BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Dari Redaksi Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 31 st ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM ) and Its Associated Meetings . Mulai hari Selasa (23/9 ) hingga Jumat ( 27/9 ), Menteri-Menteri Energi se ASEAN bertemu untuk membahas persoalan energi ASEAN di Westin Hotel, Nusa Dua Bali. Menteri ESDM Jero Wacik dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia akan terus mendukung pengembangan efisiensi energi dan energi terbarukan. Kerjasama antara negara-negara anggota ASEAN serta antara ASEAN dan Mitra Wicara ASEAN harus selalu dilakukan untuk menjamin keberlanjutan energi di kawasan Asia Tenggara. Sementara ASEAN berkomitmen untuk bekerjasama membangun energi bersih di kawasan ASEAN, Indonesia sendiri terus melanjutkan pembangunan pembangkit-pembangkit listrik. Dirjen Ketenagalistrikan Jarman dalam berbagai kesempatan mengajak swasta untuk terlibat dalam pembangunan ketenagalistrikan. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat. Dari tahun 2009 sampai 2012 meningkat secara drastis. Tahun 2013 ini, kenaikan kapasitas pembangkit diproyeksikan sebesar 3.000 MW. Hal ini berbanding lurus dengan naiknya kWh perkapita. Untuk memastikan hal tersebut, Jarman dalam berbagai kesempatan, seperti saat menyampaikan presentasi dalam Indonesian Electrical Power Society (CIEPS) Conference 2013, peresmian PLTGU Cikarang, dan kunjungan ke PLTU Patuha serta Celukan Bawang, menyampaikan harapannya sesuai dengan amanat UU Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Berita-berita kunjungan Dirjen tersebut dapat Anda baca dalam Buletin Ketenagalistrikan edisi kali ini. Simak pula berbagai artikel menarik seperti monitoring percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional tahun serta Garis Besar Konservasi Energi di Jepang yang ditulis oleh Pejabat Fungsional Perencana kami. Selamat membaca.
2 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
Susunan Redaksi Penanggung Jawab
Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Redaktur
Totoh Abdul Fatah, Tumpal Gultom, Heru Setiawan, Hinsa Silaen, Ear Marison, Hagni Surendro, Sudarti, Wiwid Mulyadi, Jackson Frans, Fathorrahman, Hari Dwi Wijayanto, Milan M Nainggolan, Pandu Satria Jati, Ahmad Amiruddin, David F Silalahi, Ilham Budi, Elif Doka Marliska, Andi Winarno, Eri Nurcahyanto,
Penyunting/ Editor Suwarno, Novan Akhiriyanto, Novi Pravitasari, Matilda Parameswari
Desain Grafis/Fotografer Stefanus Wisnu W Agus Supriyadi Ernawati, Ajat Munajat Achmad Yusuf Haryono
Sekretariat
Sri Baini Sapar, Adar, Emi Tursilah Asep Hidayat, Abdul Gofur
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
DAFTAR ISI Ulasan Khusus The 31st AMEM • • • • • • • • • •
Selamat Datang di Indonesia, Para Delegasi! .................................................................................................... Agenda The 31st AMEM and Its Associated Meetings ................................................................................... Sambutan Hangat dari Indraloka .......................................................................................................................... Panitia Siap MElayani Anda ..................................................................................................................................... Kontribusi ASEAN Dalam Pasokan Energi Global ............................................................................................ Menciptakan Harmoni dalam Perbedaan .......................................................................................................... Amem ke-31 Resmi Dibuka ..................................................................................................................................... ASEAN Optimis untuk Masa Depan yang Lebih Baik ..................................................................................... Bersatu Mewujudkan Mimpi Para Pendiri ASEAN ........................................................................................... Terima Kasih Atas Kedatangan Anda, Delegasi! ...............................................................................................
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
BERITA • • • • • • • • • • • • • • •
Pencurian Listrik Bisa Dipidanakan ....................................................................................................................... Tahun 2020 Batubara Menyumbang 63% Bauran Energi ............................................................................. Sekda Provinsi Sumbar Buka Forum Keselamatan Instalasi Tenaga Listrik............................................. Pemerintah Ajak Swasta Investasi Listrik ............................................................................................................ Dirjen Ketenagalistrikan Resmikan PLTGU PT Bekasi Power......................................................................... PLTU Patuha Siap Operasi Juli 2014 ...................................................................................................................... PLTU Celukan Bawang Ditargetkan Operasi Akhir 2014 ............................................................................... Target FTP II Naik Menjadi 17.918 MW ................................................................................................................. Menteri ESDM Keluarkan Peraturan Untuk Kejar Investasi PLTSa .............................................................. Capaian Kinerja Sub Sektor Ketenagalistrikan .................................................................................................. DJK Selenggarakan Halal Bi Halal Usai Lebaran ............................................................................................... Pasokan Listrik Lebaran DIpastikan Aman ......................................................................................................... Dirjen Ketenagalistrikan Lantik Kasubdit Listrik Perdesaan ......................................................................... Munggahan Menyambut Ramadhan 1434 H .................................................................................................... Kopeleb Adakan RAT XIX ...........................................................................................................................................
14 16 18 20 22 24 26 28 30 31 34 36 38 40 42
Artikel • • •
Garis Besar Konservasi Energi di Jepang ........................................................................................................... Monitoring Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional .............................................. Tinjauan Program Listrik Perdesaan di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam........................................
44 48 53
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 3
BULETIN KETENAGALISTRIKAN S SU U KH MEM N A A AS 31st L U he t
Selamat Datang di Indonesia, Para Delegasi! PENULIS : PANDU SATRIA JATI B
Para Delegasi The 31st AMEM Disambut Hangat oleh Panitia
Selamat Datang di Indonesia, delegasi . Selamat datang di the 31 st ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM ) and Its Associated Meetings . Setelah sukses dengan penyelenggaraan the 31 Senior Official Meeting on Energy ( SOME ) and Its Associated Meetings di bulan Juni lalu, Pemerintah Indonesia kembali ingin menyambut kalian semua dalam AMEM ke -31 yang akan digelar mulai hari ini ( 23/9 ) hingga Jumat ( 27/9 ) di Bali, Indonesia. Rabu ( 25/9 ) adalah hari puncak dari AMEM 31. Direncanakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono akan membuka pertemuan tersebut. Mulai hari ini ( 23/9 ) hingga besok ( 24/9 ), para delegasi akan membahas persiapan the 31st AMEM di Rabu. Pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah 31 AMEM memilih ‘ Keberlanjutan Energi untuk Kemakmuran ASEAN ‘ sebagai tema untuk acara ini. Tema ini mencerminkan slogan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia : ‘ Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Kesejahteraan Rakyat ‘. “ Berdasarkan tema ini, saya percaya bahwa kita akan mampu menghadirkan kontribusi yang lebih untuk mengembangkan kerjasama dalam rangka untuk memberikan hasil nyata
terhadap energi berkelanjutan serta untuk mengejar kemakmuran di kawasan ASEAN, “ kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Jero Wacik . Bagi ASEAN, tema tersebut adalah tantangan yang sangat bermakna untuk bekerja sama dengan satu sama lain melalui pengembangan pandangan yang lebih jelas, serta bagaimana kita harus mengembangkan kerjasama energi lebih untuk keamanan energi global yang lebih baik. SOE Leader Indonesia, Dirjen Ketenagalistrikan Jarman percaya bahwa pembangunan tidak mungkin tanpa energi, dan pembangunan berkelanjutan tidak mungkin tanpa energi berkelanjutan. Sehingga dengan bekerja sama, Jarman percaya ASEAN dapat mencapai transformasi berbasis luas dari sistem energi dunia selama 20 tahun ke depan, memanfaatkan kekuatan teknologi dan inovasi untuk anak-anak kita, dan untuk generasi yang akan datang. Agenda pertemuan hari pertama ini adalah persiapan untuk the 31st AMEM, AMEM-IEA DISCUSSION, the 12th SOME+3 and the 10th AMEM+3, the 19th EAS ECTF and the 7th EAS EMM, AEBF 2013, ASEAN Energy Awards, and Ministers-CEOs Dialogue. Selasa pagi, semua delegasi juga diajak untuk soft opening ASEAN Energy Bussines Forum ( AEBF ), yang rencananya akan dibuka oleh SOE Leader Indonesia Jarman. Indonesia sebagai tuan rumah berharap bahwa semua delegasi menikmati tinggal di sini di Bali, dan dapat mengeksplorasi keindahan pulau yang indah ini . “ Kami berharap kalian semua menikmati yang terbaik untuk pertemuan ini,“ kata Jarman Diterjemahkan dari The AMEM News-Newsletter the 31st AMEM
4 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Penulis : Maria Nirmala Putri
The 31st AMEM dan pertemuan terkait sedang diselenggarakan di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali sebagai pertemuan tindak lanjut dari 31 Senior Officials Meeting on Energy (SOME) yang diselenggarakan Juni lalu. Akan ada lima hari penyelenggaraan pertemuan, yaitu mulai dari Senin (23/9) hingga Jumat (27/9) 2013. Sebagai negara tuan rumah AMEM dan pertemuan terkait , Indonesia membawa tema : “Keberlanjutan Energi untuk Kemakmuran ASEAN “ , tema yang sama dengan the 31 ASEAN SOME dan pertemuan terkait. Pada pertemuan hari pertama , Senin (23/9) akan dilaksanakan Pertemuan Pejabat Senior Energi untuk mempersiapkan the 31st AMEM. Peserta kegiatan ini adalah anggota ASEAN, ASEC (ASEAN Secretary), HAPUA (Head of ASEAN Power Utilities / Authorities), ACE (ASEAN Center for Energy), ASCOPE (ASEAN Council on Petroleum). Pertemuan hari ini akan ditutup dengan Welcome Dinner di Taman Indraloka di komplek Garuda Wisnu Kencana Cultural Park . Besok pagi, Selasa ( 24/9 ) adalah waktu untuk soft opening ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2013 oleh SOE Leader Indonesia Jarman . Setelah acara tersebut akan dilanjutkan dengan dua agenda utama, 12th SOME +3 and EAS ECTF (East Asian Summit Energy Cooperation Task Force) & SOME preparatory meeting for the 7th EAS EMM (East Asian Summit Energy Ministers meeting) . AEBF adalah kegiatan yang selalu beriringan dengan AMEM. Dalam kegiatan ini akan dilaksanakan pameran untuk industri dan perusahaan-perusahaan energi dari negaranegara anggota ASEAN. AEBF diharapkan dapat mendukung AMEM dalam mendiskusikan masalah energi melalui sektor swasta. Setelah menghadiri soft opening AEBF 2013 , negaranegara anggota ASEAN, ASEC, ACE, ASCOPE, dan +3(Cina , Jepang , dan Republik Korea) akan terlibat dalam 12 +3 SOME. Kemudian 7th EAS EMM ( East Asian Summit Energy Minister Meeting ) akan berpartisipasi dalam pihak-pihak
US US KH EM AN AM AS 1st UL he 3 t
Agenda The 31st AMEM and its Associated Meetings
terlibat dalam 12 +3 SOME dan juga Rusia, AS ,dan ERIA (Economic Research Institute for ASEAN dan Asia Timur ).
The 31st AMEM dan AEBF 2013 ini rencananya akan dibuka secara resmi pada Rabu (25/9) oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Semua delegasi akan mengunjungi pameran AEBF sebelum melanjutkan ke the 31st AMEM. AMEM - IEA (International Energy Agency) akan menjadi pertemuan berikut dan kemudian langsung melanjutkan ke AMEM +3 ke-10. Hari kegiatan akan diakhiri dengan Gala Dinner dan Penghargaan Energi ASEAN di Nusa Dua Convention Center Bali. Pada Kamis (26/9) para delegasi akan meneruskan the 7th EAS EMM. Acara ini direncanakan akan dihadiri oleh negara-negara anggota ASEAN, negara anggota EAS (Australia, Cina, India, Jepang, Selandia Baru, Republik Korea, Rusia, AS), ASEC, ACE, ERIA, dan IEA. Pertemuan akan dilanjutkan oleh Menteri-CEO Dialog. Menteri-CEO dialog adalah keterlibatan AMEM dan AEBF antara sektor pemerintah dan swasta terkait energi. Segera setelah waktu istirahat , semua menteri dijadwalkan dapat mengikuti sesi golf menteri, sementara delegasi lain untuk menikmati acara bebas. Pada hari berikutnya ( 27/9 ), para del egasi diundang untuk bergabung kunjungan teknis dan budaya, menikmati keindahan Pulau Dewata , Bali. Mudah-mudahan, semua delegasi tidak akan pernah melupakan momen berharga pada hari terakhir. Diharapkan bahwa semua delegasi akan memiliki waktu yang baik selama AMEM ini. Kesepakatan menguntungkan pada energi juga diharapkan akan diputuskan dalam pertemuan ini. ( MNP ) Diterjemahkan dari The AMEM News-Newsletter the 31st AMEM
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 5
BULETIN KETENAGALISTRIKAN US S U KH MEM N SA 1st A A UL he 3 t
Sambutan hangat dari Indraloka PENULIS : Aditya Wisnu Wardana
Suasana Welcoming Dinner The 31st AMEM, Senin (23/9)
Fire Dance menyambut kedatangan delegasi The 31st AMEM
Pulau Bali adalah salah satu tempat paling eksotis di dunia. Pulau ini menjadi kebanggaan Indonesia. Banyak keindahan yang menangkap hati orang di seluruh dunia : pemandangan eksotik, gelombang laut dalam pasir keemasan, pohon kelapa bergoyang dalam angin, pernakpernik yang indah di sepanjang jalan, gunung berapi di cakrawala jauh, serta tarian dan warisan budaya. Setelah semua keunikan ini, Bali dengan bangga menjadi tuan rumah penyelenggaraan the 31st AMEM dan pertemuan terkait.
mengajak semua delegasi untuk menikmati resor indah Indraloka Garden di Garuda Wisnu Kencan.
Melanjutkan the 31st ASEAN SOME Juni lalu, the 31st AMEM dan pertemuan terkait akan kembali digelar di Nusa Dua, Bali. Tahun ini bukanlah satu-satunya pelaksanaan AMEM yang dilaksanakan di pulau Bali . Pertemuan pertama kerjasama Menteri Ekonomi ASEAN di bidang Energi diadakan di kota ini pada 2930 September 1980. Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Adam Malik resmi membuka acara tersebut. Beliau menandai sejarah keterlibatan Bali pada keberlanjutan energi di ASEAN . Karena sejarah yang berharga ini, panitia akan memperkenalkan lebih lanjut tentang Bali kepada semua delegasi melalui acara ini. Mulai dari welcoming dinner malam ini, Indonesia melalui SOE Leader for Indonesia Jarman
Terletak tinggi di atas tanah seluas Bali, Garuda Wisnu Kencana Cultural Park adalah gerbang ke dunia seni dan budaya . Tempat ini memiliki panorama yang mengesankan , dengan banyak tempat untuk dinikmati . Di tempat yang indah ini, Indraloka Garden adalah salah satu tempat paling favorit di Garuda Wisnu Kencana. Ketika Anda datang lebih dekat ke tempat ini, Anda akan disambut oleh musik bagus jegog. Kemudian akan diikuti dengan tarian pembuka “ Sekar Jagat “. Akan ada dua tarian lain yakni “ Fire Dance “ dan “ Tari Joged Bumbung “ yang akan menyambut kedatangan denga keterkejutan yang menyenangkan nanti. Ini baru hari pertama. Indonesia akan menyenangkan semua delegasi selama hari-hari berikutnya di the 31st AMEM. Siapkan diri anda dengan beberapa kunjungan budaya lainnya yang tentunya membuat Anda memutuskan untuk tinggal lebih lama di Bali . ( AWW ) Diterjemahkan dari The AMEM News-Newsletter the 31st AMEM
6 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN US US KH EM AN AM AS 1st UL he 3 t
PANITIA SIAP MELAYANI ANDA
membutuhkan informasi dan bantuan tolong jangan ragu untuk menghubungi panitia atau meja informasi. Selama acara, panitia juga menyediakan jasa transportasi, ruangan pertemuan bilateral , dan akses penuh ke internet. Layanan transportasi dari Bandara Ngurah Rai ke hotel mereka di Nusa Dua . Panitia Suasana Resepsionis Panitia TThe 31st AMEM
Indonesia sebagai tuan rumah the 31st AMEM and its associated meetings akan memberikan pelayanan yang terbaik bagi keselamatan dan kenyamanan bagi delegasi. Sampai Jumat (27/9 ), panitia akan menyajikan beberapa program seperti gala dinner, spouse program, dan kunjungan budaya serta kunjungan teknis sehingga Anda dapat membawa kembali kenangan yang menyenangkan di Bali . Panitia telah menyiapkan fasilitas untuk membuat Anda merasa aman dan nyaman selama Anda menghadiri AMEM . Puncak dari the 31st AMEM akan digelar pada Rabu ( 25/9 ), yang rencananya akan dihadiri oleh seluruh Menteri Energi ASEAN . Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan membuka acara tahunan ASEAN tersebut. Tidak hanya menjadi tempat dari AMEM -31, The Westin Hotel Nusa Dua juga merupakan tempat di mana Miss World 2013 diadakan, dengan Indonesia sebagai tuan rumah. Oleh karena itu keamanan kawasan Nusa Dua, terutama Westin Hotel , akan cukup ketat . Petugas Keamanan Presiden akan membantu Anda untuk mengamankan upacara pembukaan besok pagi. Panitia meminta maaf atas ketidaknyamanan, itu semua dilakukan untuk keamanan Anda sendiri. Panitia mengingatkan Anda semua untuk tidak lupa membawa kartu identitas peserta selama acara. Jika Anda
juga menyiapkan layanan shuttle bus dari hotel di mana Anda tinggal ke daerah pertemuan di Hotel Westin. Untuk delegasi yang membutuhkan ruang pertemuan untuk pertemuan bilateral, panitia telah menyediakan beberapa kamar di Westin Hotel seperti ruang Surabaya , ruang Bandung , Executive Room I dan Executive Room II . Anda dapat menghubungi petugas penghubung Anda untuk menggunakan ruang untuk pertemuan bilateral tersebut. Panitia juga telah menyiapkan ruang khusus untuk wartawan yang melaporkan kegiatan AMEM dan pertemuan terkait di Lounge Room. Akses internet juga telah disiapkan di semua ruangan kegiatan AMEM. Ketika Anda merasa tidak enak badan, silakan datang ke ruang medis di Heliconia 1 , lantai 2 , di sebelah timur Nusantara kamar. Panitia menyediakan dokter handal dan perawat dari Rumah Sakit Sanglah Bali. Keselamatan dan kenyamanan perasaan seluruh delegasi selama acara adalah prioritas panitia . SOE Leader Indonesia Jarman menyambut delegasi untuk acara ini . Ia berharap bahwa semua delegasi menikmati tinggal di sini di Bali dan mampu mengeksplorasi keindahan pulau ini indah. Nikmati pertemuan ini. Nikmatilah Bali. (PSJ ) PENULIS : Pandu Satria Jati B
Diterjemahkan dari The AMEM News-Newsletter the 31st AMEM
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 7
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Kontribusi ASEAN dalam Pasokan Energi Global
S SU U KH MEM N A A AS 31st L PENULIS : Maria Nirmala Putri U he t
Penandatanganan MOU Para Menteri Energi ASEAN, Rabu (25/9)
Dengan melakukan pertemuan dalam lingkup regional, SOE Leader negara-negara anggota ASEAN dan mitra dialog ASEAN telah membahas dan menghasilkan banyak proposal menguntungkan dan perbaikan untuk the 31st AMEM selama dua hari terakhir. Masing-masing pihak akhirnya datang pada pemahaman yang sama untuk kesimpulan AMEM tahun ini. Di luar itu, AEBF 2013 juga memberikan dukungan yang besar bagi pengembangan kerjasama di sektor energi antara pemerintah dan swasta. Melalui konferensi di AEBF 2013, banyak pihak dari sektor bisnis energi, lembaga-lembaga internasional dan asosiasi energi saling berbagi pemikiran tentang pengembangan energi terbarukan, energi bersih, batubara, dan juga tambang dan gas. AMEM sendiri tidak akan pernah lepas dari AEBF. Pemerintah negara anggota ASEAN dan Mitra Dialog, serta swasta sektor energi bekerja sama untuk mempertahankan energi dan sumber daya mineral dalam penerapan energi terbarukan. Hal ini dilakukan untuk menjaga pasokan energi di kawasan ASEAN serta untuk mengusulkan energi berkelanjutan . Selain itu semua, pemerintah bekerja sama dengan pemerintah daerah bekerja untuk menyajikan pelayanan energi terbaik kepada masyarakat dari masing-masing negara anggota ASEAN dan seluruh dunia.
Selasa pagi ( 24/9 ) , SOE Leader Indonesia, Jarman , membuka AEBF 2013 di Jakarta Room- The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali. Dalam sambutannya, Jarman menyatakan bahwa kenaikan standar hidup, pertumbuhan penduduk yang cepat, serta tingginya permintaan energi yang tumbuh secara berkelanjutan menjadi tantangan terbesar di dunia . “AEBF tahun ini telah memilih tema Keberlanjutan Energi untuk Kemakmuran ASEAN, karena kita semua tahu keberlanjutan energi yang kini menjadi pekerjaan besar oleh banyak bangsa,” kata Jarman. Jarman menambahkan bahwa permintaan energi meningkat serta keberlanjutan energi tengah dibahas dalam peningkatan jumlah tingkat regional dan internasional yang meliputi agenda luas yang mencakup diversifikasi energi, kerja sama energi, efisiensi energi dan konservasi dan perkembangan alternatif dan terbarukan energi. Sejalan dengan apa yang disebutkan oleh Jarman , konferensi regional seperti AMEM termasuk AEBF yang akan memberikan kontribusi untuk menjawab kekhawatiran global terhadap energi. Selepas soft opening, seluruh delegasi dari the 31st AMEM dan pertemuan terkait diundang untuk melihat-lihat stand pameran AEBF 2013. Peserta konferensi sangat antusias berpartisipasi dalam hari pertama AEBF . Mereka memberikan perhatian penuh pada pemikiran, laporan, prediksi, serta analisis keberlanjutan energi ASEAN untuk terus membantu pasokan energi global. Salah satu ahli energi Teruaki Masumoto (Ketua Asosiasi Energi Jepang) menyebutkan kontribusi ASEAN terhadap kebutuhan energi global. “ Seribu terima kasih kepada ASEAN karena sudah menjadi pemasok minyak, batu bara , dan gas alam untuk kebutuhan energi global, “ ujar Masumoto . Hasil kemajuan kerjasama energi antara pemerintah dan pihak swasta di ASEAN akan diputuskan dalam Menteri - CEO Dialog pada penutupan AEBF 2013 Kamis depan (26/9) . (MNP) Diterjemahkan dari The AMEM News-Newsletter the 31st AMEM
8 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
PENULIS : Pandu Satria Jati B Diterjemahkan dari The AMEM News-Newsletter the 31st AMEM
Setiap tahun, para Menteri Energi ASEAN bertemu dalam AMEM. Tahun ini, AMEM telah berlangsung selama 31 tahun . Mengikuti tradisi, pertemuan Menteri Energi tidak hanya dilakukan di ruang rapat, tetapi juga melalui beberapa program keluar dari ruang pertemuan. Tahun ini Indonesia sebagai tuan rumah the 31st AMEM mengajak semua delegasi untuk menghadiri acara di luar seperti gala dinner, kunjungan budaya, Menteri golf, dan spouse program. Malam ini (25/9), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengajak semua delegasi untuk menghadiri Gala Dinner the 31 AMEM dan ASEAN Energy Award di Hall 4 Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Lokasi gala dinner tersebut sekitar 500 meter dari The Westin Hotel Nusa Dua. Anda diharapkan akan berkumpul pukul 18.30 di The Westin Hotel lobby untuk berjalan ke BNDCC. Sesampainya di lokasi, tari tradisional Bali Sekar Jepun akan menyambut Anda. Kemudian Anda akan disuguhi makan malam disertai dengan musik live band dan lagu asing dengan Saharaja Musical Group. Di tengah acara ASEAN Energy Awards , tari Saraswati akan menghibur para tamu sambil menikmati makan malam. Tari saraswati ini menggambarkan Dewi Saraswati sebagai dewi ilmu pengetahuan . Tarian ini menggambarkan keindahan Dewi Saraswati yang diiringi oleh sekelompok angs. Penganugerahan ASEAN Energy Awards akan diberikan oleh beberapa Menteri Energi yang menghadiri gala dinner. Penghargaan yang diberikan antara lain kategori ASEAN Best Practices Competition for Energy Efficient Buildings, ASEAN Best Practices Competition for Energy Management in Buildings and Industries, Renewable Energy Project Competition, ASEAN Best Practices in Coal Projects, serta ASEAN Individual Excellence in Energy Management.
US US KH EM AN AM AS 1st UL he 3 t
Menciptakan Harmoni dalam Perbedaan
Jero Wacik memainkan Angklung interaktif sebagai simbol persatuan ASEAN.
Setelah penganugerahan Penghargaan Energi ASEAN tersebut, Delegasi akan diajak untuk memainkan angklung interaktif . Angklung adalah alat musik yang terbuat dari dua tabung bambu yang menempel ke bingkai bambu. Angklung adalah alat musik tradisional yang populer di seluruh Asia Tenggara . Alat musik ini asli dari Indonesia dan telah dimainkan oleh orang-orang Sunda selama berabad-abad . Kata ‘angklung’ berasal dari bahasa Sunda ‘angkleung – angkleungan’ , yang berarti pergerakan pemain angklung dan suara ‘Klung’ berasal dari instrumen. Angklung interaktif Saung Angklung MangUdjo mengajak semua peserta untuk memainkan angklung dengan nada yang berbeda. Suara yang dihasilkan oleh nada yang berbeda tersebut menghasilkan lagu yang bagus untuk didengarkan. Hal tersebut menggambarkan bagaimana hal-hal yang berbeda dapat bersatu dalam harmoni yang indah. Instrumen ini melambangkan negara-negara ASEAN yang berasal dari berbagai budaya, tetapi memiliki komitmen yang tinggi untuk bekerja sama dalam berbagai bidang, termasuk energi . Mari kita membangun kerukunan di tengah perbedaan-perbedaan kita .Panitia berharap semua delegasi dapat datang dan menikmati acara di BNDCC . ( PSJ )
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 9
BULETIN KETENAGALISTRIKAN S SU U KH MEM N A A AS 31st L U he t
AMEM ke-31 Resmi Dibuka PENULIS : Aditya Wisnu Wardana
Diterjemahkan dari The AMEM News-Newsletter the 31st AMEM
Diiringi oleh tarian Gebyar Kipas dalam hiburannya, the 31st AMEM and its Associated Meetings akhirnya dibuka dengan megah kemarin (25/9). Lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya, pada awal membuka upacara pembukaan the 31st AMEM and its Associated Meetings. Setelah itu , Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Jero Wacik menyampaikan laporan persiapan the 31st AMEM and its Associated Meetings kemudian dilanjutkan oleh sambutan yang diberikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono. Dalam sambutannya, Wakil Presiden menyambut hangat kedatangan semua delegasi dalam the 31st AMEM and its Associated Meetings. Boediono mengingatkan kita alasan mengapa ASEAN dibentuk. Karena posisi geografis, negara-negara ASEAN ditakdirkan untuk hidup bersama . Kedekatan lokasi tersebut membuat kita diatur dalam lingkungan ASEAN.. “ Kita bisa memilih teman-teman kita , tapi kita tidak bisa memilih tetangga kita, “ kata Boediono. Dalam era globalisasi , interdependensi merupakan kebutuhan primer untuk bertahan hidup . Kita tidak bisa mengandalkan diri sendiri saja, kita membutuhkan orang lain dan orang lain membutuhkan kita. Boediono menyatakan bahwa hubungan kita dalam lokasi geografis yang ideal membuat ASEAN menjadi jaringan
Wapres Boediono memukul gong dibukanya the 31st AMEM
inti. ASEAN hanya dapat jaringan inti kita jika kita mendasarkan kebijakan dan kegiatan kami pada tujuan bersama jangka panjang dan adil bagi setiap negara. “Indonesia dengan sumber daya yang luas siap untuk berkontribusi terhadap keberlanjutan energi , dan kami akan melakukan yang terbaik dalam bagian kita,” tambah Boediono. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Jero Wacik mengatakan bahwa Indonesia akan terus mendukung pengembangan efisiensi energi dan energi terbarukan. Permintaan energi di kawasan ASEAN tumbuh dengan pesat pada taraf yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sehingga energi terbarukan menjadi solusi untuk kebutuhan energi di kawasan ini . , the 31st AMEM and its Associated Meetings menjadi ukuran yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Urgensi kerjasama antara negaranegara anggota ASEAN serta antara ASEAN dan Mitra Wicara ASEAN dilakukan untuk menjamin keberlanjutan energi di kawasan tersebut. Selain itu, koordinasi antara negara-negara anggota ASEAN di bidang energi berfungsi untuk mengalokasikan jaringan listrik untuk masing-masing negara ASEAN , menerapkan efisiensi energi , serta mengusulkan kerangka peraturan reguler pada energi. Akses pada energi menjadi penting untuk membuat ekonomi suatu negara bekerja dan meningkatkan stabilitas bangsa itu sendiri. Hari ini (26/9) adalah hari kedua, the 31st AMEM. Akan ada dua agenda utama: yaitu the 7th EAS EMM di pagi hari dan Menteri-CEO Dialogue setelahnya. Acara ini adalah kesempatan untuk membentuk kebijakan energi yang lebih berkelanjutan, dan hasilnya dapat digunakan untuk mencapai energi terbarukan regional, teknologi efisiensi energi, serta pengembangan energi yang berkelanjutan . ASEAN harus bekerjasama untuk hari yang lebih baik dan masa depan yang lebih baik. (AWW)
10 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
PENULIS : Maria Nirmala Putri
Diterjemahkan dari The AMEM News-Newsletter the 31st AMEM
Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono , secara resmi membuka the 31st AMEM and its Associated Meetings dalam Upacara Pembukaan Bersama the 31st dan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2013 di Ruang Nusantara 1, Hotel Westin, Nusa Dua, Bali. Dengan dibuka secara resmi, maka pertemuan inti dari the 31st AMEM and its Associated Meetings dimulai untuk mulai kemarin (25/9) dan akan berakhir hari ini (26/9 ). Pertemuan inti dari the 31st AMEM and its Associated Meetings dihadiri Menteri Energi ASEAN, SOE Leader, mitra dialog ASEAN serta delegasi lainnya. Diadakan di tempat yang sama seperti pertemuan-pertemuan persiapan untuk the 31st AMEM, inilah saatnya Menteri Energi ASEAN menandatangani beberapa rekomendasi dari SOME. The 31st AMEM ini juga diharapkan dapat protokol perjanjian tentang Establishment of the ACE dan penandatanganan Perpanjangan MOU the Trans ASEAN Gas Pipeline Projects selama 10 tahun. Dihadiri oleh tmenteri dan wakil menteri energi dari negara-negara anggota ASEAN serta mitra dialog ASEAN, pertemuan AMEM dibuka oleh Menteri Perindustrian, Pertambangan dan Energi Kerajaan Kamboja sebagai ketua AMEM ke-30 (diwakili oleh Sekretaris Negara Departemen Perindustrian , Pertambangan dan Energi Kerajaan Kamboja , Praing Ith). Dia memberikan sambutannya sebelum melanjutkan untuk memilih Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Jero Wacik, sebagai ketua AMEM tahun ini . “Kita akan mendapatkan kemajuan besar dalam kepemimpinan baru Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, “ kata Praing Ith . Jero Wacik selaku pemimpin sidang kemudian mengundang wakil ketua the 31st AMEM Menteri Energi dan PertambanganLaos (diwakili oleh Wakil Menteri Energi dan Pertambangan Laos Viraphonh Viravong). Dalam sambutannya , Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
US US KH EM AN AM AS 1st UL he 3 t
ASEAN Optimis untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Indonesia sebagai Ketua the 31st AMEM and its Associated Meetings, Jero Wacik , menyoroti tiga sikap yang penting sebagai karakteristik ASEAN sebagai komunitas. “Kita akan melakukan diskusi yang mendalam mengenai berbagai isu dan masalah-masalah yang akan muncul dalam AMEM. Diskusi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat dari semangat komitmen masyarakat, dan kerja sama, “ sebut Jero Wacik . Selain menteri energi ASEAN, ada beberapa pihak lain menghadiri pertemuan inti dari the 31 AMEM ini, yaitu ASEC , ASE , HAPUA , dan ASCOPE. Sebelum datang ke penandatanganan MOU dan konferensi pers, ketua SOME serta semua pihak yang disebutkan di atas menyampaikan laporan untuk the 31st AMEM. Nilai keseluruhan untuk MTR dari APAEC 20102015 mencapai 3,38 dari 5 , yang masing-masing diapresiasi oleh negara-negara anggota ASEAN. Menteri ESDM Indonesia Jero Wacik mengajak para delegasi untuk memberikan tepuk tangan atas prestasi ini. ASEAN harus optimis dalam bekerja pada pengembangan energi dan untuk membangun masa depan yang lebih baik. Hal ini diharapkan untuk mencapai skor yang lebih tinggi dalam tahun-tahun berikutnya selama periode pelaksanaan APAEC . (MNP)
Para Menteri Energi ASEAN bersama Wapres Boediono
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 11
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Bersatu Mewujudkan Mimpi Para Pendiri ASEAN PENULIS : Pandu Satria Jati B US S Diterjemahkan dari The AMEM News-Newsletter the 31st AMEM U KH MEM N SA 1st A A UL he 3Embrace the pride in our heart ASEAN we are t
bonded as one Look-in out to the world. For peace, our goal from the very start And prosperity to last. We dare to dream we care to share.Together for ASEAN We dare to dream, We care to share for it’s the way of ASEAN.
Lirik lagu tersebut merupakan lirik ASEAN Way, lagu resmi ASEAN. Liriknya ditulis oleh Payom Valaiphatchra, sedangkan musiknya diciptakan oleh Kittikhun Sodprasert Kittikhun Sotprasoe dan Sampow Triudom. Mereka mengalahkan 99 finalis dari sepuluh negara-negara ASEAN pada tahun 2008. Lagu ASEAN Way tersebut dinyanyikan dalam upacara pembukaan the 31st AMEM and its Associated Meetings dan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2013 pada Rabu ( 25/9 ) lalu oleh paduan suara Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua. Upacara pembukaan yang berlangsung di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono, setelah menerima laporan tentang persiapan untuk pertemuan the 31st AMEM dan AEBF 2013 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Jero Wacik . Dalam sambutannya, Boediono menekankan pentingnya jejaring negara-negara anggota ASEAN dalam menghadapi tantangan global. “ Negara-negara anggota ASEAN telah tinggal bersama untuk waktu yang lama . Kita memiliki kepentingan jangka panjang yang sama dan memiliki kebersamaan yang telah teruji sebagai modal awal kita,” kata Boediono . Setiap negara di dunia ini tidak dapat hidup sendiri. ASEAN perlu mengembangkan berbagai jaringan , salah satunya adalah energi bagi kepentingan jangka panjang bersama. Di sektor energi, ASEAN perlu mengembangkan jaringan yang efektif karena energi merupakan kebutuhan utama masyarakat ASEAN. Indonesia sebagai anggota pendiri ASEAN siap untuk mengambil kontribusi dan menciptakan jaringan inti ASEAN yang efektif, terutama
pada bidang energi. Wakil Presiden Republik Indonesia mengatakan bahwa Indonesia juga menyangkut banyak pada keamanan energi karena Indonesia dilimpahhi energi yang beragam dan melimpah. Kerjasama ini diharapkan disusun berdasarkan kepentingan jangka panjang dan prinsip-prinsip dasar pembagian yang adil dari manfaat. Keberlanjutan Energi untuk Kemakmuran ASEAN’ dipilih untuk menjadi tema oleh panitia the 31st AMEM. Tema ini tercermin pada lambang ASEAN yang resmi digunakan pada bulan Juli 1997. Lambang ASEAN mewakili kestabilan, kedamaian , dan persatuan dinamis seperti karakteristik ASEAN. Warna lambang biru, merah, putih dan kuning yang merupakan warna utama negara dari semua negara anggota ASEAN . Biru menggambarkan perdamaian dan stabilitas, merah menggambarkan keberanian dan dinamisme, sedangkan putih menunjukkan kemurnian dan kuning melambangkan kemakmuran. Sepuluh batang terikat beras di tengah mewakili negara-negara anggota ASEAN . Lambang tersebut merupakan mimpi para pendiri ASEAN untuk mengatur ASEAN yang terdiri dari semua negara di Asia Tenggara; membuat negara-negara terikat bersama dalam persahabatan dan solidaritas . Bentuk lingkaran merupakan kesatuan ASEAN . Kita semua berharap bahwa dengan acara the 31st AMEM ini, kita bisa bersama membangun ketahanan energi untuk membuat mimpi para pendiri ASEAN menjadi kenyataan . (PSJ)
12 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
PENULIS : Pandu Satria Jati B Diterjemahkan dari The AMEM News-Newsletter the 31st AMEM
Setelah pertemuan hari pertama, Senin (23/9) di pertemuan SOME untuk persiapan the 31st AMEM, kemudian Soft Opening ASEAN Energy Bussines Forum (AEBF) 2013 , Selasa (24/9), dan puncak dari the 31st AMEM pada Rabu, akhirnya kita sampai juga pada hari terakhir dari the 31st AMEM and its Asosiated Meeting. Indonesia sebagai negara tuan rumah sangat berterima kasih atas kedatangan Anda. Indonesia mengharapkan acara ini, serta layanan dari panitia akan membawa kenangan manis untuk Anda ketika kembali ke negara Anda masingmasing. The 31st AMEM dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono, Rabu ( 25/9 ) . Dalam sambutannya, Boediono menekankan pentingnya jaringan negara-negara anggota ASEAN dalam menghadapi tantangan global. Jero Wacik kemudian memimpin pertemuan inti dari the 31st AMEM. Pertemuan inti ini memberikan sejenak kesempatan kepada Menteri Energi ASEAN untuk mencatat, mendukung, dan menandatangani beberapa rekomendasi dari SOME. The 31st AMEM telah menandatangani MOU tentang tentang Establishment of the ACE dan menandatangani Instrumen Perpanjangan MOU the Trans ASEAN Gas Pipeline Projects (TAGP) selama 10 tahun. Kamis (26/ 9), EAS EMM yang ke-7 telah menyatakan beberapa keputusan penting dalam kerjasama energi ASEAN. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Jero Wacik. Pertemuan sesi ini membahas kemajuan kerjasama energi serta rencana kerja EAS untuk tahun 20122013. ASEAN Menteri dan CEO Dialog sebagai keterlibatan AMEM dan AEBF pada Kamis (26/9) juga telah dilakukan sebagai rangkaian acara yang tidak dapat dipisahkan dari sektor pemerintah dan bisnis untuk membangun keamanan energi ASEAN. Dialog ini memberi kesempatan bagi pejabat publik dan swasta untuk berbaur dan berbincang pada saat yang
US US KH EM AN AM AS 1st UL he 3 t
Terima Kasih Atas Kedatangan Anda, Delegasi!
sama untuk menangani beberapa isu investasi energi di kawasan ini.
Hari ini (27/9), panitia mengundang semua delegasi untuk bergabung dengan kunjungan budaya untuk menikmati Bali. Para delegasi dapat melihat Wood Carving indah Pusat di Desa Mas, Goa Gajah, Peliatan dan Museum Puri Lukisan di Ubud. Dengan kunjungan budaya hari ini, rangkaian acara the 31st SOME-AMEM 2013 telah selesai dilaksanakan. Sebagai tindak lanjut dari hasil kesepakatan the 31st AMEM ini, Indonesia sebagai ketua kerjasama ASEAN di bidang rnergi 2013 telah dijadwalkan akan menyelenggarakan’Special SOME’ pada akhir tahun ini dengan melibatkan negara-negara anggota ASEAN dan mitra dialog ASEAN. Pada tahun 2014 , pemerintah LAOS melalui Wakil Menteri Energi dan Pertambangan Republik Demokratik Laos menyatakan siap menjadi tuan rumah Pertemuan Senior Official dam Menteri Energi, serta mengundang semua delegasi dan mitra dialog ASEAN untuk berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan tersebut tahun depan. Panitia mengucapkan terima kasih untuk kedatangan para delegasi. Jangan lupa untuk membawa beberapa souvenir dari Bali. Salam kepada rekan-rekan dan keluarga di negara
Menteri ESDM Jero Wacik menerima tamu delegasi di tengah pergelaran the 31st AMEM
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 13
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Pencurian Listrik Bisa Dipidanakan PENULIS : Pandu Satria Jati B
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman memnyampaikan sambutan dalam Workshop di Semarang
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Ir Jarman MSc mengajak semua pihak untuk peduli pada penyusutan jaringan listrik (losses), khususnya penyusutan karena pencurian listrik. Kasus pencurian listrik bisa dipidanakan sebab hal itu merugikan negara. “Penyelesaian masalah pencurian listrik jangan hanya diselesaikan secara perdata, tapi juga pidana. Karena ada kesengajaan untuk mencuri. Temuan (pencurian listrik) itu sampaikan ke Ditjen Ketenagalistrikan,” ujar Dirjen Ketenagalistrikan saat membuka Workshop Penurunan Losses dengan Berfokus Pada Perbaikan Teknis, Proses Bisnis, Mindset Capabilities & Leadership” yang diadakan oleh Udiklat PLN Semarang, Rabu (11/9). Losses menurut Dirjen bisa terjadi karena dua hal, yaitu karena masalah teknis dan non teknis. Untuk susut jaringan karena pencurian listrik, PT PLN selama ini telah melakukan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL). Namun pencurian listrik masih saja berulang. Dirjen
Ketenagalistrikan meminta PT PLN (persero) melaporkan kasus-kasus pencurian listrik kepada Ditjen Ketenagalistrikan c.q. Direktorat pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan. Ia berjanji akan memproses kasus-kasus tersebut jika masuk ranah pidana. “Akan kita proses, karena kami telah mendidik Penyidik Pegawai Negeri Listrik (PPNS). Sesuai hukum dapat kita proses,” ungkap Dirjen.
14 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman memdapatkan kenang-kenangan dari panitia Workshop
Menurut Dirjen, pencurian listrik harus dibuat efek jera. “Mereka mencuri listrik bukan karena tidak mampu bayar, tapi memang ingin mendapatkan lebih di luar hak dia,’ ungkapnya. Pencurian listrik merugikan negara, untuk itu workshop yang digelar dari Rabu (11/9) hingga Kamis (12/9) ini diharapkan mampu membantu para pekerja teknis PT PLN (persero) memahami dan menyadari tentang penyusutan listrik serta berupaya menurunkan angka losses tersebut. Dengan pemateri yang berpengalaman, Dirjen berharap para peserta workshop tersebut dapat belajar dan sharing pengalaman mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk penurunan angka losses.
Workshop yang diselenggarakan oleh PLN Corporate University ini juga diikuti oleh para Inspektur Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan. Dirjen merasa terhormat dapat membuka workshop tersebut, serta berpesan kepada peserta untuk serius demi menurunkan losses. “Coporate yang tidak bisa menurunkan angka losses, mengindikasikan perusahaan tersebut tidak dapat menyelesaikan persoalan di perusahaan itu sendiri,” ujar Dirjen menutup sambutannya. (PSJ)
Para pesetrta Workshop dari Ditjen Ketenagalistrikan
Suasana Workshop Penurunan Losses di Semarang, 11 September
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 15
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Tahun 2020 batubara menyumbang 63% bauran energi untuk pembangkitan tenaga listrik
Penulis: Jackson Frans
Tahun 2020 batubara menyumbang 63% bauran energi untuk pembangkitan tenaga listrik, hal ini dikatakan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman dalam rapat koordinasi dalam rangka pengawasan pelaksanaan kebijakan pengalokasian gas bumi dan batubara untuk kebutuhan dalam negeri pada sektor ketenagalistrikan yang berlangsung Selasa (10/9) di Palembang. Acara yang digagas oleh Dewan Energi Nasional ini dimaksudkan untuk mencari solusi guna pemenuhan pasokan gas bumi dan batubara terutama untuk sektor ketenagalistrikan. Hadi Purnomo selaku Sekjen DEN mengharapkan melalui pertemuan ini dapat mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam pasokan gas bumi dan batubara sehingga dapat dijadikan rekomendari bagi pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam paparannya Jarman menyebutkan bahwa kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat. Dari tahun 2009 sampai 2012 meningkat secara drastis dan di tahun 2013 di proyeksikan sebesar 3.000 MW. Hal ini berbanding lurus dengan naiknya kWh perkapita yang pada tahun 2009 sekitar 650
kWh dan meningkat menjadi 856 kWh pada akhir tahun 2012. Dirjen juga mengharapkan agar DMO batubara dan gas dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan sehingga dapat memenuhi kebutuhan terutama untuk pembangkit tenaga listrik. Bila penggunaan batubara saat ini baru sekitar 50%, diharapkan pada tahun 2020 batubara dapat menyumbang 63% dari bauran energi nasional untuk sub sektor kelistrikan. Pemanfaatan energi setempat juga menjadi salah satu program dalam meningkatkan bauran energi di sektor batubara dengan membangun PLTU mulut tambang.
16 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN Disela-sela kunjungan kerjanya di Palembang, Dirjen Ketenagalistrikan menyempatkan untuk meninjau kesiapan pasokan listrik di komplek Jakabaring Sport City yang akan dijadikan tempat pertandingan dalam the 3rd Islamic Solidarity Games yang akan berlangsung mulai 22 September – 1 Oktober 2013. Setelah berkeliling stadion dan berbagai tempat yang akan dijadikan venue acara tersebut, Jarman juga mengunjungi PLTG Jakabaring (3 x 16 MW) yang dioperasikan menggunakan CNG sebagai bahan bakarnya. Disana Dirjen mendapat penjelasan dari pihak pengelola bahwa pembangkit yang mendapat pasokan gas dari perusahaan daerah ini dapat membantu pasokan listrik khususnya di Kota Palembang. Sebelum mengakhiri kunjungannya di kota empek-empek ini, Dirjen Ketenagalistrikan melihat dari dekat control room di komplek PLTGU Kramasan. Di tempat ini Dirjen mendapat penjelasan tentang skema sistem yang dipantau dari ruang tersebut yang meliputi pembangkit dan jaringan yang tergabung dalam Sistem Sumatera Bagian Selatan. Setelah meninjau control room, beliau juga melihat progres pembangunan PLTG Kramasan (2x40 WM) yang siap memasok listrik ke Sistem Sumatera Bagian Selatan pada tahun 2014. (JFN)
Foto-Foto Kunjungan Kerja Dirjen Ketenagalistrikan ke PLTGU Kramasan, Palembang tanggal 10 September 2013 Sumber : SLR
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 17
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Sekda Provinsi Sumbar Buka Forum Keselamatan Instalasi Tenaga Listrik di Padang Penulis: Jackson Frans
Kamis (4/7), Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat Dr. Ali Asmar, M.Pd membuka Forum Keselamatan Instalasi Tenaga Listrik wilayah Sumatera yang bertempat di Hotel Inna Muara Padang. Forum yang dihadiri oleh pemerintah daerah, PT PLN (Persero) maupun para asosiasi dan pemangku kepentingan di sektor ketenagalistrikan terutama di wilayah Sumatera Barat bertujuan untuk penyebarluasan informasi dan regulasi terkait keselamatan instalasi tenaga listrik serta bagaimana penerapannya di lapangan. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Direktur jenderal Ketenagalistrikan Ir Jarman MSc. Dalam sambutannya Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Ir Jarman, MSc mengatakan bahwa masalah keselamatan ketenagalistrikan saat ini menjadi hal yang sangat penting. Hal ini dapat dibaca pada media massa, bahwa bila terjadi kebakaran selalu yang disalahkan adalah masalah hubungan arus pendek, padahal hal itu belumlah tentu benar. Jarman mengatakan bahwa banya pihak yang melihat bahwa hal
keselamatan instalasi listrik banyak terabaikan. Sehingga melalui forum ini ia berharap adanya tukar-menukar informasi dan saling berbagi pengalaman antar stake holder. Sumatera Barat memiliki banyak potensi energi baru dan terbarukan tetapi belum semuanya dapat terlaksana dengan baik, ada yang sudah terlaksana ada pula yang masih dalam tahap kajian. Ali Asmar selaku Sekda Prov Sumbar juga mengatakan bahwa saat ini sedang mencanangkan Provinsi Sumatera Barat sebagai lumbung energi hijau. Hal ini dilakukan dengan menhimbau semua pemerintah daerah di lingkungan Provinsi Sumatera Barat untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM. Hal ini berhubungan erat dengan konsisi eksisting Sumatera Barat yang pas-pasan yaitu dengan beban puncak rata-rata sekitar 420 MW tetapi daya mampu pembangkit yang ada hanya sekitar 494,5 MW. Guna menanggulangi masalah tersebut maka Pemda Sumbar mengundang beberapa investor untuk melakukan investasinya
Sekda Provinsi Sumatera Barat Ali Asmar membuka Forum Keselamatan Instalasi Ketenagalistrikan di Padang, Sumbar.
18 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Sekda Provinsi Sumatera Barat Ali Asmar (kiri) dan Dirjen Ketenagalistrikan jarman (kanan).
di Sumbar terutama di bidang ketenagalistrikan seperti PT Supreme Energy yang telah mengembangkan PLTP di Muara Laboh, Solok. Keselamatan Instalasi Ketenagalistrikan bukanlah suatu hal yang dianggap sepele, oleh sebab itu Pemprov Sumbar sudah mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Sumatera Barat Nomor 44A tertanggal 28 September 2012 tentang Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Tenaga Listrik, yang isinya mengharuskan setiap instalsli
tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki Sertifikat Laik Operasi. Diakhir sambutannya Ali Asmar mengharapkan melalui forum ini dapat membawa dan meningkatkan keselamatan ketenagalistrikan khususnya di Sumatera Barat. (JFN)
Kasubdit Kelaikan Teknik dan Keselamatan Ketenagalistrikan, Ferry Triansyah menyampaikan paparan.
Suasana forum keselamatan instalasi ketenagalistrikan di Padang, Kamis (4/7|).
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 19
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Pemerintah Ajak Swasta Investasi Listrik Penulis: Pandu Satria Jati B
Wamen ESDM Susilo Siswoutomo membuka Energy and Mining Indonesia Series di JI Expo Kemayoran, Rabu (4/9)
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Ir Jarman MSc mengajak sektor swasta untuk berinvestasi di sektor ketenagalistrikan. Kondisi ekonomi Indonesia yang stabil merupakan alasan kuat bagi swasta untuk menginvestasikan uangnya di sektor hulu maupun hilir ketenagalistrikan. Hal itu disampaikan Dirjen Ketenagalistrikan saat menyampaikan keynote speech dalam Indonesian Electrical Power Society (CIEPS) Conference 2013, yang dilaksanakan di area Jakarta International Expo Kemayoran Kamis (5/9). Kegiatan yang diprakarsai oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) ini dilaksanakan seiring pameran Indonesia Electrical Power Society Annual Conference on Electricity yang dilaksanakan dari tanggal
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman menyampaikan presentasi dalam CIEPS
Dirjen Ketenagalistrikan Kunjungi Stan PT PLN (Persero) yang menampilkan program lampu hemat energi
4 – 7 September 2013. Dalam sambutannya Jarman optimis ketenagalistrikan Indonesia mampu memberikan sumbangan berarti bagi perekonomian Indonesia. “Kondisi ekonomi dan politik yang relatif stabil serta sumber daya alam yang melimpah menjadikan Indonesia menarik bagi investasi lokal dan asing,” ujar Dirjen meyakinkan peserta CIEPS 2013. Untuk mengimbangi pertumbuhan ekonomi, pembangunan sektor listrik harus dipercepat karena ketersediaan pasokan listrik yang memadai merupakan syarat mendasar untuk pengembangan semua sektor ekonomi. Seiring dengan perkembangan ekonomi, kebutuhan listrik meningkat setiap tahun. Konsumsi listrik per kapita pada tahun 2012
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman kunjungi stan pameran Ditjen Ketenagalistrikan
20 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Suasana diskusi panel CIEPS
adalah 856 kWh, dimana tahun sebelumnya baru mencapai 787 kWh /kapita. Permintaan listrik tersebut menurut Dirjen Ketenagalistrikan melebihi kapasitas terpasang listrik nasional. Penambahan kapasitas pembangkit listrik masih berada di bawah pertumbuhan permintaan listrik. Berdasarkan UU Ketenagalistrikan No 30 tahun 2009, untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional pasokan listrik di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh PT PLN tetapi juga oleh sektor swasta, koperasi, dan perusahaan lokal. “Rasio elektrifikasi Indonesia saat ini telah mencapai 72,95% dari 62 juta rumah tangga. Ini berarti bahwa sekitar 27% dari rumah tangga Indonesia belum dialiri listrik,” ujar Dirjen. Pemerintah memiliki program untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. Selain penambahan kapasitas pembangkit juga dilakukan melalui perluasan jaringan oleh APBN yang nominalnya meningkat setiap tahun. Bauran energi nasional pada 2010 terdiri 49% minyak, 22% gas, 24% batu bara, serta 5% Energi Terbarukan. Dalam draft Kebijakan Energi Nasional (KEN), bahan bakar minyak secara bertahap dikurangi menjadi 20%, Gas dan Batubara masih memainkan signifikan bersama yang Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah, dan 31% ditargetkan untuk Energi Terbarukan. Peran energi terbarukan menjadi lebih penting dan harus terus didukung untuk pengembangan dan pemanfaatan baik oleh pemerintah maupun swasta sebagai investor. Mengingat keterbatasan sumber daya dana
pemerintah untuk pembangunan listrik investasi di listrik sangat kondusif dan menarik , pemerintah mendorong investasi oleh stimulasi fiskal dan non - fiskal terutama untuk energi terbarukan. Dalam 10 tahun mendatang , IPP akan memainkan peran yang lebih penting di mana saham mereka akan mencapai 47 % dari penyediaan listrik keseluruhan di Indonesia. CIEPS sendiri sebelumnya dibuka oleh Wakil Menteri ESDM Susilo Siswo Utomo pada Rabu (4/9). Dalam sambutannya Susilo menilai bahwa acara ini menunjukkan keinginan mengembangkan pembangkit listrik geothermal dan minihidro juga solar (matahari) guna mengganti PLTD yang mengkonsumsi BBM. Susilo menjelaskan bahwa pemerintah serius mempermudah perizinan dan pembebasan lahan bagi proyek pembangunan pembangkit listrik ramah lingkungan. “Setidaknya Indonesia membutuhkan 5.000 Mega Watt listrik dari pembangkit listrik terbarukan setiap tahunnya,” ungkap Wamen ESDM. Pembangkit listrik terbarukan itu sebagian dialokasikan untuk daerah terpencil yang sulit terjangkau listrik sehingga disuplai dari yang kecil-kecil seperti minihidro dan lain-lain. Setelah menyampaikan sambutannya, Dirjen ketenagalistrikan mengunjungi standstand pameran yang dikoordinasi oleh PT Pamerindo. Dalam pameran tersebut, Ditjen Ketenagalistrikan juga berpartisipasi menampilkan program-program pemerintah seperti pembangunan listrik perdesaan, peningkatan rasio elektrifikasi, dan program listrik murah dan hemat. (PSJ)
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman kunjungi stan di JI Expo Kemayoran
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 21
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Dirjen Ketenagalistrikan Resmikan PLTGU PT Bekasi Power di Cikarang Penulis: Jackson Frans
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman meresmikan PLTGU PT Bekasi Power di Cikarang, Jawa barat.
Rabu (3/7) Dirjen Ketenagalistrikan ESDM Ir. Jarman, M.Sc meresmikan pengoperasian pembangkit milik PT Bekasi Power di Kawasan Industri JABABEKA. Pembangkit yang berkapasitas 1x130 MW ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi di kawasan tersebut. Dalam sambutannya S.D Darmono selaku Direktur Utama PT Bekasi Power mengatakan selain untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan tersebut, PLTGU ini juga dimaksudkan untuk memperkuat sistem kelistrikan milik PT PLN (Persero) terutama di daerah Bekasi dan Karawang. Dalam sambutanya Ir. Jarman, M.Sc menyatakan bahwa dengan beroprasinya pembangkit ini maka bertambah kuatlah sistem ketenagalistrikan terutama didaerah kawasan. “Tahun lalu telah beroperasi pembangkit sebesar 5.000 MW dan tahun ini direncanakan 4.000 MW. Hal ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang terus bertumbuh dan jangan sampai pertumbuhan ekonomi terhambat karena ketidakadaan pasokan listrik seperti yang terjadi di India,” ungkapnya. Dirjen Ketenagalistriakan juga mengharapkan
agar terjadi sinergi pihak swata dengan PT PLN (Persero) dalam pemenuhan kebutuhan listrik nasional. Hal ini dikarenakan PT PLN (Persero) tidak dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan listrik nasional walaupun mendapat bantuan dari pemerintah. Sinergi ini juga diharapkan tidak saja PT PLN (Persero) tetapi juga dengan perusahaan pemasok gas. Jarman juga berharap agar kapasitas pembangkit tersebut tidak berhendi di 130 MW saja tetapi bertumbuh
Penandatanganan prasasti peresmian oleh Dirjen Ketenagalistrikan.
22 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN sesuai kebutuhan di kawasan ini. Pertumbuhan penggunaan listrik Indonesia tahun 2013 sebesar 856 kWh perkapita dan tahun ini dengan asusi pertumbuhan 9% akan meningkat menjadi 930 kWh. Hal ini dapat dijadikan salah satu indikator kesejateraan masyarakat yang makin meningkat. Penggunaan listrik bukan hanya alat penerangan tetapi untuk kebutuhan mendasar lainnya seperti TV, kulkas dan penyejuk ruangan. Dengan meningkatnya pertumbuhan listrik akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akhirnya kesejahteraan masyarakat juga ikut meningkat. Sebelumnya I.G.A. Ngurah Adnyana selaku Direktur Operasi PLN Jawa-Bali dan Sumatera, PT PLN (Persero) mengatakan bahwa pertumbuhan kelistrikan Indonesia yang tahun ini direncana 7% tetapi pada realisai diatas 10%. Pertumbuhan listrik pada triwulan terakhir (Maret-Mei) mencapai diatas 10% dan yang tertinggi terjadi di wilayah timur Indonesia. Ngurah Addyana menyambut baik pembangunan pembangkit listrik di kawasan industri. Disisi lain Ngurah juga menyampaikan
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman menyampaikan sambutan dalam peresmian PLTGU PT Bekasi Power.
bahwa pembangunan tersebut tidaklah mudah terutama menyangkut masalah pasokan gas. Kedepan PT PLN (Persero) akan terus mendukung membangun pembangit baru didaerah Indramayu, Karawang serta memperkuat jaringan ditribusi dari Cirebon ke Cibatu guna mendukung pasokan listrik dikawasan-kawasan industri. (JFN)
PLTGU Bekasi Power, CIkarang (1 x 130 MW) digunakan untuk memenuhi kelistrikan di Jababeka.
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 23
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
PLTU Patuha Siap Operasi Juli 2014 Penulis: Jackson Frans
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman di dampingi oleh Djajang Sukarna dan Achmad Sanusi selalu Komisaris dan Komisaris Utama PT Geo Dipa Energi (Persero) melakukan peninjauan ke Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Patuha yang terletak di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (24/8). PLTP yang terletak di daerah sejuk Bandung Selatan ini memiliki potensi panas bumi yang cukup besar, yaitu sekitar 483 MW. Dengan potensi yang ada, PT Geo Dipa Energi berencana mengembangkan PLTP tahap I dengan kapasitas 1x55 MW. PT Geo Dipa Energi merencanakan PLTP tersebut dapat beroperasi secara penuh pada Juli 2014. Dalam melaksanakan pembangunan tersebut PT Geo Dipa Energi bekerjasama dengan konsorsium Marubeni Corporation dan PT Matlamat Cakera Canggih sebagai kontraktor pelaksana dan PT Kwarsa Hexagon sebagai pengawasnya. Sedangkan dari sisi pendanaan Geo Dipa mengandeng PT Bank BNI (Persero). Peninjauan lapangan oleh Dirjen
ketenagalistrikan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana progres pembangunan dan kendala yang dihadapi proyek IPP tersebut. Pada paparannya PT Geo Dipa menyampaikan bahwa progres pembangunan sampai Agustus 2013 sudah mencapai 87,11%. Dalam paparannya juga disampaikan terima kasih kepada Dirjen Ketenagalistrikan yang sudah membantu dalam merekomendasikan pembebasan bea impor sesuai Rencana Impor Barang (RIB) sebesar lebih dari 12,8 milliar rupiah. Dirjen mengatakan bahwa akan menugaskan staf terkait dalam melakukan SLO sesuai permintaan Geo Dipa sebelum dilakukan pengoperasian secara penuh. Hal ini harus dilakukan karena sudah diwajibkan oleh undang-undang dan agar menjamin tidak adanya kerusakan sistem pada saat pendistribusian listrik ke sistem PLN yang sudah eksis. Dalam kunjungan tersebut, Dirjen Ketenagalistrikan dihadapan manajemen dan komisaris Geo Dipa menyampaikan agar
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman didampingi Jajaran komisaris PT Geo Dipa meninjau PLTU Patuha di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat.
24 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Proses pembangunan PLTPPAtuha sampai Agustus 2013 adalah 87.11 %.
pengerjaan proyek tersebut dapat selesai sesuai rencana sehingga dapat memenuhi pasokan listrik yang terus mengalami peningkatan permintaan sejalan meningkatnya penggunaan kWh perkapita. Dalam mengejar kebutuhan pasokan listrik tersebut, FTP II yang tadinya 10.000MW di revisi menjadi 17.000 MW, ujar Jarman. (JFN)
Rombongan Dirjen Ketenagalistrikan berfoto di site PLTP Patuha (atas) dan di kantor PT Geo Dipa Energi (bawah).
PLTP Patuha memiliki potensi panas bumi sebesar 483 MW
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 25
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
PLTU Celukan Bawang Ditargetkan Operasi Akhir 2014
Penulis: Pandu Satria Jati B
Dari atas ke bawah : Dirjen Ketenagalistrikan mendapat penjelasan mengenai kondisi lapangan PLTU Celukan Bawang, Berfoto bersama rombongan dan tim PLTU Patuha, Suasana presentasi perkembangan pembangunan PLTU Celukan Bawang.
26 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang yang terletak di kabupaten Buleleng Bali direncanakan akan beroperasi pada akhir tahun 2014. Hal tersebut diungkapkan oleh pihak PT General Energy Bali perusahaan yang mengelola pembangunan PLTU tersebut. Menurut IPP yang menggandeng kontraktor dari Republik Rakyat Cina tersebut, dengan beberapa kendala yang ada, perkiraan COD (Comercial Operational Date) ditargetkan Juli 2014. Sehingga pada akhir 2014 nanti PLTU ini dapat beroperasi secara penuh listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan masyarakat Bali. Pembangunan proyek PLTU Celukan Bawang menjadi salah satu perhatian Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman. Untuk memonitor dan mengetahui kondisi di lapangan, Dirjen Ketenagalistrikan didampingi oleh Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Sosial Kemasyarakatan Ronggo Kuncahyo, dan beberapa pejabat di lingkungan Ditjen Ketenagalistrikan melakukan kunjungan kerja ke PLTU Celukan Bawang pada Kamis (22/8). “Berdasarkan laporan yang saya terima, proyek ini akan selesai akhir tahun depan. Proyek ini merupakan proyek yang sangat penting di Bali.” ujar Dirjen. Jika PLTU yang berkapasitas 380 MW in ini beroperasi, menurut Dirjen, kebutuhan listrik di Pulau Bali yang selama ini mengandalkan pasokan listrik dari Jawa akan terbantu. Dalam kunjungan tersebut Dirjen ingin mendapatkan keterangan dari manajemen PT General Energy Bali mengenai capaian pembangunan PLTU yang telah dimulai sejak Desember 2011 lalu. Dalam presentasinya, PT
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman didampingi Kasubdit Kerjasama Ketenagalistrikan Benhur PL Tobing.
Konstruksi PLTU Celukan Bawang. Ditargetkan COD Juni 2014.
General Energi Bali mengungkapkan jika progres pembangunan hingga saat ini telah mencapai 70,23%. Pembangunan PLTU yang berada di area seluas 70 Ha ini dibagi menjadi dua fase dimana fokus pembangunan saat ini dilaksanakan pada fase II. Meski terdapat beberapa kendala dalam hal perizinan, PT General Energy Bali akan berupaya menyelesaikannya. Sebelum kembali ke Denpasar, Dirjen Ketenenagalistrikan menyempatkan diri mengunjungi lokasi pembangkit listrik yang terletak di pesisir pantai Bali Utara tersebut. Dirjen berharap kunjungannnya dapat memberikan motivasi agar pembangunan proyek yang sangat bermanfaat bagi kemandiri listrik di Bali dapat segera selesai dan beroperasi. Kunjungan kerja Dirjen Ketenagalistrikan ke PLTU Celukan Bawang dilakukan bersamaan dengan peninjauan lokasi the 31st Asean Minister Energy Meeting (AMEM) yang akan diselenggarakan di Nusa Dua Bali tanggal 23-27 September mendatang. (PSJ)
PT General Energy Bali, IPP yang membangun PLTU Celukan Bawang (380 MW).
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 27
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Target FTP II Naik Menjadi 17.918 MW Penulis: Pandu Satria Jati B
Prof Firmanzah PhD, staf khusus Presiden Bidang Ekonomi menyampaikan presentasi
Pembukaan Coffee Morning oleh Dirjen Ketenagalistrikan.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM menaikkan target kapasitas pembangkit listrik yang dimasukkan dalam Program Percepatan Pembangkit Tenaga Listrik (Fast Track Program) Tahap II dari 10.047 MW menjadi 17.918 MW. Hal ini dikemukakan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikian Ir Jarman MSc dalam coffee morning sosialisasi peraturan Menteri ESDM Nomor 21 tahun 2013, Rabu (21/8) di kantor Ditjen Ketenagalistrikan Kuningan Jakarta. Permen ini mengatur perubahan kedua atas Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun 2010 tentang Daftar Proyek-Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas serta Transmisi Terkait. Peraturan yang disahkan oleh Menteri ESDM Jero Wacik tanggal 1 Agustus 2013 lalu memuat empat lampiran yang memuat daftar-daftar proyek pembangkit listrik dan jaringan transmisi FTP II, baik yang dilaksanakan oleh PLN dan swasta. Dalam sambutannya, Dirjen Ketenagalistrikan menyampaikan pertumbuhan konsumsi listrik di Indonesia dalam lima tahun terakhir. Selain angka rasio elektrifikasi dan kapasitas pembangkit listrik yang terus meningkat, Dirjen juga menekankan kalau pertumbuhan penjualan dan indeks konsumsi listrik (kwh/ kapita) Indonesia juga menunjukkan angka yang terus meningkat. Tahun 2009 lalu kwh/ kapita Indonesia masih di angka 693 kwh/
kapita, sedangkan pada akhir tahun 2012 sudah mencapai 856 kwh/kapita. Di tahun 2014 nanti pemerintah memprediksi konsumsi listrik mencapai 1.009 kwh/kapita. Angka ini menunjukkan kesejahteraan rakyat yang terus meningkat. Kebutuhan listrik yang terus meningkat inilah yang menjadi alasan pemerintah untuk menambah kapasitas pembangkit yang masuk dalam proyek pembangkit listrik FTP II. “Dengan menaikkan kapasitas FTP II diharapkan investor menjadi lebih percaya,” ujar Dirjen. Jika proyek tersebut masuk ke dalam fast track program investor akan lebih tertarik karena ada jaminan hukumnya. Setelah sambutan Dirjen Ketenagalistrikan, acara dilanjutkan dengan presentasi dan
Dari kiri ke kanan : Ketua MKI Harry Jaya Pahlawan, Dirut PT PLN Nur Pamudji, Dirjen Ketenagalistrikan Jarman, dan staf khusus Presiden bidang Ekonomi Firmanzah.
28 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Suasana Coffee Morning Ditjen Ketenagalistrikan, Rabu (21/8). Dalam acara tersebut, disosialisasikan target kapasitas pembangkit listrik yang dimasukkan dalam Program Percepatan Pembangkit Tenaga Listrik (Fast Track Program) Tahap II dari 10.047 MW menjadi 17.918 MW.
tanya jawab yang disampaikan oleh Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Hasril Nuzahar. Dalam presentasinya Hasril menyampaikan beberapa dasar perubahan FTP II yang diantaranya adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang memerlukan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 4.000 MW s.d. 5.000 MW per tahun. Selain untuk mengantisipasi kemunduran jadwal operasi beberapa proyek pembangkit tenaga listrik, penambahan kapasitas FTP II juga dilakukan karena adanya perubahan pada rencana pengembangan sistem ketenagalistrikan sebagaimana dinyatakan dalam RUPTL PT PLN (Persero) 2012 – 2021 yang telah disahkan oleh Menteri ESDM pada tanggal 28 Desember 2012.
Seusai paparan dari Haril Nuzahar, acara dilanjutkan dengan paparan dari Prof Firmanzah PhD, staf khusus Presiden bidang ekonomi. Setelah menyampaikan kondisi terkini mengenai perekonomian Indonesia dan dunia, Firmanzah memaparkan materi mengenai ketenagalistrikan dan pembangunan nasional. Paparannya memberikan optimisme tersendiri kepada para pemangku kepentingan sub sektor ketenagalistrikan untuk berinvestasi di bidang listrik. Di tahun 2050 nanti Indonesia diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi nomor empat dunia di bawah India, China, dan USA dimana dibutuhkan banyak sekali kebutuhan listrik untuk rumah tangga dan industri. (PSJ)
Coffee Morning Mensosialisasikan Permen ESDM nomor 21 tahun 2013
Permen ini menggantikan Permen ESDM Nomor 15 Tahun 2010 tentang Daftar Proyek-Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas serta Transmisi Terkait.
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 29
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Menteri ESDM Keluarkan Peraturan Untuk Kejar Investasi PLTSa Penulis: Pandu Satria Jati B
Untuk mengejar investasi dalam hal pembangkit listrik tenaga sampah, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM No.19 tahun 2013. Peraturan yang telah ditetapkan oleh Menteri ESDM Jero Wacik tanggal 4 Juli 2013 ini mengatur tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dari Pembangkit ListrikBerbasis Sampah Kota. Peraturan ini menggantikan Permen ESDM No.4 tahun 2012. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Rida Mulyana menjelaskan bahwa permen yang lama sengaja diganti agar ada investor yang berinvestasi dengan mengandalkan teknologi sampah. “Dengan adanya Permen ini kalau kemarin kita sibuk menghabiskan energi untuk sampah sekarang dibalik menghabiskan sampah untuk energi,” ujar Direktur Jenderal EBTKE, Rida Mulyana saat memberikan sambutan di Acara Launching Peraturan Menteri tersebut di Auditorium Ditjen EBTKE, Kamis (15/8). Menurut Rida, dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang maka sampah bisa dikelola untuk menjadi energi. “Sebelumnya, kami punya Permen no.4 tahun 2012. Akan tetapi belum banyak yang tertarik untuk menginvestasikan. Asalkan investasi naik, maka permennya pun kita akan ubah. Bahkan kalau perlu, setiap tahun akan kita ganti aturan asalkan investasinya meningkat, “ ungkap Rida. Hingga tahun 2012, total kapasitas pembangkit listrik berbasis biomassa, biogas, dan sampah kota yang telah terhubung pada jaringan PLN (on grid) adalah sebesar 75,5 MW. Salah satu jenis pembangkit listrik biomassa yang dikembangkan adalah pembangkit listrik sampah kota (PLTSa). Berbagai upaya mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) untuk tenaga listrik on-grid berbasis sampah kota telah dilakukan. Selain kewajiban pembelian tenaga listrik oleh PT PLN (Persero), Pemerintah juga menetapkan harga jual listrik (feed in tariff) untuk tenaga
listrik berbasis sampah kota. Penentuan harga ini telah didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi pengusahaan yang berkelanjutan dengan memperhatikan keekonomian di sisi pengembang dan juga pembeli (PLN), serta dampaknya terhadap harga listrik/ subsidi. Penentuan tarif dilakukan dengan mempertimbangkan biaya pembangkitan, keuntungan dan pajak. Rida menjelaskan bahwa potensi sampah kota untuk pembangkit listrik di Indonesia cukup besar dengan total secara nasional mencapai 1.879,59 MegaWatt (MW). Sebagai contoh, potensi sampah kota yang dimiliki daerah dengan penduduk yang padat seperti dari Jakarta dan sekitarnya yang dibuang di Tempat Pembuanagan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang yang tercatat dapat menghasilklan sekitar 6.000 ton perhari. “Saat ini dengan teknologi landfill gas, sampah kota di Bantar Gebang telah berhasil dikonversi pembangkit listrik dengan kapasitas 12,5 MW, “ katanya. Menurut Rida, dengan adanya Permen ESDM yang baru, maka pembelian tenaga listrik oleh PLN dari pembangkit listrik berbasis sampah kota juga meningkat. “Apabila menggunakan teknologi sanitary landfill maka harga yang diberikan sebesar Rp1.250/kWh, dan Rp1.450/ kWh apabila menggunakan teknologi zero waste sehingga terdapat kenaikan sebesar Rp400/kWh dari tarif yang ditentukan dalam Permen ESDM yang sebelumnya, “ tambahnya. Masalah sampah, adalah masalah yang selalu menjadi persoalan bagi kota-kota besar di Indonesia. hal itu terjadi karena pemanfaatan sampah masih belum maksimal. Padahal, sampah kota bisa menjadi energi biomassa yang dapat dikonversi menjadi listrik. Selain itu, bisa mengurangi permasalahan lingkungan, berkontribusi pencegahan pemanasan global dan juga berkontribusi dalam meningkatkan kebersihan dan kesehatan kota. (PSJ)
30 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Capaian Kinerja Sub Sektor Ketenagalistrikan
Penulis: Pandu Satria Jati B
Energi listrik menjadi kebutuhan masyarakat yang vital saat ini. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik dalam pembukaan the 31st ASEAN Senior Official Meeting on Energy (SOME), Senin (26/6) lalu di Bali mengungkapkan bahwa energi, pangan dan air menjadi tiga kebutuhan pokok dunia. “Dulu energi yang kita kenal cuma lampu. Kalau tidak ada listrik, kita menjadi gelap. Tapi sekarang sangat berbeda. Kalau listrik mati seluruh kehidupan kita mati,” ujar Jero Wacik. Oleh karena itu pemerintah melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM berupaya keras meningkatkan infrastruktur di sub sektor ketenagalistrikan. Keseriusan Kementerian ESDM terlihat dari peningkatan angka rasio elektrifikasi yaitu perbandingan rumah tangga berlistrik dengan jumlah total rumah tangga di Indonesia. Hingga akhir tahun 2012, angka rasio elektrifikasi Indonesia mencapai 76,56%. Angka ini meningkat 9,41%
dibandingkan tahun 2010 yang baru mencapai 67,15%. Pada akhir tahun 2013 ini pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi mencapai 79,30%. Kenaikan rasio elektrifikasi setiap tahun tidak terlepas dari upaya Kementerian ESDM mengoptimalkan anggaran pemerintah untuk pembangunan infrakstruktur ketenagalistrikan serta memacu badan usaha di sektor ketenagalistrikan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Untuk menyambung listrik bagi masyarakat di perdesaan, masyarakat kurang mampu dan terpencil, pemerintah telah menetapkan program Listrik Perdesaan (Lisdes) dan Program Listrik Hemat dan Murah. Program Listrik Perdesaan dilakukan dengan perluasan akses listrik pada wilayah yang belum terjangkau jaringan listrik. Pelaksanaan program ini dilakukan dengan menugaskan PT PLN untuk melistriki masyarakat perdesaan yang
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 31
BULETIN KETENAGALISTRIKAN pendanaannya diperoleh dari APBN. Program ini diutamakan pada Provinsi dengan rasio elektrifikasi yang masih rendah. Sedangkan Program Listrik Murah dan Hemat dilakukan dengan memberikan penyambungan listrik (termasuk instalasi dan lampu) gratis kepada masyarakat kurang mampu. Di tahun 2012 lalu pemerintah menganggarkan Program Lisdes sebesar Rp. 2,5 Triliun untuk membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 4.116 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 4.474 kms, Gardu Distribusi sebanyak 3.227 unit dengan total kapasitas 213,1 MVA, serta memberikan penyambungan listrik gratis kepada masyarakat kurang mampu sebanyak 83.478 Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui Program Listrik Hemat Dan Murah. Di tahun 2013 ini pemerintah menganggarkan Rp. 2,903 Triliun untuk membangun JTM sepanjang 4.330 kms, JTR sepanjang 4.700 kms, Gardu Distribusi sebanyak 3.360 unit dengan kapasitas 213,9 MVA, serta menyambung 95.227 RTS di tahun ini. Pembangunan Ketenagalistrikan Kapasitas pembangkit listrik di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Akhir tahun 2012 lalu kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai 44.165 MW. Kapasitas pembangkit listrik ini meningkat sebesar 10.182 MW dari tahun 2010 yang baru mencapai 33.983 MW. Di tahun 2013 ini, kapasitas terpasang pembangkit listrik ditargetkan mengalami kenaikan sebesar 3.947 MW, sehingga di akhir tahun nanti menjadi 48.133 MW. Dengan masuknya beberapa pembangkit listrik Program Percepatan Pembangunan Pembangkit (Fast Track Program) Tahap I, diharapkan sistem kelistrikan Indonesia semakin kuat. Hingga semester I tahun 2013 ini telah beroperasi komersial sebesar 5.005 MW atau 50,4% kapasitas Fast Track Program Tahap I. Sesuai Undang-Undang No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, pemerintah memberikan kesempatan yang luas bagi pihak swasta dalam pengembangan tenaga listrik. Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Tahap II memberikan peran yang lebih besar kepada swasta (Independent Power Producer – IPP)
untuk berpartisipasi dalam pengembangan pembangkit tenaga listrik di Indonesia. Dilihat dari komposisi pengembangan proyek Fast Track Program Tahap II, PT PLN (Persero) akan mengembangkan sebanyak 17 proyek dengan total kapasitas sebesar 5.749 MW (32%) dan swasta sebanyak 59 proyek dengan total kapasitas sebesar 12.169 MW (68%). Perbaikan Energy Mix Tingginya subsidi listrik dikarenakan beberapa pembangkit tenaga listrik masih menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) terutama jenis HSD (High Speed Diesel) yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan sumber energi lain. Salah satu faktor penting untuk menurunkan subsidi listrik melalui program perbaikan energy mix. Kementerian ESDM terus melakukan pembinaan dan pengawasan penggunaan energi primer dalam pembangkitan tenaga listrik sebagai upaya menurunkan biaya pokok penyediaan tenaga listrik yang pada akhirnya dapat menekan besaran subsidi listrik. Subsidi listrik akan semakin besar apabila BPP tenaga listrik yang didominasi biaya energi primer juga besar. Pada 2008 porsi penggunaan BBM pada pembangkitan tenaga listrik sebesar 36%. Pada 2011 penggunaan BBM dapat ditekan menjadi sebesar 23% dan terus menurun pada 2012 sebesar 15%. Realisasi hingga akhir semester I 2013 pemakaian BBM adalah sebesar 13%. Porsi BBM akan digantikan oleh batubara yang terus meningkat dari 2008 sebesar 35% dan ditargetkan pada 2014 sebesar 57,24% seiring dengan beroperasinya pembangkitpembangkit batubara pada Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Tahap I dan II. Selain batubara, pemerintah juga terus mendorong pembangkit tenaga listrik Non-BBM lainnya dan pemanfaatan energi terbarukan untuk pembangkit tenaga listrik dengan menetapkan harga patokan (feed in tariff) yang menarik bagi investor. Penurunan Susut Jaringan Kerja keras yang dilakukan Kementerian ESDM dalam melakukan pembinaan pengusahaan
32 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN kepada PT PLN (Persero) telah mampu menurunkan susut jaringan menjadi orde satu digit (dibawah 10 persen) sejak tahun 2009. Susut jaringan merupakan kehilangan energi pada proses penyaluran tenaga listrik akibat masalah teknis jaringan maupun non teknis. Besar kecilnya susut jaringan mencerminkan efisiensi pengelolaan penyaluran tenaga listrik. Semakin kecil susut jaringan, semakin tinggi efisiensi penyaluran tenaga listriknya. Tercatat bahwa pada tahun 2003 susut jaringan masih tinggi, yaitu mencapai angka 16,88%. Namun pada tahun 2011, di era Menteri ESDM Jero Wacik, susut jaringan sudah berhasil diturunkan hingga mencapai angka 9,44%, dan tahun 2012 angka susut jaringan menurun lagi hingga 9,24%. Dengan susut yang kecil, berarti semakin sedikit energi listrik yang hilang dan semakin banyak energi listrik yang dapat disalurkan/ dijual kepada konsumen, sehingga membuat tambahan pendapatan penjualan tenaga listrik. Selain itu terdapat pula penghematan pembayaran subsidi listrik, yang berarti ada uang negara diselamatkan dengan berhasilnya upaya penurunan susut jaringan.
jumlah standar kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan yang telah ditetapkan dan diberlakukan oleh Menteri ESDM sebanyak 2.804 unit kompetensi, serta tenaga teknik yang sudah memenuhi standar kompetensi tersebut dengan bukti kepemilikan sertifikat kompetensi di bidang pembangkit tenaga listrik sebanyak 12.461 orang, di bidang transmisi tenaga listrik sebanyak 2.163 orang di bidang distribusi tenaga listrik sebanyak 6.794 orang, dan di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik sebanyak 3.298 orang. Dalam sektor lingkungan hidup, Menteri ESDM sangat mendorong penataan lingkungan hidup di sub sektor ketenagalistrikan. Dalam evaluasi Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yang diselenggarakan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dalam melaksanakan pembinaan bidang lingkungan di subsektor Ketenagalistrikan memperlihatkan peningkatan peringkat PROPER pada pembangkit tenaga listrik. Hal tersebut tentu saja tidak terlepas dari partisipasi dan kerjasama dari pengusaha ketenagalistrikan untuk melakukan perbaikan. (PSJ)
Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Capaian kinerja sub sektor ketenagalistrikan tidak hanya dalam pembangunan ketenagalistrikan saja. Dalam hal teknik dan lingkungan, sub sektor ini juga menunjukkan peningkatan capaian kinerja. Sampai dengan bulan Juli 2013 jumlah Standard Nasional Indonesia (SNI) yang telah ditetapkan Badan Standarisasi Nasional (BSN) sejumlah 724 SNI untuk produk peralatan, sistem ketenagalistrikan dan pemanfaat listrik serta instalasi ketenagalistrikan. Sebelas diantaranya telah ditetapkan sebagai SNI Wajib melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Sampai dengan bulan Juli tahun 2013, jumlah Sertifikat Laik Operasi yang telah diterbitkan oleh Menteri ESDM cq. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan sebanyak 9568 sertifikat dengan rincian Pembangkit Tenaga Listrik sebanyak 1609 Sertifikat, Transmisi & Distribusi Tenaga Listrik sebanyak 3600 Sertifikat, serta Pemanfaatan Tenaga Listrik 4359 Sertifikat. Sampai dengan bulan Juli tahun 2013, September 2013| Edisi 35 Volume IX | 33
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
DJK Selenggarakan Halal bi Halal Usai Lebaran
Suasana Halal Bi Halal memperingati Hari Raya IDul Fitri 1424 H yang diselenggarakan di kantor Ditjen Ketenagalistrikan . Dirjen Ketenagalistrikan Jarman menyampaikan sambutan (atas). Para senior dan staf Ditjen Ketenagalistrikan saling memberikan maaf di hari yang fitri . Sumber : Humas DJK
34 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Seperti tradisi yang terus dipertahankan dari tahun ke tahun, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK) kembali mengadakan acara Halal Bi Halal pada Rabu (14/8) di lobi Gedung DJK. Acara ini diikuti oleh pejabat eselon dan fungsional di lingkungan DJK, pengurus Dharma Wanita Persatuan Unit DJK, pengurus Kopeleb, pegawai dan para tamu undangan yang pernah berdedikasi di DJK. “Mohon maaf lahir-batin atas tindakan yang kurang berkenan, baik sengaja maupun tidak sengaja,” ujar Dirjen Ketenagalistrikan Ir. Jarman, M.Sc. saat memberikan sambutannya. Setelah sambutan dari Dirjen, para pegawai bersalam-salaman hingga membentuk antrian panjang hingga ke luar lobi gedung. Halal bi halal adalah tradisi asli Indonesia. Kata halal bi halal sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Buya Hamka untuk kemudian dipopulerkan oleh Presiden Soekarno. Kegiatan ini lazimnya dilakukan setelah Lebaran untuk mempererat
hubungan kekeluargaan. Selain itu halal bi halal juga identik dengan saling memaafkan. Itulah kenapa bersalam-salaman menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tradisi ini. Dalam Islam, kata yang sepadan dengan halal bi halal adalah silaturahmi. Kegiatan ini sangat dianjurkan dalam Islam karena keutamaan manfaatnya. Rasulullah SAW bahkan pernah bersabda bahwa menyambung tali silaturahmi bisa melapangkan rizki dan memperpanjang umur. DJK meneruskan tradisi baik ini di setiap tahunnya. Diharapkan hubungan antarpegawai terjalin lebih erat karena kelapangan hati seusai bermaafan. Selesai bersalam-salaman, halal bi halal di lingkungan DJK diakhiri dengan makan siang bersama. (AMH) Penulis: Anggita Miftah Hairani
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 35
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Pasokan Listrik Lebaran Dipastikan Aman Penulis: Pandu Satria Jati B
Pasokan listrik menjelang, pada saat, dan setelah Hari Raya Idul Fitri 1434 H dipastikan aman. Hal tersebut dipastikan sendiri oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo, Rabu (31/7) pada saat melakukan kunjungan kerja ke PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (PLN P3BJB) yang berlokasi di Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat. Wakil Menteri didampingi Dirjen Ketenagalistrikan Jarman, Dirjen EBTKE Rida Mulyana, dan beberapa pejabat di lingkungan Kementerian ESDM diterima oleh Direktur Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi Pt PLN (Persero) Murtaqi, Kepala P3BJB E Haryadi serta para pejabat PT PLN (Persero). Kunjungan kerja tersebut dilakukan untuk meninjau kesiapan pasokan listrik sistem jawa bali, serta untuk memberikan motivasi kepada para pekerja yang harus berjaga siang malam agar masyarakat dapat menikmati listrik selama libutr hari raya Idul Fitri 1434 H.
Dalam kunjungan tersebut, Wamen ESDM mendapatkan penjelasan dari Murtaqi dan haryadi seputar pasokan listrik yang sebagian besar pasokan aman karena berkurangnya penggunaan listrik keperluan industri. Kemampuan Pasokan Jawa Bali saat ini berkisar 24.999 s.d 25.841 MW, sedangkan cadangannya antara 8.047 s.d 11.911 MW. Perkiraan beban Idul Fitri 1434 H dalam kondisi aman (Cadangan 11.911 MW). Beban terendah diperkirakan sebesar 9.002 MW pada pukul 08.30 WIB dan beban tertinggi doiperkirakan sebesar 13.930 MW. Dengan penjelasan dari PT PLN P3BJB tersebut, Wamen ESDM memastikan bahwa selama Hari Raya Idul Fitri 1434 H nanti, tidak akan terjadi pemadaman. Dalam kunjungan tersebut Wakil Menteri ESDM berpesan agar PLN menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menghemat listrik selama mudik lebaran. Beban yang berlebihan di daerah tujuan mudik menurut Murtaqi dapat menyebabkan ganguan trafo.
Wakil menteri ESDM Susilo Siswoutomo mendapat penjelasan mengenai kondisi kelistrikan Jawa dan bali menjelang Hari Raya Idul Fitri 1434 H
36 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Wakil menteri ESDM Susilo Siswoutomo meninjau ruang kontrol P3BJB di Gandul Cinere
“Masyarakat sangat mengharapkan pada saat lebaran listrik tidak mati, tidak byar pet, dan tegangan tidak turun,” ungkap Wamen ESDM kepada jajaran P3BJB. Wamen ESDM berpesan agar sebelum mudik bayar listrik dulu atau beli voucher. “Agar sampai rumah listrik tidak terputus,” ujarnya. “Yang kedua jangan lupa menghemat listrik, matikan lampu-lampu yang tidak digunakan. Yang ketiga titiplah kepada tetangga yang tidak mudik, dan yang terakhir berhati-hatilah di jalan,” pesannya.
Rapat koordinasi kelistrikan nasional yang dipimpin Wamen ESDM Susilo Siswoutomo
“Saya mengucapkan teriima kasih kepada rekan-rekan PLN, terutama saat di lapangan saat yang lain sedang libur,” ujar Wamen ESDM. “Tak lupa saya mewakili Kementerian ESDM mengucapkan selamat idul fitri, mohon maaf lahir batin,” ujarnya menutup pertemuan tersebut. (PSJ)
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman meninjau ruang kontrol P3BJB Gandul Cinere.
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 37
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Dirjen Ketenagalistrikan Lantik Kasubdit Listrik Perdesaan
Penulis: Pandu Satria Jati B
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Ir. Jarman M.Sc. pada Senin (29/7) ini melantik Kepala Sub Direktorat Listrik Perdesaan di Direktorat Pembinaan Program Ketenagalistrikan. Ir. Zaenul Arief yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Seksi Penyiapan Program Pembangkitan Tenaga Listrik resmi diangkat mengisi kekosongan jabatan tersebut. Selain melantik satu orang Pejabat Eselon III, Dirjen Ketenagalistrikan juga melantik enam orang Pejabat Eselon IV di lingkungan Ditjen Ketenagalistrikan serta dua orang pejabat dari Ditjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM.
Foto-foto : Suasana Pelantikan Pejabat Struktural Eselon II dan IV di lingkungan Ditjen Ketenagalistrikan, Senin (29/7). Sumber : SLR
38 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Untuk Kasubdit Listrik Perdesaan yang baru, Dirjen Ketenagalistrikan menyampaikan beberapa pesan mengenai tantangan besar yang harus dihadapi. Target rasio elektrifikasi sesuai dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) adalah 99% di tahun 2020. Rasio Elektrifikasi saat ini menurut Dirjen Ketenagaistrikan mencapai 76,5% dan ditargetkan mencapai 79,7% di akhir tahun 2013 nanti. “Selama dua tahun ini kita berhasil meningkatkan rasio elektrifikasi dari 65,7% menjadi 76,5% dengan sambungan rata-rata tiga juta pelanggan per tahun,” ujar Dirjen. Melalui DIPA kegiatan listrik perdesaan dan listrik murah dan hemat, Dirjen berharap dapat mendorong peningkatan rasio elektrifikasi. Dalam sambutannya Dirjen mengungkapkan bahwa Jabatan yang diamanatkan kepada pejabat-pejabat yang dilantik adalah kepercayaan dari publik untuk lebih bekerja keras. “Laksanakan sebaik-baiknya tugas yang diemban sekarang” ujar Dirjen. Pergeseran jabatan di beberapa tempat menurut Dirjen juga
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja. Pelantikan ini selain disaksikan oleh para Eselon II di lingkungan Ditjen Ketenagalistrikan juga dihadiri oleh para Pejabat Struktural dan Fungsional serta Persatuan Dharma Wanita Ditjen Ketenagalistrikan. Berikut nama-nama pejabat yang dilantik pada Senin (29/7) : • Ir. Zaenul Arief : Kepala Sub Direktorat Listrik Perdesaan pada Direktorat Pembinaan Program Ketenagalistrikan; • Robi Hezron Sembiring, S.T., M.T. : Kepala Seksi Informasi Ketenagalistrikan pada Direktorat Pembinaan Program Ketenagalistrikan; • Agung Sulistyo, S.T., M.T. : Kepala Seksi Penyiapan Program Pembangkitan Tenaga Listrik pada Direktorat Pembinaan Program Ketenagalistrikan; • Hartati Zakaria, S.T : Kepala Seksi Fasilitasi Penyelesaian Perselisihan pada Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan; • Eri Nurcahyanto, S.T., M.T. : Kepala Seksi Pengawasan Usaha Tenaga Listrik pada Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan; • Nur Hidayanto, S.T. : Kepala Seksi Pelayanan Usaha Penunjang Ketenagalistrikan pada Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan; • Masyitoh, S.E. : Kepala Seksi Pengawasan Tenaga Teknik Ketenagalistrikan pada Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan. (PSJ)
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 39
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Munggahan Menyambut Ramadhan 1434 H Penulis: Anggita Miftah Hairani
Menjelang Ramadhan, Keluarga Besar Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM mengadakan acara ‘Munggahan’
Untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1434 H, Ditjen Ketenagalistrikan (DJK) menyelenggarakan acara munggahan pada Senin (8/7) di Lobby Utama Gedung DJK. Acara ini dihadiri oleh Dirjen Ketenagalistrikan Ir. Jarman, M.Sc. beserta jajaran pejabat eselon dan pejabat fungsional, ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Sub Unit DJK, serta para pegawai di lingkungan DJK. Munggahan merupakan tradisi masyarakat Indonesia yang dilaksanakan satu atau dua hari menjelang Ramadhan. Munggahan, yang berasal dari kata unggah dalam Bahasa Sunda, berarti naik atau memasuki tingkat yang lebih tinggi. Maknanya, tradisi munggahan dimaksudkan untuk mempersiapan lahir dan bathin kita untuk memasuki Ramadhan supaya kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Saat memberikan sambutan untuk membuka acara ini, Dirjen menyambut baik tradisi munggahan ini untuk dilaksanakan. “Munggahan ini diselenggarakan untuk bersilaturahmi sekaligus memaafkan antara
sesama kita dalam menghadapi Bulan Ramadhan. Insya Allah, dengan melaksanakan silaturahmi dan saling memaafkan, kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik,” ujar Dirjen. Dalam acara itu juga, Dirjen menyampaikan permohonan maafnya baik sebagai pimpinan DJK ataupun sebagai pribadi. Dirjen melanjutkan, jika ada hal-hal yang mengganjal di hati, sebaiknya diperbaiki bersama. “Umat Islam harus berlapang dada, karena sebagai manusia pasti ada kelemahan dan kesalahan. Dengan saling memaafkan, semoga segala amal ibadah kita di bulan puasa dapat diterima oleh Allah SWT.” Setelah sambutan dari Dirjen, ada kultum yang disampaikan oleh Ustadz Aang Saeful Milah. Ustadz menyatakan ada tiga macam persiapan untuk memasuki Bulan Ramadhan. “Yang pertama adalah persiapan mental. Seberat apapun pekerjaan, kalau mental kita kuat, pekerjaan akan terasa ringan. Begitupun sebaliknya. Seringan apapun pekerjaan, kalau mental kita lemah, pekerjaan akan terasa
40 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
berat.” Ustadz menambahkan, yang termasuk persiapan mental dalam menyambut Ramadhan adalah dengan menjalankan silaturahmi dan saling memaafkan supaya hati kita lapang. Selain persiapan mental, persiapan fisik dan persiapan ilmu juga penting untuk dilakukan. “Mulai dari Bulan Rajab, latihlah fisik kita untuk berpuasa Senin-Kamis. Rasulullah bahkan sering berpuasa dua minggu pertama di bulan tersebut.” Selepas kultum, acara dilanjut dengan saling bermaafan. Banyaknya orang yang mengikuti kegiatan ini membuat antrian untuk bersalaman mengular hingga ke luar Lobby Utama Gedung DJK. Selesai bermaaf-maafan, munggahan diakhiri dengan santap siang bersama yang semakin mengakrabkan para pegawai di lingkungan DJK. (AMH)
Foto-foto suasana Muinggahan menjelang bulan Ramadhan 1424 Hdi kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Kuningan, Jakarta. Sumber : Humas DJK
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 41
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
KOPELEB Adakan Rapat Anggota Tahunan XIX
Suasana Rapat Anggota Tahunan ke-19 Koperasi Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Kopeleb yang dihadiri para pengurus dan anggota.
Koperasi Pegawai Ditjen Ketenagalistrikan (Kopeleb) mengadakan Rapat Anggota Tahunan XIX pada Senin (8/7), bertempat di Ruang Samaun Samadikun, Lantai 3 Gedung Ditjen Ketenagalistrikan (DJK). Acara dihadiri oleh Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Ir. Hasril Zahri Nuzahar, MBA mewakili Dirjen Ketenagalistrikan, Kepala Suku Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Surip S.E., serta para pegawai DJK selaku pengurus maupun anggota Kopeleb. Dalam sambutannya, Ketua Kopeleb Ir. M. Fauzi Abdullah menyampaikan, “Rapat Anggota Tahunan merupakan tanggung jawab kami sebagai pengurus, meskipun kami merasa dalam pelaksanaannya agak terlambat.” Ada empat agenda dalam RAT, yakni laporan pertanggungjawaban pengurus, pemilihan pengurus baru, perumusan dan pengesahan rencana-rencana kerja koperasi tahun 2013, serta pembinaan kepengurusan. “Secara bertahap, pengurus berusaha memperbaiki administrasi umum dan
Kepala Suku Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Surip S.E.memberikan masukan untuk Kopeleb supaya menjadi koperasi mandiri yang lebih baik.
keuangan serta permodalan agar koperasi lebih kuat dalam menyejahterakan anggotanya. Koperasi diharapkan bisa mandiri dalam mengembangkan diri,” lanjut M. Fauzi Abdullah. Kopeleb memiliki enam usaha jasa, yakni Usaha Jasa Rekanan, Usaha Jasa Pemeliharaan Kebersihan dan Keamanan Kantor, Usaha Toko dan Sosial, Usaha Agen Penjualan Tiket (CITOS), serta Usaha Jasa Simpan Pinjam. Masing-masing
42 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Fauzi Abdullah, ketua Kopeleb, Koperasi Ditjen Ketenagalistrikan membuka RAT
Para pemenang doorprize RAT Kopeleb 2013
jenis usaha ini dikoordinir oleh petugas Seksi Usaha. M. Fauzi Abdullah juga menuturkan bahwa meskipun ada beberapa kendala yang harus dihadapi oleh pengurus – belum tersedianya ruangan koperasi dan pengurus yang bekerja paruh waktu karena memiliki tugas utama sebagai PNS – akan tetapi berkat saling pengertian dan kerjasama antara pengurus dan anggota yang berpartisipasi aktif, bisa dirasakan peningkatan kualitas koperasi sebagai koperasi yang modern. Sampai tahun 2012, Kopeleb tercatat memiliki 464 anggota. “Insya Allah ke depan Kopeleb bisa mendapat angin segar dan dukungan penuh dari pembina maupun anggota untuk dapat bersaing dengan badan usaha lainnya. Semoga Kopeleb bisa berkembang dan besar seperti koperasi lainnya yang sudah maju,” ujar M. Fauzi Abdullah. Dalam acara itu, Kepala Suku Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Surip S.E. ikut memberikan rekomendasi dan masukan agar Kopeleb bisa menjadi koperasi yang dapat menyejahterakan anggotanya. “Koperasi adalah bentuk pelayanan, kapan saja anggota memerlukan, koperasi harus siap sedia. Untuk itu, dibutuhkan modal yang kuat.” Surip juga memberikan sedikit latar belakang tentang pelaksanaan dan pentingnya RAT pada koperasi. “Rapat Anggota Tahunan adalah forum rapat anggota koperasi tertinggi sesuai dengan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992.” Sesuai dengan pasal tersebut, rapat anggota dilakukan paling sedikit sekali dalam
satu tahun dan dilakukan untuk mengesahkan pertanggungjawaban pengurus paling lambat 6 bulan setelah tahun buku sebelumnya. “Koperasi adalah badan usaha yang sahamnya dari orang perorang. Kita harus tahu bagaimana caranya agar permodalan dari kita untuk kita. Salah satu caranya adalah dengan melakukan ekspansi. Maksimalkan ekspansi di dalam lingkungan kantor ini terlebih dahulu sebelum melakukan eskpansi ke luar,” tutur Surip menambahkan. Setelah paparan dan penjelasan dari Kepala Suku Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Surip S.E., Direktur Pembinaan Program Hasril Zahri Nuzahar menyampaikan sambutan sekaligus membuka RAT Kopeleb. Direktur mengapresiasi acara RAT ini dan terkesan dengan partisipasi aktif para anggota Kopeleb. Animo anggota untuk mengikuti acara ini cukup besar, terbukti dari jumlah kehadiran anggota. “Rapat Anggota Tahunan ini adalah momen penting untuk kelangsungan koperasi ke depan,” demikian Direktur menyampaikan. Dalam RAT yang dipimpin oleh Ir. Hanat Hamidi. M.Si. dibantu Ir. Wanhar selaku Sekretaris rapat yang dipilih langsung oleh anggota, diputuskan M. Fauzi Abdullah untuk kembali menjadi ketua Kopeleb. Di sela-sela acara, pengundian door prize membuat suasana menjadi semakin semarak. Kegiatan RAT ini ditutup setelah tercapai hasil musyawarah mufakat di antara para pengurus dan anggota. (AMH) Penulis: Anggita Miftah Hairani
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 43
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Garis Besar Konservasi Energi di Jepang Novan Akhiriyanto
Perencana Pertama Sekretariat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Istilah penghematan energi dan efisiensi energi berkaitan erat dengan konservasi energi, sejenak mengingat kembali pada definisi konservasi energi yaitu upaya sistematis, terencana dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya, menurut PP Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi. Dalam PP Nomor 70 Tahun 2009 menyebutkan bahwa konservasi energi menjadi tanggung jawab, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, pengusaha dan masyarakat, tanggung jawab ini dilaksanakan berdasarkan Rencana Induk Konservasi Energi Nasional (RIKEN). Namun nampaknya, usaha untuk melakukan konservasi energi ini masih belum maksimal, konsumsi energi primer dari bahan bakar fosil yang digunakan untuk memproduksi energi listrik di Indonesia masih terus meningkat. Berdasarkan data bauran energi primer tahun 2012, pemakaian batubara sebesar 51,08%, Gas sebesar 22,60%, BBM sebesar 15,02%, Energi Air sebesar 6,44%, Panas Bumi sebesar 4,75%. Terlihat bahwa pemakaian batubara, gas dan minyak (BBM) masih mendominasi. Kondisi ini mirip dengan kondisi Jepang setelah
terjadi gempa bumi besar pada Maret 2011, yang menjadi titik balik penggunaan PLTN sebagai pembangkit listrik utama yang menopang beban dasar harian. Pokok kebijakan Jepang digolongkan menjadi 3 fase, yaitu [1]: Fase Pembangkitan: • Memperkenalkan penggunaan energi baru dan terbarukan semaksimal mungkin • Memulai kembali program penggunaan PLTN, setelah keamanan PLTN ini dijamin oleh Otoritas Regulasi Nuklir Jepang (Nuclear Regulation Authority – NRA) yang tentunya tidak akan mudah dan memakan waktu yang lama • Meningkatkan efisiensi energi di sektor industri • Meningkatkan eksplorasi sumber daya alam domestik, seperti methane hydrate Fase Transmisi dan Distribusi: • Mempromosikan reformasi sistem kelistrikan • Menetapkan harga listrik pada tingkat yang sesuai dan mencerminkan upaya untuk mengurangi biaya bahan bakar untuk harga listrik. Fase Konsumen/Permintaan: • Mempromosikan/sosialisasi konservasi energi • Meningkatkan efisiensi energi di gedunggedung dan rumah-rumah, seperti peralatan rumah tangga dan mobil melalui Program Top Runner • Mempromosikan sistem manajemen energi, termasuk mekanisme tanggapan permintaan Efisiensi Energi Usaha-usaha Jepang dalam konservasi energi dimulai saat terjadinya Krisis Minyak (Oil Crises) pada tahun 1973. Jepang telah meningkatkan efisiensi energi mendekati 40% setelah Krisis Minyak di tahun 1970-an sebagai hasil positif yang dilakukan oleh sektor publik dan industri
44 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN swasta menurut data statistik energi METI (Ministry of Economic, Trade and Industry, Japan). Jepang secara intensif memperkenalkan sistem manajemen energi berdasarkan UU Konservasi Energi, sehingga menjadi negara dengan konsumsi energi per GDP terendah dari rata-rata konsumsi energi per GDP dunia pada tahun 2009 menurut perhitungan data statistik IEA (International Energy Agency).UU Konservasi Energi mencakup kerangka kerja yang mengharuskan pelaku usaha mengukur dan melaporkan konsumsi energinya kepada Pemerintah tiap tahun, standar efisiensi energi untuk gedung-gedung dan rumah-rumah, serta program Top Runner yang diterapkan untuk peralatan-peralatan rumah tangga dan mobil. Program Top Runner Program ini merupakan suatu program mandatori untuk meningkatkan kompetisi diantara perusahaan-perusahaan dengan menetapkan target efisiensi energiproduk-produk mereka selama 3 – 10 tahun mendatang. Mereka berusaha memenuhi target tersebut, sehingga program ini telah memberikan kontribusi yang besar pada peningkatan efisiensi energi untuk peralatan elektronik dan mobil di Jepang. Ide dari program ini bertujuan untuk menuntut peningkatan performa penggunaan energi produk-produk di masa mendatang dengan berpijak pada produk-produk sekarang yang mempunyai efisiensi energi paling tinggi. Prestasi pencapaian dinilai dengan rata-rata bobot efisiensi energi per kategori produk.Bagi perusahaan-perusahaan yang gagal memenuhi target, maka akan dikenai sangsi berupa rekomendasi wanprestasi, publikasi kegagalan, penertiban atau denda sampai 1 juta Yen [2].
Kondisi Jepang Setelah Gempa Bumi Besar pada Maret 2011 Setelah gempa bumi besar, Jepang menghadapi masalah kekurangan suplai daya listrik, untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah Jepang menghimbau kepada konsumen listrik untuk menghemat listrik melalui bermacam-macam peralatan. Pemerintah Jepang melakukan pendekatan kepada berbagai lapisan masyarakat dengan cara mengkampanyekan penghematan listrik melalui beberapa media, peramalan kebutuhan listrik dan bersiaga terhadap keseimbangan penyediaan dan permintaan secara ketat. Pengukuran permintaan untuk menghemat listrik dilakukan pada [1]: Konsumen besar (500 kW lebih) • Rencana sukarela untuk menekan konsumsi daya listrik saat waktu beban puncak • Pembatasan dalam penggunaan listrik Konsumen kecil (50 kW – 500 kW) • Pemaparan contoh-contoh pengukuran penghematan listrik • Rencana aksi penghematan listrik secara sukarela • Kunjungan-kunjungan kelompok pendukung penghematan listrik Konsumen rumah tangga (kurang dari 50 kW) • Pemaparan contoh-contoh pengukuran penghematan listrik • Permintaan untuk menghemat listrik melalui media • Pengawasan atas deklarasi “Home Electricitysaving” Pengembangan kebijakan setelah gempa besar itu, Pemerintah Jepang melakukan usaha-usaha selain menjaga agar para konsumen energi melakukan konservasi energi seperti biasanya, maka dalam jangka panjang Pemerintah Jepang menerapkan kebijakan pengaturan beban puncak dengan mengurangi pemakaian listrik yang tersambung pada jaringan listrik milik perusahaan listrik selama waktu beban puncak, misalnya dengan cara menerapkan sistem manajemen energi pada gedung-gedung dan rumah tangga, serta menggunakan pembangkit
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 45
BULETIN KETENAGALISTRIKAN listrik pribadi/perorangan, peningkatan efisiensi pemakaian energi pada perumahan dan gedung dengan menerapkan program Top Runner untuk penggunaan peralatan-peralatan listrik di gedung, serta mempromosikan sistem manajemen energi yang digolongkan menjadi 3 aksi untuk mengatasi kekurangan suplai listrik, yaitu [3]: • Peak Cut (Memotong Beban Puncak) berarti tidak memakai energi listrik yang tersambung jaringan listrik pada waktu beban puncak harian, sehingga kurva beban puncak dapat menjadi lebih rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghindari pemakaian listrik yang sia-sia, pengurangan beban dasar harian, mengevaluasi pola pergerakan beban harian dan penggunaan peraltan dengan efisiensi tinggi. • Peak Shifting (Menggeser Beban Puncak) berarti mengalihkan waktu penggunaan listrik pada selain waktu beban puncak dengan cara menggeser waktu istirahat makan siang, menggeser hari libur, menerapkan pergeseran waktu beroperasi tiap unit kerja atau proses produksi secara rotasional, serta meninjau dan menggeser waktu untuk pemeliharaan pembangkit secara berkala. • Change (Mengganti) berarti mengganti penggunaan energi listrik ke energi lain dengan cara menggunakan energi selain energi listrik saat waktu beban puncak atau dapat menggunakan pembangkit listrik pribadi/perorangan misalnya PLTS dengan terlebih dahulu energi listrik disimpan pada baterai penyimpanan pada siang hari dan digunakan pada malam hari saat waktu beban puncak.
Kemungkinan Adaptasi Kebijakan Jepang untuk Indonesia Tanpa usaha penghematan energi yang serius, Indonesia akan mengalami konsumsi energi yang terlalu besar. Tiap sektor ekonomi, dari rumah tangga sampai industri besar dan sektor publik akan mengalami pemadaman listrik lebih sering akibat dampak pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Bagaimanapun juga, Indonesia masih mempunyai banyak peluang untuk dapat meningkatkan efisiensi energi, jika hal ini bisa dilakukan secara tepat dan konsisten maka negara ini akan dapat menghemat energi sebanyak yang dapat diproduksi oleh beberapa PLTN atau pembangkit ramah lingkungan lainnya, hal tersebut disampaikan oleh Bambang Yano Tomosaburo – Tenaga Ahli dari Jepang dan Anggota dari International Team of Energy Advisors [4]. Pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan produksi energi listrik meskipun secara signifikan meningkatkan biaya, seperti biaya pembangunan pembangkit dan jaringan listrik, hal ini akibat cadangan operasi energi listrik yang telah menipis dan rentan. Pada saat yang sama, Pemerintah berusaha mengembangkan sumber energi baru dan terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional yang terus meningkat. Tetapi biaya pengembangan energi baru dan terbarukan masih relatif tinggi serta membutuhkan waktu yang harus dipertimbangkan agar energi ini dapat masuk berkontribusi dengan porsi yang rasional dalam bauran energi. Sehingga secara logika, sambil menunggu penemuan dan pengembangan sumber-sumber energi baru dan terbarukan, maka cara terbaik yang dapat
46 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN dilakukan adalah mengembangkan sistem manajemen di sisi permintaan energi, dengan cara mengatur konsumsi energi secara efisien dengan menghemat energi. Penghematan energi pada dasarnya dapat dilakukan secara sederhana dan berdampak besar untuk keberlangsungan energi secara nasional. Jika seluruh rakyat Indonesia mampu melakukannya, dapat membuat perbedaan yang sangat besar dan semua orang dapat melakukannya. Kebijakan Pemerintah Jepang dalam melakukan konservasi energi yang mungkin dapat diadaptasi oleh Indonesia untuk saat ini adalah promosi dan sosialisasi mengenai penghematan energi. Hal ini seharusnya dapat dilakukan sejak dini di sekolah-sekolah atau institusi pendidikan, baik dari TK sampai Perguruan Tinggi., bahwa pada prakteknya, negara kita saat ini sedang mengalami keterbatasan sumber energi, jadi harus sebisa mungkin menggunakan energi secara efisien. Berkebalikan dengan jaman dulu, para pendidik selalu mengajarkan bahwa pada dasarnya negara kita merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, terutama sumber energi. Sehingga akibat dari pengajaran ini, saat ini paradigma orang masih berpikiran bahwa Indonesia masih negara yang kaya akan sumber daya alam, khususnya sumber energi, hal ini dapat mengakibatkan kerusuhan atau sikap protes jika terjadi pemadaman listrik secara bergilir dengan frekuensi yang sering dan sikap yang tidak menghargai keberlangsungan energi, terutama energi listrik serta sikap protes jika harga tarif dasar listrik (TDL) naik. Diperlukan peran berbagai pihak untuk dapat melakukan sosialisasi ini, misalnya peran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dituntut agar para Pengajar dapat menanamkan budaya hemat energi kepada anak didiknya dan meninggalkan anggapan bahwa energi, terutama listrik dan BBM merupakan energi yang murah serta melepas paradigma lama bahwa Indonesia masih merupakan negara yang kaya sumber daya alam.
berusaha menetapkan standar produk, terutama elektronik dan mobil yang hemat energi. Peran Baristand Kementerian Perindustrian dan BSN dibutuhkan untuk dapat menetapkan standar hemat energi pada berbagai produk, selain standar teknis produk tersebut. Sehingga dapat menyaring barang elektronik dan mobil impor yang memiliki efisinesi energi yang tinggi untuk dapat masuk ke Indonesia serta mendorong industri manufaktur elektronik lokal agar memproduksi barang yang hemat energi dengan memberikan insentif kemudahan perijinan dan finansial. Tantangan yang juga sekaligus menjadi hambatan dalam melakukan konservasi energi adalah tarif listrik yang masih belum mencerminkan harga keekonomian, sehingga membuat industri besar dan menengah kurang bergairah dalam melakukan investasi peralatan untuk sistem manajemen penggunaan energi. Daftar Pustaka 1. Toshiaki Nagata, Japan’s Policy on Energy Conservation and Renewable Energy, ANRE – METI, September 2013. 2. Kotaro Ohkuni, Top Runner Program and Efforts to Reduce Standby Power Consumption in Japan, ECCJ, November 2006. 3. Yukihiro Yamada, Implementation of Electricity Saving and Peak-cut in Japan, ECCJ, September 2013. 4. D.A Purbasari, Energy Saving: national Cultural Heritage Matters, RESPECTS Edition 4 Vol. 3 2013.
Selain promosi dan sosialisasi penghematan energi, Indonesia dapat mengadaptasi program Top Runner yang digagas oleh Jepang, walaupun Indonesia bukan produsen utama peralatanperalatan elektronik, namun Indonesia dapat September 2013| Edisi 35 Volume IX | 47
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
MONITORING PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2013 Hari Dwi Wijayanto
Perencana Pertama Sekretariat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
1. PENDAHULUAN Dalam rangka upaya percepatan pelaksanaan prioritas Pembangunan Nasional, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2010 dengan tujuan untuk memperkuat pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah dan sekaligus sebagai penajaman program program RPJMN 2010 - 2014. Dalam Instruksi tersebut, Presiden memerintahkan diantaranya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing masing dalam rangka percepatan pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional. Laporan pelaksanaan prioritas Pembangunan Nasional tersebut akan disampaikan kepada Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Pengawasan oleh UKP4 pada hakekatnya merupakan bagian dari amanah Presiden berupa pengawasan dan pengendalian pembangunan. Cakupan monitoringnya meliputi: 1. Menerjemahkan arahan Presiden; 2. Prinsip konsistensi-sinkronisasi Prioritas Nasional KIB-II dipegang benar, sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan; 3. Monitoringnya berfokus pada keluaran (output); 4. Tidak berpretensi sebagai auditor, melainkan
penyaji fakta; 5. Menyinergikan kepentingan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah. Sedangkan Prosedur monitoring oleh UKP4 mencakup aktivitas: 1. Memperoleh dan mempelajari laporan K/L terkait beserta dokumen pendukungnya, berupa progres suatu kegiatan atau indikator program, termasuk pula pelaporan berkala; 2. Menyusun ikhtisar monitoring progres pelaksanaan rencana aksi (renaksi) melalui mekanisme pengisian “Format 8 Kolom” pada setiap akhir check point; 3. Menetapkan sejumlah obyek renaksi secara sampling; 4. Pada hard projects (kegiatan-kegiatan fisik), dilakukan verifikasi di lapangan (insitu) ke titik-titik lokasi sampling yang telah ditentukan dengan tetap menjaga independensi institusi untuk menilai progres dan mengambil citraan visual beserta titik koordinatnya. Adapun untuk soft-projects (kegiatan-kegiatan nonfisik), dilakukan tinjauan (review) terhadap dokumen pendukung untuk kegiatan bersangkutan sesuai dengan ukuran keberhasilan. 5. Titik lokasi (koordinat) dan citra visual dimasukkan ke dalam sistem Situation Room
48 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN Bina Graha. 6. Menyampaikan hasil laporan ke Sidang Kabinet agar Presiden dapat mengevaluasi progres capaian target-target. Secara umum, prosedur pengawasan yang pelaksanaannya didasarkan pada pasal 3 Perpres 54/2009 itu bisa dialurkan sebagai siklus empat tahapan kerja. Keempat tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Program tahunan yang telah disusun dan ditetapkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) diteruskan kepada setiap K/L penanggung jawab. Masing-masing K/L itu menetapkan target antara agar dicapai target akhir sesuai dengan yang telah disepakati bersama melalui form standar untuk menjaga konsistensi pelaporan “Format 8 Kolom” (F8K). Pengisian F8K mengacu pada Inpres terkait yang diterbitkan tiap tahun. 2. Pelaporan • K/L melaksanakan sejumlah renaksi yang menjadi tanggung jawabnya dan dilaporkan ke UKP4 dalam F8K dengan harus disertai data pendukung untuk setiap checkpoint. • Laporan yang telah diisi, dikirim K/L ke UKP4 secara elektronik menggunakan Sistem Monitoring UKP4. • Limit waktu pelaporan ditetapkan secara tegas, tanpa kompromi, dalam rangka mengedepankan kedisiplinan. 3. Monitoring dan verifikasi • Mencakup kegaitan fisik maupun nonfisik. • UKP4 memonitor pelaksanaan renaksi berdasarkan F8K serta melakukan desk evaluation terhadap seluruh dokumen renaksi yang disampaikan oleh K/L. • UKP4 melakukan verifikasi di lapangan (insitu) di sejumlah lokasi sasaran program tahunan yang dipilih secara sampling. Tim UKP4 dibekali sarana antara lain kamera dan perangkat GPS. In-situ dilaksanakan secara obyektif, independen, sehingga hasilnya merupakan fakta yang akurat. • Dengan memanfaatkan peta Google, hasil insitu UKP4 bisa ditampilkan secara serempak bersama foto dan titik koordinatnya.
4. Sidang kabinet sebagai checkpoint • Dalam forum Sidang Kabinet, hasil tahap I hingga III dilaporkan UKP4 kepada Presiden/ Wakil Presiden dan K/L secara berkala pada setiap checkpoint, yakni target-antara dan target-akhir. • Guna memudahkan pemahaman atas hasil pemantauan yang dilakukan, penilaian terhadap berhasil/gagalnya pencapaian sasaran program ditandai dengan menggunakan indikator empat warna
Gambar 1. Indikator Capaian Warna oleh UKP4
berikut: PROGRAM DAN RENCANA AKSI Dalam Instruksi Presiden ini, Kementerian ESDM melaksanakan koordinasi kebijakan di bidang energi yang dilaksanakan oleh masingmasing Direktorat Jenderal. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan sendiri memiliki Program Peningkatan Pasokan Listrik dan Program Listrik Murah yang pelaksanaannya dipantau oleh Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) sampai sejauh mana kemajuan pelaksanaan programprogram pembangunan nasional tersebut. Untuk tahun 2013 ini Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan bertanggung jawab atas 6 sub rencana aksi, yaitu : 1. Pembangunan transmisi 2. Gardu induk 3. Jaringan distribusi 4. Gardu distribusi 5. Listrik murah dan hemat
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 49
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
6. Fasilitasi program 10.000 MW Ada 6 (enam) target yang telah ditetapkan sesuai dengan sub rencana aksi yang menjadi tanggungjawab yaitu : 1. Terlaksananya pembangunan/penyelesaian transmisi listrik di seluruh Indonesia sepanjang 973 kms (APBN 2013) dan 976 kms (carry over 2010-2012). 2. Terlaksananya pembangunan gardu induk di seluruh Indonesia dengan kapasitas sebesar 1.840 MVA (APBN 2013). 3. Terlaksananya pembangunan gardu distribusi di seluruh Indonesia sebanyak 217,5 MVA (APBN 2013). 4. Pembangunan jaringan distribusi di seluruh Indonesia sepanjang 9.256,74 kms (APBN 2013). 5. Tersedianya Listrik Murah dan Hemat untuk 16.204 RTS. 6. Terfasilitasinya kemajuan program 10.000 MW Tahap II (total 98 proyek) terdiri dari : 26 proyek PLN dan 72 proyek IPP melalui pelaporan berkala minimal setiap 6 bulan. PROGRESS SAMPAI DENGAN B-09 (SEPTEMBER
2013) 1. Untuk sub rencana aksi transmisi : • T/L Bonto-Bima-Dompu (144 kms): Pembebasan lahan 223/223 titik, Progress Pondasi 223/223 titik, Tower 221/223 titik, dan Progress Stringing 111/126 kms. Permasalahan yaitu tuntutan ganti rugi tanah milik masyarakat dibawah jaringan dan dilarang meneruskan stringing sebelum dilakukan ganti rugi di section Bonto-Bima. • T/L Atapupu-Atambua (36 kms) dan T/L Atambua-Kefamenanu (150 kms): Pembebasan Lahan 310/342 titik, Pondasi 310/342 titik, Tower 280/342 titik, dan Progress Stringing 67,92/174 kms. 32 titik Kawasan Kehutanan status Ijin Prinsip per 6/2012, sedang ijin pinjam pakai dalam proses. Section Atapupu Atambua T01 s/d T09 Belum dapat dilakukan stringing karena diklaim sebagai lahan milik suku Kaliduk (suku setempat). • T/L Bolok-Mualafa-naibonat-Nonohanis (196 kms): Pembebasan tanah 414/414 titik, Pondasi 404/414 titik, Tower 368/414 titik, dan Stringing 105,96/224 kms. Permasalahan yaitu T.51 sudah bebas tetapi tidak bisa erection karena masalah warga. Jalur naibonat-
50 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
•
• •
•
•
•
•
•
•
nonohanis masih menunggu material tower akibat reroute dan ganti sisipan. T/L Kuta-Sengkol-Paokmotong-Pringgabaya (158 kms) : Pembebasan tanah 208/208 titik, Progress Pondasi 208/208 titik, tower 208/208 titik, dan Stringing 128,14/137 kms. Stringing T107 s.d T107A dan T.144 s.d T.115 belum dapat dilakukan akibat masalah sosial. T/L Tanjung Api-Api (112 kms): Pembebasan tanah, Pondasi, dan tower sudah selesai. Row 153/157 span dan Stringing 115/157 span. T/L Sambutan-Bontang (180 kms): Pembebasan tanah 245/245 titik, Pondasi selesai 242/245, Erection selesai 242/245, Row 235/241 span dan stringing 121/181 kms. Permasalahan yaitu belum ada kesepakatan harga terkait ganti rugi tanam tumbuh dengan masyarakat. T/L Asam-asam-Batulicin (248 kms) : Pembebasan tanah 329/329 titik, Pondasi selesai 329/329, Erection selesai 326/329, Row 269/328 span dan stringing 216/248 kms. Permasalahan yaitu belum ada kesepakatan harga terkait ganti rugi tanam tumbuh. T/L Palangkaraya-Sampit (344 kms) : Pembebasan tanah 494/495 titik, Pondasi selesai 494/495, Erection selesai 493/495, Row 306/494 span dan stringing 227/344 kms. Permasalahan yaitu belum ada kesepakatan harga terkait ganti rugi tanam tumbuh. T/L Muara Sabak (74 kms) : Pembebasan tanah 75/113 titik, Pondasi selesai 45/113 titik dan Erection selesai 21/113 titik. Permasalahan yaitu warga minta harga tinggi dan akan dilakukan pendekatan lebih intensif. T/L Muara Bulian-Sarolangun (170 kms) : Pembebasan tanah 73/248 titik dan Pondasi selesai 15/248 titik. Permasalahan yaitu warga minta harga tinggi dan akan dilakukan pendekatan lebih intensif. T/L Jatirangon II-Incomer (2 kms) dan T/L Asahimas II-Incomer (2 kms) : Progress baru sampai pada tahapan pembebasan tanah. Ijin Lokasi dan Tanah baru bebas bulan Mei 2013. Solusinya yaitu segera memacu pelaksanaan pekerjaan pondasi. T/L 150 kV Sengkang -Siwa (132,96 kms) : Pembebasan tanah 188/193 titik, Pondasi selesai 167/193, Erection selesai 151/193, dan Row 60/193 span. Permasalahan yaitu Masih
terdapat 5 lahan yang belum bebas dimana warga minta tapak tower digeser dan terdapat Lokasi tapak tower yang terkena banjir (curah hujan tinggi). 2. Untuk sub rencana aksi Gardu Induk : • 6 GI Telah selesai yaitu GI Manna, Fajar Surya Ext, Paniki New, GI Muara Bulian 2 lb, Betung 2 lb, dan Pangkal Pinang 4 lb) total 120 MVA. • 15 GI (Sumbulussalam, Meulaboh, Muara Sabak, Sarolangun, Sekayu, Tebing Tinggi, Kelapa, Koba, Kasongan, Tengkawang, Bontoala, Tallo Lama, Silae New, Tanjung Merah New, dan Malimping) telah sampai pada tahapan pematangan tanah, pemesanan material, pekerjaan sipil, dan pemasangan elektro mekanik. • 16 GI (Pangururan, Blang Pidie, Negeri Dolok, Salak, Pasir Putih, Kawasan Industri Dumai, Pasir Pangaraian, Bagan Siapi-api, Air Raja, Kijang, Sri Bintan, Tanjung Uban, Gumawang, Cilegon Baru II, Jati Rangon II dan Pelabuhan Ratu Baru) telah sampai pada tahapan pematangan tanah dan pemesanan material dan pekerjaan sipil. • 3 GI (Kotacane, Rengat dan Asahimas II ) baru sampai pada tahapan pemesanan material. 3. Untuk sub rencana aksi Gardu Distribusi : Sebagian besar Satker telah masuk tahapan pembangunan gardu distribusi dan pemasangan material yaitu sebanyak 29 Satker dan 1 Satker diantaranya telah sampai pada tahapan penyelesaian dan siap enerjais yaitu Satker Lisdes NAD. Sedangkan 2 Satker lainnya tahapan lanjutan proses kontrak. 4. Untuk sub rencana aksi Jaringan Distribusi : Sebagian besar Satker telah masuk tahapan pembangunan jaringan distribusi dan pemasangan material yaitu sebanyak 29 Satker dan 1 Satker diantaranya telah sampai pada tahapan penyelesaian dan siap enerjais yaitu Satker Lisdes NAD. Sedangkan 2 Satker lainnya tahapan lanjutan proses kontrak. 5. Untuk sub rencana aksi Listrik Murah dan Hemat : Instalasi untuk Listrik murah dan Hemat telah terpasang sebanyak 22.580 RTS antara lain di lokasi NAD (494), Jambi (808), Babel (1.826),
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 51
BULETIN KETENAGALISTRIKAN Jabar (3.229), Kalteng (2.282), Sulteng (3.000), Sulbar (3.008), Maluku Utara (1.773) dan Papua (6.160). Untuk sub rencana aksi Fasilitasi pembangunan program 10.000 MW Tahap II: Telah dilakukan rapat koordinasi dalam rangka penyusunan laporan dan progress laporan telah sampai status bulan juli. Untuk progress bulan agustus rapat koordinasi akan dilaksanakan tanggal 30 september 2013. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN & TINDAK LANJUT 1. Satker UIP Ring Sumatera II : • Masih adanya permasalahan dengan warga terkait dengan proyek transmisi Tanjung Api-Api, Muara Sabak, dan Muara BulianSarolangun. • Memastikan 11 proyek Gardu Induk dapat selesai tahun ini. 2. Satker UIP Ring Sumatera I : Memastikan 16 proyek Gardu Induk dapat selesai tahun ini, mengingat masih terdapat kendala pembebasan tanah. 3. Satker UIP Kitring Kalimantan : • Masih adanya permasalahan di transmisi terkait ganti rugi tanam tumbuh dengan warga. • Memastikan 2 proyek Gardu Induk Kasongan dan Tengkawang dapat selesai karena masih menunggu SUTT terkait.
antara lain di jalur transmisi Atapupu-atambuakefamenanu. 6. Satker UIP Ring Sulmapa : • Progress T/L 150 kV Sengkang-Siwa yang belum mencapai tahapan stringing. • Memastikan 5 Gardu Induk dapat selesai tahun ini. 7. Satker Listrik Perdesaan : Masih belum seluruh Satker masuk tahapan kontrak terutama untuk Listrik Murah Hemat (LMH). KESIMPULAN Melihat dari progress sampai dengan check point B-09 (September 2013), dimana masih terdapat banyak permasalahan terkait perizinan dan pembebasan tanah maka diperkirakan capaian sampai dengan akhir 2013 tidak akan mencapai sasaran. Untuk sub rencana aksi yang diperkirakan tidak akan mencapai target yaitu penyelesaian pembangunan jaringan transmisi dan gardu induk. Sedangkan sub rencana aksi yang diperkirakan akan mencapai atau bahkan melebihi target yaitu pembangunan gardu distribusi, jaringan distribusi, listrik murah hemat, dan fasilitasi pembangunan program 10.000 MW Tahap II.
4. Satker UIP Ring Jawa Bali : • Ijin lokasi dan tanah baru bebas bulan mei 2013, sehingga proyek Transmisi Jati rangon II dan Asahimas II harus segera dipercepat. • Memastikan 6 proyek Gardu Induk dapat selesai tahun ini karena masih terdapat tanah yang baru bebas di bulan April 2013 sehingga harus dipercepat pelaksanaannya. 5. Satker UIP Kitring Nusa Tenggara : Masih adanya permasalahan klaim dengan warga dan perijinan masuk kawasan hutan, 52 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
TINJAUAN PROGRAM LISTRIK PERDESAAN DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2012 Hari Dwi Wijayanto
Perencana Pertama Sekretariat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
PENDAHULUAN Sesuai dengan UUD 1945 pasal 27 ayat (2) yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, serta UU Nomor 30 Tahun 2009 pasal 4 yang menyatakan bahwa “Untuk penyediaan tenaga listrik, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan dana untuk kelompok masyarakat tidak mampu, daerah yang belum berkembang, daerah terpencil dan perbatasan, serta listrik perdesaan”, salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam rangka percepatan dan perluasan penyediaan tenaga listrik adalah Program Listrik Perdesaan. Dalam usaha meningkatkan mutu kehidupan dan pertumbuhan ekonomi pedesaan, energi listrik memiliki peranan yang sangat penting. Ketersediaan energi listrik di pedesaan sebagai salah satu bentuk energi yang siap pakai, selain untuk penerangan tentu saja akan mendorong peningkatan sarana pendidikan, kesehatan dan keamanan lingkungan serta dapat meningkatkan penyediaan lapangan kerja baru. Daerah pedesaan terpencil yang sebagian besar belum terjangkau jaringan Perusahaan Listrik Nasional (PLN) merupakan suatu masalah bagi pembangunan dan pengembangan masyarakat pedesaan. Kebutuhan energi masyarakat pedesaan terpencil untuk memasak, penerangan, dan lain sebagainya umumnya berasal dari energi yang tidak dapat diperbaharui (seperti minyak).
Adapun peralatan elektronik seperti radio, televisi dipenuhi dengan menggunakan baterai atau aki yang dalam jangka waktu tertentu harus diisi ulang (recharge). Program Listrik Perdesaan ini terdiri dari pembangunan gardu distribusi, jaringan distribusi (jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah), serta penyambungan dan instalasi listrik gratis kepada nelayan dan rakyat tidak mampu. Sasaran yang ingin dicapai dari hasil evaluasi ini ke depan secara nasional adalah pemenuhan kebutuhan kapasitas dan energi listrik, peningkatan efisiensi dan kinerja sistem kelistrikan sejak dari tahap perencanaan yang meliputi: • Mengatasi kekurangan pasokan tenaga listrik yang terjadi di beberapa daerah. • Tercapainya pemenuhan kebutuhan kapasitas dan energi listrik setiap tahun dengan tingkat keandalan yang diinginkan. • Tercapainya rasio elektrifikasi. • Tercapainya keandalan dan kualitas listrik yang makin baik. KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN LISTRIK PERDESAAN Kebijakan umum pengembangan ketenagalistrikan dalam jangka pendek dimana kapasitas pembangkit PLN masih terbatas karena
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 53
BULETIN KETENAGALISTRIKAN proyek-proyek pembangkit belum sepenuhnya selesai, PLN telah dan akan memenuhi permintaan tenaga listrik dengan menyewa pembangkit sebagai solusi interim. Pada tahuntahun berikutnya dimana penambahan kapasitas pembangkit dan transmisi diharapkan telah selesai dan reserve margin telah mencukupi, maka penjualan akan dipacu untuk mengoptimalkan pemanfaatan pembangkit listrik. Hal ini dilakukan untuk mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi secara signifikan dengan menyambung konsumen residensial baru dalam jumlah yang cukup tinggi setiap tahun, dan melayani semua daftar tunggu yang ada. Fokus pengembangan dan investasi sistem distribusi secara umum diarahkan pada perbaikan tegangan pelayanan, penurunan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan yang tua. Kegiatan berikutnya adalah investasi perluasan jaringan untuk melayani pertumbuhan dan perbaikan sarana pelayanan. Pemilihan teknologi seperti jenis tiang (beton, besi atau kayu), jenis saluran (saluran udara, kabel bawah tanah), sistem jaringan (radial, loop atau spindle), perlengkapan (menggunakan recloser atau tidak), termasuk penggunaan tegangan 70 kV sebagai saluran distribusi ke pelanggan besar, ditentukan oleh manajemen unit melalui analisis dan pertimbangan keekonomian jangka panjang dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang lebih baik, dengan tetap memenuhi standard SNI atau SPLN yang berlaku. Pembangunan listrik perdesaan merupakan penugasan Pemerintah kepada PLN untuk melistriki masyarakat perdesaan yang pendanaannya diperoleh dari APBN, dan diutamakan pada provinsi dengan rasio elektrifikasi yang masih rendah. Kebijakan yang diambil oleh Direktorat Jendral Ketenagalistrikan (DJK) dan PLN dalam pembangunan listrik desa untuk menunjang rasio elektrifikasi 80% dan desa berlistrik 98,9% di tahun 2014 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Departemen ESDM 2010-2014 adalah: Pembangunan jalur keluar jaringan distribusi untuk mendukung evakuasi daya dari proyek GI Baru atau Extension Trafo GI yang pendanaannya diperoleh dari APBN. • Pembangunan jalur keluar jaringan distribusi untuk mendukung evakuasi daya dari proyek
•
• •
• •
PLTU skala kecil tersebar dan pembangkit mikro / mini tenaga air yang pendanaannya diperoleh dari APBN. Pembangunan jalur keluar jaringan distribusi untuk mendukung evakuasi daya dari proyek PLTU skala kecil tersebar yang pendanaannya dari APLN, dengan catatan jalur keluar jaringan distribusi tersebut belum disediakan dari APLN. Melistriki desa baru maupun desa lama yang sebagian dari dusun tersebut belum berlistrik, daerah terpencil dan daerah perbatasan. Dimungkinkan pemasangan load break switch untuk menunjang perbaikan keandalan jaringan tegangan menengah dan tiang 14 meter serta konduktor 240 mm² untuk mengantisipasi kebutuhan pengembangan sistem. Dimungkinkan pengadaan hybrid PLTS dan hybrid PLTB yang sistemnya terhubung dengan grid PLN. Melaksanakan program Listrik Murah dan Hemat dengan target masyarakat nelayan, daerah tertinggal dan akselerasi rasio elektrifikasi.
Perencanaan sistem distribusi dibuat dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut: • Membatasi panjang maksimum saluran distribusi (JTM dan JTR) untuk menjaga agar tegangan pelayanan sesuai standar PLN. • Konfigurasi JTM untuk kota-kota besar dapat berupa topologi jaringan yang lebih andal seperti spindle, sementara konfigurasi untuk kawasan luar kota minimal berupa saluran radial yang dapat dipasok dari 2 sumber. • Mengendalikan susut teknis jaringan distribusi pada tingkat yang optimal. • Program listrik desa dilaksanakan dalam kerangka perencanaan sistem kelistrikan secara menyeluruh dan tidak memperburuk kinerja jaringan dan biaya pokok penyediaan. Selain itu perencanaan sistem distribusi juga diarahkan untuk meningkatkan kontinuitas pasokan kepada pelanggan (menekan SAIDI dan SAIFI) dengan upaya: • Membangun SCADA Distribusi untuk ibukota propinsi dan kota-kota lain yang minimal dipasok oleh 2 Gardu Induk dan 15 feeder.
54 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN • Mengoptimalkan pemanfaatan recloser atau AVS yang terpasang di SUTM, dikoordinasikan dengan reclosing relay penyulang di GI. Memonitor pengoperasian recloser atau AVS, dan menyempurnakan metode pemeliharaanperiodiknya. • Dimungkinkan menggunakan DAS (Distribution Automation System) pada daerah yang sangat padat beban dan potensi pendapatan tinggi. Sasaran perencanaan sistem distribusi adalah menyediakan sarana pendistribusian tenaga listrik yang cukup, andal, berkualitas, efisien, dan susut teknis wajar. Perencanaan kebutuhan fisik jaringan distribusi dikelompokkan dalam dua kegiatan, yaitu penyambungan pelanggan dan perkuatan distribusi dengan perincian sebagai berikut: • Perluasan sistem distribusi untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik. • Mempertahankan/meningkatkan keandalan (reliability) dan kualitas pelayanan tenaga listrik pada pelanggan (power quality). • Menurunkan susut teknis jaringan. • Rehabilitasi jaringan tua. • Pengembangan dan perbaikan sarana pelayanan. Kebutuhan fisik yang diperlukan untuk perluasan sistem distribusi dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan beban puncak sebagai akibat pertumbuhan penjualan energi merupakan fungsi dari beberapa variabel yaitu antara lain: • Beban puncak di sisi tegangan menengah (TM) dan tegangan rendah (TR). • Luas area yang dilayani. • Distribusi beban (tersebar merata, terkonsentrasi, dsb). • Jatuh tegangan maksimum yang diperbolehkan pada jaringan. • Ukuran penampang konduktor yang dipergunakan. • Fasilitas sistem distribusi terpasang (jaringan tegangan menengah/JTM, gardu distribusi/ GD, jaringan tegangan rendah/JTR, automatic voltage regulator/AVR dsb). Dengan didorongnya pengembangan energi terbarukan oleh pemerintah seperti dimaksud dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 31 tahun
2009, maka pembangkit energi terbarukan sampai dengan 10 MW dapat tersambung langsung ke jaringan distribusi. KONDISI KELISTRIKAN SAAT INI Penjualan tenaga listrik pada lima tahun terakhir tumbuh rata-rata 8,5% per Tahun, sedangkan pertumbuhan rata-rata penjualan listrik di Jawa Bali (6,3% per tahun) relatif lebih rendah daripada pertumbuhan rata-ratadi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. Penjualan tenaga listrik di Sumatera tumbuh jauh lebih tinggi, yaitu rata-rata 9,6% per tahun. Pertumbuhan ini tidak seimbang dengan penambahan kapasitas pembangkit yang hanya tumbuh rata-rata 5,2% per tahun, sehingga di banyak daerah terjadi krisis daya yang kronis hingga tahun 2009 dan diatasi dengan sewa pembangkit sepanjang tahun 2010. Pertumbuhan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur diperkirakan masih berpotensi untuk meningkat lebih tinggi karena daftar tunggu yang tinggi akibat keterbatasan pasokan dan rasio elektrifikasi yang akan terus ditingkatkan. Realisasi jumlah pelanggan mengalami peningkatan rata-rata 1,68 juta tiap tahunnya. Penambahan pelanggan terbesar masih terjadi pada sektor rumah tangga, yaitu rata-rata 1,6 juta per tahun, diikuti sektor bisnis dengan rata-rata 87 ribu pelanggan per tahun, sektor publik rata-rata 45 ribu pelanggan per tahun, dan terakhir sektor industri rata-rata 700 pelanggan per tahun. Rasio elektrifikasi didefinisikan sebagai jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik dibagi dengan jumlah rumah tangga yang ada. Perkembangan rasio elektrifikasi secara nasional dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, yaitu dari 72,95% pada tahun 2011 menjadi 76,56% pada tahun 2012. Untuk rasio elektrifikasi provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 2011 sebesar 87,72%, sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 90,96%. Pada periode tersebut kenaikan rasio elektrifikasi pada wilayah-wilayah Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau lainnya diperlihatkan pada gambar 1 di bawah ini.
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 55
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
Sistem kelistrikan di Aceh terdiri dari sistem interkoneksi 150 kV Sumut-Aceh dan sub-sistem isolated dengan tegangan distribusi 20 kV. Sekitar 71% dari sistem kelistrikan Aceh dipasok oleh sistem interkoneksi 150 kV Sumbagut dan sisanya 29% dilayani oleh pembangkit PLTD isolated tersebar. Saat ini daerah yang sudah dipasok sistem interkoneksi 150 kV meliputi pantai timur Provinsi Aceh melalui 7 gardu induk yang terletak di Kabupaten/Kota: Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Lhokseumawe, Bireuen, Pidie dan Pidie Jaya, Banda Aceh dan Aceh Besar, dengan posisi pembangkit sebagian besar berada di Sumut. Daerah yang dilayani dari sistem interkoneksi masih dalam kondisi rawan pemadaman karena jumlah kapasitas pembangkit yang masuk grid tidak mempunyai cadangan daya yang cukup. Pemadaman dalam skala besar bisa terjadi apabila ada gangguan pada jaringan transmisi atau ganggguan (atau pemeliharaan) pada unit pembangkit berkapasitas besar. Untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan sewa genset. Peta sistem kelistrikan Provinsi Aceh ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah ini.
Merujuk pada Pasal 28 dan Pasal 29 UndangUndang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, PLN selaku Pemegang Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan umum wajib menyediakan tenaga listrik secara terus-menerus, dalam jumlah yang cukup dan dengan mutu dan keandalan yang baik. Dengan demikian PLN harus mampu melayani kebutuhan tenaga listrik saat ini maupun di masa yang akan datang agar PLN dapat memenuhi kewajiban yang diminta oleh Undang-Undang tersebut. Kebutuhan tenaga listrik pada suatu daerah didorong oleh tiga faktor utama, yaitu pertumbuhan ekonomi, program elektrifikasi dan pengalihan captive power ke jaringan PLN. Pertumbuhan ekonomi dalam pengertian yang sederhana adalah proses meningkatkan output barang dan jasa. Proses tersebut memerlukan tenaga listrik sebagai salah satu input untuk menunjangnya, disamping input-input barang dan jasa lainnya. Disamping itu hasil dari pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan masyarakat yang mendorong peningkatan permintaan barang-barang/ peralatan listrik seperti televisi, pendingin ruangan, lemari es dan lainnya. Akibatnya permintaan tenaga listrik akan meningkat. Faktor kedua adalah program elektrifikasi. Sebagai upaya PLN untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan rasio elektrifikasi maka PLN perlu melistriki semua masyarakat yang ada dalam wilayah usahanya. Hal ini secara langsung akan menjaga eksistensi wilayah usaha PLN dan sekaligus meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia, khususnya pada daerah-daerah yang telah menjadi wilayah usaha PLN. Faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kebutuhan listrik adalah kemampuan finansial perusahaan untuk melakukan investasi dalam rangka melayani pertumbuhan kebutuhan pelanggan dan masyarakat untuk mendapatkan pasokan listrik yang cukup dan andal. Penyambungan pelanggan baru tergantung dari ketersediaan pendanaan. PENGEMBANGAN LISTRIK PERDESAAN Untuk saat ini pembangunan listrik desa di seluruh Indonesia dilaksanakan oleh 31 Satuan
56 | Edisi 35 Volume IX |September 2013
BULETIN KETENAGALISTRIKAN Kerja Listrik Desa / Satker Lisdes, dimana untuk 30 Satker Lisdes tersebut berada pada masingmasing provinsi, kecuali untuk 1 Satker Lisdes merupakan gabungan dua provinsi yaitu Jateng dan DIY. Tujuan pembangunan listrik desa bertujuan untuk: • Mendorong peningkatan ekonomi masyarakat pedesaan. • Meningkatkan kualitas bidang pendidikan dan kesehatan. • Mendorong produktivitas ekonomi, sosial dan budaya masyarakat pedesaan. • Memudahkan dan mempercepat masyarakat pedesaan memperoleh informasi dari media elektronik serta media komunikasi lainnya. • Meningkatkan keamanan dan ketertiban yang selanjutnya diharapkan juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Dari grafik diatas dapat terlihat bahwa progress untuk pekerjaan jaringan distribusi dan juga gardu distribusi berjalan dengan baik bahkan mampu melebihi dari target yang telah ditetapkan. Sedangkan pekerjaan listrik murah dan hemat tidak berjalan karena ketergantungan dari pihak lain yang sangat besar. Ketergantungan itu berupa ketersediaan data RTS dari Kemenpera. Berikut dibawah ini detail data lokasi desa
Pada tahun 2012, Satuan Kerja Listrik Perdesaan NAD ditargetkan membangun jaringan distribusi sepanjang 209,50 kms. Untuk pembangunan gardu distribusi sebesar 4,4 MVA, sedangkan listrik murah hemat ditargetkan sebanyak 1.620 RTS (Rumah Tangga Sasaran). Realisasi pekerjaan Listrik Perdesaan NAD pada tahun 2012 yaitu pekerjaan jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 242,229 kms dan jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 202,065 kms, sehingga total jaringan distribusi yang diselesaikan sepanjang 444,294 kms (212%). Untuk pekerjaan gardu distribusi berhasil diselesaikan sebanyak 375 buah atau 7,075 MVA (160,8%). Sedangkan pekerjaan listrik murah hemat tidak berhasil diselesaikan karena tidak tersedianya data rumah tangga sasaran dari Kementerian Perumahan Rakyat.
untuk pembangunan listrik perdesaan pada tahun 2012. Total desa yang mendapat program listrik perdesaan sebanyak 159 desa dengan 148 desa merupakan desa lama dan 11 desa baru. Sedangkan estimasi calon pelanggan sebanyak 5.940 pelanggan.
September 2013| Edisi 35 Volume IX | 57
BULETIN KETENAGALISTRIKAN
KESIMPULAN Program listrik murah dan hemat merupakan program pro rakyat yang dilaksanakan dengan pemasangan 2 titik lampu dan 1 stop kontak. Untuk melihat lebih jelas permasalahan yang terjadi, dapat terlihat dari hubungan kelembagaan program listrik murah dan hemat.
Dari gambar hubungan kelembagaan diatas, maka dukungan dan peran kelembagaan adalah sebagai berikut : 1. Kementerian koordinator bidang perekonomian Mengkoordinasikan dan memfasilitasi program/ kegiatan lintas sektor terkait, termasuk mencarikan solusi atas permasalahan yang ada. 2. Kementerian Dalam Negeri • Memberikan dukungan terkait dengan Program Listrik Murah dan Hemat antara lain mendorong peran aktif Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memberikan data-data terkait. • Dukungan dana penunjang yang diperlukan
dalam rangka distribusi tenaga listrik. 3. Kementerian Keuangan • Alokasi pendanaan sesuai usulan. • Percepatan persetujuan anggaran (pembukaan blokir). 4. Kementerian bumn memasukkan Program Listrik Murah dan Hemat sebagai Key Performance Indicator Direksi PT PLN (Persero). 5. Kementerian Perumahan Rakyat Menyediakan data lokasi RTS (rumah tangga sasaran) untuk program listrik murah hemat terpadu. 6. Kementerian PPN/Bappenas • Mensinkronkan program/kegiatan antar Kementerian terkait. • Mengalokasikan pendanaan antar Kementerian/Instansi terkait. • Memantau pencapaian target secara nasional untuk Program Listrik Murah dan Hemat. 7. Kementerian ESDM • Mensinkronkan program/kegiatan antar Kementerian terkait. • Mengalokasikan pendanaan antar Kementerian/Instansi terkait. • Memantau pencapaian target secara nasional untuk Program Listrik Murah dan Hemat. 8. Kementerian Pertahanan Mengkoordinasikan implementasi Program Listrik Murah dan Hemat pada daerah-daerah yang berlokasi di perbatasan negara. 9. PT PLN (Persero) • Melaksanakan Program Listrik Murah dan Hemat yang on Grid maupun off Grid. • Dukungan pengawasan pelaksanaan Program Listrik Murah dan Hemat. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa untuk melaksanakan program listrik murah dan hemat diperlukan adanya koordinasi antar kementerian/lembaga yang baik. Dalam hal ini, diharapkan koordinasi dengan Kementerian Perumahan Rakyat agar ditingkatkan sehingga data lokasi RTS (rumah tangga sasaran) untuk pelaksanaan tahun berikutnya dapat tersedia. Data ini diperlukan untuk pekerjaan program listrik murah dan hemat yang terpadu.
58 | Edisi 35 Volume IX |September 2013