a cost of this objective will be helped by the US$40 providing a sizeable comfort achievement of the second objective margin given a selling price in the reFor more information, please contact – paying off the CIC loan; (3) while gion of US$90 per tonne. the third objective – crossing the The management team has also 100 million tonne per annum mark experienced a sharp learning curve will see a significant rise in EBITwhen it comes to managing stakeDileep Srivastava DA, further reinforcing the deleverholder relations in the broadest Director & Corporate Secretary aging process; and (4) accelerating sense. Partnership extends to nonTel : +62 21 57942080/Fax +62 21 57942070 the development and monetization governmental organizations (NGO). e-mail:
[email protected] of additional assets, such as those For example, KPC collaborates with web site : www.bumiresources.com owned by BRM. the local Office of Natural Resources of Arutmin (16%) and FBS (11.5%). PEB sees Bumi Resources diversify within the coal sector, mirroring Bumi plc’s planned diversification beyond coal, with the development of mine mouth coal-fired power stations plants and potential coal gasification and liquefaction projects in partnership with leading companies in these fields.
Bumi Sponsored Section for The Asset May2012b.indd 4
21/05/2012 12:35 PM
PENGUMUMAN HASIL RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA KEDUA Dengan ini Direksi PT Bumi Resources Tbk. (“Perseroan”), memberitahukan kepada para Pemegang Saham, bahwa Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Kedua (“Rapat”) Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 21 Mei 2012 di Jakarta telah memutuskan dan mensahkan hal-hal sebagai berikut: Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan: 1. 2.
3.
4.
Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan sebagaimana pokok-pokoknya telah disampaikan oleh Direksi Perseroan dan telah ditelaah oleh Dewan Komisaris Perseroan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. a. Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tjiendradjaja & Handoko Tomo dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian sebagaimana tertera dari laporannya No. 049/H/I/2012 tanggal 27 Maret 2012. b. Memberikan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang mereka lakukan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (acquit et de charge) sepanjang tindakantindakan mereka tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. a. Menyetujui penetapan penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2011 sebesar USD 220,5 juta diperuntukkan sebagai berikut: Dividen tunai total sebesar Rp 290.395.705.965,75,- atau sebesar Rp 14,31,- per saham berdasarkan jumlah saham yang telah dikeluarkan, tidak termasuk saham yang telah dibeli kembali oleh Perseroan per tanggal Rapat yaitu sebanyak 473. 212. 607 saham. Dibukukan sebagai laba ditahan sebesar Rp 1.645.575.667.139,25,- yang akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan. b. Kepada Direksi diberikan wewenang untuk mengatur lebih lanjut tata cara pembagian dividen tersebut dan mengumumkannya dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku di bidang pasar modal dimana saham Perseroan tercatat. Menyetujui dan memberikan kuasa serta wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk melakukan penunjukan Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan/atau untuk periode tertentu sepanjang tahun 2012, serta memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk menetapkan jumlah honorarium Akuntan Publik serta persyaratan lain penunjukannya.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa: 1.
a.
b.
2.
1.
2.
Menyetujui rencana Perseroan untuk menjaminkan atau mengagunkan atau membebani dengan hak jaminan kebendaan atau mengalihkan sebagian besar atau seluruh aset/harta kekayaan Perseroan yang dimiliki langsung atau tidak langsung kepada para krediturnya atau pihak lainnya, baik kreditur Perseroan, kreditur dari anak perusahaan atau pihak lainnya, termasuk namun tidak terbatas pada (i) gadai atas sebagian atau seluruh saham-saham yang dimiliki dan dikuasai Perseroan pada anak perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung maupun efek lainnya; (ii) fidusia atas tagihan-tagihan rekening bank, klaim asuransi, persediaan (inventory), rekening escrow Perseroan dan/atau anak perusahaan; (iii) jaminan atau agunan atau hak jaminan kebendaan lainnya atas harta kekayaan lain, baik bergerak maupun tidak bergerak milik Perseroan dan anak perusahaan, yang dilakukan dalam rangka pembiayaan atau perolehan pinjaman dari pihak ketiga, yang diberikan kepada atau diterima oleh Perseroan maupun anak perusahaan, baik sekarang maupun yang akan ada di kemudian hari, sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 102 Undangundang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melaksanakan keputusan persetujuan mengenai pemberian jaminan atau mengagunkan atau membebani dengan hak jaminan tersebut di atas, termasuk tetapi tidak terbatas untuk membuat atau meminta dibuatkan segala akta-akta, surat-surat maupun dokumen-dokumen yang diperlukan termasuk tetapi tidak terbatas kepada akta gadai saham, akta fidusia atas tagihan-tagihan rekening bank, klaim asuransi dan persediaan serta jaminan atau agunan atas harta kekayaan lain milik Perseroan dan/atau anak perusahaan Perseroan, hadir di hadapan pihak/pejabat yang berwenang termasuk notaris, mengajukan permohonan kepada pihak/pejabat yang berwenang untuk memperoleh persetujuan atau melaporkan hal tersebut kepada pihak/pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menyetujui penggantian Bapak Jay Abdullah Alatas dan Bapak Sulaiman Zuhdi Pane, masing-masing dari jabatannya sebagai Komisaris Perseroan dan memberikan pembebasan dan pelepasan tanggung jawab (acquit et decharge) atas tindakan pengawasan yang mereka lakukan sehubungan dengan fungsinya sebagai Komisaris Perseroan, penggantian mana berlaku efektif sejak tanggal ditutupnya Rapat ini. a.Menyetujui pengangkatan: i. Bapak Samin Tan sebagai Presiden Komisaris Perseroan; ii. Bapak Suryo Bambang Sulisto sebagai Wakil Presiden Komisaris dan Komisaris Independen Perseroan; iii. Bapak Kusumo Abujono Martoredjo sebagai Komisaris Independen Perseroan; iv. Bapak Alexander Ramlie sebagai Komisaris Perseroan; v. Bapak Scott Merrillees sebagai Komisaris Perseroan; vi. Bapak Edison Mawikere sebagai Komisaris Perseroan; vii. Ibu Eva Novita Tarigan sebagai Komisaris Perseroan; viii. Ibu Veronica Tampubolon sebagai Komisaris Perseroan; dan ix. Ibu Nenie Afwani sebagai Komisaris Perseroan. b.Menyetujui pengangkatan kembali: i. Bapak Iman Taufik sebagai Komisaris Independen Perseroan; ii. Bapak Fuad Hasan Masyhur sebagai Komisaris Independen Perseroan; iii. Bapak Nalinkant Amratlal Rathod sebagai Komisaris Perseroan; dan iv. Bapak Anton Setianto Soedarsono sebagai Komisaris Perseroan. Pengangkatan mana berlaku efektif sejak tanggal ditutupnya Rapat ini.
3.
Menyetujui penggantian Bapak Eddie Junianto Subari dari jabatannya sebagai Direktur Perseroan dan memberikan pembebasan dan pelepasan tanggung jawab (acquit et decharge) atas tindakan pengurusan yang beliau lakukan sehubungan dengan fungsinya sebagai Direktur Perseroan, penggantian mana berlaku efektif sejak tanggal ditutupnya Rapat ini.
4.
Menyetujui pengangkatan Bapak John Slack sebagai Wakil Presiden Direktur Perseroan, Bapak Kenneth Raymond Allan dan Bapak Stefan White masing-masing sebagai Direktur Perseroan, pengangkatan mana berlaku efektif sejak tanggal ditutupnya Rapat ini.
5.
Mengangkat dan menetapkan susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan sebagaimana diuraikan di bawah ini, dengan masa jabatan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Samin Tan Suryo Bambang Sulisto Iman Taufik Fuad Hasan Masyhur Kusumo Abujono Martoredjo Nalinkant Amratlal Rathod Anton Setianto Soedarsono Alexander Ramlie Scott Merrillees Edison Mawikere Eva Novita Tarigan Veronica Tampubolon Nenie Afwani
: : : : : : : : : : : : :
Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris (Komisaris Independen) Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris
Direksi Saptari Hoedaja John Slack Kenneth Patrick Farrell Dileep Srivastava Andrew Christopher Beckham Kenneth Raymond Allan Stefan White
: : : : : : :
Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur
6.
Memberikan wewenang dan kuasa penuh dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan-keputusan sebagaimana diambil dan/atau diputuskan dalam Rapat ini, termasuk tetapi tidak terbatas untuk menyatakan pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan ini dalam akta Notaris dan mendaftarkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan sebagaimana disebutkan di atas dalam Daftar Perseroan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
7.
Menyetujui pemberian kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menentukan gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya (bila ada) serta pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi.
8.
Menyetujui pemberian kewenangan kepada Direksi bersama-sama Dewan Komisaris untuk menentukan uang jasa dan tunjangan lainnya (jika ada) bagi para anggota Dewan Komisaris. Jakarta, 23 Mei 2012 PT Bumi Resources Tbk Direksi