TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 6.1.
Umum Era globalisasi akan membawa dampak ganda, disatu sisi akan membuka kesempatan kerjasama yang seluas-luasnya antar Negara dan disisi lain akan membawa persaingan yang semakin ketat dan tajam, dimana nantinya akan terjadi arus barang, jasa dan tenaga ahli yang melintas batas negara tanpa hambatan dalam rangka memenangkan persaingan di pasar terbuka.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, peningkatan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor industri dan sektor jasa menjadi prioritas yang harus dilakukan, dengan mengandalkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, manajemen, sikap mental dan etos kerja yang tinggi.
Pengembangan sumber daya manusia di sektor Ketenagalistrikan berbasis Kompetensi merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, karena hal tersebut sudah tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.3 Tahun 2005 Pasal 21 ayat (9) yang menyatakan bahwa ”setiap tenaga teknik yang bekerja dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi”, dan hal ini sudah sejalan juga dengan pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Sertifikat kompetensi tersebut sangat penting, karena tenaga listrik mempunyai potensi bahaya bagi keselamatan manusia sehingga pembangunan dan pengoperasian instalasi tenaga listrik harus dilakukan oleh tenaga teknik yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan. Pengembangan sumber daya manusia melalui pelaksanaan sertifikasi kompetensi tenaga teknik tersebut adalah untuk meningkatkan daya saing tenaga teknik kita di tingkat internasional.
Tujuan dari sertifikasi tenaga teknik tersebut adalah :
pertama
: untuk menunjang usaha ketenagalistrikan dalam mewujudkan penyediaan tenaga listrik yang andal, aman, dan akrab lingkungan serta efisien;
kedua
: mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan pada usaha di bidang ketenagalistrikan;
ketiga
: mewujudkan peningkatan kompetensi tenaga teknik di bidang ketenagalistrikan.
Sampai dengan saat ini tenaga teknik di bidang ketenagalistrikan yang telah memiliki sertifikat kompetensi di Bidang Pembangjitan Tenaga Listrik sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan sudah mencapai 5.042 orang; di Bidang Distribusi Tenaga Listrik sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan 1.898 orang; di Bidang Transmisi Tenaga Listrik sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan 398 orang. Peraturan-peraturan
pelaksanaan
di
bidang
Tenaga
Teknik
Ketenagalistrikan meliputi : a. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan b. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 Tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik c. Keputusan
Menteri
Energi
dan
Sumber
Daya
Mineral
Nomor
2052.K/40/MEM/2001 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan d. Keputusan
Menteri
1273.K/30/MEM/2002 Ketenagalistrikan
Energi
dan
tentang
Sumber Komisi
Daya
Mineral
Akreditasi
Nomor
Kompetensi
e. Keputusan
Menteri
Energi
dan
Sumber
Daya
Mineral
Nomor
1149.K/34/MEM/2004 tentang Keanggotaan Komisi Akreditasi Kompetensi Ketenagalistrikan f. Keputusan Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor 1898/40/600.4/2001 tentang Persyaratan dan Tata Cara Akreditasi Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan g. Keputusan Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor 1899/40/600.4/2001 tentang Persyaratan dan Tata Cara Sertifikasi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
Peraturan-peraturan ini menjadi dasar dalam melakukan kegiatan-kegiatan di bidang standardisasi kompetensi ketenagalistrikan. 6.2.
Standar Kompetensi Berdasar pada berbagai referensi yang berkaitan dengan standar kompetensi, dinyatakan bahwa standar kompetensi adalah peryataan tentang ketrampilan dan pengetahuan serta sikap yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan mampu : §
bagaimana mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan
§
bagaimana
mengorganisasikannya
agar
pekerjaan
tersebut
dapat
dilaksanakan; §
apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula;
§
bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.
6.2.1.
Struktur Standar Kompetensi
Berdasar pada berbagai referensi dan pertimbangan keterbacaan kemudahan dalam penggunaannya, disepakati struktur standar kompetensi sebagai berikut : STANDAR KOMPETENSI Sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan melakukan pekerjaan tertentu
UNIT KOMPETENSI Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar kompetensi
SUB KOMPETENSI Merupakan sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktivitasyang dapat diamati
KRITERIA UNJUK KERJA Merupakan pernyataan sejauh mana sub kompetensi yang dipersyaratkan tersebut terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan
PERSYARATAN UNJUK KERJA Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks dimana kriteria unjuk kerja tersebut diaplikasikan
ACUAN PENILAIAN Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian
Gbr. 6.1. Deskripsi Standar Kompetensi
1.2.2.
Format Unit Kompetensi
Kode Unit Terdiri dari berapa huruf dan angka yang disepakati oleh para pengembang dan industri terkait
Judul Unit Merupakan fugsi tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang mendukung sebagian atau keseluruhan standar kompetensi. Judul unit biasanya menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif.
Uraian Unit Penjelasan singkat tentang unit tersebut berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan
Sub Kompetensi Merupakan
elemen-elemen
Kriteria Unjuk Kerja yang Pernyataan-pernyataan tentang hasil
dibutuhkan untuk tercapainya unit atau output yang diharapkan untuk kompetensi tersebut diatas (untuk setiap elemen/Sub Kompetensi yang setiap unit biasanya terdiri dari 2 dinyatakan dalam kalimat pasif dan hingga 6 Sub Kompetensi)
terukur
Persyaratan Unjuk Kerja Menjelaskan kontek unit kompetensi dengan kondisi pekerjaan unit yang akan dilakukan, prosedur atau kebijakan yang harus dipatuhi pada saat melakukan pekerjaan tersebut serta informasi tentang peralatan dan fasilitas yang diperlukan
Acuan Penilaian § Menjelaskan prosedur penilaian yang harus dilakukan § Persyaratan awal yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit yang dimaksud tersebut § Informasi tentang pengetahuan yang diperlukan terkait dan mendukung tercapainya kompetensi dimaksud § Aspek-aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi yang dimaksud § Pernyataan tentang jenjang/level kompetensi unit yang dimaksud
6.2.3.
Kompetensi Kunci Yang dimaksud dengan kompetensi kunci adalah kemampuan kunci atau generik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Kompetensi-kompetensi kunci tersebut diformulasikan ke dalam unit-unit kompetensi, dimana jumlah dan komposisi kompetensi kunci
yang
dibutuhkan
tergantung
dari
tingkat
kesulitan
unit
kompetensi dimaksud.
Berdasarkan pada rangkuman dari referensi yang ada, dirumuskan terdapat 7 (tujuh) kompetensi kunci sebagai berikut : 1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 2. Mengkomunikasikan ide dan informasi 3. Merencanakan dan mengatur kegiatan 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 5. Menggunakan ide dan teknik matematika 6. Memecahkan persoalan/masalah 7. Menggunakan teknologi 6.2.4.
Jenjang/Level Unit Kompetensi Level Kompetensi adalah pengelompokan
unit-unit kompetensi
berdasarkan pada tingkat kesukaran atau kompleksitas serta tingkat persyaratan yang harus dipenuhinya. Diskripsi level unit kompetensi sebagai berikut : Level 1 Pada
level
ini
seseorang
dituntut
mampu
melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada pemahaman prosedur/instruksi kerja dibawah pengawasan atasan langsung. Level 2 Pada
level
tugas/pekerjaan
ini
seseorang
yang
bersifat
dituntut
mampu
rutin berdasar
melaksanakan
pada penerapan
prosedur/instruksi dan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menuntut adanya : §
Kemampuan penanggulangan masalah.
§
Kemampuan mengajukan gagasan kepada atasan.
Level 3 Pada
level
ini
seseorang
dituntut
mampu
melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada prosedur/instruksi dan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menuntut adanya :
6.2.5.
§
Kemampuan analisa masalah.
§
Kemampuan pemecahan masalah.
§
Kemampuan mengajukan gagasan kepada atasan.
§
Kemampuan koordinasi dan supervisi kepada bawahannya.
Pengelompokan Unit-Unit Kompetensi Unit-unit kompetensi dapat dikelompokkan berdasar pada sifat tugas/pekerjaan yang ditanganinya : §
Unit Kompetensi Umum (General Units) Pada kelompok ini tuntutan kemampuan bersifat mendasar dan dibutuhkan pada hampir pada semua sub bidang pekerjaan pada bidang pekerjaan tertentu (misal ketenagalistrikan), yang termasuk dalam kelompok antara lain unit kompetensi yang mencakup tentang :
§
-
Keselamatan dan kesehatan kerja.
-
Mengoperasikan komputer
-
Menangani peralatan dan tempat kerja
-
Membaca gambar
-
Menggunakan hand & power tools
-
Berkomunikasi di tempat kerja dan sebagainya
Unit Kompetensi Inti (Common Core Units) Pada kelompok ini tuntutan kemampuan pada tingkat dasar dan menengah dan dibutuhkan pada beberapa sub bidang pekerjaan
pada
bidang
pekerjaan
tertentu
(misal
dibutuhkan
untuk
pengoperasian pembangkitan listrik dengan penggerak diesel dan dengan turbin gas atau pekerjaan pemeliharaan), yang termasuk dalam kelompok ini antara lain unit kompetensi yang mencakup tentang :
§
-
Mengoperasikan panel pembangkit
-
Memasang dan merawat pompa air sentrifugal
-
Melakukan alignmen, dan sebagainya
Unit Kompetensi Berdasar Fungsi (Function Units) Pada kelompok ini tuntutan kemampuan dibutuhkan pada spesifik sub bidang pekerjaan pada bidang pekerjaan tertentu (misal hanya berlaku/dibutuhkan untuk pengoperasian hidrogen plant atau pekerjaan spesifik lainnya), yang termasuk dalam kelompok ini antara lain unit kompetensi yang mencakup tentang :
6.2.6.
-
Merencanakan operasi HRSG
-
Merawat dan meperbaiki steam economizer , dan sebagainya
Bidang dan Jenis Pekerjaan Ketenagalistrikan Berdasar
pada
hasil
identifikasi
bidang
dan
jenis
pekerjaan
ketenagalistrikan, diperoleh 5 (lima) bidang dan masing-masing memiliki sub-bidang masing-masing untuk perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan serta inspeksi. Adapun rincian bidang dan sub-bidang adalah sebagai berikut :
Bidang dan Sub Bidang Ketenagalistrikan Jenis Jasa
Perencanaan
Konstruksi
Operasi & pemeliharaan
Inspeksi
Pembangkit
V
V
V
V
Transmisi
V
V
V
V
Distribusi
V
V
V
V
Instalasi pemanfaatan
V
V
V
V
Bidang
6.3.
Kualifikasi Jabatan Berbasis Kompetensi Kualifikasi menjelaskan penjejangan kualifikasi dalam bentuk keluasan dan kedalaman pencapaian penguasaan seseorang atas pengetahuan hasil dari proses sebuah program pendidikan dan pelatihan. Sedangkan kualifikasi jabatan
berbasis
kompetensi
merupakan
pengelompokan
kompetensi-
kompetensi sejenis yang dapat dikelompokkan dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas pekerjaan berjenjang yang terlatih dan terdidik secara komprehensif. 6.3.1.
Level Kualifikasi Kompetensi Level Kualifikasi Kompetensi adalah kelompok standar kompetensi yang dipaketkan menjadi kesatuan dalam suatu tugas berdasarkan pada kebutuhan organisasi/jabatan. Sedangkan berdasarkan kualifikasi kompetensi dapat dikelompokkan Level Kualifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan sebagai berikut : §
Level 1 Pada
level
ini
seseorang
dituntut
mampu
melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat berulang dan biasa dilaksanakan serta mempunyai ruang lingkup yang terbatas.
§
Level 2 Pada
level
ini
tugas/pekerjaan
seseorang yang
dituntut
bersifat
mampu
sudah
mapan
melaksanakan dan
biasa
dilaksanakan, lingkup cukup luas dan pilihan yang terbatas.
§
Level 3 Pada
level
ini
seseorang
dituntut
mampu
melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat mampu menggunakan sejumlah
prosedur, untuk sejumlah konteks yang sudah biasa, dan lingkup yang luas dan memerlukan keterampilan yang baku. §
Level 4 Pada
level
ini
seseorang
dituntut
mampu
melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat mampu menggunakan sejumlah prosedur, dalam berbagai konteks yang sudah biasa maupun yang tidak biasa, dan lingkup yang luas serta memerlukan keterampilan penalaran secara teknis. §
Level 5 Pada
level
ini
seseorang
dituntut
mampu
melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat dengan pilihan-pilihan yang sangat luas terhadap sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku, memerlukan banyak pilihan prosedur standar maupun non standar, dalam konteks yang rutin maupun tidak rutin, dan lingkup yang luas serta
memerlukan
keterampilan
penalaran
teknis
khusus
(spesialisasi). §
Level 6 Pada
level
ini
seseorang
dituntut
mampu
melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat dengan pilihan-pilihan yang sangat luas terhadap sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku serta kombinasi prosedur yang tidak baku, dalam konteks rutin dan tidak rutin yang berubah-ubah sangat tajam, dan melakukan kegiatan dalam lingkup yang sangat luas serta memerlukan keterampilan penalaran teknis khusus. §
Level 7 Pada
level
ini
seseorang
dituntut
mampu
melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat melaksanakan kajian, penelitian dan kegiatan intelektual secara mandiri di suatu bidang, menunjukkan kemandirian intelektual serta analisis yang tajam dan komunikasi
yang baik, serta mampu menjelaskan secara sistematik dan koheren atas prinsip-prinsip utama dari suatu bidang. §
Level 8 Pada
level
ini
tugas/pekerjaan
seseorang yang
dituntut
bersifat
mampu
mampu
melaksanakan
merencanakan
dan
melaksanakan proyek penelitian dan kegiatan intelektual secara original
berdasarkan
standar-standar
yang
diakui
secara
internasional, dan menunjukkan penguasaan suatu bidang. §
Level 9 Pada
level
ini
tugas/pekerjaan
seseorang yang
dituntut
bersifat
mampu
mampu
melaksanakan
menyumbangkan
pengetahuan original melalui penelitian dan kegiatan intelektual yang
dinilai
oleh
ahli
independen
berdasarkan
standar
internacional.
6.4.
Pengujian Kompetensi dan Sertifikasi 6.4.1.
Asesor/Penguji Sesuai ketentuan yang berlaku maka pelaksanaan asesmen/pengujian kompetensi tenaga teknik dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi yang telah mempunyai tenaga asesor. Para asesor tersebut sebelumnya harus mengikuti pelatihan sehingga mampu asesmen pengujian mulai persiapan awal hingga penyusunan laporan akhir hasil pengujian. Dalam
pelaksanaan
pengujian
kompetensi
direkomendasikan
dilaksanakan oleh lebih dari satu penguji yang secara umum masingmasing telah memiliki kualifikasi sebagai penguji dalam bidang ketenagalistrikan sesuai dengan kompetensi yang dikuasainya.
Persyaratan yang harus dimiliki oleh penguji antara lain: §
semua penguji harus telah menguasai unit-unit kompetensi yang akan diujikan.
§
semua penguji harus memiliki pengetahuan tentang pelaksanaan dan peran bidang ketenagalistrikan yang berlaku saat ini.
§
semua penguji harus memiliki pengetahuan yang berlaku saat ini di industri tentang unjuk kerja atau perfermonce yang diujikan.
§
semua penguji harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan
pengujian,
yang
meliputi:
perencanaan,
penyelenggaraan dan pengkajian pengujian.
Penguji yang memenuhi persyaratan dilatih/mengajukan diri kepada Lembaga
Pengujian
dan
Sertifikasi/Departemen
Teknis,
untuk
memperoleh sertifikat sebagai penguji dan kepadanya diberikan sertifikat sebagai penguji terdaftar (registered assessor) setelah melalui pelatihan dan pengujian. 6.4.2.
Prosedur Pengujian dan Penerbitan Sertifikat Pengujian dilaksanakan di lokasi unit pembangkitan dan lamanya tergantung jumlah tenaga teknik yang diuji. Materi uji adalah uji tertulis (pengetahuan), uji ketrampilan (praktik) dan interview sesuai dengan standar kompetensi yang diajukan. Para asesor umumnya terdiri dari 5 (lima) orang dan hasil uji akhir diajukan kepada komisi teknik lembaga sertifikasi untuk disahkan. Disamping hasil uji tersebut juga dilakukan monitoring unjuk kerja selama 3 (tiga) bulan setelah pengujian untuk bahan penetapan penerbitan sertifikat kompetensi tenaga teknik tersebut.
Setiap
sertifikat
yang
diterbitkan
dicatatkan
nomor
registrasinya di Ditjen LPE.
Selanjutnya dalam melakukan sertifikasi, skema-skema berikut ini memberikan
gambaran
mengenai
tata
cara
suatu
proses
pemberlakuan standar kompetensi dan sertifikasi kompetensi tenaga teknik di bidang ketenagalistrikan
Tenaga Teknik Belum Berpengalaman
Tenaga Teknik Berpengalaman
Tenaga Teknik Warga Negara Asing
Lembaga Pelatihan Lembaga Sertifikasi Pengujian Pemeriksaan Administrasi Lulus Uji
Ya
Penilaian/Pengujian Bidang Teknik oleh Asesor
Tidak
Memenuhi Syarat dan Lulus Uji
Ya
Pemberian Sertifikat Kompetensi
Tidak
Gbr. 6.2. Proses Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Bidang Ketenagalistrikan
6.5.
Hasil Pelaksanaan Ketenagalistrikan:
di
Bidang
Standardisasi
Tenaga
Teknik
Tabel 6.1. Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan SUB BIDANG KET
PEREN CANAAN
KONST RUKSI
OPE RASI
PEMELI HARAAN
INSPEKSI
TOTAL
S
0
0
83
262
0
345
ST
48
321
0
72
253
694
S
12
112
23
66
7
220
SR
0
7
0
0
0
7
ST
20
9
5
31
14
79
S
15
32
37
51
35
170
SR
10
0
35
49
10
104
ST
0
0
11
20
10
41
S
12
10
8
34
18
82
117
491
202
585
347
1742
BIDANG PEMBANGKIT
TRANSMISI
DISTRIBUSI INSTALASI PEMANFAAT AN TENAGA LISTRIK TOTAL
Tabel 6.2. Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
KET
PERAN CANG AN
PROD UKSI
MANUFA KTUR
PENGE NDALI AN DAN JAMIN AN MUTU
INDUS TRI PEMAN FAATAN TENAGA LISTRIK
S
12
12
0
0
14
12
3
26
0
79
INDUS TRI PERALAT AN TENAGA LISTRIK
S
12
0
44
27
0
2
0
0
6
91
24
12
44
27
14
14
3
26
0
170
SUB BIDANG
BIDANG
TOTAL
PEMAS TIAN DAN PENGE NDALI AN MUTU
PENUN JANG
KOOR DINASI
PERAWA TAN, PERBAIK AN DAN PEMASA NGAN
PERAWA TAN DAN PERBAIK AN MESIN PRODUK SI
TOTAL
Keterangan : S : Standar Kompetensi yang sudah ditetapkan dan diberlakukan oleh Menteri ESDM SR : Standar Kompetensi yang telah direvisi, sudah ditetapkan dan diberlakukan oleh Menteri ESDM ST : Standar Kompetensi Tambahan KS : Konsep Standar Kompetensi
Tabel 6.3. Hasil Pelaksanaan Uji Kompetensi Bidang Pembangkit oleh Ikatan Ahli Teknik Ketenagalistrikan Indonesia Periode 01 Januari 2001 – 31 Desember 2004
1
PT. PJB
1059
Kompeten pada sub Bidang Operasi 590
2
PT. IP
2493
1418
878
3
Politeknik
18
0
18
4
Jasa Tirta II
20
20
0
5
PLN. S2JB
157
127
13
6
Batam
36
21
12
7
Emomi
177
117
51
8
Powergen
109
109
0
9
PLN. Sumbagut
109
92
16
10
PLN. Sumbar
30
25
0
11
PLN. Kalimantan
112
88
16
12
PLN. Sulawesi
63
47
0
13
Unocal
21
19
0
14
PT. KDL
22
21
0
15
Amoseas
16
16
0
16
Wayang Windu
17
15
0
4459
2725
1418
No
Unit Penyelenggara
TOTAL
Peserta Uji
Kompeten pada sub Bidang Pemeliharaan 414
Tabel 6.4. Hasil Pelaksanaan Uji Kompetensi Bidang Transmisi, DistribusiPDKB-TM oleh Gema PDKB Periode 01 Januari 2004 – 31 Desember 2005
No
Unit Penyelenggara
Bidang
1 2 3
Bapeluk Region V Bapeluk Region V Bapeluk Region V
Transmisi Distribusi PDKB-TM
Peserta Uji 109 197 195
Peserta Peserta Belum Kompeten kompeten 100 9 197 0 159 36
Tabel 6.5 Hasil Pelaksanaan Uji Kompetensi Bidang Distribusi oleh Ikatan Ahli Teknik Ketenagalistrikan Indonesia Periode 01 Januari 2001 – 31 Desember 2004
570
Kompeten Operasi 77
Kompeten Pemeliharaan 385
IATKI WIL S2JB
135
39
35
3
IATKI BATAM
50
0
32
4
IATKI DKI
345
146
4
5
IATKI BALI
84
44
27
6
IATKI Jawa Tengah
44
24
16
7
IATKI Jawa Timur
399
85
236
8
Banten
22
0
18
9
Sumbar
48
12
25
10
Kalbar
20
15
0
11
Sulsera
21
15
0
1738
457
783
No
Unit Penyelenggara
Peserta Uji
1
Distribusi Jawa Barat
2
TOTAL