31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia. Saat ini Bank Mandiri tengah melaksanakan tahap transformasi lanjutan tahun 2010-2014, Bank Mandiri melakukan revitalisasi visi, yaitu "Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang Paling Dikagumi dan Selalu Progresif". Sejalan dengan visi tersebut, Bank Mandiri juga ditargetkan mampu mencapai nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, yaitu di atas Rp 225 Triliun dengan pangsa pasar pendapatan mendekati 16%, ROA mencapai kisaran 2,5% dan ROE mendekati 25%, namun tetap menjaga kualitas asset yang direfleksikan dari rasio NPL gross di bawah 4%. Bank Mandiri juga berambisi untuk masuk dalam jajaran Top 5 Bank di ASEAN pada tahun 2014.Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri menargetkan untuk masuk dalam jajaran Top 3 Bank di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain utama di regional.
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Bank Mandiri berkomitmen membangun hubungan jangka panjang yang didasari atas kepercayaan baik dengan nasabah bisnis maupun perseorangan. Bank Mandiri melayani seluruh nasabah dengan standar layanan internasional melalui penyediaan solusi keuangan yang inovatif. Bank Mandiri ingin dikenal karena kinerja, sumber daya manusia dan kerjasama tim baik. Dengan mewujudkan pertumbuhan dan kesuksesan bagi pelanggan, Bank Mandiri mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan selalu menghasilkan imbal balik yang tinggi secara konsisten bagi pemegang saham. 4.1.2. Visi dan Misi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Setiap perusahaan tentu saja memiliki visi dan misi dalam mencapai sebuah tujuan organisasi, begitu juga dengan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang memiliki visi dan misi sebagai berikut : 1.
Visi
Visi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang bergerak dalam bidang perbankan adalah “Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif”. 2.
Misi - Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar - Mengembangkan sumber daya manusia profesional - Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder - Melaksanakan manajemen terbuka - Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
4.1.3.Logo dan Warna PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Gambar 3. Logo Bank Mandiri Sumber : Dokumentasi CRO Group (2015) Bentuk logo dengan huruf kecil, melambangkan sikap ramah dan rendah hati. Ramah terhadap segmen bisnis yang dimasuki, menunjukkan keinginan yang besar untuk melayani dengan rendah hati (customer focus). Warna huruf biru tua, melambangkan rasa nyaman, tenang, menyejukkan, warna ini umumnya dipakai oleh institusi di bidang jasa. Warisan luhur, stabilitas (command, memimpin) dan serius (respect), serta tahan uji (reliable). Dasar pondasi yang kuat, berhubungan dengan kesetiaan, hal yang dapat dipercaya, kehormatan yang tinggi (trust, integrity), dan simbol dari spesialis (professionalism). Bentuk gelombang emas cair yaitu sebagai simbol dari kekayaan finansial di Asia. Lengkungan emas sebagai metamorphosa dari sifat agile, progresif, pandangan ke depan, excellence, fleksibilitas serta ketangguhan atas segala kemungkinan yang akan datang. Warna logam mulia (emas) menunjukkan kagungan, kemuliaan, kemakmuran, kekayaan, menjadikan kita merasa tajam perhatiannya (warna yang menarik perhatian orang), aktif, kreatif, dan meriah, warna spiritual dan melambangkan hal yang luar biasa. Warna ini juga ramah,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
menyenangkan, dan nyaman. Warna ini diterima sebagai wana riang, membuat perasaan Anda bahwa masa depan lebih baik, cemerlang, dan menyala-nyala. 4.1.4.Struktur Oganisasi Credit Operations Group
Credit Operations Group adalah salah satu supporting unit yang menanamkan nilai-nilai budaya organisasi Bank Mandiri. Visi dari Credit Operations Group adalah Memberikan business contribution dengan penyediaan utility based processing yang agile, efisien dan economies of scale. Sedangkan misinya adalah sebagai berikut: a.
Mendukung pertumbuhan bisnis;
b.
Mewujudkan Jiwa Service;
c.
Meningkatkan layanan operasional yang cheaper, better & faster.
Gambar 4. Tugas dan Fungsi CRO Group Sumber : Dokumentasi CRO Group (2015)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
1.
Collateral Verification Melakukan penilaian atas fixed aset dan/atau review atas hasil penilaian
yang dilakukan oleh penilai independen atas permintaan dari Bisnis Unit. Dalam pelaksanaan penilaian agunan berupa fixed asset dilakukan oleh Penilai Internal dan/atau Penilai eksternal (appraisal independent). Pelaksanaan dilakukan dengan : a. On Site (untuk debitur dengan limit s.d < Rp 5M) b. Review atas Penilaian Appraisal Independent c. Penilaian Stok & Piutang, melakukan penilaian atas barang persediaan (stok barang) dan piutang usaha untuk debitur segmen Korporasi dan segmen Komersial. 2.
Compliance Review Pelaksanaan Credit Compliance Review dalam rangka pencairan kredit
terbagi dalam dua tahap : a. Compliance Review dalam rangka PK Melakukan pengecekan kebenaran pemenuhan syarat kredit (secara Formal) untuk pelaksanaan penandatanganan Perjanjian Kredit (PK) sesuai yang dipersyaratkan dalam SPPK. b. Compliance Review dalam rangka efektif/ pencairan kredit Melakukan pengecekan kebenaran pemenuhan syarat kredit (secara Formal) untuk mengefektifkan rekening pinjaman/ pencairan Kredit (PK) sesuai yang dipersyaratkan dalam PK.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
3.
Loan Booking Pelaksanaan Loan Booking pada sistem (cash loan maupun non cash loan)
dilakukan setelah seluruh persyaratan kredit yang ditetapkan dalam PK dipenuhi oleh debitur. Aktifitas yang dilakukan oleh Credit Operations dalam proses Loan Booking pada sistem BDS eMAS, Eximbills, OPICS, yakni : a. Create account b. Aktivasi rekening pinjaman. c. Disbursement/ Pencairan Kredit d. Maintenance Account (perubahan suku bunga,perpanjangan jangka waktu,dll) 4.
Credit Administrations
a. Penyiapan pembuatan PK/PKS dan Addendum, pengikatan agunan kredit, penutupan asuransi dan Klaim asuransi, monitoring pemenuhan persyaratan legal document sesuai persyaratan PK, memonitor pemenuhan Covenant (non financial covenant) b. Melakukan penyimpanan dokumen kredit (legal document), memantau jatuh tempo agunan Kredit (HGB, HGU dan/atau HP). c. Melakukan monitoring jangka waktu fasilitas kredit. 5.
Credit Reporting Unit Credit Operations membuat laporan terkait perkreditan (Cash Loan dan
Non Cash Loan) yang diperlukan baik ke pihak eksternal (Bank Indonesia) maupun internal (Unit Bisnis, Risk dan SPM), laporan-laporan tersebut antara lain:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
a. Laporan Portofolio Kredit; b. Laporan SID kepada Bank Indonesia; c. Penyediaan Data Laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit; d. Laporan-laporan ad hoc untuk intern dan ekstern; e. Laporan Pengawasan Bank Garansi; f. Laporan Outstanding dan Issued BG Mingguan Bank Garansi dikirimkan ke JNK, RNK, WTBS dan SPM Group. Credit Operations Legal Off.
Credit Compliance & Legal Adm.
CCLA Team I CCLA Team II CCLA Team III CCLA Team IV
Processing & Maintenance
BG Processing Department
Loan Factory Department
COSupervision & Improvement
RCO Jkt Thamrin
RCO Jkt Klp Gading
Loan Maint. & Posting
Application Services
Processing Line
Crd. Information Management
CCLA Team I
CCLA Team I
Legal & Collateral Doc Mgmt. I
BG Processing I
Telesupport, Mailing Room, DDE
Limit & Exposure Supervision
Legal & Collateral Doc Mgmt. II
Collateral Valuation
BG Processing II
Disbursement
BG Processing III
Disbursement FLPP
BG Peroyaan
BG Claim & Confirmation
Factory Processing Support Loan Factory Satelite(PLG, SBY, MKS)
CCLA Team II CCLA Team III
CO Supervision & Perf. Anlys
CO Improvement & Dev.
CCLA Team II Collateral Valuation
CCLA Team IV Collateral Valuation
RCO Jkt Kota, Jkt Sudirman
RCO Bdg, Smg, Sby, Mdn& Plg,
CCLA Team I
CCLA Team I
Collateral Valuation
Loan Maintenance & Posting
CCLA
Collateral Valuation
Collateral Valuation
CCLA Team III
Loan Maintenance & Posting
Cred. Inf., Support & Supervision
CCLA Team II
CCLA Team II
RCO Banjarmasin, Makassar, Denpasar, Jayapura
Loan Maintenance & Posting Loan Maintenance & Posting
Cred. Inf., Support & Supervision
CO Floor Area / Floor
CO Floor Area / Floor
Cred. Inf., Support & Supervision
CO Floor Area / Floor
BG Help Desk
BG Admin/Support/ Reconsiliation
MBDC
Cred. Inf., Support & Supervision
CLBC/CLBO
CLBC/CLBO
MBDC
MBDC
MBDC
Gambar 5. Struktur Organisasi CRO Group Sumber : Dokumentasi CRO Group (2015)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
4.2. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan wawancara mendalam kepada beberapa narasumber yang berkompeten dan terlibat langsung dalam kegiatan sosialisasi budaya organisasi di CRO Group. Peneliti akan menganalisa hasil penelitian dan konsep yang menjadi acuan penelitian berdasarkan hasil wawancara mendalam sehingga dapat menjawab permasalahan yang dikemukakan dan mengungkap teori baru yang ada dalam pembahasan. Wawancara dilakukan dengan melibatkan tiga narasumber yang berasal dari CRO Group Bank Mandiri Kantor Pusat. Narasumber tersebut adalah Bapak Ardimasdijono selaku Officer Credit Processing and Maintenance Department CRO Group, Bapak Ariestya Yustana selaku Pegawai Pelaksana Credit Processing and Maintenance Department - CRO Group, dan Saudara Diki Fitriandi Pegawai Pelaksana Credit Processing and Maintenance Department yang baru bergabung di CRO Group. Bank Mandiri adalah salah satu bank besar yang ada di Indonesia, Bank Mandiri memiliki budaya organisasi yang menjadi prinsip dan acuan para karyawannya dalam segala bentuk kegiatan kerja. Bank Mandiri memiliki budaya organisasi berbasis kinerja yang disebut dengan TIPCE. Budaya TIPCE diimplementasikan melalui dua pendekatan yaitu secara organisasi dan secara individu. Secara organisasi yaitu dengan Initiative Continous Improvement (ICI) yang merupakan sebuah perencanaan kerja yang dilakukan setiap tahun dengan target-target yang harus dicapai oleh unit kerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Sedangkan pendekatan secara individu dengan Improve and Action (Impact) Plan yang merupakan kegiatan pengembangan individu. Penerapan budaya organisasi ini bertujuan untuk membangun enam pilar budaya yaitu Performance Management, Operation Risk Management, Learning Society, Service Quality, Team Solidity, dan People Development. Kegiatan sosialisasi budaya organisasi di CRO Group Bank Mandiri Kantor Pusat dimulai pada awal penerimaan karyawan. Hal ini dilakukan dengan serangkaian kegiatan komunikasi berupa wawancara terhadap karyawan baru untuk mencari pribadi yang sesuai dengan budaya organisasi yang dimiliki Bank Mandiri. Hal ini diungkapkan oleh Saudara Diki Firtriandi selaku Pegawai Pelaksana yang baru bergabung di unit Legal Collateral Document Management I (LCDM I) Team, Credit Processing and Management (CPM) Departement di CRO Group, bahwa : “Waktu tanda tangan kontraknya, diceritakan iklim organisasi di Mandiri secara umum. Waktu wawancara awal diberitahu bahwa grup ini (ber)beda dari yang lain, lalu saya ditanya seperti hobi. Kalau ada yang hobi nonton akan ditanya update film terbaru apa, film favorit apa, lalu ditanya yang suka olahraga suka olahraga apa. Lalu kita dipersilahkan untuk memilih interest kita masing-masing seperti yang suka olahraga di sini ada, yang suka musik di sini ada, klub-klub cabang olah raga ada.” 28
Hal ini didukung oleh pernyataan dari Bapak Ariesya Yustana selaku Pegawai Pelaksana Loan Maintenance and Posting (LMP) Team, CPM Departement di CRO Group, bahwa : “Kalau dari sosialisasi awal itu mungkin akan ada pertanyaan-pertanyaan yang menjadi andalan, karena sesuai arahan direksi, rekruitment karyawan 28
Hasil wawancara dengan Saudara Diki Fitriandi selaku Pegawai Pelaksana CRO Group Jakarta. Bertempat di Bank Mandiri Juanda Nomor 20 Jakarta. Rabu, 6 Januari 2016.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
itu kalau bisa jangan hanya hard skill tapi juga ada soft skill-nya harus dilihat. Artinya karyawan itu jangan hanya bekerja bekerja bekerja saja, ada talent-talent lain yang bisa dia lakukan. Entah itu dari seni, olahraga, karena pada akhirnya itu akan membantu untuk menerapkan budaya organisasi itu.” 29 Setiap organisasi atau perusahaan tentu memiliki cara tersendiri dalam mengkomunikasikan program budayanya. Media komunikasi yang digunakan oleh CRO Group beragam, mulai dari selebaran hingga media elektronik, CRO Group sendiri menggunakan media komunikasi pertemuan berbentuk wawancara untuk media penyampaian budaya organisasi kepada karyawan baru.
Gambar 6. Pengarahan Team Leader kepada Karyawan Baru Sumber : Dokumentasi LCDM I Team, CRO Group (2015) Pendapat lain juga diutarakan oleh Bapak Ardimasdijono selaku Officer CV Team, CPM Departement di CRO Group, bahwa : 29
Hasil wawancara dengan Bapak Ariestya Yustana selaku Pegawai Pelaksana CRO Group Jakarta. Bertempat di Plaza Mandiri Gatot Subroto Jakarta. Selasa, 22 Desember 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
“Jadi selain jenis kerjaan kita, lingkup kerjaan unit-unit itu, pola kerja atau implementasi budaya ini juga harus disampaikan, sama pentingnya karena hal itu semua saling berkaitan. Bahkan di dalam proses perekrutanpun disampaikan betapa tim ini sudah solid, betapa program budaya berjalan demikian baik di unit ini. Dan dengan orang baru ini, dia harus support dalam segala hal yang ada di unit kerja ini”. 30 Hasil wawancara dengan beberapa narasumber menunjukkan bahwa CRO Group telah melakukan komunikasi terkait budaya organisasi kepada karyawan baru pada tahap seleksi calon karyawan. Seleksi ini dilakukan dengan tujuan menyaring masuk orang-orang yang mampu membuat budaya organisasi semakin kuat dan mengeluarkan orang-orang yang dirasa tidak sesuai dengan budaya organisasi yang dimiliki CRO Group Bank Mandiri. Karyawan baru biasanya diharuskan mengikuti masa orientasi mengenai bagaimana berlaku dan bertindak di lingkungan kerjanya. Selama mengikuti masa orientasi, mereka dibimbing oleh seorang staf ahli atau anggota senior yang berpengalaman untuk menjalankan budaya organisasi yang ada di unit kerja mereka. Hal ini dimaksudkan untuk memperkenalkan nilai-nilai dan norma-norma di Bank Mandiri, khususnya CRO Group. Dalam pelaksanaannya, sosialisasi pada saat penempatan pekerjaan di CRO Group dilakukan melalui dua cara, yaitu secara umum dan secara khusus. Secara umum yaitu dilakukan dalam sebuah forum besar seperti program bernama Jump Start. Program ini berbicara mengenai budaya organisasi Bank Mandiri secara umum dan segala jenis pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan di unit kerja CRO Group. Program ini
30
Hasil wawancara dengan Bapak Ardimasdijono selaku Officer CV Team CRO Group Jakarta. Bertempat di Plaza Mandiri Gatot Subroto Jakarta. Kamis, 31 Desember 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
diperuntukan bagi karyawan yang baru bergabung di CRO Group. Saudara Diki selaku Pegawai Pelaksana di CRO Group menuturkan : “Kalau Jump Start, perkenalan culture perusahaan, visi misi perusahaan, profil Bank Mandiri, dan enam pilar yang ada di Opexcon. Terus kalau yang kemarin, sosialisasi fiesta poin, banyak dibahas juga mengenai itu.” 31
Selain dilakukan secara umum, orientasi atau bimbingan dilakukan juga secara khusus. Saudara Diki Fitriandi Pegawai Pelaksana baru di CRO Group mengemukakan, bahwa : “Pertama melihat orang-orang yang kerja, kerjanya seperti apa, lalu saya ikuti bagaimana caranya tetapi masih didampingi dan diawasi. Beberapa hari langsung terbiasa dengan pekerjaan itu. Dan beberapa hari selanjutnya dilepas untuk bekerja sendiri.” 32
Gambar 7. Pelaksanaan Jump Start Pegawai Baru CRO Group Sumber: Dokumentasi CRO Group (2015)
31
Hasil wawancara dengan Saudara Diki Fitriandi selaku Pegawai Pelaksana CRO Group Jakarta. Bertempat di Bank Mandiri Juanda Nomor 20 Jakarta. Rabu, 6 Januari 2016. 32 Hasil wawancara dengan Saudara Diki Fitriandi selaku Pegawai Pelaksana CRO Group Jakarta. Bertempat di Bank Mandiri Juanda Nomor 20 Jakarta. Rabu, 6 Januari 2016.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
Masa orientasi karyawan baru berupa pengenalan budaya organisasi yang dilakukan melalui media komunikasi pertemuan ini memiliki tujuan untuk mengkomunikasikan nilai dan norma yang berlaku di lingkungan kerja mereka dan membantu mereka untuk memahami pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Proses komunikasi dilakukan secara eksklusif yaitu dengan tatap muka antara komunikator dengan komunikan. Media komunikasi yang membantu kegiatan ini adalah seperangkat media elektronik berupa komputer. CRO Group merupakan salah satu unit kerja di Bank Mandiri yang sangat fokus terhadap pengembangan diri para karyawannya. Hal ini terlihat dari banyaknya program yang diadakan CRO Group dalam rangka memperdalam pengetahuan karyawan terhadap pekerjaannya. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Ariestya Yustana selaku Pelaksana di CRO Group, beliau juga merupakan salah satu anggota Tim Internalisasi Budaya yang memfasilitasi kegiatan sosialisasi budaya organisasi di CRO Group : “Jadi jembatannya itu adalah melalui CRO-Learner itu. Jadi nanti karyawan baru itu bisa menghubungi teman-teman dari Cro-Learner atau difasilitasi oleh teman-teman dari Cro Learner untuk bisa mengetahui jenisjenis pekerjaan apa saja yang harus didalami ketika dia menerima SK penempatan. Sebagai contoh misalnya, kalau di CPM itu kan salah satunya (unit kerja) misalnya di LMP (Loan Maintenance and Posting), mungkin salah satu teman karyawan baru akan ditempatkan disitu dan jobdesk utamanya adalah melakukan posting pencairan, teman-teman baru kan mungkin awalnya gak ngerti, (maka) dengan difasilitasi dari (tim) Cro Learner itu dia akan tahu cara posting itu ada di modul ini loh yang bisa didapat di Tim TIB nya Cro Learner itu.” 33
33
Hasil wawancara dengan Bapak Ariestya Yustana selaku Pegawai Pelaksana CRO Group Jakarta. Bertempat di Plaza Mandiri Gatot Subroto Jakarta. Selasa, 22 Desember 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
Tahap sosialisi budaya organisasi terkait dengan pendalaman pekerjaan di CRO Group dilakukan dengan membentuk sebuah program yang bernama Cro Learner. Cro Learner adalah program yang membahas mengenai prosedur dan pemecahan masalah terhadap satu bidang pekerjaan khusus yang dijabarkan secara lengkap dan detail dari yang mendasar hingga yang kompleks. Media elektronik berupa email dan intranet menjadi media yang digunakan untuk penyebaran modul-modul dalam program Cro Learner. Selain program Cro Learner, CRO Group juga memiliki program lain bernama Rabu Belajar. Program ini merupakah salah satu program pengembangan individu yang dilakukan setiap hari rabu dan berisi mengenai pembelajaran jenisjenis pekerjaan yang ada di CRO.
Gambar 8. Tampilan Slide Powerpoint Modul Pembelajaran Sumber: Materi Modul Cromas CRO Group (2015) Dalam hal lain, CRO Group adalah salah satu unit kerja yang sangat transparan dalam proses penilaian. Penilaian kinerja CRO Group dilakukan berdasarkan dua jenis Kriteria Penilaian Kinerja (KPK) yaitu penilaian secara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
kuantitatif dan juga kualitatif. Kuantitatif artinya penilaian dilakukan berdasarkan pencapaian kinerja karyawan terkait dengan pekerjaan mereka, sedangkan kualitatif merupakan penilaian yang dilakukan berdasarkan keaktifan anggota terhadap kegiatan-kegiatan di luar pekerjaan yang diadakan oleh CRO Group. Beberapa kriteria yang dijadikan acuan dalam penilaian kinerja adalah performance atau hasil kinerja, internal award, learning point dan hasil survey. Hasil penilaian kinerja akan diumumkan oleh pimpinan kepada seluruh karyawan melalui media komunikasi berupa email setiap satu bulan sekali, berikut penjelasan dari Bapak Ariestya selaku Pegawai Pelaksana CRO Group terkait dengan hal ini : “Jadi ada beberapa tools yang harus ditaklukan oleh pegawai untuk mencapai target penilaian, dan penilaian itu bisa langsung diinfokan kepada pegawai yang bersangkutan, jadi transparan. Transparan artinya disini misalnya satu tim itu pegawainya ada 9 (orang), nah itu dibikin tabel seperti di bola itu klasemen ya, tabel urutan gitu yang terbaik siapa yang niainya paling tinggi. Misalnya pegawai A performancenya sudah 40% yang tercapai, tapi pegawai B itu masih 30% berarti pegawai A masih paling atas peringkatnya. Berarti makin di atas posisinya pegawai maka semakin baik dan penilaiannya itu dibroadcast atau diberikan kepada semua pegawai.” 34
Hasil penilaian kinerja di CRO dikomunikasikan oleh pimpinan kepada karyawan melalui media komunikasi internal yaitu internet. Hasil penilaian tersebut dilakukan secara transparan untuk memacu semangat karyawan agar dapat bersaing secara sehat dalam mencapai keberhasilannya atau keberhasilan timnya. 34
Hasil wawancara dengan Bapak Ariestya Yustana selaku Pegawai Pelaksana CRO Group Jakarta. Bertempat di Plaza Mandiri Gatot Subroto Jakarta. Selasa, 22 Desember 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Berbicara mengenai penilaian kinerja, tentu saja hal ini terkait dengan pemberian penghargaan kepada karyawan. CRO Group adalah salah satu grup yang sangat concern terhadap proses penilaian penilaian kerja dan penghargaan terhadap karyawannya. Di CRO Group, penilaian kinerja dan penghargaan selalu berjalan beriringan seperti simbiosis mutualisme, artinya karyawan yang mendapat predikat terbaik dalam penilaian tentu akan mendapat penghargaan khusus dari pimpinan. CRO Group memiliki beberapa bentuk penghargaan bagi anggotanya yang berpredikat baik. Penghargaan ini bisa berupa bonus yang tinggi atau promosi. Penghargaan diberikan dalam jangka waktu tertentu misalnya dalam triwulan atau pertahun. Namun ada juga penghargaan yang dilakukan dalam waktu yang berdekatan. Salah satu contoh program penghargaan untuk karyawan beprestasi adalah I-Coffee Time. Program ini diperuntukkan bagi karyawan yang memiliki predikat berprestasi atau menduduki peringkat paling atas dalam penilaian akan mendapat kesempatan untuk minum kopi bersama pimpinan. Hal ini merupakan salah satu sosialisasi budaya organisasi terkait soliditas tim dalam bentuk komunikasi langsung antara pimpinan dan karyawan. Kegiatan ini juga menjadi ajang pertukaran ide dan aspirasi karyawan terhadap pimpinan. Dalam penghargaan untuk tim, CRO Group mengadakan kegiatan lomba antar departemen seperti lomba band, lomba fashion show, lomba pembuatan video, dan lain sebagainya. Sejalan dengan sosialisasi yang dilakukan, tentu saja menanamkan sebuah budaya organisasi kepada seluruh anggota organisasi memerlukan proses belajar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
Proses belajar mengenai nilai-nilai, keyakinan, pengharapan dan perilaku harus didukung satu sama lain antar anggota. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Ariestya Yustana selaku Pegawai Pelaksana Credit Operations Group, bahwa : “Di CRO itu kita mengenal adanya Grand Architecture Budaya yang sering teman-teman (karyawan) lihat, bagaimana cara mereka menerapkan budaya, hingga menjadi operational excellence. Dari TIPCE, nanti naik ke (tahapan) ICI dan impact plan, jika keduanya dijalankan dengan baik maka akan menerapkan 6 pilar budaya. Ini yang penting di sini 6 pilar budaya, itu mulai dari learning culture, service culture, tim solidity, performance culture, risk culture, dan terakhir people development. Kalau keenamnya sudah dijalankan dengan baik, pasti nilai-nilai di setiap pegawai pun akan mengikuti secara otomatis.” 35
Gambar 9. Lomba Band di CRO Group Sumber : Dokumentasi CRO Group (2015) Dalam rangka menanamkan nilai-nilai budaya organisasi Bank Mandiri, CRO Group melakukan penerapan budaya yang mengacu pada kegiatan implementasi enam pilar budaya yaitu leearning culture, service culture, tim solidity, performance culture, risk culture dan people development. Banyak 35
Hasil wawancara dengan Bapak Ariestya Yustana selaku Pegawai Pelaksana CRO Group Jakarta. Bertempat di Plaza Mandiri Gatot Subroto Jakarta. Selasa, 22 Desember 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
kegiatan rutin di CRO Group yang dijadikan media komunikasi penanaman budaya-budaya ini, salah satunya kegiatan CRO Sharing Day. Dalam acara ini, karyawan melakukan beberapa kegiatan yang merupakan cerminan dari penanaman nilai budaya seperti pembacaan perilaku spesifik insan CRO, menyanyikan Mars CRO, memperbarui desain ruangan, dan pencantuman risk profile di setiap meja kerja.
Gambar 10. Menyanyikan Mars CRO Sumber: Dokumentasi Cro Sharing Day CRO Group Dalam penerapan budaya organisasi di CRO, partisipasi karyawan merupakan kunci keberhasilan berjalannya budaya organisasi. Namun, semua hal tersebut tergantung kepada satutokoh yang paling berpengaruh dalam penerapan budaya organisasi ini yaitu pimpinan. Seperti yang sebuah quote dari Napoleon Bonaparte yang mengatakan bahwa “apabila kamu membentuk sebuah pasukan yang terdiri dari seratus singa yang dipimpin oleh seekor anjing, maka dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
berperang singa-singa tersebut akan mati layaknya anjing. Namun apabila kamu membentuk pasukan yang terdiri dari seratus anjing yang dipimpin oleh seekor singa maka dalam berperang, anjing-anjing tersebut akan berjuang layaknya singa.” Demikian peran siap dan perilaku pimpinan dapat menjadi contoh bagi karyawannya. Pimpinan yang baik adalah yang mampu menjadi role model yang baik bagi karyawannya. Dalam melakukan sosialisasi budaya terkait penanaman nilai luhur organisasi, seorang pimpinan harus melakukan tiga hal penting yaitu menetapkan hal-hal benar yang akan dijalankan oleh karyawannya (think), melakukan hal-hal yang benar tersebut sebagai (action), dan mampu mempengaruhi sekitarnya atau anggota organisasinya dalam segala hal yang telah ia tetapkan (influence). Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ariestya Yustana selaku Pegawai Pelaksana di CRO Group, bahwa : “Pimpinan itu adalah role model. (Pimpinan) penting (untuk menerapkan) itu karena kalau dari atasnya saja tidak menerapkan budaya organisasi, bagaimana yang bawahnya mau mengikuti. Jadi itu konsep role model sejati, artinya kita mau anak buah kita mau menerapkan (budaya seperti) kegiatan Cro Engagementlah yang terbanyak, tapi kita (pimpinan) sendiri tidak menerapkan itu nah itu tidak akan berhasil, nilai-nilai budaya itu tidak akan diterapkan dalam setiap pegawai, sama saja bohong.” 36 Pimpinan dan karyawan sama-sama memiliki peran yang berarti dalam proses sosialisasi budaya organisasi. Pimpinan yang baik, tidak hanya mampu mengisntruksikan apa yang harus dikerjakan oleh timnya, namun harus mampu menerapkannya agar menjadi contoh yang baik untuk angota tim atau 36
Hasil wawancara dengan Bapak Ariestya Yustana selaku Pegawai Pelaksana CRO Group Jakarta. Bertempat di Plaza Mandiri Gatot Subroto Jakarta. Selasa, 22 Desember 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
karyawannya. Dari hasil pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa CRO Group sudah cukup baik dalam melaksanakan sosialisasi budaya organisasi pada tahap penanaman nilai luhur yang dimiliki organisasinya. Dalam hal ini sosialisasi tidak hanya diperuntukkan bagi karyawan baru saja, tetapi juga terus dilakukan secara kontinyu untuk karyawan lama agar budaya organisasi dapat terus berjalan tanpa henti. Tahapan selanjutnya dalam proses sosialisasi budaya organisasi adalah dengan memperluas cerita dan berita mengenai budaya yang ada dalam organisasi. CRO Group sendiri, melakukan sosialisasi tahap ini melalui beberapa forum komunikasi seperti Morning Briefing, Kelompok 1:4, Cro Sharing Day (Kamisan), dan lain sebagainya. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Ariestya Yustana selaku Pegawai Pelaksana CRO Group, bahwa : “Ada dua cara kita untuk memberikan sosialisasi. Contohnya tadi (cerita mengenai) fraud, untuk skala kecil kita akan memberikannya di morning briefing, tapi untuk skala besar kita akan memberikannya di Cro Sharing Day.” 37
Pada tahap sosialisasi budaya organisasi tentang memperluas cerita dan berita, tidak hanya pegawai pimpinan yang selalu berperan sebagai komunikator tetapi juga pegawai pelaksana yang lainnya. Komunikasi yang digunakan tidak harus formal, komunikasi juga dapat dilakukan secara informal. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Ardimasdijono : “Kalau diambil contoh, mungkin ada satu masalah yang harus diselesaikan secara formal, kemudian sulit diselesaikan, mungkin dengan cara diluar 37
Hasil wawancara dengan Bapak Ariestya Yustana selaku Pegawai Pelaksana CRO Group Jakarta. Bertempat di Plaza Mandiri Gatot Subroto Jakarta. Selasa, 22 Desember 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
formal dengan ngobrol santai sambil latihan band, mungkin justru bisa soft disitu. Apabila contoh seperti ini bisa terciptakan, tentunya satu sama lain akan lebih terasa engaged lagi, akan merasa berkepentingan sehingga lebih engaged lagi, timnya solid. Kegiatan lainnya misalnya mungkin ada acara nonton bareng atau jalan bareng sebulan sekali atau seminggu sekali. Morning briefing, 1 :4, WWH, itu lebih cenderung formal.” 38
Gambar 11. Dokumentasi Morning Briefing Sumber : POP CPM Departement, CRO Group (2015) Kegiatan penyebarluasan cerita dan berita merupakan media komunikasi yang cukup efektif karena siapa saja bisa menjadi sumber atau komunikator dalam kegiatan ini. Namun kegiatan ini juga memiliki kelemahan, yaitu apabila cerita berulang-ulang disampaikan oleh beberapa orang yang berbeda dikhawatirkan akan mempengaruhi isi pesan yang disampaikan. Maka dari itu, dalam kegiatan ini sebaiknya komunikan mencari banyak informasi terhadap suatu cerita atau
38
Hasil wawancara dengan Bapak Ardimasdijono selaku Officer CV Team CRO Group Jakarta. Bertempat di Plaza Mandiri Gatot Subroto Jakarta. Kamis, 31 Desember 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
berita yang sedang menjadi fokus perbincangan sebelum menyebarkannya, hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesimpang-siuran isi pesan yang dimaksud. Tahapan yang paling akhir yang menjadi puncak dalam proses sosialisasi budaya organisasi adalah pada saat kegiatan promosi karyawan. CRO Group memberikan penghargaan dan promosi kepada karyawan yang berprestasi dan memiliki loyalitas tinggi terhadap organisasi. Contoh kegiatan di CRO Group terkait dengan loyalitas karyawan adalah I-Jubileum. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Ariestya Yustana, bahwa : “Kita bikin program namanya I-Jubileum. Itu penghargaan terhadap karyawan yang telah mencapai masa kerja tertentu. Disini dibagi 4 kalo tidak salah, 15 tahun, 20 tahun, 25 tahun, dan 30 tahun. Jika ada karyawan yang masa baktinya dan masa kerjanya sudah mencapai angka tersebut, dia akan diberikan penghargaan berupa sertifikat (sebagai penghargaan) pertama, (yang) kedua dia akan diberikan ‘makan bersama’ keluarganya masing-masing.” 39
Program I-Jubileum diberikan kepada karyawan yang mengabdi dalam beberapa kurun waktu seperti 15 tahun, 20 tahun, 25 tahun dan 30 tahun. Acara penyerahan ini diadakan tiga kali dalam satu tahun, acara ini memiliki maksud untuk merangkul karyawan agar terus memiliki semangat yang kuat dalam berkarya dan juga memupuk kecintaan terhadap organisasinya. Selain I-Jubileum ada juga penghargaan serupa seperti I-Graduation untuk karyawan yang lulus masa bakti dengan selamat atau pensiun, kemudian ada I-Birthday untuk para
39
Hasil wawancara dengan Bapak Ariestya Yustana selaku Pegawai Pelaksana CRO Group Jakarta. Bertempat di Plaza Mandiri Gatot Subroto Jakarta. Selasa, 22 Desember 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
karyawan yang berulangtahun dan Crew Exchange bagi karyawan yang berprestasi.
Gambar 12. Penyerahan Penghargaan I-Jubileum Sumber : Dokumentasi Cro Sharing Day CRO Group (2015) Beberapa kegiatan promosi dan penghargaan yang dilakukan CRO Group adalah sebuah bentuk komunikasi pihak manajemen kepada karyawan dalam rangka menanamkan nilai-nilai budaya organisasi. Sosialisasi budaya organisasi yang dibarengi dengan implementasi dan dilakukan secara terus-menerus, akan membawa organisasi mencapai banyak keberhasilan dan menjadi lingkungan yang nyaman bagi karyawannya, seperti kolam yang nyaman bagi ikan-ikannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
4.3. Pembahasan 4.3.1. Proses Sosialisasi Budaya Organisasi Secara konsep, sosialisasi merupakan kegiatan yang dilakukan seorang PR kepada publik internal maupun eksternalnya. Peran PR sebagai komunikator atau penghubung organisasi dengan publiknya menjadi sebuah alasan mengapa seorang
PR
harus
mampu
menguasai
sebuah
pesan
organisasi
dan
menyampaikannya kepada publiknya. Dalam penelitian proses sosialisasi budaya organisasi ini, peneliti melihat bagaimana proses manajemen CRO Group dalam menyampaikan pesan berupa budaya organisasi kepada publik internal atau karyawannya. Dengan mengadaptasi peran PR yaitu sebagai komunikator atau penghubung organisasi dengan publik internalnya dan upaya membina relationship yang positif dan saling menguntungkan, CRO Group menyusun serangkaian kegiatan komunikasi kepada pihak internal untuk mensosialisasikan budaya organisasi. Dalam kegiatan ini, sosialisasi budaya organisasi dilakukan oleh pihak manajemen CRO Group dengan mengadaptasi beberapa peran PR dan serangkaian strategi komunikasi internal dalam manajemen publik internal. Sosialisasi budaya organisasi di Bank Mandiri yaitu berupa budaya organisasi berbasis kinerja yang disebut dengan budaya TIPCE. Budaya organisasi ini berlaku untuk insan Bank Mandiri yang berada di seluruh Indonesia, tak terkecuali salah satu supporting unit Bank Mandiri yaitu Credit Operations Group (CRO) Group. Dalam penerapannya, CRO Group mengangkat sebuah desain atau pola yang menjadi acuan dalam pelaksanaan budaya organisasi Bank Mandiri yang disebut dengan Grand Architecture. Desain tersebut menunjukkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
bahwa pelaksanaan budaya TIPCE dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu secara organisasi dan secara individu. Pendekatan budaya organisasi secara organisasi dilakukan dengan sebuah rencana kerja yang disebut dengan Initiative Continous Improvement (ICI). ICI adalah gambaran sebuah rencana kerja yang dibuat oleh setiap unit kerja di Bank Mandiri yang terdiri dari target dan perkembangan kinerja yang dilakukan setiap tahun pada masing-masing unit kerja. Pendekatan yang kedua yaitu pendekatan secara individu yang disebut dengan Improve and Action (Impact) Plan. Hal ini merupakan segala hal yang berkaitan dengan pengembangan individu seperti pengembangan dalam karir, pekerjaan, keterampilan, kreatifitas, inovasi, dan lain sebagainya. ICI dan Impact Plan merupakan dua tools yang digunakan untuk membangun enam pilar budaya yang ada di Bank Mandiri. Keenam pilar tersebut merupakan perwujudan dari TIPCE, terdiri dari Performance Management, Operation Risk Management, Learning Society, Service Quality, Team Solidity, dan People Development. Performance Management atau yang sering disebut dengan performance culture adalah segala bentuk kinerja individu yang dilaksanakan secara rutin maupun non rutin dengan penuh tanggung jawab, performance dibangun dalam rangka membentuk karyawan yang profesional dan berintegritas tinggi. Pilar budaya yang kedua adalah Operation Risk Management atau risk culture yaitu segala sesuatu yang terkait dengan kemampuan individu dalam pengendalian resiko yang ada dalam pekerjaan. Hal ini merupakan salah satu upaya penerapan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
prinsip kehati-hatian individu dalam bekerja yang nantinya akan berpengaruh terhadap kepercayaan stakeholder terhadap organisasi. Pilar ketiga, Learning Society yaitu kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh manajemen dalam rangka manciptakan karyawan yang professional dan excellence. Kemudian Service Quality, yaitu kualitas karyawan dalam melayani stakeholder. Service Quality merupakan pilar yang menanamkan jiwa Customer Focus karyawan kepada publik internal maupun eksternal. Pilar keempat Team Solidity, yaitu sebuah upaya yang dibangun dalam rangka membentuk tim yang solid dalam organisasi. Soliditas tim merupakan hal yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan organisasi, maka dari itu kegiatan-kegiatan komunikasi yang terkait dengan soliditas tim menjadi perhatian khusus dari Bank Mandiri. Organisasi yang memiliki tim solid tentu saja dapat menciptakan organisasi excellence dengan pencapaian yang sangat baik. Pilar budaya yang terakhir adalah People Development atau pengembangan individu, hal ini terkait dengan pengembangan karyawan dari segi pengetahuan maupun penanaman nilai-nilai dan norma-norma, serta sikap terhadap lingkungan organisasi.
Pengembangan
individu
dilakukan
dengan
berbagai
proses
pembelajaran berupa kemampuan yang bersifat kognitif maupun afektif. Hal ini dilakukan guna menciptakan insan Bank Mandiri yang berintegritas tinggi dan profesional. Keenam pilar diatas merupakan perwujudan dari budaya TIPCE Bank Mandiri yang apabila dilakukan secara terus menerus akan membentuk sebuah pencapaian yang excellence baik dari sisi organisasi itu sendiri maupun sisi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
individu. Maka dari itu, sosialisasi budaya organisasi perlu dilakukan sejak dini agar seluruh karyawan dapat memahami visi, misi, dan tujuan organisasi. Sosialisasi budaya organisasi Bank Mandiri dianggap penting di CRO Group karena budaya organisasi berfungsi sebagai tools untuk membangun rasa cinta karyawan terhadap organisasi, maka dari itu proses komunikasi pengenalan budaya ini dilakukan secara kontinyu mulai dari proses penerimaan karyawan hingga karyawan yang mendapat promosi dan menjadi pegawai senior. Tahap penerapan sosialisasi budaya organisasi yang pertama di lakukan di CRO Group adalah pada saat proses penerimaan karyawan. Pada tahap ini CRO Group menginformasikan suasana yang ada di organisasi CRO kepada calon karyawan. Tahap ini akan memberikan bayangan kepada karyawan baru terhadap suasana kerja, sistem pembayaran, maupun promosi. Proses komunikasi pada saat penerimaan karyawan dilakukan oleh tim penyeleksi di CRO Group dengan melakukan pertemuan tatap muka berupa wawancara.
Dalam
kegiatan
wawancara
tersebut,
tim
penyeleksi
mengkomunikasikan beberapa hal terkait dengan budaya organisasi Bank Mandiri yang tengah diterapkan dan berjalan di CRO Group. Karyawan baru akan diberitahu mengenai gambaran situasi kerja dan kegiatan organisasi. Komunikasi yang dilakukan pada tahap ini merupakan komunikasi dua arah yang artinya karyawan tersebut diperbolehkan untuk bertanya mengenai hal apa saja yang berkaitan dengan budaya organisasi yang ada di CRO Group. Hal ini dimaksudkan agar para karyawan tersebut memiliki bayangan terhadap budaya organisasi
sehingga
mereka
dapat
mengetahui
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan
mendukung
serta
58
memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya untuk memperkuat budaya organisasi yang ada di CRO Group. Setelah melakukan wawancara awal, karyawan yang terpilih di kesempatan selanjutnya mendapat surat penempatan dan gambaran mengenai jenis pekerjaan yang akan menjadi tanggung jawabnya. Pendampingan kerja dilakukan beberapa hari atau beberapa minggu kepada karyawan baru oleh staff senior. Transfer informasi atau pesan dilakukan oleh staff senior dengan menggunakan media komunikasi seperti komputer, email dan beberapa media komunikasi lainnya. Setelah dirasa sudah cukup baik bekerja tanpa pendampingan, maka karyawan tersebut akan dilepas atau diberi tanggung jawab untuk melakukan pekerjaannya sendiri. Pembebanan terhadap pekerjaan ini diharapkan memberi kesempatan para karyawan baru untuk menjalin komunikasi lebih banyak sehingga dapat memupuk soliditas tim antar karyawan. Selain itu, CRO Group juga mengadakan sebuah program yang mampu memupuk kepedulian karyawan baru terhadap nilai dan norma yang berlaku di CRO Group yaitu program Jump Start. Jump Start adalah program pengenalan budaya organisasi Bank Mandiri di CRO Group yang dilakukan oleh pihak manajemen kepada karyawan baru. Pegawai senior atau pegawai berpengalaman berlaku sebagai komunikator yang menyampaikan budaya organisasi Bank Mandiri secara umum melalui media komunikasi seperti buku panduan dan slide power point. Setelah melakukan pengenalan terhadap budaya organisasi, karyawan melakukan pendalaman bidang pekerjaan melalui beberapa program pembelajaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
yang ada di CRO Group seperti Cro Learner, Rabu Belajar dan beberapa kegiatan pelatihan lainnya. Cro Learner merupakan program pembelajaran dan penyebarluasan modul-modul mengenai seluruh pekerjaan di CRO Group mulai dari yang umum hingga yang khusus. Pihak manajemen menggunakan media intranet yang ada untuk mengakses beberapa modul terkait pembelajaran misalnya tentang bagaimana proses pencairan kredit yang baik dan benar sesuai prosedur yang ada di Bank Mandiri atau bagaimana proses pembuatan Perjanjian Kredit dengan cepat dan tepat. Selain itu, Program Rabu Belajar yang merupakan proses brain storming, LMP Clinic terkait dengan prosedur pencairan, Cromas mengenai penilaian agunan, dan Croclas mengenai pembelajaran aspek hukum agunan. Beberapa program ini merupakan media komunikasi yang dibuat oleh CRO Group dalam rangka membangun salah satu pilar budaya organisasi yaitu Learning Society. Tahapan sosialisasi budaya organisasi selanjutnya dilakukan pada saat pelaksanaan penilaian kinerja di CRO Group. Penilaian kinerja di CRO Group dilakukan secara transparan, artinya seluruh anggota CRO Group dapat mengetahui penilaian mereka secara langsung. Hasil penilaian akan disampaikan secara jelas pada tiap bulannnya, pihak top manajemen atau pimpinan menyampaikan informasi terkait dengan penilaian dengan media komunikasi berupa email yang dikirimkan kepada seluruh karyawan. Hal lain yang dilakukan dalam rangka sosialisasi budaya organisasi di CRO Group dilakukan dengan renovasi ruangan kerja yang ada di CRO Group Kantor Pusat Bank Mandiri. CRO Group mendesain ruangan kerja yang nyaman dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
membuat beberapa dekor terkait dengan budaya organisasi. Hal ini membuat budaya organisasi semakin lekat dengan karyawan CRO Group. Sosialisasi ini dilakukan dengan mendekor ruangan kerja menggunakan beberapa media komunikasi seperti penggantungan slogan-slogan dan prinsip kerja CRO Group di langit-langit ruangan, peletakkan beberapa piala dan plakat penghargaan yang dicapai CRO Group dari berbagai macam kegiatan di Bank Mandiri dan beberapa properti lain yang berhubungan dengan penanaman budaya organisasi di CRO Group. Beberapa properti atau artefak yang digunakan oleh CRO Group ini merupakan sebuah alat atau media komunikasi penyampaian pesan budaya organisasi yang bertujuan untuk memotivasi karyawan agar terus berkarya dan menumbuhkan kecintaannya terhadap organisasi CRO Group. Selain beberapa media komunikasi umum, ada juga media komunikasi yang sifatnya lebih pribadi atau khusus seperti selebaran risk profile yang merupakan satu lembar kertas berisi ulasan job desk dan tanggung jawab masing-masing karyawan, pada risk profile tersebut juga berisi foto keluarga yang disematkan disetiap meja karyawan. Media komunikasi berbentuk selebaran ini dimaksudkan untuk mengingatkan karyawan agar lebih berhati-hati dalam bekerja dan meminimalisir hal negatif pada diri sendiri agar tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun keluarganya. Selain partisipasi dari karyawan dalam kegiatan sosialisasi, peran pimpinan juga merupakan kunci keberhasilan dalam kegitatan ini, khususnya pada tahap penanaman nilai-nilai luhur budaya organisasi. Pimpinan yang mampu menjadi role model atau panutan tentu akan mempengaruhi keberhasilan sosialisasi budaya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
ini. Di CRO Group, pimpinan sudah sangat baik dalam berperan menjadi komunikator dan komunikan karena pimpinan tidak hanya berperan sebagai sumber informasi saja namun juga berperan sebagai komunikan yang artinya mau mendengar dan mempertimbangkan apa yang disampaikan oleh anggota timnya. Pimpinan tidak hanya memberi informasi dan instruksi saja, namun juga turut serta dalam penerapan budaya organisasi. Sosialisasi budaya organisasi di CRO Group juga dilakukan dengan cara lain yaitu dengan menyampaikan beberapa cerita dan berita terkait dengan organisasi, baik berita positif maupun negatif. Beberapa kegiatan terkait dengan perluasan cerita dan berita ini diantaranya Morning Briefing, Kelompok 1:4, dan Cro Sharing Day. Komunikasi ini dilakukan pada forum-forum eklusif dan terbuka. Morning Briefing adalah rutinitas yang dilakukan karyawan CRO Group setiap pukul 7.30 WIB pagi, kegiatan ini berisi koordinasi pekerjaan dan pemecahan masalah terhadap segala bentuk kendala yang terjadi dalam pekerjaan. Morning Briefing dilakukan oleh setiap departemen, maka dari itu kegiatan ini dapat dikatakan kegiatan meeting dengan skala kecil. Selain itu, ada Kelompok 1:4. Kelompok ini adalah pertemuan yang dilakukan oleh sub unit departemen atau yang sering disebut tim. Program ini merupakan kegiatan diskusi kecil yang dilakukan rutin setiap selasa pagi di tiap tim. Karena hanya terdiri dari empat orang, maka Kelompok 1:4 ini dapat dikatakan meeting dengan lingkup yang lebih kecil daripada Morning Briefing. Dalam lingkup yang lebih besar, pertemuan sebagai media komunikasi untuk memperluas cerita dan berita juga dilakukan melalui kegiatan CRO Sharing
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
Day. Program ini merupakan program yang paling efektif dalam proses penyaluran informasi atau transfer knowledge yang diadakan oleh CRO Group. Program ini berisi pengarahan yang dilakukan Group Head terkait implementasi budaya organisasi dan segala informasi baru mengenai group. Kegiatan ini diadakan untuk menanamkan nilai-nilai budaya organisasi guna membangun soliditas tim dan pengembangan individu. Acara sharing dilakukan dengan mendatangkan beberapa pembicara sebagai komunikator, baik dari pihak internal maupun eksternal organisasi seperti dokter, pengusaha, motivator, dan lain sebagainya. Ada juga pertunjukan musik dari pihak internal grup. Selanjutnya dalam tahap akhir proses sosialisasi budaya organisasi dapat dilakukan pada kegiatan penghargaan kepada karyawan dan juga promosi karyawan. Di CRO, hal ini merupakan hal yang paling diperhatikan oleh pimpinan. Artinya siapa saja yang berprestasi dan memiliki loyalitas tinggi terhadap organisasinya tentu mendapat pembayaran yang sesuai. Salah satu bentuk pengakuan kinerja yang ada di CRO Group adalah program I-Jubileum. Program ini adalah program penghargaan kepada karyawan yang sudah mengabdi dalam kurun waktu tertentu, yaitu 15 tahun, 20 tahun, 25 tahun, dan 30 tahun. Acara ini diadakan tiga kali dalam setahun. Ada juga program bernama IGraduation, yaitu program penghargaan untuk karyawan yang menjalankan masa tugasnya dengan selamat atau pensiun. I Jubileum dan I-Graduation merupakan penghargaan yang lebih banyak diperuntukkan bagi pegawai senior, sedangkan untuk karyawan yang masih muda juga memiliki kesempatan yang sama dengan kegiatan promosi. Promosi merupakan satu program yang biasanya diperuntukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
bagi karyawan yang memiliki prestasi yang gemilang dalam perusahaan. Contoh promosi yang ada di CRO adalah percepatan kenaikan promosi jabatan bagi pegawai pelaksana apabila ingin menjadi officer, yaitu pada umumnya untuk ketentuan menjadi officer harus bekerja selama lima tahun lalu mengajukan untuk tes, namun apabila ranking karyawan tersebut selalu teratas dalam kurun waktu empat tahun berturut-turut maka karyawan tersebut dapat langsung di promosikan untuk mengikuti tes officer lebih cepat. Demikian serangkaian tahapan yang dilakukan oleh manajemen CRO Group dalam rangka sosialisasi budaya organisasi Bank Mandiri di unit kerjanya. CRO Group selaku manajemen melaksanakan peran PR diantaraya sebagai komunikator atau penghubung antara organisasi dengan karyawannya, membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan, sebagai pendukung dalam fungsi manajemen Bank Mandiri, dan membentuk image terhadap organisasi CRO sendiri maupun Bank Mandiri. Tahapan sosialisasi budaya organisasi mulai dari awal hingga akhir sudah dilakukan dengan baik oleh CRO Group. 4.3.2. Media Komunikasi dalam Soliasisasi Budaya Organisasi CRO Group merupakan salah satu supporting unit di Bank Mandiri yang sangat gencar menggalakkan kegiatan sosialisasi budaya organisasi kepada karyawannya. Kegiatan ini dilakukan kepada karyawan yang baru bergabung maupun karyawan senior yang ada di CRO Group. Proses sosialisasi dimulai dengan identifikasi budaya organisasi yang ada di Bank Mandiri, seperti yang telah disebutkan pada identifikasi budaya organisasi di atas bahwa nilai-nilai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
budaya organisasi TIPCE dan segala bentuk pendekatannya merupakan hal-hal yang akan dikomunikasikan oleh manajemen kepada karyawan. Dalam proses sosialisasi budaya organisasi di CRO Group, manajemen menyampaikan budaya organisasi kepada karyawan dengan menggunakan media komunikasi.
Pemilihan
media
komunikasi
yang
tepat,
berguna
untuk
menyesuaikan penggunaan media tersebut dengan isi pesan dan tujuan dari pesan yang akan disampaikan. CRO Group menggunakan beberapa media komunikasi dalam kegiatan sosialisasi budaya organisasi seperti : 1.
Paper-based media
Paper-based media adalah media komunikasi berbasis alat komunikasi berbahan dasar kertas seperti memo, newsletter, buku, majalah internal, brosur, dan lain sebagainya. Dalam kegiatan sosialisasi budaya organisasi di CRO Group, beberapa kegiatan sosialisasi dilakukan dengan menggunakan paper-based media. Salah satu contoh media komunikasi paper-based yang digunakan dalam pelaksanaan sosialisasi budaya organisasi di CRO adalah buku pengenalan budaya organisasi di Bank Mandiri. Pada pelaksanaan Program Jump Start atau program pengenalan budaya organisasi di CRO Group, masing-masing karyawan baru dibekali sebuah buku yang berisi tentang profil perusahaan dan segala bentuk jenis pekerjaan yang ada di CRO Group. Pihak manajemen organisasi memberikan buku tersebut dan membahas isi buku pengenalan budaya tersebut melalui suatu forum komunikasi. Karyawan baru dapat bertanya mengenai apa saja yang tertulis di buku tersebut kepada pihak manajemen yang menjadi pengajar pada forum tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Contoh lain penggunaan media komunikasi paper-based di CRO Group adalah pemasangan selebaran risk profile yang berisi tentang tanggung jawab pekerjaan dan foto keluarga masing-masing karyawan yang diletakkan di meja kerja. Hal ini berfungsi sebagai penanaman nilai moral terhadap resiko pekerjaan dan pengendalian diri karyawan agar bekerja hati-hati dan tidak melakukan halhal negatif yang dapat berdampak pada dirinya maupun keluarganya. CRO Group juga membuat lembaran-lembaran sertifikat atau piagam untuk acara selebrasi atau penghargaan-penghargaan seperti acara ulang tahun, penghargaan masa kerja, dan piagam internal award bagi para karyawan. Selain itu, CRO Group juga melakukan dekorasi ruangan dengan media komunikasi paper-based yang berisi budaya organisasi yang digantung di langit-langit ruangan kerja. Hal ini merupakan upaya penanaman nilai-nilai budaya agar menjadi sesuatu yang melekat pada diri individu dalam organisasi. 2.
Pertemuan
Media komunikasi pertemuan adalah media komunikasi yang menggunakan kegiatan-kegiatan pertemuan sebagai media sosialisasi. Contoh dari media komunikasi berupa pertemuan ini adalah general meetings, division and branch manager, tatap muka dan lain sebagainya. Dari sekian banyak jenis media yang digunakan dalam proses sosialisasi budaya organisasi di CRO Group, media komunikasi yang paling banyak digunakan adalah media komunikasi yang berbentuk kegiatan pertemuan. Contoh kegiatan sosialisasi dalam bentuk pertemuan ini misalnya acara CRO Sharing Day, acara ini merupakan ajang sosialisasi budaya organisasi yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
cukup efektif. Acara ini dilakukan setiap kamis pagi dan dimulai dengan menyanyikan lagu Mars CRO oleh seluruh karyawan, kemudian pembacaan perilaku pspesifik insan Credit Operations, dan pengembangan individu berupa sharing dan diskusi umum. Acara ini dikemas secara menarik yaitu dengan adanya pertunjukan musik disela-sela kegiatan sharing. Dalam acara ini ada juga pengarahan Group Head selaku pimpinan tertinggi di CRO Group kepada karyawan, kegiatan ini merupakan kegiatan komunikasi timbal balik yang artinya setiap karyawan memiliki hak yang sama untuk mengemukakan pendapat kepada pimpinan. Kegiatan pengembangan individu seperti forum rabu belajar, program Toast master (public speaking), lomba presentasi merupakan media komunikasi yang lain yang ada di CRO Group. Forum lebih kecil juga dapat menjadi media dalam mengkomunikasikan budaya organisasi yaitu morning briefing, kegiatan ini merupakan forum diskusi, setiap karyawan diberikan kesempatan untuk berkomunikasi dengan tim mengenai pekerjaan dan segala bentuk kegiatan lain di CRO Group maupun informasi terbaru mengenai Bank Mandiri. Kegiatan lainnya seperti outing, acara besar keagamaan, dan lomba-lomba antar departemen juga menjadi media komunikasi efektif dalam proses sosialisasi budaya organisasi. 3.
Media Elektronik
Media elektronik yang digunakan CRO Group dalam kegiatan sosialisasi budaya organisasi adalah email dan intranet. CRO Group memiliki satu program bernama POP yang merupakan singkatan dari Power Of Picture. POP adalah sebuah bentuk laporan kegiatan implementasi budaya dari setiap departemen. POP
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
ini berisi tentang kegiatan karyawan maupun acara besar Group atau departemen yang disertai foto-foto kegiatan selama satu hari dalam bentuk power point dan disebarkan ke seluruh email karyawan. Hal ini merupakan salah satu tanggung jawab setiap unit kerja dan juga bentuk pemantauan pimpinan terhadap penerapan budaya orgaisasi di CRO Group. Selain POP, pimpinan CRO Group juga menggunakan email sebagai salah satu media komunikasi dalam sosialisasi budaya organisasi. Salah satu contohnya adalah pengiriman pesan rutin yang disampaikan oleh pimpinan kepada karyawan dengan menggunakan email, kegiatan ini bernama MFGH. MFGH (Message From Group Head) berisi tentang informasi mengenai motivasi yang disampaikan oleh pimpinan untuk karyawan dan beberapa kegiatan atau perkembangan mengenai organisasi CRO Group. Penggunaan media komunikasi intranet juga digunakan untuk hal lain seperti pemasangan iklan-iklan kegiatan CRO Group dan untuk penyebaran modul-modul pembelajaran karyawan CRO Group. 4.
Kebijakan dan prosedur baru
Kebijakan, tata cara, dan prosedur mengenai segala sesuatu yang ada di CRO Group juga dapat menjadi media komunikasi yang membantu kegiatan sosialisasi budaya organisasi di CRO Group. Contoh kegiatan sosialisasi budaya terkait hal ini misalnya pembuatan Initiative Continous Improvement (ICI) dan Improve and Action Plan (Impact Plan) karyawan. ICI adalah kebijakan mengenai pembuatan rencana kerja yang dilakukan setiap tahun dengan perubahan target produk dan waktu yang meningkat tiap tahunnya. Pembuatan ICI dan peningkatan target ini merupakan salah satu penerapan budaya organisasi yang terkait dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
budaya professionalism dan service quality. Begitu juga dengan kebijakan atau prosedur baru terkait dengan pengembangan individu yang dilakukan dengan Impact Plan. Kedua hal tersebut adalah upaya organisasi dalam mengembangkan organisasi dan individu ke arah yang lebih positif. Proses komunnikasi dalam rangka memberi informasi mengenai kebijakan baru dan prosedur kerja baru ini dilakukan oleh manajemen kepada organisasi melalui presentasi para pegawai pimpinan kepada pegawai pelaksana yang ada di CRO Group. 5.
Pendidikan dan pelatihan
Media komunikasi lain yang digunakan oleh CRO dalam rangka sosialisasi budaya organisasi adalah dengan melakukan pendidikan dan pelatihan kepada karyawannya. Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan CRO Group untuk karyawan merupakan bentuk penanaman nilai budaya terkait dengan pengembangan individu atau people development. CRO Group melakukan proses pendidikan dan pelatihan di tempat-tempat khusus pelatihan seperti Learning Centre Group, Mandiri University dan program pelatihan khusus seperti ISO di luar kota. Proses pendidikan atau pelatihan di CRO Group pada umumnya diberikan sesuai dengan bentuk dan jenis pekerjaan yang menjadi tanggung jawab masingmasing karyawan. Misalnya untuk pegawai yang memiliki job desk dalam penatan agunan, maka akan diberikan pelatihan terkait dengan pengelolaan data agunan. Pelatihan pada umumnya dilaksanakan selama dua hari, dilakukan oleh tim ahli atau senior yang berpengalaman di tempat khusus pelatihan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
Gambar 13. Mekanisme Sosialisasi Budaya Organisasi di CRO Group Sumber : Dokumen Pribadi (2015)
http://digilib.mercubuana.ac.id/